0202 • 2 LOV

03
SECANGKIR KOPI

Catatan redaksi untuk

penerbitan kedua

04
HARAPAN TERHADAP
FILM INDONESIA

Seperti apa harapan

netizen terhadap film
nasional?

05
HARI SPESIAL MARET

Liputan khas tentang hari

film nasional, hari musik
nasional, dan hari
perempuan internasional

20
ULASAN FILM_FILM
LAYAR LEBAR DAN
STREAMING

Ulasan film-film layar

lebar dan streaming
 MARET. 2020 | VOL.2

SE C ANGKIR KOPI

HARI-HARI ISTIMEWA MARET

oleh Dewi Puspasari

Bulan Maret memiliki Awalnya kami hendak mengangkat topik utama tentang pandemi karena
banyak hari peringatan Covid-19 dan dampaknya terhadap industri perfilman. Tapi kami masih
dari Hari Musik Nasional, kekurangan waktu dan riset untuk mengangkatnya sehingga topik
Hari Perempuan tesebut kami geser ke bulan April.
Internasional hingga Hari
Film Nasional Pandemi ini juga berdampak ke tim redaksi majalah ini. Kami masih
menyesuaikan diri dengan tim baru, sehingga edisi ini lebih tipis daripada
edisi sebelumnya. Kami berkomitmen untuk tidak menggeser waktu
terbit.

Bulan Maret ini bukan hanya tentang pandemi, ada berbagai peristiwa
yang kita peringati. Hari Perempuan Internasional dan Hari Musik Nasional
pada 8 dan 9 Maret, juga Hari Film Nasional pada 30 Maret. Tiga hari
penting ini akan kita bahas dalam liputan khas edisi kali ini. Semoga
Kalian menikmatinya!

HAL 3
 MARET 2020
Setiap tanggal 30 Maret kita
memeringati sebagai Hari
Film Nasional. Tentunya
peringatan ini bukan sekedar
sebagai acara seremonial.
Besar harapan para netizen
dan pecinta film nasional
agar industri perfilman
nasional bisa maju menjadi
industri besar seperti yang
dimiliki oleh India dan Korea
Selatan.
Pada gelaran memeriahkan
Hari Film Nasional KOMiK
mengadakan sejumlah kuis
di Twitter. Pada hari keempat
yang bertepatan dengan
peringatan Hari Film
Nasional, KOMiK mengajukan
KO-MAGZ
pertanyaan, Apa harapan
netizen terhadap film
nasional? Jawabannya
beragam.
Anna berharap agar sinema
Indonesia lebih bervariasi dan
berani menggali kearifan
lokal seni budaya. Selain itu ia
juga berharap pemeran dan
kru memiliki kreativitas tinggi
dan ceritanya memiliki pesan
moral yang baik.
Senada dengan Anna, Radit
mengaku sudah bosan
dengan tema horor atau
drama cinta picisan khas
anak muda yang ceritanya
kacangan
LIPUTAN KHAS: HARI FILM
NASIONAL
Meidy punya harapan
berbeda, ia berharap sinema
Indonesia bisa punya kualitas
yang sebanding dengan
kuantitas. Agar sebuah film
bertahan lama di layar
bioskop, kualitas film
Indonesia harus terjaga, baik
para pelaku maupun cerita
filmnya.
Greg Ivan juga punya
harapan tersendiri agar
sinema nasional terus
berinovasi dan berani ke luar
dari zona nyaman. Ia
mendorong para sineas
untuk membuat konsep out
of the box yang didukung
aspek teknis dan berkualitas.
HAL 4
 MARET 2020
"Selamat Hari Film Nasional" Ini Harapanku, Apa
Harapanmu?
oleh Erni Purwitosari
Tanggal 30 Maret diperingati
sebagai Hari Film Nasional.
Sejarah kenapa 30 Maret di-
jadikan sebagai Hari Film
Nasional tentu sudah banyak
yang tahu. Namun sebagai
pengingat bolehlah saya ulas
kembali.
Jadi 70 tahun silam tepatnya
tanggal 30 Maret 1950, untuk
pertama kalinya Indonesia
memproduksi dan me-
nyutradarai film sendiri. Yaitu
"Darah dan Doa (The Long
March of Siliwangi)" yang
disutradarai Usmar Ismail.
Momen inilah yang men-
dasari ditetapkannya 30
Maret sebagai Hari Film
Nasional. Sebagai penikmat
film tentu saya memiliki
harapan-harapan terhadap
perfilman Indonesia.
Pertama, saya berharap agar
film anak-anak lebih banyak
bermunculan. Tentu saja film
anak-anak yang tidak hanya
memberi unsur hiburan
semata. Tapi juga ada pesan
moral yang terselip di dalam-
nya.
Ada beberapa film anak-anak
seperti "Koki-Koki Cilik" dan
"Naura & Genk Juara", namun
alangkah baiknya kalau lebih
diperbanyak.
KO-MAGZ
LIPUTAN KHAS: HARI FILM
Kedua, saya berharap agar
film Indonesia lebih banyak
lagi mengangkat tema film
berdasarkan karya para
sastrawan Indonesia. Seperti
"Tenggelamnya Kapal Van
Der Wijck" karya Buya Hamka
dan "Bumi Manusia" karya
Pramoedya Ananta Toer.
"Siti Nurbaya" kabarnya
sudah dalam proses syuting.
Hal ini memberi aura positif
bagi para penikmat film.
Tidak hanya unsur hiburan-
nya yang didapat. Namun
wawasan tentang karya
sastra yang mungkin sudah
mengendap bisa terangkat
kembali. Selain itu karya
sastra semacam ini biasanya
sarat pesan moral juga.
Dengan film semacam ini
mereka yang belum
mengenal, menjadi tahu
NASIONAL
Mereka yang lupa jadi
teringat. Bahwasanya ada lho
sastrawan Indonesia yang
karyanya luar biasa.
Ketiga, saya berharap agar
film Indonesia juga memper-
banyak kembali tema film
yang bisa membangkitkan
rasa nasionalisme. Bisa
dengan mengangkat kisah
tokoh olahraga seperti film
"Susi Susanti-Love All" dan "3
Srikandi".
Terlepas dari itu semua, saya
bangga dengan perfilman
Indonesia yang bangkit dan
menjadi tuan di negeri
sendiri. Tak hanya itu. Aktor
dan aktris Indonesia pun
kiprahnya di luar sana sudah
diakui. Selamat Hari Film
Nasional. Jaya terus perfilman
Indonesia.
HAL 5
 MARET 2020
Wage Rudolf Supratman dan Kisah Luar Biasa di Balik
Lagu Indonesia Raya
Tahukah Komiker lagu
kebangsaan "Indonesia Raya"
diciptakan oleh Wage Rudolf
Supratman melalui proses
perenungan panjang, melalui
rangkaian shalat  malam, dan
membaca ayat-ayat Al-Quran
untuk mencari petunjuk atau
inspirasi, serta berkali kali
harus ditangkap polisi
kolonial Belanda?
 
Saya pun baru tahu tentang
ini setelah menonton film
“Wage” yang tayang di
bioskop tahun 2017. Berkat
film “Wage” yang disutradarai
John de Rantau,  saya yang
awam sejarah hidup WR
Supratman - yang akrab
disapa Wage- jadi tahu
kiprah sang pahlawa. Selain
KO-MAGZ
LIPUTAN KHAS: HARI MUSIK
oleh Ira Lathief
bergelut sebagai musisi, ia
juga seorang jurnalis dan
sastrawan.
Ternyata proses perjuangan
Wage sebagai musisi yang
menciptakan lagu-lagu
dengan semangat perjuang-
an tidak mudah. Ia rela me-
ninggalkan hidup nyaman
yang berkecukupan sebagai
anggota grup band di
Makassar untuk merantau ke
Tanah Jawa demi mengikuti
kata hati bergabung dengan
pemuda-pemuda di
organisasi pergerakan.
Di Batavia, Wage hidup
prihatin dan  bekerja sebagai
jurnalis serta novelis bertema
perjuangan. Sambil terus ber-
NASIONAL
ikhtiar menciptakan lagu-
lagu bertema perjuangan
seperti "Ibu Kita Kartini" dan
"Di Timur Matahari".
Dalam film ini diperlihatkan
bagaimana proses  panjang
Wage dalam mencipta lagu
"Indonesia Raya" yang
pertama kali diperdengarkan
pada Kongres Pemuda tahun
1928 di Batavia. Hari itu
diperingati pula sebagai Hari
Sumpah Pemuda.
Sebagai musisi yang berani
menciptakan  lagu-lagu yang
membangkitkan semangat
perjuangan, langkah Wage
juga tidak mudah  karena ia
terus jadi buruan polisi
hingga bertahun tahun.
HAL 6
 MARET 2020
Ia harus lari ke  berbagai kota
dan akhirnya dipenjara juga.
Ada kalimat yang berkali-kali
 diucapkan Wage saat
tertangkap Polisi; "Indonesia
Pasti  Merdeka. Indonesia
Pasti Merdeka!"
Keyakinan Wage itu memang
mewujud jadi nyata, walau
Wage tak sempat menyaksi-
kan. WR Supratman wafat
pada tahun 1938 pada usia 35
tahun, hanya selang
beberapa hari setelah ia
keluar dari penjara karena
sakit. Ia juga tak sempat
menjadi saksi lagu gubahan-
nya diperdengarkan saat
Indonesia merdeka.
WR  Supratman telah di-
anugerahi  gelar Pahlawan
Nasional dan hari lahirnya, 9
Maret, diperingati sebagai
Hari Musik Nasional. Patung
peringatan WR Supratman
juga dibangun di tengah
Kota Purworejo, kota
kelahirannya.
KO-MAGZ
LIPUTAN KHAS: HARI MUSIK
"Roh"  Wage terus hidup
dalam benak rakyat
Indonesia setiap kali lagu
"Indonesia  Raya" dinyanyi-
kan. Ada hal yang terluput
banyak orang bahwa WR
Supratman adalah  seorang
pengikut jemaah Ahmadiyah
yang sampai saat ini sering-
kali mendapat  stigma
negatif di masyarakat. Dalam
film ini juga ada adegan yang
menunjukkan saat Wage
mengikuti jemaaah
Ahmadiyah untuk lebih men-
dekat dengan nilai-nilai
spiritual.
Saya senang makin banyak
film Indonesia yang me-
nampilkan kisah hidup para
tokoh-tokoh pahlawan yang
menunjukkan betapa
penting peran mereka bagi
bangsa Indonesia. Film
"Wage " wajib ditonton
karena kisah perjuangan
hidup WR Supratman ini
banyak menampilkan sisi
yang jarang diketahui.
NASIONAL
Pemeran Wage di film ini
dimainkan oleh Rendra, aktor
muda pendatang  baru dari
Jogja yang berakting sangat
memikat. Kabarnya, ia rela
belajar  alat musik dari awal
untuk film ini.
Saya juga membaca dari
artikel daring, kata saksi
hidup seorang teman Wage
yang kini sudah berusia 100
tahun, pemeran Wage
(Rendra) mirip dengan Wage
asli. Baik fisiknya, suara, dan
cara jalannya. Saat ziarah ke
makam Wage, Rendra seperti
tersugesti mendengar suara
di telinganya membisikkan
kalimat "Bangunlah jiwanya,
Bangunlah Raganya""
"Tubuhku boleh
terpenjara, tapi
jiwaku bebas
merdeka"
HAL 7
 MARET 2020
“Galih dan Ratna” Kisah Toko Kaset dan Roman
Remaja
Toko musik pada era digital
semakin langka, apalagi yang
bertahan dengan menjual
album kaset. Mereka yang
bertahan dengan toko musik
itu rata-rata mereka yang
idealis. Toko kaset ini menjadi
latar kisah hubungan Galih
dan Ratna, sepasang remaja
penggandrung musik.
Galih (Refal Hady) adalah
siswa penerima beasiswa. Ia
berasal dari keluarga pas-
pasan dan bertekad untuk
rajin belajar agar tetap dapat
meraih beasiswa. Ia berharap
bisa lolos kampus negeri dari
jalur prestasi.
Sepulang sekolah, ia selalu
menjaga toko musik warisan
KO-MAGZ
LIPUTAN KHAS: HARI MUSIK
oleh Dewi Puspasari
ayahnya. Kemana-mana ia
ditemani walkman dan
kaset mixtape yang dibuat
ayah untuk dirinya.
Lalu hadirlah Ratna (Sheryl
Sheinafia) dalam kehidupan
Galih. Ia murid pindahan dari
Jakarta. Ia langsung merasa
dekat dengan Galih setelah ia
mengetahui temannya itu
tahu banyak soal musik. Ia
begitu antusias melongok isi
toko yang dikelola Galih.
Nasib toko itu sendiri sudah
di ujung tanduk. Ibunya akan
menjualnya. Sementara Galih
dan Ratna yakin toko kaset
ini suatu ketika akan kembali
bangkit. Keduanya pun me-
miliki rencana dengan masa
NASIONAL
depan mereka menjadi
taruhan.
Jarang sebuah film yang
menunjukkan kalangan
muda yang begitu antusias
terhadap musik. Oleh karena-
nya, aku kontan menyukai
film ini. Aku masih meng-
alami mendengar musik dari
kaset, bahkan mengoleksi-
nya. Alhasil aku merasa dekat
dan terhubung dengan
film ini.
Ada beberapa hal yang ku-
garisbawahi dari film ini.
Pertama, soal kaset 'mixtape'.
Dulu aku termasuk yang
doyan membuat sendiri
kaset mixtape versiku. Aku
mengumpulkan bahan-
HAL 8
 MARET 2020
bahannya, umumnya dari
siaran radio. Hanya kadang-
kadang dari kaset pinjaman.
Beberapa kali suara si penyiar
radio masuk sehingga aku
harus mengulanginya. Ketika
satu kaset itu terisi penuh
dengan lagu-lagu pilihanku,
rasanya senang bukan
kepalang. Oleh karena itu,
aku paham kenapa ide
tentang mixtape ini muncul.
Si sutradara, Lucky Kuswandi
atau si penulis naskah Fathan
Todjon mungkin pernah
mengalami masa-masa itu.
Sehingga, mereka berani
menelurkan ide menarik
seperti ini.
Kedua, tokoh Galih kurang
gila akan musik. Memang
sosok Galih digambarkan
rajin menjaga toko kaset
warisan ayahnya, meski
sangat jarang pengunjung
yang mampir dan membeli.
Ia juga nampak membawa
walkman kemanapun atau
nampak sibuk menata kaset.
Tapi, ia jarang membahas
KO-MAGZ
LIPUTAN KHAS: HARI MUSIK
band ini itu, lagu ini dan lagu
itu. Padahal jika ia memang
anak penggila musik, maka ia
akan tak tahan untuk ber-
bicara lagu ini itu. Ia juga
pasti tak segan untuk me-
nunjukkan sampul sebuah
kaset dan memberitahu hal-
hal menarik seputar sampul
atau lirik yang ada dalam
sampul tersebut.
Menurutku Refal Hady
kurang menjiwai sebagai
remaja penggemar musik. Ia
memang lebih cocok sebagai
anak baik yang rajin belajar.
Hal ini berlawanan dengan
Sheryl.
Sheryl memang sudah di-
kenal sebagai pembawa
acara musik, maka ia
nampak lihai bermain gitar
atau bernyanyi dalam film ini.
Namun ia kurang luwes saat
berdialog. Kurang natural.
Catatan ketiga yaitu teman-
teman Galih dan Ratna yang
ajaib. Mereka komikal,  tapi
NASIONAL
terasa menghibur dan bikin
film lebih semarak. Kehadir-
an Joko Anwar sebagai salah
satu guru juga memberi
bumbu dalam film ini.
Berikutnya, soal orang tua
yang klise. Karakter ayah
Ratna dan ibu Galih adalah
sosok kolot yang biasa
muncul di berbagai film
remaja. Alhasil konfliknya
mudah ditebak..
Ada benang merah antara
film ini dan "Gita Cinta dari
SMA". Di awal film ada sosok
Galih dan Ratna lawas, yaitu
sosok yang diperankan Rano
Karno dan Yessy Gusman.
Kemudian terdengar lagu
"Galih dan Ratna" dalam versi
modern. Kaset mixtape yang
diberikan Galih ke Ratna,
berjudul "Gita Cinta".
Hal paling kusuka dari film ini
adalah keberadaan toko
kasetnya. Latar ini punya
potensi lebih untuk di-
optimalkan. Aku suka ide
Ratna dan Galih untuk
menghidupkan kembali
kebiasaan mendengar lagu
lewat kaset.
Kata Galih, setiap orang perlu
mendengar semua lagu
dalam satu album agar
mendapat esensi pesan dari
musisi tersebut. Ketika kita
dengan sabar mendengarkan
lagu-lagu yang kita kurang
sukai, maka akan ada
perasaan luar biasa ketika
lagu favorit kita ber-
kumandang. Setuju?
HAL 9
 MARET 2020 LIPUTAN KHAS: HARI MUSIK
NASIONAL

“Omnibus” Film yang Diadopsi dari Lirik Lagu

oleh Achmad Humaidy

Bukan hanya hukum yang

bisa dikelompokkan dalam
omnibus, kumpulan karya
audio visual juga bisa disebut
omnibus. Film "Rectoverso
"termasuk ke dalam omnibus
film yang terdiri dari lima film
pendek dengan penyunting-
an gambar yang disatukan
demi sajian layar lebar. Kisah
drama percintaan yang unik
tersebut tercemin dari album
"Rectoverso" dan buku yang
diluncurkan oleh Dewi 'Dee'
Lestari.

Film yang pernah diputar

wajib Komiker tonton. Inilah yang membesarkan anak
pada 14 Februari 2013 silam
karya hibrida sastra-musik yang autis, Abang. Konflik
masih bisa dinikmati sampai
pertama di Indonesia. muncul saat Abang dan Hans
sekarang. Apalagi bulan
harus jatuh cinta kepada
Maret ini bertepatan dengan
1. Malaikat Juga Tahu perempuan yang kos di
Hari Musik Nasional, Hari Film
Disutradarai Marcella Zalianty rumahnya bernama Leia.
Nasional, dan Hari
dengan para pemeran yang Siapakah yang akan dipilih?
Perempuan Internasional.
mumpuni seperti Dewi
Irawan (Bunda), Lukman Premis dari fragmen ini
Seperti yang Komiker ketahui
Sardi (Abang), Marcell Domits sangat menarik berisi cinta
bahwa sutradara dari film
(Adik Abang bernama Hans), tanpa pilihan. Ada sosok yang
"Rectoverso" terdiri dari lima
dan Prisia Nasution (Leia), harus dilupakan dan di-
perempuan sineas hebat.
kisah ini paling menarik di tinggalkan. Akhirnya malaikat
Didukung pula penulis buku
antara fragmen, sehingga juga tahu, siapa yang jadi
dan lirik lagu yang semua
mendapat penghargaan juaranya.
dikerjakan oleh mantan
Piala Maya 2013 untuk
personil trio RSD (Rida, Sita,
kategori Omnibus Film 2. Firasat
Dewi). Selepas memilih
Terpilih serta Pemeran Dikomandoi oleh Rachel
untuk solo karier, Dewi
Utama Pria dan Wanita Maryam, skenario fragmen
Lestari berhasil membuat
Terpilih. Indonesian Movie dikembangkan Indra
 buku, musik, dan film yang
Award 2013 juga memberi Herlambang secara manis.
disatukan ke dalam suatu
penghargaan untuk para Apalagi didukung para
karya menjadi masterpiece.
pemerannya. pemain film seperti
Asmirandah (Senja),
Berikut ulasan dari lima
"Malaikat Juga Tahu" ber- Widyawati (Ibu), dan Dwi
fragmen "Rectoverso" yang
cerita tentang perjuangan Sasono (Panca). Penulis suka

KO-MAGZ HAL 10
 MARET 2020
dengan akhir penyelesaian
dalam fragmen ini yang tidak
mudah ditebak.
"Firasat" bercerita tentang
Senja yang tinggal berdua
dengan ibunya. Senja seolah
punya trauma terhadap ke-
matian keluarganya. Ia selalu
memiliki firasat yang tidak
baik terhadap orang-orang
yang dicintainya. Sampai
akhir, Senja memutuskan
gabung bersama Klub Firasat
yang dipimpin Panca. Ia
jatuh cinta, namun tetap
resah karena ada firasat
buruk yang entah akan me-
nimpa siapa.
3. Curhat Buat Sahabat
Fragmen ketiga diatur oleh
Olga Lydia. Fragmen yang
mengutamakan adegan
flashback ini berpusat pada
hubungan platonik antara
dua sahabat, Acha Septriasa
(Amanda) dan Indra Birowo
(Reggie). Chemistry mereka
cukup meyakinkan dalam
setiap kisah yang didukung
cameo, aktris senior Tetty Liz
Indriati dan musisi Tohpati.
"Curhat Buat Sahabat" ber-
kisah tentang Amanda yang
gonta-ganti pacar dan ber-
akhir dengan orang yang
menyakitinya. Ia tak pernah
sadar ada Reggie yang paling
tulus mencintainya. Akankah
kedua sahabat tersebut bisa
menjalin cinta?
4. Cecak di Dinding
Dikomandoi oleh Cathy
Sharon, fragmen ini me-
KO-MAGZ
LIPUTAN KHAS: HARI MUSIK
nyajikan kisah yang paling
nakal. Ada hubungan intim
yang harus dilakukan antara
Sophia Latjuba (Saras), Yama
Carlos (Taja), dan Tio Paku-
sadewo (Irwan). Dari kisah
mereka ada filosofi cecak di
dinding yang tersirat.
Cecak di Dinding” bercerita
tentang hubungan sesaat
antara Saras dan Taja. Meski
singkat, hubungan tersebut
meninggalkan kesan men-
dalam di antara keduanya.
Hingga Taja harus terlatih
patah hati karena Saras lebih
memilih untuk menikah
dengan Irwan yang juga
sahabatnya.
5. Hanya Isyarat
Disutradarai oleh Happy
Salma, fragmen ini meng-
hadirkan lima backpacker
yang melakukan perjalanan
bersama untuk menemukan
sesuatu yang dicintai dalam
hidupnya. Ada Amanda
Soekasah (Al), Hamish Daud
Wylie (Raga), Fauzi Baadila
(Tano), Rangga Djoned
(Bayu), dan Prianggadi
Adiyatama (Dali). Mereka di-
pertemukan dan saling
berbagi cerita hidup masing-
masing.
"Hanya Isyarat" bercerita
tentang lima traveler yang
bersua. Al jatuh cinta dengan
Raga, namun hanya sebatas
mengirim isyarat saja
dengan melihat punggung-
nya. Sampai suatu malam,
mereka bermain di bar
pinggir pantai untuk me-
NASIONAL
ngetahui jati diri dari masing-
masing pribadi untuk me-
njalani kisah kasih yang tak
pernah sampai.
"Rectoverso" yang diproduksi
Keana Production memang
sangat layak diapresiasi.
Kemasan film ini bagai paket
komplit yang penuh esensi.
Masing-masing fragmen
memiliki lima bagian yang
sayang untuk dilewatkan.
Namun, tim produksi masih
belum bisa merajut benang
merah dalam setiap fragmen
yang mampu diikat sehingga
menjadi sinkronisasi utuh.
Adopsi gaya bertutur buku
dan musik dibuat sangat tipis
sehingga terasa mem-
bingungkan bagi awam. Biar
bagaimanapun film tetap
bertahan memberi pe-
ngaruh pada penonton
untuk memaknai cinta
dengan caranya sendiri.
Manis atau pahit cinta dalam
"Rectoverso" bisa dinikmati
sepanjang masa. Jika pe-
nonton fokus menontonnya,
maka film ini justru berhasil
mengantarkan kisah cinta
yang tak biasa. Cinta yang tak
mampu diungkap.
HAL 11
 MARET 2020
Retno Ratih Damayanti, Sineas Perempuan Langganan
Piala Citra
oleh Dewi Puspasari
Nama Retno Ratih
Damayanti di mata publik
mungkin belum banyak
dikenal. Tapi di kalangan
pecinta dan pengamat film
Indonesia, ia sosok yang
disegani. Perempuan lulusan
Sastra Perancis UGM ini
langganan piala Citra. Ia telah
berhasil mengoleksi empat
piala Citra untuk kategori
Penata Busana Terbaik.
Pertemuanku dengan Retno
Ratih Damayanti yang akrab
disapa mbak Nok atau mbak
Eno, difasilitasi oleh sebuah
workshop perfilman
Kineforum yang hari itu
khusus membahas tentang
wardrobe (kostum). Ku-
sangka ia akan tampil chic
atau glamour dalam
membawakan kelas ini. Tapi
ia lebih memilih tampil
kasual dan sederhana. Apa
adanya.
Ia membawakan materi
tentang kostum dengan
runtut dan menarik. Semua
materi berasal dari
pengetahuan dan
pengalamannya di lapangan.
Ia juga memberikan contoh
kasus yang pernah dialami-
nya selama proses pra dan
produksi perfilman. Di
antaranya sulitnya menemu-
kan bahan, warna, dan corak
KO-MAGZ
LIPUTAN KHAS: HARI PEREMPUAN
seperti kostum pada masa
abad ke-16, bagaimana
menyiasati desain kostum
dengan bujet terbatas, dan
sebagainya. Kostum
memang memberikan
peranan penting dalam
sebuah film. Ia menunjukkan
karakter seorang tokoh,
sekaligus memberikan
petunjuk tentang latar
waktu, tempat, strata sosial,
dan sebagainya. Namun,
meski kostum itu penting,
lanjut Retno, jangan sampai
kostum lebih menonjol
daripada karakternya.
Bermain-main dan berkarir
dengan kostum dulu tak
terpikir di benaknya. Ia tak
memiliki landasan penata
busana, penjahit, ataupun
perancang busana, malah ia
INTERNASIONAL
lulusan sastra. Wanita
kelahiran 19 April 1972 ini
mempelajarinya secara
autodidak.
Diawali dengan minatnya di
bidang teater, juga hobinya
menyaksikan film dan
memerhatikan kostum. 
Berkat pengalamannya di
teater tersebut, meski latar
ilmunya berbeda, ia terpilih
menjadi pengajar di Institus
Seni Indonesia. Ia sempat
menjadi dosen tata rias dan
busana di ISI.
Ketika terlibat dalam
pengurusan kostum teater, ia
melihat bahwa untuk me-
rancang sebuah kostum
pemain, ia perlu memper-
hatikan gerakan para
pemain tersebut. Ia perlu
HAL 12
 MARET 2020
mengikuti latihan pertunjuk-
an tersebut. Karena bisa saja
seorang pemain teater akan
kesulitan bergerak apabila
bajunya terlalu ngepas di
badan.
Dari pengalamannya meng-
urusi kostum di bidang
teater, ia kemudian terlibat
dalam desain tata busana di
perfilman. Sutradara film
yang sering terlibat
dengannya di antara Garin
Nugroho dan Hanung
Bramantyo.
Ia memulainya dari "Opera
Jawa" yang dibesut Garin
pada tahun 2006.Perempuan
berambut ikal ini kemudian
memiliki berfokus di periodik
sejarah. Alasannya, selain
lebih menantang, mendesain
busana untuk film periodik
memerlukan riset tersendiri.  Ainun", "Soekarno", "Guru
Ia mencontohkan film
"Sultan Agung" dan "Bumi
Manusia" yang memerlukan
riset tentang bahan dan
model busana masa itu.
Berkat ketelatenannya
melakukan riset, ia memiliki
data busana Indonesia sejak
tahun 1800-an.
Tak terasa ia sudah melakoni
pekerjaan ini selama belasan
tahun. Ia telah terlibat dalam
lebih dari 50 proyek film.
Pekerjaan ini dulu kurang
diapresiasi. Penghargaan ini
baru muncul pada Festival
Film Indonesia pada tahun
2013. Sejak itu nama Retno
hampir selalu muncul
KO-MAGZ
LIPUTAN KHAS: HARI PEREMPUAN
sebagai nominasi dan
pemenang di kategori
penata busana.
Ia juga mendapatkan
nominasi di kategori penata
rias. Hingga saat ini ia telah
mengumpulkan tujuh
nominasi dan empat piala
citra untuk kategori penata
busana dari "Habibie dan
Bangsa Tjokroaminoto", dan
"Kucumbu Tubuh Indahku"
Apa rencana berikutnya?
Selain tetap aktif berkiprah di
bidang tata busana, baik
terlibat dalam film ataupun
mengajar di kelas, ia pun
tertarik untuk kembali
membuka pameran.
Sebelumnya ia sukses
menggelar pameran kostum
dengan judul "Sejarah Tidak
Pernah Telanjang". Maksud
dari pameran busana ini,
dengan memerhatikan
kostum seseorang akan
dapat mengetahui periode
sejarah, kasta sosial,
ideologi, dan sebagainya.
INTERNASIONAL
Pameran ini diadakan di
Sangkring Art Space,
Nitiprayan pada tahun 2018
dengan menghadirkan
kostum yang digunakan di
film dengan latar tahu mulai
1900. Ia juga punya cita-cita
suatu ketika membuat studio
kostum semacam museum
kostum berdasar-kan serial
tokoh Indonesia. Ia juga
berencana untuk menyusun
buku tentang sejarah kostum
di Indonesia.
Tertarik untuk bergelut di
bidang tata busana? Ibu yang
ramah ini memberikan tips
sebagai berikut, ilmu men-
jahit atau mendesain akan
membantu tapi bukan
landasan utama.Yang
terpenting ia punya kepeka-
an tersendiri tentang visual
dan fesyen, juga kaya
imajinasi. Berikutnya, ia suka
melakukan riset, melihat
gambar dan pustaka. Dan
yang terakhir, ia menyukai
film. Setidaknya tontonlah
satu film satu hari dan
perhatikan kostum yang
dikenakan para pemainnya.
HAL 13
 MARET 2020 LIPUTAN KHAS: HARI PEREMPUAN
INTERNASIONAL

Kebangkitan "Gender Awareness" dalam Film

Superhero
oleh Deny Oey
Tahun 2020 bisa dikatakan
sebagai tahun kebangkitan
wanita dalam film superhero
atau film bertema pahlawan
lainnya dengan karakter
utama seorang wanita.
Februari lalu saja kita baru
menyaksikan Margot Robbie
yang beraksi dalam "Birds of
Prey". Jelang summer
blockbuster, Marvel dan DC
merilis film andalannya yaitu
"Black Widow" dan "Wonder
Woman 1984" yang kemudian
ditunda. Jangan lupa, bakal
ada live action Disney yang
patut dinantikan, "Mulan".
Semuanya mengusung pahlawan super. Kita tak lagi sedang digaungkan isu SJW
karakter utama seorang melihat adaptasi komik (Social Justice Warrior)
jagoan wanita. superhero yang full yang salah satunya meng-
 testosteron, tapi bagaimana usung feminisme. Jadilah
Kalau kita runut ke belakang, sosok heroin menjadi candu industri Hollywood terkena
setidaknya dalam satu tahun yang mematikan. imbas dari seruan para aktivis
terakhir ada beberapa film yang bukan hanya menuntut
yang mengusung Female- Jalan Panjang Menuju kesetaraan dan sadar gender
lead action seperti "Captain Kesetaraan Gender dalam sebuah film, tetapi
Marvel", "Terminator: Dark Koreksi bila saya salah, salah juga menuntut agar para
Fate" dan "X-Men Dark satu trigger mengapa ke- aktris lebih diapresiasi
Phoenix". Bahkan film "Toy setaraan gender dituntut terutama soal gaji.
Story 4" saja membuat Bo adalah gaji seorang aktris
Peep yang merupakan jauh lebih kecil dibanding gaji Bahkan sebelum akhirnya
karakter wanita lebih sang aktor. Contohnya, kita bisa menyaksikan
powerful ketimbang karakter Michelle Williams yang Scarlett Johansson
bermain apik dalam "All The memiliki film solo, petinggi
utama pria.Tentu saja ini
Money in The World" men- Marvel sempat meragukan
adalah salah satu gebrakan
dapat bayaran yang sangat kalau film superhero Wanita
dari industri perfilman
kecil bila dibandingkan Mark akan laris manis di pasaran.
Hollywood yang mulai
Wahlberg yang dibayar Tak ada yang lebih baik
menyisipkan "gender
dengan nominal lebih besar daripada menyaksikan
awareness" dalam setiap
dan screentime yang lebih superhero, dalam konteks ini
film-film yang dihasilkannya,
sedikit. Ditambah lagi, dilakoni oleh pria berotot,
terutama yang bertema
beberapa tahun terakhir juga beradu jotos satu sama lain.

KO-MAGZ HAL 14
 MARET 2020 LIPUTAN KHAS: HARI PEREMPUAN
INTERNASIONAL

Wanita cukup menjadi pe-

manis. Jadilah selama ini kita
hanya melihat sosok wanita
dalam adaptasi komik super-
hero seperti Louis Lane atau
Mary Jane tak lebih dari
sekedar crush atau love
interest para pahlawan.
Bahkan dalam trilogi
"Spiderman" milik Sam
Raimi (2002-2007), Mary Jane
adalah penyebab Si Manusia
Laba-laba dihajar oleh para
musuhnya (karena harus
menyelamatkan MJ).
Sungguh ironi.
jadi sosok yang mematahkan Film Sebagai Media
pakem maskulinitas pria Kampanye
Memang kita pernah melihat
dalam film superhero. Memeringati Hari
sosok superhero wanita
Perempuan Internasional
seperti dalam franchise "X-
Dua tahun berikutnya, giliran yang jatuh pada 8 Maret.
Men" atau "Fantastic Four".
Marvel yang merilis "Captain Tentunya kita berharap
Tapi sekali lagi, mereka
Marvel" sebagai (film) super- wanita mendapatkan hak
bukanlah karakter utama.
hero Wanita pertama dalam dan kesetaraan yang sama
Hanya pelengkap agar para
semesta sinematiknya. seperti pria. Tak ada lagi
sinemator tak melenceng
Kemudian bila berbicara statement atau praktik
dari pakem aslinya alias
tentang "Avengers: dalam kehidupan nyata yang
buku komik yang bercerita
Endgame", kalian pasti ingat menyebabkan bias gender.
demikian.
ada salah satu adegan di
mana para superhero wanita Film adalah salah satu media
Kebangkitan Pahlawan
berkumpul untuk me- yang efektif dalam me-
Wanita
ngalahkan pasukan Thanos. nyebarkan informasi dan
Tahun 2017, Warner Bros dan Sungguh sebuah kampanye memberi edukasi. Dengan
DC Comics akhirnya mem- "gender awareness" yang meningkatkan gender
perkenalkan pahlawan cukup baik. awareness dalam sebuah
Wanita pertamanya dalam
film, tak hanya superhero,
sebuah stand alone movie. Baik Captain Marvel maupun penonton dan khayalak
Sejak diperkenalkan dalam Wonder Woman mendapat umum akan lebih sadar
"Batman v Superman: Dawn respon yang cukup positif gender dan memahami
of Justice" karakter yang baik dari kritikus maupun bahwa wanita layak men-
diperankan oleh Gal Gadot para fans. Dan bisa ditebak, dapat porsi dan kedudukan
ini sudah mencuri kedua film ini juga laris di yang setara dengan pria.
perhatian.Tak salah bila pasaran dan meraup banyak
setahun kemudian dalam untung. Mematahkan
film "Wonder Woman", statement bahwa film
pahlawan dan pejuang dari superhero wanita tidak akan
bangsa Amazon ini men- laku.

KO-MAGZ HAL 15
 MARET 2020 LIPUTAN KHAS: HARI PEREMPUAN
INTERNASIONAL

"Maardani 2" dan Sikap Perlawanan akan Kekerasan

pada Perempuan
oleh Muchammad Nasrul Hamzah
Tahun 2002 publik India
digegerkan dengan film
berjudul "Shakti : The Power"
yang diperankan dengan
sangat brilian oleh Nana
Patekar, Karishma Kapoor
dan Shah Rukh Khan.

Film ini secara langsung

melawan dominasi patriarki
dan menganggap rendah
perempuan di dalam sebuah
keluarga, terutama berkaitan
dengan budaya yang
menganggap laki-laki adalah
derajatnya lebih tinggi dari
perempuan. "Shakti: The
Power" yang penuh darah di
sebagian besar adegan
filmnya itu lantas diganjar
dengan kritik positif oleh
para kritikus di India.
Dominasi patriarki ditambah
dengan aksi misoginis yang
kerap ditunjukkan di film
India memang secara tidak
langsung mempengaruhi
pola pikir penontonnya.
Alhasil, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa film
India yang mengusung tema
misoginis dengan dominasi
patriarkis jumlahnya sangat
besar.
Pada ulasan penulis se-
belumnya, sudah nampak,
bagaimana perilaku
misoginis atau melecehkan
perempuan baik verbal dan
non verbal sudah menjadi
biasa saja dalam film India.
Pola atau gambaran itu lantas
diimitasi saja mentah-mentah
oleh para penontonnya.
Akibatnya, kasus pelecehan
dan kekerasan terhadap
perempuan meningkat di
negara itu.
Kondisi yang sangat miris
tentang kejahatan terhadap
perempuan di India, menurut
laporan resmi dari National
Crime Records Bureau
(NCRB) di India. Tahun 2016,
dumana India melaporkan
ada 338.954 kasus kekerasan
terhadap wanita. Sebanyak
38.947 diantaranya adalah
kasus pemerkosaan. Kondisi
ini cukup miris, sebab
terdapat cara pandang yang
sangat rendah terhadap
perempuan di India. Dalam
melawan aksi kekerasan
terhadap perempuan, baru-
baru ini rumah produksi Yash
Chopra merilis film berjudul
"Maardani 2".
Film yang diperankan Rani
Mukerje ini cukup sederhana
dengan pesan yang sangat
komplit. Mulai dari ganasnya
pelaku kekerasan terhadap
perempuan, gambaran
korban kekerasan, hingga
pandangan tentang
misoginis dan kekuatan
politik.
Film ini bercerita tentang
seorang anak di bawah umur
yang sudah menjadi pelaku
kriminal. Memperkosa wanita
dan membunuhnya, hingga
menjadi pembunuh bayaran,
Meski yang ditampilkan

KO-MAGZ HAL 16
 MARET 2020 LIPUTAN KHAS: HARI PEREMPUAN
INTERNASIONAL

hanya satu cerita, namun itu

sudah mewakili aksi kejahat-
an terhadap perempuan
yang ada di India."Mardaani
2" secara tidak langsung
adalah perlawanan terhadap
aksi misoginis yang melanda
di India. Salah satu yang
pernah penulis analisa
adalah bagaimana film India
membentuk perilaku
misoginis di masyarakat.

"Mardaani 2" adalah salah

satu dari ribuan film India
yang melawan pandangan
hukum laki-laki yang India sangat gandrung
misoginis. Film ini dibuka
menggoda perempuan, dengan film lokal, apalagi
dengan adegan yang cukup
Shivani Roy dalam film itu dibintangi oleh aktor dan
kontroversial. Sunny salah
dikisahkan menghadiri aktris ternama. Penjualan
seorang anak yang kerap
sebuah acara "talkshow". tiket film tiap tahunnya
melakukan aksi kriminal
sudah menembus angka
terhadap perempuan dalam
Ia membukakan mata bahwa ratusan juta tiket. Sehingga,
film itu secara garis besar
selama ini perempuan India menurut penulis, film
mengatakan jika ia bisa me-
selalu dianggap sebagai memiliki daya pengaruh
nahan lapar, namun tak
objek laki-laki. Padahal, tersendiri bagi mereka.
mampu menahan hasrat
sebagai manusia perempuan
seksual, terlebih jika melihat
memiliki hak dan kewajiban Hadirnya film "Mardaani 2"
perempuan dengan karakter
yang sama di hadapan setidaknya menambah
tertentu.
negara.Shivani juga men- sedikit perpustakaan film
contohkan bahkan ketika tentang perlawanan wanita
Adegan pembuka ini lantas
perempuan membantu terhadap aksi kekerasan.
dikaitkan dengan aksi
suami dalam mencari nafkah, Secara fisik maupun batin
misoginis yang sengaja
mereka masih tetap men- dan juga kekerasan verbal.
disisipkan sutradara dalam
jalankan kewajibannya se- Termasuk juga melawan
film tersebut. Di mana,
bagai seorang ibu rumah upaya pelecehan seksual dan
segerombolan pria meng-
tangga, sehingga tidak layak juga penguntitan.
goda wanita yang sedang lari
diperlakukan secara tidak
pagi di sebuah taman, dan
adil. "Mardaani 2" penulis bahas
akhirnya harus menerima
secara spesifik, lantaran film
hukuman tamparan keras
Upaya melawan kekerasan ini memiliki daya dobrak
dari sang tokoh utama polisi
terhadap perempuan, dilaku- yang cukup baik. Bagaimana
bernama Shivani Roy.Upaya
kan karena salah satu pe- korban kekerasan digambar-
melawan kekerasan terhadap
nyebabnya, yakni mayoritas kan penuh dengan kengerian
perempuan dalam film ini
film India mengandung tak lain adalah gambaran
dilakukan dengan cara yang
unsur misoginis. Kenapa nyata dari aksi kriminal
cukup kompleks.Usai meng-
harus film? Sebab warga tersebut.

KO-MAGZ HAL 17
 MARET 2020 LIPUTAN KHAS: HARI PEREMPUAN
INTERNASIONAL

Menghayati Hari Perempuan Internasional bersama

"Frida Kahlo"
oleh Lisa Noor Humaidah
Setiap tanggal 8 Maret, setiap
tahunnya diperingati sebagai
Hari Perempuan
Internasional. Sejarah Hari
Perempuan Internasional
bermula dari aksi unjuk rasa
kaum perempuan di New
York yang dipimpin oleh
Partai Sosialis Amerika tahun
1909 untuk menuntut hak
berpendapat dan berpolitik. 

Aksi di New York itu memicu

gerakan-gerakan serupa di
beberapa negara Eropa pada
19 Maret 1909 dengan tujuan
sama, yakni memperjuang-
kan hak pilih untuk kaum
perempuan. Aksi-aksi ini
melibatkan lebih dari satu
juta orang dari seluruh dunia
Pada bulan yang sama,
Maret, terjadi kebakaran di
New York yang menewaskan
146 orang buruh perempuan.
Musibah ini sontak menjadi
sorotan, termasuk kondisi
dan perlakuan buruk yang
dialami kaum buruh
perempuan kala itu. Hal ini
semakin menguatkan tekat
bahwa kaum perempuan
sedunia harus bergerak
bersama demi kesetaraan
dan perlakuan yang adil.
Tahun 1977, PBB kemudian
menetapkan Hari
Perempuan Internasional
sebagai salah satu upaya
. pada bagian hidupnya,
merefleksikan pencapaian
yang telah diraih untuk ke-
setaraan perempuan dan laki-
laki di seluruh dunia.
Dalam rangka memperingati
Hari Perempuan Internasional
ini saya ingin berbagi tulisan
singkat film tentang Frida
Kahlo, pelukis asal Meksiko
yang dikenal di dunia dan
sering diangkat menjadi
simbol dalam perayaan hari
perempuan Internasional
karena keberanian dan sikap
kritisnya.  2002. Frida adalah film
Kahlo menghabiskan waktu
beberapa dekade mem-
produksi karya-karya yang
pertama kali meletakkan
potret diri yang mengalami
masalah-masalah psikhologis
dan seringkali menyakitkan
namun ia tak berhenti untuk
melawan.Pada hari-hari
terakhir hidupnya, ia secara
politik terus aktif, di atas kursi
roda menentang
imperialisme Amerika.
Tak kenal lelah walaupun
kakinya pada akhirnya di-
amputasi dan kondisi
kesehatan yang terus mem-
buruk. Kahlo meninggal pada
tahun 1954 pada usia 47
tahun.
Film "Frida" diproduksi tahun
seorang pelukis Meksiko
tersohor di abad 20-an
bernama Frida Kahlo.
Lukisan-lukisannya bergaya
realis karena dia berusaha
menampilkan subjek
sebagaimana kehidupan
sehari-hari tanpa mem-
butuhkan interpretasi

KO-MAGZ HAL 18
 MARET 2020
tertentu. Tapi juga surrealis
yang mengeksplorasi sesuatu
kesadaran yang tersembunyi,
sesuatu yang aneh serta
pertemuan yang tidak
diharapkan antara sisi impian
dan pengalaman di dunia
nyata.  Sesuatu yang
tidak bisa ditawar-tawar
dalam pengetahuan dan
pemahaman manusia. Tapi
juga kadang-kadang meng-
hasilkan sensasi tertentu
yang bisa dirasakan oleh
orang yang melihatnya tanpa
harus mengerti bentuk
aslinya.  Inti film berikutnya, walau-
Melalui lukisan-lukisan itu dia
ingin menunjukan kisah
hidupnya yang tragis dan
juga penuh semangat
pemberontakan. Komentar di
akhir film, lukisannya
provokative, berani dan keras,
terutama sebetulnya letak-
nya pada tragedi hidupnya
yang disebabkan oleh dua
hal: kecelakaan tram yang
semakin melumpuhkan
kakinya yang telah kena polio
waktu ia masih kecil dan
hubungannya dengan Diego
Rivera, seorang pelukis Mural
dan seorang pendukung
komunis yang aktif.
Bagi saya, yang terakhir itu
yang sebetulnya menjadi
esensi film ini, sebuah
hubungan dengan bumbu
cinta, gairah, memang selalu
luar biasa .Film ini meng-
gambarkan betapa hasrat
Frida untuk Diego Rivera.
Seorang laki-laki tinggi
KO-MAGZ
LIPUTAN KHAS: HARI PEREMPUAN
INTERNASIONAL
besar (karena Frida me-
manggilnya raksasa) -
flamboyan yang dikelilingi
banyak perempuan karena
kekuatan lukisan dan
politiknya. Frida menikah
dengan Diego dengan
gambaran ketergantungan
sensasi ciri khas cinta
dibumbui dengan persekutu-
an dan perjuangan ideologi
kaum sosialis-komunis.
Fenomena gelora politik di
Meksiko waktu itu di tahun
30-an.
pun seringkali menggambar-
kan sesuatu yang sentimentil
dan bergantungnya Frida
pada Diego misalnya saat dia terakhir menikmati
tuntutan loyal Frida pada sisa hidup karena penyakit
Diego, dan tentu saja loyal itu yang menggerogoti tubuh-
tidak mungkin karena Diego nya, Diego ada di samping-
tetap laki-laki pujaan banyak nya. Esensinya cinta yang tak
perempuan. bersyarat, hanya tentang
kebutuhan dan keterpautan
Yang saya suka dari film ini, rasa yang mampu menepi-
passion dan gairah itu yang kan apapun itu. Pada titik ini
terasa begitu dalam ketika hampir tidak ada yang perlu
dia bersama orang yang dijelaskan lagi.
dekat di hati dan jiwanya.
Walaupun Diego adalah Film ini mampu meng-
salah satu kemalangan gambarkan siapa itu Frida
dalam hidupnya, dia berhasil Kahlo dengan akting yang
keluarkan dengan kekuatan super ciamik dari Salma
lukisannya yang provokatif, Hayek sebagai pemeran
dengan warna dan Kahlo yang mendapatkan
gambaran yang dramatis. nominasi Oscar.
Kemanapun Frida pergi ia Dalam beberapa review, jalan
akan mengirim surat ke cerita film ini dianggap
Diego yang selalu ada lamban dengan peng-
dalam hati dan jiwanya, gambaran hal-hal tragis dan
mereka juga saling mencari. menyedihkan namun film ini
Bahkan digambarkan pada sangat berwarna dan sangat
menghibur untuk ditonton.
HAL 19
 MARET 2020 ZONA HOLLYWOOD

"The Invisible Man," Perpaduan Horor

Psikologi, Thriller, dan Science Fiction
oleh Daniel Mashudi

"Ia tidak mati.Ia akan memasukkan Johnny awal, dengan menampilkan

Depp, kemudian dikerjakan suasana malam hari sebuah
hanya tak nampak". ulang. rumah mewah yang berdiri
di atas tebing di tepi pantai.
Produser Jason Blum dari
Sebelumnya kita telah
Blumhouse Production Cecilia Kass (diperankan
mengenal Marvel dengan
kemudian digandeng oleh Elisabeth Moss) tengah
Marvel Universe-nya. Tak mau
Universal untuk menyelesai- berusaha melarikan diri dari
ketinggalan, Universal Pictures
kan "The Invisible Man". suaminya, Adrian Griffin
juga memiliki semesta yang
Blumhouse Production (Oliver Jackson-Cohen)
diberi nama Dark Universe.
sebelumnya sukses dalam yang sedang tidur. Suasana
Semula "The Invisible Man"
membuat film-film horor. tegang sudah bisa dirasakan
akan dipergunakan sebagai
Leigh Whannell ditunjuk sejak awal, saat Cecilia
bagian dari Dark Universe -
menjadi penulis naskah mengendap-endap hendak
semesta yang menampilkan
sekaligus sutradara dari "The keluar rumah.
monster-monster seperti
Invisible Man" yang
Dracula, dan Mummy,
merupakan reboot dari film Cecilia berhasil meninggal-
Sayangnya, "The Mummy"
berjudul sama tahun 1933. kan rumah tersebut, tempat
yang dibintangi Tom Cruise
di mana ia dikendalikan serta
jeblok di box office. Universal
Tegang Sejak Awal diperlakukan tidak pantas
pun membatalkan Dark
Tone gelap sudah mewarnai oleh suaminya. Cecilia
Universe tersebut. "The
"The Invisible Man" sejak menumpang di rumah
Invisible Man" yang semula

KO-MAGZ HAL 20
 MARET 2020 ZONA HOLLYWOOD

sahabatnya yang berprofesi

sebagai seorang polisi ber-
nama James (Aldis Hodge)
yang memiliki anak
perempuan bernama Sydney
(Storm Reid).

Cecilia kemudian mendapat

kabar Adrian meninggal
karena bunuh diri. Namun,
Cecilia tidak percaya kabar
duka itu. Ia bahkan merasa
ada yang mengawasi dan
membuntutinya, sesuatu
yang tak terihat oleh mata.

Keganjilan demi keganjilan menemukan sesuatu yang Wajah pucat tanpa make-up,
dialami oleh Cecilia. Mulai akan mengungkapkan rambut berantakan, dan
dari sepucuk surat dalam rahasia di balik keanehan tatapan mata yang kosong
kotak surat di rumah James yang menimpanya. menggambarkan betapa
yang ditujukan kepada
beratnya masalah kejiwaan
Cecilia, padahal ia merasa
yang tengah dialaminya.
tidak ada orang lain yang Gabungan Psikologi,
mengetahui persembunyian- Thriller, dan Sci-Fi Ketegangan dan kejutan
nya. Kemudian ketika Cecilia
"The Invisible Man" tak membuat penonton tak bisa
berbincang berdua dengan
sekedar film horor. Film ini duduk tenang sepanjang
Sydney, tiba-tiba ada yang
merupakan perpaduan dari film. Misalnya ada pisau yang
menampar Sydney. Sydney
film psikologi, thriller, dan tiba-tiba muncul tanpa
berteriak dan membuat
science fiction yang akan diketahui siapa yang
James datang untuk meng-
membuat penonton tegang memegangnya. Juga adegan
amankan putrinya darinya.
sekaligus penasaran tentang di rumah sakit jiwa yang
apa yang dialami oleh sang menampilkan sesuatu tak
Cecilia berusaha membukti-
tokoh utamanya, Cecilia. kasat mata memburu Cecilia
kan kepada orang-orang
dan menembaki para
bahwa dirinya tengah diburu
Penonton bisa merasakan petugas penjaga.
oleh makhluk tak kasat mata.
kecemasan yang dialami
Namun, orang di sekitarnya
Cecilia, ketika orang-orang Sementara itu, sisi science
justru menganggap dirinya
tidak percaya omongannya. yang ada di film ini akan
seperti sedang mengalami
Cecilia bahkan menjadi mengajak penonton
gangguan kejiwaan.
tersangka pembunuhan, perlahan-lahan bisa
padahal ia yakin bahwa menemukan mengapa dan
Untuk membuktikan
bukan dirinya yang melaku- bagaimana makhluk
keyakinannya, Cecilia datang
kan pembunuhan tersebut. tak kasat mata tersebut bisa
kembali ke rumah Adrian. Ia
melakukan terornya atas
masuk ke salah satu ruang
Wajah Cecilia berkali-kali Cecilia.
semacam laboratorium, dan
ditampilkan secara close up.

KO-MAGZ HAL 21
 MARET 2020
"Brahms: The Boy II", Si Boneka yang Lagi-lagi
Berbuat Onar
oleh Hana Marita Sofianti
"Boneka yang
menyebut dirinya
Brahms itu lagi-lagi
menebar teror"
Film "Brahms: The Boy II"
yang di sutradarai William
Brent Bell berawal ketika
kebahagiaan sebuah
keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak ini terusik
dengan perampok yang
menyerang rumahnya. Jude
Christopher Convery) anak
dari Liza (Katie Holmes) men-
jadi trauma mendadak bisu
dan tidak mau berbicara
selain menggunakan alat
tulis. Liza sendiri juga harus
dirawat karena perampok itu
sempat menyerang dirinya.
KO-MAGZ
Jude di bawa ke dokter dan
psikiater demi kenyamanan
dan kesembuhan traumanya
dan Liza pun berhasil
selamat dari kejadian buruk
tersebut. Atas kejadian
tersebut maka sang ayah,
Sean (Owain Yeoman), me-
mutuskan untuk pindah
rumah di tepi hutan dengan
suasana alam yang sejuk.
Namun kepindahan mereka
ke sana justru menjadi titik
awal permasalahan yang
baru.
Titik awal permasalahan
terjadi ketika Jude tidak
sengaja menemukan sebuah
boneka yang terkubur di tepi
pohon besar dan mendengar
bisikan-bisikan aneh yang
menuntunnya ke sana.
ZONA HOLLYWOOD
Boneka yang memberitahu-
kan namanya sendiri kepada
Jude itu bernama "Brahms".
Liza mulai merasakan ke-
janggalan dari boneka
tersebut dengan hal-hal aneh
yang menurutnya mustahil.
Kekacauan mulai terjadi
ketika boneka teddy bear
Jude dimutilasi dan ada
peraturan yang dibuat
boneka Brahms melalui
putranya yang harus selalu
dituruti dan itu membuat
sang ibu geram hingga harus
menghukum anaknya sendiri
Jude di hukum tidak keluar
kamar dan itu membuat
boneka Brahms marah
dengan membuat Liza
seperti orang gila.
Film ini tidak terlalu me-
nyeramkan sehingga sangat
jauh berbeda dari versi film
awal “The Boy” yang rilis 20
Januari 2016. Penutup film
juga membuat penonton
bertanya-tanya karena dibuat
terbuka, sehingga penonton
bisa memiliki persepsi
masing-masing.
Film horror ini tidak seseram
“Annabelle” dan “Chucky “.
Adegan demi adegan film
pun tidak terlalu menampak-
kan adegan berdarah-darah.
Ia mengandalkan sound
yang mengagetkan, di mana
sukses membuat penonton
sport jantung.
HAL 22
 MARET 2020 ZONA HOLLYWOOD

"Onward", Petualangan Penuh Keajaiban yang

Dikemas dengan Hangat dan Menghibur
oleh Yonathan Christanto

Premis yang dibawa "Onward"
sejatinya cukup sederhana.
Berlatar di sebuah kota fantasi
dengan suasana metropolitan
yang dihuni makhluk-
makhluk mitologi namun tak
ada lagi sihir di sana, cerita
kemudian berpusat pada
sosok elf bersaudara yaitu Ian
Lightfoot (Tom Holland) dan
Barley Lightfoot (Chris Pratt),
yang menjalani hari-harinya
dengan selalu merindukan
sosok almarhum sang ayah.
Hadiah dari mendiang sang  mengizinkan mereka untuk
ayah yang boleh dibuka
setelah kakak-beradik ter-
sebut melewati usia 16 tahun,
pada akhirnya dibuka di hari
ulang tahun Ian. Sebuah
tongat sihir, batu phoenix, dan
mantra petunjuk yang men-
jadi isi bingkisan tersebut
lantas membuat Barley
antusias untuk mencoba
menghidupkan sihirnya.
Meskipun Ian, yang sama
dengan penduduk kota
lainnya, tidak lagi mem-
percayai adanya sihir di dunia
karena sihir dipercaya se-
bagai tradisi yang sudah
lama mati.
Sihir yang dicoba Barley pun
lantas bekerja saat Ian meng-
ucapkannya. Mantra yang
bertemu sang ayah di dunia
sekali lagi selama kurun
waktu 24 jam tersebut pada
akhirnya berhasil memuncul-
kan sosok sang ayah walau
baru sampai pinggang dan
kakinya saja. Hancurnya
batu phoenix yang mereka
gunakan mengharuskan
mereka mencari yang baru
jika ingin menyelesaikan
bagian atas tubuh ayahnya.
Kini Ian, Barley, dan bagian
bawah tubuh sang ayah pun
berpacu melawan waktu
demi bisa menemukan batu
phoenix baru dengan
bantuan berbagai petunjuk
yang tersebar di sepanjang
perjalanan mereka. 
Dua puluh empat jam
tenggat waktu tersebut kelak
akan menjadi 24 jam penuh
petualangan yang tak akan
terlupakan bagi Ian dan
Barley.

KO-MAGZ HAL 23
 MARET 2020
Petualangan Seru dengan
Cerita yang Hangat
"Onward" memang
memulai filmnya dengan
pace yang cenderung
lambat. Hal itu memang
dimaksudkan untuk lebih
memperkenalkan kita
kepada sosok protagonis
utama, Ian Lightfoot, dan
lika-liku kehidupannya
bersama ibu dan kakaknya
yang menyebalkan, Barley.
Tak ada yang baru memang
dari penggambaran karakter
Ian. Layaknya problematika
remaja yang digambarkan
pada banyak film Hollywood,
Ian juga memiliki masalah
yang tak jauh beda yaitu
menjadi remaja culun, hidup
dalam bayang-bayang sang
kakak, dan menginginkan
dirinya untuk menjadi seperti
sang ayah yang dibanggakan
banyak orang.
Namun setelah kita men-
dapatkan porsi cukup dalam
proses pengenalan karakter-
nya, "Onward" lantas tancap
gas melalui cerita yang seru
dan menakjubkan. Bahkan
menikmati cerita
petualangannya sedikit
mengingatkan penulis akan
video gim bergenre
petualangan yang sering
penulis mainkan. Ada
petunjuk, 'checkpoint', dan
pertarungan final boss yang
seru.
Secara garis besar "Onward"
berhasil menjadi sajian
KO-MAGZ
animasi yang seru dan
menghibur. Bahkan sangat
menyenangkan mengikuti
alur perjalanan Ian dan Barley
yang penuh sihir dan kaya
warna. Seakan-akan
menikmati dunia Harry
Potter dalam versi animasi.
Duet Tom Holland dan Chris
Pratt juga cukup sukses
menghadirkan chemistry
saudara kandung yang
terkadang saling menyebal-
kan namun tak jarang saling
melengkapi. Punchline
komedi yang dihasilkan
keduanya pun cukup segar
dan sukses menghadirkan
gelak tawa.
Bahkan chemistry mereka
terus berkembang hingga
pada sebuah moment of
truth yang memaksa
mereka untuk bicara jujur
satu sama lain juga berhasil
menjadi momen emosional
yang mengharukan.
"Onward" sejatinya juga
hangat dalam menyajikan
ZONA HOLLYWOOD
cerita yang menitikberatkan
konfliknya pada pencarian
arti sebuah keluarga dan
makna kehadiran keluarga
dalam tiap proses pen-
dewasaan diri. Bisa dibilang,
"Onward" menyajikan film
anak-anak dengan materi
cerita yang tidak kacangan
untuk dinimati penonton
dewasa.
Momen haru memang cukup
banyak dimunculkan di
berbagai adegannya.
Menyentuh namun tak
cukup dalam untuk
mengaduk-aduk emosi
penonton. Namun begitu
untuk pesan kehidupan yang
disampaikan, "Onward"
masih setia meneruskan
warisan Pixar dan Disney.
Masih mengena, relevan,
everlasting, dan bisa
dinikmati hingga beberapa
generasi mendatang. Makna
kehadiran sebuah keluarga
dan arti sebuah pertemuan
demi menyembuhkan luka,
dibungkus dengan rapi dan
berkelas. Skor 8/10.
HAL 24
 MARET 2020
"Sonic The Hedgehog", Si Landak Berkekuatan Super
Di sebuah planet entah di
galaksi sebelah mana, Sonic
terpaksa melarikan diri ke
bumi untuk menghindari
kejaran musuh musuhnya
yang mengincar kekuatannya.
Ia berwujud seekor landak
biru. Tapi ia bisa berbicara dan
memiliki kekuatan super.
Sonic mendarat di kota kecil
Green Hill, di mana ia me-
nyaksikan aktivitas kehidupan
manusia, yang membuatnya
betah. Dan ia paling suka
mendatangi rumah Sherif
Tom Wachowski (James
Marsden) yang disebutnya
Raja Donat, ikut nonton film
atau secara diam-diam
menonton pertandingan.
Akhirnya, pada saat ia
merasakan emosi yang
memuncak tanpa sadar ia
KO-MAGZ
oleh Herman Susanto
meledakkan energi yang
sangat besar yang seketika
mematikan listrik satu kota,
dan energi ini terbaca oleh
salah satu satelit militer AS.
Militer AS lalu mengirim Prof.
Robotnik yang jenius,
eksentrik, egosentris dan
tidak berperasaan (Jim
Carrey) -- dan ketika Sonic
terjepit ia pun melarikan
diri ke rumah Tom yang
menjadi awal petualangan
mereka berdua.
Film ini memang benar
benar hiburan yang sangat
menyenangkan, tidak hanya
disuguhi oleh tingkah olah
Sonic yang bikin gemas,
ocehannya tidak berhenti,
sangat kepo, tetapi film ini
didukung naskah yang tidak
melulu mengekspos Sonic,
ZONA HOLLYWOOD
namun membangun sebuah
pelajaran bagaimana
melanjutkan hidup dan ini
membuat karakter Tom yang
diperankan James Marsden
punya arti.
Kalau Jim Carrey -- edan.
Saya jamin ia banyak
berimprovisasi untuk
menghidupkan karakter
Robotnik yang super jenius,
super edan dan super
nyebelin. Skor : 8/10 - SU
"Lagi (lagi) sebuah
film yang diangkat
dari games.
Syukurlah cukup
berhasil"
HAL 25
 MARET 2020
"All The Bright Places", Pesan Kesehatan
Mental dalam Balutan Roman Remaja
Violet Markey (Elle Fanning)
dan Theodore Finch (Justice
Smith) dipertemukan pada
suatu dini hari. Violet tengah
berdiri di sebuah langkan
jembatan. Ia nampak
bimbang. Menyadari gadis
tersebut kemungkinan akan
melompat, Finch pun ikut
naik ke langkan tersebut.
Violet pun menganggap Finch
menyelamatkan hidupnya.
Violet masih berkabung sejak
kakak perempuannya
meninggal dalam sebuah
kecelakaan mobil. Ia ada di
mobil bersamanya. Tapi ia
selamat. Sejak itu ia menarik
diri, menjadi pendiam dan
tertutup.
KO-MAGZ
Melihat sikap Violet, Finch
pun mencoba mendekati-
nya. Ia langsung meng-
ajaknya menjadi partner
sebuah proyek di kelasnya.
Sebuah proyek men-
dokumentasikan tempat-
tempat menarik di kota
mereka, Indiana. Violet yang
awalnya menampik ajakan
Finch pun kemudian
memberinya kesempatan.
Hingga suatu ketika Violet
menyadari ada rahasia besar
yang disembunyikan Finch.
Hollywood mempertemukan
dua bintang remaja yang
namanya tengah bersinar
dalam sebuah film yang
diadaptasi dari novel
terkenal,"All The Bright
Bridges", karya Jennifer
ZONA HOLLYWOOD
oleh Dewi Puspasari
Niven. Pemilihan Elle Fanning
("Super8",
"Maleficent") dan Justice
Smith ("Jurrasic World: Fallen
Kingdom", "Pokemon:
Detektive Pikachu") termasuk
cerdik karena aku sendiri
juga tertarik untuk menyaksi-
kan film ini setelah melihat
nama-nama pemeran
utamanya.
Sisi menarik utama dari film
ini adalah temanya yang tak
biasa. Ia tak hanya meng-
angkat persahabatan dan
percikan asmara di antara
keduanya. Ini juga bukan
hanya film tentang
petualangan, menjelajah
daerah-daerah Indiana yang
menarik untuk sebuah tugas
HAL 26
 MARET 2020
sekolah. Film ini memiliki
tema besar kesehatan
mental dengan Violet yang
menarik diri karena merasa
bersalah dan kehilangan. Ia
juga mengalami trauma
terhadap mobil.
Sementara Finch dihadapkan
pada sebuah gangguan
kesehatan mental yang
disimpannya rapat-rapat,
dengan petunjuk ia meng-
alami masa terang dan gelap.
Isu kesehatan mental yang
menimpa kaum remaja
memang beberapa tahun
terakhir menjadi sorotan.
Bahkan isu ini menjadi isu
global. Di Amerika Serikat
ditemukan kasus depresi,
mencederai diri sendiri dan
pemikiran untuk bunuh diri
yang meningkat di kalangan
remaja.
Data yang dirilis oleh
Universitas Michigan pada
tahun 2019, sekitar 7,7 juta
anak dari 46,6 juta berjuang
mengatasi rasa cemas
berlebihan, depresi,
gangguan biopolar, dan
gangguan lainnya. Sebagian
KO-MAGZ
di antara mereka memilih
menutup diri dan tak
tersentuh oleh pengobatan.
Upaya menjaga dan me-
nyembuhkan kesehatan
mental para remaja di-
sodorkan dalam film ini. Di
antaranya dengan meng-
utarakan masalah yang
menganggu kepada orang
terdekat, melakukan
konseling ke para profesional,
atau mengikuti terapi
kelompok.
Sebagai Violet, Elle Fanning
menjadi sosok yang dingin
dan pendiam, hingga
kemudian ia bisa kembali
menjadi Violet yang hangat.
Elle dari segi mimik dan
akting di sini tak jauh beda
dengan film-filmnya dahulu
seperti "Super8" dan
"Maleficent". Yang berbeda
dari peran-peran berbeda
Elle selama ini dari beberapa
filmnya kutonton, menurutku
baru sekedar kostum dan
tokoh yang diperankannya.
Memang ada banyak peran
dan aktingnya yang belum
kusimak karena filmnya
ZONA HOLLYWOOD
sudah mencapai 50-an,
sehingga aku belum bisa
melihat Elle yang berbeda.
Sedangkan sebagai Finch,
Justice Smith tampil
charming. Penampilannya
jauh lebih baik daripada
ketika berperan dalam
"Detective Pikachu". Tapi ia
kurang berhasil menampil-
kan Finch yang memiliki
masa lalu kelam dan me-
miliki masalah gangguan
kesehatan mental yang berat.
Meski secara individu pe-
nampilan keduanya agak
kurang maksimal, tapi ketika
bersama, mereka nampak
nyaman dan natural. Senyum
dan tawa Elle Fanning yang
malu-malu maupun lepas
ketika beradu akting dengan
Justice Smith enak dinikmati.
Film ini juga memanjakan
penonton dengan panorama
sudut-sudut Indiana ketika
keduanya menjelajah.
Beberapa gambar nampak
magis. Apalagi diiringi
skoring instrumentalia yang
dominan dengan musik
string yang manis, seperti
berjalan-jalan ke sebuah
negeri fantasi.
Isu kesehatan mental
memang penting dipahami
oleh para remaja. Meski agak
disayangkan si sutradara,
Brett Haley, kurang berhasil
menyampaikannya dengan
lugas dan nampak kedodor-
an di seperempat bagian
terakhir, film ini tetap perlu
diapresiasi. Skor 7/10.
HAL 27
 MARET 2020
"Guns Akimbo", Menonton Karakter Lain Daniel
Radcliffe
oleh Anna R. Nawaning S.
Dunia sinema diramaikan
kembali oleh film yang
diangkat dari dunia games.
Tidak tanggung-tanggung kali
ini pemainnya adalah Daniel
Radcliffe yang nama besarnya
di dunia sinematografi
terangkat melalui film ter-
kenal papan atas dunia, "Harry
Potter". Peran Harry Potter
seolah telah melekat di
dirinya
Penasaran khan bagaimana
menyaksikan sang idola yang
biasanya berperan sebagai
penyihir berpendidikan, manis
dan baik hati maka kini
akan berperan di film action
yang terkesan sangar?
“Guns  Akimbo” merupakan
film yang di produksi di akhir  
KO-MAGZ
tahun 2019. Acara world
premiere ini dilaksanakan
pada The Toronto
International Film Festival
pada tanggal 9 September
2019, dengan jadwal
launching 5 Maret 2020 di
New Zealand. Sedangkan di
Indonesia film ini ditayang-
kan di bioskop Indonesia
pada tanggal 2 Maret 2020. 
Seperti yang saya tuliskan di
atas bahwa film ini diangkat
dari games yang di gemari
oleh gamers seluruh dunia.
Genre film ini adalah action
yang dibumbui celetukan
lelucon yang ditujukan oleh
orang dewasa. Akimbo
merupakan teknik combat
dengan menggunakan dua
ZONA HOLLYWOOD
senjata api, satu senjata di
masing-masing tangan.
Pemeran utama film ini
adalah Daniel Radcliffe
(sebagai Miles), Samara
Weaving (sebagai Nix),
Natasha Liu Bordizzo
(sebagai Nova),  dan Ned
Dennehy (sebagai Riktor).
Sutradara adalah Jason Lei
Howden, seorang sutradara
asal New Zealand.
Melihat dari berbagai sisi, film
ini memang bukan film
Hollywood. Pemainnya
Daniel Radcliffe sudah jelas
berasal dari Inggris. Kedua
pemeran wanita yang
menonjol, Samara dan
Natasha merupakan artis dan
model terkenal Australia.
Walaupun diselipi lelucon
serta diangkat dari game,
film ini sangat tidak cocok
ditonton oleh anak-anak usia
dibawah 13 tahun. Memang
tidak ada adegan vulgar,
tetapi adegan darah dan
"ringannya" nyawa manusia
bukanlah tayangan yang baik
bagi penonton anak-anak.
Diperlukan kedewasaan dan
emosi yang baik menyaksi-
kan film" Guns Akimbo" ini.
HAL 28
 MARET 2020 ZONA INDONESIA

"Mariposa", Film Remaja Romantis Dikemas Manis

oleh Amanda Nasution
"Sebagai hiburan,
film ini cukup
mengedukasi"

"Mariposa" bercerita tentang

gadis manis bernama Acha
(Adhisty Zara) yang mengejar-
ngejar Iqbal (Angga Yunanda)
yang terkenal dingin. Ia begitu
gigih mengejarnya.

Film ini tidak cuma berisi

drama percintaan remaja.
"Mariposa" juga memperlihat-
kan bagaimana dua remaja
yang dididik dengan dua cara
ambisi dan menuntut Iqbal setiap adegannya. Beberapa
yang berbeda yang
untuk terus menjadi yang adegan diberi lighting yang
mempengaruhi kehidupan
terbaik. Jelas ya, Iqbal hidup cukup dramatis untuk
keduanya.  Acha yang dididik
dalam tekanan ayahnya yang memberikan kesan yang
dengan lebih mementingkan
selalu men untutnya berbeda antara kehidupan
keinginannya tumbuh men-
memperoleh hasil terbaik di Acha dan kehidupan Iqbal.
jadi remaja yang terbiasa
dalam setiap mata pelajaran
mengejar apa yang diingin-
sekolah, terutama dibidang Aku harus memberi apresiasi
kannya dan berani ber-
sains. Jelas ini membuat lebih sama Angga nih. Me-
tanggung jawab dengan
Iqbal menjadi pribadi yang merankan tokoh Iqbal yang
semua langkah yang diambil-
kaku dan tidak bersahabat. dingin dan acuh, hampir
nya.
Walau pun sains bukan sepanjang film Angga harus
menjadi pilihannya, tapi berperan dengan wajah yang
Orang tua Acha yang
ayahnya. tegang. Dan, karakter Iqbal
diperankan Ersha Mayori dan
berubah drastis saat ber-
Baim, gambaran orang tua
Kemasan cerita yang ringan hadapan dengan sang ayah. 
yang terbuka sehingga
dan menarik membuat
nyaman untuk dijadikan
film ini nyaman banget Sementara untuk Zahra yang
tempat ngobrol bagi Acha,
ditonton untuk hiburan yang memerankan Acha kayaknya
bahkan tentang usaha Acha
cukup mengedukasi. sih tidak jauh-jauh dari
untuk mendapatkan per-
karakter-karakter yang
hatian Iqbal,
Sebagai film remaja, pastilah pernah dimainkan Zahra
ya Mariposa banyak ambil sebelumnya. Aku kasih rating
Sementara Iqbal dididik
latar di sekolah. Di bantu 8/10 deh buat "Mariposa",
seorang ayah, diperankan
pencahayaan yang mampu terekomendasi buat ditonton
oleh Ariyo Wahab, yang ber-
memberi kesan manis pada remaja dan orang tua.

KO-MAGZ HAL 29
 MARET 2020
“Tersanjung”, Adaptasi atau
"
"Saya tidak mencari
keadilan, saya mencari
ikhlas." Salah satu kalimat
yang diucap Yura Puspita
Hartono (Clara Bernadeth),
karakter utama sekaligus
sebagai sudut pandang
dalam film "Tersanjung The
Movie" yang disutradarai oleh
Hanung Bramantyo dan dan
Pandhu Adjisurya.
Kalimat itu sepertinya
"ideologi" tokoh utamanya
dalam film ini, maka saya
kutip.
Sosok Yura di tangan Hanung
dan Pandu seperti Indah
(yang dimainkan Lulu Tobing)
"
KO-MAGZ
Revisionis
dalam versi sinetronnya.
Menurut Hanung, film ini
memang terinspirasi dari
sinetron yang melekat
dengan citra "sinetron yang
tidak kelar-kelar" hingga
"hidup kok lebay banget",
seperti survei yang dilakukan
Hanung dan Pandhu
sebelum menggarap film
untuk menjaring persepsi
calon penonton era milenial
terhadap sineron tersebut.
Yura harus kehilangan ibunya
sejak berusia dua tahun.
Ia harus menjalani hidup
bersama ibu tirinya.
Perekonomian keluarganya
terguncang, karena ayahnya
ZONA INDONESIA
oleh Irvan Sjafari
Gerry Hartono (Nugie)
mengalami fase surut se-
bagai seorang musisi.
Ibu tirinya Besari (Kinaryosih)
menjodohkannya dengan
anak orang kaya, Bobby
Sadewo (Marthinio Lio), yang
memberikan janji akan
membantu meng-angkat
kembali karya Gerry dan
membahagiakan hidup Yura.
Yura pun merasa tersanjung,
tanpa curiga memenuhi
undangan Bobby untuk
menengok rumah mewah
yang akan ditempatinya,
sekaligus membahas soal
masa depan.
HAL 30
 MARET 2020
Pada malam itu, hujan lebat
membuat Yura terperangkap.
Bobby yang meneguk anggur
mencoba memperkosanya.
Yura lolos dengan melukai
Bobby dan ditolong sahabat
di kampusnya Christian yang
akrab dipanggil Tian
(Giorgino Abraham) dan Oka
(Kevin Ardilova).
Tindakan Yura mengakibat-
lan keluarganya ditekan
keluarga Sadewo. Pasalnya
secara diam-diam sang ibu
berhutang Rp5 Miliar dan
rumah mereka terancam
disita. Gerry berang bukan
main karena membuat
keputusan tanpa setahu dia.
Cerita bergulir, Yura harus
keluar dari kuliahnya. agar
tidak membebani keluarga-
nya yang terpaksa menjual
rumah mereka dan dia ingin
adiknya tetap bersekolah.
Ia semakin akrab dengan
Tian dan hendak menikah
dengannya. Tapi ketika Tian
ke Amerika, ia menghilang
dan tak bisa dihubungi.
Padahal Yura sudah
berbadan dua.
Dari segi plot cerita memang
terinspirasi dari versi sinetron-
nya. Pemilihan Clara
Bernadeth sebagai tokoh
utamanya karena wajahnya
mengingatkan pada Lulu
Tobing. Untuk mengingatkan
penonton akan sinetronnya,
Hanung dan Pandhu
menjadikan era 1990-an
sebagai setting, terutama
krisis ekonomi.
KO-MAGZ
Seperti yang dituturkan
Hanung dalam jumpa pers di
Epicentrum, Jumat (13/3/20),
latar politik hanya ditampil-
kan lewat berita koran dan
televisi. Ia ingin menghadir-
kan generasi 1990-an tetapi
dari anak daerah, dalam hal
ini Yogyakarta. Kelebihan
Hanung dan Pandhu mampu
meriset zaman, termasuk
penggunaan Yellow Pages
untuk mencari alamat
hingga  pager. Detail dan
apik.
Bedanya, kalau dalam
"Tersanjung" versi sinetron
yang tujuh season tersebut
(1998-2005) aroma Bollywood
nya kental sekali akan
kemewahan, drama cinta
hingga khas sinetron
Indonesia umumnya yang
tokoh antatagonisnya lebay.
Di tangan Hanung dan
Pandhu tidak demikian.
Lebih realistis, walau tetap
memfokuskan kemalangan
seorang perempuan.
Dari sini Yura sudah di-
gambarkan punya semangat
mandiri. Ia juga menerima
Tian karena keputusannya
sendiri dan mendapat akibat
dari keputusannya. Apa ia
menyesali? Mungkin. Tetapi,
Yura tegar di sini.
Saya melihat Hanung sekali-
pun terinspirasi, tetapi juga
revisionis dalam mereposisi
karakter perempuan untuk
film ini lebih baik dan lebih
"feminis".
ZONA INDONESIA
Dalam sebuah adegan, Yura
digambarkan naik sepeda
motor dan diceritakan berani
berangkat dari Yogyakarta
ketika terjadi kerusuhan Mei
1998, tetapi Oka bersikeras
mengantarkannya. Yura bukan
lah Cinderella yang menanti
pangeran kaya raya yang
menyelamatkannya, seperti
rumusan sinetron, telenovela
hingga cerita Bollywood. 
Walaupun Yura mendapatkan
"pangeran"-nya, tetapi itu atas
keputusan dia dan bukan atas
pertimbangan materi. Hanung
dan Pandhu telah melakukan
revisi. Mereka keluar dari jerat
citra sinetron 1990-an yang
hanya pamer kekayaan.
Secara keseluruhan
"Tersanjung The Movie" patut
diapresiasi. Bukan saja
memberi semangat milenial
seperti yang dikatakan
Febiola dalam jumpa pers,
tetapi juga rasa baru. Bahkan,
bagi yang tidak pernah me-
nonton sinetronnya juga tetap
asyik diikuti. Skor 8/10.
HAL 31
 MARET 2020
“Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2” Teror yang Lebih
Brutal
oleh Ali Akbar
" Di film kedua ini, Timo
"Sebelum Iblis Menjemput
Ayat 2" atau "SIM A 2" merupa-
kan sekuel dari film yang di-
rilis pada tahun 2018 silam.
Film pertamanya berhasil
meraih 1,1 juta penonton
dalam masa penayangannya.
Melihat animo di film
pertamanya tersebut,
sutradara sekaligus penulis,
Timo Tjahjanto ("The Night
Come For Us", "Rumah Dara",
"Killers") tertantang untuk
melanjutkan cerita Alfie
(Chelsea Islan) dan Nara
(Hadijah).
Setelah dua tahun lepas dari
kutukan, kini Alfie (Chelsea
Islan) dan Nara (Hadijah)
harus kembali berhadapan
dengan iblis yang meneror
anak-anak panti, yakni Gadis
(Widika Sidrome), Budi
Baskara Mahendra), Jenar
KO-MAGZ
(Shareefa Daanish), Martha
(Karina Salim), Leo (Arya
Vasco), dan Kristi (Lutesha).
Apakah mereka bisa bebas
dari teror tersebut?
Untuk ceritanya sendiri, film
"SIM Ayat 2" ini hampir sama
dengan film pendahulunya.
Hal yang berbeda hanya
karakter dan beberapa
subplot cerita.
Pada intinya, kutukan yang
menimpa para tokoh di film
kedua ini lebih banyak dari
yang dirilis tahun 2018. Jika
film pertamanya bercerita
tentang keluarga Alfie, film
kedua bercerita tentang teror
kutukan yang menimpa
anak-anak panti, Alfie dan
adiknya Nara diajak untuk
membebaskan teror kutukan
tersebut.
ZONA INDONESIA
Dibandingan dengan film
pertamanya, film kedua ini
bisa dibilang lebih lemah
karena terlalu banyak tokoh
dan chemistry antar tokoh
yang kurang. Selain itu, ada
ketidakjelasan tentang
masalah Ayub dan anak-anak
panti.
Lebih Brutal dan Lebih Naik
Level dalam Menakut-
nakuti
Tjahjanto lebih menampil-
kan sisi sakitnya. Teror demi
teror dibuat terus-menerus
dengan tata kamera dan
make up iblis yang lebih
nyata. Kondisi demikian
membuat penonton merasa-
kan ketakutan yang juga
dirasakan oleh para pemain.
Ada beberapa scene yang
lumayan gore dengan
scoring yang sedikit meng-
ganggu seperti daging ter-
koyak, darah, dan tulang
patah. Penasaran kan?
Ada beberapa adegan ter-
utama Chelsea yang sedikit
mengganggu di bagian awal
karena emosinya terlalu
berlebihan. Kemudian ada
scene yang seharusnya kuat,
tapi pemain terlalu lemah.
Film ini unggul dari set dan
make up iblis. Skor 7.2/10
HAL 32
 MARET 2020
“Mekah I’m Coming” Sentilan Satir dalam Balutan
Komedi Absurd yang Menggelitik
Tanpa ekspektasi itulah yang
akhirnya bisa dijawab dengan
sajian cerita dan komedi yang
menghibur. Penulis sendiri
cukup terkejut dengan sajian
cerita yang ringan, komedi
yang absurd, hingga performa
para aktor yang tidak me-
ngecewakan.
 
Cerita dalam "Mekah I'm
Coming" cukup sederhana.
Tentang Eddy (Rizky Nazar),
pemuda di kampung
Cempluk yang hidupnya
selalu gagal,  namun sukses
menancapkan cintanya di hati
Eni (Michelle Ziudith).
Cinta mereka terhalang restu
ayah Eni, Haji Soleh (Totos
Rasiti), yang justru men-
KO-MAGZ
jodohkan Eni dengan Pitoyo
(Dwi Sasono), seorang pria
kaya raya dengan tingkah
laku aneh bin ajaib.
Perjodohan itu terjadi demi
terbebas hutang pak Soleh
yang sudah menumpuk. Eni
pun lantas memberi fit &
proper test untuk Eddy dan
Pitoyo guna menentukan
siapa yang paling layak
mendapat restu orangtuanya
dan terutama restu dari Eni.
 
Maka, ketika agenda naik haji
diutarakan oleh Eddy yang
notabene hanya asal bunyi
demi menarik hati Eni, Eddy
pun kemudian dituntut
untuk
ZONA INDONESIA
oleh Yonathan Christanto
memenuhi janjinya tersebut.
Bermodalkan uang pen-
jualan bengkel dan restu
sang ibunda, Ramah
(almarhumah Ria Irawan),
Eddy mantap berhaji meng-
gunakan jasa travel yang
ternyata bodong.
Di sinilah konflik kemudian
berkembang kala Eddy me-
nyadari tipu muslihat travel
bodong tersebut. Antara
harus berbohong demi nama
baiknya di kampung tersebut
atau tetap pulang me-
nanggung malu dan berisiko
ditinggal Eni selamanya.
Jika Anda merupakan fans
film komedi khususnya .
HAL 33
 MARET 2020
Gelak tawa jelas tercipta
sedari awal film dimulai
hingga film tersebut
menemui titik akhirnya.
Komedi yang disajikan
begitu rapat, hingga
nampak tak ada celah
untuk tidak menampilkan
kelucuan. Bahkan untuk
momen yang semestinya
haru, pada final punchine-
nya pun tetap membuat
penonton tertawa. Gila
memang!
Rizky Nazar mampu mem-
beri penampilan terbaiknya
di film bergenre komedi ini.
Gambaran karakter sebagai
pria yang sering gagal
dalam hidup namun rapuh
dalam urusan percintaan,
mampu ditampilkan
dengan cukup apik.
Bahkan line comedy-nya
mampu ditampilkan
dengan maksimal dan
tidak kacangan.
Chemistry dengan sang
ibunda yang diperankan
almarhum Ria Irawan juga
cukup solid. Di sini, kita bisa
melihat bagaimana apik
akting seorang Ria Irawan
yang mampu menghidup-
kan perannya secara total
dan memberi warna
tambahan bagi film ini.
Sementara Michelle
Ziudith, lawan mainnya
yang juga pernah ber-
kolaborasi dengan Rizky
lewat "ILY From 38.000Ft" 
dan Calon Bini, mampu
menampilkan chemistry
KO-MAGZ
yang baik dengan Rizky.
Walaupun sisi romantisnya
memang sulit tercipta karena
"bodor"nya cerita film ini.
Hanya saja, penulis masih
cukup terganggu dengan
aksen Jawa Michelle yang
masih terlalu dipaksakan
seperti kala ia bermain di
"Calon Bini".  Untung hal
tersebut masih bisa tertutupi
dengan line comedy Michelle
yang tak mengecewakan
serta permainan raut wajah-
nya di akhir film yang cukup
menggemaskan.
Apalagi kemudian ditambah
supporting actor yang tak
kalah oke dalam memberi
tambahan nafas komedi film
ini. Fanny Fadhilah sebagai
Ephy Pae dengan logat
Papuanya, Yusril Fahriza
sebagai asisten Pitoyo yang
culun, serta Totos Rasiti
sebagai bapak dari Eni
yang lucu sekaligus me-
nyebalkan. Mereka sukses
menjadi amunisi tambahan
yang membuat seisi bioskop
tertawa lepas.
ZONA INDONESIA
Jangan lupakan juga selingan
penampilan dari Yati Pesek
dan Cici Tegal yang tentu saja
membangkit-kan nostalgia.
Pujian utama tentu saja di-
sematkan kepada Jeihan
Angga, penulis sekaligus
sutradara film ini. Idenya
untuk menghadirkan cerita
cukup fresh dengan eksekusi
yang mantap.
Jeihan memang menyajikan
komedi yang cukup absurd,
Hanya, "Mekah I'm Coming"
lalu diisi dengan inti cerita
yang berisi sentilan satir ter-
kait isu besar yang sangat
relevan dengan saat ini. Pe-
nipuan jamaah haji oleh
oknum travel bodong yang
saat ini marak terjadi, misal-
nya.
Meskipun dibubuhi tema
religi, namun hal tersebut
masih cukup ringan dan
mudah dimengerti oleh
penonton beragama lain
seperti hal penulis
sekalipun.Skor 8/10.
HAL 34
 MARET 2020
Bertemu Eks ISIS dalam Film “Seeking The Imam”
oleh Nurul Dwi Larasati
"Apa yang membuat
kaum muda tergoda
bergabung dengan
ISIS?"
Dunia maya dihebohkan
dengan berita kontra eks ISIS
dipulangkan ke Indonesia.
Opini serta hujatan buat
mereka mengalir terus di
linimasa media sosial.
Sebenarnya saya enggak
begitu mengikuti berita
tentang ISIS sebelumnya.
Saya hanya tahu bahwa ISIS
musuh dunia. Rasa penasaran
saya semakin bertambah
setelah KOMiK membuka
pendaftaran nonton bareng
film dokumenter tentang
keluarga yang terbujuk oleh
propaganda ISIS yang telah
kembali ke Indonesia di acara
Festival Kebhinekaan.
Festival yang dihelat 20-23
Februari ini bertujuan untuk
merayakan keberagaman dan
memperkuat toleransi melalui
ragam kegiatan yang santai
dan menyenangkan dengan
sasaran anak muda dan kaum
Untuk pemutaran film, ada
empat film yang diputar
sekaligus diskusi bersama
filmaker-nya. Saya menghadiri
sesi pemutaran film
dokumenter "Seeking The
Imam" 20 Februari di Griya
Gus Dur Matraman, Jakpus.
KO-MAGZ
ZONA INDONESIA
"Seeking The Imam"
Mencari Sosok Pemimpin
Lain
"Seeking The Imam" dibagi
menjadi tiga chapter yaitu
chapter pertama misi
penyelamatan, chapter
kedua saya lupa judulnya,
dan ketiga hidup harus terus
berjalan. Tokoh sentral dari
film dokumenter ini adalah
Dhania, gadis muda yang
tergoda propaganda ISIS saat
usia masih 17 tahun. "Seeking
The Imam" di-sutradarai oleh
Triguna dan produser
eksekutif, Noor Huda Ismail.
Chapter pertama men- menceritakan bahwa ia
ceritakan adegan pe- kurang diperhatikan oleh
njemputan para WNI eks ISIS keluarga, khususnya sang
oleh pihak Indonesia pada ayah yang sangat sibuk. Ia
tahun 2016, Ada 18 WNI yang pun mencari sosok
diselamatkan, kebanyakan "pemimpin" lain.
mereka ialah keluarga
besar Dhania. Chapter ketiga menerangkan
tentang kehidupan Dhania
Misi penyelamatan itu dilalui sekeluarga di Batam. Yap,
penuh perjuangan. Kurang mereka memang berasal dari
lebih selama satu setengah sana. Ditampakkan rumah
tahun untuk keluar dari yang lama tak terurus
negeri Suriah. Penipuan demi dengan banyak debu,
penipuan pun dialami oleh keropos kayu, dan rayap yang
Dhania sekeluarga demi mengumpat dari lembaran
kembali lagi ke Indonesia. buku. Terlihat sekali rumah
tidak terurusnya. Rumah
Chapter kedua menceritakan tersebut telah ditinggalkan
Dhania dan keluarga sudah oleh penghuninya selama
berada di Indonesia sekitar tiga tahun.
tahun 2017. Ia memulai lagi
hidup normal di sekitar area Pak RT setempat membuka
pinggiran Jakarta. Dalam diri untuk menerima kembali
adegan film itu, Dhania keluarga Dhania di daerah
.
HAL 35
 MARET 2020
mereka. Begitupun dengan
keluarga Dhania yang men-
coba berbaur dengan warga
sekitar dan meminta maaf
atas kejadian yang mereka
alami. Kebetulan dalam
adegan di film ibu Dhania
berbicara di depan para
tetangga yang berkumpul di
sebuah balai warga. Akhirnya,
mereka diterima baik oleh
lingkungan sekitar.
Dari keluarga inti Dhania,
hanya sang ayah di penjara.
Saya pun tak menanyakan
alasan dibalik itu dengan
Dhania. Dwi Joko Wiwoho
(ayah Dhania), dipenjara 3
tahun 4 bulan dan sampai
sekarang belum keluar.  Pesan penting yang ingin ia
Film berdurasi 25 menit ini
terasa singkat. Padahal masih
banyak yang ingin saya
ketahui mengenai eks ISIS
melalui adegan-adegannya.
Barangkali nanti ada ide
untuk memperpanjang
durasi film dengan sajian plot
yang menarik.
KO-MAGZ
ZONA INDONESIA
Dhania mengakui saat itu
ayahnya sibuk dengan
urusannya sehingga Dhania
merasa tidak diperhatikan.
Berselancar di media sosial
menjadi pelampiasan hingga
berlabuh pada akun-akun
yang membahas tentang
hijrah. Dhania pun terpincut
dengan hijrahnya sampai ke
Suriah. Ditambah ia melihat
salah satu temannya yang
sudah hijrah terlebih dahulu.
Pesan penting lainnya
Pesan penting dari
adalah rentannya masa
"Seeking The Imam"
puber, kelabilan emosi dalam
Setelah menonton film
mempertimbangkan
"Seeking The Imam" ada sesi
suatu keputusan. Ini biasa
diskusi langsung bersama
terjadi pada usia remaja.
narasumbernya, Dhania dan
Mereka belum bisa memilih
sang sutradara turut hadir
dan memilah mana yang
malam itu. Saya merasa
baik dan benar. Maka,
beruntung bisa hadir dan
bounding antar orang tua
bertemu langsung dengan
dan anak harus lebih intim.
eks ISIS. Bisa dikatakan
mereka beruntung bisa
Generasi kehidupan semakin
kembali ke Indonesia se-
bertambah diiringi dengan
belum ramai kontra pe-
kemajuan teknologi dan ilmu
nolakan kembalinya eks ISIS
pengetahuan. Sangat perlu
belum lama ini.
lebih bijak lagi mengguna-
kan media sosial dan me-
Sang sutradara ingin me-
nyaring berita yang dibaca.
nyampaikan pesan penting
Orang tua tentu harus me-
melalui film dokumenter ini.
ngontrol penggunaan media
sosial anak. Sasaran empuk
sampaikan adalah betapa
propaganda digital yaitu
perlu kehadiran orangtua,
mereka yang berada dalam
terutama ayah sebagai sosok
kondisi ketidakstabilan.
pemimpin keluarga pada
pendampingan anak saat
Film dokumenter ini baru
puber. Puber di sini maksud-
diputar terbatas dan belum
nya masa anak dalam kondisi
disebarkan secara luas.
labil. Tidak punya sandaran
sehingga saya beruntung
untuk menopang segala
bisa nobar dan bertemu eks
kesulitannya.
ISIS tersebut.
HAL 36
 MARET 2020
“Of Many” Penjelajahan Makna Toleransi
oleh Saepullah
Makna toleransi kian hari
semakin pudar. Banyak tafsir
yang entah dari mana
sumbernya mengaburkan hal
tersebut. Namun, ketertarikan
penulis akan makna toleransi
berujung. Dengan nobar film
"Of Many" pada Festival
Kebhinnekaan 3, Sabtu 22
Februari 2020 yang membuat
arti tersendiri untuk bingkai
toleransi.
"Of Many" adalah sebuah film
dokumenter hasil persahabat-
an dua pemimpin komunitas
keagamaan yaitu pemimpin
Muslim dan pemimpin
Yahudi. Persahabatan mereka
kental tanpa imbalan mau-
pun aliansi. Mereka ber-
sahabat dengan selayaknya
dan penuh kebahagiaan.
Film ini diawali dengan
cuplikan pemboman serang-
an 11 September 2001 dan
penyerangan di Gaza pada
2012. Cuplikan pemboman itu
membuat sebuah aliansi dan
organisasi mahasiswa pun
geram.
Beberapa cuplikan gambar
terjadinya unjuk rasa dan
demokrasi dari mahasiswa
ditampilkan pada "Of Many"
ini. Tayangan ini sebagai
simbol untuk mengingatkan
sebuah kenyataan adanya
ketegangan ntara komunitas
Muslim dan Yahudi di
Universitas Amerika.
KO-MAGZ
"Of Many" mendokumentasi-
kan kisah kehidupan di New
York University (NYU) dari
seorang muslim Imam Khalid
Latif dan seorang pendeta
Yahudi bernama Rabi
Yehuda Sarna. Mereka saling
meneguhkan dan me-
nguatkan komitmen antar
agama untuk saling me-
maknai toleransi dan ke-
bersamaan. Mereka juga
meyakinkan komunitasnya
untuk saling bersatu padu
menjaga kedamaian.
Kisah dokumentasi per-
sahabatan dan toleransi
antara Sarna dan Latif ini
diawali dengan bertemunya
mereka di tahun 2006.
Mereka bertemu dalam
agenda kasus yang terjadi
tentang 'Danish Cartoon'.
Kasus ini memberi isyarat se-
makin adanya kaum yang
menginginkan perpecahan
terjadi. Latif dan Sarna pun
saling berjibaku untuk mem-
beri makna toleransi. Tidak
ada agama menginginkan
perpecahan. Hanya segelintir
orang yang menginginkan
terjadi permusuhan antar
pemeluk agama.
Sarna memberi pandangan
terhadap kasus 'Danish
Cartoon' dengan bijak bahwa
ada oknum yang memang
rasa kebenciannya terlalu
tinggi karena keyakinan
yang berbeda.
.
ZONA INDONESIA
Dari adanya hubungan baik
Latif dan Sarna dibentukah
Of Many Institute for
Multifaith Leadership di NYU.
Film dokumenter ini men-
jelaskan makna persahabat-
an dan toleransi hingga pen-
dirian lembaga tersebut.
Linda G Mills selaku sutradara
dan Chelsea Clinton selaku
produser "Of Many" ini juga
menjadi bagian dari "Of
Many" Institute sebagai
dewan penasehat.
Melalui "Of Many" yang rilis
tahun 2014 tersebut mem-
beri sebuah pesan bahwa
makna toleransi itu luas.
Hentikan segala sikap ke-
bencian baik kepada agama,
suku, atau ras tertentu.
Dalam agama, suku, atau ras
apapun tentu tidak ada yang
menginginkan adanya
permusuhan atau perpecah-
an terjadi. Ini menjadi sebuah
nikmat kebersamaan dan
kebahagiaan.
HAL 37
 MARET 2020 ZONA ASIA

"Cuties and The Fake", Film Komedi Thailand yang

Menghibur
oleh Siti Nurjanah

Awal film sempat dibuat

bingung karena setting
dibuat dengan nuansa
horor. Ternyata itu adalah
pembukaan tayangan
dengan parodi film horor
"Pee Mak (2013)", yang
juga merupakan film
produksi GDH. Apalagi
adegan kabur dan naik
perahu dijamin bikin
tertawa.

Film "Cuties and waktu dekat. Asisten
The Fake" ini bercerita Cathy begitu marah, Ia
tentang empat sekawan mengancam untuk me-
yaitu Gus (Paopetch nuntut Golf dan KIM yang
Charoensook), Kim ada di tempat kejadian
(Chanyachirawong dengan ancaman denda
Rathanand), Golf ganti rugi 50 juta Baht. Di
(Thongkanthom tengah kegamangan itu
Thongchai) dan Natty akhirnya mereka punya
(Pattarasaya ide untuk mencari se-
Kreuasuwansri). Ke- seorang yang mirip
empatnya ini memiliki dengan Cathy.
permasalahan masing-
masing. Diketahu pernah ada tiga
orang yang pernah
Hingga suatu ketika Golf melakukan operasi
yang bekerja sebagai dengan wajah me-
penata rias artis tidak nyerupai Cathy. Setelah
sengaja membuat pencarian akhirnya
cedera selebritis terkenal mereka bertemu NAM
bernama Cathy (Araya A. penjual nasi goreng di
Hargate). pinggir jalan yang cukup
mendekati sosok Cathy. 
Akibat dari cedera itu Ia
harus dirawat di rumah Masalah lain timbul,
sakit padahal harus ada ternyata karakter NAM
syuting iklan dalam yang kasar berbanding
terbalik dengan Cathy
yang lembut. Berbagai upaya
dilakukan untuk membuat
NAM bisa menggantikan
Cathy saat proses syuting.
Berbagai kejadian harus
mereka alami yang justru
mengundang gelak tawa.
Percakapan konyol dan
beberapa adegan yang
diperankan para pemainnya
disajikan secara pas hingga
mampu mengocok perut
penonton. 
Film berdurasi 109 menit ini
mendapatkan rating untuk
umur 21 tahun ke atas di
Indonesia. Dikarenakan film
ini menghadirkan humor
'dewasa' dan ada beberapa
adegan yang disensor.
Dengan aksi jenaka dan
humor yang disajikan, film
ini Saya beri poin nilai 7,5/10.

KO-MAGZ   HAL 38
 MARET 2020 EVENT KOMIK

Beragam Event KOMiK dari Kuis Hingga Nobar Film

Thailand
KOMiK pada bulan Maret
lebih banyak menghelat
event online. Hal ini
dikarenakan adanya
wabah Covid-19 sehingga
bioskop pun ditutup dan
acara yang mengundang
banyak orang dilarang.
Oleh karena itu agenda
KOMiK tur bioskop jadul
pun ditunda hingga
kondisi memungkinkan.

Meski demikian ada

cukup banyak acara yang
dihelat KOMiK selama
bulan Maret, dari nobar
Musik Nasional (9/3), Hari
premier, event tematik,
Perempuan Internasional
kuis-kuis, hingga rencana
(8/3), dan Hari Film
penyusunan pembuatan
Nasional (30/3). KOMiK
buku bertema horor
mengajak Komiker untuk
Indonesia.
menulis artikel bertema-
kan hari-hari tersebut.
Untuk agenda nonton
Khusus untuk Hari Film
bareng, KOMiK
Nasional, KOMiK meng-
mendapat berbagai
adakan kuis melalui akun
undangan nonton bareng
twitter KOMiK di
seperti "Guns Akimbo",
@komik_ksiana selama
"Cuties and The Fake",
lima hari dengan masing-
dan "Onward". Untuk itu
masing pemenang men-
kami ucapkan terima
dapatkan hadiah saldo
kasih atas kepercayaan
Gopay sebesar Rp50 ribu.
partner KOMIK yaitu CGV
Rupanya animonya tinggi.
Cinema, Babeh Helmi
Jawaban para peserta
dan GDH, juga
kreatif dan memberikan
Kompasiana.
inspirasi.

Pada bulan Maret ini juga

Oleh karena masa
terdapat hari-hari
pandemi, yuk nonton di
penting, seperti Hari
rumah, jangan lupa
menulis ulasannya.

KO-MAGZ HAL 39
MARET 2020 EVENT KOMIK

Serba-Serbi KOMiK

AGENDA MENDATANG:

Pengumuman Rekap Film Bulan Maret

Flash Hari Kartini
Flash Hari Bumi
Penyusunan Buku Horor

KONTAK KAMI:

www.kompasiana.com/komik.kompasiana
FB:
https://m.facebook.com/groups/398289883564
976?
Twitter: @komik_ksiana

 
Instagram : @komik_kompasiana
Email :komik.kompasiana@gmail.com

KONTRIBUTOR Volume II/2020:

Achmad Humaidy, Ali Akbar, Amanda Nasution,

Anna R. Nawaning S., Daniel Mashudi, Deny Oey,
Dewi Puspasari, Erni Purwitosari, Hana Marita
Sofianti, Herman Susanto, Ira Lathief, Irvan Sjafari,
Lisa Noor Humaidah, Muchammad Nasrul
Hamzah, Nurul Dwi Larasati, Saepullah, Siti
Nurjanah, Yonathan Christanto

Editor: Achmad Humaidy, Ang Tek Khun, Dewi

Puspasari
Layout: Dewi Puspasari

KO-MAGZ HAL 40