CERITA ke 2
Ini sebuah cerita yang benar yang saya alami saat naik haji tahun 1996.
Hari pertama datang di Jedah diteruskan naik bus ke Madinah untuk Arbai 9-10
hari. Setelah menjalankan kewajiban rombongan haji kloter 29 kami pindah ke
Mekah. Perjalanan naik bus 9 – 10 jam. Hari pertama di Mekah hujan deras dan
saya jatuh sakit. Suhu badan tinggi diberi obat dokter tablel Ampisilin obat
generik.
Setelah menjalankan toaf keliling Kabah 7 kali dilanjutkan ritual sai berlari
kecil dari Marfah ke Safa sebanyak 7 kali.
Baru berjalan 1 kali sakit saya tambah parah tidak sanggup lagi menjalan-
kan ritualnya. Saat itu saya bawa 1 botol air Zam Zam dan bersandar di tembok
sendirian. Saya baca di gelang saya data yang tertulis sangat lengkap. Artinya
kalau saat itu saya meninggal data saya sudah jelas di gelang identitas saya.
Tiba - tiba ada seorang yang agak pendek pakai sarung duduk dekat saya.
Saya tanya dari mana, kloter berapa dan dari instansi mana dll. Dia menjawab dari
Indonesia, kloter Surabaya dari Gresik kerja di apotik sebagai asisten apoteker di
Surabaya.
Saya ngomong dan dia mendengarkan. Mas saya sekarang ini sakit tubuh
saya panas sudah diberi obat ampisilin tapi ampisilin itu obat generik pasti
sembuhnya lama padahal saya belum menjalankan umroh untuk ke sekian kali.
Saya ingin obat paten. Dia menjawab dengan jelas : Bapak nanti pulang ke
pondokan mampir ke Pharmacy silahkan beli obat AMOXAN dan obat NIGHT AND
DAY.
Apa tu mas obat NIGHT AND DAY: Dia njawab obat itu bisa membuat
lubang hidung tidak tersumbat. Batin saya kok dia tahu kalau hidung saya
tersumbat.
Pulang ke pondokan saya mampir Pharmacy beli obat Amoxan dan night
and day masing-masing 10 tablet. Sampai pondokan saya minum 1 tablet.
Paginya ketika saya bangun saya raba tubuh saya kok tidak panas, sehat
sembuh total seperti tidak sakit padahal saya hanya minum 1 kali masing-masing
1 tablet.
Bahan diskusi :
Filosofi apa yang bisa diambil dari cerita nyata yang saya alami di Mekah
tahun 1996?
CERITA ke 3
Ini sebuah cerita yang benar yang saya alami saat naik haji tahun 1996.
Hari pertama datang di Jedah diteruskan naik bus ke Madinah untuk Arbai 9-10
hari. Setelah menjalankan kewajiban rombongan haji kloter 29 kami pindah ke
Mekah. Perjalanan naik bus 9 – 10 jam. Hari pertama di Mekah hujan deras dan
saya jatuh sakit. Suhu badan tinggi diberi obat dokter tablel Ampisilin obat
generic.
Setelah menjalankan toaf keliling Kabah 7 kali dilanjutkan ritual sai berlari
kecil dari Marhaf ke Safa sebanyak 7 kali.
Baru berjalan 1 kali sakit saya tambah parah tidak sanggup lagi menjalan-
kan ritualnya. Saat itu saya bawa 1 botol air Zam Zam dan bersandar di tembok
sendirian. Saya baca di gelang saya data yang tertulis sangat lengkap. Artinya
kalau saat itu saya meninggal data saya sudah jelas di gelang identitas saya.
Tiba - tiba ada seorang yang agak pendek pakai sarung duduk dekat saya.
Saya tanya dari mana, kloter berapa dan dari instansi mana dll. Dia menjawab dari
Indonesia, kloter Surabaya dari Gresik kerja di apotik sebagai asisten apoteker di
Surabaya.
Saya ngomong dan dia mendengarkan. Mas saya sekarang ini sakit tubuh
saya panas sudah diberi obat ampisilin tapi ampisilin itu obat generic pasti
sembuhnya lama padahal saya belum menjalankan umroh untuk ke sekian kali.
Saya ingin obat paten. Dia menjawab dengan jelas : Bapak nanti pulang ke
pondokan mampir ke Pharmaci silahkan beli obat AMOXAN dan obat NIGHT AND
DAY.
Apa tu mas obat NIGHT AND DAY: Dia njawab obat itu bisa membuat
lubang hidung tidak tersumbat. Batin saya kok dia tahu kalau hidung saya
tersumbat.
Pulang ke pondokan saya mampir Pharmaci beli obat Amoxan dan night
and day masing-masing 10 tablet. Sampai pondokan saya minum 1 tablet.
Paginya ketika saya bangun saya raba tubuh saya kok tidak panas, sehat
sembuh total seperti tidak sakit padahal saya hanya minum 1 kali masing-masing
1 tablet.
Bahan diskusi :
Filosopfi apa yang bisa diambil dari cerita nyata yang saya alami di Mekah
tahun 1996
CERITA 4
Ini sebuah cerita yang benar yang saya alami saat naik haji tahun 1996.
Cerita ini benar-benar terjadi pada saat saya naik haji tahun 1996
Di saat menanti solat ashar di masjid Mekah yang sangat megah saya
duduk sendiri di atas trotoir di samping masjid. Sambil merenungkan kehebatan
dan megahnya bangunan masjid yang bisa menampung jutaan jamaah, di saat itu
ada seseorang berjubah hitam tinggi dan wajahnya cakep sekali memberi saya
selembar kertas. Kira kira lembaran itu 1/3 kertas kaurto. Isinya tulisan yang
alahamdulillah ditulis pakai bahasa Indonesia. Setelah saya baca ada seorang
lagi berjubah hitam tapi tidak setinggi yang memberi saya, kertas yang sudah
saya baca tadi diminta. Bunyi kalimatnya adalah begini :
Allah itu Maha Suci, Nabi dan Rasul itu disucikan oleh Allah sedang
manusia harus mencari kesuciannya. Nanti kalau melempar jumrah niatnya
jangan menlepar setan tetapi lemparkan setan yang ada di dirimu, di tanganmu di
mulutmu dan di hatimu.
Ada yang bisa dijelaskan apa arti cerita di atas?
CERITA KE 5
Biasanya saya pulang dari USB ke Yogya naik Pramek Kereta Prambanan
Expres, murah hanya Rp 8.000,- ditempuh 1 jam 10 menit. Kalau naik mobil bisa 2
jam dan stress di jalan karena banyak kendaraan bus dan truk tronton lagi pula
banyak lampu traffic light. Di kereta yang ber AC saya bisa istirahat dan tidur
walau hanya 20 menit.
Di hari saptu ketika saya pulang tempat duduk di kereta di samping saya
ada seorang muda berpeci putih dan celana cingkrang. Umurnya kira 24 tahunan.
Saya salami dia karena duduk di sebelah saya.
“Mau kemana mas ?”
“Ke Kutoarjo pak jemput anak karena senin besuk sudah masuk sekolah”
“Oh istri orang Kutoarjo ya, putra berapa mas?”
“Ya pak anak 2 laki2 semua”
“Wah seneng ya di rumah pasti ramai. Kira-kira ingin punya putra berapa mas, 4,
5 atau 6?”
“Ya ikut keputusan Gusti Allah pak”
“Oh begitu ya. Misalnya kalau Anda punya anak banyak 6 misalnya biaya hidup
anak-anak gimana mas?”
“Begini pak kalau Gusti Allah memang sudah menakdirkan saya punya anak
banyak pasti akan disediakan rezeki oleh Gusti Allah”
“Betul saya setuju mas”
“Mas rumahnya dari Stasiun Balapan berapa kilometer ?” “3 – 4 km pak”
“Tadi dari rumah mestinya sudah direncakan ya supaya perjalanannya sukses
sampai Kutoarjo dan pulang bersama istri dan putra-putranya. Tiket pulang dari
Kutoarjo juga sudah disiapkan ya mas?”
“Kira-kira rumah saya 3 km dari stasion. Tiket pulang juga sudah ada pak”
Sampai di Lempuyangan saya turun dan saya salami dia tapi aneh dia pegang
erat-erat tangan saya seolah olah saya nggak boleh turun”.
“Terima kasih pak atas perkenalan dan cerita yang baik tadi”
Ya mas Assallmulaikum mas sampai jumpa di lain waktu ya mas”
CERITA SELESAI dengan catatan saya anggap orang itu teman akrab saya.
PERTANYAAN UNTUK ANDA : Apakkah ada dialog yang menarik Anda untuk
menganalisanya.
Jawabanya singkat saja.
CERITA KE 6
Ada seorang anak mendekati ayahnya dan bertanya “Ayah
mengapa usahaku kok selalu menghasilkan sesuatu yang tidak
memuaskan?”. Ayahnya tidak menjawab dan mengajak anaknya ke
dapur. Ayahnya menggodog 3 panci isi air dan menyiapkan (1) telor
(2) wortel dan (3) kopi.
Ayahnya bertanya : “Anakku kalau ketiga ini akan kamu godok
kamu pilih mana di antara 3 bahan itu?”
Kalau Anda akan memilih yang mana di antara 3 bahan yang
paling Anda senangi untuk digodok demi kehidupan Anda. Berikan
alasannya sehingga dua cerita di atas menginspirasi hidup bersama
keluarga Anda kelak.
Jawabannya singkat saja.