Anda di halaman 1dari 5

Nama : Andarillah Belawan Reformasi

NIM : B100170343
Kelas :I
Pengampun : Liana Mangifera, S.E, M.Si

1. Berdasarkan UU No.21 Tahun 2008, jelaskan pengertian Perbankan Syariah?


Jawab :
Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang
syariah. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan
fungsi sosial dengan menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang
berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada
pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).

2. Jelaskan perbedaan antara Bank Syariah dan Bank konvensional?


Jawab :
a. Bank Syariah
Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip
Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah.
b. Bank Konvensional
Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara
konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank
Perkreditan Rakyat. Menurut Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, bank konvensional adalah
bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional.
Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah. Baik bank konvensional maupun bank syariah dapat menjalankan fungsi
sebagai tempat penyimpanan dana.

3. Jelaskan tentang konsep bagi hasil dan berilah satu contoh cara penghitungannya?
Jawab :
Bagi hasil menurut istilah adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha
antara penyedia dana dan pengelola dana. Mekanisme penghitungan bagi hasil menurut
ekonomi islam idealnya ada dua macam:
• Profit sharing atau bagi hasil, di mana total pendapatan usaha dikurangi biaya operasional
untuk mendapatkan profit alias keuntungan bersih. Atau
Revenue sharing, yaitu laba berdasarkan total pendapatan usaha sebelum dikurangi biaya
operasional alias pendapatan kotornya.
Contoh cara perhitungan:
Diketahui:
Saldo rata-rata Tabungan Rp. 1.000.000,-
Saldo rata-rata DPK Tabungan Rp. 100.000.000,-
Nisbah Bagi Hasil 50% bagian nasabah
Pendapatan yang dibagikan utk DPK Tab Rp. 15.000.000,-
Tanggal mulai Tabungan 13 Agustus
Jumlah hari bulan Agustus 31 hari

Saldo Rata − Rata Jumlah Hari Pendapatan


Bagi Hasil = X Nisbah X
Saldo Rata − Rata DPK Jumlah Hari dalam 1 Bulan

1.000.000 X 0,5 X 15.000.000 X 19 = Rp. 45.967,00


=
100.000.000 31

4. Dalam regulasi Bank Syariah terdapat 5 regulasi. Sebutkan dan jelaskan 5 regulasi
yang mengatur tentang Bank Syariah tersebut?
Jawab :

1. UU RI No. 21 tahun 2008 yang menjelaskan tentang perbankan syariah.


2. UU RI No 23 tahun 1999 dan UU RI No. 3 tahun 2004, yang menjelaskan masing-
masing berisi bahwa Bank Indonesia akan mempertegas pengaturan, pembinaan,
pemeriksaan dan pengawasan bank yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia sendiri,
pengawasan dan pembinaan kepada bank-bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang
usahanya kenvensional maupun berdasarkan prinsip syariah.
3. Ketentuan DSN MUI (Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama) perihal mudharabah,
antara lain :
a) Fatwa nomor 7 tentang pembiayaan mudharabah.
b) Fatwa nomor 38 tentang sertifikat investasi.
c) Fatwa nomor 50 tentang akad mudharabah musyarakah.
4. Ketentuan DSN MUI perihal produk simpanan, antara lain :
a) Fatwa nomor 1 tentang Giro.
b) Fatwa nomor 2 tentang Tabungan.
c) Fatwa nomor 3 tentang Deposito.
d) Fatwa nomor 24 tentang Safe Deposit Box.
5. Ketentuan DSN MUI, perihal musyarakah, antara lain :
a) Fatwa nomor 8 tentang pembiayaan musyarakah.
b) Fatwa nomor 55 tentang pembiayaan rekening koran syariah musyarakah.
c) Fatwa nomor 73 tentang Musyarakah Mutanaqisah.

5. Bank syariah mempunyai beberapa kegiatan, Sebutkan dan jelaskan jenis kegiatan
Bank Syariah tersebut?
Jawab :
Berdasarkan Kegiatannya Bank Syariah dibedakan menjadi Bank Umum Syariah, Unit Usaha
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
a. Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Salah satu kegiatannya yaitu,
menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah.
b. Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat
Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor
cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang
pembantu syariah dan/atau unit syariah. Salah satu kegiatannya yaitu, menghimpun dana
dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah.
c. Bank Pembiayaan Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatannya yaitu:
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
▪ Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad
wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; dan
▪ Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah;
2) Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
▪ Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau musyarakah;
▪ Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna';
▪ Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;
▪ Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah
berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik;
dan
▪ pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah;
3) Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan Akad
wadi'ah atau Investasi berdasarkan Akad mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah.
4) memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum
Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS; dan
5) menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai
dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia (sekarang OJK).
6) Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Dewan Pengawas Syariah wajib dibentuk di Bank Syariah dan Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS maupun BPRS. Dewan Pengawas Syariah(DPS)
diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas rekomendasi Majelis Ulama
Indonesia. Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan nasihat dan saran kepada
direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.

Anda mungkin juga menyukai