Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENJUALAN TANAH MILIK PERORANGAN

DATA LAHAN :
Dibawah ini gambaran dari lahan Bapak saya:
1.        Luas tanah ±10.000 meter persegi/1 ha.
2.        Status kepemilikan tanah SHM (Sertifikat Hak Milik) ayah saya.
3.    Tanah strategis lokasi di pinggir jalan dan berada di atas sehingga biasa melihat keindahan
panorama alam sekitar.
4.      Lokasi beralamat di Blok Pasir Janggot Kamp. Sindangjaya Desa Jayamukti Kec.
Pancatengah Kab. Tasikmalaya - JABAR
5.        Jalan ± 5 Km ke jembatan Cihaur-Cimedang yang baru kelar di bangun, yang merupakan
bukaan baru yang menghubungkan ke pantai wisata Tasik Selatan Karang Tawulan
(Kalapagenep – Cikalong) yang mengarah ke pantai Pangandaran.
Lahan cocok untuk :
    Pertokoan
    Perumahan
    REST AREA / Rumah makan
POM  BENSIN
TAWARAN HARGA :
Dalam penawaran kali ini, kami menawarkan harga per meter perseginya : Rp.
100.000 (Seratus Ribu Rupiah).
Harga keseluruhan tanah : 10.000 x Rp 100.000 = Rp. 1.000.000.000 (Satu Milyar
Rupiah). Harga tersebut dapat dinego dikit.

KONTAK PERSON :
1.            Alamat yang bisa dihubungi : ADE Baron Jaya Audio
Nomer handphone. 0853...
2.            S.M HARIS, SH
Hp. 0852...
KESIMPULAN :
Dari uraian diatas, maka telah di jelaskan baik alasan, pandangan peruntukan maupun
spesifikasi lahan telah tercakup harga yang kami cantumkan diatas. Jika gambaran proposal
masih terdapat kekurangan tentang informasi lain yang tidak termuat dalam proposal ini, bisa
menghubungi kami via Telpon, WA, dan kami akan mempresentasikan semua gambaran
tanah lahan secara menyeluruh.
Peminat bisa mengadakan survey ke lokasi yang sampai mekanisme proses akhir
transaksi.
PENUTUP :
Demikian proposal ini dibuat agar yang berkepentingan bisa memberikan lternative
bisnis dalam proses terlaksananya pembelian dengan harga terjangkau serta bermanfaat atas
peruntukan tanah dimaksud oleh calon pembeli.

Tasikmalaya, 14 Februari 2016.


Wassalam,
Kuasa dari keluarga,
ttd.

ADE Baron Jaya Audio / SM HARIS, SH


LAMPIRAN GAMBAR :
1     Peta Lokasi
Lokasi merupakan posisi lahan yang dijual

Photo lahan yang akan di jual :


Cara Menghitung Pajak Penjual dan Pembeli dalam Jual Beli Tanah

Pertanyaan
Apakah dalam jual beli tanah dan bangunan, pihak penjual dan pembeli akan
dikenakan pajak? Jika ya, bagaimana cara perhitungannya dan bagaimana cara
menghitungnya?

Ulasan Lengkap
 
Dalam transaksi jual beli tanah, baik penjual maupun pembeli dikenakan pajak.
Untuk penjual, dikenakan Pajak Penghasilan (“PPh”). Dasar hukum pengenaan PPh
untuk penjual tanah adalah Pasal 1 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor
34 Tahun 2016 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Pengalihan
Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Atas
Tanah dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya (“PP 34/2016”) sebagai
berikut:
 
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau
badan dari:
a. pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan; atau
b. perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau bangunan beserta
perubahannya,
terutang Pajak Penghasilan yang bersifat final.
2. Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah penghasilan yang diterima
atau diperoleh pihak yang mengalihkan hak atas tanah dan/atau bangunan
melalui penjualan, tukar-menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah,
waris, atau cara lain yang disepakati antara para pihak.
 
Besarnya PPh dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah sebesar:
[1]
a. 2,5% (dua koma lima persen) dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan selain pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan berupa Rumah Sederhana atau Rumah Susun Sederhana yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan;
b. 1% (satu persen) dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan berupa Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan; atau
c. 0% (nol persen) atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada
pemerintah, badan usaha milik negara yang mendapat penugasan khusus dari
Pemerintah, atau badan usaha milik daerah yang mendapat penugasan khusus
dari kepala daerah, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
 
Kami asumsikan Wajib Pajak yang Anda maksud bukanlah Wajib Pajak yang usaha
pokoknya mealakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dan juga
bukanlah pengalihan yang ditujukan kepada pemerintah, badan usaha milik negara,
atau badan usaha milik daerah.
 
Jadi rumus cara menghitung PPh untuk pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan adalah:
 
PPh = 2.5% X jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
 
Nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dalam hal jual beli yang tidak
dipengaruhi hubungan istimewa, selain pengalihan hak kepada pemerintah dan
pengalihan hak sesuai dengan peraturan lelang, adalah nilai yang sesungguhnya
diterima atau diperoleh.[2]
 
Hubungan istimewa dianggap ada apabila:[3]
a. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung
paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan
antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen)
pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau
lebih yang disebut terakhir;
b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak
berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung;
atau
c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis
keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat.
 
Dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau pemungutan Pajak Penghasilan,
salah satunya adalah orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah
Penghasilan Tidak Kena Pajak yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari Rp 60 juta dan bukan
merupakan jumlah yang dipecah-pecah.[4]
 
Contoh Cara perhitungan:
Bu Shinta menjual rumah dengan luas bangunan 600m 2 dan luas tanah
1200m2 dengan harga Rp 1 miliar. Berapa PPh yang harus dibayarkan oleh Bu
Shinta?
 
Besaran PPh terutang adalah:
 
2.5 % x 1.000.000.000 = Rp 25.000.000
 
Cara Menghitung Pajak Bagi Pembeli
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (“UU 28/2009”), untuk pembeli, dikenakan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (“BPHTB”), yaitu pajak yang dikenakan atas perolehan
hak atas tanah dan/atau bangunan.[5] Hal ini didasarkan pada  Pasal 85 ayat (1)
dan ayat (2) huruf a angka 1) UU 28/2009 yang mengatur bahwa yang menjadi
Objek Pajak BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan tersebut salah satunya meliputi
pemindahan hak karena jual beli.
 
Tarif BPHTB ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima persen).[6] Tarif BPHTB
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.[7]
Denah Lokasi

Anda mungkin juga menyukai