Anda di halaman 1dari 6

TUGAS DASAR MANAJEMEN

KEL 6

DI SUSUN OLEH :

1. Silvi Islamatus Sa’diyah 20104011058


2. Alfi Afifah 20104011067
3. Haidar Umam 20104011078
4. Hafiz Chairul Firmansyah 20104011083
5. Muhammad Nur Kholidin 20104011061

1. Strategi merupakan rencana terbaik untuk mencapai tujuan, kebijakan


merupakan aturan untuk dasar dalam mengambil keputusan.
2. Iya ada, ini dilakukan untuk menciptakan organisasi terbaik dan harus
dituangkan dalam dokumen kerja untuk menjadi panduan dalam menghadapi
perubahan eksternal dan internal.
3. Manajer gaya lama menganggap diri mereka sebagai boss, sedangkan manajer
gaya baru menganggap diri mereka sebagai sponsor, pemimpin kelompok atau
konsultan internal. Beberapa perbedaan lainnya adalah manajer gaya lama
mengambil keputusannya sendiri, dan manajer gaya baru mendengarkan
masukan dari orang lain dalam pengambilan keputusan. Akibatnya manajer gaya
lama bekerja lebih lama sedangkan manajer gaya baru bekerja lebih
mengutamakan hasil.
4. Perbedaan tim dan kelompok adalah kelompok terbentuk dari 2 individu atau
lebih yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan tim adalah pengembangan energi positif secara terkoordinasi
sehingga mendapatkan hasil yang lebih besar. Dan panitiabmerupakan kelompok
orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mempertimbangkan atau mengurus hal-
hal yang ditugaskan kepadanya komite
5. Yang dimaksud dengan pendekatan kontingensi (contingency approach) adalah
cara penerapan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi
kehidupan nyata. Iya setisp manajer dapat bekerja dengan cara yang berlainan
tergantung dengan situasi dan kondisi dari perusahaan atau masalah yang sedang
dihadapi.
6. Teori Penguatan Skinner. Teori proses motivasi yang terakhir didasarkan atas
pemikiran B.F.Skinner, yang mengacu pada teori penguata, yaitu terdapat
prinsip bahwa perilaku manusia merupakan fungsi dari konsekuensi. Dalam hal
ini rangsangan (stimulus) menyebabkan timbulnya respon (respons), yang pada
gilirannya mendatangkan konsekuensi (consequence). Mata rantai ini berkaitan
dengan tipe-tipe penguatan (reinforcment), yang terdiri dari empat tipe:
penguatan positif (positive reinforcment), pembelajaran penolakan (avoidance
learning), peniadaan (extiction), dan hukuman (punishment).
7. Manajemen amerika berorientasi pada kepriadian dan mengevaluasi individu
sedangkan manajemen jepang lebih untuk mengatur kerja kelompok dan
mencapai harmoni dalam tim.

8. Berdasarkan Waktu
 Tindakan Preventif
Pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan
sosial. Hal ini bertujuan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma
sosial. Contohnya, guru menasihati murid agar tidak terlambat datang ke
sekolah.
 Tindakan Respresif
Pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya penyimpangan
sosial. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah
terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dengan cara menjatuhkan
sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Contohnya, sanksi
skors diberikan kepada siswa yang sering melanggar peraturan.
 Tindakan Kuratif
Pengendalian sosial yang bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang
dilakukan pada saat terjadi penyimpangan sosial. Contohnya, seorang
guru menegur dan menasihati siswanya karena ketahuan menyontek pada
saat ulangan. Bertujuan untuk memberi penyadaran kepada perilaku dan
memberi efek jera.
Berdasarkan sifat
 Pengendalian Resmi
Pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan oleh lembaga resmi
negara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan sanksi
yang jelas dan mengikat. Pengendalian resmi dilakukan oleh aparat
negara, seperti kepolisian, satpol PP, kejaksaan, ataupun kehakiman
untuk mengawasi ketaatan warga masyarakat terhadap hukum yang telah
ditetapkan.
 Pengendalian Tidak Resmi
Pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan tanpa rumusan
aturan yang jelas atau tanpa sanksi hukum yang tegas. Meskipun
demikian, pengendalian tidak resmi juga memiliki efektivitas dalam
mengawasi atau mengendalikan perilaku masyarakat. Hal ini
dikarenakan sanksi yang diberikan kepada pelaku penyimpangan berupa
sanksi moral dari masyarakat lain, misalnya dikucilkan atau bahkan
diusir dari lingkungannya. Pengendalian tidak
resmi dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh adat, ataupun tokoh
agama yang memiliki kharisma dan dipandang sebagai panutan
masyarakat.
9. Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya
sesuai dengan jumlah yang dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In Time
(JIT) adalah untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam
produksi (overproduction), persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan
juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting). Dalam menjalankan
sistem produksi Just In Time atau sistem produksi JIT ini, diperlukan ketelitian
dalam merencanakan jadwal-jadwal produksi mulai jadwal pembelian bahan
produksi, jadwal penerimaan bahan produksi, jadwal jalannya produksi, jadwal
kesiapan produk hingga ke jadwal pengiriman barang jadi. Pada umumnya,
perusahaan-perusahaan manufakturing modern saat ini menggunakan berbagai
perangkat lunak (Software) yang canggih dalam merencanakan jadwal produksi
yang didalamnya juga termasuk mengeluarkan pesanan pembelian (purchase
order) dan pengendalian jumlah persedian (Inventory). Software Produksi
tersebut juga dapat melakukan penukaran informasi mulai dari Pemasok
(vendor) hingga ke Pelanggan (Customer) melalui Electronic Data Interchange
(EDI) untuk memastikan kebenaran sampai ke data-data yang paling rinci
(detail).
10. Keuntunan kode etik
 Profesional akan sadar menganai aspek moral dari profesi yang
dijalankannya. Melalui adanya kode etik, maka para profesional akan
bertindak dengan secara sadar dan tanggungjawab sebagaimana yang
dituntut dalam kode etik.
 Kode etik merupakan acuan yang dapat diakses secara lebih mudah.
Dengan demikian, maka dapat mengarahkan manajer untuk selalu
menjaga perhatiannya terhadap etika.
 Ide-ide dari kode etik akan diaplikasikan ke segala situasi. Melalui
manfaat ini maka kode etik berfungsi sebagai panduan normatif. Namun,
kdeo etik perlu untuk dimaknai ke dalam bahasa yang lebih mudah untuk
dipahami anggota profesi, sehingga akan dengan mudah diplikasikan
pada situasi-situasi tertentu.
 Anggota merupakan suatu keseluruhan yang akan bertindak dalam cara
yang lebih standar pada garis profesi. Adanya keragaman pandangan atas
nilai dan norma yang didasari oleh berbagai latar belakang diri
profesional akan tidak menguntungkan bagi pencapaian kinerja tertinggi
dari sebuah profesi karena adanya kode etik.
 Kode etik adalah standar pengetahuan untuk menilai perilaku
profesional. Kode etik sebagai pedoman perilaku profesional harus
ditaati. Sehingga, dengan perangkat standar ini, siapa saja akan lebih
mudah untuk menilai perilaku anggota dan sekaligus mengevaluasi
kebijakan asosiasi profesi.
 Anggota professional dapat lebih baik menilai kinerja dirinya sendiri.
Sehingga, kode etik berperan sebagai alat instropeksi diri sebelum
dirinya dinilai oleh pihak lain atas kinerja moral profesionalnya.
 Adanya kode etik akan membantu dalam menjaga kepercayaan publik
dan masyarakat akan selalu menghargai integritas profesi karena anggota
professional akan selalu menjaga perilakunya agar sesuai dengan kode
etik yang ada. Anggota dapat menyesuaikan perilakunya apabila dikritik
oleh nasabah. Hal ini menjadi penting untuk dapat menghindari
ketidakpastian penilaian atas perilaku profesional anggota.
KASUS 1 KELOMPOK 6

1. Keputusan melalui konsensus memiliki kelebihan dan kekurangan.•


Kelebihannya : Seorang wirausaha dapat lebih memanfaatkan perhatian pada
konsep, sementara anggota organisasi lainnya mengembangkan konsep dasar
tersebut menjadi sebuah keputusan konkrit dan dapat diambil.• Kekurangannya :
terlalu banyak orang yang dilibatkan, amak pengambilan keputusan memakan
waktu yang relatif lama dan biayanya yang relatif mahal.
2. pendekatan tim menanggulangi hambatan departemental dan memudahkan
koordinasi diantara berbagai divisi. Mereka mengakui bahwa rencana yang
disusun oleh kelompok boleh jadi memerlukan banyak waktu, tetapi
implementasinya lebih cepat. Lebih lanjut mereka mengemukakan bahwa
pendekatan tim mendorong para manajer untuk menggali lebih banyak
alternative dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara individual, dan
orang-orang dengan kelompok usia dan perspektif berbeda memiliki kesempatan
memberi masukan (input) masing-masing.
3. menurut humbold mengefektifkan tim dapat dengan cara menekankan
pengambilan keputusan melalui kelompok. Selain itu, pendekatan tim juga dapat
dilakukan guna memperlancar proses pengembangan manajer dan dapat
memudahkan koordinasi yang dilakukan oleh berbagai divisi

Anda mungkin juga menyukai