Anda di halaman 1dari 6

Judul: My Dream Story

Nama Penulis: Rahmat

Saat itu waktu menunjukkan pukul 11 malam. “Ramma... cepat tidur”,


terdengar suara ibu yang menyuruhku tidur.

“Iya... Bu, tinggal sedikit lagi”, ucapku sambil menikmati film


yang ku tonton. Biasanya aku memang tidur jam 10 malam, tapikan aku
sedang asik menonton film kesukaanku. Maklumlah, film kesukaanku
tentang dokter yang mengatasi pasien terkena wabah virus (Virus
Covid-19), karena cita-citaku jadi dokter jadi aku sangat termotivasi
dengan hal-hal mengenai kedokteran.

Sekarang memang waktunya tidur sih..., agar aku tidak


kesiangan besok kesekolah. Akan tetapi aku ingin sekali menyelesaikan
film ini. Nanggung bisa-bisa nanti kepikiran kalau belum selesai,
walaupun keadaan mataku sudah mengantuk berat.

Adegan film sekarang ini lagi seru. Seorang dokter bernama


Zhao Zhendong yang berasal dari China, ia berhasil menemukan sebuah
vaksin untuk virus ini. Wahh.... sekali hebat yah mereka semua.

Aku nonton sambil duduk dikursi depan meja belajarku. Ter-


dengar teguran-teguran dari ibuku tapi tidakku hiraukan, aku terlalu
asik menonton film dan tidak menyadari bahwa mataku sudah
terpejam.

“Bangun ... Bagun ....”, entah kenapa tiba-tiba ada suara yang
ingin membangunkanku. Pada saat aku membuka mataku, kenapa tiba-
tiba aku berada di ruangan pribadi dokter? “Ucapku sambil merasa
kebingungan.
“Dimana aku? Aku bertanya-tanya”

“Ayo dok keruang pasien secepatnya”, jawab seorang suster.


Belum sempat berpikir, aku lansung saja dihadapkan kejadian yang luar
biasa. Aku sekarang tiba di ruang pasien. Sekarang, banyak pasien baru
berdatangan akibat terjangkit virus ini (Virus Covid-19).

Bip... Bip.. Bip... terdengar suara alat pendeteksi denyut


jantung yang menandakan pasien sedang kritis. Bagaimana ini? Aku
tidak tau banyak tentang cara mengobati orang-orang yang terkena
virus, malahan aku belum tau apa-apa”, ucapku dalam hati sambil
kebingungan.

Yang lebih membuat diriku kaget, masih banyak pasien diluar


sana yang mengalami hal serupa. Semua pasien menjadi tanggung
jawabku padahal aku belum tau apa-apa sama sekali tentang semua
kesuliatan ini dan juga solusinya.

“Ayo...”, suster yang tadi membangunkanku menegurku saat


aku melamun,dia pun mengajakku ke ruang pasien satunya, aku pun
ikut dibelakangnya.“Kondisi pasien ini sangat parah, kemungkinan dia
tidak selamat”, ucapnya dengan perasaan sedih.

“Apa yang bisa kita lakukan?” tanyaku panik. “Tidak ada”,


jawabnya singkat. “Kita hanya perlu berdoa, mudah-mudahan amal
ibadahnya diterima di sisinya dan juga semoga keluarganya dapat
tabah dengan kejadian ini”. Ucapnya lagi. Aku hanya terdiam men-
dengarnya.

Tiba-tiba ditengah-tengah mimpiku, aku terjatuh dari kursi


meja belajar. “Akhh...”, jeritku yang merasa tubuhku jatuh kelantai dan
kepalaku rasanya sakit terbentur ke bawah.
“Aduuh...” aku merintih pelan. “Ramma.. kenapa kamu tidur
dikursi?” ucap ibuku yang terbangun mendengar jeritanku. Hmmm...
ternyata tadi aku bermimpi. Syukurlah itu hanya mimpi, aku kaget
sekali.

“Hmm... tadi Ramma ketiduran bu” jawabku sambil memegang


kepala yang masih sakit. “Ibu kan sudah bilang kamu seharusnya sudah
tidur. Sekarang pindah gih ke kasur, jangan lupa baca doa sebelum
tidur” pinta ibuku sambil berjalan kembali kekamarnya. Akupun
merapikan kasurku terlebih dahulu.

Ternyata, sekarang baru pukul dua pagi. Aku mencoba


memejamkan mataku, sambil terbayang dengan kejadian tadi.
Alangkah beresikonya menjadi seorang dokter, seorang dokter harus
siap menghadapi pasien dengan keadaan apapun serta kondisi apapun,
dan juga berani mengambil resiko dengan keputusan-kepuusannya.

Keesokan harinya kepalaku terasa pusing sekali, mungkin


pengaruh kurang tidur. Rasanya sangat berat, tapi yah mau bagaimana
lagi ini salahku karena kurang tidur. Aku juga harus cepat-cepat ke
sekolah, untungnya aku tidak terlambat.

Aku sampai di sekolah tepat waktu, dan jam pelajaran pertama


adalah mata pelajaran bahasa indonesia. Untuk hari ini materinya
tentang membaca sebuah buku, kemudian untuk tugasnya kami di
suruh membuat tulisan tentang topik yang kami baca.

Setelah Pak Bahri menerangkan semua hal-hal tentang tugas


kami, kami pun di suruh ke perpus mencari buku yang temanya sesuai
yang kita minati. Saat tiba di perpustakaan, aku langsung mengambil
buku yang berkaitan tentang dunia kedokteran.

Sembari membaca buku tentang kedokteran ini, aku sesekali


menggoyangkan kursiku. Kembali membayangkan kejadian tadi malam
ketika menghadapi pasien dengan kondisi kritis. Tiba-tiba ada yang
menepuk bahuku, aku sangat kaget karena aku kembali di ruangan
dokter. Dan aku bertemu dengan seorang dokter yang ada di film yang
ku tonton tadi malam. Dia memakai pakaian lengkap seorang dokter
pada umumnya. Wahh...ini kesempatan hebat, aku bisa bertanya untuk
kebutuhan tugasku.

“Apa kabar? Sapanya ramah. “Baik jawabku”. “Perkenalkan


namaku Zhao. Aku seorang dokter.” Ucapnya lagi sambil mengulurkan
tangannya. “Aku Ramma, aku tahu kakak seorang dokter, kelihatan
dari pakaian yang kakak pakai sih”, ucapku sambil menyambut tangan-
nya.

“Aku tahu, kamu mencari tahu tentang dunia kedokteran. Aku


akan menjelaskan semua yang aku tahu kepada kamu” ucapnya lagi.
“Wahh... terima kasih banyak kakak. Kebetulan aku mendapat tugas
dari guruku untuk membuat tulisan apa saja bentuknya dan dengan
tema sesuai kemauan sendiri.

“Tentunya kakak tahu banyak kan?” tanya Ramma. “Semoga


saja aku dapat menjawab semua pertanyaan darimu. Aku juga ingin
sekali mengenalkan banyak hal tentang dunia kedokteran”. “Baiklah....
apa yang ingin kamu tahu tentang dokter? Tanyanya.

“Kak... sebenarnya untuk secara umum apa sih dokter itu?”.


“Hmm... pertanyaan yang bagus. Nahh kakak kembali bertanya untuk
menurut Ramma sendiri apa itu dokter?” Kak Zhao kembali bertanya
kepadaku.

“Hmmm... menurutku pribadi sih seorang dokter itu adalah


orang yang menyembuhkan penyakit”. Jawabku tegas.

“Yahh... jawabanmu sudah tepat. Tapi untuk lebih tepatnya


dokter adalah seorang yang berfokus pada pengobatan masalah
kesehatan dan gejala yang dialami pasien. Di dalam masyarakat,
seorang dokter dapat bekerja di puskesmas, rumah sakit, ataupun
kelinik pribadinya. Tidak jarang, dokter dilibatkan dalam pembentukan
obat-obatan untuk penyakit-penyakit baru”.

“Jadi, untuk dokter yang pertama di dunia ini sebenarnya siapa


kak?” tanya Ramma.

“kalau berbicara dokter pertama di dunia, kita kembali ke


sekitaran tahun 2.600 SM, karena pada waktu itu sudah ada banyak
dokter serta ahli pengobatan. Dokter pertama yang ada di Mesir sekitar
tahun 2.600 SM bernama Imhotep,dia dikenal dengan pengetahuannya
dalam faal serta penyakit”.

Tringg... Tringg... Tringg...bunyi telpon berdering di sela-sela


pembicaraan kami, ternyata ada pasien dengan kondisi kritis. Pada saat
aku berlari ke ruang pasien bersama kakak tadi, tiba-tiba kakiku
terpleset jatuh ke lantai. Aduhh sakit sekali... seketika juga aku terjatuh
dari kursi perpustakaan. Bu teti yang sedang menjaga perpustakaan
menghampiriku. “Kamu tidak apa-apa nak?”. “Nggak apa-apa, Bu”,
jawabku malu-malu.

“Teng... Tongg...” terdengar bunyi bel istirahat. “Akhh...” aku


harus segera menyelesaikan tugasku ini jangan sampai bapak marah
padaku karena belum selesai. Dan berkat Kak Zhao, aku berhasil
mendapatkan bahan-bahan untuk tugasku. Terima kasih Kak Zhao,
sunggung petualangan yang sangat hebat. Ucapku dalam hati.

~ TAMAT ~
BIODATA PENULIS
Nama saya Rahmat. Lahir pada tanggal 07
September 2005 di Bone, Sulawesi Selatan. Saya
adalah anak tunggal dari pasangan H. Dahlan dan
Hj.Rosmiati. Hobi saya bermain alat musik sambil
menyanyi dan saya juga suka mempelajari suatu
hal yang berkaitan dengan sejarah. Cita-cita saya
ingin menjadi dokter dan dapat membahagiakan
kedua oran-tua saya tentunya. Kedua orang-tua saya adalah pekerja
keras demi membiayai anaknya, itu yang membuat saya lebih giat
dalam melakukan segala hal agar tidak mengecewakan mereka.

Anda mungkin juga menyukai