Anda di halaman 1dari 13

REFLEKSI KASUS

KUNJUNGAN INDUSTRI DI PT K33 DISTRIBUSI


LAMAN JUD

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kedokteran Masyarakat di Puskesmas Sedayu II, Bantul, Yogyakarta

Disusun Oleh :

Annisa Fitriani, S.Ked 20110310083


Auly Natijatul Ain, S.Ked 20110310113
Esty Mampuni Pangastuti, S.Ked 20110310067
Farah Fauzianingtyas, S.Ked 20110310117
Lutfhi Arshaldo Cakranegara, S.Ked 20110310202
Zedda Mia Kautsari, S.Ked 20110310177

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang diadakanya kunjungan industri ini adalah untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat, dimana mahasiswa diberikan tugas
untuk menganalisis permasalahan serta faktor bahaya keselamatan kerja yang ada di
industri dan mencoba mencari alternatif solusinya dengan mengaplikasikan teori-teori
mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sudah dipelajari di pertemuan kuliah.
Dengan melakukan kunjungan industri ini diharapkan mahasiswa dapat mengambil
beberapa manfaat dan belajar secara langsung sistem manajemen keselamatan kerja
dengan melihat proses kerja yang ada di industri tersebut. Industri yang kami ambil
adalah sebuah industri distribusi yaitu PT. K33 Distribusi, sebuah industri yang
bekerjasama dengan PT. Assalaam Niaga Utama dan PT. Tiga Serangkai Inti Corpora
untuk mengembangkan usaha divisi distribusi yang saling menguntungkan antara
produsen dan distributor.

B. Tujuan
Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi mahasiswa sebagai berikut:
a. Memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
b. Memperluas pengetahuan mahasiswa tentang keselamatan dan kesehatan kerja di
industri
c. Mengetahui alur dan proses distribusi pada industri
d. Menganalisis permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja PT. K33 Distribusi dan
mencoba mencari alternatif penyelesaiannya

C. Manfaat
Kunjungan ke pabrik ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa
dan juga industri yang terkait mengenai bahaya keselamatan dan kesehatan kerja yang selama
ini ada di industri, menemukan permasalahan yang terkait dengan hal tersebut, kemudian
berusaha memberikan alternatif solusi penyelesaiannya.

2
BAB II
PROFIL UNIT USAHA

A. Sejarah Perusahaan
PT K33 Distribusi adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang distribusi
barang. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2005 sebagai bentuk kerjasama dari PT.
Assalaam Niaga Utama dan PT. Tiga Serangkai Inti Corpora untuk mengembangkan
usaha divisi distribusi yang saling menguntungkan antara produsen dan distributor.
Kantor utama terletak di Jalan Ahmad Yani No. 308, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.
Hingga saat ini, PT. K33 Distribusi memiliki 5 kantor cabang yang yang terletak di
wilayah Solo, Yogyakarta, Tegal, Ngawi dan Cirebon. Customer dari PT. K33 ini cukup
bervariasi mulai dari outlet-outlet, toko kecil maupun besar, swalayan dan supermarket.
PT. K33 Distribusi cabang Yogyakarta berdiri sejak tahun 2006 dan beralamatkan
di Godean, kemudian pada bulan Maret 2016 berpindah tempat ke Desa Sedayu.
Berdasarkan data per tanggal 15 juni 2016 PT. K33 Distribusi memiliki 184 karyawan,
yang terdiri dari admin, pekerja gudang, sales, dan petugas pengiriman. Jadwal kerja
kerja karyawan PT. K33 Distribusi menggunakan sistem reguler 6 hari kerja Senin
sampai Sabtu dengan durasi 8 jam dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.
Seluruh karyawan PT. K33 Distribusi sudah diikutkan program asuransi
kesehatan yaitu BPJS Ketenagakerjaan.

B. Profil Bangunan
Bangunan Pt.K33 Distribusi beralamatkan di Argodadi, Sedayu, Bantul, Yogyakarta
didirikan di lahan seluas 10.00m2 dengan hak milik tanah Pt.Tiga Serangkai. Luas
bangunan kantor seluas 500m2 dan gudang seluas 6000m2. Di sekeliling tanah ditutupi
pagar setinggi 3 meter
1. Kantor
Bangunan kantor dibuat permanen dengan dinding tembok bata dan atap
menggunakan asbes. Terdapat jendela pada dinding kantor namun tak dapat dibuka.
Ventilasi pada kantor hanya terdiri dari lubang kecil pada dinding atas dan blower
pada atap asbes, lantai kantor terbuat dari keramik tidak licin dan tidak kasar.

3
Pencahayaan ruang cukup dengan sumber dari jendela dan lampu ruangan. Suhu
udara pada ruang tunggu kantor cukup panas hanya disediakan kipas angin, untuk
ruang admin dan ruang rapat disediakan AC sebagai pendingin ruangan. Pada gedung
kantor disediakan 2 kamar mandi dengan ukuran 3x3m yang cukup bersih. Kondisi
gedung kantor tidak bising dan tak terdapat debu. Pada setiap ruangan terdapat tempat
sampah tertutup, dan dibeberapa tempat terdapat kotak P3K dan APAR.
2. Gudang
Bangunan dibuat permanen dengan dinding tembok dengan atap asbes. Tidak
terdapat jendela, namun terdapat ventilasi besar pada bagian atas dinding tembok dan
blower pada atap gudang. Lantai gedung berbahan cor semen dan kasar. Pencahayaan
gudang cukup dari pintu gudang yang lebar terbuka dan lampu ruangan. Suhu
ruangan gudang cukup. Terdapat 2 kamar mandi dengan ukuran 2x3m berada di
sebelah kiri gudang. Kondisi gudang sangat berdebu.
Halaman bangunan sangat berdebu, tidak terdapat pepohonan, hanya beberapa
bagian yang teraspal dan berpaving. Halaman cukup luas untuk dimasuki truck
container dan tronton. Sampah rumah tangga dan sisa-sisa barang yang kadaluarsa di
bakar pada tempat pembakaran khusus yang terletak di belakang gudang dengan luas
10m2 dengan dikelilingi tembok setinggi 2 meter.

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Faktor Bahaya


Berdasarkan observasi dan analisis kami setelah melakukan pengamatan pada
Industri PT. K33 Distribusi, masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki berkaitan dengan
resiko kesehatan dan keselamatan kerja.
Pencegahan gangguan kesehatan pada pekerja yang disebabkan kondisi kerjanya
serta perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang mengganggu kesehatan,
kemudian penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologisnya perlu dilakukan dan diperhatikan
dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam setiap lingkungan kerja yang berhubungan dengan Biologi, Kimia, Fisik,
dan Ergonomi semua terdapat bahaya (hazard). Bahaya (hazard) adalah suatu
kemungkinan terjadinya masalah atau resiko secara fisik, kimia dan biologi dalam suatu
kegiatan produksi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia.

Jenis Bahaya Contoh Industri PT. K33 Distribusi


Lingkungan Kerja
Fisik Terpapar kebisingan Pembangunan gedung industri
intensitas tinggi, suhu yang memang tidak terencana
ekstrim (panas dan dengan baik mengakibatkan
dingin), intensitas kondisi bangunan pada industri
penerangan kurang ini dapat disebut tidak ideal. Pada
memadai, getaran, industri PT. K33 ini pemilihan
radiasi. atap yang terbuat dari seng plastik
menimbulkan tingginya suhu
udara yang ada di dalam gedung
sehingga membuat ruangan terasa
sangat panas. Selain itu,
kurangnya perencanaan dalam
jumlah ruangan mengakibatkan
bangunan ini harus beberapa kali
direvisi dengan memberikan

5
sekat-sekat dari bahan plastik
untuk menambah jumlah ruangan,
dan hal ini mengakibatkan
kondisi di dalam bangunan
semakin terasa panas, yang mana
hal ini dapat berakibat buruk bagi
kesehatan kerja pegawai industri.
Di beberapa ruangan juga terlihat
bahwa pencahayaannya kurang
karena sedikitnya jumlah jendela
maupun ventilasi, akibat dari
kurangnya penerangan di
lingkungan kerja ini akan
menyebabkan kelelahan fisik dan
mental bagi para karyawan atau
pekerjanya. 
Ergonomis Kesesuaian terkait : Suhu yang tinggi dari sumber api
•Pekerjaan yang sedang untuk sterilisasi media tanam
dilakukan dan tuntutan jamur. Sumber api dibuat dari
pekerja;  batang kayu yang dibakar. Resiko
•Peralatan yang luka bakar saat sedang membuat
digunakan (ukuran, sumber api dari batang kayu dan
bentuk, dan bagaimana resiko luka bakar dari uap yg
peralatan tersebut cocok dihasilkan dari sterilisasi jika pipa
dengan tugasnya);  penyalur uap bocor. Resiko
•Informasi yang terkena benda tajam ketika
digunakan (bagaimana menggergaji kayu untuk bahan
informasi tersebut bakar.
dihadirkan, diakses, dan
diubah); 

Permasalahan lain yang ditemukan terkait keselamatan dan kesehatan kerja di


industri PT. K33 Distribusi :
 Keterbatasan APD dan SOP
Terbatasnya APD dan SOP merupakan hal yang perlu mendapatkan
perhatian dalam industri PT. K33 Distribusi terlebih pada pegawai angkat barang
di gudang. Pada awalnya telah disediakan APD yaitu masker dan sarung tangan,
namun banyak pekerja yang merasa tidak nyaman dengan APD tersebut. Sebagai

6
contoh penggunaan sarung tangan, banyak yang tidak memakai sarung tangan
dengan alasan tidak nyaman dan membatasi gerak tangan menjadi tidak cepat,
sehingga APD tersebut ditinggalkan. Karena banyak pekerja yang tidak
menggunakan APD lama kelamaan APD yang disediakan hilang karena tidak
dirawat dengan baik. Kemudian untuk penggunaan masker, masih banyak
pegawai yang tidak mengaggap penting pemakaian masker sehingga banyak yang
tidak menggunakannya selama bekerja. Selain itu udara yang panas juga
menambah alasan bagi pegawainya untuk meninggalkan penggunaan masker.
 Posisi ergonomis yang kurang benar
Banyak pekerja yang masih mengangkat barang-barang distribusi dengan
posisi yang salah sehingga meningkatkan resiko trauma ekstremitas, low back
pain, ketegangan otot (muscle strain), maupun varices.

B. Manajemen Industri Terkait Faktor Bahaya


Jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melanjutkan pekerjaan
mereka secara efektif dan efisien. Sebaliknya, jika tempat kerja tidak terorganisir dan
banyak terdapat bahaya, kerusakan dan absen sakit tak terhindarkan, mengakibatkan
hilangnya pendapatan bagi pekerja dan produktivitas berkurang bagi perusahaan.
Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan
lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2
juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Angka menunjukkan,
biaya manusia dan sosial dari produksi terlalu tinggi.
Di masa lalu, kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja dipandang
sebagai bagian tak terhindarkan dari produksi. Namun, waktu telah berubah. Sekarang
ada berbagai standar hukum nasional dan internasional tentang keselamatan dan
kesehatan kerja yang harus dipenuhi di tempat kerja. Standar-standar tersebut
mencerminkan kesepakatan luas Antara pengusaha / pengurus, pekerja dan pemerintah
bahwa biaya sosial dan ekonomi dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus
diturunkan.
Motivasi utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah
untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan. Oleh

7
karena itu perlu melihat penyebab dan dampak yang ditimbulkannya. Potensi bahaya
kesehatan yang biasa di tempat kerja berasal dari lingkungan kerja antara lain faktor
kimia, faktor fisik, faktor biologi, faktor ergonomis dan faktor psikologi. Upaya yang
telah dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi faktor resiko yang membahayakan
keselamatan kerja pada hal ini adalah:
1. Bahaya Faktor Fisik
a. Iklim Kerja
Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas normal, keadaan ini
memperlambat pekerjaan. Ini adalah respon alami dan fisiologis dan merupakan
salah satu alasan mengapa sangat penting untuk mempertahankan tingkat
kenyamanan suhu dan kelembaban ditempat kerja. Faktor-faktor ini secara
signifikan dapat berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas individu pada
pekerja. Sirkulasi udara bersih di ruangan tempat kerja membantu untuk
memastikan lingkungan kerja yang sehat. Iklim kerja merupakan hasil perpaduan
antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan
tingkat panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya.
Pada kantor perusahaan distribusi yang kami kunjungi, usaha yang telah
dilakukan untuk menjaga iklim kerja adalah:
 Merancang atap yang tinggi seta mengatur posisi dinding dan pembagi
ruangan supaya tidak membatasi aliran udara
 Menyediakan ventilasi yang mengalirkan udara di tempat kerja
 Menyedikan kipas angin atau air conditioner di ruangan
 Mengurangi beban kerja fisik mereka yang bekerja dalam kondisi panas dan
menyediakan air minum
 Memberikan masker yang menutup hidung hingga mulut pada pekerja
gudang yang terpapar debu

2. Bahaya Faktor Ergonomi dan Pengaturan Kerja


Prinsip ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja. Ini berarti
mengatur pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan kebutuhan pekerja,
bukan mengharapkan pekerja untuk menyesuaikan diri. Desain ergonomis yang

8
efektif menyediakan workstation, peralatan dan perlengkapan yang nyaman dan
efisien bagi pekerja untuk digunakan. Hal ini juga menciptakan lingkungan kerja
yang sehat, karena mengatur proses kerja untuk mengendalikan atau menghilangkan
potensi bahaya. Tenaga kerja akan memperoleh keserasian antara tenaga kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya. Cara bekerja harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang berlebihan atau
gangguan kesehatan yang lain.
Pada kantor perusahaan distribusi yang kami kunjungi, usaha yang telah
dilakukan untuk mencegah bahaya faktor ergonomi adalah:
 Menyediakan posisi kerja atau duduk yang sesuai, meliputi sandaran, kursi /
bangku
 Memberikan pelatihan pada calon pegawai mengenai teknik pengangkutan
barang dan melakukan evaluasi setiap bulan
 Memberikan istirahat yang teratur dari pekerjaan intensif untuk mengurangi
risiko kram berulang dan tingkat kecelakaan dan kesalahan.

9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

K33 adalah sebuah perusahaan distribusi makanan dimana perusahaan tersebut memiliki
sistem manajemen marketing, keuangan, dan pergudangan. Sistem manajemen tersebut terdiri
dari pengelolaan dari beberapa sistem/sub sistem yang saling terkait di dalam suatu aktivitas
penyimpanan barang sementara. Beberapa aktivitas tersebut antara lain; administrasi,
penerimaan barang, penyimpanan barang, pengepakan barang, dan pengeluaran barang.
Pengelolaan gudang bisa menjadi lebih sulit dibandingkan pengelolaan ruang
administrasi karena karakteristik yang variatif seperti:
1. Sumber daya manusia di gudang sebagian besar adalah pekerja kasar dan memiliki
kecenderungan sulit diatur
2. Variabel eksternal yang cenderung sulit dikendalikan personil gudang karena fluktuasi barang
datang yang kadang memerlukan tenaga tambahan dalam waktu yang tidak terduga.
3. Gudang merupakan pusat aktivitas logistik namun tidak memberikan nilai tambah secara
langung pada perusahaan. Hal ini membuat kinerja personil gudang tidak begitu terlihat di
level manajemen.

Atas beberapa karakteristik tersebut, beberapa saran yang diberikan antara lain:
1. Bentuk-bentuk pelatihan/training kepada karyawan gudang memerlukan pendekatan
personal dan kerjasama berkelanjutan dan berkesinambungan oleh seluruh staff gudang
agar tetap dipraktikan saat waktu kerja. Contohnya ketika terjadi aktivitas penyimpanan,
pengepakan, maupun pengeluaran hendaknya selalu dilakukan di bawah kontrol staff
pencatat dan kuli angkat selalu dalam pengawasan saat memindah dan menempatkan
barang. Hal ini selain untuk pengontrolan stok juga dimaksudkan untuk mengawasi kuli-
kuli angkut untuk selalu bersikap kooperatif dan membantu sesama kuli angkut lainnya.
2. Memaksimalkan penggunaan alat-alat bantu seperti hand pallet saat menjalankan aktivitas
angkut-mengangkut barang. Hal ini bertujuan untuk mengurani beban dan tenaga akibat
lalu lintas angkut-mengangkut barang.

10
3. Kondisi fisik gudang yang penuh dengan barang membuat sirkulasi udara terhambat
sehingga penambahan kipas angin dan lubang udara diperlukan di beberapa sudut agar
karyawan menjadi lebih nyaman saat bekerja.
4. Bagi karyawan staff administrasi yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan
komputer dan di belakang meja, sebaiknya perusahaan K33 melakukan pengecekan
berkala terhadap peralatan kantor; meja, kursi, komputer, penyejuk ruangan dll. Tujuannya
untuk mengetahui kondisi kelayakan furnitur dan stasioner agar karyawan tetap merasa
nyaman dalam bekerja.
5. Diperlukan koordinator ruang administrasi untuk menghimbau para karyawan untuk
membudayakan prinsip 5R pada ruangan kantor; Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. Hal
ini dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sepele yang kadang bisa
memicu stress kerja seperti membuang-buang waktu dalam urusan mencari berkas dan
peralatan kantor karena kondisi meja atau ruangan yang berantakan.
6. Apabila memungkinkan, dapat diberlakukan pemberian hak cuti kepada karyawan untuk
mencegah rasa jenuh dan lelah kerja.

11
DOKUMENTASI KEGIATAN

Berfoto bersama dengan HRD PT.K33 Distribusi

Tampak depan bangunan utama kantor Tampak depan bangunan gudang

Tampak bagian dalam bangunan utama kantor

12
Tampak bagian atap bangunan utama kantor

Pegawai angkat barang yang sedang bertugas di gudang

13

Anda mungkin juga menyukai