Anda di halaman 1dari 37

Tarif Khusus

Pajak Penghasilan Bagi UMKM

UMKM Indonesia Welly Aditya Handy Trisna, S.E.


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2018
Tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
UMKM tulang punggung perekonomian

UMKM mendominasi perekonomian


• jumlah unit usaha (98,8% dari total unit usaha)
• tenaga kerja (96,99% dari total tenaga kerja)
• Produk Domestik Bruto (60,3% dari PDB)

8%
Resiliensi (Kemampuan Untuk Beradaptasi Dan Tetap Teguh Dalam
7%
Situasi Sulit), khususnya Usaha Mikro & Kecil 6%
Ketika usaha besar mulai melambat, usaha 5%
mikro-kecil cukup stabil (pertumbuhan PDB) 2010 2011 2012 2013

Data Kementerian Koperasi & UKM: http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm/


SUBJEK PAJAK

Orang Pribadi
Jangka waktu 7 tahun

Badan Usaha , berbentuk:


PT, dengan jangka waktu 3 tahun
CV, Firma, & Koperasi, dengan jangka waktu 4 tahun
Jangka waktu dihitung, sejak:
WP Lama : Tahun Pajak PP berlaku, 1 Juli 2018
WP Baru : Tahun Pajak terdaftar
WP TIDAK DIKENAI PP INI

1 WP yang memilih untuk dikenai Ketentuan Umum PPh


(Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan ke KPP dan pada Tahun Pajak-
Tahun Pajak berikutnya terus menggunakan Tarif PPh Pasal 17)
WP Badan yang memperoleh fasilitas PPh Pasal 31A UU
2 PPh (WP yang melakukan penanaman modal dibidang usaha tertentu dan/atau di daerah
tertentu yang mendapat prioritas nasional), atau PP 94 Tahun 2010 tentang
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan.

3
BUT (Bentuk Usaha Tetap)
(badan yang melakukan kegiatan usahanya di Indonesia, namun tidak didirikan dan tidak
berkedudukan di Indonesia atau berada di Indonesia kurang dari 183 hari dalam jangka waktu 1 tahun)

CV atau Firma yang:


4 •

dibentuk oleh beberapa WP OP yang memiliki keahlian khusus; dan
menyerahkan jasa sejenis dengan jasa sehubungan dengan
pekerjaan bebas
OBJEK PAJAK

Peredaran bruto Omzet ditotal dari


Penghasilan (omzet) setahun seluruh
dari USAHA* tidak melebihi gerai/outlet, baik
Rp. 4,8Miliar pusat atau cabang

*USAHA antara lain usaha dagang, industri, dan jasa, seperti misalnya toko/kios/los
kelontong, pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan
usaha lainnya
PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Merupakan jumlah peredaran bruto dalam 1 (satu) tahun dari


tahun pajak terakhir sebelum tahun pajak bersangkutan,
yang ditentukan berdasarkan keseluruhan peredaran bruto dari
usaha, termasuk peredaran bruto dari cabang

Dalam hal WP Orang Pribadi suami istri yang menghendaki


perjanjian pemisahan harta dan penghasilan secara tertulis
(PH) atau isterinya menghendaki memilih untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri
(MT), peredaran bruto tertentu ditentukan berdasarkan
penggabungan peredaran bruto usaha dari
suami dan isteri
BUKAN OBJEK

1 Penghasilan dari jasa sehubungan dengan Pekerjaan Bebas


Misalnya: dokter, pengacara, akuntan, notaris, PPAT, arsitek, pemain musik, pembawa
acara, dll

2 Penghasilan di Luar Negeri

3 Penghasilan yang dikenai PPh Final


Misal: sewa rumah, jasa konstruksi, PPh usaha migas, dan lainnya yang diatur
berdasarkan PP

4 Penghasilan yang dikecualikan sebagai


objek pajak
TARIF PAJAK

0,5% X Peredaran Bruto

*Pasal 2 PP 23 Tahun 2018


PELUNASAN PAJAK

Dipotong atau
Setor sendiri dipungut oleh
Pemotong atau
Pemungut *

*WP mengajukan Surat Keterangan ke KPP


Langkah-langkah
Pelaksanaan PP 23
DAFTAR NPWP
(Jika belum terdaftar)
PERSYARATAN

Fotokopi KTP

Surat pernyataan bermeterai


dari WP yang menyatakan
kegiatan dan lokasi/tempat
usaha
PERSYARATAN
Akte/dokumen pendirian
Fotokopi KTP & NPWP
salah satu pengurus
Surat pernyataan bermeterai
dari salah satu pengurus yang
menyatakan kegiatan dan
lokasi/tempat usaha
LANGSUNG SAMPAIKAN
KE KPP ATAU KP2KP

YANG WILAYAH KERJANYA MELIPUTI:


TEMPAT TINGGAL (WP OP)
TEMPAT KEDUDUKAN (WP BADAN)
JANGKA WAKTU HANYA
1 HARI KERJA
Wajib Pajak juga bisa
mendaftar melalui
E-Registration
https://ereg.pajak.go.id/
CARA HITUNG
Contoh 1

Penentuan Peredaran Bruto


Peredaran Bruto Tuan A Tahun 2019

Pasar A: Rp 1 Miliar Pasar B: Rp 2 Miliar Pasar C: Rp 2 Miliar

Tuan A pada tahun 2020 tidak dapat dikenai Pajak Penghasilan Final,
karena peredaran bruto usaha Tuan A dari seluruh tempat usaha pada
tahun 2019 melebihi Rp. 4.800.000.000,00
Contoh 2

PT A
PT A terdaftar pada Agustus 2018.
Terdaftar: Agustus 2018
Bagaimana pengenaan PPh terhadap PT A?

Jika PT A memilih untuk dikenai PPh Final 0,5%


penghasilan bruto Agustus-Desember 2018 dikenai PPh final sebesar 0,5% dari
peredaran bruto setiap bulan.

Jika PT A memilih untuk dikenai PPh berdasarkan ketentuan umum


PT A wajib menyampaikan pemberitahuan ke DJP. Atas penghasilan tahun pajak
2018 dan seterusnya dikenai pajak sesuai ketentuan umum.
Contoh 3 Pemotongan/Pemungutan oleh Pihak Lain

Penyerahan Barang
Agustus 2018
Pembayaran senilai
CV AB
Rekanan Pemerintah Rp. 20.000.000 Bendahara
yang memenuhi kriteria
WP yang dikenai PP 23 Pemerintah

WP mengajukan Bendahara Pemerintah memotong


permohonan Surat PPh Pasal 4(2) sebesar
Keterangan ke DJP = 0,5% x Rp. 20.000.000,00
= Rp. 100.000,00
dalam hal WP memiliki SKet

Pemotong/Pemungut wajib memotong/memungut PPh sebesar 0,5% dari penjualan.


CARA BAYAR
Kode Pembayaran

411128
Kode Akun Pajak

Kode jenis setoran (KJS)

420
Maksimal tanggal 15 Bulan Berikutnya setelah masa pajak berakhir
1 Buat Kode Billing 2 Bayar Pajaknya

• DJP Online (SSE1, SSE2, atau SSE3)


• Layanan billing-djp/ di KPP/KP2KP
• Kring Pajak 1500200 • Petugas Teller Bank &
• Petugas Teller/CS Bank & Kantor Kantor Pos
Pos • Mini ATM
• Internet Banking • Internet Banking & Mobile
• ASP Banking
• SMS ID Billing *141*500# • ATM
• ATM
CARA LAPOR
Cara isi SPT 1770
• Isi baris 16
• Kolom DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO diisi
omzet
• Kolom PPh Terutang diisi PPh 0,5%
INSENTIF PAJAK

PPh FINAL UMKM DITANGGUNG PEMERINTAH


PPh FINAL

PP23
PENERIMA INSENTIF TAHUN 2018

Wajib Pajak yang:


a. memiliki peredaran bruto tertentu & dikenai PPh Final
berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2018
DAN
b. menyampaikan Laporan realisasi PPh final ditanggung
Pemerintah melalui saluran tertentu pada laman
www.pajak.go.id paling lambat tanggal 20 setelah
berakhirnya Masa Pajak
(Wajib Pajak tidak perlu menyetorkan PPh final 0,5%)

PPh final ditanggung Pemerintah diberikan sejak Masa Pajak


Januari 2021 sampai dengan Masa Pajak Juni 2021
PMK Nomor 9/PMK.03/2021 Tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi
Corona Virus Disease 2019
PPh FINAL

PP23
TRANSAKSI DENGAN PEMOTONG/PEMUNGUT TAHUN 2018

▪ Untuk transaksi dengan pemotong/pemungut, Wajib Pajak


menyerahkan fotokopi Surat Keterangan
▪ Pemotong/pemungut melakukan konfirmasi Surat
Keterangan ke laman www.pajak.go.id pada menu
Rumah Konfirmasi Dokumen
▪ Dalam hal Surat Keterangan telah terkonfirmasi,
pemotong/pemungut pajak tidak melakukan
pemotongan/pemungutan PPh pada saat pembayaran.
Atas PPh final ditanggung Pemerintah tersebut
pemotong/pemungut pajak wajib membuat SSP/cetakan
kode billing yang dibubuhi cap/tulisan “PPh FINAL
DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR 9
/PMK.03/2021”
PEMBERIAN INSENTIF PPh FINAL

Alur Pelaporan
PP23
TAHUN 2018
1. Login eReporting

2. Klik button "tambah" pelaporan

3. Pemilihan jenis pelaporan realisasi baru

4. Isikan kode keamanan sesuai permintaan


sistem

5. Unduh dan mengisi laporan realisasi


pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)

6. Validasi macro

7. Upload file Excel Laporan Realisasi


PEMBERIAN INSENTIF PPh FINAL

Alur Pelaporan
PP23
TAHUN 2018
1. Login eReporting

2. Klik button "tambah" pelaporan

3. Pemilihan jenis pelaporan realisasi baru

4. Isikan kode keamanan sesuai permintaan


sistem

5. Unduh dan mengisi laporan realisasi


pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)

6. Validasi macro

7. Upload file Excel Laporan Realisasi


PEMBERIAN INSENTIF PPh FINAL

Alur Pelaporan
PP23
TAHUN 2018
1. Login eReporting

2. Klik button "tambah" pelaporan

3. Pemilihan jenis pelaporan realisasi baru

4. Isikan kode keamanan sesuai permintaan


sistem

5. Unduh dan mengisi laporan realisasi


pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)

6. Validasi macro

7. Upload file Excel Laporan Realisasi


PPh FINAL
Kewajiban Wajib Pajak yang
memanfaatkan insentif PPh
final ditanggung Pemerintah
PP23
TAHUN 2018
▪ WP dimaksud harus menyampaikan Laporan
realisasi PPh Final ditanggung Pemerintah
melalui saluran tertentu pada laman
www.pajak.go.id
▪ Laporan realisasi PPh final ditanggung
Pemerintah meliputi PPh terutang atas
penghasilan yang diterima/diperoleh WP
termasuk dari transaksi dengan
Pemotong/Pemungut
▪ SSP/cetakan kode billing yang dibubuhi
cap/tulisan “PPh FINAL DITANGGUNG
PEMERINTAH EKS PMK NOMOR 9
/PMK.03/2021” (jika ada transaksi dengan
Pemotong/Pemungut Pajak); agar disimpan
dan diadministrasikan Wajib Pajak dengan baik
▪ Laporan dan lampirannya disampaikan paling
lambat tanggal 20 Bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir
PEGAWAI SEKALIGUS PENGUSAHA UMKM

“ Selain Insentif PPh Final UMKM


Ditanggung Pemerintah, untuk
pegawai yang memiliki usaha
UMKM juga bisa mendapatkan
insentif PPh Pasal 21 Ditanggung
Pemerintah (DTP) apabila
memenuhi kriteria pegawai dalam
PMK-9/PMK.03/2021
PPh PASAL

PENERIMA INSENTIF 21
Pegawai dengan kriteria sebagai berikut:
a. menerima/memperoleh penghasilan dari pemberi kerja yang:
▪ memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)* tertentu
sebagaimana Lampiran A PMK;
▪ telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan Impor
Tujuan Ekspor); atau
▪ telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat
(Penyelenggara, Pengusaha, atau PDKB/Pengusaha di Kawasan
Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan Berikat)
b. memiliki NPWP
c. pada masa pajak yang bersangkutan menerima/memperoleh
Penghasilan Bruto yang bersifat tetap dan teratur yang
disetahunkan tidak lebih dari 200 juta rupiah
*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan pemberi kerja dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2019
atau Data Masterfile DJP untuk WP yang belum atau tidak memiliki kewajiban penyampaian
SPT Tahunan PPh Tahun 2019
PPh PASAL

PEMBERIAN INSENTIF 21
▪ PPh Pasal 21 DTP harus dibayarkan secara tunai oleh
pemberi kerja pada saat pembayaran penghasilan kepada
Pegawai
▪ dikecualikan dari Insentif PPh Pasal 21 DTP dalam hal
penghasilan pegawai berasal dari APBN/APBD dan telah
ditanggung pemerintah PPh Pasal 21-nya berdasarkan
ketentuan perpajakan
▪ PPh Pasal 21 DTP diberikan sejak Masa Pajak Januari 2021
sampai dengan Masa Pajak Juni 2021

▪ Pemberi kerja menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala KPP


terdaftar melalui saluran tertentu pada laman www.pajak.go.id
▪ Pemberitahuan pemanfaatan insentif (berdasarkan kriteria KLU),
hanya diajukan oleh WP Pemberi Kerja yang berstatus pusat
dan insentif berlaku untuk pusat beserta seluruh cabang yang
terdaftar dan memiliki kewajiban PPh Pasal 21
KEWAJIBAN PERPAJAKAN

Mendaftarkan Menghitung Membayar Melaporkan


diri untuk memperoleh pajak yang harus dibayar Pajak yang seharusnya seluruh kegiatan usaha
NPWP jika telah memenuhi sesuai dengan kegiatan dibayar dengan dalam Surat
syarat objektif dan subjektif usaha wajib pajak mekanisme membayar Pemberitahuan (SPT)
sendiri ke Kas Negara Masa dan Tahunan sesuai
(melalui Kantor Pos atau kondisi sebenarnya
Bank Persepsi), dan
Pemotongan/Pemungutan
Pajak oleh pihak lain

Anda mungkin juga menyukai