Anda di halaman 1dari 3

Aturan utk cerpen :

- Size A4
- Margin (top : 4cm, left : 4cm, bottom : 3 cm, right : 3cm)
- Font : times new roman uk 12
- Spacing 1,5
- Minimal 3 page
JUDUL : Terlambat
TOPIK/TEMA : memendam rasa
Tokoh : Zhoni Lidiyanto (mc), Ningsih Gualini (mc), Bennedeta Doulina,
Latar : SMA Liyue Bintang Permata, Kelas
Sudut pandang : orang ketiga serba tahu
Alur :
- Orientasi ->
Hari pertama sekolah, Zhoni Lidiyanto akhirnya memasuki SMA
impiannya yaitu SMA Liyue Bintang Permata. Zhoni memasuki kelasnya
yang terletak di lantai pertama. Posisi kelasnya cukup strategis yang
dekat pintu masuk dan di sebelah toilet. Kelasnya masih kosong. Kursi-
kursi masih terletak di atas meja, jendela kelas yang masih tertutup juga
membuat suasana kelas bagaikan hutan di tengah malam. Zhoni pun
berinisiatif untuk membuka jendela kelas sehingga ada cahaya masuk.
Zhoni memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela. Ia duduk di
barisan kedua. Tidak lama kemudian, datanglah seorang siswi yang
terlihat sangat anggun. Auranya sangat kuat dan ia terlihat elegan.
Rambutnya yang panjang tertiup oleh angin yang masuk dari jendela
yang terbuka. Ia berjalan pelan menuju kursi yang ada di depan Zhoni. Ia
menarik kursi tersebut dan menaruh tasnya di atas kursi sambil
tersenyum manis pada Zhoni. “Sepertinya hanya kita berdua yang ada di
kelas untuk saat ini,” ucap sang siswi. Detak jantung Zhoni tiba-tiba
berdetak cepat. Ia terdiam dan tidak tahu harus berkataapa. Siswi
tersebut tersenyum kembali sambil berkata, “Oh iya aku lupa
memperkenalkan diri, namaku Ningsih. Aku ingin meminta bantuanmu
untuk membawakan beberapa pot ke dalam kelas.” Zhoni pun
menganggukkan kepalanya menandakan ia setuju untuk membantu
Ningsih. Saat mereka berjalan ke luar menuju taman, tiba-tiba seorang
gadis berlari ke arah mereka. Gadis tersebut langsung memeluk Ningsih
dengan erat dan berkata “Niiinggggg akhirnya kita sekelas setelah
berapa abad!” Ningsih tertawa kecil karena tingkah temannya itu.
“Benned sepertinya kau harus melepaskan pelukannya, kau tidak lihat
aku sedang menuju ke taman dengan anak ini?” ucap Ningsih. “Ning
mengapa kau jalan berdua saja dengan lelaki ini? Siapa Namanya?”
Zhoni tiba-tiba berhenti berjalan dan berkata, “Ah aku lupa memberi
tahu namaku. Aku Zhoni, semoga kitab isa menjadi teman.”

- Masalah/konflik
Zhoni menaruh rasa pada Ningsih namun ia masih tidak yakin dengan
perasaan Ningsih. Ningsih sebenarnya tahu kalau Zhoni menyukainya
dan Ningsih menyukainya juga. Namun Bennedeta bersikap aneh dan
tidak seperti biasanya. Ia menjadi sensitif di dekat Ningsih dan Zhoni.
Ningsih mengira kalau Bennedeta menyukai Zhoni juga dan ia merasa
cemburu padanya. Jadi Ningsih merasa bingung apakah ia harus
mengalah atau memperjuangkan cintanya.

- Klimaks
Benneddeta akhirnya pindah keluar kota sambil memberikan suatu surat
pada ningsih dan Zhoni dan meminta mereka untuk membuka surat
tersebut ketika mereka sudah menikah di masa depan. Bennedeta
merasa yakin kalau Zhoni dan Ningsih merupakan jodoh.

- Resolusi
Sudah 7 tahun setelah kejadian tersebut. Zhoni dan Ningsih sudah
menikah dan memiliki 2 anak bersama. Mereka teringat dengan surat
terakhir dari Bennedeta sebelum mereka benar-benar kehilangan
kontak.

- Ending
Isi dari surat tersebut adalah “Hai Zhoni dan Ningsih… Aku yakin kalian
sedang membaca surat ini bersama-sama. Aku tidak yakin kapan kalian
akan membaca ini tapi aku harap kalian berdua lah orang yang membaca
surat ini. Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Mungkin aku akan
menjelaskan mengapa aku bersikap seperti orang yang cemburuan
terhadap Zhoni. Sebenarnya aku menyukai Ningsih. Sudah sejak awal
aku masuk ke sekolah ini dan bertemu dengannya, aku jatuh cinta
padamu Ning…. Maafkan aku Zhoni tapi aku merasa sangat cemburu
ketika melihatmu bersama Ningsih menjadi sangat akrab. Namun aku
sadar kalau aku bukanlah orang yang dicintai oleh Ningsih. Aku bisa
mengalahkan 1000 orang yang menyukaimu Ningsih, namun aku tidak
bisa mengalahkan 1 orang yang kamu sukai. Yah aku harap dengan
kepergianku ini kalian dapat hidup dengan lebih tenang dan kalian harus
bahagia. Oh iya satu hal lagi, aku sebenarnya bukan seorang perempuan.
Aku tidak tahu mengapa tetapi selama ini tidak ada orang yang sadar
bahwa aku ini laki-laki. Maaf jika kalian merasa terbohongi namun inilah
kenyataannya. Tertanda Benned.”

Anda mungkin juga menyukai