Anda di halaman 1dari 54

METODE PELAKSANAAN

KONSTRUKSI FISIK GEDUNG SEKRETARIAT JENDERAL DALAM RANGKA


REHABILITASI GEDUNG PASCA KEBAKARAN TAHUN 2020

Adapun metode pelasanaan pengadaan dan pemasangan Peralatan

Pekerjaannya meliputi:

- PEKERJAAN PENDAHULUAN
- PEKERJAAN BONGKARAN
- PEKERJAAN PANEL
- PEKERJAAN FEEDER ARUS KUAT
- ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH LANTAI. 1
- ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH LANTAI M1
- ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH LANTAI. M2
- ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH LANTAI. 2
- ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH LANTAI. 3
- ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH LANTAI. 4
- ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH LANTAI. 5
- ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH LANTAI. 6
- ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH LANTAI. 7
- ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH LANTAI. 1
- PEKERJAAN KABEL TRAY
- PEKERJAAN PLAFOND

A. PEKERJAAN PERSIAPAN ( PENDAHULUAN)

PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Listrik Kerja
B. Pembuatan Shop Drawing
C. Setting, Mobilisasi, Demobilisasi
D. Pekerjaan Pembongkaran Panel Eksisting
E. Pekerjaan Pengamanan Barang Barang,Lemari, Meja dan Kursi Akibat Dari pekerjaan
Pembongkaran Dan Pemasangan
F. Pekerjaan Perapihan dan Pembersihan setelah pekerjaan selesai

B. PEKERJAAN BONGKARAN

Pekerjaan bongkaran meliputi bongkaran :


1. Bongkar plafond
2. Bongkar armature lampu, stop kontak dan saklar
3. Bongkar panel
4. Bongkar instalasi
5. Kabel data
6. Kabel telepon
7. instalasi fire Alarm
8. instalasi wifi

Tahapan pelaksanaan Pekerjaan bongkaran


1. setelah spk di terima langsung mempersiapkan peralatan dan tenaga kerja untuk
melakukan pembongkaran.
2. Cek lokasi yang akan di bongkar
3. Beri pengaman pada barang barang yang ada di lokasi kerja
4. Membongkar armatur lampu yang ada di plafond
5. Lakukan pembongkaran secara hati2 pada plafond
6. Setelah plafond terbuka baru dilanjutkan membongkar instlasi yang ada di atas
plafond
7. Membongkar instalasi harus hati2 dan di marking supaya tidak salah dalam
membongkar instalsi
8. Pastikan listrik dalam kondisi mati sebelum melakukan pembongkaran.
9. Perhatikan kesehatan keselamatan kerja dalam setiap melakukan pekerjaan

URUTAN PEK. INS. PENERANGAN, STOP KONTAK DALAM BANGUNAN

- Peralatan dan bahan listrik :


1. Panel dan kotak pembagi
2. Saklar dan zekering-zekering
3. Alat-alat ukur (voltmeter & Ampere meter)
4. MCB
5. Stop kontak / stop kontak daya
6. Lampu penerangan
7. Grounding atau pentanahan

METODE PEMASANGAN

1. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah


dicapai untuk perbaikan (perawatan).

2. Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.

3. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).

4. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
– tidak boleh ada sambungan
– dihubungkan dengan elektroda pentanahan
– ditanam sampai minimal mencapai air tanah
5. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada rangka langit-langit.

6. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).

7. Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.

8. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

- Testing commissioning seluruh Instalasi Penerangan dalam Bangunan dan Instalasi


Penerangan Luar

A
START

PENGUKURAN / MARKING JALUR


CEK SPESIFIKASI & KABEL LADDER UNTUK ELEVASI
SHOP DRAWING KOORDINASI

PENGAJUAN - FABRIKASI SUPPORT DAN GANTUNGAN


MATERIAL & SHOP - PEMASANGAN SUPPORT DAN
GANTUNGAN
DRAWING` UNTUK KABEL LADDER SESUAI SHOP
PERBAIKAN DRAWING APPROVEL

PERSETUJUAN KONSULTAN
PENGAWAS / OWNER PEMASANGAN KABEL LADDER SETIAP
LANTAI LENGKAP ACCESSORIES SESUAI
SHOP DRAWING APPROVEL

ORDER :
KABEL LADDER DAN MATERIAL
SUPPORT SERTA HANGER LENGKAP PEMASANGAN KABEL
ACCESSORIES LADDER
ANG SHAFT

FABRIKASI KABEL LADDER DI PABRIK


SELESAI LANGSUNG KIRIM KE PROYEK

A SERAH TERIMA SELESAI


A
START

PEMASANGAN PIPA CONDUIT


CEK SPESIFIKASI INSTALASI PENERANGAN DAN
& SHOP DRAWING STOP KONTAK

PENGAJUAN
MATERIAL & SHOP PENARIKAN KABEL INSTALASI
DRAWING PENERANGAN DAN STOP KONTAK SESUAI
SHOP DRAWING APPROVEL
TEST MEGER SELURUH INSTALASI
PENERANGAN DAN STOP KONTAK
PERBAIKAN

PERSETUJUAN
KONSULTAN
PENGAWAS / OWNER
PEMASANGAN LAMPU-LAMPU DAN
STOP KONTAK DAN SAKELAR SESUAI
SHOP DRAWING APPROVEL

ORDER :
LAMPU- LAMPU DAN MATERIAL
INSTALASI LENGKAP
ACCESSORIES

TESTING
COMMISSIONING
SELURUH INSTALASI
LISTRIK
KIRIM KEPROYEK

PERBAIKAN

A
SERAH TERIMA SELESAI
INSTALASI INDOOR

Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa konduit sesuai groupnya

Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut

Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol

Sambungan kabel hanya boleh pada tee dos dan dengan las dop

Merger kabel yang telah terpasang


PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pekerjaan Listrik Sistim Distribusi Tegangan Rendah


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan peralatan, pemasangan,
penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, untuk pekerjaan istrik tegangan
rendah.
Gambar-Gambar Rencana
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan-peralatan seperti :
panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan di lapangan; karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.
Gambar-gambar kerja (shop drawing)
Pemborong harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan tata letak
pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari peralatan, detail-detail dan sebagainya.
Gambar-gambar kerja dan juga catalog, brosur dan tipe peralataan yang akan dipasang harus
diserahkan kepada konsultan pengawas untuk diperiksa.
Shop drawing
Gambar-Gambar Sesuai Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)
Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan
di lapangan.

Standart dan Peraturan


Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti standart dalam PUIL terbitan
terakhir (2000), SPLN, SII atau standart-standart internasional yang tidak bertentangan dangan PUIL.
Disamping itu peraturan/hukum daerah setempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini harus
ditaati pula. Surat ijin bekerja sebagai instalatir dari kelas yang sesuai dengan pekerjaan ini harus
dimiliki secara sah oleh pemborong, satu copy surat ijin tersebut harus diserahkan kepada direksi
segera setelah pekerjaan selesai.
Pemotongan Dan Pembobokan (Cutting & Patching)
Pemborong bertanggung jawab atas penyelesaian/penyempurnaan kembali semua pemotongan dan
pembobokan dari setiap konstruksi bangunan yang diperlukan untuk pekerjaan pemasangan instalasi
elektrikal ini.
Kecuali hanya apabila dinyatakan lain pada gambar, maka setiap pemotongan atau pemasangan harus
mendapat persetujuan tertulis dari pengawas.
Untuk sejauh mungkin menghindari adanya cutting, semua pekerjaan pemasangan insert, sleeves,
raceway atau lubang-lubang harus dilaksanakan selama tahap konstruksi.
Sleeves dan insert
Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk pemasangan instalasi elektrikal harus
dilaksanakan oleh pemborong.
Sleeves cadangan harus dibungkus dan ditimbun dengan memakai grout.
Semua insert beton yang diperlukan untuk pemasangan instalasi peralatan listrik, termasuk inserts
untuk conduits, hanger dan support harus dilaksanakan oleh pemborong.
Proteksi
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca  dan
harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung conduit dan bagian-bagian peralatan
yang tetap tidak dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya kotoran.
Pembersihan Site
Pemborong harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih dan rapi selama
pemasangan instalasi elektrikal ini. Pada saat pelaksanaan pekerjaan instalasi ini selesai pemborong
harus memeriksa kembali keseluruhan pekerjaan dalam keadaan rapi, bersih dan siap pakai.
Pengecatan
Semua bahan dan peralatan yang dicat yang menjadi lecet karena pengangkutan atau pemasangan
harus segera ditutup dengan cat warna yang sesuai sehingga kembali ke kondisi semula.
Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana
Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam keadaan baik dan sesuai
dengan yang dimaksud. Cotoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawings) harus diserahkan
kepada pengawas 14 hari sebelum pemasangan.
Pemborong harus menempatkan secara tugas penuh (full-time) seorang koordinator yang ahli dalam
bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan serupa dan dapat sepenuhnya mewakili pemborong
dengan predikat baik. Tenaga pelaksana harus menangani pekerjaan-pekerjaan ini secara aman, kuat
dan rapi.
Material
Kabel Daya Tegangan Rendah
Kabel Feeder Tegangan Rendah.
1. Type            : NYY
2. Standart        : – SII 0211-78
– SILN 43-1,1981
Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk bulat atau
sektoral, insulasi PVC, selubung sebelah dalam dari PVC, dan selubung terluar dari PVC warna
hitam, warna insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti kode warna dalam PUIL sebagai 
berikut :
*      Phasa    : merah, kuning, dan hitam.
*      Netral    : biru.
*      Ground : hijau kuning.
Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus; sebagai berikut di bawah
ini :
*      Nominal voltage.
*      Type.
*      Ukuran nominal penghantar.
*      Tahun pembuatan.
*      Nama pembuat/merk dagang .
*      Pemeriksaan dan pengujian.
Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :
*      Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
*      Pengujian tahanan dari penghantar
*      Pengujian tahanan insulasi.
*      Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme, kabel metal, kabelindo atau tranka.
Kabel Instalasi Tegangan Rendah.
1. Type            : NYA atau NYM
2. Standart        : – SII 0211-78
– SILN 43-1,1981
Konstruksi
Berinti satu atau tiga, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk bulat atau sektoral,
insulasi PVC, selubung sebelah dalam dan selubung terluar dari bahan PVC; warna insulasi PVC
masing-masing inti harus mengikuti kode warna dalam PUIL 2000 sebagai  berikut :
*      Phasa    : merah, kuning, dan hitam.
*      Netral    : biru.
*      Ground : hijau kuning.
Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus; sebagai berikut di bawah
ini :
*      Nominal voltage.
*      Type.
*      Ukuran nominal penghantar.
*      Tahun pembuatan.
*      Nama pembuat/merk dagang .
*      Pemeriksaan dan pengujian.
Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :
*      Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
*      Pengujian tahanan dari penghantar
*      Pengujian tahanan insulasi.
*      Kabel harus buatan pabrik dalam negeri.
 Panel switchgear tegangan rendah
Type
Metal enclosed, air insulating medium, fixed type, manually operated, mechanically interlocked.
Panel dan komponen-komponennya harus difinish untuk penggunaan di daerah  tropis ( panas dan
lembab, pasangan dalam/indoor use)
Standart
Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standart iec atau standart-standart lainya (NFC,
VDE/DIN, NEMA , BS, JIS)
Konstruksi
*      Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan
solidly grounded.
*      Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya pengoperasian
sakeler-sakelar daya, pemutus tenaga, pemasangan kembali indicator-indicator gangguan, pengecekan
tegangan, dan sebagainya.
*      Switchgear terdiri dari lemari – lemari yang akan digunakan untuk pemasangan peralatan –
peralatan dan penyambungan. Lemari-lemari panel hanya mempunyai bukaan dari sisi sebelah depan.
*      Lemari untuk “panel board” harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan
untuk “panel board” dan sesuai  kebutuhan, sehingga untuk sejumlah komponen panel maupun untuk
sejumlah kabel yang dipakai tidak menjadi terlalu sesak.
*      Kabinet panel terbuat dari bahan pelat baja dengan ketebalan minimum 1,2 mm. Panel-panel
floor mounting / free standing harus diberi pengukat rangka dari baja siku atau kanan dengan
ketebalan 1.5 mm, mempunyai ukuran standart sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan
mudah.
*      Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle (catch) dan kunci (lock).
*      Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut semua mur dan baut harus tahan karat.
Semua bagian dari baja harus bersih dan sandblasted setelah pengelasan, kemudian secepatnya
dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau chromium plating atau dengan zinc chromate
primer. Pengecatan finishing dilakukan dengan dua lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang
disetujui oleh pengawas.
Komponen-komponen panel
*      Busbar
Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.
Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan konduktifitas tinggi (98% atau lebih besar),
dan harus mempunyai kuat hantar arus kontinu yang standart dan sesuai dengan yang dimaksud pada
gambar.
Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
+ phasa      : merah, kuning dan hitam.
+ netral      : biru.
+ ground    : hijau, kuning.
Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan diadakan penyambungan dengan
penghantar pentanahan terhadap lemari panel, rangka dan badan peralatan dari metal, conduits dan
lain-lain.
*      Circuit Breaker (CB)
CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker (MCB) untuk kapasitas lebih
besar dari 100A hingga 300A harus dari type adjusted case (MCCB) dan fixed/bolt-on. Handel
pengoperasian CB harus dapat secara jelas menunjukkan apakah CB pada posisi on, off atau “ triped
“.
CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame  (AF) dan ampere trip (AT) pada temperatur
keliling 40oC, 600V ratings dan kemampuan pemutusan arus hubungan singkat minimum pada 380V
(RMS symmetrical) sesuai seperti yang tercantum dalam gambar.
Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap gangguan ke tanah (ground fault
protection). Produk yang dapat diterima adalah merk MG , AEG atau setara.
Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai sertifikat keaslian barang dari
produsen atau agen resmi yang ditunjuk.
*      Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung. Kumparan contactor harus sesuai
untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan bekerja continue pada 10% tegangan lebih tinggi dan harus
dapat pula menutup dengan sempurna pada  85% tegangan nominal.
Contactor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making current sebesar 15% arus nominal,
dan kemampuan electrical operation sebanyak 2.000.000 kali.
*      Selector Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy duty dan kedap minyak.
*      Lampu Indikator / Pilot lamp
Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak.
Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic, pemasangan secara ulir
dengan diameter ± 2.5 mm, lampu harus type long life.
*      Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas penghalang diantaranya, dengan
rating 600 volts minimum.
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20% terminals untuk cadangan.
*      Name Plate
Name plate harus terbuat dari plastik gravis berlaminasi, putih bagian dalam dan bagian hitam pada
bagian permukaan.
Huruf-huruf  harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.
*      Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang konduktor tidak kurang dari
2.5 mm2, rating tegangan 600 V .
Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri.
1. Pengawatan (Internal Wiring )
Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematik dan rapih. Semua hubungan
kawat harus dilakukan melalui penghubung / terminal khusus.
Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan keduanya diperkuat dengan cara
dipres.
Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan baut serta dilengkapi dengan ring
yang bergerigi tepinya untuk menghindari kemungkinan hubungan menjadi longgar. Pengawatan dari
peralatan-peralatan yang dipasang pada pintu panel yang menuju pada satu kompartemen harus
digabung dalam satu bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat pada pintu dan rangka panel untuk
menghindari gejala pemutaran pada terminal kabel control. Interwiring harus kontinu dari terminal ke
terminal tanpa sambungan, dan setiap kabel control harus diberikan label bernomor yang harus
dicantumkan pada gambar-gambar kerja (shop drawing).
1. Pemeriksaan dan Pengujiaan
Pemeriksaan dan pengujiaan meliputi :
1. Pemeriksaan secara visual (appearance inspection) terhadap kelengkapan peralatan apakah
sudah sesuai dengan yang dimaksud.
2. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle.
3. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
4. Pengujian tahanan insulasi.
5. Pengujian kontinuitas rangkaian.
6. Pengujian dengan tegangan.
 Lampu Penerangan dan Kotak Kontak.
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam
gambar-gambar elektrikal.
1. Type, Standart dan Konstruksi
1. Lampu flourescent (TL)
Semua lampu flourescent dan lampu discharge lainnya harus dikompensasi dengan “power factor
corection capassitor” yang cukup untuk mencapai p.f. 85%-95%.
Kapasitor harus dipasang paralel dan dilengkapi dengan sekring kecil untuk menghindari bahaya
kebocoran kapasitor.
Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna putih atau mengkilap dengan derajat
pemantul yang tinggi.
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal bok harus cukup besar dan dibuat
sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan umur
teknis komponen lampu itu sendiri.
Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna
Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atap klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel
pada ballast atau kapasitor. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0.5mm dicat dasar tahan karat,
kemudian cat akhir dengan cat oven warna putih.
Ballast harus dari jenis yang baik, tidak menimbulkan panas yang tinggi, komponen pengisinya tidak
meleleh, dan memiliki power factor yang tinggi. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam
box lampu, tetapi mudah dibuka untuk diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single lamp ballast (satu ballast untuk satu tabung lampu
flourescent).
Tabung fluorescent harus dengan warna cahaya cool daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap reflector dibuat dari pelat baja dengan bentuk seperti
gambar rencana.
1. Kotak-Kontak Biasa (KKB)
Kotak-kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa. Semua kotak kontak harus memiliki
terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak-kontak harus dari satu type, untuk pemasangan rata
dinding, dengan rating 250 Volts 10 Amp. Semua stop kontak dinding dipasang 30 cm dari lantai.

1. Sakelar dinding
Sakelar biasa harus dari type untuk pemasangan rata dinding, mempunyai rating 250 Volts 10 Amp
dari jenis single gang atau double gang atau multiple gangs (grid switches). Semua sakelar dinding
dipasang 150 cm dari lantai.
1. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM)
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2.
Kode warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL, sebagai berikut :
*      Fasa 1          :         Merah.
*      Fasa 2           :         Kuning.
*      Fasa 3           :         Hitam.
*      Netral            :         Biru.
*      Tanah (ground) :      Hijau – Kuning
1. Pipa instalasi pelindung kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa conduit khusus untuk instalasi listrik, pipa,
elbow, socket junction box dan accessories lainya yaitu pipa flexible harus dipasang untuk melindungi
kabel antara junction box dan armatur lampu.
Semua instalasi kabel yang ada berada dalam pipa pelindung.
1. Pemasangan
1. Lampu – lampu
*      Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh tukang-tukang
yang berpengalaman dengan cara yang benar dan disetujui pengawas seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
*      Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel pada kanal yang
dipasang lengkap dengan penggantungnya.
*      Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan perlengkapan harus sudah siap menyala.
Bebas dari cacat. Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari debu, plastes dan lain lain.
Semua reflector, kaca, panel pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir
harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.
1. Sakelar dan Stop kontak
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan kotak sekelar dinding, harus 150 cm.
Dimana ada lebih dari lima sekelar dinding atau stop kontak ditunjuk pada tempat yang sama, maka
dua deret kotak tunggal, ganda atau “multigang” sesuai dengan kebutuhan harus dipasang satu diatas
yang lain, dan titik tengah deretan-deretan tersebut harus berada 1.50 m diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang ± 20 cm dari pinggir kusen pada sisi
kunci seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh pengawas.
*      Pemeriksaan secara visual (appearance inspection) terhadap kelengkapan peralatan, apakah
sudah sesuai dengan yang dimaksud.
*      Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari peralatan.
*      Pengujian sambungan-sambungan.
*      Pengujian tahanan isolasi.
*      Pengujian pentanahan.
*      Pengujian pemberian tegangan.

Macam-Macam Instalasi
Dalam sistim kelistrikan dikenal dua macam sistim instalasi antara lain :

1. Instalasi Dalam yaitu instalasi dalam adalah instalasi yang digunakan untuk
pelayanan tenaga listrik yang terpasang di dalam gedung–gedung seperti perumahan
yang mendapatkan supplai tenaga listrik dari instalasi jaringan luar.
2. Instalasi Luar yaitu instalasi listrik yang dipasang diluar bangunan seperti penyalur
tenaga listrik dari jaringan distribusi ke konsumen. Instalasi luar ada dua macam yaitu
jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR).
 Jaringan tegangan menengah adalah instalasi listrik penyalur tenaga listrik
yang berawal dari gardu induk sampai ke trafo distribusi. Tingkat tegangan
saluran primer (saluran tegangan menengah) yang umumnya dipakai di
Indonesia adalah tegangan 20 KV.
 Jaringan tegangan rendah adalah instalasi listrik jaringan distribusi sekunder,
dimana jaringan distribusi tersebut langsung terhubung ke Kwh meter
konsumen. Tingkat tegangan rendah saluran sekunder (saluran tegangan
rendah) yang umum dipakai di Indonesia adalah tegangan 380/220 Volt.
Adapun jenis instalasi terbagi atas
1. Instalasi Penerangan

2. Instalasi Daya

Instalasi Daya

Instalasi daya merupakan instalasi listrik yang menggunakan tenaga listrik untuk
melayani mesin-mesin listrik seperti pada motor-motor listrik, pendingin ruangan, lift dan
lain-lain. Adapun peralatan-peralatan yang digunakan pada instalasi daya antara lain :

a. Pengaman
b. Penghantar
c. Kontak-kontak
d. Tombol tekan
e. Kontaktor
f. Panel

Instalasi Penerangan

Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang khusus dipergunakan untuk melayani
beban penerangan. Untuk pencahayaan suatu ruangan didasarkan pada fungsi daripada
ruangan tersebut. Kebutuhan peralatan instalasi penerangan antara lain sebagai berikut :

a. Lampu penerangan
b. Saklar
c. Kontak-kontak
d. Pipa
e. Penghantar
f. Pengaman
g. Kotak sambung
h. Panel hubung bagi (PHB)
i. Fitting
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pemasangan instalasi gedung
bertingkat sebagai berikut :

A. Penghantar

Penghantar adalah bahan yang digunakan untuk menghubungkan suatu titik ketitik
yang lain. Penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah berupa kawat berisolasi
atau kabel. Jenis penghantar yang lazim digunakan adalah tembaga dan aluminium.

1. Kabel Tembaga
Tembaga yang digunakan untuk penghantar pada umumnya tembaga elektrostatis
dengan kemurnian 99,5 %. Tahanan jenis (ñ) yang telah dijadikan standar
internasional sama dengan 0,017241 Ohm mm2/m pada suhu 200 C.

2. Kabel Aluminium
Aluminium untuk beban penghantar harus pula aluminium murni, yaitu dengan
kemurnian sekurang – kurangnya 99,5 %, juga dengan tahanan jenis tidak boleh
melebihi 0,028264 Ohm mm2/m pada suhu 20o C. berat aluminium jauh lebih
ringan dibanding berat tembaga.

3. Rel ( busbar )
Rel mempunyai sifat kaku dan merupakan penghantar pejal yang dibuat dari
berbagai bentuk seperti segi empat, batang, pipa persegi maupun berongga. Rel
dapat dipasang sebagai penghantar tunggal (satu rel perfasa) atau berbagai
penghantar ganda yakni dua rel atau lebih perfasa.

Aluminium lebih ringan dibanding tembaga, namun kekuatan tarik aluminium lebih
kecil dibanding kekuatan tarik tembaga. Untuk itu penghantar aluminium yang ukurannya
besar dan pemasangannya direntangkan memerlukan penguat baja atau paduan aluminium
pada bagian tengahnya.

Pemilihan Jenis dan Ukuran Penghantar

Ukuran luas penampang penghantar dan jenis penghantar yang dipasang dalam suatu
instalasi penerangan maupun instalasi daya ditentukan berdasarkan :
1. Kemampuan Hantar Arus (KHA) dari penghantar.

2. Jatuh tegangan yang diperbolehkan.

3. Temperatur Sekitar dan Sifat Lingkungan.

4. Kekuatan Mekanis Penghantar.

5. Kemungkinan perluasan.

Dalam suatu instalasi baik instalasi daya maupun instalasi penerangan digunakan
berbagai jenis kabel, antara lain :

1. Kabel NYM

Kabel NYM adalah penghantar yang terbuat dari tembaga polos berisolasi PVC, yang
uratnya satu hingga lima. Kalau lebih dari satu, urat-uratnya dibelit menjadi satu dan
kemudian diberi lapisan pembungkus inti dari karet atau plastik lunak supaya bentuknya
menjadi bulat. Lapisan pembungkus inti harus lunak, supaya mudah dikupas pada waktu
pemasangan. Sesudah itu baru diberi selubung PVC berwarna putih. Untuk pemasangan
kabel NYM berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau ditanam
langsung pada plesteran, juga diruang lembab atau basah, ditempat kerja atau
gudang dengan bahaya ledakan atau kebakaran.
2. NYM boleh juga dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari ruangan
konstruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak merusak
selubung luar kabelnya.
3. NYM tidak boleh dipasang langsung dalam tanah.

2. Kabel NYY
Pada prinsipnya susunan kabel NYY sama dengan susunan kabel NYM. Hanya saja
tebal isolasi dan tebal luarnya serta jenis kompon PVC yang digunakan berbeda. Warna
selubung luarnya hitam, uratnya juga dapat berjumlah satu sampai lima. Kabel NYY banyak
digunakan untuk instalasi industri didalam gedung maupun dialam terbuka, disaluran kabel
dan didalam lemari hubung bagi, apabila diperkirakan tidak ada gangguan mekanis. NYY
juga dapat ditanam dalam tanah, asalkan diberi pelindung secukupnya terhadap kemungkinan
terjadinya kerusakan mekanis.

3. Kabel NYFGbY

Penghantar ini adalah jenis penghantar/kabel tanah thermoplastic berperisai yang


paling banyak digunakan di Indonesia. Uratnya terdiri dari penghantar tembaga tanpa lapisan
timah putih,dengan isolasi PVC. Jumlah uratnya kebanyakan tiga atau empat dan kadang-
kadang dua. Urat-uratnya ini dibelit menjadi satu, Kemudian diberi lapisan pembungkus inti
dari karet atau plastik lunak, dan perisai kawat baja pipih berlapis seng. Perisai kawat baja ini
didikat dengan spiral pita baja berlapis seng.

Untuk melindungi perisai dari korosi, kabelnya diberi selubung luar PVC berwarna
hitam. Perisai dan kawat baja itu juga berfungsi sebagai pelindung elektrostatis yang baik,
kerena kabel ini kurang fleksibel, kawat baja pipih ini tidak dapat digunakan perisai kabel
ukuran kecil.

Kemampuan Hantar Arus ( KHA )

Yang dimaksud dengan kemampuan hantar arus adalah kemampuan dari suatu
penghantar untuk mengalirkan nilai arus secara terus menerus pada kondisi tertentu, tanpa
menimbulkan perubahan suhu yang melebihi ketentuan.
Berdasarkan PUIL 2000 nomor 7.3 mengenai pembebanan penghantar, setiap
penghantar harus mempunyai kemampuan hantar arus tidak kurang sama dengan arus yang
akan mengalir melaluinya, yaitu yang ditentukan dengan arus maksimum yang dihitung atau
ditaksir. Dengan kata lain KHA maksimum lebih besar atau sama dengan daripada arus
maksimum.

KHA (maks) = I (maks)

KHA (maks) = FK × KHA sebenarnya

I maks = 1,25 × In

In = S/V

FK = FKt × FKp

Dimana :

In = Arus nominal

S = Daya aktif

V = Tegangan

I maks = I sebenarnya

FK = Faktor Koreksi

FKt = Faktor koreksi temperatur

FKp = Faktor koreksi penempatan

Sedang perhitungan arus nominal (In) dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Perhitungan untuk 3Ø
P
I n= .................................................................. (1)
√ 3 × V ¿ ×cos ∅
atau
S
I n= ............................................................................ (2)
√3 × V ¿

2. Perhitungan untuk 1Ø
P
I n= ......................................................................... (3)
V ln × cos ∅
atau
S
I n= .................................................................................... (4)
V ln
Dimana :

In = Arus nominal

P = Daya aktif (Watt)

S = Daya Semu (VA)

VLL = Tegangan fasa fasa

VLN = Tegangan fasa-netral

Cos  = Faktor daya

Jatuh Tegangan

Yang dimaksud dengan jatuh tegangan atau rugi tegangan adalah tegangan yang
hilang pada penghantar pada saat arus mengalir atau selisih antara tegangan ujung pengirim
dan tegangan ujung penerima.

Makin besar arus dan tahanan pada penghantar, makin besar pula tegangan yang
terjadi. Menurut PUIL 1987 Pasal 412.A.5 susut tegangan antara hubung bagi utama pada
setiap titik beban tidak boleh melebihi 5% dari tegangan pada panel hubung bagi utama.
Jatuh tegangan penghantar dapat dihitung dengan persamaan :

V =I × R ......................................................................................... (5)
L
R=ρ ........................................................................................... (6)
A

Dimana :

V = Jatuh Tegangan (Volt)

I = Arus Beban (Ampere)

R = Resistansi Penghantar ()


 = Resistansi Jenis Penghantar (/mm2)

L = Panjang Penghantar (m)

A = Luas Penampang Penghantar (mm2)

Temperatur Sekitar Penghantar

Adanya perbedaan temperatur dari suatu tempat juga menyebabkan adanya perbedaan
kemampuan hantar arus dari penghantar, dimana untuk temperature sekitar yang berbeda,
maka kemampuan hantar arusnya dipengaharui oleh faktor koreksi temperatur.

Cara Penempatan Penghantar

Cara penempatan penghantar pada suatu instalasi ada beberapa macam, baik secara
berkelompok maupun tunggal, terbungkus ataupun telanjang. Yang mana penghantar tersebut
dapat dipasang langsung pada, di dalam, di bawah plesteran, atau dalam ruangan, bangunan,
konstruksi, rangka, tanah, udara dan sebagainya, asalkan lapisan pelindungnya tidak menjadi
rusak karena cara pemasangan (tergenjet, sobek) dan jika dipasang dalam beton harus
menggunakan pipa instalasi yang memenuhi syarat.

Pemasangan penghantar pada pipa instalasi tidak boleh ada sambungan penghantar.
Penyambungan suatu penghantar harus dilakukan pada kotak sambung atau kotak cabang
yang diperuntukkan bagi maksud tersebut. Untuk kabel yang berbentuk pipih (NYIFY) tidak
boleh dipasang pada bahan yang mudah terbakar, menumpukkan kabel, dipasang pada
ruangan yang terbuat dari kayu dan hanya boleh terpasang pada ruangan kering dan di bawah
plesteran kecuali di dalam rongga pada loteng dan dinding terbuat dari beton, batu atau bahan
lain yang tidak dapat terbakar.

Untuk kabel telanjang hanya boleh dipasang dengan menggunakan isolator yang
berkonstruksi baik dan tepat, baik dipandang dari segi beban mekanis maupun elektris,
kecuali untuk pembumian pada ruang domestik perumahan. Jarak antara penghantar telanjang
dan dinding, serta bagian bangunan konstruksi rangka harus sekurang-kurangnya 5 cm.

B. Sakelar
Sakelar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik. Macam
dan jenis saklar ini bermacam-macam dimana masing-masing disesuaikan dengan
penggunaanya artinya saklar yang biasa dipakai sehari-hari seperti yang terdapat pada
perumahan , sekolah, gedung, dan sebagainya. Setiap saklar yang melayani setiap sirkit
utama atau sirkit cabang mempunyai arus nominal tidak kurang dari kerbutuhan maksimum
dari bagian instalasi yang dilayani sirkit yang bersangkutan, disamping itu arus nominal
saklar, masuk arus mempunyai syarat tidak kurang dari 10 A dan tidak kurang dari kebutuhan
maksimum dari sirkit.
Adapun cara pengoperasiannya adalah dengan menghubungkan dan memutuskan
rangkaian listrimk tersebut ada kalanya saklar tersebut sebagai saklar beban karena memiliki
pemutus sesaat. Pada saat saklr membuka untuk memutuskan rangkaian sebuah penggas akan
direnggangkan. Pegas ini akan menggerakkan kontak-kontak sakelar sehingga dapat
memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat pendek, jadi kecepatan pemutusnya tidak
tergantung pada pegasnya. Pada umumya, sakelar dibuat dari bahan-bahan semacam ebonite
atau PVC keras dengan warna hitam, coklat tua, atau putih.
Dalam pemasangannya, sakelar ada yang diletakkan pada posisi didalam tembok dan
ada juga diluar tembok. Menurut penggunaanya, sakelar terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
saklar deret, system tunggal, system dua kutub, system tukar, system silang, dan sebagainya,
akan tetapi dalam praktek bengkel sakelar yang digunakan adalah :

1. Sakelar Tunggal

Gambar Saklar Tunggal


Saklar tunggal yang fungsi utamanya sebagai saklar ON-OFF (memadamkan
menyalakan). Jenis saklar ini hanya memiliki dua titik hubung yang menghubungkan saluran
fasa dengan lampu atau alat lainnya. Biasanya hantaran yang diputuskan untuk
menghubungkan pada saklar adalah jalur positif. Jenis ini yang paling umum dari saklar
tunggal dan yang paling banyak digunakan adalah jenis saklar tarik (saklar geser) yang biasa
diterapkan diruangan kamar atau saklar bel(saklar tekan) yang biasa digunak
an untuk bel listrik atau saklar baik sebagai saklar ON-OFF.
Saklar mempunyai beberapa persyaratan yaitu harus dapat dilayani secara aman tanpa
menggunakan alat bantu, jumlahnya harus sedemikian rupa sehingga jumlah pekerjaan
pelayanan, pemeliharaan dan perbaikan pada instalasi dapat dilakukan dengan aman.
Kemampuan saklar sekurang-kurangnya sesuai dengan daya yang dihubungkannya tetapi
tidak boleh kurang dari 5 A. Pada praktek bengkel ini saklar yang digunakan pada
pemasangan instalasi penerangan adalah. saklar tunggal, dan saklar tukar, saklar tunggal
digunakan untuk rangkaian penerangan dengan daya satu arah walaupun dalam rangkaian
twrsebut dipasang berbagailampu penerangan yang berbeda tetapi hanya diatur dalam satu
saklar.
Pengaturan satu arah merupakan suatu hubungan seri dari saklar tunggal dengan arah
lampu penerangan dengan satu jaringan sumber tegangan sumber 220 V.
Sedangkan saklar tunggal disebutjuga saklar dua arah kareana mempunyai pengoperasian
sebanyak dua arah, maksudnya saklar ini bisa menghidupkan dan mematikan dari saklar itu
juga. Dalam praktek bengkel kali ini menggunakan dua buah saklar tunggal dimana saklar
tersebut bisa menghidupkan dan mematikan lampu dari dua tempat, biasanya pemasangan
saklar ini dipasang dijenjang atau dijalan gang dan lain-lain.

2. Sakelar Tukar

Selain disebut sakelar tukar umumnya disebut juga saklar dua arah atau saklar hotel
atau system pengaturan saklar dua arah yang memastikan untuk menghidupkan dan
mematikan rangkaian dari satu pemakai atau dapat dilakukan didua tempat terpisah, dalam
system ini pengaturan saklar tukar lampu penerangan dihubungkan seri dengan kedua saklar
tukar dimana kawat penghubungnya bisa disebut dengan kawat penghantar penghubung.
Terminal ”P” dari salah satu saklar dua arah dihubungkan padaterminal aktif. “P” pada dari
saklar lainnya dihubungkan kelampu penerangan oleh penghantar saklar.
Gambar sakelar tukar

Saklar tukar adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan
mematikan lampu dari tempat yang berbeda. Instalasi saklar tukar adalah penggunaan dua
buah saklar untuk meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu dengan cara bergantian.
Rangkaian instalasi penerangan yang menggunakan saklar tukar banyak dijumpai di hotel-
hotel atau di rumah penginapan maupun di lorong-lorong yang panjang. Sehingga saklar
tukar ini dikenal juga sebagai saklar hotel maupun saklar lorong. Tujuan dari penggunaan ini
ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga karena penggunaan saklar ini sangat praktis.

Dibawah ini adalah contoh rangkaian saklar tukar:

Prinsip kerja rangkaian di atas adalah, lampu akan menyala jika kedua saklar berada
pada posisi yang sama, misal posisi saklar berada dibagian kontak atas semua atau kontak
bawah semua. Dapat dilihat dari rangkaian diatas. Sedangkan lampu akan padam jika posisi
saklar berbeda tempat, misal satu saklar berada di kontak atas dan satu lainnya di kontak
bawah atau sebaliknya. Konsep inilah yang menyebabkan saklar bisa dihidupkan maupun
dimatikan dari arah bergantian.

3. Sakelar Tuas
TPDT atau saklar engkol merupakan komponen saklar yang banyak digunakan pada
instalasi tenaga. Biasanya digunakan untuk pengoperasian dua saluran listrik yaitu dari
supplay PLN dan dari supplay Generator atau pembangkit sendiri. Saklar ini digunakan pada
system 3 fase karena memiliki tiga terminal pada setiap partisinya, saklar ini memiliki dua
arah yaitu pada posisi 1,0,II. Supplay untuk penerangan dipasang pada posisi tengah (0) dan
yang lainnya (Idan II) dari sumber tegangan.
C. Stop Kontak

Gambar Kotak Kontak

Stop kontak merupakan salah satu komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai
terminal penghubung antara steker demngan PLN, tipe dan jenis stop kontak bermacam-
macam antara lain ada yang ditan am dalam tembok (IB) dan di luar tembok (OB).
Bentuknya bermacam-macam ada yang bulat dan ada juga yang berbentuk persegi.
Terminal pada stop kotak ada tiga jaluar yaitu untuk jalur positif, untuk jaur negative
dan untuk jalur pentanahan. ((grounding). dengan perkembangan zaman stop kontak ada yang
dilengkapi dengan lampu tanda sekering.

D. Fiting

Fitting adalah suatu alat untuk menghubungkan lampu dengan kawat-kawat jaringan
listrik secara aman. Sambungan lampu dengan kawat-kawat jaringan listrik harus dilakukan
secara aman dan untuk menciptakan keamanan pada pemasangan lampu dapat menggunakan
fitting.

Berdasarkan pemakaiannya bentuk fitting terdapat beberapa macam, yaitu fitting


tempel, fitting gantung, fitting bayonet, kombinasi fitting dengan stop kontak dan lain-lain.
Gambar Fitting

Ada dua jenis pemasangan bola lampu pada fitting yaitu :

1. Sistem ulir (puntikr) yang biasanya digunakan pada lampu-lampu rumah dan
penerangan jalan.
2. Sistem tekan yang biasanya digunakan untuk lampu hias, lampu mobil dan
sebagainya yang umumnya brukuran kecil / berdaya kecil.

E. Lampu
Lampu merupakan komponen yang mengeluarkan dan memberikan sumber cahaya untuk
penerangan. Jenis lampu yang digunakan untuk praktek bengkel adalah lampu pijar, lampu
TL dan lampu tanda.

1. Lampu Pijar
Lampu pijar merupakan lampu yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan
serabut pijar (filamen). Serabut pijar adalah kawat logam halus yang mempunyai hambatan
terhadap arus yang mengalir. Didalam serabut pijar inilah tenaga listrik diubah menjadi panas
dan cahaya.
Bola lampu dibuat dari kaca yang jernih, udaranya telah diambil dari bola sedemikian
rupa hingga tinggal menghabiskan bola lampu hampa udara tanpa terdapat zat asam lagi.
Keadaan seperti ini akan mencegah filamen terbakar habis.

Gambar Lampu Pijar

Jika bola lampu diisi dengan gas argon, maka gas argon itu akan mencegah filamen
menguap. Filamen yang menyala didalam tempat yang diisi gas argon suhunya menjadi lebih
tinggi, sehingga akan lebih banyak menghasilkan cahaya. Untuk membaurkan cahaya yang
kuat dan berpusat pada serabut pijar, banyak lampu-lampu yang dibuat dari kaca buram
seperti kaca putih susu atau kaca berwarna. Jenis lampu ini biasanya dipilih dengan alasan
untuk hiasan, misalnya untuk lampu lantai, lampu meja, lampu taman, atau lampu dinding.

2. Lampu TL
Gambar Armatur Lampu TL

Lampu TL memiliki cahaya yng sejuk dibandingkan lampu pijar sengga


digunakan disebut juga lapu fluorescent atau lampu neon, dari segi cahaya lampu TL
sebagai penerangan untuk kebun hidroponik. Lampu TL terbuat dari kaca dengan
bentuk bulat memanjang serta didalamnya terdapat filament dan gas argon atau air
raksa dan elektroda.
Lampu TL dilengkapi denganTrafo ballast dan Starter. Akan tetapi pada
pratikum kali ini hanya menggunakan lampu pijar saja.

F. Pipa Instalasi

Gambar Pipa instalasi

Pipa instalasi mempunyai fungsi sebagai pelindung terhadap kawat hantar, dengan
jalan memasukan kabel kedalaman pipa agar terlindungi. Pipa yang sering digunakan berupa
pipa paralon yang terbuat dari plastic PVC. Pemasangannya bisa didalam tembok dan diluar
tembok. Hal ini dimaksudkan agar isolasi hantaran terlindungi dengan baik dan lebih
mempunyai daya tahan (awet). Selain itu jenis pipa union sering digunakan pipa in I terbuat
dari pelat besi yang cukup ringan dan mudah untuk dibengkokkan.
Pipa union lebih kuat dari pipa PVC, tetapi pipa union lebih kuat atau jarang
digunakan dari pada pipa PVC, selain itu harganya murah juga ringan serta tahan terhadap
udara lembab, bahkan terlepas dari kemungkinan terjadinya hubung singkat.
Setiap pipa akhirnya memiliki panjang sekitar 4m, jumlah kabel yang boleh dimasukkan
kedalam pipa tergantung pada diameter kabel.
Penggunaan pupa PVC memiliki keuntungan yakni daya isolasinya baik sehingga
mengurangi kemungkinan gangguan tanah, tahan hamper semua bahan kimia, tidak
menjalarkan nyala api dan mudah penggunaanya. Kelemahan pipa ini adalah tidak dapat
digunakan pada suhu kerja normal diatas 600 C. Selain itu ditempat yang diperlukan pipa
PVC harus diberi perlindungan dari kerusakan mekanis, misalnya pada tempat-tempat
penembusan lantai. Syarat umum pipa instalasi adalah harus cukup tahan terhadap tekanan
mekanis, tahanan panas dan lembab serta tidak menjelas kan panas api, selain itu permukaan
luar dan dalm pip harus licin dan rapi.
Keuntungan pipa adalah boleh dihubungkan dengan tanah yang sangat penting untuk
keamanan seperti halnya dalam bengkel konstruksi. Tetapi ada juga, oleh karena sambungan
tidak tepat untuk menganggap suatu pipa sekrup yang dihubungkan dengan tanah sebagai
pengaman yang sempurna untuk mencegah bahaya penyinggungan.
Klem, digunakan sebagai penahan pipa agar melekat kedinding atau langit-langit dan
juga sebagai penahan kontak sambungan , saklar, stop kontak , dan lain-lain. yang ditetapkan
antara klem dengan komponen yang lain adalah 10 cm, jarak klem dengan klem adalah 80-
100 cm sedangkan untuk meninggikan pipa maka digunakan pelana yang dipasang serangkai
dengan klem pipa. Ukuran klem yang digunakan disesuaikan dengan ukuran pipa yang
dipakai.
Elbow, digunakan untuk pemasangan pipa pada belokan-belokan dinding, ukurannya
disesuaikan dengan ukuran pipa yang dipakai bahan elbow terbuat dari besi atau union dan
ada juga yang terbuat dari plastic PVC.

G. Kotak Sambungan

Penyambungan atau percabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus
dilakukan dalam kontak sambungan, hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau
percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk
sambungan yang digunakan pada kontak sambungan ekor babi (pig tail), kemudian setiap
sambungan ditutup dengan lasdop setelah diisolasi. Selain itu pada hantaran lurus memanjang
perlu dipasang kontak sambung lurus setiap panjang tertentu penarik kabel unyuk
memudahkan penarikan hantaran. Pada kontak tarik ini apabila tidak terpaksa hataran tidak
boleh dipotong untuk kemudian disambungkan lagi.

Gambar 3.9 Kotak Sambung

H. Pengaman

Pengaman adalah suatu peralatan yang digunakan pada instalasi listrik yang berfungsi
untuk melindungi manusia atau peralatan yang tersambung pada instalasi itu jika terjadi arus
gangguan akibat dari keadaan yang tidak normal.

Pemilihan pengaman yang baik adalah apabila dalam suatu instalasi listrik terjadi
suatu gangguan, maka hanya pengaman yang paling dekat dengan gangguan itu saja yang
bereaksi. Arus nominal dari pengaman tidak boleh melebihi kemampuan hantar arus dari
penghantar dari tempat yang dilindungi, kecuali bila tidak terdapat pengaman yang
mempunyai arus nominal sama dengan kemampuan hantar arus penghantar, maka dapat
digunakan pengaman yang lebih besar atau setingkat.

Adapun pengaman yang digunakan dalam suatu sistem kelistrikan antara lain :

1. Pengaman Lebur ( Fuse)

2. Miniatur Circuit Breaker ( MCB )

3. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

4. No Fuse Breaker (NFB)


5. Thermal Overlay Relay ( TOR )

Gambar Bentuk MCB 1 Phasa thermal overload dan 3 phasa


I. Panel

Gambar Bentuk Panel


Panel merupakan box atau wadah tempat rangkaian pengontrolan tertentu yang
fungsinya menjaga keamanan dan keselamatan dari rangkaian terhadap gangguan yang
mungkin akan mengganggu atau panel merupakan salah satu pengaman, pengontrolan dan
pusat dari suatu jaringan listrik. Panel berguna untuk memahami suatu rangkaian listrik,
panel tersebut macam-macam pengunaanya adanya yang digunakan sebagai distribusi,
penerangan daya dan lain-lain.
Ada beberapa jenis model konstruksi panel yang dipakai dalam pemasangan instalsi listrik
yaitu :
1. Konstruksi panel rangkaian terbuka
Papan hubungan bagi panel jenis ini tidak memakai tutup pada semua sisi, jadi
bagian yang bertegangan tidak terlindungi terhadap bahaya sentuh sehingga cocok
digunakan pada ruangan yang tertutup (gardu induk perangkat) dan hany aboleh
didekati oleh operator panel tersebut.
2. Panel yang bagian dalamnya tertutup rapi
Pada panel ini operator terhindar dari bahaya srntuh. Pada sisi depan tertutup
rapat, tetapi pada sisi lainnya terbuka. Banyak digunakan dalam ruangan tertentu.
3. Panel jenis cobical
Pada panel jenis ini semua sisi tertutup rapat pada bagian depan dan terdapat
alat-alat listrik diman aoperator dapat mengoperasikan atau mengamati peralatan
tersebut, panel jenis ini banyak digunakan di tempat terbuka atau pemasangannya
lebih tinggi 1 meter keatas.
4. Panel box-box
Panel ini terentuk dari box-box yang terpisah, kemudian diikat menjadi satu nama
bagian yang tegangannya terlindungi. Dalam merencanakan sebuah panel sebuah
rangkaian panel order tertentu harus diamati hantaran listrik(matering selalu pada
permualaan dari suatu diagram) dan hantaran keluar(dimulai dari ukuran yng diakhiri
dengan ukuran kecil), sedangkan diagram rangkaian panel berguna untuk memberikan
informasi yang diperlukan untuk mengoperasikan atau dipahami oleh teknisi lain.
Sistem diagram panel sangat cocok untuk instalasi kecil misalnya untuk gedung-gedung
perkantoran dengan kata lain panel-panel distribusi sederhana dengan 15 hantaran keluaran.
Indentifikasi dari rangkaian-rangkaian dan peralatan tidak hany apenting bentuk diagram,
tetai sama pentingnya untuk untuk diagram rankaian instalasi yang benar dengan lengkap
hanya sebuah elemen rangkaian sudah dilabel dan lengkap hanya sebuah elemen rangkaian
sudah dilabel dan menunjukkan maksudnya. Setiap peralatan perlindungan untuk
menunjukan bagaimanakah rangkaian utama dan bagian konsumen yang harus dilindungi.

Panel hubung bagi adalah kotak yang terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar,
tahan lembab dan kokoh dimana tempat meletakkan dan pemasangan dari peralatan-peralatan
seperti penghantar, MCB, MCCB, NFB, TOR., busbar, panel indikator dan lain sebagainya.
Instalasi-instalasi kecil hanya memiliki satu perlengkapan hubung bagi, yaitu dipasang di
dekat alat ukur PLN atau KWh.

Panel hubung bagi terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan lembab dan
kokoh. Instalasi-instalasi kecil hanya memiliki satu perlengkapan hubung bagi, yaitu
dipasang di dekat alat ukur PLN. Instalasi konsumen dimulai sesudah alat ukur ini.
Pada saluran masuk suatu perlengkapan hubung bagi yang berdiri sendiri, harus ada
sekurang-kurangnya satu saklar. Kemampuan hantar arus saklar masuk ini harus sekurang-
kurangnya sama dengan arus nominal pengamannya.

J. Kontaktor

Gambar Bentuk Kontaktor

Kontaktor adalah komponen pengendali yang digunakan sebagai saklar kontak


yang bekerja memanfaatkan daya magnet . Kontaktor mempunyai 3 kontak utama dan 2
kontak bantu yaitu kontak NO (Normaly Open) dan NC (Normaly Close) kondisi normal
tettutup serta konektor-konektor kumparan magnet.
Tegangan yang terlalu tinggi pada kumpuran kontaktor menyebabkan
berkurangnya atau sering rusaknya kumparan, sedangkan tegangan yang terlalu rendah
menyebabkan tekanan antara kontak-kontak dri kontaktor menjadi berkurang dan dapat
menimbulkan bunga api pada permulaanya yang dapat merasakan kontak-kontak.
Pengoperasian kontaktor biasanya dilengkapi dengan tombol tekan (Push Boton) sebagai
pemasok tegangan awal.
Tombol tekan dihubungkan seri dengan kontaktor, cara kerjanya adalah, apabila
tombol tekan ditekan maka arus yang mengalir dalam coil yang menimbulkan magnet,
sehingga anak kontaknya akan tertarik yaitu anak kontak NO menjadi NC dan anak
kontak NC menjadi NO.
Pada tombol tekan ini bekerja hanya sesaat (selama ditekan) maka dibutuhkan
anak kontak dari kontaktor yang difungsikan sebagai penngunci apabila tombol tekan
dilepaskan maka kontaktor akan tetap beroperasi. Maka dari itu dibutuhkan anak kontak
NO yang dirangkai parallel dengan kontaktor itu sendiri, selain dari anak kontak
kontaktor juga memiliki kontak utama yang mana difungsikan untuk supplay beban yang
diinginkan.

Macam-Macam Peralatan Listrik

Selain komponen diatas, adapun peralatan yang digunakan untuk mengerjakan


suatu instalasi listrik, antara lain :

1. Tang Pengupas

Gambar Tang Pengupas

Berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan digunakan
untuk penyambungan.

2. Tang Buaya
Gambar Tang Buaya

Berfungsi untuk menjepit dan memotong kabel saja.

3. Tang Pemotong

Gambar Tang Pemotong

Berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan ukuran sesuai
dengan benda kerja.

4. Tang Kombinasi

Gambar Tang Kombinasi

Berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang akan dikerjakan seperti
kabel atau kawat yang digunakan pada instalasi penerangan.

5. Tang Pembulat
Gambar Tang Pembulat

Berfungsi untuk membulatkan kabel atau kawat penghantar misalkan pembuatan mata itik.

6. Obeng minus dan Obeng Plus.

Gambar Obeng minus dan Obeng Plus

Berfungsi untuk memutar atau mengencangkan dan mengendurkan skrup / baut yang
digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja.

7. Ragum

Gambar 2.18.10 Ragum

Digunakan untuk menjepit benda kerja agar lebih mudah dalam melaksanakan kerja
terhadap benda kerja, kalau pada instalasi digunakan untuk meluruskan kabel.
8. Mistar Baja.

Gambar Mistar Baja

Mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur benda kerja dengan
menunjukkan perbandingan langsung antara pengukur dengan benda kerja yang diukur.
Alat ini terbuat dari bahan baja putih halus dan luntur serta anti karat. Guna kelenturan
mistar adalah untuk memudahkan mengukur panjang benda yang lengkung.
INSTALASI PENERANGAN

Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian dari peralatan listrik yang saling
berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup system ketenaga
listrikan.Instalasi listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi manusia dan akrab
dengan lingkungan sekitarnya.
Mengingat bahwa listrik dapat pula membahayakan manusia dan dapat menimbulkan
dampak negative terhadap lingkungan, maka selalu diupayakan agar tenaga listrik yang
didistribusikan dapat dilaksanakan secara:
a. Aman bagi manusia dan peralatan
b. Handal dalam arti mampu menyalurkan energy listrik dengan baik bagi
konsumen.

Penerangan Dalam Ruangan


Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu objek secara
visual. Pada banyak industri, penerangan mempenyai pengaruh terhadap kualitas produk.
Tingkat penerangan, baik yang tinggi, rendah, maupun yang menyilaukan berpengaruh
terhadap kelelahan mata maupun ketegangan syaraf. Untuk memperoleh kualitas penerangan
yang optimal IES (Illumination Engineering Society) menetapkan standar kuat penerangan
untuk ruangan.
Pada saat merencanakan penerangan dalam ruangan yang harus diperhatikan pertama
kali adalah kuat penerangan, warna cahaya yang diperlukan, dan arah pencahayaan sumber
penerangan. Kuat penerangan akan menghasilkan luminasi karena factor pantulan dinding
maupun lantai ruangan.
Pancaran cahaya perlu mendapat perhatian pada perencanaan disamping warna yang
dihasilkan sumber cahaya. Sumber cahaya adalah satuan penerangan lengkap yang terdiri dari
lampu beserta perlengkapannya baik untuk operasi kelistrikan maupun untuk mengatur
distribusi cahaya, memposisikan lampu, melindungi serta menghubungkan lampu pada
sumber tegangan.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian perancang penerangan di dalam ruangan
anatara lain.
a. Ekonomi. Jika yang menjadi pertimbangan ekonomi adalah daya (W) maka
efikesi (lm/W) lampu yang akan digunakan harus menjadi pertimbangan.
b. Umur lampu (Life time). Umur lampu dapat dijadikan pertimbangan penggantian
lampu hanya bila ada lampu yang mati dan seberapa ekonomis penggantian secara
berkelompok
c. Memperhitungkan arus cahaya minimum yang akan terjadi selama pemakaian.
d. Warna cahaya lampu
e. Alat bantu yang diperlukan, misalnya : armature, pengontrol.
f. Efek yang mungkin ditimbulkan, antara lain : bayangan, stroboskopis, silau.

Sistem Penerangan

Tidak selalu cahaya dari suatu sumber cahaya dipancarkan langsung ke suatu objek
penerangan atau bidang kerja. Menurut IES terdapat 5 klasifikasi system pancaran cahaya
dari sumber cahaya yaitu:

1. Penerangan Tak Langsung


Pada penerangan tak langsung 90 hingga 100% cahaya dipancarkan kelangit-
langit ruangan sehingga yang dmanfaatkan pada bidang kerja adalah cahaya
pantulan. Pancaran cahaya pada penerangan tak langsung dapat pula dipantulkan
pada dinding sehingga cahaya yang sampai pada permukaan bidang kerja adalah
cahaya pantulan dari dinding.

2. Penerangan Setengah Tak Langsung


Pada penerangan tak langsung 60 hingga 90% cahaya diarahkan ke langit-
langit.Distribusi cahaya pada penerangan ini mirip dengan distribusi penerangan
tak langsung tetapi lebih efisien dan kuat penerangannya lebih tinggi.
Perbandingan kebeningan antara sumber cahaya dan sekelilingnya tetap
memenuhi syarat tetapi pada penerangan ini timbul bayangan walaupun tidak
jelas.
3. Penerangan Menyebar (Difus)
Pada penerangan difus distribusi cahaya keatas dan bawah relative merata yaitu
berkisar 40 hingga 60%. Perbandingan ini tidak tepat masing-masing 50% karena
armature yang berbentuk bola yang digunakan ada kalanya terbuka pada bagian
bawah atau atas. Armatur terbuat dari bahan yang tembus cahaya, antara lain: kaca
embun, fiberglas, plastic. Penerangan difus menghasilkan cahaya teduh dengan
bayangan lebih jelas disbanding yang dihasilkan 2 penerangan yang dihasilkan
sebelumnya. Penggunaan penerangan difus antara lain pada: tempat ibadah.
4. Penerangan Setengah Langsung
Penerangan secara langsung 60 hingga 90% cahayanya diarahkan kebidang kerja
selebihnya diarahkan kelangit-langit.Penerangan jenis ini adalah efisien.
Pemakaian penerangan setengah langsung antara lain pada: kantor, kelas, took,
dan tempat kerja lainnya.
5. Penerangan Langsung
Pada penerangan langsung 90 hingga 100% cahaya dipancarkan ke bidang kerja.
Pada penerangan langsung terjadi efek terowongan (tunneling effect) pada langit-
langit yaitu:tepat diatas lampu terdapat bagian yang gelap. Penerangan langsung
dapat dirancang menyebar atau terpusat, tergantung reflector yang digunakan.
Kebutuhan Lampu Untuk Ruangan

Aspek pencahayaan menentukan kebutuhan lampu, demikian pula teknik instalasi


penerangan dan perawatannya. Rekayasa penerangan dan factor pemakai perlu
diperhitungkan agar didapat kualitas penerangan yang memadai. Factor yng menentukan
kualitas penerangan adalah: kuat penerangan (Lux), distribusi cahaya, silau seminimal
mungkin, arah pencahayaan dan tata letak lampu, warna cahaya dan efek pencahayaan. Untuk
kebutuhan daya dan jumlah lampu di dalam ruangan, yang perlu ditentukan kuat penerangan
yang diperlukan. Standar untuk kuat penerangan pada berbagai ruangan merujuk pada ESI
(Equal Sphere Illumination).
Jumlah sumber penerangan yang diperlukan (n) pada suatu ruangan dapat dihitung
menggunakan persamaan 1.
1,25 . E . A
n= ................................................................................ (7)
Φ .k p
Persamaan 7 dapat dinyatakan dengan bentuk lain sebagaimana persamaan 8.
E. A
n= ............................................................................. (8)
n1 . η . k p . f kc
Dimana:  = arus cahaya tiap lampu (lm)
 = efekisi (lm/W)
1,25 = Faktor pengali, karena E Lampu baru lebih besar sekitar 1,25 kali E
nominal akibat pengaruh pengotoran dan umur pemakaian

A = Luas bidang yang diterangi (m2)

E = Kuat penerangan (lx)

fkc = Faktor kerugian cahaya

kp = Koefisien pemakaian

n1 = Banyak lampu tiap sumber cahaya

Metode pertihungan penerangan untuk keperluan penerangan di dalam ruangan dapat


dilakukan dengan 2 metode yaitu:

1. Metode perhitungan dengan indeks ruang


2. Metode perhitungan dengan daerah ruang (zonal cavity)
Metode yang pertama lazim digunakan di Negara: Nederland, Jerman dan beberapa
Negara Eropa. Sedangkan metode yang kedua lazim digunakan di Amerika Serikat.

Metode Indeks Ruang

Untuk menentukan kebutuhan sumber penerangan suatu ruangan perlu


memperhitungkan indeks bentuk atau indeks ruang. Besarnya indeks ruang dinyatakan
dengan persamaan:
p .l
k= ..................................................................................... (9)
t ( p +l )
Dimana: p = panjang ruang (m)
l = lebar ruang (m)
t = tinggi ruang (m)
k = indeks ruang

Metode Daerah Ruang (Zonal Cavity)

Pada metode ini dibagi menjadi 3 daerah ruang, yaitu: daerah ruang langit-langit,
daerah ruang kamar dan daerah ruang lantai. Langkah perhitungannya sebagai berikut:
1. Daerah ruang langit-langit adalah ruang antara sumber penerangan dengan langit-
langit, daerah ruang lantai adalah ruang antara lantai dengan bidang kerja,
sedangkan daerah ruang kamar adalah ruang antara bidang kerja dengan sumber
penerangan.

Lampu
trll

trk
Bidang
kerja
trl

Gambar Pembagian Daerah Ruang


2. Jika panjang, lebar dan tinggi suau ruangan diketahui, maka perbandingan ruang
(PR) secara umum menggunaan persamaan sebagai berikut:
Luas dinding
PR=2,5 .................................................... (10)
Luas bidang kerja
Sehingga untuk ruang berbentuk persegi panjang:
2,5 ×2 ×t ( p+l )
PR= .............................................................. (11)
p ×l
Sehingga untuk ruang berbentuk lingkaran:
2,5 ×2 ×t × r 5 t
PR= = ......................................................... (12)
r2 r
Perbandingan ruang langit-langit:
p+l
PRLL=5t ¿ ..................................................................... (13)
p×l
Perbandingan ruang kamar:
p +l
PRK =5 t rk ...................................................................... (14)
p ×l
Perbandingan ruang lantai:
p+ l
PRL=5 t rl ....................................................................... (15)
p ×l
3. Untuk mendapatkan nilai pantulan efektif langit-langit menggunakan tabel
koefisien pemakaian berbagai jenis sumber penerangan.
4. Untuk mendapatkan nilai pantulan lantai menggunakan tabel factor pengali selain
reflektasi lantai.
5. Menentukan factor pemakaian (fp) berdasarkan data dari pabrik lampu.

Penerangan Pada Bagunan Publik

Bangunan publik adalah bangunan yang digunakan oleh masyrakat umum seperti
hotel, rumah sakit, arena olah raga dan pusat perbelanjaan. Ruang medis di suatu rumah sakit
dikategorikan menjadi 3, yaitu:
1. Kategori 1 meliputi ruang fisoterapi, perawatan, hidroterapi, ruang praktek dokter
umum dan gigi,pemeriksaan angiografi dan dialisa.
2. Kategori 1E meliputi ruang pembedahan kecil, ruang bersalin, bedah rawat jalan, dan
pemeriksaan intensif.
3. Kategori 2E meliputi ruang persiapan bedah, bedah, pemulihan, bedah gips,
kateterisasi jantung dan bersalin klinis.
Kuat penerangan untuk meja operasi di rumah sakit distandarkan 10,000 hingga
50,000 lx, sedangkan untuk ruang terapi 1000 lx, 100 lx untuk sal, untuk koridor sekitar
ruang pasien 3-5 lx, dan lampu tidur 0.1 lx. Khusus untuk penerangan ruang operasi
disiapkan Genset cadangan sebagai catu daya pengganti khusus (CDPK) atau UPS dengan
maksud agar sumber listrik untuk ruang operasi tidak terputus walaupun terjadi gangguan
suplai listrik dari perusahaan listrik.

Memasang instalasi listrik rumah bertingkat

Penjelasan dibawah ini merupakan cara pemasangan instalasi listrik pada rumah
bertingkat. Hal tersebut dikarenakan banyak sekali instalasi listrik rumah bertingkat yang
sangat susah dalam memperbaikinya. Banyak sekali ditemui titik percabangan instalasi
maupun pipa instalasinya ditanam langsung dalam beton. Alasannya supaya tidak terganggu
dari hal-hal yang dapat merusak instalasi tersebut. Hal tersebut tentu saja ada benarnya, akan
tetapi perlu diingat bahwa lantai beton tempat menaruh saluran instalasi akan sedikit banyak
mempengaruhi kekuatan betonnya. Hal tersebut dikarenakan adanya rongga didalamnya yang
berasal dari pipa instalasi yang ditanam dan rata2 pipa yang ditanam berupa peralon PVC .
Apabila pemasangan instalasinya tidak benar akan mengakibatkan kesusahan dalam
memperbaiki maupun jika akan dilakukan penggantian kabel instalasi. Mengapa demikian..?

 Yang pertama adalah jika suatu hal dalam menanam pipa instalasi terjadi kebocoran
pada pipa (ketika berlangsungnya proses pengecoran) maka akan mengakibatkan
campuran beton masuk kedalamnya sehingga pada akhirnya pipa instalasi tersebut
menjadi buntu alias tersumbat.
 Yang kedua adalah jika sampai titik percabangan juga ditanam pada beton.

Cara pemasangan instalasi rumah bertingkat sebagai berikut :

 Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang berbeda untuk tiap lantai.
 Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai atas(lantai 2,3,dst.) dapat
diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam tembok itu sendiri. Jika
diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan jalur tersebut terlindungi dengan baik.
Anda bisa menggunakan pipa peralon atau bahan lainnya yang tahan terhadap
perubahan cuaca dan yang terpenting harus kedap air. Gambar ilustrasinya baik di
luar maupun didalam tembok terlihat seperti gambar dibawah ini.
 Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi titik sambungnya.
Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk saluran menuju lampu penerangan,
itupun juga jangan dicabangkan didalam beton jika lampu penerangan tersebut
dipasang paralel dengan lampu lainnya. Kita ambil contoh denah sederhana dibawah
ini :

maka ilustrasi gambar realisasi pemasangan yang tampak dari depan akan terlihat
seperti gambar dibawah ini:
dan jika dilihat dari samping maka kotak sambung 1 atau kotak sambung 2 yang
menuju lampu akan terlihat seperti gambar dibawah ini :

Perlu di ingat, pastikan pipa instalasi yang akan ditanam dalam beton harus benar-
benar tertutup rapat alias tidak ada kebocoran, terutama pada daerah sambungan pipa.
Gunakan isolasi pada sambungan pipa untuk lebih melindungi dari kebocoran.
ALAT DAN BAHAN

Instalasi Penerangan

1. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :


a. Obeng + 1 Buah
b. Obeng – 1 Buah
c. Tang buaya 1 Buah
d. Tang kombinasi 1 Buah
e. Gergaji Besi 1 Buah
f. Palu besi 1 Buah
g. Tang potong 1 buah

2. Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan pada praktek instalasi Gedung 3 Tingkat ini adalah :
a. Box panel
b. Kotak hubung
c. MCB 1 Phasa
d. MCB 3 phasa
e. Line-up Conector
f. Lampu Pijar
g. Fitting
h. Sakelar Tunggal
i. Sakelar Seri
j. Sakelar Bel
k. Stop Kontak 1 Phasa
l. Tekong
m. Kabel NYA
LANGKAH KERJA

Langkah Kerja Pemasangan Instalasi Penerangan


Dalam pemasangan instalasi penerangan memang sangat dituntut ketelitian karena
banyak penyambungan kabel yang akan dilakukan pada kotak hubung maka dari itu harus
mengikuti langkah-langkah berikutini nantinya agar dalam pemasangannya tidak terjadi
kesalahan.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk instalasi penerangan.
2. Setelah peralatann dan bahan siap periksa kembali bahan yang dipinjam apakah sesuai
dengan yang dibutuhkan dan cek juga apakah peralatan tersebut dalam kondisi baik.
3. Memasang rel untuk meletakan peralatan yang akan dipakai didalam box panel.
4. Merangkai rangkaian seperti gambar rangkaian
5. Pemasangan yang akan dilakukan terdiri dari 2 group yaitu pemasangan 3 fhase dan
1.
6. Setelah rangkaian selesai beri sumber tegangan 3 fase untuk mengoperasikan
pemasangan instalasi yang telah dirangkai.
7. Setelah memberikan sumber tegangan maka lakukan pengetesan rangkaian tersebut.

A. Langkah Kerja Pemasangan Panel Kontrol


Pemasangan panel daya memang banyak memerlukan peralatan dan memasangnya
haruslah sesuai yang diinginkan karena panel ini berfungsi sebagai supplay tegangan sumber
bagi instalasi penerangan dan instalasi tenaga adapun langkah-langkah yang dibutuhkan :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk memasang panel daya. Pada
tempat yang telah ditentukan.
2. Memasang rewl untuk meletakkan komponen yang akan digunakan.
3. Memasang komponen yang akan digunakan.
4. Pada MCB pertama digunakan untuk sumber tegangan instalasi penerangan.
5. Pada MCB kedua digunaka nn untuk supplay keinstalasi tenaga motor dol.
6. Pada MCB ketiga digunakan untuk suplay kontaktor yang nantinya akan menyupplay
tegangan ke stok kontak 3 fase dan mengoperasikan motor . Dan kontaktor tersebut
dioperasikan dari Ss.
7. Pada MCB keempat untuk digunakan supplay untuk motor segitiga bintanng otomatis.
8. Pada MCB kelima digunakan untuk supplay starting motor putar kiri putar kanan.

 PEKERJAAN ELEKTRONIKA

Pekerjaan Fire Alarm ,Telpon, Sound System

Yang dimaksud pekerjaan Fire Alarm Telpon dan Sound System adalah pekerjaan
pemasangan instalasi sistem deteksi dini untuk kebakaran dalam gedung dan sistem
komunikasi dengan orang lain

a. Proses Pelaksanaan.

a.1. Handling.

Untuk material – material fire alarm, telpon dan Soun System (conduit, kabel,
klem), karena dimensinya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat maka untuk
pekerjaan yang dekat dengan gudang, pengangkutannya dapat menggunakan
tenaga manusia. Tetapi untuk yang lokasinya jauh maka pengangkutannya
dapat menggunakan bantuan mobil pengangkut.

a.2. Pemasangan / Pelaksanaan.

  pekerjaan instalasi Fire Alarm, Telpon dan Sound System dapat segera
dimulai .

 Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel untuk
Fire Alarmn dan Telpon dapat segera dimulai sesuai shop drawing yang
disetujui.

 Test tahanan kontinuitas.

 Pada saat pekerjaan bata (dinding), sparing dan wiring Fire Alarm dan
Telpon dipasang pada dinding dimana titik Fire Alarm (bell, manual
station, dll) dan titik outlet Telpon nanti diletakkan.

 Setelah dinding dilakukan finishing, ceiling sudah terpasang dan kondisi


keamanan sudah terjamin (ruangan terkunci) maka titik Fire Alarm dan
Detector, Outlet Telpon dapat segera dipasang.

 Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke terminal box Fire


Alarm dan TB Telpon di masing – masing lantai.

 Connection terminal box per lantai dengan MDF Fire Alarm, MDF Telpon,
dan MDF Sound System

 Test fungsi.
b. Pengetesan.

Untuk pekerjaan ini dilakukan test kontinuitas.

3. TESTING DAN COMMISIONING.

Sesuai dengan standart yang ada dalam elemen – elemen ISO 9001, maka
pekerjaan Inspection and Test adalah suatu item yang harus menjadikan concern bagi
pelaksanaan pekerjaan ini. Didalam pelaksanaan nantinya kami merencanakan Tahap
Pekerjaan Inspection and Test sebagai berikut :

1. Incoming Inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat penerimaan barang dari vendor /
supplier, hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa barang yang dikirim / yang
kami terima adalah barang yang benar – benar sesuai dengan spesifikasi, kebutuhan
dan pesanan.

2. Inprocess Inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan . Dengan


demikian maka apabila terdapat kesalahan dalam proses pekerjaan dapat dideteksi
sejak dini.

3. Final Inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat pekerjaan telah selesai. Hal ini untuk
memastikan bahwa semua pekerjaan atau peralatan yang dipasang sesuai dengan
rencana.

4. General Testing dan Commisioning.

Pada tahap ini pelaksanaan Partial Test maupun General Testing dan Commisioning
dilakukan oleh Kontraktor dengan disaksikan oleh Konsultan / Owner.

PT. REMBIGA INDAH

Tonny Olke Telap


Pimpinan Cabang

Anda mungkin juga menyukai