Anda di halaman 1dari 4

Tugas

Dasar Dasar Pemisahan Kimia

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

Nia Anggi Saputri (A1L119008)

Melani Tirta Pratiwi (A1L119006)

Nunung Pratiwi (A1L119010)

Sela Selistiawati (A1L119012)

Wulan (A1L119016)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
1. Kromatografi kolom adalah metode yang digunakan untuk memurnikan bahan
kimia tunggal dari campurannya.Contoh penggunaan kromatografi Kolom adalah
dalam pemurnian dari hasil reaksi sintesis kimia, Isolasi senyawa aktif dalam
bahan alam dan Analisis limbah lingkungan

2. Kromatografi kolom bertujuan untuk purifikasi dan isolasi komponen dari suatu
campurannya. Metode pembuatan kolom terbagi menjadi 2 yaitu untuk metode
kering dan metode basah. Pada metode kering, kolom pertama diisi dengan kering
fase diam bubuk, diikuti dengan penambahan fase gerak. Sedangkan pada metode
basah, sebuah bubur disiapkan dari eluen dengan fase diam bubuk dan kemudian
dengan hati-hati dituangkan ke dalam kolom. Lapisan ini biasanya ditutupi
dengan lapisan pasir kecil atau dengan kapas atau wol kaca untuk melindungi
bentuk lapisan organik dari kecepatan baru ditambahkan eluen. Eluen perlahan-
lahan melewati kolom untuk memajukan bahan organic.

Sebagian besar prinsip pemisahan kromatografi kolom didasarkan pada afinitas


kepolaran analit dengan fase diam, sedangkan fase gerak selalu memiliki
kepolaran yang berbeda dengan fase diam. Pada sebagian besar kromatografi
kolom menggunakan fase diam yang bersifat polar dengan fase gerak yang non-
polar dengan begitu waktu retensi akan menjadi lebih singkat. Semakin cepat
pergerakan fase gerak akan meminimalkan waktu yang diperlukan untuk bergerak
di sepanjang kolom. Laju aliran kolom dapat ditingkatkan dengan memperluas
aliran eluent di dalam kolom dengan mengisi fase diam pada bagian bawah atau
dikurangi dengan mengontrol keran. Laju aliran yang lebih baik dapat dicapai
dengan menggunakan pompa atau dengan menggunakan gas dengan kompresi
(misalnya udara, nitrogen, dan argon) untuk mendorong pelarut melalui kolom.

3. Kromatografi dapat digunakan untuk memisahkan zat-zat warna yang terdapat


pada tinta. Kromatografi ini dapat dilakukan dengan mengguanakn kertas saring
sebagai penyerap. Tinta yang ingin dipisahkan zat-zat warnanya ditotolkan pada
salah satu ujung kertas saring pada jarak sekitar 1 cm dari ujung kertas. Kertas
saring kemudian dimasukkan ke dalam suatu wadah berisi air. Tinggi air dalam
wadah sekitar 0.5 cm. Air akan merembes naik melalui kertas saring melewati
tinta. Zat-zat warna yang diserap lebih kuat oleh kertas akan tertahan dibagian
bawah kertas, sedangkan zat-zat yang warna yang diserap kurang kuat oleh kertas
akan larut dengan air dan ikut merembes naik ke atas kertas bersama air.

4.Ada beberapa cara mengelusi sampel. Yang pertama dengan cara bertahap
(batch elution atau stepwise elution), yaitu mengelusi kolom dengan suatu jenis
pelarut (dapat merupakan campuran dua macam atau lebih pelarut) sampai
sejumlah volume eluat tertentu dikumpulkan, kemudian elusi dilanjutkan dengan
jenis pelarut lain dengan cara yang sama, demikian seterusnya dengan jenis
pelarut yang lain lagi sampai selesai. Keuntungan dengan menggunakan cara ini
adalah mudah dilakukan penyeimbangan (conditioning) kolom. Dengan demikian
fraksi fraksi yang ingin dipisahkan dapat dielusi dengan sesedikit mungkin eluen.

Cara yang kedua adalah mengalirkan eluen secara berterusan (continuous elution).
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pompa peristaltik atau secara
sederhana dengan meletakkan tangki penyedia freservoir) pelarut tepat di atas
kolom.

Cara yang ketiga adalah mengelusi kolom dengan dua macam atau lebih pelarut
sekaligus dengan rasio yang berubah selama elusi. Cara ini lazim disebut sebagai
pengelusian bertingkat (gradient elution).

5.Dalam kromatografi kolom dikenal proses elusi dimana proses ini merupakan
cara mengalirkan campuran melalui fasa diam pada kolom menggunakan fasa
gerak atau eluen. Pada proses elusi ini akan terjadi pemisahan komponen
campuran pada fasa diam.

Pemisahan komponen tersebut didasarkan pada sifat kepolaran, ukuran, dan berat
molekul yang dipisahkan. Hasil pemisahan dari elusi ini akan ditampung pada
wadah terpisah untuk setiap fraksi. Pemisahan fraksi tersebut dapat dilihat melalui
perbedaan warna yang dihasilkan untuk setiap komponen.Misalnya ketika
komponen A terpisah menghasilkan warna hijau, lalu pada komponen B
menghasilkan warna merah.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan kromatografi kolom adalah fase


diam yang digunakan, kepolaran pelarut (fase diam), ukuran kolom (diamter dan
panjang kolom), kecepatan alir elusi.

Anda mungkin juga menyukai