Ditulis dan diajukan sebagai salah satu syarat Kelulusan untuk mencapai gelar
Sarjana Strata-1 ( S1 )
Disusun Oleh:
41606120034
JAKARTA
2009
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
ii
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 41606120034
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian
hari penulisan Tugas Akhir ini merupakan plagiat atau penjiplakan terhadap karya
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
iii
ABSTRAK
ABSTRACT
PT. XY is a company that produce automotive parts especialy tire for auto
mobile has available capacity to fulfill tire demand in 2007. However when the
automotive industry made its develop, it will influence the increasing of tire demand.
To fulfill market demand PT. XY increasing product capacity and made an
expansion. Increasing product capacity causing increase of Rheometer machine
demand.
To encounter increasing of compound quality to be tested, calculating and
analizing the necessity of Rheometer machine must be done. The method used for
calculating by standard time method. By calculating standart time of Rheometer
machine, we can obtain optimal capacity of Rheometer machine, so that quantity of
Rheometer machine demand in 2008 and 2009 can be found.
From the calculation its known that existing capacity of Rheometer machine is
not enough to cover quantity compound in the next 2008 dan 2009. So that its
necessary to add new Rheometer machine to fulfill market demand in year 2008 and
2009. It can be realized otomaticaly customer satisfaction that being a company
objective can be achieved.
iv
MOTTO
“ Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang selalu memberikan kekuatan
kepadaku.”
“ Tiada kata-kata penghiburan yang cukup baik dan tak ada seorangpun yang dapat
mengerti apa yang kau rasakan. Tapi ingatlah bahwa kekuatan Allah menjadi
v
PERSEMBAHAN
Almamater tercinta
Akhir ini.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih saya naikkan Kehadirat Tuhan Yesus Kristus
atas segala kasih dan karuniaNya yang senantiasa dicurahkan pada kita semua.
Karena atas berkat dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Rheometer Karena Adanya Perluasan Pada PT. XY “.Tugas Akhir ini nantinya
dimaksudkan dapat menghasilkan suatu output yang bisa dimanfaatkan oleh semua
pihak yang terkait sebagai bahan acuan untuk analisa yang lain.
3. Bapak Ir. Torik Husein, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir ini.
4. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu
Buana.
7. Orang tua tercinta dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
vii
9. Rekan-rekan Mercu Buana yang terkasih yang telah membantu dalam proses
Saya menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan di
Besar harapan saya semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi kita semua
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………...................i
Halaman Pengesahan…………………………………………………………………ii
Halaman Pernyataan…………………………………………………………………iii
Halaman Abstrak………………………………………………………………….....iv
Halaman Motto…………………………………………………………………….... v
Halaman Persembahan……………………………………………………………….vi
Daftar Isi……………………………………………………………………………. ix
Daftar Gambar………………………………………………………………...……xiv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
ix
2.2 Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Pengukuran……………………...8
3.7 Analisa……………………………………………………………………31
5.1 Hasil……………………………………………………………………....66
5.2 Analisa…………………………………………………………………….67
6.2 Saran……………………………………………………………………...71
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………73
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….74
DAFTAR TABEL
Menurt Shumard………………………………………………………...20
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
berupa mesin, peralatan kerja, bahan baku yang dikelola dengan cara yang
terorganisir untuk menghasilkan suatu barang atau jasa secara efektif dan efisien.
produk, baik dari segi variasi maupun jumlah, diperlukan mesin atau peralatan yang
harus dilaksanakan secara optimal, dengan begitu diharapkan akan dihasilkan output
yang baik dengan waktu yang lebih singkat, jumlah yang lebih banyak dan kualitas
yang baik.
pengolahan karet mentah menjadi produk komponen otomotif yaitu Tyre, Tube dan
1
Didalam struktur organisasi PT.XY terdapat plant yang memproduksi ban
radial, yaitu plant 4. Departemen Quality Control merupakan bagian dari Plant 4
yang bertugas mengendalikan mutu hasil produk. Salah satu peralatan yang
kekenyalan dari produk kompon yang dihasilkan. Penggunaan alat ini diatur dan
dari waktu pengoperasian, arus kedatangan produk dan waktu tunggu dari produk
aktivitas dengan aktivitas lainnya. Jika dalam penanganan suatu aktivitas tidak
keterlambatan.
penanganan yang baik dan ditunjang peralatan yang mampu memberikan efisiensi
penggunaan yang tinggi dan optimal, baik dari segi pengoperasiannya maupun
Melihat kondisi yang ada saat ini, perlu kiranya diadakan suatu penelitian dan
kompon (Rheometer) pada departemen Quality Control dari PT.XY, apakah dengan
keadaan saat ini jumlah mesin Rheometer sudah optimal didalam penggunaannya
2
dan telah mampu mengimbangi adanya peningkatan jumlah produksi PT.XY? Serta
bagaimana dengan kesiapan pelayanan periode berikutnya? Hal inilah yang akan
dilakukan pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan dapat lebih focus dan
terarah.
kompon.
3
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Bab ini menjelaskan tentang konsep dasar sistem yang dibahas dalam ruang
lingkup penulisan Tugas Akhir ini dan juga penjelasan secara teoritis
pengendalian mutu secara garis besar. Selain itu juga dijelaskan mengenai
4
BAB V HASIL DAN ANALISA
Pada bab ini dilakukan penganalisaan data-data yang telah diperoleh serta
Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah
penulis.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
penelitian ini, baik dari mata kuliah yang pernah didapat maupun dari referensi-
Tujuan utama dari aktivitas pengukuran waktu kerja adalah untuk mengetahui
waktu baku yang dicapai oleh seorang pekerja normal secara wajar untuk
pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan
menggunakan alat yang telah disiapkan. Waktu baku yang dicari bukanlah waktu
penyelesaian yang diselesaikan secara tidak wajar, seperti terlampau cepat atau
terlampau lambat, juga bukan yang diselesaikan oleh seorang pekerja yang memiliki
ketrampilan istimewa atau lamban, dan bukan pula dikerjakan dengan sistem kerja
6
Pada dasarnya, secara garis besar teknik pengukuran waktu kerja dapat
pekerjaan yang diukur, cukup dengan membaca tabel-tabel yang telah tersedia atau
Pada umumnya, kedua metode pengukuran waktu kerja banyak digunakan untuk:
operasi kerja.
Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang
7
2.2. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran
Banyak faktor yang harus diperhatikan agar dapat diperoleh waktu yang pantas untuk
pengukuran, jumlah pengukuran dan lain-lain. Dibawah ini dalah sebagian langkah
yang perlu diikuti agar maksud diatas dapat dicapai, antara lain :
terlebih dahulu, begitu juga dalam melakukan suatu pengukuran kerja, tujuan
pengukuran harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu kerja, hal-hal
penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran
digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil
pengukuran tersebut.
Yang dicari dari pengukuran waktu baku adalah waktu yang pantas diberikan
kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dari suatu kondisi kerja yang
ada dapat dicari waktu yang pantas, artinya .akan didapat juga waktu yang pantas
8
jika kondisi kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut tidak
menunjang tercapainya hal tadi. Contohnya, suatu pekerjaan yang berada di suatu
ruangan yang berjendela tidak cukup besar, hal tersebut bukan saja mengakibatkan
pengapnya ruangan karena tidak lancarnya aliran pertukaran udara, tetapi juga
Dari contoh ini dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu kerja yang pantas
hendaknya merupakan waktu kerja yang didapat dari kondisi kerja yang baik.
Dengan kata lain, pengukuran waktu sebaiknya dilakukan bila kondisi kerja dari
pekerjaan yang diukur sudah baik. Jika kondisi kerja belum baik, maka hendaknya
kondisi yang ada diperbaiki terlebih dahulu. Hal yang sama juga dapat terjadi bila
cara-cara kerja yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan belum baik. Untuk
juga perlu dilakukan. Mempelajari kondisi dan cara kerja dan kemudian
berlangsung. Jadi waktu penyelesaiannya pun berlaku hanya untuk sistem tersebut.
Suatu penyimpangan yang terjadi dapat memberikan waktu penyelesaian yang jauh
berbeda dari yang telah ditetapkan berdasarkan pengukuran. Oleh karena itu catatan
yang baku tentang sistem kerja yang telah dipilih perlu ada dan dipelihara walaupun
9
c. Memilih Operator
Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang
begitu saja diambil dari pabrik. Orang tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan
tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat-
syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerjasama. Yang
orang-orang yang demikian hanya meliputi sebagian kecil saja dari seluruh pekerja
yang ada. Jadi yang dicari adalah waktu penyelesaian pekerja yang secara wajar
diperlukan oleh pekerja normal dan orang yang dibutuhkan adalah orang yang
berkemampuan rata-rata. Disamping itu, operator yang dipilih adalah orang yang
pada saat pengukuran dilakukan mau bekerja secara wajar. Walaupun operator yang
akan bekerja tidak wajar ketika pengukuran dilakukan karena alasan-alasan tertentu.
tertentu, misalnya dianggap untuk hal-hal yang akan merugikan dirinya atau pekerja
lain, dia akan bekerja lamban. Sebaliknya, mungkin saja dia akan bekerja dengan
kecepatan lebih dari biasanya karena menginginkan hasil yang banyak untuk
mendapatkan pujian. Selain itu, operator harus dapat bekerja tanpa ada rasa
maka untuk mendapatkan operator yang akan diukur, dia dapat mencari dengan
lain yang telah mengenal baik para pekerja. Data tentang hasil-hasil para pekerja
10
d. Melatih Operator
Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang masih diperlukan adanya
latihan bagi operator tersebut terutama bila kondisi dan cara kerja yang dipakai tidak
sama dengan yang biasa dijalankan operator. Hal ini terjadi jika pada saat penelitian
pendahuluan, kondisi atau cara kerja sudah mengalami perubahan. Dalam keadaan
ini operator harus dilatih terlebih dahulu karena sebelum diukur operator harus sudah
terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang telah ditetapkan (dibakukan).
waktunya. Waktu siklusnya adalah jumlah dari setiap waktu elemen ini. Waktu siklus
adalah waktu penyelesaian satu satuan proses kerja, dari tahap pertama pekerjaan
sebelum, pada saat, dan sesudah pengukuran waktu. Salah satu cara
elemen-elemennya.
11
• Untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena
ketrampilan bekerja operator belum tentu sama untuk semua bagian dari
gerakan-gerakan lainnya.
mungkin saja dilakukan pekerja. Elemen demikian bisa diterima jika memang
harus terjadi, misalnya gerakan-gerakan yang dilakukan tidak ada pada setiap
Alat-alat tersebut antara lain adalah jam henti, lembaran-lembaran pengamatan, pena
kerja, baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah
disiapkan. Bila operator telah siap didepan mesin ataupun di tempat kerja lain yang
waktu kerjanya akan diukur, maka dalam melakukan pengukuran, memilih posisi
tempat berdiri untuk mengamati dan mencatat. Posisi yang dipilih hendaknya
12
sedemikian rupa sehingga tidak menganggu gerakan-gerakan kerja operator atau
membuat operator merasa canggung karena terlampau merasa diamati. Posisi ini
yang bertujuan untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk
populasi adalah deviasi standar (σ) dan harga rata-rata ( x ). Apabila dari suatu
populasi telah diambil sa,pel data sebesar N, maka dapat dihitung hal-hal sebagai
berikut :
Harga rata-rata x =
∑x i 1
)
k
Dimana:
Xi = data pengamatan
1
) Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Penerbit ITB, Hal. 151
13
2.3.2. Menguji Keseragaman Data
Uji kelengkapan data dibutuhkan agar jumlah data dibutuhkan sesuai dengan
jumlah data yang diobservasi. Kesesuaian jumlah ini akan berpengaruh dengan hasil
merupakan cara yang baik untuk menguji keabsahan dari data pengamatan.
Dari nilai standar deviasi yang didapat dengan tingkat keyakinan yang
ditentukan pengukur, mak dari kurva normal didapatkan nilai z untuk menentukan
nilai Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) dengan
menggunakan rumus :
∑ (Xi − x ) / (N − 1)
2
σ
σx = = 4)
n n
2
) Barry Render & Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat, Hal. 124
3
) Barry Render & Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat, Hal. 124
4
) Barry Render & Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat, Hal. 124
14
dimana :
Dari data-data yang telah diukur, ditentukan nilai rata-rat sub grup. Apabila nilai
minimal rata-rata sub grup > BKB dan nilai maksimal rata-rata sub grup < BKA,
maka nilai rata-rata sub grup yang didapatkan dari hasil pengukuran dikatakan
seragam. Maka semua harga yang ada dapat digunakan untuk menghitung banyaknya
kedua. Jika tahap kedua selesai maka dilakukan ketiga hal yang sama seperti tadi,
2
z / s N x 2 − ( x )2
N’ =
∑ i ∑ i 5)
∑ xi
5
) Sritomo Wignyosoebroto, Pengantar Teknik & Manajemen Industri, Guna Widya, Hal. 134
15
Dimana :
Jika harga N’ < N, yaitu jumlah N” dari perhitungan < jumlah data yang sudah
pengelompokan data menjadi sub grup, dilanjutkan dengan menghitung harga rata-
rata dari sub grup dan seterusnya sama dengan yang dilakukan tadi sampai
mendapatkan BKA san BKB baru. Jika semua harga rata-rata dari sub grup berada
diantara kedua batas ini maka dihitung lagi berapa jumlah pengukuran yang
diperlukan.
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Karena waktu penyelesaian ini tidak pernah
jawaban yang pasti. Tapi hal ini tidak mungkin dilakukan karena adanya
keterbatasan waktu tenaga dan biaya. Namun sebaliknya jika pengukuran dilakukan
hanya beberapa kali saja dapat diduga hasilnya sangat kasar. Oleh karena itu yang
16
diperlukan adalah jumlah pengukuran yang tidak membebankan waktu, tenaga dan
pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam
dan hasilnya telah memenuhi syarat ketelitian. Jadi tingkat ketelitian 10% dan tingkat
adalah sebesar 95%. Sebagai contoh jika rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan
adalah 100 detik. Nilai ini tidak pernah diketahui kecuali jika dilakukan tak terhingga
kali pengukuran. Dengan pengukuran yang dilakukan tidak dalam jumlah banyak
maka rata-rata yang diperoleh mungkin tidak 100 detik, tetapi 88 atau 96. Misalnya
detik) tidak diketahui. Jika jumlah pengukuran yang dilakukan memenuhi untuk
tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95%, maka pengukur mempunyai
keyakinan 95% bahwa 96 detik itu terletak pada interval harga rata-rata yang
sebenarnya dikurangi 10% dari rata-rata ini dan nilai sebenarnya ditambah 10% dari
rata-rata ini.
Jika pengukuran telah selesai, yaitu jika semua data yang didapat memiliki
dan keyakinan yang diinginkan, maka kegiatan pengukuran waktu telah selesai.
17
baku. Cara untuk mendapatkan waktu baku dari data yang telah terkumpul adalah
sebagai berikut :
Ws =
∑x i
6)
N
W n = Ws × p 7)
p = Faktor penyesuaian
Wb = Wn + ( Wn x i ) = Wn x ( 1 + i ) 8)
rasa fatique, dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang tidak dapat
waktu normal.
6
) Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung, ITB
7
) Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung, ITB
8
) Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung, ITB
18
2. 4. Penyesuaian Kerja
penyesuaian waktu kerja dan kelonggaran waktu. Dibawah ini akan dikemukakan
kesulitan-kesulitan seperti jondisi ruangan yang buruk. Hal-hal tersebut diatas dapat
mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat pekerjaan selesai terlalu singkat atau
terlalu panjang waktu penyelesaiannya. Hal ini jelas tidak diinginkan karena waktu
baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku
mengetahuinya dan menilai seberapa jauh hal itu terjadi. Jika pengukur mendapatkan
nilai rata-rata siklus yang dilakukan diselesaikan dengan tidak wajar, maka pengukur
atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut factor penyesuaian.
Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja diatas normal maka harga p akan
lebih besar dari 1, sebaliknya jika operator dianggap bekerja dibawah normal maka
19
2.4.2. Menentukan Faktor Penyesuaian
Cara pertama dalam menentukan factor penyesuaian adalah cara persentase. Disini
p=110% dengan waktu siklus 14,6 menit, maka waktu normalnya adalah 14,6 × 1,1 =
16,6 menit.
Tabel 2.1
Nilai Faktor yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja Menurut Shumard
Kelas Penyesuaian
Superlast 100
Fast + 95
Fast 90
Fast - 85
Excellent 80
Good + 75
Good 70
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair - 45
Poor 40
• Ketrampilan (skill)
• Usaha (effort)
• Konsistensi (consistency)
20
• Kondisi Kerja (conditius)
Tabel 2.2
Nilai Faktor yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja menurut Westing House
21
Dalam menghitung factor penyesuaian, bagi keadaan yang dianggap wajar diberi
nilai p=1, sedangkan terhadap penyimpangan dari keadaan ini harga p-nya ditambah
dengan angka-angka yang sesuai dengan keempat factor diatas. Sebagai contoh jika
waktu siklus rata-rata sama dengan 124,6 detik dan waktu ini dicapai dengan
ketrampilan pekerja yang dinilai Fair (E1), usaha Good (C2), kondisi Excellent (B),
Jumlah = - 0,03
W n = Ws x p
dimana :
Wn = Waktu Normal
Ws = Waktu Siklus
p = Waktu Penyesuaian
2. 5. Kelonggaran Kerja
Didalam, praktek banyak terjadi penentuan waktu baku yang dilakukan hanya
data yang seragam, jumlah pengukuran yang cukup dan penyesuaian serta masalah
22
kelonggaran (Allowance) merupakan hal yang harus diperhatikan dalam menghitung
tidak bisa seseorang bekerja terus menerus dengan rasa dahaga atu melarang pekerja
demikian tidak saja merugikan pekerja (karena merupakan tuntutan psikologis dan
fisiologis yang wajar) tetapi juga merugikan perusahaan karena dengan kondisi yang
demikian pekerja tidak akan dapat bekerja dengan baik bahkan hampir dapat
dilakukan untuk menentukan besranya kelonggaran ini secara tepat seperti dengan
23
2.5.2. Kelonggaran Kelelahan (Fatique Allowance)
Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik secara
Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus terus bekerja untuk
besar dari kondisi normal dan ini akan menambah rasa fatique. Bila hal ini terus
berlangsung pada akhirnya akan menyebabkan terjadi fatique total yaitu jika anggota
badan yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan gerakan kerja sama sekali.
hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan
dan menganggur dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat terhindarkan
Beberapa contoh hambatan yang termasuk kedalam hambatan yang tak terhindarkan
antara lain :
24
• Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat
suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya bahkan dari suatu system kerja ke system kerja
lain karena banyaknya penyebab seperti mesin, kondisi mesin, prosedur kerja,
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Menentukan waktu baku alat uji Rheometer pada proses pengujian kompon.
26
Study Pustaka Study Lapangan
Perumusan Masalah :
Tujuan Penelitian :
Analisa
27
3.2. Studi Pustaka
landasan atau acuan untuk memecahkan masalah yang ada. Studi ini dilakukan
pendahuluan pada PT. XY. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada penelitian
kerja alat uji Rheometer. Langkah selanjutnya dalam penelitian pendahuluan adalah
Masalah yang akan diteliti untuk Tugas Akhir ini adalah bidang analisa
diidentifikasi masalah yang ada yaitu belum diketahuinya waktu baku dari alat uji
kebutuhan alat uji rheometer dalam menghadapi adanya perluasan pada PT. XY.
28
3.5. Pengumpulan Data
dalam proses perhitungan waktu baku. Pengukuran waktu yang dilakukan adalah
metode pengukuran secara langsung terhadap pekerja. Teknik yang dilakukan dalam
kompon mulai dari persiapan hingga membuang sample uji guna menghitung waktu
baku mesin rheometer. Selain itu data yang dikumpulkan adalah produksi tyre saat
ini dan periode akan datang karena adanya perluasan pada PT. XY.
waktu baku. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan data ini adalah untuk
mengetahui waktu baku serta menghitung dan menganalisa jumlah kebutuhan mesin
29
Input data
Tidak
Seragam
Ya
Cukup? Tidak
Ya
Waktu Siklus
Waktu Normal
Tentukan Kelonggaran
Waktu Baku
30
3.7. Analisa
Dalam analisis data akan dibahas tentang kebutuhan mesin rheometer dari
Dari uraian analisa pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan yang merupakan hasil yang telah diperoleh dari bab analisa. Sedangkan
saran merupakan usulan-usulan yang diberikan demi untuk memberikan input yang
31
BAB IV
Untuk menentukan jumlah optimal dari alat uji Rheometer dengan analisa
penggunaan waktu baku, diperlukan data-data tertentu yang akan diolah sebagai
dalam bab ini. Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat
dipergunakan sebagai bahan analisa dan pemecahan masalah pada bab selanjutnya.
32
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
a. Profil Perusahaan :
Indonesia
b. Riwayat Perusahaan
bidang Industri Kimia Dasar dengan produksinya adalah ban luar dan dalam mobil,
ban luar dan dalam motor, serta ban radial, dan ban luar dan dalam sepeda.
PT. XY berdiri pada tanggal 24 Agustus 1951 di Jalan Bandengan Utara 73-
75 Jakarta Utara, merupakan perusahaan kecil yang memproduksi ban sepeda luar /
dalam namun berkat ketekunan dari pemiliknya maka PT.XY menjadi suatu
Jalan Gatot Subroto Km 7. Desa Pasir Jaya Kec Jatiuwung Kotamadya Tangerang.
33
Sehingga sampai sekarang ini PT XY. dapat mensejajarkan diri dengan
Lebih dari 20 tahun yang lalu PT. XY sebagai produsen ban kendaraan
beberapa upaya khusus telah dilakukan oleh manajemen dan masih berlanjut sampai
ditahun 1972 PT. XY mengembangkan produksi ban luar dan dalam sepeda motor.
Dan untuk lebih meningkatkan teknologi ban (Tyre) terutama dalam hal desain,
proses serta mutu, maka pada tahun 1980 s/d 1995 menjalin kerjasama teknik dengan
Agreement (TAA), sehingga pada tahun 1985 / 1987 kerjasama PT. XY dengan
Jepang pada bisnis ban luar dan dalam mobil (Yokohama Rubber Co. Ltd.).
PT. XY meningkatkan kwalitas dan kwantitas ban sepeda, sepeda motor, serta mobil
juga ban radial. Sehingga pada tahun 1995 / 1996 PT. XY mendapatkan pengakuan
pangsa pasar di dunia internasional dengan diraihnya srtifikat ISO 9001 dan ISO
c. Kondisi Perusahaan
bermotor baik roda dua maupun empat, bahkan truk dan bus serta traktor yang mana
34
dipasarkan untuk lokal (dalam negeri) serta expor (luar negeri). Untuk pemasaran
• Untuk Replacement
toko-toko, dealer.
1. Suzuki
2. Mitsubishi
3. Hyundai
4. Kia
5. Isuzu
6. Nissan
dalam pemesanannya.
• Untuk Export
Sebagian besar produksi ban radial PT. XY atau sekitar 80% adalah untuk
market export, diantaranya untuk pasar Eropa, Timur Tengah, Asia, Amerika dan
Australia. Selain itu ada pula produk off take, yaitu ban merk lain yang diproduksi di
35
d. Struktur Organisasi
1) Presiden Direktur
2) Advisor
3) HOD Manufacturing
4) Plant Head :
c) QC Dept Head
b) GA Dept Head
7) HOD Procurement
36
Presiden
Direktur
Advisor
Plant Head A Plant Head B Plant Head C Plant Head D Plant Head E
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT XY
• Plant 5 memproduksi Reclaimed Rubber (daur ulang karet ban yang afkir)
37
Secara umum perusahaan ini berjalan sehari-harinya dengan terjalinnya
1) Departement Produksi
4) Departement Engineering
5) Departement Technical
Produksi ban radial terdiri dari berbagai proses, namun disini penulis hanya
akan membahas bagian utama dari proses produksi ban Radial di Plant 4 yaitu sbb :
1) Mixing Compound
Pada proses ini raw material dari gudang bahan yang terdiri dari karet,
karbon, oli dan obat ditimbang sesuai spec. Kemudian dimasukkan ke dalam
Dari proses mixing masing-masing batch diambil sampel untuk diuji kualitas
38
compoundnya. Pengujian kualitas compound menggunakan mesin Rheometer
2) Extuding Tread
atau viscositasnya agar mudah dibentuk, lebih homogen dan suhunya naik.
Out put dari extruder ini suhunya masih relatif tinggi sehingga perlu
tread.
spec atau tidak . Jika OK dibooking, jika NG dirework kembali ke open mill.
3) Building Tire
Pada mesin Building ini beberapa bagian dari tire disusun menjadi
satu green tire yang merupakan bentuk setengah jadi dari ban itu sendiri.
4) Curing Tire
Pada proses curing adalah proses pemasakan green tire menjadi tire.
Green tire yang OK disemprot terlebih dahulu dengan silicon pada bagian
39
dalam mold yang panas karena steam, dimasak sesuai spec, setelah keluar
disebut tire.
kumpulan data masa lalu. Hasil peramalan ini nantinya dapat digunakan untuk
Tabel 4.1
Hasil Produksi Tahun 2007 dan Rencana Produksi Tahun 2008 dan 2009
( Tabel Rencana produksi dan aktual produksi ada pada lampiran VI)
penulis melakukan pengukuran dengan menggunakan metode jam henti dengan data
1. Persiapan Sampel
Yaitu proses memotong sample compound dari setiap 1 batch diambil 1 sampel.
40
2. Pasang Sampel pada alat
Yaitu proses pemasangan sample yang telah dipotong pada alat uji Rheometer.
3. Proses Curing
Yaitu proses bekerjanya alat Rheometer terhadap setiap sample compound. Dari
proses ini akan diketahui data kekuatan tarik dan kekenyalan compound. Untuk
setiap jenis compound didapatkan 3 waktu matangnya compound, yaitu 180 detik,
4. Buang Sampel
Yaitu proses pembuangan sample compound dari alat uji Rheometer, yaitu setelah
terjadi proses curing. Sampel yang telah selesai itu harus diambil dari mesin dan
dibuang.
Yaitu proses pencetakan hasil pengujian dalam bentuk grafik sebagai record data
yang dihasilkan. Sehingga waktu print out yang didapat merupakan gabungan dari
08.00 – 16.00 WIB, yaitu pada hari Senin, 12 Mei 2008 diambil 10 data untuk
masing-masing proses. Untuk pengambilan data ke-2 yaitu pada hari Selasa, 13
Mei 2008 dan untuk pengambilan data ke-3 dan ke-4 pada tanggal 20 dan 21 Mei
2008.
41
4.5 Pengukuran Waktu
menggunakan jam henti (stop watch) sebagai alat ukurnya. Dalam hal ini elemen-
elemen yang diukur adalah waktu persiapan sampel, waktu pasang sampel pada alat
dan waktu buang sampel. Untuk elemen proses curing tidak diukur waktunya karena
Dibawah ini adalah data-data waktu yang telah diukur oleh penulis.
Tabel 4.2
Tabel Data Pengukuran Waktu Persiapan Sampel
42
Tabel 4.3
Tabel Data Waktu Pasang Sampel
43
Tabel 4.4
Tabel Data Buang Sampel
selanjutnya dilakukan adalah pengolahan data. Waktu dari etiap elemen kerja yang
44
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
45
4.7 Pengujian Data
x=
∑x i
=
53.40 = 6.67 ≈ 6.7
k 8
∑ (x )
2
−x 7.16
Deviasi standar σ =
i
= = 0.43
N −1 39
_
σ 0.43
Deviasi standar sub grup σ x = = = 0.1920 ≈ 0.19
n 5
waktu pada operator mesin Rheometer yaitu 95% dan tingkat ketelitian = 5%, maka
_ _
Batas Kontrol Atas (BKA) = x + z.σ x
= 7.07
46
_ _
Batas Kontrol Bawah (BKB) = x − z.σ x
= 6.33
Secara grafis dapat dilihat yang berada dalam batas-batas kontrol tersebut :
Sub Group Ke - 1 2 3 4 5 6 7 8
Harga Rata -
rata 6.91 6.4 7 6.54 6.64 6.67 6.41 6.82
7.2
Harga Rata - rata
7
6.8 Harga Rata - rata
6.6
BKA
6.4
6.2 BKB
6
5.8
1 2 3 4 5 6 7 8
Sub Group Ke -
sub grup berada diantara BKA dan BKB, maka penulis menyatakan bahwa data-data
2
Z 2
N ∑ xi − (∑ xi )
2
N'= s
∑ xi
2
2
0,05 40 (1789 .12 ) − ( 266 .98 )
2
N '= = 6.43 ≈ 7
266 .98
47
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.8
x=
∑x i
=
113.65 = 14.21 ≈ 14.2
k 8
∑ (x )
2
−x 8.60
Deviasi standar σ =
i
= = 0.47
N −1 39
48
_
σ 0 . 47
Deviasi standar sub grup σ x = = = 0 . 21
n 5
waktu pada operator mesin Rheometer yaitu 95% dan tingkat ketelitian = 5%, maka
_ _
Batas Kontrol Atas (BKA) = x + z.σ x
= 14.61
_ _
Batas Kontrol Bawah (BKB) = x − z.σ x
= 13.79
Sub Group
Ke - 1 2 3 4 5 6 7 8
Harga Rata
- rata 13.88 13.92 14.4 14.42 14.02 13.99 14.53 14.49
15
Harga Rata - rata
13
1 2 3 4 5 6 7 8
Sub Group Ke -
49
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai x rata-rata dari masing-masing
sub grup berada diantara BKA dan BKB, maka penulis menyatakan bahwa data-data
2
Z
N ∑ xi − (∑ xi )
2 2
N'= s
∑x i
2
2
0,05 40 (8081 .30 ) − (568 .25 )
2
N '= = 1.31 ≈ 2
568 .25
Tabel 4.9.
50
4.7.3 Pengujian Data Waktu Buang Sampel
x=
∑ xi =
78.48 = 9.81 ≈ 9.8
k 8
∑ (x ) 2
−x 6.98
Deviasi standar σ =
i
= = 0.42
N −1 39
_
σ 0 . 42
Deviasi standar sub grup σ x = = = 0 . 187 ≈ 0 . 19
n 5
waktu pada operator mesin Rheometer yaitu 95% dan tingkat ketelitian = 5%, maka
_ _
Batas Kontrol Atas (BKA) = x + z.σ x
= 10.17
51
_ _
Batas Kontrol Bawah (BKB) = x − z.σ x
= 9.43
Sub Group Ke - 1 2 3 4 5 6 7 8
Harga Rata -
rata 9.89 9.67 9.73 9.71 9.67 10.05 10.08 9.69
10.2
Harga Rata - rata
10 Harga rata-rata
9.8 BKA
9.6 BKB
9.4
1 2 3 4 5 6 7 8
Sub Group Ke -
sub grup berada diantara BKA dan BKB, maka penulis menyatakan bahwa data-data
2
Z
N ∑ x − (∑ x )
2 2
i i
N'= s
∑x i
52
2
2
0,05 40 (3856 .03) − (392 .38 )
2
N '= = 2.90 ≈ 3
392 .38
Tabel 4.10.
4.7.4 Data Waktu Print out Grafik Hasil Test dari Alat Rheometer
Proses print out grafik adalah merupakan kerja mesin, yaitu dari kerja mesin
printer. Tiap 10 sampel dapat dilakukan proses print out grafik, yaitu 64.2 detik/ 10
sampel = 6.42 detik tiap sampel, maka untuk proses print out ini penulis tidak
53
Tabel 4.11.
yang berada di Plant 4. Selain itu diperlukan juga konsultasi dengan kepala
Dalam perhitungan waktu baku serta penentuan jumlah test Rheometer yang
aaalah mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh operator. Hal ini
bertujuan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari
54
Untuk mengetahui besarnya waktu normal pekerja, biasanya dilakukan
dengan mengalikan harga dari waktu siklus rata-rata dengan harga p yang
Tabel 4.12.
Nilai Faktor yang Mempengaruhi Kewajaran Kerja Menurut
Shumard
Kelas Penyesuaian
Superlast 100
Fast + 95
Fast 90
Fast - 85
Excellent 80
Good + 75
Good 70
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair - 45
Poor 40
= 1,08
55
b. Faktor Kelonggaran Kerja
Tabel 4.13.
Tabel Kelonggaran Kerja Operator Rheometer
Kelonggaran % Kelonggaran %
Faktor
Ref Diambil
Ringan
7,5
Tenaga yang dikeluarkan 7,5 - 12
Berdiri diatas 2
kaki 1
Sikap Kerja 1,0 - 2,5
Normal
0
Gerakan Kerja 0
Pandangan
yang terputus-
0
putus
Kelelahan Mata 0,0 - 6,0
Normal
2,5
Temperatur Tempat Kerja 0-5
Cukup
0
Keadaan Atmosfir 0-5
Bersih, sehat,
cerah dengan
kebisingan 0
rendah
Keadaan Lingkungan 0
Pria
1,25
Kebutuhan Pribadi 0 - 2,5
Total 12,25
- Allowance handling
56
Maka untuk perhitungan penilaian kelonggaran untuk hambatan tak
= 7 x 60 x 60 detik
= 25.200 detik
Handling time :
terhindarkan adalah
3060
= detik x 100%
25.200
= 12.14 %
Maka kelonggaran total untuk proses kerja pengetesan kompon dengan alat
Tabel 4.14.
Faktor Kelonggaran Proses Kerja Mesin Rheometer oleh Orang dan Mesin
57
2. Perhitungan Waktu Siklus Rheometer
Dibawah ini adalah waktu siklus proses pengujian compound dengan 3 waktu
Tabel 4.15.
Tabel 4.16.
58
Tabel 4.17.
Hal ini harus dibuat secara terpisah, karena pada elemen kerja mesin faktor
Tabel 4.18.
Elemen kerja orang Waktu (detik) Elemen kerja mesin Waktu (detik)
Persiapan Sampel 6.70 Proses Curing 210
Pasang Sampel 14.20 Print out Grafik 6.42
Buang Sampel 9.80
Waktu siklus (detik) 30.70 Waktu siklus (detik) 216.42
Elemen kerja orang Waktu (detik) Elemen kerja mesin Waktu (detik)
Persiapan Sampel 6.70 Proses Curing 240
Pasang Sampel 14.20 Print out Grafik 6.42
Buang Sampel 9.80
Waktu siklus (detik) 30.70 Waktu siklus (detik) 246.42
59
3. Perhitungan Waktu Normal Kerja
Setelah dilakukan penilaian terhadap penyesuaian kerja, maka dapat
60
- Curing Time 240 detik
• Untuk elemen kerja orang adalah :
Wb = Wn + ( Wn x i ) = Wn x ( 1 + i )
Wn = waktu normal
= 38,88 detik
• Wn ( mesin ) = 186,42 detik
61
• Wb ( mesin ) = ( 100 % + 12,14 % ) x 186,42 detik
= 209,05 detik
• Wb ( orang + mesin ) = ( 38,88 + 209,05 ) detik
= 247,93 detik
= 38,88 detik
• Wb ( mesin ) = 216,42 detik
= 242,69 detik
• Wb ( orang + mesin ) = ( 38,8 + 242,69 ) detik
= 281,49 detik
= 38,88 detik
• Wb ( mesin ) = 246,42 detik
62
• Hambatan tak terhindarkan = 12,14 %
= 276,34 detik
• Wb ( orang + mesin ) = ( 38,88+ 276,34 ) detik
= 315,22 detik
Tabel 4.19.
Kapasitas Mesin saat ini untuk Masing-masing Waktu Masak Compound
Ket :
- Jumlah hari kerja = 30 hari/bulan
- Kapasitas /hari = jumlah mesinx7x3x60x60x30/waktu baku
Dari table diatas dapat diketahui kapasitas mesin untuk masing-masing waktu
masak compound, oleh karena itu dibawah ini akan ditampilkan pada table
jumlah kebutuhan mesin pada tahun 2007-2009 dan juga kebutuhan penambahan
63
Tabel 4.20.
Kebutuhan Mesin Rheometer tahun 2007
Waktu
Curing Kebutuhan Kapasitas Kebutuhan Jumlah Penambahan
Baku
Time compound/hari mesin/hari Mesin Mesin Mesin
(detik)
180 247.93 463.73 304.92 2 2 0
210 281.49 561.26 268.57 2 2 0
240 315.22 576.31 239.83 3 3 0
1601.30 7 7 0
Dari table 4.21. diketahui bahwa pada tahun 2007 dengan jumlah kebutuhan
mesin karena kapasitas mesin saat ini sudah dapat mengatasi jumlah pengujian
compound.
Tabel 4.21
Kebutuhan Mesin Rheometer tahun 2008
Waktu
Curing Kebutuhan Kapasitas Kebutuhan Jumlah Penambahan
Baku
Time compound/hari mesin/hari Mesin Mesin Mesin
(detik)
Dari table 4.22. diketahui bahwa pada tahun 2008 dengan jumlah kebutuhan
pengujian dengan lama waktu masak 210 detik, karena kapasitas mesin untuk
lama waktu masak 210 detik tidak dapat mengatasi jumlah kebutuhan compound
di tahun 2008, sedangkan untuk mesin dengan waktu masak 180 dan 240 detik
mesin baru. Sehingga kebutuhan mesin yang awalnya hanya 7, pada tahun 2008
64
Tabel4.22.
Kebutuhan Mesin Rheometer tahun 2009
Waktu
Curing Kebutuhan Kapasitas Kebutuhan Jumlah Penambahan
Baku
Time compound/hari mesin/hari Mesin Mesin Mesin
(detik)
180 247.93 619.02 304.92 2 2 0
210 281.49 749.19 268.57 3 2 1
240 315.22 769.29 239.83 4 3 1
2137.5 9 7 2
Dari table 4.23. diketahui bahwa pada tahun 2009 dengan jumlah compound
dengan waktu masak 210 dan 240, sedangkan untuk mesin dengan waktu masak 180
mesin saat ini tidak dapat mengatasi jumlah compound per hari. Sehingga mesin
pada tahun 2007 yang berjumlah 7 mesin pada tahun 2009 meningkat menjadi 9
Pada table dibawah ini akan terlihat peningkatan kebutuhan compound dan
Tabel 4.23.
Kebutuhan Compund dan Kebutuhan Mesin
65
BAB V
5.1. Hasil
Dari hasil perhitungan waktu baku mesin uji Rheometer didapatkan hasil
sebagai berikut :
• Untuk lama pengujian 180 detik nilai waktu bakunya 247,93 detik, lama
pengujian 210 detik waktu bakunya 281,49 detik dan untuk lama pengujian 240
• Adanya peningkatan kebutuhan compound pada tahun 2008 dan 2009. Dari
tabel 4.1 diketahui bahwa rencana produksi compound tahun 2008 sebanyak
66
Tabel 5.1.
Perbandingan Produksi Compound dengan
Kapasitas Mesin
• Dari hasil perbandingan diatas, maka jumlah pengujian compound pada tahun
pada tahun 2008 dan 2009 tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas mesin, sehingga
kebutuhan compound dengan jumlah mesin uji compound rheometer yang ada.
pada PT. XY pada tahun 2008 dan 2009, maka kapasitas mesin Rheometer
yang ada saat ini tidak mencukupi, sehingga pada tahun 2008 dibutuhkan
detik dan pada tahun 2009 dibutuhkan penambahan 2 mesin, yaitu masing-
masing 1 mesin untuk pengujian compound dengan waktu masak 210 dan 240
detik.
67
5.2. Analisa
Dari hasil perhitungan waktu baku mesin Rheometer diketahui bahwa kapasitas
meningkat di tahun 2008 dan 2009 dikarenakan adanya peningkatan jumlah produksi
jumlah sample yang masuk dan aktivitas jumlah pegujian Rheometer. Hal ini
dapat diatasi dengan menambah jumlah mesin Rheometer sesuai dengan hasil
perhitungan diatas.
saat mesin Rheometer yang lain sedang proses curing, maka operator dapat
68
BAB VI
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari pengolahan data dan analisa terhadap
permasalahan yang ada, maka dengan ini dapat ditarik kesimpulan untuk
• Persiapan sample
• Proses curing
69
Dari 5 elemen kerja tersebut, penulis membagi menjadi dua bagian yaitu
elemen kerja orang dan elemen kerja mesin yang keduanya merupakan satu
siklus kerja. Yang termasuk elemen kerja orang adalah persiapan sample,
pasang sample pada alat, dan buang sample dari alat, sedangkan yang termasuk
2) Data yang diambil dari masing-masing elemen kerja orang adalah 40 data.
mesin Rheometer yang didapat dari hasil perhitungan adalah berbeda untuk
Mesin = 1
Mesin = 1,1214
4) Mesin yang ada di Dept.QC PT. XY Plant 4 sekarang adalah 7 unit, 2 unit
untuk waktu curing 180 detik, 2 unit untuk waktu curing 210 detik dan 3 unit
untuk waktu curing 240 detik. Dari hasil perhitungan jumlah kapasitas optimal
70
per hari untuk tahun 2008 adalah 1881 batch/hari dan tahun 2009 2137,5
batch/hari, maka perlu adanya penambahan mesin Rheometer, selain itu untuk
6.2. Saran
Dari hasil analisa dan perhitungan yang didapat, maka saran-saran yang dapat
diberikan kepada pihak perusahaan adalah sebagai berikut :
1) Untuk meningkatkan kapasitas pengujian guna menjaga standar kualitas produk
untuk memenuhi pengujian kebutuhan compound pada tahun 2008 yaitu 1 mesin
Rheometer untuk waktu masak 210 detik dan tahun 2009 yaitu masing-masing 1
2) Dengan melihat bahwa kebutuhan compound yang meningkat pada tahun 2008
dan 2009 maka perusahaan membutuhkan adanya penambahan mesin karena jika
mesin yang ada saat ini tidak dapat mengatasi jumlah compound yang meningkat.
3) Penambahan mesin ini juga untuk mengantisipasi apabila terdapat mesin yang
rusak atau dapat dikatakan sebagai cadangan / spare mesin, karena bila mesin
yang dimiliki terbatas apabila terjadi kerusakan yang berakibat berhentinya mesin
71
4) Sampel compound yang akan ditest sebaiknya segera dikirim ke Dept. QC,
supaya tidak ada waktu yang terbuang dari operator mesin Rheometer yang harus
72
DAFTAR PUSTAKA
Kerja.Surabaya : ITS.
5. Render, Barry & Heizer, Jay. Manajemen Operasi, edisi ketujuh. Jakarta :
73
DAFTAR LAMPIRAN
Persiapan Sampel
Lampiran III Data Perhitungan Kecukupan dan Keseragaman Data Waktu Buang
Sampel
Lampiran VI Rencana dan Aktual Produksi Tire Tahun 2007 dan 2008
Lampiran VII Rencana dan Aktual Produksi Kompon Tahun 2007 dan 2008
74
LAMPIRAN I
Data Perhitungan Kecukupan dan Keseragaman Data
Waktu Persiapan Sampel
(x-¯x
N Data Waktu ( x ) x² ( x-¯ x )
)²
1 9.76 95.26 -0.05 0.0025
2 10.49 110.04 0.68 0.4631
3 10.36 107.33 0.55 0.3031
4 9.56 91.39 -0.25 0.0623
5 9.29 86.30 -0.52 0.2699
6 9.36 87.61 -0.45 0.2021
7 9.5 90.25 -0.31 0.0958
8 10.05 101.00 0.24 0.0578
9 9.38 87.98 -0.43 0.1845
10 10.04 100.80 0.23 0.0531
11 10.21 104.24 0.40 0.1604
12 9.78 95.65 -0.03 0.0009
13 9.11 82.99 -0.70 0.4893
14 10.52 110.67 0.71 0.5048
15 9.01 81.18 -0.80 0.6392
16 10.01 100.20 0.20 0.0402
17 10.39 107.95 0.58 0.3370
18 9.92 98.41 0.11 0.0122
19 9.24 85.38 -0.57 0.3243
20 8.97 80.46 -0.84 0.7048
21 10.22 104.45 0.41 0.1685
22 9.6 92.16 -0.21 0.0439
23 9.79 95.84 -0.02 0.0004
24 9.32 86.86 -0.49 0.2396
25 9.4 88.36 -0.41 0.1677
26 10.31 106.30 0.50 0.2505
27 9.98 99.60 0.17 0.0291
28 10.22 104.45 0.41 0.1685
29 9.85 97.02 0.04 0.0016
30 9.87 97.42 0.06 0.0037
31 10.12 102.41 0.31 0.0964
32 10.21 104.24 0.40 0.1604
33 10.22 104.45 0.41 0.1685
34 9.99 99.80 0.18 0.0326
35 9.88 97.61 0.07 0.0050
36 9.67 93.51 -0.14 0.0195
37 9.68 93.70 -0.13 0.0168
38 10.24 104.86 0.43 0.1853
39 9.32 86.86 -0.49 0.2396
40 9.54 91.01 -0.27 0.0726
Jumlah 392.38 3856.03 6.98
Lampiran IV
Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
B. Sikap kerja
1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0,00 – 1,0
2. Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1,0 – 2,5
3. Berdiri diatas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol 2,5 – 4,0
4. Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan badan 2,5 – 4,0
5. Membungkuk Badan dibungkukkan bertumpu pada dua kaki 4,0 – 10
C. Gerakan kerja
1. Normal Ayunan bebas dari palu 0
2. Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0–5
3. Sulit Membawa beban berat dengan satu tangan 0–5
4. Pada anggota-anggota
badan tererbatas Bekerja dengan tangan diatas kepala 5 – 10
Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran
1. Pandangan yang terputus-putus Membawa alat ukur 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0
2. Pandangan yang hampir terus menerus Pekerjaan-pekerjaan yang teiliti 6,0 – 7,5 6,0 – 7,5
3. Pandangan terus menerus dengan fokus Memeriksa cacat-cacat pada kain 7,5 – 12,0 7,5 – 16,0
berubah-ubah Pemeriksaan yang sangat telti 12,0 – 19,0 16,0 – 30,0
4. Pandangan terus menerus dengan fokus 19,0 – 30,0
tetap 30,0 – 50,0
F. Keadaan atmosfir***)
90.00 1.65
95.00 1.96
95.45 2.00
99.00 2.58
99.73 3.00