Kelas : IX. 11
Absen : 17
Menuju Dewasa
Oleh Lalu Irfan Kurniawan
Hari ini hari senin,haah hari yang paling di benciseluruh siswa karna
harus datang capat dan upacara.sampai di sekolah terlihat tawa para siswa
yang bercanda bersama teman temennya,menceritakan akhir pekan mereka
masing masing ,dan yang berlibur bersama keluarga,atau yang hanya diam di
rumah.sampai di kelas,sudah terlihatteman teman sedang bersiap siap untuk
mengikuti upacara.
Aku dan yang lain hanya ikut tertawa melihat ke hebohan mereka
berdu.pagi yang cukup terang, mungkin.
Bisik bisik terdengar dari para siswa,ada yang percaya dan panik,ada juga
yang meremehkan.aku sendiri bingung akan percaya atau tidak,yang penting
berharap semua akan baik baik saja.
Aku pingsan.
Haah ternyata aku masih hidup. Perawat datang dengan APD,baju aneh
seperti astronot,terlihat seperti terbuat dari plastik. Perawat memberitahu
bahwa aku terinferksi virus corona sejak 1 bulan lalu. Isi kepalaku kosong,tidak
tau harus berkata apa.
Tuhan mungkin tidak ingin aku tenang,dosaku terlalu besar untuk hidup
tenang. Perawat datang membawa kabar duka,lagi. Melihat ekspresi
perawat,perasaanku tidak enak.
Benar saja,mamaku....
Saat itu kondisiku yang mulai membaik tiba tiba menurun drastis.
Bagaimana tidak,sekarang aku sudah menjadi anak yatim piatu. Kurang dari
setengah tahun,tuhan sudah merebut kedua orang tuaku sekaligus. Selama di
sini,aku tidak pernah bertemu dengan mama,hanya btertukar kabar lewat
handphone. Terlintas dipikiranku kenapa tidak aku saja yang meninggal,kenapa
harus mereka. Sekarang aku harus hidup dengan siapa,aku harus mwngeluh
tentang sekolah kepada siapa,aku harus bermanja manja kepada siapa lagi.
Dengan ini aku belajar banyak hal dari yang Tuhan berikan kepadaku,aku
tidak lagi bertingkat seperti anak-anak yang banyak memberontak,karena
kejadain ini aku menjadi kepribadan yang lebih baik dari sebelumnya,Terima
kasih Tuhan.