Anda di halaman 1dari 5

RESUME TENTANG PERJALANAN DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

MULAI FASE BIOFARMASETIK, FARMAKOKINETIK, DAN


FARMAKODINAMIK

“ VINCRISTINE”

OLEH :

NAMA : SITI HAWA I SOMADAYO

NIM : 17.01.149

KELAS : STIFA A

DOSEN PENGAMPUH :

Dr. WAHYU HENDRARTI, S.Si., M.Kes., Apt.

PROGRAM STUDI STRATA SATU FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR

MAKASSAR

2021
Resume Tentang Perjalanan Dan Nasib Obat VINCRISTINE Dalam Tubuh
Mulai Fase Biofarmasetik, Farmakokinetik, Dan Farmakodinamik

Vincristine adalah senyawa kimia golongan alkaloid vinca yang berasal dari
tanaman vinca rosea yang memiliki anti kanker yang berikan secara intravena dan
bekerja menghambat mitosis (menghentikan pembelahan sel) sehingga menyebabkan
sel mati. Obat vinkristin ini mengikat tubulin protein dan menghentikan pembelahan
sel selama fase matase sel dan mengganggu formasi mitotic spindle, spesifik fase M
dan S sehingga sel kanker mengalami apoptosis (Tjay,2007).

Vincristine dapat bekerja dengan menghalangi sintesis asam nukleat dan


protein dengan pemblokan pada penggunaan asa glutamat. Vincristine di
metabolisme dihati oleh enzim CYP3A4. obat kemoterapi vinkristen merupakan
salahsatu obat kemoterapi yang digunakan padaprotokol pengobatan LLA
(Tjay,2007).

1) Bentuk sediaan obat


Dosis vincristine akan disesuaikan dengan kondisi pasien, respon
terhadap pengobatan ada tidaknya kombinasi dengan obat lain, serta protokol
kemoterapi berdasarkan jenis kanker.
Berikut ini dosis vincristine yang biasa diberikan untuk mengobati
leukimia, neuroblastoma, kanker paru-paru, tumor, wilms, tumor otak,
limfoma, serta sarkoma kaposi.
 Anak-anak: dengan berat badan ≤ 10 kg dosisnya adalah 0,05 mg/kgBB,
satu kali seminggu. Dosis selanjutnya disesuaikan dengan tingkat
toleraransi pasien terhadap obat. Selain berat dengan berat badan, dosis
anak - anak juga bisa disesuaikan menurut luas permukaan tubuh dengan
dosis 1,5 - 2 mg/ m2, satu kali seminggu.
 Dewasa : untuk pasien dewasa, dosisnya adalah 1,4 -1,5 mg/m2 luas
permukaan tubuh, satu kali seminggu. Dosis maksimal adalah 2
mg/minggu.
Indikasi : leukimia akut, limfoma hodgkin dan non-Hodgkin,
neuroblastama, rabdomiosarkoma, kanker serviks, kanker paru, kanker
payudara.
Kontraindikasi : sindroma charcot marie-tooth, mendapat radioterapi
yang meliputi liver.
Efek samping : sama dengan vinblastin tetapi myelosupresi lebih
ringan, sedangkan neurotoksisasnya lebih besar.

2) Farmakokinetik : (Istiantoro, 2009)


a. Absorbsi
Vincristine tidak dapat diabsorpsi dengan pemberian oral sehingga harus
diberikan secara intravena.
b. Distribusi
Lebih dari 90% kandungan vincristine didistribusikan melalui srikulasi darah
menuju jaringan perifer dengan cepat, dalam waktu 15-30 menit setelah
injeksi.
c. Metabolisme
Vincristine dimetabolisme di hepar dengan bantuan sitokrom P450, terutama
CYP3A4. metabolisme vincristine dapat juga berfungsi sebagai detoksifikasi,
dimana CYP3A4 mengubah vincristine menjadi molekul-molekul .
d. Ekskresi
Vincristine diekresikan melalui sistem billier. Dalam ukuran waktu kurang
lebih 72 jam, vincristine paling banyak ditemukan dalam fases yaitu sebesar
80%.
3) Farmakodinamik
Vincristine memiliki karakteristik biologis yang khas yaitu mekanisme
kerjanya yang sitotoksik, yaitu disebabkan oleh kemampuan obat ini berikatan
dengan tubulin dalam DNA dan menghambat fase mitosis. Vincristine
digolongkan juga sebagai modulator tubulin.(Chambers, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Chambers, Henry F. 2011. Obat Antimikobakterium Dalam Farmakologi Dasar dan


Klinik. Jakarta : EGC.

Istiantoro, Yati H. Dan Rianto S. 2009. Tuberkulostatik dan Leprostatik.


Farmakologi dan Terapi Edisi V. Jakarta : Departemen Farmakologi
Terapeutik FK UI.

Sukandar, Elin Y. dkk. 2008. ISO farmakoterapi. Jakarta: ISFI penerbitan

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting Khasiat Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam. Jakarta : PT. Elex media
Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai