Muthia Elma1
Abstrak ± liquid-liquid extraction in a mixer tank was widely used to reach a certain mass
transfer rate. Mass transfer rate in a mixer tank extractor is declared as mass transfer coefficient.
This research intends to learn how mass transfer coefficient does in a mixer tank extractor and
variables that influence mass transfer coefficient. Determination of mass transfer coefficient in
a mixer tank extractor is a function of mixer rate and characteristic of physical system. This
system study about water ± acetic acid ± methyl acetic between CMC as a phase concentration
in a solvent. The influences of variable to mass transfer coefficient in a equation of non-
dimention group is; Sh=7396.05 Re0.82 Sch -0.35.
For whirlmixer, rate is between 1 to 4 circle/s and solvent viscosity is between 1 to 6.18 cP, and
for whirlReynold, rate is between 2500 to 1000 and whirlSchmidt is between 689.655 to
4262.07.
Keywords ± mixer tank, mass transfer coefficient, mixing rate, solvent, viscosity
1
Staff Pengajar Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
84
Muthia Elma, Koefisien Perpindahan Massa dalam... 85
tertentu. Dalam hal ini laju perpindahan Untuk ekstraksi yang baik, pelarut
massa dinyatakan dengan koefisien yang digunakan harus memenuhi
perpindahan massa. Koefisien criteria sebagai berikut (Cusack, 1996):
perpindahan massa dipengaruhi oleh 1. Kemampuan tinggi untuk
sifat fisis system, bentuk geometri melarutkan komponen di dalam
tangki, geometri pengaduk dan ke- campuran.
cepatan pengaduk. Untuk mengetahui 2. Kemampuan tinggi untuk dapat
lebih lanjut tentang koefisien diambil kembali.
perpindahan massa, dilakukan ekstraksi 3. Perbedaan berat jenis antara ekstrak
cair-cair yang terjadi dalam tangki dalam rafinat lebih besar.
berpengaduk dan akan diperoleh 4. Pelarut dan larutan yang akan
manfaat yaitu bertambahnya data diekstraksi harus tidak mudah
tentang perpindahan massa. dicampur.
Penelitian ini bertujuan untuk 5. Harus tidak mudah bereaksi dengan
mempelajari koefisien perpindahan zat yang akan diekstraksi.
massa dalam ekstraktor berpengaduk 6. Harus tidak mudah merusak alat
dan mempelajari hubungan koefisien secara korosi.
perpindahan massa dengan variable- 7. Tidak mudah terbakar, tidak
variabel yang mempengaruhinya. beracun dan harga relative murah.
Ruang lingkup penelitian ini adalah
kecepatan pengadukan dan sifat fisis Alat ekstraksi cair-cair terbagi atas
system. alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu.
Ekstraktor cair-cair tak kontinu yang
sederhana digunakan misalnya untuk
KAJIAN TEORITIS mengolah bahan dalam jumlah kecil
atau bila hanya dilakukan sekali-sekali.
Ekstraksi Cair-cair Sedangkan ekstraktor cair-cair kontinu
digunakan bila bahan ekstraksi yang
Ekstraksi cair-cair adalah proses harus dipisahkan dalam jumlah besar
pemisahan suatu komponen dari fasa atau bila bahan tersebut diperoleh dari
cair ke fasa cair lainnya. Operasi proses-proses sebelumnya secara terus-
ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa menerus (Bernasconi,dkk, 1995).
tahap (Laddha, 1976) :
1. Kontak antara pelarut (solvent) Perpindahan Massa
dengan fasa cair yang mengandung
komponen yang akan diambil Proses perpindahan massa pada operasi
(solute), kemudian solute akan ekstraksi dari fasa rafinat ke fasa
berpindah dari fasa umpan (diluent) ekstrak mengikuti mekanisme difusi
ke fasa pelarut (solvent). antar fasa. Teori dua film dapat
2. Pemisahan dua fasa yang tidak digunakan untuk menjelaskan
saling melarutkan yaitu fasa yang mekanisme perpindahan massa solute
banyak mengandung pelarut disebut (B) dari fasa umpan ke pelarut. Teori
fasa ekstrak dan fasa yang banyak tersebut menjelaskan bahwa per-
mengandung umpan disebut fasa pindahan massa B di mulai dari badan
rafinat. utama fasa cair pertama ke batas antar
faas dan perpindahan massa B dari
batas antar fasa ke badan utama fasa
cair kedua (Laddha, 1976).
86 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 2, Desember 2005
Bila fasa cair pertama atau fasa umpan Dari hasil perhitungan persamaan
disebut feed (F) dan fasa cair kedua (2.5) diperoleh nilai kSa, kemudian
solvent (S) maka mekanisme menentukan hubungan nilai kSa
perpindahan massa zat terlarut B terhadap peubah-peubah yang
(solute) dari fasa F ke fasa S dapat mempengaruhinya di dalam kelompok
dilihat pada gambar 1 berikut ini. tidak berdimensi. Secara matematis,
hubungan antar peubah dapat ditulis:
CF k S a f ( U S , U F , P S , P F , V , D AB ,
feed .(2.6)
film
Di , Dt , N , H , B)
CFi
CSi
film Penurunan nilai kSa terhadap
Cs peubah yang mempengaruhinya dapat
solvent di lihat pada keterangan di bawah ini:
Penentuan hubungan antar kelompok
Gambar 1. Gradien konsentrasi yang tak berdimensi cara Bucingham (Foust,
terjadi antara fasa F dan 1985):
fasa S k S a f ( U S , U F , P S , P F , V , D AB ,
Di , Dt , N , H , B)
Laju perpindahan massa B dari fasa
umpan (F) ke badan antar fasa dalam 1 = K (kSa)C1 (US)C2 (UF)C3 (V)C4
keadaan unsteady di tulis sebagai (DAB)C5 (N)C6 (Di)C7 (DF)C8
berikut (Lewis, 1954): (PS)C9 (PF)C10 (B)C11 (H)C12
N B k F (C Ff C Fi ) «««
Dan laju perpindahan massa B dari A
batas antar fasa ke fasa pelarut (S) kSa = k s = (cm/s) (cm2/cm3)
V
adalah: = s-1 = T-1
N B k S (CSf CSi ) ««« US = UF = gr/cm3 = ML-3
Laju perpindahan massa B pada kondisi PS = PF = gr/(cm.s) = ML-1T-1
unsteady: DAB = cm2/s = L2T-1
V dC S V = gr/s2 = MT-2
NB «««
A dt N = s-1 = T-1
A
Dengan a 1 = K (T-1)C1 (ML-3)C2 (ML-3)C3
V
(MT-2)C4 (L2T-1)C5 (T-1)C6
Eliminasi NB pada persamaan (2.2) (L)C7 (L)C8 (ML-1T-1)C9
dan (2.3) diperoleh persamaan koefisien (ML T ) (L) (L)C12
-1 -1 C10 C11
D3 « » « »
« » ¬ U S D AB ¼ ¬ PF ¼
¬ U S D AB ¼
ª US º
C5
« » « H
¬ UF ¼
C4
ª PS º
D4 « »
¬ PF ¼
ª k S aDi2 º
Bilangan Sherwood
« »
ª US º
C5
¬ DAB ¼
D5 « » merupakan fungsi dari bilangan
¬ UF ¼
Reynold dan Schmidt, maka persamaan
C6
(e) dapat ditulis:
ª Dt º
D6 « » C1 C2
¬ Di ¼ ª k S aDi2 º ª NDi2 U S º ª PS º
« » = K1« » « »
C7
¬ DAB ¼ ¬ PS ¼ ¬ U S D AB ¼
ªBº « I
D7 « » atau
¬ Di ¼
Sh = K1 ReC1 SchC2 « J
88 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 2, Desember 2005
« » « » « » K2 = K1 SchC2 «««««
¬ PF ¼ ¬ UF ¼ ¬ Di ¼
C7 C8
ªBº ªH º Jika persamaan (2.11) dan (2.12)
« » « » «« diselesaikan secara bersama, maka
¬ Di ¼ ¬ Di ¼ dapat ditulis:
Untuk sifat fisis fasa umpan, bentuk Sh = K4 (ReC1 SchC2)C3 «««
geometri tangki dan diameter pengaduk
tetap, maka persamaan (2.7) menjadi: dengan
C1
ª k S aDi2 º ª NDi2 U S º K4 = K2 . K3 «««««
« » =K « »
¬ DAB ¼ ¬ PS ¼ K1, K2, K3, K4 dan C1, C2, C3
C2 C4
ª PS º ª PS º merupakan konstanta dalam persamaan
« » « » kelompok tak berdimensi.
¬ U S D AB ¼ ¬ PF ¼
Berbagai penelitian perpindahan
ª US º
C5
massa dalam tangki berpengaduk telah
« » ««««
¬ UF ¼ banyak dilakukan sebelumnya, yaitu:
Rushton, dkk. Menggunakan tangki
Bilangan Sherwood merupakan dengan Di/Dt = 0,25 ± 0,67 dan
fungsi dari bilangan Reynold dan viskositas fasa disfersi: 10, 50 dan 100
Schmidt sehingga persamaan (2.8) cP. Dari penelitian ini diperoleh : C1 =
menjadi: 0,833 ; C2 = 0,5 dan C3 = 1 untuk
kondisi steady state (Laddha, 1976).
C1 C2
Gon Seo, dkk (1987) menggunakan
ª k S aDi2 º ª NDi2 U S º ª P S º tangki berbaffle dengan system CCl4 ±
« » =K « » « »
¬ DAB ¼ ¬ P S ¼ ¬ U S D AB ¼ benzene ± air dan Dt = 12 cm. Hasil
« ....« « penelitian ini diperoleh: C1 = 0,7 ; C2 =
Atau 0,5 dan C3 = 1 untuk kondisi steady
state.
Sh = K1 ReC1 SchC2««««« Vanni dan Baldi (1993)
menggunakan tangki berbaffle dengan
Untuk sifat fisis fasa pelarut tetap, system isobutanol ± asam propionate ±
maka persamaan (2.10) menjadi: air dan volume tangki 1.000 cm3. Dari
penelitian ini diperoleh: C1 = 0,83 ; C2
Sh = K2 ReC1 ««««« = 0,32 dan C3 = 1 untuk kondisi steady
state.
Muthia Elma, Koefisien Perpindahan Massa dalam... 89
3
480 18 3.60
720 21.2 4.24 2
960 21.2 4.24 1
3.31 240 12.65 2.53 212.3
480 16.4 3.28 0
720 19.8 3.96 0 500 1000 1500
960 19.8 3.96 t (det)
4.86 240 9.7 1.94 212.3
480 13.8 2.76
720 17.4 3.48 Gambar 2. Hubungan waktu ekstraksi
960 17.4 3.48 terhadap konsentrasi asam
6.18 240 7.7 1.54 212.3
480 12 2.40
asetat pada variasi kecepatan
720 15.8 3.16 pengadukan
960 15.8 3.16
92 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 2, Desember 2005
3.5
3
maka konsentrasi asam asetat yang
2.5
diperoleh juga akan semakin tinggi.
2
Pada penelitian ini kecepatan
0 1 2 3 4 5 pengadukan optimum yang diperoleh
N (put/det) adalah 4 put/det. Pada kondisi ini
konsentrasi yang diperoleh adalah
Gambar 3. Hubungan kecepatan maksimum walaupun kecepatan
pengadukan terhadap kon- dinaikkan lebih dari 4 put/det, maka
sentrasi konsentrasi yang diperoleh cenderung
konstan.
0.6 Pengaruh kecepatan pengadukan
0.5 (N) terhadap koefisien perpindahan
0.4 massa (ksa) dapat dilihat pada Gambar 4
Ksa
log Sh
5.8
Kecepatan pengadukan ekstraksi (put/det)
No Keterangan
1 1.5 2 3 4 5.7
1. Konsentrasi 4.42 4.24 3.96 3.48 3.16
asam asetat 5.6
2 2.5 3 3.5 4
setimbang
(M) log Sch
2. Koefisien 0.52 0.44 0.385 0.32 0.27
perpindahan 8 6 9 4 Gambar 5.8 Hubungan log bilangan
massa
3. Bilangan 689. 1506 2280. 3349 4265 Schmidt terhadap log bilangan
Schmidt 655 .607 342 .654 .795 Sherwood
4. Bilangan 9.10 7.69 6.638 5.67 4.72
Sherwood 3 0 2 4
(x 105) Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar
4.5 terlihat bahwa semakin besar
5 viskositas fasa pelarut, maka
4 konsentrasi asam asetat sebagai ekstrak
3 akan semakin kecil. Hal ini disebabkan
Cs (M)
3
2 perpindahan massa dapat dilihat pada
1 Gambar 4.7 dan 4.8 yang merupakan
0 fungsi bilangan Schmidt (Sch). Semakin
0 1 2 3 4 5
besar bilangan Schmidt (689.66 sampai
cP
4265.795), maka koefisien perpindahan
Gambar 7 Hubungan viskositas ter- massa akan semakin kecil (0.528
hadap konsentrasi sampai 0.274) dan bilangan Sherwood
(Sh) juga akan semakin kecil pula
(9.103 x 105 sampai 4.724 x 105). Hasil
0.6
0.5
optimum yang dicapai adalah pada Sch
0.4 = 689.655, pada kondisi ini nilai ksa =
Ksa
Sh = 9462371.614 (Sch)-0.35
Gambar 5.Hubungan bilangan Schmidt
terhadap koefisien per-
pindahan massa
94 INFO TEKNIK, Volume 6 No. 2, Desember 2005
DAFTAR PUSTAKA