Anda di halaman 1dari 95

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL
1. Latar Belakang
a. Kondisi Ideal
Bila mengacu kepada ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang ada, maka sebagai sekolah negeri yang menjadi naungan
dan tanggung jawab pemerintah, baik pusat maupun daerah dengan
memperhatikan usia sekolah yang sudah menginjak 10 (sepuluh) tahun
sudah selayaknya memenuhi segala sarana prasarana yang dibutuhkan,
mulai dari ruang kelas/ruang belajar, ketersediaan ruang guru, ruang tata
usaha, ruang kepala sekolah, ruang pendukung kegiatan pembelajaran
serta perabot dan perlengkapan lainnya. Begitu juga ketersediaan tenaga
pendidik dan kependidikan yang secara keseluruhannya merupakan
pegawai honorer. Idealnya minimal 30 orang tenaga pendidik tetap
yayasan yang menginduk di SMK.
Kondisi seperti ini bukan hanya dapat mengakibatkan tersendatnya
tujuan pendidikan di SMK Muhammadiyah Pontang tetapi secara umum
menghambat tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang dicita-citakan
negara. Semakin berat ketika harus mengelola anggaran keuangan yang
hanya mengandalkan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
karena selain biaya-biaya pokok operasional, sekolah harus menanggung
biaya honor tenaga pendidik dan kependidikan melebihi dari ketentuan
peruntukkan.
Permasalahan minimnya biaya yang disediakan pemerintah untuk
operasional kegiatan ini semakin dilematis apabila dikaitkan dengan
tingkat kenaikan harga-harga barang sebagai akibat persaingan global
yang semakin ketat. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
dunia tentu tidak dapat melepaskan diri begitu saja ketika terjadi
persaingan ekonomi di belahan dunia. Kemampuan anggaran pemerintah
di bidang pendidikan semakin berbanding terbalik dengan melonjaknya

1
DOK 1 KURIKULUM BDP SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020/202
1

berbagai macam kebutuhan khususnya di bidang pendidikan. Jika bangsa


lndonesia ingin meningkatkan daya saing bangsa dalam menghasilkan
karya-karya bermutu sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (ipteks) maka penting kiranya memberi perhatian
lebih terhadap pengalokasian dana bidang pendidikan sehingga untuk
mencapai peningkatan pengetahuan, wawasan, keahlian yang
propesional, serta keterampilan dan kualitas kemampuan sumber daya
manusia (SDM) semakin kuat.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, diperlukan adanya upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Upaya ini harus dapat
diwujudkan dalamproses pembelajaran yang bermutu dan menghasilkan
lulusan yang berwawasan luas, professional, unggul, berpandangan jauh
kedepan (visioner), memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi,
serta mampu bersaing di dunia internasional.
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diharapkan
mampu menghadapi tantangan tersebut dengan cara menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relefansi serta
efisiensi manajemen pendidikan.
Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program
wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati,
olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global.
Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis
potensi sumberdaya alam Indonesia (learning environment). Peningkatan
efisiensi manajemen pendidikan nasional dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis sekolah (MBS) dan pembaharuan pengelolaan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

2
DOK 1 KURIKULUM BDP SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020/202
1

Untuk mewujudkan harapan sesuai dengan tujuan pendidikan


tersebut bukanlah suatu tugas yang ringan, kita perlu persiapan yang
matang mulai dari penyusunan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan/pengarahan tenaga (actuating), serta
pengawasan (controlling) yang layak dan tepat.
Atas dasar itulah kami sebagai managemen pada satuan pendidikan
memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dalam penyusunan kurikulum. Kepala sekolah dibantu oleh team
managemen pendidikan SMK Muhammadiyah Pontang khususnya wakil
kepala sekolah urusan kurikulum. Agar tujuan pendidikan dapat tercapai
perlu disusun suatu program kerja yang baik, program yang dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan-kegiatan kurikulum di SMK
Muhammadiyah Pontang Kabupaten Serang, sehingga diharapkan dapat
membantu mempermudah dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut.
b. Kondisi Nyata
SMK Muhammadiyah Pontang berada di Jl. Kalapian No. 06
Pontang Kabupaten Serang. Lahan yang digunakan adalah milik pribadi
seluas kurang lebih 1944 m2 yang merupakan ladang/kebun singkong
yang masih dimanfaatkan. Karena kondisi bangunan yang berada tepat
bersebelahan dengan sungai besar (kali asin) mK sebaiknya bangunan
dibuat lebih tinggi mengantisipasi banjir tetapi hal ini butuh waktu lama
mengingat kebutuhan ruang kelas saat ini bersifat urgen sehingga jika
memungkinkan anggaran ada di tahun 2020 langsung digunakan untuk
pembangunan ruang kelas. Keadaan siswa di tahun pelajaran 2020/2021
jumlah siswa kelas 10, 11 dan kelas 12 adalah 279 siswa, jumlah
rombongan belajar 9 rombongan belajar. Sementara kelas yang tersedia
ada 6 ruang yang siap digunakan, sehingga Kegiatan Belajar mengajar
(KBM) dilaksanakan dalam 2 (dua) shif (Pagi dan sore).
Selain kurangnya ruang kelas, SMK Muhammadiyah Pontang juga
butuh sarana prasarana lainnya khususnya ruang guru, ruang tata usaha

3
DOK 1 KURIKULUM BDP SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020/202
1

dan ruang kepala sekolah berikut ruang praktek baru untuk kompetensi
OTKP, BDP dan RPL serta perangkat penunjang lainnya. Dari segi
ketersediaan perabot dan perlengkapan lainnya yang dapat mendukung
proses pembelajaran sangatlah minim, begitu juga dengan tenaga pendidik
dan kependidikannya, saat ini guru tetap yayasan yang tersertifikasi baru 2
orang, dari 30 jumlah guru hanya 13 orang ditambah kepala sekolah yang
menginduk di SMK Muhammadiyah Pontang. Tenaga kependidikan
seluruhnya honorer. Data secara lengkap tersaji dalam uraian berikut
(Terlampir).
Namun demikian, kondisi real saat ini SMK Muhammadiyah
Pontang Kabupaten Serang masih harus terus berbenah dan mengupayakan
pemenuhan delapan standar pendidikan. Secara rinci kondisi nyata SMK
Muhammadiyah Pontang Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:
1) Standar Isi
a) Dokumen KTSP disusun bersama sama dengan steakholder, dunia
usaha dan industri, komite sekolah dan dewan guru.
b) Dokumen KTSP ini jika diperlukan dapat direvisi.
c) Pengembangan muatan lokal dilakukan oleh guru yang terintegrasi
dengan mata pelajaran seni budaya dan olahraga, dan sudah
ditentukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Banten
d) Pengembangan diri sudah secara optimal dilaksanakan sekolah
e) Hampir semua guru memberikan pembelajaran yang meliputi TM,
KT dan KMTT
2) Standar proses
a) Belum semua visitasi siswa dilaksanakan dengan baik
b) Waktu kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa sudah
dilaksanakan secara optimal
c) Sudah90% optimalisasi penggunaan media pembelajaran di kelas
d) Pelaksanaan supervisi kelas (classvisit) sudah berjalan secara baik.

4
DOK 1 KURIKULUM BDP SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020/202
1

e) Pelaksanaan evaluasi proses pembelajaranhampir secara baik dan


benar terlaksana.
3) Standar Kompetensi Lulusan
a) KetuntasanBelajar Minimal (KBM) untuk tingkat I:68, tingkat II:69
dan tingkat III:70
b) Pengalaman siswa dalam diskusi, pemecahan masalah dan
memanfaatkan sumber belajar sudah dilaksanakan secara baik.
c) Pengalaman siswa dalam melakukan kunjungan-kunjungan dan
penggunaan internet untuk mendapatkan informasi berbagai hal
sudah terlaksana dan tersedia.
d) Pengalaman siswa dalam mengekpresikan diri dan karyanya melalui
seni dan budaya cukup tinggi dan terlaksana.
e) Sekolah sering mendapatkan penghargaan dan medali dalam
berbagai kejuaraan
f) Masih kurangnya lulusan yang dapat melanjutkan ke perguruan
tinggi negeri karena peserta didik banyak berorientasi ke dunia kerja
dan industri.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a) Baru 85% guru yang telah memiliki pengalaman mengajar lebih dari
10 tahun
b) Sekolah baru 35% mampu mengantarkan lulusannya melanjutkan ke
PTN
c) Kepala sekolah sudah mampu menggalang dana secara mandiri
untuk menyelenggarakan kegiatan pengembangan diri
d) Sekolah sudah memiliki pustakawan, yang sesuai dengan latar
belakang pendidikannya.

5
DOK 1 KURIKULUM BDP SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020/202
1

6
DOK 1 KURIKULUM BDP SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020/202
1

7
Tabel. 1.1
Data Pendidik dan Kependidikan
SMK Muhammadiyah Pontang Tahun 2020/2021

8
5) Standar Sarana Prasarana
a) Luas lahan hampir sesuai dengan ketentuan yang ada dalam standar
b) Sudah memiliki 3 laboratorium Program Keahlian secara mandiri
c) Belum memiliki Laboratorium Bahasa yang sesuai standar
d) Sudah memiliki gudang dengan ukuran yang sesuai standar
e) Gambar sarana dan prasarana terlampir
6) Standar Pengelolaan
a) Misi hampir sepenuhnya mendukung tercapainya Visi sekolah
b) Struktur organisasi sudah dilengkapi dengan uraian tugas yang
lengkap
c) Sudah90% program sekolah terlaksana
d) Pendelegasian tugas sudah sesuai dengan tupoksinya masing-masing
7) Standar Pembiayaan
a) Sudah ada insentif untu kegitan remedial dan pengayaan.
b) Laporan keuangan belum disampaikan kesemua yang berkepentingan.
c) RAKS/RAPBS terkadang masih belum sesuai dengan pengeluaran
8) Standar Penilaian
a) Sudah90% guru mengembangkan aplikasi penilaian
b) Sudah90% menggunakan tehnik penilaian beragam
c) Belum semuanya guru memberikan pendalaman materi secara
optimal.
c. Potensi dan karakteristik SMK Muhammadiyah Pontang diantaranya
adalah :
1. Sumber Daya Manusia yaitu semua pendidik berlatar belakang
minimal S-1, dan S-2 dengan latar belakang sesuai dengan mata
pelajaran yang diampunya, memiliki komitmen untuk terus
memajukan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya
2. Dukungan dan partisipasi masyarakat sangat tinggi
3. Adanya dukungan dari dunia usaha dan dunia kerja

9
4. Potensi daerah yang berada didaerah pengembangan industri
memungkinkan untuk pengembangan muatan lokal sekolah yang
sesuai.
Berdirinya SMK Muhammadiyah Pontang yang diinisiatif oleh
pegiat pendidikan di Kecamatan Pontang dalam rangka mewujudkan
harapan warga Pontang yang hanya memiliki 1 (satu) sekolah menengah
tingkat atas negri , selain jarak yang cukup jauh, akses sarana pendidikan
tingkat SMK Negeri memang belom ada saat itu sehingga banyak anak-
anak usia sekolah terpaksa tidak dapat melanjutkan pendidikannya selepas
lulus dari SMP atau MTs. Tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK
bukan semata jarak tetapi juga disebabkan oleh kemampuan ekonomi
rakyat masih sangat rendah.
Kehadiran SMK Muhammadiyah Pontang dilingkungan sekitar
adalah sebuah jawaban yang tepat, baik dan benar. Kini hampir seluruh
anak usia belajar dapat tertampung di SMK Muhammadiyah Pontang.
Tentu saja persoalan kelanjutan pendidikan tidak berhenti sampai di situ
saja, faktor pendidikan orang tua khususnya pendidikan umum sepertinya
menjadi kendala dalam upaya menjadikan sumber daya manusia
berkualitas. Namun demikian, kesadaran selaku umat beragama masih
sangat tinggi di lingkungan sekitar, sehingga bisa dikatakan sebagai warga
religius.
Dengan mempertimbangkan keadaan lingkungan demikian, kami
selaku managemen pendidikan berusaha menawarkan konsep pendidikan
yang sekiranya sesuai dengan harapan warga tanpa harus kehilangan ruh
pendidikan itu sendiri, diantaranya adalah :
a. Menghadirkan lembaga pendidikan ini sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari seluruh kegiatan masyarakat. Kami senantiasa ikut
serta dalam berbagai aktivitas warga, baik sosial maupun keagamaan,
dengan demikian, warga merasa turut memiliki (sense of belonging)
atas lembaga pendidikan ini;

10
b. Menjadikan sekolah ini sebagai sekolah murah meriah, dalam arti
bahwa kami tidak menuntut pembiayaan yang sekiranya menjadi
beban ekonomi. Namun demikian, prinsip-prinsip penyelenggaraan
pendidikan sebagai lembaga wawasan wiyata mandala tidak berarti
dikesampingkan, dan sebaliknya terhadap siswa miskin, kami
membantu sesuai kemampuan;
c. Menyadarai kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, serta
ketaatan terhadap agama, maka visi.
Dengan strategi yang kami jalankan selama ini, alhamdulillah
kepercayaan masyarakat cukup tinggi, hal ini dibuktikan dengan
bertambahnya siswa dari tahun ke tahun, sejak didirikannya tahun 2010
siswa kini sudah mencapai 279 siswa.
Dengan mempertimbangkan perkembangan penduduk akibat
perluasan pembangunan perluasan perumahan, tidak menutup
kemungkinan terjadinya tingkat kepadatan penduduk dalam jangka waktu
4 (empat) tahun ke depan. Mengapa demikian..? sebab kecamatan Pontang
dan sekitarnya mulai ramai didatangi pendatang yang merantau dari jauh
dan bekerja didaerah kawasan industri, kemudian mereka mencari tempat
domisili baru yang relatif lebih dekat dengan tempat kerja dan bisa
dijadikan tempat beristirahat.

2. Landasan Filosofis
Pendidikan adalah salah satu manifestasi kebudayaan manusia yang
selalu tumbuh dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan
kualitas sehingga hancur perlahan-lahan seiring dengan perkembangan
zaman. Kurikulum SMK disusun untuk mengemban misi agar dapat turut
mendukung perkembangan kebudayaan pada arah yang positif. Karena itu,
kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa hal mendasar sebagai
berikut.
a) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai
landasan pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.

11
b) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal
maupun pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
c) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan
bersama peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat
mendidik manusia dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus
dilihat sebagai wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai
kemampuan guna menjalani dan mengatasi masalah kehidupan pada hari
esok maupun masa depan yang selalu berubah.
a) Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk
menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk
menjalani kehidupan sebagai modal untuk pengembangan dirinya di
kemudian hari.Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu
mempertimbangkan perkembangan psikologis peserta didik dan
perkembangan/kondisi kehidupan sosial budaya masyarakat.
b) Perkembangan Psikologis Peserta Didik
c) Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologis sesuai
dengan pertambahan usia dan berbagai faktor lainnya yaitulatar belakang
pendidikan, ekonomi keluarga, dan lingkungan pergaulan, yang
mengakibatkan perbedaan dalam dimensi fisik, intelektual, emosional,
dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di SMK, mereka memiliki
kecenderungan untuk mencari identitas atau jati diri.
d) Pondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani
menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah
kehidupan, baik kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian,
yang selalu berubah bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri
dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
e) Kondisi Sosial Budaya
Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan
keluarga (informal), yang diserap dari masyarakat (nonformal), maupun

12
yang diperoleh dari sekolah (formal) akan menyatu dalam diri peserta
didik, menjadi satu kesatuan yang utuh, saling mengisi, dan diharapkan
dapat saling memperkaya secara positif.Peserta didik SMK berasal dari
anggota berbagai lingkungan masyarakat yang memiliki budaya, tata
nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan kejuruan
mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang
dilakukan harus selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan
antar individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak
dan budi pekerti yang luhur, serta keharmonisan antarsistem pendidikan
dengan sistem-sistem yang lain (ekonomi, sosial, politik, religi, dan
moral). Secara sosial-budaya, Kurikulum SMK 2013 edisi revisi 2018
dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan
masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.
Dengan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai, dan opini
sosiologis masyarakat, kurikulum SMK juga disusun berdasarkan
prinsip diversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan pada satuan pendidikan, baik dengan kondisi dan
kekhasan potensi yang ada di daerah, maupun dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, berbagai jenis
program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan semestinya
dapat diterima dan diapresiasi secara positif oleh berbagai kelompok
masyarakat Indonesia sesuai dengan Gerakan Nasional Pendidikan
Karakter Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian integral Nawacita.
Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan
Revolusi Mental dalam pendidikan yang
hendakmendorongseluruhpemangku kepentingan untuk mengadakan
perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak,
dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan nilai
karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan
memberadabkan para pelaku pendidikan.

13
3. Landasan Teoritis
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang
menyiapkan peserta didik menjadi manusiaproduktif yang dapat
langsung bekerja di bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan
berbasis kompetensi. Dengan demikian, pembukaan program diklat di
SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja. Penyiapan
manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-mata
sebagai faktor produksi karena pembangunan ekonomi memerlukan
kesadaran sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab,
sekaligus sebagai warganegara yang produktif.
Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip
investasi SDM (human capital investment). Semakin tinggi
kualitaspendidikan dan pelatihan yang diperoleh seseorang, akan
semakin produktif orang tersebut.
Akibatnya selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan
pula daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untuk mampu
bersaing di pasar global, sekolah menengah kejuruan harus mengadopsi
nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin,
taat azas, efektif, efisien dan mampu menggunakan informasi secara
cerdas . Dalam hal ini diperlukan suatu usaha secara menyeluruh dan
berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran agar warga sekolah bisa senantiasa belajar sepanjang hayat
melalui pelibatan publik. Guru sebagai agen pembelajar tidak hanya
mentransfer ilmu kepada peserta didik saja namun ikut andil mencetak
generasi penerus dan turut serta memberikan kontribusi dalam gerakan
literasi. Bentuk literasi yang dikembangkan oleh seorang pendidik
senantiasa diharapkan mengikuti arus kemajuan teknologi yang saat ini
semakin berkembang.
4. Landasan Yuridis
SMK Muhammadiyah Pontang didirikan pada 10 Juni tahun pelajaran
2010/2011 oleh Pimpinan Ranting/Majlis Pendidikan Dasar dan

14
Menengah Muhammadiyah, dengan siswa yang terdaftar 45 orang siswa
pada kompetensi Administrasi Perkantoran. Kemudian disyahkan oleh
pimpinan pusat muhammadiyah dibuktikan dengan piagam pendirian
Nomor 1280/I.4/B/2011. Dan pada akhirnya siswa yang terdaftar setiap
tahun selalu bertambah, sehingga ijin operasional yang diupayakan pihak
sekolah cepat terealisasi oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Banten. Pertama pengesahan dari Disdikbud pada tanggal 17
Juni 2012 dengan Nomor SK 821.24/1829-Disdikbud, baru kemudian
mendapat SK Nomor 821.24/1829-Dispend pada tanggal 02 Agustus
2012. Dari perubahan status sekolah ‘diakui’ menjadi “terakreditasi B,”
maka setiap tahun sekolah meluluskan siswa yang berkualitas, sehingga
pihak industri dan dunia usaha selalu menampung alumni-alumni SMK
Muhammadiyah Pontang, baik yang langsung meminta pihak sekolah,
maupun upaya siswa dan orang tua sendiri keberbagai perusahaan.
Dari ketiga program keahlian yang sudah terakridasi di atas, pihak
sekolah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama saat
ini SMK harus mencetak sumber daya manusia yang siap pakai dalam
menghadapi era perdagangan bebas yang menuntut kemampuan bersaing
setiap intitusi baik di tingkat nasional dan internasional.

B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 sebagai perubahan kedua
atas PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008 tentang KKNI
4. Permendiknas Nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif
5. Permendikbud RI No. 62 tahun 2014 tentang ekstra kulikuler
6. Permendikbud RI No. 63 tahun 2014 tentang pendidikan Pramuka
7. Permendikbud RI No 79 tahun 2014 tentang Mulok
8. Permendikbud RI No 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling

15
9. Permendikbud RI No. 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
10. Permendikbud RI No. 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
11. Permendikbud RI No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar
12. Permendikbud Nomor 20 tahun 2018 tentang penguatan pendidikan
karakter pada satuan pendidikan formal.
13. Kep. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
330/D.D5/KEP/KR/2017 tentang KI dan KD
14. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian SMK
15. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang struktur Kurikulum SMK
16. Peraturan Gubernur no. 15 tahun 2015 tentang muatan lokal prov. Banten.
17. Pedoman Penilaian SMK tahun 2017 Direktorat Penddikan Dasar dan
Menengah DITSMK tahun 2017
18. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Nomor420/098-
-Dindikbud/2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kalender Pendidikan
Akademik Tahun Pelajaran 2020/2021 bagi Sekolah di Lingkungan Dinas
Pendidikan Provinsi Banten.
19. Surat Edaran Kadis Dindikbud BDR No.421/130.Dindikbud/2020 Tentang
Tindak Lanjut Instruksi Gubernur Nomor 4 Tahun 2020
20. SE Mendikbud No.4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19
21. Keputusan Bersama Kemendikbud, Kemenag, Kemenkes, Kemendagri
Pada tanggal 15 Juni 2020 Tentang Panduan penyelenggaraan
Pembelajaran Pada Tahun Akademik Baru Masa Pandemi Corona Virus
Disease ( COVID-19)
22. Surat Keputusan POS US
23. Surat Keputusan Nomor 88/V/4/C/07/2020 tentang Tim Pengembang
Kurikulum SMK Siere Cendekia Tangerang.

16
C. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan Dokumen Kurikulum SMK Muhammadiyah Pontang
Kabupaten Serang ini adalah:
1. Menyamakan persepsi kepala sekolah, guru, TU, peserta didk dan
Komite sekolah tentang berbagai peraturan dan perundang-undangan yang
mendasari implementasi kurikulum 2013 revisi 2018
2. Sebagai acuan atau pedoman penyelenggaraan pembelajaran di SMK
Muhammadiyah Pontang Kabupaten Serang. Dengan harapan agar
pembelajaran di SMK Muhammadiyah Pontang Kabupaten Serang ini
dapat terlaksana dengan baik dan efektif sehingga mampu mengantarkan
peserta didik menguasai Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan,
yang mencakup ketiga ranah yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotor.
3. Sebagai panduan implementasi kurikulum 2013 untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agarmemiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman,produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi padakehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.

D.Prinsip Pengembangan Kurikulum


Kurikulum SMK Muhammadiyah Pontang Kabupaten Serang
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Propinsi Banten. Pengembangan kurikulum SMK
Muhammadiyah Pontang Kabupaten Serang mengacu pada standar isi dan
standar kelulusan dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang
disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah.Kurikulum SMK Muhammadiyah Pontang Kabupaten Serang
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagi berikut:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

17
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukankepribadian
peserta didik secara utuh. KTSP disusun agarsemua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman,takwa, dan akhlak mulia.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lainkemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif denganmempertimbangkan nilai
dan moral Pancasila agar menjadiwarga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab, tolerandalam keberagaman, mampu hidup dalam
masyarakat global,memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan
untukbekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduliterhadap
lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawabtantangan ini sehingga
perlu mengembangkan kemampuankemampuanini dalam proses
pembelajaran.
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat Sesuai denganTingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkanmartabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensidiri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal.Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikanpotensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual,emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan,dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerahmemerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristikdaerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu,kurikulum perlu memuat keragaman tersebut
untukmenghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhanpengembangan
daerah.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salahsatu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yangdapat mendorong

18
partisipasi masyarakat dengan tetapmengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlumemperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dannasional.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuhkembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaandan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, kurikulumperlu memuat kecakapan hidup untuk membekali
peserta didikmemasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama
bagisatuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidakmelanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Literasi teknologi IT, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawamasyarakat
berbasis pengetahuan di mana literasi tekhnologi IT sangatberperan sebagai
penggerak utama perubahan.. Oleh karena itu, kurikulum
harusdikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalandengan
perkembangan ilmu pengetahuan, IT, seni, kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi menyongsong abad 21
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkataniman, taqwa, serta
akhlak mulia dan tetap memelihara toleransidan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatankurikulum semua matapelajaran ikut mendukung
peningkataniman, takwa, dan akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individumaupun bangsa,
yang sangat penting ketika dunia digerakkanoleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekatmemerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing sertamempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengansuku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

19
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter danwawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasanpenting bagi upaya memelihara
persatuan dan kesatuan bangsadalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia(NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkanwawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untukmemperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristiksosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestariankeragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budayasetempat ditumbuhkan terlebih
dahulu sebelum mempelajaribudaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap danperilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraanjender.
13. Karakteristik SMK Muhammadiyah Pontang Kabupaten Serang
kurikulumnya dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khassatuan
pendidikan, diantaranya:
a. Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian
sekolah.
b. Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan.
c. Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
d. Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi
siswa melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
e. Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.
f.Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.

20
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan


Berdasarkan Kurikulum, bahwa tujuan dari Sekolah Menengah Kejuruan
ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Sebagai wadah
Pendidikan Kejuruan yang mempersiapkan tamatan yang berkualitas yang
dapat diterima di dunia kerja dan industri, sesuai dengan bidang keahlian
masing-masing.
1. Tujuan Umum Pendidikan
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
b. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi agar menjadi warga
negara yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis dan bertanggung jawab.
c. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan
kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa
Indonesia.
d. Mengembangkan potensi peserta didik agar memilki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif
dan efisien.
2. Tujuan Khusus Pendidikan
a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha
dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
kompetensi dalam program keahlian yang dipilih.
b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir , ulet dan gigih
dalam berkompetisi, beradaptasi dilingkungan kerja dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya.

21
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara
mandiri/kelompok maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan program keahlian yang dipilih.

B. Visi, Misi dan Tujuan


1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi Sekolah
Adapaun visi SMK Muhammadiyah Pontang adalah : ”SMK
MUHAMMADIYAH PONTANG SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN
DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK YANG
BERAKHLAK MULIA,CERDAS DALAM IQ, EQ SQ DAN PEDULI
TERHADAP LINGKUNGAN AGAR MAMPU BERSAING SECARA
GLOBAL”
Misi Sekolah
Misi SMK Muhammadiyah Pontang :
1). Membentuk warga sekolah yang beriman, bertaqwa, berakhlak
mulia dan berbudi pekerti luhur dengan mengembangkan sikap
dan perilaku religius baik didalam sekolah maupun diluar sekolah
2). Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu,
bertoleransi, bekerjasama, saling menghargai, displin , jujur,
kerja keras, kreatif dan inovatif.
3). Meningkatkan nilai kecerdasan, cinta ilmu dan keingin tahuan
peserta didik dalam bidang akademik maupun non akademik
4). Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang,
menyenangkan, komunikatif, tanpa takut salah, dan
demokratis.
5). Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik, dan
manusia agar memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan
peserta didik.

22
6). Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai,
cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan hidup demokratis
c. Tujuan Sekolah
Tujuan SMK Muhammadiyah Pontang :
1). Mewujudkan tamatan yang berakhlak mulia, berkepribadian luhur,
mampu beradaptasi, berkualitas, dan mampu menjawab semua
tantangan zaman dan mewujudkan sekolah yang terpercaya dalam
menghasilkan tenaga yang trampil dan professional di bidangnya
2). Mendidik Sumber Daya Manusia yang mempunyai etos kerja dan
kompetensi berstandar nasional dan bahkan internasional
3). Membekali peserta didik dengan keterampilan hidup agar mampu
mandiri, ulet, gigih, serta memiliki mental dan daya tahan
4). Membekali peserta didik agar mampu mengembangkan diri, karir,
dan berkompetisi, beradaptasi, melalui jenjang pendidikan yang
lebih tinggi
5). Mendidik peserta didik yang menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif dan mandiri
6). Membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan dan memberantas
pengangguran
7). Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan mengacu pada
SPM (standard pelayanan Minimal .)
8). Mengoptimalkan sumber daya pendidikan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran
9). Mewujudkan lingkungan yang bersih sehat hijau sehingga terjaga
keseimbangan alam dilingkungan sekolah dan sekitarnya
10). Mendidik peserta didik untuk ramah lingkungan.

2. Visi, Misi dan Tujuan Bidang Keahlian


a. Visi Bisnis dan Manajemen

23
“Menjadikan Bisnis dan Manajemen yang mampu mengoptimalkan
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
guna menghasilkan sumber daya manusia yang profesional, mandiridan
kompetitif dalam bidang keahlian Bisnis dan Manajemen”.
b. Misi Bisnis dan Manajemen
1) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dan pelatihanyang
berorientasi pada penguasaan dan pengembangankompetensi peserta
didik guna menghasilkan sumber daya manusia yang profesional
dan kompetitif dalam bidang keahlian Bisnis dan Manajemen.
2) Menyelenggarakan pembelajaran dan pelatihan yang berorientasi pada
penghayatan dan penghargaan yang tinggi pada nilai-nilai
profesionalisme dan integritas dalam segala aspek pekerjaan dan
kehidupan.
3) Menyelenggarakan pendidikan menengah kejuruan dalam bidang
keahlian Bisnis dan Manajemen guna menghasilkan lulusan yang siap
mengabdi dan berkarya untuk masyarakat dengan ilmu pengetahuan
dan ketrampilan yang dikuasai.
c. Tujuan Bidang Keahlian
Tujuan Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen:
1) Membentuk peserta didik yang bertaqwa, berkepribadian mulia dan
kompeten pada bidangnya.
2) Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang baik dan
bertanggung jawab.
3) Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki
ketrampilan lebih dan wawasan yang luas dalam pengetahuan dan
seni.
4) Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam
bidang keahlian Bisnis dan Manajemen agar dapat melanjutkan
pendidikan atau bekerja dengan baik secara mandiri atau bekerja di
Dunia Usaha atau Dunia Industri sebagai tenaga kerja tingkat
menengah.

24
3. Visi, Misi dan Tujuan Program Keahlian
a.Visi Program Keahlian “Binis dan Pemasaran ”
“Menjadikan Program Keahlian “Binis dan Pemasaran” yang mampu
mengoptimalkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, guna menghasilkan sumber daya manusia yang
profesional, mandiri dan kompetitif dalam Program Keahlian Binis
dan Pemasaran”.
b. Misi Program Keahlian “Binis dan Pemasaran”
1) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dan pelatihanyang
berorientasi pada penguasaan dan pengembangankompetensi peserta
didik guna menghasilkan sumber daya manusia yang profesional
dan kompetitif dalam Program Keahlian Program Keahlian “Binis
dan Pemasaran”.
2) Menyelenggarakan pembelajaran dan pelatihanyang berorientasi pada
penghayatan dan penghargaan yang tinggi pada nilai-nilai
profesionalisme dan integritas dalam segala aspek pekerjaan dan
kehidupan.
3) Menyelenggarakan pendidikan menengah kejuruan dalam program
Keahlian Program Keahlian “Binis dan Pemasaran” guna
menghasilkan lulusan yang siap mengabdi dan berkarya untuk
masyarakat dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang
dikuasai.
c. Tujuan Program Keahlian “Binis dan Pemasaran”
Tujuan Program Keahlian “Binis dan Pemasaran”
1) Membentuk peserta didik yang bertaqwa, berkepribadian mulia dan
kompeten pada bidangnya.
2) Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang baik dan
bertanggung jawab.
3) Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki
ketrampilan lebih dan wawasan yang luas dalam pengetahuan dan seni.

25
4) Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam
Program Keahlian “Binis dan Pemasaran” agar dapat melanjutkan
pendidikan atau bekerja dengan baik secara mandiri atau bekerja di
Dunia Usaha atau Dunia Industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah
4. Visi, Misi dan Tujuan Kompetensi Keahlian
a. Visi Kompetensi Keahlian “Bisnis Daring dan Pemasaran”:
“Menjadikan Kompetensi Keahlian “Bisnis Daring dan Pemasaran” yang
mampu mengoptimalkan penguasaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, guna menghasilkan sumber daya
manusia yang profesional, mandiridan kompetitif dalam Kompetensi
Keahlian “Bisnis Daring dan Pemasaran”.
b. Misi Kompetensi Keahlian “Bisnis Daring dan Pemasaran”:
1) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dan pelatihanyang
berorientasi pada penguasaan dan pengembangankompetensi peserta
didik guna menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dan
kompetitif dalam Kompetensi Keahlian “Bisnis Daring dan
Pemasaran”.
2) Menyelenggarakan pembelajaran dan pelatihan yang berorientasi
pada penghayatan dan penghargaan yang tinggi pada nilai-nilai
profesionalisme dan integritas dalam segala aspek pekerjaan dan
kehidupan.
3) Menyelenggarakan pendidikan menengah kejuruan dalam
Kompetensi Keahlian “Bisnis Daring dan Pemasaran” guna
menghasilkan lulusan yang siap mengabdi dan berkarya untuk
masyarakat dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasai.
c.Tujuan Kompetensi Keahlian
Tujuan Kompetensi Keahlian “Bisnis Daring dan Pemasaran”:
1) Membentuk peserta didik yang bertaqwa, berkepribadian mulia dan
kompeten pada bidangnya.
2) Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang baik dan
bertanggung jawab.

26
3) Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki
ketrampilan lebih dan wawasan yang luas dalam pengetahuan dan
seni.
Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam bidang
analisis kesehatan agar dapat melanjutkan pendidikan atau bekerja dengan
baik secara mandiri atau bekerja di Dunia Usaha atau Dunia Industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah Mendidik peserta didik dengan
keahlian dan keterampilan dalam bidang analisis kesehatan agar dapat
melanjutkan pendidikan atau bekerja dengan baik secara mandiri atau
bekerja di Dunia Usaha atau Dunia Industri sebagai tenaga kerja tingkat
menengah
Tujuan Umum berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional ( UU SPN ) pasal 15 :Pendidikan Kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu.
Tujuan Umum : Mencetak tenaga ahli madya profesional dalam
bidang Bisnis yang berbasis teknologi komputer dan berorientasi pada
kebutuhan Dunia Kerja dan Usaha.
Tujuan Khusus : Membekali peserta didik dengan keterampilan,
pengetahuan dan sikap yang kompeten, agar dapat :
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
b. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.
c. Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki
wawasan pengetahuan dan seni.
d. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam
bidang keahlian bisnis dan manajemen khususnya program keahlian
bisnis dan pemasaran agar dapat bekerja baik secara mandiri atau
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah.

27
e. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian bisnis dan
manajemen khususnya program keahlian keuangan
Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.Ruang
Lingkup Pekerjaan
Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran memiliki Ruang
lingkup pekerjaan adalah jenis pekerjaan dan atau profesi yang relevan
dengan kompetensi yang tertuang di dalam tabel SKKNI keahlian Keahlian
Bisnis Daring dan Pemasaran pada jenjang SMK antara lain.
Tabel 2.1
Ruang Lingkup Pekerjaan
No Lingkup No
Lingkup pekerjaan
. pekerjaan .
1 Kasir 9 Tenaga pemasaran
2 Pramuniaga 10 Manajer took
3 Content Creator, 11 Copy writer,
4 Influencer, 12 Admin e-commerce
5 Buzzer, 13 Reseller,
6 Admin fanspage, 14 Dropshiper,
7 Blogger, 15 Desain grafis,
8 SEO 16 Freelancer , dll
Sumber Kep.389/Men/1/2013/standar kompetensi kerja dan KKNI 2018
Deskripsi KKNI LEVEL KE 2 adalah Mampu melaksanakan satu
tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur,
di bawah pengawasan langsung atasannya.
Memiliki pengetahuan operasional dasar, dan pengetahuan faktual bidang
kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia
terhadap masalah yang lazim timbul. Bertanggungjawab pada pekerjaan
sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain pada standar
kompetensi:

1. Rincian Unit Kompetensi Inti


No. Kode Unit Judul Unit
1 KOP.RK01.001.01 Mempersiapkan diri untuk bekerja

28
2 KOP.RK01.002.01 Berkomunikasi dengan target pelanggan
3 KOP.RK01.003.01 Mengindentifikasi respon pelanggan
4 KOP.RK01.004.01 Melaksanakan Pelayanan Pelanggan
5 KOP.RK01.005.01 Melakukan konfirmasi keputusan pelanggan
Rincian Unit Kompetensi Pilihan
No. Kode Unit Judul Unit
6 KOP.RK02.001.01 Mengoperasikan Peralatan Transaksi di Lokasi Penjualan
7 KOP.RK02.002.01 Melakukan Transaksi Penjualan dengan pelanggan Anggota
maupun non anggota
8 KOP.RK02.003.01 Melakukan Penyerahan Produk
9 KOP.RK02.004.01 Melakukan Proses Administrasi Transaksi
10 KOP.RK02.005.01 Melaksanakan dan menjaga kebersihan dan ketertiban
lingkungan kerja
11 KOP.RK02.007.01 Melakukan proses administrasi pengelolaan produk
12 KOP.RK02.008.01 Menemukan peluang baru dari pelanggan
13 KOP.RK02.011.01 Melakukan Stock Opname
14 KOP.RK02.012.01 Menata produk
15 KOP.RK02.013.01 Melakukan rencana pembelian produk
16 M.702090.001.01 Mengidentifikasi elemen pemasaran perusahaan
17 M.702090.002.01 Melaksanakan komunikasi efektif
18 M.702090.003.01 Melaksanakan penulisan bisnis (business writing)
19 M.702090.004.01 Melakukan pendekatan kepada calon pelanggan potensial
20 M.702090.005.01 Melaksakan keterampilan penjualan
21 M.702090.006.01 Menyusun rencana aktifitas penjualan
22 M.702090.007.01 Mewujudkan kepuasan pelanggan
23 G.46RIT00.053.1 Memberdayakan media social untuk menarik pelanggan ritel
24 G.46RIT00.055.1 Melakukan aktivitas pemasaran digital untuk bisnis
25 G.46RIT00.064.1 Menentukan aplikasi perdagangan daring (e-commerce) untuk
meningkatkan penjualan dan layanan ritel

Dengan memanfaatkan kemampuan, pengalaman dan berbagai peluang yang ada,


lulusan kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran juga dimungkinkan
mengelola ketrampilan untuk usaha mandiri.

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SMK Muhammadiyah Pontang meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 (tiga)

29
tahun mulai kelas 10 sampai dengan 12 yang memuat kelompok matapelajaran
sebagai berikut ini:
a. Kelompok mata pelajaran Muatan Nasional
b. Kelompok mata pelajaran Muatan Kewilayahan
c. Kelompok mata pelajaran Muatan Peminatan Kejuruan
Masing-masing kelompok mata pelajaran tersebut diimplementasikan
dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran secara
menyeluruh. Dengan demikian, cakupan dari masing-masing kelompok itu
dapat diwujudkan melalui mata pelajaran yang relevan. Cakupan setiap
kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Cakaupan Muatan Mata Pelajaran

KELOMPOK MATA
NO CAKUPAN
PELAJARAN
1. Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau
moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
Kepribadian kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,
hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar
pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
Teknologi teknologi pada SMK dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif, dan mandiri.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan

30
KELOMPOK MATA
NO CAKUPAN
PELAJARAN
untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu menikmati
dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani, Olahraga dan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
Kesehatan kesehatan pada SMK dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan
narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber,
dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Penyusunan Struktur kurikulum didasarkan atas standar kompetensi lulusan


dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP.
SMK Muhammadiyah Pontang Kabupaten Serang pada tahun pelajaran
2020/2021 sepenuhnya menerapkan Kurukulum 2013 sesuai dengan
Permendikbud dan Peraturan bersama Dirjen Dikdasmen dan Surat dari
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: 305/D5.3/MN/2016 tentang
Usulan SMK Calon Pelaksanaan Kurikulm 2013 dan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 07DD.5/2018 Tanggal 07
Juni 2018 Tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan.
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara Sekolah MenengahAtas,
maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas.
Struktur Kurikulumnya sebagai berikut :
Tabel : 3.2
Struktur Umum Kurikulum SMK MUHAMMADIYAH PONTANG
Program Keahlian :Bisnis dan Pemasaran
Kompetensi Keahlian :Bisnis Daring dan Pemasaran

31
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU

A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144
Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Ekonomi Bisnis 72
3. Administrasi Umum 72
4. IPA 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Marketing 144
2. Perencanaan Bisnis 144
3. Komunikasi Bisnis 180
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pengemasan dan Pengiriman Produk 348
2. Costumer servis 490
3. Pengelolaan Bisnis Ritel 420
4. Visual Merchandise 456
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C 3.030
Total 5.016
Sumber :Permendikbud Nomor 07: Srtuktur SMK 2018
Tabel 3.3
Struktur Kurikulum SMK SIERE CENDEKIA Kab.Tangerang
Program Keahlian Farmasi
Kompetensi Keahlian: Farmasi Klinis Dan Komunitas

KELAS
X XI XII

32
MATA PELAJARAN 1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2 - -
Jumlah B 5 5 2 2 - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3. Administrasi Umum 2 2 - - - -
4. IPA 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Marketing 4 4 - - - -
2. Perencanaan Bisnis 4 4 - - - -
3. Komunikasi Bisnis 5 5 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pengemasan dan Pengiriman Produk - - 4 4 6 6
2. Costumer servis - - 7 7 7 7
3. Pengelolaan Bisnis Ritel - - 6 6 6 6
4. Visual Merchandise - - 7 7 6 6
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 5 8
Sumber :Permendikbud Nomor 07: Struktur Kurikulum SMK Tahun 2018
Keterangan :
* :Terintegrasi dalam mulok
** : Muatan Lokal Sekolah

33
Pembelajaran dapat dilaksanakan di satuan pendidikan dan/atau di industri
(terintegrasi dengan Praktek Kerja Lapangan) dengan portofolio sebagai
instrumen utama penilaian
• Matapelajaran Muatan Nasional adalah kelompok matapelajaranyang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Muatan
Kewilayahanadalah kelompok matapelajaran yang kontennya
dikembangkan olehpusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan olehpemerintah daerah.
• Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yangmemiliki
alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki bebanbelajar tatap muka
2 X 45 menit per minggu; mapel yang memilikialokasi waktu belajar
3jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatapmuka 3 X 45 menit per
minggu; dan seterusnya
• Muatan Lokal dapat memuat Seni dan Budaya Daerah
•Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu dariyang telah
ditetapkan dalam struktur di atas
• Kegiatan ekstra kurikuler terdiri atas Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan
lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masing-masingsatuan.
• Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakanjumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhanpeserta didik.
b. Kelompok Matapelajaran Muatan Peminatan Kejuruan
Kelompok matapelajaran ini bertujuan:
1) untuk memberikankesempatan kepada peserta didik mengembangkan
minatnya dalamsekelompok matapelajaran sesuai dengan minat
keilmuannya di perguruan tinggi
2) untuk mengembangkan minatnya terhadapsuatu disiplin ilmu atau
ketrampilan tertentu.
3) Pilihan Kelompok Peminatan dan Pilihan Matapelajaran Lintas
KelompokPeminatan
Kurikulum SMK Muhammadiyah Pontang dirancang untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik belajarberdasarkan minat mereka.

34
Struktur kurikulum memperkenankanpeserta didik melakukan pilihan
dalam bentuk pilihan Kelompokkompetensi keahlian dan pilihan. Program
Keahlian yang dipilih peserta didik terdiri atas Otomatisasi dan Tata
Kelola Perkantoran, Teknik Komputer & Jaringan, Multimedia, Rekayasa
Perangkat Lunak dan Bisnis Daring & Pemasaran. Sejak mendaftar ke
SMK Muhammadiyah Pontang, di Kelas 10 seseorang peserta didik sudah
harus memilih kompetensi keahlian mana yang akan dimasuki. Pemilihan
kompetensi keahlian berdasarkan nilai ujian nasional SMP/MTs,
rekomendasi guru bimbingan dan konseling diSMP, hasil tes penerimaan
peserta didik baru (PPDB), tes fisik dan kesehatan ketika mendaftar di
SMK Muhammadiyah Pontang Kabupaten Serang.

B. POGRAM MUATAN LOKAL


Pendidikan merupakan proses pembudayaan masyarakat. Pendidikan
berakar dari budaya bangsa, termasuk di dalamnya budaya lokal. Pendidikan
yang berbasis budaya berguna untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan antara lain berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang memiliki
budaya daerah beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
danuntuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Ker-agaman budaya Indonesia dalam Kurikulum 2013 dikembangkan
melalui pemberdayaanmuatan lokal. Pembelajaran muatan lokal sebagai salah
satu upaya mengangkat keunggulan budaya bangsa, seperti halnya bahasa
daerah, seni budaya lokal, tradisi lisan, pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan, kerajinan, serta teknologi yang dipelajari secaralangsung oleh
peserta didik agarmengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya,dan
spiritual di daerahnya. Di samping itu pembelajaran muatan lokal juga
bertujuan agar  peserta didik dapat melestarikan dan mengembangkan
keunggulan dan kearifan daerahyang berguna bagi diri dan lingkungannya
dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Muatan lokal sedapat

35
mungkin diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa.
Muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan
pendidikan. Muatan lokal adalah karakteristik budaya bangsa yang unik pada
masing-masing daerah. Keraga-man muatan lokal pada setiap daerah
merupakan kekayaan budaya yang perlu dipilih manasaja yang layak dijadikan
bahan pembelajaran. Muatan lokal adalah bahan kajian pada satuan
pendidikanyang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi
dankeunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahamanpeserta
didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya,juga merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
Pengembangan muatan lokal di SMK Muhammadiyah Pontang
memperhatikan beberapa prinsippengembangan sebagai berikut.
1. Utuh: Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukanberdasarkan
pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dankecakapan hidup.
2. Kontekstual : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan
berdasarkan budaya, potensi, dan masalah daerah.
3. Terpadu : Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan
satuanpendidikan, termasuk terpadu dengan dunia usaha danindustri.
4. Apresiatif: Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam
bentukpertunjukkan, lomba-lomba, pemberian penghargaan) di tingkat
satuanpendidikan dan daerah.
5. Fleksibel: Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan
danpengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisidan
karakteristik satuan pendidikan
Potensi geografis SMK Muhammadiyah Pontang yang berada di
wilayah Kabupaten Serang sebagaian besar terdiri atas daerah industri rumah
tangga dan menengah akan banyak memberi warna terhadap proses

36
pembelajaran. Oleh karena itu, program Muatan Lokal untuk sekolah yang
dipilih adalah yang berkaitan dengan kondisi di Wilayah Kabupaten Serang
yaitu bahasa arab, kemuhammadiyahan dan BTQ. Strategi implementasi
muatan lokal dilaksanakan secara mandiri dengan penambahan 2 jam pelajaran.

C. PROGRAM EKSTRA KURIKULER DAN BIMBINGAN KONSELING


Pengembangan diri atau ekstra kurikuler dilakukan dengan mengembangkan
karakter peserta didik sebagai pribadi, anggota masyarakat di mana siswa
berada, dan sebagai masyarakat global yang memiliki daya saing.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui:
1. PelayananBimbingan Karir Konseling, yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta
didik. Bimbingan Karir dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam mengembangkan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, terkait dengan
pengembangan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan Karir dan Konseling bagi peserta didik meliputi kemampuan
menentukan pilihan jenis karir, menerapkan nilai-nilai hubungan industrial
dalam lingkup dunia kerja atau ketenagakerjaan, dan layanan belajar baik
pribadi maupun kelompok. Tujuan Bimbingan Karir dan Konseling adalah
sebagai berikut.
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang
terkait dengan pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi kerja.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja
dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna
bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai

37
pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang
pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan
kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g. Mengenal keterampilan, minat dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki.
Oleh karena itu, maka setiaporang perlu memahami kemampuan dan
minatnya, dalam bidangpekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat
terhadap pekerjaan tersebut.
h. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan
karier.
i. Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial
yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler, adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
olehpeserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan
dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah
dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang
dikembangkan oleh kurikulum.
Kegiatan ekstrakurikuler di SMK/MAK ditujukan untuk pengembangan
kreativitas peserta didik. Pengembangan kreativitas dimaksudkan untuk
menumbuhkan kemampuan untuk mencipta melalui berbagai kegiatan
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat secara optimal, serta
tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna
untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
a. Bidang Pengembangan

38
1) Pengembangan kreativitas, yaitu bidang kegiatan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan daya cipta sesuai dengan
potensi, bakat dan minat untuk dapat berprestasi secara optimal.
2) Pengembangan keagamaan dan sosial, yaitu bidang kegiatan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan religius,
disiplin, kerjasama dan rasa tanggung jawab sosial lainnya.
3) Pengembangan rekreatif, yaitu bidang kegiatan yang membantu
peserta didik mengembangkan potensi dirinya dengan suasana rileks,
mengembirakan dan menyenangkan untuk pengembangan karir.
b. Prinsip Kegiatan
1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam
suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
5) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan
berhasil.
6) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.
3. Format Kegiatan
a) Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta
didik secara perseorangan.
b) Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
c) Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta
didik dalam satu kelas.

39
d) Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta
didik antarkelas/antarsekolah/madrasah.
e) Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
kegiatan lapangan.
4. Program
a) Jenis Program
1) Program Tahunan, suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu sekali dalam satu tahun, antara
lain: Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), pelaksanaan
lomba (Paskibra, PMR, dll).
2) Program Semesteran, yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu setengah tahunan (6 bulan).
3) Program Bulanan, suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu sekali dalam satu bulan, antara
lain: mengikuti kegiatan lomba yang diadakan di luar sekolah.
4) Program Mingguan, suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu sekali atau dua kali dalam
seminggu, antara lain: kegiatan Pramuka, PMR, Paskibra, Olah
Raga, dll.
5) Program Harian, suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan setiap hari, antara lain bersih lingkungan.
Tabel 3.2
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan adalah:
No. Kelompok Jenis Tujuan
Ekstrakurikuler
1. Bela Negara a. Pramuka 1. Meningkatkan kesadaran
b. PMR &UKS dan wawasan peserta
c. Paskibra didik akan status, hak,
dan kewajibannya dalam
berbangsa dan bernegara;
2. Meningkatkan kesadaran
danwawasan kebangsaan,
jiwa patriotisme, dan bela
negara.

40
2. Olahraga a. Futsal Meningkatkan potensi fisik
b. Volley ball serta membudayakan sikap
c. Tapak Suci sportif, disiplin, kerja sama,
d. Sepak Bola dan hidup sehat.
e. Bulu Tangkis

3. Seni, Budaya,a. Teater dan seni Menigkatkan sensitifitas,


tradisional kemampuan mengekspresikan
b. Seni Tari dan mengapresiasi keindahan
c. Marawis dan harmoni baik dalam
seni suara kehidupan individual maupun
kehidupan bermasyarakat
4. Keagamaan dan a. Pembinaan Meningkatkan nilai-nilai
Kerohanian Pengelolaan estetika, spritual, intelektual,
Mesjid/mushola dan kesadaran sebagai
sebagai pusat makhluk Tuhan dan sosial
kegiatan yang memiliki mental kuat
pengembangan yang didasari nilai-nilai
keagamaan dan agama
sosial (DKM)
b. Baca Tulis Al-
Qur’an
c. Bimbingan
dakwah
Sumber: Kesiswaan SMK Muhammadiyah Pontang
3. Program Pembiasaan mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter
peserta didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan keteladanan.
Tabel 3.3
Program Pembiasaan.
RUTIN SPONTAN KETELADANAN
Upacara Membiasakan berpakaian rapi dan
menghargai orang lain disiplin
dan menghargai waktu
Pramuka Membiasakan diri untuk berpakaian rapi dan
berdisiplin disiplin
Pengajian Yaa Siin Jum’at Membiasakan memberikan pujian
Pagi mensyukuri nikmat dan taat beribadah
Tuhan dan
menumbuhkan
ketaqwaan
sholat berjamaah Menghargai waktu, Menigkatkan iman
membiasakan untuk dan taqwa kepada

41
melaksanakan sholat Allah SWT.
berjamaah dhuhur di
mushola sekolah
Membaca doa sebelum dan Mensyukuri nikmat Hafal alqur’an dan
sesudah belajar Tuhan Juz’Amma
Sumber: Kesiswaan SMK Muhammadiyah Pontang

c.Bursa Kerja Khusus


Bursa Kerja Khusus (BKK) adalah sebuah lembaga yang dibentuk di
Sekolah Menengah Kejuruan, sebagai unit pelaksana yang memberikan
pelayanan dan informasi lowongan kerja, pelaksana pemasaran, penyaluran dan
penempatan tenaga kerja.Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sub
sistem pendidikan nasional yang bertanggungjawab dalam penyiapan SDM
tingkat menengah yang handal, berorientasi kepada kebutuhan pasar harus
mampu mengembangkan inovasi untuk mempengaruhi perubahan kebutuhan
pasar sehingga dapat mewujudkan kepuasan pencari kerja. BKK SMK
merupakan salah satu komponen penting dalam mengukur keberhasilan
pendidikan di SMK, karena BKK menjadi lembaga yang berperan
mengoptimalkan penyaluran tamatan SMK dan sumber informasi untuk
pencari kerja. Pemberdayaan BKK SMK merupakan salah satu fungsi dalam
manajemen sekolah yaitu sebagai bagian pembinaan terhadap proses
pelaksanaan kegiatan BKK SMK yang telah direncanakan dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan SMK.
BKK SMK merupakan salah satu komponen pelaksanaan pendidikan
sistem ganda, karena tidak mungkin bisa dilaksanakan proses pembelajaran
yang mengarah kepada kompetensi jika tidak ada pasangan industri/usaha
kerja, sebagai lingkungan kerja dimana siswa belajar keahlian dan profesional
serta etos kerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja
a.Tujuan
1) Sebagai wadah dalam mempertemukan tamatan dengan pencari kerja.
2) Memberikan layanan kepada tamatan sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing seksi yang ada dalam BKK.

42
3) Sebagai wadah dalam pelatihan tamatan yang sesuai dengan permintaan
pencari kerja
4) Sebagai wadah untuk menanamkan jiwa wirausaha bagi tamatan melalui
pelatihan.
b.Ruang Lingkup Kegiatan
1) Penyusunan database siswa lulusan SMK pencari kerja dan perusahaan
pencari tenaga kerja dan penelusuran tamatan siswa SMK.
2) Menjaring informasi tentang pasar kerja melalui iklan di media massa,
internet, kunjunagn ke dunia usaha (industri) maupun kerjasama dengan
lembaga penyalur tenaga kerja dan Depnakertrans.
3) Membuat leaflet informasi dan pemasaran lulusan SMK yang dikirim
kedunia usaha/industri yang terkait Depnakertrans.
4) Penyaluran calon tenaga kerja lulusan SMK ke dunia usaha dan industri.
5) Melakukan proses tindak lanjut hasil pengiriman dan penempatan tenaga
kerja melalui kegiatan penjajakan dan verifikasi.
6) Mengadakan program pelatihan ketrampilan tambahan/khusus bagi siswa
dan lulusan SMK disesuaikan dengan bidang keahlian yang diperlukan.
7) Mengadakan program bimbingan menghadapi tahapan proses penerimaan
siswa dalam suatu pekerjaan (wawancara, psikotest).
8) Memberikan informasi kepada para ALUMNI ataupun para lulusan SMK
lain yang membutuhkan informasi tentang lowongan kerja.
c. Penyaluran Dan Penempatan Tamatan
Adapun pelaksanaan penyaluran dan penempatan tamatan yang dapat
dilakukan BKK SMK adalah sebagai berikut :
1) Menindaklanjuti kerjasama dengan industri pasangan yang telah menjadi
mitra kerja dengan BKK sekolah.
2) Melakukan penelusuran alumni dan dimasukkan ke dalam database
sekolah.
3) Merangkul pengurus Majelis Sekolah yang peduli dengan penempatan
tenaga kerja dari alumni.

43
4) Membuat website khusus BKK yang selalu up to date yang dapat di link
dengan situs-situs JOB CARRIER.
5) Menanamkan jiwa enterpreunership kepada siswa melalui pelatihan
ketrampilan untuk menjadi seorang wirausaha (enterpreuneur)
d. Kegiatan Bursa Kerja Khusus
1) Merencanakan program kerja hubungan industri setiap program studi.
a) Mengadakan pertemuan dengan Kajur tentang penempatan siswa-siswi
prakerin.
b) Mengadakan koordinasi dengan panitia PKL tentang penempatan
siswa-siswi prakerin.
c) Mengadakan koordinasi dengan panitia PKL tentang guru monitoring.
2) Melakukan proses negosiasi dengan DU/DI dan pemerintah sebagai mitra
dalam penempatan siswa-siswi prakerin.
3) Menjalin kerjasama (MOU) dengan DU/DI dalam :
a) Sinkronisasi Kurikulum
b) Pelatihan
c) Penempatan tamatan
4) Pemetaan DU/DI
5) Menjalin kerjasama dengan Depnakertrans tentang pelatihan (Magang)
dan penempatan tamatan.
6) Membentuk Majelis Sekolah.
7) Membuat database penelusuran tamatan baik yang sudah bekerja maupun
belum bekerja.
8) Membentuk Ikatan alumni.
9) Membuat mading informasi lowongan kerja.
10) Membuat website khusus BKK
11) Membuat Laporan Kegiatan
12) Monitoring dan Evaluasi

D. PENGATURAN BEBAN BELAJAR


1. Beban Belajar

44
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti
siswadi SMK Muhammadiyah Pontang dalam satu minggu, satu semester,
dan satu tahun pembelajaran.
a) Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu. Dengan menggunakan kurikulum 2013 beban
belajar satu minggu adalah sebanyak 48 Jam.Durasi setiap satu jam
pembelajaran adalah 45 menit.
b) Beban belajar di Kelas 10, 11, dan 12 dalam satu semester paling sedikit
17 minggu dan paling banyak 18 minggu.
c) Beban belajar di Kelas 10, 11, dan 12 dalam satu tahun paling sedikit 46
JP/minggu dan paling banyak 52JP/minggu.
d) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 42 minggu dan
paling banyak 52 minggu.
2. Pengaturan Alokias Waktu
Tabel.3.4
Distribusi Jam Per Minggu

Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu


Kela
10

11

12

10

11

12

10

11

12

10

11

12

10

11

12

10

11

12
s
Jam 8 8 8 8 9 9 8 9 9 8 9 9 4 5 5 6 8 8

3. Penugasasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur


(KMTT)
Selain tatap muka, beban belajar yang diikuti peserta didik adalah
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya
maksimal lima puluh persen (60%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan
terstruktur di antaranya berupa pekerjaan rumah (PR), penyusunan
program/perencanaan kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan. Penugasan
mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang
disesuaikan dengan karakteristik KD, juga potensi, minat, dan bakat peserta
didik.
Berdasarkan muatan kurikulum yang meliputi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri serta peraturan akademik di atas, maka

45
implementasi proses pembelajaran, baik mata pelajaran, muatan lokal
maupun pengembangan diri di SMK Muhammadiyah Pontang mengacu pada
standar proses yaitu melalui tahapan-tahapan mulai dari penyusunan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, evaluasi keseluruhan proses pembelajaran dan penyusunan
pelaporan. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan rancangan penilaian. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti berupa kegiatan
tatap muka (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), penugasan terstruktur
(PT), kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) dan penutup. Penilaian hasil
pembelajaran melalui prosedur dan mekanisme penilaian hasil belajar,
evaluasi dan rancangan pelaporan sesuai standar penilaian.
Pengawasan proses pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan
kelancaran dan kualitas pembelajaran. Pemantauan dan supervisi proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk menetukan kualitas pembelajaran
secara keseluruhan dan memusatkan ke seluruh kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi dan evaluasi proses
pembelajaran dilaporkan kepada pemamngku kepentingan, dan ada tindak
lanjut untuk peningkatan kinerja guru baik berupa penguatan atau
penghargaan, teguran yang bersifat mendidik atau pelatihan.
Pada tahun ajaran 2017/2018 untuk pertama kalinya SMK
Muhammadiyah Pontang menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas 10
(sepuluh) sedangkan kelas 11 dan 12 masih menggunakan Kurikulum 2006,
dan pada tahun pelajaran 2020/2021 semua kelas menggunakan Kurikulum
2013. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
pembelajaran saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan
pembelajaran saintifik dapat menggunakan  beberapa  model  pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki
nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning,
project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.

46
Kurikulum 2013 menggunakan model pembelajaran langsung (direct
instructional) dan tidak langsung (indirect instructional).Pembelajaran
langsung adalah pembelajaranyang mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta
didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang 
dalam  silabus  dan  RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik
melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan formasi/mencoba,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran  langsung
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan
dampak pembelajaran (instructional effect).
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama
proses   pembelajaran  langsung yang dikondisikan,  menghasilkan dampak
pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini
berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam
proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral dan
perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan
yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler baik yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat (luar
sekolah) dalam rangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait
dengan nilai dan sikap.
Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang
digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.
Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah sistematik dan sistemik
yang digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi
yang ditentukan. Model pembelajaran  merupakan kerangka konseptual dan
operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan,

47
dan budaya. Metode  pembelajaran  merupakan cara atau teknik yang
digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang
mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi.
Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, materi
pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi
edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis;
mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran; erbasis pada konsep, teori, dan fakta
empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi.  Ranah sikap menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa. ”Ranah
keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang
memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)
dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Pelaksanaan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses
keilmuan merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan
logis meliputi proses pembelajaran melaui:
a. Mengamati;
b. Menanya;
c. Mengumpulkan informasi/mencoba;
d. Menalar/mengasosiasi; dan

48
e. Mengomunikasikan.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan
lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) dibandingkan
dengan penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat
fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik
untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
4. Alternatif Kegiatan SMK Muhammadiyah Pontang Tahun Pelajaran
2020/2021 Apabila Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) belum
berakhir
PandemiCorona Virus Disease (Covid-19) pada akhir tahun 2019 yang
bermula di negeri Tiongkok kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk
ke negeri kita Indonesia, sampai saat Kurikulum SMk Muhammadiyah
Pontang Tahun Pelajaran 2020/2021 ini disusun bulan Mei 2020 belum
berakhir. Bagi sebagian besar ilmuwan, memperkirakan akhir dari pandemi
ini bukan hal yang mudah dilakukan. Semua negara di dunia akan tumbuh
secara lokal bekerja keras untuk mengendalikannya. Meski pengobatan dan
virus terus dikembangkan oleh para ahli. Namun, sepertinya kita akan
menghadapi pandemi ini untuk jangka waktu yang cukup panjang.
Mempertimbangkan asusmsi tersebut, kami mengantisipasi berbagai
kegiatan sekolah pada Tahun Pelajaran 2020/2021 berlandaskan keputusan
Pemerintah, khususnya protokol kesehatan yang disosialisasikan oleh Gugus
Tugas Penanganan Covid 19 dan kebijakan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia sebagaimana terakhir dirilis (sebelum
kurikulum ini disusun) yaitu Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 dan Surat
Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar
dari Rumah.
Dalam Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah, Sekretaris Jenderal Kementerian

49
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memberi Panduan
Kegiatan Pembelajaran Saat Satuan Pendidikan Kembali Beroperasi
sebagai berikut:
a. Prinsip
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) saat satuan pendidikan kembali
beroperasi wajib memastikan terpenuhinya tujuan pendidikan di masa
pandemi COVID-19, yaitu:
1) memastikan pemenuhan hak anak untuk mendapatkan akses
pendidikan yang berkualitas;
2) melindungi seluruh warga satuan pendidikan; dan
3) mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di lingkungan satuan
pendidikan.
b. Tata Laksana
1) Seluruh sarana dan prasarana satuan pendidikan dibersihkan secara
rutin, minimal 2 (dua) kali sehari, saat sebelum KBM dimulai dan
setelah KBM selesai.
2) Pemantauan kesehatan secara rutin, termasuk setiap sebelum KBM
mulai berjalan, terhadap seluruh warga satuan pendidikan (termasuk
peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan lainnya termasuk
pengurus kantin satuan pendidikan), terkait gejala-gejala COVID-19,
antara lain:
(a) demam tinggi diatas 38oC;
(b) batuk;
(c) pilek;
(d) sesak napas;
(e) diare; dan/atau
(f) kehilangan indera perasa dan/ atau penciuman secara tiba-tiba.
3) Pihak satuan pendidikan perlu mengatur proses pengantaran dan
penjemputan peserta didik untuk menghindari kerumunan dan
penumpukan warga satuan pendidikan saat mulai dan selesai KBM.
4) Seluruh warga satuan pendidikan aktif, termasuk peserta didik, wajib
aktif dalam mempromosikan protokol pencegahan penyebaran
COVID19, antara lain:

50
(1) cuci tangan pakai sabun yang rutin minimal 20 detik;
(2) hindari menyentuh wajah, terutama hidung, mata, dan mulut;
(3) menerapkan jaga jarak sebisa mungkin, sekitar 1-2 meter; dan
(4) melakukan etika batuk dan bersin yang benar.
5) Pihak satuan pendidikan perlu memastikan sarana dan prasarana yang
sesuai untuk mencegah penyebaran COVID-19, antara lain
memastikan ketersediaan fasilitas cuci tangan pakai sabun, minimal di
lokasi dimana warga satuan pendidikan masuk dan keluar dari
lingkungan satuan pendidikan.
6) Pihak satuan pendidikan menempatkan materi informasi, komunikasi,
dan edukasi terkait pencegahan penyebaran COVID-19 di tempat-
tempat yang mudah dilihat oleh seluruh warga satuan pendidikan,
terutama peserta didik, dengan pesan-pesan yang mudah dimengerti,
jelas, dan ramah peserta didik.
7) Pihak satuan pendidikan memastikan adanya mekanisme komunikasi
yang mudah dan lancar dengan orang tua/wali peserta didik, termasuk
mempertimbangkan adanya hotline atau narahubung terkait keamanan
dan keselamatan di lingkungan satuan pendidikan.
8) Pihak satuan pendidikan memastikan memiliki sistem dan prosedur
manajemen kedaruratan di satuan pendidikan untuk mengantisipasi
bila terjadi ancaman bencana (misalnya gempa bumi, banjir, gunung
meletus, tsunami, dan kebakaran) di masa COVID-19. Sistem dan
prosedur ini wajib dikomunikasikan kepada seluruh warga satuan
pendidikan, termasuk peserta didik dan orang tua/walinya.

3). Kegiatan Antisipatif di SMK Muhammadiyah Pontang Selama Pandemi


Covid-19
Mengacu pada Surat Edaran tersebut, langkah-langkah antisipatif
beragam kegiatan di SMK Muhammadiyah Pontang Tahun Pelajaran
2020/2021 apabila penyebaran virus corona belum juga berakhir, adalah:
a) Peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan lainnya termasuk
pengurus kantin sekolah wajib memakai masker saat ke sekolah.

51
b) Satpam mengecek suhu tubuh peserta didik, guru, dan tenaga
kependidikan lainnya termasuk pengurus kantin sekolah pada awal
kedatangan mereka ke sekolah sekitar pukul 06.30 WIB,
c) Guru piket mendampingi petugas pengecek suhu tubuh untuk
mencatat suhu tubuh peserta didik atau guru atau tenaga
kependidikan lainnya termasuk pengurus kantin sekolah yang
demam tinggi diatas 38oC dan menyuruhnya kembali ke rumah
untuk beristirahat atau memeriksakan diri lebih lanjut.
d) Waktu Belajar dikurangi menjadi 20 menit setiap jam pelajarannya
(dari 45 menit dalam keadaan normal), sisanyanya digunakan belajar
dari rumah secara daring ataupun luring.
e) Tugas Guru dalam pembelajaran daring maupun luring:
(1)Memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun
luring;
(2)Menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk
pembelajaran bermakna, kegiatan kecakapan hidup dan aktivitas
fisik; dan
(3)Memberikan materi edukasi untuk orang tua/wali peserta didik
terkait pencegahan COVID-19 dan menerapkan pola perilaku
hidup bersih di rumah.
f) Membentuk Gugus Tugas Sekolah untuk Penanganan Covid
(1) Penanggung Jawab : Kepala Sekolah
(2) Ketua Gugus Tugas Sklh : Drs. Suherman, S.Pd.I
(Wakasek Kesiswaan)
(3) Anggota : (a) Erni Mahanani, S.Pd. (Kaprog bismen)
(b) Hari Setiawan, S.Kom (Kaprog TKI)
(c) Rian (Staf Tata Usaha)
(d) Abdullah (Penjaga Sekolah)
(e) Wali Kelas 10,11 dan 12
(f) Ketua Murid seluruh kelas

52
g) Gugus Tugas Sekolah segera melaporkan pada Petugas Puskesmas
atau Petugas Gugus Tugas Kelurahan/Kecamatan/apabila di sekolah
ada kasus dicurigai Covid
h) Seluruh pesuruh dan petugas kantin memfasilitasi dan memastikan
seluruh area bersih dan higienis.
i) Guru, Siswa, Tenaga Kependidikan dan Petugas Kantin
menjalankan protokol kesehatan:
(1) cuci tangan pakai sabun yang rutin minimal 20 detik;
(2) menggunakan lap/sapu-tangan/tisu masing-masing.
(3) hindari menyentuh wajah, terutama hidung, mata, dan mulut;
(4) menerapkan jaga jarak sebisa mungkin, sekitar 1-2 meter; dan
(5) melakukan etika batuk dan bersin yang benar.
j) Kegiatan upacara, ekstrakurikuler, pembinaan rohis setiap jumat,
olah raga, pentas seni, dan kegiatan lain yang berpotensi
menimbulkan kerumunan, ditiadakan atau bila terpaksa diadakan
diatur memenuhi protokol kesehatan.

E. PROGRAM KERJASAMA DENGAN LEMBAGA PEMERINTAH DAN


DUNIA USAHA / DUNIA INDUSTRI
Pola penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu melalui
pola pendidikan sistem ganda atau Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan
pengaturan sebagai berikut ;
1. Pembelajaran di sekolah
Melakukan pembelajaran muatan nasional, muatan kewilayahan dan muata
peminatan kejuruan, untuk pembelajaran produktif ditekankan pada
penguasaan dasar-dasar keahlian serta penguasaan alat dan teknik bekerja
yang tepat, bila memungkinkan dapat melibatkan unsur industri dalam
proses pembelajarannya. Disamping itu dikembangkan kelas wirausaha dan
pengelolaan Unit Produksi.
2. Pembelajaran di Industri / Dunia Kerja

53
Kegiatan pelatihan di industri / dunia usaha dilaksanakan sesuai program
bersama yang telah disepakati oleh sekolah dengan DU/DI berbentuk
Praktik Kerja Indudtri (Prakerin/PKL) dan dilengkapi dengan jurnal
kegiatan, daftar kemajuan pelatihan, perangkat monitoring dan asuransi
kecelakaan kerja. Untuk pelaksanaannya dilakukan langkah-langkah berikut:
a. Pengkondisian Praktik Kerja Lapangan;
Sebelum peserta didik melaksanakan praktik industri, peserta didik
melaksanakan praktik disekolah dan atau sekolah mendatangkan guru
tamu dari industri atau dunia usaha.
b. Pemprograman Bersama;
Program PKL dibuat bersama antara sekolah (PKS Bidang
Prakerin/Humas) dengan DU/DI agar apa yang akan dikerjakan peserta
didik selama praktik industri bisa diketahui bersama.
c. Guru Tamu;
Sekolah secara periodik mendatangkan guru tamu yang akan memberi
informasi tentang dunia industri untuk menambah wawasan peserta
didik.
d. Orientasi Kerja;
Sekolah memberi tugas kepada peserta didik di kelas 10 pada setiap
liburan untuk mengikuti kegiatan kerja yang dilakukan oleh orang
tua/lingkungan yang ada dimasyarakat dan penulisan laporan hasil
Praktik Orientasi Kerja yang dilakukan selama liburan akhir semester
gasal/genap.
e. Sertifikasi Keahlian/Kompetensi
Sekolah melaksanakan kerjasama dengan LSP dalam peningkatan
kompetensi yang dilaksanakan diakhir tahun pada kegiatan uji
kompetensi
f. Seni Budaya
Sekolah melakukan kerjasama pengembangan seni budaya dengan
pemerintah Kabupaten Tangerang pada Dinas Pemuda dan Parawisata
dalam gelaran tahunan berupa pagelaran Tari Kolosal

54
F.KRITERIA PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
1. Pelaksanaan PKL
Kegiatan pelatihan di industri / dunia usaha dilaksanakan sesuai program
bersama yang telah disepakati oleh sekolah dengan DU/DI berbentuk Praktik
Kerja Indudtri (Prakerin/PKL) dalam pelaksanaannya dilengkapi dengan:
a. jurnal kegiatan
b. daftar kemajuan pelatihan
c. perangkat monitoring
d. asuransi kecelakaan kerja.
2.Penilaian PKL
Sekolah memberikan penilaian terhadap kegiatan PKL dalam bentuk
monitoring terhadap kegiatan peserta didik di dunia usaha/industri secara
berkala yang dilihat dalam bentuk jurnal laporan kegiatan harian.
3. Pelaporan Hasil PKL
Sekolah meminta laoran kegiatan PKL kepada peserta didik berupa portofolio
kegiatan dalam bentuk laporan (paper) yang akan dievaluasi dengan teknis
persidangan, apabila memenuhi syarat baik secara pelaksanaan dan pelaporan
siswa PKL, maka peserta didik akan diberikan sertifikat PKL yang
kegunaannya sebagai syarat mutlak mengikuti Ujian nasional. Apabila peserta
didik tidak memenhui syarat maka kegiatan PKL akan diulang di tahun
berikutnya.
G.KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR
Ketuntasan belajar di SMK Muhammadiyah Pontang ditentukan oleh
kelompok Pontang guru mata pelajaran pada awal tahun pelajaran yang
dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi
dasar berkisar antara 0-100%. Dalam menentukan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik ,
kompleksitas / tingkat kesukaran mata pelajaran serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Berikut ini tabel nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMK Muhammadiyah Pontang yang

55
akan diberlakukan mulai tahun pelajaran 2020/2021 menggunakan single KKM
dari rata-rata KKM seluruh mata pelajaran.
1. Daftar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Tabel 3.11
KKM SMK Muhammadiyah Pontang
Tahun Pelajaran 2020/2021
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 70 70 72 72 74 74
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70 70 72 72 74 74
3. Bahasa Indonesia 70 70 72 72 74 74
4. Matematika 65 65 68 68 70 70
5. Sejarah Indonesia 70 70 - - - -
6. Bahasa Inggris 70 70 72 72 74 74
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 70 70 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 70 70 72 72 - -
Jumlah B - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 70 70 - - - -
2. Ekonomi Bisnis 70 70 - - - -
3. Administrasi Umum 70 70 - - - -
4. IPA 70 70 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Marketing 75 75 - - - -
2. Perencanaan Bisnis 75 75 - - - -
3. Komunikasi Bisnis 75 75 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pengemasan dan Pengiriman Produk - - 75 75 76 76
2. Costumer servis - - 75 75 76 76

56
3. Pengelolaan Bisnis Ritel - - 75 75 76 76
4. Visual Merchandise - - 75 75 76 76
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 75 75 76 76

2. Mekanisme dan Prosedur Penentuan KKM


Kriteria Belajar Minimal (KBM)  adalah kriteria ketuntasan belajar
yangditentukan oleh satuan pendidikan. KBM pada akhir jenjang satuan
pendidikan untuk kelompokmata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan batas ambang kompetensi (Permendiknas Nomor:
20/2007 tentang Standar Peniaian Pendidikan, Pengertian butir 10).
Nilai ketuntasan belajar untuk aspek kompetensi pengetahuan dan
praktik dinyatakandalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang0 -100
Penetapan KBM dilakukan oleh dewan pendidik pada awal tahun
pelajarandan atau awal semestermelalui proses penetapan KBM setiap
indikator, Kompetensi Dasar (KD), Standar Kompetensi(SK) menjadi
KBM mata pelajaran, denganmempertimbangkan, hal-hal sebagai berikut:

a) Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap KD yang harus


dicapai oleh pesertadidik..

b) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah yang


bersangkutan.

c) Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan


pembelajaran padamasing-masing sekolah.

d) Ketuntasan belajar setiap indikator, KD, SK dan mata pelajaran yang


telah ditetapkandalam suatu kompetensi   dasar berkisar antara 0% sd
100%. Kriteria ideal ketuntasan masing-masing indikator 70 %.
e) Dewan guru dapat menentukan Kriteria Belajat Minimal  (KBM)
dibawah nilaiketuntasan belajar ideal, namun secara bertahap harus
meningkatkan kriteria ketuntasanbelajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.

57
f) KBM tersebut dicantumkan dalam Lembar Hasil Belajar /Raport
(berlaku untuk pengetahuan maupun praktik) dandiinformasikan kepada
seluruh warga sekolah dan orang tua peserta didik.
g) KriteriaBelajar Minimal merupakan kriteria ketuntasan belajar untuk
setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh
satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan
untuk masing-masing indikator kompetensi muatan nasional dan
muatan kewilayahan adalah 70%.
1. KBM Mata Pelajaran Muatan Nasional dan Muatan Kewilayahan

KBM mata pelajaran muatan nacional dan muatan kewilayahan


ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik, kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian
sebagai berikut :

a). Tingkat Kemampuan rata-rata peserta didik

1). Rata-rata nilai 80 – 100, diberi skor 3

2). Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2

3). Rata-rata nilai < 60 , diberi skor 1

b). Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi

1). Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3

2). Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2

3). Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1

c). Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan)

1). Dukungan tinggi, diberi skor 3

2). Dukungan sedang, diberi skor 2

3). Dukungan rendah, diberi skor 1

58
Salah satu langkah awal bagi guru sebelum melaksanakan kegiatan
awal pembelajaran adalah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Setiap mata pelajaran memiliki nilai KKM yang berbeda. Lebih
jauh, dalam satu mata pelajaran terdapat nilai KKM yang berbeda pada
tiap aspek. Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
pendidik biar lebih leluasa dalam menentukan nilai KKM. Sebagai catatan
bahwa nilai KKM yang ideal untuk Kurikulum 2006 adalah 70 dan untuk
kurikulum 2013 adalah 65.
Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di
awal tahun pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan
estimasi ini didasarkan pada hasil tes Penerimaan Peserta didik Baru
(PPDB) bagi peserta didik baru atau dari nilai Ijazah, dan mendasarkan
nilai KKM pada nilai yang dicapai peserta didik pada kelas sebelumnya.
Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek
utama dalam proses belajar mengajar peserta didik. Secara berurutan cara
ini dapat menentukan KKM Indikator - KKM Kompetensi Dasar (KD) -
KKM Standart Kompetensi (SK)/Kompetensi Inti (KI) - KKM Mata
Pelajaran. Berikut ini langkah-langkah penghitungannya:

a) Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)


Kompleksitas merupakan tingkan kesulitan materi pada tiap
indikator, kompetensi dasar maupun standart kompetensi dari masing-
masing mata pelajaran, yang ditetapkan antara lain melalui expert
judgement guru mata pelajaran melalui forum musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, dengan memperhatikan hasil
analisis jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, perlu tidaknya
pengetahuan prasyarat
b) Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) ini meliputi : 1)
kompetensi pendidik (nilai UKG), 2) Jumlah peserta didik dalam 1

59
kelas, 3) predikat akreditasi sekolah, 4) kelayakan sarana prasarana
sekolah. Sekolah yang memiliki daya dukung tinggi maka skor yang
digunakan juga tinggi.
c) Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik.
Intake bisa didasarkan pada hasil nilai penerimaan peserta didik baru
dan nilai yang dicapai peserta didik pada kelas sebelumnya
(menentukan estimasi). Dimana untuk kelas Sembilan (9) berdasarkan
pada rata-rata nilai rapor SMP, nilai Ujian Sekolah SMP, nilai hasil
seleksi masuk peserta didik baru di jenjang SMK. Bagi peserta didik
kelas 11 dan 12 antara lain memperhatikan rata-rata nilai rapor
semester-semester sebelumnya.
Adapun kriteria dan skala penilaian penetapan KKM dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 12. Kriteria dan Skala Penilaian
Aspek yang
Kriteria dan Skala Penilaian
dianalisis
Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas <65 65-79 80-100
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung 80-100 65-79 <65
Intake peserta Tinggi Sedang Rendah
didik 80-100 65-79 <65

Jumlah Total Setiap Aspek


KKM per KKD =
Jumlah Total Aspek

Jumlah Total KKM per KD


KKM Mata Pelajaran =
Jumlah Total KD

3. Upaya Sekolah dalam Meningkatkan KKM Ideal (100%)


a) Meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran melalui workshop/
pelatihan/ MGMP tingkat Kabupaten/ MGMPS
b) Memenuhi sarpras yang menunjang proses pembelajaran.
c) Mengadakan bimbingan belajar kelas 10, 11 dan 12.

60
H. KENAIKAN KELAS
1. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas bagi siswa/i kelas 10 dan 11 tentunya setelah melalui
proses penilaian. Kenaikan kelas peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan
guru dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disepakati oleh
seluruh warga satuan pendidikan, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada
tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di satuan pendidikan tersebut.
Adapun kriteria kenaikan kelas di SMK Muhammadiyah Pontang
adalah sebagai berikut :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
b. Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan sesuai KKM atau lebih
dari KKM,nilai yang kurang dari KKM maksimal 3 MATA PELAJARAN.
c. Rata-rata nilai sikap / prilaku untuk semua mata pelajaran sekurang-
kurangnya baik (B).
d. Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah hari
efektif.
e. Seorang siswa naik kelas atau tidak didasarkan pada hasil rapat pleno
dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti
minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya yang
berlaku di sekolah tersebut.
f. Kriteria lain yang dipandang perlu oleh satuan pendidikan.
2. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Jenis penilaian ada 2
(dua) yaitu ulangan atau penilaian dan ujian.
Ulangan atau penilaian ada beberapa varian, seperti Penilaian Harian
(PH) yang dilaksanakan pada setiap akhir KD, Penilaian Tengah Semester
(PTS) dilaksanakan pada setiap tri wulan, Penilaian Akhir Semester (PAS)

61
dilaksanakan pada setiap akhir semester, Penilaian Akhir Tahun (PAT)
atau Ulangan Kenaikan Kelas (UKK), dilaksanakan pada setiap akhir
tahun. Sedangkan Ujian dilaksanakan untuk menentukan kelulusan peserta
didik dan dilaksanakan pada akhir jenjang pendidikan (semester genap
kelas 12).
1) Penilaian Akhir Semester (PAS)\
Penilaian akhir semester merupakan salah satu bentuk penilaian yang
dilakukan satuan pendidikan untuk mengetahui daya serap peserta didik
pada semua kompetensi dasar yang telah diselesaikan
pada semester tersebut.
2) Penilaian Akhir Tahun (PAT)
Adapun penilaian akhir tahun sama seperti penilaian akhir semester
genap, dan nilainya digunakan sebagai dasar untuk kenaikan kelas.
3) Penilaian Masa Darurat Penyebaran Covid-19
Kondisi darurat penyebaran Covid-19 mengharuskan satuan pendidikan
mencari cara terbaik sesuai protokol kesehatan untuk menyelenggarakan
penilaian. Penilaian pada masa darurat penyebaran Covid-19 dapat
berbentuk daring maupun luring atau kombinasi keduanya, dapat pula
berdasarkan portofolio dan penugasan projek dan lain sebagainya.
4) Ujian Sekolah (US)
Ujian sekolah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan baik dilakukan oleh
sekolah sendiri maupun melalui USBN.
Untuk beberapa mata pelajaran, US diselenggarakan dalam
bentuk ujian tulis dan ujian praktik, namun beberapa mata pelajaran lain
dilaksanakan dengan ujian tulis atau ujian praktik saja. Pengaturan
tentang US secara keseluruhan diatur dalam Prosedur Operasional
Standar (POS) US yang disusun oleh satuan pendidikan.
Hasil analisis US digunakan pendidik dan satuan Pendidikan
untuk perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan pada tahun

62
pelajarann berikutnya. Hasil US dilaporkan satuan Pendidikan kepada
orang tua peserta didik. Hasil US sebagai salah satu pertimbangan
kelulusan peserta didik dari satuan Pendidikan.
b. Pengolahan Penilaian
1. Pengolahan nilai PAS dan PAT
Setelah melakukan kegiatan PAS dan PAT, satuan pendidikan
melakukan pengolahan hasil penilaian. Nilai PAS dan PAT digunakan
sebagai salah satu komponen pengisian nilai rapor. Nilai setiap mata
pelajaran di raport dibandingkan dengan KKM. Ketuntasan belajar pada
kenaikan kelas adalah ketuntasan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
pelajaran. Jika terdapat mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada
semester gasal atau genap, maka dilakukan langkah-langkah berikut.
a) Dihitung rata-rata nilai mata pelajaran semester gasal dan genap.
b) Dihitung rata-rata KKM mata pelajaran tersebut pada semester
gasal dan genap, selanjutnya dibandingkan dengan KKM rata-rata
pada mata pelajaran tersebut. Jika hasil pada nilai rata-rata sama
atau lebih dari nilai rata-rata KKM, maka mata pelajaran tersebut
dinyatakan TUNTAS, dan sebaliknya jika nilai rata-rata kurang
dari nilai rata-rata KKM, maka mata pelajaran tersebut dinyatakan
BELUM TUNTAS
Contoh Pengolahan Nilai Peserta Didik Aspek Pengetahuan pada
Mata Pelajaran PKn
Nilai Nilai Rata-rata
Mata Nilai KKM Nilai KKM Rata-rata
Akhir Akhir Nilai Keterangan
Pelajaran Gasal Genap Nilai KKM
Gasal Genap Akhir

TUNTAS Karena hasil


pengolahan nilai
PKn 70 75 72 70 71 72.5
peserta didik > nilai
KKM

Berikutinigambaranuntukpengolahannilairaporpadaaspekpengetahuan.
Contoh Pengolahan Nilai Rapor untuk Aspek Pengetahuan
Nama :Aminah
Matapelajaran :Pkn
kelas/Semester :10/1

63
Penilaian Harian
No KD Nilai PH
Tulis penugasan
1 1.1 70 85 90 77.0
2 1.2 85 86 70 82.2
3 1.3 78 79 75 77.6
4 1.4 87 80 84.2
5 1.5 77 78 77.4
6 1.6 75 90 80 79.0

DalammelakukanpenghitunganNilaiPenilaianHarianpendidikandapatm
elakukanpembobotanterhadaptekniktestulisdanpenugasan.
Misalnya disepakati bahwa bobot untuk tes tulis 60% dan penugasan
40%, maka NPH untuk:
 KD 1.1 = (60% x 70) + {40% x (85 + 90) : 2}
=42 + 35
=77
 KD 1.4 = (60% x 87) + (40% x 80)
=52,2 + 322
=84,2 , dst (hasilnya lihat pada data di atas)
Berikut ini data nilai aspek pengetahuan salah satu siswa bernama
Aminah untuk mata pelajaran PKn pada semester1.
Penilaian Harian Rata-
Nilai
No KD NPH Rata NPTS NPAS
Raport
Tulis penugasan NPH

1 1.1 70 85 90 77.0
2 1.2 85 86 70 82.2
3 1.3 78 79 75 77.6
79.6 85 81 81
4 1.4 87 80 84.2
5 1.5 77 78 77.4
6 1.6 75 90 80 79.0

BerdasarkandatanilaiPH,PTS,danPAS,satuanpendidikandapat
melakukanpembobotanmenentukannilairapor.Misalnya,pengolahan
nilairapordisepakatiolehsatuanpendidikanbahwabobotuntuk
NPH=50%,NPTS=25%,danNPAS=25%,makapenghitungannilai rapor

64
sebagai berikut.
Nilai rapor = (50% x 79,6) + (25% x 85) + ( 25% x 81)
=39,8 + 21,25 + 20,25
=81,3
=81 (dibulatkan)
Berdasarkan penghitungan tersebut, nilairapor Aminah untuk mata
pelajaran PKn aspek pengetahuan 81.
Berikutinigambaranuntukpengolahannilairaporpadaaspek
keterampilan.
Contoh Pengolahan Nilai Rapor untuk Aspek Keterampilan
Nama :Aminah
Matapelajaran:PKn
Kelas/Semester :10/1

No KD Praktek Produk Proyek Nilai KD

1 1.1 80 85 - - - 85
2 1.2 86 - - - 86
3 1.3 78 - - - - 78
4 1.4 - - 80 90 86 88
5 1.5 77 78 - - - 78
6 1.6 75 90 - - - 90

Nilai Rata-rata KD 84.2

Untuk KD1 .1, KD 1.5 dan KD 1.6 penilaian menggunakan nilai


optimum karena Teknik penilaian yang dilakukan sama, yaitu praktik
dan materi sama, serta dilakukan lebih dari satu kali penilaian.
 Untuk KD1.4 penilaian menggunakan nilai optimum pada
produk (90) kemudian dirata-rata dengan nilai proyek (86),
sehingga diperoleh nilai 88.
 Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata nilai akhir
keseluruhan KD keterampilan yang dibulatkan, yaitu:
(85+86+78+88+78+90) : 6 = 84,2 = 84 (dibulatkan)

65
Berdasarkan penghitungan tersebut, nilai Aminah untuk mata
pelajaran PKn aspek keterampilan di raport adalah 84.
Contoh Pengolahan Nilai Rapor untuk Aspek Sikap
Penilaian Sikap dalam mata pelajaran diperoleh dari hasil penilaian
observasi (Penilaian Proses), penilaian diri sendiri, penilaian
antarteman, dan jurnal catatan guru. Untuk penilaian Sikap Spiritual
dan Sosial (KI-1 dan KI-2) menggunakan nilai Kualitatif sebagai
berikut:
SB = Sangat Baik = 80 - 100
B =Baik = 70 - 79
C =Cukup = 60 - 69
K = Kurang = < 60
Contoh: Perhitungan nilai rapor sikap seorang peserta didik pada mata
pelajaran PKn:
Nilai Observasi = 85
Nilai diri sendiri = 75
Nilai antar teman = 80
Nilai Jurnal = 75
Nilai Rapor = (85+75+80+75) : 4 = 315 : 4
Nilai Rapor = 79
Predikat = Baik
2. Pengolahan Penilaian Masa Darurat Penyebaran COVID-19
Pengolahan nilai pada masa darurat penyebaran Covid-19 pada
dasarnya menggunakan teknik dan instrumen yang sama dengan penilaian
pada kondisi normal, yang membedakannya hanyalah waktu dan tempat
peserta didik mengerjakannya.
Dari segi waktu peserta didik memiliki waktu yang lebih fleksibel
karena boleh dikerjakan kapan saja sepanjang memenuhi ketentuan yang
ditetapkan guru. Demikian juga pemilihan tempat belajar boleh
dimanapun di rumahnya karena sesuai ketentuan Gugus Tugas

66
Penanganan Percepatan Covid-19, selama masa darurat penyebaran
Covid-19 siswa belajar dari rumah masing-masing.
Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk penilaian secara daring
maupun luring, tugas, portofolio, proyek dan prestasi yang diperoleh
sebelumnya, Penugasan dan tes daring, dapat dilakukan dengan
pengolahan penilaian sebagai berikut :
a) RATA2 PH
b) PTS
c) RATA2 PENILAIAN PENUGASAN, TES DARING
Dengan rumus sebagai berikut :
HPAT = ((2 x HPH) + (1 x HPTS) + (1 x HPP))/4

3. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar


Laporan kemajuan hasil belajar siswa merupakan sarana
komunikasi dan hubungan kerjasama antara sekolah, siswa, dan orang tua.
Proses pelaporan penilaian hasil belajar siswa, merupakan suatu tahapan
dari serangkaian proses pendidikan di sekolah yang harus dilewati. Pada
pelaksanaannya, pelaporan harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
a. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di sekolah.
b. Memuat rincian hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan dan dikaitkan dengan penilaiaan yang bermanfaat bagi
pengembangan siswa.
c. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan anaknya dalam
belajar.
d. Mengandung berbagai cara atau strategi komunikasi.
e. Memberikan Informasi yang benar, jelas, dan akurat.
Secara garis besar pelaporan hasil belajar siswa bertujuan untuk :
a. Memberikan informasi yang tepat, dan jelas tentang kemajuan hasil
belajar siswa dalam kurun waktu tertentu.
b. Memberikan umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kelebihan dan
kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk hasil belajarnya.

67
c. Menetapkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam
mencapai kompetensi.
4. Pelaksanaan Program Remedial dan Pengayaan
Setelah KKM ditentukan, capaian pembelajaran peserta didik dapat
dievaluasi ketuntasannya.SMK Siere Cendekia menggunakan prinsip
mastery learning (ketuntasan belajar), ada perlakuan khusus untuk peserta
didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang
belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan
peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.
a. Remedial
Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik
diketahui belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu.Pembelajaran
remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta
didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan. Sebelum memberikan pembelajaran
remedial, terlebih dahulu pendidik melaksanakan diagnosis terhadap
kesulitan belajar peserta didik. Teknik yang digunakan antara lain tes,
wawancara, dan atau pengamatan. Setelah diketahui kesulitan
belajarnya, peserta didik diberikan pembelajaran remedial. Teknik yang
digunakan antara lain: pembelajaran ulang dengan metode dan media
yang berbeda, penyederhanaan materi, pemanfaatan perpustakaan, atau
tutor sebaya.
Pembelajaran remedial diberikan segera setelah siswa diketahui
belum mencapai KKM berdasarkan hasil PH, PTS, atau PAS.
Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum
tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM
dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir
semester pembelajaran remedial belum bisa membantu siswa mencapai
KKM, pembelajaran remedial bagi siswa tersebut dapat dihentikan.
Nilai KD yang dimasukkan ke dalam pengolahan penilaian akhir
semester adalah penilaian setinggi-tingginya sama dengan KKM yang

68
ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran tersebut. Apabila
belum/tidak mencapai KKM, nilai yang dimasukkan adalah nilai
tertinggi yang dicapai setelah mengikuti pembelajaran remedial. Guru
tidak dianjurkan untuk memaksakan untuk memberi nilai tuntas kepada
siswa yang belum mencapai KKM.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan
tingkat kesulitan peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:
1) Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada
beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda,
sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan
yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami
oleh peserta didik.
2) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila
dalam pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang
mengalami kesulitan sama.
3) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda.
4) Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik
mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan.
5) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman
sekelas yang telah mencapai KKM, baik secara individu maupun
kelompok.
Teknis pelaksanaan remedial sebagai berikut:

1) Pelaksanaan remedial juga dapat dilakukan setelah peserta didik


mempelajari KD tertentu.
2) Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah
tingkat ketuntasan dalam mencapai KI yang terdiri dari beberapa
KD, maka pelaksanaanya remedial juga dapat dilakukan setelah

69
peserta didik menempuh tes KI yang terdiri dari beberapa KD. Hal
ini didasarkan atas pertimbangan bahwa KI merupakan satu
kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Peserta didik
yang belum mencapai penguasaan KI tertentu , maka perlu
mengikuti program remedial
3) Bentuk pelaksanaan remedial dapat dilakukan peserta didik dengan
cara :
a) Mengikuti pembelajaran ulang yang diberikan guru dengan
metode dan media yang berbeda

b)Mengikuti bimbingan secara khusus yang diberikan guru,


misalnya bimbingan perorangan

c) Mengerjakan tugas – tugas latihan secara khusus yang diberikan


oleh guru

d)Mengikuti kegiatan tutorial yang diberikan teman sekelasnya


yang memiliki kecepatan belajar yang lebih baik sesuai dengan
dengan arahan yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran
yang bersangkutan
e) Hasil belajar yang menunjukan tingkat pencapaian kompetensi
melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian
hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes , tes kinerja ,
observasi dan lain – lain . sedangkan penilaian hasil diperoleh
melalui ulangan harian , ulangan tengah semester dan ulangan
akhir semester.
f) Jika peserta didik tidak lulus karena hasil penilaian hasil , maka
peserta didik yang besangkutan hanya mengulang tes tersebut
dengan pembelajaran ulang jika diperlukan .
g)Namun apabila ketidaklulusan peserta didik akibat penilaian
proses yang tidak diikuti ( misalnya praktik , diskusi / presentasi
kelompok ), maka sebaiknya peserta didik mengulang semua
proses yang harus diikuti.

70
h)Nilai hasil remedial yang diperoleh peserta didik tidak melebihi
nilai KBM yang telah ditetapkan.
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat
pencapaian peserta didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran
remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan
dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM dengan waktu
hingga batas akhir semester.
Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial belum
bisa membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial
bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan
memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta
didik yang belum mencapai KKM.
b. Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan
adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui
telah mencapai KKM berdasarkan hasil PH.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak
berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran
pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan
melalui:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki
minat tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan,
membaca di perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada
jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah.
Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa
pemecahan masalah nyata. Selain itu, secara kelompok peserta
didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek atau
penelitian ilmiah.

71
2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar
mengenai sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang
membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas proyek,
ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik
secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu.
Teknis pelaksanaan pengayaan
a) Pelaksanaan pengayaan dapat dilakukan dalam bentuk antara lain :
(1) Belajar kelompok
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberikan pembelajaran bersama pada jam – jam pelajaran
sekolah biasa , sambil menunggu teman – temannya yang
mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai
ketuntas.
(2) Belajar mandiri
Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati
(3) Pembelajaran Berbasis Tema
Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta
didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin
ilmu

H. KELULUSAN
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan
pendidikan berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut:
1. Kriteria Kelulusan
Berdasar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang SNP, khususnya pasal 72 ayat 2: Peserta Didik dinyatakan
lulusberdasarkan rapat dewan guru dari satuan pendidikan pada pendidikan
dasar dan menengah setelah memenuhi kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program Pembelajaran;

72
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran;
c. lulus ujian sekolah/madrasah; dan
d. lulus Ujian Nasional.
Kelulusan Peserta Didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan
pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan
oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Sedangkan Permendikbud RI Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian
Hasil Belajar, pada pasal 18 menyebutkan: Peserta Didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan/program pendidikan setelah memenuhi kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program Pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. lulus ujian satuan pendidikan/program pendidikan.
Lulus Ujian Sekolah sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah
dengan mempertimbangkan nilai yang diperoleh dari:
a. Gabungan antara nilai Ujian Sekolah dan nilai rata-rata rapor semester
1,2,3,4,5, dan 6 dengan pembobotan 60% untuk nilai Ujian Sekolah dan
pembobotan 40% untuk nilai rata-rata rapor. (NS = US (60%) + Rata-
rata Nilai Rapor (40%)).
b. Nilai Sekolah yang dikirimkan ke Panitia UN Tingkat Pusat harus
diverifikasi oleh Panitia UN Tingkat Kabupaten dan Tingkat Provinsi,
dan tidak dapat diubah setelah diterima oleh Panitia UN Pusat.
c. Prosentase kehadiran Peserta didik 85 %
d. Nilai setiap mata pelajaran minimal 70
e. Pembulatan Nilai Sekolah yang merupakan gabungan dari nilai Ujian
Sekolah dan nilai rata-rata rapor dinyatakan dalam rentang 0 sampai
dengan 100 dengan ketelitian satu angka di belakang koma
2. Kriteria Kelulusan Darurat Covid-19
Berdasarkan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19, bahwa bagi sekolah

73
yang telah melaksanakan Ujian Sekolah dapat menggunakan nilai Ujian
Sekolah untuk menentukan kelulusan siswa. Bagi sekolah yang belum
melaksanakan Ujian Sekolah maka kelulusan siswa pada tingkat Sekolah
Menengah Kejuruan ditentukan berdasarkan nilai lima semester terakhir.
Nilai semester genap kelas 12 dapat digunakan sebagai tambahan nilai
kelulusan
3. Target Kelulusan Yang Akan di Capai
Target kelulusan siswa SMK Muhammadiyah Pontang Tahun
Pelajaran 2020/2021 adalah lulus 100% dengan nilai yang memuaskan
sehingga bisa melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.

4. Program Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Kelulusan


a) Peningkatan Kompetensi Guru dalam implementasi Standar
Kompetensi Kelulusan melalui workshop dan penguatan MGMP
tingkat sekolah.
b) Peningkatan iman dan taqwa melalui kegiatan keagamaan seperti
istighosah, sholat dhuha, dan lain-lain.
c) Membeli buku-buku soal latihan Ujian Sekolah atau menambah buku-
buku referensi dengan sumber dana dari BOS.
d) Program Bimbingan Belajar atau pelajaran tambahan bagi kelas 12
untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi Ujian Sekolah
maupun persiapan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
e) Adanya Try Out (Uji Coba) Ujian Berbasis Komputer untuk melatih
peserta didik.
f) Mengadakan rapat dengan orang tua murid minimal satu kali dalam
setahundalam upaya meningkatkan kerjasama dengan orang tua murid
untuk meningkatkan prestasi anak didik.
5. Program Pasca Ujian
Program Pasca Ujian yang dilakukan oleh SMK Muhammadiyah
Pontang yaitu pemantapan mata pelajaran yang telah diujikan dalam rangka

74
mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tiñggi.
Sedangkan program-program pasca Ujian Sekolah sebagai antisipasi
bagi siswa yang belum lulus ujian akhir sekolah, diantaranya:
a) Manganalisis hasil ujian semua peserta ujian untuk pengelompokan
nilai kategori diatas cukup dan kurang.
b) Peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori kurang
dikumpulkan untuk diberi sosialisasi tentang ujian perbaikan,  satu hari
setelah pengumuman kelulusan.
c) Sekolah mendata peserta didik yang mengikuti ujian perbaikan.
d) Memberikan motivasi dan penjelasan kepada orang tua dan siswa
yang tidaklulus.
e) Memberikan pelajaran tambahan khusus kepada siswa belum lulus
ujian.
f) Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang tidak lulus dalam
bentukperhatian dalam memberikan pelajaran.

J. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP


1. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup menurut Tim BBE Depdiknas (2002)
pendidikan kecakapan hidup (Life Skills Education) merupakan proses
pendidikan yang mengarah pada pembekalan kecakapan seseorang, untuk
mampu dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara
wajar, tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari
solusinya, sehingga akhirnya mampu mengatasi problema tersebut.
Penjelasan pasal 26 ayat 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan kecakapan hidup (life
skills education) adalah "Pendidikan yang memberikan kecakapan personal,
sosial, intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha
mandiri".

75
Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) yang selama ini dilakukan di
sekolah sebenarnya juga telah menumbuhkan kecakapan hidup namun
ketercapaiannya masih sebatas sebagai efek pengiring (nurturant efect) yang
secara otomatis terbentuk seiring terkuasainya subtansi mata pelajaran.
Sementara itu berdasar konsep pendidikan berorientasi kecakapan hidup
bahwa aspek-aspek kecakapan hidup harus sengaja dirancang untuk
ditumbuhkan dalam kegiatan belajar. Perancangan dimulai dari penyusunan
program pembelajaran, penyusunan satuan pembelajaran, kegiatan
pemelajaran dan sistem evaluasinya. Hal ini menuntut guru untuk
melakukan reorientasi pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya
guna mengembangkan kecakapan hidup.
Pembelajaran kecakapan hidup tersebut pada hakikatnya adalah
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pelaku belajar. Siswa
mempunyai kesempatan untuk belajar aktif, baik mental maupun fisik, dan
hal ini dapat diperoleh bila lingkungan belajar dibuat menyenangkan bagi
siswa.
Kecakapan hidup yang dikembangkan di sekolah termasuk di SMK
Muhammadiyah Pontang melalui pembelajaran adalah :
a) Kecakapan personal, meliputi : beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berkahlak mulia, berpikir rasional, memahami diri
sendiri, percaya diri, bertanggungjawab, menghargai dan menilai diri.
b) Kecakapan sosial, meliputi : bekerjasama, menunjukkan tanggung jawab
sosial, mengendalikan emosi, berinteraksi dalam budaya lokal dan global,
berinteraksi dalam masyarakat, meningkatkan potensi fisik,
membudayakan sikap sportif, membudayakan sikap desiplin,
membudayakan sikap hidup sehat.
c) Kecakapan akademik, meliputi : menguasai pengetahuan, menggunakan
metode dan penelitian ilmiah, bersikap ilmiah, mengembangkan
kapasitas sosial untuk belajar sepanjang hayat, mengembangkan berpikir
strategis, berkomunikasi secara ilmiah, memperoleh kompetensi lanjut
akan ilmu pengetahuan dan teknologi, membudayakan berpikir dan

76
berperilaku ilmiah, membudayakan berpikir kreatif, membudayakan
berpikir dan berperilaku ilmiah secara mandiri, menggunakan teknologi,
menggunakan pengetahuan, dan nilai-nilai untuk  mengambil keputusan
yang tepat
d) Kecakapan vocasional, meliputi keterampilan yang berkaitan dengan
kejuruan, keterampilan bekerja, keterampilan kewirausahaan,
keterampilan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dll
Berdasarkan hal tersebut, maka strategiyang dilakukan oleh SMK
Siere Cendekia dalam penerapan pendidikan kecakapan hidup yaitu :
a) Kecakapan hidup diimplementasikan secara integratif dengan
kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran, termasuk muatan
lokal.
b) Kecakapan hidup diimplementasikan juga melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang ada saat ini yaitu pramuka, paskibra, bela diri,
kesenian dan olahraga seperti futsal dan sepak bola.
c) Dilakukan dengan mengintegrasikan paket-paket pravokasional, seperti
pelajaran muatan lokal. Pelajaran muatan lokal saat ini yang dapat
diselenggarakan oleh SMK Muhammadiyah Pontang baru sebatas Baca
Tulis Qur’an ( BTQ) yang pelaksanaanya terintegrasi dalam kegiatan
IPM.
6) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Selain menjadi pendidikan kecakapan hidup, muatan lokal Baca
Tulis Qur’an (BTQ) yang kami selenggarakan merupakan pilihan yang
didasarkan pada sosial religius daerah. Sebagaimana diketahui saat ini
seluruh siswa/i SMK Muhammadiyah Pontang Mayoritas seluruhnya
muslim. Hal ini selaras dengan kondisi masyarakat yang memang amat
religius. Dilingkungan sekitar SMK Muhammadiyah Pontang dengan radius
tidak lebih dari 1 Km ada 3 lembaga pendidikan pesantren. Sebagian kecil
santrinya ada juga yang sambil sekolah di SMK Muhammadiyah Pontang.
Pelajaran muatan lokal di SMK Muhammadiyah Pontang
dilaksanakan dalam 2 (dua) jam pelajaran setiap minggunya yang teritegrasi

77
dalam kegiatan Rohis baik pada hari Jumat maupun hari Senin. Kondisi
sarana prasarana yang sangat memperihatinkan ini tentunya tidak
menyurutkan semangat dan pengabdian tenaga pendidik dan kependidikan
di SMK Muhammadiyah Pontang menjadi berkurang. Perihal ketimpangan
sarana prasana dibanding sekolah-sekolah lainnya tentu menjadi urusan,
tugas dan tanggung jawab para pemangku kepentingan.
7) Upaya Sekolah Menuju Pendidikan Berwawasan Global
Sesuai dengan visi SMK Muhammadiyah Pontang, yaitu membentuk
generasi cerdas, religius dan mandiri. Tentunya visi ini memiliki alasan
yang kuat dan dapat kami pertanggungjawabkan. Ada beberapa alasan
dijadikannya visi ini, yaitu :
1) Kata cerdas tidak selalu harus berpendidikan tinggi. Seorang yang hanya
lulusan tingkat SMK saja bisa memiliki kecerdasan. Mungkin selepas
dari SMK Muhammadiyah Pontang siswa/i kami tidak dapat melanjutkan
pendidikan formal lagi karena kami tahu kondisi ekonomi masyarakat di
sekitar daerah ini rata-rata hanya, buruh harian, pedagang kecil bahkan
banyak yang tidak bermata pencaharian. Kami ingin, anak-anak kami
suatu saat tidak bekerja hanya mengandalkan izasah tetapi berbekal
kecerdasan yang kami tempa selama 3 (tiga) tahun sesuai kompetensi
keahliannya.
2) Berbekal penguasaan ilmu agama yang mereka dapatkan dari pendidikan
keluarga, masyarkat dan sekolah diharapkan menjadi generasi yang taat
terhadap peraturan perundang-undangan sehingga dimanapun berada
senantiasa dapat menjunjung tinggi adab dan budaya masyarakat
sehingga menjadi bagian dari kekuatan bangsa.
3) Siswa/i kami mungkin bukan siswa/i pintar jika perolehan nilai
matematika, IPA, bahasa inggris dan lain sebagainya menjadi tolak
ukurnya tetapi kami menempa mereka melalui pendidikan mental agar
siap menjadi insan yang mandiri.
4) Kemandirian anak-anak kami sudah nampak semasa menempuh
pendidikan. Banyak siswa bekerja atau berdagang membantu orang

78
tuanya sehingga tugas kami hanya menjadi motivator agar kemandirian
anak tetap terjaga bahkan semakin meningkat.
Upaya-upaya dalam mencapai visi ini yang memang terkait dengan
pendidikan global telah kami lakukan melalui beberapa kegiatan :
1) Pembinaan mental spiritual selama 2 jam per minggu pada setiap hari
Jumat dan hari Senin berbarengan dengan kegiatan shalat duha,
yasinan, shalat berjamaah dan do’a bersama;
2) Shalat berjamaah pada waktu-waktu shalat yang dijadwalkan oleh
pembina kesiswaan;
3) Peringatan hari besar keagamaan dan hari besar nesional;
4) Kegiatan pendidikan ekstra kurikuler dan intra kurikuler;
5) Pelaksanaan kepedulian sosial terhadap teman dan keluarga besar SMK
Muhammadiyah Pontang terutama ketika mendapat musibah;
6) Pemberian santunan kepada yatim yang ada dilingkungan SMK
Muhammadiyah Pontang setiap bulan muharam tahun hijriah.
7) Mengikuti berbagai lomba kreativitas dan pengembangan bakat;
8) Berbagai aktivitas dan kegiatan pembelajaran lainnya sebagai bagian
integral dari proses pembelajaran.
Pendidikan KarakterKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat
memasukkan pendidikan kecakapan hidup yaitu pendidikan yang
memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual
dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri (penjelasan
Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).Pendidikan kecakapan hidup
dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran
dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus. Pendidikan
kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan melalui kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
organisasi siswa dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau
nonformal, seperti kegiatan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, kursus,
dan lain-lain.

79
Pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan
sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta
didik untuk menghadapi perannya dimasa datang. Secara khusus Pendidikan
kecakapan hidup bertujuan untuk ;
a) Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan
untuk memecahkan problema yang dihadapi
b) Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik
dalam menghadapi kehidupannya dimasa yang akan datang.
c) Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang lebih fleksibel sesuai prinsip pendidikan berbasais
luas.
d) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada dimasyarakat,
sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah
Kecakapan hidup atau Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain
merupakan kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional
Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian integral
Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan
Gerakan Revolusi Mental dalampendidikanyanghendakmendorong
seluruhpemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma,
yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah.
Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi
terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku
pendidikan.Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk
jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK.
Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,menjunjung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup
rukun dandamaidenganpemelukagamalain.

80
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu
dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius
antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama
dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,persahabatan, ketulusan, tidak
memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan
tersisih.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri,menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul,
danberprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum,
disiplin,menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada
orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.Subnilai mandiri antara lain etos
kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-
orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai,
kerja sama,inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,

81
tolongmenolong,solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan
sikap kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritasmoral). Karakter
integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat
dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang
berdasarkan kebenaran.Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada
kebenaran, setia,komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab,
keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang
disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri danberkembang
sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang
berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama
manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah pertlu
mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun
universal. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dikembangkan dan
dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Prinsip 1 – Nilai-nilai Moral Universal
Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-
prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar
belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial,dan budaya.
Prinsip 2 – Holistik
Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah
raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati)
dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan
budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar
lingkungan pendidikan.

82
Prinsip 3 – Terintegrasi
Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan,
menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan
merupakan program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan
pendidikan.
Prinsip 4 – Partisipatif
Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-
luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan
PPK. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-
pihak lain yang terkait dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan
kekhasan sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk
dan strategi pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.
Prinsip 5 – Kearifan Lokal
Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang
demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK
harus bisa mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat
berkembang dan berdaulat sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri peserta
didik sebagai bangsa Indonesia.
Prinsip 6 – Kecakapan Abad XXI
Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis
(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi
(communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama
dalam pembelajaran (collaborative learning). Hal ini sejalan dengan gerakan
literasi sekolah (GLS) diartikan sebagai kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan informasi secara cerdas . Dalam hal ini diperlukan suatu usaha
secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran agar warga sekolah bisa senantiasa belajar sepanjang
hayat melalui pelibatan publik. Guru sebagai agen pembelajar tidak hanya

83
mentransfer ilmu kepada peserta didik saja namun ikut andil mencetak generasi
penerus dan turut serta memberikan kontribusi dalam gerakan literasi.
Prinsip 7 – Adil dan Inklusif
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-
diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan
menjunjung harkat dan martabat manusia.
Prinsip 8 – Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan
peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis,maupun sosial, agar tingkat
kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan maksimal.
Prinsip 9 – Terukur
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip
keterukuran agar dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif.
Dalam hubungan ini komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama
karakter yang menjadi prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan
perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif; mengembangkan
program-program penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang mungkin
dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah;dan mengerahkan sumber daya yang dapat
disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.
Pendidikan Kewirausahaan
SMK merupakan sekolah formal di bawah Departemen Pendidikan
nasional, mempunyai tujuan antara lain adalah menghasilkan tamatan yang siap
memasuki lapangan kerja secara mandiri sebagai wirausaha ( entrepreneur ).
Dengan usia siswa yang rata-rata masih dalam masa yang produktif untuk
menerima ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk di dalamnya ilmu wirausaha,
maka SMK menjadi sangat penting dalam menyiapkan tamatan yang siap
berwirausaha. Karakteristik wirausaha di SMK perlu dikondisikan baik melalui
jalur kegiatan intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Sehingga
diharapkan dengan kondisi lingkungan yang menerapkan karakteristik
wirausaha.Karakteristik wirausaha merupakan bagian dari pendidikan kecakapan
hidup ( life skills). Life skills dalam pendidikan kewirausahaan adalah interaksi

84
berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh siswa
sehingga mereka dapat hidup mandiri sebagai wirausahawan. Maka empat prinsip
penting dalam menjalankan pembelajaran kewirausahaan sebagai life skills tidak
boleh ditinggalkan, yaitu Learning to know (belajar untuk mengetahui
kewirausahaan), learning to do (belajar untuk melakukan kegiatan wirausaha),
learning to be (belajar untuk mempraktekkan kegiatan wirausaha), and learning to
live together (belajar untuk bersama dengan yang lain dalam interaksi sosial
dalam berwirausaha). Belajar kewirausahaan bukan hanya sekedar mengajari
bagaimana siswa dapat membuat kemudian menjual, melainkan memberikan
pengalaman dan kecakapan langsung bagaimana merancang dan mengelola
sebuah usaha secara utuh.
Pelaksanaan life skill kewirausahaan di SMK dapat dilaksanakan melalui
pendekatan : 1). reorientasi pembelajaran, 2). pengembangan budaya sekolah,
pengembangan manajemen sekolah dan hubungan sinergis dengan
masyarakat.Melalui reorientasi pembelajaran pada prinsipnya bagaimana
mensiasati kurikulum yang berlaku agar kewirausahaan dapat ditumbuhkan secara
terprogram. Yaitu dengan mengkaitkan topik diklat dengan karakteristik
wirausaha akan mendorong pembelajaran lebih kontekstual dengan kehidupan
bermasyarakat dan realistik, karena itulah memang yang diperlukan ketika siswa
bekerja di masyarakat.
Dalam kaitanya dengan pengembangan budaya sekolah, pembelajaran
kewirausahaan di sekolah perlu diaitkan dengan sikap dan perilaku seperti :
disiplin diri, tanggung jawab, kerjakeras, semangat untuk belajar dan menemukan
cara kerja yang lebih baik, peduli lingkungan dan lain sebagainya. Dengan
demikian warga sekolah harus memahami hal-hal tersebut , kemudian
menjadikannya sebagai nilai-nilai kehidupan dan mewujudkanya dalam perilaku
keseharian.
Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah merupakan program yang dicanangkan pemerintah untuk
membudayakan membaca dan menulis. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 dengan tujuan

85
memperkuat budi pekerti siswa.Wujud Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah
membaca selain buku pelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
Adanya GLS, diharapkan siswa terbiasa untuk membaca. Selanjutnya, dapat
mengambil nilai-nilai moral dari buku yang dibaca.Literasi sebetulnya tidak hanya
sebatas membaca dan menulis. Jenis-jenis literasi meliputi literasi perpustakaan,
literasi media, literasi teknologi dan literasi visual. Bentuk lain dari gerakan
literasi sekolah adalah membuat strategi pembelajaran dengan cara menumbuhkan
semangat membaca dalam setiap mata pelajaran. Salah satu sumber belajar yang
digunakan adalah buku pengayaan dan siswa diwajibkan membaca buku tersebut
untuk menemukan konsep-konsep pembelajaran sebelum guru menjelaskan
materi.

86
BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

A. Pengaturan Tentang Permulaan Tahun Pelajaran


Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Sebagaimana terlihat dalam Kalender
JULI 2020 AGUSTUS 2020 SEPTEMBER 2020
Pendidikan
MINGGU Tahun Pelajaran
5 12 19 26 2020-2021 2di bawah
9 16 ini.
23 30 6 13 20 27
SENIN 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28
SELASA 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29
RABU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30
KAMIS 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24
JUM'AT 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25
SABTU 4 11 18 25 1 8 15 22 20 5 12 19 26

OKTOBER 2020 NOPEMBER 2020 DESEMBER 2020


MINGGU 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27
SENIN 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28
SELASA 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29
RABU 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30
KAMIS 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31
JUM'AT 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25
SABTU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26

JANUARI 2021 FEBRUARI 2021 MARET 2021


MINGGU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 7 14 21 28
SENIN 4 11 18 25 1 8 15 22 1 8 15 22 29
SELASA 5 12 19 26 2 9 16 23 2 9 16 23 30
RABU 6 13 20 27 3 10 17 24 3 10 17 24 31
KAMIS 7 14 21 28 4 11 18 25 4 11 18 25
JUM'AT 1 8 15 22 29 5 12 19 26 5 12 19 26
SABTU 2 9 16 23 30 6 13 20 27 6 13 20 27

APRIL 2021 MEI 2021 JUNI 2021


MINGGU 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27
SENIN 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28
SELASA 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 28
RABU 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30
KAMIS 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31
JUM'AT 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25
SABTU 3 10 17 24 31 1 8 15 22 29 5 12 19 26

JULI 2021 Kegiatan Awal Masuk Sekolah


MINGGU 4 11 18 25 Libur Resmi Nasional
SENIN 5 12 19 26 Penyerahan Buku Lap.Pend (Raport)
SELASA 6 13 20 27 Libur awal Puasa dan sekita Iedul Fitri
RABU 7 14 21 28 87 Kegiatan/Penilaian Tengah Semester
KAMIS 1 8 15 22 29 Perkiraan Ujian Nasional SMA/SMK/SMP dan US SD
JUM'AT 2 9 16 23 30 Penilaian Akhir Semester/Penilaian Akhir Tahun
SABTU 3 10 17 24 Libur Semester
Tes Kemamp uan Dasar dan Penilaian M utu Pendidikan/Perkiraan US
Setiap permulaan awal tahun pelajaran, sekolah menyusun kalender
pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun
ajaran, mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan han libur.
Pengaturan waku belajar mengacu kepada standar isi dan disesuaikan
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah atau pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalender
pendidikan sebagai berikut:
1. Pengaturan Permulaan tahun pelajaran
adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh pemerintah yaitu pada bulan Juli setiap tahun dan
berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. Pada tahun epalajaran
2020/2021, awal tahun pelajaran dimulai pada tanggal 13 Juli 2020.
2. Jumlah Minggu Efektif Betajar Selama Satu Tahun Pelajaran

B. Jumlah Minggu Efektif Belajar Selama Satu Tahun Pelajaran


Tabel 4.1
Minggu Efektif Dalam Satu Tahun Pelajaran

JUMLAH MINGGU
NO BULAN SELU TIDAK EFEKTIF
EFEKTIF
RUHNYA EFEKTIF FAKULTATIF
1 Juli 2020 4 2 - 2
2 Agustus 2020 5 - - 5
3 September 2020 4 1 - 3

88
JUMLAH MINGGU
NO BULAN SELU TIDAK EFEKTIF
EFEKTIF
RUHNYA EFEKTIF FAKULTATIF
4 Oktober 2020 4 - - 4
5 Nopember 2020 5 - - 5
6 Desember 2020 4 2 - 2
7 Januari 2021 4 - 4
8 Pebruari 2021 4 - 4
9 Maret 2021 5 - - 5
10 April 2021 4 - - 4
11 Mei 2021 4 1 - 3
12 Juni 2021 5 2 1 2
Jumlah 0 8 1 0

Tabel 4.2
Minggu Efektif Semester Ganjil

JUMLAH MINGGU
NO BULAN SELU TIDAK EFEKTIF
EFEKTIF
RUHNYA EFEKTIF FAKULTATIF
1 Juli 2020 4 2 - 2
2 Agustus 2020 5 - - 5
3 September 2020 4 1 - 3
4 Oktober 2020 4 - - 4
5 Nopember 2020 5 - - 5
6 Desember 2020 4 2 - 2
Jumlah 26 5 21

Penggunaan Minggu efektif Semester Gasal Tahun Pelajaran 2021/2021 :


1. Tatap Muka, PH dan Remidi / Pengayaan = 21 minggu
2. PTS dan PAS = 2 minggu
3. Cadangan = 2 minggu
Jumlah = 25 minggu

Tabel 4.3
Minggu Efektif Semester Genap

89
JUMLAH MINGGU
NO BULAN SELU TIDAK EFEKTIF
EFEKTIF
RUHNYA EFEKTIF FAKULTATIF
1 Januari 2021 4 - 4
2 Pebruari 2021 4 - 4
3 Maret 2021 5 - - 5
4 April 2021 4 - - 4
5 Mei 2021 4 1 - 3
6 Juni 2021 5 2 1 2
Jumlah 26 3 1 22

Penggunaan Minggu efektif Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2021 :


1. Tatap Muka, PH dan Remidi / Pengayaan = 15 minggu
2. PTS dan PAS = 2 minggu
3. Cadangan = 5 minggu
Jumlah = 22 minggu
C. Jadwal Waktu Libur
Memerhatikan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2021/2021,
terdapat beberapa libur umum, libur hari besar, libur akhir semester dan
sebagainya sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 4.3
Agenda Kalender Pendidikan

Tahun Bulan Tanggal Kegiatan Ket


2020 Juli 1 s.d. 11 Libur Kenaikan Kelas TP 2019/2020
13 Hari pertama masuk sekolah dan Awal Semester Gasal
TP 2020/2021
13 s.d. 15 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ( MPLS ) bagi
Peserta Didik Baru (PDB)
31 Hari Raya Idul Adha 1441 H
2020 Agustus 17 HUT Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia
20 Tahun Baru Hijriah 1442 H September 2021
2020 September 21 s.d. 25 Penilaian Tengah Semester (disesuaikan dengan program
sekolah)
2020 Oktober 29 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (12 Robiul
Awal 1442 H)
2020 November 25 Hari Guru Nasional 2021
2020 Desember 7 s.d. 11 Penilaian Akhir Semester
18 Pembagian dan Penerimaan Buku Laporan Hasil Belajar
(LHB)

90
Tahun Bulan Tanggal Kegiatan Ket
19/12-2/1 Libur Semester Gasal
24 Cuti Bersama Hari Raya Natal
25 Hari Raya Natal 2021 Januari 2021:
2021 Januari 1 Libur Tahun Baru 2021 Masehi
4 Hari-hari pertama masuk sekolah dan Awal Semester
Genap
2021 Februari 12 Libur Tahun Baru Imlek 2571
22-26 Penilaian Tengah Semester (disesuaikan dengan program
sekolah)
2021 Maret 11 Libur Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW
14 Hari Raya Nyepi, Tahun Saka 1943
15 s.d. 19 Perkiraan Ujian Sekolah SMP
2021 April 2 April Libur Wafat Isa Almasih
12 s.d. 14 Perkiraan Libur Awal Bulan Puasa Ramadhan 1442 H
19 s.d. 22 Perkiraan Ujian Nasional SMP
2021 Mei 1 Libur Hari Buruh Nasional tahun 2021
10 s.d. 22 Perkiraan Libur akhir Bulan Puasa Ramadhan dan Cuti
Bersama Hari Raya Idul Fitri 1442 H
13 s.d. 14 Hari Raya Idul Fitri 1442 H
13 Libur Hari Kenaikan Isa Al-Masih
26 Libur Hari Raya Waisak
2021 Juni 1 Hari Kelahiran Pancasila
14 s.d. 18 Juni Penilaian Akhir Tahun (Ulangan Kenaikan Kelas)
25 Pembagian dan Penerimaan Buku Laporan Hasil Belajar
(LHB)
26/6-10/7 Libur Kenaikan Kelas
2021 Juli 1 s.d. 11 Perkiraan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran
2021/2022
12 Permulaan Tahun Pelajaran 2021/2022

Tanggal 13 Juli 2020 Dimulainya Tahun Ajaran Baru, bukan


Kembalinya Siswa Belajar di Sekolah. Namun pada waktu tersebut, siswa-
siswi belum tentu mulai kembali belajar di sekolah. Kegiatan belajar
mengajar di sekolah akan kembali dilaksanakan setelah situasi dinyatakan
aman dari pandemi Covid-19. Kegiatan belajar mengajar di sekolah nantinya
akan dilaksanakan dengan menjalankan protokol kesehatan. Kalender
akademik tahun ajaran 2020/2021 yang dimulai 13 Juli 2020 juga bisa
kembali berubah jika pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengeluarkan kebijakan baru mengingat kondisi pandemi
Covid-19 belum berakhir.

91
BAB V

PENUTUP

A. Kurikulum
Kurikulum ini adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan dan merupakan kurikulum Nasional
edisi revisi . Kurikulum SMK Muhammadiyah Pontang terdiri dari
Pendahuluan, Tujuan, Standar Kompetensi, Struktur dan Muatan kurikulum,
kalender pendidikan, dan Penutup.

B. Pengembangan Kurikulum
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, serta kepentingan peserta
didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, relevan dengan
kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang
hayat, seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

C. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum adalah sebagai berikut :


a. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
e. Tuntutan dunia kerja
f. Perkembangan IPTEK
g. Agama
h. Dinamika perkembangan global
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

92
j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
k. Kesetaraan jender
l. Karakteristik satuan pendidikan
D. Komponen Kurikulum SMKmeliputi :
1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
SMK
2. Struktur dan Muatan KTSP SMK
1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4) Kelompok mata pelajaran estetika
5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
3. Struktur kurikulum SMK meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga
tahun,mulai kelas 10 sampai dengan kelas 12.
4. Mata pelajaran dan alokasi waktu dapat dilihat
pada Struktur Kurikulum SMK
Menjadi bijak apabila Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai
paradigma baru hendaknya disikapi dengan pandangan terbuka, tidak apriori,
apalagi apatis. Karena harapan kita, keberadaaan Kurikulum SMK
Muhammadiyah Pontang ini berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan tertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Memang akan terjadi sedikit kesulitan ditingkat praktis, untuk itu
pelatihan dan sosialisasi secara berkesinambungan menjadi yang niscaya.
Paradigma Baru Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan akan menjadikan:
a. Sekolah akan menjadi knowledge based centre for excellence

93
b. Kepala sekolah mampu memberdayakan seluruh potensi school
community
c. Kepala sekolah dan guru akan mampu melaksanakan school reform
d. Guru akan mampu memberdayakan potensi dirinya untuk melaksanakan
reformasi pembelajaran.
Kami yakin seluruh stakeholder SMK telah melakukan sebagian besar dari
keempat aktifitas tersebut. Namun yang belum dilakukan adalah memadukan
dan mensinergikan keempat aktifitas tersebut menjadi satu tujuan dalam
merealisasikan tujuan sekolah, program keahlian dan kompetensi lulusan,
sehingga hasil pembelajaran di SMK akan lebih fungsional.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang program
pembelajran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar
penilaian.

94
95

Anda mungkin juga menyukai