MAKALAH
Oleh :
Muhamad Rai Anggara Putra
Mangement Trainee
BIRO ENGINEERING
PT. WIKA INDUSTRI & KONTRUKSI
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
1
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................... 7
BAB III........................................................................................................ 29
METODOLOGI .......................................................................................... 29
3.1 Metodologi Penelitian ...................................................................................... 29
BAB IV ....................................................................................................... 33
2
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
4.4 Estimasi Pemanfaatan Alat terhadap Biaya, Mutu , Dan Waktu ...................... 47
BAB V ......................................................................................................... 51
BAB VI ....................................................................................................... 25
3
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
BAB I
PENDAHULUAN
4
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
1.2 Tujuan Makalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Merancang dan menentukan desain Jig Weld Rotator yang tepat serta sesuai
agar dapat menopang dan memutar benda kerja sesuai derajat yang diinginkan.
2. Memberikan informasi detail perancangan & perhitungan alat dan system
transmisi yang akan digunakan.
3. Memberikan informasi pengaruh penggunaan alat terhadap efektifitas waktu
kerja dalam proses pengelasan serta potensi penghematan biaya yang akan
terjadi.
5
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan landasan pengetahuan, konsep maupun teori dari
berbagai literatur yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam
penyelesaian makalah.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan mengenai hasil dari penulisan
makalah yang telah dilakukan dan saran yang dapat dijadikan usulan
agar lebih baik dalam pengembangan perusahaan selanjutnya.
6
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
BAB II
LANDASAN TEORI
Perancangan alat jig weld rotator ini menggunakan beberapa teori dasar. Antara
lain untuk bagian utamanya yaitu sistem transmisi dan daya, kelistrikan, pengelasan, dan
rangka
2.1.1 Poros
Poros merupakan suatu bagian stationer yang berputar (rotational dinamis),
biasanya berpenampang bulat dan terpasang elemen - elemen seperti roda gigi,roda gila
dan elemen pamindah daya lainnya. Poros dapat menerima beban – beban lentur, tarik,
tekan atau putaran yang bekerja sendiri – sendiri atau berupa gabungan satu dengan yang
lainnya. Definisi yang pasti dari poros adalah sesuai dengan penggunaan dan tujuan
penggunaan. Dibawah ini terdapat beberapa definisi dari poros :
a. Shaft adalah poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari mesin ke
mekanisme yang digunakan. Dibawah ini adalah gambar sketsa shaft, bisa
dilihat pada gambar 2.21
7
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Gambar 2.1 Sketsa Shaft
Dibawah ini adalah gambar shaft, bisa dilihat pada gambar 2.1
b. Axle adalah poros yang tetap dan mekanismenya yang berputar pada poros
tersebut, juga berfungsi sebagai pendukung. Dibawah ini adalah gambar
sketsa axel shaft, bisa dilihat pada gambar 2.3
8
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Gambar 2.3 Sketsa Axel Shaft
Dibawah ini adalah gambar axel shaft, bisa dilihat pada gambar 2.4
Dibawah ini adalah gambar axel spindle, bisa dilihat pada gambar 2.6
d. Line Shaft adalah poros yang langsung berhubungan dengan mekanisme yang
digerakkan dan berfungsi memindahkan daya dari motor penggerak ke
mekanisme tersebut. Dibawah ini adalah gambar line shaft, bisa dilihat pada
gambar 2.7
9
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Gambar 2.7 line shaft
Dibawah ini adalah gambar sketsa line shaft, bisa dilihat pada gambar 2.8
Dibawah ini adalah gambar jackshaft, bisa dilihat pada gambar 2.9
10
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Gambar 2.10 Flexible
Poros pada umumnya dibuat dari baja yang telah diberikan heat treatment. Poros
yang dipakai untuk meneruskan daya dan putaran tinggi umumnya dibuat dari baja
paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan.
Poros dapat dibedakan menjadi 2 macam :
a. Poros Lurus
Adalah sebatang logam yang berpenampang lingkaran berfungsi memindahkan putaran
atau mendukung beban-beban yangdidukung pada poros ini adalah beban puntir dan
bending.
b. Poros Bintang
Adalah sebatang logam yang berpenampang lingakaran danterdapat sirip yang
menyerupai bintang. Poros dihubungkan denganroda gigi tanpa menggunakan pasak.
- Diameter poros
√16 𝑥 √𝑀𝐵2 + 𝑇 2
d= 𝑠𝑦𝑝
√𝜋 𝑥 0.5 𝑥
𝑁
Dimana :
d= diameter poros (inch)
MB= momen bending yang diterima poros (lb. in)
T= momen torsi m yang diterima poros
N = Safety Factor
Syp = Yield ( tegangan luluh )
Poros pada umumnya dibuat dari baja yang telah diheatreatment. Poros yang
dipakai pada untuk meneruskan daya dan putaran tinggi umumnya dibuat dari baja
paduan dengan pengerjaankulit yang sangat tahan terhadap keausan.
11
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
2.1.2 Bearing
Bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada
machine atau komponen-komponen yang bergerak dan saling menekan antara satu
dengan yang lainnya. Dibawah ini adalah gambar komponen bearing, bisa dilihat pada
gambar 2.31
12
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Pada solidbearing,shaft berputar pada permukaan bearing. Antara shaft dan bearing
dipisahkan oleh lapisan tipis oli pelumas. Ketika berputar pada kecepatan operasional
shaft ditahan oleh lapisan tipis oli bukan oleh bearing.
Yang termasuk SolidBearing:
Sleeve/Bushing Bearing
Spit-half Bearing.
SleeveBearing
Bentuk yang sangat sederhana dari solidbearing adalah SleeveBearing atau juga
disebut bushings. Sleevebearing umumnya dipakai pada shaft nya roda yang bergerak
dari awal. Camshaft ditahan pada posisinya oleh sleevebearing pada engineblock. Shaft
yang ditahan oleh bearing disebut Journal, dan penahanan ke bagian luarnya oleh
sleeve. Bila Journal dan Sleeve terbuat dari logam (steel), dengan pelumasan yang
bagus memungkinkan sangat sedikit kontak yang terjadi antara dua permukaan. Sleeve
dari bearing kebanyakan dilapisi dengan Bronze, atau Babbitt metal.
Bronzesleevebearing umumnya digunakan pada pompa dan motor elektrik.
SolidBearing dilapisi dengan metal yang lebih lunak dari shaft sehingga apabila terjadi
perputaran antara keduanya, maka yang mengalami keausan adalah bearing, dan bukan
shaft. Sleevebearing umumnya menggunakan pelumasan bertekanan yang melewati
lubang pada Journal.
Split-half Bearing
Tipe lain dari SolidBearing adalah Split-half Bearing. Split-half Bearing lebih
banyak dipakai pada outomotiveengine yaitu pada Crankshaft dan connecting rod.
Crankshaftrodbearingcaps menggunakan split-half bearing yang menempel pada
rodpiston. Bearing ini dapat diganti bila sudah aus. Split-half bearing umumnya diberi
tambahan lubang oli, sering berupa alur yang berfungsi untuk mengalirnya oli yang
akan melumasi seluruh permukaan bearing. Split-half Bearing juga mempunyai locking
tabs (bagian yang menonjol) yang akan ditempatkan pada notches (coakan) pada
bearingcaps. Tabs ini berfungsi untuk mencegah bearing bergerak horisontal pada
shaft. Split-half bearing biasanya terbuat dari dua tipe metal, permukaan bearing
menggunakan aluminum yang lebih lunak dari logam dan menghantarkan panas yang
baik.
13
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Manfaat dari solidbearing adalah:
Biaya penggantian lebih murah.
Menahan berat Radial Load.
Anti Friction Bearings
AntiFrictionBearing digunakan pada benda-benda yang berputar, untuk mengurangi
gesekan dan memperkecil gesekan awal pada permukaan bearing yang rata/datar.
AntiFrictionbearing terdiri dari:
Ball bearing
Roller bearing,
Needlebearing
Anti friction bearing tersusun dari beberapa komponen yaitu: Inner race, Outer race,
Balls atau roller dan Cage.
Inner raceatau Cone: cincin baja yang dikeraskan dengan diberi alur untuk
pergerakan roller atau ball di bagian luarnya, sering dipasang pada shaft yang
berputar sebagai penyangga bearing.
Outer race: Outer race hampir sama dengan Inner race, outerrace adalah cincin
baja yang dikeraskan dengan alur untuk pergerakan ball atau roller di bagian
dalam.
Balls atau Rollers: Di antara Inner race dan outer race ada komponen yang
berfungsi mengurangi gesekan yang dilakukan oleh balls, rollers atau
taperedrollers. Balls dan Rollers ini terbuat baja yang dikeraskan. Balls atau
rollers bergerak bebas di antara inner dan outer race.
Cage: Letak cage antara inner race dan outer race yang digunakan untuk menjaga
jarak ball atau roller yang satu dengan yang lainnya.
Rumusan yang digunakan antara lain:
𝐶 𝑏
L10 = (𝑃)
Dimana:
L10 = rating life in millions of revolutions
C = basic load rating, lb
P = equivalent liad, lb
10
b = 3 for ball bearing, 3 for roller bearing
14
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
106 𝐶 𝑏
L10 =60.𝑛 (𝑃)
Dimana:
n = rotational speed, rpm
P = XVFr + Yfa
Dimana:
P = equivalent load, lb
Fr = radial load, lb
Fa = trust load,lb
V = a rotation factor: 1 for inner ring rotation, 1,2 for outer ring rotation.
X = a radial load factor
Y = a trust factor
P = VFr
2.1.3 Coupling
Kopling (Clutch) adalah suatu bagian yang mutlak diperlukan pada kendaraan di
mana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder Engine.
pada tahap pertama engine dihidupkan tanpa digunakan tenaganya olehm karena itu
engine pada tahap pertama harus dapat berputar dahulu dan kemudian memindahkan
tenaganya perlahan-lahan pada roda belakang sehingga kendaraan akan bergerak
perlahan-lahan dan juga engine harus bebas (tidak berhubungan) bila mengganti gigi
transmisi.
Oleh karena hal tersebut maka diperlukan pemasangan clutch yang letaknya di
antara engine dan transmisi yang berfungsi untuk menghubungkan dan membebaskan
putaran engine. Bila tenaga dari satu engine yang sedang berputar di pindahkan pada
roda-roda penggerak pada waktu kendaraan sedang berhenti, kendaraan akan melompat
apabila tenaga terlalu besar dan mesin akan mati bila tenaga engine terlalu kecil, juga
kendaraan tidak dapat bergerak dengan lembut.
- Jenis Kopling
2. Kopling Gesek
Kopling gesek (Friction Clutch) adalah proses pemindahan tenaga melalui
gesekan antara bagian penggerak dengan yang akan digerakkan. Konsep kopling ini
banyak digunakan pada sistem pemindahan tenaga kendaraan.
Keterangan :
i = Reduksi putaran
nin = Putaran masuk dari motor listrik (rpm)
nout = Putaran keluar dari gearbox
17
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
a) Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar a, biasanya sudut yang
c) Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran dari roda
e) Rodagigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarnya kecil
2.1.5 Torsi
Torsi adalah kekuatan yang menghasilkan rotasi. Hal ini menyebabkan objek
untuk memutar Torsi terdiri dari gaya yang bekerja pada jarak. Torsi seperti bekerja
diukur adalah pound-feet (lb-ft). Namun torsi tidak seperti tempat kerja, mungkin ada
meskipun tidak terjadi.
Untuk menghitung torsi.[2]
T = F x r ………………………………………………………..…………(6)
T = torsi (lb-ft)
F = gaya (lb)
r = jarak (kaki)
Menghitung beban penuh Torsi:
18
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Beban penuh torsi adalah torsi untuk menghasilkan daya dinilai dengan kecepatan penuh
motor. Jumlah torsi motor menghasilkan pada daya pengenal dan kecepatan penuh dapat
ditemukan dengan menggunakan grafik konversi tenaga kuda-ke-torsi. Bila
menggunakan tabel konversi, menempatkan tepi lurus sepanjang dua kuantitas yang
diketahui dan membaca kuantitas yang tidak diketahui pada baris ketiga.
Dimana :
P = Daya (Watt)
n = Putaran mesin (rpm)
T = Torsi (Nm)
Torsi atau momen putar motor adalah gaya dikalikan dengan panjang lengan (Arends &
Berenschot 1980:21), pada motor bakar gaya adalah daya motor sedangkan panjang
lengan adalah panjang langkah torak. Bila panjang lengan diperpanjang untuk
menghasilkan momen yang sama dibutuhkan gaya yang lebih kecil, juga sebaliknya bila
jaraknya sama tapi gaya diperbesar maka momen yang dihasilkan akan lebih besar pula.
Ini berarti semakin besar tekanan hasil pembakaran di dalam silinder maka akan semakin
19
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
besar pula momen yang dihasilkan. Torsi maksimum tidak harus dihasilkan pada saat
daya maksimum pada saat yang bersamaan. Torsi (momen) sangat erat hubunganya
dengan efisiensi volumetrik dari motor itu, artinya momen sangat tergantung pada jumlah
bahan bakar yang dapat dihisap masuk kedalam silinder dan kemudian dibakar , karena
semakin banyak bahan bakar yang dapat dibakar berarti semakin tinggi atau besar pula
gaya yang dihasilkan untuk mendorong torak. Torsi motor akan maksimum pada saat
efisiensinya juga maksimum. Besarnya momen putar untuk motor 4 langkah dapat
dihitung dengan rumus:
Dimana :
T = Torsi (Nm)
P = Daya (Watt)
n = Putaran mesin (rpm)
Bila dikehendaki momen putar yang besar, maka dayanya (P) harus besar pula, sedangkan
pada saat itu frekwensi putarnya (n) harus rendah. Hal demikian dapat dicapai dengan
suatu motor yang volume langkahnya besar dan frekwensi putarnya rendah. Momen putar
besar ini diperlukan untuk mencapai daya maksimum motor (Arends & Barenschot
1980:22). Pada saat torsi motor mulai turun daya motor bisa tetap naik, hal ini bisa terjadi
karena peningkatan daya motor juga disebabkan oleh frekuensi putaran lebih tinggi. Daya
akan terus meningkat sampai pada frekuensi putaran mesin yang lebih tinggi tidak mampu
lagi memperbaiki derajad isianya yang lebih memburuk. Setelah dayanya mencapai titik
maksimum akan menurun dengan cepat.
20
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Motor Listrik
Keuntungan :
- Getaran yang ditimbulkan halus
- Tidak menimbulkan suara yang bising
Kerugian :
- Tidak dapat dibawah kemana mana- mana
- Tergantung keadaan listrik
Jika P adalah daya yang dibutuhkan untuk menggerakan poros, maka berbagai macam
faktor keamanan biasanya dapat diambil dalam suatu perencanaan.
Untuk mencari daya motor listrik agar dapat menggerakan poros maka
digunakan persamaan :
…...................................................(2.15)
Dimana :
P = Daya yang dibutuhkan ( Watt )
T = Torsi ( Nmm )
21
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
n = Kecepatan ( rpm )
Jika faktor koreksi adalah fc, maka daya yang direncanakan adalah :
Pd = fc . P ( w ) ……………...……….................................(2.16)
Dimana :
P = Daya ( kw )
Fc = Faktor koreksi
22
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5º - 10º
terhada garis vertikal dan 70º - 80º kearah benda kerja.
c. Posisi Tegak (Vertikal), Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah
pengelasannya keatas atau kebawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling
sulit karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil
dengan kemiringan elektroda sekitar 10º - 15º terhada garis vertikal dan 70º - 85º
terhadap benda kerja.
d. Posisi di Atas Kepala (Over Head), Posisi pengelasan ini sangat sukar dan
berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu
diperlukan perlengkapan yang serba lengkap antara lain: Baju las, sarung tangan, sepatu
kulit dan sebagainya. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas
juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5º - 20º terhada garis vertikal dan 75º - 85º
terhadap benda kerja.
23
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Gambar 2.19 Posisi 4G
Penempatan benda kerja disesuaikan dengan permintaan, dalam hal ini adalah
menyesuaikan posisi pengelasan. Penempatannya apakah posisi
1F, 2F, 3F, 4F, 5F, 6F
1G, 2G, 3G, 4G plate
1G, 2G, 5G, 6G, 6GR (pipa)
contoh posisi-posisi pengelasan seperti gambar berikut :
butt joint
24
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
2.3.1 Analisa Pengaruh Variabel Ergonomi pada Posisi Pengelasan
terhadap Waktu ( Journal
Untuk mengembangkan model ergonomi, dan mendeteksi sebaran error data yang
dikumpulkan akan menggunakan teknik least squares linear regression, teknik ini
untuk mendapatkan model prediksi kebutuhan waktu per masing-masing kerja
kedepan. Manfaat dari model ini berguna untuk menentukan kebutuhan pekerja dari
masing-masing dimensi pekerjaan pengelasan kedepan.
Teknik least squares linear regression, diterapkan pada penelitian ini karena asumsi
regresi linear yaitu data berdistribusi normal terpenuhi dalam penelitian ini. berikut
adalah
25
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa rata-rata waktu kerja untuk posisi
pengelasan datar baik panjang 30,50,80 dan 100 mm maupun untuk ketebalan
plat 8,10 dan 12 mm adalah sebesar sebesar 48.03 menit per kerja, dan
overhead sebesar 42.3 menit per kerja. indikasi ini menunjukan bahwa posisi
vertikal adalah posisi pengerjaan yang mengkonsumsi waktu kerja terbesar
kemudian diikuti oleh overhead, horizontal dan terakhir posisi dengan konsumsi
waktu kerja terkecil adalah posisi datar.
Rule of thumb nilai skewness sebesar ± (1) menunjukan bahwa data
berdistribusi normal (Spss 13 result coach, 2004). Berdasarkan hasil table 1.
menunjukan bahwa nilai skewness seluruh variabel yaitu datar (0.265),
horizontal (0.240), vertical (0.013), overhead (0.160) dan panjang serta
ketebalan plat masing-masing sebagai variabel dikotomi memiliki sebaran
normalitas (0.00) yang kesemuanya berada dibawah titik cut off ± (1), sehingga
disimpulkan data berdistribusi normal.
2.4. Rangka
Rangka mesin ini sendiri sangat penting untuk menunjang kinerja dari mesin
tersebut. Dimana kerangka ini harus dapat menopang mesin dengan kuat. Dengan
alternatif bahan yang ada, alternatif model Square pipe merupakan alternatif yang terbaik
untuk membuat kerangka mesin ini. Karena untuk pembuatannya lebih mudah dan dapat
menopang mesin dengan baik.
26
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Gambar 2.20 Square pipe
Untuk mencari bahan yang sesuai dengan tentu kita harus mengetahui terlebih
dahulu berapa beban yang akan diterima oleh kerangka tersebut dan dapat mengetahui
berapa beban yang diterima di setiap kaki, sehingga nantinya dapat
menopang benda dengan aman.
a). Menghitung berat kerangka
W=V.ρ
V = p . l . t........................................................................ (2.31)
Dimana : W = Berat kerangka (kg)
27
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
dan ukuran baut dan mur harus memperhatikan berbagai factor seperti sifat gaya yang
bekerja pada baut, cara kerja mesin, kekuatan bahan, dan lain sebagainya. Adapun gaya –
gaya yang bekerja pada baut dapat berupa :
1. Beban statis aksial murni
2. Beban aksial bersama beban puntir
3. Beban geser
……………………... (2.30)
Dimana :
𝜎𝑔 = tegangan geser ( N /𝑚𝑚)
F = beban ( N )
A = luas penampang baut ( mm )
28
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
BAB III
METODOLOGI
29
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
3.1.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Biaya
Variabel biaya disini merupakan estimasi pengeluaran biaya dari masing
masing part yang dipilih untuk nantinya dapat diterapkan pada perancangan
alat. Efisiensi biaya akan dilihat dari besarnya biaya investisasi yang
dikeluarkan dan penghematan biaya dari penggunaan alat tersebut.
2. Variabel Mutu
Variabel mutu merupakan keuntungan dari sisi tercapainya spesifikasi awal
yang dibutuhkan dengan mengutamakan aspek keamanan & fungi pada alat.
3. Variabel Waktu
Variabel waktu disini merupakan estimasi efisiensi waktu pada salah satu
bagian proses produksi yang akan diperoleh dengan menerapkan penggunaan
alat ini
Parameter Range
Berat Benda Kerja 0 - 18 Ton
Tinggi Benda Kerja 0-3m
Lebar Benda Kerja 0-1m
I, H, WF, U, round,
Bentuk Benda Kerja
irregular Shape
Panjang Benda Kerja 0 - 12 m
Kecepatan Alat (n) 0,5 - 1 Rpm
30
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Parameter pada tabel 3.1 berasal dari referensi produksi yang dihasilkan oleh PT
Wika Industri Kontruksi. Sehingga dalam penyusunan perancangan nanti mengikuti dari
kriteria tersebut
31
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Dalam Perancangan alat tersebut ada 4 part utama yang akan dirancang dalam
pembentukan alat tersebut. Secara mekanisme alat tersebut cukup sederhana yaitu
memutar benda kerja sesuai derajat benda kerja yang diinginkan oleh welder dengan
kecepatan putaran jig yang rendah, sehingga membuat pekerjaan produksi menjadi lebih
mudah dan efisien dalam pengerjaannya.
32
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dari pemodelan desain alat yang telah
dilaksanakan dengan menggunakan rancangan dan analisis FEA software autodesk
inventor dalam menentukan desain optimal dan Estimasi pengehematan biaya, mutu dan
waktu yang akan dihasilkan dalam penggunaan alat ini . Perhitungan analisis yang
dilakukan dibagi menjadi dua bagian perencanaan. Bagian pertama yaitu analisa struktur
jig dengan menggunakan profil utama baja H-shape dan plat roll dan bagian kedua yaitu
analisa sistem transmisi yang terdiri dari motor, bearing, poros, coupling, dan gearbox.
33
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
gambar 4.2 Struktur Disc Jig
Pada gambar 4.1 Part Disc Jig/ Cekam ini berfungsi untuk memutar benda kerja,
sehingga pada saat alat ini berputar, benda kerja tetap pada posisi yang stabil/tidak
mengalami pergeseran.
Pada gambar 4,2 Sistem penggerak utama yaitu menggunakan pulling roll untuk
memutar disc jig. Pulling roll diputar dengan menggunakan motor AC dengan rpm
tertentu sesuai dengan kapasitas Disc Jig. Pulling roll berfungsi untuk mentransmisikan
daya putar ke disc jig, putaran dari pulling roll di reduksi oleh disc jig, dikarenakan
perbedaan diameter diantara keduanya. Perbedaan diameter tersebut mengakibatkan rasio
34
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
kecepatan putar menjadi kecil, sehingga kecepatan putaran pada disc jig akan menjadi
lebih kecil.
Pada gambar 4.3 frame support jig berfungsi sebagai penahan beban dari disc jig
dan transmisi pulling roll. Pada bagian tersebut terdapat beberap slot lubang baut yang
berfungsi agar disc jig dan transmisi pulling roll dapat bergeser posisi menyesuaikan
dengan kondisi panjang benda kerja yang akan digunakan.
Berat total untuk masing-masing part dijelaskan pada tabel dibawah ini
Type Weight
35
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
4.2 Analisa Design & Perhitungan Sistem Transmisi Jig
Untuk Analisa design meliputi beberapa bagian utama pada alat ini yaitu bagian
disc, bagian transmisi, dan assembly total jig weld rotator yang akan dijelaskan pada
subbab dibawah ini.
Pada gambar 4.5 diatas disc jig pada kondisi diam/static diberikan beban
setengah dari box girder sebesar 8 ton, sehingga gaya yang diterima oleh disc jig
yaitu:
𝐹 =𝑀×𝑔
Dimana:
F = Gaya box girder (N)
M = Massa box girder (kg)
G = Percepatan gravitasi (m/s2)
36
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Sehingga dengan memasukan data pada simulasi software, diperoleh
rincian hasil analisa pada tabel dibawah ini.
Dari data table 4.2 diperoleh informasi bahwa defleksi / displacement yang
terjadi pada disc jig sangat kecil dengan displacement maksimum sebesar 0,96
mm dan safety factor minimum untuk part ini yaitu 2,24 SF dan pada gambar 4.5
juga diketahui daerah defleksi terbesar (warna paling merah pada gambar) ada
pada bagian sisi atas disc.
37
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Pada gambar 4.6 diatas disc jig pada kondisi diam/static diberikan beban
setengah dari box girder sebesar 8 ton, sehingga gaya yang diterima oleh disc jig
yaitu:
𝐹 =𝑀×𝑔
Dimana:
F = Gaya box girder (N)
M = Massa box girder (kg)
G = Percepatan gravitasi (m/s2)
Dari data table 4.3 diperoleh informasi bahwa defleksi / displacement yang
terjadi pada disc jig sangat kecil dengan displacement maksimum sebesar 0,46
mm dan safety factor minimum untuk part ini yaitu 3,8 SF dan pada gambar 4.6
juga diketahui daerah defleksi terbesar (warna paling merah pada gambar) ada
pada bagian sisi atas centering clamp. Hal ini terjadi perbedaan dimana hasil
defleksi/displacement pada beban 180° lebih kecil dibanding beban 90°.
38
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
4.2.2 Analisa Design pada Bagian Transmisi
Pada Analisa ini beban yang diterima oleh transmisi yaitu beban dari disc
jig dan beban dari box girder/ benda kerja. Sehingga beban total yang akan
diterima oleh bagian transmisi berdasarkan persamaan dibawah ini:
𝐹 = (𝑀1 + 𝑀2 ) × 𝑔
F = 101533,5 𝑁
Dimana:
F = Gaya Total (N)
M1 = Massa box girder (kg)
M2 = Massa Disc Jig (kg)
G = Percepatan gravitasi (m/s2)
Berdasarkan data gaya diatas, maka diperoleh hasil simulasi pada gambar
dibawah ini.
39
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Tabel 4.4 Data Hasil Analisa Bagian Transmisi
Name Minimum Maximum
Volume 285169000 mm^3
Mass 2198.87 kg
Von Mises Stress 0 MPa 59.0453 MPa
1st Principal Stress -15.8346 MPa 57.6523 MPa
3rd Principal Stress -58.0507 MPa 13.3281 MPa
Displacement 0 mm 2.82293 mm
Safety Factor 4.23404 ul 15 ul
Dari data table 4.4 diperoleh informasi bahwa defleksi / displacement yang
terjadi pada bagian transmisi cukup kecil dengan displacement maksimum sebesar
2.82 mm dan safety factor minimum pada part ini yaitu 4.2 SF dan pada gambar
4.7 juga diketahui daerah defleksi terbesar (warna paling merah pada gambar) ada
pada bagian sisi samping dari rubber lagging pulling roll.
Dari data table 4.5 diperoleh informasi bahwa defleksi / displacement yang
terjadi pada bagian transmisi cukup kecil dengan displacement maksimum sebesar
2.92 mm dan pada gambar 4.8 juga diketahui bahwa tetap daerah defleksi terbesar
(warna paling merah pada gambar) ada pada bagian sisi samping dari rubber
lagging pulling roll, berarti tumpuan pada bagian transmisi menerima distribusi
tegangan dan defleksi terbesar dibandingkan dengan part utama lainnya.
Pada Posisi diam/statis torsi yang terjadi pada Jig weld rotator sebagai berikut:
𝑇=𝐹𝑥𝑅
𝑇=𝑀𝑥𝑔𝑥𝑅
41
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Dimana :
T = Torsi (Nm)
F = Gaya Total (N)
M = Massa Total ( Massa Benda kerja + Massa Disc Jig) (kg)
G = Percepatan gravitasi (m/s2 )
R = Jarak dari pusat benda (Disc jig dan benda kerja) ke pusat rotasi /
penggerak (m)
Sehingga, 𝐹=𝑀𝑥𝑔
𝐹 = 19710 𝑥 9,81 = 193355 𝑁
Pada alat ini deketahui jarak antara pusat massa/benda dengan pusat
putaran/rotasi berjarak R = 2 meter, sehingga nilai torsi sebagai berikut.
𝑇=𝐹𝑥𝑅
𝑇 = 193355 𝑥 2
𝑻 = 𝟑𝟖𝟔𝟕𝟏𝟎 𝑵𝒎
𝑇
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
4
𝑇 = 386710/4
𝑻 = 𝟗𝟔𝟔𝟕𝟕. 𝟓 𝑵𝒎
42
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Pada perencanaan alat ini diharapkan putaran yang dihasilkan oleh alat
ini sebesar n = 0,8 rpm. Maka daya motor yang digunakan sebagai berikut:
𝑇𝑥𝑁
𝑃=
5252
Dimana:
P = Daya Motor (HP)
T = Torsi Total
N = Putaran per menit (Rpm)
96677.5 𝑥 0,8
𝑃=
5252
𝑷 = 14,72 HP / 10,97 KW
4.3.2 Perencanaan Kapasitas Motor dan Gearbox
Berdasarkan data pada subbab 4.3.1 diperoleh daya yang dibutuhkan yaitu
10,97 KW, sedangkan di katalog motor tersedia kapasitas 11 kw. Maka dalam
perencanaan ini dipilih kapasitas motor 11 KW dengan putaran motor 750 Rpm
(8 Pole)
Agar putaran motor dapat diperlambat menjadi 0,8 rpm maka diperlukan
adanya reducer/ gearbox. Berikut skema reduksi kecepatan putaran pada motor.
𝐷𝑝 𝑁𝑑
𝑟= =
𝐷𝑑 𝑁𝑝
Dimana:
Dp = Diameter pulley (m)
Dd = Diameter Disc Jig (m)
45
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Np = Kecepatan Putaran Pulley (Rpm) (
Nd = Kecepatan Putaran Disc jig(Rpm)
Maka,
𝑁𝑑
𝐷𝑝 = 𝑥 𝐷𝑑
𝑁𝑝
0,8
𝐷𝑝 = 𝑥4
12,5
𝐷𝑝 = 0,256 𝑚
46
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
4.4 Estimasi Pemanfaatan Alat terhadap Biaya, Mutu , Dan Waktu
Aplikasi dari penggunaan alat ini pastinya akan memberikan beberapa manfaat
yang secara langsung berpengaruh terhadap perusahaan baik dalam jangka waktu dekat
dan jangka waktu yang lama. Berikut perbandingan pemanfaatan alat ini dari segi
keefektifan waktu dan Manpower produktivitas kerja dibanding cara konvensional.
47
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Pada Tabel 4.6 terlihat dengan Penggunaan alat ini dapat mereduksi waktu dan
manpower proses pengerjaan. Dari estimasi tersebut terlihat waktu yang bisa dihemat
sebesar 150 min- 30 min = +/-120 min per pengerjaan 1 weld beam. Dikarenakan waktu
dan MP yang dibutuhkan untuk positioning baja pada saat proses welding sudah tidak
ada apabila menggunakan metode alat jig weld rotator.
Dengan mengacu pada proses table 4.6 diatas saving yang bisa dilakukan untuk
penghematan waktu yang dihasilkan selama +/- 120 min sebagai rincian.
- Biaya Helper/jam = Rp. 10.625,-
- Biaya Operator/jam = Rp. 11.875,-
Kebutuhan Manpower untuk merepositioning benda kerja yaitu 1 helper
dan 1 operator, sehingga untuk proses repositioning benda kerja dapat
dihasilkan saving sebesar =
Rp. (10.625+11.875) x 120 min( 2 Hours) = Rp. 45.000
- Actual tanpa menggunakanan alat membutuhkan waktu +/- 150 min,
sehingga butuh cost sebesar =
Rp. (10.625+11.875) x 150 min( 2,5 Hours) = Rp. 56.250
- Dengan menggunakan alat membutuhkan waktu +/- 30 menit, sehingga
butuh cost sebesar =
- Rp. (10.625+11.875) x 150 min( 2,5 Hours) = Rp. 11.250
48
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Tabel 4.7 Perbedaan kondisi jig
Rotator Jig tanpa Rotator Jig dengan
No. Kondisi Tanpa Alat (Jig)
Motor Motor
Menjaga kestabilan dan Menjaga kestabilan dan Untuk benda kerja yang tinggi
keamanan material benda keamanan material benda apabila dibolak-balikan sangat
kerja pada saat diputar kerja pada saat diputar membahayakan kestabilan benda
/dibolak-balikkan /dibolak-balikkan kerja
Dari tabel 4.7 terlihat perbedaan dimana jig dengan motor memliki kelebihan dari
segi biaya, safety, dan waktu meskipun perlu adanya investasi untuk pengadaaan motor
dan lainnya. Berikut estimasi biaya pengadaan transmisi motor sebagai berikut.
49
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Tabel 4.8 Estimasi Biaya Menggunakan Sistem Transmisi Motor
50
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
BAB V
MANAJEMEN RESIKO
52
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Akibat yang ditimbulkan bila suatu resiko terjadi dibagi ke dalam 5 (lima) rating
berikut (berurutan mulai dari yang tertinggi):
1. Malapetaka
2. Sangat Berat
3. Berat
4. Agak Berat
5. Tidak Berat
Probabilitas terjadinya suatu resiko yang dapat menimbulkan akibat yang
diuraikan di atas dibagi ke dalam 5 (lima) rating berikut (berurutan mulai dari yang
tertinggi):
1. Sangat Besar
2. Besar
3. Sedang
4. Kecil
5. Sangat Kecil
Tabel 4.1 Analisa resiko berdasarkan pada Matriks Analisa Resiko
Akibat
Probabilitas Tidak Agak Sangat
Berat Malapetaka
Berat Berat Berat
Sangat Besar T T E E E
Besar M T T E E
Sedang R M T E E
Kecil R R M T E
Sangat Kecil R R M T T
Kriteria untuk masing-masing rating (rating akibat resiko dan rating probabilitas
terjadinya resiko) yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut
53
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Tabel 4.2 Kriteria Rating Akibat Negatif yang berhubungan dengan Biaya
Rating
Tidak Agak Berat Sangat Malapetaka
Berat Berat Berat
Biaya
melampaui < 1% 1%<X< 2% < X < 5% < X < > 10%
anggaran 2% 5% 10%
(per item
pekerjaan)*
54
Muhamad Rai Anggara Putra - MT
Unit Kerja : PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi
Kegiatan : Pekerjaan Perancangan dan Operasional Alat Jig weld Rotator pada Industri fabrikasi Baja
Tabel 4.4 Daftar Resiko
Resiko
Faktor Pengendali Rating Rating Level Prioritas
No
Proba Risiko Akibat Probabilitas Risiko Risiko
Penyebab Peristiwa Akibat
bilitas
IK (Instruksi Kerja)
Disc jig dan Operasional alat
Operator lupa
Putaran Disc Jig benda kerja ikut Vendor, Kontraktor, Agak
1. menekan tombol 30 % Owner Sedang Moderat 2
melebihi 180° terjatuh dari Training Operator berat
stop pada saat
rotator Safety Device
Benda Kerja
Pengaturan Benda Kerja IK (Instruksi Kerja)
jatuh dan Operasional alat
centering dan bergeser/ tidak
2. terkena 50 % Vendor, Kontraktor, Berat Besar Tinggi 1
fleksibel clamp stabil pada saat Owner
kerusakan Training Operator
tidak sesuai jig berputar
akibat benturan
Putaran menjadi
tiba2 cepat, IK (Instruksi Kerja)
Disc Jig Berputar Operasional alat
Permukaan Pulley Benda kerja Agak
3. Sendiri/ slip pada 20 % Training Operator Sedang Moderat 3
aus/licin/ terkana beban Safety Device Berat
saat motor stop IK (instruksi kerja)
puntir
Maintenance alat
mendadak
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan analisa software dan perhitungan manual, dapat ditetapkan
spesifikasi desain optimal dan engineering estimate dari keseluruhan part jig weld
rotator (Data terlampir)
2. Berdasarkan analisa dan estimasi perbandingan waktu dan manpower, dengan
menggunakan alat ini dapat menghemat waktu +/-50 % pada proses fit up dan
setting benda kerja, serta dapat menghilangkan MP +/- 2 orang untuk masing-
masing (Helper, operator, dan fitter), Memberikan alternative metode kerja baru
yang lebih aman dan lebih efisien bagi hasil benda kerja dan Manpower yang
terlibat didalamnya. Serta untuk menghasilkan 1 weld beam pada saat proses
repositioning dapat menghemat pengeluaran sebanyak Rp. 45.000 untuk setiap
satu manpower yang gunakan.
3. Jig dengan penggerak Motor dan pulley memberikan manfaat yang lebih baik dan
efisien dari segi safety, biaya, dan waktu pengerjaan dibandingkan menggunakan
metode penggerak lainnya (Manual dengan crane, tidak menggunakan rotary jig)
6.2 Saran
1. Diharapkan penggunaan dari alat jig weld rotator untuk kedepannya dapat
diterapkan pada semua pabrik baja di PT. Wika Industri & Konstruksi.
2. Perlu adanya pelatihan bagi operator dan tim produksi di pabrik, agar lebih
memahami secara teknis dari operasional alat ini dan dapat meminimalisir human
eror karena kesalah pahaman dalam mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
3. Perlu dibuatkan adanya Instruksi kerja dan manual operation dari alat jig weld
rotator.
4. Diharapkan dengan adanya alat ini, dapat menambah fitur baru yaitu robot
pengelasan yang dapat ditambahkan dalam alat ini.
5. Diharapkan penggunaan alat ini dapat di komersilkan untuk dijadikan produk jual
ke berbagai perusahaan baja.
[1] Childs, Peter R.N. (2004) . Mechanical Design, Second Edition, United
Kingdom : Elsevier LTD.
[2] Budynas, Richard G., J.Keith Nisbett. (2011) . Shigley’s Mechaical
Engineering Design, Ninth Edition, New York : McGraw-Hill Companies,
Inc.
[3] Sritomo Wignjosoebroto. (2003). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu
(Teknis Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja). Institut
Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
[4] Haryani, Rina. (2009). Analisis Ergonomi Dengan Time Motion Study
Terhadap Perbaikan Metode Kerja Pada Pekerjaan Las Di Galangan
Kapal. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
[5] Wiryosumarto, Harsono dan Toshie Okumura (1985). Teknologi Pengelasan
Logam, cetakan ketiga. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.