Anda di halaman 1dari 7

[KH Masduqi Mahfudz] Segala permintaannya terkabul setelah baca Shalawat Seribu kali

Rabu, 04 Mei 2016

MusliModerat.com ~ Shalawat dan shalat jamaah adalah dua senjata KH. Achmad Masduqie Mahfudz
yang diwajibkan kepada semuanya. Apapun masalah anda dan diwadulkan ke beliau, beliau selalu
berwasiat baca shalawat, minimal 1000 kali setiap hari dan 10.000 kali setiap malam jumat.

KH. Achmad Masduqie Mahfudz memiliki pengalaman menarik tentang shalawat Nabi. Pada tahun
1956, pada waktu itu beliau masih menjadi murid SLTA di Jogjakarta.

Suatu ketika,beliau pernah berkelahi dengan jin di sebuah masjid tepatnya di Gandean tempat belajar
beliau, akan tetapi beliau kalah oleh jin tersebut, sehingga selama tiga hari beliau merasa ingin banyak
makan akan tapi tidak bisa buang hajat. Di hari ke empat, tubuh beliau merasa panas yang amat sangat.
Dan di hari itu juga beliau berpesan kepada adiknya“dek, nanti kalau aku mati, tolong jangan bawa
pulang janazahku ke Jepara tetapi dikuburkan di Jogja saja”. Tutur KH. Masduqie kepada adiknya. karena
beliau datang ke Jogja niatnya untuk mondok. Beliau khawatir syahid-nya hilang jika nanti wafat di Jogja,
dan jenazahnya di makamkan di Jepara.

Ketika mendengar pesan dari sang kakak, adik beliau merasa khawatir dengan keadaan kakaknya yang
berpesan seolah akan mendapati ajal, dan sang adik mengajak KH. Masduqie pergi ke tempat seorang
kyai.“Mari kita pergi ke kyai itu, kyai yang mas biasa ngaji di hari ahad”.

Lalu beliau menerima ajakan adiknya. Pergilah beliau bersama adiknya dengan naik becak dan sampai di
rumah pak kyai yang di maksud pada jam satu malam. Ketika beliau datang Pintu rumah kyai masih
terbuka. Akan tetapi di waktu tengah malam pak kyai sudah tidak bisa melayani tamu, karena sang kyai
ketika jam 10 malam sudah khusus ibadah kepada Allah. Karena melihat Masduqie muda yang datang di
tengah malam dengan keadaan payah, kyai-pun mempersilahkan Masduqie muda beristirahat di rymah
kyai.

Masduqie muda-pun tertidur di rumah kyai itu. Baru beberapa jam di rumah kyai tepatnya jam 3 malam,
beliau terbangun karena merasa mulas inginbuang hajat. Setelah itu, rasa sakit dan panas yang
dirasakan beliau karena sudah sedikit hilang.
Pada pagi harinya, beliau bertemumu dengan pak kyai. Badan beliau saat bertemu dengan pak kyai
masih terasa panas. Beliau langsung mengutarakan apa yang dirasakan kepada pak kyai,” pak kyai, saya
sakit”. Buaknnya merasa iba, akan tetapi kyai hanya tersenyum. Dan anehnya Ketika pak kyai tersenyum,
rasa panas yang beliau rasakan hilang seketika.

Pak kyai dawuh,” mas, sampean gendeng mas”

“kenapa gendeng yai?”, tanya Masduqie muda.

“Iya, wong bukan penyakit dokter, sampean kok bawa ke dokter, ya uang sampean habis. Pokoknya
kalau sampean kepengin sembuh, sampean tidak boleh pegang kitab apapun”, jawab kyai.

Jangankan membaca, menyentuh saja tidak diperbolehkan. Padahal pada saat itu, Masduqie muda dua
bulan lagi akan mengikuti ujian akhir.

“Yai, dua bulan lagi saya ujian,kok enggak boleh pegang buku”, Masduqie muda matur kepada pak kyai.

Seketika itu pak kyai menanggapinya dengan marah-marah,” yang bikin kamu lulus itu gurumu? Apa
bapakmu? Apa mbahmu?”

Masduqie mudamuda menjawab “Pada hakikatnya Allah yai,”

“Lha iya gitu!” timpal pak kyai

“Lalu bagaimana syariatnya yai?” tanya Masdqie muda lagi.

“Tiap hari, kamu harus baca shalawat yang banyak” timbal kyai

Masduqie muda kembali bertanya,” banyak itu berapa yai?


Pak kyai-pun menjawab,” ya paling sedikit seribu, habis baca 1000 shalawat, minta dengan berkat
shalawat yang saya baca, saya minta lulus ujian dengan nilai bagus.

Ya sudah, Masduqie muda tidak berani pegang kitab maupun buku, karena memang ingin sembuh.
Mendengar cerita dari Masduqie muda,Paman beliau marah-marah,” bagaimana kamu ini? dari jepara
ke sini, kamu kok nggak belajar?” Masduqie muda tidak berani komentar apa-apa. karena beliau
menuruti dawuh kyai untuk untuk tidak menyentuh kitab atau buku, beliau nurut saja.

Menjelang beliau ujian, pelajaran bahasa jerman, bukunya ternyata diganti oleh gurunya dengan buku
yang baru. Karena masih dilarang menyentuh buku, maka beliau tetap taat titah kyai.

Setelah ujian, Masduqie muda dipanggil guru bahasa jerman.

Pak Guru : kamu her.

Masduqie muda : Berapa nilai saya pak?

Pak Guru : Tiga!

Masduqie muda : Iya pak. Kapan pak?

Pak Guru : Seminggu lagi

Namun setelah seminggu, Masduqie muda tidak langsung mendatangi guru bahasa jerman, karena
larangan pegang buku belum selesai.

Baru setelah selesai, Masduqie muda mendatangi pak guru.

Masduqie muda : Pak, saya minta ujian pak.

Pak Guru : Ujian apa?

Masduqie muda : Ya ujian bahasa jerman pak.


Pak Guru : Lha kamu bodoh apa?

Masduqie muda : Lho kenapa pak?

Pak Guru : Nilai delapan kok minta ujian lagi, kamu itu minta nilai berapa?

Masduqie muda : Lho, ya sudah pak, barang kali bisa nilai sepuluh.

Dari nilai angka 3, karena shalawat, mingkem menjadi angak 8. Setelah itu, beliau tidak pernah
meninggalkan baca shalawat. Itu satu pengalaman shalawat KH. Masduqie Mahfudz saat muda

Pengalaman shalawat beliau lagi, yakni ketika beliau harus dinas di Tarakan, Kalimantan Timur. Pada
suatu hari, ada tamu jam 5 sore, dan bilang ke Kyai Masduqie,” saya disuruh oleh ibu, disuruh minta air
tawar.” Kyai Masduqie mengaku bahwa saat itu beliau masih bodoh. Maka seketika itu beliau
menjawab,”ya silahkan ambil saja, air tawar kan banyak itu di ledeng-ledeng itu.”

“Bukan itu pak, air tawar yang dibacakan doa-doa untuk orang sakit itu pak”, si tamu berkata pada Kyai
Masduqie. Beliaupun menjawab,” Ooo, kalau itu ya tidak bisa sekarang. Ambilnya harus besok habis
sholat shubuh persis.”

Beliau menjawab begitu, karena beliau ingin bertanya kepada istri beliau, perihal abah istri beliau yang
sering nyuwuk-nyuwuk dan ingin bertanya doanya. Ternyata istri beliau tidak tau tentang doa yang
dibaca abahnya di rumah.

Padahal Kyai Masduqie sudah janji. Kebetulan, habis isya waktunya beliau harus wiridan membaca
dalail, beliau menemukan hadits tentang shalawat. Inti hadits tersebut kurang lebih,” siapa yang baca
shalawat sekali, Allah kasih rahmat sepuluh. Baca shalawat sepuluh, Allah kasih rahmat seratus. Baca
shalawat seratus, Allah kasih rahmat seribu. Tidak ada orang yang baca shalawat seribu, kecuali Allah
mengabulkan permintaanya.

BERITA MENARIK LAINYAMgid

Cara menghilangkan papiloma secara alamiah (3 hari)!


Anda wajib minum ini agar tensi 120/80 dan pembuluh darah bersih!

Bagaimana cara mengembalikan penglihatan 100% tanpa operasi?

BACA JUGA

Doa-doa yang Dibaca saat Bayi dalam Kandungan

Tiga Amaliyah Agar Mayit Terselamatkan dari Siksa Kubur

Doa Habib Ali al-Jufri Agar Diberikan Kecintaan Kepada Agama dan Kedamaian untuk Indonesia

Setelah mencari di berbagai kitab, Ketemulah hadits tersebut sebagai jawabannya. Lalu belaiupun
bangun di tengah malam, mengambil air wudhu dan air segelas, setelah itu membaca shalawat seribu
kali. Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina Muhammad. Setelah beliau selesai membaca seribu
shalawat, beliau berdoa,” Allahumaj’al hadzal ma’ dawa an liman syarabahu min jami’il amrodh”. Arti
doa tersebut,” ya allah, jadikanlah air ini sebagai obat dari segalai penyakita bagi peminumnya”. Lalu
meniupkan ke air gelas dan baca shalawat satu kali lagi. Di pagi hari, diberikanlah air tersebut kepada
orang yang memintanya.

Setelah tiga hari, ada berita dari orang tersebut bahwa orang yang menderita penyakit tersebut sudah
sembuh setelah meminum air dari Kyai Masduqie. Padahal sakitnya sudah empat bulan dan belum ada
obat yang bisa menyembuhkan. Dokterpun sudah tidak sanggup menangani penyakit yang diderita
orang tersebut. Dokter telah menyarankan untuk mencari obat di luar. Pemberi kabar tersebut
mengkabarkan bahwa Kyai Masduqie selama tiga hari itu mengelus-elus perut orang yang sakit. Masa
ngelus-ngelus perut? Padahal kan yang kena penyakit itukan perempuan. Ya nggak mungkin. Selain itu,
padahal Kyai Masduqie selama tiga hari di rumah saja. Berkat shalawat, penyakitnya, sembuh.

Sejak di itulah di Kalimantan timur terkenal ada guru agama yang pinter nyuwuk. Ya Kyai Masduqie itu.
Sampai penyakit apa saja bisa disembuhkan. Jika beliau tidak membacakan shalawat, ya istri beliau
mengambilkan air jeding, yang sudah dipakai untuk wudhu. Ya sembuh juga penyakitnya. Inilah
pengalaman shalawat Kyai Masduqie ketika dinas di Kalimantan.

Cerita lain, Suatu ketika beliau harus ke Samarinda dengaan naik kapal pribadi milikGubernur Bapak Aji
Pangeran Tenggung Pranoto. Dalam pertengahan perjalanan melalui laut, tepatnya di Tanjung Makaliat
kapal yang diinaikinya terkena angin puting beliung. Maka goyang-goyanglah kapal tersebut. Kyai
Masduqie sadar, berwudhu, lalu naik ke atas kapal. Beliau ajak mengumandangkan adzan ,malaikat yang
penyebul angin dahsyat tersebut, Lalu berhentilah angin tersebut. Inilah salah satu pengalaman
sholawat Kyai Masduqie.

“Kalau ada orang menderita penyakit aneh-aneh, datang ke Mergosono, insya Allah saya bacakan
sholawat seribu kali, kalau ndak mempan sepuluh ribu kali, insya Allah qabul,” kata Kyai Masduqie saat
pengajian di Majlis Riyadul Jannah.

“Berkat sholawat Nabi, sampean tahu sekarang, saya bangun pondok sampai tingkat tiga, nggak pernah
minta sokongan dana masyarakat, mengedarkan edaran, proposal nggak pernah. Modalnya hanya
sholawat saja. Uang yang datang ya ada juga, tapi nggak habis-habis. Itu berkat sholawat.” Lanjut Kyai
Masduqie dalam pengajiannya.

Suatu waktu juga, seorang bidan mengadu kepada Abah, bagaimana caranya agar suaminya yang pergi
meninggalkannya, kecanthol wanita lain, bisa kembali, Abah menjawabnya dengan tegas baca shalawat.
Secara istiqamah dibaca oleh bidan itu dan suaminya kembali dan bertaubat.

Beliau memiliki Sembilan orang putra/putri bisa membaca kitab semua, bisa sarjana semua. Modalnya
itu adalah sholawat Nabi. Kalau putra beliau ada yang mau ujian, disamping putranya juga disuruh baca
sholawat, beliau juga membacakan sholawat untuk kelancaran dan kesuksesan putra putrinya.

Kyai Masduqie dawuh,” berkat sholawat Nabi SAW, semua yang saya inginkan belum ada yang tidak
dituruti oleh Allah. Belum ada permintaan yang tidak dituruti berkat sholawat Nabi. Semua permintaan
saya terpenuhi berkat sholawat”.

Shollu ‘alan Nabi Muhammad!!!

Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina Muhammad.

NB: KH. Achmad Masduqie Mahfudz adalah pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Nurul Huda
Mergosono Malang. Beliau pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PWNU Jawa Timur dan salah seorang
Rais PBNU.
Oleh: Indirijal Lutofa

Santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Nurul Huda Mergosono Malang dan mahasiswa Fak.
Syari’ah UIN Malang)

Anda mungkin juga menyukai