Anda di halaman 1dari 96

TUGAS AKHIR

ANALISA KEBUTUHAN MESIN RHEOMETER DENGAN

PENDEKATAN WAKTU BAKU UNTUK PERLUASAN PT. XY

Ditulis dan diajukan sebagai salah satu syarat Kelulusan untuk mencapai gelar

Sarjana Strata-1 ( S1 )

Disusun Oleh:

RENY AUGUSTA BOSSARA

41606120034

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2009
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

LEMBAR PENGESAHAN

Jakarta, Februari 2009

Mengetahui,

Ir. Muhammad Kholil, MT Ir. Torik Husein, MT


Ketua Jurusan Teknik Industri Pembimbing Tugas Akhir

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Reny Augusta Bossara

NIM : 41606120034

Jurusan : Teknik Industri

Fakultas : Teknologi Industri

Judul Skripsi : Analisa Kebutuhan Mesin Rheometer Dengan Pendekatan Waktu

Baku Untuk Perluasan PT. XY

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini

merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian

hari penulisan Tugas Akhir ini merupakan plagiat atau penjiplakan terhadap karya

orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima

sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak

dipaksakan.

Jakarta, Februari 2009

Penulis,

Reny Augusta Bossara

iii
ABSTRAK

PT. XY merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif


khususnya ban mobil. Kapasitas yang tersedia saat ini telah dapat memenuhi
permintaan di tahun 2007, namun seiring dengan berkembangnya industri otomotif
berdampak terhadap naiknya permintaan ban.Untuk memenuhi permintaan pasar,
PT. XY menaikkan kapasitas produksi dan melakukan perluasan. Meningkatnya
kapasitas produksi menyebabkan kebutuhan mesin Rheometer meningkat.
Untuk mengatasi kenaikan jumlah kompon yang harus diuji, perlu dilakukan
perhitungan untuk menganalisa kebutuhan mesin Rheometer. Metode yang dilakukan
untuk menghitung kebutuhan mesin Rheometer adalah dengan metode waktu baku.
Dengan menghitung waktu baku mesin Rheometer dapat diketahui kapasitas optimal
mesin sehingga dapat diketahui jumlah mesin Rheometer yang dibutuhkan di tahun
2008 dan 2009.
Dari perhitungan diketahui bahwa kapasitas mesin Rheometer yang ada saat ini
tidak dapat mengatasi jumlah kompon pada tahun 2008 dan 2009. Oleh karena itu
perlu adanya penambahan mesin Rheometer agar dapat memenuhi permintaan pasar
di tahun 2008 dan 2009. Bila hal tersebut dapat dipenuhi, otomatis kepuasan
pelanggan yang selama ini menjadi target perusahaan dapat terealisasi dengan baik.

Kata kunci : waktu baku, kapasitas, kebutuhan.

ABSTRACT

PT. XY is a company that produce automotive parts especialy tire for auto
mobile has available capacity to fulfill tire demand in 2007. However when the
automotive industry made its develop, it will influence the increasing of tire demand.
To fulfill market demand PT. XY increasing product capacity and made an
expansion. Increasing product capacity causing increase of Rheometer machine
demand.
To encounter increasing of compound quality to be tested, calculating and
analizing the necessity of Rheometer machine must be done. The method used for
calculating by standard time method. By calculating standart time of Rheometer
machine, we can obtain optimal capacity of Rheometer machine, so that quantity of
Rheometer machine demand in 2008 and 2009 can be found.
From the calculation its known that existing capacity of Rheometer machine is
not enough to cover quantity compound in the next 2008 dan 2009. So that its
necessary to add new Rheometer machine to fulfill market demand in year 2008 and
2009. It can be realized otomaticaly customer satisfaction that being a company
objective can be achieved.

Key words : standard time, capacity, demand.

iv
MOTTO

“ Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang selalu memberikan kekuatan

kepadaku.”

“ Tiada kata-kata penghiburan yang cukup baik dan tak ada seorangpun yang dapat

mengerti apa yang kau rasakan. Tapi ingatlah bahwa kekuatan Allah menjadi

sempurna disaat kita berhenti mengandalkan kekuatan kita sendiri.”

v
PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :

 Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan kekuatan, kesehatan sehingga

Tugas Akhir ini bisa terselesaikan.

 Orang tua yang selalu memberikan doa dan semangat.

 Suami tercinta yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dorongan.

 Bapak dan Ibu Dosen jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana.

 Almamater tercinta

 Para sahabat dan orang-orang yang telah membantu penyelesaian Tugas

Akhir ini.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih saya naikkan Kehadirat Tuhan Yesus Kristus

atas segala kasih dan karuniaNya yang senantiasa dicurahkan pada kita semua.

Karena atas berkat dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini diberi judul “ Analisa Perhitungan Kebutuhan Mesin

Rheometer Karena Adanya Perluasan Pada PT. XY “.Tugas Akhir ini nantinya

dimaksudkan dapat menghasilkan suatu output yang bisa dimanfaatkan oleh semua

pihak yang terkait sebagai bahan acuan untuk analisa yang lain.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan atas

segala bantuannya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. H. Suryadi, MS selaku Rektor Universitas Mercu Buana.

2. Bapak Ir. Muhammad Kholil, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri.

3. Bapak Ir. Torik Husein, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir ini.

4. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu

Buana.

5. Semua Staff dan Karyawan Universitas Mercu Buana.

6. Perusahaan yang telah memberikan segala kemudahan bagi terselesaikannya

Tugas Akhir ini.

7. Orang tua tercinta dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

Tugas Akhir ini.

8. Suami tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat hingga

penulisan Tugas Akhir ini bisa selesai.

vii
9. Rekan-rekan Mercu Buana yang terkasih yang telah membantu dalam proses

penyelesaian Tugas Akhir ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan di

masa yang akan datang.

Besar harapan saya semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi kita semua

dan atas segala bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Februari 2009

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………...................i

Halaman Pengesahan…………………………………………………………………ii

Halaman Pernyataan…………………………………………………………………iii

Halaman Abstrak………………………………………………………………….....iv

Halaman Motto…………………………………………………………………….... v

Halaman Persembahan……………………………………………………………….vi

Kata Pengantar……………………………………………………………………... vii

Daftar Isi……………………………………………………………………………. ix

Daftar Tabel………………………………………………………………………. xii

Daftar Gambar………………………………………………………………...……xiv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 1

1.2 Pokok Permasalahan……………………………………...………………. 2

1.3 Pembatasan Masalah……………………………………………………… 3

1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………………………. 3

1.5 Sistematika Penulisan…………………………………………………….. 4

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………………6

2.1 Pengukuran Waktu Kerja………………………………………………….6

2.1.1 Teknik Pengukuran Secara Langsung……………………………7

2.1.2 Teknik Pengukuran Secara Tak Langsung……………………….7

ix
2.2 Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Pengukuran……………………...8

2.3 Melakukan Pengukuran Waktu…………………………………………...12

2.3.1 Pengukuran Pendahuluan………………………………………..13

2.3.2 Menguji Keseragaman Data……………………………………..14

2.3.3 Menghitung Jumlah Pengukuran Yang Dilakukan……………...15

2.3.4 Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan……………………...16

2.4 Penyesuaian Kerja……..…………………………………………………19

2.4.1 Tujuan Penyesuaian……………………………………………..19

2.4.2 Menentukan Faktor Penyesuaian………………………………..20

2.5 Kelonggaran kerja………………………………………………………...22

2.5.1 Kelonggaran Pribadi (Personal Allowance)……………………..23

2.5.2 Kelonggaran Kelelahan (Fatique Allowance)…………………...24

2.5.3 Hambatan Tak Terhindarkan (Delay Allowance)……………….24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………...26

3.1 Tujuan Penelitian…………………………………………………………26

3.2 Studi Pustaka……………………………………………………………...28

3.3 Penelitian Pendahuluan…………………………………………………...28

3.4 Identifikasi Masalah………………………………………………………28

3.5 Pengumpulan Data………………………………………………………..29

3.6 Pengolahan Data………………………………………………………….29

3.7 Analisa……………………………………………………………………31

3.8 Kesimpulan dan Saran……………………………………………………31

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA……………………..32

4.1 Gambaran Umum Perusahaan……………………………………………33


4.2 Spesifikasi Produk………………………………………………………..37

4.3 Proses Produksi…………………………………………………………..38

4.4 Pengumpulan Data………………………………………………………..40

4.5 Pengukuran Waktu………………………………………………………..42

4.6 Pengolahan Data………………………………………………………….44

4.7 Pengujian Data……………………………………………………………46

4.7.1 Pengujian Data Waktu Persiapan Sampel……………………….46

4.7.2 Pengujian Data Waktu Pasang Sampel Pada Alat………………48

4.7.3 Pengujian Data Waktu Buang Sampel………………………….51

4.7.4 Data Waktu Print Out Grafik Hasil Test Rheometer……………53

4.8 Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku……….……54

4.9 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Mesin Rheometer Optimal………….….63

BAB V HASIL DAN ANALISA ……………………………………………….…66

5.1 Hasil……………………………………………………………………....66

5.2 Analisa…………………………………………………………………….67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………….69

6.1 Kesimpulan ………………………………………………………………69

6.2 Saran……………………………………………………………………...71

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………73

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….74
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Faktor Yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja

Menurt Shumard………………………………………………………...20

Tabel 2.2 Nilai Faktor Yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja

Menurut westing House…………………………………………………21

Tabel 4.1 Hasil Produksi Tahun 2007 dan Rencana Produksi

Tahun 2008 dan 2009…………………………………………………..40

Tabel 4.2 Data Pengukuran Waktu Persiapan Sampel…………………………….42

Tabel 4.3 Data Pengukuran Waktu Pasang Sampel……………………………….43

Tabel 4.4 Data Pengukuran Waktu Buang Sampel………………………………..44

Tabel 4.5 Pengolahan Data Waktu Persiapan Sampel……………………………..45

Tabel 4.6 Pengolahan Data Waktu Pasang Sampel Pada Alat….…………………45

Tabel 4.7 Pengolahan Data Waktu Buang Sampel…………....…………………..45

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan

Kecukupan Data pada Elemen Kerja Persiapan Sampel……………….48

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan

Kecukupan Data pada Elemen Kerja Pasang Sampel………………….50

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan

Kecukupan Data pada Elemen Kerja Buang Sampel.………………….53

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Keseragaman dan Kecukupan Data………………..54

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Metodologi Penelitian………………………………………...27

Gambar 3.2 Metodologi Perhitungan Waktu Baku………………………………...30

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. XY……………...…………………………...37

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Produktivitas suatu perusahaan berkaitan erat dengan tenaga kerja,modal

berupa mesin, peralatan kerja, bahan baku yang dikelola dengan cara yang

terorganisir untuk menghasilkan suatu barang atau jasa secara efektif dan efisien.

Didalam usaha meningkatkan produktivitas SDM serta pengembangan

produk, baik dari segi variasi maupun jumlah, diperlukan mesin atau peralatan yang

dapat digunakan dalam pengolahan produksi. Pemanfaatan sumber daya tentunya

harus dilaksanakan secara optimal, dengan begitu diharapkan akan dihasilkan output

yang baik dengan waktu yang lebih singkat, jumlah yang lebih banyak dan kualitas

yang baik.

PT. XY merupakan salah satu perusahaan swasta yang berstatus sebagai

Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak dibidang

pengolahan karet mentah menjadi produk komponen otomotif yaitu Tyre, Tube dan

Flap yang merupakan bagian dari kendaraan bermotor.

1
Didalam struktur organisasi PT.XY terdapat plant yang memproduksi ban

radial, yaitu plant 4. Departemen Quality Control merupakan bagian dari Plant 4

yang bertugas mengendalikan mutu hasil produk. Salah satu peralatan yang

digunakan adalah mesin Rheometer yang berfungsi untuk mengetahui tingkat

kekenyalan dari produk kompon yang dihasilkan. Penggunaan alat ini diatur dan

dioperasikan oleh seorang operator.

Jumlah kebutuhan optimal dari mesin ini dalam penggunaannya tergantung

dari waktu pengoperasian, arus kedatangan produk dan waktu tunggu dari produk

yang akan diuji.

1.2. Pokok Permasalahan

Dalam suatu kegiatan produksi diperlukan adanya keterpaduan antara satu

aktivitas dengan aktivitas lainnya. Jika dalam penanganan suatu aktivitas tidak

seimbang dengan aktivitas yang lain dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dan

keterlambatan.

Untuk menghindari terjadinya ketidakseimbangan antara suatu aktivitas

dengan aktivitas lainnya dibutuhkan suatu usaha untuk menggunakan sistem

penanganan yang baik dan ditunjang peralatan yang mampu memberikan efisiensi

penggunaan yang tinggi dan optimal, baik dari segi pengoperasiannya maupun

jumlah yang dioperasikan.

Melihat kondisi yang ada saat ini, perlu kiranya diadakan suatu penelitian dan

penganalisaan terhadap kecukupan dan kesiapan operasional dari alat pengujian

kompon (Rheometer) pada departemen Quality Control dari PT.XY, apakah dengan

keadaan saat ini jumlah mesin Rheometer sudah optimal didalam penggunaannya

2
dan telah mampu mengimbangi adanya peningkatan jumlah produksi PT.XY? Serta

bagaimana dengan kesiapan pelayanan periode berikutnya? Hal inilah yang akan

penulis bahas dalam penulisan ini.

1.3. Pembatasan Masalah

Karena begitu kompleksnya permasalahan yang ada, maka dirasa perlu

dilakukan pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan dapat lebih focus dan

terarah.

Adapun pembatasan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran kapasitas mesin hanya dilakukan untuk mesin Rheometer.

b. Tidak dibahas analisa biaya dalam penelitian ini.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

• Menentukan waktu baku alat uji Rheometer pada proses pengujian

kompon.

• Menghitung dan menganalisa jumlah kebutuhan mesin berdasarkan

perkiraan hasil produksi untuk periode yang akan datang.

3
1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan suatu sistematika penulisan

yang secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, pokok permasalahan,

pembatasan masalah, tujuan penelitian dan metodologi penulisan serta

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang konsep dasar sistem yang dibahas dalam ruang

lingkup penulisan Tugas Akhir ini dan juga penjelasan secara teoritis

tentang penggunaan metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas langkah-langkah sistematis yang dilakukan

untuk memecahkan masalah yang ada.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi uraian gambaran umum perusahaan dan proses produksi serta

pengendalian mutu secara garis besar. Selain itu juga dijelaskan mengenai

pengambilan data yang diperlukan dalam pemecahan masalah, hasil

pengamatan terhadap permasalahan serta hasil analisa pengujian data.

4
BAB V HASIL DAN ANALISA

Pada bab ini dilakukan penganalisaan data-data yang telah diperoleh serta

dibuat langkah-langkah penyelesaian berdasarkan alternatif yang ada.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah

diperoleh pada bab sebelumnya disertai dengan saran-saran yang diusulkan

penulis.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam penyusunan tugas akhir, dibutuhkan teori-teori yang mendukung

penelitian ini, baik dari mata kuliah yang pernah didapat maupun dari referensi-

referensi sebagai bahan pendukung. Teori-teori yang dibutuhkan antara lain:

2.1. Pengukuran Waktu Kerja

Tujuan utama dari aktivitas pengukuran waktu kerja adalah untuk mengetahui

waktu baku yang dicapai oleh seorang pekerja normal secara wajar untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran waktu kerja adalah kegiatan mengamati

pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan

menggunakan alat yang telah disiapkan. Waktu baku yang dicari bukanlah waktu

penyelesaian yang diselesaikan secara tidak wajar, seperti terlampau cepat atau

terlampau lambat, juga bukan yang diselesaikan oleh seorang pekerja yang memiliki

ketrampilan istimewa atau lamban, dan bukan pula dikerjakan dengan sistem kerja

yang belum terbaik.

6
Pada dasarnya, secara garis besar teknik pengukuran waktu kerja dapat

dibagi atas 2 bagian, yaitu:

2.1.1. Teknik Pengukuran Secara Langsung

Teknik pengukuran secara langsung adalah teknik pengukuran dengan

pengamatan langsung terhadap pekerja (benda kerja). Didalam pelaksanaan

pengamatannya teknik ini menggunakan jam henti (stopwatch) atau menggunakan

sampling pekerjaan (work sampling).

2.1.2. Teknik Pengukuran Secara Tak Langsung

Teknik pengukuran secara tak langsung adalah teknik pengukuran dengan

melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus berada di tempat

pekerjaan yang diukur, cukup dengan membaca tabel-tabel yang telah tersedia atau

melalui elemen-elemen gerakan.

Pada umumnya, kedua metode pengukuran waktu kerja banyak digunakan untuk:

• Penentuan jadwal rencana kerja.

• Penentuan standar pembayaran dan persiapan anggaran.

• Menentukan keberhasilan guna mesin, jumlah mesin yang dibutuhkan dalam

operasi kerja.

• Menentukan waktu baku yang dibutuhkan sebagai dasar pembayaran upah

perangsang untuk buruh.

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang

pekerja yang dijadikan dalam sistem kerja terbaik.

7
2.2. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran

Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat

dipertanggungjawabkan maka didalam pelaksanaan pengukuran tidaklah cukup

sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan jam henti.

Banyak faktor yang harus diperhatikan agar dapat diperoleh waktu yang pantas untuk

melakukan pekerjaan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara

pengukuran, jumlah pengukuran dan lain-lain. Dibawah ini dalah sebagian langkah

yang perlu diikuti agar maksud diatas dapat dicapai, antara lain :

a. Penetapan Tujuan Pengukuran

Dalam melakukan suatu kegiatan, tujuan suatu kegiatan harus ditetapkan

terlebih dahulu, begitu juga dalam melakukan suatu pengukuran kerja, tujuan

pengukuran harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu kerja, hal-hal

penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran

digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil

pengukuran tersebut.

b. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Yang dicari dari pengukuran waktu baku adalah waktu yang pantas diberikan

kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dari suatu kondisi kerja yang

ada dapat dicari waktu yang pantas, artinya .akan didapat juga waktu yang pantas

untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kondisi yang bersangkutan. Suatu perusahaan

biasanya menginginkan waktu kerja yang sesingkat-singkatnya agar dapat meraih

keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan yang demikian tidak akan diperoleh

8
jika kondisi kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut tidak

menunjang tercapainya hal tadi. Contohnya, suatu pekerjaan yang berada di suatu

ruangan yang berjendela tidak cukup besar, hal tersebut bukan saja mengakibatkan

pengapnya ruangan karena tidak lancarnya aliran pertukaran udara, tetapi juga

menyebabkan gelapnya ruangan, terutama pada saat kondisi cuaca mendung.

Dari contoh ini dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu kerja yang pantas

hendaknya merupakan waktu kerja yang didapat dari kondisi kerja yang baik.

Dengan kata lain, pengukuran waktu sebaiknya dilakukan bila kondisi kerja dari

pekerjaan yang diukur sudah baik. Jika kondisi kerja belum baik, maka hendaknya

kondisi yang ada diperbaiki terlebih dahulu. Hal yang sama juga dapat terjadi bila

cara-cara kerja yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan belum baik. Untuk

mendapatkan waktu penyelesaian yang singkat, maka perbaikan-perbaikan cara kerja

juga perlu dilakukan. Mempelajari kondisi dan cara kerja dan kemudian

memperhatikannya adalah langkah penelitian pendahuluan.

Waktu yang akhirnya diperoleh setelah pengukuran selesai adalah waktu

penyelesaian pekerjaan untuk sistem kerja yang dijalankan ketika pengukuran

berlangsung. Jadi waktu penyelesaiannya pun berlaku hanya untuk sistem tersebut.

Suatu penyimpangan yang terjadi dapat memberikan waktu penyelesaian yang jauh

berbeda dari yang telah ditetapkan berdasarkan pengukuran. Oleh karena itu catatan

yang baku tentang sistem kerja yang telah dipilih perlu ada dan dipelihara walaupun

pengukurannya telah selesai.

9
c. Memilih Operator

Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang

begitu saja diambil dari pabrik. Orang tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan

tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat-

syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerjasama. Yang

dicari bukanlah orang-orang yang berkemampuan tinggi ataupun rendah, karena

orang-orang yang demikian hanya meliputi sebagian kecil saja dari seluruh pekerja

yang ada. Jadi yang dicari adalah waktu penyelesaian pekerja yang secara wajar

diperlukan oleh pekerja normal dan orang yang dibutuhkan adalah orang yang

berkemampuan rata-rata. Disamping itu, operator yang dipilih adalah orang yang

pada saat pengukuran dilakukan mau bekerja secara wajar. Walaupun operator yang

bersangkutan sehari-harinya dikenal memenuhi syarat pertama, bukan mustahil dia

akan bekerja tidak wajar ketika pengukuran dilakukan karena alasan-alasan tertentu.

Biasanya jika operator tersebut memiliki kecurigaan terhadap maksud-maksud

tertentu, misalnya dianggap untuk hal-hal yang akan merugikan dirinya atau pekerja

lain, dia akan bekerja lamban. Sebaliknya, mungkin saja dia akan bekerja dengan

kecepatan lebih dari biasanya karena menginginkan hasil yang banyak untuk

mendapatkan pujian. Selain itu, operator harus dapat bekerja tanpa ada rasa

canggung walaupun dirinya sedang diukur dan pengukur berada didekatnya.

Dalam pelaksanaannya, jika pengukur tidak mengenal pekerja yang ada,

maka untuk mendapatkan operator yang akan diukur, dia dapat mencari dengan

mendapatkan petunjuk dari kepala-kepala regu, kepala pabrik atau pejabat-pejabat

lain yang telah mengenal baik para pekerja. Data tentang hasil-hasil para pekerja

dalam catatan ditempat kerja juga dapat membantu pekerjaan ini.

10
d. Melatih Operator

Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang masih diperlukan adanya

latihan bagi operator tersebut terutama bila kondisi dan cara kerja yang dipakai tidak

sama dengan yang biasa dijalankan operator. Hal ini terjadi jika pada saat penelitian

pendahuluan, kondisi atau cara kerja sudah mengalami perubahan. Dalam keadaan

ini operator harus dilatih terlebih dahulu karena sebelum diukur operator harus sudah

terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang telah ditetapkan (dibakukan).

e. Menguraikan Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan

Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen-elemen pekerjaan yang merupakan gerakan

bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang diukur

waktunya. Waktu siklusnya adalah jumlah dari setiap waktu elemen ini. Waktu siklus

adalah waktu penyelesaian satu satuan proses kerja, dari tahap pertama pekerjaan

mulai dilakukan sampai pekerjaan selesai pada satuan proses kerja.

Tujuan melakukan penguraian pekerjaan atas elemen-elemennya adalah:

• Untuk menjelaskan catatan tentang cara kerja yang dibakukan, yaitu

menyatakan secara tertulis untuk kemudian digunakan sebagai pegangan

sebelum, pada saat, dan sesudah pengukuran waktu. Salah satu cara

membakukan cara kerja adalah dengan membakukan pekerjaan berdasarkan

elemen-elemennya.

11
• Untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena

ketrampilan bekerja operator belum tentu sama untuk semua bagian dari

gerakan-gerakan lainnya.

• Untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang

mungkin saja dilakukan pekerja. Elemen demikian bisa diterima jika memang

harus terjadi, misalnya gerakan-gerakan yang dilakukan tidak ada pada setiap

siklus. Sebaliknya elemen tersebut harus dibuang jika terjadinya semata-mata

karena penyimpangan dari elemen-elemen baku tanpa alasan, baik disadari

atau tidak oleh operator.

• Untuk memungkinkan dikembangkannya data waktu standar dipabrik atau

tempat kerja yang bersangkutan.

f. Menyiapkan Alat Pengukuran

Setelah langkah-langkah yang telah disebutkan diatas dijalankan, maka

langkah terakhir yang harus dilakukan adalahmenyiapkan alat-alat yang diperlukan.

Alat-alat tersebut antara lain adalah jam henti, lembaran-lembaran pengamatan, pena

atau pensil dan papan pengamatan.

2. 3. Melakukan Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu

kerja, baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah

disiapkan. Bila operator telah siap didepan mesin ataupun di tempat kerja lain yang

waktu kerjanya akan diukur, maka dalam melakukan pengukuran, memilih posisi

tempat berdiri untuk mengamati dan mencatat. Posisi yang dipilih hendaknya

12
sedemikian rupa sehingga tidak menganggu gerakan-gerakan kerja operator atau

membuat operator merasa canggung karena terlampau merasa diamati. Posisi ini

hendaknya memudahkan pengukur mengamati jalannya pekerjaan sehingga dapat

mengikuti dengan baik saat-saat suatu siklus/elemen bermula dan berakhir.

Umumnya posisi agak menyimpang dibelakang operator sejauh 1,5 meter.

2.3.1. Pengukuran Pendahuluan

Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pengukuran pendahuluan

yang bertujuan untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk

tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. Pengukuran pendahuluan

pertama dilakukan dengan melakukan beberapa kali pengukuran yang banyaknya

ditentukan oleh pengukur.

Beberapa parameter yang digunakan sebagai pencerminan dari karakter suatu

populasi adalah deviasi standar (σ) dan harga rata-rata ( x ). Apabila dari suatu

populasi telah diambil sa,pel data sebesar N, maka dapat dihitung hal-hal sebagai

berikut :

Harga rata-rata x =
∑x i 1
)
k

Dimana:

x = rata-rata data sample

Xi = data pengamatan

k = banyaknya sub grup

1
) Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Penerbit ITB, Hal. 151

13
2.3.2. Menguji Keseragaman Data

Uji kelengkapan data dibutuhkan agar jumlah data dibutuhkan sesuai dengan

jumlah data yang diobservasi. Kesesuaian jumlah ini akan berpengaruh dengan hasil

analisa data yang dilakukan.

Data yang telah memenuhi jumlah pengamatannya kemudian diuji

keseragaman datanya dengan menggunakan diagram pengendalian ( x- chart) yang

merupakan cara yang baik untuk menguji keabsahan dari data pengamatan.

Dari nilai standar deviasi yang didapat dengan tingkat keyakinan yang

ditentukan pengukur, mak dari kurva normal didapatkan nilai z untuk menentukan

nilai Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) dengan

menggunakan rumus :

Batas Kontrol Atas (BKA) =  x + z (σ x) 2)

Batas Kontrol Bawah (BKB) = x − z (σ x) 3)

∑ (Xi − x ) / (N − 1)
2
σ
σx = = 4)
n n

2
) Barry Render & Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat, Hal. 124
3
) Barry Render & Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat, Hal. 124
4
) Barry Render & Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat, Hal. 124

14
dimana :

z = standar deviasi yang diperlukan untuk tingkat keyakinan yang diinginkan

σ x = standar deviasi dari sub group

σ = standar deviasi dari pengamatan

N = banyaknya pengamatan actual

n = banyaknya sub group dari pengamatan

Dari data-data yang telah diukur, ditentukan nilai rata-rat sub grup. Apabila nilai

minimal rata-rata sub grup > BKB dan nilai maksimal rata-rata sub grup < BKA,

maka nilai rata-rata sub grup yang didapatkan dari hasil pengukuran dikatakan

seragam. Maka semua harga yang ada dapat digunakan untuk menghitung banyaknya

pengukuran yang diperlukan.

2.3.3. Menghitung Jumlah Pengukuran Yang diperlukan

Bila jumlah belum mencukupi dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan

kedua. Jika tahap kedua selesai maka dilakukan ketiga hal yang sama seperti tadi,

dimana bila perlu dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan tahap kedua.

Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan pengukuran mencukupi untuk tingkat

ketelitian dan keyakinan yang dikehendaki.

Untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan, yaitu dengan

pengujian kecukupan data menggunakan rumus :

2
 z / s N x 2 − ( x )2 
N’ = 
∑ i ∑ i  5)

 ∑ xi 

5
) Sritomo Wignyosoebroto, Pengantar Teknik & Manajemen Industri, Guna Widya, Hal. 134

15
Dimana :

N’ = banyaknya pengamatan teoritis

∑ xi = jumlah data pengamatan

s = tingkat ketelitian ( dalam %)

z = standar deviasi yang diperlukan untuk tingkat keyakinan yang diinginkan

Jika harga N’ < N, yaitu jumlah N” dari perhitungan < jumlah data yang sudah

diukur, maka data yang didapat telah mencukupi.

Setelah data-data ini dikumpulkan selanjutnya adalah melakukan

pengelompokan data menjadi sub grup, dilanjutkan dengan menghitung harga rata-

rata dari sub grup dan seterusnya sama dengan yang dilakukan tadi sampai

mendapatkan BKA san BKB baru. Jika semua harga rata-rata dari sub grup berada

diantara kedua batas ini maka dihitung lagi berapa jumlah pengukuran yang

diperlukan.

2.3.4. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan

Tujuan melakukan pengukuran ini adalah waktu yang sebenarnya dibutuhkan

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Karena waktu penyelesaian ini tidak pernah

diketahui sebelumnya, maka harus diadakan pengukuran. Yang ideal adalah

pengukuran dilakukan sampai tak terhingga karena dengan demikian diperoleh

jawaban yang pasti. Tapi hal ini tidak mungkin dilakukan karena adanya

keterbatasan waktu tenaga dan biaya. Namun sebaliknya jika pengukuran dilakukan

hanya beberapa kali saja dapat diduga hasilnya sangat kasar. Oleh karena itu yang

16
diperlukan adalah jumlah pengukuran yang tidak membebankan waktu, tenaga dan

biaya yang besar tetapi hasilnya dapat dipercaya.

Tingkat ketelitian dan keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang

diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran

yang sangat banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil

pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam

persen. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur

dan hasilnya telah memenuhi syarat ketelitian. Jadi tingkat ketelitian 10% dan tingkat

keyakinan 95% memberi arti bahwa pengukur mengizinkan adanya penyimpangan

sebesar 10% dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan berhasil mendapatkannya

adalah sebesar 95%. Sebagai contoh jika rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan

adalah 100 detik. Nilai ini tidak pernah diketahui kecuali jika dilakukan tak terhingga

kali pengukuran. Dengan pengukuran yang dilakukan tidak dalam jumlah banyak

maka rata-rata yang diperoleh mungkin tidak 100 detik, tetapi 88 atau 96. Misalnya

rata-rata pengukuran yang didapatkan 96 detik walaupun rata-rata sebenarnya (100

detik) tidak diketahui. Jika jumlah pengukuran yang dilakukan memenuhi untuk

tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95%, maka pengukur mempunyai

keyakinan 95% bahwa 96 detik itu terletak pada interval harga rata-rata yang

sebenarnya dikurangi 10% dari rata-rata ini dan nilai sebenarnya ditambah 10% dari

rata-rata ini.

Jika pengukuran telah selesai, yaitu jika semua data yang didapat memiliki

keseragaman yang dikehendaki, dan jumlahnya memenuhi tingkat-tingkat ketelitian

dan keyakinan yang diinginkan, maka kegiatan pengukuran waktu telah selesai.

Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga memberikan waktu

17
baku. Cara untuk mendapatkan waktu baku dari data yang telah terkumpul adalah

sebagai berikut :

• Menghitung Waktu Siklus Rata-rata

Ws =
∑x i
6)
N

Dimana : Ws = Waktu siklus

Xi = Waktu penyelesaian kerja

N = Jumlah pengukuran kerja

• Menghitung Waktu Normal

W n = Ws × p 7)

Dimana : Wn = Waktu normal

p = Faktor penyesuaian

• Menghitung Waktu Baku

Wb = Wn + ( Wn x i ) = Wn x ( 1 + i ) 8)

Dimana: i adalah kelonggaran (allowance) yang diberikan kepada pekerja

untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal.

Kelonggaran ini diberikan untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan

rasa fatique, dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang tidak dapat

dihindarkan oleh pekerja. Umumnya kelonggaran dinyatakan dalam persen dari

waktu normal.

6
) Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung, ITB
7
) Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung, ITB
8
) Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung, ITB

18
2. 4. Penyesuaian Kerja

Dalam menghitung waktu baku hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

penyesuaian waktu kerja dan kelonggaran waktu. Dibawah ini akan dikemukakan

penjelasan perlunya memperhitungkan hal tersebut diatas.

2.4.1. Tujuan Penyesuaian

Setelah pengukuran selesai, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang

ditunjukkan operator. Ketidakwajaran bisa terjadi jika operator bekerja tanpa

kesungguhan, sangat cepat-cepat seolah diburu waktu atau karena menjumpai

kesulitan-kesulitan seperti jondisi ruangan yang buruk. Hal-hal tersebut diatas dapat

mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat pekerjaan selesai terlalu singkat atau

terlalu panjang waktu penyelesaiannya. Hal ini jelas tidak diinginkan karena waktu

baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku

yang diselesaikan dengan wajar.

Jika terjadi ketidakwajaran dalam melakukan pekerjaan maka pengukur harus

mengetahuinya dan menilai seberapa jauh hal itu terjadi. Jika pengukur mendapatkan

nilai rata-rata siklus yang dilakukan diselesaikan dengan tidak wajar, maka pengukur

harus menormalkan dengan melakukan penyesuaian.

Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata

atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut factor penyesuaian.

Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja diatas normal maka harga p akan

lebih besar dari 1, sebaliknya jika operator dianggap bekerja dibawah normal maka

harga p akan lebih kecil dari 1.

19
2.4.2. Menentukan Faktor Penyesuaian

Cara pertama dalam menentukan factor penyesuaian adalah cara persentase. Disini

besarnya factor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui

pengamatannya selama melakukan pengukuran. Misalnya pengukur menentukan

p=110% dengan waktu siklus 14,6 menit, maka waktu normalnya adalah 14,6 × 1,1 =

16,6 menit.

Shumard memberikan penialain melalui kelas-kelas performance kerja dimana setiap

kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri.

Tabel 2.1
Nilai Faktor yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja Menurut Shumard

Kelas Penyesuaian
Superlast 100
Fast + 95
Fast 90
Fast - 85
Excellent 80
Good + 75
Good 70
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair - 45
Poor 40

Didalam penelitian kewajaran kerja, Westing House mengarahkan penilaian

pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran bagi pekerja, yaitu :

• Ketrampilan (skill)

• Usaha (effort)

• Konsistensi (consistency)

20
• Kondisi Kerja (conditius)

Tabel 2.2
Nilai Faktor yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja menurut Westing House

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian


A1 +0,15
Superskill
A2 +0,13
B1 +0,11
Excellent
B2 +0,08
C1 +0,06
Good
Ketrampilan C2 +0,03
Average D 0,00
E1 -0,05
Fair
E2 -0,10
F1 -0,16
Poor
F2 -0,22
A1 +0,13
Excessive
A2 +0,12
B1 +0,10
Excellent
B2 +0,08
C1 +0,05
Good
Usaha C2 +0,02
Average D 0,00
E1 -0,04
Fair
E2 -0,08
F1 -0,12
Poor
F2 -0,17
Ideal A +0,06
Excellently B +0,04
Good C +0,02
Kondisi kerja
Average D 0,00
Fair E -0,03
Poor F -0,07
Perfect A +0,04
Excellent B +0,03
Good C +0,01
Konsistensi
Average D 0,00
Fair E -0,02
Poor F -0,04

21
Dalam menghitung factor penyesuaian, bagi keadaan yang dianggap wajar diberi

nilai p=1, sedangkan terhadap penyimpangan dari keadaan ini harga p-nya ditambah

dengan angka-angka yang sesuai dengan keempat factor diatas. Sebagai contoh jika

waktu siklus rata-rata sama dengan 124,6 detik dan waktu ini dicapai dengan

ketrampilan pekerja yang dinilai Fair (E1), usaha Good (C2), kondisi Excellent (B),

dan konsistensi Poor (F), maka tambahan terhadap p=1 adalah :

• Ketrampilan Fair (E1) = -0,05

• Usaha Good (C2) = +0,02

• Kondisi Excellent (B) = +0,04

• Konsistensi Poor (F) = -0,04

Jumlah = - 0,03

Jadi p = (1-0,03) = 0,97

Sehingga waktu normalnya :

W n = Ws x p

dimana :

Wn = Waktu Normal

Ws = Waktu Siklus

p = Waktu Penyesuaian

2. 5. Kelonggaran Kerja

Didalam, praktek banyak terjadi penentuan waktu baku yang dilakukan hanya

dengan menjalankan beberapa kali pengukuran dan menghitung rata-ratanya. Selain

data yang seragam, jumlah pengukuran yang cukup dan penyesuaian serta masalah

22
kelonggaran (Allowance) merupakan hal yang harus diperhatikan dalam menghitung

waktu normal. Kelonggaran diberikan meliputi 3 hal antara lain :

2.5.1. Kelonggaran Pribadi (Personal Allowance)

Yang termasuk kelonggaran pribadi adalah hal-hal seperti minum untuk

menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, ataupun bercakap-cakap dengan teman

kerja sekedar untuk menghilangkan ketegangan atau kejemuan kerja.

Kebutuhan-kebutuhan ini jelas terlihat sebagai sesuatu yang mutlak, karena

tidak bisa seseorang bekerja terus menerus dengan rasa dahaga atu melarang pekerja

untuk sama sekali tidak bercakap-cakap sepanjang jam kerja. Larangan-larangan

demikian tidak saja merugikan pekerja (karena merupakan tuntutan psikologis dan

fisiologis yang wajar) tetapi juga merugikan perusahaan karena dengan kondisi yang

demikian pekerja tidak akan dapat bekerja dengan baik bahkan hampir dapat

dipastikan produktivitasnya menurun.

Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi berbeda-beda dari

satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjaan mempunyai karakteristik

sendiri-sendiri dengan tuntutan yang berbeda-beda. Perhitungan khusus perlu

dilakukan untuk menentukan besranya kelonggaran ini secara tepat seperti dengan

sampling pekerjaan ataupun secara fisiologis. Berdasarkan penelitian ternyata

besarnya kelonggaran berbeda untuk pekerja pria dan wanita.

23
2.5.2. Kelonggaran Kelelahan (Fatique Allowance)

Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik secara

kualitas maupun kuantitas. Akan tetapi permasalahannya adalah adanya kesulitan

untuk menentukan saat-saat mana yang merupakan saat-saat lelah yang

menyebabkan menurunnya hasil produksi, karena masih banyak kemungkinan-

kemungkinan lain yang dapat menjadi penyebabnya.

Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus terus bekerja untuk

menghasilkan performansi normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih

besar dari kondisi normal dan ini akan menambah rasa fatique. Bila hal ini terus

berlangsung pada akhirnya akan menyebabkan terjadi fatique total yaitu jika anggota

badan yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan gerakan kerja sama sekali.

Hal demikian jarang terjadi karena berdasarkan pengalamannya pekerja dapat

mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan

kerja ditujukan untuk menghilangkan rasa fatique ini.

2.5.3. Hambatan Tak Terhindarkan (Delay Allowance)

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai

hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan

dan menganggur dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat terhindarkan

karena berada diluar kemampuan pekerja dalam mengendalikannya.

Beberapa contoh hambatan yang termasuk kedalam hambatan yang tak terhindarkan

antara lain :

• Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas

24
• Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat

potong yang patah

• Mengasah peralatan potong

• Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang

• Hambatan-hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan

• Mesin berhenti karena matinya aliran listrik

Besarnya hambatan untuk kejadian-kejadian seperti itu sangat bervariasi dari

suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya bahkan dari suatu system kerja ke system kerja

lain karena banyaknya penyebab seperti mesin, kondisi mesin, prosedur kerja,

ketelitian suplai bahan dan alat dan lain sebagainya.

25
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan tahap-tahap penelitian yang harus

ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang akan dibahas,

sehingga penelitian yang dilakukan dapat terarah dan memudahkan untuk

menganalisis permasalahan yang ada. Adapun tahap-tahap metodologi penelitian

dapat dilihat pada gambar 3.1

3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dipilihnya judul ini sebagai Tugas Akhir adalah :

1. Menentukan waktu baku alat uji Rheometer pada proses pengujian kompon.

2. Menghitung dan menganalisa jumlah kebutuhan mesin Rheometer

berdasarkan perkiraan hasil produksi untuk periode yang akan datang.

26
Study Pustaka Study Lapangan

Perumusan Masalah :

Kecukupan dan kesiapan


operasional dari Alat Uji
Rheometer dalam menghadapi
kenaikan jumlah produksi.

Tujuan Penelitian :

• Menentukan Waktu Baku


Alat Uji Rheometer.
• Menghitung dan
menganalisa jumlah
kebutuhan Alat Uji
Rheometer.

Wawancara Hasil Produksi Tyre Pengumpulan Data


Waktu Pengujian Kompon

Perhitungan Waktu Pengujian Pengujian


Baku Kecukupan Data Keseragaman Data

Hasil Berupa Jumlah


Kebutuhan mesin

Analisa

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.1 Skema Metodologi Penelitian

27
3.2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mencari teori-teori pendukung sebagai

landasan atau acuan untuk memecahkan masalah yang ada. Studi ini dilakukan

dengan cara membaca buku-buku referensi yang berhubungan dengan masalah

perhitungan waktu baku.

3.3. Penelitian Pendahuluan

Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu dilakukan studi

pendahuluan pada PT. XY. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada penelitian

pendahuluan ini meliputi kunjungan langsung ke Departemen QC PT. XY dengan

mendengarkan langsung keterangan dari pimpinan Departemen QC mengenai proses

kerja alat uji Rheometer. Langkah selanjutnya dalam penelitian pendahuluan adalah

melakukan wawancara dengan operator – operator mesin rheometer untuk

mengetahui cara kerja dan masalah – masalah yang sering terjadi.

3.4. Identifikasi Masalah

Masalah yang akan diteliti untuk Tugas Akhir ini adalah bidang analisa

perancangan kerja. Setelah dilakukan peninjauan pada departemen QC ternyata dapat

diidentifikasi masalah yang ada yaitu belum diketahuinya waktu baku dari alat uji

rheometer, sedangkan waktu baku perlu diketahui guna menganalisa kecukupan

kebutuhan alat uji rheometer dalam menghadapi adanya perluasan pada PT. XY.

28
3.5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan data atau

dalam proses perhitungan waktu baku. Pengukuran waktu yang dilakukan adalah

metode pengukuran secara langsung terhadap pekerja. Teknik yang dilakukan dalam

pengamatan menggunakan jam henti (stopwatch) terhadap mesin rheometer dalam

proses pengujian kompon.

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mencatat waktu pengujian

kompon mulai dari persiapan hingga membuang sample uji guna menghitung waktu

baku mesin rheometer. Selain itu data yang dikumpulkan adalah produksi tyre saat

ini dan periode akan datang karena adanya perluasan pada PT. XY.

3.6. Pengolahan Data

Data – data yang telah dikumpulkan kemudian diolah untuk mendapatkan

waktu baku. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan data ini adalah untuk

mengetahui waktu baku serta menghitung dan menganalisa jumlah kebutuhan mesin

untuk periode yang akan datang.

29
Input data

Uji Keseragaman Buang sub


grup diluar
batas kontrol

Tidak
Seragam

Ya

Uji Kecukupan Data

Cukup? Tidak

Ya
Waktu Siklus

Tentukan Nilai Penyesuaian

Waktu Normal

Tentukan Kelonggaran

Waktu Baku

Gambar 3.2 Metodologi Perhitungan Waktu Baku

30
3.7. Analisa

Dalam analisis data akan dibahas tentang kebutuhan mesin rheometer dari

penghitungan waktu baku dalam menghadapi adanya peningkatan produksi tyre

karena adanya perluasan pada PT. XY.

3.8. Kesimpulan dan Saran

Dari uraian analisa pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu

kesimpulan yang merupakan hasil yang telah diperoleh dari bab analisa. Sedangkan

saran merupakan usulan-usulan yang diberikan demi untuk memberikan input yang

bermanfaat bagi perusahaan.

31
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Untuk menentukan jumlah optimal dari alat uji Rheometer dengan analisa

penggunaan waktu baku, diperlukan data-data tertentu yang akan diolah sebagai

dasar pembentukan dan pemecahan masalah.

Data-data yang akan digunakan untuk pemecahan masalah akan diuraikan di

dalam bab ini. Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat

dipergunakan sebagai bahan analisa dan pemecahan masalah pada bab selanjutnya.

Untuk pemecahan masalah pada tulisan ini, data-data yang diperlukan

diperoleh dari departemen-departemen yang terkait dengan pokok permasalahan,

yaitu dari departemen marketing dan departemen produksi, departemen mixing

center. Perolehan data-data didapatkan melalui pengamatan langsung pada proses

pengetesan/pengujian mesin hasil produk, melakukan wawancara langsung dengan

operator dan pengawas maupun dengan pencatatan arsip yang ada.

32
4.1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Profil Perusahaan :

Nama perusahaan : PT. XY

Alamat Perusahaan : Jl. Gatot Subroto Km 7. Desa Pasir Jaya, Kec

Jatiuwung Kotamadya Tangerang 15136 Banten

Indonesia

Status Perusahaan : PMDN- Milik Pribumi

Di dirikan : 24 Agustus 1951

Karyawan : 10.000 (Produksi, Non Produksi)

Kantor Pusat : Wisma Hayam Wuruk Lantai 11

Jl. Hayam Wuruk 8 Jakarta, Indonesia

Luas Area : ± 250 ha

Jarak dari Jakarta : ± 30 Km

b. Riwayat Perusahaan

PT. XY adalah sebuah perusahaan multi nasional yang beroperasi dalam

bidang Industri Kimia Dasar dengan produksinya adalah ban luar dan dalam mobil,

ban luar dan dalam motor, serta ban radial, dan ban luar dan dalam sepeda.

PT. XY berdiri pada tanggal 24 Agustus 1951 di Jalan Bandengan Utara 73-

75 Jakarta Utara, merupakan perusahaan kecil yang memproduksi ban sepeda luar /

dalam namun berkat ketekunan dari pemiliknya maka PT.XY menjadi suatu

perusahaan yang besar (potensial).

Untuk pengembangan perusahaan maka pada tahun 1978 pabrik pindah ke

Jalan Gatot Subroto Km 7. Desa Pasir Jaya Kec Jatiuwung Kotamadya Tangerang.

33
Sehingga sampai sekarang ini PT XY. dapat mensejajarkan diri dengan

perusahaan-perusahaan ban international serta diakui oleh pangsa pasar internasional.

Lebih dari 20 tahun yang lalu PT. XY sebagai produsen ban kendaraan

bermotor telah membangun teknologi yang bermutu serta mandiri dalam

meningkatkan kemampuannya. Itulah sebabnya didalam mewujudkan keinginannya

beberapa upaya khusus telah dilakukan oleh manajemen dan masih berlanjut sampai

saat ini (Continuous Improvement).

Berawal dari kerjasama dengan INOAC Rubber Corporation (IRC) Japan

ditahun 1972 PT. XY mengembangkan produksi ban luar dan dalam sepeda motor.

Dan untuk lebih meningkatkan teknologi ban (Tyre) terutama dalam hal desain,

proses serta mutu, maka pada tahun 1980 s/d 1995 menjalin kerjasama teknik dengan

Yokohama Rubber Company yang diwujudkan dengan Technical Assistance

Agreement (TAA), sehingga pada tahun 1985 / 1987 kerjasama PT. XY dengan

Jepang pada bisnis ban luar dan dalam mobil (Yokohama Rubber Co. Ltd.).

Maka dengan dimulainya kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Jepang,

PT. XY meningkatkan kwalitas dan kwantitas ban sepeda, sepeda motor, serta mobil

juga ban radial. Sehingga pada tahun 1995 / 1996 PT. XY mendapatkan pengakuan

pangsa pasar di dunia internasional dengan diraihnya srtifikat ISO 9001 dan ISO

9002 yang dilanjutkan dengan mendapatkan sertifikat QS 9000 serta ISO/TS-16949.

c. Kondisi Perusahaan

PT. XY. merupakan pabrik yang memproduksi ban untuk kendaraan

bermotor baik roda dua maupun empat, bahkan truk dan bus serta traktor yang mana

34
dipasarkan untuk lokal (dalam negeri) serta expor (luar negeri). Untuk pemasaran

didalam negeri kita kategorikan sebagai berikut :

• Untuk Replacement

Replacement : Pasar yang dipesan berdasarkan kebutuhan masyarakat seperti di

toko-toko, dealer.

• Untuk OEM ( Original Equipment Manufacturing )

Untuk kategori OEM PT. XY langsung mengirimkan ke perusahaan-perusahaan

yang mempromosikan kendaraan bermotor :

1. Suzuki

2. Mitsubishi

3. Hyundai

4. Kia

5. Isuzu

6. Nissan

Dari beberapa perusahaan tersebut diikat dalam perjanjian nominal yang

mana 1 tahun diadakan perpanjangan kontrak.

Walaupun dalam pemasaran kadang-kadang mengalami perubahan dalam

pemesanannya untuk setiap bulannya, tetapi perusahaan tersebut selalu rutin

dalam pemesanannya.

• Untuk Export

Sebagian besar produksi ban radial PT. XY atau sekitar 80% adalah untuk

market export, diantaranya untuk pasar Eropa, Timur Tengah, Asia, Amerika dan

Australia. Selain itu ada pula produk off take, yaitu ban merk lain yang diproduksi di

PT. XY, diantaranya adalah Michelin, Pirelli dan Nokia.

35
d. Struktur Organisasi

1) Presiden Direktur

2) Advisor

3) HOD Manufacturing

4) Plant Head :

a) Produksi Dept Head

b) PPC Dept Head

c) QC Dept Head

d) Technical Dept. Head

e) Engineering Dept. Head

5) HOD GA & HRD :

a) Personalia Dept Head

b) GA Dept Head

c) Payroll Dept. Head

d) Training Dept. Head

e) Security Dept. Head

6) HOD Marketing dan Sales

7) HOD Procurement

8) HOD Finance and Accounting

Disini penulis hanya membatasi organisasi yang ada di Pabrik Tangerang :

36
Presiden
Direktur

Advisor

HOD Marketing HOD Finance & HOD HOD GA & HOD


& Sales Accounting Manufacturing HRD Procurement

Plant Head A Plant Head B Plant Head C Plant Head D Plant Head E

Produksi Dept. Technical Dept Engineering PPC Dept


QC Dept. Head
Head Head Dept Head Head

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT XY

4.2. Spesifikasi Produk

PT. XY sebagai perusahaan tertua yang memproduksi ban di Indonesia

sekarang ini telah memproduksi bermacam-macam ban yang dikonsumsi oleh

masyarakat. Dari bermacam-macam ban yang diproduksi oleh PT. XY ini

diklasifikasikan sebagai berikut :

• Plant 1 memproduksi Ban untuk kepentingan Auto Mobil Bias Type

• Plant 2 memproduksi Ban luar dan dalam Motor

• Plant 3 memproduksi Ban dalam Mobil

• Plant 4 memproduksi Ban Mobil khusus Radial

• Plant 5 memproduksi Reclaimed Rubber (daur ulang karet ban yang afkir)

37
Secara umum perusahaan ini berjalan sehari-harinya dengan terjalinnya

kerjasama antara departement-departement disetiap lokasi Plant , karena penulis

didalam pembuatan tugas akhir berlokasi di Plant 4, maka Departement di Plant 4

terdiri sebagai berikut :

1) Departement Produksi

2) Departement Planning Production Control

3) Departement Quality Control

4) Departement Engineering

5) Departement Technical

6) Departemen Mixing Center

4.3. Proses Produksi

Produksi ban radial terdiri dari berbagai proses, namun disini penulis hanya

akan membahas bagian utama dari proses produksi ban Radial di Plant 4 yaitu sbb :

1) Mixing Compound

Pada proses ini raw material dari gudang bahan yang terdiri dari karet,

karbon, oli dan obat ditimbang sesuai spec. Kemudian dimasukkan ke dalam

mesin mixer yang berfungsi merubah material ini menjadi compound.

Setelah dimixing compound di giling di open mill untuk dibuat sheet

diteruskan ke batch of solution agar tidak lengket, dikeringkan dan disusun

pada palet atau istilah kami booking.

Setelah mengalami proses mixing dan untuk masuk ke proses selanjutnya

compound terlebih dahulu diuji kualitas compound pada Departemen QC.

Dari proses mixing masing-masing batch diambil sampel untuk diuji kualitas

38
compoundnya. Pengujian kualitas compound menggunakan mesin Rheometer

untuk mengetahui karakteristik Physical Compound yaitu untuk mengetahui

kekuatan tarik, kematangan compound dan kekenyalan compound.

2) Extuding Tread

Prinsip kerja extruder adalah compound didorong oleh screw melalui

die yang mempunyai bentuk sesuai dengan yang diinginkan. Sebelum

diekstrusi compound diproses dulu oleh open mill untuk menurunkan MV

atau viscositasnya agar mudah dibentuk, lebih homogen dan suhunya naik.

Out put dari extruder ini suhunya masih relatif tinggi sehingga perlu

didinginkan dahulu sampai temperatur normal. Proses ini menghasilkan cap

tread.

Kesemua proses ini dilakukan oleh mesin dengan bantuan conveyor

berjalan. Sebelum dibooking, cap tread diperiksa dimensinya apakah sesuai

spec atau tidak . Jika OK dibooking, jika NG dirework kembali ke open mill.

3) Building Tire

Pada mesin Building ini beberapa bagian dari tire disusun menjadi

satu green tire yang merupakan bentuk setengah jadi dari ban itu sendiri.

4) Curing Tire

Pada proses curing adalah proses pemasakan green tire menjadi tire.

Green tire yang OK disemprot terlebih dahulu dengan silicon pada bagian

dalam dan luarnya agar tidak menempel di mold, kemudian dimasukkan ke

39
dalam mold yang panas karena steam, dimasak sesuai spec, setelah keluar

disebut tire.

4.4 Pengumpulan Data

Untuk meramalkan perencanaan produksi yang akan datang, diperlukan suatu

kumpulan data masa lalu. Hasil peramalan ini nantinya dapat digunakan untuk

perencanaan dan pengendalian proses produksi serta sebagai perencanaan persediaan

masa yang akan datang.

Tabel 4.1

Hasil Produksi Tahun 2007 dan Rencana Produksi Tahun 2008 dan 2009

Produksi Tyre Produksi


PT. XY, Plant 4 Compound
(pcs/day) (batch/day)
Th. 2007 28,093 1,601.3
Rencana Th. 2008 33,000 1,881
Rencana Th. 2009 37,500 2137.5

( Tabel Rencana produksi dan aktual produksi ada pada lampiran VI)

Untuk memperoleh data waktu pengujian compound dengan alat Rheometer,

penulis melakukan pengukuran dengan menggunakan metode jam henti dengan data

pengamatan sebanyak 40 data. Pada pengoperasian alat, penulis membagi menjadi 5

elemen kerja, antara lain :

1. Persiapan Sampel

Yaitu proses memotong sample compound dari setiap 1 batch diambil 1 sampel.

40
2. Pasang Sampel pada alat

Yaitu proses pemasangan sample yang telah dipotong pada alat uji Rheometer.

3. Proses Curing

Yaitu proses bekerjanya alat Rheometer terhadap setiap sample compound. Dari

proses ini akan diketahui data kekuatan tarik dan kekenyalan compound. Untuk

setiap jenis compound didapatkan 3 waktu matangnya compound, yaitu 180 detik,

210 detik dan 240 detik.

4. Buang Sampel

Yaitu proses pembuangan sample compound dari alat uji Rheometer, yaitu setelah

terjadi proses curing. Sampel yang telah selesai itu harus diambil dari mesin dan

dibuang.

5.Print Out Hasil Test

Yaitu proses pencetakan hasil pengujian dalam bentuk grafik sebagai record data

pengujian yang digunakan sebagai acuan apakah compound bisa dilanjutkan ke

proses selanjutnya. Pencetakan grafik ini dilakukan setiap 10 pengujian sample

yang dihasilkan. Sehingga waktu print out yang didapat merupakan gabungan dari

10 pengujian, yaitu 64,2 detik, penulis asumsikan dibagi 10 untuk mendapatkan

waktu print out dari masing-masing sample yaitu 6,42 detik.

Dalam proses pengambilan data, penulis mengambil 10 data/hari antara pukul

08.00 – 16.00 WIB, yaitu pada hari Senin, 12 Mei 2008 diambil 10 data untuk

masing-masing proses. Untuk pengambilan data ke-2 yaitu pada hari Selasa, 13

Mei 2008 dan untuk pengambilan data ke-3 dan ke-4 pada tanggal 20 dan 21 Mei

2008.

41
4.5 Pengukuran Waktu

Dalam melakukan pengukuran waktu digunakan metode langsung dengan

menggunakan jam henti (stop watch) sebagai alat ukurnya. Dalam hal ini elemen-

elemen yang diukur adalah waktu persiapan sampel, waktu pasang sampel pada alat

dan waktu buang sampel. Untuk elemen proses curing tidak diukur waktunya karena

waktunya sudah ditetapkan.

Dibawah ini adalah data-data waktu yang telah diukur oleh penulis.

Tabel 4.2
Tabel Data Pengukuran Waktu Persiapan Sampel

Waktu pengukuran Waktu Kerja Waktu pengukuran Waktu Kerja


No No
( Jam ) ( Sekon/unit) ( Jam ) ( Sekon/unit)
1 (Hari 1) 15.15 7.08 21 (Hari 3) 09.00 6.56
2 15.16 6.02 22 09.01 6.69
3 15.17 6.69 23 09.02 6.39
4 15.18 7.46 24 09.03 6.58
5 15.19 7.32 25 09.04 6.96
6 15.20 6 26 09.05 7.17
7 15.21 6.36 27 09.06 6.87
8 15.22 6.22 28 09.07 6.61
9 15.23 6.24 29 09.08 6.18
10 15.24 7.2 30 09.09 6.5
11 (Hari 2) 15.20 6.56 31 (Hari 4) 10.00 6.32
12 15.21 7.12 32 10.01 6.37
13 15.22 6.78 33 10.02 6.48
14 15.23 7.38 34 10.03 6.69
15 15.24 7.14 35 10.04 6.2
16 15.25 6.88 36 10.05 6.42
17 15.26 6.29 37 10.06 7.23
18 15.27 6.04 38 10.07 7.14
19 15.28 6.1 39 10.08 6.88
20 15.29 7.41 40 10.09 6.45

42
Tabel 4.3
Tabel Data Waktu Pasang Sampel

Waktu pengukuran Waktu Kerja Waktu pengukuran Waktu Kerja


No No
( Jam ) ( Sekon/unit) ( Jam ) ( Sekon/unit)
1 (Hari 1) 15.26 14.27 21 (Hari 3) 09.10 13.31
2 15.31 14.08 22 09.16 13.81
3 15.36 13.01 23 09.22 14.31
4 15.41 13.79 24 09.28 14.48
5 15.46 14.26 25 09.34 14.21
6 15.51 14.21 26 09.40 14.32
7 15.56 14.4 27 09.46 14.21
8 16.01 14.24 28 09.52 13.85
9 16.06 13.41 29 09.58 13.56
10 16.11 13.36 30 10.04 14.01
11 (Hari 2) 15.30 13.16 31 (Hari 4) 13.00 14.42
12 15.35 14.92 32 13.05 14.61
13 15.40 14.96 33 13.10 14.58
14 15.45 14.48 34 13.15 14.62
15 15.50 14.46 35 13.20 14.41
16 15.55 14.26 36 13.25 14.56
17 16.00 14.36 37 13.30 14.21
18 16.05 14.53 38 13.35 14.45
19 16.10 14.54 39 13.40 14.98
20 16.15 14.41 40 13.45 14.23

43
Tabel 4.4
Tabel Data Buang Sampel

Waktu pengukuran Waktu Kerja Waktu pengukuran Waktu Kerja


No No
( Jam ) ( Sekon/unit) ( Jam ) ( Sekon/unit)
1 (Hari 1) 15.30 9.76 21 (Hari 3) 09.15 10.22
2 15.34 10.49 22 09.21 9.6
3 15.38 10.36 23 09.27 9.79
4 15.42 9.56 24 09.33 9.32
5 15.46 9.29 25 09.39 9.4
6 15.50 9.36 26 09.45 10.31
7 15.54 9.5 27 09.51 9.98
8 15.58 10.05 28 09.57 10.22
9 16.02 9.38 29 10.03 9.85
10 16.06 10.04 30 10.09 9.87
11 (Hari 2) 15.34 10.21 31 (Hari 4) 13.04 10.12
12 15.38 9.78 32 13.09 10.21
13 15.42 9.11 33 13.14 10.22
14 15.46 10.52 34 13.19 9.99
15 15.50 9.01 35 13.24 9.88
16 15.54 10.01 36 13.29 9.67
17 15.58 10.39 37 13.34 9.68
18 16.02 9.92 38 13.39 10.24
19 16.06 9.24 39 13.44 9.32
20 16.10 8.97 40 13.49 9.54

4.6 Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengukuran waktu, maka yang

selanjutnya dilakukan adalah pengolahan data. Waktu dari etiap elemen kerja yang

telah diukur kemudian dikelompokkan kedalam sub group-sub group.

44
Tabel 4.5

Pengolahan Data Waktu Persiapan sampel

Sub grup ke Waktu penyelesaian berturut-turut (detik) Harga rata-rata


1 7.08 6.02 6.69 7.46 7.32 6.91
2 6.00 6.36 6.22 6.24 7.20 6.40
3 6.56 7.12 6.78 7.38 7.14 7.00
4 6.88 6.29 6.04 6.10 7.41 6.54
5 6.56 6.69 6.39 6.58 6.96 6.64
6 7.17 6.88 6.61 6.18 6.50 6.67
7 6.32 6.37 6.48 6.69 6.20 6.41
8 6.42 7.23 7.14 6.88 6.45 6.82
Jumlah 53.40

Tabel 4.6

Pengolahan Data Waktu Pasang Sampel Pada Alat

Sub grup ke Waktu penyelesaian berturut-turut (detik) Harga rata-rata


1 14.27 14.08 13.01 13.79 14.26 13.88
2 14.21 14.40 14.24 13.41 13.36 13.92
3 13.16 14.92 14.96 14.48 14.46 14.40
4 14.26 14.36 14.53 14.54 14.41 14.42
5 13.31 13.81 14.31 14.48 14.21 14.02
6 14.32 14.21 13.85 13.56 14.01 13.99
7 14.42 14.61 14.58 14.62 14.41 14.53
8 14.56 14.21 14.45 14.98 14.23 14.49
Jumlah 113.65

Tabel 4.7

Pengolahan Data Waktu Buang Sampel


Sub grup ke Waktu penyelesaian berturut-turut (detik) Harga rata-rata
1 9.76 10.49 10.36 9.56 9.29 9.89
2 9.36 9.50 10.05 9.38 8.59 9.38
3 8.62 9.78 9.11 10.52 8.93 9.39
4 8.80 10.39 9.92 9.24 8.98 9.47
5 8.22 9.60 9.79 8.55 9.40 9.11
6 10.31 9.98 10.22 9.85 9.87 10.05
7 10.12 10.35 10.22 9.99 9.88 10.11
8 8.98 8.87 9.21 9.32 9.23 9.12
Jumlah 76.52

45
4.7 Pengujian Data

4.7.1 Pengujian Data Waktu Persiapan Sampel

Jumlah data (N) = 40

Jumlah sub grup = 8

Harga rata-rata sub grup x =


∑ xi
k

Dimana : xi = jumlah rata-rata sub grup

k = banyaknya sub grup yang terbentuk

n = besar sub grup

x=
∑x i
=
53.40 = 6.67 ≈ 6.7
k 8

∑ (x )
2
−x 7.16
Deviasi standar σ =
i
= = 0.43
N −1 39

_
σ 0.43
Deviasi standar sub grup σ x = = = 0.1920 ≈ 0.19
n 5

Dengan asumsi bahwa tingkat keyakinan penulis terhadap hasil pengukuran

waktu pada operator mesin Rheometer yaitu 95% dan tingkat ketelitian = 5%, maka

dari Tabel T10.1 didapatkan nilai z = 1.96

_ _
Batas Kontrol Atas (BKA) = x + z.σ x

= 6.70 + 1.96 (0.19)

= 7.07

46
_ _
Batas Kontrol Bawah (BKB) = x − z.σ x

= 6.70 – 1.96 (0.19)

= 6.33

Secara grafis dapat dilihat yang berada dalam batas-batas kontrol tersebut :

Sub Group Ke - 1 2 3 4 5 6 7 8
Harga Rata -
rata 6.91 6.4 7 6.54 6.64 6.67 6.41 6.82

Uji Keseragam an Data Persiapan Sam ple

7.2
Harga Rata - rata

7
6.8 Harga Rata - rata
6.6
BKA
6.4
6.2 BKB
6
5.8
1 2 3 4 5 6 7 8
Sub Group Ke -

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai x rata-rata dari masing-masing

sub grup berada diantara BKA dan BKB, maka penulis menyatakan bahwa data-data

yang didapatkan adalah seragam.

Pengujian kecukupan data menggunakan rumus :

2
Z 2 
N ∑ xi − (∑ xi ) 
2

N'=  s 
 ∑ xi 
 

2
 2 
 0,05 40 (1789 .12 ) − ( 266 .98 )
2

N '=   = 6.43 ≈ 7
 266 .98 
 

Karena nilai N > N’ , data mencukupi dan memenuhi batas kontrol.

47
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.8

Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan Kecukupan Data pada Elemen

Kerja Persiapan Sampel

Mean 6.70 X min 6


Median 6.60 X max 7.46
Modus 6.69 Total 266.98
Std. Dev 0.43 BKA 7.07
Tot. kwadrat 1,789.12 BKB 6.33
N' 7 Count, N 40

4.7.2 Pengujian Data Waktu Pasang Sampel Pada Alat

Jumlah data (N) = 40

Jumlah sub grup = 8

Harga rata-rata sub grup x=


∑x i

Dimana : xi = jumlah rata-rata sub grup

k = banyaknya sub grup yang terbentuk

n = besar sub grup

x=
∑x i
=
113.65 = 14.21 ≈ 14.2
k 8

∑ (x )
2
−x 8.60
Deviasi standar σ =
i
= = 0.47
N −1 39

48
_
σ 0 . 47
Deviasi standar sub grup σ x = = = 0 . 21
n 5

Dengan asumsi bahwa tingkat keyakinan penulis terhadap hasil pengukuran

waktu pada operator mesin Rheometer yaitu 95% dan tingkat ketelitian = 5%, maka

dari tabel T10.1 didapatkan nilai z = 1.96

_ _
Batas Kontrol Atas (BKA) = x + z.σ x

= 14.2 + 1.96 (0.21)

= 14.61

_ _
Batas Kontrol Bawah (BKB) = x − z.σ x

= 14.2 – 1.96 (0.21)

= 13.79

Sub Group
Ke - 1 2 3 4 5 6 7 8
Harga Rata
- rata 13.88 13.92 14.4 14.42 14.02 13.99 14.53 14.49

Uji Keseragam an Data Pasang Sam ple

15
Harga Rata - rata

14.5 Harga Rata - rata


14 BKA
13.5 BKB

13
1 2 3 4 5 6 7 8
Sub Group Ke -

49
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai x rata-rata dari masing-masing

sub grup berada diantara BKA dan BKB, maka penulis menyatakan bahwa data-data

yang didapatkan adalah seragam.

Pengujian kecukupan data menggunakan rumus :

2
Z 
N ∑ xi − (∑ xi )
2 2
 
N'=  s 
 ∑x i 
 

2
 2 
 0,05 40 (8081 .30 ) − (568 .25 )
2

N '=   = 1.31 ≈ 2
 568 .25 
 

Karena nilai N > N’ , data mencukupi dan memenuhi batas kontrol.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.9.

Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan Kecukupan Data pada Elemen

Kerja Pasang Sampel pada Alat

Mean 14.20 X min 13.01


Median 14.29 X max 14.98
Modus 14.21 Total 568.25
Std. Dev 0.47 BKA 14.61
Tot. kwadrat 8,081.30 BKB 13.79
N' 2 Count, N 40

50
4.7.3 Pengujian Data Waktu Buang Sampel

Jumlah data (N) = 40

Jumlah sub grup = 8

Harga rata-rata sub grup x =


∑ xi
k

Dimana : xi = jumlah rata-rata sub grup

k = banyaknya sub grup yang terbentuk

n = besar sub grup

x=
∑ xi =
78.48 = 9.81 ≈ 9.8
k 8

∑ (x ) 2
−x 6.98
Deviasi standar σ =
i
= = 0.42
N −1 39

_
σ 0 . 42
Deviasi standar sub grup σ x = = = 0 . 187 ≈ 0 . 19
n 5

Dengan asumsi bahwa tingkat keyakinan penulis terhadap hasil pengukuran

waktu pada operator mesin Rheometer yaitu 95% dan tingkat ketelitian = 5%, maka

dari tabel T10.1 didapatkan nilai z = 1.96

_ _
Batas Kontrol Atas (BKA) = x + z.σ x

= 9.8 + 1.96 (0.19)

= 10.17

51
_ _
Batas Kontrol Bawah (BKB) = x − z.σ x

= 9.8 – 1.96 (0.19)

= 9.43

Sub Group Ke - 1 2 3 4 5 6 7 8
Harga Rata -
rata 9.89 9.67 9.73 9.71 9.67 10.05 10.08 9.69

Uji Ke se ragam an Data Buang Sam ple

10.2
Harga Rata - rata

10 Harga rata-rata
9.8 BKA
9.6 BKB

9.4
1 2 3 4 5 6 7 8
Sub Group Ke -

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai x rata-rata dari masing-masing

sub grup berada diantara BKA dan BKB, maka penulis menyatakan bahwa data-data

yang didapatkan adalah seragam.

Pengujian kecukupan data menggunakan rumus :

2
Z 
N ∑ x − (∑ x )
2 2
 i i 
N'=  s 
 ∑x i 
 

52
2
 2 
 0,05 40 (3856 .03) − (392 .38 )
2

N '=   = 2.90 ≈ 3
 392 .38 
 

Karena nilai N > N’ , data mencukupi dan memenuhi batas kontrol.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.10.

Rangkuman Hasil Perhitungan Keseragaman dan Kecukupan Data pada Elemen

Kerja Buang Sampel dari Alat Rheometer

Mean 9.80 X min 8.97


Median 9.86 X max 10.52
Modus 10.22 Total 392.38
Std. Dev 0.42 BKA 10.17
Tot. kwadrat 3,856.03 BKB 9.43
N' 3 Count, N 40

4.7.4 Data Waktu Print out Grafik Hasil Test dari Alat Rheometer

Proses print out grafik adalah merupakan kerja mesin, yaitu dari kerja mesin

printer. Tiap 10 sampel dapat dilakukan proses print out grafik, yaitu 64.2 detik/ 10

sampel = 6.42 detik tiap sampel, maka untuk proses print out ini penulis tidak

melakukan pengukuran waktu.

53
Tabel 4.11.

Hasil Perhitungan Keseragaman dan Kecukupan Data

No. Elemen kerja Mean Std. dev BKA BKB N'


1 Persiapan Sampel 6.70 0.43 7.07 6.33 7
2 Pasang Sampel 14.2 0.47 14.61 13.79 2
3 Proses Curing 180
4 Proses Curing 210
5 Proses Curing 240
6 Buang Sampel 9.80 0.42 10.17 9.43 3
5 Print out Grafik Test 6.42

4. 8 Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku

Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap operator Mesin Rheometer

yang berada di Plant 4. Selain itu diperlukan juga konsultasi dengan kepala

Departemen QC untuk mengetahui batas kewajaran kerja operator. Sedangkan hasil

pengamatan ditujukan untuk mengetahui nilai dari ketidakwajaran kerja, yang

diperlukan dalam perhitungan waktu kerja operator.

Dalam perhitungan waktu baku serta penentuan jumlah test Rheometer yang

optimal akan melalui tahapan sebagai berikut ;

1. Perhitungan faktor penyesuaian dan kelonggaran kerja

Perhitungan faktor penyesuaian dan kelonggaran kerja operator pada Test

Rheometer, yaitu sebagai berikut :

a. Faktor Penyesuaian Kerja

Setelah dilakukan pengujian data telah mencukupi, maka langkah selanjutnya

aaalah mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh operator. Hal ini

bertujuan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari

kondisi dan kerja yang baku yang diselesaikan secara wajar.

54
Untuk mengetahui besarnya waktu normal pekerja, biasanya dilakukan

dengan mengalikan harga dari waktu siklus rata-rata dengan harga p yang

disebut faktor penyesuaian yang besarnya sedemikian rupa sehingga hasil

perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya, seperti yang

terlihat dibawah ini:

Tabel 4.12.
Nilai Faktor yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja Menurut
Shumard

Kelas Penyesuaian
Superlast 100
Fast + 95
Fast 90
Fast - 85
Excellent 80
Good + 75
Good 70
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair - 45
Poor 40

Performance operator dinilai Good -, sehingga nilai penyesuaian yang


didapatkan adalah 65, maka faktor penyesuaian yang didapatkan adalah:
65
p=
60

= 1,08

55
b. Faktor Kelonggaran Kerja

Dari hasil pengamatan, faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap

besarnya kelonggaran kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator mesin

Rheometer adalah sebagai berikut (berdasarkan tabel besarnya kelonggaran

berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh) :

Tabel 4.13.
Tabel Kelonggaran Kerja Operator Rheometer

Kelonggaran % Kelonggaran %
Faktor
Ref Diambil
Ringan
7,5
Tenaga yang dikeluarkan 7,5 - 12
Berdiri diatas 2
kaki 1
Sikap Kerja 1,0 - 2,5
Normal
0
Gerakan Kerja 0
Pandangan
yang terputus-
0
putus
Kelelahan Mata 0,0 - 6,0
Normal
2,5
Temperatur Tempat Kerja 0-5
Cukup
0
Keadaan Atmosfir 0-5
Bersih, sehat,
cerah dengan
kebisingan 0
rendah
Keadaan Lingkungan 0
Pria
1,25
Kebutuhan Pribadi 0 - 2,5
Total 12,25

Yang termasuk dalam hambatan tak terhindarkan adalah :

- Allowance handling

- Pemanasan mesin sampai temperatur setting

56
Maka untuk perhitungan penilaian kelonggaran untuk hambatan tak

terhindarkan dapat diuraikan sebagai berikut :

Waktu penyelesaian pekerjaan / shift = 7 jam kerja

= 7 x 60 x 60 detik

= 25.200 detik

Handling time :

• Allowance handling = 5% x 25.200 detik = 1.260 detik

• Pemanasan mesin = 30 menit x 60 detik = 1800 detik

Jumlah = 3060 detik

Sedangkan persentase penilaian kelonggaran untuk hambatan yang tak

terhindarkan adalah

3060
= detik x 100%
25.200

= 12.14 %

Maka kelonggaran total untuk proses kerja pengetesan kompon dengan alat

Rheometer dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.14.

Faktor Kelonggaran Proses Kerja Mesin Rheometer oleh Orang dan Mesin

Kelonggaran ( allowance ) Nilai


Kelelahan + kebutuhan pribadi ( orang ) : 12.25%
Hambatan tak terhindarkan ( orang ) 5%
Hambatan tak terhindarkan ( mesin ) : 12.14%

57
2. Perhitungan Waktu Siklus Rheometer

Dalam menghitung waktu siklus rata-rata, tahapan perhitungannya adalah


sebagai berikut :

• Perhitungan Waktu Siklus Rata-rata

Dibawah ini adalah waktu siklus proses pengujian compound dengan 3 waktu

pemasakan yang berbeda.

Tabel 4.15.

Waktu Siklus Rata-rata Proses Pengujian Compound dengan Mesin Rheometer

( Curing Time 180 detik )

Elemen kerja Waktu (detik)


1. Persiapan Sampel 6.70
2. Pasang Sampel pada Alat Test 14.20
3. Proses Curing pada Alat Test 180
4. Buang Sampel dari Alat Test 9.80
5. Print out Grafik Hasil Test 6.42

Total waktu siklus proses pengujian compound 217.12

Tabel 4.16.

Waktu Siklus Rata-rata Proses Pengujian Compound dengan Mesin Rheometer

( Curing Time 210 detik )

Elemen kerja Waktu (detik)


1. Persiapan Sampel 6.70
2. Pasang Sampel pada Alat Test 14.20
3. Proses Curing pada Alat Test 210
4. Buang Sampel dari Alat Test 9.80
5. Print out Grafik Hasil Test 6.42

Total Waktu siklus prosespengujian compound 247.12

58
Tabel 4.17.

Waktu Siklus Rata-rata Proses Pengujian Compound dengan Mesin Rheometer

( Curing Time 240 detik )

Elemen kerja Waktu (detik)


1. Persiapan Sampel 6.70
2. Pasang Sampel pada Alat Test 14.20
3. Proses Curing pada Alat Test 240
4. Buang Sampel dari Alat Test 9.80
5. Print out Grafik Hasil Test 6.42

Total waktu siklus proses pengujian compound 277.12

Dari 5 elemen kerja tersebut dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

• Elemen kerja orang / operator

• Elemen kerja mesin

Hal ini harus dibuat secara terpisah, karena pada elemen kerja mesin faktor

penyesuaian tidak berlaku.

Tabel 4.18.

Pembagian Elemen Kerja Operator dan Mesin


Elemen kerja orang Waktu (detik) Elemen kerja mesin Waktu (detik)
Persiapan Sampel 6.70 Proses Curing 180
Pasang Sampel 14.20 Print out Grafik 6.42
Buang Sampel 9.80
Waktu siklus (detik) 30.70 Waktu siklus (detik) 186.42

Elemen kerja orang Waktu (detik) Elemen kerja mesin Waktu (detik)
Persiapan Sampel 6.70 Proses Curing 210
Pasang Sampel 14.20 Print out Grafik 6.42
Buang Sampel 9.80
Waktu siklus (detik) 30.70 Waktu siklus (detik) 216.42

Elemen kerja orang Waktu (detik) Elemen kerja mesin Waktu (detik)
Persiapan Sampel 6.70 Proses Curing 240
Pasang Sampel 14.20 Print out Grafik 6.42
Buang Sampel 9.80
Waktu siklus (detik) 30.70 Waktu siklus (detik) 246.42

59
3. Perhitungan Waktu Normal Kerja
Setelah dilakukan penilaian terhadap penyesuaian kerja, maka dapat

diperhitungkan waktu normal kerja yang dilakukan operator.

Waktu Normal (Wn) = Ws x p

Dimana : Ws = total waktu siklus


p = faktor penyesuaian

Maka perhitungan waktu normal :

- Curing time 180 detik


• Untuk elemen kerja orang adalah :

Wn = 30,70 detik x 108% = 33,16 detik

• Untuk elemen kerja mesin adalah :

Wn = 186,42 detik x 1 = 186,42 detik


• Total waktu normal ( orang + mesin ) adalah :

Wn = 33,16 + 186,42 ( detik ) = 219,58 detik

- Curing Time 210 detik


• Untuk elemen kerja orang adalah :

Wn = 30.70 detik x 108% = 33,16 detik


• Untuk elemen kerja mesin adalah :

Wn = 216,42 detik x 1 = 216,42 detik


• Total waktu normal ( orang + mesin ) adalah :

Wn = 33,16 + 216,42 ( detik ) = 249,58 detik

60
- Curing Time 240 detik
• Untuk elemen kerja orang adalah :

Wn = 30.70 detik x 108% = 33,16 detik


• Untuk elemen kerja mesin adalah :

Wn = 246,42 detik x 1 = 246,42


• Total waktu normal ( orang + mesin ) adalah :

Wn = 33,16 + 246,42 ( detik ) = 279,58 detik

4. Perhitungan Waktu Baku


Berdasarkan hasil perhitungan waktu normal, maka waktu baku kerja dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Wb = Wn + ( Wn x i ) = Wn x ( 1 + i )

Dimana : Wb = waktu baku

Wn = waktu normal

i = kelonggaran yang diberikan = % allowance x Wn

Maka dari perhitungan di atas didapatkan :

- Curing Time 180 detik

• Wn ( orang ) = 33,16 detik

• Allowance ( kelelahan + kebutuhan pribadi ) = 12,25 %

• Hambatan tak terhindarkan = 5%

• Wb ( orang ) = ( 100 % + 12,25 % + 5 % ) x 33,16 detik

= 38,88 detik
• Wn ( mesin ) = 186,42 detik

• Hambatan tak terhindarkan = 12,14 %

61
• Wb ( mesin ) = ( 100 % + 12,14 % ) x 186,42 detik

= 209,05 detik
• Wb ( orang + mesin ) = ( 38,88 + 209,05 ) detik

= 247,93 detik

- Curing Time 210 detik

• Wn ( orang ) = 33,16 detik

• Allowance ( kelelahan + kebutuhan pribadi ) = 12,25 %

• Hambatan tak terhindarkan = 5%

• Wb ( orang ) = ( 100 % + 12,25 % + 5 % ) x 33,16 detik

= 38,88 detik
• Wb ( mesin ) = 216,42 detik

• Hambatan tak terhindarkan = 12,14 %

• Wb ( mesin ) = ( 100 % + 12,14 %) x 216,42 detik

= 242,69 detik
• Wb ( orang + mesin ) = ( 38,8 + 242,69 ) detik

= 281,49 detik

- Curing Time 240 detik

• Wn ( orang ) = 33,16 detik

• Allowance ( kelelahan + kebutuhan pribadi ) = 12,25 %

• Hambatan tak terhindarkan = 5%

• Wb ( orang ) = ( 100 % + 12,25 % + 5 % ) x 33,16 detik

= 38,88 detik
• Wb ( mesin ) = 246,42 detik

62
• Hambatan tak terhindarkan = 12,14 %

• Wb ( mesin ) = ( 100 % + 12,14 % ) x 246,42 detik

= 276,34 detik
• Wb ( orang + mesin ) = ( 38,88+ 276,34 ) detik

= 315,22 detik

4.9. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Mesin Rheometer Optimal


Dari perhitungan di atas didapatkan nilai Wb dari hasil pengujian compound

menggunakan mesin rheometer adalah :

Tabel 4.19.
Kapasitas Mesin saat ini untuk Masing-masing Waktu Masak Compound

Proses Waktu baku Jumlah Waktu kerja Kapasitas Kapasitas/


Curing (detik) Mesin / shift (jam) mesin/hari hari

180 detik 247.93 2 7 304.92 609.85


210 detik 281.49 2 7 268.57 537.14
240 detik 315.22 3 7 239.83 719.50
Total 844.64 7 21 813.33 1866.49

Ket :
- Jumlah hari kerja = 30 hari/bulan
- Kapasitas /hari = jumlah mesinx7x3x60x60x30/waktu baku

Dari table diatas dapat diketahui kapasitas mesin untuk masing-masing waktu

masak compound, oleh karena itu dibawah ini akan ditampilkan pada table

jumlah kebutuhan mesin pada tahun 2007-2009 dan juga kebutuhan penambahan

mesin dilihat dari kebutuhan compound per hari ( Tabel 4.1)

63
Tabel 4.20.
Kebutuhan Mesin Rheometer tahun 2007

Waktu
Curing Kebutuhan Kapasitas Kebutuhan Jumlah Penambahan
Baku
Time compound/hari mesin/hari Mesin Mesin Mesin
(detik)
180 247.93 463.73 304.92 2 2 0
210 281.49 561.26 268.57 2 2 0
240 315.22 576.31 239.83 3 3 0
1601.30 7 7 0

Dari table 4.21. diketahui bahwa pada tahun 2007 dengan jumlah kebutuhan

compound sebanyak 1601,30 batch/hari tidak dibutuhkan adanya penambahan

mesin karena kapasitas mesin saat ini sudah dapat mengatasi jumlah pengujian

compound.

Tabel 4.21
Kebutuhan Mesin Rheometer tahun 2008

Waktu
Curing Kebutuhan Kapasitas Kebutuhan Jumlah Penambahan
Baku
Time compound/hari mesin/hari Mesin Mesin Mesin
(detik)

180 247.93 544.74 304.92 2 2 0


210 281.49 659.29 268.57 3 2 1
240 315.22 676.97 239.83 3 3 0
1881 8 7 1

Dari table 4.22. diketahui bahwa pada tahun 2008 dengan jumlah kebutuhan

compound sebanyak 1881 batch/hari dibutuhkan 1 mesin lagi untuk mengatasi

pengujian dengan lama waktu masak 210 detik, karena kapasitas mesin untuk

lama waktu masak 210 detik tidak dapat mengatasi jumlah kebutuhan compound

di tahun 2008, sedangkan untuk mesin dengan waktu masak 180 dan 240 detik

kapasitas mesin masih mencukupi, sehingga belum membutuhkan penambahan

mesin baru. Sehingga kebutuhan mesin yang awalnya hanya 7, pada tahun 2008

meningkat menjadi 8 mesin.

64
Tabel4.22.
Kebutuhan Mesin Rheometer tahun 2009

Waktu
Curing Kebutuhan Kapasitas Kebutuhan Jumlah Penambahan
Baku
Time compound/hari mesin/hari Mesin Mesin Mesin
(detik)
180 247.93 619.02 304.92 2 2 0
210 281.49 749.19 268.57 3 2 1
240 315.22 769.29 239.83 4 3 1
2137.5 9 7 2

Dari table 4.23. diketahui bahwa pada tahun 2009 dengan jumlah compound

sebanyak 2137,5 batch/hari dibutuhkan adanya penambahan 1 mesin untuk mesin

dengan waktu masak 210 dan 240, sedangkan untuk mesin dengan waktu masak 180

detik tidak dibutuhkan penambahan mesin. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan

mesin saat ini tidak dapat mengatasi jumlah compound per hari. Sehingga mesin

pada tahun 2007 yang berjumlah 7 mesin pada tahun 2009 meningkat menjadi 9

Pada table dibawah ini akan terlihat peningkatan kebutuhan compound dan

kebutuhan mesin pada tahun 2007-2009.

Tabel 4.23.
Kebutuhan Compund dan Kebutuhan Mesin

Curing Time Kebutuhan Compound/hari Kebutuhan Mesin


2007 2008 2009 2007 2008 2009
180 463.73 544.74 619.02 2 2 2
210 561.26 659.29 749.19 2 3 3
240 576.31 676.97 769.29 3 3 4
1601.30 1881 2137.5 7 8 9

65
BAB V

HASIL DAN ANALISA

5.1. Hasil

Dari hasil perhitungan waktu baku mesin uji Rheometer didapatkan hasil

sebagai berikut :

• Untuk lama pengujian 180 detik nilai waktu bakunya 247,93 detik, lama

pengujian 210 detik waktu bakunya 281,49 detik dan untuk lama pengujian 240

detik waktu bakunya 315,22 detik.

• Adanya peningkatan kebutuhan compound pada tahun 2008 dan 2009. Dari

tabel 4.1 diketahui bahwa rencana produksi compound tahun 2008 sebanyak

1.881 batch/day = 56.430 batch/bulan dan tahun 2009 sebanyak 2.137,5

batch/day = 64.125 batch/bulan, maka perbandingan dengan kapasitas mesin

rheometer dapat dilihat pada tabel berikut.

66
Tabel 5.1.
Perbandingan Produksi Compound dengan
Kapasitas Mesin

Keterangan Batch/bulan Batch/tahun


Produksi tahun 2007 48039 576468

Rencana produksi 56430 677160


compound tahun 2008
Rencana produksi 64125 769500
compound tahun 2009

Kapasitas mesin 55994,7 671936.4

• Dari hasil perbandingan diatas, maka jumlah pengujian compound pada tahun

2007 dapat dipenuhi kapasitas mesin, sedangkan rencana produksi compound

pada tahun 2008 dan 2009 tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas mesin, sehingga

nantinya akan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah kebutuhan tire dan

kebutuhan compound dengan jumlah mesin uji compound rheometer yang ada.

• Dengan adanya peningkatan kebutuhan compound karena adanya perluasan

pada PT. XY pada tahun 2008 dan 2009, maka kapasitas mesin Rheometer

yang ada saat ini tidak mencukupi, sehingga pada tahun 2008 dibutuhkan

penambahan 1 mesin untuk pengujian compound dengan waktu masak 210

detik dan pada tahun 2009 dibutuhkan penambahan 2 mesin, yaitu masing-

masing 1 mesin untuk pengujian compound dengan waktu masak 210 dan 240

detik.

67
5.2. Analisa

Dari hasil perhitungan waktu baku mesin Rheometer diketahui bahwa kapasitas

optimal mesin Rheometer tidak dapat mengatasi kebutuhan compound yang

meningkat di tahun 2008 dan 2009 dikarenakan adanya peningkatan jumlah produksi

tire. Hal tersebut diatas menyebabkan beberapa masalah :

• Pengujian compound tertunda, sehingga compound yang harus dikirim

ke proses produksi selanjutnya mejadi terhambat karena harus

menunggu hasil test.

• Bila ada compound yang tidak masuk standart, diketahuinya terlambat

karena harus menunggu mesin, sehingga tidak dapat diketahui dengan

cepat problem yang terjadi pada pembuatan compound.

• Di PT XY Plant 4, bila terjadi kerusakan pada mesin yang

menyebabkan berhentinya mesin Rheometer, maka sebagian

pengiriman compound ke proses selanjutnya tertunda dan jumlah

compound yang akan diuji semakin menumpuk.

Untuk mengatasi masalah yang sering terjadi sehubungan dengan pengujian

kualitas compound di PT XY Plant 4 yaitu dengan cara :

• Membuat keseimbangan aktivitas, antara aktivitas produksi yaitu asumsi

jumlah sample yang masuk dan aktivitas jumlah pegujian Rheometer. Hal ini

dapat diatasi dengan menambah jumlah mesin Rheometer sesuai dengan hasil

perhitungan diatas.

• Melatih operator untuk bekerja dengan memanfaatkan waktu menunggu, pada

saat mesin Rheometer yang lain sedang proses curing, maka operator dapat

mengoperasikan mesin Rheometer yang lain.

68
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari pengolahan data dan analisa terhadap

permasalahan yang ada, maka dengan ini dapat ditarik kesimpulan untuk

memperjelas tentang hasil analisa pemecahan masalah ini, yaitu :

1) Pada proses siklus kerja pengujian compound menggunakan mesin Rheometer,

penulis membagi menjadi elemen kerja, yaitu :

• Persiapan sample

• Pasang sample pada alat

• Proses curing

• Buang sample dari alat

• Print out hasil test

69
Dari 5 elemen kerja tersebut, penulis membagi menjadi dua bagian yaitu

elemen kerja orang dan elemen kerja mesin yang keduanya merupakan satu

siklus kerja. Yang termasuk elemen kerja orang adalah persiapan sample,

pasang sample pada alat, dan buang sample dari alat, sedangkan yang termasuk

elemen mesin adalah proses curing dan print out grafik.

2) Data yang diambil dari masing-masing elemen kerja orang adalah 40 data.

Setelah melalui perhitungan, diketahui bahwa data-data yang didapat sudah

seragam dan mencukupi serta memenuhi batas kontrol.

3) Waktu baku tiap sample untuk proses pengujian compound menggunakan

mesin Rheometer yang didapat dari hasil perhitungan adalah berbeda untuk

setiap waktu curing compound.

Dimana untuk perhitungan waktu baku tersebut didasarkan atas factor-faktor

penyesuaian dan kelonggaran kerja sebagai berikut :

• Faktor Penyesuaian : orang = 1,08

Mesin = 1

• Faktor Kelonggaran Kerja : orang = 1,1725

Mesin = 1,1214

4) Mesin yang ada di Dept.QC PT. XY Plant 4 sekarang adalah 7 unit, 2 unit

untuk waktu curing 180 detik, 2 unit untuk waktu curing 210 detik dan 3 unit

untuk waktu curing 240 detik. Dari hasil perhitungan jumlah kapasitas optimal

mesin Rheometer adalah 1866,49 batch/hari sedangkan kebutuhan compound

70
per hari untuk tahun 2008 adalah 1881 batch/hari dan tahun 2009 2137,5

batch/hari, maka perlu adanya penambahan mesin Rheometer, selain itu untuk

menjaga standar kualitas mutu compound yang dihasilkan dan peningkatan

pelayanan untuk proses produksi selanjutnya.

6.2. Saran

Dari hasil analisa dan perhitungan yang didapat, maka saran-saran yang dapat
diberikan kepada pihak perusahaan adalah sebagai berikut :
1) Untuk meningkatkan kapasitas pengujian guna menjaga standar kualitas produk

yang dihasilkan, maka sebaiknya pihak perusahaan menambah mesin Rheometer

untuk memenuhi pengujian kebutuhan compound pada tahun 2008 yaitu 1 mesin

Rheometer untuk waktu masak 210 detik dan tahun 2009 yaitu masing-masing 1

mesin untuk waktu masak 210 dan 240 detik.

2) Dengan melihat bahwa kebutuhan compound yang meningkat pada tahun 2008

dan 2009 maka perusahaan membutuhkan adanya penambahan mesin karena jika

tidak ada penambahan mesin maka akan terjadi ketidakseimbangan aktivitas

produksi karena adanya keterlambatan pengujian compound karena kapasitas

mesin yang ada saat ini tidak dapat mengatasi jumlah compound yang meningkat.

3) Penambahan mesin ini juga untuk mengantisipasi apabila terdapat mesin yang

rusak atau dapat dikatakan sebagai cadangan / spare mesin, karena bila mesin

yang dimiliki terbatas apabila terjadi kerusakan yang berakibat berhentinya mesin

tersebut, hal ini akan menghambat pengujian compound.

71
4) Sampel compound yang akan ditest sebaiknya segera dikirim ke Dept. QC,

supaya tidak ada waktu yang terbuang dari operator mesin Rheometer yang harus

meninggalkan mesin untuk mengambil sample dari banbury mixing.

72
DAFTAR PUSTAKA

1. Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana, Anggawisastra., Tjakraatmadja, Jann. Teknik

Perancangan Sistem Kerja, Edisi Kedua, ITB.

2. Walpole, Ronald E. Ilmu Peluang dan Statistika, terbitan kedua, diterjemahkan

oleh R.K Sembiring. Bandung : ITB, 1986

3. Wignjosoebroto, Sritomo, Teknik Tata Cara Kerja dan Pengukuran

Kerja.Surabaya : ITS.

4. Wetik, J.L. Penelitian Kerja dan Pengukuran Kerja. Jakarta : Erlangga,1976

5. Render, Barry & Heizer, Jay. Manajemen Operasi, edisi ketujuh. Jakarta :

Salemba Empat, 2006.

73
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Data Perhitungan Kecukupan dan Keseragaman Data Waktu

Persiapan Sampel

Lampiran II Data Perhitungan Kecukupan dan Keseragaman Data Waktu Pasang

Sampel Pada Alat Rheometer

Lampiran III Data Perhitungan Kecukupan dan Keseragaman Data Waktu Buang

Sampel

Lampiran IV Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-faktor Yang Berpengaruh

Lampiran V Tabel Nilai Z

Lampiran VI Rencana dan Aktual Produksi Tire Tahun 2007 dan 2008

Lampiran VII Rencana dan Aktual Produksi Kompon Tahun 2007 dan 2008

74
LAMPIRAN I
Data Perhitungan Kecukupan dan Keseragaman Data
Waktu Persiapan Sampel

N Data Waktu ( x ) x² ( x-¯ x ) ( x - ¯ x )²

1 7.08 50.13 0.4055 0.16


2 6.02 36.24 -0.6545 0.43
3 6.69 44.76 0.0155 0.00
4 7.46 55.65 0.7855 0.62
5 7.32 53.58 0.6455 0.42
6 6 36.00 -0.6745 0.45
7 6.36 40.45 -0.3145 0.10
8 6.22 38.69 -0.4545 0.21
9 6.24 38.94 -0.4345 0.19
10 7.2 51.84 0.5255 0.28
11 6.56 43.03 -0.1145 0.01
12 7.12 50.69 0.4455 0.20
13 6.78 45.97 0.1055 0.01
14 7.38 54.46 0.7055 0.50
15 7.14 50.98 0.4655 0.22
16 6.88 47.33 0.2055 0.04
17 6.29 39.56 -0.3845 0.15
18 6.04 36.48 -0.6345 0.40
19 6.1 37.21 -0.5745 0.33
20 7.41 54.91 0.7355 0.54
21 6.56 43.03 -0.1145 0.01
22 6.69 44.76 0.0155 0.00
23 6.39 40.83 -0.2845 0.08
24 6.58 43.30 -0.0945 0.01
25 6.96 48.44 0.2855 0.08
26 7.17 51.41 0.4955 0.25
27 6.87 47.20 0.1955 0.04
28 6.61 43.69 -0.0645 0.00
29 6.18 38.19 -0.4945 0.24
30 6.5 42.25 -0.1745 0.03
31 6.32 39.94 -0.3545 0.13
32 6.37 40.58 -0.3045 0.09
33 6.48 41.99 -0.1945 0.04
34 6.69 44.76 0.0155 0.00
35 6.2 38.44 -0.4745 0.23
36 6.42 41.22 -0.2545 0.06
37 7.23 52.27 0.5555 0.31
38 7.14 50.98 0.4655 0.22
39 6.88 47.33 0.2055 0.04
40 6.45 41.60 -0.2245 0.05
Jumlah 266.98 1789.12 7.16
LAMPIRAN II
Data Perhitungan Kecukupan dan Keseragaman Data
Waktu Pasang Sampel pada Alat
Rheometer

N Data Waktu ( x ) x² ( x-¯ x ) ( x - ¯ x )²


1 14.27 203.63 0.0637 0.0041
2 14.08 198.25 -0.1263 0.0160
3 13.01 169.26 -1.1963 1.4311
4 13.79 190.16 -0.4163 0.1733
5 14.26 203.35 0.0537 0.0029
6 14.21 201.92 0.0037 0.0000
7 14.4 207.36 0.1937 0.0375
8 14.24 202.78 0.0337 0.0011
9 13.41 179.83 -0.7963 0.6341
10 13.36 178.49 -0.8463 0.7162
11 13.16 173.19 -1.0463 1.0947
12 14.92 222.61 0.7137 0.5094
13 14.96 223.80 0.7537 0.5681
14 14.48 209.67 0.2737 0.0749
15 14.46 209.09 0.2537 0.0644
16 14.26 203.35 0.0537 0.0029
17 14.36 206.21 0.1537 0.0236
18 14.53 211.12 0.3237 0.1048
19 14.54 211.41 0.3337 0.1114
20 14.41 207.65 0.2037 0.0415
21 13.31 177.16 -0.8963 0.8034
22 13.81 190.72 -0.3963 0.1571
23 14.31 204.78 0.1037 0.0108
24 14.48 209.67 0.2737 0.0749
25 14.21 201.92 0.0037 0.0000
26 14.32 205.06 0.1137 0.0129
27 14.21 201.92 0.0037 0.0000
28 13.85 191.82 -0.3563 0.1269
29 13.56 183.87 -0.6463 0.4177
30 14.01 196.28 -0.1963 0.0385
31 14.42 207.94 0.2137 0.0457
32 14.61 213.45 0.4037 0.1630
33 14.58 212.58 0.3737 0.1397
34 14.62 213.74 0.4137 0.1711
35 14.41 207.65 0.2037 0.0415
36 14.56 211.99 0.3537 0.1251
37 14.21 201.92 0.0037 0.0000
38 14.45 208.80 0.2437 0.0594
39 14.98 224.40 0.7737 0.5986
40 14.23 202.49 0.0237 0.0006
Jumlah 568.25 8081.30 8.60
LAMPIRAN III
Data Perhitungan Kecukupan dan Keseragaman Data
Waktu Buang Sampel

(x-¯x
N Data Waktu ( x ) x² ( x-¯ x )

1 9.76 95.26 -0.05 0.0025
2 10.49 110.04 0.68 0.4631
3 10.36 107.33 0.55 0.3031
4 9.56 91.39 -0.25 0.0623
5 9.29 86.30 -0.52 0.2699
6 9.36 87.61 -0.45 0.2021
7 9.5 90.25 -0.31 0.0958
8 10.05 101.00 0.24 0.0578
9 9.38 87.98 -0.43 0.1845
10 10.04 100.80 0.23 0.0531
11 10.21 104.24 0.40 0.1604
12 9.78 95.65 -0.03 0.0009
13 9.11 82.99 -0.70 0.4893
14 10.52 110.67 0.71 0.5048
15 9.01 81.18 -0.80 0.6392
16 10.01 100.20 0.20 0.0402
17 10.39 107.95 0.58 0.3370
18 9.92 98.41 0.11 0.0122
19 9.24 85.38 -0.57 0.3243
20 8.97 80.46 -0.84 0.7048
21 10.22 104.45 0.41 0.1685
22 9.6 92.16 -0.21 0.0439
23 9.79 95.84 -0.02 0.0004
24 9.32 86.86 -0.49 0.2396
25 9.4 88.36 -0.41 0.1677
26 10.31 106.30 0.50 0.2505
27 9.98 99.60 0.17 0.0291
28 10.22 104.45 0.41 0.1685
29 9.85 97.02 0.04 0.0016
30 9.87 97.42 0.06 0.0037
31 10.12 102.41 0.31 0.0964
32 10.21 104.24 0.40 0.1604
33 10.22 104.45 0.41 0.1685
34 9.99 99.80 0.18 0.0326
35 9.88 97.61 0.07 0.0050
36 9.67 93.51 -0.14 0.0195
37 9.68 93.70 -0.13 0.0168
38 10.24 104.86 0.43 0.1853
39 9.32 86.86 -0.49 0.2396
40 9.54 91.01 -0.27 0.0726
Jumlah 392.38 3856.03 6.98
Lampiran IV
Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh

Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran

A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita


1. Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk tanpa beban 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0
2. Sangat ringan Bekerja dimeja, berdiri 0,00 – 2,25 6,0 – 7,5 6,0 – 7,5
3. Ringan Menyekop, ringan 2,25 – 9,00 7,5 – 12,0 7,5 – 16,0
4. Sedang Mencangkul 9,00 – 18,00 12,0 – 19,0 6,0 – 30,0
5. Berat Mengayun palu yang berat 19,00 – 27,00 19,0 – 30,0
6. Sangat ringan Memanggul beban 27,00 – 50,00 30,0 – 50,0
7. Luar biasa berat Memanggul karung berat diatas 50 kg

B. Sikap kerja
1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0,00 – 1,0
2. Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1,0 – 2,5
3. Berdiri diatas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol 2,5 – 4,0
4. Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan badan 2,5 – 4,0
5. Membungkuk Badan dibungkukkan bertumpu pada dua kaki 4,0 – 10

C. Gerakan kerja
1. Normal Ayunan bebas dari palu 0
2. Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0–5
3. Sulit Membawa beban berat dengan satu tangan 0–5
4. Pada anggota-anggota
badan tererbatas Bekerja dengan tangan diatas kepala 5 – 10
Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran

5. Seluruh anggota badan


terbatas Bekerja dilorong pertambangan yang sempit 10 – 15

D. Kelelahan mata *) Pencahayaan baik Buruk

1. Pandangan yang terputus-putus Membawa alat ukur 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0
2. Pandangan yang hampir terus menerus Pekerjaan-pekerjaan yang teiliti 6,0 – 7,5 6,0 – 7,5
3. Pandangan terus menerus dengan fokus Memeriksa cacat-cacat pada kain 7,5 – 12,0 7,5 – 16,0
berubah-ubah Pemeriksaan yang sangat telti 12,0 – 19,0 16,0 – 30,0
4. Pandangan terus menerus dengan fokus 19,0 – 30,0
tetap 30,0 – 50,0

E. Keadaan temperatur tempat kerja**) Temperatur (ºC) Kelemahan normal Berlebihan

1. Beku Dibawah 0 Diatas 10 Diatas 12


2. Rendah 0 – 13 10 – 0 12 – 5
3. Sedang 13 – 22 5–0 8 – 10
4. Normal 22 – 28 0–5 0–8
5. Tinggi 28 - 38 5 – 40 8 – 100
6. Sangat tinggi diatas -38 diatas 40 diatas 100

F. Keadaan atmosfir***)

1. Baik Ruangan yang berventilasi baik, udara segar 0


2. Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak berbahaya) 0–5
3. Kurang baik Adanya debu-debu beracun, atau tidak beracun tetapi banyak 5 – 10
Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran

4. Buruk Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan 10 – 20


Menggunakan alat-alat pernapasan

G. Keadaan lingkungan yang baik

1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0


2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 – 10 detik 0–1
3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0 – 5 detik 1–3
4. Sangat bising 0–5
5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kwalitas 0–5
6. Terasa adanya gerakan lantai 5 – 10
7. Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dll.) 5 – 15

*) Kontras antara warna hendaknya diperhatikan


**) Tergantung juga pada keadaan ventilasi
***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim
Catatan pelengkap : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : Pria = 0 – 2,5 %
Wanita = 2 – 5,0 %
Tabel T10.1
Nilai z
Nilai z
Tingkat keyakinan yang
(deviasi standart yang dibutuhkan untuk
diinginkan (%)
tingkat keyakinan yang diinginkan)

90.00 1.65
95.00 1.96
95.45 2.00
99.00 2.58
99.73 3.00

Anda mungkin juga menyukai