Anda di halaman 1dari 11

Nama : Abelia Berliana Casandra

Nim : E1Q021001

Matkul : Kajian Fisika Sekolah Menengah (5A)

No Miskonsepsi Konsepsi
1. Warna pada objek berasal dari pigmen, Bahwa warna pada objek memang sebagian
bukan dari sifat optik objek tersebut." besar berasal dari pigmen yang ada di
Peserta Didik berpikir bahwa warna pada dalamnya, tetapi sifat optik objek juga
suatu benda, seperti warna kain atau cat memainkan peran penting dalam penampilan
dinding, sepenuhnya ditentukan oleh warna. Pigmen adalah substansi kimia yang
pigmen yang ada di dalamnya. menyerap atau memantulkan cahaya pada
tingkat molekuler, yang pada gilirannya
menciptakan warna. Meskipun pigmen
berkontribusi besar pada warna objek, sifat
optik objek juga berperan dalam cara cahaya
berinteraksi dengan objek tersebut. Misalnya,
sifat permukaan objek, seperti kekasaran atau
kehalusan, dapat memengaruhi bagaimana
cahaya dipantulkan dan menciptakan efek
warna yang berbeda. Oleh karena itu, warna
pada suatu objek dipengaruhi oleh kombinasi
antara pigmen dan sifat optiknya. Memahami
bahwa warna adalah hasil dari interaksi
kompleks antara pigmen dan sifat optik objek
dapat membantu peserta didik menghindari
miskonsepsi tersebut.
2. Peserta didik beranggapan bahwa suara 1. Suara atau bunyi tidak dapat merambat
merambat paling cepat melalui ruang melalui vakum (hampa udara). Pasalnya,
hampa atau ruang yang tidak ada udara. bunyi adalah salah satu jenis gelombag
Padahal di dalam ruang hampa suara mekanik sehingga perlu medium dalam
tidak bisa dirambatkan. perambatannya. Sehingga, bunyi tidak dapat
merambat melalui udara hampa. Sementara
itu, bunyi dapat merambat dalam zat padat,
cair, dan gas. Contoh, Suling yang ditiup juga
dapat menghasilkan bunyi. Bunyi dapat
terdengar karena getarannya merambat
melalui suatu medium (zat perantara). Bunyi
tidak dapat merambat di ruang hampa udara.
2. Udara memerlukan medium untuk
merambat, dan ruang hampa atau vakum
sebenarnya tidak dapat menjadi medium
untuk perambatan suara. Suara dapat
merambat melalui udara, air, atau padatan,
tetapi tidak dapat merambat di ruang hampa
karena tidak ada partikel atau medium yang
dapat menggetarkan untuk menyebarkan
gelombang suara.
Ruang hampa atau vakum memiliki tekanan
udara yang sangat rendah atau bahkan tidak
ada udara sama sekali. Suara memerlukan
medium untuk menyebarkan gelombang
suara, dan karena tidak ada partikel di ruang
hampa yang dapat bergerak untuk
mentransmisikan getaran, suara tidak dapat
merambat melalui ruang tersebut.
Jadi, penting untuk memahami bahwa suara
membutuhkan medium seperti udara, air,
atau padatan untuk merambat, dan ruang
hampa sebenarnya tidak mendukung
perambatan suara.
3. Gelombang itu bergerak maju dengan Bahwa gelombang bergerak maju dengan
sendirinya, bukan pergerakan geteran sendirinya tidak benar. Gelombang adalah
melalui medium. pergerakan yang terjadi melalui medium,
bukan pergerakan gelombang itu sendiri.
Gelombang adalah getaran yang merambat
melalui medium, seperti air, udara, atau tali.
Ketika suatu medium digetarkan, partikel-
partikel di dalamnya bergerak bolak-balik
dan mentransmisikan energi dari satu tempat
ke tempat lain. Energi ini merambat melalui
medium dalam bentuk gelombang.
Gelombang memiliki dua jenis gerakan:
gerakan getaran dan gerakan perambatan.
Gerakan getaran terjadi ketika partikel-
partikel medium bergerak bolak-balik seiring
dengan arah rambatan gelombang.
Sedangkan gerakan perambatan terjadi ketika
gelombang merambat melalui medium.
Dalam gelombang transversal, partikel-
partikel medium bergerak tegak lurus
terhadap arah rambatan gelombang.
Contohnya adalah gelombang pada tali.
Sedangkan dalam gelombang longitudinal,
partikel-partikel medium bergerak searah
dengan arah rambatan gelombang.
Contohnya adalah gelombang suara.
4. Peserta didik beranggapan bahwa Namun dalam fisika, frekuensi gelombang
semakin tinggi frekuensi gelombang, tidak memengaruhi kecepatan gelombang.
maka semakin cepat gelombang tersebut Kecepatan gelombang cahaya dalam vakum
bergerak. selalu konstan. Frekuensi gelombang hanya
mengukur jumlah gelombang yang melalui
suatu titik dalam satu satuan waktu,
sedangkan kecepatan gelombang ditentukan
oleh sifat-sifat medium yang dilaluinya.
5. Beberapa orang mungkin salah mengira Bahwa cahaya dapat mengalami pembelokan
bahwa cahaya hanya bergerak dalam atau pembiasan saat melewati batas antara
garis lurus, tanpa mempertimbangkan dua media dengan kecepatan rambat cahaya
pembiasan atau pembelokan cahaya. Jadi yang berbeda. Pemahaman ini melibatkan
konsep yg benar adalah? prinsip-prinsip optika geometris dan hukum
Snell.
=>Cahaya Merambat Sebagai Gelombang
Meskipun konsep optika geometris berguna
untuk menjelaskan banyak fenomena optik
dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya
cahaya adalah gelombang elektromagnetik.
Sebagai gelombang, cahaya memiliki sifat-
sifat seperti pembelokan (difraksi) dan
pembiasan (refraksi), yang tidak selalu sesuai
dengan konsep garis lurus dalam optika
geometris.
=>Hukum Snell
Hukum Snell memberikan dasar matematis
untuk memahami perubahan arah cahaya saat
melalui batas antara dua media dengan
indeks bias yang berbeda. Hukum Snell
menyatakan bahwa produk dari indeks bias
dan sin dari sudut datang adalah konstan saat
cahaya melewati batas.
=>Pembelokan dan Pembiasan Cahaya
Sebagai contoh, ketika cahaya memasuki air
dari udara dengan sudut datang tertentu,
hukum Snell menyatakan bahwa cahaya
tersebut akan melewatinya dengan arah yang
sedikit berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa
cahaya tidak selalu bergerak dalam garis
lurus, terutama ketika melewati batas antara
media dengan kecepatan cahaya yang
berbeda.
6. Pada terjadinya pembiasan pada lensa. Miskonsepsi siswa terkait pembiasan pada
Menurut siswa, sinar datang pada lensa lensa menyatakan bahwa pembiasan hanya
cembung atau cekung, tidak dibiaskan terjadi di tengah lensa, tidak dipengaruhi oleh
pada permukaan lensa tetapi pada tengah permukaan lensa atau ketebalannya. Konsep
lensa. Dengan kata lain, permukaan yang benar adalah pembiasan pada lensa
lensa dan ketebalan lensa tidak cembung atau cekung melibatkan interaksi
berpengaruh pada proses pembiasan dengan seluruh struktur lensa, termasuk
cahaya. permukaan dan ketebalan lensa. Pembiasan
terjadi saat cahaya berinteraksi dengan
perbatasan antara lensa dan udara, dan
pemahaman ini penting untuk memahami
bagaimana lensa memfokuskan cahaya.
7. Peserta didik beranggapan bahwa cahaya Cahaya dapat dipantulkan oleh berbagai jenis
hanya dapat dipantulkan dari permukaan permukaan, baik yang halus maupun yang
yang halus saja kasar. Pemantulan cahaya tergantung pada
hukum pemantulan dan sifat permukaan.
=> Hukum pemantulan menyatakan bahwa
sudut datang (sudut antara arah datangnya
sinar cahaya dan garis normal pada
permukaan) sama dengan sudut pantul (sudut
antara arah pantulan sinar cahaya dan garis
normal). Hukum ini berlaku untuk
pemantulan pada berbagai jenis permukaan.
=> Meskipun cahaya dapat dipantulkan oleh
berbagai permukaan, sifat permukaan dapat
mempengaruhi sejauh mana cahaya
dipantulkan. Permukaan yang halus
cenderung memberikan pantulan yang teratur
dan terfokus, sehingga menciptakan pantulan
yang terang dan terarah. Permukaan yang
kasar, di sisi lain, dapat menyebabkan
pantulan yang difus, atau tersebar, sehingga
menciptakan pantulan yang lebih lemah dan
tidak terarah.
Jadi, sementara cahaya dapat dipantulkan
dari permukaan yang halus, hal ini tidak
berarti bahwa hanya permukaan yang halus
yang dapat memantulkan cahaya. Banyak
benda sehari-hari, seperti kertas, kayu, dan
kulit, memiliki permukaan yang kasar tetapi
masih dapat memantulkan cahaya dalam
berbagai arah sesuai dengan hukum
pemantulan.
8. Peserta didik menggangap jalannya sinar Jalannya sinar cahaya dalam pembiasan
dari medium rapat ke medium yang lebih terkait dengan hukum Snell, yang
renggang mendekati garis normal, dan menyatakan bahwa perubahan sudut
sebaliknya jalannya sinar dari medium pembiasan tergantung pada perbedaan
renggang ke medium yang lebih rapat kecepatan cahaya dalam dua media tersebut.
menjauhi garis normal. Jika peserta didik beranggapan bahwa sinar
yang masuk dari medium yang lebih rapat
akan mendekati garis normal, dan sebaliknya,
ini mungkin disebabkan oleh
ketidakpahaman terhadap hukum Snell.
Secara umum, hukum Snell menyatakan
bahwa:
=>Ketika cahaya berpindah dari medium
yang lebih rapat ke medium yang lebih
renggang, sinar akan cenderung menjauhi
garis normal.
=>Ketika cahaya berpindah dari medium
yang lebih renggang ke medium yang lebih
rapat, sinar akan cenderung mendekati garis
normal.
9. Peserta didik beranggapan bahwa cepat Hubungan antara kecepatan, frekuensi, dan
rambat gelombang tidak bergantung panjang gelombang dapat dijelaskan oleh
pada frekuensi dan amplitudo. persamaan berikut:
Kecepatan gelombang (v) = Frekuensi (f) x
Panjang gelombang (λ)
Dengan demikian, jika frekuensi atau
panjang gelombang berubah, kecepatan
gelombang juga akan berubah. Jadi,
gelombang rambat cepat sangat bergantung
pada frekuensi dan panjang gelombang.
10. Peserta didik beranggapan bahwa Sinar Sinar cahaya yang melewati lensa cembung
datang pada lensa cembung/cekung atau cekung akan mengalami pembiasan pada
dengan ketebalan tertentu tidak permukaan lensa, bukan hanya pada tengah
dibiaskan pada permukaan lensa tetapi lensa. Pembiasan ini terjadi karena perbedaan
pada tengah lensa indeks refraksi antara medium udara dan
material lensa.
11. Peserta didik beranggapan bahwa Dalam fisika, kecepatan cahaya dalam
semakin besar intensitas sumber cahaya vakum selalu konstan, tidak bergantung pada
maka akan semakin besar pula kecepatan intensitas cahaya. Intensitas cahaya hanya
cahayanya. mengukur jumlah energi yang dibawa oleh
gelombang cahaya per satuan luas, dan tidak
berpengaruh pada kecepatan cahaya itu
sendiri
12. 1 . Intensitas Cahaya:
Intensitas cahaya adalah ukuran dari
banyaknya energi cahaya yang melalui suatu
area tertentu dalam waktu tertentu. Ini
berkaitan dengan banyaknya foton atau
partikel cahaya yang tiba di suatu tempat
dalam interval waktu tertentu.
Intensitas cahaya dapat bervariasi tergantung
pada sumber cahaya dan jaraknya. Semakin
dekat dengan sumber cahaya atau semakin
besar daya cahaya yang dipancarkannya,
intensitas cahaya di suatu tempat dapat
meningkat.
2 . Kecepatan Cahaya:
Kecepatan cahaya dalam vakum memiliki
nilai konstan, yaitu sekitar 299.792 kilometer
per detik (disingkat c). Nilai ini tidak
dipengaruhi oleh intensitas cahaya atau
sumbernya.
Kecepatan cahaya adalah konstanta
fundamental dalam fisika dan tidak berubah
tergantung pada intensitas cahaya atau
parameter lainnya.
Dengan demikian, kecepatan cahaya tetap
konstan dalam vakum dan tidak dipengaruhi
oleh intensitas cahaya. Miskonsepsi ini
mungkin muncul karena peserta didik
mungkin membingungkan antara kedua
konsep ini atau kurang pemahaman tentang
sifat-sifat cahaya dalam konteks fisika.
13. Kemungkinan kesalahan saat 1. Miskonsepsi sering muncul saat siswa
menentukan nilai amplitudo, cepat memahami hubungan antara panjang
rambat, frekuensi, periode dan panjang gelombang (λ), frekuensi (f), cepat rambat
gelombang berdasarkan persamaan (v), dan konstanta gelombang (k).
umum gelombang misalnya: siswa Kesalahpahaman dapat timbul karena simbol
terkadang bingung menentukan panjang yang serupa, seperti (k) dan (λ), serta
gelombang apakah berasal dari nilai kesamaan struktur rumus. Penting untuk
frekuensi sudut (ω) atau konstanta diingat bahwa (k) adalah konstanta
gelombang (k) karena kedua rumus gelombang yang terkait dengan sudut fase
tersebut memiliki kemiripan dalam gelombang sinusoidal, sedangkan (λ)
adalah panjang gelombang yang berkaitan
dengan jarak antara puncak atau lembah.
Memahami hubungan matematis yang tepat
antara variabel-variabel ini, seperti (v = fλ),
(f =v/λ), dan (k = 2π/λ), dapat membantu
siswa menghindari kebingungan dan meraih
pemahaman yang lebih baik tentang sifat
gelombang.
2. Miskonsepsi mungkin muncul karena
adanya kesamaan simbol (k dan λ) dan peran
mereka dalam gelombang sinusoidal.
Namun, perlu diingat bahwa k adalah
konstanta gelombang dan tidak langsung
terkait dengan panjang gelombang seperti λ.
k terkait dengan sudut fase dan frekuensi
sudut (ω) dalam gelombang sinusoidal
melalui hubungan k=ω/v.
14. Peserta didik beranggapan bahwa Pandangan siswa tersebut mencerminkan
Cahaya yang merambat mengenai benda pemahaman yang umum terkait dengan
perambatan cahaya melalui benda transparan,
seperti kaca atau air. Namun, penting untuk
yang transparan akan diteruskan tanpa diingat bahwa cahaya dapat mengalami
mengalami perubahan arah. pembiasan atau perubahan arah ketika
melewati medium yang berbeda dengan
kecepatan cahaya yang berbeda.
15. Tentang perjalanan suara. Peserta didik Suara tidak dapat merambat melalui ruang
sering beranggapan bahwa suara hampa atau ruang yang tidak ada udara.
merambat paling cepat melalui ruang Suara membutuhkan medium, seperti udara,
hampa atau ruang yang tidak ada udara air, atau benda padat, untuk merambat.
Kecepatan suara tergantung pada medium
yang digunakan.
16. Menganggap bahwa warna pada 1. Sebenarnya ada dua faktor utama yang
gelombang cahaya hanya tergantung mempengaruhi warna cahaya, yaitu panjang
pada panjang gelombang. gelombang dan amplitudo gelombang.
=> Panjang gelombang mempengaruhi warna
cahaya. Cahaya tampak memiliki berbagai
warna yang tergantung pada panjang
gelombangnya. Misalnya, cahaya dengan
panjang gelombang lebih pendek mungkin
terlihat biru atau ungu, sedangkan panjang
gelombang yang lebih panjang dapat
memberikan kesan warna merah atau kuning.
=>Amplitudo gelombang adalah ukuran dari
tinggi rendahnya gelombang cahaya.
Amplitudo mempengaruhi kecerahan atau
intensitas cahaya. Semakin besar amplitudo,
semakin terang cahayanya, dan sebaliknya.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan
berbagai warna, kita perlu
mempertimbangkan bukan hanya panjang
gelombang tetapi juga intensitas cahaya atau
amplitudo gelombang.
2. Cahaya tampak adalah sebagian kecil dari
spektrum elektromagnetik yang dapat dilihat
manusia. Spektrum cahaya tampak terdiri
dari berbagai warna yang dapat dilihat, yaitu
merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu. Setiap warna dalam spektrum ini
memiliki panjang gelombang yang berbeda.
Namun, warna cahaya juga dipengaruhi oleh
intensitas atau amplitudo gelombang. Ketika
kita berbicara tentang warna, kita juga
mempertimbangkan seberapa terang atau
redup suatu warna. Warna yang kita lihat
pada objek sehari-hari juga dipengaruhi oleh
interaksi cahaya dengan benda tersebut,
seperti penyerapan, pemantulan, dan
transmisi.
Sebagai contoh, warna pada permukaan
objek dapat berubah karena adanya
penyerapan sebagian panjang gelombang
cahaya oleh objek tersebut. Oleh karena itu,
untuk memahami sepenuhnya warna cahaya,
penting untuk mempertimbangkan panjang
gelombang, frekuensi, intensitas, dan
interaksi cahaya dengan objek atau medium
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai