Anda di halaman 1dari 5

erdapat dua jenis kerangka acuan, yaitu: kerangka acuan inersia dan non-inersia.

Jenis yang
pertama adalah jenis kerangka acuan yang telah diisyaratkan oleh prinsip relativitas Newtonian. [1]

Kerangka acuan inersia[sunting | sunting sumber]


Suatu kerangka acuan inersia bertranslasi dengan suatu kecepatan konstan, yang berarti kerangka
acuan itu tidak berotasi (hanya bertranslasi) dan pusat koordinatnya bergerak dengan kecepatan
konstan di sepanjang sebuah garis lurus (dengan kecepatan tetap, tanpa adanya
komponen percepatan). Dalam kerangka acuan inersia, berlaku hukum pertama Newton (inersia)
dan juga hukum gerak Newton.
Beberapa cara untuk mendeskripsikan secara singkat suatu kerangka acuan inersial. Suatu
kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang; [2]

 bergerak dengan kecepatan konstan.


 tidak bergerak dipercepat.
 di mana hukum inersia berlaku.
 di mana hukum gerak Newton berlaku.
 di mana tidak terdapat gaya-gaya fiktif.
Kerangka acuan non-inersia[sunting | sunting sumber]
Suatu kerangka acuan non-inersia, sebagai contoh mobil yang bergerak melingkar, atau komidi
putar yang sedang berputar, berakselerasi atau/dan berputar. Hukum pertama Newton tidak berlaku
dalam kerangka acuan non-inersial, yang terlihat dengan adanya percepatan pada objek tanpa
adanya gaya yang menyebabkannya dalam kerangka acuan tersebut. Kecepatan konstan saja tidak
cukup untuk membuat suatu kerangka acuan menjadi kerangka acuan inersia, ia juga harus
bergerak dalam garis lurus. Gerak berputar atau melengkung akan menyebabkan kerangka acuan
tidak lagi menjadi inersia dikarenakan munculnya percepatan sentripetal.
Beberapa cara singkat untuk mendeskripsikan kerangka acuan non-inersia, yaitu, suatu kerangka
acuan non-inersia adalah suatu kerangka acuan yang; [3]:

 kecepatannya berubah (berubah dipercepat, diperlambat atau bergerak dalam lintasan tidak
lurus, --berbelok-belok--).
 dipercepat.
 di mana hukum inersia tidak lagi berlaku.
 di mana muncul gaya-gaya fiktif agar hukum gerak Newton tetap berlaku.

Ilustrasi kerangka acuan inersia[sunting | sunting sumber]


Secara umum apabila suatu kerangka acuan inersia telah dipilih, maka diharapkan bahwa
pengamatan yang dilakukan langsung pada objek pengamatan itu atau hanya dari kerangka acuan
relatif yang dipilih akan memberikan hasil pengamatan yang sama. Jika tidak, berarti ada yang salah
dalam proses pemilihan kerangka atau dikatakan bahwa kerangka acuan tidak inersial.

Kerangka acuan yang diam[sunting | sunting sumber]


Sebagai ilustrasi di bawah ini diambil kasus sebuah benda dijatuhkan tanpa kecepatan awal (gerak
jatuh bebas) dari atas sebuah gedung.[4] Dimisalkan terdapat kemungkinan tiga pilihan titik (di atas
gedung, di tengah dan di bawah) dan dua arah (ke atas dan ke bawah) untuk menentukan kerangka
acuan inersial. Di sini diambil kasus khusus, yaitu antara koordinat semesta dan koordinat pengamat
tidak saling bergerak satu sama lain (kecepatan konstan = 0).
Catatan:
 : posisi awal.
 : posisi akhir.
 : percepatan.
 : posisi pengamat di atas, dihitung dari lantai gedung.
 : posisi pengamat di tengah, dihitung dari lantai gedung.
 : waktu akhir, waktu yang diperlukan benda untuk sampai ke lantai gedung.
 : jarak akhir, jarak yang diperlukan benda untuk sampai ke lantai gedung dihitung dari posisi
mula-mula ia dilepaskan.
Kasus 1[sunting | sunting sumber]

Posisi Jarak/waktu
Gamba Persamaan
Arah y+
r gerak
pengamat tempuh

di atas ke atas

Kasus 2[sunting | sunting sumber]

Posisi Jarak/waktu
Gamba Persamaan
Arah y+
r gerak
pengamat tempuh

ke
di atas
bawah
Kasus 3[sunting | sunting sumber]

Posisi Jarak/waktu
Gamba Persamaan
Arah y+
r gerak
pengamat tempuh

di tengah ke atas

Kasus 4[sunting | sunting sumber]

Posisi Jarak/waktu
Gamba Persamaan
Arah y+
r gerak
pengamat tempuh

ke
di tengah
bawah
Kasus 5[sunting | sunting sumber]
Posisi Jarak/waktu
Gamba Persamaan
Arah y+
r gerak
pengamat tempuh

di bawah ke atas

Kasus 6[sunting | sunting sumber]

Posisi Jarak/waktu
Gamba Persamaan
Arah y+
r gerak
pengamat tempuh

ke
di bawah
bawah

Nilai  dicari dengan menggunakan


dan 
Dalam contoh ini (kasus 1 - 6) telah dibuktikan bahwa nilai  dan  bernilai sama, tidak
tergantung di mana pengamatan dilakukan dan arah y mana yang positif. Dan memang
seharusnya demikian. Coba bayangkan apabila hukum-hukum yang sama tidak berlaku
pada kerangka inersia, bagaimana orang dapat mengamati pergerakan awan, peredaran
planet dan sebagainya dari bumi. Kita harus berada di sana untuk mengamatinya karena
hasil yang didapat akan berbeda dengan pengamatan yang dilakukan dari bumi. Untunglah
terdapat konsep ini sehingga pengamatan dapat dilakukan di tempat lain dan akan tetap
memperoleh hasil yang sama.

Kerangka acuan yang bergerak lurus beraturan[sunting | sunting


sumber]

Ilustrasi dalam contoh ini adalah seorang pengamat  sedang berada di atas sebuah
bus  yang bergerak lurus beraturan () terhadap pengamat lain  yang diam di suatu tempat.
Sebuah objek  di-jatuhbebas-kan di atas bus. Kedua pengamat harus mengukur jarak
tempuh dan waktu tempuh yang sama (dari posisi awal dijatuhkan sampai mencapai atap
bus) karena kedua pengamat dilihat dari yang lainnya berada pada kerangka acuan inersial.
Ilustrasi kerangka acuan non-inersial[sunting | sunting
sumber]
Contoh sederhana kerangka acuan non-inersial adalah apabila suatu kerangka
acuan bergerak lurus dipercepat atau bergerak melingkar (rotasi).

Pegas dalam lift[sunting | sunting sumber]

Suatu contoh sederhana kerangka acuan non-inersia adalah kerangka acuan yang
diletakkan dalam suatu lift dipercepat (baik ke atas maupun ke bawah). [5]
Suatu benda dan pegas diletakkan di dalam lift untuk membuktikan hal tersebut.
Pengamat  adalah pengamat dalam lift yang tidak bergerak terhadap objek  berupa suatu
massa dan pegas, sedangkan pengamat  adalah pengamat yang diam terhadap tanah.
Bila lift merupakan suatu kerangka acuan inersial () maka panjang pegas adalah sama
seperti panjang pegas mula-mula.
Akan tetapi bila lift dipercepat maka panjang pegas akan berubah. Pengamat  akan
menyaksikan suatu gaya fiktif bekerja pada pegas yang menyebabkan panjangnya berubah,
padahal tidak ada gaya yang dikenakan padanya. Lain halnya dengan pengamat  yang
dengan jelas melihat mengapa pegas dapat berubah panjangnya. Hal ini dikarenakan lift
yang bergerak dipercepat memberikan gaya normal kepada pegas sehingga panjangnya
berubah.

Gerak melingkar[sunting | sunting sumber]


Gerak melingkar merupakan contoh sederhana lain dari suatu tempat di mana peletakan
suatu kerangka acuan padanya akan menyebabkan kerangka acuan menjadi non-inersia,
[6]
 walapun gerak melingkar yang dimaksud memiliki kecepatan putar tetap (gerak melingkar
beraturan). Kecepatan putaran tetap adalah kecepatan linier yang diubah selalu arahnya
setiap saat (dipercepat) dengan teratur, jadi pada dasarnya adalah suatu gerak berubah
beraturan.
Dalam gerak melingkar baik yang vertikal, horisontal maupun di antaranya, terdapat
perbedaan pengamatan antara pengamat yang diam di atas tanah  dengan pengamat yang
bergerak bersama objek  yang diamati , Pengamat  dengan jelas melihat adanya gaya tarik
menuju pusat yang selalu mengubah arah gerak objek sehingga bergerak melingkar (tanpa
adanya gaya ini objek akan terlempar keluar, hukum inersia Newton), akan tetapi  tidak
menyadari hal ini. tidak mengerti mengapa ia tidak jatuh (meluncur) padahal ia membuat
sudut  dengan arah vertikal. Dalam kasus ini timbul gaya fiktif yang seakan-akan menahan
pengamat  sehingga tidak jatuh.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ (Indonesia) Miftachul Hadi, A Brief of Classical Mechanics, Artikel-artikel populer. LIPI, 12
Juli 2005.
2. ^ (Inggris) Inertial Frame of Reference Diarsipkan 2007-05-01 di Wayback Machine.
3. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference
4. ^ (Indonesia) Sparisoma Viridi, Kumpulan Materi Kuliah FI-111 Fisika Dasar I, Lulu, 2002.
5. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 1 Diarsipkan 2006-10-03 di Wayback Machine.
6. ^ "Non-inertial Frame of Reference 2". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-03. Diakses
tanggal 2006-11-03.

Anda mungkin juga menyukai