PROPOSAL
Oleh:
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki hutan tropis yang kaya akan beraneka ragam tumbuhan
yang dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, daun, sampai buah dan dapat
digunakan sebagai obat untuk kesehatan serta berasal dari berbagai suku yang berada
merupakan suatu kenyataan yang bersifat empiris, dan sering diramu sendiri oleh
masyarakat dengan menggunakan bahan baku yang berasal dari tanaman di kebun
Pngamatan awal Dari data survei yang dilakukan, masyarakat memiliki kebiasaan
berobat dengan ramuan obat tradisional untuk mengobati penyakit kanker, kencing
manis, wasir atau ambeien serta penyakit lainnya. Masyarakat setempat sejak dulu
secara turun-temurun telah memanfaatkan tanaman obat dengan nama daerah seperti
sopiu, mio no, pnia fui, pesine juga digunakan kusambi, kabesak, pepaya, kulit jeruk,
Penelitian sejenis telah dilakukan oleh Boysala pada tahun 2016 tentang kajian
Tengan Utara dan penelitian Wahyuningsi pada tahun 2017 tentang kajian
Timor Tengah Selatan belum pernah dilakukan, selain itu masyarakat di Desa Tetaf
alternatif.
B. Rumusan Masalah
Apa saja tanaman obat yang dipakai oleh masyarakat , di Desa Tetaf
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tanaman obat yang ipakai oleh masyarakat di Desa Tetaf
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui nama lokal, nama Indonesia tanaman yang digunakan oleh
pengobatan penyakit.
b. Mengetahui bagian yang digunakan dan cara penggunan tanaman obat yang
c. Mengetahui khasiat dan aturan pakai dari tanaman obat yang digunakan oleh
penyakit.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman, kemampuan dan wawasan dalam pemanfaatan
2. Bagi Institus
Sebagai informasi bagi penelitian sejenis dan penelitian lanjutan yang lebih
baik.
E. Tinjauan Pustaka
1. Etnofarmakologi
Etnofarmakoligi berasal dari tiga kata, yaitu ethnos (Yunani) yang berarti
rakyat atau bangsa farmakon (Yunani) yang artinya obat dan logos berarti ilmu,
Etnofarmakologi terkait dengan beberapa bidang ilmu seperti ilmu botani, ilmu
farmasi, dan aspek sosial serta kultur budaya masyarakat (Martin, 1998). Kajian
sekunder yang terkanung dalam suatu bahan (Hartato, 2014). Menurut Mierelami
merupakan cikal bakal dari obat modern. Sebagai contoh adalah kina yang berasal
efektif sehingga takaran dan khasiatnya dapat diukur, hal ini membuktikan bahwa
masyarakat pada zaman ini sangat berperan dalam pengembangan obat modern
(Anonim, 2011).
hari adat atau suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai data botani
penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tapi
mengandung efek resultan /sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati
(Flora, 2008).
medis.
3) Tumbuhan obat potensial merupakan spesies tumbuhan yang diduga
Ada tiga hal yang bisa menjadi alasan kuat tumbuhan untuk dikatakan
kekurangan, yaitu :
farmakologis.
dan degeneratif.
Tanaman yang digunakan sebagai obat sangat beragam, oleh karena itu
pengolahannya.
1. Identifikasi
Perlu diperhatikan bentuk tanaman dan uraian tanaman yang cukup jelas
sehingga dapat diketahui ciri-ciri tanaman obat yang dimaksut, karena banyak
tanaman yang mirip tetapi tidak berkhasiat atau mempunyai khasiat yang
berbeda.
2. Waktu penggunaan
Guna mendapatkan bahan obat yang terbait dari tanaman, perlui perhatika
tanaman yang digunakan sebagai obat terdiri dari bagian daun, kulit, batang,
buah, biji, bahkan bagian akar. Pedoman waktu pemetikan tanaman secara
umum yaitu :
masak.
a) Akar (Radiks)
misalnya akar kuning, genoak, sambiloto, pecah piring, mahoni, akar bunga
b) Umbi (tuber)
(Lero, 2006).
c) Rimpang (rhizoma)
memiliki sifat keras dan mudah rapuh. Tanaman yang termasuk dalam
d) Batang (cauli)
Batang merupakan bagian dari tubuh tanaman. Ada tanaman yang jelas
keluar dari akarnya. Tanaman jenis ini akan tampak batangnya setelah
berbunga. Pada batang dapat diambil kulit kayu (merupakan bagian terluar
dari batang) dan kayu (merupakan batang tanpa kulit) (Dalimartha, 2008),
ramuan obat. Kulit batang umumnya diambil dari bagian kulit terluar
meliputi kulit batang, cabang atau kulit akar, sampai ke lapisan epidermis
kembang merah, pohon waru, damar merah, dan kayu manis (Luan, 2016).
f) Daun (folium)
pada umumnya daun berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau dan
memiliki bagian-bagian utama seperti pangkal daun, pelepah atau upih daun,
tangai daun dan helai daun. Struktur luar dan dalam berkaitan dengan
perannya dalam proses fotosintesis dan transpirasi. Daun biasanya rata dan
dalam helai daun juga terapat jaringan pembulu (Ritnasari, 2008; Mulyani,
daun sendokan, beluntas, salam, kaca piring, kecubung, daun katuk, dan
g) Bunga (flos)
bagian steril dan bagian fertil (Ratnasari, 2007), misalnya alang-alang, aren,
matahari, mawar, delima, kaca piring, kapas, ketela, nanas, nangka, dan tahi
h) Buah (fruktus)
Buah adalah bagian tanaman yang berasal dari bunga. Buah dihasilkan
dari penyerbukan putik oleh benang sari, didalam buah terdapat biji, yang
i) Biji (semen)
Biji diambil dari buah yang telah masak, sehingga umumnya sangat
keras. Bentuk dan ukuran biji pun bermacam-macam, tergantung dari jenis
obat, antara lain pinang, pala, kedelai, mahoni, kusambi, dan kapas
(Prasetyono, 2012).
j) Herba (herbs)
Herba merupakan seluruh bagian tanaman obat mulai dari akar, batang,
daun, bunga dan buah, misalnya putri malu dan meniran (Dalimartha dan
Arian, 2013).
4. Cara pengolahan
umumnya dilakukan dengan cara yang cukup sederhana yang dapat dilakukan
oleh setiap pasien yang menggunakannya, tidak tergantung pada sang dukun.
a) Direbus
b) Ditumbuk
dicampur dengan air sedikit lalu digosokan pada perut untuk mengobati
sakit perut.
c) Dipanaskan / dibakar
dibakar lalu diramas dan diambil airnya untuk diminum, misalnya daun
melahirkan.
d) Dikikis
Pada cara ini biasanya didahului dengan mebersihkan kulit luar tumbuhan
hingga kulit batang dan akar, seperti akar Gagala (Esmoium Trismolia)
dikikis kemudian di campur dengan air, diperas dan diminum airnya untuk
e) Diseduh/ direndam
f) Diparut
Umumnya cara parut dilakukan pada bahan baku obat yang strukturnya
g) Diperas
Cara perasan dilakukan dengan mempersiapkan terlebih dahulu air yang
untuk diminum.
h) Langsung digunakan
muntaber.
Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa kita telah mengenal dan
lainnya. Berbagai macam tumbuhan, akar-akar, dan bahan alamiah lainnya diracik
ramuan tersebut digunakan pula untuk menjaga kondisi agar badan tetap sehat,
fisik dan mental. Selain itu, diefinisikan sebagai cara pengobatan yang dipilih
oleh seseorang bila cara pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang
kompres, akupuntur, dan sebagainya serta obat raisional atau traditional drugs
yaitu menggunakan bahan-bahan telah yang tesedia dari alam sebagai obat untuk
menyembuhkan penyakit. Obat traisional ini terdiri dari tiga jenis yaitu pertama
dari sumber nabati yang diambil dari bagian-bagian tumbuhan seperti buah, daun,
kulit batang dan sebagainya. Kedua, obat yang diambil dari sumber hewani seperti
dari sumber mineral atau garam-garam yang bisa didapatkan dari mata air yang
dari dikeluarkannya keputusan ini adalah agar dalam ketersediaan obat tradisional
dapat menjamin mutu, khasiat, dan keamanannya dan dapat teruji secara ilmiah
dan dapat dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun untuk
pelayanan formal.
tanaman dengan cara diminum, ditempel, dimakan, atau diremas ini dilakukan
untuk menapatkan efek terapi yang diinginkan. Dalam era ini, penggunaan
tanaman obat masih sering digunakan oleh masyarakat sekitar. Ini sesuai dengan
secara empiris dan ramuan tradisional, dalam penggunaan obat ini tidak hanya
sebagai obat saja namun juga dapat digunakan sebagai pemeliharaan kesehatan
(Stepanus, 2011).