Anda di halaman 1dari 297

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

(PKB) GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DEMAKIJO I


GAMPING SLEMAN

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta


untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh:
Uswatun Hasanah
NIM. 14108241138

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018

i
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
(PKB) GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DEMAKIJO I
GAMPING SLEMAN

Oleh
Uswatun Hasanah
NIM. 14108241138

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pelaksanaan


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru SD Negeri Demakijo I, (2)
alasan guru SD N Demakijo I dalam melaksanakan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB), (3) faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi ketika
mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), (4) upaya-upaya guru
SD Negeri Demakijo I dalam mengatasi hambatan pada pelaksanaan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.
Sumber data penelitian kepala sekolah, koordinator pengem bangan SDM, 6 guru
kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu
reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data
menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan PKB meliputi
kegiatan diklat funsional dan kegiatan kolektif guru. Kegiatan publikasi ilmiah dan
karya inovatif belum optimal, (2) alasan guru mengikuti PKB adalah untuk
meningkatkan profesionalitas mereka, (3) faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan PKB berasal dari Dinas, lembaga dan diri sendiri, (4) upaya yang
dilakukan guru dalam mengatasi hambatan adalah dengan meningkatkan kegiatan
dalam PKB serta menjadi guru yang lebih mandiri.

Kata kunci: guru, pengembangan keprofesian berkelanjutan, sekolah dasar

ii
REALIZATION OF TEACHER CONTINUOUS PROFESSIONAL
DEVELOPMENT (CPD) AT SD DEMAKIJO I GAMPING SLEMAN

By:
Uswatun Hasanah
NIM. 14108241138

ABSTRACT

The research is aim at describing (1) the realization of CPD at SD Negeri


Demakijo I Gamping Sleman, (2) the teachers reasons doing CPD, (3) the support
and obstacle in realization of CPD, (4) the teachers efforts to giving solutions for
CPD’s problem.
This was a descriptive research. The data sources in this resarch were
headmaster, coordinator of human development, and 6 (six) teachers. The data
were collected by in-depth interview and documentary. The technique of data
analysis by using sources triangulation technique triangulation.
The result of this research shows (1) activities teachers as realization from
CPD such as functional training and education. Scientific publication and
innovative creation are not optimum,(2) the teachers reason follow the CPD are to
increasing their professionality, (3) the supports and obstacle from continuous
professional development are from education authority, school, and their selves,
and (4) the teachers effort to giving solutions from the CPD obstacle done by
increased their activities on CPD and be more independent teacher.

Key word: teacher, continuous professional development, elementary school

iii
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah SWT dan dengan mengucap syukur alhamdulilah

serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sekripsi ini peneliti

persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta, Bapak Bonari dan Ibu Suminah.

2. Agama, Nusa dan Bangsa

3. Almamater FIP UNY

vi
MOTTO

”Who Dares to Teach must Never Cease to Learn”

“Orang yang Berani Mengajar tidak Berarti Berhenti Belajar”

(John Cotton Dana)

“Guru Belajar Dengan Membuka Wawasan, Guru Mengajar Dengan

Menyampaikan Wawasan”

(Uswatun Hasanah)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allahh SWT, atas berkat dan rahmat-Nya, peneliti

dapat menyelesaikan sekripsi yang berjudul “Pelaksanaan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru SD Negeri Demakijo I Gamping Sleman”

ini dengan lancar. Dalam menyelesaikan sekripsi ini tentunya tidaklah lepas dari

bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Agung Hastomo, M.Pd selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah

mmberikan arahan, motivasi dan bimbingan dalam penyusunan Tugas Akhir

Sekripsi ini.

2. Bapak Drs. Suyud, M.Pd selaku Penguji Utama, Bapak Drs. Bambang Saptono,

M.Si selaku Sekretaris Penguji, dan Bapak Agung Hastomo, M.Pd selaku

Ketua Penguji yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif

terhadap TAS ini.

3. Bapak Suparlan, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan PSD dan Ketua Program Studi

PGSD beserta dosen dan staff yang telah memberikan bantuan dan fasilitas

selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.

4. Dr. Haryanto selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang memberikan

persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Tangsi Sasmito, M.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Demakijo I

Gamping Sleman yang telah memberikan izin penelitian dan bantuan

pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Sekripsi ini.

6. Para guru dan staff SD Negeri Demakijo I Gamping, yang telah meberikan

bantuan memperlancar pengambilan data selama proses penelitian TAS ini.

viii
7. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, motivasinya

selama proses awal penyusunan sampai dengan selesainya Tugas Akhir

Sekripsi ini.

8. Sahabat-sahabat dari kos Underground Family yang telah memberikan

dukungan, motivasinya selama proses awal penyusunan sampai dengan

selesainya Tugas Akhir Sekripsi ini.

9. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat

disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan TAS ini.

Akhirnya, segala bantuan kebaikan yang telah diberikan dari semua pihak

menjadi amal yang bermanfaat dan mendapat balasan dari Allah SWT, dan semoga

Tugas Akhir Sekripsi ini dapat menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau

pihak lain yang membutuhkan.

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................................7
C. Pembatasan Masalah................................................................................8
D. Pertanyaan Penelitian ..............................................................................8
E. Tujuan Penelitian .....................................................................................8
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................9

BAB II LANDASAN PUSTAKA


A. Kajian Pustaka
1. Pengembangan Profesi Guru ............................................................11
a. Pengertian Guru .........................................................................11
b. Profesionalisme Guru ................................................................14
c. Pengembangan Profesi Guru .....................................................17
d. Pengembangan Guru sebagai Profesi ........................................20
e. Model Pengembangan Profesi di Indonesia ..............................23
2. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ......................................31
a. Pengertian PKB .........................................................................31
b. Unsur-Unsur PKB ......................................................................35
c. Ciri-Ciri PKB .............................................................................46
d. Manfaat PKB ............................................................................48
3. Pengembangan Keprofesian Guru Sekolah Dasar ............................49
B. Kajian Penelitian yang Relevan .............................................................52
C. Pertanyaan Penelitian ...........................................................................54

x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .........................................................................55
B. Setting Penelitian ................................................................................56
C. Sumber Data ........................................................................................57
D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data .........................................58
E. Keabsahan Data ...................................................................................61
F. Analisis Data ......................................................................................62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ...................................................................................65
1. Deskripsi Lokasi .............................................................................65
2. Pelaksanaan PKB............................................................................68
a. Pelaksanaan Guru dalam Kegiatan PKB ...................................67
b. Alasan Guru dalam Melaksanakan PKB ...................................89
c. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam PKB .......................96
d. Upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan PKB .103
B. Pembahasan ......................................................................................107
1. Pelaksanaan Guru dalam Kegiatan PKB ......................................107
2. Alasan Guru dalam Melaksanakan PKB ......................................113
3. Faktor Pendukung dan Pennghambat dalam Pelaksanaan PKB ...115
4. Upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan PKB .....117
C. Keterbatasan Penelitian .....................................................................118

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan............................................................................................119
B. Implikasi ...........................................................................................123
C. Saran ..................................................................................................124

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................126


LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................129

xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara .................................................... 60
Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Dokumentasi .................................................. 61

xii
DAFTAR GAMBAR/FOTO DOKUMENTASI
Halaman
Gambar 1. Foto Sertifikat Diklat Pra Jabatan CD 1 ......................................... 271
Gambar 2. Foto Sertifikat Diklat Induksi Guru CD 1 ...................................... 271
Gambar 1. Foto Sertifikat Diklat Guru Sasaran CD 1 ..................................... 271
Gambar 4. Surat tugas pelatihan K13 CD 1 ..................................................... 271
Gambar 5. Foto Sertifikat Diklat dalam jabatan (sertifikasi) CD 1 ................ 271
Gambar 6. Foto Sertifikat workshop dalam PKB tahun 2014 CD 6 ............... 271
Gambar 7. Foto Sertifikat workshop peningkatan Pedagogik guru CD 6 ....... 272
Gambar 8. Foto Sertifikat workshop PKB 2015 CD 6 .................................... 272
Gambar 9. Foto Sertifikat workshop PKB 2016 CD 6 .................................... 272
Gambar 10. Foto karya Inovatif media sederhana lukisan kulit telur CD 12 .. 272
Gambar 11. Foto Sertifikat pengabdian masyarakat di LPMP CD 2................ 273
Gambar 12. Foto Sertifikat SEQIP CD 2.......................................................... 273
Gambar 13. Foto Sertifikat Implementasi pelatihan K 13 CD 2....................... 273
Gambar 14. Foto Sertifikat Pelatihan B. Jawa CD 2......................................... 273
Gambar 15. Foto Sertifikat seminar nasional CD 8.......................................... 273
Gambar 16. Foto Sertifikat seminar nasional CD 8.......................................... 273
Gambar 17. Foto workshop PKB CD 8............................................................ 274
Gambar 18. Foto workshop Implementasi Kurikulum 13 CD 8...................... 274
Gambar 19. Foto workshop PKB CD 8............................................................ 274
Gambar 19. Media Pembelajaran sederhana .................................................... 275
Gambar 20. Foto Sertifikat Guru sasaran CD 3................................................ 275
Gambar 21. Foto Sertifikat workshop implementasi K 13 CD 7...................... 275
Gambar 22. Foto Sertifikat workshop PKB tahun 2014 CD 7.......................... 275
Gambar 23. Foto Sertifikat workshop PKB tahun 2016 CD 7.......................... 275
Gambar 24. Foto media wayang huruf CD 13.................................................. 275
Gambar 25. Foto media roda putar CD 13........................................................ 275
Gambar 26. Foto sertifikat SEQIP dari PPL UNY CD 4.................................. 276

xiii
Gambar 27. Foto sertifikat pelatihan pengembangan IT CD 4......................... 276
Gambar 28. Foto sertifikat diklat Pra jabatan CD 4.......................................... 276
Gambar 29. Foto sertifikat diklat Pra jabatan CD 9.......................................... 276
Gambar 30. Foto sertifikat studi banding CD 9................................................ 276
Gambar 31. Foto sertifikat semiloka CD 9........................................................ 276
Gambar 32. Foto sertifikat pelatihan Matematika CD 5................................... 277
Gambar 33. Foto sertifikat pelatihan SEQIP PPL UNY CD 5.......................... 277
Gambar 34. Foto sertifikat pelatihan ICT CD 5................................................ 277
Gambar 35. Foto sertifikat pelatihan pengelola amal usaha CD 5.................... 277
Gambar 36. Foto sertifikat seminar media pembelajaran CD 10...................... 278
Gambar 37. Foto sertifikat workshop implementasi K13 CD 10...................... 278
Gambar 38. Foto sertifikat workshop mendongeng CD 10............................... 278
Gambar 39. Foto sertifikat sertifikasi guru CD 5.............................................. 279
Gambar 40. Foto sertifikat diklat Pra-jabatan CD 5.......................................... 279

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman wawancara............................................................................ 131
Lampiran 2. Hasil Reduksi Data dan Kesimpulan Kepala Sekolah......................... 134
Lampiran 3. Hasil Reduksi Data dan Kesimpulan Wawancara dengan Guru.......... 148
Lampiran 4. Hasil Reduksi Data dan Kesimpulan Wawancara Koordinator SDM.. 200
Lampiran 5. Hasil Triangulasi Data dari Tiga Sumber........................................... 209
Lampiran 6. Pedoman Dokumentasi PKB................................................................ 257
Lampiran 7. Catatan Dokumentasi PKB.................................................................. 258
Lampiran 8. Dokumentasi/Daftar Gambar dalam kegiatan PKB............................. 270
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian.............................................................................. 280

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dampak dari adanya kemajuan zaman adalah perubahan pola pikir dan cara

pandang dari masyarakat. Perubahan dari perubahan dunia terjadi dengan cepat dan

mudah karena adanya pengaruh globalisasi. Globalisasi juga menyebabkan adanya

perubahan pada berbagai bidang, salah satu bidang yang terkena dampak dari

adanya arus globalisasi adalah dunia pendidikan di Indonesia. Perkembangan dunia

pendidikan memberi berbagai implikasi dan dampak, baik positif maupun negatif.

Menurut Anzizhan (2004: 1), bahwa pendidikan adalah institusi utama

dalam upaya pembentuk sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang diharapkan

suatu bangsa. Terbentuknya sumber daya manusia yang hebat dan berkualitas

dimulai dari adanya pendidikan dan pengajaran yang tepat. Pengajaran dalam

pendidikan bisa terlaksana dengan baik apabila terjadi proses pembelajaran yang

benar. Dalam hal ini, posisi guru adalah sebagai komponen utama dalam dunia

pendidikan.

Globalisasi membuat tugas dan peran guru dari hari ke hari dan tahun ke

tahun semakin berat. Guru dituntut untuk dapat mengimbangi bahkan melampaui

perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan dalam masyarakat. Menurut

pendapat Muhlisin, (2017) guru adalah sosok figur sumber daya manusia yang

menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Ketika semua

orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam

agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal.

1
Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa, guru dituntut untuk lebih

profesional. Supriyadi mengungkapkan bahwa profesionalisme merujuk pada

derajat penampilan individu sebagai seorang profesional atau penampilan pekerjaan

sebagai sebuah profesi (Leba & Padmomartono, 2014: 32). Sebagaimana dalam UU

No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen serta Permen No. 32 Tahun 2013

tentang standar serta peraturan menyatakan bahwa guru adalah pendidik

profesional.

Pemerintah menempatkan guru sebagai tenaga kerja yang profesional.

Dalam menjamin keprofesionalan guru, pemerintah melakukan kebijakan tentang

sertifikasi guru yang bertujuan diantaranya adalah untuk menentukan kelayakan

guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran (Payong, 2011: 76).

Guru sebagai suatu profesi harus selalu berkembang. Pengembangan

profesionalisme guru terutama harus didasarkan pada kebutuhan individu guru itu

sendiri selain kebutuhan institusi dan kelompok guru.

Berbagai model pengembangan sebenarnya sudah dikemukakan oleh

banyak ahli pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan guru.

pengembangan guru berdasarkan kebutuhan institusi. Dalam rangka meningkatan

kemampuan profesional guru, pemerintah membuat Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB). Pengembangan profesi merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh guru dalam rangka meningkatkan pengalaman keilmuan dan pengetahuan,

teknologi, dan keterampilan untuk meningkatkan mutu dalam belajar mengajar dan

profesionalisme yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan (Triyanto, 2010:

77).

2
Menurut Richard & Lockhart (2000: 37) terdapat beberapa model

pengembangan profesional guru, meliputi:

(1) keikutsertaan dalam konferensi (conference participation), (2)


workshop dan seminar (workshops and in service seminars), (3) kelompok
membaca (reading groups), (4) pengamatan kolega (peer observation), (5)
penulisan jurnal/catatan harian guru (writing teaching diaries/journals), (6)
kerja proyek (project work), (7) penelitian tindakan kelas (classroom action
research), (8) portofolio mengajar (teaching portfolio), dan (9) mentoring
(mentoring).

Pengembangan profesi diatas bila di sesuaikan dengan pengembangan

profesi di Indonesia sesuai dengan kegiatan PKB. Pengembangan profesi dalam

PKB dilakukan dalam berbagai kegiatan seperti pengembangan diri, publikasi

ilmiah dan karya inovatf. Sebagaimana dalam Buku Pedoman PKB, (2010: 2-3)

Harapannya melalui kegiatan PKB akan terwujud guru yang profesional yang

bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas dan tidak

setengah‐setengah, tetapi tidak kalah pentingnya juga memiliki kepribadian yang

matang, kuat dan seimbang. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang kuat, tuntas dan tidak setengah‐setengah serta kepemilikan kepribadian yang

prima, maka diharapkan guru terampil membangkitkan minat peserta didik kepada

ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penyajian layanan pendidikan yang

bermutu.

Pengembangan profesi yang saat ini diterapkan di berbagai sekolah adalah

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Penerapan kegiatan

pengembangan keprofesian berkelanjutan dilakukan dalam berbagai bentuk

kegiatan, seperti lokakarya, diklat, seminar, publikasi ilmiah, karya inovatif, dan

3
lain-lain. Selama beberapa tahun terakhir guru dari SD Negeri Demakijo I

menyampaikan bahwa dalam kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan

dengan bentuk pelatihan, lokakarya, kuliah, seminar. Dalam kegiatan tersebut guru

hadir hanya duduk sebagai perserta dan mendengarkan yang disampaikan para ahli.

Kegiatan tersebut biasanya guru mendapatkan materi baru sehingga tidak sedikit

guru mengalami kesulitan dalam menerapkan di kelasnya

Kegiatan-kegiatan tersebut kurang efektif karena pelaksanaannya tidak

sesuai dengan aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Seharusnya kegiatan

pengembangan profesi guru melalui praktek langsung di sekolah pada saat

pembelajaran sehingga guru tidak mengalami kesulitan dalam menerapkan materi

baru di kelasnya. Seperti ditegaskan oleh Borko dalam Setiawan (2015: 8) bahwa

kegiatan pengembangan profesi sebaiknya mengambil tempat di sekolah dan

dilaksanakan selama jam sekolah tersebut.

Menambahkan pendapatnya, Setiawan (2015: 12) menyatakan bahwa

pengembangan profesi guru seharusnya melibatkan refleksi diri guru terhadap isu-

isu dalam pendidikan.. Jadi pengembangan profesi berorientasi pada perubahan

guru dalam praktik mengajar, refleksi diri menjadi aktivitas penting dalam usaha

ini. Sehingga adanya pengembangan profesi berkelanjutan seharusnya mampu

membuat guru kelas menjadi sosok yang lebih profesional dalam proses dan

menjalankan pembelajaran di kelas..

Guru kelas sekolah dasar dituntut menguasai semua mata pelajaran wajib

sekolah dasar yang akan diajarkan di sekolah. Selain itu seorang guru kelas bukan

sekedar menyampaikan ilmu, namun juga nilai. Dalam menghadapi peserta

4
didiknya seorang guru juga harus paham dengan tingkat perkembangan siswanya.

Sehingga dalam menjalankan tugas, diharapkan seorang guru bisa melakukannya

dengan baik. Tetapi dari pengalaman guru dalam pelaksanaan pengembangan

profesi guru ini materi yang disampaikan bervariasi bahkan tidak ada kaitannya

dengan kebutuhan siswa pada mata pelajaran sekolah dasar.

Permasalahan lain yang dialami guru menurut koran online Kompasiana

(2015), problem pertama guru yang terlihat jelas sekarang ini adalah kurangnya

minat guru untuk meneliti. Banyak guru yang malas untuk meneliti di kelasnya

sendiri dan terjebak dalam rutinitas kerja sehingga potensi ilmiahnya tak muncul

kepermukaan. Banyak guru menganggap kalau meneliti itu sulit. Sehingga karya

tulis mereka dalam bidang penelitian tidak terlihat sama sekali. Padahal setiap

tahun, depdikbud selalu rutin melaksanakan lomba keberhasilan guru dalam

pembelajaran (LKGDP) atau Lomba Kreativitas Guru (LKG) tingkat nasional yang

diselenggarakan oleh direktorat Profesi Guru.

Para guru akan sibuk meneliti bila mereka mau naik pangkat saja.

Karenanya guru harus diberikan bekal agar dapat melakukan sendiri Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Menulis PTK merupakan bagian dari Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yaitu publikasi ilmiah. Sehingga seyogyanya

pengembangan profesi guru khususnya Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB) dilakukan tidak hanya sebatas ddiklat namun mampu membuat publikasi

ilmiah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa guru di SD

Negeri Demakijo I, peneliti menemukan berbagai kejadian seperti guru pelaksanaan

aktivitas pengembangan seperti mengajar, mengikuti pelatihan, menghadiri

5
seminar, konferensi, dan lokakarya belum optimal karena masih sedikit guru yang

pernah dilakukan serta guru belum melaksanakan PKB mandiri.

Guru-guru SD Negeri Demakijo I belum melaksanakan publikasi ilmiah

dan membuat karya yang sangat inovatif dalam pembelajaran. Guru belum

memahami cara membuat karya ilmiah yang benar. Kegiatan pengembangan

profesi yang pernah dilaksanakan oleh guru, hanya bersifat pasif dan mendengarkan

materi yang disampaikan oleh pemateri dalam diklat tertentu. Guru hadir hanya

duduk sebagai perserta dan mendengarkan yang disampaikan para ahli. Kegiatan

tersebut biasanya guru mendapatkan materi baru, materi yang disampaikan dalam

pelatihan pengembangan profesi masih bersifat umum. Sehingga banyak guru

mengalami kesulitan dalam menerapkan hasilnya di kelasnya.

Peneliti memilih sekolah ini karena SD Negeri Demakijo I merupakan salah

satu SD Negeri yang terpilih sebagai SD andhalan di Kecamatan Gamping, namun

bila dilihat dari kualitas pembelajaran, fasilitas dan pengembangan gurunya masih

sedang. SD ini terletak di antara perbatasan kota dan desa yang memiliki karakter

siswa yang beragam sehingga memerlukan penanganan yang instensif dari para

guru. SD Negeri Demakijo I memiliki jumlah kelas pararel serta jumlah siswa yang

banyak dengan lokasi yang tidak terlalu luas sehingga aktifitas di luas kelas guru

dan siswa menjadi terbatas.

Sekolah mengatakan telah menjalankan program-progam pengembangan

profesi guru seperti mengikuti berbagai macam program PKB seperti Diklat,

Workshop, Pelatihan Media, Lokakarya, dan Kelompok Kerja Guru (KKG), namun

guru dari sekolah itu belum melaksanakan kegiatan publikasi ilmiah dan membuat

6
karya yang sangat inovatif. Melihat dari beberapa permasalahan di atas penulis akan

meneliti tentang apa saja kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan

pengembangan profesi dalam kegiatan PKB. Dengan kata lain, peneliti hendak

menggali informasi ilmiah tentang pengalaman guru kelas dalam pengembangan

profesi mereka. Maka dari berbagai pertimbangan diatas peneliti mengambil judul

penelitian kualitatif Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Guru SD Negeri Demakijo I Gamping Sleman.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengembangan sebagai upaya guru dalam pelaksanaan PKB

seperti mengajar, mengikuti pelatihan, menghadiri seminar, konferensi, dan

lokakarya yang di ikuti masih sedikit dan guru belum melaksanakan PKB

mandiri.

2. Selama mengikuti kegiatan pengembangan profesi, guru bersifat pasif dan

mendengarkan materi yang disampaikan oleh pemateri atau ahli dalam

pengembangan tanpa melakukan praktik.

3. Materi yang disampaikan dalam pelatihan pengembangan profesi masih

bersifat baru dan umum sehingga banyak guru mengalami kesulitan dalam

menerapkan di kelasnya.

4. Guru belum membuat karya tulis ilmiah atau publikasi ilmiah dan karya

inovatif.

7
C. Fokus Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disampaikan diatas, peneliti

akan memberikan batasan masalah sebagai ruang lingkup penelitian yang akan

dilaksanakan tentang “Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB) Guru SD Negeri Demakijo I Gamping Sleman.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus masalah yang telah disampaikan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

guru SD Negeri Demakijo I ?

2. Apakah alasan guru SD N Demakijo I dalam melaksanakan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB)?

3. Apakah faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi ketika mengikuti

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)?

4. Bagaimanakah upaya-upaya guru SD Negeri Demakijo I dalam mengatasi

hambatan dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini secara umum adalah mengetahui

pengalaman guru sekolah dasar dalam mengikuti pengembangan profesi guru.

Penelitian ini memiliki tujuan khusus sebagai berikut.

8
1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB) guru SD Negeri Demakijo I.

2. Untuk mengetahui alasan guru SD N Demakijo I dalam melaksanakan

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi ketika

mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

4. Untuk mengetahui upaya-upaya guru SD Negeri Demakijo I dalam mengatasi

hambatan pada pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, diharapkan

bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah sebagai

sumbangan referensi pengalaman guru SD dalam pengembangan profesi guru dan

pengalaman sebagai mahasiswa calon guru sekolah dasar (PGSD).

2. Bagi Pembaca (calon guru)

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi pembaca selaku

calon guru sekolah dasar.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber acuan bagi

sekolah untuk terus meningkatkan profesionalisme para staf pengajarnya dengan

pengembangan pelatihan profesi guru.

9
4. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar mampu meningkatkan pelayanan

dan pemberian fasilitas dalam pelaksanaan pengembangan profesi guru.

10
BAB II
LANDASAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pengembangan Profesi Guru

a. Pengertian Guru

Guru merupakan seseorang yang melaksanakan sebuah pekerjaan penting

dalam dunia pendidikan di Indonesia. Secara etimologi guru berasal dari bahasa

Inggris yaitu teacher , yang berarti guru, dan dari bahasa Arab dengan istilah

mu’alim yang berarti orang yang menyampaikanilmu, pelajaran, akhlak, dan

pendidikan (Yahya, 2013: 24). Sedangkan menurut pendapat Syah, dalam Yahya

(2013: 25) guru adalah orang yang pekerjaanya mengajar orang lain. Berdasarkan

pendapat tersebut guru diartikan sebagai seseorang yang menyampaikan dan

mengajarkan suatu ilmu atau pendidikan kepada orang lain.

Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 mengartikan guru

sebagai pendidik profesional dengan ugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, nenilai, dan mengealuasi peserta didik pada

pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan

menegah. Memperkuat pendapat tersebut Al-Hasyimi yang dikutip Yahya, (2013:

25). oleh pendidik adalah orang yang mengajar individu atau beberapa individu

lainnya agar dibawah pengasuhanya, individu-individu tersebut dapat tumbuh dan

berhasil menjalankan kehidupannya. Pengertian tersebut dapat dimaknai bahwa

pendidik adalah seseorang yang yang memberikan ilmu kepada satu orang dan/atau

11
beberapa orang, agar di bawah bimbingannya orang-orang tersebut mampu

menjalankan kehidupannya dalam masyarakat.

Guru adalah orang yang mempunyai tugas mengajar dan mendidik,

sehingga guru juga bisa diartikan sebagai pendidik. Sebagaimana disampaikan oleh

Tafsir (2006: 170) dalam ilmu pendidikan pendidik ialah semua yang

mempengaruhi yaitu manusia, alam dan kebudayaan. Sehingga guru sebagai

manusia bisa diartikan sebagai seorang pendidik.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa guru

adalah pendidik profesional yang bertugas mengajar, mendidik, membimbing,

menilai dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada individu lain atau peserta

didik, sehingga peserta didik berhasil menjalani kehidupannya dengan baik dalam

masyarakat. Karena guru merupakan pendidik profesional, maka dalam UU No. 14

tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 7 menyebutkan bahwa prinsip

profesionalitas adalah:

1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme,


2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutupendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia,
3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas,
4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai denganbidang tugas,
5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan,
6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja,
7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajarsepanjang hayat,
8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalammelaksanakan tugas
keprofesionalan dan,

12
9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenanganmengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Guru sebagai sebuah profesi yang telah diakui oleh pemerintah mempunyai

hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 14 dan pasal 20, menyatakan bahwa hak

dan kewajiban guru adalah sebagai berikut.

1) Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan

kesejahteraan sosial.

2) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan berhak atas

kekayaan intelektual.

4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk

menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

6) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan

kelulusan, penghargaan atau sangsi pada peserta didik sesuai dengan kaidah

pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas

8) Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi

9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

10) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan

kualifikasi akademik dan kompetensi

11) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

13
Kewajiban Guru

1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang

bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

secara berlanjut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni.

3) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang, dan status sosial ekonomi

peserta didik dalam pembelajaran.

4) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan hukum, kode etika, dan

nilai-nilai etika.

5) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

b. Profesionalisme Guru

Pengembangan profesi erat dengan profesionalitas guru. Menurut pendapat

Danim (2002: 21) mengungkapkan bahwa profesional sama terkait dengan

“profesionalisme” atau “profesionalitas”. Dengan arti sebagai orang yang

menyandang suatu profesi tertentu atau merujuk pada kinerja (performance)

seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai denga profesinya. Supriadi

(1998: 179-180) menambahkan pendapat tersebut dengan menyatakan, jabatan

guru merupakan jabatan profesional yang harus memenuhi kualifikasi tertentu,

antara lain:

14
1) Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajar siswanya. Ini berarti bahwa

komitmen tertinggi guru adalah kepentingan siswanya.

2) Menguasai secara mendalam materi pelajaran yang diajarkannya.

3) Mampu berfikir sistimatis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari

pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan

refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk dapat belajar

dari pengalaman, guru harus tahu mana yang benar dan salah serta baik dan

buruk dampaknya pada proses pembelajaran.

4) Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya yang

memungkinkan mereka untuk selalu meningkatkan profesionalismenya.

Berdasarkan pendapat tersebut guru profesional adalah guru yang harus

mempunyai kinerja tertentu serta memiliki kualifikasi-kualifikasi tertentu yang

sudah ditetapkan. Berbeda dengan pendapat di atas, menurut Samana (1994: 21),

guru profesional adalah guru yang tahu secara mendalam tentang apa yang

diajarkannya, cakap dalam cara mengajarkannya secara efektif dan efisien dan guru

tersebut berkepribadian mantap.

Sardiman (2003: 135-136) menambahkan jika ada tingkatan kualifikasi

profesional guru sebagai tenaga profesional kependidikan. Pertama adalah

tingkatan capable personal, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan,

kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga

mampu mengelila belajar mengajar secara efektif. Tingkat kedua adalah guru

sebagai inovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen

terhadap upaya perubahan dan reformasi. Tingkat ketiga, adalah guru sebagai

15
developer. Sebagai developer, guru harus memiliki visi keguruan yang mantap dan

luas perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh ke depan dalam

menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai suatu

sistem. Berdasarkan pendapat tersebut guru mempunyai tingkatan profesional

yaitu: capable personal, inovator, dan developer.

Profesionalitas yang meningkat dapat dilihat melalui beberapa indikator.

Menurut Hamalik (2002: 38) sebagai indikator, maka guru yang dinilai kompeten

secara profesional, apabila: 1) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung

jawab dengan sebaik-baiknya. 2) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-

peranannya secara berhasil. 3) Guru terebut mampu bekerja dalam usaha mencapai

tujuan pendidikan (tujuan istruksional) sekolah. 4) Guru tersebut mampu

melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas. Guru

mempunyai beban tanggung jawab yang besar dalam proses kegiatan belajar

mengajar. Hamalik (2001: 127-133), menambahkan tanggung jawab itu adalah

sebagai berikut:

1) Guru harus menuntut siswa untuk belajar.


2) Guru harus ikut membina kurikulum sekolah.
3) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak, dan
jasmaniah).
4) Memberikan bimbingan kepada siswa.
5) Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan
mengadakanpenilaian atas kemampuan belajar.
6) Menyelenggarakan penelitian.
7) Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif.
8) Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila.
9) Turut serta membantu tercapainya kesatuan dan persatuan bangsa dan
perdamaian dunia.
10) Turut menyukseskan pembangunan.
11) Tanggung jawab meningkatkan peran profesional guru

16
Berdasarkan beberapa pendapat ditas dapat disimpulkan bahwa

profesionalisme guru adalah tuntutan yang harus dipenuhi oleh guru sebagai

pengajar, pendidik anak bangsa yang harus dipenuhi dengan kualifikasi-kualifikasi

tertentu sehingga mampu meningkatkan kinerjanya dalam bertugas. Selain itu

profesionalitas dari guru juga dikur dengan berbagai indikator yang telah

ditentukan.

c. Pengembangan Profesi Guru

Pengembangan profesi guru merupakan bagian yang penting dalam dunia

pendidikan. Dalam kamus bahasa Indonesia, profesi diartikan sebagai bidang

pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian tertentu. Menurut pendapat Suparlan

(2006: 71) profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang

menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesiapan terhadap pekerjaan itu. Pendapat

tersebut dikuatkan oleh Saud (2013: 6) yang mengatakan bahwa pekerjaan tersebut

tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan

secara khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut. Kedua pendapat tersebut

mengartikan profesi sebagai suatu pekerjaanyang sudahdipersiapkan khusus

dengan berbagai keterampilan dalam bidangnya.

Menurut pendapat Danim (2002: 102) secara termologi profesi dapat

diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi

pelakunya. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian

(expertise) dari pada anggotanya. Ketiga pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa

profesi merupakan suatu pekerjaan yang tidak bisa dijalani oleh sembarang orang

17
karena menuntut adanya tanggung jawab, keahlian tertentu serta pendidikan yang

tinggi.

Moore (dalam Yamin, 2007: 31) mengidentifikasi profesi menurut ciri-ciri

sebagai berikut: 1) Seseorang profesional menggunakan waktu penuh untuk

menjalankan pekerjaannya. 2) Ia terikat oleh panggilan hidup, dan dalam hal ini

memerlukan pekerjaannya sebagai seperangkat norma kepatuhan dan

perilaku. 3) Ia anggota organisasi profesional yang formal. 4) Ia menguasai

pengetahuan yang berguna dan keterampilan atas dasar latihan spesialisasi atau

pendidikan yang sangat khusus. 5) Ia terikat dengan syarat-syarat kompetensi,

kesadaran prestasi, dan pengabdian. 6) Ia memperoleh otonomi berdasarkan

spesialisasi teknis yang tinggi sekali.

Syarat –syarat profesi menurut Richey yang dikuitip oleh Saud (2013: 15)

meliputi hal sebagai berikut:

1) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan


dengan kepentingan pribadi.
2) Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang
panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip
pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
3) Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta
mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
4) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan
cara kerja.
5) Membutuhkan suatu kegiatan intektual yang tinggi.
6) Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin
dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
7) Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan
kemandirian.
8) Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi
seorang anggota yang permanen.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa profesi

adalah suatu pekerjaan tertentu yang hanya dijalani oleh seseorang tertentu karena

18
menuntut adanya keterampilan khusus, tanggung jawab, pengalaman serta telah

mengikuti pelatihan pendidikan tinggi guna menunjang pengetahuaanya dalam

profesi tersebut.

Perkembangan yaitu peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan

pada masa yang akan datang, dan dilakukan dengan pendekatan yang terintegrasi

dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja. Pendapat tersebut sejalan

dengan pendapat Kaswan (2011: 3) yang menjelaskan bahwa pengembangan

merupakan upaya memberi kemampuan kepada karyawan yang akan diperlukan

organisasi dimasa yang akan datang. Saud (2013: 101) menambahkan

pengembangan dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan

kualitas staff dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian.

Menurut pendapat Suprihatiningrum yang dikutip oleh Kompri, (2016: 165)

pengembangan profesi guru adalah sesuatu untuk membantu organisasi atau

individu dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Dari pendapat beberapa ahli di

atas dapat disimpulkam bahwa pengembangan adalah peningkatan pengetahuan

yang diperlukan untuk pernaikan pekerjaan dimasa depan. Pengembangan tersebut

dilakukan secara terorganisir dan terstruktur. Sehingga pengetahuan tersebut bisa

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam dunia kerja.

Sehingga dapat disimpulkan pengembangan profesi adalah suatu usaha yang

biberikan kepada seseorang guna untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan

serta wawasan baru sehingga mampu memenuhi tuntutan dari pekerjaan tersebut.

Pengembangan profesi dilakukan secara teroganisir dan berkelanjutan.

19
Pengembangan profesi bisa dilakukan dalam rangka peningkatan dalam mutu

pendidikan.

d. Pengembangan Guru sebagai Profesi

Perkembangan dunia pendidikan yang semakin maju, mengharuskan segala

aspek dalam ruang ringkup pendidikan untuk berubah megikuti arus. Aspek yang

penting salah satunya adalah guru. Guru merupakan tombak dalam dunia

pendidikan. Pada konteks pendidikan. Surat Edaran (SE) Mendikbud dan Kepala

BAKN Nomor 57686/MPK/1089 mendefinisikan guru adalah pegawai negeri sipil

(PNS) yang diberi tugas, wewenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah,

termasuk hak yang melekat pada jabatan (Suparlan, 2006: 7).

Menurut Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen

menjelaskan bahwa guru adalah pendidik yang profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tugas guru meliputi mendidik,

mengajar, dan melatih. Mendidik merupakan suatu hal yang amat kompleks,

mengingat banyak yang harus diatasi untuk membawa siswa menjadi orang yang

dewasa, cerdas bukan hanya kognitifnya, tapi juga cerdas secara emosional-

spiritual, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Istilah melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada

siswa. Sehingga hal ini, dalam tugasnya pekerjaan guru adalah sebuah profesi

karena guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus

20
sebagai guru. Kunandar (2007: 46) menjelaskan guru sebagai profesi berarti guru

sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan)

dalam pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien. Guru sebagai profesi

memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi.

Berbeda dengan pendapat tersebut, menurut pendapat Suparlan (2006: 76)

syarat guru sebagai profesi yaitu: 1) Memiliki fungsi dan signifikansi sosial sebagai

ladang pengabdian guru kepada masyarakat. 2) Menuntut adanya keterampilan

yang diperoleh memulai pendidikan dan pelatihan. 3) Didukung oleh suatu disiplin

ilmu. 4) Memiliki organisasi profesi dan kode etik bagi anggotanya dalam

berperilaku disertai dengan sanksi tertentu. 5) Berhak untuk memperoleh imbalan

finansial atau materil.

Menurut pendapat Asmani (2011: 27), bahwa guru sebagai profesi harus

memiliki gagasan-gagasan baru untuk selalu mengembangkan kreativitas, memiliki

ide cermelang yang mengiringi daya cipta dalam berkarya, menghabiskan waktu

untuk menyelesaikan tugas profesional dan administrasi, bertanggung jawab

terhadap tugas yang diemban, ikhlas dan tidak pernah putus asa.

Sejalan dengan pernyataan tersebut sebagai pendidik profesional, seorang

guru dituntut untuk selalu mengembangkan ilmu dan pengetahua, pengalaman

mengajar serta keterampilannya dengan mengikuti pengembangan profesi. Menurut

pendapat Danim (2011: 84) pengembangan profesi guru dilakukan dalam rangka

menjaga agar kompetensi keprofesionalannya tetap sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta budaya. Kegiatan pengembangan tersebut

21
dapat dilakukan baik selagi dalam pendidikan maupun setelah bertugas (dalam

jabatan).

Melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik agar dapat meningkatkan

mutu pendidikan maka guru harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai

sebagai suatu jabatan profesional. Menurut Pantiwati upaya meningkatkan

profesionalisme guru diantaranya melalui: (1) Peningkatan kualifikasi dan

persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar, dan (2)

Program sertifikasi (Rachmawati dan Daryanto, 2013: 25). Selain sertifikasi,

Menurut pendapat Priatna dan Sukamto (2013: 145) yaitu mengoptimalkan fungsi

dan peran kegiatan dalam bentuk PKG (Pusat Kegiatan Guru), KKG (Kelompok

Kerja Guru), dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang memungkinkan

para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang

mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya

Hal ini diperkuat pendapat dari Pidarta bahwa mengembangkan atau

membina profesi para guru yang terdiri dari:

1) Belajar lebih lanjut.

2) Menghimbau dan ikut mengusahakan sarana dan fasilitas sanggar-sanggar,

seperti Sanggar Pemantapan Kerja Guru

3) Ikut mencarikan jalan agar guru-guru mendapatkan kesempatan lebih besar

mengikuti penataran-penataran pendidikan.

4) Ikut memperluas kesempatan agar guru-guru dapat mengikuti seminar-seminar

pendidikan yang sesuai dengan minat dan bidang studi yang dipegang dalam

usaha mengembangkan profesinya.

22
5) Mengadakan diskusi-diskusi ilmiah secara berkala di sekolah.

6) Mengembangkan cara belajar berkelompok untuk guru-guru sebidang studi.

(Rachmawati dan Daryanto, 2013: 25)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengembangan guru sebagai profesi adalah usaha pengembangan yang dilakukan

kepada guru dengan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan

seorang guru dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang

pendidik. Pembinaan dan pengembangan profesi guru dengan tujuan untuk

meningkatkan kinerja dan dilakukan secara berkelanjutan sehingga mampu

menciptakan kinerja sesuai dengan persyaratan yang diinginkan.

e. Model Pengembangan Profesi di Indonesia.

Program peningkatan guru merupakan upaya untuk meningkatan

kompetensi guru secara sistematik. Kebijakan peningkatan mutu/kualitas guru

dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan pendidikan yakni: (1) pendidikan

tenaga kependidikan (preservice education), (2) pendidikan dan pelatihan

(inservice training), dan (3) pendidikan dalam jabatan (on the job training).

Ketiganya merupakan subsistem peningkatan guru yang tidak dapat dipisahkan

antara satu dengan yang lain. Program dan kegiatan peningkatan mutu/kualitas guru

telah berkembang dari waktu ke waktu dan dilaksanakan secara sistematik.

Mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh untuk meningkatkan mutu

pendidik adalah melalui pembinaan profesional guru yakni:

1) Kelompok Kerja Guru (KKG)

2) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

23
3) Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS)

4) Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS)

Upaya untuk meningkatkan kualitas/mutu guru dapat dilakukan melalui

lembaga pendidikan guru, yakni Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

(LPTK). LPTK berfungsi untuk menghasilkan temuan-temuan penelitian dalam

usaha memperbaiki kinerja sistem pendidikan dalam segala aspeknya. LPTK juga

mempunyai kesempatan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan mata

pelajaran sebagai akibat perkembangan ilmu, disamping temuan-temuan dalam

bidang perkembangan anak dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan isi

pendidikan. Menurut pendapat Suparlan (2006: 153), menyebutkan beberapa

kegiatan yang dapat mendukung peningkatan profesionalisme guru, sebagai

berikut:

1) Pertemuan organisasai profesi.

2) Pertemuan dengan komponen pendidikan lain.

3) Seminar atau lokakarya.

4) Media komunikasi

Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Collete dan Ciappetta dalam

Sprihartiningrum yang dikutip oleh Kompri (2016: 173) mengemukakan bahwa

pengembangan profesi guru dapat ditempuh melalui beberapa cara yaitu; studi

lanjut, inservise training, memberdayakan musyawarah guru mata pelajaran

(MGMP), memberdayakan organisasi profesi, mengevaluasi kinerja, sertifikasi,

dan uji kompetensi.

24
Pengembangan yang telah dilakukan pemerintah dilakukan dalam berbagai

model, beberapa yang sedang dilakukan pemerintah antara lain Uji Kompetensi

Guru (UKG), Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB).

1) Uji Kompetensi Guru (UKG)

UKG merupakan tindak lanjut dari program pemerintah berkaitan dengan

sertifikasi guru bertujuan untuk mengembangkan dan mendesmonstrasikan

perilaku bukan hanya sekedar mempelajari keterampilan tertentu, tetapi merupakan

penggabungan dan aplikasi keterampilan dengan pengetahuan yang saling

berkaitan dan mengacu pada perilaku nyata. Menurut pendapat Mulyasa (2013: 57-

60) Uji Kompetensi Guru (UKG) memiliki manfaat meliputi:

a) Sarana untuk memetakan guru.

b) Alat seleksi penerimaan guru.

c) Sarana untuk mengelompokkan guru.

d) Acuan dalam pengembangan kurikulum.

e) Sarana untuk pembinaan guru.

f) Alat untuk mendorong kegiatan dan hasil belajar.

g) Sarana pemberdayaan guru.

2) Penilaian Kinerja Guru (PKG)

PKG diartikan sebagai upaya untuk mendapatkan guru bermutu baik dan

profesional dengan dihasilkan dalam satu periode pembinaan atau pelatihan

tertentu. Sistem Penilaian Kinerja Guru (PKG) adalah penilaian yang dirancang

untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui

25
pengukuran penguasaan kompetensi yang ditujukan dalam unjuk kerjanya (Priyatna

& Sukamto, 2013: 1).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka hasil penilaian kinerjaguru tersebut

dapat digunakan oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk melakukan refleksi

terkait dengan tugas dan fungsinya dalam rangka memberikan layanan kepada

masyarakat dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kinerja

guru. Menurut pendapat Priyatna & Sukamto, (2013: 1) Penilaian Kinerja Guru

tidak hanya dilaksanakan bagi guru-guruyang beradadi bawah naungan

Kementerian Pendidikan Nasional, tetapi berlaku untuk guru-guru di bawah

naungan Kementerian Agama.

Salah satu kegiatan dalam PKG adalah penilaian/evaluasi. Evaluasi adalah

proses penilaian terhadap hasil kerja untuk mengetahui capaian dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Evaluasi berupa pengukuran atas capaian

dilakukan melalui observasi, wawancara, penilaian sejawat, dan tes menurut

peristiwa atau satuan waktu tertentu. Sebagaimana diungkapkan oleh Priatna &

Sukamto (2013: 16-17) bahwa Penilaian Kinerja Guru dilakukan melalui tiga cara

yaitu observasi terhadap lingkungan pembelajaran, konseling dan tugas tambahan

secara fisik, wawancara dengan guru, kepala sekolah, staff, dan siswa, dan melihat

dokumen yang dimiliki guru.

Menambahkan pendapat tersebut, PKG merupakan bentuk tanggung jawab

guru terhadap tugasnya sebagai guru sebagaiman pendapat Sudarwan, (2011: 157)

bahwa evaluasi atas kinerja guru merupakan kegiatan pengendalian, penjaminan

dan penetapan tingkat kompetensi dan profesinalitas guru sebagai bentuk

26
pertanggung jawaban dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran, baik

di kelas maupun diluar kelas.

Berbeda dengan pendapat diatas, Danim (2011: 157) juga berpendapat

bahwa secara umum, evaluasi ini dapat dilakukan oleh guru sendiri, sejawat, atasan,

pengawas, atau masyarakat dengan maksud untuk memantau proses, kemajuan,

hasil, dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan secara berkala,

menyeluruh, transparan, dan sistematis untuk menilai kinerja guru. Kegiatan

evaluasi atas kinerja guru pada umumnya merupakan proses pengumpulan serta

pemrosesan data dan informasi yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan, pengelolaaan dan pengembangan profesionalitas guru sendiri.

Evaluasi diri dari guru merupakan upaya secara pribadi untuk mengetahui

gambaran kemampuan mengenai kinerja dan keadaan dirinya berkaitan dengan

kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, bahkan ancaman atas eksistensinya

sebagai seorang guru. Menurut pendapat Danim (2011: 159) tujuan evaluasi diri

yang pertama adalah menyususn profil pribadi, kemampuan, keterampilan,

kompetensi, dan kinerja diri sendiri. Kedua, sebagai prakondisi untuk

merencanakan dan melakukan tindakan perbaikan diri secara berkesinambungan.

Ketiga, penjamin mutu internal oleh dirinya sendiri. Keempat, pemberian informasi

secara jujur dan terbuka mengenai kekuatan dan kelemahan pribadi kepada siswa,

sejawat, atau pihak tertentu yang memerlukannya.

Kelima, persiapan pribadi untuk meminta pihak. Keenam dalam rangka

penentuan proritas program pengembangan profesionalitas guru. Sehingga jika

guru tidak pernah mengevaluasi diri maka dirinya tidak akan bekembang karena

27
dengan evaluasi berarti menentukan posisi diri dan posisi yang akan memunculkan

koreksi sampai akhirnya memiliki usaha perbaikan. Keterkaitan antara penilaian

Kinerja Guru serta hasil evaluasi dengan sertifikasi guru adalah penilaian Kinerja

Guru sebagai tolak ukur mutu dan profesionalitas guru, guru yang bersertifikasi

harus memiliki mutu dan profesionalitas tinggi yang akan dilanjutkan dengan

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Sesuai dengan isi Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan

dosen dimana profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi bermartabat, maka

pemerintah memandang bahwa guru sebagai profesi yang memerlukan

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Pengembangan tersebut dilakukan agar

dapat secara terus menerus meningkatkan layanan sesuai dengan kebutuhan peserta

didik. Dilihat dari sisi prakarsa lembaga,

3) Pendidikan dan pelatihan.

Pembinaan dan pengembangan profesi guru dan karir guru dilaksanakan

melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun

bukan diklat, antara lain: (Danim, 2010: 30-32) .

a) In-house training (IHT). Pelatihan IHT yaitu pelatihan yang dilaksanakan

secara internal dengan kelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain

yang ditetapkan untuk menyelenggarakan.

b) Program magang. Program magang diperuntukkan bagi guru dengan

pelatihan keterampilan untuk belajar manajemen kelas atau manajemen

sekolah secara efektif.

28
c) Kemitraan sekolah. Pelatihan yang dilaksanakan antara sekolah yang baik

dan sekolah yang kurang baik maupun sekolah negeri dan sekolah swasta

agar lewat pembinaan lewat mitra sekolah mendapatkan keunikan dan

kelebihan sekolah, misalnya di bidang manajemen sekolah atau kelas.

d) Belajar jarak jauh. Pelatihan ini melalui internet maupun sejenisnya agar

guru yang tidak terjangkau tempat pelatihan dapat juga mengikuti

pelatihan dan pembinaan.

e) Pelatihan berjenjang dan khusus. Pelatihan ini dibagi jenis jenjang

program berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi dari jenjang

dasar, menengah, lanjut tinggi.

f) Kursus singkat diperguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.

Kursus singkat untuk melatih meningkatkan kemampuan guru seperti

melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah dan

sebagainya.

g) Pembinaan internal oleh sekolah. Melaksanakan pembinaan antara kepala

sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui

rapat, tugas-tugas, dan diskusi dengan rekan sejawat.

h) Pendidikan lanjut. Pembinaan pendidikan lanjut untuk peningkatan

kualifikasi dan kompetensi guru sehingga dapat menghasilakan guru-guru.

Pembina yang dapat membantu guru lain dalam pengembangan profesi.

4) Kegiatan selain Pendidikan dan Pelatihan (Non-Diklat)

29
a) Diskusi masalah pendidikan, dengan adanya kegiatan diskusi dihapkan guru bisa

menyelesaikan masalah-masalah yang dialami di sekolah, baik masalah dalam

proses pembelajaran maupun peningkatan kompetensi pengembangan karir.

b) Seminar, pengikut sertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi

ilmiah juga mampu meningkatkan profesionalitas guru dengan cara

berkelanjutan.

c) Workshop, dilakukan untuk mendapatkan produk yang bermanfaat bagi

peningkatan mutu pembelajaran serta karir.

d) Penelitian, jenis penelitian yang bisa dilakukan guru adalah penelitian tindakan

kelas, penelitian eksperimen, dan lain-lain demi peningkatan mutu

pembelajaran.

e) Penulisan buku ajar/bahan ajar, bahan ajar bisa dalam bentuk diktat, buku,

ataupun karya dalam bidang pendidikan.

f) Pembuatan media pembelajaran, media yang dibuat bisa berupa alat peraga, alat

praktikum, bahan ajar elektronik maupun animasi pembelajaran.

g) Pembuatan karya teknologi/karya seni.karya yang dibuat guru bisa dalam bentuk

karya yang bermanfaat bagi masyarakat, atau penunjang dalam kegiatan

pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan

profesi di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara dan model seperti studi lanjut,

inservise training, memberdayakan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP),

memberdayakan organisasi profesi, mengevaluasi kinerja, sertifikasi, dan uji

30
kompetensi. Sehingga secara umum terangkum dalam kegiatan Penilaian Kinerja

Guru, Uji Kompetensi guru serta Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

2. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

a. Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Berbagai macam pengembangan profesi yang ada di Indonesia salah satu

programnya adalah PKB. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang

disingkat dengan PKB adalah program yang ditujukan untuk guru agar terus

menjaga profesi seorang guru senantiasa menjadi tenaga guru yang profesional

dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Berdasarkan Buku Pedoman PKB (2010: 9) PKB adalah bentuk

pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam

upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa.

Dengan demikian semua siswa diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih,

mempunyai keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang

mendalam tentang materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka

ketahui dan mampu melakukannya.

PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru secara

berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal

sebagai guru. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Priansa (2017: 169) yang

mengartikan PKB sebagai pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan

sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan

profesionalitas guru. Jadi dapat dimaknai bahwa PKB adalah program

31
pengembangan yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas guru secara

bertahab dan bekelanjutan.

Berbeda dengann pendapat tersebut, menurut pendapat Hari dalam (K.M.

Armour & M.R. Yelling, 2004: 95-114) PKB cenderung fokus pada kemungkinan

guru untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar. Hal ini

adalah suatu proses yang diharapkan pemerintah agar guru dapat memperbaharui

dan memperpanjang komitmen mereka sebagai agen perubahan dengan tujuan

moral mengajar.

Department for Education and Employment (DfEE) dalam (Keay J, 2006:

160) manyatakan strategi PKB di Inggris adalah mempromosikan peluang di

sekolah agar terjadi pengembangan yang lebih dari sumber eksternal PKB, hal

tersebut menyatakan bahwa banyak guru yang menemukan pengembangan

profesional yang terbaik datang melalui pembelajaran dari dan dengan guru lain

sehingga bisa saling bertukar pengalaman satu sama lain. Dalam Permenneg PAN

dan RB No. 16 Tahun 2009 dalam (Priatna dan Sukamto: 2013: 191),

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan

kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,

berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

PKB adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan

kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan

dengan keberhasilan siswa. Dengan demikian semua siswa diharapkan dapat

mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai keterampilan lebih baik, dan

menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang materi ajar serta

32
mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu melakukannya. PKB

mencakup berbagai cara dan/ atau pendekatan di mana guru secara

berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan

awal sebagai guru.

PKB mendorong guru untuk memelihara dan meningkatkan standar mereka

secara keseluruhan mencakup bidang-bidang berkaitan dengan pekerjaannya

sebagai profesi. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan, dan

memperluas pengetahuan dan keterampilannya serta membangun kualitas pribadi

yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya. Melalui kesadaran untuk

memenuhi standar kompetensi profesinya serta upaya untuk memperbaharui dan

meningkatkan kompetensi profesional selama periode bekerja sebagai guru.

PKB merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan pengembangan

karier baik saat ini maupun ke depan. PKB harus mendorong dan mendukung

perubahan khususnya di dalam praktik-praktik dan pengembangan karier guru.

Pada prinsipnya, PKB mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan

refleksi yang didesain untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan,

pemahaman, dan keterampilan. Dengan perencanaan dan refleksi pada pengalaman

belajar guru dan/atau praktisi pendidikan akan mempercepat pengembangan

pengetahuan dan keterampilan guru serta kemajuan karier guru dan/atau praktisi

pendidikan.

PKB diawali dengan perencanaan untuk mencapai standar kompetensi

profesi (khususnya bagi guru yang belum mencapai standar kompetensi sesuai

dengan hasil penilaian kinerja, atau dengan kata lain berkinerja rendah),

33
mempertahankan/ menjaga dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan

perolehan pengetahuan dan keterampilan baru. PKB dalam rangka pengembangan

pengetahuan dan keterampilan merupakan tanggung jawab guru secara individu

sesuai dengan masyarakat pembelajar, jadi sangat penting bagi guru yang berada di

ujung paling depan pendidikan.

Oleh karena itu, mengacu pada Pedoman Pengelolaan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam

Priatna & Sukamto, (2013: 192), agar PKB dapat mendukung kebutuhan individu

dan meningkatkan praktik-praktik keprofesionalan maka kegiatan PKB harus:

1) Menjamin kedalaman pengetahuan terkait dengan materi ajar yang diampu.

2) Menyajikan landasan yang kuat tentang metodologi pembelajaran (pedagogik)

untuk mata pelajarantertentu.

3) Menyediakan pengetahuan yang lebih umum tentang proses pembelajaran dan

sekolah sebagai institusi di samping pengetahuan terkait dengan materi ajar yang

diampu dan metodologi pembelajaran (pedagogik) untuk mata pelajaran tertentu

4) Mengakar dan merefleksikan penelitian terbaik yang ada dalam bidang

pendidikan.

5) Berkontribusi terhadap pengukuran peningkatan keberhasilan peserta didik

dalam belajarnya.

6) Membuat guru secara intelektual terhubung dengan ide-ide dan sumber daya

yang ada.

34
7) Menyediakan waktu yang cukup, dukungan, dan sumber daya bagi guru agar

mampu menguasai isi materi belajar dan pedagogik serta mengintegrasikan

dalam praktik-praktik pembelajaran sehari-hari.

8) Di desain oleh perwakilan dari mereka-mereka yang akan berpartisipasi dalam

kegiatan PKB bekerja sama dengan para ahli dalam bidangnya

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) merupakan salah satu program pengembangan profesi yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui

peningkatan kualitas dan profesionalitas guru sebagai tenaga pendidik dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang dilaksanakan sesuai dengan

kebutuhan, bertahap, bekelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di laksanakan secara terus

menerus dan terencana selama guru masih menjabat atau menjalankan tugasnya

sebagai seorang pengajar dan pendidik.

b.Komponen/Unsur dalam PKB

Kegiatan dalam program PKB terdiri atas berbagai unsur yang dilakukan

secara terencana dan berkelanjutan. Menurut pendapat Priatna & Sukamto, (2013:

145-146) kegiatan PKB meliputi tiga (tiga) sub-unsur, yaitu:

1) Pengembangan Diri, yang terdiri dari:


 Diklat fungsional, yaitu diklat yang berkaitan dengan profesi sebagai
guru. Misalnya diklat pengembangan bahan ajar matematika untuk
guru mata pelajaran matematika. Dan sebagainya.
 Kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau
keprofesian guru. Misalnya kegiatan KKG, MGMP, dan sebagainya.
2) Publikasi Ilmiah, yang terdiri dari:

35
 Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada
bidang pendidikan formal, misalnya dalam bentuk makalah yang
diterbitkan dalam jurnal, dan sebagainya.
 Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan buku pedoman
guru.
3) Karya Inovatif, yang terdiri dari:
 Menemukan teknologi tepat guna. Misalnya menemukan mesin
konvensi gas untuk kendaraan bermotor, dan sebagainya.
 Menemukan/menciptakan karya seni.
 Membuat/memodifikasi alat pelajaran, alat peraga, atau alat
praktikum.
 Mengikuti program penyusunan standar, pedoman soal dan
sebagainya.

Pendapat tersebut sejalan dengan Permeneg PAN dan RB nomor 16 tahun

2009 yang dikutip oleh Priansa (2017: 170-173) serta mengacu pada Buku Pedoman

PKB (2010: 12-17) komponen/unsur dalam kegiatan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan adalah.

1) Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme agar

memiliki kompetensi sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni. Pengembangan diri

terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru. Beberapa contoh kegiatan

kolektif guru adalah: 1) lokakarya atau kegiatan bersama meliputi KKG, MGMP,

KKKS, 2) ikut dalam kegiatan ilmiah meliputi seminar, kolokium, workshop,

diskusi panel dan lain-lain, 3) kegiatan kolektif lainnya.

36
2) Publikasi Ilmiah

Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang dibuat guru dan telah

dipublikasikan kepada ,asyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap

peningkatan kualitas pembelajaran (Priansa, 2017: 172). Kegiatan publikasi ilmiah

terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) presentasi pada forum ilmiah, 2) publikasi ilmiah

dalam bentuk hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal, 3)

publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaaan, dan/atau buku pedoman guru.

3) Karya Inovatif

Karya inovatif adalah sebuah produk uang bisa dihasilkan / diciptakan oleh

guru dalam suatu proses pembelajaran. Karya yang dihasilkan guru bisa berupa: 1)

menemukan teknologi tepat guna dalam Sains dan teknologi, 2) menemukan

dan/atau menciptakan karya seni, 3) membuat dan/atau memodifikasi alat/media

pembelajaran, praktikum, 4) membgikuti program penyusunan standar, pedoman

soal, dan sejenisnya.

Penjelasan lebih rinci dari unsur-unsur dalam Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah salah satu bagian dari Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang merupakan bentuk untuk mengembangkan

diri sebagai seorang guru. Priarna & Sukamto, (2013: 201) mendefinisikan

pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri

agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar

mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam

37
pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas-tugas tambahan yang

relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

Selanjutnya Priatna dan Sukamto (2013: 202-204) membagi kegiatan

pengembangan diri terdiri dari diklat fungsional seperti kursus, pelatihan,

penataran, bentuk diklat yang lain. Diklat bisa dilakukan atas dasar penugasan dari

kepalasekolah/sekolah, maupun atas dasar kemauan diri sendiri. Diklat bisa

berguna untuk mencapai dan/atau meningkatkan kompetensi profesi guru yang

mencakup: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Kegiatan kolektif guru meliputi: 1) mengikuti lokakarya, atau kegiatan

kelompok musyawarah kerja guru atau in house training untuk penyusunan

perangkat kurikulum dan/atau kegiatan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK), penilaian, pengembangan media pembelajaran dan/atau

kegiatan lainnya untuk kegiatan pengembangan keprofesian guru. 2) mengikuti,

seminar, kolokium, diskusi panel, atau bentuk pertemuan ilmiah lainnya baik

sebagai peserta maupun pembicara, dan 3) mengikuti kegiatan kolektif lain yang

sesuai tugas dan kewajiban guru terkait dengan pengembangan keprofesiannya.

(Mulyasa, 2013: 173).

Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pengembangan diri adalah kegiatan yang diikuti oleh para guru/pendidik guna

untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme diri sesuai dengan aturan

perundang-undangan. Hasil uang diharabkan dari kegiatan pengembangan diri

adalah agar mampu melaksanakan tugasnya dam membimbing dan mengajar di

38
instansi/lembaga sekolah/madrasah yanh bersangkutan. Kegiatn pengembangan

diri terdiri dari diklat fungsional dan diklat kolektif guru..

2) Publikasi ilmiah

Kegiatan PKB yang kedua adalah publikasi ilmiah, yang merupakan salah

satu bentuk sumbangan dalam dunia pendidikan. “Publikasi ilmiah adalah karya

tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi

guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan dalam

pengembangan dunia pendidikan secara umum” (Priatna & Sukamto, 2013: 209).

Publikasi ilmiah terdiri dari tiga kelompok kegiatan yaitu:

a) Presentasi pada forum ilmiah

Presentasi pada forum ilmiah dengan jenis menjadi pemrasaran/nara sumber

pada seminar atau lokakarya ilmiah atau menjadi pemrasaran /nara sumber pada

coloqium atau diskusi ilmiah. Bukti fisik yang dinilai adalah makalah yang sudah

disajikan pada pertemuan ilmiah dan telah disahkan oleh kepala sekolah atau

madrasah, dan surat keterangan dari panitia seminar atau sertifikasi/piagam dari

panitia pertemuan ilmiah. (Priatna & Sukamto, 2013: 209-211).

b) Publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan

formal. Jenis publikasi ilmiah dalam bentuk karya tulis ilmiah (KTI) terdiri dari

empat jenis yaitu:

(1) laporan hasil penelitian, berupa:

(a) laporan hasil penelitian yang diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk buku ber

ISBN dan telah mendapat pengakuan BSNP,

39
(b)laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah

diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah/jurnal ilmiah diedarkan secara

nasional dan terakreditasi.

(c)laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah

diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah/jurnal ilmiah tingkat provinsi.

(d) laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah diterbitkan

/dipublikasikan dalam majalah ilmiah/jurnal ilmiah tingkat kabupaten,

(e) laporan hasil penelitian yang diseminarkan di sekolah/madrasahnya dan

disimpan di perpustakaan.

Bukti fisik: Bukti fisik dari laporan hasil penelitian adalah buku asli atau

fotokopi yang secara jelas menunjukkan nama penulis, nama penerbit, tahun

diterbitkan, serta keterangan lain seperti persetujuan dari BSNP, nomor ISBN. Jika

buku tersebut berupa fotokopi maka diperlukan surat pernyataan keaslian dari

kepala sekolah/madrasah disertai tandatangan kepala sekolah/madrasah dan cap

kepala sekolah/madrasah bersangkutan. Bukti fisik lain disesuaikan dengan

kebutuhan dan jenisnya dari tingkatan publikasi, misal tingkat nasional ataupun

dalam bentuk majalah. (Priatna & Sukamto, 2013: 212-213)

(2) Makalah berupa tinjauan ilmiah di bidang pendidikan formal dan

pembelajaran.

Makalah tinjauan ilmiah adalah adalah karya tulis yang berisi ide/gagasan

penulis dalam upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan formal dan

pembelajaran yang ada di satuan pendidikannya. Jadi makalah dalam keegiatan ini

disusun sesuai kebutuhan serta kondisi yang ada di masing-masing tempat penulis

40
mengajar. Serta berguna untuk mengatasi suatu permasalahan di sekolah/madrasah

tersebut. Bukti fisik berupa makalah asli/fotokopi dengan surat pernyataan keaslian

daari kepala sekolah beserta ada cap dari sekolah. (Priatna & Sukamto, 2013: 215)

(3) Tulisan Ilmiah Populer

Karya ilmiah populer adalah tulisan yang dipublikasikan di media massa

(koran, majalah atau sejenisnya). Bukti fisik berupa kliping tulisan dari media

massa yang memuat karya ilmiah penulis dengan pengesahan dari kepla sekolah.

(Priatna & Sukamto, 2013: 216-217).

(4) artikel ilmiah dalam bidang pendidikan

Artikel ilmiah adalah tulisan dalam bidang pendidikan yang berisi

ide/gagasan ilmiah dalam pembelajaran yang dimuat dalam jurnal ilmiah. Bukti

fisik berupa Bukti fisik berupa jurnal ilmiah asli atau fotokopi yang menunjukkan

adanya nomor ISSN, surat akreditasi untuk tingkat nasional, dan surat keterangan

terbit. (Priatna & Sukamto, 2013: 217).

b) Publikasi buku teks pelajaran, Buku pengayann, dan/atau pedoman guru

Kegiatan Publikasi buku teks pelajaran, Buku pengayann, dan/atau pedoman

guru terdiri dari:

(1) Buku Pelajaran

Buku pelajaran adalah buku berisi pengetahuan untuk bidang ilmu atau mata

pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi siswa pada suatu jenjang pendidikan

tertentu atau sebagai bahan pegangan mengajar guru baik sebagai buku utama atau

buku pelengkap. Bukti fisik buku asli atau fotokopi yang secara jelas menunjukkan

nama penulis, nama penerbit, tahun diterbitkan, serta keterangan lain seperti

41
persetujuan dari BSNP, nomor ISBN. Jika buku tersebut berupa fotokopi maka

diperlukan surat pernyataan keaslian dari kepala sekolah/madrasah disertai

tandatangan kepala sekolah/madrasah dan cap kepala sekolah/madrasah

bersangkutan. (Priatna & Sukamto, 2013: 220).

(2) Modul/Diktat Pembelajaran Per Semester.

Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan sedemikian rupa

sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi terebut. Diktat

berbeda dengan modul, diktat adalah buku pelajaran yang masih mempunyai

keterbatasan baik dalam jangkauan penggunaannya maupun cakupan isinya. Bukti

fisik berupa modul/diktat asli atau fotokopi yang menunjukkan nama penulisnya.

(Priatna & Sukamto, 2013: 221).

(3) Buku dalam Bidang Pendidikan.

Buku dalam bidang pendidikan merupakan buku yang berisi pengetahuan

terkait dengan bidang kependidikan. Bukti fisik buku asli atau fotokopi yang secara

jelas menunjukkan nama penulis, nama penerbit, tahun terbitan, serta keterangan

lain yang diperlukan. Apabila Buku tersebut merupakan foto kopi maka diperlukan

pernyataan keaslian dari kepala sekolah/madrasah yang disertai tanda tangan kepala

sekolah/madrasah dan cap sekolah/madrasah bersangkutan. (Priatna & Sukamto,

2013: 223).

(4) Karya Terjemahan.

Karya terjemahan adalah tulisan yang dihasilkan dari penerjemahan buku

pelajaran dalam bidang pendidikan dari bahasa asing ke Bahasa Indonesia atau

sebaliknya dari Bahasa Indonesia ke bahasa asing atau bahasa daerah. Bukti fisik

42
karya terjemahan atau fotokopinya yang secara jelas menunjukkan nama buku yang

diterjemahkan, nama penulis karya terjemahan, serta daftar isi buku terjemahan.

Buku terjemahan tersebut harus dilengkapi dengan surat pernyataan dari

kepala sekolah/madrasah yang menjelaskan perlunya karya terjemahan tersebut

untuk menunjang proses pembelajaran disertai tanda tangan kepala

sekolah/madrasah dan cap sekolah/madrasah bersangkutan. (Priatna & Sukamto,

2013: 223-224).

(5) Buku Pedoman Guru.

Buku pedoman guru adalah buku tulisan guru yang berisi rencana kerja

tahunan guru. Bukti fisik makalah rencana kerja (pedoman kerja guru) yang secara

jelas menunjukkan nama penulis dan tahun rencana kerja tersebut akan dilakukan.

Makalah tersebut dilengkapi dengan surat pernyataan keaslian dari kepala

sekolah/madrasah yang disertai tanda tangan kepala sekolah/madrasah dan cap

sekolah/madrasah bersangkutan. (Priatna & Sukamto, 2013: 224-225).

3) Karya Inovatif

Karya inovatif kegiatan pengembangan profesi berkelanjutan:

a) Menemukan Teknologi Tepat Guna.

Teknologi tepat guna selanjutnya disebut karya sains/teknologi adalah karya

hasil rancangan/pengembangan/percobaan sains dan atau teknologi yang di buat

atau dihasilkan dengan menggunakan bahan, sistem, atau metodelogi tertentu dan

dimanfaatkan untuk pendidikan atau masyarakat sehingga pendidkan terbantu

kelancarannya atau masyarakat terbantu kehidupannya.

43
Jenis karya teknologi: (1) media pembelajaran/bahan ajar interaktif berbasis

komputer untuk setiap standar kompetensi atau beberapa kompetensi dasar, (2)

program aplikasi komputer untuk setiap aplikasi, (3) alat/mesin yang bermanfaat

untuk pendidikan atau masyarakat untuk setiap unit alat/mesin, (4) bahan tertentu

hasil penemuan baru atau hasil modifikasi tertentu untuk setiap jenis bahan, (5)

konstruksi dengan bahan tertentu yang dirancang untuk keperluan bidang

pendidikan atau kemasyarakatanuntuk setiap konstruksi, (6) hasil

eksperimen/percobaan sains/teknologi untuk setiap hasil eksperimen, (7) hasil

pengembangan metodologi/evaluasi pembelajaran (Priatna & Sukamto, 2013: 231-

235).

Bukti fisik karya adalah: (1) laporan cara pembuatan dan penggunaan

alat/mesin dilengkapi dengan gambar/fotokarya teknologi tersebut dan lain-lain

yang dianggap perlu, (2) laporan cara pembuatan dan penggunaan media

pembelajaran/bahan ajar interaktif berbasis komputer dilengkapi dengan hasil

pembuatan media pembelajaran/bahan ajar tersebut dalam compact disk , (3)

laporan hasil eksperimen/percobaan sains/teknologi dilengkapi dengan gambar/foto

karya saat melakukan eksperimen dan bukti pendukung lainnya,

(4) laporan hasil pengembangan metodelogi/evaluasi pembelajaran karya

sains/teknologi tersebut dipergunakan dan dilengkapi dengan

buku/naskah/instrumen hasil pengembagan, (5) lembar pengesahan/pernyataan

minimal dari kabupaten/kota bahwa ains teknologi tersebut dipergunakan di

sekolah/madrasah atau di lingkungan masyarakat. (Priatna & Sukamto, 2013: 228-

231).

44
b) Menemukan Atau Menciptakan Karya Seni.

Menemukan atau menciptakan karya seni adalah proses perefleksian nilai-

nilai dan gagasan manusia yang diekspresikan secara estetik. Karya tersebut

dituangkan dalam berbagai bentuk seperti rupa, gerak, bunyi, kata yang mampu

memberi makna transendental baik spiritual maupun intelektual bagi manusia dan

kemanusiaan. Karya seni ada dua macam yaitu kategori kompleks dan kategori

sederhana.

Kategori komplek seperti publikasi, pameran, pertunjukan, lomba,pada

tingkat nasional dan internasional. Kategori sederhana ada pameran, publikasi,

lomba pada tingkat kabupaten atau provinsi. Bukti fisik adalah hasil karya dan cara

penggunaannya. Serta surat bukti karya asli (Priatna & Sukamto, 2013: 233).

c) Membuat Atau Memodifikasi Alat Pelajaran/Peraga/Praktikum.

Kegiatan ini terdiri dari membuat alat pelajaran, membuat alat peraga, dan

membuat alat praktikum. Jenis alat yang bisa dibuat meliputi: 1) alat bantu

presentasi, 2) alat bantu olahraga, 3) alat bantu praktis, 4) alat bantu musik. Karya

inovatif kompleks memiliki syarat seperti memiliki tingkat inovasi yang tinggi,

tingkat kesulitan pembuatan besar, memiliki kontruksi dan alur kerja yang rumit,

waktu pembuatan relatif lama, dan biaya mahal. Karya dengan tingkat sederhana

memiliki syarat di bawahnya. Bukti fisik bisa berupa benda dan laporan tertulis

tentang panduan pengguanaan dan cara pembuatan. (Priatna & Sukamto, 2013:

237-239).

45
d) Mengikuti Pengembangan Penyusunan Standar, Pedoman Soal Dan Sejenisnya

Kegiatan ini meliputi penyusunan standar soal dan sejenisnya pada tingkat

nasional atau provinsi. Bukti fisik bisa berupa laporan kegiatan serta hasil yang

diperoleh dalam bentuk hasil nyata serta ada keterangan tugas dari kepala sekolah

atau pihak terkait bahwa guru telah mengikuti pelatihan.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa unsur-unsur dalam kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

adalah pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Kegiatan tersebut

bisa dilakukan selama guru menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai guru serta

bisa dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan berkelanjutan.

c. Ciri-Ciri PKB

Beberapa faktor yang menentukan suatu pengembangan profesi yang

efektif menurut Setiawan (2015:7-9) mengembangkan klasifikasi penelitian yang

dilakukan oleh Garret,Porter, Desimone, Birman, dan Yoon (2001)

mendiskripsikan faktor-faktor tersebut meliputi;

1) Ciri Struktural

a) Tipe aktivitas. Kegiatan pengembangan Profesi dalam bentuk pelatihan,

lokarya, kuliah, seminar, dan konfensi.

b) Durasi. Kegiatan yang lebih lama waktunya untuk mengembangan profesi.

Sehingga guru senantiasa selalu mengembangkan profesinya. Semakin sering

profesi guru dikembangkan melalui berbagai kegiatan maka semakin

mendekatkan guru pada pencapaian predikat guru yang profesional dalam

46
menjalankan tugasnya sehingga harapan kinerja guru yang lebih baik akan

tercapai.

c) Partisipasi secara kolektif. Kegiatan pengembangan profesi dalam bentuk secara

kolektif untuk membuat kelompok guru dari satu sekolah, satu departemen, atau

bahkan satu kelas untuk saling berdiskusi mengembangkan pemahaman bersama

tentang pembelajaran yang efektif di sekolah.

2) Ciri Utama

a) Memfokuskan pada materi. Isi materi kegiatan pengembangan profesi untuk

mefokuskan isi materi yang dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar.

b) Pengembangan balajar secara aktif. Melakukan kegiatan pengembangan profesi

dengan belajar melakukan penengamatan guru senior mengajar maupun saling

mengunjungi dengan mengamati teman sejawat mengajar mendapatkan

masukan dan umpan baik.

c) Penerapan rencana pembelajaran. Merancang dan mendesain materi baru dalam

praktik mengajar sehingga dapat menerapkan materi baru dari kegiatan

pengembangan profesi di dalam kelas.

3) Koherensi dengan aktivitas pembelajaran lainnya.

Penilaian pengembangan profesi untuk kenaikan pangkat memiliki

kesinambungan dengan kegiatan pengembangan profesi harus memiliki kaitannya

dengan apa yang sudah dipelajari guru.

47
d. Manfaat PKB

Pengembangan profesi guru berupa pengembangan profesi berkelanjutan

memberikan beberapa manfaat. Menurut pendapat Priatna dan Sukamto (2013:

193) disebutkan bahwa manfaat PKB yang terstruktur, sistematik dan memenuhi

kebutuhan peningkatan keprofesionalan guru adalah sebagai berikut:

1) Bagi Siswa PKB memberikan jaminan supaya siswa memperoleh pelayanan

dan pengalaman belajar yang efektif untuk meningkatkan potensi diri secara

optimal melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi seiring dengan

perkembangan waktu, serta memiliki jati diri sebagai pribadi yang sesuai

dengan nilai-nilai luhur bangsa.

2) Bagi Guru PKB memberikan jaminan kepada guru untuk menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi serta memiliki kepribadian yang kuat dan

kompetitif sesuai dengan profesinya agar mampu menghadapi berbagai

perubahan internal dan eksternal selama karirnya.

3) Bagi Sekolah/Madrasah PKB memberikan jaminan terwujudnya

sekolah/madrasah sebagai sebuah organisasi pembelajaran yang efektif dalam

rangka meningkatkan kompetensi, motivasi, dedikasi, loyalitas, dan komitmen

guru dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas kepada peserta

didik.

4) Bagi Orang Tua/Masyarakat PKB memberikan jaminan bagi orang

tua/masyarakat bahwa anak mereka sekolah dapat memperoleh bimbingan dari

guru yang mampu bekerja secara profesional dan penuh tanggung jawab,dalam

48
rangka mewujudkan kegiatan pembelajaran secara efektif, efisien, dan

berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal, nasional dan global.

5) Bagi Pemerintah. Melalui kegiatan PKB, pemerintah dapat memetakan kualitas

layanan pendidikan sebagai upaya pembinaan, pengembangan, dan

peningkatan kinerja guru serta pembiayaannya dalam rangka mewujudkan

kesetaraan kualitas antara sekolah.

3. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru Sekolah Dasar.

Guru merupakan orang yang terlibat langsung dalam menjalankan

pendidikan. Guru menjalankan sebuah profesi yang memerlukan keterampilan dan

pengalaman di bidangnya, salah satunya dalam pendidikan formal. Pendidikan

formal yang menjadi landasan pendidikan di tasnya adalah pendidikan di jenjang

usia SD. Maka dari itu guru sekolah dasar memegang peranan penting dalam

perkembangan pendidikan dan peserta didik.

Pendapat tersebut sesuai dengan yang di kemukakan oleh Suparlan (2006:

5) guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang amat vital, selain

komponen pendidikan yang penting lainnya seperti peserta didik, kurikulum, dan

fasilitas pendidikan. Guru sekolah dasar juga di tuntut untuk bekerja sepenuh waktu

bahkan di luar sekolah. Oleh karena itu pengembangan keprofesian guru sekolah

dasar memiliki prosedur yang berbeda dengan pengembangan guru sekolah

menengah.

Pengembangan bagi guru sekolah dasar harus dilakukan dengan cara dan

proses yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi guru. Pengembangan keprofesian

49
guru sekolah dasar diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada

peserta didik agar dapat mencapai hasil yang optimal dari proses pendidikan dan

pembelajaran.

Pengembangan keprofesian guru secara sistematik dapat dilakukan

berdasarkan penugasan instansi atau isisiatif /keinginan guru itu sendiri yang bisa

diselenggrakan melalui berbagai kegiatan, seperti: penataran, kursus, melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, belajar sendiri dan membaca berbagai

sumber belajar (Mulyasa, 2013: 139). Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

bagi guru secara formal vertical srtuktural dilaksanakan berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan

Menteri Negara Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

No.16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Secara

vertikal koordinasi pembinaan pada tingkat sekolah dasar dilakukan oleh:

a. Dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi termasuk di dalamnya bidang

pendidikan dasar dan bidang kebudayaan.

b. Dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten/Kota, termasuk di dalamnya seksi

pendidikan dasar, seksi kebudayaan, dan pengawas sekolah.

c. Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) termasuk di dalamnya penilik.

d. Pengawas.

e. Kepala sekolah

f. Dan guru. (Mulyasa, 2013: 141).

50
Beberapa uraian diatas adalah bentuk PKB guru yang berasal dari Instansi,

sedangkan PKB mandiri menurut Buku Pedoman PKB (2010: 21-22) adalah

sebagai berikut.

“Dilakukan oleh guru sendiri, antara lain: 1) mengembangkan kurikulum


yang mencakup topik‐topik aktual/terkini yang berkaitan dengan sains dan
teknologi, sosial, dsb, sesuai dengan kebutuhan peserta didik 2)
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, 3)
mengevaluasi, menilai dan menganalis hasil belajar peserta didik yang dapat
menggambarkan kemampuan peserta didik sesungguhnya, 4) menganalisis
dan mengembangkan model pembelajaran berdasarkan umpan balik yang
diperoleh dari peserta didik terhadap pembelajarannya, 5) menulis kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sehari‐ hari sebagai bahan untuk melakukan
refleksi dan pengembangan pembelajaran, 6) melakukan penelitian mandiri
(misalnya Penelitian Tindakan Kelas). Dilakukan oleh guru bekerja sama
dengan guru lain dalam satu sekolah, antara lain: 1) saling mengobservasi
dan memberikan saran untuk perbaikan pembelajaran, 2) melakukan
identifikasi, investigasi dan membahas permasalahan yang dihadapi di
kelas/sekolah, 3) menulis modul, buku panduan peserta didik, Lembar Kerja
Peserta didik, dsb “

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pengembangan profesi guru dalam PKB pada jenjang sekolah dasar dilakukan

dengan bertahap dan berkelanjutan baik melalui PKB dari Lembaga/Instansi atau

PKB secara mandiri. Kegiatan pengembangan PKB lembaga bisa dilakukan dalam

bentuk, diklat, seminar, penataran dan lain-lain. Semua pihak bisa terlibat dalam

pengembangan profesi di sekolah dasar, seperti kepala sekolah, guru, kelompok

guru atau KKG, pengawas, komite sekolah, Dinas Pendidikan, dan masyarakat.

Kegiatan guru melalui PKB mandiri dapat dilakukan dengan membaca dan

membeli buku secara mandiri, mencari informasi di internet maupun media lain,

membuat dan mengembangakan RPP, evaluasi peserta didik dan mengembangkan

51
model pembelajaran, berdiskusi dengan guru lain, menulis artikel dan PTK.

Mengkaji buku dan lain sebagainya.

Kegiatan pengembangan yang bisa dilakukan dengan banyak kegiatan dan

bertahap, sesuai dengan konsep dalam Pengembangan Keprofesian Berkelnjutan

(PKB). Kegiatan dalam PKB bisa dilaksanakan dengan berkelanjutan melalui tiga

komponen utama, yaitu pengembanngan diri, publikasi ilmiah, serta karya inovatif.

Segala macam jenis usaha pengembangan profesi semuanya kembali pada

kesadaran dan kemandirian guru dan kepala sekolah serta pihak-pihak yang

bersangkutan untuk terus melaksanakan dan mengembangkannya.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Sebelum penelitian ini dilakukan, telah terdapat penelitian tentang

pengembangan profesi dan memiliki kesamaan menggunakan penelitian kualitatif.

1) Penelitian ini dilakukan oleh Novia Wiranti dengan judul “Pengembangan

Profesionalitas Guru Taman Kanak-Kanak Bersertifikasi di Kecamatan

Nanggulan kulon Progo”. Data-data penelitian dikumpulkan melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa:

(1) pandangan guru mengenai pengembangan profesionalitas guru TK pasca

sertifikasi yaitu upaya untuk meningkatan wawasan dan pengetahuan yang

dialami guru seiring perkembangan zaman; (2) upaya yang dilakukan guru TK

untuk pengembangan profesionalitas yaitu seminar, workshop, kegiatan kolektif

seperti KKG, Gugus, IGTKI, PGRI; (3) hambatan yang ditemui dalam

pengembangan profesionalitas yaitu dari diri sendiri kurangnya waktu dan

52
kurang kemampuan, dari lembaga berupa kurangnya sarana dan prasarana

pendukung; dan (4) upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yaitu

mendisiplinkan waktu, membentuk team teaching, mengadakan koordinasi

dengan komite. Perbedaan penelitian ini terletak pada sasaran yaitu penelitian

ini tertuju pada guru TK bersertifikasi sedangkan penulis akan meneliti program

pengembangan guru berupa PKB.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Risma Kurnia Widati dengan judul

“Pengembangan Profesi Guru di SMA Negeri 1 Kasian Bantul”. Data-data

penelitian dikumpulkan berupa angket tertutup dan wawancara tidak terstruktur.

Hasil penilitian menunjukkan bahwa (1) pengembangan profesi yang dilakukan

oleh guru tergolong dalam kategori sedang. Aspek pengembangan profesi yang

paling tinggi adalah aspek kegiatan MGMP, sedangkan aspek paling rendah

adalah aspek kegiatan seminar pendidikan. (2) Pengembangan profesi yang

dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru di SMA Negeri 1 Kasian

Kabupaten Bantul tergolong dalam kategori sedang. Aspek pengembangan

profesi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru paling tinggi adalah

aspek kegiatan MGMP, sedangkan paling rendah adalah aspek pembuatan karya

inovatif. Penelitian ini meneliti pengembangan profesi secara umum dan belum

memilih jenis tertentu, pada penelitian ini penulis berbeda pada jenis

pengembangan dimana telah difokuskan pada pengembangan keprofesian

berkelabjutan (PKB).

53
C. Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini akan diajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui

upaya pengembangan profesi guru di SD Negeri Demakijo I meliputi.

1. Bagaimanakah Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

guru SD Negeri Demakijo I ?

2. Apakah alasan guru SD N Demakijo I dalam melaksanakan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB)?

3. Apakah faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi ketika mengikuti

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)?

4. Bagaimanakah upaya-upaya guru SD Negeri Demakijo I dalam mengatasi

hambatan dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)?

54
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang

digunakan yaitu deskrpsi-kualitatif. Moleong (2013: 6) menyatakan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitia yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan

dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata

dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah.

Berbeda dengan pendapat tersebut Sugiyono (2012: 15) menyampaikan

bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel,

pengambilan data dilakukan secara purpusive dan snawball, teknik pengumpulan

data dengan truanggulasi, analisi data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Salah satu

fenomen dalam dunia pendidikan yaitu tentang profesi guru, seorang guru

diharabkan dapat memenuhin profesinalitasnya.

Guru dituntut untuk belajar secara berkelanjutan dengan mengikuti

kegiatan pelatihan lokarya, kuliah, seminar, dan konferensi. Dibalik pelatihan

tersebut pastinya guru memiliki pengalaman terhadap pelaksanaan pengembangan

profesi entah baik ataupun buruk. Sehingga untuk mendapatkan data tentang

55
pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di SD Negeri Demakijo I

Gamping, Sleman, peneliti menggunakan penelitian deskriptif-kualitatif.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Demakijo I yang berlokasi

di Jl. Godean km. 5,5 Guyangan, Nogotirto, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Pemilihan SD Negeri Demakijo I sebagai tempat penelitian

dikarenakan sekolah tersebut merupakan sekolah yang terletak di perbatasan desa

dan kota sehingga menimbulkan karakteristik siswa dan guru yang beragam,

sehingga menuntut adanya guru yang mempunyai kecakapan khusus dalam

mengajar di sekolah tersebut Hal ini menarik perhatian peneliti untuk

melaksanakan penelitian di SD Negeri Demakijo I tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Pelaksanaan Pengembagan Keprofesian Berkelanjutan

di SD Negeri Demakijo I akan dilaksanakan mulai bulan Desember 2017 sampai

bulan Maret 2018 yang digunakan untuk mendapatkan data dan menyusun TAS

terkait pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru di SD

Negeri Demakijo I Gamping Sleman.

56
C. Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2002: 107) subjek penelitian merupakan sumber data

yang diminta informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Untuk mendapat data

yang tepat maka perlu ditentukan informan yang memiliki kompetensi dan sesuai

dengan kebutuhan data (purposive). Subyek dalam penelitian ini adalah orang-

orang yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan informasi yang dibutuhkan

peneliti mengenai data-data dan dokumen. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan teknik sampling Purpose Sampling. Purpose sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan orang yang dianggap paling

tahu yaitu guru SD Negeri Demakijo I.

Partisipan dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri Demakijo I.

Pemilihan partisipan dilakukan dengan pertimbangan tertentu sesuai kriteria yang

telah dibuat yaitu: (1) sudah bekerja sebagai guru selama minimal 5 tahun, sebab

dengan sudah memiliki pengalaman dalam bekerja dapat mengetahui pentingnya

sebuah perkembangan, dan (2) sudah melakukan kegiatan pengembangan profesi

setidaknya sebanyak 5 kali, dengan mengetahui kegiatan perkembangan profesi dan

sudah melakukan sebanyak minimal 5 kali guru mampu memahami setiap kegiatan

yang dilakukan. Sehingga peneliti dapat dengan mudah menjelajahi obyek/ situasi

sosial yang diteliti. Selain itu peneliti mengambil data pembanding dari Kepala

Sekolah dan Koordinator pengembangan SDM SD Negeri Demakijo I.

57
D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode dan instrumen merupakan dua hal yang sangat penting dalam

sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto (2002:1 36), berpendapat bahwa “metode

penelitian adalah berbagai cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya.” Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Bila

dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka pengumpulan data dapat

dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Namun pada penelitian

ini peneliti hanya menggunakan wawancara dan dokumentasi dengan alasan

pemilihan teknik/cara paling tepat dan sesuai dengan data yang ingin didapatkan.

1. Wawancara

Menurut pendapat Arifin (2012: 233) wawancara merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik

langsung maupun tidak langsung. Sedangkan menurut pendapat Moleong (2013:

196) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Sehingga wawancara

adalah suatu pecakapan antara penanya dan narasumber dengan tanya jawab baik

secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan tertentu. Penelitian ini

menggunakan bentuk pertanyaan wawancara mendalam-terbuka (open-ended),

yaitu pertanyaan yang bersifat terbuka dimana partisipan secara bebas menjawab

pertanyaan tersebut. Selain itu peneliti bisa menggambil data yang lebih detail dan

rinci demgan tetap memperhatikan pedoman wawancara.

58
2. Dokumentasi

Menurut pendapat Sarwono (2006: 225) mengungkapkan kajian dokumen

merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi

dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis

kebijakan tertentu dan bahan-bahan tuisan lainnya. Teknik dokumentasi digunakan

untuk memperoleh data dari bahan-bahan tertulis, cetakan, seperti buku panduan,

kumpulan SK, iktisar rapat, makalah, literatur-literatur, dan dokumen foto yang

berkaitan dengan masalah penelitian.

Instrumen adalah alat yang dugunakan dalam sebuah penelitian. Suharsimi

Arikunto dalam buku Manajemen Penelitian (2008: 101) mengartikan instrumen

penelitian sebagai alat bantu merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam

benda misalnya angket, daftar cek, pedoman wawancara, lembaran pengamatan.

Sugiyono (2014: 222) menyatakan bahwa kualitas instrumen penelitian berkenaan

dengan validitas dan realibilitas instrumen sedangkan kualitas pengumpulan data

berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Sugiyono (2014 : 102) menyatakan instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Intumen-

instrumen yang digunakan dalam bidang sosial yang sudah baku sulit ditemukan.

Untuk itu peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk

penelitian. Titik tolak dari penyusunan adaah variabel-variabel penelitian yang

ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi

operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur.

59
Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau

pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan

“kisi-kisi instrumen” (Sugiono, 2014: 103). Berikut ini kisi-kisi pedoman

wawancara yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian.

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara pengembangan Profesi Guru

SDN Demakijo I

No. Variabel Sub-Variabel Indikator/Kisi-kisi


Pandangan guru 1. Pengetahuan terhadap definisi
terhadap kegiatan PKB.
1.
PKB 2. Pandangan guru terhadap
kegiatan PKB.
Upaya – upaya 1. Pengembangan diri
2. dalam mengikuti 2. Publikasi ilmiah
kegiatan PKB 3. Karya inovatif
Rencana kedepan Mengikuti kegiatan PKB.
3. terhadap kegiatan
PKB.
Alasan mengikuti1. Niat atau kemauan untuk
kegiatan PKB menambah wawasan dan
pengetahuan.
Pengembangan
4. 2. Menambah kompetensi
profesi guru
profesional.
SDN
3. Perintah dari kepala sekolah dan
Demakijo I
atau kenaikan jabatan.
melalui PKB
Faktor yang 1. Faktor pendukung dari Dinas,
mempengaruhi lembaga, dan diri sendiri
pengembangan 2. Faktor penghambat dari Dinas,
5.
profesi lembaga, dan diri sendiri.
(pendukung dan
penghambat).
Upaya-upaya 1. Memperbanyak dan
6. dalam mengatasi meningkatkan kegiatan PKB
hambatan. 2. Memotivasi diri sendiri.
Memperjelas hasil Menanyakan hal-hal penting
wawancara yang perlu diketahui namun
7.
belum terdaftar dalam
pertanyaan wawancara

60
Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi Pengembangan Profesi Guru
Program PKB SDN Demakijo I

No. Variabel Sub –Variabel Indikator

1.
 Guru mengikuti kegiatan diklat
Pengembangan fungsional
Diri
 Guru mengikuti kegiatan
kolektif guru
 Presentasi pada forum ilmiah
 Publikasi hasil penelitian atau
gagasan inovatif pada bidang
pendidikan formal
Publikasi Ilmiah  Publikasi karya tulis berupa
Pengembangan laporan hasil penelitian, buku
keprofesian pendidikan, modul, karya
berkelanjutan terjemahan, serta buku
(PKB)
pedoman guru.
 Pembuatan media
2.
pembelajaran/teknologi tepat
guna.
 Pembuatan karya
teknologi/karya seni.
Karya Inovatif
 Membuat atau memodifikasi
media/alat pembelajaran
 Mengikuti pengembangan
penyusunan standar, pedoman
soal dan sejenisnya

E. Keabsahan Data

Uji keabsahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji

kredibilitas dengan cara triangulasi. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada. Melakukan triangulasi berarti peneliti mengumpulkan data

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan

berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi dalam

61
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber. Triangulasi teknik

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda (Sugiono, 2014: 274). Adapun untuk mengecek kredibilitas data,

maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut.

1. Membandingkan data hasil wawancara dari kepala sekolah, guru dengan guru

yang lain.

2. Membandingkan data hasil wawancara dan pengamatan dengan data hasil

wawancara dan isi dokumen yang berkaitan.

F. Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan cara menganalisa atau

memeriksa data, mengorganisasikan data, memilih dan memilahnya menjadi

sesuatu yang dapat diolah, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting berdasarkan kebutuhan dalam penelitian memutuskan apa yang dapat

disajikan. Metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis

deskriptif, yaitu suatu model yang meneliti status kelompok manusia, suatu obyek,

suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Menurut pendapat Nazir, (1988: 63), tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah membuat deskripsi atau gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual,

62
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

Maka, untuk menghasilkan kesimpulan analisis data merupakan langkah

untuk mencari dan menata secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Dengan cara mengorganisasikan

data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain. Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2014: 247-252) langkah-

langkah analisis ditunjukkan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok memfokuskan

pada hal-hal penting, kemudian dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh dari

lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.

Untuk itu perlu melakukan analisis data melalui reduksi data seperti memilih hal-

hal yang penting, di cari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

2. Data display (penyajian data)

Data yang telah di reduksi selanjutnya adalah disajikan. Menurur pendapat

Sugiyono, (2014: 338), penyajian data adalah suatu cara merangkai data dalam

suatu organisasi lembaga pendidikan yang memudahkan peneliti untuk membuat

kesimpulan atau tindakan yang diusulkan. Data yang dijadikan sebagai penyaringan

data dari rangkuman untuk kemudian disalin dalam penulisan laporan penelitian.

63
3. Penarikan kesimpulan/ Verification

Langkah ke tiga yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan itu

akan diikuti dengan bukti-bukti berupa data dokumentasi atau data yang digunakan

sebagai data penguat yang diperoleh ketika penelitian dilakukan di lapangan.

Semua data yang telah terkumpul dan telah di pilih dan direduksi dijadikan dasar

untuk penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk penentuan

data akhir dari semua proses tahapan analisis, sehingga keseluruhan permasalahan

bisa dijawab sesuai dengan data aslinya dan sesuai dengan permasalahannya.

64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskrpsi Lokasi dan Subyek Penelitian

SD Negeri Demakijo 1 beralamat di Jl. Godean km. 5,5 Guyangan,

Nogotirto, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. SD Negeri Demakijo

ini terdiri dari dua lantai. Lantai satu terdiri dari ruang guru, kantin,ruang

perpustakaan sekaligus ruang agama katholik, ruang kepala sekolah sekaligus TU,

ruang UKS, ruang komputer, dapur, kamar mandi, ruang kelas I A, ruang kelas I B,

ruang kelas II A, ruang kelas II B, ruang kelas III B, mushola, dan gudang olahraga.

Sedangkan di lantai dua terdiri atas ruang kelas III A, ruang kelas V A, ruang kelas

V B, ruang kelas VI A, ruang kelas VI B, ruang kelas IV A, dan ruang kelas IV B.

Warga SD Negeri Demakijo terdiri dari seorang kepala sekolah, 12 guru

kelas, 2 guru olahraga, 2 guru bahasa Inggris, 2 guru agama Islam, 1 guru agama

Kristen, 1 guru agama Katholik, 1 orang karyawan TU, seorang penjaga sekolah,

seorang satpam, dan seluruh siswa kelas I A hingga kelas VI B.Warga SD Negeri

Demakijo 1 terdiri dari seorang kepala sekolah, 12 guru kelas, 2 guru olah raga, 2

guru bahasa Inggris, 2 guru agama Islam, 1 guru agama Kristen, 1 guru agama

Katolik, seorang karyawan TU, seorang penjaga sekolah, seorang satpam, dan

seluruh siswa kelas 1A hingga kelas VIB.

Kondisi fisik SD Negeri Demakijo 1 cukup epresentatif untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan sarana dan prasarana

65
yang lengkap, sehingga menjadi nilai tambah penunjang kegiatan belajar

mengajar. Berikut adalah fasilitas yang tersedia di SD negeri Demakijo 1.

a. Ruang Kelas

b. Ruang Kepala Sekolah

c. Ruang Guru

d. Ruang Perpustakaan

e. Tempat Ibadah

f. Ruang Alat Peraga Pendidikan

g. Koperasi

h. Laboratorium Komputer

i. Ruang UKS

j. Kantin

k. Gudang Olahraga

l. WC

m. Tempat parkir

SD Negeri Demakijo 1 mempunyai 21 tenaga pendidik dan 3 karyawan

yang terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil sebanyak 18 orang

b. Guru Tidak Tetap sebanyak 3 orang, dan

c. Pegawai Tidak Tetap sebanyak 3 orang.

Adapun visi-misi dan tujuan SD Negeri Demakijo 1 adalah sebagai berikut.

a. Visi: “Unggul Dalam Prestasi dan Berakhlak Mulia”

b. Misi

66
1) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai tuntutan masyarakat

2) Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

sehingga anak dapat berkembang secara optimal.

3) Menumbuhkan semangat kompetisi secara positif kepada semua warga

sekolah.

4) Meningkatkan pemahaman dan penghayatan terhadap agama yang menjadi

harapan dalam perkataan maupun perbuatan.

Tujuan

a. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan

pembiasaan.

b. Dapat melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan sehingga anak bisa berkembang secara optimal.

c. Dapat meraih prestasi akademik dan non akademik.

d. Menjadi sekolah yang diminati masyarakat.

2. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru SD

Negeri Demakijo I Gamping.

Hasil penelitian tentang pelaksanaan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) guru SD Negeri Demakiji I kecamatan Gamping, Nogotitro

Sleman dapat dilihat dari 6 (enam) hal yaitu, pandangan guru dan kepala sekolah

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), upaya yang dilakukan guru

dalam mengikuti kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB),

alasan guru dalam mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB),

67
rencana kedepan tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), faktor

pendukung dan penghambat dalam mengikuti Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB), upaya-upaya dalam mengatasi hambatan. Berdasarkan data

dari lapangan yang diperoleh mengenai Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan Guru SD Negeri Demakijo I, dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru SD N

Demakijo I

1) Pengetahuan Guru tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

Pengembangan Keprofesian berkelanjutan merupakan kegiatan

pengembangan profesi yang sangat penting dalam dunia pendidikan dam

pembelajaran, PKB merupakan kegiatan yang yang berkelanjutan sehingga semua

guru bisa melaksanakannya secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Hampir semua guru serta kepala sekolah. mengatakan bahwa pengembangan

keprofesian berkelanjutan atau PKB merupakan kegiatan yang berkelanjutan, dan

bertahap hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Demakijo I

sebagai berikut:

“Oh, PKB ya mbak, ya lumayan tahu, sering mendengar juga waktu


kumpul-kumpul dengan teman sesama kepala sekolah atau saat mengikuti
diklat juga program kui seng sering diomongne, kalau tidak salah itu
program dari tahun 2010 ya mbak? Tapi kalau disini saya kok jarang denger
guru yang membicarakan tentang PKB ini, mungkin guru-guru di sekolah
ini belum terlalu paham dengan proram ini, kalau setahu saya PKB itu
sendiri merupakan salah satu program dari Pemerintah atau Dinas mabak,
ya yang dilakukan secara terencana, dan bertahab mbak, selama guru masih
berstatus sebagau PNS, kegiatannya ada banyak macamnya, kaya diklat itu,
dan kegiatan ini ditujukan agar guru lebih profesional dalam melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Mungkin seperti itu mbak,
yang saya ketahui”

68
Pernyataan dari kepsek tersebut mengandung makna bahwa kegiatan PKB

terdiri dari beragam kegiatan seperti diklat, dan kegiatan yang lain. Menguatkan

pendapat dari Kepala Sekolah di atas, Koordinator Pengembangan SDM

mengutarakan ha yang senada sebagai berikut:

“iya mbak tugas pengembangan profesi guru yang sedang berjalan saat ini,
kegiatannya bermacam-macam, terencana, bertahap dan berkelanjutan, jadi
tidak cukup sekali, guru harus terus aktif selama masih jadi guru. Sehingga
nanti diharapkan guru lebih profesional, lebih mumpuni saat mengajar”.

FK menambahkan pendapat yang serupa tentang pengertian PKB sebagai

berikut:

“Ya, PKB adalah program pengembangan berkelanjutan bagi guru dengan


tujuan untuk peningkatan pengetahuan dan kualitasnya. Sehingga lebih
profesional”.

Beberapa pendapat tersebut dapat diambil informasi bahwa ada sebagaian

guru yang memandanng bahwa kegiatan PKB tidak cukup dilakukan sekali selama

menjalani profesi sebagai guru. Namun kegiatan PKB harus terus dijalankan

selama seorang guru menjabat sebagai pendidik. Kegiatan yang dilaksanakan

secara bertahap dan terus menerus akan mencerminkan PKB yang bersifat

berkelanjutan.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan salah satu kegiatan

pengembangan profesi bagu guru yang dilaksanakan secara terencana, bertahap dsn

berkelanjutan sehingga guru mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan

mampu meningkatkan profesionaloitasnya.

Beberapa guru lain dari SD Negeri Demakijo I mengartikan PKB sebagai

bentuk kegiatan pengembangan profesional bagi seorang guru yang dalam

69
pelaksanaanya bisa dilakukan dengan beragam kegiatan. Kegiatan tersebut bisa

berupa, diklat, seminar, pelatihan khusus dan lain-lain. Pernyatan tersebut sesuai

dengan pendapat EP yang mengatakan sebagai berikut:

“Pernah, ya itu salah satu program pengembangan profesional bagi guru-


guru mbak, kegiatannya ada bermacam-macam seperti seminar dan diklat”.

Menambahkan pernyataan dari EP tentang PKB sebagai kegiatan yang beragam

WY mengatakan pendapatnya sebagai berikut:

“Sudah, sepertinya itu kegiatan pengembangan profesi seperti diklat,


seminar yang ditujukan untuk guru-guru, biasanya di undang dari dinas
pendidikan, biar lebih profesional saat mengajar di kelas”

AK menguatkan kedua pendapat tersebut dengan mengartikan PKB sebagai

berikut:

“Iya, PKB merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan


kualitas dan profesionalitas dari pendidik dan dilakukam secara berkelanjutan,
kegiatannya beragam”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan kegiatn pengembangan profesi guru

yang bisa dilaksanakn oleh dinas pendidikan dalam berbagai bentuk kegiatan

seperti diklat, seminar, atau workshop. Kegiatan PKB dilaksanakan secara beragam

agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan guru di lapangan. Tujuan dari kegiatan

PKB adalah meningkatkan profesionalitas guru sehingga bisa bekerja dengan

kinerja yang lebih baik. Berdasarkan data hasil wawancara dengan beberapa guru,

kepala sekolah dan koordinator pengembangan SDM SD Negeri Demakijo I

diperoleh hasil bahwa Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dipandang

sebagai sebuah kegiatan pengembangan profesi yang sangat berguna dan

bermanfaat. PKB merupakan bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu

70
guru-guru di indonesia. Namun ketika di lapangan pandangan guru terhadap

kegiatan PKB menjadi berbeda-beda. Antara guru satu dan guru lainya mempunya

pandangannya sendiri sesuai dengan apa yang mereka rasakan.

Berdasarkan data dari hasil lapangan yang di peroleh terdapat beberapa

pandangan guru dan Kapala Sekolah terhadap kegiatan PKB. Beberapa pandangan

tersebut adalah PKB merupakan suatu bentuk tanggung jawab dan kewajiban bagi

seorang guru yang ingin mengembangkan profesionalitasnya. PKB merupakan

kegiatan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan karena mampu menjadi

perantara guru dalam mengembangakan pengetahuannya.

PKB adalah salah satu tuntutan dari pemerintah untuk lebih profesional

dalam menjalankan tugas serta tidak keluar dari aturan yang ditetapkan. Beberapa

guru menyadari bahwa tugas mereka sebagai seorang pendidik yang profesional

tidak sebatas hanya mengajar di kelas. Mereka harus terus berusaha

mengembangkan diri. Maka dari itu mereka menganggap bahwa PKB bermanfaat

untuk meningkatkan kinerja mereka, seperti yang diungkapkan oleh EP dalam

pendapatnya sebagai berikut:

“PKB merupakan kegiatan yang sangat berguna bagi guru-guru mbak,


dengan adanya kegiatan seperti ini sebenarnya guru semakin dituntut untuk
tidak bermanja-manja dengan profesinya, sehingga mau tidak mau guru
harus terus belajar dan bergerak untuk memajukan dirinya, ya salah satunya
dengan mengikuti program PKB, jika waktu dan situasinya mendukung.
Dengan begitu kami menjadi lebih profesional”.

Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa PKB merupakan sebuah tuntutan bagi

seorang guru agar tidak terlau keenakan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.

PKB dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan diri jika waktu dan

71
situasinya mendukung. Pernyataan yang senada disampaikan oleh WY sebagai

berikut:

“PKB bermanfaat sekali mbak, agar kita lebih berpengetahuan dan bisa
tukar informasi dengan teman sesama guru, tapi ya itu mbak, melakukannya
berat, jika tidak ada niat yang sungguh-sungguh”.

Kedua pendapat tersebut dikuatkan oleh pendapat SR yang mengatakan bahwa :

”PKB merupakan sebuah kegiatan pengembangan profesi yang diadakan


oleh pemerintah namun biasanya dikerjakan oleh Dinas Pendidikan,
kegiatan PKB ini bermanfaat sekali bagi peningkatan mutu kinerja dan
profesionalitas dari guru, sehingga PKB ini berguna untuk meningkatkan
kemampuan mengajar seorang guru, selain itu sebenarnya kalo makin rajin
ikut kegiatan PKB guru bisa lancar dan cepat naik pangkat, karena kenaikan
pangkat sekarang memerlukan laporan-laporan hasil mengikuti sebuah
diklat atau seminar tertentu”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat diartikan bahwa guru memandang

PKB sebgai kegiatan yang berguna dan bermanfaat bagi kepentingan guru. Guru

yang mempunyai niat dan kemauan tinggi untuk berkembang bisa menggunakan

PKB sebagai wadahnya. Banyak manfaat yang disampikan oleh guru sepertinya

PKB bisa menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar.

Manfaat lain adalah peningkatan profesionalitas. Selain berguna dalam hal

wawasan dan profesionalitas PKB juga berguna dalam sarana peningkatan jabatan

guru sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana diungkapkan oleh AK sebagai

berikut:

“PKB merupakan kegiatan yang seharusnya bisa untuk dijadikan tempat


belajar dan menambah wawasan mbak, karena setahu saya PKB itu
tujuannya untuk pengembangan profesi. Kegiatan ini sepertinya akan sangat
bermanfaat asal guru mau dan ada niat untuk mencari dan aktif dalam
kegiatan, terutama bagi guru yang ingin naik pangkat, naik pangkat sekarang
lebih sulit mbak, karena guru harus banyak nulis laporan serta harus banyak-
bnayak ikut diklat, workshop atau seminar mbak, seperti rencana PKB yang
bertahap itu”

72
Berdasarkan pendapat guru tersebut, ada pandangan bahwa PKB merupakan

sarana untuk kenaikan pangkat. Selain sarana kenaikan pangkat kegiatan PKB yang

beragam bisa digunakan guru untuk memilih kegiatan pengembangan sesuai

dengan kebutuhan dan kelemahan yang dimiliki. Guru bisa menyesuaikan

kebutuhan mana yang paling mendesak, sehingga guru bisa menetapkan jenis

pengembangan yang akan diikuti. Pernyataan tersebut sesuai yang dikatan oleh FK

sebagai berikut:

“PKB kalau dalam pandangan saya secara pribadi merupakan sebuah inovasi
pengembangan yang bagus dalam dunia pendidikan terutama bagi guru, PKB
ini merupakan kegiatan yang bermanfaan karena bisa menambah wawasan,
pengetahuan serta profesionalitas guru secara bertahap dan berkelanjutan,
dan dengan adanya beberapa konsep, seperti pengembangan diri, publikasi
dan inovasi tentu bisa memberi kesempatan dan ruang gerak bagi guru untuk
memilih model pengembangan sesuai dengan minat, bakat dan kebutuhanya
masing-masing”.

Memperkuat pendapat dari FK tentang pandangan terhadap kegiatan PKB

PR mengungkapkan bahwa:

“PKB ini tepat sekali mbak, sesuai dengan karakter pendidik di Indonesia,
pokoknya bermanfaat bagi guru, karena guru bisa belajar dan terus mencari
ilmu selama mereka masih menjabat sebagai pegawai negeri sipil (PNS)
karena PKB ini dilakukan secara terus menerus dan sesuai dengan kebutuhan
sekolah.”

Berdasarkan pendapat dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan

bahwa pandangan guru terhadap kegiatan PKB sangat positif. Guru- guru SD

Negeri Demakijo I Gamping, Sleman memandang PKB salah satu kegiatan yang

dianggap bermanfaat bagi kebutuhan kemajuan guru. PKB dianggap sebagai

73
sebuah wadah sekaligus tantangan bagi guru yang ingin berkembang dan

memajukan kualitasnya sebagai pendidik.

PKB dilaksanakan dengan kebutuhan guru karena guru bisa memilih dari

tiga aspek yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah serta karya inovatif. PKB juga

bisa digunakan sebagai sarana untuk kenaikan pangkat/jabatan. Di luar dari tujuan

guru dalam mengikuti PKB baik itu untuk keperluan peningkatan kualitas diri serta

peningkatan wawasan dan pengetahuan maupun peningkatan jabatan, PKB

merupakan kegiatan pengembangan profesi yang sangat bermanfaat bagi guru dan

sekolah.

2) Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

a) Pengembangan diri

Program pengembangan profesionalisme guru merupakan program yang

berisi beberapa kegiatan dalam rangka meningkatkan kualitas guru agar lebih

profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik anak bangsa. Program

pengembangan diri antara lain diklat fungsional yang di dalamnya terdapat bebrapa

kegiatan seperti diklat, workshop, atau pelatihan khusus. Sebagian besar guru di SD

Negeri Demakijo I Gamping melakukan pengembangan diri dalam diklat

fungsional.

Diklat merupakan kegiatan pengembangan profesi yang di adakan oleh

pemerintah, Dinas Pendidikan, maupun lembaga pendidikan yang lain. Pelaksanaan

diklat dilaksanakan dengan jangka waktu dan durasi yang berbeda-beda tergantung

dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. Selain itu kegiatan diklat dilakukan

tergantung kemauan kuota yang disediakan oleh Dinas Pendidikan.

74
keterbatasan kuota membuat guru tidak bisa mengikuti kegiatan

pengembangan dengan mudah. Kegiatan diklat fungsional yang diikuti guru bisa

beragam, seperti yang di sampaikan oleh EP dalam jawabannya sebagai berikut:

Iya pernah mbak, lumayan banyak, yang pernah saya ikuti yang pertama
pembinaan perpus sekolah, itu dari dinas pendidikan tanggalnya 29-30
November 2005, ya itu semacam pembinaan tentang bagaimana mengelola
perpus sekolah agar menjadi perpus yang menarik, bagi siswa serta berguna
bagi kepentingan seluruh warga sekolah. Kemudian diklat guru sasaran pada
tanggal 27 Juni-02 Juli 2016 dari Kementrian Pendidikan ini berkaiatan
dengan workshop PKB. Selanjutnya ada diklat pra jabatan 08-13 juli 2015,
itu kegiatannya saya sudah hampir lupa mbak, coba mbak cari di internet
sepertinya kegiatannya masih sama. Kemudian itu pelatihan implementasi
kurikulum 2013 bagi guru kelas I tanggal 07-14 Maret 2014, disdikpora itu
tempatnya di SD Sinduadi mbak, kegiatan dlam pelatihan ini guru
mendengarkan apa yang disampaikan.

SR menambahkan bahwa kegiatan pnegembangan diklat fungsional yang pernah

diikuti sebagai berikut:

“Kebetulan mbak saya memang lagi suka dengan diklat-diklat, saya juga
sering ikut pelatihan tapi ya beda-beda kalau yang diklat pra jabatan, bahasa
jawa itu tanggal 2-6 Okober 2017 itu tentang pendidikan karakter untuk
anak, guru diberi modul selain itu kita dilatih bagaimana mengajar cara
membaca nyaring, membuat nyanyian yang didalamnya ada nilai
karakternya ya menurut saya bahasa jawa sekarang sudah mulai tersingkir
mbak., kemudian saya juga pernah ikut pelatihan implementasi k13 bagi
guru kelas II itu tanggal 23 – 27 Juni 2017, ya itu membahas pelaksanaan
K13 dilapangan dan di pembelajaran,kmarin selain saya juga ada yang ikut,
kemudian ada pelatihan SEQIP itu dari PPL tahun 2010, itu pelatihan
tentang pengembangan kemampuannguru untuk menggunakan alat peraga
IPA, lalu ada pengabdian masyarakat di LPPMP UNY tanggal 19-20
November 2014, sejauh ini baru itu saya masih ingin ikut lagi.”
Data wawancara tentang kegiatan diklt fungsional yang pernah diikuti oleh EP dan

SR tersebut diperkuat dengan data hasil dokumentasi dalam bentuk surat tugas,

75
sertifikat diklat, sertifikat pelatihan tertentu sesuai dengan materi yang diperoleh.

Data tersebut terangkum dalam CD 1 dan CD 2 sebagai berikut:

CD I: 1) sertifikat profesi guru dalam jabatan tahun 2013 dari tim sertifikasi

Universitas Negeri Yogyakarta, surat tugas dalam mengikuti pelatihan kurikulum

2013 dari Dinas Pendidikan Sleman, 2) sertifikat pelatihan induksi guru pemula

(PIGP) pada jenjang SD tahun 2016 dari Dinas Pendidikan dan Olahraga kab.

Sleman, 3) sertifikat pelatihan guru sasaran kurikulum sekolah dasar pada tahun

2016 dari dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, serta 4) sertifikat

pendidikan dan pelatihan prajabatan pada tahun 2015 badan Diklat Daerah

Istimewa Yogyakarta.

CD 2: 1) sertifikat pengabdian masyarakat dari LPPM UNY di gamping

pada tahun 2014, 2) sertifikat pelatihan SEQIP yang diselenggarakan oleh TIM

KKN-PPL UNY pada tahun 2010 di SD Demakijo I gamping, 3) sertifikat pelatihan

implementasi kurikulum 2013 bagi guru kelas II dan guru pendidikan jasmani

jenjang sekolah dasar kab. Sleman pada tahun 2014 dari LPMP Daerah Istimewa

Yogyakarta, 4) sertifikat pelatihan bahasa jawa bagi guru sekolah dasar pada tahun

2017 dari pemerintah Kab. Sleman, dan 5) sertifikat sertifikasi pendidik pada tahun

2014, dari badan Diklat Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari data dua guru tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan pengembangan

diri dalam bentuk diklat fungsional dilakukan dalam berbagai kegiatan, baik diklat

dari Dinas Pendidikan, diklat lain di luas dinas, maupun sertifikasi, kegiatan diklat

fungsional lain yang diikuti oleh guru-guru SD Negeri Demakijo I antara lain

seperti yang disampaikan AK sebagai berikut:

76
“Saya pernah ikut diklat pra jabatan tahun 2010 mbak itu kan hukumnya
wajib ikut, setelah itu diklat pengembangan bahan ajar, tahun 2010, ya
tentang cara membuat media mbak, secara teknis saja bukan gimana
penerapannya di kelas dengan siswa diklat TIK ini berkaitan dengan adanya
bantuan pemberian Lab.komputer sekolah, diklat media dari BTKP tahun
2011, itu pas di dekat UPP I mbak lokasinya, itu sekolah menunjuk 1 guru
untuk ikut diklat.”
Pernyatan tersebut diperkuat oleh pendapat WY sebagai berikut:
“Kalau dalam bentuk diklat saya lupa mbak, sepertinya saya lebih banyak
ikut workshop, tapi saya pernah ikut diklat pra jabatan yan nanti saya cari
sertifikat saya dulu mbak”

Data hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil data dokumentasi

yang terangkum dalam CD 4 dan CD 5 yaitu, CD 4 berupa: 1) sertifikat diklat

prajabatan tahun 2010 dari kemitraan Pemerintah Kab. Sleman dengan badan Diklat

D.I Yogyakarta, 2) sertifikat kegiatan pengembangan TI bagi guru dan Tata Usaha

tahun 2012 dari pemerintah D.I Yogyakrta di Balai Latihan Pendidikan Teknik

(BLPT), 3) sertifikat pelatihan SEQIP dari TIM KKN-PPL UNY tahun 2010 di SD

Negeri Demakijo I Gamping, 4) sertifikat Study Banding di SD N egeri Panjatan

tahun2011 terkait sistem pembelajaran kelas IV dan Managemen Sekolah dari

Dinas Pendidikan Kab. Kulon Progo.

CD 5 berupa: 1) serifikat profesi pendidik pada tahun 2014 dari Universitas

Negeri Yogyakarta, 2) sertifikat prajabatan pada tahun 2008 dari Badan Diklat D.I

Yogyakarta, 3) sertifikat Diklat Pendalaman Materi Mata Pelajaran Maatematika

bagi guru SD pada tahun 2007 dari Dinas Pendidikan Kab. Sleman, 4) sertifikat

pelatihan Pengelolaan Amal Usaha pada tahun 2005 dari AISYIYYAH

Yogyakarta, 5) sertifikat pelatihan ICT pada tahun 2004 dari Dinas Pendidikan

Yogyakarta, dan 6) sertifikat pelatihan SEQIP dari KKN-PPL UNY tahun 2010.

77
Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi di atas dapat

disimpulkan bahwa kegiatan diklat fungsional di SD Negeri Demakijo I

dilaksanakan dengan cukup baik melalui kegiatan diklat seperti diklat prajabatan,

diklat Bahasa Jawa dan materi-materi lain yang terkait dengan pengembangan

kualitas guru dalam mengajar, diklat pelatihan kurikulum 2013, diklat TI dan ICT

dan lain-lain, baik dari Dinas Pendidikan maupun lembaga pendidikan dan

pelatihan yang lain.

Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam kegiatan

Pengembangan diri selanjutnya adalah melalui kegiatan kolektif guru. Dalam

kegiatan kolekif, guru akan bekerja sama dengan sesama guru. Kegiatan kolektif

mempertemukan guru dengan pengalalam, tempat kerja dan kemampuan yang

berbeda. Kegiatan ini akan menjadi ajang bertukar pendapat dan informasi.

Kegiatan kolektif juga mampu menjadi motivasi untuk berkembang karena guru

bisa melihat kemampuan guru-guru lain.

Kegiatan kolektif yang diikuti di SD Negeri Demakijo 1 meliputi kegiatan

Seminar, Workshop, PK guru, serta Kelompok Kerja Guru (KKG). Pernyataan

tersebut sesuai dengan ungkapan EP sebagai berikut:

“Ya saya pernah ikut kegiatan workshop peningkatan kompetensi pedagogik


guru pada tanggal 2-4 maret 2015, dari disdikpora, ya itu kami mendapatkan
pengetahuan baru terkait peningkatan pedagogik mbak, kami mendengarkan
arahan dari pembicara, kemudaian saya ikut workshop peningkatan
keprofesian berkelanjatan pada tahun 2015, itu tentang pengenalan PKB
serta bagaimana pelaksanaannya di lapangan, kami diberi pengetahuan baru
terkait dengan kegiatan dalam PKB dan penilaianya, kemudian saya juga
pernah menjadi anggota dalam KKG kelas 1 di gugus Gamping dan satu lagi
itu penilaian kinerja atau PKG satu tahun sekali.”

78
Memperkuat pendapat EP terkait kegiatan kolektif guru yang pernah

dilaksanakan guru-guru SD Negeri Demakiji I Gamping. FK mengutarakan

pendapatnya sebagai berikut:

“Workshop PKB tanggal 2 April-2 Juni 2016, itu tuntutan jamnya adalah 36
jam, lalu PKB lagi sama-sama dari KKG kelas I dan UPT, itu tanggal 30
januari 2014 sampai 20 Maret 2014, ya itu terkait dengan kegiatan
pemerintah yang berupa PKG, kami memperoleh materi dan tata cara ikut
PKB dengan benar, kemudian workshop peningkatan kompetensi guru, itu
terkait implemtasi K13 bagaimana menerapkan kurikulum baru itu dengan
benar di saat pembelajaran, bagaimana membuat penilaian dan lain-lain, itu
tanggal 14-15 Juli 2017. Saya juga ikut kegiatan KKG dan PKG mbak, ya
saya akui memang pengalaman saya sampai saat ini belum terlalu banyak”
SR memperkuat pendapat dari kedua guru tersebut dengan mengatakan bahwa guru

pernah mengikuti kegiatan seminar nasional, sebagai berikut:

“Saya pernah ikut seminar di UNY itu tahun 2014 terkait dengan guru
inspiratif untuk pendidikan berkarakter, ya itu tentang bagaimana menjadi
guru yang bisa menginspirasi serta menarik bagi siswa, serta bagaimana
menumbuhkan karakter yang baik, kemudian seminar nasional selain itu
saya juga ikut KKG, PKG, dan workshop-workshop tertentu, saya lupa
materinya seperti apa, tapi dokumenya masih saya simpan.”
Pernyataan hasil data wawancara tersebut diperkuat dengan data hasil

dokumentasi dalam bentuk sertifikat kegiatan kolektif yang pernah diikuti guru.

Data dokumetasi terangkum dalam CD 6, CD 7, dan CD 8. CD 6 berupa: 1)

sertifikat workshop PKB tahun 2014, dari Dinas Pendidikan Sleman, 2) surat tugas

dalam workshop peningkatan kompetensi pedagogik guru angkatan II tahun 2015

dari Dinas Pendidikan Sleman, 3) sertifikat workshop peningkatan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan tahun 2015 dari UPT Yandik Kec. Gamping, Sleman,

dan 4) sertifikat workshop PKB tahun 2016 dari Kelompok Kerja Guru (KKG)

kelas I bekerja sama dengan UPT pendidikan Gamping.

79
CD 7 berupa: 1) sertifikat workshop PKB tahun 2016 dari Kelompok Kerja

Guru (KKG) kelas I bekerja sama dengan UPT pendidikan Gamping, 2) sertifikat

workshop peningkatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan tahun 2015 dari

UPT Yandik Kec. Gamping, Sleman, 3) sertifikat sertifikat workshop peningkatan

kompetensi guru dalam Implmentasi K13 tahun 2017 dari KKG jenjang SD bekerja

sama dengan UPT Pendidikan Kec. Gamping, Sleman.

CD 8 beisi dokumentasi tentang: 1) sertifikat workshop peningkatan

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) tahun 2014 dari KKG kelas II

bekerja sama dengan UPT Pendidikan Gamping, 2) sertifikat sertifikat workshop

peningkatan kompetensi guru dalam Implmentasi K13 tahun 2017 dari KKG

jenjang SD bekerja sama dengan UPT Pendidikan Kec. Gamping, Sleman, 3)

sertifikat workshop peningkatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan tahun

2015 dari UPT Yandik Kec. Gamping, Sleman, 4) sertifikat Seminar Nasional

Membangkitkan Keasadaran Kolektif Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan dan

Etos Kerja Untuk Penguatan pendidikan Karakter tahun 2017 dari PGRI Sleman,

5) sertifikat Seminar Nasional Guru Inspiratif untuk Pendidika Karakter tahun 2014

dari HIMA PGSD FIP UNY.

Beberapa guru lain dari SD Negeri Demakijo I menyampaikan bahwa

kegiatan kolektif berupa Kelompok Kerja Guru (PKG) sedang mengalami

kemunduran karena sedang tidak aktif dalam mengadakan kegiatan pengembangan

kelompok. Namun diluar masalah tersebut guru mengatakan bahwa guru mengikuti

kegiatan kelompok guru yang bersifat pengembangan mental spiritual yaitu berupa

80
pengajian bina mental per gugus Gamping, Sleman, sebagaimana disampaikan oleh

salah satu guru, AK sebagai berikut:

“Saya biasanya ikut workshop-workshop yang diselenggarakan dalm KKG


gugus, itu bersama-sama dengan teman-teman dalam satu kelompok gugus,
kemudian saya juga pernah ikut seminar di UNY itu tentang media
pembelajaran IPA tapi saya gak tau itu sertifikatnya masih atau tidak, saya
juga aktif di KKG meskipun saat ini KKG kelas V sedang vakum mbak,
saya juga ikut penilaian kinerga PKG. Ada lagi sebenarya pengajian bina
mental per gugus entah itu masuk PKB apa tidak mbak.”
Pernyatan serupa disampaikan oleh WY sebagai berikut;
“Saya pernah ikut seminar, workshop, kemudian ada KKG dulu ikut sekarang
masih berhenti sementara ini sudah beberapa tahun ini khusus kelas V mbak,
lalu ada PKG, ya kegiatan-kegiatan seperti itu kegiatannya kita mendapatkan
materi, kemudian mendengarkan arahan dari pemateri serta ada juga praktik-
paraktik, kalau di KKG tentunya itu wadah untuk saling bertukar informasi,
waawasan, serta permasalahan saat mengajar”

Pernyatan dari AK dan WY di atas di dukung dengan data dokumentasi pada

CD 9 dan CD 10. CD 9 berupa: 1) sertifikat Seminar Nasional Matematika

Indonesia bagi Kepala Sekolah dan Guru Kelas tahun 2014 dari LPK Indonesia

bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Sleman, 2) Sertifikat Semiloka

Pengembangan Bimbingan Teknis MBS tahun 2013 dari Dinas Pendidikan

Yogyakarta.

CD 10 berupa: 1) sertifikat sertifikat workshop peningkatan kompetensi guru

dalam Implmentasi K13 tahun 2017 dari KKG jenjang SD bekerja sama dengan

UPT Pendidikan Kec. Gamping, Sleman, 2) sertifikat workshop mendongeng bagi

guru SD se Kabupaten Sleman tahun 2017, 3) sertifikat seminar Peran Media

Pembelajaran dalam proses Belajar Mengajar di Sekolah tahun 2008 dari Liseum.

Berdasarkan data hasil wawancara serta catatan hasil dokumentasi yang telah

dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKB pengembangan diri

81
dalam bentuk kegian kolektif guru di SD Negeri Demakijo I Gamping,

dilaksanakan dalam kegiatan workshop, seminar, baik seminar nasional maupun

semilokal yang diikuti guru dari Dinas Pendidikan, Kelompok Kerja Guru (KKG),

maupun lembaga pendidikan yang lain. Kegiatan kolektif guru selain melalui

kegiatan seminar, dilaksanakan dalam kegiatan KKG per-kelas dari kelas I sampai

Kelas VI. Kegiatan KKG guru-guru SD Negeri Demakjio I, dilaksanakan dalam

satu gugus Gamping yang terdiri dari 8 sekolah. Selain itu kegitan lain berupa

kegiatan pengajian Bina Mental dan Penilaian Kinerja Guru (PKG).

b) Publikasi Ilmiah

Kegiatan Pengembangan Keprofesian berkelanjutan dalam bentuk publikasi

ilmiah merupakan suatu bentuk kegiatan pengembangan profesi guru yang di

lakukan dalam bentuk karya tulis ilmiah maupun laporan hasil penelitian. Kegiatan

publikasi terdiri dari kegiatan presentasi pada forum ilmiah, publikasi hasil

penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal serta, publikasi

buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau buku pedoman guru.

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentsi di SD Negeri Demakijo I

Gamping, pelaksanaan kegiatan publikasi ilmiah belum berjalan dengan optimal.

Berdasarkan data wawancara yang diperoleh, hampir semua guru belum

melaksanakan kegiatan publikasi ilmiah. Namun ada satu guru yang telah membuat

karya tulis ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal tersebut seperti

yang diungkapkan oleh EP dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“Belum saat ini, ya itu tadi mbak dulu saya pernah membuta karya PTK saat
kuliah di UT itu tugas saya pas kuliah, tugas itu juga harus dipublikasikan,
dan sudah saya publikasikan. Di upload, sekarang hardfilenya masih ada
kalau mau lihat mbak.”

82
Pernyataan dari hasil wawancara dengan EP terkait dengan karya tulis

ilmiah berupa PTK diperkuat dengan adanya bukti fisik hardfile yang ada dalam

CD 11 berupa foto pembatu observasi berupa hasil karya ilmiah PTK dengan judul

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Dua Angka Dengan Media Sedotan Plastik Pada Siswa

Kelas I SD Negeri Demakijo I Tahun Pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan wawancara selanjutnya dengan beberapa guru, kepala sekolah

maupun koordinator pengembangan SDM SD Negeri Demakijo I dalam kegiatan

publikasi ilmiah belum berjalan dengan baik karena guru belum membuat karya

tulis dengan alasan keterbatsan dalam wawasan atau pengetahuan terkait dengan

kegiatan publikasi ilmiah. Pernyataan tersebut sesuai yang disampaikan oleh FK

sebagai berikut:

”Belum, memang guru-guru disini, termasuk saya, pengetahuan tentang


penulisan masih perlu ditingkatkan mbak, sebenarnya sekolah sudah ada
anggaran terkait untuk peningkatan kemampuan menulis tapi belum
terlaksana, kalau saya jujur tidak hobbi nulis.”

Kurangnya kegiatan publikasi ilmiah di SD Negeri Demakijo I karena

masalah pengetahuan dan pengalaman yang belum mereka kuasai juga di

sampaikan oleh WY sebagai berikut:

“Belum mbak, belum ada pengalaman terkait itu.”


Pendapat kedua guru tersebut diperkuat oleh pendapat serupa oleh AK

sebagai berikut:

“Belum mbak, kalau yang lain mungkin pernah. Ya kami belum punya
pengetahuan yang benar terkait publikasi, kami harus belajar lagi, saya juga
merasa begitu.”

83
Jawaban dari ketiga guru SD Negeri Demakijo I yang menyatakan belum

optimalnya kegiatan publikasi ilmiah diperkuat dengan tidak adanya bukti

dokumentasi yang bisa menunjukkan kegiatan guru, baik dalam kegiatan presentasi

pada forum ilmiah, laporan hasil penelitian maupun pembuatan dan publikasi buku

pelajaran maupun buku pedoman guru.

Berdasarkan pendapat dari ke-tiga guru tersebut dapat diketahui bahwa

kurang optimalnya kegiatan publikasi ilmiah di SD Negeri Demakijo I, dikarenakan

keterbatasan wawasan, pengetahuan dan pengalaman. Sehingga berdasarkan

masalah tersebut guru memerlukan wawasan dalam kegiatan publikasi ilmiah.

Selain permasalahan pengetahuan, guru juga mengeluhkan lemahnya pengetahuan

mereka terkait dengan format penulisan dan aturan yang benar dalam membuat

sebuah karya ilmiah.

Permasalahan tersebut dipengaruhi oleh adanya perbedaan usia, tingkat

kerajinan guru serta dengan adanya kesibukan dan permasalah dengan waktu

membuat kegiatan publikasi tidak bisa berjalan lancar, hal tersebut seperti yang

diungkapakan oleh PR sebagai berikut:

”Belum mbak. Belum minat membuat itu ya, karena kami mengutamakan
kegiatan yang lain dulu, yang lebih mudah dan tidak memakan waktu
banyak serta kita masih perlu belajar lagi terkait format menulis PTK yang
baik dan benar.”
Hal senada disampaikan oleh SR terkait dengan kelemahan dalam

menggunakan laptop sehingga keterbatasan dalam mengetik karya ilmiah, berikut

yang diungkapkan oleh SR sebagai berikut:

“Belum pernah mbk, masih rencana saat ini, namun ya saya masih
keterbatasan dalam hal penulisan yang benar atau bagaimana membuat

84
format yang benar, ditambah kalau sudah tua seperti saya, kemampuan
pakai laptop atau TIK juga sudah terbatas.”
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi kegiatan publikasi ilmiah

terhadap guru-guru di SD Negeri Demakijo I, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

publikasi ilmiah belum berjalan dengan optimal karena hanya satu dari 12 guru

kelas yang pernah membuat karya tulis dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Kegiatan lain seperti presentasi pada forum ilmiah, membuat laporan hasil

penelitian, membuat dan mempublikasikan buku pelajaran dan/atau buku pedoman

guru belum terlaksana. Hambatan dalam publikasi ilmiah antara lain, kurangnya

wawasan dan pengetahuan, keterbatasan TIK, serta minat dan kesibukan msing-

masing guru.

c) Karya Inovatif

Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam bentuk karya

inovatif berdasarkan dengan ketentuannya dilakukan dalam empat bentu kegiatan

yaitu, penemuan teknologi tepat guna, penemuan/penciptaan atau pengembangan

karya seni, penemuan/memodifikasi alat/media pembelajaran serta mengikutu

pelatihan/ membuat penyusunan standar, pedoman, soal pada tingkat nasional atau

propinsi.

Berdasarkan hasil wawancara dapat diperoleh hasil bahwa kegiatan karya

inovatif di SD Negeri Demakijo I belum berjalan dengan optimal. Hal tersebut

diungkapkan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

“ya ada sebagian guru yang sudah melakukan kegiatan pembuatan karya
mbak, mungkin sebatas membuat dan membimbing siswa-siswanya untuk
membuat media-media sederhana atau pakai itu media elektronik Power
Point atau pakai video-video dari internet, yang tinggal pakai, kalau yang

85
karya wah banget dan membuat sendiri sepertinya belum mbak, mereka juga
masih perlu banyak belajar”

Pendapat serupa disampaikan oleh EP sebagai berikut:

”Belum mbak, paling cuma membimbing anak membuat media, ya seperti


di belakang kelas itu.”

Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat FK terkait dengan belum

optimalnya kegiatan karya inovatif sebagai berikut:

“Belum kalau yang inovatif sekali. Kalau saya memang suka membuat
media mbak, karean anak-anak suka itu, itu media matematika di kelas
ada. Itu bisa dikatan karya apa tidak ya...”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diperoleh informasi bahwa

karya inovatif yang merupakan bentuk kegiatan dari Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) belum berjalan dengan optimal, karena guru belum mengikuti

setiap rangkaian karya inovatif, kegiatan karya inovatif sebatas dilakukan melalui

pembuatan media pembelajaran sederhana di kelas. Media tersebut dibuat bersama-

sama dengan peserta didik selama proses pembelajaran di kelas. Pendapat tersebut

seperti yang disamapaikan oleh EP sebagai berikut

“Kalu membuat ya sudah mbak, sederhanan saja itu ada di belakang kelas
ada membuat ronce dari kertas karton warna, itu membuatnya bareng
dengan siswa. Kalau memodifikasi alat/media yang sudah ada ya belum
mbak, karena ya kami keterbatasan pengalaman dalam hal itu terutama saya
sendiri dengan umur segini tentu kreatifitasnya sudah berkurang beda
dengan yang masih muda”
FK menambahkan pernyataan yang serupa sebagai berikut:

“Belum kalau yang inovatif sekali. Kalau saya memang suka membuat
media mbak, karean anak-anak suka itu, itu media matematika di kelas
ada. Itu bisa dikatan karya apa tidak ya...”
Pernyataan EP dan FK tentang kegiatan pembuatan media pembelajaran

sederhana dari bahan-bahan yang mudah ditemukan oleh anak, diperkuat dengan

86
adanya data foto pembatu observasi pada CD 12 dan CD 13. CD 12 berupa foto

media pembelajaran sederhana berupa: 1) ronce yang terbuat dari kertas karton

warna, 2) membuat dan menghias bingkai foto dari kardus bekas, 3) menghias kendi

dari tanah liat, dan 4) karya gambar buah-buahan dua dimensi yang berasal dari

kulit telur. CD 13 berupa foto gambar media berupa: 1) media wayang huruf, 2)

media roda putar dua dimensi untuk mata pelajaran matematika penjumlahan dan

pengurangan, dan 3) roda putar kosakata Bahasa Inggris.

Guru-guru di SD Negeri Demakijo I gamping, selain membuat media

melalui benda visual sederhana yang bisa dibuat bersama-sama dengan para peserta

didik, guru juga membuat media berupa PPT serta mencari video pembelajaran dari

internet, seperti yang disampaikan oleh AK sebagai berikut:

“Sepertinya belum. Tapi kalau pas materi IPA saya kadang bawain video
serta membuat media dari karton, misal membuat stetoskop sederhana.”
Pernyataan AK tersebut dilanjutkan dengan mengatakan:
“Saya membuat media sebatas PPT dan ambil video dari yutube mbak, kalau
pas IPA dan materinya sesuai mungkin baru membuat, nanti saya
mencontohkan dan baru anak-anak mengikuti saya, saya menerangkan cara
membuatnya. Guru membuat media yang sifatnya barang memang jarang
tapi ya ada yang rajin dan tlaten membuat media, memodifikasi ya belum
mbak”
Jadi berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi dengan beberapa

guru tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan guru dalam upaya pengembangan

keprofesian dalam karya inovatif dilaksanakan dengan membuat media

pembelajaran sederhana. Media pembelajaran tersebut di buat bersama-sama

dengan peserta didik serta terbuat dari bahan yang mudah ditemukan. Guru tidak

87
setiap hari membuat media pembelajaran, namun disesuaikan dengan mata

pelajaran terntentu.

Kegiatan inovatif guru SD Negeri Demakijo I dalam pelaksanaanya belum

semua tercapai dengan baik. Guru belum pernah mengikuti kegiatan pengembangan

dalam bidang karya seni maupun pedoman soal pada tingkat nasional, pedoman

guru dalam mebuat soal berasal dari pedoman dalam kegiatan KKG serta melihat

indikator dari suatu materi pembelajaran. Pendapat tentang kegiatan pembuatan

soal dan pedomannya diungkapkan oleh SR sebagai berikut:

“Belum mbak, ya nanti pas di KKG kita membuat standar satu gugus
soalnya seperti apa, disamakan.”
Pendapat serupa, terkait pembuatan pedoman soal disampaikan oleh PR sebagai
berikut:
“Belum mbak. Apalagi yang karya seni sepertinya belum pernah ada yang
ikut pelatihan karya seni. Kalao soal di KKG ada diskusi tentang itu.”

Pendapat dari SR dan PR tersebut diperkuat oleh pendapat AK yang menyatakan

bahwa:

“Pernah mbak dulu saya ikut pelatihan pengembangan bahan ajar dan
media, selain itu di KKG juga ada diskusi tentang standar soal dalam satu
gugus Gamping, tapi saat ini belum aktif lagi KKG nya.”
Berdasarkan ketiga pendapat guru dalam hasil wawaancara di atas dapat di

ambil informasi bahwa dalam pedoman dan cara penyusunan soal yang benar, guru-

guru SD Negeri Demakijo I berdiskusi dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru dalam

gugus Gamping, dalam kegiatan KKG guru bersama-sama berlatih membuat soal.

Selain itu kegiatan pembuatan karya seni maupun membuat teknologi tepat guna

juga belum terlaksana. Berdasarkan observasi selama penelitian serta tidak adanya

88
sertifikat atau bukti lain, mendukung fakta bahwa kegiatan inovatif dalam bidang

karya seni dan pembuatan pedoman soal masih belum optimal. Seperi yang

diungkapkan oleh WY sebagai berikut:

“Belum mbak, yang seperti itu disini jarang ada yang ikut, ya karena
mungkin saling berkukar info aja nanti pas di KKG, soal juga nanti ada
batasan indikator soalnya, kami membuat dari dasar indikator.”

Berdasarkan beberapa data hasil wawancara dan data dokumentasi di SD

Negeri Demakijo I dapat disimpulkan bahwa kegiatan Pengembangan Profesi Guru

dalam karya inovatif belum berjalan dengan lancar dan belum bisa dikatakan

berjalan dengan optimal. Karya inovatif yang pernah dilaksanakan oleh guru-guru

sebatas kegiatan pembutan media pembelajaran sederhana di dalam kelas. Serta

belum ada kegiatan lain berupa menemukan dan/atau membuat teknologi tepat

guna, mengadakan pemeran karya seni, memodifikasi media dan/atau alat

pembelajaran serta belum mengikuti pedoma penyususnan standar soal secara

nasional atau dalam tingkat provinsi.

b. Alasan melakukan/mengikuti program Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB)

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan bentuk

pengembamgan profesi yang tidak diberlakukan secara wajib namun harus

dilakukan secara bertahap dan terus menerus terutama bagi guru yang telah

menyandang status PNS serta telah memperoleh sertifikasi dari Pemerintah.

Kegiatan PKB dapat dimanfaatkan sebagai sarana peningkatan profesionalitas.

Beberapa kegiatan PKB seperti diklat, seminar, workshop, publikasi ilmiah serta

89
karya inovatif di SD Negeri Demakijo I bertujan untuk menambah wawasan dan

pengetahuan guru agar bisa mengikuti perkembangan dalam dunia pendidikan.

Wawasan guru tidak akan berkembang dengan baik jika guru hanya melihat

pendidikan sebatas di ruang kelas dan dalam proses pembelajaran. Guru

memerlukan pengalaman lain, dalam menjalankan pengembangan profesi seperti

yang dikemukakan oleh EP di bawah ini:

“Ya tentunya sebagai guru kita mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan


seperti itu, tentunya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, karena
kita guru tidak cukup hanya mengandalkan pengalaman di kelas serta
seringkup dalam lingkungan sekolah, istilahnya kita perlu menengok dunia
luar agar tau betapa luasnya ilmu yang bisa dipelajari dan betapa kecilnya
wawasan yang kita punya, perasaan-perasaan seperti itu tentunya bisa
menjadi motivasi guru untuk terus menambah pengetahuanya agar lebih
profesional, ya PKB ini saya laksanakan agar saya lebih profesional dalam
mengajar.”

Pendapat serupa disampaikan oleh PR sebagai berikut:


Tentunya alasan saya, karena saya masih perlu tambahan pengetahuan
untuk semakin meningkatkan apa yang sudah saya pelajari sebelumnya,
karena tidak peduli berapa lama kita mengajar kita perlu tambahan
wawasan dari orang yang lebih berpengalaman, seperti mengikuti
pengembangan dalam kegiatan PKB. Kita butuh itu mbak, kita butuh dan
kita harus terus mendekatinya, lebih tepatnya seperti itu. Istilahe wong
jowo “waluh bender, butuh nyander”.
Guru mengatakan bahwa pengetahuan dari orang yang berpengalaman sangat

diperlukan. Kemudian pendapat dari kedua guru tersebut diperkuat oleh pernyataan

dari FK di bawah ini:

“Alasan yang sesuai dengan profesi tentunya ya untuk meningkatkan


akademik serta profesionaliitas sebagai seorang pendidik tentunya,
mengikuti PKB juga bisa karena guru ingin menambah relasi menambah
wawasan dan menambah pengetahuan baru yang sesuai dengan kebutuhan
serta kemajuan zaman, ilmu sebagai guru bisa lebih update mbak.”
Senada dengan FK, AK menambahkan bahwa alasan dalam mengikuti PKB adalah:

90
”Untuk meningkatkan pengetahuan sebagai guru SD mbak, menambah
wawasan tentang media, pembelajaran, proses memahami anak, dan
meningkatkan profesionalitas kita sebagai guru yang dituntut selalu bisa
berkembanga sesuai dan selaras dengan arus perubahan zaman, kalau kita
hanya berdiam diri tentunya kita akan tertinggal dan tertindas oleh
perkembangan. Jadi kita harus lari bersama-sama, jadi ya itu alasannya,
untuk terus berkembang menjadi lebih baik di kemudian hari.”

Pendapat dari beberapa guru SD Negeri Demakijo I tersebut dapat

disimpulkan bahwa alasan mereka dalam mengikuti kegiatan pengembangan adalah

untuk menambah wawasan, pengetahuan dan profesionalitas sebagai seorang

pendidik. Sebagai guru yang ingin selalu berkembangan sesuai dengan perubahan

dan kebutuhan zaman, maka guru uga beralasan bahwa kegiatan PKB dilakukan

untuk meningkatka jabatan mereka sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pendapat

tersebut sebagaimana diungkapkan oleh SR sebagai berikut:

“Pertama untuk meningkatkan kemampuan pedagogik, untuk meningkatkan


kompetensi profesional sebagai seorang guru serta sebenarnya kami butuh
aktif dalam banyak kegiatan pengembangan, tentunya untuk menunjang
kenaikan jabatan.”
Pendapat tersebut diperkuat oleh pernyataan WN sebagai berikut:
“Ikut kegiatan PKB ya untuk menambah pengetahuan, profesional, seta
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang saya miliki, karena kan
nanti kita bisa ketemu banyak guru, kita bisa ngobrol dan berukar info,
selain itu alasan lainnya untuk kenaikan jabatan kita sebagai guru, karena
sekarang kalau mau naik jabatan memerlukan banyak kegiatan seperti
diklat, dan membuat KTI mbak, kaya PT”

Berdasarkan data hasil wawancara diatas, secara umum guru menyatakan

bahwa alasan dalam mengikuti pengembangan profesi melalui kegiatan PKB adalah

untuk menambah wawasan, menambah pengetahuan yang dibutuhkan dalam proses

pembelajaran serta untuk memperbaharui ilmu yang dimiliki agar selaras dengan

91
perkembangan zaman, sehingga dengan adanya ilmu dan wawasan yang memadai

guru bisa menjadi sosok guru yang lebih profesional. Alasan lain seperti untuk

memeperoleh pengalaman dan relasi baru. Selain itu sebagian guru ada yang

berasalan ingin meningkatkan jabatan. Jadi peningkatan profesionalitas adalah

alasan utama guru-guru SD Negeri Demakijo I Gamping Sleman dalam mengikuti

kegiatan PKB.

1) Rencana tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Pendidikan dan pengajaran akan selalu berkembang seiring berjalannya

waktu. Dengan begitu kemampuan guru sebagai pilar dalam dunia pendidikan harus

senantiasa diasah dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman. Guru harus

terus menuntut ilmu dan belajar sesuai dengan kebutuhan yang mereka perlukan

dalam pembelajaran.

Memiliki rencana kedepan yang jelas, akan membuat guru dinamis dalam

bekerja serta tidak membuat guru terpaku dalam kelas tanpa memiliki arah

pengembangan profesi yang jelas yang jelas. Guru harus berencana terus mengikuti

dan mencari banyak informasi terkait kegiatan Pengembangan Keprofesian

Berkelnjutan dalam segala bentuk kegiatan, sebagaimana diungkan oleh EP senagai

berikut:

“Saya pribadi pengen terus mengembangakan apa yang saya punyai, selagi
badan saya masih kuat dan masih sehat, tua bukan alasan untuk berhenti.
Saya akan terus mengikuti kegiatan pengembangan baik itu PKB atau yang
lainnya. Saya akan melihat dan merefleksikan apa yang saya perlukan, apa
yang begitu lemah dari saya, saya akan terus belajar tentang itu karena ilmu
harus selalu dikejar, hidup untuk mengejar ilmu, saya akan terus cari info
tentang PKB atau diklat yang bisa diikuti tanpa ada pihak yang dirugikan,
tapi ya terkadang waktu tidak mendukung mbak, pokoknya ya cari yang
terbaik buat saya,buat sekolah dan buat siswa tentunya cari dan beri
pelayanan terbaik.”

92
Rencana kedepan selanjutnya adalah dengan dengan terus mengembangakan diri

dalam berbagai karya inovatif, memperbanyak teman, diklat, serta mencari

informasi secara online, serta guru akan berusaha mengembangkan diri dengan

banyak mencari informasi dari media koran atau buku, sebagaimana yang

disamapaikan AK sebagai berikut:

“Wah, saya saya sebenarnya kalau rencana banyak mbak, ya pingin bisa ikut
diklat dan seminar atau workshop lagi terus membuat media yang berupa
barang tidak hanya dari internet atau PPT. Namun sejauh ini usaha yang saya
ambil adalah lebih banyak mencari informasi baik dari koran maupun
internet, kemudian banyak tanya dengan teman, pokonya saya ingin
mengembangkan apa yang bisa menjadi peluang serta menutupi kelemahan
saya dengan terus belajar. Ya pokoknya bismillah semoga kegiatan PKG
dikemudian hari lebih baik, baik itu dalam KKG maupun PKG”

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa guru akan mengembangkan apa yang

menjadi peluang serta menutupi kelemahan denganterus belajar. Pernyataan yang

sedikit berbeda namun masih berkaitan tentang terus mengambangakan karya

inovatif dalam bentuk mdia pembelajaran disampaikan oleh FK sebagai berikut:

“Saya, sebenarnya juga ingin mbak ikut kegiatan pengembangan lebih


banyak lagi, apalagi saya juga merasa bahwa apa yang saya lakukan sejauh
belum optimal, saya memang kalau ditawari pak kepala sekolah saat ada
diklat dari dinas, saya biasanya menolak, karena saya tidak bisa
meninggalkan anak didik saya lama-lama meskipun ya ada guru gantinya
tapi tetap saja tidak enak, jadi ya sebenarnya ingin ikut pengembangan PKB
ada tapi rencana pastinya saya masih belum tahu. Kalau saya karena hobbi
membuat media-media unuk anak. Saya berencana untuk terus membuat
karya inovatif lebih banyak lagi dan sebagus mungkin.”

Berdasarkan beberapa data hasil wawancara dengan beberapa guru SD

Negeri Demakijo I tersebut dapat disimpulkan bahwa guru masih ingin mengikuti

kegiatan PKB sebanyak mungkin, kegiatan yang masih mereka rencanakan adalah

dengan rajin mencari informasi terkait kegiatan PKB yang bisa diikuti serta

93
meningkatkan kemampuan dalam membuat media dalam karya inovatif.

Kemampuan dalam pembelajaran dan membuat media akan semakin berkembang

jika guru rajin dan terus berencana mengikuti kegiatan diklat, seminar, pelatihan

khusus dan lain-lain. Pendapat tersebut didukung oleh pendapat SR sebagai berikut:

“Saya masih ingin menambah kegiatan diklat, seminar, pelatihan-pelatihan


sebanyak yang saya bisa mbak, pokonya ikut PKB lawong namanya juga
berkelanjutan ya kegiatan penegambangan harus terus berjalan, baik itu cari
info dulu, cari kebutuhan yang mendesak dari tugas kita sebagai pengajar,
dan tentunya jika ingin berubah harus ikut pengembangan profesi lebih
banyak dari sebelumnya, pokoknya kembangkan entah itu demi
pengetahuan ataupun jabatan. Menurut pandanagan guru kegiatan PKB
harus terus direncanakan dan dilaksanakan di kemudian hari, dengan alasan
baik itu untuk peningkatan profesionalitas maupun kenaikan pangkat.”
Pernyataan yang serupa terkait rencana kedepan dengan terus mengikuti PKB

melalui kegiatan diklat, seminar, pelatihan-pelatihan yang disesuaikan dengan

kebutuhan, disampaikan oleh PR sebagai berikut:

“Saya sebenarnya ingin meningkatkan kegiatan pengembangan profesi


misal, diklat, seminar dan sebagainya, namun memang saat ini belum ada
rencana belum tau kalau di kemudian hari, tapi bila ada undangan dari dinas
saya ingin memberikan kepada guru lain dulu, terutama mereka yang masih
ingin naik pangkat, sejauh ini saya berencana meningkatkan keterapilan
dalam menulis KTI, karena itu yang paling lemah di SD ini mbak, kalau
diklat ya ingin tapi belum dalam waktu dekat ini, kasian kalau ninggal anak-
anak.”
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa guru ingin terus mengikuti

kegiatan PKB baik dalam bentuk diklat dan seminar, lebih aktif dalam Kelompok

Kerja Guru (KKG), namun dengan mempertimbangkan, mendahulukan guru lain

yang ingin naik pangkat. Rencana pengembangan selanjutnya adalah mengikuti

pelatihan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Guru akan mengikuti PKB dengan

94
baik dengan catatan mereka tidak meninggalkan peserta didiknya terlalu lama.

Pendapat tersebut sebagaimana diungkapkan oleh WY sebagai berikut:

“Saya rencananya masih ingin mbak mengembangkan diri baik lewat PKB,
diklat, seminar, aktif dalam KKG lagi serta juga membuat karya ilmiah,
asalkan ada waktu dan tidak mengganggu tanggung jawab saya sebagai
guru, pokoknyaya untuk mewujudkan rencana saya itu saya harus aktif cari
kabar terkait diklat itu, dan berani izin ke kepsek tentunya jika ingin ikut
pelatihan, selain itu saya juga memerlukan banyak pengembangan karena
saya juga pangkatnya masih rendah belum kaya guru yang lain, ya tapi jika
itu dari dinas, kita tidak bisa seenaknya minta dikirim, tergantung
kesepakatan dan melihat siapa yang paling butuh. Harus mikirin guru lain.”
Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru-guru SD Negeri Demakijo

I dapat disimpulkan bahwa rencana kedepan yang disampaikan oleh kebanyakan

guru adalah terus mengikuti kegiatan PKB lebih banyak dari sebelumnya jika ada

kesempatan, baik menambahnrelasi dan terus mencari informasi baik dari media

cetak ataupun internet, banyak tukar informasi dengan teman sejawat dan kegiatan

yang bisa diikuti adalah diklat, pelatihan khusus disesuaikan dengan kebutuhan,

workshop dan lain-lain.

Meningkatkan kegiatan dalam Kelompok Kerja Guru atau KKG sehingga

kebutuhan guru dalam satu gugus bisa berkembang melalui kegiatan dalam PKB,

meningkatkan nilai guru dan kualitas guru dalam Penilaian Kinerja Guru.

Memperbanyak karya inovatif baik dalam bentuk membuat media bari, media

visual maupun memodifikasiikasi media/alat pembelajaran yang sudah ada agar

lebih berguna dan lebih menarik bagi siswa.

95
c. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam mengikuti

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

1) Pendukung dari dinas, lembaga dan diri sendiri

Setiap kegiatan pengembangan profesi akan bisa berjalan dengan lancar

apabila ada dukungan dari berbagai pihak yang terlibat, dalam hal ini guru-guru SD

Negeri Demakijo I mengungkapkan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam

pengembangan profesi PKB semua mendukung, baik itu Dinas, Lembaga maupun

diri sendiri. Dukungan dari dinas yang bisa dirasakan oleh guru-guru selama ini

adalah dengan banyaknya aktifitas pengembangan yang diadakan, seperti kegiatan

diklat, pelatihan khusus dan seminar.

Dinas juga memfasilitasi seluruh keperluan yang diperlukan selama

mengikuti pengembangan profesi. Ketika akan mengadakan sebuah kegiatan

pengembangan profesi Dinas akan memberikan informasi dengan memberikan

undangan kepada pihak sekolah atau memberikan undangan yang secara langsung

ditujukan pada guru tertentu. Menindaklanjuti kegiatan dari Dinas, sekolah akan

memberikan dukungan dengan cara, menyampaikan dan/atau menawarkan

undangan tersebut kepada guru-guru. Guru yang terpilih dan/atau mengajukan

dirinya untuk mengikuti kegiatan pengembangan di Dinas akan diberikan fasilitas

oleh sekolah berupa uang saku, seperti yang disampaikan oleh EP sebagai berikut:

“Semua sebenarnya sangat mendukung, dan menginginnkan hal yang baik


terjadi pada para guru di lapangan, ya karena semua bisa berjalan baik jika
kerjasamanya juga baik, misal dukungan dari dinas adalah dinas itu sering
mengadakan kegiatan diklat dan seminar mbak, setiap ada kegiatan seperti
itu dinas memberikan edaran kepada sekolah, nanti baru pak KS meberikan
info kepada guru-guru, selain itu info dari dinas sekarang juga mudah
diakses, bisa dibaca apa namanya itu online itu mbak di web dinas ada info-
info diklat, selain itu kegiatan itu semua fasilitas yang dibutuhkan selama

96
pelatihan juga ditanggung dinas banyak mbak dukungan dinas tapi jadi
bingung ngomong apa kalau ditanya. Kalau dukungan sekolah juga bagus
mbak, pak KS nya yang sekarang orangnya cekatan dan cerdas jadi beliau
terus mendorong guru untuk maju, info juga disampaikan dengan terbuka
dan adil, jika itu undangan resmi sekolah biasanya juga memberi uang saku,
perizinan juga tidak terlalu sulit, pokonya sekolah juga mendukung aktifnya
kegiatan PKB, kalau dari diri sendiri tentunya kesehatan dan motivasi yang
bisa mendukung, waktu dan kesempatan juga.”

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil informasi bahwa informasi

dari Dinas dapat diakses dengan mudah. Sekolah memberikan informasi dengan

cepat serta Kepala Sekolah memberikan banyak motivasi kepada guru-guru di SD

Negeri Demakijo I untuk terus maju dan berkembang. Sekolah akan memberikan

izin dengan mudah serta tidak membatasi kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan

PKB. Guru akan berkembang dengan baik jika guru itu sendiri memiliki niat

dan/atau keinginan untuk berkembang, sebagaimana disampaikan oleh FK berikut

ini:

“Dari dinas dulu ya mbak, 1 dinas itu informasinya mudah diakses. Ada
undangan ada info online. 2 kegiatannya banyak dan bertahap sesuai
kebutuhan saat itu ya hampir sering 3. Ada fasilitas yang cukup. Lalu
dukungan sekolah 1 motivasi dari atasan saat ini bagus sekali, beliau
memberi contong langsung talk less do more beliau itu. 2. Undangan segera
disampaikan kepada kami. 3. Ada dukungan biaya tentunya. Nah kalau yang
diri sendiri ini sebenarnya yang paling mempengaruhi yang keinginan,niat
dulu dikumpulkan baru nanti disesuaikan dengan waktu dan kesempatan,
tidak bisa seenaknya pergi tanpa ada tindak lanjut kepada siswa atau kelas
yang ditinggal pelatihan profesi mbak. Pintar-pintar mengatur waktu ya
mbak, guru itu serba salah, kalu gak hati-hati.”

Terkait dengan apa yang disampaikan oleh FK bahwa kegiatan dinas

bertahap dan bisa disesuaikan dengan waktu dan kebutuhan guru-guru di sekolah.

Dinas mendukung dan memfasilitasi, sekolah memberikan izin, serta keinginan

untuk maju dari dalam diri, akan menjadi tiga faktor utama yang menentukan

97
optimal tidaknya sebuah kegiatan pengembangan profesi. Pernyataan tersebut

diperkuat oleh ungkapan SR terhadap dukungan-dukungan dalam PKB sebagai

berikut:

“Dukungan yang saya rasakan sejauh ini lumayan banyak mbak, ya


namanya kita juga sedang ada tugas untuk kebaikan diri sendiri dan sekolah
atau kepentingan orang banyak, jadi ya sudah semestinya ada dukungan,
misal dinas itu kegiatannya kaya diklat atau seminar ya selalu ada, meski
kami atau saya sendiri tidak selalu tahu, ada makan gratis, buku, modul atau
lain-lainnya sudah disediakan dari sana, undanganya juga ada untu sekolah
ada di internet juga, kegiatnya juga menarik dan bermanfaat kalu menurut
saya, tempatnya bagus gak selalu di sleman dinas sana, kalau dari sekolah
ya informasi selalu ada dan disampaikan jadi guru bisa mengajukan diri,
kemudain ada anggaran dana BOS untuk uang saku, ya selain itu kepsek
juga mendorong, inovasinya bagus, masih muda dan masih bersemangat.
Kalau dari dalam diri niat tentunya. Terus ya jangan diam bergerak untuk
menggapainya.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa Kepala Sekolah

mempunyai posisi yang sangat penting dalam pengembangan profesi guru. Kepala

Sekolah yang memberikan tugas secara adil dan merata akan mengurangi

kecemburuan anta guru. Selain itu kepala sekolah selalu meberikan dorongan dan

semangat kepada guru-guru. Ungkapan tersebut senada dengan apa yang

disampaikan oleh PR sebagai berikut:

“Dinas sendiri sudah menjalankan tugasnya dengan baik dengan banyak ada
diklat, fasilitas memadai, sertifikat juga selalu ada, makan disediakan dari
sana, pemberitahuan juga mudah mbak, yang terbaru dan ngetrend di guru-
guru, semua guru tahu sekarang, yang itu info online di web, Sekolah juga
mendorong kami untuk maju, memotivasi, mefasilitasi, memberi informasi
sebanyak mungkin melalui koordinator SDM maupun kepsek turun sendiri.”

Pernyataan PR tersebut kemudian diteruskan dengan mengatakan bahwa:

“Kalau saya dari diri sendiri tentunya hilangkan malas dan manja, niat lah
untuk mencari kebaikan dan demi anak-anak, tujuan kita sebenarnya ya
untuk anak-anak itu mbak.”

98
Ungkapan tersebut dapat dimaknai bahwa semangat dari dalam diri guru

untuk menjadi guru yang bermanfaat dan memberikan pelayanan terbaiknya kepada

anak-anak didik calon penerus bangsa. Sehingga Kepala Sekolah menegaskan

bahwa keinginan maju kemabali pada semangat dari guru-guru, sebagai berikut:

“pendukungnya tentunya, sekolah atau lembaga, dinas juga, kalau


pengembangan ini bersifat dari dinas, dan untuk kebutuhan sekolah memang
kami sangat mendukung dan bersedia memberikan uang saku, selain itu juga
sekolah akan berusaha untuk terus memotiasi guru-guru untuk lebih
bersemangat dalam mengembangkan diri, kami akan memberi info-info
penting jika memang itu diperlukan, sebagai kepala sekolah baru tentunya
saya sangat mendukung jika ada guru yang aktif selagi itu tidak mengganggu
jam mengajar mereka terlalu banyak. Dinas juga sangat mendukung
pelaksanaan PKB ini kalau dari dinas sering sekali dinas mengadakan diklat-
diklat atau pelatihan buat para guru. Pendukung selanjutnya ya niat diri
sendiri, karena semua kembali pada keinginan dan niat mereka mbak”

Berdasarkan data hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor pendukung dari Dinas, lembaga, dan diri sendiri meliputi, pertama

faktor pendukung dari dinas berupa: 1) Mengadakan kegiatan diklat, maupun

pelatihan khusus, workshop dengan rutin. 2) Memberikan informasi dengan mudah,

baik dengan surat undangan atau informasi online di halaman website Dinas

Pendidikan Sleman. 3) Semua fasilitas yang dibutuhkan selama kegiatan

ditanggung oleh Dinas Pendidikan. 4) Durasi waktu pelaksanaan kegiatan tidak

terlalu lama. Dan 5) Kegiatan dikemas dengan menarik.

Faktor pendukung selanjutnya adalah fdukungan dari lembaga/sekolah: 1)

Motivasi Kepala Sekolah bagus. 2) informasi terbuka dan adil.3) Ada anggaran

dana jika itu undangan resmi atau tugas resmi sekolah. Faktor pendukung terakhir

berasal dari dalam diri yang meliputi : 1) Niat/motivasi untuk maju. 2) Usaha nyata,

99
misal cari informasi dengan bertanya dan membaca. 3) Waktu dan keberanian. 4)

Kesehatan

2) Penghambat dari dinas, lembaga dan diri sendiri

Melaksanakan kegiatan pengembangan profesi tentunyanya banyak

hambatan yang harus dihadapi dan ditemui. Guru-guru SD Negeri Demakijo tidak

mengatakan secara jelas bahwa ada hambatan dari Dinas dan lembaga, namun

sebagian besar guru menyatakan bahwa kuota yang disediakan oleh Dinas ketika

mengadakan sebuah kegiatan seperti diklat, masih terlalu sedikit, sehingga hanya

satu atau dua guru yang bisa ditugaskan untuk mengikuti kegiatan PKB. Sebagai

mana ditegaskan oleh AK sebagai berikut:

“Dinas dan sekolah tidak menghambat mbak, sekolah terbuka dalam


menawarkan kesempatan, dinas juga bagus dalam menyiapkan segala
fasilitas, Cuma kuotanya sedikit yang bisa ikut, jadi kadang sekolah memilih
gurunya jadi bingung. Yang paling menghambat ya niat mbak, apa-apa
kalau niatnya sudah kendor ya segala hal terlihat jadi berat dan semua jadi
hambatan, padahal kalau niatnya bagus, semua juga mendukung semua juga
terasa ringan, mbak.”

Hambatan dari Dinas terkait kuota peserta yang terbatas juga disampaikan

oleh WY sebagai berikut:

“Dinas itu mbak, lebih baik jika memungkinkan, kuotanya ditambah


daripada yang bisa berangkat hanya sedikit, satu orang nanti yang lain pada
iren, karena yang butuh untuk diklat itu gak hanya satu atau dua terutama
yang ingin naik pangkat itu lebih perlu diberangkatkan, jadi hambatan itu
juga jadi hambatan buat sekolah, sekolah jadi hanya bisa menugaskan satu
guru untuk ikut diklat dinas, terus juga KKG itu terkadang kurang optimal
karena sering vakum, jadi kegiatannya sering terhambat, terus diri sendiri
waktu, niat yang kurang dan keberanian nembung ke kepsek itu juga
menghambat.”

Berdasarkan data hasil wawancara tersebut kegiatan yangbelum bisa

berjalan dengan lancar adalah kegiatan KKB yang sering vakum. Sehingga dapat

100
disimpulkan bahwa bagi guru-guru SD Negeri demakijo I menganggap dinas dan

lembaga tidak terlalu memberi hambatan terhadap pelaksanaaan kegiatan PKB.

Pendapat tersebut sebagaimana disampaikan oleh FK sebagai berikut:

”Dinas dan sekolah tidak ada hambatan mbak, baik-baik saja, namun
terkadang undangan diklat dari dinas itu terbatas, hanya untuk satu atau dua
orang guru saja, jadi kuota perlu diperbanyak lagi, kalu sekolah gak ada
hambatan, Cuma kita aja yang sungkan jika terlalu banyak izin
meninggalkan kelas untuk ikut diklat, dana kalau passekolah gak ada
anggaran ya kita harus bisa mengerti keadaan. Tapi dukungannya baik, diri
sendiri yang paling menghambat tentunya keinginan yang lemah dan waktu
mbak, anak-anak jangan terlalu sering ditingal, nggak enak sama wali murid
di sini. Dikiranya lepas tanggung jawab.”

Hambatan dari lembaga sebatas hambatan pemberian tugas yang kurang

merata dikarenakan kuota yang disediakan oleh dinas memang sedikit. Selain itu

anggaran yang disediakan oleh sekolah kadang kurang memadai dikarenakan

sekolah tidak mempunyai anggaran dana khusus yang dipersiapkan untu sekolah.

Namun beberapa guru menganggap hal itu bukan masalah besar karena kebutuhan

yang harus ditanggung oleh sekolah lebih banyak. Ungkapan senada disampaikan

oleh PR sebagai berikut:

“Gak ada hambatan yang berarti mbak jika dari sekolah dan dari dinas,
semua baik, kepsek menyampaiakan dan melaksanakan tugasnya dengan
baik kalau masalah dana memang terkadang itu tidak ada, tapi itu wajar, ya
namanya sekolah banyak kebutuhannya, dinas juga hanya masalah
sedikitnya peserta yang diambil dari satu sekolah, misal hanya membutuhkan
satu guru. Kalau yang paling menghambat ya, niat yang kurang semangat,
serta waktu yang harus ditinggalkan menambah tugas menumpuk, misal kita
tinggal diklat seminggu ya kita harus menyiapkan tugas untuk siswa
sebanyak memenuhi satu minggu, materi juga harus di kemas dengan baik,
agar guru pengganti tidak bingung, jadi ya hal seperti itu menghambat karena
memakan banyak waktu. Meninggalkan siswa lama juga tidak baik. Kalau
saya sudah tidak terlalu tertarik untuk karier.”

101
Hambatan dalam kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB) selain dari Dinas dan lembaga, berasal dari dalam diri sendiri. Guru yang

mempunyai kemauan dan semangat yang rendah akan menimbulkan tindakan yang

pasif. Guru tidak akan mempunyai keinginan untuk megikuti kegiatan PKB. Selain

masalah semangat yang rendah sebagaimana hasil wawancara di atas, dapat

diketahui bahwa kurangnya waktu dan persiapan guru dalam mengikuti

pengembangan adalah faktor penghambat lainnya.

Meninggalkan siswa terlalu lama untuk mengikuti kegiatan pengembangan

profesi akan membuat guru mempunyai tugas yang lebih banyak. Karena tugas dari

Dinas untuk kelengkapan administrasi, serta belum tugas yang lain seperti membuat

RPP membuat guru enggan untuk mengikuti kegiatan pengembangan. Guru yang

kurang terampil dlam memanajemen waktu akan kesulitan menjalaninya dengan

lancar. Selain itu guru menyebutkan jika penghambat lainnya adalah kurangnya

kemampuan berfikir kreatif.

Faktor ini berkaitan erat dengan umur. Beberapa guru dengan umur yang

hampir purna merasa sudah tidak mampu untuk selalu aktif dalam kegiatan PKB.

Kegiatan yang paling berat adalah publikasi ilmiah. Seperti yang diungkapkan oleh

EP sebagai berikut:

“Ya, sebenarnya kalau hambatan dari dinas dan lembaga hampir tidak ada
mbak, bagus-bagus semua, semua mendukung, ya mungkin kalau dinas
lebih ke jumlahnya kuota peserta saat diklat perlu ditambahkan, biar guru
yang pergi diklat tidak hanya satu orang, dan juga materinya dikonkri kan
lagi. Sekolah apa ya, ya mungkin masalah dana saja, kadang tidak ada
anggaran, tergantung situasi, jika itu mandiri ya sekolah tidak ada uang
saku, kalau hambatan dari diri sendiri tentunya, kalau saya, ya kesehatan
karena sudah tua, kemudian waktu yang kadang kurang tepat, terus juga niat
yang belum terkumpul semua, mungki faktor usia mbak. Saya juga kurang
nenguasai TIK jadi kadang tertinggal.”

102
Berdsaarkan data tersebut diperoleh informasi bahwa umur yang semakin

tua dan kesehatan menurun dijadikan salah satu faktor penghambat dalam kegiatan

PKB, karena umur akan memepengaruhi cara berpikir, kemampuan berfikir serta

semangat dalam berkarya. Berdasarkan beberapa data hasil wawancara dengan

guru-guru SD Negeri Demakijo I tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor

penghambat dari kegiatan PKB meliputi faktor penghambat dari Dinas, sekolah dan

diri sendiri.

Faktor penghambat dari dinas hampir tidak ada, hanya masalah ketrbatsan

kuota bagi peserta yang ingin mengikuti diklat. Faktor penghambat dari

sekolah/lembaga adalah: 1) Belum bisa memfasilitasi uang saku bagi peserta diklat

mandiri. 2) Keterbatasan dalam menugaskan guru yang mengikuti pelatihan. Faktor

penghambat dari dinas meliputi: 1) Tidak ada hambatan mungkin sebatas

keterbatasan kuota. Dan 2) Materi kadang sulit dipahami bagi sebagian guru.

Faktor penghambat dari diri sendiri: 1) Kemauan untuk maju kadang

terhambat oleh kesibukan dan malas.2) Kesehatan 3) Keterbatasan informasi seta

kemampuan menggunakan TIK lemah. 4) Waktu yang kurang tepat dengan keadaan

guru, dan 5) Tidak berani izin ke sekolah.

d. Upaya - Upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan PKB

Sebagian besar guru-guru dan kepala sekolah SD Negeri Demakijo I

mengatkan jika tidak ada hambatan yang berarti dari Dinas Pendidikan Sleman,

namun sebagian besar guru mengungkapkan jika kuota pesertapelatihan yang

disediakan oleh dinas ketika mengadakan suatu pelatihan perlu diperbanyak. Guru

103
hanya mampu menampung saran dan aspirasinya kepada sekolah. Saran tersebut

mungkin bisa disampaikan kepada Dinas. Selain dengan memberikan saran yang

hasilnya belum bisa dipastikan, guru-guru SD Negeri demakijo berusaha mencari

cara lain. Diantara cara yang dilakukan adalah dengan mencari informasi

pengembangan lain di luar Dinas Pendidikan. Pendapat tersebut sebagaimna

diungkapkan oleh EP sebagai berikut:

“Kalau saya mengatasi hambatan itu ya sebaiknya karena dengan adanya


kuota yang sedikit dari dinas, ya kita cari info lain sebanyak mungkin,
karena pengembangan selain dinas juga banyak, kita pandai-pandai aja cari
informasi, terus juga mengoptimalkan kegiatan dalam KKG, belajar TIK
pelan-pelan atau minta tolong guru lain atau keluarga yang lebih muda untuk
masalah TIK. Jika sekolah tidak ada dana ya jangan terlalu kecewa, kita
tidak boleh terlalu bergantung pada sekolah dan dinas. Yang penting lagi
jangan kehilangan niat untuk maju, niat harus selalu ada.”

Berdasarkan pernyataan dari guru tersebut bahwa dalam mengatasi

hambatan baik dari dinas maupun dari lembaga bisa dilakukan dengan

mengoptimalkan aktivitas pengemabangan yang ada dalam kegiatan KKG serta

tidak terlalu bergantung pada dinas. Guru bisa mengatasi permasalahan dengan

memperbanyak diskusi dan pengalaman dengan guru lain. Guru harus memperluas

dan memperbanyak relasi, sebagaimana disampaikan oleh FK sebagai berikut:

“Memperbanyak relasi, agar lebih banyak teman untuk bertukar pendapat,


ilmu dan pandangan, memberikan saran agar dinas bisa menambah kuota,
saran bisa disampaikan melalui kepala sekolah, rajin membuka web dinas,
mencari program pengembangan lain di luar dinas tentunya, optimalkan apa
yang ada dalam kelompok guru, karena itu yang paling mudah dijalankan
saat ini, selalu optimis.”
Mudahnya mengakses informasi karena adanya pengaruh internet harusnya

bisa dimanfaatkan oleh guru untuk membuka dan mencari informasi-informasi

terbaru dari Dinas dan lembaga pendidikan yang lain. Guru harus bisa menjadi

104
sosok pengajar yang mandiri, memanfaatkan internet, banyak membaca buku dan

mencari cara-cara lain dalam PKB. Pendaapat tersebut sebagaimana disampaikan

oleh WY sebagai berikut:

“Lebih berani nembung ya mbak, karena kuota terbatas, jika kepsek sudah
menawarkan, jika kita butuh ya lansung menawarkan diri saja, namun saran
saya sebaiknya sekolah meratakan kesempatan, misalnya mencari data guru
yang paling kurang dalam kegiatan pengembangan, maka guru itu yang
diberi tugas, ketika semua kebagian baru selanjutnya diratakan, selain itu ya
ikut PKB yang lain, misal menulis PTK atau makalah ilmiah, KKG yang
vakum segera diaktifkan lagi, banyak baca, banyak bertanya, dan banyak-
banyak belajar berlatih, misal menambah karya inovatif media
pembelajaran.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahu bahawa guru memperbanyak

ilmu dengan membaca, banyak bertanya, dan mencari ilmu dari berbagai sumber

sehingga mampu meningkatkan semangan diri. Pernyataan senada tentang

kemandirian disampaikan oleh AK sebagai berikut:

“Memperbanyak lagi kegiatan pengembangan PKB saya, sebagai guru, baik


itu dari dinas jika memang ada kuota yang lebih dari satu orang, terus rajin-
rajinlah ikut seminar dan pelatihan di berbagai instansi pendidikan yang
lain, sekolah sudah memberi yang terbaik, maka kita sebagai guru harus
memberikan timbal balik yang setara ya salah satunya dengan lebih mandiri
dalam mengembangangkan profesi namun dengan catatan tugas sebagai
pendidik jangan dilupakan, jadi ya harus pandai-pandai mengatur dan
memanfaatkan waktu. Oh iya menambah media untuk anak juga termasuk
hal yang bisa dilakukan.

Selain dengan upaya pengembangan diluar sekolah, guru terus beruasaha

meningkatkan kualitas profesional mereka dalam PKB melalui peningkatan

keterampilan menulis serta membuat media pembelajaran. Karena bagi guru, ilmu

dapat diperoleh dimana saja, tergantung sejauh mana guru mau berusaha. Terkait

pendapat ini, PR mengungkapkan bahwa:

105
“Ya cari informasi lebih banyak, pengembangan jangan hanya
mengandalkan dinas dan lembaga saja, ilmu bisa diperoleh darimana saja
dan kapan saja, tergantung sejauh mana kita sebagai guru mau berusaha
untuk mencarinya, sekolah tidak bisa meminta semua guru pergi ke kegiatan
pengembangan dari dinas, ya kita cari lain, misal dari PKG, KKG, dari
organisasi pendidikan yang lain, atau bahkan dari UNY, ada seminar banyak
untuk guru dari kampus-kampus Negeri di Jogja yang bisa dijadikan sumber
belajar.”
Pendapat tersebut diperkuat oleh ungkapan SR sebagai berikut:
“Jika dinas ada kegiatan ya kita langsung ikut atau mengajukan diri aja
mbak ke kepala sekolah, jadi kesempatan tidak terlewatkan, menambah
kuota belum tentu bisa dilaksanakan oleh dinas, jadi kita cari solusi lain
diluar dinas, ikut pengembangan secara mandiri, cari info sanan sini, aktif
KKG,PKG serta jangan lupa latian membuat karya ilmiah, ini saya lagi
merencanakan hal itu, selain itu karena saya lemah menggunakan komputer
saya harus banyak mencatat serta mencari buku-buku manual, terus
memotivasi diri sendiri entah itu dengan jabatan yang bisa naik, ataupun
ilmu yang semakin banyak”
Dua dari pernyataan guru tersebut dapat diartikan bahwa mereka akan

mengembangkan dairi lebih baik dalam bidang publikasi ilmiah dan karya inovatif

untuk mengatasi adanya hambatan keterbatasan kuota dalam pengembangan profesi

dari Dinas Pendidikan. Serta upaya tersebut digunakan untuk meningkatkan

motivasi dan semangat diri sendiri untuk maju.

Berdasarkan hasil data wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa upaya-

upaya yang dilakukan oleh SD Negeri Demakijo I Gamping, Sleman untuk

mengatasi hambatan adalah memberikan saran kepada dinas melalui kepala sekolah

agar dinas menambah kuota peserta dalam kegiatn pengembangan, menambah

kegiatan pengembangan PKB melalui pengembagan mandiri di luar dinas, berperan

lebih aktif dalam KKG gugus Gamping, meningkatkan Kinerja Guru dalam PKG,

tidak mengandalkan dinas dan lembaga, membuat media yang lebih menarik dan

106
inovatif, memperbanyak, mencari informasi, relasi, serta terus memotivasi diri

melalui banyak membaca dan terus berlatih dalam keseharian guru.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru SD

Negeri Demakijo I

a. Pengetahuan guru tentang pengertian Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB)

Pandangan terhadap PKB memiliki tanggapan yang positif sesuai dengan

pendapat kepala sekolah, guru-guru serta koordinator pengembangan SDM SD

Demakijo I mengenai pengertian dari PKB, kepala sekolah mengartikan PKB

adalah kegiatan dari pemerintah atau dinas yang dilaksanakan secara terencana

secara bertahap selama seorang guru masih menjalankan profesinya sebagai

pendidik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kegiatan PKB bertujuan untuk meningkatakan profesionalitas dari guru

sehingga mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Dalam melaksanakan tujuan

tersebut pelaksanaan PKB dilaksanakaan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai

kebutuhan guru di lapangan/tempat kerja. Pendapat tersebut sesuai dengan

pendapat Priansa (2017: 169) bahawa PKB pengembangan kompetensi guru yang

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk

meningkatkan profesionalnya.

Dari pendapat kepala sekolah tersebut dapat dimaknai bahwa kegiatan PKB

adalah salah satu program pengembangan profesi dari pemerintah yang kegiatannya

sudah direncanakan dalam berbagai bentuk aktifitas tertentu. Aktifitas

107
pengembangan tersebut tersusun dalam beberapa unsur PKB yang meliputi

kegiatan Pengembagan diri, Publikasi Ilmiah serta Karya Inovatif. Tiga unsur

dalam PKB tersebut, seperti yang dikatakan Nanang dan Sukamto (2013: 191)

unsur kegiatan PKB terdiri dari tiga macam kegiatan yaitu, Pengembangan diri,

Publikasi Ilmiah, dan Karya Inovatif.

Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) bertujuan untuk

meningkatkan profesionalitas dari guru sehingga mampu menjalankan tugasnya

dengan baik. Peningkatan profesionalitas tersebut bisa diperoleh dengan baik

selama guru bisa memanfaatkan dan melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik.

Sebagian besar guru serta koordinator penegembangan SDM mengartikan PKB

sebagai kegiatan pengembangan profesi guru yang dilaksanakan secara bertahap,

yang artinya kegiatan dalam PKB tersebut tidak terjadi hanya satu kali.

Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terus menerus selama guru menjalani

tugasnya sebagai guru. PKB juga dilaksanakan secara berkelanjutan yang artinya

kegiatan tersebut terus berjalan mengikuti tanggung jawab guru selama menjadi

pendidik. PKB memiliki kegiatan pengembangan yang beragam di sesuaikan

dengan kebutuhan guru. Unsur dalam PKB yang terbagi menjadi beberapa jenis

pengembangan bertujuan agar guru memperoleh pengalaman yang maksimal dan

menyeluruh dalam berbagai aspek. Pengalaman yang menyeluruh akan

menumbuhkan sosok guru yang profesional.

Beberapa kegiatan pengembangan yang diketahui dan disampaikan oleh

guru terkait PKB antara lain diklat, seminar, pelatihan, workshop, kegiatan dalam

KKG dalam tingkat gugus, tanggung jawab dan tugas dalam PKG, membuat

108
PTK,serta membuat media pembelajaran. Guru-guru mengatakan bahwa tujuan

akhir dari adanya kegiatan PKB akan memberikan pengetahuan dan wawasan baru

yang bisa meningkatkan kompetensi profesional.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru-guru

tentang pengertian PKB adalah salah satu kegiatan pengembangan profesi guru

yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan disesuaikan dengan karakter

dan kebutuhan guru, agar kedepanya guru lebih profesional dalam menjalankan

tanggung jawabnya dalam mengajar.

Guru yang profesial dan mempunyai semangat belajar yang tinggi

mempunyai pandangan yang positif terhadap program PKB, mereka harus

mempertahankan dan atau meningkatkan kemampuannya dalam segala aspek, baik

itu profesional, pedagogik, sosial dan kepribadiannya. Berdasarkan data yang

diperoleh dari hasil wawancara dengan guru-guru dan kepala sekolah di SD

Demakijo I Gamping, terdapat beberapa pandangan meneganai program

pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Beberapa pendapat yang bisa dijabarkan adalah PKB merupakan

program/kegiatan yang bermanfaat dan berguna bagi sekolah serta para guru.

Program PKB mampu meningkatkan wawasan, pengetahuan dan kompetesi dari

seorang guru. Kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan guru karena dilaksankan

secara bertahap dan berkesinambungan. Guru yang profesional diharapkan mampu

menghadapi situasi dan kondisi pembelajaran dengan siswa yang hiperaktif dan

sulit dikendalikan.

109
PKB dianggap sebagai sebuah wadah sekaligus tantangan bagi guru yang

ingin berkembang dan memajukan kualitasnya sebagai pendidik. Guru berpendapat

bahwa kegiatan tersebut bermanfaat agar guru bisa mengikuti perubahan zaman.

Pendapat tersebut sesuai dengan Masyhud (2014: 278) yang mengatakan bahwa

PKB memberikan jaminan kepada guru untuk menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi serta kepribadian yang kuat sesuai dengan profesinya yang bermartabat,

terlindungi, sejahtera, dan profesional agar mampu menghadapi perubahan internal

dan eksternal dlam kehidupan abad 21 selama karirny.

PKB dilaksanakan dengan kebutuhan guru karena guru bisa memilih dari

tiga aspek yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah serta karya inovatif. PKB juga

bisa digunakan sebagai sarana untuk kenaikan pangkat/jabatan. Berdasarkan

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan guru terhadap PKB

mengarah kepada pemikiran yang positif.

Guru memandang bahwa PKB adalah kegiatan yang bermanfaat yang

berguna bagi guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik,

PKB mampu memberikan ruang gerak yang luas bagi guru untuk mengembangkan

kemampuannya. Dengan adanya PKB guru berkesempatan untuk bergerak lebih

aktif agar tidak tertinggal oleh cepatnya perubahan zaman, yang bisa

mempengaruhi dunia pendidikan.

b. Upaya Kegiatan Guru dalam Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB)

Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di SD

Demakijo I Gamping dilaksanakan dalam beberapa kegiatan. Sesuai dengan

110
pengertian PKB sebagai kegiatan pengembangan yang dilaksankan secara

berkelanjutan. Maka guru –guru di SD ini juga melaksanakan kegaiatanya dengan

beragam. Kegiatan utama PKB terbagi kedalam tiga unsur, yaitu pengembangan

diri, publikasi ilmiah serta karya inovatif.

Pelaksanaan pengembangan guru belum bisa dikatakan optimal karena tidak

semua unsur/komponen dilaksanakan, misalnya kegiatan publikasi ilmiah dan

karya inovatif. Upaya pengembangan yang dilakukan oleh guru di SD Demakijo I

Gamping, antara lain mengikuti kegiatan diklat fungsional seperti kegiatan diklat

baik yang dilaksanakan oleh dinas, lembaga pendidikan, UPT Pendidikan setempat,

maupun dalam kegiatan diklat di KKG gugus Gamping.

Keikutsertaan dalam diklat dibatasi sehingga tidak semua guru dapat

mengikuti diklat. Guru yang bisa mengikuti diklat bisa dipilih langsung oleh dinas,

ditunjuk kepala sekolah ataupun mengajukan diri untuk mengikuti diklat. Upaya

lain yang disampaikan guru adalah dengan banyak mencari informasi di berbagai

media dan dari internet. Selain itu guru juga saling bertukar informasi dan saling

memecahkan masalah dalam kegiatan kolektif guru melalui seminar ataupun

workshop.

Guru juga aktif dalam kelompok guru yang terbentuk dalam Kelompok

Kerja Guru (KKG). Dalam KKG tersebut guru mengadakan kegiatan-kegiatan

seperti pelatihan membuat media, membuar RPP, membuat soal, dan saling

bertukar pengalaman. KKG juga mengadakan diklat tingkat kecil serta kegiatan

lainnya yang menunjang kemajuan bersama dalam pembelajaran. Upaya lain yang

dilakukan guru adalah dengan ikut Penilaian Kinerja Guru.

111
Pelaksanaan unsur PKB melalui publikasi ilmiah dan karya inovatif belum

berjalan dengan baik. Publikasi ilmiah sama sekali belum dilaksanakan oleh guru,

selain itu hanya sedikit guru yang membuat karya inovatif dalam bentuk media

pembelajaran sederhana di kelas. Pelaksanaan kegiatan PKB di SD Demakijo I

belum sesuai dengan pendapat Priyatna (2013: 191) yang mengemukakan bahwa

kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang bisa disingkat PKB

terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) pengembangan diri yang terdiri dari diklat fungsional

dan kegiatan kolektif guru, 2) publikasi ilmiah, dan 3) karya inovatif yang terdiri

dari menemukan teknologi tepat guna, menemukan/menciptakan karya seni,

membuat/memodifikasi alat pembelajaran, dan mengikuti pengembangan

penyusunan standar pedoman soal atau sejenisnya.

2. Alasan melakukan/mengikuti program Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB)

Upaya-upaya pengembangan di atas, dapat dimaknai sebagai upaya mandiri

yang dilakukan oleh guru-guru untuk lebih maju. Berbagai bentuk kegiatan tidak

akan berjalan dengan baik tanpa adanya motivasi yang besar dari dalam diri

seseorang. Alasan dalam mengikuti sebuah pengembangan merupakan dasar yang

sangat penting demi terlaksananya kegiatan PKB dengan optimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru SD Demakijo I Gamping,

alasan yang disampaikan dalam mengikuti kegiatan PKB adalah untuk menambah

wawasan, pengetahuam, kreatifitas serta meningkatkan kompetensi profesional.

Hal tersebut sependapat dengan Muhibbin Syah (2001: 250) yang mengemukakan

112
bahwa guru dalam pendidikan modern seperti sekarang ini bukan hanya sekedar

pengajar melainkan sebagai direktur belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa setiap guru

diharapkan untuk dapat mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai

keberhasilan belajar, sebagaimana telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan

pelaksanaan pembelajaran. Sebagai konsekuensinya, tugas dan tanggung jawab

seorang guru menjadi semakin kompleks.

Segala pengalaman yang mereka peroleh akan berguna dalam pembelajaran.

Kepala sekolah juga memberikan alasan dalam mengikuti PKB yaitu meningkatkan

kemampuan akademik dan profesional dari guru-guru di sekolah. Guru yang

profesional diharapkan mampu menciptakan sebuah pembelajaran yang lebih

kreatif, kondusif dan menarik. Guru yang profesional dan memiliki pengertahuan

serta wawasan yang luas akan meningkatkan kualitas serta citra dari sebuah

sekolah. Sekolah yang bagus dengan guru yang berpengalaman akan menghasilkan

lulusan yang terbaik dan siap untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.

Beberapa guru memberi alasan mengikuti PKB uuntuk keperluan kenaikan

jabatan dengan alasan, guru yang ingin dihargai dan dinaikkan pangkatnya harus

banyak kegiatan dalam PKB. Secara umum guru menyatakan bahwa alasan dalam

mengikuti pengembangan profesi melalui kegiatan PKB adalah untuk menambah

wawasan, menambah pengetahuan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

Guru perlu untuk memperbaharui ilmu yang dimiliki agar selaras dengan

perkembangan zaman, sehingga dengan adanya ilmu dan wawasan yang memadai

guru bisa menjadi sosok guru yang lebih profesional. Alasan tersebut sesuai dengan

113
pendapat Warso (2016: 1) guru yang mempunyai peran sentral dan strategis dalam

pendidikan dituntut untuk mempunyai sikap profesional dalam melaksanakan tugas

serta harus senantiasa mengembangkan profesionalisme secara terus menerus. Jadi

dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan profesionalitas guru adalah tujuan

umum dari mengikuti kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

a. Rencana tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Rencana kedepan yang disampaikan oleh kebanyakan guru adalah terus

mengikuti kegiatan PKB lebih banyak dari sebelumnya. Guru harus mampu melihat

kekuatan dan kelemahan dari dirinya sendiri sehingga mampu mendiagnosis

permasalahan kemudian mencari obat atau solusinya. Guru akan berusaha lebih

banyak lagi jika ada kesempatan, baik dengan menambah relasi atau terus mencari

informasi baik dari media cetak ataupun internet.

Pendapat tersebut sebagaimana dikatakan oleh Saud (2013: 104) banyak

usaha yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan sikap profesional. Seperti

yang dilakukan melalui kegiatan formal seperti mengikuti penataran, lokakarya

seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya, maupun secara informal melalui media

massa seperti televisi, radio, koran, majalah, maupun publikasi lainnya.

Guru akan banyak bertukar informasi dengan teman sejawat, dan mencari

peluang kegiatan yang bisa diikuti seperti diklat, workshop, pelatihan khusus,

seminar, menulis KTI dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan. Meningkatkan

kegiatan dalam Kelompok Kerja Guru atau KKG sehingga kebutuhan guru dalam

satu gugus bisa berkembang melalui kegiatan dalam PKB, meningkatkan nilai guru

dan kualitas guru dalam Penilaian Kinerja Guru.

114
Rencana yang tidak kalah penting adalah memperluas ilmu pengetahuan

tentang membaca dan membuat publikasi ilmiah, serta berusaha membuat karya

tulis ilmiah baik dalam bentuk laporan hasil penelitian maupun Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Dengan membaca dan memahami isi jurnal atau makalah ilmiah

lainnya dalam bidang pendidikan diharapkan guru dapat mengembangkan

profesionalismenya (Saud, 2013: 108). Memperbanyak karya inovatif baik dalam

bentuk membuat media baru yang lebih tepat guna dan mampu menambah nilai

guna dari suatu barang, guru akan berusaha membuat media visual maupun

memodifikasi alat/media pembelajaran.

3. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam mengikuti

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Beradarkan hasil wawancara, sebagian besar guru mengatakan bahwa faktor

pendukung berasal dari Dinas, lembaga, dan diri sendiri. Faktor pendukung dari

dinas antara lain: 1) mengadakan kegiatan diklat, maupun pelatihan khusus,

workshop dengan rutin, 2) memberikan informasi dengan mudah, baik dengan surat

undangan atau informasi di halaman website Dinas, 3) semua fasilitas yang

dibutuhkan selama kegiatan ditanggung ole Dinas, 4) durasi waktu pelaksanaan

kegiatan tidak terlalu lama, dan 5) kegiatan dikemas dengan menarik.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Masyhud ( 2014: 298) Dinas

menyediakan pendanaan, layanan konsultasi dan pendampingan serta

mengkoordinasikan pelaksanaan PKB yang ada di daerahnya (sekolah maupun

gugus). Jika diperlukan menyusun rencana dan pembiayaan serta melaksanakan

115
kegiatan PKB ditingkat kabupaten/kota (kegiatan PKB yang dikelola oleh dinas

pendidikan kabupaten/kota.)

Faktor pendukung dari lembaga/sekolah adalah : melalui motivasi Kepala

Sekolah bagus, nformasi terbuka dan adil, ada anggaran dana jika itu undangan

resmi atau tugas resmi sekolah sebagaimana disampaikan oleh Masyhud (2014:

299), Sekolah melaksanakan PKB sesuai program yang telah disusun secara efektif,

efisien, obyektif, adil, akuntabel, dsb di sekolahnya.

Faktor pendukung dari dalam diri adalah niat/motivasi untuk maju sehingga

akan muncul usaha nyata, misal cari informasi dengan bertanya dan membaca.

Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Masyhud (2014: 300), guru harus sabar,

bijak, banyak mendengar, banyak membaca, tidak menggurui dan mengajak guru

lain untuk membuka hati. Faktor penghambat dari sekolah/lembaga adalah: belum

bisa memfasilitasi uang saku bagi peserta diklat mandiri, keterbatasan dalam

menugaskan guru yang mengikuti pelatihan.

Faktor penghambat dari dinas: Tidak ada hambatan mungkin sebatas

keterbatasan kuota, materi kadang sulit dipahami bagi sebagian guru. Faktor

penghambat dari diri sendiri: Kemauan untuk maju kadang terhambat oleh

kesibukan dan malas. kesehatan, Keterbatasan informasi seta kemampuan

menggunakan TIK lemah, waktu yang kurang tepat dengan keadaan guru dan tidak

berani izin ke kepala sekolah. Pendapat tersebut sebagaimana diungkapkan oleh A.

Saman (1994: 112) bahwa hambatan dalam pengembangan guru salah satunya

adalah tidak adanya kemampuan yang memadahi dalam diri guru, ada tidaknya

peluang untuk belajar serta bereksplorasi dalam meningkatkan kompetensinya.

116
4. Upaya - upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan PKB

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah serta guru-guru SD Negeri

Demakijo I Gamping, tindakan atau usaha yang dilakukan dalam rangka mengatasi

hambatan dalam kegiatan PKB dilakukan dalam berbagai cara seperti,

meningkatkan niat atau kemauan diri untuk berkembang, niat merupakan dasar dari

langkah selanjutnya. Guru juga menengaskan bahwa mereka tidak akan tidak

mengandalkan Dinas Pendidikan Sleman dan lembaga/sekolah sebagai jalan satu-

satunya dalam mengikuti PKB.

Selain itu guru akan membuat media yang lebih menarik dan inovatif dari

sebelumnya, memperbanyak, mencari informasi, relasi, serta terus memotivasi diri

melalui banyak membaca dan terus berlatih dalam keseharian guru. Memberikan

saran kepada dinas melalui kepala sekolah agar dinas menambah kuota peserta

dalam kegiatan pengembangan. Penugasan dari Dinas sering sekali kegiatan

pengembangan dari dinas pendidikan hanya ditujukan untuk satu sampai dua guru.

Kejadian tersebut mengakibatkan kegiatan PKB kurang optimal.

Menyikapi dan menindak lanjuti kekurangan tersebut, guru akan menambah

kegiatan pengembangan PKB melalui pengembagan mandiri di luar dinas, berperan

lebih aktif dalam KKG gugus Gamping. Sesuai dengan pendapat Masyhud (2014:

288):

“Jika kebutuhan guru dalam rangka pengembangan keprofesian belum


terpenuhi melalui kedua sumber dalam sekolah, mapun jaringan sekolah,
atau masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut, maka dapat
menggunakan sumber-sumber PKB selain kedua sumber tersebut. Hal ini
dapat disediakan melalui kegiatan di LPMP, P4TK, Perguruan Tinggi, atau
Institusi Pelayanan lain yang diakui oleh Pemerintah ataupun melalui
pendidikan dan pelatihan jarak jauh melalui jejaring virtual atau TIK yang
disediakan oleh institusi layanan luar negeri. Proses PKB dimungkinkan

117
lebih efektif dan efisien bila dilakukan bersama-sama dengan sekolah lain
yang berdekatan (misalnya melalui KKG atau MGMP)”

Kegiatan yang bisa dilakukan ketika dalam KKG antara lain, mendiskusikan

permasalahan dan kendala dalam mengajar, pelatihan membuat media, media,

maupun pedoman soal yang benaar. KKG juga bisa menyelenggarkan sebuah

seminar ataupun workshop tingkat gugus.

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan proses penelitian yang dilakukan, peneliti berusaha menggali

data tentang upaya kegiatan guru SD Negeri Demakijo I dalam mengikuti

pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) dengan jenis penelitian yang

sifatnya mencari data-data berupa pengalaman guru yang sudah terjadi, membuat

data yang harus diambil menunggu lebih lama. Data yang diambil disesuaikan

dengan ingatan, kejujuran dan kesungguhan guru dalam memberikan informasi.

Permasalahan terkait waktu dan subjektifitas dari guru tersebut membuat kegiatan

penelitian/pengambilan data beberapa kali di tunda dan kurang optimal. Sehingga

penelitian ini bisa berjalan lebih lama dari jadwal waktu yang telah disusun

sebelumnya.

118
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan

dalam bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru SD Negeri

Demakijo I.

a. Guru memandang pelakanaan Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)

merupakan kegiatan pengembangan pengetahuan dan profesionalitas. Sehingga

kegiatan PKB tersebut menjadi salah satu kegiatan yang dianggap bermanfaat

bagi kebutuhan kemajuan guru.

b. PKB dianggap sebagai sebuah wadah sekaligus tantangan bagi guru yang ingin

berkembang dan memajukan kualitasnya sebagai pendidik. PKB sangat

bermanfaat dan efektif karena dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru.

c. Guru bisa memilih dari tiga aspek yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah

serta karya inovatif. PKB juga bisa digunakan sebagai sarana untuk kenaikan

pangkat/jabatan karena salah satu syarat dari kenaikan jabatan adalah

peningkatan pengalaman kerja serta kemampuan profesionalitas guru dilihat dari

bukti laporan hasil pengembangan diri.

d. Bentuk Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru.

Kegiatan pengembangan diri, kegitan pengembagan diri yang tergabung dalam

kegiatan diklat fungsional meliputi kegiatan, diklat guru sasaran, diklat pra

jabatan, diklat pengembangan bahan ajar, diklat TIK, diklat Bahasa Jawa,

pelatihan mendongeng, pelatihan matematika, pelatihan kurikulum, Diklat

119
media pembelajaran, program pembinaan, pelatihan kurikulum 2013, sertifikasi

guru, dan program induksi guru. Kegiatan kolektif guru yang pernah

dilaksanakan oleh guru secara bertahap dan berkelanjutan meliputi kegiatan,

seminar, workshop PKB, Kelompok Kerja Guru perkelas di gugus Nogotirto,

Kegiatan Penilaian Kinerja Guru (PKG).

Kegiatan publikasi ilmiah belum berjalan dengan optimal dikarenakan guru-guru

belum mampu melaksanakan dan membuat karya tulis ilmiah yang pernah

dipublikasikan. Kegiatan karya tulis dalam bentuk laporan PKB masih dalam

tahap perencanaan, ketika peneliti sedang mengumpulkan data.Guru belum

membuat karya inovatif yang sifatnya sangat luar biasa dan menarik. Guru

belum membuat karya seni inovatif yang berguna untuk kepentingan

pembelajaran.

2. Alasan guru SD Negeri Demakijo I dalam mengikuti kegiatan

pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).

Alasan dalam mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan

adalah untuk menambah wawasan yang dimiliki, pembaharuan pegetahuan dan

pengalaman guru dalam dunia pendidikan terutama dalam hal pembelajaran.

Alasan yang paling utama dalam mengikuti kegiatan PKB adalah untuk

meningkatkan keterampilan mereka dalam mengajar dan mendidik sehingga

mereka bisa disebut sebagai guru yang lebih profesional, serta mampu mengikuti

tuntutan perubahan zaman.

120
Rencana kedepan dalam kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan

(PKB). Rencana pengembangan profesionalitas ke depan, adalah dengan terus

belajar dan tidak terpaku pada kemampuan yang telah dimiliki, guru harus

mampu menilai kebutuhan masing-masing. Guru harus mampu menentukan

kelemahan dan kelebihan dirinya sehingga mereka bisa menetukan langkah

pengembangan diri yang bisa dilakukan di masa depan.

Kegiatan yang mereka rencanakan di kemudian hari meliputi: 1) mengikuti

program seminar, workshop, aktif dalam KKG gugus, aktif dalm PKG, dan

diklat-diklat yang diadakan oleh dinas, lembaga atau pihak lain. 2), belajar

mandiri melalui media sosial, media cetak serta dari media audio visual, 3)

menjalin komunikasi dan kerjasama dengan teman sejawat sehingga para guru

bisa saling bertukar informasi dan berdiskusi tentang permasalahan yang

dihadapi, 4) berusaha membuat penelitian dan karya tulis ilmiah yang belum

mampu mereka buat dengan optimal sebelumnya, dan 5) terus membuka diri

dalam menerima kritik dan saran demi kemajuan bersama.

3. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan

pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)

a. Faktor- faktor pendukung dari dari lembaga/sekolah antara lain : 1) kepala

sekolah sangat bagus dalam hal pemberian motivasi dan inspirasi dalam kegiatan

PKB, 2) kepala sekolah memberikan peluang yang sama kepada semua guru

untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri, 3) informasi dari dinas segera

ditindak lanjuti dan disampaikan kepada guru, 4) sekolah memberikan uang saku

121
dengan layak apabila kegiatan pengembangan berasal dari dinas dan untuk

kempentingan sekolah.

b. Faktor- faktor pendukung dari dinas antara lain: 1) dinas selalu aktif dalam

mengadakan sebuah pelatihan khusus atau diklat-diklat yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi yang sedang tumbuh dalam dunia pendidikan, 2)

informasi dari dinas bisa diakses dengan mudah melalui laman web dinas selain

itu dinas juga meberikan informasi resmi dengan memberikan surat undangan

kepada sekolah, dan 3) segala fasilitas dan kebutuhan guru selama mengikuti

pelatihan/diklat ditanggung oleh dinas.

c. Faktor pendukung dari dalam diri sendiri yang paling utama adalah adanya niat

untuk terus maju dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, selain itu

kesehatan serta rasa ingin tahu menjadi faktor pendukung tambahan.

d. Faktor penghambat dari dinas dan sekolah hampir tidak ada, karena hampir

semua guru mengatakan hal yang positif terkait dengan lembaga dan dinas dalam

melaksanakan dan memberikan dukungan terkait PKB.

e. Penghambat dari dalam diri antara lain : 1) lemahnya niat untuk ikut dalam

kegiatan-kegiatan PKB, 2) kurangnya waktu dan keterbatasan informasi karena

tidak update dalam mencari informasi, 3) kesehatan yang tidak stabil, terutama

bagi guru-guru yang sudah berumur, 4) keterbatasan dalam menjalankan TIK,

dan 5) kurang aktif dalam menyumbangkan ide-idenya ketika dalam kelompok

kerja guru.

122
4. Upaya-upaya dalam mengatasi hambatan dalam PKB

a. Diri sendiri yaitu mengikuti diskusi mandiri serta berdiskusi dengan teman-

teman sejawat yang mempunyai kegiatan lebih aktif dalam PKB, sehingga guru

lain ikut termotivasi, lebih giat dalam mencari informasi dan saling bertukar

pendapat dengan teman guru.

b. Lembaga memperkaya informasi terkait PKB serta menyiapkan kegiatan

pelatihan Karya Tulis Ilmiah (KTI) kepada para guru.

c. Dinas meningkatkan jumlah kuota dalam kegiatan pelatihan sehingga guru yang

bisa berpartisipasi semakin meningkat. Selain itu pengemasan pelatihan lebih

disesuaikan dengan kebutuhan guru di lapangan.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulam yang telah

dilakukan penelitian ini berimplikasi pada perbaikan pengelolaan serta peningkatan

pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) baik dalam

tingkat sekolah, Dinas maupun guru yang bersangkutan. Dinas, sekolah dan guru

harus bekerja sama dengan baik untuk menemukan solusi dari permasalahan dalam

pengembangan profesi guna meningkatkan profesionalitas dari kepala sekolah, dan

guru.

123
C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah

dilakukan, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Untuk guru

a. Guru lebih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan dalam pengembangan keprofesian

berkelanjutan (PKB) baik itu merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh

kelompok guru, lembaga, dinas maupun secara mandiri.

b. Guru dapat mengatur waktu antara tugas dan kegiatan pengembangan, sehingga

segala tugas dan tanggung jawab bisa berjalan dengan serasi dan seimbang tanpa

ada tugas yang terbengkalai.

c. Guru melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)

dengan niat yang sungguh-sungguh karena ingin maju, menambah wawasan dan

meningkatkan kompetensi profesionalnya.

2. Untuk lembaga/sekolah

a. Sekolah melalui kepala sekolah senantiasa mendorong dan memotivasi para

guru agar lebih semangat dalam mengembangkan diri melalui kegiatan PKB.

Mengajak guru agar giat mecari informasi-informasi terkait program

pengembangan profesi baik di internet maupun media-media informasi yang

lain.

b. Informasi serta undangan dalam kegiatan pengembangan baik dari dinas mapun

organisasi pendidikan yang lain langsung ditindak lanjuti serta ditawarkan

kepada guru secara terbuka, dan kepala sekolah bisa memilih guru secara merata

dan bergantian.

124
3. Untuk Dinas Pendidikan

Dinas Pendidikan melakukan sosialisasi tentang pentingnya pengembangan

profesi secara berkelanjutan dan bagaimana prosedur/langkah yang benar dalam

mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).

125
DAFTAR PUSTAKA

Amour, K.M & Yelling, M.R. (2004). Continuing Profesional Devolepment for
Experienced Physical Education Teachers: Towards Effective Provision.
Journal Sport, Education and Society. Vol. 9, No. 1, pp. 95-114.

Anzizhan, S. (2004). Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta:


Grasindo. Bandung: Alfabeta.
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metodedan Paradigma
Baru. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
. (2008). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmani, J.M. (2011). Tips Sukses PLPG. Yogyakarta: Diva Press.
Danim, S. (2002). Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.

. (2010). Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung:


ALFABETA.
_________. (2011). Pengembangan profesi guru. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
_________. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi. Jakarta: Bumi
Aksara
Kaswan. (2011). Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM.
Keay, J. (2005). Developing the Physical Education Profession: New Teachers
Learning within a Subject-Based Community. Physical Education &
Sport Pedagogy. Vol. 10, No. 2, Pp. 139-157.
KEMENDIKNAS. (2010). Pedoman Pengelolan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB). BSE. Diakses pada 02 April 2018 jam 20.13 WIB
dari www.bermutuprofesi.org
Kompri. (2016). Managemen Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.

126
Kusumah, W. (2015). Profesi Guru dan Problematika yang Dihadapinya. Jakarta
diakses pada 26 Februari 2018, jam 12.55 WIB dari
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/profesi-guru-dan-problematika-
yang-dihadapinya_54fd5a07a33311872050fc5c
Leba, U.T.I & Sumardjono, P. (2014). Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ombak.
Makopooulou, K & Amour, K. M. (2011). Physical Eduction Teachers’ Careerlong
Profesional Learning: Getting Personal. Journal Sport, Education and
Society. Vol. 16, No. 5, pp. 571-591.
Masyhud, M.S. (2014). Manajemen Profesi Pendidikan. Yogyakarta: Kurnia Salam
Semesta.
Moeleong, L.J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhlisin, Profesionalisme Guru Menyongsong Masa Depan. Diakses pada 02
januari 2018 https://muhlis.files.wordpress.com/2008/05/profesionalisme-
kinerja-guru-masa-depan.doc.
Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Payong, M.R. (2011). Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: PT Indeks.
Priansa, D. J. (2017). Menjadi Kepala Sekolah dan Guru Profesional. Bandung:
CV PUSTAKA SETIA.

Prihatna, N & Sukamto,T. (2013). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Rachmawati, T & Daryanto. (2013). Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka
Kreditnya. Yogyakarta: Gava Media
Raqib, M. & Nurfadi. (2009). Kepribadian Guru. Yogyakarta: Grafindo Litera
Media.

Richard, dkk. (2000). Reflectif teaching in second language classroom. New York:
Cambridge university Press.
Samana, A. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Sardiman. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja


Grafindo.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitaf dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu

127
Saud, U.S. (2013). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Setiawan, C. (2015). Memaknai Pelatihan dan Pengembangan Profesi Guru
(ekplorasi konseptual tentang pengembangan profesi yang berkelanjutan).
Journal pendidikan Indonesia. Vol 11. Diakses dari uny.ac.id. pada tanggal
11 April 2017 pukul 12.33 WIB.
Sudarwan. (2011). Pengantar Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
_________. (2014). Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R &D. Bandung: Alfabeta
Suparlan. (2006). Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat.
Supriadi, D. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Bandung: Adicita
Karya Nusa.

Tafsir, A. (2006). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Triyanto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Undang-undang/UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dan peraturan
pemerintah tentang pengertian guru.

Peraturan pemerintah tentang standar serta peraturan pemerintah nomor 32 tahun


2013 tentang Standart Nasional Pendidikan.

Warso, A.W.D.D. (2016). Publikasi Ilmiah Pembuatan Buku, Modul, Diktat.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wiranti, N. (2015). Pengembangan Profesionalitas Guru Taman Kanak-Kanak


Bersertifikasi di Keamatan Nanggulan Kulon Progo. E-Journal UNY.
Http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/13437/16/1383. Diunduh
pada tanggal 15 Februari 2015 pukul 16.54 WIB.
Yahya, M. (2013). Profesi Tenaga Kependidikan. Bandung: CV PUSTAKA
SETIA.

Yamin, M. (2009). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung


Persada Press.

128
LAMPIRAN- LAMPIRAN

129
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara

2. Hasil Reduksi dan Penyajian Data Kepala


Sekolah

3. Hasil Reduksi dan Penyajian Data


Koordinator Sdm

4. Hasil Reduksi Dan Penyajian Data Guru

5. Hasil Triangulasi dan Penyajian Data


Teknik Dan Sumber

6. Pedoman Dokumentasi

7. Catatan Dokumentasi

8. Daftar Gambar/Foto Dokumen

9. Surat Izin Penelitian

130
Lampiran 1.

INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN UPAYA GURU


SD NEGERI DEMAKIJO I DALAM MENGIKUTI PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara pengembangan Profesi Guru program


PKB SDN Demakijo I

No. Variabel Sub-Variabel Indikator/Kisi-kisi


Pandangan guru 3. Pengetahuan terhadap definisi
terhadap kegiatan PKB.
1.
PKB 4. Pandangan guru terhadap
kegiatan PKB.
Upaya – upaya 4. Pengembangan diri
2. dalam mengikuti 5. Publikasi ilmiah
kegiatan PKB 6. Karya inovatif
Rencana kedepan
Mengikuti kegiatan PKB.
3. terhadap kegiatan
PKB.
Alasan mengikuti 4. Niat atau kemauan untuk
kegiatan PKB menambah wawasan dan
pengetahuan.
4. 5. Menambah kompetensi
Pengembangan
profesional.
profesi guru
6. Perintah dari kepala sekolah dan
SDN
atau kenaikan jabatan.
Demakijo I
Faktor yang 3. Faktor pendukung dari Dinas,
melalui PKB
mempengaruhi lembaga, dan diri sendiri
pengembangan 4. Faktor penghambat dari Dinas,
5.
profesi lembaga, dan diri sendiri.
(pendukung dan
penghambat).
Upaya-upaya Mengatasi hambatan kegiatan
dalam mengatasi PKB baik dari Dinas, Sekolah,
6.
hambatan. dan diri sendiri.

Memperjelas hasil Menanyakan hal-hal penting


wawancara yang perlu diketahui namun
7. belum terdaftar dalam
pertanyaan wawancara

131
Daftar Pertanyaan Wawancara/Pedoman Wawancara Bagi Guru, Kepala
Sekolah dan Koordinator Bidang Pengembangan SDM SD Negeri Demakijo I

1. Apakah bapak/Ibu sudah mengetahui salah satu program pengembangan


profesi berupa PKB? Apakah pengertian PKB?
2. Bagaimanakah pandangan bapak/ibu guru terhadap pelaksanaan kegiatan
PKB?
3. Bagaimana upaya kegiatan yang pernah bapak/ibu guru ikuti dalam
pelaksanaan spengembangan keprofesian berkelanjutan atau PKB ?
4. Apakah bapak/ibu guru pernah mengikuti kegiatan pengembangan diri?
5. Apakah bapak/ibu guru pernah mengikuti kegiatan diklat fungsional seperti
diklat, kursus, pelatihan, penataran dan lain-lain? Bagaimanakah deskripsi
kegiatan tersebut?
6. Apakah bapak/ibu guru pernah mengikuti kegiatan kolektif seperti seminar,
workshop, koloqium, KKG, PKG dan lain-lain? Bagaimanakah deskripsi
kegiatan tersebut?
7. Apakah bapak/ibu guru pernah mengikuti kegiatan publikasi ilmiah?
8. Apakah bapak/ibu guru pernah melakukan presentasi di forum atau membuat
karya tulis ilmiah, laporan hasil penelitian, membuat dan mempublikasikan
buku/modul, karya terjemahan, ataupun buku pedoman guru?
9. Apakah bapak/ibu guru pernah membuat karya inovatif
10. Apakah bapak/guru pernah membuat teknologi tepat guna, membuat karya
seni dalam bidang pendidikan mengikuti program penyusunan standar
soal/evaluasi, pembuatan media pembelajaran?
11. Apakah bapak/ibu guru pernah membuat atau memodifikasi alat/media
pembelajaran?
12. Apakah alasan bapak/ibu guru dalam mengikuti program/kegiatan PKB?
13. Bagaimanakah rencana kedepan bapak/ibu guru terkait dengan
program/kegiatan PKB?

132
14. Apakah faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan PKB? (Lembaga,
Dinas Diri Sendiri)
15. Apakah faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan PKB? (Lembaga,
Dinas Diri Sendiri)
16. Bagaimanakah upaya-upaya bapak/ibu guru dalam mengatasi hambatan
tersebut?
17. Apakah menurut bapak/ibu guru program PKB di sekolah ini sudah berjalan
dengan optimal? Mengapa?
18. Apakah ada hal lain yang belum saya tanyakan namun ingin bapak
sampaikan terkait kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan?

133
Lampiran 2. Reduksi Data, Penyajian Data dan Kesimpulan Hasil Wawancara
dengan Kepala Sekolah SD Negeri Demakijo I.
REDUKSI DATA, PENYAJIAN DATA DAN KESIMPULAN HASIL
WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH SD NEGERI DEMAKIJO
I TERKAIT UPAYA KEGIATAN GURU DALAM MENGIKUTI
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
(PKB)
No. Pertanyaan Jawaban Reduksi Kesimpulan
1. Apakah “Oh, PKB ya mbak, Kegiatan PKB Kegiatan PKB
bapak sudah ya lumayan tahu, merupakan kegiatan merupakan salah
mengetahui sering mendengar dari pemerintah atau satu kegiatan
salah satu juga waktu kumpul- dinas yang program
program kumpul dengan dilaksanakan secara pengembangan
pengemban teman sesama kepala terencana serta profesi dari
gan profesi sekolah atau saat bertahap selama pemerintah atau
berupa mengikuti diklat juga seorang guru masih dinas yang
PKB? program kui seng menjalankan dilaksanakan
Apakah sering diomongne, profesinya sebagai secara terstruktur,
pengertian kalau tidak salah itu pendidik yang terencana serta
PKB? program dari tahun berstatus PNS. bertahap selama
2010 ya mbak? Tapi Kegiatan PKB seorang guru
kalau disini saya kok bertujuan untuk masih
jarang denger guru meningkatkan menjalankan
yang membicarakan profesionalitas dari profesinya
tentang PKB ini, guru sehingga mampu sebagai pendidik
mungkin guru-guru menjalankan tugasnya yang berstatus
di sekolah ini belum dengan lebih baik. PNS. Kegiatan
terlalu paham dengan PKB bertujuan
proram ini, kalau untuk
setahu saya PKB itu meningkatkan
sendiri merupakan kinerja dan
salah satu program profesionlitas dari
dari Pemerintah atau guru sehingga
Dinas mabak, ya menambah
yang dilakukan pengetahuanya,
secara terencana, dan yang digunakan
bertahab mbak, untuk
selama guru masih menjalankan
berstatus sebagau tugasnya dengan
PNS, kegiatannya lebih baik.
ada banyak
macamnya, kaya
diklat itu, dan
kegiatan ini

134
ditujukan agar guru
lebih profesional
dalam melaksanakan
tanggung jawabnya
sebagai seorang
pendidik. Mungkin
seperti itu mabak,
yang saya ketahui”
2. Bagaimana “Ya, kalau saya PKB merupakan PKB merupakan
pandangan pribadi memandang program/kegiatan program/kegiatan
bapak program/kegiatan yang bermanfaat bagi yang bermanfaat
terkait PKB ini sebagai sekolah serta para dan berguna bagi
program kegiatan yang sangat guru. Program PKB sekolah serta para
PKB? bagus, dan sangat mampu meningkatkan guru. Program
bermanfaat bagi wawasan, PKB mampu
sekolah mbak, pengetahuan dan meningkatkan
karena dengan kompetesi dari wawasan,
adanya seorang guru. Guru pengetahuan dan
program/kegiatan ini yang profesional kompetesi dari
guru-guru bisa diharapkan mampu seorang guru
menambah, menghadapi situasi karena
wawasannya, dan kondisi dilaksankan
pengetahuanya, serta pembelajaran dengan secara bertahap
bisa digunakan untuk siswa yang hiperaktif dan
meningkatkan dan sulit dikendalikan. berkesinambunga
kopetensi mereka, n. Guru yang
secara murid-murid profesional
di sekolah ini kan diharapkan
banyak mbak, mampu
anaknya aktif-aktif menghadapi
dan lumayan nakal, situasi dan kondisi
jadi ya kalau gurunya pembelajaran
semakin bagus dengan siswa
kerjanya mungkin yang hiperaktif
akan meningkatkan dan sulit
kualitas dari sekolah dikendalikan.
ini mbak, jadi ya
PKB ini bagus jika
semua berjalan
dengan rutin dan
lancar”
3. Bagaimana ”Kalau guru-guru Guru memandang Guru memandang
kah disini ya, mungkin PKB sebagai program PKB sebagai
pandangan tahu juga mbak pengembangan profesi salah satu
guru tentang kegiatan yang bermanfaat bagi program
terhadap PKB, tapi kalau peningkatan mutu dan pengembangan

135
program tentang aktif kualitas profesional profesi yang
PKB? tidaknya mereka dan kinerja mereka bertujuan untuk
untuk mencari sebagai seorang menambah
informasi-informasi pendidik. kualitas kinerja
terbaru saya kurang serta bermanfaat
tahu, tapi pasti bagi peningkatan
mereka juga mutu kompetensi
menganggap bahwa guru sebagai
program PKB bisa seorang pendidik
bermanfaat bagus yang bertanggung
untuk meningkatkan jawab terhadap
kinerja mereka profesinya..
sebagai guru.
Terutama bagi para
guru-guru muda yang
seharusnya masih
semangat untuk
mengikuti banyak
kegiatan dari Dinas
atau diklat-diklat kae
mbak”, yo mung
terkadang do males
nek ra di oprak-
oprak. Terutama pas
karo kepsek seng
bien-bien”
4. Apa sajakah “Ya disini paling Diklat, Membuat Kegiatan
upaya yang pernah mereka Media, PKG, pengembangan
kegiatan lakukan paling ya, Workshop, dan profesi yang
yang diikutidiklat, mbak, atau Seminar. pernah diikuti
oleh gawe-gawe media, oleh guru meliputi
sekolah/gur PKG, Workshop atau kegiatan diklat,
u dalam ikut seminar” membuat media,
program PKG, workshop
pengemban dan seminar.
gan
keprofesian
berkelanjuta
n atau PKB
?
5. Apakah “Ada yang ikut dan Ada guru yang telah Sebagian besar
guru ada juga yang cuma mengikuti kegiatan guru telah
mengikuti beberapa kali” pengembangan guru. mengikuti
kegiatan kegiatan
pengemban pengembangan
gan diri? diri, meskipun

136
tidak
dilaksanakan
secara rutin.
6. Program/ke “ya setahu saya, Seminar, KKG di Kegiatan
giatan seminar, diklat, KKG tingkat gugus, dan pengembangan
pengemban dulu waktu masih Workshop, diri dari program
gan diri apa aktif mbak,sekarang PKB yang pernah
saja yang sepertinya juga mulai dilaksanakan oleh
pernah mau bangkit lagi guru meliputi,
diikuti oleh KKG nya, ya seminar, KKG
guru? workshop itu juga tingkat gugus
Cuma di tingkat serta Workshop.
KKG gugus,
7. Apakah “ ya pernah mbak, Kegiatan Pengembangan
guru pernah sebagian besar guru- pengembangan yang keprofesian dalam
mengikuti guru disini pernah pernah diikuti guru diklat fungsional
kegiatan ikut diklat atau dalam rangka diklat yang pernah
diklat pelatihan khusus, fungsional meliputi diikuti oleh guru-
fungsional seperti pekatihan diklat, pelatihan guru meliputi
seperti TIK tapi mungkin khusus yang kegiatan diklat,
kursus, kalau diklat itu tidak kebanyakan dilakukan seperti diklat TIK,
pelatihan, selalu rutin mereka pada jangka waktu 5 pelatihan khusus
penataran, ikuti. Mungkin sudah sampai 10 tahun daln lain-lain.
dan lain- 8 tahun atau 10 tahun terakhir. Kegiatan diklat
lain? yang lalu mereka ikut yang pernah
diklatnya namun ya dilakukan guru
ada beberapa guru kebanyakan
yang akhir-akhir ini terjadi dalam
juga ikut diklat” kurun waktu 5-10
tahun terakhir.
8. Apakah “ IHT sepertinya Kegiatan Kegiatan
guru belum pernah ada pengembangan diri pengembangan
mengikuti kegiatan itu mbak, itu yang tertuang dalam diri yang tertuang
kegiatan kegiatan bersamaa kegiatan kolektif guru, dalam kegiatan
kolektif para guru diluar dilakukan melalui kolektif guru,
guru seperti sekolah kan mbak? beberapa kegiatan dilakukan melalui
IHT, Kalau yang seperti kelompok guru seperti beberapa kegiatan
seminar, itu guru pasti tidak Kelompok Kerja Guru kelompok guru
PKG, KKG, mau (KKG) selain itu seperti Kelompok
program mengerjakannya, kegiatan yang masih Kerja Guru
kemitraan karena kesibukan berjalan aktif yaitu (KKG) yang
sekolah, masing-masing di kegiatan Penilaian merupakan
atau rumah, lawong Kinerja Guru (PKG). gabungan dari
workshop? kadang gawe RPP aja Kegiatan kemitraan guru-guru sekolah
males mbak, sekolah belum bisa dasar dalam satu
namanya juga sudah dilaksanakan. gugus, selain itu

137
banyak yang kegiatan yang
dipikirkan. PKG masih berjalan
masih berjalan, kalau aktif yaitu
KKG sepertinya kegiatan Penilaian
masih berjalan mbak, Kinerja Guru
kalau kemitraan (PKG). Kegiatan
sekolah kami belum kemitraan sekolah
melaksanakanya, belum bisa
worshop juga jarang dilaksanakan.
ikut” namun ya tetap
ada yang pernah ikut
worksop meski tidak
banyak, kalau saya
memang masih
berencana untuk
terus meningkatakan
kualitas guru-guru
disini agar lebih aktif
mbak, biar tidak pada
manja dan keenakan
dengan keadaan itu-
itu saja”
9. Apakah “Kalau itu paling Kegiatan publikasi Kegiatan
guru pernah jarang mbak, belum ilmiah belum berjalan publikasi ilmiah
mengikuti ada yang sudah dan belum merupakan bagian
kegiatan publikasi ilmiah” dilaksanakan degan dari kegiatan PKB
publikasi memang semangat optimal oleh guru- yang masih belum
ilmiah? dari guru-guru disini guru di SD Negeri bisa berjalan
belum begitu Demakijo I gamping. dengan lancar di
optimal, terutama sekolah ini,
kalau masalah tulis dikarenakan
menulis atau partisipasi guru
membuat karya- dalam bidang ini
karya ilmiah atau masih belum
melakukan penelitian terealisasikan
mbak tapi kalau KTI dengan optimal.
saat dalam Beberapa guru
perkuliahan di UT yang pernah
mungkin ada, terus membuat karya
itu sepertinya ada tulis ilmiah hanya
guru dari kelas IIB dibuat saat
yang berencana mereka mengikuti
menyusun karya tulis kuliah di UT serta
dalam bentuk laporan ada yang masih
hasil diklat” dalam proses
perencanaan.

138
10. Apakah “sepengetahuan saya Kegiatan publikasi Kegiatan
guru pernah belum ada yang ilmiah seperti publikasi ilmiah
melakukan pernah membuat presentasi ilmiah, seperti presentasi
presentasi karya-karya seperti membuat KTI, laporan ilmiah, membuat
di forum itu mbak” kalau ada hasil penelitian, KTI, laporan hasil
atau ya itu tadi KTI di membuat modul, karya penelitian,
menbuat tugas mereka saat terjemahan maupun membuat modul,
karya tulis kuliah di UT dan ada buku pedoman guru, karya terjemahan
ilmiah, satu atau dua guru belum berjalan dengan maupun buku
laporan yang masih optimal karena masih pedoman guru,
hasil berencana membuat jarang guru yang belum berjalan
penelitian, laporan hasil diklat, melaksanakannya. dengan optimal
membuat mungkin bagi yang karena masih
dan sudah sepuh-sepuh jarang guru yang
mempublik malah lebih asing melaksanakannya.
asikan lagi mbak untuk Sehingga kegiatan
buku/modul berkarya ya karena publikasi ilmiah
, karya keterbatasan mereka menjadi salah satu
terjemahan, dalam menggunakan kegiatan PKB
ataupun internet dan yang paling belum
buku menggunakan laptop berjalan dengan
pedoman maupun komputer” optimal.
guru?
11. Apakah “ya ada sebagian Karya inovatif yang Karya inovatif
guru pernah guru yang sudah pernah dilakukan guru yang pernah
membuat melakukan kegiatan berupa kegiatan dilakukan guru
karya pembuatan karya membuat dan dan berjalan
inovatif? mbak, mungkin membimbing siswa dengan baik di
sebatas membuat dan untuk membuat media sekolah ini berupa
membimbing siswa- sederhana serta kegiatan membuat
siswanya untuk penggunaan media media sederhana
membuat media- elektronik berupa di kelas bersama-
media sederhana atau power point. sama dengan
pakai itu media siswa serta
elektronik Power penggunaan
Point atau pakai media elektronik
video-video dari berupa power
internet, yang tinggal point.
pakai, kalau yang
karya wah banget
dan membuat sendiri
sepertinya belum
mbak, mereka juga
masih perlu banyak
belajar”

139
12. Apakah “kalau pembuatan Kegiatan dalam Kegiatan dalam
guru pernah media pembelajaran menunjang menunjang
mengikuti sepertinya ada satu pengalaman guru pengalaman guru
program atau dua guru yang dalam pembuatan dalam pembuatan
penyusunan sudah pernah ikut karya inovatif karya inovatif
standar pelatihan atau diklat dilakukan melalui dilakukan melalui
soal/evaluas tentang itu mbak”, diklat atau pelatihan diklat atau
i, kalau membuat soal- pembuatan media. pelatihan
pembuatan soal ya pedoman Serta diskusi dalam pembuatan media.
media mereka silabus dan kegiatan KKG. Selain itu guru-
pembelajara indikator serta saling guru belajar dan
n, dan atau bertukar pendapat berdiskusi
pembuatan atau diskusi dengan bagaimana
karya seni guru-guru yang lain menyusun
dalam saat dalam KKG. standart
bidang soal/evaluasi yang
pendidikan? benar dalam
kegiatan
13. Apakah ”media-media sarana Guru membuat media Kegiatan guru
guru pernah pendukung dalam sederhana dari bahan- dalam pembuatan
membuat proses pembelajaran bahan bekas dan karya inovatif
atau sebenarnya banyak mudah dicari dari dilakukan dalam
memodifika mbak di SD ini, ya itu sekitar siswa. Guru bentuk media
si yang ada di ruang belum memodifikasi pembelajaran
alat/media agama non-muslim, atau membuat media visual sederhana
pembelajara tapi media itu yang lebih menarik dalam suatu
n? penggunaan dari dan fungsional dalam proses
guru juga masih suatu proses pembelajaran.
belum optimal,masih pembelajaran. Guru belum
banyak media-media membuat atau
pembelajaran yang memodifikasi
belum terpakai. media yang lebih
Kalau memodifikasi menarik, inovatif
alat/media sepertinya dan fungsional
belum, tapi guru- dalam
guru disini terutama pembelajaran.
yang masih muda-
muda banyak yang
membuat media-
media sederhana ya,
seperti membuat
gambar-gambar
hewan dari biji-
bijian, atau membuat
mading sederhana
yang di pajang di

140
dinding kelas
masing-masing
mbak” dan itu
tergantung dari
kondisi dan situasi
kelas maupun siswa
dari kelas itu mbak,
karena alat-alat
semua anak
membawa sendiri
dari rumah, dan
orang tua biasanya
dapat info di group
wa, atau forum
mbak”
14. Apakah “ ya tentunya itu Meningkatkan Meningkatkan
alasan kebutuhan dari guru- kemampuan akademik kemampuan
sekolah guru itu sendiri dan profesional dari akademik dan
dalam mbak, kalau mereka guru-guru di sekolah. profesional dari
mengikuti secara pribadi imgin Guru yang profesional guru-guru di
program/ke maju, lebih mampu menciptakan sekolah. Guru
giatan profesional dalam sebuah pembelajaran yang profesional
PKB? mengajar, ya mereka yang lebih kreatif, diharapkan
harus rajin mengikuti kondusif dan menarik. mampu
program-program Guru yang profesional menciptakan
yang telah ditetapkan akan meningkatkan sebuah
oleh konsep PKB, kualitas serta citra dari pembelajaran
dan tentunya sebuah sekolah. yang lebih kreatif,
menugaskan atau Sekolah yang bagus kondusif dan
meminta guru untuk akan menghasilkan menarik. Guru
pergi diklat, atau ikut lulusan yang terbaik yang profesional
pelatihan baik secara dan siap untuk dan memiliki
mandiri ataupun melangkah ke jenjang pengertahuan
undangan dari dinas yang lebih tinggi. serta wawasan
itu supaya lebih yang luas akan
meningkatkan meningkatkan
kualitas dari guru- kualitas serta citra
guru kami serta dari sebuah
dengan begitu sekolah. Sekolah
kualitas dari sekolah yang bagus
ini juga akan dengan guru yang
meningkat, karena berpengalaman
sekolah ini sekarang akan
juga sudah ditunjuk menghasilkan
sebagai salah satu lulusan yang
sekolah Andalan di terbaik dan siap

141
kecamatan Gamping. untuk melangkah
Guru yang bagus, ke jenjang yang
kreatif, aktif dalam lebih tinggi.
banyak kegiatan
tentunya akan
meningkatkan
kualitas pengajaran
mereka, sehingga ya
nanti siswa-siswa
lulusan dari sini lebih
baik mbak, dan
lembaga sangat
mengharabkan itu
bisa terwujud suatu
hari nanti’ karena ya
saat ini belum begitu
bagus mbak. Mbak
tau sendiri gimana
kemarin waktu masih
PLT di sini,
hehehe,,,, “
15. Bagaimana ” ya saya selaku Rencana kedepan dari Rencana kedepan
kah rencana Kepsek mbak sekolah menginginkan dari sekolah
kedepan berharap kedepan agar guru mempunyai menginginkan
terkait sekolah ini semakin kesadaran tinggi untuk agar guru
dengan baik, guru-gurunya melihat kekuatan, dan mempunyai
program/ke bisa bekerja sama kelemahan masing- kesadaran tinggi
giatan dan mempunyai masing. Pengetahuan untuk melihat
PKB? kesadaran tinggi dan mengenali kekuatan, dan
untuk terus kebutuhan individu kelemahan
mengembangkan bisa digunakan untuk masing-masing.
kualitasnya masing- menentukan langkah Kegiatan ini
masing, tahu pasti di kemudian hari, termasuk dalam
kelemahan dan termasuk mengikuti analisis SWOT,
kelebihan mereka, kegiatan PKB dengan Pengetahuan dan
sehingga ke sungguh-sungguh. mengenali
depannya mereka kebutuhan
punya rencana yang individu bisa
pasti untuk terus digunakan untuk
mengembangkan diri menentukan
ke arah yang lebih langkah pasti di
baik, harapannya kemudian hari,
sekolah ini menjadi termasuk
salah satu sekolah mengikuti
yang banyak prestasi kegiatan PKB
baik dari segi guru dengan sungguh-

142
ataupun siwanya, dan sungguh. Karena
tentunya semua bisa PKB seharusnya
terwujud kalau ada dilakukan secara
niatnya mbak. Niat bertahap dan
untuk berkembang berkesinambunga
dan niat untuk n, selama guru
belajar, tidak hanya menjalani
bangga pada apa tugasnya sebagai
yang sudah ada pendidik dan
sekarang, la sekarang Pegawai Negeri
masih banyak Sipil (PNS).
masalah hehehe,,,,,
dan kedepane
semoga guru-guru
sini pada aktif ikut
kegiatan PKB
terutama itu yang
masih pada muda,
masih semangat dan
masih kuat fisik dan
pikirannya’
16. Apakah “pendukungnya Faktor pendukung dari Faktor pendukung
faktor tentunya, sekolah Lembaga/sekolah : dari
pendukung atau lembaga, dinas  Memberikan Lembaga/sekolah
dalam juga, kalau informasi terkait :
pelaksanaan pengembangan ini dengan adanya diklat  Memberikan
kegiatan bersifat dari dinas, ataupun pelatihan. informasi terkait
PKB? dan untuk kebutuhan  Dukungan atau dengan adanya
(Lembaga, sekolah memang semangat dari diklat ataupun
Dinas Diri kami sangat Kepala Sekolah. pelatihan.
Sendiri) mendukung dan  Menindaklanjuti  Dukungan atau
bersedia memberikan undangan dari dinas semangat dari
uang saku, selain itu dengan Kepala Sekolah.
juga sekolah akan menyampaikan dan  Menindaklanjuti
berusaha untuk terus menawarkan undangan dari
memotiasi guru-guru undangan kepada dinas dengan
untuk lebih guru terkait diklat menyampaikan
bersemangat dalam dari dinas. dan
mengembangkan  Memberikan fasilitas menawarkan
diri, kami akan berupa uang saku undangan
memberi info-info jika sekolah kepada guru
penting jika memang mempunyai angaran terkait diklat
itu diperlukan, serta kegiatan dari dinas.
sebagai kepala tersebut demi  Memberikan
sekolah baru kepetentingan fasilitas berupa
tentunya saya sangat sekolah dan guru. uang saku jika

143
mendukung jika ada Dukungan dari Dinas: sekolah
guru yang aktif selagi  Mengadakan mempunyai
itu tidak kegiatan diklat angaran serta
mengganggu jam ataupun pelatihan kegiatan
mengajar mereka secara bertahap dan tersebut demi
terlalu banyak. Dinas rutin. kepetentingan
juga sangat  Memberikan dan sekolah dan
mendukung menanggung semua guru.
pelaksanaan PKB ini kebutuhan diklat. Dukungan dari
kalau dari dinas  Memberi informasi Dinas:
sering sekali dinas kepada sekolah  Mengadakan
mengadakan diklat- dengan undangan kegiatan diklat
diklat atau pelatihan resmi serta informasi ataupun
buat para guru. di web, Dinas pelatihan secara
Pendukung sendiri. bertahap dan
selanjutnya ya niat Dukungan diri sendiri: rutin.
diri sendiri, karena  Kemauan dan niat  Memberikan
semua kembali pada untuk maju dan dan
keinginan dan niat berkembanga. menanggung
mereka mbak”  Giat mencari semua
informasi sendiri di kebutuhan
internet. diklat.
 Saling bertukar  Memberi
informasi dengan informasi
sesama guru. kepada sekolah
 Kesehatan masing- dengan
masing individu. undangan resmi
serta informasi
di web, Dinas
sendiri.
Dukungan diri
sendiri:
 Kemauan dan
niat untuk maju
dan
berkembanga.
 Giat mencari
informasi
sendiri di
internet.
 Saling bertukar
informasi
dengan sesama
guru.

144
 Kesehatan
masing-masing
individu.
17. Apakah “Kalau faktor Faktor penghambat Faktor
faktor penghambat dari dari sekolah/lembaga: penghambat dari
penghambat lembaga sebenarnya  Belum bisa sekolah/lembaga:
dalam tidak ada hambatan, memfasilitasi uang  Belum bisa
pelaksanaan namun mungkin saku bagi peserta memfasilitasi
kegiatan masalah dana kami diklat mandiri. uang saku bagi
PKB? memang belum bisa Faktor penghambat peserta diklat
(Lembaga, memfasilitasi dari dinas: mandiri.
Dinas Diri sepenuhnya jika itu  Tidak ada hambatan Faktor
Sendiri) bersifat pribadi, mungkin sebatas penghambat dari
kecuali itu ada keterbatasan kuota. dinas:
APBN atau anggaran Faktor penghambat  Tidak ada
BOS, jika bukan dari diri sendiri: hambatan
undangan resmi dari  Kemauan untuk mungkin sebatas
dinas, kami belum maju kadang keterbatasan
bisa memberi terhambat oleh kuota.
tunjangan, kalu dinas kesibukan dan Faktor
ya tentu mendukung malas. penghambat dari
mbak, karena  Kesehatan diri sendiri:
biasanya semua  Keterbatasan  Kemauan untuk
anggaran dan informasi. maju kadang
fasilitas sudah terhambat oleh
ditanggung pihak kesibukan dan
dinas, tapi yang malas.
paling menghambat  Kesehatan
tentunya mereka  Keterbatasan
sendiri mbak, dengan informasi
alasan mungkin
malas, kesibukan,
waktu dan
banyaknya tugas
sehingga mereka
masih belum aktif
dalam kegiatan-
kegiatan PKB.
Kalaupun ada itu
sudah dulu kalau
yang baru mungkin
tidak banyak, hanya
sebagian guru saja
yang baru-baru ini
ikut diklat, seperti

145
pak SR guru kelas
IIB”
18. Bagaimana “sebagai bentuk Mengikutsertakan Mengikuti setiap
kah upaya- nyata sebagai usaha guru dalam setiap diadakan program
upaya yang dalam mengatasi program PKB, baik pengembangan
dilakukan banyaknya hambatan secara pribadi maupun profesi guru baik
sekolah dan salah satunya ya dari Dinas. dari Dinas
guru dalam mengikutsertakan Memberikan informasi maupun pihak lain
mengatasi guru-guru setiap ada sebanyak mungkin Mometivasi diri
hambatan program kepada guru. untuk maju dan
tersebut? pengembangan dari Memotivasi guru agar berkembang
dinas, walaupun lebih maju. Mengikuti
hanya memilih Mengikuti setiap tahap prosedur dinas
ataupun menawarkan dan alur yang telah yang telah
kepada beberapa ditetapkan oleh pihak ditetapkan.
guru untuk mewaliki pemerintah atau dinas.
sekolah, memberikan
informasi sebanyak
mungkin kepada
guru apabila ada
informasi terkait
dengan adanya
program diklat,
seminar, penataran,
ataupun pelatihan
khusus, dan jika ada
biaya mungkin
sekolah bisa
memfasilitasi guru
untuk mengikuti
pelatihan tertentu,
misalnya pelatihan
media. Selain hail itu
kami juga akan selalu
memberikan
motivasi kepada guru
untuk terus semangat
dan berusaha
semaksimal mungkin
dalam
mengembangkan diri
dan kinerjanya. Yang
tidak kalah penting
mengikuti cara dan
prosedur yang telah
ditentukan oleh

146
dinas, nanti kalau
tidak sesuai bisa-bisa
sekolah kami
dilaporkan ke dinas
mbak. Karena
kemarin maslah dana
BOS saja kami
dilaporkan ke Dinas
saya juga yang kena
Hahaha...”
19. Apakah “ya jujur saja Program/kegiatan Program/kegiatan
menurut memang kalau PKB belum berjalan PKB belum
bapak dikatakan optimal dengan optimal, berjalan dengan
program atau belum di namun guru-guru telah optimal, namun
PKB di sekolah ini proggram mengikuti berbagai guru-guru telah
sekolah ini PKB belum berjalan macam kegiatan mengikuti
sudah dengan optimal pengembangan baik berbagai macam
berjalan mbak, karena masih dari dinas maupun kegiatan
dengan banyak guru yang kegiatan kolektif guru. pengembangan
optimal? belum terlalu aktif baik dari dinas
Mengapa? dalam semua konsep maupun kegiatan
yang dicanangkan kolektif guru
oleh program PKB, seperti KKG dan
namun guru-guru PKG.
disini sebagian besar
pernah mengikuti
berbagai macam
kegiatan
pengembangan ya
seperti diklat, KKG,
dan lain-lain itu
mbak”
20. Apakah ada “mungkin itu sudah Sekolah berkeinginan Sekolah
hal yang mewakili mbak untuk lebih maju berkeinginan
mengkin jawaban saya, tapi ya dengan melakukan untuk lebih maju
belum dan memang sekolah ini perbaikan dalam dengan
perlu saya masih tahap bangkit pelaksanaan melakukan
ketahui mbak, masih banyak program/kegiatan perbaikan dalam
namun yang harus Pengembangan pelaksanaan
belum saya diperbaikai dan Keprofesian program/kegiatan
tanyakan dikembangkan salah Berkelanjutan (PKB). Pengembangan
dalam satunya adalah ke Keprofesian
wawancara? akttifan guru dalam Berkelanjutan
mengikuti kegiatan (PKB).
pengembangan
keprofesian

147
berkelanjutan (PKB).
Nanti jika memang
ada informasi baru
yang penting akan
saya sampaikan lain
waktu mbak, jangan
sungkan untuk
bertanya, ini juga
untuk kebaikan
sekolah kami juga.

Lampiran 3. Reduksi Data, Penyajian Data dan Kesimpulan Hasil Wawancara


dengan Guru SD Negeri Demakijo I.
REDUKSI DATA, PENYAJIAN DATA DAN KESIMPULAN HASIL
WAWANCARA DENGAN GURU SD NEGERI DEMAKIJO I TERKAIT
UPAYA KEGIATAN GURU DALAM MENGIKUTI PROGRAM
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
No. Pertanyaan Subyek Jawaban Reduksi Kesimpulan
1. Apakah EP Pernah, ya itu salah PKB adalahPKB merupakan kegiatan
bapak/Ibu satu program program pengembangan kompetensi
sudah pengembangan pengembangan guru yang dilaksanakan
mengetahui profesional bagi profesional sesuai dengan kebutuhan,
salah satu guru-guru mbak, bagi guru bertahap, dan
program kegiatannya ada berkelanjutan guna
pengemban bermacam-macam meningkatkan
gan profesi seperti seminar dan profesionlitasnya.
berupa diklat. Kegiatan PKB bermacam-
PKB? FK Ya, PKB adalah PKB adalah macam, seperti diklat,
Apakah program program seminar dan lain-lain, dan
pengertian pengembangan pengembangan biasanya salah satu yang
PKB? berkelanjutan bagi berkelanjutan mengadakan adalah Dinas
guru dengan tujuan bagi guru Pendidikan.
untuk peningkatan dengan tujuan
pengetahuan dan untuk
kualitasnya. peningkatan
Sehingga lebih pengetahuan
profesional. dan
kualitasnya.
SR Sudah, kegiatan PKB adalah
atau program dari program/kegiat
Dinas untuk an Dinas guna
peningkatan meningkatkan
kualitas profesionlitas
profesional. seorang guru.

148
PR Iya, kegiatan PKB adalah
pengembangan kegiatan yang
yang dilakukan dilakukan
secara secara bertahap
berkelanjutan dan dan
bertahap guna berkelanjutan
meningkatkan dengan tujuan
profesional dari meningkatkan
guru. Kegiatannya profesoinalitas
biasanya dari dinas guru.
pendidikan.
AK Iya, PKB PKB adalah
merupakan sebuah kegiatan yang
kegiatan yang dilakukan
bertujuan untuk secara
meningkatkan bertahap,
kualitas dan beragam dan
profesionalitas dari berkelanjutan
pendidik dan untuk
dilakukam secara meningkatkan
berkelanjutan, profesionalitas
kegiatannya guru.
beragam.
WY Sudah, sepertinya PKB adalah
itu kegiatan kegiatan yang
pengembangan dilakukan
profesi seperti secara beragam
diklat, seminar seperti diklat
yang ditujukan dan seminar
untuk guru-guru, bertujuan
biasanya di undang untuk
dari dinas meningkatkan
pendidikan, biar profesionalitas
lebih profesional guru.
saat mengajar di
kelas.
2. Bagaimanak EP PKB merupakan PKB PKB merupakan kegiatan
ah kegiatan yang merupakan pengembangan
pandangan sangat berguna bagi kegiatan pengetahuan dan
bapak/ibu guru-guru mbak, pengembangan profesionalitas. Sehingga
guru dengan adanya pengetahuan kegiatan PKB tersebut
terhadap kegiatan seperti ini dan menjadi salah satu kegiatan
kegiatan sebenarnya guru profesionalitas. yang dianggap bermanfaat
PKB? semakin dituntut Sehingga bagi kebutuhan kemajuan
untuk tidak kegiatan PKB guru. PKB dianggap
bermanja-manja tersebut sebagai sebuah wadah

149
dengan profesinya, menjadi salah sekaligus tantangan bagi
sehingga mau tidak satu kegiatan guru yang ingin
mau guru harus yang dianggap berkembang dan
terus belajar dan bermanfaat memajukan kualitasnya
bergerak untuk bagi kebutuhan sebagai pendidik. PKB
memajukan dirinya, kemajuan guru. dilaksanakan dengan
ya salah satunya PKB dianggap kebutuhan guru karena
dengan mengikuti sebagai sebuah guru bisa memilih dari tiga
program PKB jika wadah aspek yaitu pengembangan
waktu dan sekaligus diri, publikasi ilmiah serta
situasinya tantangan bagi karya inovatif. PKB juga
mendukung. guru yang bisa digunakan sebagai
Dengan begitu ingin sarana untuk kenaikan
kami menjadi lebih berkembang pangkat/jabatan.
profesional. dan
memajukan
kualitasnya
sebagai
pendidik.
FK PKB kalau dalam PKB
pandangan saya merupakan
secara pribadi pengembagan
merupakan sebuah yang bertujuan
inovasi untuk
pengembangan menambah
yang bagus dalam wawasan,
dunia pendidikan pengetahuan
terutama bagi guru, dan
PKB ini merupakan profesionalitas
kegiatan yang dari seorang
bermanfaan karena pendidik, PKB
bisa menambah mencakup tiga
wawasan, aspek yaitu
pengetahuan serta pengembangan
profesionalitas guru diri, publikasi
secara bertahap dan dan karya
berkelanjutan, dan inovatif.
dengan adanya Pilihan dalam
beberapa konsep, kegiatan PKB
seperti bisa dilakukan
pengembangan diri, secara bertahap
publikasi dan dan
inovasi tentu bisa berkelanjutan
memberi sesuai dengan
kesempatan dan kebutuhan
ruang gerak bagi guru.

150
guru untuk memilih
model
pengembangan
sesuai dengan
minat, bakat dan
kebutuhanya
masing-masing.
SR PKB merupakan PKB sangat
sebuah kegiatan bermanfaat
pengembangan dalam
profesi yang peningkatan
diadakan oleh kemampuan
pemerintah namun dan
biasanya dikerjakan profesionalitas
oleh Dinas guru, guru
Pendidikan, yang
kegiatan PKB ini melaksanakan
bermanfaat sekali PKB akan
bagi peningkatan lebih
mutu kinerja dan berpengalaman
profesionalitas dari dalam
guru, sehingga PKB melaksanakan
ini berguna untuk pembelajaran,
meningkatkan selain itu PKB
kemampuan juga bisa
mengajar seorang mempercepat
guru, selain itu kenaikan
sebenarnya kalo pangkat/jabata
makin rajin ikut n.
kegiatan PKB guru
bisa lancar dan
cepat naik pangkat,
karean kenaikan
pangkat sekarang
memerlukan
laporan-laporan
hasil mengikuti
sebuah diklat atau
seminar tertentu.
PR PKB ini tepat sekali PKB
mbak, sesuai merupakan
dengan karakter kegiatan yang
pendidik di sesuai dengan
Indonesia, kebutuhan dan
pokoknya kondisi guru di
bermanfaat bagi Indonesai

151
guru, karena guru karean
bisa belajar dan prosesnya yang
terus mencari ilmu bisa bertahap
selama mereka dan
masih menjabat berkelanjutan.
sebagai pegawai Wawsan dan
negeri sipil (PNS) pengetahuan
karena PKB ini guru akan terus
dilakukan secara bertambah
terus menerus dan asala mereka
sesuai dengan mau berusaha
kebutuhan sekolah. berkembang
melalui kegitan
aktif dalam
PKB
AK PKB merupakan PKB kegiatan
kegiatan yang yang
seharusnya bisa bermanfaat
untuk dijadikan untuk guru
tempat belajar dan dalam
menambah wawsan pengembangan
mbak, karena profesi agar
setahu saya PKB itu guru lebih
tujuannya untuk profesional
pengembangan serta PKB
profesi. Kegiatan berguna bagi
ini sepertinya akan guru yang
sangat bermanfaat ingin mengejar
asal guru mau dan kenaikan
ada niat untuk pangkat/jabata
mencari dan aktif n.
dalam kegiatan,
terutama bagi guru
yang ingin naik
pangkat, naik
pangkat sekarang
lebih sulit mbak,
karena guru harus
banyak nulis
laporan serta harus
banyak-bnayak ikut
diklat, workshop
atau seminar mbak,
seperti rencana
PKB yang bertahap
itu.

152
WY PKB bermanfaat PKB kegiatan
sekali mbak, agar yang
kita lebih bermanfaat
berpengetahuan dan dalam
bisa tukar informasi peningkatanp
dengan teman rofesionalitas
sesama guru, tapi guru. Salah
ya itu mbak, satu faktor
melakukannya pendukung
berat, jika tidak ada keberhasilan
niat yang sungguh- PKB adalah
sungguh. niat dari
individu/guru
yang
bersangkutan.
3. Apa sajakah EP Ya, seperti diklat, Kegiatan PKB Upaya kegiatan guru dalam
upaya penilaian kinerja, yang pernah mengikuti Pengembangan
kegiatan pelatihan dan diikuti meliputi Keprofesian Berkelanjutan
yang pernah seminar itu mbak, kegiatan diklat, (PKB) di SD Demakijo I
bapak/ibu ada KKG. Ibu pelatihan Gamping dilaksanakan
guru ikuti lumayan banyak khusus, dalam beberapa kegiatan.
dalam ikut pengembangan seminar, KKG Sesuai dengan pengertian
program namun ya sebatas dan PKG. PKB sebagai kegiatan
pengemban itu aja mbak, pengembangan yang
gan lawong sekarang dilaksankan secara
keprofesian juga sudah umur berkelanjutan. Maka guru –
berkelanjuta segini. guru di SD ini juga
n atau PKB FK Diklat pernah dulu, Kegiatan PKB melaksanakan kegaiatanya
? terus seminar juga yang pernah dengan beragam. Kegiatan
pernah, ikut dalam diikuti meliputi utama PKB terbagi
kegiatan KKG, dan kegiatan diklat, kedalam tiga unsur, yaitu
PKG sama pelatihan pengembangan diri,
membuat media di khusus, publikasi ilmiah serta karya
kelas dan media seminar, KKG inovatif.
tersebut saya dan PKG.
gunakan untuk
menghias kelas,
biasanya seperti itu
mbak.
SR Diklat, pelatihan, Kegiatan PKB
seminar, Diklat yang pernah
PKB juga pernah diikuti meliputi
mbak tahun kegiatan diklat,
kemarin, PKG, pelatihan
KKG daln lainnya khusus,
saya lupa, saya

153
akhir-akhir ini seminar, KKG
memang lumayang dan PKG.
sering ikut
pengembangan-
pengembangan
seperti itu ya karena
kalau cuma
mengajar terus
lama-lama bosen
dan tidak nambah
wawasannya.
PR Oh kebetulan baru- Kegiatan PKB
baru ini saya selalu yang pernah
iku diklat, seminar, diikuti meliputi
KKG alhamdililah kegiatan diklat,
juga kelas dua ini pelatihan
masih berjalan, dan khusus,
PKG juga di seminar, KKG
sekolah ini gurunya dan PKG.
banyak yang ikut
termasuk saya.
AK Kalau saya mbak, Kegiatan PKB
dari awal mengajar yang pernah
dulu usaha saya ya diikuti meliputi
ikut diskusi, cari kegiatan diklat,
informasi, ikut pelatihan
diklat, workshop, khusus,
KMD, diklat media, seminar, KMD,
seminar, KKG, KKG dan
serta PKG. PKG.
WY Diklat mbak, Kegiatan PKB
pelatihan-pelatihan yang pernah
juga pernah, ada diikuti meliputi
kelompok guru kegiatan diklat,
yang biasanya kami pelatihan
lakukan pergugus, khusus,
ada juga penilaian seminar, KKG
guru tiap satu tahun dan PKG.
serta dilakukan
dalam bentuk
membuat laporan
pengembangan diri
berkelanjutan.
4. Apakah EP Iya mbak, pernah. Pernah Kegiatan pengembangan
bapak/ibu mengikuti diri yang merupakan salah
guru pernah kegiatan PKB satu komponen utama

154
mengikuti beupa dalam PKB pernah diikuti
kegiatan pengembangan oleh guru SD Negeri
pengemban diri. Demakijo I.
gan diri? FK Pernah. Pernah
mengikuti
kegiatan PKB
beupa
pengembangan
diri.
SR Iya. Pernah
mengikuti
kegiatan PKB
beupa
pengembangan
diri.
PR Pernah. Pernah
mengikuti
kegiatan PKB
beupa
pengembangan
diri.
AK Iya. Pernah
mengikuti
kegiatan PKB
beupa
pengembangan
diri.
WY Sudah. Pernah Kegiatan diklat fungsional
mengikuti yang diikuti adalah: 1)
kegiatan PKB pembinaan perpus sekolah
beupa pada 29-30 November
pengembangan 2005, 2) diklat guru sasaran
diri. pada 27 Juni-02 Juli 2016,
5. Apakah EP Iya pernah mbak, Kegiatan diklat 3) diklat pra jabatan pada
bapak/ibu lumayan banyak, fungsional 08-13 Juli 2015, dan 4)
guru pernah yang pernah saya yang diikuti pelatihan implementasi
mengikuti ikuti yang pertama adalah kurikulum 2013.
kegiatan pembinaan perpus pembinaan
diklat sekolah, itu dari perpus sekolah
fungsional dinas pendidikan pada tahun
seperti tanggalnya 29-30 2005, diklat
diklat, November 2005, ya guru sasaran
kursus, itu semacam pada tahun
pelatihan, pembinaan tentang 2016, diklat pra
penataran bagaimana jabatan pada
dan lain- mengelola perpus tahun 2015,

155
lain? sekolah agar pelatihan
Bagaimana menjadi perpus implementasi
kah yang menarik, bagi kurikulum
deskripsi siswa serta berguna 2013.
kegiatan bagi kepentingan
tersebut? seluruh warga
sekolah. Kemudian
diklat guru sasaran
pada tanggal 27
Juni-02 Juli 2016
dari Kementrian
Pendidikan ini
berkaiatan dengan
workshop PKB.
Selanjutnya ada
diklat pra jabatan
08-13 juli 2015, itu
kegiatannya saya
sudah hampir lupa
mbak, coba mbak
cari di internet
sepertinya
kegiatannya masih
sama. Kemudian itu
pelatihan
implementasi
kurikulum 2013
bagi guru kelas I
tanggal 07-14
Maret 2014,
disdikpora itu
tempatnya di SD
Sinduadi mbak,
kegiatan dlam
pelatihan ini guru
mendengarkan apa
yang disampaikan
FK Saya tidak terlalu Kegiatan guru
banyak kegiatan dalam
mbak, ya karena pengembangan
kalau mau ikut ini diklat
itu saya tidak bisa fungsional
lama-lama yang pernah
meninggalkan anak diikuti antara
didik saya, saya lain diklat guru
lebih suka sasaran,

156
pengembangan pelatihan K13
dengan inovasi cara serta diklat pra
mengajar, tapi ya jabatan.
saya pernah ikut
diklat guru sasaran,
pelatihan K13 dan
diklat pra jabatan
mbak, lainnya saya
lupa. Ya Cuma
segitu mbak
SR Kebetulan mbak Kegiatan diklat
saya memang lagi fungsional
suka dengan diklat- yang pernah
diklat, saya juga diikuti guru
sering ikut antara lain
pelatihan tapi ya diklat pra
beda-beda kalau jabatan, diklat
yang diklat pra bahasa jawa
jabatan, bahasa tahun 2017,
jawa itu tanggal 2-6 pelatihan
Okober 2017 itu implementasi
tentang pendidikan kurikulum
karakter untuk 2013 tahun
anak, guru diberi 2017, pelatihan
modul selain itu SEQIP tahun
kita dilatih 2010, serta
bagaimana pengabdian
mengajar cara masyarakat
membaca nyaring, tahun 2014.
membuat nyanyian
yang didalamnya
ada nilai
karakternya ya
menurut saya
bahasa jawa
sekarang sudah
mulai tersingkir
mbak., kemudian
saya juga pernah
ikut pelatihan
implementasi k13
bagi guru kelas II
itu tanggal 23 – 27
Juni 2017, ya itu
membahas
pelaksanaan K13

157
dilapangan dan di
pembelajaran,kmar
in selain saya juga
ada yang ikut,
kemudian ada
pelatihan SEQIP itu
dari PPL tahun
2010, itu pelatihan
tentang
pengembangan
kemampuannguru
untuk
menggunakan alat
peraga IPA, lalu
ada pengabdian
masyarakat di
LPPMP UNY
tanggal 19-20
November 2014,
sejauh ini baru itu
saya masih ingin
ikut lagi.
PR Diklat pra jabatan, Kegiatan diklat
diklat bahasa jawa, fungsional
dan kegiatan diklat yang pernah
lain sebenarnya ada diikuti adalah
mbak lebih dari 4 diklat pra
kali tapi semua jabatan
datanya hilang
karena kebakaran.
AK Saya pernah ikut Kegiatan diklat
diklat pra jabatan fungsional
tahun 2010 mbak yang pernah
itu kan hukumnya diikuti adalah
wajib ikut, setelah diklat pra
itu diklat jabatan tahun
pengembangan 2010, diklat
bahan ajar, tahun pengembangan
2010, ya tentang bahan ajar,
cara membuat
media mbak, secara
teknis saja bukan
gimana
penerapannya di
kelas dengan siswa
diklat TIK ini

158
berkaitan dengan
adanya bantuan
pemberian
Lab.komputer
sekolah, diklat
media dari BTKP
tahun 2011, itu pas
di dekat UPP I
mbak lokasinya, itu
sekolah menunjuk 1
guru untuk ikut
diklat.
WY Kalau dalam bentuk Kegiatan diklat
diklat saya lupa fungsional
mbak, sepertinya yang pernah
saya lebih banyak diikuti adalah
ikut workshop, tapi diklat pra
saya pernah ikut jabatan,
diklat pra jabatan workshop
yan nanti saya cari
sertifikat saya dulu
mbak.
6. Apakah EP Ya saya pernah ikut Kegiatan Pelaksanaan kegiatan
bapak/ibu kegiatan workshop kolektif guru kolektif guru di SD Negeri
guru pernah peningkatan yang pernah Demakijo I yang pernah
mengikuti kompetensi diikuti adalah diikuti adalah workshop
kegiatan pedagogik guru workshop baik dari kegiatan dalam
kolektif pada tanggal 2-4 peningkatan KKG maupun UPT
seperti maret 2015, dari kompetensi pendidikan setempat,
seminar, disdikpora, ya itu pedagogik workshop yang
workshop, kami mendapatkan tahun 2015, dilaksanakan meliputi
koloqium, pengetahuan baru workshop PKB peningkatan kompetensi
KKG, PKG terkait peningkatan tahun 2015, pedagogik guru, workshop
dan lain- pedagogik mbak, KKG dan PKB tahun 2015, dal lain-
lain? kami PKG. lain selain ituguru juga
Bagaimana mendengarkan tergabung dalam kegiatan
kah arahan dari kelompok kerja guru atau
deskripsi pembicara, KKG dan penilaian kinerja
kegiatan kemudaian saya guru atau PKG yang
tersebut? ikut workshop dilaksanakan 1 tahun
peningkatan sekali.
keprofesian
berkelanjatan pada
tahun 2015, itu
tentang pengenalan
PKB serta

159
bagaimana
pelaksanaannya di
lapangan, kami
diberi pengetahuan
baru terkait dengan
kegiatan dalam
PKB dan
penilaianya,
kemudian saya juga
pernah menjadi
anggota dalam
KKG kelas 1 di
gugus Gamping dan
satu lagi itu
penilaian kinerja
atau PKG satu
tahun sekali.
FK Workshop PKB Kegiatan
tanggal 2 April-2 kolektif guru
Juni 2016, itu yang pernah
tuntutan jamnya diikuti adalah
adalh 36 jam, lalu Workshop
PKB lagi sama- PKB tanggal 2
sama dari KKG April-2 Juni
kelas I dan UPT, itu 2016, dan 30
tanggal 30 januari januari 2014
2014 sampai 20 sampai 20
Maret 2014, ya itu Maret 2014,
terkait dengan dari KKG kelas
kegiatan I dan UPT
pemerintah yang pendidikan
berupa PKG, kami Gamping,
memperoleh materi KKG dan
dan tata cara ikut PKG.
PKB dengan benar,
kemudian
workshop
peningkatan
kompetensi guru,
itu terkait
implemtasi K13
bagaimana
menerapkan
kurikulum baru itu
dengan benar di
saat pembelajaran,

160
bagaimana
membuat penilaian
dan lain-lain, itu
tanggal 14-15 Juli
2017. Saya juga
ikut kegiatan KKG
dan PKG mbak, ya
saya akui memang
pengalaman saya
sampai saat ini
belum terlalu
banyak
SR Saya pernah ikut
seminar di UNY itu
tahun 2014 terkait
dengan guru
inspiratif untuk
pendidikan
berkarakter, ya itu
tentang bagaimana
menjadi guru yang
bisa menginspirasi
serta menarik bagi
siswa, serta
bagaimana
menumbuhkan
karakter yang baik,
kemudian seminar
nasional, selain itu
saya juga ikut
KKG, PKG, dan
workshop-
workshop terntu,
saya lupa materinya
seperti apa, tapi
dokumenya masih
saya simpan.
PR Ada workshop dan Kegiatan
seminar mbak, tapi kolektif guru
karena saya pernah yang pernah
kebakaran, jadi diikuti adalah
semua sertifikat workshop,
saya hilang. Ada seminar, KKG
lebih dari 4 kali. dan PKG
KKG ikut, PKG

161
satu tahun sekali
ada.
AK Saya biasanya ikut Kegiatan
workshop- kolektif guru
workshop yang yang pernah
diselenggarakan diikuti adalah
dalm KKG gugus, workshop,
itu bersama-sama seminar, KKG
dengan teman- dan PKG.
teman dalam satu
kelompok gugus,
kemudian saya juga
pernah ikut seminar
di UNY itu tentang
media
pembelajaran IPA
tapi saya gak tau itu
sertifikatnya masih
atau tidak, kalau
seingat saya itu
sertfikatnya belum
dikasih. saya juga
aktif di KKG
meskipun saat ini
KKG kelas V
sedang vakum
mbak, saya juga
ikut penilaian
kinerga PKG. Ada
lagi sebenarya
pengajian bina
mental per gugus
entah itu masuk
PKB apa tidak
mbak.
WY Saya pernah ikut Kegiatan
seminar, workshop, kolektif guru
kemudian ada KKG yang pernah
dulu ikut sekarang diikuti adalah
masih berhenti workshop,
sementara ini sudah seminar, KKG
beberapa tahun ini dan PKG.
khusus kelas V
mbak, lalu ada
PKG, ya kegiatan-
kegiatan seperti itu

162
kegiatannya kita
mendapatkan
materi, kemudian
mendengarkan
arahan dari
pemateri serta ada
juga praktik-
paraktik, kalau di
KKG tentunya itu
wadah untuk saling
bertukar informasi,
waawasan, serta
permasalahan saat
mengajar
7. Apakah EP Kalau saat ini Guru belum Pelaksanaan unsur PKB
bapak/ibu belum mbak, tapi melakukan dalam bentuk publikasi
guru pernah dulu pernah pas kegiatan ilmiah belum berjalan
mengikuti kuliah di UT. publikasi dengan baik dan lancar
kegiatan ilmiah. dikarenakan belum ada
publikasi FK Belum mbak Guru belum guru yang mengikuti atau
ilmiah? melakukan membuat publikasi ilmiah.
kegiatan
publikasi
ilmiah.
SR Saat ini masih Guru belum
rencana mbak, tapi melakukan
belum selesai. Itu kegiatan
saya mau bikin publikasi
laporan diklat. ilmiah.
PR Belum pernah Guru belum
mabak melakukan
kegiatan
publikasi
ilmiah.
AK Belum mbak Guru belum
melakukan
kegiatan
publikasi
ilmiah.
WY Belum mbak Guru belum
melakukan
kegiatan
publikasi
ilmiah.
8. EP Belum saat ini, ya Guru belum Kegiatan publikasi ilmiah
itu tadi mbak dulu melakukan belum berjalan lancar.

163
Apakah saya pernah kegiatan Guru belum melakukan
bapak/ibu membuta karya publikasi kegiatan publikasi ilmiah.
guru pernah PTK saat kuliah di ilmiah. Baik dalam bentuk
melakukan UT itu tugas saya presentasi di forum atau
presentasi pas kuliah, tugas itu menbuat karya tulis ilmiah,
di forum juga harus laporan hasil penelitian,
dipublikasikan, dan membuat dan
atau
sudah saya mempublikasikan
menbuat publikasikan. Di buku/modul, karya
karya tulis upload, sekarang terjemahan, ataupun buku
ilmiah, hardfilenya masih pedoman guru.
laporan ada kalau mau lihat
hasil mbak.
penelitian, FK Belum, memang Guru belum
membuat guru-guru disini, melakukan
dan termasuk saya, kegiatan
mempublika pengetahuan publikasi
sikan tentang penulisan ilmiah.
buku/modul masih perlu
, karya ditingkatkan mbak,
sebenarnya sekolah
terjemahan,
sudah ada anggaran
ataupun
terkait untuk
buku peningkatan
pedoman kemampuan
guru? menulis tapi belum
terlaksana, kalau
saya jujur tidak
hobbi nulis.
SR Belum pernah mbk, Guru belum
masih rencana saat melakukan
ini, namun ya saya kegiatan
masih keterbatasan publikasi
dalam hal penulisan ilmiah.
yang benar atau
bagaimana
membuat format
yang benar,
ditambah kalau
sudah tua seperti
saya, kemampuan
pakai laptop atau
TIK juga sudah
terbatas.
PR Belum mbak. Guru belum
Belum minat melakukan

164
membuat itu ya, kegiatan
karena kami publikasi
mengutamakan ilmiah.
kegiatan yang lain
dulu, yang lebih
mudah dan tidak
memakan waktu
banyak.
AK Belum mbak, kalau Guru belum
yang lain mungkin melakukan
pernah. Ya kami kegiatan
belum punya publikasi
pengetahuan yang ilmiah.
benar terkait
publikasi, kami
harus belajar lagi,
saya juga merasa
begitu.
WY Belum mbak, Guru belum
belum ada melakukan
pengalaman terkait kegiatan
itu. publikasi
ilmiah.
9. Apakah EP Belum mbak, Kaya guru Guru belum optimal dalam
bapak/ibu paling cuma sebatas membuat karya inovatif,
guru pernah membimbing anak mendampingi karena karya inovatif yang
membuat membuat media, ya anak membuat pernah dibuat sebatas
karya seperti di belakang media menggunakan media
inovatif kelas itu. sederhana elektronik yang sudah
FK Belum kalau yang Karya guru tersedia di internet, serta
inovatif sekali. berupa membuat karya sederhana
Kalau saya membuat dengan siswa, misal
memang suka media menghias benda.
membuat media sederhana
mbak, karean anak- untuk materi
anak suka itu, itu Matematika
media matematika
di kelas ada. Itu bisa
dikatan karya apa
tidak ya...
SR Ya, belum, hanya Mendampingi
sebatas media siswa membuat
menghias bareng media dengan
anak. Seperti menghias
menghias kendi benda
dengan kacang

165
hijau mbak, di kelas
ada.
PR Belum mbak. Guru sebatas
Hanya media memakai
sederhana pakai media yang
video atau bahan sudah ada
bekas, nanti buat seperti video.
bareng siswa.
AK Sepertinya belum. Guru
Tapi kalau pas mendampingi
materi IPA saya anak membuat
kadang bawain media
video serta sederhana .
membuat media
dari karton, misal
membuat stetoskop
sederhana.
WY Belum. Guru belum
membuat karya
inovatif.
10. Apakah EP Sepertinya kalau Guru terbatas Kegiatan guru dalam karya
bapak/guru pelatihan khusus ikut dalam inovatif melalui pelatihan
pernah belum pernah ikut kegiatan KKG dan pengembangan karya
membuat saya mbak. Cuma terkait standar belum berjalan dengan baik
teknologi kalu pas KKG ada penyusunan karean guru terbatas ikut
tepat guna, nanti diskusi bareng soal, media, dalam kegiatan KKG
menemukan tentang soal dan serta belum terkait standar penyusunan
karya seni media. ikut pelatihan soal, media,guru belum
dalam pembuatan ikut dalam diklat khusus
bidang karya seni terkait karya inovatif serta
pendidikan, pendidikan. belum ikut pelatihan
mengikuti pembuatan karya seni
program dalam pendidikan.
penyusunan FK Belum mbak, Guru terbatas
standar paling sebatas di ikut dalam
soal/evaluas KKG kegiatan KKG
i? terkait standar
penyusunan
soal, media,
serta belum
ikut pelatihan
pembuatan
karya
pembuatan
karya.

166
SR Belum mbak, ya Guru terbatas
nanti pas di KKG ikut dalam
kita membuat kegiatan KKG
standar satu gugus terkait standar
soalnya seperti apa, penyusunan
disamakan. soal, media,
serta belum
ikut pelatihan
pembuatan
karya
pembuatan
karya.
PR Belum mbak. Guru terbatas
Apalagi yang karya ikut dalam
seni sepertinya kegiatan KKG
belum pernah ada terkait standar
yang ikut pelatihan penyusunan
karya seni. Kalao soal, media,
soal di KKG ada serta belum
diskusi tentang itu. ikut pelatihan
pembuatan
karya
pembuatan
karya.
AK Pernah mbak dulu Guru terbatas
saya ikut pelatihan ikut dalam
pengembangan kegiatan KKG
bahan ajar dan terkait standar
media, selain itu di penyusunan
KKG juga ada soal, media,
diskusi tentang serta belum
standar soal dalam ikut pelatihan
satu gugus pembuatan
Gamping, tapi saat karya
ini belumaktif lagi pembuatan
KKG nya. karya.
WY Belum mbak, yang Guru terbatas
seperti itu disini ikut dalam
jarang ada yang kegiatan KKG
ikut, ya karena terkait standar
mungkin saling penyusunan
berkukar info aja soal, media,
nanti pas di KKG, serta belum
soal juga nanti ada ikut pelatihan
batasan indikator pembuatan
soalnya, kami karya

167
membuat dari dasar pembuatan
indikator. karya.
11. Apakah EP Kalu membuat ya Guru membuat Guru membuat media
bapak/ibu sudah mbak, media sederhana saat proses
guru pernah sederhanan saja itu sederhana saat pembelajaran, misalnya
membuat ada di belakang proses menghias benda, membuat
atau kelas ada membuat pembelajaran media IPA, membuat
memodifika roce dari kertas dengan media berhitung
si karton warna, itu mendampingi Matematika, serta
alat/media membuatnya dan melatih menghias dengan benda
pembelajara bareng dengan anak mebuat nyata. Guru membuat
n? siswa. Kalau atau menghias media dengan
memodifikasi benda mendampingi dan melatih
alat/media yang bersama-sama. anak mebuat atau menghias
sudah ada ya belum Guru belum benda tersebut bersama-
mbak, karena ya memodifikasi sama.
kami keterbatasan media/alat Guru belum memodifikasi
pengalaman dalam pembelajaran media/alat pembelajaran
hal itu terutama yang sudah yang sudah agar lebih
saya sendiri dengan agar lebih berguna dari sebelumnya
umur segini tentu berguna dari dan lebih inovatif.
kreatifitasnya sudah sebelumnya Guru membuat media
berkurang beda dan inovatif. disesuaikan dengan materi
dengan yang masih dan mata pelajaran.
muda
FK Kaluu saya Guru membuat
memang suka mbak media
membuat media- sederhana saat
media sederhana proses
namun berguna pembelajaran
bagi siswa, seperti dengan
saya pernah mendampingi
membuat media dan melatih
matematika tentang anak mebuat
berhitung, kalau atau menghias
memodifikasi benda
media yang sudah bersama-sama.
ada saya belum Guru belum
pernah mbak. memodifikasi
media/alat
pembelajaran
yang sudah
agar lebih
berguna dari
sebelumnya
dan inovatif.

168
SR Saya membuat Guru membuat
media ya sebatas media
mendampingi anak- sederhana saat
anak saat proses
pembelajaran pembelajaran
mbak, mereka bawa dengan
bahan dari rumah mendampingi
terus di sekolah dan melatih
membuat bersama- anak mebuat
sama, misal atau menghias
menghias kendi benda
atau menggambar, bersama-sama.
media kalau saya Guru belum
sering saat memodifikasi
pembelajaran Seni media/alat
Budaya. pembelajaran
yang sudah
agar lebih
berguna dari
sebelumnya
dan inovatif.
PR Saya membuat Guru membuat
media sederhana media
saat pembelajaran sederhana saat
di kelas aja mbak, proses
ya nanti saat pembelajaran
pembelajaran dengan
tertentu anak-anak mendampingi
disuruh bawa dan melatih
bahan-bahan yang anak mebuat
diperlukan dari atau menghias
rumah, atau benda
langsung wa bersama-sama.
dengan orang Guru belum
tuanya. Pas memodifikasi
pembelajaran media/alat
media di buat pembelajaran
bareng di sekolah, yang sudah
kalau media di sini agar lebih
sebenarnya banyak berguna dari
mbak tapi jarang sebelumnya
dimodifikasi atau dan inovatif.
digunakan, ada di
gudang seperti KIT
IPA. Ya itu di

169
tempat mbak
kemarin.
AK Saya membuat Guru membuat
media sebatas PPT media
dan ambil video sederhana saat
dari yutube mbak, proses
kalau pas IPA dan pembelajaran
materinya sesuai dengan
mungkin baru mendampingi
membuat, nanti dan melatih
saya mencontohkan anak mebuat
dan baru anak-anak atau menghias
mengikuti saya, benda
saya menerangkan bersama-sama.
cara membuatnya. Guru belum
Guru membuat memodifikasi
media yang sifatnya media/alat
barang memang pembelajaran
jarang tapi ya ada yang sudah
yang rajin dan agar lebih
tlaten membuat berguna dari
media, sebelumnya
memodifikasi ya dan inovatif.
belum mbak.
WY Ya ada sih mbak, Guru membuat
saat mata pelajaran media
tertentu yang sederhana saat
menarik dan proses
kiranya bisa pembelajaran
diperjelas dengan dengan
media mendampingi
pembelajaran, baru dan melatih
saya mebuat media anak mebuat
bersama anak-anak. atau menghias
Kalau benda
memodifikasi alat bersama-sama.
saya belum sejauh Guru belum
ini. memodifikasi
media/alat
pembelajaran
yang sudah
agar lebih
berguna dari
sebelumnya
dan inovatif.

170
12. Apakah EP Ya tentunya Alasan guru Secara umum guru
alasan sebagai guru kita dalam menyatakan bahwa alasan
bapak/ibu mengikuti mengikuti dlam mengikuti
guru dalam kegiatan-kegiatan kegiatan PKB pengembangan profesi
mengikuti pengembangan adalah untuk melalui kegiatan PKB
program/ke seperti itu, tentunya menambah adalah untuk menambah
giatan untuk wawasan wawasan, menambah
PKB? meningkatkan pengetahuan, pengetahuan yang
pengetahuan, mengetahui dibutuhkan dalam proses
wawasan, karena perkembangan pembelajaran serta untuk
kita guru tidak dunia luar dan memperbaharui ilmu yang
cukup hanya meningkatkan dimiliki agar selaras
mengandalkan kemampuan dengan perkembangan
pengalaman di profesional zaman, sehingga dengan
kelas serta guru. adanya ilmu dan wawasan
seringkup dalam yang memadai guru bisa
lingkungan menjadi sosok guru yang
sekolah, istilahnya lebih profesional. Jadi
kita perlu peningkatan
menengok dunia profesionalitas adalah
luar agar tau betapa umum dari ikut kegiatan
luasnya ilmu yang PKB.
bisa dipelajari dan
betapa kecilnya
wawasan yang kita
punya, perasaan-
perasaan seperti itu
tentunya bisa
menjadi motivasi
guru untuk terus
menambah
pengetahuanya agar
lebih profesional,
ya PKB ini saya
laksanakan agar
saya lebih
profesional dalam
mengajar.
FK Alasan yang sesuai Alasan guru
dengan profesi mengikuti
tentunya ya untuk kegiatan PKB
meningkatkan adalah
akademik serta menambah
profesionaliitas kemampuan
sebagai seorang akademik
pendidik tentunya, wawasan,

171
mengikuti PKB pengetahuan,
juga bisa karena menambah
guru ingin relasi,
menambah relasi memperbaharu
menambah i ilmu serta
wawasan dan meningkatkan
menambah profesionalitas.
pengetahuan baru
yang sesuai dengan
kebutuhan serta
kemajuan zaman,
ilmu sebagai guru
bisa lebih update
mbak.
SR Pertama untuk Alasan guru
meningkatkan mengikuti
kemampuan kegiatan PKB
pedagogik, untuk adalah
meningkatkan meningkatkan
kompetensi kompetensi
profesional sebagai pedagogik,
seorang guru serta profesional
sebenarnya kami serta untuk
butuh aktif dalam keperluan
banyak kegiatan kenaikan
pengembangan, jabatan guru.
tentunya untuk
menunjang
kenaikan jabatan.
PR Tentunya alasan Alasan guru
saya, karena saya mengikuti
masih perlu kegiatan PKB
tambahan adalah karena
pengetahuan untuk pengembangan
semakin diri merupakan
meningkatkan apa sebuah
yang sudah saya kebutuhan agar
pelajari bisa menambah
sebelumnya, karena wawasan,
tidak peduli berapa pengetahuan,
lama kita mengajar dan
kita perlu tambahan menambah,
wawasan dari orang pengetahuan
yang lebih sebelumnya
berpengalaman, dengan
seperti mengikuti

172
pengembangan pengetahuan
dalam kegiatan baru.
PKB. Kita butuh itu
mbak, kita butuh
dan kita harus terus
mendekatinya,
lebih tepatnya
seperti itu. Istilahe
wong jowo “waluh
bender, butuh
nyander”.
AK Untuk Alasan guru
meningkatkan mengikuti
pengetahuan kegiatan PKB
sebagai guru SD adalah untuk
mbak, menambah menambah
wawasan tentang wawasan dan
media, pengetahuan
pembelajaran, baik tentang
proses memahami pembelajaran,
anak, dan media, serta
meningkatkan kebutuhan
profesionalitas kita lainnya yang
sebagai guru yang sesuai dengan
dituntut selalu bisa perkembangan
berkembanga zaman, selain
sesuai dan selaras itu alasan lain
dengan arus adalah untuk
perubahan zaman, meningkatkan
kalau kita hanya profesionalitas.
berdiam diri
tentunya kita akan
tertinggal dan
tertindas oleh
perkembangan. Jadi
kita harus lari
bersama-sama, jadi
ya itu alasannya,
untuk terus
berkembang
menjadi lebih baik
di kemudian hari.
WY Ikut kegiatan PKB Alasan guru
ya untuk mengikuti
menambah kegiatan PKB
pengetahuan, adalah

173
profesional, seta menambah
untuk mengetahui wawasan dan
sejauh mana pengetahuan
pengetahuan yang serta untuk
saya miliki, karena bertukar
kan nanti kita bisa informasi dan
ketemu banyak ilmu
guru, kita bisa pengetahuan
ngobrol dan dengan sesama
berukar info, selain guru, alasan
itu alasan lainnya lain yaitu untuk
untuk kenaikan kenaikan
jabatan kita sebagai pangkat/jabata
guru, karena n dari seorang
sekarang kalau mau guru.
naik jabatan
memerlukan
banyak kegiatan
seperti diklat, dan
membuat KTI
mbak, kaya PTK.
13. Bagaimanak EP Saya pribadi Rencana Rencana kedepan yang
ah rencana pengen terus kedepan yang disampaikan oleh
kedepan mengembangakan akan diambil kebanyakan guru adalah
bapak/ibu apa yang saya guru adalah terus mengikuti kegiatan
guru terkait punyai, selagi terus PKB lebih banyak dari
dengan badan saya masih mengembangk sebelumnya jika ada
kuat dan masih an ilmu yang kesempatan, baik
program/ke
sehat, tua bukan dimiliki baik menambahnrelasi dan terus
giatan alasan untuk melalui mencari informasi baik dari
PKB? berhenti. Saya akan kegiatan PKB media cetak ataupun
terus mengikuti ataupun internet, banyak tukar
kegiatan kegiatan informasi dengan teman
pengembangan baik lainnya. sejawat dan kegiatan yang
itu PKB atau yang Melihat bisa diikuti adalah diklat,
lainnya. Saya akan kekurangan pelatihan khusus
melihat dan yang ada dan disesuaikan dengan
merefleksikan apa mencari kebutuhan, workshop dan
yang saya perlukan, solusinya lain-lain. Meningkatkan
apa yang begitu dengan terus kegiatan dalam Kelompok
lemah dari saya, belajar. Kerja Guru atau KKG
saya akan terus Melihat sehingga kebutuhan guru
belajar tentang itu kesempatan dalam satu gugus bisa
karena ilmu harus dan waktu agar berkembang melalui
selalu dikejar, tidak kegiatan dalam PKB,
hidup untuk merugikan meningkatkan nilai guru

174
mengejar ilmu, saya pihak dan kualitas guru dalam
akan terus cari info manapun. Penilaian Kinerja Guru.
tentang PKB atau Memperbanyak karya
diklat yang bisa inovatif baik dalam bentuk
diikuti tanpa ada membuat media bari,
pihak yang media visual maupun
dirugikan, tapi ya mempdigikasi media.
terkadang waktu
tidak mendukung
mbak, pokoknya ya
cari yang terbaik
buat saya,buat
sekolah dan buat
siswa tentunya cari
dan beri pelayanan
terbaik.
FK Saya, sebenarnya Rencana
juga ingin mbak kedepan guru
ikut kegiatan ingin ikut
pengembangan kegiatan
lebih banyak lagi, pengembangan
apalagi saya juga dalam kegiatan
merasa bahwa apa PKB agar lebih
yang saya lakukan otimal dari
sejauh belum sebelumnya,
optimal, saya namun belum
memang kalau ada rencana
ditawari pak kepala pasti karena
sekolah saat ada masalah
diklat dari dinas, tanggung
saya biasanya jawab yang
menolak, karena harus
saya tidak bisa ditinggalkan.
meninggalkan anak Memperbanya
didik saya lama- k membuat
lama meskipun ya media atau
ada guru gantinya karya inovatif
tapi tetap saja tidak dalam
enak, jadi ya pendidikan.
sebenarnya ingin
ikut pengembangan
PKB ada tapi
rencana pastinya
saya masih belum
tahu. Kalau saya
karena hobbi

175
membuat media-
media unuk anak.
Saya berencana
untuk terus
membuat karya
inovatif lebih
banyak lagi dan
sebagus mungkin
SR Saya masih ingin Rencana
menambah kegiatan kedepan adalah
diklat, seminar, terus mengikuti
pelatihan-pelatihan kegiatan PKB
sebanyak yang saya lebih banyak
bisa mbak, pokonya dari
ikut PKB lawong sebelumnya
namanya juga jika ada
berkelanjutan ya kesempatan,
kegiatan kegiatan yang
penegambangan bisa diikuti
harus terus berjalan, adalah diklat,
baik itu cari info pelatihan
dulu, cari khusus
kebutuhan yang disesuaikan
mendesak dari dengan
tugas kita sebagai kebutuhan,
pengajar, dan workshop dan
tentunya jika ingin lain-lain.
berubah harus ikut
pengembangan
profesi lebih
banyak dari
sebelumnya,
pokoknya
kembangkan entah
itu demi
pengetahuan
ataupun jabatan.
PR Saya sebenarnya Rencana
ingin meningkatkan kedepan adalah
kegiatan terus mengikuti
pengembangan kegiatan PKB
profesi misal, lebih banyak
diklat, seminar dan dari
sebagainya, namun sebelumnya
memang saat ini jika ada
belum ada rencana kesempatan,

176
belum tau kalau di diklat
kemudian hari, tapi peningkatan
bila ada undangan dalam menulis
dari dinas saya KTI kegiatan
ingin memberikan yang bisa
kepada guru lain diikuti adalah
dulu, terutama diklat,
mereka yang masih pelatihan
ingin naik pangkat, khusus
sejauh ini saya disesuaikan
berencana dengan
meningkatkan kebutuhan,
keterapilan dalam workshop dan
menulis KTI, lain-lain.
karena itu yang
paling lemah di SD
ini mbak, kalau
diklat ya ingin tapi
belum dalam waktu
dekat ini, kasian
kalau ninggal anak-
anak.
AK Wah, saya saya Rencana
sebenarnya kalau kedepan adalah
rencana banyak terus mengikuti
mbak, ya pingin kegiatan PKB
bisa ikut diklat dan lebih banyak
seminar atau dari
workshop lagi terus sebelumnya
membuat media jika ada
yang berupa barang kesempatan,
tidak hanya dari kegiatan yang
internet atau PPT. bisa diikuti
Namun sejauh ini adalah diklat,
usaha yang saya pelatihan
ambil adalah lebih khusus
banyak mencari disesuaikan
informasi baik dari dengan
koran maupun kebutuhan,
internet, kemudian workshop dan
banyak tanya lain-lain.
dengan teman, Langkah yang
pokonya saya ingin bisa diambil
mengembangkan adlah dengan
apa yang bisa mengenali
menjadi peluang kebutuhan diri

177
serta menutupi sendiri
kelemahan saya kemudian
dengan terus mencari
belajar. Ya informasi
pokoknya bismillah terkait PKB
semoga kegiatan sebanyak
PKG dikemudian mungkin.
hari lebih baik, baik
itu dalam KKG
maupun PKG
WY Saya rencananya Rencana
masih ingin mbak kedepan adalah
mengembangkan terus mengikuti
diri baik lewat kegiatan PKB
PKB, diklat, lebih banyak
seminar, aktif dari
dalam KKG lagi sebelumnya
serta juga membuat jika ada
karya ilmiah, kesempatan,
asalkan ada waktu kegiatan yang
dan tidak bisa diikuti
mengganggu adalah diklat,
tanggung jawab pelatihan
saya sebagai guru, khusus
pokoknyaya untuk disesuaikan
mewujudkan dengan
rencana saya itu kebutuhan,
saya harus aktif cari aktif dalam
kabar terkait diklat KKG dan PKG
itu, dan berani izin workshop dan
ke kepsek tentunya lain-lain.
jika ingin ikut
pelatihan, selain itu
saya juga
memerlukan
banyak
pengembangan
karena saya juga
pangkatnya masih
rendah belum kaya
guru yang lain, ya
tapi jika itu dari
dinas, kita tidak
bisa seenaknya
minta dikirim,
tergantung

178
kesepakatan dan
melihat siapa yang
paling butuh. Harus
mikirin guru lain.
14. Apakah EP Semua sebenarnya Faktor Sebagian besar guru
faktor sangat mendukung, pendukung dari mengatakan bahwa faktor
pendukung dan menginginnkan dinas: pendukung dari Dinas,
dalam hal yang baik  Mengadaka lembaga, dan diri sendiri
pelaksanaan terjadi pada para n kegiatan adalah:
kegiatan guru di lapangan, diklat, Faktor pendukung dari
PKB? ya karena semua maupun dinas:
(Lembaga, bisa berjalan baik pelatihan  Mengadakan kegiatan
Dinas Diri jika kerjasamanya khusus, diklat, maupun pelatihan
Sendiri) juga baik, misal workshop khusus, workshop
dukungan dari dengan dengan rutin.
dinas adalah dinas rutin.  Memberikan informasi
itu sering  Memberika dengan mudah, baik
mengadakan n informasi dengan surat undangan
kegiatan diklat dan dengan atau informasi di
seminar mbak, mudah, baik halaman website Dinas.
setiap ada kegiatan dengan surat  Semua fasilitas yang
seperti itu dinas undangan dibutuhkan selama
memberikan edaran atau kegiatan ditanggung ole
kepada sekolah, informasi di Dinas.
nanti baru pak KS halaman  Durasi waktu
meberikan info website pelaksanaan kegiatan
kepada guru-guru, Dinas. tidak terlalu lama.
selain itu info dari  Semua  Kegiatan dikemas
dinas sekarang juga fasilitas dengan menarik.
mudah diakses, bisa yang Faktor pendukung dari
dibaca apa dibutuhkan lembaga/sekolah:
namanya itu online selama  Motivasi Kepala
itu mbak di web kegiatan Sekolah bagus
dinas ada info-info ditanggung  Informasi terbuka dan
diklat, selain itu ole Dinas. adil
kegiatan itu semua Faktor  Ada anggaran dana jika
fasilitas yang pendukung dari itu undangan resmi atau
dibutuhkan selama lembaga/sekol tugas resmi sekolah.
pelatihan juga ah: Faktor pendukung dari
ditanggung dinas  Motivasi dalam diri:
banyak mbak Kepala  Niat/motivasi untuk
dukungan dinas tapi Sekolah maju.
jadi bingung bagus
ngomong apa kalau  Usaha nyata, misal cari
 Informasi informasi dengan
ditanya. Kalau terbuka dan
dukungan sekolah bertanya dan membaca.
adil

179
juga bagus mbak,  Ada  Waktu dan keberanian
pak KS nya yang anggaran  Kesehatan
sekarang orangnya dana jika itu
cekatan dan cerdas undangan
jadi beliau terus resmi atau
mendorong guru tugas resmi
untuk maju, info sekolah.
juga disampaikan Faktor
dengan terbuka dan pendukung dari
adil, jika itu dalam diri:
undangan resmi  Niat/motiva
sekolah biasanya si untuk
juga memberi uang maju.
saku, perizinan juga  Waktu dan
tidak terlalu sulit, kesempatan
pokonya sekolah serta
juga mendukung  Kesehatan
aktifnya kegiatan
PKB, kalau dari diri
sendiri tentunya
kesehatan dan
motivasi yang bisa
mendukung, waktu
dan kesempatan
juga.
FK Dari dinas dulu ya Faktor
mbak, 1 dinas itu pendukung dari
informasinya dinas:
mudah diakses. Ada  Mengadaka
undangan ada info n kegiatan
online. 2 diklat,
kegiatannya banyak maupun
dan bertahap sesuai pelatihan
kebutuhan saat itu khusus,
ya hampir sering 3. workshop
Ada fasilitas yang dengan
cukup. Lalu rutin.
dukungan sekolah 1  Memberika
motivasi dari atasan n informasi
saat ini bagus dengan
sekali, beliau mudah, baik
memberi contong dengan surat
langsung talk less undangan
do more beliau itu. atau
2. Undangan segera informasi di
disampaikan halaman

180
kepada kami. 3. website
Ada dukungan Dinas.
biaya tentunya. Nah  Semua
kalau yang diri fasilitas
sendiri ini yang
sebenarnya yang dibutuhkan
paling selama
mempengaruhi kegiatan
yang keinginan,niat ditanggung
dulu dikumpulkan ole Dinas.
baru nanti Faktor
disesuaikan dengan pendukung dari
waktu dan lembaga/sekol
kesempatan, tidak ah:
bisa seenaknya  Motivasi
pergi tanpa ada Kepala
tindak lanjut Sekolah
kepada siswa atau bagus
kelas yang ditinggal  Informasi
pelatihan profesi terbuka dan
mbak. Pintar-pintar adil
mengatur waktu ya  Ada
mbak, guru itu anggaran
serba salah, kalu dana jika itu
gak hati-hati. undangan
resmi atau
tugas resmi
sekolah.
Faktor
pendukung dari
dalam diri:
 Niat/motiva
si untuk
maju.
 Waktu dan
kesempatan

SR Dukungan yang Faktor


saya rasakan sejauh pendukung dari
ini lumayan banyak dinas:
mbak, ya namanya  Mengadaka
kita juga sedang ada n kegiatan
tugas untuk diklat,
kebaikan diri maupun
sendiri dan sekolah pelatihan
atau kepentingan khusus,

181
orangbanyak, jadi workshop
ya sudah dengan
semestinya ada rutin.
dukungan, misal  Memberika
dinas itu n informasi
kegiatannya kaya dengan
diklat atau seminar mudah, baik
ya selalu ada, meski dengan surat
kami atau saya undangan
sendiri tidak selalu atau
tahu, ada makan informasi di
gratis, buku, modul halaman
atau lain-lainnya website
sudah disediakan Dinas.
dari sana,  Semua
undanganya juga fasilitas
ada untu sekolah yang
ada di internet juga, dibutuhkan
kegiatnya juga selama
menarik dan kegiatan
bermanfaat kalu ditanggung
menurut saya, ole Dinas.
tempatnya bagus Faktor
gak selalu di sleman pendukung dari
dinas sana, kalau lembaga/sekol
dari sekolah ya ah:
informasi selalu ada  Motivasi
dan disampaikan Kepala
jadi guru bisa Sekolah
mengajukan diri, bagus
kemudain ada  Informasi
anggaran dana BOS terbuka dan
untuk uang saku, ya adil
selain itu kepsek  Ada
juga mendorong, anggaran
inovasinya bagus, dana jika itu
masih muda dan undangan
masih bersemangat. resmi atau
Kalau dari dalam tugas resmi
diri niat tentunya. sekolah.
Terus ya jangan Faktor
diam bergerak pendukung dari
untuk dalam diri:
menggapainya.  Niat/motiva
si untuk
maju.

182
 Waktu dan
kesempatan
Bergerak maju
Faktor
pendukung dari
dinas:
 Mengadaka
n kegiatan
diklat,
maupun
pelatihan
khusus,
workshop
dengan
rutin.
 Memberika
n informasi
dengan
mudah, baik
dengan surat
undangan
atau
informasi di
halaman
website
Dinas.
 Semua
fasilitas
yang
dibutuhkan
selama
kegiatan
ditanggung
ole Dinas.
Faktor
pendukung dari
lembaga/sekol
ah:
 Motivasi
Kepala
Sekolah
bagus
 Informasi
terbuka dan
adil

183
 Ada
anggaran
dana jika itu
undangan
resmi atau
tugas resmi
sekolah.
Faktor
pendukung dari
dalam diri:
 Niat/motiva
si untuk
maju.
 Waktu dan
kesempatan
PR Dinas sendiri sudah Faktor
menjalankan pendukung dari
tugasnya dengan dinas:
baik dengan banyak  Mengadaka
ada diklat, fasilitas n kegiatan
memadai, sertifikat diklat,
juga selalu ada, maupun
makan disediakan pelatihan
dari sana, khusus,
pemberitahuan juga workshop
mudah mbak, yang dengan
terbaru dan rutin.
ngetrend di guru-  Memberika
guru, semua guru n informasi
tahu sekarang, yang dengan
itu info online di mudah, baik
web, dengan surat
Sekolah juga undangan
mendorong kami atau
untuk maju, informasi di
memotivasi, halaman
mefasilitasi, website
memberi informasi Dinas.
sebanyak mungkin  Semua
melalui koordinator fasilitas
SDM maupun yang
kepsek turun dibutuhkan
sendiri. selama
Kalau saya dari diri kegiatan
sendiri tentunya ditanggung
hilangkan malas ole Dinas.

184
dan manja, niat lah Faktor
untuk mencari pendukung dari
kebaikan dan demi lembaga/sekol
anak-anak, tujuan ah:
kita sebenarnya ya  Motivasi
untuk anak-anak itu Kepala
mbak. Sekolah
bagus
 Informasi
terbuka dan
adil
 Ada
anggaran
dana jika itu
undangan
resmi atau
tugas resmi
sekolah.
Faktor
pendukung dari
dalam diri:
 Niat/motiva
si untuk
maju.
 Waktu dan
kesempatan
 Hilangkan
rasa malas.
AK Dinas dulu ya Faktor
mbak, kalau saya pendukung dari
pribadi dinas sudah dinas:
bagus dalam hal  Mengadaka
dukungan, dinas n kegiatan
sudah memberikan diklat,
yang terbaik kepada maupun
guru-guru di pelatihan
Sleman ini. Dinas khusus,
itu fleksibel dan workshop
mudah untuk akses dengan
info-info ada rutin.
webnya dinas di  Memberika
internet, ada n informasi
anggaran saat kita dengan
diklat jadi kita tidak mudah, baik
mengeluarkan dengan surat
biaya apapun, undangan

185
kegiatannya juga atau
sebenarnya bisainformasi di
dibilang rutin dan halaman
bagus-bagus sesuai website
dengan Dinas.
perkembangan  Semua
dalm dunia fasilitas
pendidikan, misal yang
sekarang lagi heboh dibutuhkan
k13 maka ada selama
pelatihan tentang kegiatan
K13, kemudian ditanggung
sekolah juga ole Dinas.
mendukung misal Faktor
motivasi kepala
pendukung dari
sekolah, karena
lembaga/sekol
kepala sekolah saat
ah:
ini orangnya aktif Motivasi
dan pintar mbak Kepala
sudah S2 juga jadi Sekolah
banyak kegiatan, bagus
 Informasi
terus ada informasi
yang disampaikan terbuka dan
secara langsung adil
terkadang asa dana Ada
atau uang saku. anggaran
Terakhir dari diri dana jika itu
sendiri tentunya undangan
niat yang paling resmi atau
mempengaruhi, tugas resmi
terus wujudkan niat sekolah.
itu dengan banyak Faktor
tanya dan banyak pendukung dari
membaca. dalam diri:
 Niat/motiva
si untuk
maju.
 Cari
informasi
dengan
bertanya dan
membaca.
WY Dinas dan sekolah Faktor
sama-sama pendukung dari
memberikan dinas:
dukungan kepada

186
guru-gurunya untuk  Mengadaka
lebih baik, karena n kegiatan
ya guru disini kan diklat,
beda-beda ya mbak, maupun
ada yang pelatihan
pengalamanya khusus,
banyak ada yang workshop
biasa dan lain-lain, dengan
kalau dinas ya rutin.
selalu membuat  Memberika
kegiatan meski gak n informasi
semua tertuju untuk dengan
guru sekolah dasar, mudah, baik
dinas banyak dengan surat
mengadakan diklat undangan
tapi ya kami gak atau
selalu ikut, sarana informasi di
sudah dari sana, halaman
semua keperluan website
kaya moduk dari Dinas.
sana, informasi juga  Semua
bisa dengan mudah fasilitas
kita akses dari yang
internet, acaranya dibutuhkan
juga gak terlalu selama
memakan waktu kegiatan
lama, ya paling 2 ditanggung
sampai 3 hari mbak, ole Dinas.
sekolah juga kalau Faktor
ada undangan pendukung dari
langsung lembaga/sekol
ditawarkan kepada ah:
guru, atau nggak  Motivasi
kalau guru yang Kepala
punya mental lebih, Sekolah
langsung bagus
mengajukan diri ke  Informasi
kepsek, dana juga cepat
ada, kepsek ya ditawarkan
sering diklat, sering kepada
memotivasi kami, guru.
kalau guru sendiri  Ada
yang penting anggaran
kemauan, niat, dana jika itu
keberanian dan undangan
tentunya waktu resmi atau

187
mbak, itu harus tugas resmi
seimbang biar bisa sekolah.
berjalan, PKB Faktor
jalan. pendukung dari
dalam diri:
 Niat/motiva
si untuk
maju.
 Waktu dan
keberanian
.
15. Apakah EP Ya, sebenarnya Hambatan dari Faktor penghambat dari
faktor kalau hambatan dinas adalah sekolah/lembaga:
penghambat dari dinas dan keterbatasan  Belum bisa memfasilitasi
dalam lembaga hampir kuota, kuota uang saku bagi peserta
pelaksanaan tidak ada mbak, peserta diklat mandiri.
kegiatan bagus-bagus pelatihan perlu  Keterbatasan dalam
PKB? semua, semua ditambah, menugaskan guru yang
(Lembaga, mendukung, ya kemudian mengikuti pelatihan
Dinas Diri mungkin kalau materi Faktor penghambat dari
Sendiri) dinas lebih ke pengembagan dinas:
jumlahnya kuota profesi kadang  Tidak ada hambatan
peserta saat diklat kurang konkrit, mungkin sebatas
perlu ditambahkan, sehingga sulit keterbatasan kuota.
biar guru yang pergi dipahami.  Materi kadang sulit
diklat tidak hanya Hambatan dari dipahami bagi sebagian
satu orang, dan juga sekolah hampir guru.
materinya dikonkri tidak ada, Faktor penghambat dari
kan lagi. Sekolah hanya masalah diri sendiri:
apa ya, ya mungkin keterbatasan  Kemauan untuk maju
masalah dana saja, dana untuk kadang terhambat oleh
kadang tidak ada uang saku, kesibukan dan malas.
anggaran, serta fasilitas  Kesehatan
tergantung situasi, untuk diklat
 Keterbatasan informasi
jika itu mandiri ya mandiri
seta kemampuan
sekolah tidak ada sekolah tidak
menggunakan TIK
uang saku, kalau terlibat.
lemah.
hambatan dari diri Hambatan dari
 Waktu yang kurang tepat
sendiri tentunya, diri sendiri
dengan keadaan guru.
kalau saya, ya adalah waktu
kesehatan karena yang tidak  Tidak berani izin ke
sekolah.
sudah tua, tepat,
kemudian waktu kemudian,
yang kadang kesehatan dan
kurang tepat, terus niat yang
juga niat yang

188
belum terkumpul kurang
semua, mungki optimal.
faktor usia mbak.
Saya juga kurang
nenguasai TIK jadi
kadang tertinggal.
FK Dinas dan sekolah Hambatan dari
tidak ada hambatan dinas adalah
mbak, baik-baik keterbatasan
saja, namun kuota, kuota
terkadang peserta
undangan diklat pelatihan perlu
dari dinas itu ditambah,
terbatas, hanya kemudian
untuk satu atau dua materi
orang guru saja, Hambatan dari
jadi kuota perlu sekolah hampir
diperbanyak lagi, tidak ada,
kalu sekolah gak hanya masalah
ada hambatan, keterbatasan
Cuma kita aja yang dana untuk
sungkan jika terlalu uang saku, jika
banyak izin anggaran
meninggalkan kelas sedang kosong.
untuk ikut diklat, Hambatan dari
dana kalau diri sendiri
passekolah gak ada adalah waktu
anggaran ya kita yang tidak
harus bisa mengerti tepat,
keadaan. Tapi kemudian, dan
dukungannya baik, niat yang
diri sendiri yang kurang
paling menghambat optimal.
tentunya keinginan
yang lemah dan
waktu mbak, anak-
anak jangan terlalu
sering ditingal,
nggak enak sama
wali murid di sini.
Dikiranya lepas
tanggung jawab.
SR Gak ada hambatan Hambatan dari
yang berarti mbak dinas adalah
jika dari sekolah hampi tidak
dan dari dinas, ada hanya

189
semua baik, kepsek keterbatasan
menyampaiakan kuota, kuota
dan melaksanakan peserta
tugasnya dengan pelatihan perlu
baik kalau masalah ditambah,
dana memang Hambatan dari
terkadang itu tidak sekolah hampir
ada, tapi itu wajar, tidak ada,
ya namanya hanya masalah
sekolah banyak keterbatasan
kebutuhannya, dana untuk
dinas juga hanya uang saku,
masalah sedikitnya namun itu hal
peserta yang wajar,
diambil dari satu Hambatan dari
sekolah, misal diri sendiri
hanya adalah waktu
membutuhkan satu yang tidak
guru. Kalau yang tepat karena
paling menghambat menambah
ya, niat yang tugas guru,
kurang semangat, kemudian, dan
serta waktu yang niat yang
harus ditinggalkan kurang
menambah tugas optimal.
menumpuk, misal
kita tinggal diklat
seminggu ya kita
harus menyiapkan
tugas untuk siswa
sebanyak
memenuhi satu
minggu, materi juga
harus di kemas
dengan baik, agar
guru pengganti
tidak bingung, jadi
ya hal seperti itu
menghambat
karena memakan
banyak waktu.
Meninggalkan
siswa lama juga
tidak baik. Kalau
saya sudah tidak

190
terlalu tertarik
untuk karier.
PR Dinas dan sekolah Dinas dan
tidak menghambat sekolah hampir
mbak, sekolah tidak adan
terbuka dalam hambatan,
menawarkan hanya masalah
kesempatan, dinas keterbatasan
juga bagus dalam kuota sehingga
menyiapkan segala sekolah
fasilitas, Cuma bingung dalam
kuotanya sedikit menentukan
yang bisa ikut, jadi guru yang akan
kadang sekolah ditugaskan
memilih gurunya untuk
jadi bingung. Yang pelatihan,
paling menghambat hambatan
ya niat mbak, apa- utama terletak
apa kalau niatnya pada niat
sudah kendor ya masing-masing
segala hal terlihat guru.
jadi berat dan
semua jadi
hambatan, padahal
kalau niatnya
bagus, semua juga
mendukung semua
juga terasa ringan,
mbak.
AK Dinas itu mbak, Hambatan dari
lebih baik jika dinas adalah
memungkinkan, keterbatasan
kuotanya ditambah kuota, kuota
daripada yang bisa peserta
berangkat hanya pelatihan perlu
sedikit, satu orang ditambah,
nanti yang lain pada kemudian
iren, karena yang Hambatan dari
butuh untukdiklat sekolah hampir
itu gak hanya satu tidak ada,
atau dua terutama hanya masalah
yang ingin naik sedikitnya guru
pangkat itu lebih yang ditunjuk
perlu untuk ikut
diberangkatkan, pelatihan
jadi hambatan itu karena kuota

191
juga jadi hambatan dari dinas
buat sekolah, sedikit
sekolah jadi hanya Hambatan dari
bisa menugaskan diri sendiri
satu guru untuk ikut adalah waktu
diklat dinas, terus yang tidak
juga KKG itu tepat,
terkadang kurang kemudian, dan
optimal karena niat yang
sering vakum, jadi kurang
kegiatannya sering optimal.
terhambat, terus diri
sendiri waktu, niat
yang kurang dan
keberanian
nembung ke kepsek
itu juga
menghamabat.
16. Bagaimanak EP Kalau saya Upaya-upaya Upaya-upaya yang
ah upaya- mengatasi yang dilakukan dilakukan guru-guru SD
upaya hambatan itu ya guru antara Negeri Demakiijo I dalam
bapak/ibu sebaiknya karena lain: mengatasi hambatan dalam
guru dalam dengan adanya memberikan kegiatan PKB dilakukan
mengatasi kuota yang sedikit saran kepada dalam berbagai cara
hambatan dari dinas, ya kita dinas bahwa seperti, memberikan saran
tersebut? cari info lain kuota dalam kepada dinas melalui
sebanyak mungkin, suatu pelatihan kepala sekolah agar dinas
karena perlu menambah kuota peserta
pengembangan ditambah, dalam kegiatn
selain dinas juga menambah pengembangan, menambah
banyak, kita informasi dan kegiatan pengembangan
pandai-pandai aja mencari PKB melalui pengembagan
cari informasi, terus kegiatan mandiri di luar dinas,
juga penegembanga berperan lebih aktif dalam
mengoptimalkan n profesi di luar KKG gugus Gamping,
kegiatan dalam dinas, lebih meningkatkan Kinerja
KKG, belajar TIK akfif dalam Guru dalam PKG, tidak
pelan-pelan atau kegiatan KKG, mengandallkan dinas dan
minta tolong guru meningkatkan lembaga, membuat media
lain atau keluarga keterampilan yang lebih menarik dan
yang lebih muda dalam inovatif, memperbanyak,
untuk masalah TIK. menggunakan mencari informasi, relasi,
Jika sekolah tidak TIK, dan tidak serta terus memotivasi diri
ada dana ya jangan selalu melalui banyak membaca
terlalu kecewa, kita tergantung dan dan terus berlatih dalam
tidak boleh terlalu mengandalkan keseharian guru.

192
bergantung pada dinas dan
sekolah dan dinas. sekolah dalam
Yang penting lagi kegiatan
jangan kehilangan pengembangan
niat untuk maju, keprofesian
niat harus selalu berkelnjutan
ada. (PKB)
FK Memperbanyak Upaya yang
relasi, agar lebih dilakukan guru
banyak teman dengan cara
untuk bertukar menambah,
pendapat, ilmu dan informasi dan
pandangan, relasi,
memberikan saran memberikan
agar dinas bisa saran
menambah kuota, penambahan
saran bisa jumlah peserta
disampaikan dalam kegiatan
melalui kepala PKB di dinas,
sekolah, rajin mencari
membuka web kegiatan
dinas, mencari pengembangan
program profesi di luar
pengembangan lain dinas,
di luar dinas kembangkan
tentunya, KKG.
optimalkan apa
yang ada dalam
kelompok guru,
karena itu yang
paling mudah
dijalankan saat ini,
selalu optimis.
SR Jika dinas ada Selalu
kegiatan ya kita berusaha agar
langsung ikut atau bisa terpilih
mengajukan diri aja dan ikut
mbak ke kepala kegiatan
sekolah, jadi pengembangan
kesempatan tidak dari dinas,
terlewatkan, saran
menambah kuota penambahan
belum tentu bisa kuota oleh
dilaksanakan oleh dinas,
dinas, jadi kita cari mengikuti
solusi lain diluar pengembanagn

193
dinas, ikut profesi
pengembangan mandiri, ikuti
secara mandiri, cari kegiatan PKG,
info sanan sini, dan KKG
aktif KKG,PKG dengan giat,
serta jangan lupa memotivasi
latian membuat diri.
karya ilmiah, ini
saya lagi
merencanakan hal
itu, selain itu karena
saya lemah
menggunakan
komputer saya
harus banyak
mencatat serta
mencari buku-buku
manual, terus
memotivasi diri
sendiri entah itu
dengan jabatan
yang bisa naik,
ataupun ilmu yang
semakin banyak.
PR Ya cari informasi Perbanyak
lebih banyak, informasi,
pengembangan tidak
jangan hanya bergantung
mengandalkan pada lembaga
dinas dan lembaga dan dinas, ikut
saja, ilmu bisa dalam kegiatan
diperoleh darimana KKG, mencari
saja dan kapan saja, pengembangan
tergantung sejauh profesi dari
mana kita sebagai lembaga
guru mau berusaha pendidikan
untuk mencarinya, lain, misalnya
sekolah tidak bisa dari
meminta semua Universitas
guru pergi ke tertentu.
kegiatan
pengembangan dari
dinas, ya kita cari
lain, misal dari
PKG, KKG, dari
organisasi

194
pendidikan yang
lain, atau bahkan
dari UNY, ada
seminar banyak
untuk guru dari
kampus-kampus
Negeri di Jogja
yang bisa dijadikan
sumber belajar.
AK Memperbanyak lagi Memperbanya
kegiatan k kegiatan
pengembangan pengembangan
PKB saya, sebagai , rajin
guru, baik itu dari mengikuti
dinas jika memang seminar dari
ada kuota yang sumber
lebih dari satu manapun tidak
orang, terus rajin- harus dari
rajinlah ikut dinas, pandai
seminar dan mengatir dan
pelatihan di memanfaatkan
berbagai instansi waktu,
pendidikan yang mengembangk
lain, sekolah sudah an
memberi yang keterampilan
terbaik, maka kita dalam
sebagai guru harus membuat
memberikan timbal media
balik yang setara ya pembelajaran.
salah satunya
dengan lebih
mandiri dalam
mengembangangka
n profesi namun
dengan catatan
tugas sebagai
pendidik jangan
dilupakan, jadi ya
harus pandai-
pandai mengatur
dan memanfaatkan
waktu. Oh iya
menambah media
untuk anak juga
termasuk hal yang
bisa dilakukan

195
WY Lebih berani Berani
nembung ya mbak, meminta izin
karena kuota kepada kepala
terbatas, jika sekolah untuk
kepsek sudah ikut dalam
menawarkan, jika kegiatan
kita butuh ya pengembangan
lansung , memberi
menawarkan diri saran kepada
saja, namun saran sekolah agar
saya sebaiknya meratakan
sekolah meratakan penugasan
kesempatan, diklat dari
misalnya mencari dinas, belajar
data guru yang menulias PTK
paling kurang atau makalah
dalam kegiatan ilmiah, aktif
pengembangan, dalam kegiatan
maka guru itu yang KKG,
diberi tugas, ketika memperbanyak
semua kebagian membaca dan
baru selanjutnya berlatih serta
diratakan, selain itu menambah
ya ikut PKB yang karya inovatif.
lain, misal menulis
PTK atau makalah
ilmiah, KKG yang
vakum segera
diaktifkan lagi,
banyak baca,
banyak bertanya,
dan banyak-banyak
belajar berlatih,
misal menambah
karya inovatif
media
pembelajaran.
17. Apakah EP Belum, mbak. Belum optimal, Kegiatan PKB di SD
menurut Belum optimal ya karena guru Negeri Demakijo I
bapak/ibu alesanya maem- memiliki niat Gamping, Sleman belum
guru macem mbak, dan tingkat optimal, karena guru
program karena kadang guru kerajinan yang memiliki niat, semangat,
PKB di ada yang rajin ada berbeda-beda. pengetahuan, usaha yang
sekolah ini yang biasa saja, berbeda-beda, ada guru
sudah terus kalau saya yang rajindan ada guru
berjalan pribadi juga belum yang kurang rajin,

196
dengan mampu membuat keterampilan publikasi
optimal? karya yang ilmiah dan membuat karya
Mengapa? innovatif dan inovatif yang masih
publikasi ilmiah rendah.
karena masalah
waktu dan
kurangnya skill
dalam bidang
tersebut, terutama
masalah TIK.
Hambatan utama
guru-guru disini ya
niat kesempatan
dan kesadaran diri
mbak.
FK Belum, ya karena Belum optimal,
masalah kemauan karena guru
untuk maju memiliki niat,
berbeda-beda, waktu serta
masalah waktu juga informasi yang
berpengaruh, berbeda-beda.
karena tidak enak
meninggalkan
siswa lama-lama.
Serta ya
keterbatasan
informasi dalam
mencari info diklat-
diklat atau seminar,
kalau pas ada
mungkin waktunya
kurang tepat, terus
juga guru sini
belum ada yang
membuat karya
tulis ilmiah, karena
belum terbiasa, dan
belum menguasai
ilmunya.
SR Belum mbak, ya Belum optimal,
karena karena guru
semangatnya memiliki niat,
kurang, waktunya pengetahuan
juga gak tepat, dan kesibukan
kesibukan masing- yang berbeda-
masing dalam beda.

197
mengajar dan
ngurus keluarga,
serta keterbatasan
ilmu dalam
menulis, kecuali itu
terpaksa untuk
jabatan baru ada
gerakan menulis
ilmiah sebisa dan
semampunya, kaya
saya mau nulis
nanti mbak.
PR Belum mbak, Belum optimal,
banyak guru yang karena guru
belum memiliki niat
memodifikasi dan
media dan keterampilan
membuat media publikasi
yang bagus, serta ilmiah yang
hampir semua guru masih rendah.
belum mampu
membuat KTI.
Diklat juga belum
banyak-banyak
banget.
AK Belum optimal, Belum optimal,
karena wawasan karena guru
guru terkait memiliki niat,
pengembangan pengetahuan
kadang hanya dari dan
dinas ataupun KKG keterampilan
gugus serta media publikasi
yang dibuat juga ilmiah yang
terbatas, apalagi masih rendah.
kita juga belum
mampu
mempublikasikan
sebuah karya tulis
yang bagus, misal
PTK yang sesuai
masalah di kelas
masing-masing.
Sudah mulai mager
menulis mbak, beda
dengan saat kuliah.

198
WY Belum, banyak Belum optimal,
guru yang belum karena guru
mengembangkan memiliki niat
dirinya melalui dan
PTK ataupun keterampilan
laporan. publikasi
Pengembangan ilmiah yang
profesi aja masih masih rendah.
belum merata
mbak.
18. EP Ya, intinya kami Guru masih Guru-guru SD Negeri
masih ingin ingin Demakijo I Sleman,
menambah menambah memiliki keinginan dan
wawasan dan wawasan dan gagasan yang beragam
pengetahuan jika pengetahuan. menngenai pengembangan
ada waktu dan keprofesian berkelanjutan
kesempatan, karena (PKB), seperti ingin
sekolah menambah wawasan,
mendukung. jangan hanya memandang
FK Ya,sekolah ini Sekolah jabatan serta tingkatkan
sebenarnya sudah menyiapkan kegiatan PKB dengan
menganggarkan anggaran untuk benar.
dana untuk kegiatan
pelatihan membuat pengembangan
karya tulis ilmiah profesi guru
tapi programnya namun belum
belum terlakssana.
terlaksana.sekolah
ini masih ingin
maju sebagai
sekolah andalan
dengan guru yang
profesional
SR Ya, jangan terlalu Jangan hanya
mengejar memandang
pengembangan PKB untuk
profesi jika kenaikan
memang tujuannya jabatan saja.
hanya untuk
jabatan, yang jelas
kita ingin selalu
ikut kegiatan PKB
semampunya
PR Teruslah bergerak Tingkatakn
dan berkarya agar kerajinan
hambatan bisa dalam

199
terasa ringan, mengikuti
misalnya sengan kegiatan PKB.
terus aktif dalam
PKB untuk tahun-
tahun depan,
perbaiki dan
tingkatkan kegiatan
PKB
AK Tingkatakan lagi Tingkatakn
partisipasi dalam partisipasi dan
kegiatan kerajinan
pengembangan dalam
keprofesian mengikuti
berkelanjutan. kegiatan PKB.
WY Semangat Tingkatkan
meningkatkan PKB kegiatan PKB,
dengan perbanyak serta saran bagi
diklat maka dinas Dinas dan
dan sekolah harus Sekolah terkait
adil dan merata penugasan
dalam memberi diklat
tugas.

Lampiran 4. Reduksi Data, Penyajian Data dan Kesimpulan Hasil Wawancara


dengan Koordinator Pengembangan SDM SD Negeri Demakijo I.
REDUKSI DATA, PENYAJIAN DATA DAN KESIMPULAN HASIL
WAWANCARA DENGAN KOORDINATOR PENGEMBANGAN SDM SD
NEGERI DEMAKIJO I TERKAIT UPAYA KEGIATAN GURU DALAM
MENGIKUTI PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN (PKB)

No. Pertanyaan Jawaban Reduksi Kesimpulan


1. Apakah “iya mbak tugas Kegiatan PKB Kegiatan PKB
bapak sudah pengembangan profesi merupakan kegiatan dari merupakan salah satu
mengetahui guru yang sedang pemerintah atau dinas kegiatan program
salah satu berjalan saat ini, yang dilaksanakan secara pengembangan profesi
program kegiatannya terencana serta bertahap dari pemerintah atau
pengemban bermacam-macam, selama seorang guru dinas yang dilaksanakan
gan profesi terencana, bertahap masih menjalankan secara terstruktur,
berupa dan berkelnjutan, jadi profesinya sebagai guru terencana serta
PKB? tidak cukup sekali, serta harapannya guru berkelanjutan disesuaikan
Apakah guru harus terus aktif bisa lebih profesional. dengan kebutuhan guru.
selama masih jadi Tujuannya adalah agar

200
pengertian guru. Sehingga nanti guru lebih profesional
PKB? diharapkan guru lebih dalam bekerja.
profesional, lebih
mumpuni saat
mengajar”
2. Bagaimana PKB merupakan PKB merupakan Koordinator
pandangan program/kegiatan program/kegiatan yang pengembangan SDM
bapak yang bermanfaat bagi bermanfaat bagi guru. memandang PKB
terkait sekolah serta para Program PKB mampu merupakan
program guru, kegiatan PKB ini meningkatkan wawasan, program/kegiatan yang
PKB? sangat berguna sekali pengetahuan dan bermanfaat dan berguna
terutama bagi guru kompetesi dari seorang bagi s guru. Program
yang mempunyai jiwa guru. Kegiatan PKB bisa PKB mampu
belajar yang tinggi, dilaksanakan sesuai meningkatkan wawasan,
PKB ini memberikan dengan kebutuhan, waktu pengetahuan dan
tempat bagi guru agar serta kesempatan yang kompetesi dari seorang
kemampuannya dimiliki oleh guru. Guru guru karena dilaksankan
senantiasa terasah bisa memilih sesuai secara bertahap dan
lebih bagus lagi, PKB dengan keinginan berkesinambungan.
ini bisa dilakukan mereka. Kegiatan PKB bisa
kapan saja asal ada dilaksanakan sesuai
kegiatan yang dengan kebutuhan, waktu
berlangsung seta guru serta kesempatan yang
ada waktu dan dimiliki oleh guru. Guru
kesempatan, jadi bisa memilih sesuai
berguna sekali. dengan keinginan
mereka.
3. Bagaimana Guru menerima Guru memandang PKB Guru memandang PKB
kah adanya kegiatan PKB sebagai program sebagai salah satu
pandangan tersebut, sebenarnya pengembangan profesi program pengembangan
guru tidak ada penolakan yang bermanfaat bagi profesi yang bertujuan
terhadap dari mereka, kegiatan peningkatan mutu dan untuk menambah kualitas
program ini dipandang kualitas profesional dan kinerja serta bermanfaat
PKB? bermanfaat. Guru kinerja mereka sebagai bagi peningkatan mutu
menyadari kebutuhan seorang pendidik. kompetensi guru sebagai
akan pengetahuan, seorang pendidik yang
kinerja juga harus bertanggung jawab
terus-menerus terhadap profesinya..
meningkat, tentunya
dari pembelajaran.
Guru ingin dirinya
lebih profesional.
4. Apa sajakah “diklat, membuat Diklat, Membuat Media, Kegiatan pengembangan
upaya media sederhana PKG, Workshop, dan profesi yang pernah
kegiatan bareng siswa di kelas, Seminar. diikuti oleh guru meliputi
yang diikuti KKG gugus Gamping, kegiatan diklat, membuat

201
oleh PKG, Workshop atau media, PKG, workshop
sekolah/gur ikut seminar ya itu dari dan seminar.
u dalam dulu seperti itu mbak,
program karya ilmiah memang
pengemban jarang ada”
gan
keprofesian
berkelanjuta
n atau PKB
?
5. Apakah “Ada mbak” Ada guru yang telah Sebagian besar guru telah
guru mengikuti kegiatan mengikuti kegiatan
mengikuti pengembangan guru. pengembangan diri,
kegiatan meskipun tidak
pengemban dilaksanakan secara rutin.
gan diri?
6. Program/ke “kegiatanya cukup Seminar, KKG di tingkat Kegiatan pengembangan
giatan variatif mabak ada gugus, dan Workshop, diri dari program PKB
pengemban seminar, diklat, KKG yang pernah dilaksanakan
gan diri apa dulu waktu masih aktif oleh guru meliputi,
saja yang mbak,sekarang seminar, KKG tingkat
pernah sepertinya juga mulai gugus serta Workshop.
diikuti oleh mau bangkit lagi KKG
guru? nya, ya workshop itu
juga Cuma di tingkat
KKG gugus, tapi ya
tidak semua kegiatan
berjalan dengan baik
dan lancar.
7. Apakah Ada mbak, ya Kegiatan pengembangan Pengembangan
guru pernah semacam pelatihan yang pernah diikuti guru keprofesian dalam diklat
mengikuti implementasi K13 dalam rangka diklat fungsional yang pernah
kegiatan kemarin itu, lalu fungsional meliputi diikuti oleh guru-guru
diklat diklat-diklat dari dinas diklat, pelatihan khusus meliputi kegiatan diklat,
fungsional maupun UPT, setahu dan pelatihan k13. seperti diklat TIK,
seperti saya mereka pelatihan implementasi
kursus, mengikuti diklat ya kurikulum 2013 dan lain-
pelatihan, lumayan. lain.
penataran,
dan lain-
lain?
8. Apakah “KKG itu sesuai Kegiatan pengembangan Kegiatan pengembangan
guru dengan kelasnya, dari diri yang tertuang dalam diri yang tertuang dalam
mengikuti kelas I-VI, yang PKG kegiatan kolektif guru, kegiatan kolektif guru,
kegiatan juga ikut karena dilakukan melalui dilakukan melalui
kolektif mereka punya beberapa kegiatan beberapa kegiatan

202
guru seperti kewajiban disitu. kelompok guru seperti kelompok guru seperti
IHT, Kemitraan sekolah Kelompok Kerja Guru Kelompok Kerja Guru
seminar, tidak ada untuk saat (KKG) selain itu kegiatan (KKG) yang merupakan
PKG, KKG, ini, tidak tahu yang masih berjalan aktif gabungan dari guru-guru
program kedepannya mungkin yaitu kegiatan Penilaian sekolah dasar dalam satu
kemitraan bisa rencanakan, kalau Kinerja Guru (PKG). gugus, selain itu kegiatan
sekolah, workshop guru ada Kegiatan kemitraan yang masih berjalan aktif
atau yang pernah ikut baik sekolah belum bisa yaitu kegiatan Penilaian
workshop? di dinas, UPT atau dari dilaksanakan. Kinerja Guru (PKG).
KKG Gamping” Kegiatan kemitraan
sekolah belum bisa
dilaksanakan.
9. Apakah “setahu saya belum Kegiatan publikasi ilmiah Kegiatan publikasi ilmiah
guru pernah ada guru dari SD belum berjalan dan belum merupakan bagian dari
mengikuti Demakijo I yang dilaksanakan degan kegiatan PKB yang masih
kegiatan membuat karya optimal oleh guru-guru di belum bisa berjalan
publikasi kemudian di SD Negeri Demakijo I dengan lancar di sekolah
ilmiah? publikasikan. Kami gamping. ini, dikarenakan
masih merencanakan partisipasi guru dalam
program pegembangan bidang ini masih belum
guru dalam penulisan terealisasikan dengan
KTI. optimal..
10. Apakah “kalau publikasi Kegiatan publikasi ilmiah Kegiatan publikasi ilmiah
guru pernah ilmiah, ya jujur saja itu seperti presentasi ilmiah, seperti presentasi ilmiah,
melakukan kekurangan kami, membuat KTI, laporan membuat KTI, laporan
presentasi guru-guru kami, kami hasil penelitian, membuat hasil penelitian, membuat
di forum keterbatasan dalam modul, karya terjemahan modul, karya terjemahan
atau masalah publikasi maupun buku pedoman maupun buku pedoman
menbuat mbak, ya karya-karya guru, belum berjalan guru, belum berjalan
karya tulis ilmiah seperti PTK dengan optimal. dengan optimal karena
ilmiah, ataupun laporan masih jarang guru yang
laporan penelitian belum bisa melaksanakannya.
hasil terlaksana.” Sehingga kegiatan
penelitian, publikasi ilmiah menjadi
membuat salah satu kegiatan PKB
dan yang paling belum
mempublik berjalan dengan optimal.
asikan
buku/modul
, karya
terjemahan,
ataupun
buku
pedoman
guru?

203
11. Apakah “maksudnya media ya Karya inovatif yang Karya inovatif yang
guru pernah mbak, kalau itu ya pernah dilakukan guru pernah dilakukan guru
membuat guru-guru sering berupa kegiatan membuat berupa kegiatan membuat
karya membuat saat di kleas, media pembelajaran media pembelajaran
inovatif? tapi ya yang gampang- sederhana dan mudah sederhana dan mudah
gampang dan tidak pembuatannya. pembuatannya. Media
menyusahkan wali, tersebut di buat bersama-
karena nanti wali yang sama dengan siswa saat
menyiapkan alat dan pembelajaran di kelas.
bahan dari rumah”
12. Apakah “beberapa guru Guru belum mengikuti Kegiatan dalam
guru pernah memang ada yang pelatihan penyusunan menunjang pengalaman
mengikuti terlihat semangat saat standart soal maupun guru dalam pembuatan
program mendanpingi anak saat membuat karya seni karya inovatif dilakukan
penyusunan membuat media dalam pendidikan, namun melalui diklat atau
standar sederhana di kelas, guru sudah mampu pelatihan pembuatan
soal/evaluas namun kakau terkait membuat media media. Namun belum
i, kegiatan pelatihan sederhana dalam proses semua guru mampu
pembuatan penyusunan standar pembelajaran. menerapkan kegiatan
media soal serta membuat yang telah diperoleh dari
pembelajara karya seni, saya rasa kegiatan pengembangan
n, dan atau belum pernah” dalam proses
pembuatan pembelajaran. Guru
karya seni belum membuat media
dalam dalam bentuk karya seni
bidang serta ikut pelatihan
pendidikan? penyusunan standar soal.
13. Apakah ”membuat media di Kegiatan guru dalam Kegiatan guru dalam
guru pernah kelas tentu ada mbak pembuatan karya inovatif pembuatan karya inovatif
membuat ada di kelas biasanya dilakukan dalam bentuk dilakukan dalam bentuk
atau guru menyimpan media pembelajaran media pembelajaran
memodifika hasilnya diruang kelas visual sederhana dalam visual sederhana dalam
si sekaligus untuk hiasan suatu proses suatu proses
alat/media dan bukti jika pembelajaran. Guru pembelajaran. Guru
pembelajara diperlukan, kalau mebelum memodifikasi belum membuat atau
n? memodifikasi alat alat/media pembelajaran. memodifikasi alat/media
sepertinya belum” yang lebih menarik,
inovatif serta
meningkatkan nilai
manfaat dari media
sebelumnya.
14. Apakah “meningkatakan Meningkatkan Meningkatkan
alasan kualitas guru, sehingga profesionalitas guru agar kemampuan akademik
sekolah guru yang ikut PKB lebih berpengalaman. dan profesional dari guru-
dalam akan lebih luas Guru yang memiliki guru di sekolah. Guru
mengikuti wawasan dan wawasan luas akan yang profesional

204
program/ke pengalamnya, mampu menyesuaikan diharapkan mampu
giatan sehingga mereka lebih tuntutan kemajuan menciptakan sebuah
PKB? baik lagi dalam zaman. pembelajaran yang lebih
menjalankan tugas dan kreatif, kondusif dan
kewajibanya dalam menarik. guru yang
mengajar serta berpengalaman akan
meningkatkan kualitas mampu menyesuaikan
kinerja guru-guru. diri dengan tuntutan
Profesional tidak kemjuan zaman.
hanya bisa mengajar
dan memberi nilai,
namun guru juga harus
mampu bekerja dalam
bnyak situasi dan
tuntutan kemajuan”
15. Bagaimana ”mengusahakan yang Rencana kedepan dari Rencana kedepan dari
kah rencana terbaik untuk sekolah adalah memberi sekolah adalah memberi
kedepan kemajuan sekolah yang terbaik bagi para yang terbaik bagi para
terkait serta para guru-guru guru. Sekolah juga guru. Sekolah juga
dengan kami tentunya, terus menginginkan agar guru menginginkan agar guru
program/ke memberikan dorongan mempunyai kesadaran mempunyai kesadaran
giatan kepada mereka, namun tinggi untuk berkembang, tinggi untuk berkembang,
PKB? tentunya saya berharap mampu menilai diri mampu menilai diri
mereka juga sendiri dari segi potensi sendiri dari segi potensi
berkeinginan dan kekurangan. dan kekurangan.
meningkatkan Memperbaiki kegiatan Termasuk mengikuti
ilmunya, guru harus PKB. kegiatan PKB dengan
mampu melihat sungguh-sungguh.
potensinya lalu Karena PKB seharusnya
kembangkan itu, ya dilakukan secara bertahap
tidak baik perbaiki. dan berkesinambungan,
Kita tetap memotivasi selama guru menjalani
namun kika mereka tugasnya sebagai
tidak berusaha akan pendidik dan Pegawai
percuma. Semoga Negeri Sipil (PNS).
kedepanya kegiatan
PKB bisa berjalan
dengan semestinya
dengan benar”
16. Apakah “tiga dari yang mbak Faktor pendukung dari Faktor pendukung dari
faktor sebutkan itu semuanya Lembaga/sekolah : Lembaga/sekolah :
pendukung mendukung, ya dinas  Memberikan informasi  Memberikan informasi
dalam rutin ada diklat, terkait dengan adanya terkait dengan adanya
pelaksanaan seminar atau apaun diklat ataupun diklat ataupun
kegiatan keiatannya biasanya pelatihan. pelatihan.
PKB? ada edaran atau

205
(Lembaga, undangan ke sekolah  Dukungan atau  Dukungan atau
Dinas Diri atau langsung ke semangat dari Kepala semangat dari Kepala
Sendiri) gurunya. Fasilitas Sekolah. Sekolah.
dinas juga bagus,  Menindak lanjuti  Menindaklanjuti
infonya mudah dicari. undangan dari dinas undangan dari dinas
Sekolah juga selalu dengan menyampaikan dengan menyampaikan
menawarkan kepada dan menawarkan dan menawarkan
guru, memberikan undangan kepada guru undangan kepada guru
motivasi dan informasi terkait diklat dari dinas. terkait diklat dari dinas.
sebanyak mungkin,  Memberikan fasilitas  Memberikan fasilitas
undangan ada berupa uang saku jika berupa uang saku jika
langsung kami sekolah mempunyai sekolah mempunyai
beritahukan kepada angaran serta kegiatan angaran serta kegiatan
guru, guru nanti bisa tersebut demi tersebut demi
mengajukan diri siapa kepetentingan sekolah kepetentingan sekolah
yang mau berangkat, dan guru. dan guru.
terkadang kami Dukungan dari Dinas: Dukungan dari Dinas:
menunjuk saja, biar  Mengadakan kegiatan  Mengadakan kegiatan
ada yang mau tidak diklat ataupun pelatihan diklat ataupun pelatihan
pada sungkan satu secara bertahap dan secara bertahap dan
sama lain jika harus rutin. rutin.
mengajukan namanya,  Memberikan dan  Memberikan dan
selain itu semangat an menanggung semua menanggung semua
kemauan yang kuat kebutuhan diklat. kebutuhan diklat.
juga mendukung,  Memberi informasi  Memberi informasi
gurunya yang kepada sekolah dengan kepada sekolah dengan
menjalani harus undangan resmi serta undangan resmi serta
semangat” informasi di web, Dinas informasi di web, Dinas
sendiri. sendiri.
Dukungan diri sendiri: Dukungan diri sendiri:
 Kemauan dan niat  Kemauan dan niat
untuk maju dan untuk maju dan
berkembanga. berkembanga.
 Giat mencari informasi  Giat mencari informasi
sendiri di internet. sendiri di internet.

17. Apakah “Kalau faktor Faktor penghambat dari Faktor penghambat dari
faktor penghambat dari sekolah/lembaga: sekolah/lembaga:
penghambat lembaga dan dinas  Belum bisa  Belum bisa
dalam Sleman sendiri memfasilitasi uang saku memfasilitasi uang saku
pelaksanaan sebenarnya tidak ada bagi peserta diklat bagi peserta diklat
kegiatan hambatan, Cuma mandiri. mandiri.
PKB? mungkin kuota dari Faktor penghambat dari Faktor penghambat dari
(Lembaga, dinas biasanya hanya dinas: dinas:
Dinas Diri sedikit hanya satu atau
Sendiri) dua guru yang bisa

206
pergi, sekolah ya  Tidak ada hambatan  Tidak ada hambatan
mungkin dana saja, mungkin sebatas mungkin sebatas
masalah umum itu keterbatasan kuota. keterbatasan kuota.
mbak, yang paling Faktor penghambat dari Faktor penghambat dari
menghambat ya, niat diri sendiri: diri sendiri:
dari guru mbak, ifo  Kemauan untuk maju  Kemauan untuk maju
mereka terbatas karena kadang terhambat oleh kadang terhambat oleh
tidak mau berusaha, kesibukan dan malas. kesibukan dan malas.
sibuk dan waktu yang  Keterbatasan informasi.  Keterbatasan informasi
kadang tidak tepat
serta kadang mereka
tidak bisa
meninggalkan anak
didik mereka.
18. Bagaimana “ sekolah Mengikutsertakan guru Mengikuti setiap
kah upaya- mengikutsertakan dalam setiap program diadakan program
upaya yang guru-guru setiap ada PKB, baik secara pribadi pengembangan profesi
dilakukan program maupun dari Dinas. guru baik dari Dinas
sekolah dan pengembangan dari Memberikan informasi maupun pihak lain
guru dalam dinas, memberikan sebanyak mungkin Mometivasi diri untuk
mengatasi informasi sebanyak kepada guru. maju dan berkembang
hambatan mungkin kepada guru Memotivasi guru agar Mengikuti prosedur dinas
tersebut? apabila ada informasi lebih maju. yang telah ditetapkan.
terkait dengan adanya Mengikuti setiap tahap Pelatihan menulis karya
program diklat, dan alur yang telah ilmiah.
seminar, dan lain- ditetapkan oleh pihak
lainya mbak. pemerintah atau dinas.
Memberikan motivasi Pelatihan menulis karya
bisa juga, dengan ilmiah.
contoh langsung dai
kepsek, ikut aturan
dari atasan atau dinas
pendidikan yang ada,
dan memberikan
pelatihan menulis
mbak, karena guru saat
ini masih lemah sekali
terkait publikasi
ilmiah, paling tidak
bisa meneliti, bisa
membuat PTK dengan
baik dan benar”
19. Apakah “ belum optumal, Program/kegiatan PKB Program/kegiatan PKB
menurut karena semua kegiatan belum berjalan dengan belum berjalan dengan
bapak PKB banyak yang optimal, namun guru- optimal, namun guru-
program belum berjalan dengan guru telah mengikuti guru telah mengikuti

207
PKB di normal, baik itu karena berbagai macam kegiatan berbagai macam kegiatan
sekolah ini guru yang belum pengembangan baik dari pengembangan baik dari
sudah melakukan ataupun dinas maupun kegiatan dinas maupun kegiatan
berjalan karena ada alasan lain” kolektif guru. kolektif guru seperti
dengan KKG dan PKG.
optimal?
Mengapa?
20. Apakah ada Kami ingin kesadaran Sekolah berkeinginan Sekolah berkeinginan
hal yang guru bisa meningkat untuk lebih maju dengan untuk lebih maju dengan
mengkin serta semoga kita melakukan perbaikan melakukan perbaikan
belum dan punya program yang dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan
perlu saya jelas untuk PKB. program/kegiatan program/kegiatan
ketahui Pengembangan Pengembangan
namun Keprofesian Keprofesian
belum saya Berkelanjutan (PKB). Berkelanjutan (PKB).
tanyakan
dalam
wawancara?

Lampiran 5. Analisis data dengan Triangulasi Sumber dan Triangulasi Teknik.


ANALISIS DATA PENELITIAN DENGAN TRIANGULASI SUMBER
DAN TRIANGULASI TEKNIK
UPAYA KEGIATAN GURU SD NEGERI DEMAKIJO I DALAM
MENGIKUTI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
(PKB)

Wawancara
No. Aspek Observasi Dokumentasi Koordinator Kesimpulan
Kepsek Guru
SDM
1. Panda PKB Kegiatan GR 1: PKB merupakan
ngan merupa PKB PKB kegiatan
terhad kan merupakan merupaka pengembangan
ap progra kegiatan dari n kegiatan yang bermanfaat
kegiat m/kegia pemerintah pengemba bagi guru karena
an tan atau dinas ngan yang menambah
PKB yang yang bermanfaa pengetahuan
- - berman dilaksanakan t bagi guru wawasan, , dan
faat secara karena profesionalitas.
bagi terencana menambah
sekolah serta bertahap pengetahu
serta selama an dan
para seorang guru profesiona
guru. masih litas.
Progra menjalankan

208
m PKB profesinya GR 2:
mampu sebagai guru PKB
mening serta merupaka
katkan harapannya n
wawasa guru bisa pengemba
n, lebih gan yang
pengeta profesional. bertujuan
huan untuk
dan menambah
kompet wawasan,
esi dari pengetahu
seorang an dan
guru. profesiona
Guru litas dari
yang seorang
profesi pendidik,
onal PKB
diharap mencakup
kan tiga aspek
mampu yaitu
mengha pengemba
dapi ngan diri,
situasi publikasi
dan dan karya
kondisi inovatif.
pembel GR 3:
ajaran PKB
dengan sangat
siswa bermanfaa
yang t dalam
hiperak peningkata
tif dan n
sulit kemampua
dikenda n dan
likan. profesiona
litas guru,
GR 4:
PKB
merupaka
n kegiatan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
kondisi

209
guru di
Indonesai
karean
prosesnya
yang bisa
bertahap
dan
berkelanju
tan.
GR 5:
PKB
kegiatan
yang
bermanfaa
t untuk
guru
dalam
pengemba
ngan
profesi
agar guru
lebih
profesiona
l
GR 6:
PKB
kegiatan
yang
bermanfaa
t dalam
peningkata
np
rofesionali
tas guru.
Salah satu
faktor
pendukun
g
keberhasil
an PKB
adalah niat
dari
individu/g
uru yang
bersangkut
an.

210
2. Upaya - Sertifikat dan Diklat, Diklat, KKG, GR 1: Kegiatan PKB
kegiat surat tugas Membu Membuat Kegiatan yang pernah
an dari pihak at Media, PKG, PKB yang diikuti meliputi
guru sekolah Media, Workshop, pernah kegiatan diklat,
dalam maupun dari PKG, dan Seminar. diikuti pelatihan khusus,
mengi Dinas Worksh meliputi seminar, KKG
kuti Pendidikan op, dan kegiatan Kegiatan PKB
PKB. Semina diklat, yang pernah
r. pelatihan diikuti meliputi
khusus, kegiatan diklat,
seminar, workshop,
KKG dan pelatihan khusus,
PKG. seminar,
GR 2: mengikuti KMD,
Kegiatan terlibat dalam
PKB yang kegiatan KKG
pernah dan PKG,
diikuti membuat media
meliputi dalam
kegiatan pembelajaran.
diklat,
pelatihan
khusus,
seminar,
KKG dan
PKG.
GR 3:
Kegiatan
PKB yang
pernah
diikuti
meliputi
kegiatan
diklat,
pelatihan
khusus,
seminar,
KKG dan
PKG.
GR 4:
Kegiatan
PKB yang
pernah
diikuti
meliputi

211
kegiatan
diklat,
pelatihan
khusus,
seminar,
KKG dan
PKG
GR 5:
Kegiatan
PKB yang
pernah
diikuti
meliputi
kegiatan
diklat,
pelatihan
khusus,
seminar,
KMD,
KKG dan
PKG.
GR 6:
Kegiatan
PKB yang
pernah
diikuti
meliputi
kegiatan
diklat,
pelatihan
khusus,
seminar,
KKG dan
PKG.
3. Kegia - 1) sertifikat Kegiata Kegiatan GR 1: Kegiatan guru SD
tan profesi guru n pengembanga Kegiatan Negeri Demakiji I
PKB dalam jabatan pengem n yang pernah diklat dalam mengikuti
dalam tahun 2013 bangan diikuti guru fungsional pengembangan
bentu dari tim yang dalam rangka yang profesi melalui
k sertifikasi pernah diklat diikuti PKB yang berupa
penge Universitas diikuti fungsional adalah diklat fungsional
mban Negeri guru meliputi pembinaan meliputi diklat,
gan Yogyakarta, dalam diklat, perpus pelatihan khusus
diri surat tugas rangka pelatihan sekolah dan lain-lain.
berup dalam diklat khusus dan pada tahun Misalnya diklat
a mengikuti fungsio 2005, prajabatan, diklat

212
diklat pelatihan nal pelatihan diklat guru PKB, diklat
fungsi kurikulum meliput k13. sasaran pelatihan
onal 2013 dari i diklat, pada tahun kurikulum K13
Dinas pelatiha 2016, dan lain-lain.
Pendidikan n diklat pra Pelaksanaan
Sleman, 2) khusus jabatan diklat sudah
sertifikat yang pada tahun dilaksanakan
pelatihan kebany 2015, dalam kurun
induksi guru akan pelatihan waktu 5-10 tahun.
pemula dilakuk implement
(PIGP) pada an pada asi
jenjang SD jangka kurikulum
tahun 2016 waktu 5 2013.
dari Dinas sampai GR 2:
Pendidikan 10 Kegiatan
dan Olahraga tahun guru
kab. Sleman, terakhir dalam
3) sertifikat . pengemba
pelatihan ngan diklat
guru sasaran fungsional
kurikulum yang
sekolah dasar pernah
pada tahun diikuti
2016 dari dari antara lain
Menteri diklat guru
Pendidikan sasaran,
dan pelatihan
Kebudayaan K13 serta
Indonesia, diklat pra
serta 4) jabatan.
sertifikat GR 3:
pendidikan Kegiatan
dan pelatihan diklat
prajabatan fungsional
pada tahun yang
2015 badan pernah
Diklat Daerah diikuti
Istimewa guru
Yogyakarta. antara lain
diklat pra
1) sertifikat jabatan,
pengabdian diklat
masyarakat bahasa
dari LPPM jawa tahun
UNY di 2017,
gamping pada pelatihan

213
tahun 2014, implement
2) sertifikat asi
pelatihan kurikulum
SEQIP yang 2013 tahun
diselenggarak 2017,
an oleh TIM pelatihan
KKN-PPL SEQIP
UNY pada tahun
tahun 2010 di 2010, serta
SD Demakijo pengabdia
I gamping, 3) n
sertifikat masyaraka
pelatihan t tahun
implementasi 2014.
kurikulum GR 4:
2013 bagi Kegiatan
guru kelas II diklat
dan guru fungsional
pendidikan yang
jasmani pernah
jenjang diikuti
sekolah dasar adalah
kab. Sleman diklat pra
pada tahun jabatan
2014 dari tahun
LPMP 2010,
Daerah diklat
Istimewa pengemba
Yogyakarta, ngan
4) sertifikat bahan ajar,
pelatihan GR 5:
bahasa jawa Kegiatan
bagi guru diklat
sekolah dasar fungsional
pada tahun yang
2017 dari pernah
pemerintah diikuti
Kab. Sleman, adalah
dan 5) diklat pra
sertifikat jabatan,
sertifikasi workshop
pendidik pada
tahun 2014,
dari badan
Diklat Daerah

214
Istimewa
Yogyakarta.
4. Kegia - 1) sertifikat Kegiata Kegiatan GR 1: Kegiatan guru di
tan workshop n pengembanga Kegiatan SD Negeri
PKB PKB tahun pengem n diri yang kolektif Demakijo I dalam
dalam 2014, dari bangan tertuang guru yang pengembangan
bentu Dinas diri dalam pernah diri yang tertuang
k Pendidikan yang kegiatan diikuti pada kegiatan
penge Sleman, 2) tertuan kolektif guru, adalah kolektif guru,
mban surat tugas g dalam dilakukan workshop dilakukan melalui
gan dalam kegiata melalui peningkata beberapa kegiatan
diri workshop n beberapa n kelompok guru
berup peningkatan kolektif kegiatan kompetens seperti Workshop,
a kompetensi guru, kelompok i seminar,
kegiat pedagogik dilakuk guru seperti pedagogik Semiloka,
an guru an Kelompok tahun misalkan
kolekt angkatan II melalui Kerja Guru 2015, Workshop PKB,
if tahun 2015 beberap (KKG) selain workshop Kelompok Kerja
guru. dari Dinas a itu kegiatan PKB tahun Guru (KKG)
Pendidikan kegiata yang masih 2015, selain itu kegiatan
Sleman, 3) n berjalan aktif KKG dan yang masih
sertifikat kelomp yaitu kegiatan PKG. berjalan aktif
workshop ok guru Penilaian GR 2: yaitu kegiatan
peningkatan seperti Kinerja Guru Kegiatan Penilaian Kinerja
Pengembang Kelomp (PKG). kolektif Guru (PKG).
an ok Kegiatan guru yang Kegiatan
Keprofesian Kerja kemitraan pernah kemitraan sekolah
Berkelanjuta Guru sekolah diikuti belum bisa
n tahun 2015 (KKG) belum bisa adalah dilaksanakan.
dari UPT selain dilaksanakan. Workshop
Yandik Kec. itu PKB
Gamping, kegiata tanggal 2
Sleman, dan n yang April-2
4) sertifikat masih Juni 2016,
workshop berjalan dan 30
PKB tahun aktif januari
2016 dari yaitu 2014
Kelompok kegiata sampai 20
Kerja Guru n Maret
(KKG) kelas I Penilaia 2014, dari
bekerja sama n KKG kelas
dengan UPT Kinerja I dan UPT
pendidikan Guru pendidika
Gamping. 4) (PKG). n
sertifikat Kegiata Gamping,
sertifikat n

215
workshop kemitra KKG dan
peningkatan an PKG.
kompetensi sekolah GR 3:
guru dalam belum Kegiatan
Implmentasi bisa kolektif
K13 tahun dilaksa guru yang
2017 dari nakan. pernah
KKG jenjang diikuti
SD bekerja adalah
sama dengan workshop,
UPT seminar,
Pendidikan KKG dan
Kec. PKG
Gamping, GR 4:
Sleman. Kegiatan
7) kolektif
sertifikat guru yang
Seminar pernah
Nasional diikuti
Membangkit adalah
kan workshop,
Keasadaran seminar,
Kolektif Guru KKG dan
dalam PKG
Meningkatka GR 5 :
n Kegiatan
Kedisiplinan kolektif
dan Etos guru yang
Kerja Untuk pernah
Penguatan diikuti
pendidikan adalah
Karakter workshop,
tahun 2017 seminar,
dari PGRI KKG dan
Sleman, 8) PKG.
sertifikat GR 6:
Seminar Kegiatan
Nasional kolektif
Guru guru yang
Inspiratif pernah
untuk diikuti
Pendidika adalah
Karakter workshop,
tahun 2014 seminar,
dari HIMA KKG dan
PGSD FIP PKG.

216
UNY. 9)
sertifikat
Seminar
Nasional
Matematika
Indonesia
bagi Kepala
Sekolah dan
Guru Kelas
tahun 2014
dari LPK
Indonesia
bekerja sama
dengan Dinas
Pendidikan
Sleman, 10)
Sertifikat
Semiloka
Pengembang
an Bimbingan
Teknis MBS
tahun 2013
dari Dinas
Pendidikan
Yogyakarta.
11) sertifikat
workshop
mendongeng
bagi guru SD
se Kabupaten
Sleman tahun
2017, 12)
sertifikat
seminar
Peran Media
Pembelajaran
dalam proses
Belajar
Mengajar di
Sekolah
tahun 2008
dari Liseum.

5. Kegia - Tidak ada Kegiata Guru belum GR 1: Guru-guru di SD


tan bukti n melakukan Guru Negeri Demakijo
PKB sertifikat atau publika kegiatan belum I belum membuat

217
dalam karya tulis si publikasi melakukan publikasi ilmiah,
bentu dalam ilmiah ilmiah. kegiatan namun ada satu
k publikasi belum Kegiatan publikasi guru yang pernah
publik ilmiah. berjalan publikasi ilmiah. membuat PTK
asi dan ilmiah belum Namun dan
ilmiah belum berjalan dan guru dipublikasikan
dilaksa belum pernah dalam tugas
nakan dilaksanakan membuat kuliah di
degan degan PTK di Universitas
optimal optimal oleh UT. Terbuka (UT).
oleh guru-guru di GR 2:
guru- SD Negeri Guru
guru di Demakijo I belum
SD gamping. melakukan
Negeri kegiatan
Demaki publikasi
jo I ilmiah.
gampin GR 3:
g. Guru
belum
melakukan
kegiatan
publikasi
ilmiah.
GR 4:
Guru
belum
melakukan
kegiatan
publikasi
ilmiah.
GR 5:
Guru
belum
melakukan
kegiatan
publikasi
ilmiah.
GR 6:
Guru
belum
melakukan
kegiatan
publikasi
ilmiah.

218
6. Publik - Foto karya Kegiata Kegiatan GR 1: Kegiatan
asi ilmiah berupa n publikasi Guru publikasi ilmiah
ilmiah Penelitian publika ilmiah seperti belum di SD Negeri
dalam Tindakan si presentasi melakukan Demakijo I
bentu Kelas (PTK). ilmiah ilmiah, kegiatan Gamping, seperti
k seperti membuat publikasi presentasi ilmiah,
presen present KTI, laporan ilmiah. membuat KTI,
tasi di asi hasil GR 2: laporan hasil
forum ilmiah, penelitian, Guru penelitian,
atau membu membuat belum membuat modul,
menb at KTI, modul, karya melakukan karya terjemahan
uat laporan terjemahan kegiatan maupun buku
karya hasil maupun buku publikasi pedoman guru,
tulis peneliti pedoman ilmiah. belum berjalan
ilmiah an, guru, belum GR 3: dengan optimal
, membu berjalan Guru karena masih
lapora at dengan belum jarang guru yang
n hasil modul, optimal. melakukan melaksanakannya
peneli karya kegiatan bahkan belum ada
tian, terjema publikasi guru yang
memb han ilmiah. membuat.
uat maupun GR 4:
dan buku Guru
memp pedoma belum
ublika n guru, melakukan
sikan belum kegiatan
buku/ berjalan publikasi
modul dengan ilmiah.
,karya optimal GR 5:
terjem karena Guru
ahan, masih belum
ataup jarang melakukan
un guru kegiatan
buku yang publikasi
pedo melaks ilmiah.
man anakan GR 6:
guru. nya. Guru
belum
melakukan
kegiatan
publikasi
ilmiah.

6. Kegia - Foto media Karya Karya GR 1: Karya inovatif


tan pembelajaran inovatif inovatif yang Kaya guru yang pernah
PKB sederhana yang pernah sebatas dilakukan guru

219
dalam berupa: 1)
pernah dilakukan mendampi SD Negeri
bentu ronce yang dilakuk guru berupa ngi anak Demakijo I,
k terbuat dari an guru kegiatan membuat Gamping, berupa
karya kertas karton berupa membuat media kegiatan membuat
inovat warna, 2)
kegiata media sederhana dan membimbing
if. membuat dan n pembelajaran GR 2: siswa untuk
menghias membu sederhana Karya membuat media
bingkai foto at dan dan mudah guru sederhana di kelas
dari kardus membi pembuatanny berupa bersama-sama
bekas, 3)
mbing a. membuat dengan siswa
menghias siswa media serta penggunaan
kendi dari
untuk sederhana media elektronik
tanah liat, dan
membu untuk berupa video dan
4) karya
at materi power point.
gambar buah- media Matematik
buahan dua sederha a
dimensi yang na serta GR 3:
berasal dari penggu Mendampi
kulit telur. naan ngi siswa
media membuat
Foto gambar elektro media
media nik dengan
berupa: 1) berupa menghias
media power benda
wayang point. GR 4:
huruf, 2) Guru
media roda sebatas
putar dua memakai
dimensi media
untuk mata yang
pelajaran sudah ada
matematika seperti
penjumlahan video.
dan GR 5:
pengurangan, Guru
dan 3) roda mendampi
putar ngi anak
kosakata membuat
Bahasa media
Inggris. sederhana
.
GR 6:
Guru
belum
membuat

220
karya
inovatif.
7. Karya - Foto media Kegiata Guru belum GR 1: Kegiatan guru SD
inovat pembelajaran n dalam mengikuti Guru Negeri Demakijo
if sederhana menunj pelatihan terbatas I dalam
dalam berupa: 1)
ang penyusunan ikut dalam menunjang
progra ronce yang pengala standart soal kegiatan pengalaman guru
m, terbuat dari man maupun KKG dalam pembuatan
pemb kertas karton guru membuat terkait karya inovatif
uatan warna, 2)
dalam karya seni standar dilakukan
teknol membuat dan pembua dalam penyusuna melalui diklat atau
ogi menghias tan pendidikan, n soal, pelatihan
tepat bingkai foto karya namun guru media, pembuatan media.
guna, dari kardus inovatif sudah mampu serta Serta diskusi
menci bekas, 3)
dilakuk membuat belum ikut dalam kegiatan
pataka menghias an media pelatihan KKG. Program
n kendi dari
melalui sederhana pembuatan penyusunan
karya tanah liat, dan
diklat dalam proses karya seni standar
seni, 4) karya
atau pembelajaran pendidika soal/evaluasi,
penyu gambar buah- pelatiha . n. pembuatan media
sunan buahan dua n GR 2: pembelajaran, dan
standa dimensi yang pembua Guru atau pembuatan
r berasal dari tan terbatas karya seni belum
soal/e kulit telur. media. ikut dalam optimal dalam
valuas Serta kegiatan pelaksanaanya.
i. Foto gambar diskusi KKG
media dalam terkait
berupa: 1) kegiata standar
media n KKG. penyusuna
wayang n soal,
huruf, 2) media,
media roda serta
putar dua belum ikut
dimensi pelatihan
untuk mata pembuatan
pelajaran karya
matematika pembuatan
penjumlahan karya.
dan GR 3:
pengurangan, Guru
dan 3) roda terbatas
putar ikut dalam
kosakata kegiatan
Bahasa KKG
Inggris. terkait
standar

221
penyusuna
n soal,
media,
serta
belum ikut
pelatihan
pembuatan
karya
pembuatan
karya.
GR 4:
Guru
terbatas
ikut dalam
kegiatan
KKG
terkait
standar
penyusuna
n soal,
media,
serta
belum ikut
pelatihan
pembuatan
karya
pembuatan
karya.
GR 5:
Guru
terbatas
ikut dalam
kegiatan
KKG
terkait
standar
penyusuna
n soal,
media,
serta
belum ikut
pelatihan
pembuatan
karya
pembuatan
karya.

222
GR 6:
Guru
terbatas
ikut dalam
kegiatan
KKG
terkait
standar
penyusuna
n soal,
media,
serta
belum ikut
pelatihan
pembuatan
karya
pembuatan
karya.

8. Karya - Foto media Guru Kegiatan GR 1: Kegiatan guru


inovat pembelajaran membu guru dalam Guru dalam pembuatan
if sederhana at pembuatan membuat karya inovatif
denga berupa: 1) media karya inovatif media dilakukan dalam
n ronce yang sederha dilakukan sederhana bentuk media
memb terbuat dari na dari dalam bentuk saat proses pembelajaran
uat kertas karton bahan- media pembelaja visual sederhana
atau warna, 2) bahan pembelajaran ran dengan dalam suatu
memo membuat dan bekas visual mendampi proses
difika menghias dan sederhana ngi dan pembelajaran.
si bingkai foto mudah dalam suatu melatih Guru membuat
alat/m dari kardus dicari proses anak media sederhana
edia bekas, 3) dari pembelajaran mebuat saat proses
pemb menghias sekitar . Guru atau pembelajaran
elajar kendi dari siswa. mebelum menghias dengan
an tanah liat, dan Guru memodifikasi benda mendampingi dan
4) karya belum alat/media bersama- melatih anak
gambar buah- memod pembelajaran sama. mebuat atau
buahan dua ifikasi . Guru menghias benda
dimensi yang atau belum bersama-sama.
berasal dari membu memodifik Guru mebelum
kulit telur. at asi memodifikasi
CD 10 berupa media media/alat alat/media
foto gambar yang pembelaja pembelajaran.
media lebih ran yang
berupa: 1) menari sudah agar
media k dan lebih

223
wayang fungsio berguna
huruf, 2) nal dari
media roda dalam sebelumny
putar dua suatu a dan
dimensi proses inovatif.
untuk mata pembel GR 2:
pelajaran ajaran. Guru
matematika membuat
penjumlahan media
dan sederhana
pengurangan, saat proses
dan 3) roda pembelaja
putar ran dengan
kosakata mendampi
Bahasa ngi dan
Inggris. melatih
anak
mebuat
atau
menghias
benda
bersama-
sama.
Guru
belum
memodifik
asi
media/alat
pembelaja
ran yang
sudah agar
lebih
berguna
dari
sebelumny
a dan
inovatif.
GR 3:
Guru
membuat
media
sederhana
saat proses
pembelaja
ran dengan
mendampi

224
ngi dan
melatih
anak
mebuat
atau
menghias
benda
bersama-
sama.
Guru
belum
memodifik
asi
media/alat
pembelaja
ran yang
sudah agar
lebih
berguna
dari
sebelumny
a dan
inovatif.
GR 4:
Guru
membuat
media
sederhana
saat proses
pembelaja
ran
dengan
mendampi
ngi dan
melatih
anak
mebuat
atau
menghias
benda
bersama-
sama.
Guru
belum
memodifik
asi

225
media/alat
pembelaja
ran yang
sudah agar
lebih
berguna
dari
sebelumny
a dan
inovatif.
GR 5:
Guru
membuat
media
sederhana
saat proses
pembelaja
ran dengan
mendampi
ngi dan
melatih
anak
mebuat
atau
menghias
benda
bersama-
sama.
Guru
belum
memodifik
asi
media/alat
pembelaja
ran yang
sudah agar
lebih
berguna
dari
sebelumny
a dan
inovatif.
GR 6:
Guru
membuat
media

226
sederhana
saat proses
pembelaja
ran dengan
mendampi
ngi dan
melatih
anak
mebuat
atau
menghias
benda
bersama-
sama.
Guru
belum
memodifik
asi
media/alat
pembelaja
ran yang
sudah agar
lebih
berguna
dari
sebelumny
a dan
inovatif.
9. Alasa - - Mening Meningkatka GR 1: Secara umum
n katkan n Alasan guru SD Negeri
dalam kemam profesionalita guru Demakijo I
mengi puan s guru agar dalam menyatakan
kuti akadem lebih mengikuti bahwa alasan
penge ik dan berpengalam kegiatan dalam mengikuti
mban profesi an. Guru yang PKB pengembangan
gan onal memiliki adalah profesi melalui
keprof dari wawasan luas untuk kegiatan PKB
esian guru- akan mampu menambah adalah untuk
berkel guru menyesuaika wawasan menambah
anjuta di n tuntutan pengetahu profesionalitas,
n sekolah kemajuan an, wawasan,
(PKB) . Guru zaman. mengetahu menambah
. yang i pengetahuan yang
profesi perkemba dibutuhkan dalam
onal ngan dunia proses
mampu luar dan pembelajaran

227
mencipt meningkat serta untuk
akan kan memperbaharui
sebuah kemampua ilmu yang dimiliki
pembel n agar selaras
ajaran profesiona dengan
yang l guru. perkembangan
lebih GR 2: zaman, sehingga
kreatif, Alasan dengan adanya
kondusi guru ilmu dan wawasan
f dan mengikuti yang memadai
menari kegiatan guru bisa menjadi
k. Guru PKB sosok guru yang
yang adalah lebih profesional.
profesi menambah Alasan lain seperti
onal kemampua untuk
akan n memeperoleh
mening akademik pengalaman dan
katkan wawasan, relasi baru. Selain
kualitas pengetahu itu sebagian guru
serta an, ada yang
citra menambah berasalan ingin
dari relasi, meningkatkan
sebuah memperba jabatan.
sekolah harui ilmu
. serta
Sekolah meningkat
yang kan
bagus profesiona
akan litas.
mengha GR 3:
silkan Alasan
lulusan guru
yang mengikuti
terbaik kegiatan
dan PKB
siap adalah
untuk meningkat
melang kan
kah ke kompetens
jenjang i
yang pedagogik,
lebih profesiona
tinggi. l serta
untuk
keperluan
kenaikan

228
jabatan
guru.
GR 4:
Alasan
guru
mengikuti
kegiatan
PKB
adalah
karena
pengemba
ngan diri
merupaka
n sebuah
kebutuhan
agar bisa
menambah
wawasan,
pengetahu
an, dan
menambah
,
pengetahu
an
sebelumny
a dengan
pengetahu
an baru.
GR 5:
Alasan
guru
mengikuti
kegiatan
PKB
adalah
untuk
menambah
wawasan
dan
pengetahu
an baik
tentang
pembelaja
ran
media,
serta

229
kebutuhan
lainnya
yang
sesuai
dengan
perkemba
ngan
zaman,
selain itu
alasan lain
adalah
untuk
meningkat
kan
profesiona
litas.
GR 6:
Alasan
guru
mengikuti
kegiatan
PKB
adalah
menambah
wawasan
dan
pengetahu
an serta
untuk
bertukar
informasi
dan ilmu
pengetahu
an dengan
sesama
guru,
alasan lain
yaitu
untuk
kenaikan
pangkat/ja
batan dari
seorang
guru.

230
10. Renca - - Rencan Rencana GR 1: Rencana kedepan
na a kedepan dari Rencana guru-guru SD
kedep kedepa sekolah kedepan Negeri Demakijo
an n dari adalah yang akan I yang
dalam sekolah memberi diambil disampaikan oleh
kegiat mengin yang terbaik guru kebanyakan guru
an ginkan bagi para adalah adalah terus
penge agar guru. Sekolah terus mengikuti
mban guru juga mengemba kegiatan PKB
gan mempu menginginka ngkan lebih banyak dari
keprof nyai n agar guru ilmu yang sebelumnya jika
esian kesadar mempunyai dimiliki ada kesempatan,
berkel an kesadaran baik baik
anjuta tinggi tinggi untuk melalui menambahnrelasi
n untuk berkembang, kegiatan dan terus mencari
(PKB) melihat mampu PKB informasi baik
. kekuata menilai diri ataupun dari media cetak
n, dan sendiri dari kegiatan ataupun internet,
kelema segi potensi lainnya. banyak tukar
han dan Melihat informasi dengan
masing- kekurangan. kekuranga teman sejawat dan
masing. Memperbaiki n yang ada kegiatan yang bisa
Pengeta kegiatan dan diikuti adalah
huan PKB. mencari diklat, pelatihan
dan solusinya khusus
mengen dengan disesuaikan
ali terus dengan
kebutuh belajar. kebutuhan,
an Melihat workshop dan
individ kesempata lain-lain.
u bisa n dan Meningkatkan
digunak waktu agar kegiatan dalam
an tidak Kelompok Kerja
untuk merugikan Guru atau KKG
menent pihak sehingga
ukan manapun. kebutuhan guru
langkah GR 2: dalam satu gugus
pasti di Rencana bisa berkembang
kemudi kedepan melalui kegiatan
an hari, guru ingin dalam PKB,
termasu ikut meningkatkan
k kegiatan nilai guru dan
mengik pengemba kualitas guru
uti ngan dalam Penilaian
kegiata dalam Kinerja Guru.
n PKB kegiatan Memperbanyak

231
dengan PKB agar karya inovatif
sunggu lebih baik dalam bentuk
h- otimal dari membuat media
sunggu sebelumny bari, media visual
h. a, namun maupun
belum ada memodifikasiikas
rencana i media/alat
pasti pembelajaran
karena yang sudah ada
masalah agar lebih berguna
tanggung dan lebih menarik
jawab bagi siswa.
yang harus
ditinggalk
an.
Memperba
nyak
membuat
media atau
karya
inovatif
dalam
pendidika
n.
GR 3:
Rencana
kedepan
adalah
terus
mengikuti
kegiatan
PKB lebih
banyak
dari
sebelumny
a jika ada
kesempata
n, kegiatan
yang bisa
diikuti
adalah
diklat,
pelatihan
khusus
disesuaika
n dengan

232
kebutuhan,
workshop
dan lain-
lain.
GR 4:
Rencana
kedepan
adalah
terus
mengikuti
kegiatan
PKB lebih
banyak
dari
sebelumny
a jika ada
kesempata
n, diklat
peningkata
n dalam
menulis
KTI
kegiatan
yang bisa
diikuti
adalah
diklat,
pelatihan
khusus
disesuaika
n dengan
kebutuhan,
workshop
dan lain-
lain.
GR 5:
Rencana
kedepan
adalah
terus
mengikuti
kegiatan
PKB lebih
banyak
dari
sebelumny

233
a jika ada
kesempata
n, kegiatan
yang bisa
diikuti
adalah
diklat,
pelatihan
khusus
disesuaika
n dengan
kebutuhan,
workshop
dan lain-
lain.
Langkah
yang bisa
diambil
adlah
dengan
mengenali
kebutuhan
diri sendiri
kemudian
mencari
informasi
terkait
PKB
sebanyak
mungkin.
GR 6:
Rencana
kedepan
adalah
terus
mengikuti
kegiatan
PKB lebih
banyak
dari
sebelumny
a jika ada
kesempata
n, kegiatan
yang bisa
diikuti

234
adalah
diklat,
pelatihan
khusus
disesuaika
n dengan
kebutuhan,
aktif
dalam
KKG dan
PKG
workshop
dan lain-
lain.
11. Faktor - - Faktor Faktor Faktor Guru SD Negeri
pendu penduk pendukung penduku Demakijo I
kung ung dari sekolah : ng dari menyatakan
dalam dari • dinas: secara umum
penge Lemba Memberika • bahwa faktor-
mban ga/seko n informasi Me faktor pendukung
gan lah : terkait ngadaka dari Dinas,
keprof  Mem dengan n lembaga, dan diri
esian berika adanya kegiatan sendiri meliputi,
berkel n diklat diklat, pertama faktor
anjuta infor ataupun maupun pendukung dari
n masi pelatihan. pelatihan dinas berupa: 1)
(PKB) terkai • Dukungan khusus, Mengadakan
. t atau worksho kegiatan diklat,
denga semangat p dengan maupun pelatihan
n dari Kepala rutin. khusus, workshop
adany Sekolah. • dengan rutin. 2)
a • Menindak Me Memberikan
diklat lanjuti mberika informasi dengan
ataup undangan n mudah, baik
un dari dinas informas dengan surat
pelati dengan i dengan undangan atau
han. menyampai mudah, informasi online
 Duku kan dan baik di halaman
ngan menawarka dengan website Dinas
atau n undangan surat Pendidikan
sema kepada guru undanga Sleman. 3) Semua
ngat terkait n atau fasilitas yang
dari diklat dari informas dibutuhkan
Kepal dinas. i di selama kegiatan
a • halaman ditanggung oleh
Mem Dinas Pendidikan.

235
Sekol berikan website 4) Durasi waktu
ah. fasilitas Dinas. pelaksanaan
 Meni berupa uang • Semua kegiatan tidak
ndak saku jika fasilitas terlalu lama. Dan
lanjut sekolah yang 5) Kegiatan
i mempunyai dibutuhk dikemas dengan
undan angaran an menarik.
gan serta selama Faktor
dari kegiatan kegiatan pendukung
dinas tersebut ditanggu selanjutnya adalah
denga demi ng ole fdukungan dari
n kepetenting Dinas. lembaga/sekolah:
meny an sekolah Faktor 1) Motivasi
ampai dan guru. penduku Kepala Sekolah
kan Dukungan ng dari bagus. 2)
dan dari Dinas: lembaga/ informasi terbuka
mena • sekolah: dan adil.3) Ada
warka Meng • Motivasi anggaran dana
n adakan Kepala jika itu undangan
undan kegiatan Sekolah resmi atau tugas
gan diklat bagus resmi sekolah.
kepad ataupun • Faktor pendukung
a guru pelatihan Inf terakhir berasal
terkai secara ormasi dari dalam diri
t bertahap terbuka yang meliputi : 1)
diklat dan rutin. dan adil Niat/motivasi
dari • • Ada untuk maju. 2)
dinas. Mem anggaran Usaha nyata,
 Mem berikan dan dana jika misal cari
berika menanggun itu informasi dengan
n g semua undanga bertanya dan
fasilit kebutuhan n resmi membaca. 3)
as diklat. atau Waktu dan
berup • Memberi tugas keberanian. 4)
a informasi resmi Kesehatan
uang kepada sekolah.
saku sekolah Faktor
jika dengan penduku
sekol undangan ng dari
ah resmi serta dalam
memp informasi di diri:
unyai web, Dinas •
angar sendiri. Ni
an Dukungan at/motiv
serta diri sendiri asi untuk
kegiat maju.

236
an • Kemauan • Waktu
terseb dan niat dan
ut untuk maju kesempa
demi dan tan serta
kepet berkemban •
enting ga. Ke
an • Giat sehatan
sekol mencari Faktor
ah informasi penduku
dan sendiri di ng dari
guru. internet. dinas:
Dukung •
an dari Me
Dinas: ngadaka
 Meng n
adaka kegiatan
n diklat,
kegiat maupun
an pelatihan
diklat khusus,
ataup worksho
un p dengan
pelati rutin.
han •
secara Me
bertah mberika
ap n
dan informas
rutin. i dengan
 Mem mudah,
berika baik
n dan dengan
mena surat
nggun undanga
g n atau
semu informas
a i di
kebut halaman
uhan website
diklat Dinas.
. • Semua
 Mem fasilitas
beri yang
infor dibutuhk
masi an
kepad selama

237
a kegiatan
sekol ditanggu
ah ng ole
denga Dinas.
n Faktor
undan penduku
gan ng dari
resmi lembaga/
serta sekolah:
infor • Motivasi
masi Kepala
di Sekolah
web, bagus
Dinas •
sendir Inf
i. ormasi
Dukung terbuka
an diri dan adil
sendiri: • Ada
 Kema anggaran
uan dana jika
dan itu
niat undanga
untuk n resmi
maju atau
dan tugas
berke resmi
mban sekolah.
ga. Faktor
 Giat penduku
menc ng dari
ari dalam
infor diri:
masi •
sendir Ni
i di at/motiv
intern asi untuk
et. maju.
 Salin • Waktu
g dan
bertu kesempa
kar tan
infor
masi Faktor
denga penduku
n

238
sesam ng dari
a dinas:
guru. •
 Keseh Me
atan ngadaka
masin n
g- kegiatan
masin diklat,
g maupun
indivi pelatihan
du. khusus,
worksho
p dengan
rutin.

Me
mberika
n
informas
i dengan
mudah,
baik
dengan
surat
undanga
n atau
informas
i di
halaman
website
Dinas.
• Semua
fasilitas
yang
dibutuhk
an
selama
kegiatan
ditanggu
ng ole
Dinas.
Faktor
penduku
ng dari
lembaga/
sekolah:

239
• Motivasi
Kepala
Sekolah
bagus

Inf
ormasi
terbuka
dan adil
• Ada
anggaran
dana jika
itu
undanga
n resmi
atau
tugas
resmi
sekolah.
Faktor
penduku
ng dari
dalam
diri:

Ni
at/motiv
asi untuk
maju.
• Waktu
dan
kesempa
tan
Bergerak
maju
Faktor
penduku
ng dari
dinas:

Me
ngadaka
n
kegiatan
diklat,
maupun

240
pelatihan
khusus,
worksho
p dengan
rutin.

Me
mberika
n
informas
i dengan
mudah,
baik
dengan
surat
undanga
n atau
informas
i di
halaman
website
Dinas.
• Semua
fasilitas
yang
dibutuhk
an
selama
kegiatan
ditanggu
ng ole
Dinas.
Faktor
penduku
ng dari
lembaga/
sekolah:
• Motivasi
Kepala
Sekolah
bagus

Inf
ormasi
terbuka
dan adil

241
• Ada
anggaran
dana jika
itu
undanga
n resmi
atau
tugas
resmi
sekolah.
Faktor
penduku
ng dari
dalam
diri:

Ni
at/motiv
asi untuk
maju.
• Waktu
dan
kesempa
tan
Faktor
penduku
ng dari
dinas:

Me
ngadaka
n
kegiatan
diklat,
maupun
pelatihan
khusus,
worksho
p dengan
rutin.

Me
mberika
n
informas
i dengan

242
mudah,
baik
dengan
surat
undanga
n atau
informas
i di
halaman
website
Dinas.
• Semua
fasilitas
yang
dibutuhk
an
selama
kegiatan
ditanggu
ng ole
Dinas.
Faktor
penduku
ng dari
lembaga/
sekolah:
• Motivasi
Kepala
Sekolah
bagus

Inf
ormasi
terbuka
dan adil
• Ada
anggaran
dana jika
itu
undanga
n resmi
atau
tugas
resmi
sekolah.

243
Faktor
penduku
ng dari
dalam
diri:

Ni
at/motiv
asi untuk
maju.
• Waktu
dan
kesempa
tan

Hil
angkan
rasa
malas.
Faktor
penduku
ng dari
dinas:

Me
ngadaka
n
kegiatan
diklat,
maupun
pelatihan
khusus,
worksho
p dengan
rutin.

Me
mberika
n
informas
i dengan
mudah,
baik
dengan
surat
undanga

244
n atau
informas
i di
halaman
website
Dinas.
• Semua
fasilitas
yang
dibutuhk
an
selama
kegiatan
ditanggu
ng ole
Dinas.
Faktor
penduku
ng dari
lembaga/
sekolah:
• Motivasi
Kepala
Sekolah
bagus

Inf
ormasi
terbuka
dan adil
• Ada
anggaran
dana jika
itu
undanga
n resmi
atau
tugas
resmi
sekolah.
Faktor
penduku
ng dari
dalam
diri:

245

Ni
at/motiv
asi untuk
maju.
• Cari
informas
i dengan
bertanya
dan
membac
a.
Faktor
penduku
ng dari
dinas:

Me
ngadaka
n
kegiatan
diklat,
maupun
pelatihan
khusus,
worksho
p dengan
rutin.

Me
mberika
n
informas
i dengan
mudah,
baik
dengan
surat
undanga
n atau
informas
i di
halaman
website
Dinas.

246
• Semua
fasilitas
yang
dibutuhk
an
selama
kegiatan
ditanggu
ng ole
Dinas.
Faktor
penduku
ng dari
lembaga/
sekolah:
• Motivasi
Kepala
Sekolah
bagus

Inf
ormasi
cepat
ditawark
an
kepada
guru.
• Ada
anggaran
dana jika
itu
undanga
n resmi
atau
tugas
resmi
sekolah.
Faktor
penduku
ng dari
dalam
diri:

Ni
at/motiv

247
asi untuk
maju.
• Waktu
dan
keberani
an
.
12. Faktor - - Faktor Faktor GR 1: Faktor
pengh pengha penghambat Hambatan penghambat dari
ambat mbat dari dari dinas dinas hampir tidak
dalam dari sekolah/lemb adalah ada, hanya
penge sekolah aga: keterbatas masalah
mban /lembag  Belum bisa an kuota, ketrbatsan kuota
gan a: memfasilita kuota bagi peserta yang
keprof  Belu si uang saku peserta ingin mengikuti
esian m bagi peserta pelatihan diklat.
berkel bisa diklat perlu Faktor
anjuta memf mandiri. ditambah, penghambat dari
n asilita Faktor kemudian sekolah/lembaga
(PKB) si penghambat materi adalah: 1) Belum
. uang dari dinas: pengemba bisa memfasilitasi
saku  Tidak ada gan profesi uang saku bagi
bagi hambatan kadang peserta diklat
pesert mungkin kurang mandiri. 2)
a sebatas konkrit, Keterbatasan
diklat keterbatasa sehingga dalam
mandi n kuota. sulit menugaskan guru
ri. Faktor dipahami. yang mengikuti
Faktor penghambat Hambatan pelatihan. Faktor
pengha dari diri dari penghambat dari
mbat sendiri: sekolah dinas meliputi: 1)
dari  Kemauan hampir Tidak ada
dinas: untuk maju tidak ada, hambatan
 Tidak kadang hanya mungkin sebatas
ada terhambat masalah keterbatasan
hamb oleh keterbatas kuota. Dan 2)
atan kesibukan an dana Materi kadang
mung dan malas. untuk uang sulit dipahami
kin  Keterbatasa saku, serta bagi sebagian
sebata n informasi. fasilitas guru.
s untuk
keterb diklat Faktor
atasan mandiri penghambat dari
kuota. sekolah diri sendiri: 1)
Faktor tidak Kemauan untuk
pengha terlibat. maju kadang

248
mbat Hambatan terhambat oleh
dari diri dari diri kesibukan dan
sendiri: sendiri malas.2)
 Kema adalah Kesehatan 3)
uan waktu Keterbatasan
untuk yang tidak informasi seta
maju tepat, kemampuan
kadan kemudian, menggunakan
g kesehatan TIK lemah. 4)
terha dan niat Waktu yang
mbat yang kurang tepat
oleh kurang dengan keadaan
kesib optimal. guru, dan 5) Tidak
ukan GR 2: berani izin ke
dan Hambatan sekolah.
malas dari dinas
. adalah
 Keseh keterbatas
atan an kuota,
 Keter kuota
batasa peserta
n pelatihan
infor perlu
masi. ditambah,
kemudian
materi
Hambatan
dari
sekolah
hampir
tidak ada,
hanya
masalah
keterbatas
an dana
untuk uang
saku, jika
anggaran
sedang
kosong.
Hambatan
dari diri
sendiri
adalah
waktu
yang tidak

249
tepat,
kemudian,
dan niat
yang
kurang
optimal.
GR 3:
Hambatan
dari dinas
adalah
hampi
tidak ada
hanya
keterbatas
an kuota,
kuota
peserta
pelatihan
perlu
ditambah,
Hambatan
dari
sekolah
hampir
tidak ada,
hanya
masalah
keterbatas
an dana
untuk uang
saku,
namun itu
hal wajar,
Hambatan
dari diri
sendiri
adalah
waktu
yang tidak
tepat
karena
menambah
tugas guru,
kemudian,
dan niat
yang

250
kurang
optimal.
GR 4:
Dinas dan
sekolah
hampir
tidak adan
hambatan,
hanya
masalah
keterbatas
an kuota
sehingga
sekolah
bingung
dalam
menentuka
n guru
yang akan
ditugaskan
untuk
pelatihan,
hambatan
utama
terletak
pada niat
masing-
masing
guru.
GR 5:
Hambatan
dari dinas
adalah
keterbatas
an kuota,
kuota
peserta
pelatihan
perlu
ditambah,
kemudian
Hambatan
dari
sekolah
hampir
tidak ada,

251
hanya
masalah
sedikitnya
guru yang
ditunjuk
untuk ikut
pelatihan
karena
kuota dari
dinas
sedikit
Hambatan
dari diri
sendiri
adalah
waktu
yang tidak
tepat,
kemudian,
dan niat
yang
kurang
optimal.
13. Upaya - - Mengik Mengikutsert GR 1:
- utsertak akan guru Upaya-
upaya an guru dalam setiap upaya
untuk dalam program yang
meng setiap PKB, baik dilakukan
atasi progra secara pribadi guru
hamb m PKB, maupun dari antara lain:
atan baik Dinas. memberik
dalam secara Memberikan an saran
penge pribadi informasi kepada
mban maupun sebanyak dinas
gan dari mungkin bahwa
keprof Dinas. kepada guru. kuota
esian Membe Memotivasi dalam
berkel rikan guru agar suatu
anjuta informa lebih maju. pelatihan
n si Mengikuti perlu
(PKB) sebanya setiap tahap ditambah,
. k dan alur yang menambah
mungki telah informasi
n ditetapkan dan
kepada oleh pihak mencari
guru. kegiatan

252
Memoti pemerintah penegemb
vasi atau dinas. angan
guru Pelatihan profesi di
agar menulis karya luar dinas,
lebih ilmiah. lebih akfif
maju. dalam
Mengik kegiatan
uti KKG,
setiap meningkat
tahap kan
dan alur keterampil
yang an dalam
telah mengguna
ditetapk kan TIK,
an oleh dan tidak
pihak selalu
pemeri tergantung
ntah dan
atau mengandal
dinas. kan dinas
dan
sekolah
dalam
kegiatan
pengemba
ngan
keprofesia
n
berkelnjut
an (PKB)
GR 2:
Upaya
yang
dilakukan
guru
dengan
cara
menambah
, informasi
dan relasi,
memberik
an saran
penambah
an jumlah
peserta
dalam

253
kegiatan
PKB di
dinas,
mencari
kegiatan
pengemba
ngan
profesi di
luar dinas,
kembangk
an KKG.
GR 3:
Selalu
berusaha
agar bisa
terpilih
dan ikut
kegiatan
pengemba
ngan dari
dinas,
saran
penambah
an kuota
oleh dinas,
mengikuti
pengemba
nagn
profesi
mandiri,
ikuti
kegiatan
PKG, dan
KKG
dengan
giat,
memotivas
i diri.
GR 4:
Perbanyak
informasi,
tidak
bergantun
g pada
lembaga
dan dinas,

254
ikut dalam
kegiatan
KKG,
mencari
pengemba
ngan
profesi
dari
lembaga
pendidika
n lain,
misalnya
dari
Universita
s tertentu.
GR 5:
Memperba
nyak
kegiatan
pengemba
ngan, rajin
mengikuti
seminar
dari
sumber
manapun
tidak harus
dari dinas,
pandai
mengatir
dan
memanfaa
tkan
waktu,
mengemba
ngkan
keterampil
an dalam
membuat
media
pembelaja
ran.
GR 6:
Berani
meminta
izin

255
kepada
kepala
sekolah
untuk ikut
dalam
kegiatan
pengemba
ngan,
memberi
saran
kepada
sekolah
agar
meratakan
penugasan
diklat dari
dinas,
belajar
menulias
PTK atau
makalah
ilmiah,
aktif
dalam
kegiatan
KKG,
memperba
nyak
membaca
dan
berlatih
serta
menambah
karya
inovatif.

256
Lampiran 6. Pedoman Dokumentasi Pengembangan Profesi Guru Program
PKB SDN Demakijo I

Pedoman Dokumentasi Pengembangan Profesi Guru


Program PKB SDN Demakijo I

Keterangan
No. Indikator Keterangan
Ada Tidak
1. Dokumen/foto yang menunjukkan guru mengikuti diklat
fungsional seperti diklat, kursus, pelatihan, penataran.
2. Dokumen/foto yang menunjukkan guru mengikuti
kegiatan kolektif seperti seminar, workshop, koloqium,
KKG, PKG
3. Dokumen/foto yang menunjukkan guru mengikuti
presentasi pada forum ilmiah

4. Dokumen/foto yang menunjukkan guru membuat karya


tulis ilmiah, publikasi hasil penelitian, laporan hasil
penelitian, atau gagasan inovatif dalam bidang
pendidikan.
5. Dokumen/foto yang menunjukkan guru membuat dan
mempublikasikan buku/modul, karya terjemahan,
ataupun buku pedoman guru.
6. Dokumen/foto yang menunjukkan guru membuat karya
teknologi tepat guna (Sains)

7. Dokumen/foto yang menunjukkan guru mengikuti


pelatihan pembuatan media pembelajaran, dan/atau guru
membuat karya seni dalam bidang pendidikan

8. Dokumen/foto yang menunjukkan guru membuat atau


memodifikasi alat/media pembelajaran

9. Dokumen/foto yang menunjukkan guru mengikuti


program penyusunan standar soal/evaluasi, pedoman
soal, dan sejenisnya.

257
Lampiran 7. Catatan Dokumentasi

CATATAN DOKUMENTASI
Kode : CD 1, CD 6 dan CD 11, CD 12 (EP)
Hari/tanggal : Jum’at/09 Februari 2018
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : SD Negeri Demakijo I Gamping Sleman

Keterangan
No. Indikator Keterangan
Ada Tidak
1. Dokumen/foto yang √ 1) sertifikat profesi guru dalam jabatan tahun
menunjukkan guru 2013 dari tim sertifikasi Universitas Negeri
mengikuti diklat Yogyakarta, 2) surat tugas dalam mengikuti
fungsional seperti pelatihan kurikulum 2013 dari Dinas
diklat, kursus, Pendidikan Sleman, 3) sertifikat pelatihan
pelatihan, penataran. induksi guru pemula (PIGP) pada jenjang SD
tahun 2016 dari Dinas Pendidikan dan Olahraga
kab. Sleman, 4) sertifikat pelatihan guru sasaran
kurikulum sekolah dasar pada tahun 2016 dari
dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia, 5) sertifikat pendidikan dan pelatihan
prajabatan pada tahun 2015 badan Diklat
Daerah Istimewa Yogyakarta. (CD 1)
2. Dokumen/foto yang √ 1) sertifikat workshop PKB tahun 2014, dari
menunjukkan guru Dinas Pendidikan Sleman, 2) surat tugas dalam
mengikuti kegiatan workshop peningkatan kompetensi pedagogik
kolektif seperti guru angkatan II tahun 2015 dari Dinas
seminar, workshop, Pendidikan Sleman, 3) sertifikat workshop
koloqium, KKG, PKG peningkatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan tahun 2015 dari UPT Yandik
Kec. Gamping, Sleman, dan 4) sertifikat
workshop PKB tahun 2016 dari Kelompok
Kerja Guru (KKG) kelas I bekerja sama dengan
UPT pendidikan Gamping. (CD 6)
3. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti presentasi melaksanakannya.
pada forum
ilmiah

4. Dokumen/foto yang √ Foto dari hasil karya ilmiah PTK dengan judul
menunjukkan guru Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
membuat karya tulis Matematika Pada Materi Penjumlahan dan

258
ilmiah, publikasi hasil Pengurangan Bilangan Dua Angka Dengan
penelitian, laporan hasil Media Sedotan Plastik Pada Siswa Kelas I SD
penelitian, atau gagasan Negeri Demakijo I Tahun Pelajaran 2015/2016.
inovatif dalam bidang (CD 11)
pendidikan.
5. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat dan melaksanakannya.
mempublikasikan
buku/modul, karya
terjemahan, ataupun
buku pedoman guru.
6. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya melaksanakannya.
teknologi tepat guna
(Sains)
7. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti pelatihan melaksanakannya.
pembuatan media
pembelajaran, dan/atau
guru membuat karya
seni dalam bidang
pendidikan
8. Dokumen/foto yang √ Foto media pembelajaran. 1) ronce yang terbuat
menunjukkan guru dari kertas karton warna, 2) membuat dan
membuat atau menghias bingkai foto dari kardus bekas, 3)
memodifikasi menghias kendi dari tanah liat, dan 4) karya
alat/media gambar buah-buahan dua dimensi yang berasal
pembelajaran dari kulit telur. (CD 12)
9. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti program melaksanakannya.
penyusunan standar
soal/evaluasi, pedoman
soal, dan sejenisnya.
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan

259
CATATAN DOKUMENTASI
Kode : CD 2 dan CD 8 (SR)
Hari/tanggal : Sabtu/10 Februari 2018
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : SD Negeri Demakijo I Gamping Sleman

Keterangan
No. Indikator Keterangan
Ada Tidak
1. Dokumen/foto yang √ 1) sertifikat pengabdian masyarakat dari LPPM
menunjukkan guru UNY di gamping pada tahun 2014, 2) sertifikat
mengikuti diklat pelatihan SEQIP yang diselenggarakan oleh
fungsional seperti TIM KKN-PPL UNY pada tahun 2010 di SD
diklat, kursus, Demakijo I gamping, 3) sertifikat pelatihan
pelatihan, penataran. implementasi kurikulum 2013 bagi guru kelas II
dan guru pendidikan jasmani jenjang sekolah
dasar kab. Sleman pada tahun 2014 dari LPMP
Daerah Istimewa Yogyakarta, 4) sertifikat
pelatihan bahasa jawa bagi guru sekolah dasar
pada tahun 2017 dari pemerintah Kab. Sleman,
dan. (CD 2)
2. Dokumen/foto yang √ 1) sertifikat workshop peningkatan
menunjukkan guru Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
mengikuti kegiatan (PKB) tahun 2014 dari KKG kelas II bekerja
kolektif seperti sama dengan UPT Pendidikan Gamping, 2)
seminar, workshop, sertifikat sertifikat workshop peningkatan
koloqium, KKG, PKG kompetensi guru dalam Implmentasi K13 tahun
2017 dari KKG jenjang SD bekerja sama
dengan UPT Pendidikan Kec. Gamping,
Sleman, 3) sertifikat workshop peningkatan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
tahun 2015 dari UPT Yandik Kec. Gamping,
Sleman, 4) sertifikat Seminar Nasional
Membangkitkan Keasadaran Kolektif Guru
dalam Meningkatkan Kedisiplinan dan Etos
Kerja Untuk Penguatan pendidikan Karakter
tahun 2017 dari PGRI Sleman, 5) sertifikat
Seminar Nasional Guru Inspiratif untuk
Pendidika Karakter tahun 2014 dari HIMA
PGSD FIP UNY. (CD 8)
3. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti presentasi melaksanakannya.
pada forum

260
ilmiah

4. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang


menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya tulis melaksanakannya.
ilmiah, publikasi hasil
penelitian, laporan hasil
penelitian, atau gagasan
inovatif dalam bidang
pendidikan.
5. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat dan melaksanakannya.
mempublikasikan
buku/modul, karya
terjemahan, ataupun
buku pedoman guru.
6. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya melaksanakannya.
teknologi tepat guna
(Sains)
7. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti pelatihan melaksanakannya.
pembuatan media
pembelajaran, dan/atau
guru membuat karya
seni dalam bidang
pendidikan
8. Dokumen/foto yang √ Foto media pembelajaran. 1) menghias
menunjukkan guru tembikar dengan media kacang-kacangan 2)
membuat atau membuat gelas sederhana dari botol bekas.
memodifikasi
alat/media
pembelajaran
9. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti program melaksanakannya.
penyusunan standar
soal/evaluasi, pedoman
soal, dan sejenisnya.

261
CATATAN DOKUMENTASI
Kode : CD 3, 7 dan 13 (FK)
Hari/tanggal : Senin/12 Februari 2018
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : SD Negeri Demakijo I Gamping Sleman

Keterangan
No. Indikator Keterangan
Ada Tidak
1. Dokumen/foto yang √ 1)Sertifikat diklat Pra Jabatan tahun 2009, 2)
menunjukkan guru sertifikat pelatihan guru sasaran kurikulum
mengikuti diklat sekolah dasar pada tahun 2016 dari dari Menteri
fungsional seperti Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. 3)
diklat, kursus, sertifikat sertifikasi pendidik pada tahun 2014,
pelatihan, penataran. dari badan Diklat Daerah Istimewa Yogyakarta.
(CD 3)
2. Dokumen/foto yang √ 1) sertifikat workshop PKB tahun 2016 dari
menunjukkan guru Kelompok Kerja Guru (KKG) kelas I bekerja
mengikuti kegiatan sama dengan UPT pendidikan Gamping, 2)
kolektif seperti sertifikat workshop peningkatan Pengembangan
seminar, workshop, Keprofesian Berkelanjutan tahun 2015 dari
koloqium, KKG, PKG UPT Yandik Kec. Gamping, Sleman, 3)
sertifikat sertifikat workshop peningkatan
kompetensi guru dalam Implmentasi K13 tahun
2017 dari KKG jenjang SD bekerja sama
dengan UPT Pendidikan Kec. Gamping,
Sleman. (CD 7)
3. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti presentasi melaksanakannya.
pada forum
ilmiah

4. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang


menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya tulis melaksanakannya.
ilmiah, publikasi hasil
penelitian, laporan hasil
penelitian, atau gagasan
inovatif dalam bidang
pendidikan.
5. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat dan melaksanakannya.
mempublikasikan

262
buku/modul, karya
terjemahan, ataupun
buku pedoman guru.
6. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya melaksanakannya.
teknologi tepat guna
(Sains)
7. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti pelatihan melaksanakannya.
pembuatan media
pembelajaran, dan/atau
guru membuat karya
seni dalam bidang
pendidikan
8. Dokumen/foto yang √ Foto media pembelajaran. 1) media wayang
menunjukkan guru huruf, 2) media roda putar dua dimensi untuk
membuat atau mata pelajaran matematika penjumlahan dan
memodifikasi pengurangan, dan 3) roda putar kosakata Bahasa
alat/media Inggris (CD 13)
pembelajaran
9. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti program melaksanakannya.
penyusunan standar
soal/evaluasi, pedoman
soal, dan sejenisnya.
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan

263
CATATAN DOKUMENTASI
Kode : CD 14 (PR)
Hari/tanggal : Selasa/13 Februari 2018
Waktu : 11.45 WIB
Tempat : SD Negeri Demakijo I Gamping Sleman

Keterangan
No. Indikator Keterangan
Ada Tidak
1. Dokumen/foto yang √ 1)Sertifikat diklat Pra Jabatan tahun 1998, 2)
menunjukkan guru sertifikat pelatihan guru sasaran kurikulum
mengikuti diklat sekolah dasar pada tahun 2016 dari dari Menteri
fungsional seperti Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
diklat, kursus, 3) sertifikat pelatihan bahasa jawa bagi guru
pelatihan, penataran. sekolah dasar pada tahun 2017 dari pemerintah
Kab. Sleman, 4) sertifikat sertifikasi pendidik
pada tahun 2015, dari badan Diklat Daerah
Istimewa Yogyakarta. (CD 14)
2. Dokumen/foto yang √ Guru mempunyai jabatan golongan 4A, dan
menunjukkan guru mengatakan bahwa beliau telah mengikuti
mengikuti kegiatan pelatihan lebih dari 4 kali namun tidak bisa
kolektif seperti menunjukkan sertifikat karena sertifikat lama
seminar, workshop, hilang dalam musibah kebakaran.
koloqium, KKG, PKG
3. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti presentasi melaksanakannya.
pada forum
ilmiah

4. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang


menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya tulis melaksanakannya.
ilmiah, publikasi hasil
penelitian, laporan hasil
penelitian, atau gagasan
inovatif dalam bidang
pendidikan.
5. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat dan melaksanakannya.
mempublikasikan
buku/modul, karya

264
terjemahan, ataupun
buku pedoman guru.
6. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya melaksanakannya.
teknologi tepat guna
(Sains)
7. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti pelatihan melaksanakannya.
pembuatan media
pembelajaran, dan/atau
guru membuat karya
seni dalam bidang
pendidikan
8. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat atau melaksanakannya.
memodifikasi
alat/media
pembelajaran
9. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti program melaksanakannya.
penyusunan standar
soal/evaluasi, pedoman
soal, dan sejenisnya.
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan

265
CATATAN DOKUMENTASI
Kode : CD 4 dan CD 9 (AK)
Hari/tanggal : Sabtu/16 Februari 2018
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : SD Negeri Demakijo I Gamping Sleman
Keterangan
No. Indikator Keterangan
Ada Tidak
1. Dokumen/foto yang √ 1) sertifikat diklat prajabatan tahun 2010 dari
menunjukkan guru kemitraan Pemerintah Kab. Sleman dengan
mengikuti diklat badan Diklat D.I Yogyakarta, 2) sertifikat
fungsional seperti kegiatan pengembangan TI bagi guru dan Tata
diklat, kursus, Usaha tahun 2012 dari pemerintah D.I
pelatihan, penataran. Yogyakrta di Balai Latihan Pendidikan Teknik
(BLPT), 3) sertifikat pelatihan SEQIP dari TIM
KKN-PPL UNY tahun 2010 di SD Negeri
Demakijo I Gamping, 4) sertifikat Study
Banding di SD Negeri Panjatan tahun2011
terkait sistem pembelajaran kelas IV dan
Managemen Sekolah dari Dinas Pendidikan
Kab. Kulon Progo. (CD 4)
2. Dokumen/foto yang √ 1) sertifikat Seminar Nasional Matematika
menunjukkan guru Indonesia bagi Kepala Sekolah dan Guru Kelas
mengikuti kegiatan tahun 2014 dari LPK Indonesia bekerja sama
kolektif seperti dengan Dinas Pendidikan Sleman, 2) Sertifikat
seminar, workshop, Semiloka Pengembangan Bimbingan Teknis
koloqium, KKG, PKG MBS tahun 2013 dari Dinas Pendidikan
Yogyakarta. (CD 9)
3. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti presentasi melaksanakannya.
pada forum
ilmiah

4. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang


menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya tulis melaksanakannya.
ilmiah, publikasi hasil
penelitian, laporan hasil
penelitian, atau gagasan
inovatif dalam bidang
pendidikan.
5. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat dan melaksanakannya.

266
mempublikasikan
buku/modul, karya
terjemahan, ataupun
buku pedoman guru.
6. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya melaksanakannya.
teknologi tepat guna
(Sains)
7. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti pelatihan melaksanakannya.
pembuatan media
pembelajaran, dan/atau
guru membuat karya
seni dalam bidang
pendidikan
8. Dokumen/foto yang √ Foto media pembelajaran, stetoskop sederhana.
menunjukkan guru
membuat atau
memodifikasi
alat/media
pembelajaran
9. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti program melaksanakannya.
penyusunan standar
soal/evaluasi, pedoman
soal, dan sejenisnya.
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan

267
CATATAN DOKUMENTASI
Kode : CD 5 dan CD 10 (WY)
Hari/tanggal : Senin/19 Februari 2018
Waktu : 07.00 WIB
Tempat : SD Negeri Demakijo I Gamping Sleman
Keterangan
No. Indikator Keterangan
Ada Tidak
1. Dokumen/foto yang √ 1) serifikat profesi pendidik pada tahun 2014
menunjukkan guru dari Universitas Negeri Yogyakarta, 2)
mengikuti diklat sertifikat prajabatan pada tahun 2008 dari Badan
fungsional seperti Diklat D.I Yogyakarta, 3) sertifikat Diklat
diklat, kursus, Pendalaman Materi Mata Pelajaran
pelatihan, penataran. Maatematika bagi guru SD pada tahun 2007 dari
Dinas Pendidikan Kab. Sleman, 4) sertifikat
pelatihan Pengelolaan Amal Usaha pada tahun
2005 dari AISYIYYAH Yogyakarta, 5)
sertifikat pelatihan ICT pada tahun 2004 dari
Dinas Pendidikan Yogyakarta, dan 6) sertifikat
pelatihan SEQIP dari KKN-PPL UNY tahun
2010. (CD 5)
2. Dokumen/foto yang √ 1) sertifikat sertifikat workshop peningkatan
menunjukkan guru kompetensi guru dalam Implmentasi K13 tahun
mengikuti kegiatan 2017 dari KKG jenjang SD bekerja sama
kolektif seperti dengan UPT Pendidikan Kec. Gamping,
seminar, workshop, Sleman, 2) sertifikat workshop mendongeng
koloqium, KKG, PKG bagi guru SD se Kabupaten Sleman tahun 2017,
3) sertifikat seminar Peran Media Pembelajaran
dalam proses Belajar Mengajar di Sekolah
tahun 2008 dari Liseum. (CD 10)
3. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti presentasi melaksanakannya.
pada forum
ilmiah

4. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang


menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya tulis melaksanakannya.
ilmiah, publikasi hasil
penelitian, laporan hasil
penelitian, atau gagasan
inovatif dalam bidang
pendidikan.

268
5. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat dan melaksanakannya.
mempublikasikan
buku/modul, karya
terjemahan, ataupun
buku pedoman guru.
6. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat karya melaksanakannya.
teknologi tepat guna
(Sains)
7. Dokumen/foto yang √ Sertifikat seminar Peran Media Pembelajaran
menunjukkan guru dalam proses Belajar Mengajar di Sekolah
mengikuti pelatihan tahun 2008 dari Liseum.
pembuatan media
pembelajaran, dan/atau
guru membuat karya
seni dalam bidang
pendidikan
8. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
membuat atau melaksanakannya.
memodifikasi
alat/media
pembelajaran
9. Dokumen/foto yang √ Tidak ada dokumen/foto dokumen/foto yang
menunjukkan guru bisa digunakan, karena guru belum
mengikuti program melaksanakannya.
penyusunan standar
soal/evaluasi, pedoman
soal, dan sejenisnya.
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan

269
LAMPIRAN 8
DAFTAR GAMBAR/FOTO
DOKUMENTASI

270
Gambar 1. Foto Sertifikat Diklat Pra
Gambar 2. Foto Sertifikat Diklat Induksi
Jabatan CD 1
Guru CD 1

Gambar 1. Foto Sertifikat


Diklat Guru Sasaran CD Gambar 4. Surat tugas pelatihan K13 CD 1
1

271
Gambar 5. Foto Sertifikat Diklat dalam Gambar 6. Foto Sertifikat workshop dalam
jabatan (sertifikasi) CD 1 PKB tahun 2014 CD 6

Gambar 7. Foto Sertifikat workshop Gambar 8. Foto Sertifikat workshop PKB


peningkatan Pedagogik guru CD 6 2015 CD 6

Gambar 9. Foto Sertifikat workshop PKB Gambar 10. Foto karya Inovatif media
2016 CD 6 sederhana lukisan kulit telur CD 12

272
Gambar 11. Foto Sertifikat pengabdian Gambar 12. Foto Sertifikat SEQIP CD 2
masyarakat di LPMP CD 2

Gambar 13. Foto Sertifikat Implementasi Gambar 14. Foto Sertifikat Pelatihan B.
pelatihan K 13 CD 2 Jawa CD 2

Gambar 15. Foto Sertifikat seminar nasional


Gambar 16. Foto Sertifikat seminar
CD 8
nasional CD 8

273
Gambar 18. Foto workshop Implementasi
Gambar 17. Foto workshop PKB CD 8
Kurikulum 13 CD 8

Gambar 19. Media Pembelajaran


Gambar 19. Foto workshop PKB CD 8
sederhana

274
Gambar 20. Foto Sertifikat Guru sasaran Gambar 21. Foto Sertifikat workshop
CD 3 implementasi K 13 CD 7

Gambar 22. Foto Sertifikat workshop


Gambar 23. Foto Sertifikat workshop
PKB tahun 2014 CD 7
PKB tahun 2016 CD 7

Gambar 24. Foto media pembelajaran


Gambar 25. Foto media pembelajaran
wayang huruf CD 13
roda putar B. Inggris CD 13

275
Gambar 26. Foto sertifikat SEQIP dari PPL Gambar 27. Foto sertifikat pelatihan
UNY CD 4 pengembangan IT CD 4

Gambar 28. Foto sertifikat diklat Pra jabatan Gambar 29. Foto sertifikat diklat Pra
CD 4 jabatan CD 9

Gambar 30. Foto sertifikat studi banding Gambar 31. Foto sertifikat semiloka
CD 9 CD 9

276
Gambar 33. Foto sertifikat pelatihan
Gambar 32. Foto sertifikat pelatihan
SEQIP PPL UNY CD 5
Matematika CD 5

Gambar 35. Foto sertifikat pelatihan


Gambar 34. Foto sertifikat pelatihan ICT
pengelola amal usaha CD 5
CD 5

Gambar 36. Foto sertifikat seminar media


Gambar 37. Foto sertifikat workshop
pembelajaran CD 10
implementasi K13 CD 10

277
Gambar 38. Foto sertifikat workshop Gambar 39. Foto sertifikat sertifikasi
mendongeng CD 10 guru CD 5

Gambar 40. Foto sertifikat diklat Pra-jabatan CD 5

278
LAMPIRAN 9
SURAT IZIN
PENELITIAN

279
1. Surat Izin Subbag Pendidikan/Fakultas

280
2. Surat Izin Penelitian Kesbangpol Sleman

281
3. Surat Izin Penelitian dari SD Negeri Demakijo I

282

Anda mungkin juga menyukai