& DINAMIKA
Terjemahan Bebas : ENGINEERING MECHANICS- DYNAMICS
Thirteen Edition R.C. HIBBELER
Alih Bahasa
Fred Wenehenubun
1.1 Pengantar
1.2 Kinematika Partikel : Perpindahan Kecepatanm dan Percepatan
1.3 Kinematika Partikel : Gerak lurus dan Gerak lengkung
1.4 Kinematika Benda Tegar : Gerak Translasi, Gerak Umum
BAB 3 KONSEP KERJA DAN ENERGI PADA GERAK PARTIKEL DAN BENDA TEGAR
7.2 Analisis Posisi dan Perpindahan : Metode Grafis dan Metode Analisis
7.3 Analisis Kecepatan relatif, dan sesaat: Metode Grafis dan Metode Analisis
7.4 Analisis Percepatan relatif dan sesaat: Metode Grafis dan Metode Analisis
1.1 Pengantar
Ilmu Mekanika adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas keadaan diam
atau bergerak benda-benda yang mengalami aksi kerja gaya-gaya.
Ilmu mekanika rekayasa teknik terdiri dari : statika dan dinamika;
STATIKA: Membahas keseimbangan benda yang diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan.
DINAMIKA : Membahas gerak benda yang mengalami percepatan;
Terbagi menjadi:
1.Kinematika membahas gerak geometri benda: posisi – perpindahan- kecepatan
dan percepatan
2. Kinetik membahas analisis gaya yang menyebabkan gerak benda
Dalam kuliah ini kita akan hanya bahas dinamika di dahului dengan dengan pembahasan
dinamika partikel dan akan diikuti dengan pembahasan dinamika benda tegar dalam
satu dan dua dimensi- sementara untuk tiga dimensi dianjurkan untuk belajar lebih
mandiri.
Prinsip dinamika pertama kali dikembangkan untuk manfaat pengukuran waktu
yang tepat. Galilieo Galililei ( 1564 – 1642 ) adalah orang pertama yang mengamati
dinamika dengan percobaan dengan ayunan sederhana dan benda jatuh.
Isaac Newton ( 1642 – 1727 ) adalah orang yang sangat berperan penting dalam
pembahasan dinamika dengan tiga hukum dasar gerak dan hukummgravitasi universal.
Euler, D’ Alembert, Lagrange dll : menggunakan rumusan Newton untuk
mengembangkan teknik penerapan yang penting.
PENYELESAIAN MASALAH:
Dinamika dianggap lebih dapat diandalkan dari statika, karena gaya pada benda dan
geraknya yang harus diamati. Dalam berbagai penerapan, peran Kalkulus sangat penting
lebih dari aljabar dan trigoniometri walaupun kedua bidang ini juga penting. Oleh
karena itu pengetahuan logika matematika ( kalkulus) dan kecerdasan ruang sangat
dibutuhkan dalam kuliah ini. Hal-hal kecerdasan ini adalah kemampuan yang sudah harus
anda miliki sebelum mempelajari dinamika. Cara yang paling berhasil guna bila
mempelajari dinamika adalag menyelesaikan atau mengerjakan soal-soal yang diberikan
di dalam buku panduan. Agar dapat berhasil dalam hal ini, ikuti urutan langkah
penyelesaian secara logika atau urutan langkah- langkah berikut:
1. Bacalah persoalan dengan saksama dan cobalah untuk menghubungkan situasi
fisik soal sesungguhnya dengan teori-teori yang telah anda pelajari.
2. Gambarlah diagram bila perlu dan tabulasikan data masalah
3. Tetapkan sistem koordinat dan terapkan prinsip-prinsip yang bersesuaian,
umumnya dala bentuk matetamika.
4. Selesaikan persamaan-persamaan yang dibutuhkan secara aljabar sejauh dapat
dikerjakan; kemudian gunakan satuan yang tetap sama terus dan selesaikan
jawabannya secara numerik. Laporkan jawabannya dengan jumlah digit bilangan
yang tidak boleh lebih dari ketetapan data yang diberikan
5. Pelajari jawabannya dengan menggunakan technical judgement dan common
sense untuk menentukan apakah dapat diterima atau tidak.
6. Setelah jawaban diperoleh, tinjaulah masalahnya, apakah ada cara lain untuk
memperoleh jawaban yang sama.
Dalam hal ini Ds positif karena bergerak ke kanan dalam arah sumbu s dan s’ > s. Bila
partikel bergerak ke kiri ke posisi titik P2’, Ds menjadi negatif karena s’ < s, sehingga :
s’ – s = - Ds .
Perpindahan sebuah partikel adalah suatu besaran vektor dan harus dibedakan dari
jarak yang ditempuh oleh partikel itu. Jarak tempuh adalah besaran skalar positif yang
dinyatakan oleh panjang keseluruhan yang dilalui partikel.
(1)
Tanda untuk Dt dan/atau dt selalu positif, begitu juga untuk Ds dan ds. Kecepatan
positif bila gerak ke kanan dan negatif bila ke kiri. Besaran dari velocity adalah speed
dengan satuan m/s atau ft/s. Terkadang istilah Average Speed digunakan, yaitu
suatu nilai skalar yang menyatakan jarak total yang ditempuh partikel yaitu ST dibagi
waktu tempuh Dt.
Sebagai contoh, amati gambar, partikel bergerak sejauh ST dalam waktu Dt, maka
keajuan rata-rata ;
! ! "! ∆!
a avg = # ! "# = ∆#
Bila Dt dijadikan sangat-sangat kecil maka semakin
kecil juga Dv sehingga disebut kecepatan sesaat,
dengan demikian percepatan menjadi percepatan
sesaat yang adalah vektor , atau
dijadikan bentuk turunan:
(2)
Baik percepatan rata-rata maupun percepatan sesaat dapat saja positif atau negatif.
Ketika kecepatan partikel berkuarang dikatakan partikel mengalami perlambatan, maka
v’ menjadi lebih kecil dari v dan v’ – v = - Dv sehingga percepatan a juga negatif. Gbr.(f).
Arah perecepatan berlawanan degan arah kecepatan ke kiri. Bila kecepatan partikel
konstan, maka v’ – v = 0 dan a = 0 . Satuan percepatan adalah m/s2 atau ft/s2.
Persamaan kinematika untuk kecepatan dan percepatan partikel pada persamaa (1) dan
(2), digunakan untuk menentukkan hubungan diferensil penting yang melibatkan
perpindfahan, kecepatan dan percepatan partikel, sebagai rumus ketiga koinematika.
Persamaan ini adalah persamaan kinematika ke tiga dan persamaan ini tidak terlepas
dari persamaan pertama, kecepatan, dan kedua, percepatan.
PERCEPATAN KONSTAN
Bila percepatan konstan,a = ac, ketiga persamaa kinematika dapat diintegrasikan untuk
memperoleh hubungan antara ac, v, s dan t;
(i). ac = dv/dt
(ii). v = ds/dt
(iii). ac ds = v dv
$%
vo + act =
$&
Atau ds = (vo + act ) dt
Tanda aljabar pada so, vo, dan ac pada ketiga persamaan di atas ditentukan berdasarkan arah
sumbu s yang ditandai dengan tanda panah di sebelah kiri pada setiap persamaan itu. Ingat
bahwa persamaan-persamaan ini hanya boleh digunakan apabila percepatan konstan dan bila
kondisi awal t = 0, s = so dan v = vo, Sebuah contoh tentu gerak percepatan konstan terjadi
bila sebuah benda jatuh bebas menuju permukaan bumi. Jika tahanan udara diabaikan dan
jarak jatuh pendek, maka percepatan ke bawah beda ketika dekat bumi konstan dan
diperkirakan 9.81 m/s2 atau 32.2 ft/s2. Contoh soal jatuh bebas diberikan pada Contoh 13.2
kemudian .
CheckPoint.1
Cermatilah jawaban
ini dan lengkapilah
bila ada langkah-
langkah yang dilewati
Selesaikan persamaan
ini dengan t = 4s,
tentukan akar positifnya
Grafik-grafik s – t, v – t dan a – t
A. Menggambarkan Grafik v – t dengan mengetahui grafik s – t.
Perhatikan Gbr.12.7a, hubungan yang digunakan adalah v = ds/dt. Pada tiap saat
t0, t1, t2, t3, dstnya, ditentukan kemiringan (garis merah) grafik s = f(t) untuk
menentukan nilai masing-masing vo, v1, v2, v3, dstnya, sebagai vi = dsi/dti.
𝑟𝑖𝑠𝑒
Slope =
𝑟𝑢𝑛
Bila kita mengukur kemiringan pada setiap titik ( s,t), Gbr 12.7a
Waktu to t1 t2 t3
Jarak So s1 s2 s3
Sebagai contoh, pengukuran kemiringan grafik s – t bila t = t1, kecepatan v1. Gbr
12.7b dimana semua nilai v ( v0.v1,v2,v3 ) diplot. Ketika m = ds/dt = 0 maka grafik v
akan memotong sumbu- t. Pada titik dimana tidak ada kenaikan atau perubahan
kecepatan dan kecepatan dapat saja berkurang.
Kemiringan atau slope dapat juga diamati terhadap suatu interval dengan metode dua
titik, yakni kemiringan linear untuk dua titik berdekatan dengan beda waktu satuan
atau sangat kecil.
Sebagai contoh, interval t1 dan t2 dengan koordinat ( s1,t1 ) dan (s2,t2) maka rumus
kemiringan :
. "." # "#"
=
.# "." ## "#"
Maka persamaan linear kemiringan s = f(t) dapat diturunkan dengan mudah bila t1,
t2,s1,dan s2 diketahui dari grafik.
Slope m positif bila arah kemiringan naik, m negatif bila arah kemiringan turun,
GBr 12.7a. Slope m = 0 bila arak grafik horizontal. Beda waktu harus seecil mungkin.
Gbr 12.7b.
Waktu To T1 T2 t3
Kecepatan V0 v1 v2 v3
s2 s3
𝑠
Dimana ∫𝑠 𝑎𝑑𝑠 adalah luasan dibawah grafik a – s.
𝑜
Bila luas kotak merah, Gbr.12.10a ditentukan, dengan kecepatan awal vo pada so = 0
diketahui, v1 , v2. v3, dstnya dapat dihitung;
1 𝑠 𝑠
𝑣12 − 𝑣𝑜 2 = ∫𝑠𝑜1 𝑎𝑑𝑠 atau 𝑣12 − 𝑣𝑜 2 = 2 ∫𝑠𝑜1 𝑎𝑑𝑠
2
𝑠 𝑠 1/2
𝑣12 = 2 ∫𝑠𝑜1 𝑎𝑑𝑠 + 𝑣𝑜 2 atau v1 = 2 ∫𝑠𝑜1 𝑎𝑑𝑠 + 𝑣𝑜 2
Dengan demikian, bila seterusnya ditentukan luasan pada v1 pada s = s1 , v2 pada s =s2,
v3 pada s = s3 , dstnya.
𝑠 1/2 𝑠 1/2
v2 = ∫𝑠12 𝑎𝑑𝑠 + 𝑣12 , v3 = ∫𝑠23 𝑎𝑑𝑠 + 𝑣22 , dstnya.
Pada Gbr.12.10b, titik koordinat (v,s) yang ditentukan kemudian semua titik
dihubungakan menjadi grafik v – s
Ds
Kecepatan D𝒓
Selama selang waktu Dt, kecepatan
rata-rata partikel ;
Karena dr akan menjadi arah singgung pada kurva lintasan, arah v juga menyinggung
kurva , Gbr.12.16c. Besaran v disebut speed yang diperoleh dari menyadari bahwa
panjang bagian garis lurus D 𝒓, Gbr.12.16b, menjadi hampir sama dengan panjang busur
Ds kalau Dt→ 0, maka v = 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 ∆𝒓/∆𝒕 = 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 ∆𝑠/∆𝑡 , atau
∆𝑡 → 𝑜 ∆𝑡 → 𝑜
Dengan begitu kelajuan (speed) dapat diperoleh dari diferensial fungsi lintasan s
terhadap waktu.
Percepatan
Jika sebuah partikel memiliki keceapatan v pada waktu t
dan v’ = v + Dv pada waktu t + Dt , Gbr. 12.16d maka
percepatan rata-rata partikel dalam waktu Dt, adalah:
𝑑 𝑑𝑟
a = 𝑑𝑡 𝑑𝑡 atau
Sebagai definisi turunan, a merupakan tangen pada
hodograph, Gbr.12-16f, dan umumnya bukan tangen pada
lintasan, Gbr.12–16g
Posisi Jika partikel berada pada titik ( x, y,z ) pada lintasan lengkung s , Gbr.12– 17,
maka lokasi didefinisikan sebagai vektor posisi adalah:
Bila partikel bergerak, komponen ( x,y,z ) dari vektor posisi 𝑟⃗ akan jadi fungsi waktu;
yakni: x = x(t), y = y(t), z = z(t), sehingga 𝑟⃗ = 𝑟⃗ (t) atau dapat ditulis cetakan tebal
CheckPoint 1. Buktikan persamaan ini dengan dasar kecerdasan spasial dan logika
matematika, sertakan gambar ruang ( x,y,z)