Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN FISIKA LABORATORIUM II (2021) 01111640000043 1

CITRA SPEKEL
Nurilhuda Ardli Santosoa, Umi Latifah, Nurrisma Puspitasari dan Gontjang Prajitno
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: nurilhudaas@gmail.com

Abstrak— Percobaan citra spekel bertujuan untuk dalam gelombang elektromagnetik yang secara
membandingkan kekasaran dari beberapa aplas mesh, umum memiliki sifat-sifat polarisasi, superposisi,
kertas HVS dan tissue melalui metode pencitraan refleksi, refraksi, difraksi, dan interferensi. Refraksi
spekel. Pada percobaan ini terdapat beberapa prinsip
yaitu sifat cahaya, dimana sifat cahaya yang menjadi terjadi ketika sebuah cahaya memancar dari satu
prinsip adalah polarisasi dan interferensi, dimana medium ke medium yang lain, maka cahaya
polarisassi terjadi ketika cahaya laser ditembakkan ke tersebut akan berbelok karena adanya perbedaan
arah polarisator sehingga cahaya yang masuk akan kecepatan gelombang pada media-media tersebut.
disearahkan oleh polarisator, hal tersebut dilakukan [1]
karena cahaya pada laser awalnya arah getarnya ke Citra spekel merupakan hamburan
segala arah dan pada percobaan ini dibutuhkan
cahaya yang searah, maka dari itu digunakanlah permukaan acak yang berupa bintik bintik dan
polarisator. Sedangakan interferensi adalah berpola gelap terang. Pola speckel adalah random
perpaduan atau superposisi gelombang Interferensi intensitas pola yang dihasilkan oleh saling
gelombang ada yang saling menguatkan dan ada yang interferensi dari satu muka gelombang. Efek yang
saling melemahkan. Gelombang yang saling ditimbulkan pada spekel merupakan hasil dari
menguatkan disebut interferensi konstruktif yang interferensi gelombang yang memiliki fasa yang
selanjutnya menghasilkan cahaya terang. Sedangkan
interferensi yang saling melemahkan disebut
berbeda dan nilai amplitudonya besar sehingga
interferensi destruktif dan hasil dari interferensi ini menimbulkan interferensi konstruktif yang
adalah pola gelap pada layer. Dari percobaan yang kemudian memberikan gelombang resultan.
telah dilakukan didapatkan data berupa foto yang Kekasaran obyek merupakan penyebab utama
menangkap hasil pantulan interferensi cahaya dan terjadinya spekel. Cahaya pada tiap titik pada
histogram dari foto tersebut melalui softwere ImageJ. gelombang telah tersebar pada setiap titik
Dari percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa
material yang memiliki tingkat kekasaran paling
permukaan yang diterangi cahaya.[2]
tinggi adalah amplas mesh 80 dan terendah adalah Interferensi cahaya merupakan perpaduan
tissue atau superposisi gelombang. Ketika dua
gelombang atau lebih tiba di tempat yang
sama pada saat yang sama. Interferensi
Kata Kunci— Interferensi, Polarisasi, Spekel akan terjadi pada cahaya ataupun
gelombang apabila dua atau lebih
gelombang cahaya bersuperposisi.
I. PENDAHULUAN Interferensi gelombang ada yang saling
menguatkan dan ada yang saling

S
melemahkan. Gelombang yang saling
ETIAP benda atau material memiliki tekstur
menguatkan disebut interferensi konstruktif
permukaan tertentu. Tekstur ini berkaitan erat
yang selanjutnya menghasilkan cahaya
dengan kekasaran permukaan. Banyak sekali
terang. Sedangkan interferensi yang saling
material yang permukaannya terlihat halus secara
melemahkan disebut interferensi destruktif
kasat mata, tetapi secara mikroskopis dapat nampak
dan hasil dari interferensi ini adalah pola
bahwa permukaan material tersebut kasar.
gelap pada layar. Pola gelap terang akan
Kekasaran permukaan suatu benda akan nampak
terjadi pada layar secara selang-seling.[3]
ketika material tersebut disinari oleh cahaya. Salah
Cahaya juga dapat mengalai polarisasi.
satu sifat yang dimiliki yaitu dapat dipantulkan akan
Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah
memberikan perbedaan jelas antara permukaan
getar gelombang pada cahaya. Akibat
material yang halus dan yang kasar, yaitu apabila
adanya polarisasi cahaya, arah getar suatu
cahaya koheren disinarkan pada permukaan kasar
cahaya yang semula acak dapat menjadi
maka sinar akan tersebar kembali dari setiap titik
satu arah getar saja. Oleh karenaa itulah,
objek yang disinari, hal tersebut tidak bisa
polarisasi dapat disebut sebagai
dilakukan denga penglihatan biasa. Maka untuk
penyerapan arah bidang getar suatu
mempermudah proses pengamatan dalam
gelombang. Fakta bahwa cahaya dapat
menentukan kekasaran permukaan suatu material,
mengalami polarisasi, menunjukan bahwa
dilakukan percobaan citra spekel yang bertujuan
cahaya adalah gelombang transversal.
untuk membandingkan kekasaran beberapa aplas
Polarisasi hanya terjadi pada gelombang
mesh, kertas HVS dan tissue melalui metode
transversal. Gelombang elektromagnetik
pencitraan spekel.
merupakan gelombang transversal. Cahaya
Cahaya merupakan salah satu bentuk dari
merupakan salah satu bentuk gelombang
gelombang elektromagnetik. Cahaya termasuk ke
elektromagnetik. Ketika gelombang cahaya
LAPORAN FISIKA LABORATORIUM II (2021) 01111640000043 2

mengalami proses polarisasi maka Dalam percobaan kali ini terdapat skema alat
merupakan terjadinya proses osilasi yang yang dapat dilihat pada gambar 1.
terjadi pada medan listrik dengan titik yang
melewati kurva berbentuk sinusoidal yang
C. Langkah Kerja
terjadi saat gelombang bergerak.
Polarisator adalah bagian mikroskop yang Pada percobaan kali ini terdapat langkah
terdiri dari suatu lembaran polaroid yang kerja yang dilakukan sebagai berikut pertama
berfungsi sebagai penyerap cahaya secara disusun posisi laser, polarisator diusahakan sejajar
terpilih (selective absorbtion) sehingga agar cahaya terfokuskan. Selanjutnya sinar dari laser
cahaya yang diteruskan akan bergetar dan diatur agar tepat mengenai mesh atau kertas dengan
merambat pada satu arah rambatan atau jarak antara laser, polarisator, dan bahan yang
getaran. Lembaran ini diletakkan diamati masing masing 20cm. Untuk mendapatkan
sedemikian rupa hingga arah getaran berkas cahaya yang jatuh di mesh atau kertas,
sinarnya sejajar [4] digunakan handphone berkamera untuk mengambil
Laser (singkatan dari Light Amplification gambar berkas cahaya yang jatuh pada bahan yang
by Stymulated Emission of Radiation) diamati. Digunakan variasi sudut yakni 0° , 30° ,
merupakan mekanisme suatu alat yang 60° , dan 90° . Percobaan ini diulangi dengan sampel
memancarkan radiasi elektromagnetik, yang berbeda dari kertas hvs, tisu kering, amplas 80
biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak mesh, 1500 mesh, dan 2000 mesh. Analisa
dapat dilihat maupun dapat dilihat dengan dilakukan dengan menggunakan software “imageJ”
mata normal, melalui proses pancaran pada laptop untuk mendaptkan sudut deviasi dan
terstimulasi. Pancaran laser biasanya mean.
tunggal, memancarkan foton dalam D. Flowchart
pancaran koheren. Laser juga Pada gambar 2, merupakan flowchart dari
percobaan citra spekel
dapat dikatakan efek dari mekanika
kuantum. Laser merupakan alat yang
mengatur atau memanipulasi agar
atomatom yang mengalami eksitasi
melepaskan foton. Dalam laser, sebuah
medium penguat akan dipompa sehingga
atomatom medium tersebut mengalami
keadaan tereksitasi. Secara khusus, kedipan
cahaya yang sangat cepat atau
muatanmuatan listrik akan memompa
medium penguat dan menghasilkan
sekumpulan besar atom-atom yang berada
dalam keadaan tereksitasi (atom-atom
dengan elektron berenergi tinggi). Kita
perlu kondisi ini agar laser bekerja secara
efisien.[2]

II. METODE PENELITIAN


A. Alat dan Bahan
Dalam percobaan kali ini dibutuhkan ala
dan bahan sebagai berikut, Bahan uji yang
digunakan adalah tisu kering, kertas HVS, dan
amplas mesh. Mesh sendiri yang digunakan adalah
mesh 80, mesh 1500, dan mesh 2000. Sedangkan
alat yang digunakan adalah polarisator yang
berfungsi untuk menyearahkan cahaya agar bergetar
dan merambat pada satu arah rambatan atau getaran,
laser sebagai penghasil cahaya, statip sebagai Gambar 2. Flowchart
tempat meletakan bahan uji, handphone berkamera
sebagai pengambil gambar, dan laptop untuk
III. HASIL DAN
mengambil data pola spekel.
PEMBAHASAN

B. Skema Alat
LAPORAN FISIKA LABORATORIUM II (2021) 01111640000043 3

A. Analisa Data
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan maka didapatkan data yang bisa
dilihat pada gambar pada lampiran.

B. Perhitungan
Setelah didapatkan data dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan nilai
kontras, salah satu contoh perhitungan nilai
kontras yaitu pada tissue dengan sudut 90
derajat dibawah ini:

Diketahui: Standar
Deviasi=11,378
Mean =193,230
Ditanya nilai kontras?
Jawab:
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠 =
𝑚𝑒𝑎𝑛

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠 =
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠 = 0,059

Kemudian dilakukan perhitungan untuk


semua data dan dapat dilihat pada tabel 1.
LAPORAN FISIKA LABORATORIUM II (2021) 01111640000043 4

Tabel 1. Hasil perhitungan nilai kontras tiap


ampals dengan sudut polarisasi 0,30,60 dan
90
D. Pembahasan
Percobaan citra spekel bertujuan
untuk membandingkan kekasaran dari
beberapa aplas mesh, kertas HVS dan
tissue melalui metode pencitraan spekel.
Pada percobaan ini terdapat beberapa
prinsip yaitu sifat cahaya, dimana sifat
cahaya yang menjadi prinsip adalah
polarisasi dan interferensi, dimana
polarisassi terjadi ketika cahaya laser
ditembakkan ke arah polarisator sehingga
cahaya yang masuk akan disearahkan oleh
polarisator, hal tersebut dilakukan karena
cahaya pada laser awalnya arah getarnya ke
segala arah dan pada percobaan ini
dibutuhkan cahaya yang searah, maka dari
itu digunakanlah polarisator. Sedangakan
interferensi adalah perpaduan atau
superposisi gelombang Interferensi
gelombang ada yang saling menguatkan
dan ada yang saling melemahkan.
Gelombang yang saling menguatkan
disebut interferensi konstruktif yang
selanjutnya menghasilkan cahaya terang.
Sedangkan interferensi yang saling
melemahkan disebut interferensi destruktif
dan hasil dari interferensi ini adalah pola
gelap pada layer. Pada percobaan ini,
interferensi dapat dilihat pada hasil yang
ditangkap oleh kamera, dimana cahaya
yang ditangkap oleh kamera adalah cahaya
yang dipantulkan oleh material yang
menghasilkan pola gelap terang hasil
C. Grafik interferensi dari cahaya yang ditembakkan.
Grafik hubungan antara sudut Pada percobaan kali ini material
polarisasi dengan nilai kontras pada tiap yang akan dibandingkan adalah aplas
bahan ujian dapat dilihat pada gambar 3. dengan mesh 80, 1500 dan 2000 serta
kertas HVS dan tissue. Perbandingan

0.500
0.450
0.400 Amplas 80
0.350 Mesh
0.300 Amplas 1500
Contras

Mesh
0.250
Amplas 2000
0.200
Mesh
0.150
Kestas HVS
0.100
0.050
Tissu
0.000
0 50 100
Sudut Deviasi

Gambar 3. Grafik sudut deviasi dengan nilai kontras tingkat kekasaran dari material tersebut
LAPORAN FISIKA LABORATORIUM II (2021) 01111640000043 5

dapat dilihat dari tingginya nilai kontras


Gambar 3. Grafik antara sudut deviasi dan
nilai kontras masing masing material. UCAPAN TERIMA KASIH
Pada setiap material, dimana nilai
kontras tersebut didapat dari standart Saya Nurilhuda Ardli Santoso
deviasi dan mean pada masing-masing
bahan yang dapat dilihat dengan mengucapkan terima kasih untuk teman-
memasukkan foto yang diambil pada teman kelompok 1 kelas B, yang telah
perangkat lunak imageJ. Setelah didapatkan membantu dan bekerja sama dalam
nilai kontras tersebut kita dapat melakukan
berbagai macam hal untuk persiapan tugas
perbandingan tingkat kekasaran dari
masing-masing material. Kontras pendahuluan maupun pembuatan laporan.
merupakan tingkat perbedaan antara pola Terima kasih juga kepada dosen serta
gelap terang yang terjadi dikarenakan asisten laboratorium, Umi Latifah, yang
interferensi. Dengan semakin tinggi nilai
kontras maka material tersebut dianggap telah bersedia membagi ilmu yang berguna
semakin kasar. Dari perhitungan yang kepada saya dan membimbing saya dan
dilakukan didapatkan nilai kontras pada teman-teman dalam memahami dan
amplas mesh 80 pada sudut polarisasi 0 o
menegrti mengenai citra spekel
yaitu 0,308, pada sudut polarisasi 30o yaitu
0,335, pada sudut polarisasi 60o yaitu
0,447, pada sudut polarisasi 90o yaitu DAFTAR PUSTAKA
0,443. Pada amplas mesh 1500 pada sudut
polarisasi 0o yaitu 0,260, pada sudut
polarisasi 30o yaitu 0,268, pada sudut [1] Kh Mukherjee, Debangshu. 2008.
polarisasi 60o yaitu 0,269, pada sudut “Experiment 5: Determination of the
polarisasi 90o yaitu 0,264. Pada amplas Refractive Indek (μ) of The Material
mesh 2000 pada sudut polarisasi 0o yaitu of A Prism using Spectrometer”.
0,231, pada sudut polarisasi 30o yaitu Chennai Mathematical Institute: 1-2.
0,262, pada sudut polarisasi 60o yaitu
0,268, pada sudut polarisasi 90o yaitu [2] Vandergriff, L.J. et al. 2008.
0,272. Pada kertas HVS pada sudut “Fundamentals of Photonics”.S.P.I.E.
polarisasi 0o yaitu 0,060, pada sudut Washington
polarisasi 30o yaitu 0,079, pada sudut [3] Serway, R.A. dan John W.J, Jr. 2010.
polarisasi 60o yaitu 0,065, pada sudut “Physics for Scientists and Engineers
polarisasi 90o yaitu 0,077. Pada tissue pada with Modern Physics”.
sudut polarisasi 0o yaitu 0,060, pada sudut Brooks/Cole Cengage Learning.
polarisasi 30o yaitu 0,055, pada sudut California.
polarisasi 60o yaitu 0,062, pada sudut [4] Alfa, R. Minarni, dan Salomo. 2013.
polarisasi 90o yaitu 0,059.
“Analisa Pola DifraksiFraunhofer
Dari grafik antara sudut polarisasi
pada Celah Tunggal dan Pembuktian
dan nilai kontras dapat kita lihat bahwa
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg.”
amplas mesh 80 memiliki kekasaran paling
Kampus Binawidya. Pekanbar
tinggi kemudian diikuti oleh amplas mesh
1500 yang lebih kasar sedikit dari pada
amplas 2000 mesh, sedangkan kertas HVS
dan Tissue memiliki kekasaran rendah
dimana tissue merupakan yang paling
halus. Hal tersebut dikarenakan nilai
kontras masing masing material yang
berbeda beda, dan material yang memiliki
nilai kontras paling tinggi merupakan
material yang paling kasar.

IV. KESIMPULAN
Dari Percobaan yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan yaitu tingkat kekasaran
dari material yang diuji dari yang paling
kasar hingga yang halus berturut-turut
adalah sebagai berikut yaitu amplas mesh
80, amplas mesh 1500, amplas mesh 2000,
kertas HVS dan Tissue.
LAPORAN FISIKA LABORATORIUM II (2021) 01111640000043 6

LAMPIRAN

Tissue sudut 30

Amplas 80 sudut 0 Amplas 1500 sudut 30

Amplas 80 sudut 30 Amplas 1500 sudut 0

Amplas 2000 sudut 0


Amplas 80 sudut 60

Amplas 80 sudut 90 Amplas 2000 sudut 30

Amplas 1500 sudut 90


Amplas 2000 sudut 60

Amplas 2000 sudut 90


Amplas 1500 sudut 60
LAPORAN FISIKA LABORATORIUM II (2021) 01111640000043 7

HVS sudut 90 Tissue sudut 60

HVS sudut 60 Tissue sudut 90

HVS sudut 30

HVS sudut 0

Tissue sudut 0

Anda mungkin juga menyukai