Anda di halaman 1dari 4

PINDAH RUMAH

By: Galuh Rahma Aulia

Yuna berjalan menaiki tangga menuju kamarnya sambil membawa beberapa kardus
kosong, kamarnya yang terlihat sangat berantakan. Satu persatu barangnya ia kemas dan
masukkan ke dalam kardus kosong, satu persatu buku-bukunya ia maasukkan ke dalam
kardus,ntah berapa banyak kardus yang di butuhkan untuk mengangut bukunya yang
banyak itu. Yuna sedang bersiap untuk pindah rumah,bersiap untuk pisah rumah dengan
orang tuanya. Yuna memutuskan untuk tinggal sendirian,karena urusan pekerjan,Yuna tidak
enak hati kepaa orang tuanya karena ia harus bekerja dari rumah.

Yuna yang bolak balik mengambil buku melirik ke arah cermin,dan seketika teringat
pertama kali ia datang di tempat ini, awal mula karirnya yang sekarang ini bisa di bilang
cukup sukses. Waktu itu Yuna baru kelas satu SMA, Yuna yang sebenarnya berasal dari
Bali,dan harus pindah karena urusan pekerjaan orang tuanya. Yuna awalnya adalah anak
yang pendiam dan sangat jarang bicara,ia lebih senang duduk di depan meja belajar sambil
menulis diary atau cerita pendek selama seharian ketimbang harus keluar nongkorng dan
jalan-jalan seperti anak remaja lainnya.

Hari pertama di sekolah barunya, Yuna tampak ragu karena paling membeci keadaan
seperti ini,yaitu beradaptasi lagi dengan lingkungannya,dan harus berkenalan lagi dengan
orang baru. Yuna yang cukup lama berdiri di depan gerbang sekolah yang bertulisan “SMAN
22 JOGJA” ,akhirnya memberanikan diri untuk masuk,ia mencari-mencari diaman letak
ruang BP,mungkin karena yuna terlihat kebingungan,ia di teguh oleh salah satu staf.

“nak,ada yang bisa bapak bantu?’ tegurnya

‘eh,iya pakmaaf,ruang BP nya dimana ya,dari tadi muter-muter gak ketemu?”, jawab
yuna

“oooh,kamu tinggal lurus dari sini,nanti ada sebelah kanan tangga kamu belok
kanan,nanti dipintunya ada tulisan “ruang konseling”” jelas staf tersebut.
“oalah disana ya pak,makasi pak” jawab yuna sambil mengela nafas lega dan
kegirangan.

“sama-sama” jawab staf tersebut sambil terkekeh melihat tinggal yuna yang
kegirangan.

Yuna berjalan mengiringi guru BP di koridor sekolah menuju kelasnya,yaitu X MIPA 7.


Posisi kelas Yuna berada di lantai dua,Yuna sedikit khawatir karena banyaknya beredar
cerita-cerita menakutkan tentang murid baru,kebanyakan tentang seorang murid baru yang
dibully atau dikucilkan.

Tidak terasa Yuna berada di depan kelasnya. Yuna berjalan memasuki kelas setelah
guru BP,atmosper yang asing datang menyengat tubuh yuna,ia tidak sanggup melihat
tatapan teman-teman kelasnya yang penuh tanda tanya. Yuna di persilahkan untuk
memperkenalkan diri.

“halo,selamat pagi semua,perkenalkan nama saya Yuna Namira,bisa di panggil Yuna.


Yuna memperkenalkan diri dengan satu tarikan nafas,karena gorogi dan takut.

Salah satu murid bernama Galang mengajukan pertanyaan “ kamu pindahan mana ?”

“ oh iya lupa,aku pindahan dari Bali,sahut yuna menjawab pertanyaan Galang tadi.

Bisik-bisik terdengar dari teman-teman yang lain. Yuna semakin takut dan
memutuskan untuk diam tanpa mengreluarkan suara sebelum di berbicara. Kemudian guru
BP mempersilahkan Yuna untuk duduk di bangku nomer dua dari sebelah kanan bersama
seorang siswa yang bernama Dita. Yuna melangkah duduk dan guru BP meninggalkan kelas.

Yuna anak yang terkenal pendiam dan susah bergaul dari kecil,tidak ada satu patah
katapun yang keluar dari mulutnya. Dita yang juga merasa tidak enak akhirnya memulai
percakapan. Dita anak yang cerewet dan tidak bisa diam,sangat tidak enak rasanya untuk
tidak berbicara untuk waktu yang terbilang lama.

Akhirnya seiring berjalannya waktu,Yuna akhirnya bersahabat dengan Dita,selama 15


tahun hidunya,ia belum pernah memiliki sahabat,ia lebih memilih untuk berdiam diri di
rumah sampai ia tenggelam dalam hobinya. Yuna sudah menulis 20 buku diary dan sekarang
ia sedang menulis buku ke 21,Yuna juga sudah membuat 50 cerpen yang ia simpan di rak
buku. Tidak seperti ABG pada umumnya yang mengisi kamar mereka dengan foto-foto
bersama teman dan sahabat ataupun dengan album-album kpop yang di sukai banyak
remaja,Yuna malah memenuhi kamarnya dengan buku-buku. Cita-citanya menjadi seorang
penulis,tapi Yuna tidak ini di kenal. Di saat orang lain ingin terkenal,Yuna malah takut untuk
di kenal.

Karena sudah bersahabat dan Yuna percaya kepada Dita,Yuna memperkenalkan


salah satu tulisannya,awalnya Yuna ragu karena takut ceritanya jelek dan membosankan.
Namun respon Dita sangat bagus,bahkan Dita masih tidak menyangka bahwa Yuna selama
ini pandai menulis. Dita sangat kagum kepada Yuna,dan menyarankan Yuna untuk
mempublikasikan tulisannya dengan membuat blok pribadi.

”Sayang sekali jika tulisan sebagus itu harus di pendam,tulisanmu patut di kenal
dunia Yuna “. Tegas Dita setiap membahas tentang membuat blok.

Jawaban yuna selalu sama setiap di bilang begitu. “ nanti kalau orang-orang tidak
suka bagaimana?,nanti kalau orang-orang malah membully tulisanku bagaimana?nanti
kalau....”

“ Yunaaaa,tolong yaa ,kamu itu banyak “nantinya” kamu gak bakalan tau nantinya
seperti apa kalau kamu belum coba Yunaaa” sahut Dita menyela alasan Yuna,karena sudah
sangat geram dengan alasan yang di berikan Yuna.

Setelah sekian purnama,Dita akhrinya berhasil membujuk Yuna yang keras


kepala,Yuna membuat blok pribadi dan memasukkan salah satu cerita yang ia buat . dan
dari sanalah awal dari karirnya yang sekarang ini,karena itu Dita adalah salah seorang yang
berperan penting dalam hidupnya.

Beberapa tahun berlalu dari sejak pertama Yuna membuat blok, ia berhasil
menyelesaikan satu buah novel dan sangat di sukai banyak orang, bahkan sudah mulai di
lirik oleh beberapa penerbit.

Sampai saat ini, di saat Yuna bersama kairinya yang sukses, Yuna selalu bersyukur
mempunyai sahabat seperti Dita. Bahkan di setiap bukunya,Yuna selalu menyantumkan
nama Dita di sana. Yuna terkekeh mengingat masa-masa dimana ia masih sangat tertutup
dan datanglah seorang Dita sebagai menyelamat.

Yuna melanjutkan beres-beresnya, karena masi banyak yang harus di kemas. Yuna
akan selalu mengingat kisah hidupnya ini, bahkan ia berencana untuk membuat buku,tapi
karena sibuk dengan salah satu bukunya yang akan di filmkan. Pindah rumah memang
merepotkan,ia harus berpisah dengan rumah yang menjadi saksi bisu perjalanan
karirnya,sedih rasanya,tapi sampai kapan ia akan membebani orang tuanya,dan kadang
membereskan barang-barang seperti ini membuat nostalgia. Dan terima kasih yang paling
besar kepada Dita dari Yuna.

Anda mungkin juga menyukai