Anda di halaman 1dari 9

PEMETAAN PENYEBARAN MINERAL SULFIDA DI DAERAH

KELORAN, SELOGIRI, WONOGIRI, JAWA TENGAH


DENGAN METODE MISE-A-LA-MASSE

oleh:
Imam Setiadi
Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA UGM

INTISARI

Telah dilakukan pemetaan penyebaran mineral sulfida di daerah Keloran, Selogiri,


Wonogiri, Jawa Tengah dengan metode geolistrik Mise-A-La-Masse. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan satu unit resistivitymeter OYO McOHM Mark-2 model 2115 A beserta
kelengkapannya yang berupa catu daya, kabel, dan batang elektroda.
Metode geolistrik Mise-A-La-Masse menggunakan arus tetap, salah satu elektroda arus
C1 ditempatkan langsung menyentuh tubuh mineral yang bersifat konduktor, sedangkan elektroda
arus lainnya C2 ditempatkan jauh di luar daerah survei. Elektroda potensial P1 ditempatkan di
dekat elektroda arus C1 sebagai referensi dan elektroda potensial P2 digerakkan ke seluruh sektor
daerah survei yang telah ditentukan titik-titik pengukurannya.
Beda potensial diukur antara kedua elektroda potensial P1 dan P2 dan diplot di setiap titik
amat. Hasil yang diperoleh setelah diolah yaitu peta kontur resistivitas dan isopotensial yang
menggambarkan arah penyebaran mineral sulfida dengan arah relatif tenggara-baratlaut. Dari hasil
ini kemudian dibuat pemodelan maju dengan menggunakan “Program Res3Dmod”. Hasil
pemodelan maju menunjukkan adanya anomali batuan yang mengandung mineral sulfida logam
dengan geometri irisan pertama tebal 4 m luasnya 15 m x 10 m, irisan kedua tebal 20.5 m luas 40
m x 20 m, irisan ketiga tebal 28.5 m luasnya 35 m x 15 m, dan irisan keempat tebal 7 m luasnya 15
mx5m

SULPHIDES MINERAL DISTRIBUTION MAPPING


AT KELORAN, SELOGIRI, WONOGIRI, CENTRAL JAVA
WITH MISE-A-LA-MASSE METHOD

ABSTRACT

Sulphides mineral distribution mapping has been carried out at Keloran, Selogiri,
Wonogiri, Central Java by means of geoelectricity Mise-A-La-Masse method. Measurements have
been done by using OYO Mc OHM Mark-2 model 2115 A with some equipment accessories like
power supples, cables and electrodes.
This method use constant current, one of current electrode C1 is placed in the conductor
ore body, and the other being at large distance out of the survey area. The potential electrode P1
is embedded at surface near current electrode C1, and potential electrode P2 is moved about
survey area that have been determinated the measurement points.
The potential difference is measured between potential electrode P1 and P2. The
processed result is equipotential and isoresistivity map that show sulphides mineral distribution
relatifly is to Southeast-Northwest direction. From this map Res3Dmod Program is used to make a
forward modeling. Forward modeling shows sulphides mineral anomaly in the rock, by geometry
horizontal slice 1 is 10 m x 10 m and thicknessis 4 m , second horizontal slice is 40 m x 20 m the
thickness is 20.5 m, the third horizontal slice is 35 m x 15 m and the thickness is 28.5 m, and the
fourth horizontal slice is 15 m x 5 m and the thickness is 7 m.

I. PENDAHULUAN
Daerah Wonogiri dan sekitarnya banyak terdapat sumber daya alam seperti pirit, kalkopirit,
emas, dan galena. Mineral tersebut banyak dijumpai pada satuan perbukitan intrusi terutama pada
daerah di sekitar desa Keloran kecamatan Selogiri. Emas biasanya berasosiasi dengan mineral-

1
2

mineral sulfida. Dengan mengetahui asal mula pembentukan mineral, sifat-sifat, dan kondisi
terbentuknya mineral tersebut, diharapkan dapat diperoleh pengetahuan dasar mineral secara fisik.
Atas dasar hal tersebut dilakukan pengukuran geofisika dengan metode Mise-A-La-Masse
terhadap parameter fisis yang dimiliki oleh mineral (resistivitas), sehingga dapat diperkirakan
penyebaran dan bentuk geometri dari endapan mineral sulfida tersebut.
Metode Mise-A-La-Masse telah banyak dipergunakan untuk mengetahui penyebaran
mineral sulfida logam, seperti yang telah dilakukan oleh Parasnis (1967) di Swedia Tengah, dan
Ketola (1972) di Finlandia. Maas (1981), menggunakan metode ini untuk mengetahui penyebaran
mineral sulfida di daerah Pacitan Jawa Timur, dalam penyelidikannya Maas berhasil menentukan
bentuk dari urat-urat mineral yang memanjang dan membentuk lembaran. Sulistijo, dkk (1998)
menggunakan metode Mise-a-La-Masse untuk mengetahui penyebaran air tercemar di daerah
tempat pembuangan akhir (TPA) pasar Impun, Bandung.
Daerah Wonogiri dan sekitarnya tersusun dalam tiga satuan bentang alam yaitu satuan
perbukitan blok sesar, satuan perbukitan intrusi dan satuan dataran aluvial (Saptono, dkk, 2000).
Stratigrafi daerah Wonogiri dapat dikelompokkan menjadi lima satuan litostratigrafi dengan
urutan dari tua sampai muda adalah Satuan batupasir tufan, satuan breksi andesit, satuan andesit
diorit, satuan breksi lahar, dan satuan dataran alluvial. Mineral sulfida banyak dijumpai pada
perbukitan intrusi yaitu pada satuan andesit diorit.

II. DASAR TEORI


Konsep dasar metode Mise-A-La-Masse adalah sebagai berikut; Salah satu elektroda arus
dimasukkan ke dalam bumi menyentuh tubuh mineral yang bersifat konduktif, elektroda arus
lainnya ditempatkan pada jarak yang cukup jauh di luar daerah penelitian, beda potensial diukur
antara sepasang elektroda potensial. Penyebaran potensial akan menggambarkan bentuk geometri
dari massa konduktif sehingga akan memberikan informasi mengenai bentuk tubuh massa tersebut.
Potensial pada permukaan medium homogen isotrop yang berjarak r yang disebabkan
oleh sumber arus titik dinyatakan oleh persamaan:
⎛ Iρ ⎞ 1
V =⎜ ⎟ (1)
⎝ 2π ⎠ r
dengan, V = Potensial listrik pada jarak r dari sumber arus titik (volt), I = Arus listrik (ampere ), ρ
= tahanan jenis medium (Ωm), dan r = jarak dari sumber arus titik (meter).
Beda potensial yang disebabkan oleh dua buah arus titik di permukaan dinyatakan oleh
persamaan :
Iρ ⎛1 1 1 1⎞
∆V = ⎜⎜ − − + ⎟⎟ (2)
2π ⎝ r1 r2 r3 r4 ⎠
Sehingga tahanan jenis semu medium dapat dinyatakan oleh persamaan:
∆V
ρ=K (3)
I


K=
⎛1 1⎞ ⎛1 1⎞
⎜⎜ − ⎟⎟ − ⎜⎜ − ⎟⎟
⎝ r1 r2 ⎠ ⎝ r3 r4 ⎠
r1 = C1P1 adalah jarak elektroda arus ( C1 ) terhadap elektroda potensial ( P1 ),
r2 = C2P1 adalah jarak elektroda arus ( C2 ) terhadap elektroda potensial ( P1 ),
r3 = C1 P2 adalah jarak elektroda arus ( C1 ) terhadap elektroda potensial ( P2 ), dan r 4 = C2P2
adalah jarak elektroda arus ( C2 ) terhadap elektroda potensial ( P2 )
parameter yang berupa jarak dinotasikan sebagai K yang disebut sebagai faktor geometri. K
merupakan suatu tetapan, dan harganya tergantung pada susunan elektroda yang digunakan dalam
pengukuran. Jika permukaan bumi homogen dan isotropis, maka bidang permukaan equipotensial
3

yang teramati mendekati bola (spherical form) di sekitar daerah yang terisi oleh elektroda arus.
Namun sebenarnya bidang potensial yang teramati menyimpang di dekat tubuh anomali, tidak lagi
berbentuk bola sebagai akibat adanya kontras tahanan jenis antara zona anomali dan formasi di
sekitarnya.
V 1
Jika ditulis : Y = , dan X = , maka Y juga dapat dinyatakan sebagai:
I K
Y = ρa . X (4)
Sehingga tahanan jenis teoritis ( ρ t ) dapat dinyatakan oleh persamaan :
n n
Yi
∑ Xi . ∑X
2 2
i . ρai
Xi
ρt = i =1
n
= i =1
n
(5)
∑X ∑X
2 2
i i
i =1 i =1
Yi
dengan ρai = , adalah tahanan jenis semu ke i dari hasil pengamatan, Yi adalah potensial per
Xi
1
arus dari data ke-i, dan X i = dari data yang ke-i. Sehingga diperoleh persamaan untuk harga
K
tahanan jenis sisa ( ∆ ρ i ) yaitu :
∆ρ i = ρai − ρt ( 6)
harga potensial per arus teoritis ( Vti ) dapat di turunkan dari persamaan (4), yaitu
Vti = ρ t . X i (7)
dan harga potensial per arus sisa ( ∆Vi ) adalah :
∆Vi = Yi − Vti = Yi − ρt .X i ( 8)

III. METODE PENELITIAN


Peralatan utama yang digunakan dalam pengambilan data geolistrik Mise-A-La-Masse
adalah Resistivitymeter OYO McOHM Mark-2 model–2115A, dengan beberapa kelengkapannya
seperti catu daya, kabel, batang elektroda dll. Survei dengan metode Mise-A-La-Masse ini
menggunakan arus tetap, yaitu sebesar 50 mA. Untuk pengolahan data digunakan program
Misalamase berdasarkan persamaan (3), (5), (6), (7) dan (8), serta untuk pembuatan model
digunakan pemodelan maju (forward modeling) dengan “Program Res3Dmod” yang di download
dari situs internet: www.ABEM.SE (Loke, 1997).
Daerah penelitian di desa Keloran, kecamatan Selogiri, kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, seperti
ditunjukkan pada gambar.1.

Gambar 1. Lokasi daerah Penelitian di desa Keloran kecamatan Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah
4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengukuran dan beberapa plot kontur teoritis daerah penelitian disajikan pada
gambar 2 sampai dengan gambar 6. Gambar 7 merupakan hasil interpretasi penyebaran tubuh
batuan mineral sulfida pada kontur topografi dan gambar 8 adalah model dari pemodelan maju
yang dibuat, gambar 9 adalah sayatan melintang A –A’ pada kontur topografi.
Gambar 2 dan 3 memperlihatkan peta kontur tahanan jenis semu dan tahanan jenis sisa daerah
Keloran, Wonogiri, dari peta ini dapat diketahui bahwa anomali terdapat pada bagian tengah yang
diperlihatkan dengan menurunnya harga resistivitas semu batuan.
Gambar.4 adalah peta kontur potensial per arus, peta ini memperlihatkan bahwa garis kontur
memusat pada zona anomali yang mempunyai konduktivitas lebih besar, namun demikian
keberadaan zona anomali tersebut belum dapat diketahui sehingga datanya harus diproses lebih
lanjut. Gambar.5 memperlihatkan peta kontur potensial per arus teoritis, peta ini menggambarkan
kondisi-kondisi geologi permanen dan sementara daerah tersebut.
Gambar.6 merupakan peta kontur potensial per arus sisa yang diperoleh dari data potensial per
arus pengukuran minus potensial per arus teoritis. Peta ini menggambarkan zona anomali (dalam
hal ini mineral-mineral sulfida logam) di daerah penelitian. Keberadaan, bentuk dan posisi zona
anomali diwakili dengan menurunnya harga potensial per arus teoritis sehingga secara numerik
berharga negatif. Peta interpretasi penyebaran mineral sulfida disajikan pada gambar 7. Gambar.8
merupakan hasil pemodelan maju dengan menggunakan program Res3Dmod, anomali terdapat
pada irisan pertama sampai keempat dengan dimensi anomali untuk irisan pertama 10 m x 10 m
tebal 4 m, irisan kedua 40 m x 20 m tebal 20.5 m, irisan ketiga 35 m x 15 m tebal 28.5 m, dan
irisan keempat 15 m x 5 m tebal 7 m. Anomali pada daerah penelitian ini di interpretasikan sebagai
mineral sulfida logam yang terdiri dari pirit, kalkopirit, galena dan sphalerit.

V. KESIMPULAN
1 Penyebaran mineral sulfida berdasarkan peta kontur resistivitas dan isopotensial
berarah relatif Tenggara-Baratlaut.
2 Tahanan jenis semu permukaan yang merupakan anomali pada daerah penelitian
mempunyai harga < 10Ωm.
3 Geometri anomali tubuh mineral sulfida berdasarkan hasil pemodelan mempunyai
dimensi :
a. Kedalaman (0-4) m, ukuran model 15 m x 10 m.
b. Kedalaman (4 - 24.5) m, ukuran model 40 m x 20 m.
c. Kedalaman (24.5 – 53) m,ukuran model 35 m x 15 m.
d. Kedalaman (53 – 60) m, ukuran model 15 m x 5 m.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Lab. Geofisika FMIPA UGM atas semua
fasilitas yang diberikan dan pemeritah desa Keloran kecamatan Selogiri kabupaten Wonogiri atas
ijin yang diberikan untuk melakukan penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Ketola, M., 1972, Some Points Of View Concerning Mise-A-La-Masse Measurement,
Geoexploration 10, page 1 – 21.
Loke, M.H., 1997, Free Software RES3DMOD ver. 2.1, www.ABEM.SE
Maas, M., 1981, Penyelidikan Geolistrik cara Mise-A-La-Masse terhadap Endapan Mineral
Sulfida di daerah Kasihan Kec. Tegalombo Kab. Pacitan Jawa Timur, Fak. Ilmu Pasti dan
Alam UGM Yogyakarta.
Parasnis, D.S, 1967, Three-dimensional Electric Mise-A-La-Masse Survey of An Irregular Lead -
Zinc-Cooper Deposit in Central Sweden, Geophysical Prospecting , Vol. 15, Part 452.
Saptono, dkk., 2000, Kondisi Geologi daerah Wonogiri, Panduan Workshop Geofisika FMIPA
UGM Yogyakarta, tidak dipublikasikan
Sulistijo, U.W. Widodo dan K.Anggayana, 1998, Metode Mise-A-La-Masse untuk
menggambarkan Arah dan Penyebaran Air Tanah tercemar di lokasi TPA Air Impun,
Pertemuan ilmiah tahunan ke-23, Prosiding HAGI, Yogyakarta.
5

300.00 Ωm 300.00
300.00
Ωm
250.00 250.00
250.00

105.00 70.00
100.00 65.00
200.00 95.00 200.00
200.00 60.00
90.00 55.00
85.00 50.00
150.00 80.00 150.00
150.00 45.00
75.00 40.00
70.00 35.00
100.00 65.00 100.00
100.00 30.00
25.00
60.00
meter

meter
20.00
55.00
50.00 50.00
50.00 15.00
50.00
10.00
45.00 5.00
40.00 0.00
0.00 35.00 0.00
0.00
-5.00
30.00 -10.00
25.00 -15.00
-50.00 20.00 -50.00
-50.00
-20.00
15.00 -25.00
10.00 -30.00
-100.00 -100.00
-100.00
5.00 -35.00
0.00 -40.00
-150.00 -150.00
-150.00

-200.00 -200.00
-200.00

-300.00 -250.00 -200.00 -150.00 -100.00 -50.00 0.00 50.00 100.00 -300.00
-300.00 -250.00
-250.00 -200.00
-200.00 -150.00
-150.00 -100.00 -50.00 0.00 50.00
50.00 100.00
100.00

meter meter

Gambar.2 Peta kontur tahanan jenis semu permukaan Gambar. 3 Peta kontur tahanan je nis sisa daerah Keloran,

300.00 300.00
Ω Ω
250.00 250.00
0.30 0.46
200.00 200.00 0.44
0.28
0.42
0.26
0.40
150.00 0.24 150.00 0.38
0.22 0.36
0.20 0.34
100.00 100.00
0.18 0.32
meter
meter

0.30
0.16
50.00 50.00 0.28
0.14 0.26
0.12 0.24
0.00 0.00
0.10 0.22
0.08 0.20
-50.00 -50.00 0.18
0.06
0.16
0.04
0.14
-100.00 0.02 -100.00 0.12
0.00 0.10
-150.00 -150.00

-200.00 -200.00
-300.00 -250.00 -200.00 -150.00 -100.00 -50.00 0.00 50.00 100.00 -300.00 -250.00 -200.00 -150.00 -100.00 -50.00 0.00 50.00 100.00
meter meter

Gambar.4 Peta kontur potensial per arus daerah Keloran Gambar.5 Peta kontur potensial per arus teoritis
Wonogiri


300.00 300.00

250.00
250.00
245.00
0.15
200.00 240.00
200.00
0.10 235.00
230.00
150.00 0.05 A' 225.00
150.00
220.00
0.00
100.00 215.00

-0.05 100.00 210.00


meter

205.00
Jarak (m)

50.00 -0.10 200.00


50.00 195.00
-0.15
0.00 190.00

-0.20 185.00

U -50.00 -0.25
0.00

-50.00
180.00
175.00
170.00
-0.30
-100.00 165.00

-0.35 160.00
-100.00 155.00
-150.00
150.00

-150.00
-200.00
-300.00 -250.00 -200.00 -150.00 -100.00 -50.00 0.00 50.00 100.00
meter -200.00 A
Gambar.6 Peta kontur potensial per arus sisa daerah -300.00 -250.00 -200.00 -150.00 -100.00

Jarak (m)
-50.00 0.00 50.00 100.00

Keloran, Wonogiri Gambar 7. Peta penyebaran mineral sulfida pada kontur


topografi yang ditunjukkan dengan warna kuning
Wonogiri

= Interpretasi daerah sebaran tubuh sulfida


pada kontur topografi
6

Kontur ρa lapangan

Kontur ρa pemodelan

0m

Irisan pertama

4m

Irisan kedua

24.5 m

Irisan ketiga

53 m

Irisan keempat

60 m

Irisan kelima

110 m

5 Ωm
20 Ωm

30 Ωm

Gambar V.6. Hasil pemodelan bawah permukaan dengan program Res3Dmod


7

= Sesar normal dekstral

= Mineral sulfida

= Argilitik

Gambar 8. Sayatan melintang A – A’ kontur topografi


8
9

Anda mungkin juga menyukai