SEMARANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari
latar belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor
yang terjadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan.
Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan
kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah
kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah
meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan
keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus anak sekolah.
Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik
dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU No. 4 tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum
mencapai umur 21 tahun dan belum pernah menikah. Saat ini yang disebut anak
bukan lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur 18 tahun, seperti yang ditulis
Hurlock (1980) masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun. Meskipun demikian, anak
masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai dengan kelompok usia, yaitu: usia
2-5 tahun disebut usia prasekolah; usia 6-12 tahun sisebut usia sekolah; dan usia
13-18 tahun disebut usia remaja. Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari
masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai
oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian
sosial anak.
Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran dewasa
dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Langkah perkembangan
selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan
psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baiak dalam berbagai hal;
misalnya, mereka dapat berlari lebih cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan
kecakapan dan daya tahannya. Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus
belajar menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman
sebaya. Orang tua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan menerima
tanggung jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan.
Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan
kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak
mengidentifikasi stresor potensial dan merancang intervensi untuk meminimalkan
stres dan respons stres anak. Intervensi melibatkan orang tua, anak dan guru untuk
mencapai keberhasilan yang maksimal.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pengertian Anak Usia Sekolah.
2. Untuk mengetahui Tahap – tahap Anak SD.
3. Untuk mengetahui karakteristik anak sekolah dasar
4. Untuk mengetahui Parameter dan Cara Penilaian Pertumbuhan Anak Usia
Sekolah.
5. Untuk mengetahui Perkembangan usia sekolah.
6. Untuk mengetahui Tugas-tugas.
7. Untuk mengetahui Kebutuhan dan Masalah Gizi pada Periode Tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada masa usia sekolah dasar ini terdapat dua fase yang terjadi,yaitu :
a) Masa kelas rendah sekolah dasar (usia 6 tahun sampai usia sekitar 8 tahun). Pada
usia ini dikategorikan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 3.
b) Masa kelas tinggi sekolah dasar (usia 9 tahun sampai kira-kira usia 12 tahun) Pada
usia ini dikategorikan mulai dari kelas 4 sampai dengan kelas 6.
Pada masing-masing fase tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing. Masa-
masa kelas rendah siswa memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani
dengan prestasi sekolah
2. Adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan permainan
yang tradisional
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain.
5. Kalau tidak dapat menyelesaikan masalah, maka masalah itu dianggapnya tidak
penting.
6. Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak memperhatikan nilai (angka
rapor).
7. Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami daripada hal yang abstrak
8. Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah hal yang
menyenangkan. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan
bermain dengan belajar
9. Kemampuan mengingat (memori) dan berbahasa berkembang sangat cepat.
Ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi di sekolah dasar yaitu :
a. Adanya minat terhadap kehidupan sehari-hari.
b. Sangat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini terdapat minat terhadap hal- hal atau mata pelajaran
khusus. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang
dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya.
Setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya
dengan baik dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
d. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai hal yang baik mengenai
prestasi sekolah.
e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk
bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat
kepada aturan permainan yang tradisional melainkan mereka membuat peraturan
sendiri.
f. Mengidolakan seseorang yang sempurna (Anonim, 2013).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang
mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.
Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)
atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat
pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan
kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran,
hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan
kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu.
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari
keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat
keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir
rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks
TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut
Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan
biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya
memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat
tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status
gizi, dan merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi
pertumbuhan dan komposisi tubuh.
Pengukuran IMT dapat dilakukan pada anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Pada anak-anak dan remaja pengukruan IMT sangat terkait dengan umurnya, karena
dengan perubahan umur, terjadi perubahan komposisi tubuh dan densitas tubuh. Karena itu,
pada anak-anak dan remaj digunakan indikator IMT menurut umur, yang biasa
disumbolkan dengan IMT/U.
IMT adalah perbandingan berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara
pengukurannya adalah pertama-tama ukur berat badan dan tinggi badannya. Selanjutnya
dihitung IMT-nya yaitu:
IMT = BB (kg)/tinggibadan2(meter)
Pada anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya harus dibandingkan dengan
referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007). Pada saat ini, yang paling sering dilakukan
untuk menyatakan indeks tersebut adalah dengan Z-score /persentil.
- Z-score ; deviasi nilai seseorang dari nilai median populasi referensi dibagi dengan
simpangan baku populasi refernsi.
- Persentil ; tingkatan posisi seseorang pada distribusi referensi (WHO/NChS), yang
dijelaskan dengan nilai seseorang sama atau lebih besar daripada nilai persentase
kelompok populasi.
Z-skor paling sering digunakan. Secara teoritis, cara menghitung Z-score adalah sebagai
berikut:
Berikut tabel klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI, 2010 untuk anak usia 5-18 tahun:
Angka 100 digunakan sebagai bilangan pengali supaya IQ bernilai 100 bila
MA = CA. bila MA<CA maka IQ kurang dari 100. Sebaliknya jiak MA > CA maka
IQ lebih dari 100. Berdasarkan hasil tes intelegensi yang disebarkan ke anak remaja,
orang dewasa, anak-anak, ditemukan bahwa intelegensi diukur dengan perkiraan
distribusi normal Piaget. Distribusi normal dalah simetris dengan kasus mayoritas
yang berada di tengah-tengah rentang skor tertinggi dan terendah yang tampak pada
kedua titik ekstrim skor. Berikut adalah Tabel tentang klasifikasi IQ14:
IQ Klasifikasi Tingkat sekolah
Di atas 139 Sangat superior Orang yang sangat pandai
120-139 Superior Dapat menyelesaikan
studi di Universitas tanpa
banyak kesulitan
110-119 Di atas rata-rata Dapat menyelesaikan
sekolah lanjutan tanpa
kesulitan.
90-109 Rata-rata Dapat menyelesaikan
sekolah lanjutan tanpa
kesulitan
80-89 Di bawah rata- Dapat menyelesaikan
rata sekolah lanjutan
70-79 Borderline Dapat mempelajari
sesuatu tapi lambat
Di bawah 70 Terbelakang Tidak bisa mengikuti
secara mental pendidikan di sekolah
Sumber: Diadapasi dari Davindoff (1988)
F. PERKEMBANGAN USIA SEKOLAH
1. Perkembangan biologis
Saat umur 6-12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm pertahun untuk tinggi badan
dan meningkat 2-3 kg pertahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak laki-
laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung
kurus dan tinggi, anak perempuan cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan
jaringan lebih cepat perkembangannya daripada otot.
2. Perkembangan psikososial
3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan factor
terpenting dalam perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak
muda bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental ini
sering muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat besar untuk
mengendalikannnya. Yang perlu dilakukan orang tua dan guru adalah bersabar,
menciptakan situasi baru agar tidak bosan, menjadi figure dalam sehari-hari,
selalu memberikan harapan, dan mengurangi ketergantungannya dengan cara
memberikan pengertian.
4. Perkembangan kognitif
Menurut peaget, usian ini berada dalam tahap operasional konkrit, yaitu
anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama
periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat
dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang
dijumpai. Kemampuan anak yang dimiliki dalam tahap opersional konkrit :
c. Kombinasi, mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf sesuai dengan
keinginannya yang dihubungkan dengan pengalaman yang diperoleh
sebelumnya.
5. Perkembangan moral
7. Perkembangan bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari
berbagai pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan
pengucapan mengalami penurunan karena selama mencari pengalaman anak telah
mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu
mengucapkannya dengan benar. Pembentukan kalimatnya teratur dan tidak
terpotong-potong setelah usia 9 tahun. Untuk meningkatkan pengertian terhadap
bahasa, anak perlu diberi kesempatan mendengarkan radio dan menonton televise
untuk meningkatkan konsentrasi dan pengertian. Juga perlu dilibatkan dalam
pembicaraan sosial sehingga egosenrisnya sedikit hilang. Pembicaraan yang
dilakukan dalam tahap ini lebih terkendalai dan terseleksi, karena anak
menggunakan pembicaraan sebagai alat komunikasi.
8. Perkembangan sosial
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-taman telebih
guru dan pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan,
pakaian,l dan bahkan gerk gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan
pada usia ini, anak mengembangkan minat-mionat yang sesuai denga dirinya.
Disini, peran orang tua sangat penting untukl mempersiapkan anak menjelang
pubertas.
11. Bermain
Keluarga dengan usia sekolah merupakan salah satu tahap yang mesti dilalui dan
merupakan masa-masa yang sibuk bagi orang tuanya dan banyaknya keinginan yang
dilakukan oleh anak-anak. Pada tahap ini tugas perkembangan keluarga, yaitu :
Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya fisik dan
psikologis.
· Bahaya fisik
1. Penyakit
2. Kegemukan
3. Kecelakaan
4. Kecanggungan
5. Kesederhanaan
· Bahaya Psikologis
2. Bahaya emosi
3. Bahaya bermain
5. Bahaya moral
G. TUGAS-TUGAS
Menurut Syamsu Yusuf, perkebembangan pada masa ini meliputi (Yusuf 2010):
1. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan.
2. Belajar membentuk sikap yang seaht terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4. Belajar memainkan peranan sesuai jenis kelaminnya.
5. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
6. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari (Yuliani 2005).
Tahap Siklus Kehidupan Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga Keluarga
Keluarga dengan anak usia Mensosialisasikan anak-anak,
sekolah termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya
yang sehat.
Mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan
Memenuhi kebutuhan kesehatan
fisik anggota keluarga
1. Data Umum
Pekerjaan KK
Pendidikan KK
Komposisi keluarga
Genogram
Tipe keluarga
Suku bangsa
Agama
2. Riwayat
3. Data lingkungan
Karakteristik rumah
Karakteristik tetangga dan komunitasnya
4. Struktur keluarga
Struktur peran
5. Fungsi keluarga
Fungsi ekonomi
Fungsi pendidikan
Fungsi sosialisasi
Fungsi religius
Fungsi rekreasi
Fungsi reproduksi
Fungsi afeksi
B. Diagnosis keperawatan
C. intervensi keperawatan
Intervensi :
a. Diskusikan dengan orang tua dan anak tentang masing-masing peran anggota
keluarga
e. Anjurkan kepada orang tua untuk memberi penghargaan jika anak mampu
mengerjakan tugasnya
c. Jelaskan kepada anak dan orang tua tentang pentingnya komunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungan
e. Anjurkan kepada orang tua untuk lebih sering mengajak anak berkomunikasi.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6
tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini ialah mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga. Adapun pengkajian yang dilakukan pada keluarga
dengan anak usia sekolah adalah meliputi: Identitas, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, lingkungan, Struktur keluarga, fungsi keluarga, penyebab masalah keluarga
dan koping yang dilakukan keluarga, identitas anak, riwayat kehamilan sampai
kelahiran, riwayat kesehatan bayi sampai saat ini, kebiasaan saat ini (pola perilaku dan
kegiatan sehari-hari), pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk
kemampuan yang telah dicapai), dan pemeriksaan fisik. Periode dan Tahapan Tumbuh
kembang anak usia sekolah dilihat dari berbagai aspek baik dari aspek fisik/biologis,
kognitif, fan sosial emosi. Aspek perkembangan pada masa sekolah meliputi
perkembangan intelektual, perkemankembangan bahasa perkembangan sosial,
perkembangan emosi, perkembangan moral, perkembangan penghayatan keagamaan,
perkembagan motorik, perkembangan fisik, perkembangan bicara, kegiatan
bermain,dan usia 10-12. Parameter pertumbuhan anak sekolah mengggunakan BB, TB,
dan IMT/BMI menurut umur, yang diukur atau dinilai dengan menggunakan standar
baku WHO anthro.
b. Saran
Bagi mahasiswa, diharapkan sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini
atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012, 20 February 2012 ). "Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun."
23 September 2016, from http://pondokibu.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-
anak-usia-6-12-tahun.html.
arianti, e. (2015). "Tumbuh Kembang Anak (6-12 tahun)." 23 September 2016, from
http://kdkep.blogspot.co.id/2015/05/tumbuh-kembang-anak-6-12-tahun.html.
Hidayat, A. A. (2005). "Pengantar ilmu keperawatan anak." Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, E. B. (1980). "Psikologi perkembangan." Jakarta: Erlangga.
Kementerian Kesehatan, R. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
Jakarta: Kementerian Kesehatan RIDinKes Jateng.
Maryanto, L. (2012). "TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR." 23 September
2016, from http://li2kmaryanto.blogspot.co.id/2012/06/tingkat-perkembangan-anak-
usia-sekolah.html.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 (2013).
ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA. M. K. R.
INDONESIA. Jakarta, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.