Anda di halaman 1dari 20

Laporan 

Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS 

Dari hasil analisis desain awal pada bab 3, diketahui bahwa desain awal pondasi Jembatan
Cable Stayed Menado memerlukan tambahan perkuatan untuk memikul beban yang bekerja.
Hasil analisis menunjukkan bahwa beban yang bekerja pada tiap-tiap tiang desain awal
pondasi terlalu besar dan melebihi kapasitas dari penampang setiap tiang tersebut sehingga
dapat menyebabkan runtuhnya tiang pada pondasi Jembatan Cable Stayed Menado. Masalah
ini dapat dipecahkan dengan menambah jumlah tiang dengan tujuan mendistribusikan beban-
beban yang bekerja tersebut sehingga beban yang diterima oleh setiap tiang tunggal akan
berkurang dan tidak melebihi kapasitas penampang tiap-tiap tiang.

Analisis desain perencanaan perkuatan pondasi akan menggunakan dua pendekatan, yaitu
metode finite difference yang dilakukan dengan menggunakan bantuan software Group 5.0
dan diverivikasi dengan metode finite element yang dilakukan dengan menggunakan bantuan
software Plaxis 3D Tunnel 1.2.

Sebagai desain perkuatan diusulkan 2 (dua) buah alternatif rencana perkuatan. Alternatif
pertama yaitu dengan menambahkan 20 (dua puluh) buah tiang bor berdiameter 1200 mm
dan alternatif kedua dengan menambahkan 38 (tiga puluh delapan) buah tiang bor yang sama
dengan yang digunakan pada desain awal, yaitu tiang berdiamater 880 mm.

4.1. KONFIGURASI DESAIN PERKUATAN ALTERNATIF 1

Alternatif pertama yang direncanakan untuk mengantisipasi beban gempa yang bekerja pada
pondasi Jembatan Cable Stayed Menado adalah dengan menambahkan 20 (dua puluh) buah
bored pile berdiameter 1200mm pada pile group tersebut. Dengan penambahan bored pile,
maka diharapkan beban yang bekerja dapat terdistribusi sehingga tidak melebihi kapasitas
penampang tiang baik pada kondisi beban operasional ataupun kondisi beban gempa.
Konfigurasi dari desain group pile yang telah diperkuat ditunjukkan oleh gambar di bawah
berikut.

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    67 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-1 Konfigurasi Grup Pondasi Alternatif 1

Selanjutnya konfigurasi pondasi tiang ini akan dianalisis dengan menggunakan software
Group 5.0 dan Plaxis 3D Tunnel 1.2 untuk mendapatkan besarnya gaya dalam yang bekerja
pada konfigurasi pondasi tiang ini. Detail tulangan dari bored pile perkuatan akan
direncanakan setelah mandapatkan besarnya gaya dalam yang bekerja dari hasil analisis
pondasi tiang.

4.2. ANALISIS DESAIN

Untuk menganalisis desain pondasi yang telah diperkuat digunakan dua macam metode.
Metode pertama dengan menggunakan software Ensoft Group 5.0 dan metode kedua dengan
menggunakan software Plaxis 3D Tunnel 1.2. Dari hasil analisis ini akan didapatkan gaya-
gaya dalam yang bekerja. Dan selanjutnya akan digunakan untuk merencanakan detail
pondasi yang akan digunakan.

4.2.1. Analisis Group 5.0

4.2.1.1. Model pondasi pada software Group 5.0

Salah satu input pada software Group 5.0 adalah susunan atau konfigurasi dari grup tiang
yang akan dianalisis. Program ini dapat menampilkan layout grup pondasi yang kita inginkan.
Untuk dapat menampilkan layout grup pondasi yang diinginkan, perlu dimasukan koordinat
tiap-tiap tiang pada bidang 3 Dimensi. Hasil dari pemodelan grup pondasi Jembatan Sukarno
yang akan dianalisis dengan menggunakan Group 5.0 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    68 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-2 Top View analisis group untuk perkuatan pondasi alternatif 1

Gambar 4-3 Side View analisis group untuk perkuatan pondasi Alternatif 1

Gambar 4-4 3D analisis group untuk perkuatan pondasi Alternatif 1

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    69 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado
4.2.1.2. Hasil analisis Group 5.0

Hasil dari analisis menggunakan program Group 5.0 adalah grafik gaya dalam tiang terhadap
kedalaman. Seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4-5 Grafik Defleksi vs Kedalaman Grup Pondasi Alternatif 1

Gambar 4-6 Grafik Momen vs Kedalaman Grup Pondasi Alternatif 1

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    70 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-7 Grafik Gaya Geser vs Kedalaman Grup Pondasi Alternatif 1

Dari grafik bisa dilihat bahwa besar defleksi yang terjadi 0,022 m. Besar momen lentur untuk
pile utama sebesar 1200 KN-m dan untuk pile perkuatan sebesar 2600 KN-m. Besarnya gaya-
gaya dalam yang bekerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Gaya axial maximum Moment lentur maximum Gaya Geser Maximum


Pile diameter 880mm 2980 kN 1200 KN‐m 380 kN
Pile diameter 1200mm 5290 kN 2600 KN‐m 700 kN

Tabel 4-1 Gaya Dalam pada Pondasi yang Telah Diperkuat

4.2.2. Analisis Plaxis 3D Tunnel 1.2

Pada input Plaxis 3D, pondasi tiang dimodelkan sebagai beam dan ditentukan properties EA
dan EI dari beam tersebut. Beam disusun sedemikian rupa sehingga membentuk konfigurasi
tiang yang direncanakan. Model dari desain pondasi alternatif pertama pada Plaxis 3D
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    71 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-8 Input Plaxis 3D Alternatif 1

Dari hasil analisis Plaxis 3D output yang didapatkan dan akan digunakan dalam desain adalah
deformed mesh serta gaya-gaya dalam yang bekerja pada model tiang akibat beban yang
bekerja.

Gambar 4-9 Deformed Mesh 3D

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    72 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-10 Deformed Mesh Plane A

Gambar 4-11 deformed Mesh Plane G

Dari hasil analisis Plaxis 3D didapatkan besarnya gaya-gaya dalam yang bekerja dalam
bentuk grafik. Gaya dalam yang ditinjau adalah momen dan gaya axial. Untuk perencanaan
hanya dilihat nilai gaya-gaya dalam maximum dari dua tiang yang berbeda yaitu tiang 880
mm dan 1200 mm.

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    73 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

(a) (b)
Gambar 4-12 Bending Momen Maximum Tiang Diameter 800 mm (a) Tiang Diameter 1200mm (b)

(a) (b)
Gambar 4-13 Gaya Axial Maximum untuk Tiang Diameter 1200 mm(a) Tiang Diameter 1200 mm (b)

Dari hasil output analisis menggunakan Plaxis 3D diperoleh gaya dalam maksimum yang
terjadi pada tiang, seperti yang dapat dilihat pada tabel 4-2.

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    74 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gaya axial maximum Moment lentur maximum
Pile diameter 880mm 4060 kN 1040 kN‐m
Pile diameter 1200mm 5170 kN 3280 kN‐m
Tabel 4-2 Gaya dalam tiang hasil analisis Plaxis 3D

Daya dukung axial dari setiap tiang tunggal ditampilkan dalam tabel perhitungan di bawah
ini.

Diameter 880 mm
Daya Dukung Friksi
depth(m) ΔL  (m) n‐spt soil category γ (kN/m3) Cu (Kpa) ø σ'v (kN/m2) fs Q s  (kN)
0‐4 4 4 soft sandy silt 16.00 26.00 0.00 24.00 2.60E+01 287.37
4‐8 4 9 medium clayey silt with sand 16.00 58.50 0.00 48.00 4.39E+01 484.94
8‐11 3 12 medium dense silty fine sand 18.00 0.00 28.00 72.00 1.22E+01 100.82
11‐20 9 35 dense to very dense sand 18.00 0.00 30.00 144.00 2.62E+01 651.71
20‐32 11 56 very dense sand 16.00 0.00 34.00 210.00 4.39E+01 1332.85
32‐50 18 34 dense silty sand 17.00 0.00 30.00 336.00 6.11E+01 3041.30
Total 5899.00
Daya Dukung Ujung
Qp  = A  x σ' v   `x N q = 12255.34 kN
Daya Dukung Ultimate
Qu = Q s  + Q p = 18154.34 kN
Daya Dukung Ijin
Qall = Qu/ SF = 6051.447 kN

Tabel 4-3 Perhitungan Daya Dukung Axial Pile 880 mm

Diameter 1200 mm
Daya Dukung Friksi
depth(m) ΔL  (m) n‐spt soil category γ (kN/m3) Cu (Kpa) ø σ'v (kN/m2) fs Q s  (kN)
0‐4 4 4 soft sandy silt 16.00 26.00 0.00 24.00 2.60E+01 391.87
4‐8 4 9 medium clayey silt with sand 16.00 58.50 0.00 48.00 4.39E+01 661.28
8‐11 3 12 medium dense silty fine sand 18.00 0.00 28.00 72.00 1.22E+01 137.48
11‐20 9 35 dense to very dense sand 18.00 0.00 30.00 144.00 2.62E+01 888.69
20‐32 11 56 very dense sand 16.00 0.00 34.00 210.00 4.39E+01 1817.52
32‐50 18 34 dense silty sand 17.00 0.00 30.00 336.00 6.11E+01 4147.23
Total 8044.09
Daya Dukung Ujung
Qp  = A  x σ' v   `x N q = 22788.864 kN
Daya Dukung Ultimate
Qu = Q s  + Q p = 30832.95 kN
Daya Dukung Ijin
Qall = Qu/ SF = 10277.65 kN

Tabel 4-4 Perhitungan Daya Dukung Axial Pile 1200 mm

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    75 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado
4.2.3. Desain Tulangan Pile Perkuatan

4.2.3.1. Perencanaan Tulangan Lentur

Untuk pile utama, yaitu pile dengan diameter 800 mm diperiksa kembali kapasitas
penampang tiang tersebut terhadap gaya dalam yang bekerja pada pile tersebut dari hasil
analisis di atas dengan cara membuat diagram interaksi penampang tiang. Diagram interaksi
penampang tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4-14 Diagram Interaksi Pile 880mm

Dari Gambar 4-16 dapat dilihat bahwa gaya dalam terjadi akibat beban yang bekerja masih
dapat dipikul oleh penampang tiang. Hal ini ditunjukkan dengan titik beban yang diplot pada
diagram interaksi berada di dalam kurva kapasitas penampang tiang.

Untuk perencanaan detail tulangan pile perkuatan, pile diameter 1200 mm dilakukan dengan
menggunakan bantuan software PCACOL dengan memillih metode design. Digunakan
diameter pile yang telah ditentukan yaitu 1200 mm. Pada input program juga ditentukan
range jumlah tulangan dan ukuran diameter tulangan yang ingin digunakan. Dari hasil
perhitungan PCACOL akan diperoleh diagram interaksi serta jumlah dan besar tulangan yang
diperlukan untuk menahan beban yang bekerja pada pile tersebut.

Hasil analisis software PCACOL dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    76 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-15 Diagram Interaksi Pile 1200 mm

Dari hasil analisis diatas didapatkan tulangan yang diperlukan untuk menahan beban yang
bekerja adalah 16D43 yaitu menggunakan 16 (enam belas) buah tulangan berdiameter 43 mm
untuk satu tiang.

4.2.3.2. Perencanaan Tulangan Geser

Pile Diameter 880 mm

⎛ N ⎞ f 'c
Vc = ⎜ 1 + u ⎟ bw d = 900 kN
⎜ 14 A ⎟ 6
⎝ g ⎠

0.5φVc = 360 kN

Vu > 0.5φVc ⇒ diperlukan tulangan geser

Menurut SNI 9.10.5.1, syarat-syarat untuk ukuran tulangan lateral adalah sebagai berikut:

⎧≥ 10mm jika D tulangan longitudinal ≤ 32mm



D ⎨ ≥ 13mm jika D tulangan longitudinal ≥ 36mm
⎪≥ 13mm jika tulangan longitudinal dibundel

Dari desain awal digunakan diameter tulangan geser 19mm

Menurut SNI 9.10.5.2, syarat-syarat untuk spasi tulangan lateral adalah sebagai berikut:

s ≤ 16dtulangan longitudinal = 16(32) = 512 mm


s ≤ 48dtulangan geser = 48(19) = 912 mm
s ≤ ukuran dimensi terkecil = 880 mm

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    77 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Jarak spasi yang menentukan adalah nilai terkecil diantara tiga nilai diatas, yaitu 512mm.

Pada desain awal digunakan tulangan geser 19@150 untuk pile utama. Desain ini telah
memenuhi syarat penulangan geser.

Pile Diameter 1200 mm

⎛ N ⎞ f 'c
Vc = ⎜ 1 + u ⎟ bw d = 2850 kN
⎜ 14 A ⎟ 6
⎝ g ⎠

0.5φVc = 1180 kN

Vu < 0.5φVc ⇒ tidak diperlukan tulangan geser

Karena menurut syarat yang berlaku tidak diperlukan tulangan geser maka dapat digunakan
desain tulangan geser yang sama dengan tulangan geser pada pile utama, yaitu 19@150 yaitu
menggunakan tulangan berdiameter 19 mm untuk tulangan geser dengan spasi 150 mm.

4.3. KONFIGURASI DESAIN PERKUATAN ALTERNATIF 2

Alternatif kedua yang direncanakan untuk mengantisipasi beban gempa yang bekerja pada
pondasi Jembatan Cable Stayed Menado adalah dengan menambahkan 38 (tiga puluh
delapan) buah bored pile berdiameter 880mm pada pile group tersebut Dengan penambahan
bored pile, maka diharapkan beban yang bekerja dapat terdistribusi sehingga tidak melebihi
kapasitas penampang tiang baik pada kondisi beban operasional ataupun kondisi beban
gempa. Konfigurasi dari desain group pile yang telah diperkuat ditunjukkan oleh gambar di
bawah 4-16:

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    78 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-16 Konfigurasi Grup Pondasi Alternatif 2

Selanjutnya konfigurasi pondasi tiang ini akan dianalisis dengan menggunakan software
Group 5.0 dan Plaxis 3D Tunnel 1.2 untuk mendapatkan besarnya gaya dalam yang bekerja
pada konfigurasi pondasi tiang ini. Detail tulangan dari bored pile perkuatan akan
direncanakan setelah mandapatkan besarnya gaya dalam yang bekerja dari hasil analisis
pondasi tiang.

4.4. ANALISIS DESAIN

Untuk menganalisis desain pondasi yang telah diperkuat digunakan dua macam metode.
Metode pertama adalah pegas non-linear dengan menggunakan software Ensoft Group 5.0
dan metode kedua adalah elemen hingga dengan menggunakan software Plaxis 3D Tunnel
1.2. Dari hasil analisis desain pondasi akan didapatkan gaya-gaya dalam yang bekerja yang
selanjutnya akan digunakan untuk merencanakan detail pondasi yang akan digunakan.

4.4.1. Analisis Group 5.0

4.4.1.1. Model pondasi pada software Group 5.0

Hasil dari pemodelan grup pondasi Jembatan Cable Stayed yang akan dianalisis dengan
menggunakan Group 5.0 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    79 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-17 Top View analisis group untuk perkuatan pondasi alternatif 2

Gambar 4-18 Side View analisis group untuk perkuatan pondasi alternatif 2

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    80 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-19 3D View analisis group untuk perkuatan pondasi alternatif 2

4.4.1.2. Hasil analisis Group 5.0

Gambar 4-20 Grafik Defleksi vs Kedalaman Grup Pondasi Alternatif 2

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    81 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-21 Grafik Momen vs Kedalaman Grup Pondasi Alternatif 2

Gambar 4-22 Grafik gaya Geser vs Kedalaman Grup Pondasi Alternatif 2

Dari grafik bisa dilihat bahwa besar defleksi yang terjadi 0,021 m. Besar momen lentur
maximum yang terjadi adalah 1120 kN-m.

Gaya axial maximum Moment lentur maximum
Pile diameter 880mm 3050 kN 1120 KN‐m

Tabel 4-5Gaya Dalam pada Pondasi yang Telah Diperkuat

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    82 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado
4.4.2. Analisis Plaxis 3D Tunnel 1.2

Pada input Plaxis 3D, pondasi tiang dimodelkan sebagai beam dan ditentukan properties EA
dan EI dari plate tersebut. Beam disusun sedemikian rupa sehingga membentuk konfigurasi
tiang yang direncanakan. Hasil output dari analisis Plaxis 3D adalah sebagai berikut.

Gambar 4-23 Input Plaxis 3D Alternatif 2

Gambar 4-24 Deformed Mesh 3D

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    83 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Gambar 4-25 Deformed Mesh Plane A

Gambar 4-26 deformed Mesh Plane G

Dari analisis menggunakan Plaxis 3D, diperoleh grafik gaya-gaya dalam yang bekerja pada
pondasi. Gaya dalam yang ditinjau adalah momen dan gaya axial. Untuk perencanaan hanya
dilihat nilai gaya-gaya dalam maksimum konfigurasi tiang.

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    84 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

(a) (b)
Gambar 4-27 Gaya Aksial maksimum (a) dan Momen Maximum(b) untuk Desain Pondasi Alternatif 2

Dari hasil output analisis menggunakan Plaxis 3D diperoleh gaya-gaya dalam maksimum
yang terjadi pada tiang. Gaya aksial maksimum yang terjadi pada tiang sebesar 5240 kN dan
momen maksimum yang terjadi sebesar 990,79 kN-m.

4.4.3. Desain Tulangan Pile Perkuatan

4.4.3.1. Perencanaan Tulangan Lentur

Spesifikasi tiang yang digunakan untuk perkuatan sama dengan tiang utama. Setelah
didapatkan gaya dalam maksimum yang bekerja pada grup tiang, kemudian diperiksa
kekuatan penampang tiang terhadap beban tersebut dengan menggunakan software PCACOL.
Hasil analisis software PCACOL dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4-28 Diagram Interaksi Pile 880 mm Alternatif Desain 2

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    85 
Laporan Tugas Akhir 
Perencanaan Perkuatan Pondasi Jembatan Cable Stayed Menado

Dari Gambar 4-32 dapat dilihat bahwa gaya dalam terjadi akibat beban yang bekerja masih
dapat dipikul oleh penampang tiang. Hal ini ditunjukkan dengan titik beban yang diplot pada
diagram interaksi berada di dalam kurva kapasitas penampang tiang.

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan konfigurasi tiang alternatif 2 kuat menahan
beban yang bekerja pada pondasi. Hal ini ditunjukkan oleh titik beban yang diplot pada
diagram interaksi penampang tiang berada di dalam kurva kapasitas penampang pile.

4.4.3.2. Perencanaan Tulangan Geser

⎛ N ⎞ f 'c
Vc = ⎜ 1 + u ⎟ bw d = 900 kN
⎜ 14 A ⎟ 6
⎝ g ⎠

0.5φVc = 360 kN

Vu > 0.5φVc ⇒ diperlukan tulangan geser

Menurut SNI 9.10.5.1, syarat-syarat untuk ukuran tulangan lateral adalah sebagai berikut:

⎧≥ 10mm jika D tulangan longitudinal ≤ 32mm



D ⎨ ≥ 13mm jika D tulangan longitudinal ≥ 36mm
⎪≥ 13mm jika tulangan longitudinal dibundel

Dari desain awal digunakan diameter tulangan geser 19mm

Menurut SNI 9.10.5.2, syarat-syarat untuk spasi tulangan lateral adalah sebagai berikut:

s ≤ 16dtulangan longitudinal = 16(32) = 512 mm


s ≤ 48dtulangan geser = 48(19) = 912 mm
s ≤ ukuran dimensi terkecil = 880 mm

Jarak spasi yang menentukan adalah nilai terkecil diantara tiga nilai diatas, yaitu 512mm.

Pada desain awal digunakan tulangan geser 19@150, yaitu menggunakan tulangan dengan
diameter 19 mm dengan spasi 150 mm untuk pile utama Desain ini telah memenuhi syarat
penulangan geser.

Sony Dwi Ariyandi & Dimas Muhammad Zakki    86 

Anda mungkin juga menyukai