Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunianya
sehingga Handout “Sistem Ekskresi pada Manusia” dapat terselesaikan. Penulis mengembangkan
Handout IPA “Sistem Ekskresi pada Manusia” sesuai dengan KD 3.9 pada kurikulum 2013 untuk
peserta didik kelas VIII Semester 2. Handout ini menghadirkan metode saintifik agar peserta
didik menemukan sendiri konsep IPA yang di dapatkan dan Handout ini memberikan refrensi
kepada peserta didik untuk mendapatkan materi.
Handout ini disajikan agar peserta didik lebih memahami dan aktif dalam pembelajaran.
Handout ini menggunakan alur berfikir induktif. Jadi, peserta didik leluasa mengembangkan
pengetahuannya dengan kegiatan-kegiatan pada Handout. Materi yang disajikan relevan dengan
kegiatan yang dilalukanoleh peserta didik sehingga dapat menjadi referensi bagi peserta didik.
Handout yang baik tentunya diinginkan oleh semua pihak. Oleh karena itu, kami
membutuhkan saran dan masukan dari semua pihak demi perbaikan Handout ini. Semoga
Handout ini dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dan proses pembelajaran IPA
Terpadu pada khususnya.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

halm
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................... iii
KOMPETENSI INTI ..................................................................................................................................... iv
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
A. GINJAL ............................................................................................................................................ 1
B. KULIT .............................................................................................................................................. 8
C. PARU-PARU .................................................................................................................................. 13
D. HATI ................................................................................................................................................ 14
GANGGUAN PADA SISTEM EKSKRESI
A. GANGGUAN PADA GINJAL ................................................................................................... 15
B. GANGGUAN PADA KULIT ..................................................................................................... 17
C. GANGGUAN PADA PARU-PARU ......................................................................................... 18
D. GANGGUAN PADA HATI ....................................................................................................... 19
POLA HIDUP SEHAT UNTUK MENJAGA SISTEM EKSKRESI ....................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 23

iii
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu penegtahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


KI Kompetensi Dasar Indikator
1 1.1 Mengagumi keteraturan dan 1.1.1 Menjaga kesehatan tubuh sebagai
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang wujud rasa syukur terhadap
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan kompleksitas ciptaan Tuhan
dalam ekosistem, dan peranan tentang aspek fisik dan kimiawi
manusia dalam lingkungan serta dalam sistem ekskresi.Indikator
mewujudkannya dalam pengamalan
ajaran agama yang dianutnya.
2 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 2.1.1 Menunjukkan sikap jujur, teliti
(memiliki rasa ingin tahu, objektif, dan tanggung jawab dalam
jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, melaksanakan pengamatan
bertanggung jawab, terbuka, kritis, maupun berkomunikasi sebagai
kreatif; inovatif dan peduli wujud perilaku ilmiah dalam
lingkungan) dalam aktivitas sehari- kehidupan sehari-hari.
hari sebagai wujud implementasi 2.2.1 Menghargai kerja orang lain dalam
sikap dalam melakukan percobaan kelompok maupun klasikal dalam
dan berdiskusi. melaksanakan pengamatan dan
2.2 Menghargai kerja individu dan melaporkan hasil pengamatan.
kelompok dalam aktivitas sehari-
hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
3 3.9 Menjelaskan struktur dan fungsi 3.9.1 Menjelaskan fungsi sistem
sistem eksresi pada manusia dan ekskresi dalam tubuh manusia.
penerapannya dalam menjaga 3.9.2 Menyebutkan organ-organ yang
kesehatan diri. berperan dalam sistem ekskresi.
3.9.3 Menjelaskan fungsi masing-masing
organ yang berperan dalam
sistem ekskresi.

iv
3.9.4 Mengidentifikasi bagian-bagian
dari organ ginjal.
3.9.5 Menjelaskan fungsi masing-masing
bagian organ ginjal.
3.9.6 Menjelaskan bagian-bagian organ
ginjal yang terlibat dalam proses
pembentukan urin.
3.9.7 Menjelaskan mekanisme
pembentukan urin.
3.9.8 Mendeskripsikan struktur dan
fungsi kulit sebagai alat ekskresi.
3.9.9 Mendeskripsikan struktur dan
fungsi paru-paru sebagai alat
ekskresi.
3.9.10 Mendeskripsikan struktur dan
fungsi hati sebagai alat ekskresi.
3.9.11 Menyebutkan 5 macam kelainan
dan penyakit yang terjadi pada
sistem ekskresi.
3.9.12 Menjelaskan kelainan dan
penyakit yang terjadi pada sistem
ekskresi.
3.9.13 Mengidentifikasi kelainan dan
penyakit yang terjadi pada sistem
ekskresi melalui uji urin.
3.9.14 Menyusun pola hidup yang harus
dilakukan dan tidak boleh
dilakukan untuk menjaga
kesehatan sistem ekskresi
4 4.9 Membuat peta pikiran (mapping 4.9.1 Menyusun mind mapping tentang
main) tentang struktur dan fungsi sistem ekskresi
sistem ekskresi pada manusia dan
penerapannya dalam menjaga
keehatan diri.

iv
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa metabolisme yang sudah tidak berguna lagi bagi
tubuh. Sisa metabolisme yang dikeluarkan melalui ekskresi disebut ekskret. Ekskret dapat
berupa air beserta zat yang terlarut di dalamnya, garam-garam mineral, dan pigmen empedu.
Ekskret dihasilkan oleh berbagai organ ekskresi yang terdapat di dalam tubuh dan dikeluarkan
bersama urin dan keringat. Pada sistem ekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme diserap dari
darah, kemudian diproses, dan akhirnya dikeluarkan melalui alat-alat ekskresi. Alat ekskresi
manusia terdiri dari paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.
A. Ginjal
Ginjal atau renal/ kidney merupakan salah satu organ penyusun sistem ekskresi.
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan
tulang belakang di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira 11 x 6 x 3 cm. Beratnya antara 120-
170 gram atau diperkirakan 0,5% dari berat badan. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh
jantung yang mengalir menuju ginjal. Ginjal kiri biasanya berukuran lebih besar daripada
ginjal kanan. Ginjal kanan lebih rendah letaknya daripada ginjal kiri karena terdesak oleh
hepar (hati).

Gambar 1. Struktur ginjal manusia

1
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama (dari bagian luar ke dalam), yaitu:
1. korteks (bagian luar)
2. medulla (sumsum ginjal)
3. pelvis renalis (rongga ginjal
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh
ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar
tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat
longgar yang disebut kapsula.

Gambar 2. Anatomi ginjal

Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu
juta buah dalam satu ginjal normal manusia biasa. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi
dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang
bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman
membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan
Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding
sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.

2
Gambar 3. Anatomi ginjal manusia

Ada beberapa fungsi ginjal, antara lain:


1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh.
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan.
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus
ginjal.
4. Mengeluaran zat-zat toksin atau racun dari dalam tubuh.
5. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
6. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia.
7. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah
merah (SDM) di sumsum tulang.

Selain fungsi diatas, ginjal juga berfungsi membentuk urin.


1. Sifat – sifat urin atau air kemih :
a. Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan
sertafaktor lainnya.
b. Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh
c. Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
d. Berat jenis 1.015 – 1.020

3
2. Komposisi air kemih
Air kemih terdiri dari kira – kira :
a. 95 % air
b. Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein : asam urea, amoniak dan
kreatinin
c. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
d. Pigmen (bilirubin, urobilin)
e. Toksin
f. Hormon

Fungsi ginjal adalah menyaring darah. Dari proses penyaringan ini dkeluarkan zat sisa
berupa urin. Proses di dalam ginjal meliputi penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali zat-zat
yang berguna (reabsorpsi), dan pengeluaran zat yang tidak diperlukan serta tidak dapat
disimpan dalam tubuh (augmentasi). Penjelasan ketiga tahap tersebut sebagai berikut:
1. Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat
padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan
metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya.
Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori
saringan dan meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang
tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas). Sebagai contoh filtrasi digunakan untuk
memisahkan campuran heterogen zat padat yang tidak larut dalam cairan.

Gambar 4. Penyaringan dengan kertas saring


Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Cairan yang disaring
dan ditampung di kapsul Bowman tersusun oleh urea, glukosa, air, ion-ion anorganik

4
seperti natrium kalium, kalsium, dan klor. Darah dan protein tetap tinggal di dalam
kapiler darah karena tidak dapat menembus pori–pori glomerulus. Dinding kapiler
glomerulus, yang terdiri dari selapis sel endotel gepeng, memiliki lubang dengan banyak
pori-pori besar atau fenestra yang membuatnya lebih permeabel terhadap H2O dan zat
terlarut dibanding kapiler ditempat lain. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium
kapiler yang berpori atau yang disebut podosit sehingga mempermudah proses
penyaringan. Setiap podosit memiliki banyak tonjolan memanjang yang saling menjalin
dengan tonjolan podosit di dekatnya. Celah sempit antara tonjolan yang berdekatan
dikenal sebagi celah filtrasi (filtration slit). Cairan yang tertampung di simpai Bowman
disebut urin primer. Selama 24 jam darah yang tersaring dapat mencapai 170 liter.
Faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan
permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi
pengikatan kembali sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan
kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang
komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat
glomerulus masih ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam lainnya.
Urutan proses filtrasi dalam ginjal adalah sebagai berikut :
Darah masuk ke glomerulus tekanan darah tinggi mendorong air dan komponen yang
tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus  kemudian menuju
membrane dasar  melewati lempeng filtrasi  masuk ruang kapsul Bowman
Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung
atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit
dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi
glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan
tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowman’s, tekanan
hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini
dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik
koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid
diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

5
2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99%
filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan
terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Proses yang
terjadi adalah penyerapan kembali zat yang masih dapat diperlukan oleh tubuh. Zat yang
diserap kembali adalah glukosa, air, asam amino dan ion-ion anorganik. Sedangkan urea
hanya sedikit diserap kembali. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat
dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200
g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang
komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme
yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat
mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara.
Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa
osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal dan juga di saluran pengumpul. Pada bagian ini terjadi
pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Di bagian ini juga masih terjadi penyerapan
ion natrium, klor serta urea. Cairan yang dihasilkan sudah berupa urin sesungguhnya,
untuk sementara, urin ditampung dalam kandung urin sampai jumlah tertentu (sekitar
300 cc). Dari kandung kemih, urin diteruskan keluar tubuh melalui uretra. Proses
pengeluaran urin disebabkan oleh adanya tekanan di dalam kandung kemih. Tekanan pada
kandung kemih selain disebabkan oleh pengaruh saraf juga adanya kontraksi otot perut
dan organ-organ yang menekan kandung kemih. Jumlah urin yang dikeluarkan tidak hanya
dipengaruhi banyaknya cairan yang diminum dan pengaruh hormon antidiuretika, tetapi
juga ditentukan jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis
darah tetap.

6
Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea,
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada
urin. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin yaitu hormon anti diuretik (ADH). Hormon
anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior ini akan mempengaruhi
penyerapan air pada bagian tubulus distal karna meningkatkan permeabilitias sel terhadap air.
Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan
encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan
pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes insipidus.
Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer. Selain itu faktor yang mempengaruhi
pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya air yang diminum dan
keadaan suhu lingkungan. Apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat
sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit.
Secara keseluruhan tahapan proses pembentukan urin adalah sebagai berikut:
1. Darah yang membawa sisa-sisa metabolisme proteinakan masuk ke ginjal melalui
pembuluh darah menuju ke glomerulus.
2. Di dalam glomerulus terjadi peristiwa penyaringanterhadap zat-zat yang terlarut dalam
darah. Zat-zat yangdapat melewati saringan glomerulus adalah zat-zat yangbermolekul
kecil, seperti air, garam, amonia, urea, dan gula,maka zat-zat tersebut disebut dengan
filtranglomerulus.
3. Filtranglomerulus masuk ke kapsula Bowman dan ditampung.Kemudian filtraglomerulus
tersebut akan diteruskanke tubulus proksimal.
4. Di dalam tubulus proksimal akan terjadi penyerapankembali terhadap zat-zat yang masih
diperlukan, yaitu air,garam, dan gula. Sedangkan zat-zat lainnya yang tidakdiserap atau
tidak dapat diserap akan menjadi urin primer.
5. Urin primer masuk ke dalam tubulus distal dan akan terjadi augmentasi. Augmentasi
adalah penambahan zat-zat yang tidak diperlukan ke dalam urin primer sehingga
menjadiurin sekunder. Urin sekunder adalah urin sesungguhnya.
6. Urin sekunder ditampung di tubulus kolekta, kemudianditeruskan ke uriter dan
ditampung kembali di kantungkemih sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

7
B. Kulit
Kulit merupakan bagian permukaan luar dari tubuh kita. Oleh sebab itu, kulit sering
berinteraksi dengan lingkungan. Jika kita perhatikan pada permukaan kulit akan kita temukan
rambut-rambut lembut yang muncul dari pori-pori.
1. Organ Penyusun Kulit

Gambar 5. Struktur kulit

a. Epidermis (Kutilkula)
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis
dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti
berikut :
1) Stratum korneum
Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk. Letak lapisan ini berada
paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50
lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan,
digantikan dengan sel telur yang baru.
2) Stratum lusidum
Stratum lusidum yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan
rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit
akan menjadi semakin gelap.

8
3) Stratum granulosum
Stratum granulosum yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut
melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling
bawah dari jaringan epidermis.
4) Stratum germinativum
Stratum germinativum sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini
merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk
membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-
sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel
yang lebih baru lagi. Padasaat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan
gugur.
b. Dermis (Kulit Jangat)
Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang
terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5
mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang
terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari
protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan
bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan
keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri
atas bagian-bagian berikut.Folikel rambut dan struktur sekitarnya
1) Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor
pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot
ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf
perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut.
2) Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah
ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.
3) Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar
rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering.

9
4) Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol
dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat
kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain.
Terdapat dua macam kelenjar keringat yang berbeda dalam komposisi keringat
yang dihasilkan serta fungsinya:
a) Kelenjar keringat ekrin tersebar di seluruh permukaan tubuh tetapi lebih
banyak terdapat telapak tangan, telapak kaki, dan wajah. Keringat yang
dihasilkan adalah air yang mengandung berbagai macam garam. Kelenjar ini
berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh.
b) Kelenjar keringat apokrin menghasilkan keringat yang mengandung lemak.
Kelenjar ini terutama terdapat pada ketiak dan sekitar alat kelamin. Aktivitas
kelenjar ini menghasilkan bau karena aktivitas bakteri yang memecah
komponen organik dari keringat yang dihasilkannya.
5) Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf
sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin,
nyeri, dan sebagainya.Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu
suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon
ini dapat memikat lawan jenis.

2. Fungsi Kulit
Kulit merupakan organ ekskresi tempat pengeluaran keringat. Bagian dari kulit
yang berfungsi untuk hal ini adalah kelenjar keringat. Pernahkah Anda berpikir, mengapa
pada saat udara panas kita banyak mengeluarkan keringat? Ternyata hal itu terkait
dengan fungsinya, yaitu sebagai pengatur suhu tubuh. Keringat yang dikeluarkan dapat
menyerap panas tubuh, untuk mempertahankan panas tubuh agar stabil. Pangkal dari
kelenjar keringat terletak berdekatan dengan kapiler darah. Air dan garam mineral yang
berada pada kapiler darah akan diserap oleh kelenjar keringat, dan dikeluarkan dalam
bentuk keringat.

10
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai berikut:
a. Melindungi Tubuh dari Panas, Kuman, dan Gesekan Dari Luar
Kulit bagaikan benteng yang dikelilingi penuh dengan musuh yang selalusiap
menerobos masuk jika ada bagian dari benteng tersebut yang terbuka. Musuh
tersebut adalah kuman. Apabila kuman-kuman ini dapat masuk kedalam tubuh dan
ikut dalam peredaran darah maka akan membahayakan tubuh. Misalnya
Staphylococcus aerus dapat menyebabkan berbagai macam penyakit antara lain
jerawat, bisul sampai, infeksi paru-paru.
b. Mengatur Suhu Tubuh
Kulit dapat mendinginkan dan menghangatkan tubuh. Coba Anda perhatikan
kulit Anda ketika suhu udara terlalu dingin atau panas! Bagaimana keadaannya? Pada
saat udara dingin maka pembuluh darah kulit akan menutup sehingga darah tidak
mengalir ke sana akibatnya kulit kelihatan pucat. Kondisi ini bertujuan untuk
membantu agar panas tubuh tidak mudah hilang sehingga darah dapat terlindungi.
Dalam kondisi ini, kelenjar keringat pun akan tertutup rapat untuk mencegah
pembetukan keringat. Adapun pada keadaan suhu tubuh meningkat, maka ujung-ujung
saraf pada kulit akan membuka, akibatnya banyak darah mengalir ke kulit dengan
tujuan untuk didinginkan oleh udara di sekitarnya. Itulah sebabnya seseorang tampak
memerah pada saat kepanasan.
c. Mengatur Pengeluaran Air
Kulit dapat mengontrol kehilangan air dari dalam tubuh, karena jika tubuh
kehilangan air secara berlebihan maka akan membahayakan tubuh. Kadang-kadang
ditemukan seseorang mengalami pingsan setelah mengikuti upacara bendera di terik
panas matahari. Hal ini disebabkan karena pengeluaran keringat yang berlebihan
sehingga mengakibatkan kondisi yang disebut “lapar garam”.

12
C. Paru-Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada, dilindungi oleh tulang selangka dan diseliputi
oleh kantung dinding ganda (pleura) yang melekat pada permukaan luar paru-paru. Manusia
memiliki dua paru-paru. Sebelah kiri terbagi oleh dua lobus dan sebelah kanan terbagi
menjadi 3 lobus. Setiap satu lobus mengandung sekitar 1500 butir udara dan 300 juta
alveolus dengan luas permukaannya sekitar 140 m2 bagi orang dewasa atau sepadan dengan
lapangan tenis.

Gambar 6. Organ paru-paru pada manusia

Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa
paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Untuk mengeluarkan
Karbondioksida (CO2) dan uap air, organ yang berperan utama adalah paru-paru.
Karbondioksida dan uap air diangkut oleh darah dari sel-sel tubuh menuju paru-paru. Di
dalam paru-paru, khususnya alveolus terjadi pertukaran gas CO2 yang dibawa oleh darah
dan gas oksigen (O2) dari paru-paru untuk diikat oleh darah. Selain itu, darah akan
melepaskan air (H2O). air yang dilepaskan paru-paru tersebut berwujud gas (uap air).
Oleh karena itu, ketika menghembuskan napas pada cermin atau kaca, maka kaca
tersebut akan tampak buram oleh titik-titik air.

13
D. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Organ berwarna merah
tua ini terletak di dalam rongga perut sebelah kanan. Berat hati orang dewasa, dapat
mencapai dua kilogram.Di hati terjadi proses perombakan protein.

Gambar 7. Organ hati pada manusia

Hati ikut berperan dalam sistem pengeluaran karena sel-sel hati berfungsi sebagai
tempat perombakan sel-sel darah merah dan menguraikan hameglobin sehingga,
menghasilkan zat warna empedu (bilirubin) . Zat warna empedu ini dikeluarkan ke dalam
urin dan feses. Hati juga berperan dalam pembentukan urea dari amonia, yang kemudian
dikeluarkan lewat ginjal bersama urin.
Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk:
1. Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah
2. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
3. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula
4. Membentuk protein tertentu dan merombaknyaTempat untuk mengubah pro vitamin
A menjadi vitamin
5. Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah
Zat warna empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak tidak
langsung dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran lainnya.
Misalnya, akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di dalam urin.

14
E. GANGGUAN PADA SISTEM EKSKRESI
Alat-alat ekskresi dapat mengalami gangguan karena adanya kelainan dan penyakit.
Kelainan dan penyakit tersebut di antaranya terjadi pada ginjal, kulit, paru-paru dan hati.
Tahukah kamu apa saja kelainan dari penyakit menyerang sistem ekskresi pada manusia?
1. Gangguan pada Ginjal
Ginjal manusia dapat mengalami gangguan karena berbagai sebab. Beberapa jenis
kelainan dan penyakit pada ginjal sebagai berikut.
a. Albuminuria
Albuminuria adalah suatu kelainan pada ginjal dimana di dalam urin terdapat
albumin (protein). Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus yang
menyebabkan protein dapat lolos dan masuk ke dalam nefron. Ciri-cirinya adalah
timbulnya busa yang berlebihan saat buang air kecil.
b. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah penyakit yang
INFO IPA
ditandai dengan adanya pengendapan Sejak lama dicurigai bahwa vitamin C
garam kalsium di dalam rongga ginjal, dosis tinggi akan meningkatkan risiko
batu ginjal, karena sebagian vitamin C
saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu
yang tidak di diserap tubuh akan
ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa dikeluarkan melalui urin sebagai
larut dan mengandung kalsium oksalat, oksalat. Karena oksalat salah satu
asam urat, dan kristal kalsium fosfat. komponen pembentuk batu ginjal.
Batu ginjal terbentuk dari kristal kecil
Penyebabnya adalah karena terlalu yang dibentuk dari kalsium dan
banyak mengonsumsi garam mineral dan oksalat. Batu ginjal yang dapat saja
terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu keluar melalui urin, tetapi seringkali
menyebabkan rasa sakit. Batu ginjal
ginjal dapat menyebabkan penyempitan
berukuran besar membutuhkan
saluran buang air kecil. Batu ginjal dapat operasi untuk mengeluarkannya
dihancurkan dengan operasi sinar laser. (Sumber: L.K., Anna, 2012).
c. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana
mestinya (sebagai alat penyaring darah). Penderita gagal ginjal sementara dapat
ditolong dengan cuci darah secara berkala. Dengan menggunakan alat yang
disebut dialisator darah dari penderita dikeluarkan dari arteri (tabung atas),

15
melewati perangkap gelembung, dan masuk ke dalam ginjal tiruan. Penderita gagal
ginjal tetap dapat ditolong dengan mencangkok ginjal.

Gambar 8. Penderita gagal ginjal melakukan


cuci darah menggunakan disalator
Sumber: http//www.google.com
d. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa)
dalam urin yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Hal ini disebabkan
karena proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa
darah meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut.
Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urin.
e. Nefritis
Nefritis disebut juga radang ginjal.
Radang ginjal terjadi karena adanya
kerusakan nefron, khususnya glomerulus
yang disebabkan oleh infeksi bakteri oleh
infeksi bakteri Streptococus Nefritis.
Rusaknya nefron mengakibatkan urin
Gambar 9a. Ginjal penderita nefritis,
masuk kembali ke dalam darah dan 9b. Ginjal yang sehat
Sumber : http//es.dreamstime.com
penyerapan air menjadi terganggu sehingga
timbul pembengkakan di daerah kaki.
f. Diabetes Insipidus
Penyakit ini disebabkan karena seseorang kekurangan hormon ADH atau
hormon anti diuritika. Kondisi tersebut menyebabkan tubuh tidak dapat
menyerap air yang masuk ke dalam tubuh, sehingga penderita akan sering buang
air kecil secara terus-menerus.

16
2. Gangguan pada Kulit
Kulit manusia dapat mengalami gangguan karena berbagai sebab. Beberapa
kelainan dan penyakit pada kulit, sebagai berikut.
a. Eksim
Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit tersebut
menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan, gatal-gatal, dan bersisik.
b. Jerawat
Jerawat merupakan gangguan umum
yang bersifat kronis pada kelenjar minyak,
yaitu tersumbatnya pori-pori kulit oleh
kotoran sehingga keringat tidak bisa keluar.
Penyakit tersebut umumnya dialami anak-anak
masa remaja. Jerawat biasanya menyerang Gambar 10. Jerawat pada wajah
bagian wajah, dada atas, dan punggung. Sumber : http//www.google.com

c. Biang keringat
Biang keringat dapat mengenai siapa
saja, baik anak-anak, remaja, ataupun orang
tua. Biang keringat terjadi karena kelenjar
keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang
tidak dapat terbuang secara sempurna.
Keringat yang terperangkap tersebut
menyebabkan timbulnya bintik-bintik
Gambar 11. Biang keringat
kemerahan yang disertai gatal. Sel-sel kulit Sumber: http//www/google.com
mati, debu, dan kosmetik juga dapat
menyebabkan terjadinya biang keringat. Orang yang tinggal di daerah tropis dan
lembap, akan lebih mudah terkena biang keringat. Biasanya, anggota badan yang
terkena biang keringat, yaitu leher, punggung, dan dada.

17
3. Gangguan pada Paru-paru
Pernahkah kamu melihat orang sakit paru-paru? Bagaimana kondisi orang
tersebut? Apa yang menyebabkan orang terkena sakit paru-paru? Penyebab utama
yang membuat paru-paru tidak berfungsi secara optimal adalah infeksi virus dan
bakteri serta polusi udara. Beberapa kelainan dan penyakit pada paru-paru misalnya
asma, TBC, dan pneumonia.
a. Asma
Asma dikenal dengan bengek yang
disebabkan oleh bronkospasme. Asma
merupakan penyempitan saluran pernapasan
utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini
ditandai dengan susah untuk bernapas atau
sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan
bersifat menurun. Kondisi lingkungan yang Gambar 12. Penderita asma
Sumber: http//www.google.com
udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan
memicu serangan asma.
b. Tuberculosis (TBC)
Penyakit tuberkulosis (TBC)
disebabkan oleh bakter Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini menyerang paru-paru
sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat
bintil-bintil. Penyakit ini dapat menular melalui
percikan ludah saat penderita batuk.
Gejalanya adalah batuk berdahak lebih dari Gambar 13. Rontgen dada
menunjukkan pneumonia
tiga minggu dan terkadang mengeluarkan bakterial berbentuk baji yang
sangat menonjol di paru kanan.
darah. TBC dapat menyebabkan kematian. Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/
TBC dapat di atasi dengan terapi.
c. Pneumonia
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi
paru-paru khususnya di alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk
karena alveolus dipenuhi oleh cairan.

18
4. Gangguan pada Hati
Penyakit hati bisa disebabkan oleh infeksi virus, tidak bekerjanya hati dan
empedu. Tahukah kamu macam-macam kelainan dan penyakit yang berhubungan
dengan hati? Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan hati misalnya penyakit
hepatitis dan penyakit kuning.
a. Hepatitis
Pernahkah kamu melihat orang penderita hepatitis? Apa penyebab dari
hepatitis? Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis
ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang
disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang
disebabkan oleh virus hepatitis A. Tahukah kamu cara pencegahannya? Kamu
dapat mencegahnya dengan melakukan vaksinasi.
b. Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh
tersumbatnya saluran empedu yang
mengakibatkan cairan empedu tidak dapat
dialirkan ke dalam usus dua belas jari,
sehingga masuk ke dalam darah dan warna
darah menjadi kuning. Kulit penderita Gambar 14. bagian putih pada bola mata
berwarna kuning
tampak pucat kekuningan, bagian putih Sumber: http//www.google.com
bola mata berwarna kekuningan, dan kuku
jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat
pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur
dengan cairan empedu.

19
F. POLA HIDUP SEHAT UNTUK MENJAGA SISTEM EKSKRESI
Sekarang kamu sudah mengetahui
bagaimana pengaturan yang terjadi di dalam tubuh
kita untuk mengeluarkan zat-zat sisa yang beracun
bagi tubuh kamu. Proses pembuangan zat-zat sisa
metabolisme ini dibantu oleh organ hati, ginjal,
paru-paru, dan kulit. Bagaimana jika berbagai organ
itu mengalami kerusakan? Bagaimanakah pola Gambar 15. pola hidup sehat
dimulai sejak usia dini
hidup kamu agar tetap terjaga kesehatan sistem
Sumber: http//www.google.com
ekskresinya? Berikut pola hidup sehat untuk
menjaga organ pada sistem ekskresimu.
1. Rajin berolahraga
Olahraga merupakan salah satu pola hidup
sehat yang sangat mudah untuk dilakukan,
namun banyak orang yang merasa malas untuk
melakukan aktivitas fisik ini. Dengan melakukan
aktivitas olahraga setiap hari secara teratur
dapat meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga Gambar 16. jogging
kesehatan ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Sumber: http//www.google.com

Selain itu dapat menjaga kebugaran tubuh, memperkuat tulang, membakar lemak
tubuh, mencegah stres dan masih banyak manfaat lainnya.
2. Menerapkan pola makan yang sehat
Konsumsilah makanan sehat dan makan secara teratur, dengan begitu tubuh akan
tetap terpenuhi akan asupan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Jangan
terlalu berlebihan memakan makanan tertentu, karena berpotensi menimbun zat
dalam tubuh. Beberapa makanan sehat dapat anda seperti buah-buahan, sayuran, ikan,
telur, daging rendah lemak dan makanan sehat lainnya. Hindari mengkonsumsi
makanan siap saji dan makanan instan, jenis makanan ini dapat memicu datangnya
berbagai penyakit dan makanlah secara teratur.

20
3. Menjaga kebersihan lingkungan dan ciptakan lingkungan yang sehat
Faktor penyebab timbulnya penyakit
pada umumnya sering disebabkan oleh
faktor lingkungan yang tidak sehat, seperti
lingkungan yang kumuh, banyak tumpukan
sampah dan lain sebagainya. Untuk itu,
ciptakan lingkungan yang sehat dan bersih
baik didalam rumah atau diluar rumah agar
Gambar 17. Pemukiman kumuh sumber
terhidar dari berbagai penyakit yang dapat penyakit
Sumber: http//www.google.com
menyerang kita kapanpun. Karena bakteri
maupun virus berasal dari lingkungan yang tidak bersih.
4. Perbanyak minum air putih
Cukupilan cairan tubuh anda dengan
perbanyak minum air putih minimal 8 gelas
setiap harinya, sehingga tubuh akan
terhindar dari dehidrasi setelah melakukan
rutinitas setiap harinya. Selain itu, minum
air putih juga sangat bermanfaat untuk
kesehatan organ dalam tubuh seperti Gambar 18. Anak mengonsumsi air
jantung, hati, ginjal, paru-paru, sistem putih
Sumber: http//www.google.com
pencernaan dan juga kesehatan kulit.
5. Istirahat yang cukup dan teratur
Hindari bekerja hingga larut malam, karena kebiasaan bergadang dapat
mempengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, cukupi jam istirahat anda dengan tidur di
malam hari maksimal 8 jam setiap malamnya. Organ ekskresi juga membutuhkan
istirahat. Dengan begitu, setelah anda terbangun di pagi hari tubuh akan kembali
segar dan bugar.

21
6. Hentikan kebiasaan merokok
Sudah sering dilakukan peringatan akan
bahaya merokok bagi kesehatan, tetapi masih
banyak orang yang melakukan kebiasaan tidak
sehat ini. Perlu anda ketahui bahwa, kebisaan
merokok dapat menyebabkan terjadinya
Gambar 19. Lambang dilarang merokok
gangguan kesehatan terutama pada organ Sumber: http//www.google.com
pernafasan, seperti paru-paru.
7. Hindari minuman bersoda dan beralkohol
Minuman bersoda dan beralkohol dapat membuat ginjal dan hati bekerja dengan
keras. Sehingga jika terlalu sering mengonsumsi minuman tersebut dapat membuat
kerusakan pada ginjal dan hati karena kandungan pada minuman bersoda dan
beralkohol sangat keras.

22
DAFTAR PUSTAKA

Basoeki, Soedjono. 1989. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud.


Campbell, N.A, J.B. Reece, & L.G.Mitchell. 2005.Biology.5th ed. (Alih bahasa: Manalu,
W.).Jakarta : Erlangga.
Kimball, John W. 1994. Biology, Fifth Edition. (Alih bahasa: Siti Soetarmi Tjitrosomo). Jakarta :
Erlangga.
Kuswanti, Nur. 2008. Contextual Teaching And Learning Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah
Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas.
Pearce,Evelyn. 1985. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widowo, Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Pt Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Siti, Zubaidah, dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII Buku Guru Semester 2.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

23

Anda mungkin juga menyukai