Anda di halaman 1dari 21

MODUL PENDIDIKAN PROFESI

NERS
Keperawatan Komunitas 2
Modul Asuhan Keperawatan
Sekolah

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
Jl. S. Supriadi Nomor 22 Malang 65147 Telp. (0341) 351275 Fax. (0341) 351310
Website : www.itsk-soepraoen.ac.id / email: keperawatan_soepraoen@yahoo.com
VISI MISI ITSK RS DR SOEPRAOEN

Visi ITSK RS dr. Soepraoen


Menjadi Institut Teknologi Sains dan Kesehatan terkemuka dalam Penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi Bidang Teknologi, Sains dan Kesehatan sehingga tercipta Sumber Daya Manusia
(SDM) Profesional yang dapat terserap di tingkat Nasional / Internasional serta berdaya saing global
pada Tahun 2040

Misi ITSK RS dr. Soepraoen


1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang terkemuka dan berdaya saing
dalam bidang teknologi, sains dan kesehatan.
2. Melaksanakan penelitian yang terkemuka dan berdaya saing dalam bidang teknologi,
sains dan kesehatan.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang terkemuka dan berdaya saing
dalam bidang teknologi, sains dan kesehatan.
4. Menyiapkan sumber daya manusia (SDM), sarana, prasarana, sistem IT, dan
kerjasama untuk menunjang penyelenggaran tridharma yang berdaya saing di tingkat global.

VISI MISI PENDIDIKAN PROFESI NERS


ITSK RS DR SOEPRAOEN
Visi Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Menjadi Program Studi Pendidikan Profesi Ners yang terkemuka dalam Penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi bidang Ilmu Keperawatan yang memiliki daya saing dan kehandalan pada
kegawatdaruratan yang berdaya saing global pada tahun 2040.

Misi Program Studi Pendidikan Profesi Ners


1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bidang Ilmu Keperawatan yang terkemuka dan
berdaya saing, agar menghasilkan perawat profesional yang kompeten serta handal khususnya
dibidang kegawatdaruratan di lingkup Jawa Timur.
2. Melaksanakan penelitian yang terkemuka dan berdaya saing dalam bidang ilmu keperawatan.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat yang terkemuka dan berdaya saing dalam bidang ilmu
keperawatan.
4. Menyiapkan sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana, sistem IT dan kerjasama
guna meningkatkan penyelenggaraan Tri Dharma yang terkemuka dan berdaya saing dalam
bidang keperawatan.
A. Konsep Teori
1. Definisi Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada periode usia pertengahan
yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Santrock, 2017), sedangkan menurut (Yusuf, 2016) anak
usia sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun yang sudah dapat mereaksikan rangsang
intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau
kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis, dan menghitung).
Umumnya pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, dengan demikian anak
mulai mengenal dunia baru, anak-anak mulai berhubungan dengan orang-orang di luar
keluarganya dan mulai mengenal suasana baru di lingkungannya. Hal-hal baru yang dialami
oleh anak-anak yang sudah mulai masuk dalam usia sekolah akan mempengaruhi kebiasaan
makan mereka. Anak-anak akan merasakan kegembiraan di sekolah, rasa takut akan terlambat
tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini menyimpang dari kebiasaan makan yang diberikan
kepada mereka (Moehji, 2009).
Karakteristik anak usia sekolah menurut Hardinsyah dan Supariasa yaitu anak usia sekolah
(6-12 tahun) yang sehat memiliki ciri di antaranya adalah banyak bermain di luar rumah,
melakukan aktivitas fisik yang tinggi, serta beresiko terpapar sumber penyakit dan perilaku
hidup yang tidak sehat. Secara fisik dalam kesehariannya anak akan sangat aktif bergerak,
berlari, melompat, dan sebagainya. Akibat dari tingginya aktivitas yang dilakukan anak, jika tidak
diimbangi dengan asupan zat gizi yang seimbang dapat menimbulkan beberapa masalah gizi
yaitu di antaranya adalah malnutrisi (kurang energi dan protein), anemia defisiensi besi,
kekurangan vitamin A dan kekurangan yodium (Supariasa & Hardiansyah, 2016).

2. Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah


Tahapan tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa pranatal mulai embrio (mulai
konsepsi -8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), serta masa pascanatal mulai
dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari-1 tahun), masa anak (1-2 tahun), dan
masa prasekolah (3- 6 tahun).

2. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun ke atas, terdiri atas masa sekolah (6-12 tahun) dan
masa remaja (12-18 tahun).
3. Tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah
Tahapan ini dimulai sejak anak berusia 6 tahun sampai organ-organ seksualnya masak.
Kematangan seksual ini sangat bervariasi baik antar jenis kelamin maupun antar budaya
berbeda. Berdasarkan pembagian tahapan perkembangan anak, ada dua masa perkembangan
pada anak usia sekolah, 19 yaitu pada usia 6-9 tahun atau masa kanak-kanak tengah dan pada
usia 10-12 tahun atau masa kanak-kanak akhir. Setelah menjalani masa kanak- kanak akhir,
anak akan memasuki masa remaja. Pada usia sekolah, anak memiliki karakteristik yang
berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Perbedaan ini terlihat dari aspek fisik,
mental-intelektual, dan sosial- emosial anak. Pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah tidak
secepat pada masamasa sebelumnya. Anak akan tumbuh antara 5-6 cm setiap tahunnya. Pada
masa ini, terdapat perbedaan antara anak perempuan dan anak laki- laki. Namun, pada usia 10
tahun ke atas pertumbuhan anak laki-laki akan menyusul ketertinggalan mereka. Perbedaan
lain yang akan terlihat pada aspek fisik antara anak laki-laki dan perempuan adalah pada
bentuk otot yang dimiliki. Anak laki-laki lebih berotot dibandingkan anak perempuan yang
memiliki otot lentur (Gunarsa, 2016).
Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik yang
lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua
tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini pertumbuhan
berkembang pesat. Oleh karena itu, masa ini sering disebut juga sebagai “periode tenang”
sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja, meskipun merupakan masa
tenang, tetapi hal ini tidak berarti bahwa pada masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik
yang berarti.

3. Konsep Anak Usia Sekolah Sehat

Pada anak usia sekolah, umumnya pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk
sekolah, dengan demikian anak mulai mengenal dunia baru, anak-anak mulai berhubungan
dengan orang-orang di luar keluarganya dan mulai mengenal suasana baru di lingkungannya.
Hal-hal baru yang dialami oleh anak-anak yang sudah mulai masuk dalam usia sekolah akan
mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Anak-anak akan merasakan kegembiraan di sekolah,
rasa takut akan terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini menyimpang dari
kebiasaan makan yang diberikan kepada mereka (Moehji, 2009).

Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik dan teratur, jiwanya
berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif, gembira, makannya teratur, bersih, dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ciri-ciri anak sehat adalah tumbuh dengan baik, yang
dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara teratur dan proporsional; Tingkat
perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya; tampak aktif/gesit dan gembira; Mata bersih
dan bersinar; Nafsu makan baik; Bibir dan lidah tampak segar; Pernapasan tidak berbau; Kulit
dan rambut tampak bersih dan tidak kering; dan Mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.

Menurut (Andriyani,2012) karakteristik anak usia sekolah 9-11 tahun dijabarkan sebagai
berikut:

1. Karakteristik fisik/jasmani : anak memiliki pertumbuhan yang lambat namun teratur, BB dan TB
anak perempuan lebih besar dibandingkan anak laki-laki pada usia yang sama, terjadi
pertumbuhan tulang yang cepat, pertumbuhan gizi permanen, nafsu makan mengalami
peningkatan, dan timbul haid pada anak akhir masa usia sekolah ini.
2. Karakteristik emosi : pada masa ini anak mulai memiliki rasa ingin tahu yang kuat, suka
menambah pertemanan, dan kurang kepedulian terhadap lawan jenis.

3. Karakteristik sosial : anak mulai suka bermain dan mempererat hubungan pertemanan dengan
teman sebayanya.

4. Karakteristik intelektual : anak mulai berani menyuarakan pendapatnya, memiliki minat besar
terhadap belajar, mulai terlihat memiliki keterampilan, rasa ingin tahu yang kuat, dan memiliki
perhatian terhadap sesuatu yang singkat.

3. Program Pemerintah untuk anak usia sekolah

Berbagai macam masalah yang muncul pada anak usia sekolah, namun masalah yang
biasanya terjadi yaitu masalah kesehatan umum. Masalah kesehatan umum yang terjadi pada
anak usia sekolah biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti
gosok gigi yang baik dan benar, kebersihan diri, serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun
(Permata, 2010).

Upaya pemerintah dalam meng- atasi masalah tentang kebersihan yaitu dengan
mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/ X/2004 tentang Visi
Promosi Kesehatan RI adalah “Perilaku Hidup Bersih Sehat 2010” atau “PHBS 2010”. PHBS
terdiri dari beberapa indikator khususnya PHBS tatanan sekolah yaitu mencuci tangan dengan air
yang mengalir dan memakai sabun, mengonsumsi jajanan di warung/ kantin sekolah,
menggunakan jamban yang bersih & sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas
jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
dan membuang sampah pada tempatnya (Depkes, 2005). Salah satu wadah untuk
mengembangkan promosi PHBS anak usia sekolah adalah layanan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). Kegiatan UKS di tinjau dari segi sarana dan prasarana, pengetahuan, sikap peserta didik
di bidang kesehatan, warung sekolah, makanan sehari- hari/gizi.

Departemen Kesehatan (2008) menjelaskan tujuan umum dari UKS adalah meningkatkan
mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar, dan menciptakan
lingkungan sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

Keberhasilan pelaksanaan program kerja UKS tergantung dari keberhasilan masing-


masing program kerja UKS. Menurut Mubarak dan Chayatin (2009), program kerja UKS meliputi
tiga unsur yaitu pendidikan kesehatan di sekolah, pelayanan kesehatan di sekolah dan
pembinaan lingkungan sekolah yang sehat yang terwujud dalam Trias UKS. Terciptanya kondisi
lingkungan yang mendukung terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar tersebut diharapkan
dapat berdampak terhadap meningkatnya prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa.

B. Tinjauan Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Data Komunitas
1) Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia
sekolah menurut jenis kelamin, golongan umur.
2) Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.
3) Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh
anak usia sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut,
fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-
kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia sekolah.
b. Data Subsystem
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
1) Lingkungan Fisik
Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan,
aktifitas anak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan
winshield survey dan observasi.
Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari
guru kelas, kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik bagi perkembangan anak usia sekolah.
2) Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk
pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi
anak usia sekolah melalui wawancara.
3) Ekonomi
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa,
jumlah uang jajan para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff
tata usaha sekolah.
4) Keamanan dan transportasi.
a) Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.
b) Transportasi Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia
sekolah, adanya bis sekolah untuk layanan antar jemput siswa
5) Politik dan pemerintahan
Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah
yang harus dipatuhi seluruh siswa.
6) Komunikasi
a) Komunikasi formal Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia
sekolah untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan
melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.
b) Komunikasi informal Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia
sekolah dengan guru dan orang tua, peran guru dan orang tua dalam
menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah, keterlibatan guru
dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia
sekolah.
7) Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan
sekolah, dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

8) Rekreasi

Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana


penyaluran bakat anak usia sekolah seperti olahraga dan seni,
pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan
c. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1) Identitas anak.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan.
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5) Pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan
yang telah dicapai).
6) Pemeriksaan fisik.
7) Lengkapi dengan pengkajian fokus
a) Bagaimana karakteristik teman bermain.
b) Bagaimana lingkungan bermain.
c) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah.
d) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah
sarana yang dimilikinya.
e) Bagaimana temperamen anak saat ini.
f) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang.
g) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
h) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
i) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
j) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah.
k) Pernahkahmendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat
bermain.
l) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
m) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya.
n) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya.
o) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
1) Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak.
2) Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak
b. Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu :
1) Masalah aktual/risiko
a) Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.
b) Menarik diri dari lingkungan sosial.
c) Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah.
d) Mudah dan Sering marah.
e) Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan.
f) Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
g) Keengganan melakukan kewajiban agama.
h) Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
i) Gangguan komunikasi verbal.
j) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan
untuk bermain).
2) Potensial atau sejahtera
a) Meningkatnya kemandirian anak.
b) Peningkatan daya tahan tubuh.
c) Hubungan dalam keluarga yang harmonis.
d) Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya.
e) Pemeliharaan kesehatan yang optimal
2. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anak yang sakit
Tujuan: Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan
dukungan yang adekuat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang tugas keluarga.
2) Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat
anggota keluarga sakit.
3) Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga.
4) Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya
pertolongan yang telah dilakukan.
5) Ajarkan cara merawat anak dirumah.
6) Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga
b. Resiko/resiko tinggi
Resiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada
anaknya. Tujuan: ketidakharmonisan keluarga menurun

Intervensi:
1) Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
2) Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
3) Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
4) Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.
5) Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan
masalah.
6) Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
7) Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu
membaut alternatif.
c. Potensial atau sejahtera
Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga.
Tujuan: dipertahankanya hubungan yang harmonis.
Intervensi:
1) Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada
keluarga.
2) Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya
3) Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia
sekolah)

Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa


menimbulkan masalah.
Pelaksanaan kegiatan UKS
No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

1. Pengertian Merupakan salah satu kegiatan rutin untuk memeriksa kesehatan


anak sekolah
2. Tujuan Sebagai acuan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan UKS
3. Kebijakan

4. Referensi

5. Prosedur 1. Menyiapkan alat-alat yang di butuhakan untuk pemeriksaan


2. Mengisi buku tamu
3. Melapor diri kepada kepala sekolah
4. Mengumpul siswa satu kelas
5. Mengabsen siswa dengan bantuan guru UKS
6. Melakukan Penyuluhan
7. Siswa diperiksa satu persatu
8. Bila ada siswa yang sakit ringan seperti : Gatal-gatal atau
Alergi, langsung diberi pengoobatan
9. Merujuk siswa ke puskesmas apabila ditemukan hal—hal
yang perlu mendapat tindak lanjut
10. Pamit pulang kepada Kepala sekolah dan guru UKS
 
6. Dokumen terkait 1. Buku tamu
2. Buku absensi siswa
3. Jadwal kegiatan
4. Poster
7. Unit Terkait 1. Puskesmas
2. Sekolah
Pelaksanaan Pelayanan UKGS
No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

1. Pengertian Merupakan salah satu kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk kelancaran kegiatan UKGS
3. Kebijakan

4. Referensi

5. Prosedur 1. Mengisi buku tamu


2. Melaporkan diri kepala sekolah
3. Mengumpulkan dan mengabsensiswa yang akan diperikasa
4. Memanggil dan memeriksa siswa bantuan guru UKGS
5.  Melakukan penyuluhan dengan materi yang terkait dengan
hasil pemeriksaan dan disesuaikan dengan lingkungan
sekolah, yaitu pola-pola yang dapat mempengaruhi
kesehatan gigi dan mulut.
6. Merujuk siswa ke puskesmas apabila ditemukan hal-hal yang
perlu mendapat tindakan lanjut
6. Dokumen terkait
1. Buku tamu
2. Buku Absensi Murid
3. Jadwal kegiatan
4. Poster
7. Unit Terkait 1. Puskesmas
2. Sekolah
Mencuci Tangan
No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

1. Proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah
tangan dengan memakai sabun dan air bersih
2. Tujuan Mencegah infeksi nosokomial yang menular dipelayanan kesehatan dan
mencegah penyebaran mikroorganisme multiresisten
3. Kebijakan
4. Referensi Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan
Sumber Daya Terbatas , JNPK-KR, YBP-SP, Jakarta, 2004
5. Prosedur 1. Basahi kedua belah tangan
2. Gunakan sabun biasa
3. Gosok dengan keras seluruh bidang permukaan tangan dan jari jari
bersama sama sekurang kurangnya selama 10 – 15 detik, dengan
memperhatikan bidang di bawah tangan dan diantara jari jari
4. Bilas kedua tangan seluruhnya dengan air bersih
5. Keringkan tangan dengan lap kering dan gunakan lap untuk mematikan
kran
6. Diagram Alir B asahi
k e d u a b e la h t a n g a n

G unakan
s a b u n b ia s a

G o s o k d e n g a n k e ra s
s e lu r u h b id a n g p e r m u k a a n
t a n g a n d a n ja r i ja r i b e r s a m a
s a m a s e k u ra n g k u ra n g n y a
s e la m a 1 0 - 1 5 d e t ik , d e n g a n
m e m p e r h a t ik a n b id a n g d i b a w a h
t a n g a n d a n d ia n t a r a ja r i ja r i

B ila s k e d u a
ta n g a n s e lu r u h n y a d e n g a n
a ir b e r s ih

K e r in g k a n ta n g a n d e n g a n
la p k e r in g d a n g u n a k a n la p u n t u k
m e m a tik a n k r a n

7. Unit terkait BP umum,KIA,UGD,Bp Gigi.Laborat,Gizi.


Mengukur Tinggi Badan
No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

1. Definisi Cara untuk mengetahui tinggi badan


2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam mengukur tinggi badan dengan
benar
3. Kebijakan
4. Referensi Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dengan Sumber Daya Terbatas , JNPK-KR, YBP-SP, Jakarta, 2004
5. Prosedur 1. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Menganjurkan pasien melepas alas kaki
3. Mempersilahkan pasien berdiri tegak di tempat pengukuran,
menghadap petugas
4. Menarik alat pengukur TB tepat pada kepala pasien.
5. Melihat skala yang ada pada pengukur TB.
6. Pengukuran selesai, pasien dipersilahkan memakai alas kaki
kembali.
7. Mencatat hasil pengukuran pada rekam medis
6. Diagram Alir M e m b e r ita h u
p a s ie n te n ta n g tin d a k a n
y a n g a k a n d ila k u k a n

M e n g a n ju r k a n
p a s ie n m e le p a s a la s k a k i

M e m p e r s ila h k a n
p a s ie n b e r d ir i t e g a k d i t e m p a t
p e n g u k u ra n , m e n g h a d a p
p e tu g a s

M e n a r ik a la t p e n g u k u r
T B te p a t p a d a k e p a la p a s ie n .

M e lih a t s k a la y a n g
ada pada pengukur TB .

P e n g u k u r a n s e le s a i, p a s ie n
d ip e r s ila h k a n m e m a k a i a la s k a k i
k e m b a li.

M e n c a ta t h a s il
p e n g u k u r a n p a d a r e k a m m e d is

7. Unit terkait BP umum,KIA,UGD,Bp Gigi.Laborat,Gizi.


Menimbang Berat Badan
No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

1. Definisi Menimbang berat badan dengan mempergunakan timbangan badan


2. Tujuan 1. Mengetahui berat badan dan perkembangannya
2. Membantu menentukan program pengobatan ( dosis )
3. Menentukan status nutrisi pasien
3. Kebijakan
4. Referensi Potter, 2000, perry Guide to Basic Skill and prosedur Dasar, Edisi III,
Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC
5. Prosedur 1. Timbangan berdiri
a. Beritahu pasien untuk berdiri dengan tegak dan tenang
b. Berikan handuk kertas diatas timbangan
c. Beritahu pasien untuk memakai baju yang tidak tebal dan
melepas sandal ( sepatu )
d. Bantu pasien naik ketimbangan
e. Atur ratio berat
f. Untuk mengukur tinggi badan beritahu pasien untuk berdiri
tegak diatas timbangan
g. Bantu pasien turun dari timbangan
h. Kembalikan timbangan diposisi semula
i. Catat hasilnya
Perhatian
a) Jika timbangan menggunakan roda maka kuncilah
timbangan sebelum pasien naik ketimbangan
b) Jika timbangan menggunakan display digital pastikan
tandanya di nol.
2. Timbangan duduk
a. Beritahu pasien prosedur tindakan
b. Ajak pasien kedekat timbangan
c. Kunci timbangan untuk mencegah timbangan bergerak
d. Tempatkan timbangan disamping tempat tidur / kursi roda
pasien dengan lengan kursi timbangan terbuka
e. Pindahkan pasien ketimbangan
f. Tutup lengan kursi timbangan kedepan dan kuncilah
g. Ukur berat pasien
h. Bukalah kunci lengan kursi timbangan dan pindahkan pasien
ketempat tidur atau kursi roda
i. Catat hasilnya

3. Timbangan tidur
a. Beritahu pasien akan ditimbang dan jaga privacy pasien
b. Bawa pasien kedekat timbangan dan kunci roda
timbangannya
c. Arahkan pasien disisi timbangan
d. Lepaskan kerangka pengaman
e. Rendahkan strecer terhadap matras.
f. Angkat pasien ketimbangan
g. Ukur berat badan pasien
h. Kembalikan pasien keposisi semula
i. Catat hasilnya
6. Digram Alir

7. Unit terkait BP umum,KIA,UGD,Bp Gigi.Laborat,Gizi.

Anda mungkin juga menyukai