1
SINERGI MEMBANGUN OPTIMISME BANK INDONESIA
Ekonomi Global Berangsur Pulih
• Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2021 di Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok tercatat lebih kuat dari prakiraan. Kondisi tersebut
berdampak pada peningkatan permintaan produk dari berbagai negara termasuk Indonesia.
• Kenaikan permintaan semikonduktor didorong (a) digitalisasi global, (b) penerapan teknologi 5G, (c) investasi pada pusat data/layanan
cloud, di samping permintaan vehicles, electronics, s-phones
• Supply disruptions semikonduktor diperkirakan berdampak di jk. pendek (leadtime lebih panjang)
• Investasi baru untuk menambah kapasitas produksi telah dilakukan sejumlah perusahaan didukung insentif yg ditawarkan berbagai
negara, antara lain Tiongkok, Vietnam, AS.
DEMAND SEMIKONDUKTOR DIPERKIRAKAN TERUS MENINGKAT NAMUN SHORTAGE BERDAMPAK PADA LEADTIME (PERIODE PEMENUHAN)
AS masih mempertahankan kebijakan moneter ekstra akomodatif, namun terdapat risiko tapering lebih cepat karena ekspektasi
inflasi yang naik melebihi sasaran.
EKSPEKTASI INFLASI DORONG PERGERAKAN SHORT PELAKU PASAR EKSPEKTASI TAPERING PADA AKHIR
TERM RATES UST YIELD 10 TAHUN 2021 DAN AWAL 2022
Goldman - Kemungkinan mulai tapering pada 2H21;
Sachs
tapering pada awal 2022.
- Perkiraan pengurangan pembelian asset
sebesar $15Bn per FOMC meeting (8x); pause
melihat hasil taper 1-2 Tw sebelum mulai
menaikkan FFR di awal 2023.
2019 2020
2021
Komponen 2019 2020
I II III IV I II III IV I
Konsumsi Rumah Tangga 5.02 5.18 5.01 4.97 5.04 2.83 -5.52 -4.05 -3.61 -2.63 -2.23
Konsumsi Lembaga Nonprofit
16.96 15.29 7.41 3.53 10.62 -5.01 -7.82 -1.97 -2.14 -4.29 -4.53
Melayani Rumah Tangga
Konsumsi Pemerintah 5.22 8.23 0.98 0.48 3.25 3.77 -6.90 9.76 1.76 1.94 2.96
Investasi (PMTDB) 5.03 4.55 4.21 4.06 4.45 1.70 -8.61 -6.48 -6.15 -4.95 -0.23 PENJUALAN ECERAN NAIK
Investasi Bangunan 5.48 5.46 5.03 5.53 5.37 2.76 -5.26 -5.60 -6.63 -3.78 -0.74
Investasi Nonbangunan 3.69 1.96 1.95 -0.13 1.80 -1.46 -18.62 -8.99 -4.71 -8.38 1.39
Ekspor -1.58 -1.73 0.10 -0.39 -0.87 0.36 -12.02 -11.66 -7.21 -7.70 6.74
Impor -7.47 -6.84 -8.30 -8.05 -7.69 -3.62 -18.29 -23.00 -13.52 -14.71 5.27
PDB 5.07 5.05 5.02 4.97 5.02 2.97 -5.32 -3.49 -2.19 -2.07 -0.74
Sumber: BPS
SINERGI MEMBANGUN OPTIMISME BANK INDONESIA 6
Lapangan Usahan Utama Menunjukkan Perbaikan Kinerja
PERTUMBUHAN EKONOMI SISI LAPANGAN USAHA (%, YOY)
2019 2020 2021
Komponen 2019 2020
I II III IV I II III IV I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.82 5.33 3.12 4.26 3.64 0.01 2.20 2.16 2.59 1.75 2.95
Pertambangan dan Penggalian 2.32 -0.71 2.34 0.94 1.22 0.45 -2.72 -4.28 -1.20 -1.95 -2.02
Industri Pengolahan 3.85 3.54 4.14 3.66 3.80 2.06 -6.18 -4.34 -3.14 -2.93 -1.38
Pengadaan Listrik dan Gas 4.12 2.20 3.75 6.01 4.04 3.85 -5.46 -2.44 -5.01 -2.34 1.68
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8.95 8.33 4.85 5.41 6.83 4.38 4.44 5.94 4.98 4.94 5.49
Konstruksi 5.91 5.69 5.65 5.79 5.76 2.90 -5.39 -4.52 -5.67 -3.26 -0.79
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
5.21 4.63 4.43 4.24 4.62 1.57 -7.59 -5.05 -3.64 -3.72 -1.23
Motor
Transportasi dan Pergudangan 5.45 5.88 6.66 7.55 6.40 1.30 -30.80 -16.71 -13.42 -15.04 -13.12
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.87 5.53 5.41 6.41 5.80 1.94 -21.97 -11.81 -8.88 -10.22 -7.26
Informasi dan Komunikasi 9.06 9.60 9.24 9.71 9.41 9.82 10.85 10.72 10.91 10.58 8.72
Jasa Keuangan dan Asuransi 7.23 4.49 6.15 8.49 6.60 10.63 1.06 -0.95 2.37 3.25 -2.99
Real Estat 5.40 5.71 5.97 5.85 5.74 3.81 2.31 1.96 1.25 2.32 0.94
Jasa Perusahaan 10.36 9.94 10.22 10.49 10.25 5.39 -12.09 -7.61 -7.02 -5.44 -6.10
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
6.41 8.85 1.87 2.06 4.67 3.15 -3.21 1.82 -1.55 -0.03 -2.94
Wajib
Jasa Pendidikan 5.64 6.31 7.81 5.46 6.29 5.87 1.19 2.41 1.36 2.63 -1.61
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8.64 9.13 9.18 7.82 8.68 10.39 3.71 15.29 16.54 11.60 3.64
Jasa lainnya 9.97 10.72 10.71 10.78 10.55 7.09 -12.60 -5.55 -4.84 -4.10 -5.15
PDB 5.07 5.05 5.02 4.97 5.02 2.97 -5.32 -3.49 -2.19 -2.07 -0.74
Sumber: BPS
SINERGI MEMBANGUN OPTIMISME BANK INDONESIA
...tercermin dari berbagai indikator kinerja sektoral
Realisasi TW I’21 menunjukkan perbaikan LU industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi lebih baik dari prakiraan,
sementara Pertanian lbh rendah..
PROYEKSI DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN PROYEKSI KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK)
Memberikan PLJP/PLJPS kepada Bank Sistemik atau Bank Selain Bank Sistemik (Pasal 16 (1)(a) & 17)
1
Memberikan Pinjaman Likuiditas Khusus (PLK) kepada Bank Sistemik yang mengalami kesulitan likuiditas dan tidak
2 memenuhi persyaratan PLJP/PLJPS yang dijamin oleh Pemerintah dan diberikan berdasarkan Keputusan KSSK (Pasal
16(1)(b) & 18)
Membeli SUN/SBSN berjangka panjang di pasar perdana untuk penanganan permasalahan sistem keuangan yang
3 membahayakan perekonomian nasional, termasuk untuk tujuan tertentu khususnya dalam rangka pandemi COVID-19 (Pasal
16(1)(c) & 19)
Membeli/repo SBN yang dimiliki Lembaga Penjamin Simpanan untuk biaya penanganan permasalahan solvabilitas Bank
4 Sistemik dan Bank Selain Bank Sistemik (Pasal 16(1)(d) & 20)
Mengatur kewajiban penerimaan dan penggunaan devisa bagi penduduk termasuk ketentuan mengenai penyerahan,
5 repatriasi, dan konversi devisa untuk menjaga kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan (Pasal 16(1)(e)).
Memberikan akses pendanaan kepada korporasi/swasta dengan cara repo SUN/SBSN yang dimiliki korporasi/swasta
6 melalui perbankan (Pasal 16(1)(f)).
• Kemenkeu dan Bank • Penerbitan SUN/SBSN oleh Kemenkeu dan pembeliannya di pasar perdana oleh
Indonesia Bank Indonesia dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
menerapkan kaidah- a. Kemenkeu mengutamakan penggunaan sumber-sumber pembiayaan dari dana
kaidah kebijakan Pemerintah, seperti SAL, dana abadi, BLU, pembiayaan dari LN dan DN, dan/atau sumber
fiskal dan moneter lainnya,
yang prudent, serta b. mengutamakan mekanisme pasar;
tata kelola yang baik, c. mempertimbangkan dampaknya terhadap inflasi secara terukur;
transparan, dan
d. jenis dan karakteristik SUN/SBSN bersifat tradoble dan marketable untuk tenor di atas 12
akuntabel sesuai bulan; dan
ketentuan.
e. Bank Indonesia sebagai pembeli SUN/SBSN di pasar perdana merupakan last resort daiam
hal kapasitas pasar tidak mampu menyerap dan/atau menyebabkan kenaikan yield yang
terlalu tinggi.
*Dalam SKB I pembelian SBN di pasar perdana maksimum sebesar 25%, dan untuk SBSN maksimum sebesar 30%
2020 2021
Pembelian SBN Rp 473.5 triliun Rp 117.1 triliun
oleh Bank
Indonesia
*Pembelian dalam rangka KB I dan II sebesar Rp 473.5 triliun
**Per 21 Mei 2021, termasuk pembelian di pasar sekunder Rp8.6 triliun
4 MENGEMBANGKAN UMKM, EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH, PENDALAMAN PASAR KEUANGAN, DENGAN
BERKOORDINASI BERSAMA PEMERINTAH DAN INSTITUSI LAIN
SINERGI MEMBANGUN OPTIMISME BANK INDONESIA 18
Arah Kebijakan #1. Menjaga kondisi likuiditas tetap longgar melalui kebijakan
moneter akomodatif dan sinergi BI-pemerintah
• Kebijakan tersebut mendukung likuiditas perekonomian yang tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2)
yang tumbuh masing-masing 17,4% (yoy) dan 11,5% (yoy) pada April 2021. Pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh operasi keuangan
Pemerintah sebagai dampak sinergi kebijakan Bank Indonesia dengan Pemerintah dan penerimaan Pemerintah lainnya, serta
kenaikan aktiva luar negeri bersih, di tengah kontraksi pertumbuhan kredit
• Dengan perkembangan tersebut, kondisi likuiditas perbankan lebih dari cukup, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana
Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi yakni 33,67% dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,94% (yoy)
QUANTITATIVE EASING (QE) DAN PEMBELIAN SBN OLEH BI UANG BEREDAR DAN AL/DPK
#3
▪ Mendorong Pembiayaan UMKM
Mendorong Pembiayaan UMKM melalui ketentuan Ratio Pembiayaan
Inklusif Macroprudensial (RPIM)