Gingival Enlargement
Gingival Enlargement
Pertumbuhan gingiva yang berlebihan yang disebabkan oleh pertambahan besar/size sel-sel yang dikandungnya (hipertrofi), atau pertambahan
sel-selnya (hiperplasia). Pembesaran gingiva adalah suatu peradangan pada gingiva yang disebabkan oleh banyak faktor baik faktor lokal
maupun sistemik, yang paling utama adalah faktor lokal yaitu plak bakteri.
Tanda klinis yang muncul yaitu gingiva membesar, halus, mengkilat, konsistensi lunak, warna merah dan pinggirannya tampak membulat
Gambaran klinis inflamasi kronis pembesaran gingiva adalah pada tahap awal merupakan tonjolan sekitar gigi pada papila dan marginal
gingival. Tonjolan tersebut dapat bertambah ukurannya sampai menutup mahkota. Bisa secara lokal ataupun general dan progresnya lambat dan
tidak sakit, kecuali pada infeksi akut atau trauma . Penyebabnya plak gigi yang terekspos dalam jangka lama
ETIOLOGI
Faktor Lokal
malposisi gigi
trauma oklusi
cangkolan protesa
alat orthodontik
Faktor Sistemik
kelainan hormonal
Malnutrisi
kelainan darah
A. Radang Akut (lesi meluas secara tepat terasa sakit dan terlokasi berasal dari bakteri yang terbawa jauh kedalam jaringan)
Abses gingiva (duri, kulit udang, bulu sikat yang tertancap pada gingiva)
Manifestasi klinik abses gingiva berupa lesi merah menonjol yang terlokalisir dengan permukaan yang mengkilat, nyeri jika ditekan,
terdapat adanya eksudat yang purulen pada tepi gingiva atau papilla interdental. Dalam 24-48 jam abses menjadi fluktuasi dan dapat
ruptur secara spontan sehingga mengeluarkan eksudat purulen dari lubang abses.
Abses periodontal
Saku periodontal yang tersumbat dan perluasan radang ke struktur periodontal pendukung. Abses periodontal bersifat sangat
destruktif dan jika tidak diterapi dengan tepat dan cepat dapat menimbulkan kerusakan yang irreversible pada ligamen dan tulang
B. Radang Kronis (Biasanya tanpa rasa sakit, kecuali bila telah besar sekali sehingga tergigit bila mengunyah dan timbul ulkus, berjalan
lambat)
Faktor lokal yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal antara lain adalah bakteri dalam plak, kalkulus, material
alba dan food debris yang terjadi akibat kurangnya kebiasaan memelihara kebersihan gigi dan mulut. Terjadinya inflamasi pada
gingiva oleh bakteri didalam plak disebabkan karena bakteri tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu menghidrolisa
komponen interseluler dari epitel gingiva dan jaringan ikat di bawahnya. Hal tersebut menyebabkan iritasi pada gingiva secara terus
menerus sehingga dapat menyebabkan peradangan pada gingiva dan mengakibatkan pembengakakan gingiva.
Malposisi gigi dapat terjadi bila gigi-gigi tidak terletak baik didalam lengkung gigi yang bersangkutan. Susunan gigi yang tidak
teratur akan memudahkan terjadinya retensi makanan serta pembersihan gigi menjadi sangat sulit dan memicu terakumulasinya plak
Kebersihan rongga mulut akan terpengaruh oleh adanya alat ortodonti di dalam mulut. Adanya kegagalan dalam menjaga
kebersihan rongga mulut ini dapat meningkatkan terjadinya akumulasi plak dan sejumlah lesi karies. Pada penggunaan peralatan
prostetis seperti gigi palsu dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada gingiva karena penggunaannya yang tidak sesuai, misalnya pada
kasus pemasangan gigi palsu yang dipasang terlalu dalam atau ukurannya yang terlalu kecil sehingga menginduksi terjadiya iritasi
gingiva. Penggunaan alat ortodonti cekat di dalam mulut semakin meningkatkan retensi plak, yang bila tidak ditanggulangi akan
menimbulkan reaksi yang berkelanjutan seperti gingivitis dan yang lebih parah lagi adalah periodontitis.
(A) Kimia
Disebabkan karena berbagai macam zat seperti fenol, asam asetat, tar, nikotin, gas karbon monoksida dan lain sebagainya.
a) Rokok
Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya kondisi patologis pada rongga
mulut. Gigi dan jaringan lunak rongga mulut, merupakan bagian yang dapat mengalami kerusakan akibat rokok. Penyakit periodontal,
karies, kehilangan gigi, resesi gingiva, lesi prakanker, kanker mulut, serta kegagalan implant adalah kasus-kasus yang dapat timbul
akibat kebiasaan merokok. Rongga mulut adalah bagian yang sangat mudah terpapar efek rokok karena merupakan tempat terjadinya
Komponen toksik dalam rokok dapat mengiritasi jaringan lunak rongga mulut dan menyebabkan terjadinya infeksi mukosa dan dapat
Panas yang ditimbulkan akibat pembakaran rokok dapat mengiritasi mukosa mulut secara langsung sehingga dapat menyebabkan
perubahan vaskularisasi dan sekresi saliva. Terdapat peningkatan laju aliran saliva dan konsentrasi ion kalsium pada saliva selama
proses merokok. Ion kalsium fosfat yang banyak ditemukan pada saliva perokok tersebut dapat memudahkan terjadinya akumulasi
Tar dalam rokok yang mengendap pada gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan mudah dilekati plak. Akumulasi plak
pada margin gingiva tersebut apabila diperparah dengan kebersihan rongga mulut yang buruk maka akan menyebabkan terjadinya
gingivitis.
Gas karbonmonoksida dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah yang akan berpengaruh pada sistem pertukaran hemoglobin.
Karbonmonoksida memiliki afinitas dengan hemoglobin sekitar dua ratus kali lebih kuat dibandingkan afinitas oksigen terhadap
hemoglobin. Perubahan vaskularisasi gingiva akibat merokok menyebabkan terjadinya inflamasi pada gingiva. Dilatasi pembuluh
darah kapiler diikuti dengan peningkatan aliran darah pada gingiva dan infiltrasi agen-agen inflamasi, menimbulkan
(2) Obat-obatan penyebab pembesaran gingiva, misalnya phenythoin (Dilantin), cyclosporine, calcium chanel blokers
Sebelum terlibat radang permukaan gingiva berbintil-bintil halus, kaku, lenting, merah muda, tidak mudah berdarah
Bila lesi bertambah besar, pembesaran tepi gingiva dan interdental menyatu dan berkembang menjadi massa besar sehingga menutup
Obat antikonvulsan yang mempunyai pengaruh terhadap jaringan gingiva yang menyebabkan gingival enlargement
Gingival enlargement terjadi setelah 2 sampai 3 bulan penggunaan obat dan mencapai kondisi yang terparah setelah 12 sampai 18
bulan
B. CYCLOSPORINE
Imunosupressan yang digunakan untuk mencegah penolakan organ setelah transplantasi, dermatitis atopic, arthritis rheumatoid,
dan sindrom nefrotik. Secara klinis pengaruh cyclosporine terhadap enlargement gingiva hampir sama dengan phenytoin.
A. Kehamilan
Peningkatan hormone estrogen dan progesterone menyebabkan perubahan permeabilitas vaskuler, memicu timbulnya edema pada
gingiva dan berpotensi menginduki terjadinya iritasi lokal pada jaringan gingiva. Gingiva tampak merah, mengkilat, lunak dan sering
Lesi muncul seperti jamur, massa bulat pipih yang menonjol dari margin gingiva atau lebih umum di ruang interproksimal.
Cenderung untuk memperluas lateral, dan tekanan dari lidah dan pipi memerah.
Warna kehitaman atau magenta, memiliki permukaan halus, berkilau yang sering menunjukkan merah tua.
Terdapat 2 bentuk:
1. Bentuk marginal
B. Pubertas
Melibatkan gingiva pada permukaan vestibular sedangkan bagian oral relatif tidak terlibat.
Setelah pubertas gingival enlargement berkurang tetapi hilang secara tuntas, sebelum faktor iritan lokal dihilangkan
C. Defisiensi vitamin C
CIRI KLINIS
Marginal
Gingiva merah kebiru-biruan, lunak, getas, permukaan licin, berkilat, mudah berdarah, permukaan licin, berkilat, mudah berdarah, pada
PERAWATAN
o Redakan radang
o Suplemen vitamin C
D. Plasma cell gingivitis (atipikal gingivitis)
Terjadi pembesaran pada tepi gingiva dan jarang terjadi pada gingiva cekat. Gingiva tampak merah dan kasar, sangat rapuh dan
Granuloma pyogenicum adalah lesi pada pembuluh darah yang disebabkan oleh proliferasi kapiler. Gambaran klinisnya bervariasi dari
(4) Penyakit sistemik misalnya leukimia dan penyakit granulomatous (wegner’s granuloma, sarcoidosis)
CIRI KLINIS
Gingiva merah kebiru-biruan, permukaan berkilat, sedikit kaku tapi getas, mudah berdarah
Pada batas pembesaran dengan gingiva yang tidak terlibat bisa timbul lesi gingivitis ulseratif nekrosis akut yang terasa nyeri
PERAWATAN
yang normal
o Iritan lokal disingkirkan dengan hati-hati tanpa banyak menimbulkan cedera pada gingiva
B. Penyakit Granulomatosa
Enlargement pada penyakit granulomatosa secara klinis berwarna merah keunguan, mudah berdarah
(5) Neoplasma enlargement (tumor gingiva) berupa tumor benigna atau tumor maligna
Epulis adalah istilah yang digunakan secara klinis untuk menandai semua tumor yang tersebar
Tumbuhnya lambat, tumor berbentuk bulat yang cendrung menjadi kenyal atau kuat, serta bernodul tapi cendrung menjadi lunak dan
mudah berdarah.
TUMOR JINAK
a) Fibroma yang keras pada gingiva jarang terjadi. Muncul dari jaringan ikat gingiva atau ligamen periodontal. Tumbuh secara
lambat, berbentuk bulat, keras, bernodul-nodul, kadang lunak dan bervaskularisasi serta memiliki tangkai.
b) Papiloma adalah pertumbuhan jinak dari epitel pada permukaan gingiva yang tidak selalu berhubungan dengan HPV. Papiloma
pada gingiva tumbuh soliter seperti kutil atau bunga kol, kadang kecil dan tepisah-pisah dengan permukaan yang tidak beraturan.
c) Peripheral Giant Cell Granuloma Muncul dari intradental atau dari tepi gingiva. Bentuknya bervariasi, memiliki tangkai,
berdungkul-dungkul, berlobulus dengan permukaan berlekuk-lekuk, sering tampak ulserasi pada tepi gingiva serta asimptomatis.
Pada beberapa kasus dapat menginvasi secara lokal dan menyebabkan destruksi tulang.
TUMOR GANAS
a) Karsinoma
b) Melanoma Malignant
Berasal dari sel melanoblast gingiva, pipi atau palatum. Lesinya berwarna gelap, berbentuk nodul atau datar, tumbuh serta
c) Sarkoma
False enlargement sebenarnya bukan dari jaringan gingiva tetapi mungkin muncul sebagai akibat dari pertambahan ukuran dari tulang atau
jaringan gigi. Biasaya terjadi tanpa disertai adanya keadaan abnormal, kecuali pertumbuhan ukuran yang signifikan pada gingiva.
Terbatas : Tonjolan terilosasi atau pelebaran seperti tumor yang tidak merata
Gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingiva dengan membuang dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan
keradangan gingiva sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik baik.
Keuntungan gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat mengeliminasi poket secara sempurna, lapangan penglihatan baik, morfologi gingiva
Gingivektomi diindikasikan pada pembesaran gingiva yang tumbuh berlebih, jaringan yang fibrosis dan poket supraboni. Pembesaran gingiva
yang tidak mengecil sesudah dilakukan scaling, curettage, root planing dan polishing maka perlu dilakukan gingivektomi.
Indikasi:
Kontra indikasi:
- poket infraboni
a) Selapis tipis koagulum antara luka dan pembalut yang nantinya akan digantikan dengan jaringan granulasi. 24 jam pertama akan terjadi
1. Jaringan granulasi (PMN, fibroblast dan pemb drh baru) emigrasi dri permukaan luka ke koagulum
Jaringan granulasi matang pada jar ikat normal ditutupi oleh lapisan epitel tebal
Regenerasi jaringan lengkap, epitel mulut normal, sulkus dangkal, junctional epithelium baru