Anda di halaman 1dari 5

Tema

Tema yang tergambar dalam novel surat kecil untuk tuhan ini adalah perjuangan seorang remaja dalam
melawan penyakitnya (kanker), akan tetapi memiliki semangat untuk hidup yang hebat.

PENOKOHAN
Keke
Adalah tokoh utama yang berperan sebagai “Aku”. Ia adalah seorang gadis remaja yang cerdas, aktif dan
percaya diri. Mempunyai keinginan dan cita-cita yang mulia, meski hidupnya sudah diprediksi tidak lama lagi.

Hal ini dapat dibuktikan dari : “satu lagi kebiasaanku setiap pulang sekolah sambil menunggu ayah selesai
bekerja di kantor sekolah. Aku sering ikut ekstrakulikuler volly bersama kakak-kakak kelas dan kedua kakakku.

Selai itu aku juga senang ikut membantu mereka membuat mading (majalah dinding), Selanjutnya aku
diarahkan oleh kakak kelasku menjadi team Kreatif Mading sebab kata mereka aku berbakat menggambar dan
daya imajinasiku tinggi. Begitu kata mereka” – hal. 11

Ayah keke
Seorang ayah yang hebat, bijaksana serta perhatian kepada anaknya. Hal ini dapat dibuktikan :

“Aku menolak di gigitan kedua, namun ayah dengan setia berada disampingku dan terus memberikan
dukungan kepadaku sambil merayuku untuk memakan obat.’ Ayo, keke…. dimakan sayang…. kan kamu mau
sembuh.

kita berangkat umrah sama-sama nanti kalau kamu sudah sembuh. Nanti di tanah suci kita berangkat umrah
sama-sama kalau kamu sembuh. Nanti di tanah suci kita bersyukur kepada Allah karena kamu diberikan
kesehatan. Kamu mau kan sayang..?? kata ayah’” – hal. 61

Andi
Perhatian serta penyayang, hal ini dapat dibuktikan :

“keke, Andi tau kamu marah kepada keadaan! Tapi buka menyiksa diri seperti ini bukanlah keke yang
sesungguhnya! keke yang sesungguhnya adalah seorang yang andi cintai dan seorang gadis yang tabah.

Keke yang Andi sayangi adalah putri yang selalu tersenyum dan riang dalam situasi dan keadaan apapun!” ujar
Andi – hal. 72

Pak Iyus
ia adalah seorang yang setia pada keluarga keke. Baik, penyabar serta perhatian kepada keke. Hal ini dapat
dibuktikan :

“Kamu tenang aja ke,.. ngga usah khawatir. Ada ayah, ada kakak Chika, ada kakak kiki dan pak Iyus yang
nemenin kamu kemana aja. Pokoknya kamu tenang aja….Mendingan kita lanjutkan makan kita ini,, oke??”
ujar pak Iyus sambil mengajakku bercanda – hal.113

Sahabat-sahabat keke
Baik, setia menemani keke pada saat-saat terakhir keke baik, setia kawan. Hal ini dapat dibuktikan :

“Hal pertama yang kulakukan ketika aku kembali ke bangku sekolah, yaitu… Kuletakkan tanganku dan
kusentuh dengan jariku. Rasa lembut meja coklat ini nyaris telah kulupakan. Fadha dan teman-temanku hanya
tersenyum padaku sambil berkata …”Welcome back, Keke …!!!” Ujar mereka hal.99

Bibi
adalah seorang pembantu yang begitu baik dan perhatian pada keke. Hal ini dapat dibuktikan :
Ayah sudah menunggu bersama dengan sopirnya, Aku berlari menuju kursi belakang. kemudian ayah berkata
padaku, “Lama banget sih …. katanya mau latihan dulu sebelum upacara pagi ini dimulai!” “Aduh ayah… Maaf,
tadi kesiangan sedikit..”kemudian bibi memberikan roti kepada ayah untuk diberikan padaku”ini, makan roti
yang telah disiapkan bibi!” – hal.13-14

Kaka Kiki
ia adalah seorang yang suka bercanda dan cukup jahil pada keke, Hal ini dapat dibuktikan :

“ Kak kiki tidak percaya begitu saja. Waktu aku lengah, ia langsung mencopot kacamata hitamku. dan akhirnya
semuapun tau. Benar saja dugaanku!! Tawa kakaku meledak dan dia terlihat senang melihat wajahku.

Untung ayah langsung melotot ke arah kakak dan kak kiki pun terdiam. Ayah memperhatikan keadaan
mataku. Ia sedikit panik melihat aku dapat tertular penyakit mata karena sejak kecil bisa dibilang aku jarang
sakit.” – hal. 29

Angel
Diceritakan Angel adalah sosok orang yang memiliki sifat ; norak, sombong dan senang mengejek temannya.
Hal tersebut dapat dibuktikan :

“Aduh, sepertinya kalau memang dengan keadaan musuh yang sakit ngga enak juga ya?? Tapi apa boleh
buat… Kita terpaksa harus menang dengan keadaan kayak gini!!” Fadha langsung bangkit. Aku menarik
tangannya untuk melayani ejekan Angel.

“Oops. Awas ada yang mau nabrak. sebaiknya simpan saja tenaganya buat ngalahin kita…Daa,, “Ucap Angel
sambil meninggalkan kami.” – hal.33

Dr. Adi Kusuma


Diceritakan ia adalah seorang dokter yang pertama kali merawat keke saat keke sakit. Dr. Adi sangat baik
dalam merawat kek. Hal ini dapat dibuktikan :

“Jadi, keke kenapa dok?? kok sakit mata sampai mimisan gitu??” Hmm… Sampai sejauh ini saya kira sinus.
Namun belum tau juga kalau belum di Ronsen. Sekarang saya tulis resep saja.

Kalau bisa sih keke jangan sekolah dulu selama proses pengobatan…” “iya…” Jawabku singkat. “Obat ini
diminum dulu secara teratur selama lima hari. Jika tidak ada perubahan, saya akan buat surat pengantar ke
dokter THT (telinga hidung tenggorokan). “Ujar dokter Adi Kusuma. – hal. 35-36

Prof. Mukhlis
Diceritakan ia adalah seorang profesor yang ahli di bidang kanker. Prof Mukhlis sangat berjuang dalam
mengatasi penyakit kanke keke. hal ini dapat dibuktikan :

“Kita coba lakukan hal yang sama, yakni dengan proses kemoterapi satu seri lagi, dilanjutkan dengan
Radioterapi dengan sinar. Jika ini belum berhasil maka akan saya diskusikan dengan teman-teman saya di
Universitas Indonesia. Kita berdo’a saja, semoga dengan cara ini akan berhasil.” – hal.115

SETTING/LATAR
Latar tempat : Penggambaran latar tempat dalam novel ini adalah di Kota Jakarta. lebih tepatnya di kawasan
Green Garden-Jakarta menuju ke Pedagang Kaki lima.
Latar waktu : Latar waktu dalam novel ini adalah pagi, siang dan malam hari
Suasana kejadian : Kesedihan, membahagiakan dan mengharukan
ALUR/PLOT
Dari kutipan di novel ini mempunyai alur yang bersifat maju. Jalinan cerita disusun berdasarkan urutan waktu
yang berjalan ke depan. Bukan berbalik ke masa lampau/lalu.

Tahap perkenalan konflik


Tahap perkenalan ini dapat kita simak dari bacaan hal.5 :

“Hai sobat… kenalkan. Namaku Gita Sesa Wanda Cantika. Terlalu panjang ya.. Ok! Supaya gampang sebut saja
namaku keke. Aku adalah anak ke 3 dari 3 bersaudara. Aku mempunyai dua kakak laki-laki, namanya juga
dipersingkat saja.

Panggil mereka Chiko yang tampan dan Kiki yang manis, hehe.. Jadi diantara keluargaku, aku adalah anak
perempuan satu-satunya. Chika adalah kakak tertuaku. Ia lebih tua delapan tahun dari aku.

saat ini selain kuliah ia juga bekerja di salah satu Free Magazine di Jakarta. Tentu saja ia adalah kakak
kebanggaanku karena dia dapat membagi waktu antara kuliah dan bekerja tanpa merepotkan orang tua.”

Tahap permunculan konflik


Tahap permuculan konflik ini dapat kita simak dalam hal. 28 :

Setelah kakaku sembuh, sepertinya ada yang aneh ketika aku terbangun di pagi hari. Aku merasa mataku
terasa perih. Aku segera melihat cermin di lemari kamar. Astaga! Mataku merah. Apa yang aku takutkan
benar-benar terjadi!!

Aku tertular penyakit mata dari kakak. Aku memang sudah berpikir akan menerima penyakit ini karena karma
meledak kak kiki. Kalau sudah begini aku hanya bisa pasrah. Mungkin aku dikutuk kakak karena ejekan pada
waktu itu.

Untuk menghindar keadaan memalukan. aku sengaja memakai kacamata hitam saat hendak akan makan pagi.
Rasanya malu sekali untuk makan pagi jika kakakku melihat wajahku ini.

Tahap pengikatan konflik


Tahap peningkatan konflik ini dapat di simak dalam hal. 34 (saat keke sedang bermain bola Volly) :

Saat bola volly melayang di depanku, Fadha berteriak kepadaku untuk mengoper bola padanya, namun
kepalaku merasa sedikit pusing sehingga akhirnya gagal. Mataku berkunang-kunang.

Tiba-tiba maya mendekatiku sambil berkata. “ Ke,,, hidung mu mimisan…” “Apa?” Aku menyadari seluruh kaos
olahragaku tersiram tetesan darah. Pertandingan lansung dihentikan.

Aku terkejut tak menyadari kalau hidungku mulai mengeluarkan darah segar. Dan aku mulai merasa tambah
sulit bernafas sehingga harus menggunakan mulut untuk bernafas.

Tahap Puncak
Pada tahap ini dapat kita simak dalam hal.39 (saat keke sedang diperiksa oleh Prof. Lukman) :

Aku hanya melihat ayah masih sempat bercanda denganku meski aku tau kami sendiri bingung dengan
permintaan Prof. Lukman padaku. Aku duduk di kursi yang ada di depan ruangan.

Sura yang ada di dalam tidak terdengar sehingga keadaan menjadi sunyi. Prof. Lukman mulai menghela nafas
untuk memulai pembicaraanya dengan ayah sambil memperhatikan hasil foto copy secenen kepalaku. “ Pak
jody…” Panggil Prof. Lukman kepada ayahki.
“iya, Prof. bagimana hasil diagnosa copy scenennya?.” tanya ayah. “hmm… mohon bapak kuat mendengar
semua ini! Jelas Prof. lukman yang mulai membuat ayah lumayan bingung. “Ada apa dengan putri saya,
Prof??” Tanya ayah. “Hasil diagnosa, menunjukkan secara positif putri bapak terinfeksi peyakit
Rabdomiosarkoma.” “hah?? Rabdi.. “Ujar ayah kesulitan mengulang kata-kata yang baru saja didengarnya.

“ya, Rabbomiosarkoma..penyakit ini secara luas dikatakan tergolong kanker.” “Astaga..Kanker?” Ayah
terkejut. “Benar, putri bapak positif terinfeksi penyakit Rabbomiosarkoma / dalam bahasa lokalnya adalah
kanker jaringan lunak!!”

Tahap penyelesaian konflik


Dalam tahap penyelesaian ini kita dapat menyimak dalam halaman hal.79-80 (pada saat penyembuhan
melalui tahap kometerapi) Percakapan ayah dengan Prof. Muklis :

“Prof..adakah cara lain untuk putri saya? karena dia adalah putri saya satu-satunya yang saya miliki. Saya tidak
sanggup melihat ia kelak menatap masa depan tanpa wajah yang sempurna!! “Ujar ayah sambil menangis.

“Saya mengerti pak., saya mengerti!! walaupun ada cara lain saya tidak yakin ini bisa berhasil.!!” Ayah bangkit
dan seperti terjadi harapan mendengar kalimat itu. “Apapun caranya selain operasi, Saya rela Prof. saya tidak
ingin terjadi hal yang buruk akibat operasi ini dan menjadikan masa depan putri saya sebagai taruhannya!”
Jelas ayah.

Prof. Mukhlis hanya diam sejenak dan mulai berbicara pilihan lain.”kemoterapo.. Mungkin cara ini bisa
membuat keke sembuh, namun saya tidak menjamin sama sekali. Saya akan berusaha supaya cara ini
berhasil!”

“Apa itu kemoterapi?’’ Tanya aya. “kemoterapi sejenis pemberian obat-obat tertentu melalui darah yang
dapat membunuh pertumbuhan sel kanker. Obat ini adalah obat keras. Pada kasus putri anda karena masih
kecil, saya hanya takut adanya penolakan dalam tubuhnya!!”

Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang terdapat dalam novel ini cukup bagus. Dengan kecerdasan kalimat dan kelembutan bahasa
tanpa adanya unsur repitif yang membosankan. Setiap kata yang tercurahkan memiliki banyak bahasa
sekaligus makna apik yang berbeda disetiap balik kalimat-kalimatnya.

Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah orang pertama pelaku utama yakni “aku”

Dapat dibuktikan dari sepenggal kata berikut : Hai sobat… Kenalkan. Namaku Ginta Sesa Wanda Cantika.
Terlalu panjang ya …. Ok! Supaya gampang sebut saja namaku keke.

AMANAT YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN


> Amanat yang terdapat dalam novel ini adalah jangan mudah menyerah dalam menjalani hidup ini, walau
harus menderita.

> Syukuri dengan apa yang telah kamu miliki karena belum tentu orang lain memiliki apa yang kamu miliki .

UNSUR EKSTRINSIK NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN


Latar belakang pengarang novel
Agnes Dovanar ialah seorang fenomenal dalam dunia sastra. ia mengawali karirnya sebagai seorang penulis
amatir di sebuah blog. Kemudian dengan cepat berkembang menjadi penulis yang mau belajar sampai
melahirkan novel ini dan 42 cerita pendek yang begitu melekat bagi semua pembaca blognya.

Tidak heran jika sebuah kutipan dari sebuah portal infotmasi detik.com mengatakan “bahwa tidak sulit untuk
mencari karya dari seorang Agnes Davonar”. Keunikan sendiri terdapat dalam nama pengarang Agnes
Davonar. Agnes berasal dari namanya. sedangkan davonar diambil dari sebuah nama adiknya. bisa dikatakan
mereka berdua adalah saudara yang bersatu dalam meniti sebuah karya.

Agnes Lahir di jakarta pada tanggal 8 Oktober sedangkan adiknya Dovanor lahir di jakarta pada tanggal, 7
Agustus. Mereka berdua adalh saudara yang ahli dalam bidang seni.

Ayahnya adalah seotang pelukis kaligrafi China sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang
tangguh.

NILAI YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN


a. Nilai Agama

Dalam novel ini terkandung nilai keagamaan islami yang kental. Serta mengajarkan pada kita untuk lebih
bersyukur terhadap tuhan dan tidak menyombongkan diri.

b. Nilai Moral

Dalam novel ini terkandung nilai moral yang sangat baik, yakni ketika teman kekek mengejeknya, ia tetap
diam dan hanya tersenyum dengan ejekan itu. pada waktu keke jatuh sakit teman yang mengejeknya
memberi dukungan kepada keke untuk tetap kuat dan bertahan untuk menghadapi penyakitnya.

c. Nilai Sosial

Nilai sosial yang terkandung dalam novel ini adalah saling menolong dan memberi dukungan kepada sahabat
dan siapapun itu yang ada disekitar kita.

d. Nilai Budaya

Nilai budaya yang terkandung dalam novel ini adalah nilai-nilai budaya yang ada di jakarta, yakni budaya para
remaja di daerah jakarta dan daerah yang berada di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai