1) Tuliskan contoh dari bahan pembuatan sabun dibawah ini! (minimal 4)
a. Minyak b. Alkali c. Filler d. Builder 2) Tuliskan rumus molekul dari senyawa berikut dan pengaruhnya pada sabun yang dihasilkan! a. Palmitat b. Stearat c. Oleat d. Miristat e. Laurat 3) Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis surfaktan berdasarkan: a. Sifat kelarutannya b. Muatannnya 4) Jelaskan apa yang anda ketahui mengenaik kasus dibawah ini a. Bagaimana busa terbentuk dalam penggunaan sabun? b. Apa yang menyebabkan tangan kita keriput ketika menggunakan detergen? 5) Larutan Sodium Hidroksida 2 M 140 ml direaksikan dengan 80 gram minyak untuk membentuk produk utama berupa sabun. Reaksi berlangsung selama 30 menit dengan temperatur 351,15 oK dan menggunakan garam sebanyak 2,5 gram. Yield sabun sebesar 65%. Tentukan %konversi sodium hidroksida dan berat tiap komposisi produk akhir? 6) Jelaskan sifat-sifat sabun! 7) Apa perbedaan emulsi dengan buih? 8) Apa yang membuat sabun colet membentuk pasta? 9) Apa fungsi enzim pada deterjen yang umumnya digunakan pada biodeterjen? Sebutkan jenis enzimnya! 10) Apa yang membedakan produk sabun yang berasal dari lemak hewan dan minyak tumbuhan? Jawaban: 1. a. Natrium hidroksida (NaOH), Pottasium hidroksida (KOH), Natrium karbonat (Na2CO3), Ammonium hidroksida (NH3OH), Natrium silikat, dan Etanolamin. b. Minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak nabati lainnya, dan lemak hewaninya. c. TiO2 d. Natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat, zeolit, dan kompleks fosfat. 2. a. C16H32O2 : detergency yang baik pada suhu tinggi b. C18H36O2 : detergency yang baik pada suhu tinggi c. C18H34O2 : buih yang baik, lembut, larut d. C14H28O2 : buih, daya pencucian (detergency) baik e. C12H24O2 : buih yang cepat/banyak, rendah daya pencucian 3. a. i) Surfaktan yang larut dalam minyak : ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon; ii) surfaktan yang larut dalam pelarut air : golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu surfaktan anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya. b. i) surfaktan anionik : surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion. Contohnya adalah garam alkana sulfonat, garam olefin sulfonat, garam sulfonat asam lemak rantai panjang; ii) Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Contohnya garam alkil trimethil ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil ammonium; iii) Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contohnya ester gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan alkil amina oksida; iv) Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain. 4. a. Busa terbentuk sebelum terjadinya emulsi antara air dan minyak. Ketika sabun dicampur ke dalam air, gugus hidrofilik sabun mengikat air, sedangkan gugus lipofilik belum mengikat apa-apa. Agar gugus lipofilik tidak radikat lagi, untuk mencapai kesetimbangan, gugus ini mengikat udara sekitar (nonpolar) sehingga udara terjebak di dalam likuid (air) dan membentuk busa. b. Karena kulit tangan tersusun dari asam lemak sehingga dapat teriritasi oleh basa sabun atau istilah lainnya deterjen bersifat keras. 5. Penyelesaian Diketahui Berat Minyak : 80 gram NaOH : 2 M 140 ml BM Minyak : 890 gr/mol BM NaOH : 40 gr/mol BM Sabun : 306 gr/mol BM Gliserol : 92 gr/mol Perhitungan : Berat NaOH : massa NaOH 1000 2 M= x BM NaOH 140 ml Berat NaOH=11,2 g Perhitungan Secara Teoritis (limiting reactan = Minyak Sayur) 1) Mol minyak sayur = 80 gram = 0,0899 mol 890 gram/mol 2) Mol minyak sayur bereaksi = 0,0899 mol 11,2 gr 3) Mol NaOH = = 0,28 mol 40 gr /mol 4) Mol NaOH yang bereaksi = 3 × 0,0899 mol = 0,2697 mol 5) Mol NaOH yang bersisa = 0,28 mol ̶ 0,2697 mol = 0,0103 mol 6) Mol sabun terbentuk = 3 × 0,0899 mol = 0,2697 mol 7) Massa sabun yang terbentuk = Mol sabun yang terbentuk × BM sabun = 0,2697 mol × 306 gram/mol = 82,5169 gram 8) Mol gliserol = 0,0899 mol
Minyak NaOH Sabun Gliserol
Mula 0.0899 0.28 0 0 Bereaks i 0.0899 0.2697 0.2697 0.0899 Sisa 0 0.0103 0.2697 0.0899 Perhitungan Secara Praktek 1) Mol minyak sayur mula mula = 0,0899 mol 2) Mol NaOH mula-mula = 0,28 mol 3) % Yield sabun = Mol sabun secara praktek ×100 % Mol sabun secara teori 65 % = Mol sabun praktek x 100 % 0,2697 Mol sabun praktek = 0,1753 mol 4) Mol gliserol praktek = 0,0584 mol 5) Mol NaOH sisa = 0,28 mol - 0,1753 mol = 0,1047 mol 6) Mol Minyak sisa = 0,0899 mol - 0,0584 mol = 0,0315 mol Minyak NaOH Sabun Gliserol Mula 0.0899 0.28 0 0 Bereaks i 0.0584 0.1753 0.1753 0.0584 Sisa 0.0315 0.1047 0.1753 0.0584 Konversi NaOH = mol NaOH bereaksi = 0,1753 mol x 100 % = 62,6% mol NaOH mula-mula 0,28 mol
Berat tiap komposisi produk akhir
Minyak = 0.0315 mol x 890 g/mol = 28 gram
NaOH = 0.1047 mol x 40 g/mol = 4,189 gram Sabun = 0.1753 mol x 306 g/mol = 53,636 gram Gliserol = 0.0584 mol x 92 g/mol = 5,375 gram 6. Sifat-sifat sabun a. Sabun bersifat basa. Sabun merupakan garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Oleh Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa b. Sabun menghasilkan buih atau busa. Terjadi apabila larutan sabun didalam air di aduk. Tidak berlaku pada air sadah. c. Sabun bersifat membersihkan. Hal ini disebabkan oleh proses kimia koloid, dimana adanya gugus polar dan non polar pada sabun yang akan berikatan dengan kotoran dan air. 7. Beda emulsi dan buih Emulsi : koloid dengan pendispersi liquid dan terdispersi liquid. Buih : koloid dengan pendispersi liquid dan terdispersi gas. 8. Sabun colek termasuk sabun keras dan padat. Namun, ada agen pengatur kekentalan yang ditambahkan dalam pembuatan sabun colek, seperti STTP dan CMC, sehingga sabun ini membentuk pasta. Untuk mengatur kekentalannya, dosis air yang ditambahkan pada pembuatan sabun colek menjadi salah satu faktornya. Semakin sedikit air yang ditambahkan, semakin kental sabun colek, begitu sebaliknya. 9. Enzim yang umumnya ditambahkan dalam deterjen adalah enzim amilase, lipase, protease, dan selulase. Enzim-enzim ini mendegradasi amilum, lipid, protein, dan selulosa yang bertindak sebagai kotoran sehingga kotoran tersebut dapat dibersihkan. 10. Perbedaan hasil sabun dari minyak tumbuhan dan lemak hewan Minyak tumbuhan banyak mengandung asam laurat dan asam miristat sehingga sabun yang dihasilkan mudah larut dalam air dan berbusa banyak sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam stearate dan palmitat yang menghasilkan sifat kekerasan pada sabun