Anda di halaman 1dari 13

INFO TEKNIK

Volume 6 No.2, Desember 2005 (84±94)

KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA DALAM EKSTRAKTOR


TANGKI BERPENGADUK

Muthia Elma1

Abstrak ± liquid-liquid extraction in a mixer tank was widely used to reach a certain mass
transfer rate. Mass transfer rate in a mixer tank extractor is declared as mass transfer coefficient.
This research intends to learn how mass transfer coefficient does in a mixer tank extractor and
variables that influence mass transfer coefficient. Determination of mass transfer coefficient in
a mixer tank extractor is a function of mixer rate and characteristic of physical system. This
system study about water ± acetic acid ± methyl acetic between CMC as a phase concentration
in a solvent. The influences of variable to mass transfer coefficient in a equation of non-
dimention group is; Sh=7396.05 Re0.82 Sch -0.35.
For whirlmixer, rate is between 1 to 4 circle/s and solvent viscosity is between 1 to 6.18 cP, and
for whirlReynold, rate is between 2500 to 1000 and whirlSchmidt is between 689.655 to
4262.07.

Keywords ± mixer tank, mass transfer coefficient, mixing rate, solvent, viscosity

PENDAHULUAN Koefisien perpindahan massa


dipengaruhi oleh sifat fisis system,
Ekstraktor cair-cair digunakan bila bentuk geometri tangki, geometri
pemisahan dengan operasi lainnya tidak pengaduk dan kecepatan pengadukan
tercapai, seperti destilasi, evaporasi, (Lewis, 1954).
kristalisasi dan lain-lain. Ekstraksi cair- Ekstraktor berpengaduk sering
cair dapat terjadi dalam tangki digunakan dalam ekstraksi cair-cair,
berpengaduk dan dalam kolom ekstraktor jenis ini mempunyai
ekstraksi (Bernasconi, dkk, 1995). keunggulan sebagai berikut (Kung dan
Ekstraktor cair-cair dalam tangki Beckmann, 1961):
berpengaduk telah diterapkan secara 1. Efisiensi volumetric yang tinggi
luas untuk mencapai laju perpindahan 2. Konstruksi yang kuat
massa tertentu. Laju perpindahan dalam 3. Biaya pembuatan relative murah
bebrapa proses perpindahan 4. Dapat di scale-up pada diameter
dipengaruhi oleh luas kontak, yang lebih besar tanpa penurunan
efektivitas gaya penggerak dan efisiensi.
koefisien perpindahan (Hanson, 1971). Perancangan alat ekstraksi cair-cair
Laju perpindahan massa dalam tangki berpengaduk sangat bergantung
ekstraktor berpengaduk dinyatakan pada efektifnya pengadukan untuk
dalam koefisien perpindahan massa. mencapai laju perpindahan massa

1
Staff Pengajar Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin

84
Muthia Elma, Koefisien Perpindahan Massa dalam... 85

tertentu. Dalam hal ini laju perpindahan Untuk ekstraksi yang baik, pelarut
massa dinyatakan dengan koefisien yang digunakan harus memenuhi
perpindahan massa. Koefisien criteria sebagai berikut (Cusack, 1996):
perpindahan massa dipengaruhi oleh 1. Kemampuan tinggi untuk
sifat fisis system, bentuk geometri melarutkan komponen di dalam
tangki, geometri pengaduk dan ke- campuran.
cepatan pengaduk. Untuk mengetahui 2. Kemampuan tinggi untuk dapat
lebih lanjut tentang koefisien diambil kembali.
perpindahan massa, dilakukan ekstraksi 3. Perbedaan berat jenis antara ekstrak
cair-cair yang terjadi dalam tangki dalam rafinat lebih besar.
berpengaduk dan akan diperoleh 4. Pelarut dan larutan yang akan
manfaat yaitu bertambahnya data diekstraksi harus tidak mudah
tentang perpindahan massa. dicampur.
Penelitian ini bertujuan untuk 5. Harus tidak mudah bereaksi dengan
mempelajari koefisien perpindahan zat yang akan diekstraksi.
massa dalam ekstraktor berpengaduk 6. Harus tidak mudah merusak alat
dan mempelajari hubungan koefisien secara korosi.
perpindahan massa dengan variable- 7. Tidak mudah terbakar, tidak
variabel yang mempengaruhinya. beracun dan harga relative murah.
Ruang lingkup penelitian ini adalah
kecepatan pengadukan dan sifat fisis Alat ekstraksi cair-cair terbagi atas
system. alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu.
Ekstraktor cair-cair tak kontinu yang
sederhana digunakan misalnya untuk
KAJIAN TEORITIS mengolah bahan dalam jumlah kecil
atau bila hanya dilakukan sekali-sekali.
Ekstraksi Cair-cair Sedangkan ekstraktor cair-cair kontinu
digunakan bila bahan ekstraksi yang
Ekstraksi cair-cair adalah proses harus dipisahkan dalam jumlah besar
pemisahan suatu komponen dari fasa atau bila bahan tersebut diperoleh dari
cair ke fasa cair lainnya. Operasi proses-proses sebelumnya secara terus-
ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa menerus (Bernasconi,dkk, 1995).
tahap (Laddha, 1976) :
1. Kontak antara pelarut (solvent) Perpindahan Massa
dengan fasa cair yang mengandung
komponen yang akan diambil Proses perpindahan massa pada operasi
(solute), kemudian solute akan ekstraksi dari fasa rafinat ke fasa
berpindah dari fasa umpan (diluent) ekstrak mengikuti mekanisme difusi
ke fasa pelarut (solvent). antar fasa. Teori dua film dapat
2. Pemisahan dua fasa yang tidak digunakan untuk menjelaskan
saling melarutkan yaitu fasa yang mekanisme perpindahan massa solute
banyak mengandung pelarut disebut (B) dari fasa umpan ke pelarut. Teori
fasa ekstrak dan fasa yang banyak tersebut menjelaskan bahwa per-
mengandung umpan disebut fasa pindahan massa B di mulai dari badan
rafinat. utama fasa cair pertama ke batas antar
faas dan perpindahan massa B dari
batas antar fasa ke badan utama fasa
cair kedua (Laddha, 1976).
86 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 2, Desember 2005

Bila fasa cair pertama atau fasa umpan Dari hasil perhitungan persamaan
disebut feed (F) dan fasa cair kedua (2.5) diperoleh nilai kSa, kemudian
solvent (S) maka mekanisme menentukan hubungan nilai kSa
perpindahan massa zat terlarut B terhadap peubah-peubah yang
(solute) dari fasa F ke fasa S dapat mempengaruhinya di dalam kelompok
dilihat pada gambar 1 berikut ini. tidak berdimensi. Secara matematis,
hubungan antar peubah dapat ditulis:
CF k S a f ( U S , U F , P S , P F , V , D AB ,
feed .(2.6)
film
Di , Dt , N , H , B)
CFi
CSi
film Penurunan nilai kSa terhadap
Cs peubah yang mempengaruhinya dapat
solvent di lihat pada keterangan di bawah ini:
Penentuan hubungan antar kelompok
Gambar 1. Gradien konsentrasi yang tak berdimensi cara Bucingham (Foust,
terjadi antara fasa F dan 1985):
fasa S k S a f ( U S , U F , P S , P F , V , D AB ,
Di , Dt , N , H , B)
Laju perpindahan massa B dari fasa
umpan (F) ke badan antar fasa dalam 1 = K (kSa)C1 (US)C2 (UF)C3 (V)C4
keadaan unsteady di tulis sebagai (DAB)C5 (N)C6 (Di)C7 (DF)C8
berikut (Lewis, 1954): (PS)C9 (PF)C10 (B)C11 (H)C12
N B k F (C Ff C Fi ) «««
Dan laju perpindahan massa B dari A
batas antar fasa ke fasa pelarut (S) kSa = k s = (cm/s) (cm2/cm3)
V
adalah: = s-1 = T-1
N B k S (CSf CSi ) ««« US = UF = gr/cm3 = ML-3
Laju perpindahan massa B pada kondisi PS = PF = gr/(cm.s) = ML-1T-1
unsteady: DAB = cm2/s = L2T-1
V dC S V = gr/s2 = MT-2
NB «««
A dt N = s-1 = T-1
A
Dengan a 1 = K (T-1)C1 (ML-3)C2 (ML-3)C3
V
(MT-2)C4 (L2T-1)C5 (T-1)C6
Eliminasi NB pada persamaan (2.2) (L)C7 (L)C8 (ML-1T-1)C9
dan (2.3) diperoleh persamaan koefisien (ML T ) (L) (L)C12
-1 -1 C10 C11

perpindahan massa fasa pelarut pada


kondisi unsteady state, dapat ditulis: Untuk system M L T :
dC S 1 M Ÿ 0 = C2+C3+C4+C9+C10 ....(a)
kS a .....« L Ÿ 0 = -3C2-3C3+2C5+C7+C8-
C Sf C S dt C9-C10+C11+C12 « E
atau T Ÿ 0 = -C1-2C4-C5-C6-C9-C10 (c)
d
kS a 2,303 log C Sf C S ..(2.5)
dt Ada 12 bilangan tak diketahui
dengan 3 persamaan akan diperoleh 9
kelompok tak berdimensi (12 ± 3 = 9).
Muthia Elma, Koefisien Perpindahan Massa dalam... 87

Dipilih 3 bilangan bebas untuk ªH º


C8

menyatakan 6 bilangan lainnya. D8 « »


Bilangan bebas adalah bilangan yang ¬ Di ¼
GHWHUPLQDQQ\D •
Sehingga diperoleh hubungan
Dipilih : C3 , C5 dan C7. kelompok antar tak berdimensi sebagai
1 0 0 berikut:
C1
3 2 1 0 0 0 0 1 0 1 ª k S aDi2 º ª NDi2 U S º
« » K « »
0 1 0 ¬ D AB ¼ ¬ PS ¼
C2 C3
ª PS º ª PF º
C1 = 1 Ÿ C2, C4, C6, C8, C9, C10, C11 « » « »
dan C12 ¬ U S D AB ¼ ¬ U F D AB ¼
C4 C6
ª PS º ª US º ª Dt º
C5
Persamaan (1) : 0 = 0+C3+0+0+0
Ÿ C3 = 0 « » « » « »
¬ PF ¼ ¬ UF ¼ ¬ Di ¼
Persamaan (2) : 0 = 2C5+C7 C7 C8
Persamaan (3) : C5 = -1 ªBº ªH º
« » « » « G
Ÿ 0 = 2(-1) + C7 ¬ Di ¼ ¬ Di ¼
C7 = 2
ª k aD º
2
Untuk sifat fisis fasa umpan, bentuk
D1 « S i »
geometri tangki dan diameter pengaduk
¬ D AB ¼
tetap, maka persamaan (d) menjadi:
Dengan cara yang sama diperoleh:
C1
ª NDi2 U S º C1
D2 « » ª k S aDi2 º ª NDi2 U S º
¬ PS ¼ « » K « »
¬ D AB ¼ ¬ PS ¼
C2 C4
ª PS º ª PS º
ª PS º
C3

D3 « » « »
« » ¬ U S D AB ¼ ¬ PF ¼
¬ U S D AB ¼
ª US º
C5

« » « H
¬ UF ¼
C4
ª PS º
D4 « »
¬ PF ¼
ª k S aDi2 º
Bilangan Sherwood
« »
ª US º
C5
¬ DAB ¼
D5 « » merupakan fungsi dari bilangan
¬ UF ¼
Reynold dan Schmidt, maka persamaan
C6
(e) dapat ditulis:
ª Dt º
D6 « » C1 C2
¬ Di ¼ ª k S aDi2 º ª NDi2 U S º ª PS º
« » = K1« » « »
C7
¬ DAB ¼ ¬ PS ¼ ¬ U S D AB ¼
ªBº « I
D7 « » atau
¬ Di ¼
Sh = K1 ReC1 SchC2 « J
88 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 2, Desember 2005

Bila dinyatakan dalam hubungan Sedangkan untuk kecepatan


antar kelompok tidak berdimensi: pengadukan tetap, maka persamaan
(2.10) menjadi:
C1
ª k S aDi2 º ª NDi2 U S º
« » =K « » Sh = K3 SchC2 «««««
¬ DAB ¼ ¬ PS ¼
ª PS º
C2
ª PF º
C3 Dengan
« » « »
¬ U S D AB ¼ ¬ U F D AB ¼ K3 = K1 ReC1 «««««
C4 C6
ª PS º ª US º ª Dt º
C5

« » « » « » K2 = K1 SchC2 «««««
¬ PF ¼ ¬ UF ¼ ¬ Di ¼
C7 C8
ªBº ªH º Jika persamaan (2.11) dan (2.12)
« » « » «« diselesaikan secara bersama, maka
¬ Di ¼ ¬ Di ¼ dapat ditulis:
Untuk sifat fisis fasa umpan, bentuk Sh = K4 (ReC1 SchC2)C3 «««
geometri tangki dan diameter pengaduk
tetap, maka persamaan (2.7) menjadi: dengan
C1
ª k S aDi2 º ª NDi2 U S º K4 = K2 . K3 «««««
« » =K « »
¬ DAB ¼ ¬ PS ¼ K1, K2, K3, K4 dan C1, C2, C3
C2 C4
ª PS º ª PS º merupakan konstanta dalam persamaan
« » « » kelompok tak berdimensi.
¬ U S D AB ¼ ¬ PF ¼
Berbagai penelitian perpindahan
ª US º
C5
massa dalam tangki berpengaduk telah
« » ««««
¬ UF ¼ banyak dilakukan sebelumnya, yaitu:
Rushton, dkk. Menggunakan tangki
Bilangan Sherwood merupakan dengan Di/Dt = 0,25 ± 0,67 dan
fungsi dari bilangan Reynold dan viskositas fasa disfersi: 10, 50 dan 100
Schmidt sehingga persamaan (2.8) cP. Dari penelitian ini diperoleh : C1 =
menjadi: 0,833 ; C2 = 0,5 dan C3 = 1 untuk
kondisi steady state (Laddha, 1976).
C1 C2
Gon Seo, dkk (1987) menggunakan
ª k S aDi2 º ª NDi2 U S º ª P S º tangki berbaffle dengan system CCl4 ±
« » =K « » « »
¬ DAB ¼ ¬ P S ¼ ¬ U S D AB ¼ benzene ± air dan Dt = 12 cm. Hasil
« ....« « penelitian ini diperoleh: C1 = 0,7 ; C2 =
Atau 0,5 dan C3 = 1 untuk kondisi steady
state.
Sh = K1 ReC1 SchC2««««« Vanni dan Baldi (1993)
menggunakan tangki berbaffle dengan
Untuk sifat fisis fasa pelarut tetap, system isobutanol ± asam propionate ±
maka persamaan (2.10) menjadi: air dan volume tangki 1.000 cm3. Dari
penelitian ini diperoleh: C1 = 0,83 ; C2
Sh = K2 ReC1 ««««« = 0,32 dan C3 = 1 untuk kondisi steady
state.
Muthia Elma, Koefisien Perpindahan Massa dalam... 89

METODOLOGI PENELITIAN 3. Titrasi fasa ekstrak dilakukan


sampai konsentrasi fasa ekstrak
Prosedur Penelitian tidak berubah
4. Tahap ekstraksi dan titrasi ini
Tahap Pendahuluan diulangi untuk waktu dan kecepatan
pengadukan yang berbeda pada sifat
1. Membersihkan semua alat yang fisis yang tetap
digunakan 5. Tahap ekstraksi dan titrasi ini
2. Merangkai alat untuk proses ekstraksi dilakukan pula untuk waktu dan
dan titrasi sifat fisis yang berbeda pada
3. Membuat larutan Natrium Hidroksida kecepatan pengadukan yang tetap
2M dan distandarisasi dengan larutan
asam oksalat 2M Analisa Hasil
4. Menambahkan 0.25g CMC ke dalam
air dengan volume tertentu untuk Asam asetat yang telah diekstraksi
memperbesar viskositas air pada sifat dengan pelarut ai atau fasa ekstrak yang
fisis yang berbeda diperoleh dari proses ekstraksi di hitung
5. Percobaan pendahuluan untuk konsentrasinya dengan cara:
mengetahui watak alat dan kisaran 1. Mengambil sample ekstrak
variabel sebanyak 10 ml
2. Menambahkan sebanyak 3 tetes
Tahap Ekstraksi indicator pp (Phenol Ptalein) ke
dalam sample sebelum di titrasi.
1. Dilarutkan asam asetat ke dalam 3. Melakukan titrasi terhadap sample
larutan metal asetat dengan volume dengan menggunakan NaOH 2M
tertentu, kemudian diaduk. sample terjadi perubahan warna
2. Masukan campuran ke dalam tangki, sample ekstrak.
kemudian ditambahkan air sebagai 4. Membaca jumlah volume NaOH
pelarut dengan kecepatan tertentu. yang terpakai untuk menitrasi
3. Jalankan pengaduk dengan kecepatan ekstrak.
tertentu 5. Menghitung konsentrasi ekstrak
4. Setiap selang waktu tertentu dengan rumus pengenceran
pengadukan tertentu
5. Kemudian dipisahkan dalam corong V1 . M1 = V2 . M2 (3.1)
pisah, diambil fasa ekstraknya untuk
di titrasi. dimana :
V1 : Jumlah volume NaOH
Tahap Titrasi M1 : Jumlah volume ekstrak
V2 : Konsentrasi NaOH
1. Diambil sample fasa ekstrak hasil M2 : Konsentrasi ekstrak
pemisahan dan ditambahkan 3 tetes Setelah diketahui konsentrasi fasa
indicator pp ekstrak dilakukan analisa sifat fisis
2. Fasa ekstrak dengan larutan natrium pelarut (air) sebelum digunakan, yaitu:
Hidroksida sampai mencapai titik
ekivalen yaitu di saat warna sample 1. Densitas
fasa ekstrak berubah a. Membersihkan dan me-ngeringkan
piknometer
b. Menimbang piknometer kosong
90 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 2, Desember 2005

c. Mengisi piknometer dengan f. Untuk menghitung efflux time,


aquadest sampai penuh biarkan liquid sample mengalir
d. Menimbang piknometer yang berisi turun dengan bebas sampai tanda D,
aquadest pengukuran waktu di mulai saat
e. Membaca densitas aquadest pada liquid sample melewati dari tanda D
suhu kamar dari literature ke tanda F.
f. Membersihkan dan me-ngeringkan
piknometer Metoda pengolahan data
g. Mengisi piknometer dengan air Data percobaan yang diperoleh
sampai penuh meliputi kecepatan pengadukan dan
h. Menimbang piknometer yang berisi sifat fisis system.
air
i. Dengan perhitungan di bawah ini Fungsi kecepatan pengadukan
diperoleh densitas air: Persamaan (2.12) di evaluasi
berat bahan dengan cara kuadrat terkecil sehingga
U bahan xU aquadest (3.2)
berat aquadest dapat di tulis:Y1 = K=2 . X1C1
«««
2. Viskositas
a. Membersihkan viskositas meng- Fungsi sifat fisis system
gunakan pelarut yang cocok dan Persamaan (2.13) di evaluasi
setelah bersih, keringkan, biarkan dengan cara kuadrat terkecil sehingga
udara masuk melalui instrument dapat di tulis: Y2 = K3= . X2c2
tersebut untuk meng-hilangkan ««
bekas terakhir dari pelarut. K2, K3, C1 dan C2 merupakan konstanta-
b. Isi viscometer dengan sample konstanta persamaan (2.12), (2.13),
ekstrak melalui tabung G memasuki (2.15), (2.16), (3.3) dan (3.4) yang di
reservoir yang bawah, masukkan evaluasi dengan cara kuadrat terkecil.
sample secukupnya hingga level
antara garis J dan K
c. Tempatkan viscometer di atas HASIL DAN PEMBAHASAN
penyangga atau di pegang dan
pasangkan sampai temperature Hasil
kamar konstan, tegakkan viscometer
dalam ruangan jika penyangga tidak Dari hasil penelitian yang dilakukan
bisa digunakan diperoleh data-data sebagai berikut:
d. Sediakan kira-kira 20 menit untuk Dt : 12 cm
sample mencapai temperature Di : 5 cm
kamar ZA : 2 cm
e. Letakkan jari di atas tabung B dan WA : 1 cm
hisap tabung A sampai liquid WB : 1 cm
mencapai pertengahan bulb C. H : 4.65 cm
Lepaskan isapan dari tabung A, V : 500 cm3
lepaskan jari dari tabung B dan
segera tempatkan ke atas tabung A, 1. Variasi kecepatan pengadukan
lepaskan sample turun dari bawah Volume air : 300 cm3
dan dari kapiler ke bulb I. Volume metal asetat : 125 cm3
Kemudian lepaskan jari dan hitung Volume asam asetat : 75 cm3
efflux timenya. Tekanan ekstraksi : 1 atm
Muthia Elma, Koefisien Perpindahan Massa dalam... 91

Suhu ekstraksi : 300C 3. Difusivitas asam asetat dalam air


Densitas fasa pelarut : 1 g/cm3 (DAB)
Viskositas fasa pelarut: : 1 cP Is : factor assosiasi air = 2.26
Ms : berat molekul air = 18
Tabel 1 Variasi kecepatan pengadukan Ps : viskositas air = 1 cP
VA : volume molar asam asetat =
Kece.
Pengadukan
Waktu
Volume Konsentrasi
NaOH asam asetat
Efflux time 45.4 cm3/gmol
(put/det)
(det)
(cm3) (M)
(det)
T : temperature operasi = 300C =
1 240 6 1.2 212.3
480 10.35 2.07
303 K
8 Is M s
720 14.6 2.92 0.5
T
960 14.6 2.92 DAB 7.4 x10
1.5 240 7.85 1.57 212.3 P sVA 0.6

480 11.85 2.37


5
720 15.8 3.16 DAB 1.45x10
960 15.8 3.16
2 240 9.9 1.98 212.3
480 13.5 2.7 Pembahasan
720 17.1 3.42
960 17.1 3.42
3 240 13 2.6 212.3 Pengaruh kecepatan pengadukan
480 16.4 3.28
720 19.8 3.96
960 19.8 3.96 Pengaruh kecepatan pengadukan ter-
4 240 16.15 3.23 212.3
480 19.15 3.83 hadap koefisien perpindahan massa
720 22.1 4.42 dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:
960 22.1 4.42

Tabel 3 Pengaruh kecepatan pe-


2. Variasi sifat fisis
ngadukkan terhadap koefisien
Kecepatan pengadukan : 4 put/det
perpindahan massa
Suhu ekstraksi : 300C
Tekanan ekstraksi : 1 atm No Keterangan
Kecepatan pengadukan ekstraksi (put/det)
1 1.5 2 3 4
Volume tangki : 500 cm3 1. Konsentrasi 2.92 3.16 3.42 3.96 4.42
asam asetat
setimbang
Tabel 2 Variasi sifat fisis dengan 2. Koefisien 0.162 0.236 0.329 0.386 0.528
kecepatan pengadukan 240 perpindahan
massa
put/det 3. Bilangan 2500 3750 5000 7500 10000
Reynold
Volume 4. Bilangan 2.793 4.069 5.672 6.655 9.103
Viskositas Waktu Konsentrasi Efflux Sherwood
NaOH
(cP) (det) asam asetat (M) time (det) (x 105)
(cm3)
1 240 16.15 3.23 212.3
480 19.15 3.83
720 22.1 4.42 5
960 22.1 4.42 4
2.18 240 14.15 2.83 212.3
Cs (M)

3
480 18 3.60
720 21.2 4.24 2
960 21.2 4.24 1
3.31 240 12.65 2.53 212.3
480 16.4 3.28 0
720 19.8 3.96 0 500 1000 1500
960 19.8 3.96 t (det)
4.86 240 9.7 1.94 212.3
480 13.8 2.76
720 17.4 3.48 Gambar 2. Hubungan waktu ekstraksi
960 17.4 3.48 terhadap konsentrasi asam
6.18 240 7.7 1.54 212.3
480 12 2.40
asetat pada variasi kecepatan
720 15.8 3.16 pengadukan
960 15.8 3.16
92 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 2, Desember 2005

Pengaruh kecepatan pengadukan


5
terhadap konsentrasi asam asetat dapat
4.5
dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 3.
4
Semakin tinggi kecepatan pengadukan,
Cs (M)

3.5
3
maka konsentrasi asam asetat yang
2.5
diperoleh juga akan semakin tinggi.
2
Pada penelitian ini kecepatan
0 1 2 3 4 5 pengadukan optimum yang diperoleh
N (put/det) adalah 4 put/det. Pada kondisi ini
konsentrasi yang diperoleh adalah
Gambar 3. Hubungan kecepatan maksimum walaupun kecepatan
pengadukan terhadap kon- dinaikkan lebih dari 4 put/det, maka
sentrasi konsentrasi yang diperoleh cenderung
konstan.
0.6 Pengaruh kecepatan pengadukan
0.5 (N) terhadap koefisien perpindahan
0.4 massa (ksa) dapat dilihat pada Gambar 4
Ksa

0.3 dan 5 yang merupakan fungsi bilangan


0.2
Reynold (Re). Semakin tinggi bilangan
0.1
Reynold (2500 sampai 10000), maka
0
0 5000 10000 15000 koefisien perpindahan massa semakin
Re tinggi (0.162 sampai 0.528) dan
bilangan Sherwood (Sh) juga semakin
Gambar 4. Hubungan bilangan tinggi (2.793 x 10+5 sampai 9.103 x
Reynold terhadap koefisien 105).
per-pindahan massa Hasil optimum yang dicapai adalah
pada Re = 10000, pada kondisi ini nilai
6
ksa = 0.528. Pada Re ! 10000, maka
5.9 nilai ksa dan Sh yang diperoleh
5.8 cenderung konstan. Dari Gambar 5 di
Log Sh

5.7 atas didapatkan persamaan yang


5.6 menyatakan hubungan antara bilangan
5.5 Sherwood dan bilangan Reynold
5.4 sebagai berikut :
3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2
Log Re
Sh = 467.735 (Re)-0.82
Gambar 5. Hubungan log bilangan
Dinilai nilai C1 = 0.82 dan K2 = 467.735
Reynold terhadap log bilangan
dan ralat rerata sebesar 4.653%.
Sherwood
Pengaruh sifat fisis
Berdasarkan hasil penelitian yang
Pengaruh sifat fisis terhadap
ditampilkan pada Gambar 2 terlihat
koefisien perpindahan massa dapat
bahwa semakin lama waktu ekstraksi
dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
dengan kenaikan rata-rata 240 detik
sampai waktu setimbang yaitu 720 detik
(12 menit), maka konsentrasi asam
asetat meningkat sampai waktunya telah
setimbang (tf) adalah 12 menit.
Muthia Elma, Koefisien Perpindahan Massa dalam... 93

Tabel 4 Pengaruh sifat fisis ter-hadap 6


koefisien perpindahan massa 5.9

log Sh
5.8
Kecepatan pengadukan ekstraksi (put/det)
No Keterangan
1 1.5 2 3 4 5.7
1. Konsentrasi 4.42 4.24 3.96 3.48 3.16
asam asetat 5.6
2 2.5 3 3.5 4
setimbang
(M) log Sch
2. Koefisien 0.52 0.44 0.385 0.32 0.27
perpindahan 8 6 9 4 Gambar 5.8 Hubungan log bilangan
massa
3. Bilangan 689. 1506 2280. 3349 4265 Schmidt terhadap log bilangan
Schmidt 655 .607 342 .654 .795 Sherwood
4. Bilangan 9.10 7.69 6.638 5.67 4.72
Sherwood 3 0 2 4
(x 105) Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar
4.5 terlihat bahwa semakin besar
5 viskositas fasa pelarut, maka
4 konsentrasi asam asetat sebagai ekstrak
3 akan semakin kecil. Hal ini disebabkan
Cs (M)

2 oleh semakin pekatnya fasa pelarut,


1 sehingga ekstrak akan semakin sedikit
0
0 500 1000 1500
terserap dari fasa umpan ke fasa pelarut.
t (det)
Pada saat viskositas pelarut sudah
cukup tinggi sebesar 6.18 cP,
Gambar 6 Hubungan waktu ekstraksi konsentrasi asam asetat cenderung
terhadap konsentrasi asam konstan. Pengaruh sifat fisis terhadap
asetat pada variasi sifat fisis kosnentrasi asam asetat dapat dilihat
pada gambar 4.6, semakin besar
5 viskositas pelarut, maka konsentrasi
4 asam asetat akan semakin kecil.
Pengaruh sifat fisis terhadap koefisien
Cs (M)

3
2 perpindahan massa dapat dilihat pada
1 Gambar 4.7 dan 4.8 yang merupakan
0 fungsi bilangan Schmidt (Sch). Semakin
0 1 2 3 4 5
besar bilangan Schmidt (689.66 sampai
cP
4265.795), maka koefisien perpindahan
Gambar 7 Hubungan viskositas ter- massa akan semakin kecil (0.528
hadap konsentrasi sampai 0.274) dan bilangan Sherwood
(Sh) juga akan semakin kecil pula
(9.103 x 105 sampai 4.724 x 105). Hasil
0.6
0.5
optimum yang dicapai adalah pada Sch
0.4 = 689.655, pada kondisi ini nilai ksa =
Ksa

0.3 0.528. Dari Gambar 4.8 di atas


0.2
diperoleh persamaan yang menyatakan
0.1
0
hubungan antara bilangan Sherwood
0 1000 2000 3000 4000 5000 dan bilangan Schmidt sebagai berikut:
Sch

Sh = 9462371.614 (Sch)-0.35
Gambar 5.Hubungan bilangan Schmidt
terhadap koefisien per-
pindahan massa
94 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 2, Desember 2005

Dimana nilai C2 = -0.35 dan K3 = &XVDFN 5 : ³Solve Waste


9462371.614 dengan ralat rerata 4.911 Water With Liquid-Liquid
%. Extraction´, Chem. Eng. Prog., 56 ±
Dari hasil perhitungan persamaan 63.
(2.15) diperoleh : Foust, 1985, ³Principle of Unit
Sh = K4 (ReC1 . SchC2)C3 2SHUDWLRQ´ Jhon Willey & Sons,
Dengan nilai C3 = 1 dan K4 = New York.
7396.053 Gon Seo, Y., Bo Park, S., and Kook
/HH : ³Mass Transfer in A
Atirred Transfer Cell with A Flat
KESIMPULAN DAN SARAN Interface´ .RUHDQ - RI &KHP (QJ
4, 120 ± 127.
Kesimpulan +DQVRQ & ´Recent Advances in
Liquid-Liquid Extraction´
Berdasarkan penelitian yang telah Pergamen Press Ltd., Keadington
dilakukan, maka dapat disimpulkan: Hall, Oxpord.
1. Peningkatan kecepatan pengadukan Kung, E. Y., and Beckmann, R. B.,
dapat memperbesar nilai koefisien ´Dispered ± Phase Hold Up in
perpindaham massa, sedangkan Extraction Column´ $O&KH -RXUQDO
peningkatan sifat fisis system yaitu 7, 319 ± 324.
pada viskositas pelarut dapat Laddha, G. S., and Degaleesan, T. E.,
memperkecil nilai koefisien ´Transport Fenomena in
perpindahan massa. Liquid Extraction´ 7DWD 0F *UDZ ±
2. Pengaruh peubah-peubah terhadap Hill Publishing Co. Ltd, New Delhi.
koefisien perpindahan massa /HZLV - % ´The Mechanism of
ditunjukkan dalam kelompok tak Mass Transfer of Solute Across
berdimensi sebagai berikut: Liquid-Liquid Interfaces: The
Sh = 7396.053 Re0.82 Sch-0.35 Determination of Individual Mass
Transfer Coeficient for Binary
Untuk kisaran kecepatan Systems´ &KHP (QJ 6FL 248 ±
pengadukan 1 sampai 4 put/det dan 259.
viskositas pelarut 1 sampai 6.18 cP Vanni, M., and Baldi, G., 1993,
pada system air ± asam asetat ± ³Equilibrium and Kinetics Analysis
metal asetat. of The Extraction of Propanoic Acid
Water to Isobutanol´ &KHP (QJ
Saran Sci., 71, 119 ± 126.

Diperlukan penelitian lebih lanjut


dengan menggunakan senyawa lain
serta pelarut yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Bernasconi, G., Gester, H., Hauser, H.,


DQG 6FKQHLWHU ( µTeknologi
.LPLD¶, Pradnya Paramita, Jakarta.
30 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 2, Desember 2005

Anda mungkin juga menyukai