Anda di halaman 1dari 129

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Metode pelaksanaan ini diajukan kami di dalam memulai suatu pekerjaan yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan kerja pada proyek Pembangunan Laboratorium Lapang Sekolah Vokasi Kampus
Sukabumi yang terletak di lokasi Jl. Sarasa, Kec. Cibeureum – Sukabumi, tahun Anggaran 2019.

Tujuan pembuatan metode pelaksanaan kerja ini adalah sebagai acuan/arahan dalam melaksanakan
pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik biaya, mutu dan waktu.
Metode Kerja ini mencantum sistem kerja lapangan yang akan dipakai mulai dari awal proyek hingga
selesainya proyek yang dimulai dari Site Management hingga Quality Control serta hubungan unsur-
unsur pelaksanaan proyek yang terkait selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Dengan adanya
perencanaan metode yang tetap/baik, maka diharapkan proyek dapat diselesaikan dengan baik.

B. DATA PROYEK

Nama Proyek : Pembangunan Laboratorium Lapang Sekolah Vokasi Kampus Sukabumi.


Lokasi Proyek : Kampus Vokasi IPB Kota Sukabumi, Jl. Sarasa, Kec. Cibeureum –
Sukabumi
Waktu Pelaksanaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender
C. PENDUKUNG PELAKSANAAN PROYEK

Waktu penyelesaian Jasa Konstruksi Pembangunan Laboratorium Lapang Sekolah Vokasi Kampus
Sukabumi ini direncanakan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender, dalam pelaksanaannya
akan didukung oleh unsur-unsur terkait, sehingga akan didapat kinerja yang maksimal.

Pada pelaksanaan proyek ini, dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan yang sesuai
dengan batasan biaya, waktu dan mutu yang telah ditentukan, kami didukung oleh:
1. Sumber daya manusia yang capable sesuai keahlian dibidangnya.
2. Alat / equipment yang digunakan sesuai jenis, kapasitas dan jumlahnya.
3. Rekanan dan supplier yang dilibatkan sesuai dengan bidangnya.
4. Tenaga kerja yang terampil.

D. TUJUAN

Pekerjaan Jasa Konstruksi Pembangunan Laboratorium Lapang Sekolah Vokasi Kampus Sukabumi
mempunyai Tujuan Antara Lain :
1. Membangun Laboratorium Lapang Pertanian, Membangun Laboratorium Lapang Peternakan,
Pembangunan Laboratorium Lapang Perikanan Dan Prasarana Lingkungan.

E. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam Dokumen Kontrak adalah Pekerjaan Jasa Konstruksi
Prasarana Pendukung Laboratorium Lapang Kampus Vokasi IPB di Kota Sukabumi :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
- Dokumentasi Proyek
- Kantor Direksi Keet
- Gudang dan Los Kerja
- Penyediaan Air untuk MCK dan Pekerja
- Papan Nama Proyek
- Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
- Penyediaan Listrik
- Pekerjaan Pembersihan

2. PEMATANGAN LAHAN (CUT AND FILL) KAWASAN AREA BELAKANG GEDUNG


EXISTING
 Pekerjaan Pasang Patok dan Pengukuran
 Pekerjaan Cut and Fill menggunakan Alat Berat
 Pekerjaan Galian Tanah
 Pekerjaan Urugan Tanah
3. PEKERJAAN LABORATORIUM LAPANG PERTANIAN
- Bangunan Green House
 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal
- Bangunan Prosesing dan pengantar praktikum
 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Atap dan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal

- Bangunan Gudang pelatan dan bahan


 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Atap dan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal

- Bangunan Gudang penyimpanan benih


 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Atap dan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal
- Lantai jemur
 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
- Menara Air lengkap Pompa dan Sumur
 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Pondasi
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Finishing
 Pekerjaan Pompa dan Galian Sumur
 Pekerjaan Lain – Lain
- Instalasi listrik jaringan ke gardu induk Lab. Lapang Pertanian.
 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Jaringan Listrik Rumah Dinas

4. PEKERJAAN LABORATORIUM LAPANG PETERNAKAN


- Bangunan Kandang Sapi
 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Konstruksi Baja Kolom dan Atap
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Saluran Keliling Bangung
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal

- Bangunan Laboratorium pengolahan hasil ternak dan ikan


 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Atap dan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal

- Bangunan Pabrik pakan mini ternak dan ikan


 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Atap dan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal

- Bangunan Ruang Penyimpanan Hasil Ternak + Ruang Pengantar Praktium


 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Atap dan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal

- Bangunan Gudang peralatan dan Rumah Jaga


 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Atap dan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal

- Bangunan Penetasan
 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Atap dan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal

- Menara air lengkap pompa dan sumur


 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Pondasi
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Finishing
 Pekerjaan Pompa dan Galian Sumur
 Pekerjaan Lain – lain

- Instalasi listrik Lab. Lapang Peternakan


 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Jaringan Listrik Rumah Dinas

5. PEKERJAAN LABORATORIUM LAPANG PERIKANAN


- Kolam Tandon air tawar
- Saluran pemasukan Kolam
- Saluran pembuangan Kolam
- Kolam kecil
- Kolam sedang
- Kolam besar
- Bangunan Hatchery indoor Ikan konsumsi
- Tangki Outdoor
- Bangunan Rumah operator/Jaga
- Bangunan Gudang peralatan dan pakan
- Kolam air limbah/IPAL (Filter)
- Menara air lengkap pompa dan sumur Lab. Perikanan
- Instalasi Listrik Lab. Lapang Perikanan

6. PEKERJAAN PRASARANA LABORATORIUM VOKASI


- Sewage Treatment Plant (STP) Laboratorium
- Jalan Utama
- Jalan Lingkungan
- Dinding penahan tanah batu kali di area Kolam depan Gedung Existing
- Bangunan Pos jaga
- Instalasi listrik Jaringan

Yang secara teknis dalam RAB tersirat sebagai berikut :

- Pekerjaan Persiapan
 Dokumentasi Proyek
 Kantor Direksi Keet
 Gudang dan Los Kerja
 Penyediaan Air untuk MCK dan Pekerja
 Papan Nama Proyek
 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
 Penyediaan Listrik
 Pekerjaan Pembersihan

- Pekerjaan Pematangan Lahan


 Pekerjaan Pasang Patok dan Pengukuran
 Pekerjaan Cut and Fill menggunakan Alat Berat

- Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Galian Tanah
 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
 Pekerjaan Urugan Pasir
 Pekerjaan Pemadatan Tanah

- Pekerjaan Struktur
 Pekerjaan Pondasi
 Pekerjaan Lantai Kerja
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Konstruksi Baja
 Pekerjaan Atap

- Pekerjaan Arsitektur
 Pekerjaan Pasangan Dinding Hebel
 Pekerjaan Pasangan Bata
 Pekerjaan Plesteran
 Pekerjaan Acian
 Pekerjaan Pasang Keramik Lantan & Dinding
 Pekerjaan Kusen Alumunium
 Pekerjaan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Waterproofing

- Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Air Bersih
 Pekerjaan Air Kotor
 Pekerjaan Sanitair
 Pekerjaan IPAL
 Pekerjaan Pompa dan Galian Sumur

- Pekerjaan Elektrikal
 Pekerjaan Distribusi Kabel
 Pekerjaan Panel Tegangan Rendah
 Pekerjaan Instalasi Penerangan dan Stop Kontak
 Pekerjaan Armature Lampu

- Pekerjaan Sarana Penunjang


 Pekerjaan Penyambungan Daya Listrik + Instalasi
 Pekerjaan Saluran
 Pekerjaan Dewatering
 Pekerjaan Perkerasan Beton
 Pekerjaan Trotoar dan Median Jalan
 Pekerjaan Penerangan Jalan Umum

BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

Suatu Proyek dapat berjalan baik, lancar dan terjaga mutunya bila semua pihak yang berkaitan, baik
kantor maupun lapangan saling bekerja sama, saling membantu dan saling mendukung. Selain itu,
koordinasi antara pelaksana proyek dengan pengawas lapangan/manajemen konstruksi (MK) dan
pemberi tugas berjalan dengan baik. Hubungan kegiatan yang terjadi dalam suatu proyek dapat
dilihat pada ilustrasi di bawah ini, yang menjelaskan bagaimana proyek dapat diselesaikan dengan
baik.

PENGOLAHAN SDM - PENGOLAHAN KEUANGAN - MANAJEMEN MUTU


PENYERAHAN PROYEK - PELAKSANAAN PROYEK - PENERAPAN TEKNOLOGI

Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan urutan kerja yang simultan maka
pelaksanaan pekerjaan dibuat rencana kerja sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan
mengidentifikasi masalah – masalah yang akan timbul selama pelaksanaan proyek.
Pelaksanaan proyek ini meliputi beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan.
Yang dimaksud dengan perencanaan meliputi penyiapan rencana kerja, gambar-gambar teknis,
dokumen kontrak dan lain-lain. Sedangkan tahap pelaksanaan dimulai dengan penandatanganan
kontrak sampai dengan saat penyerahan pekerjaan terakhir (Serah Terima Pekerjaan) kepada pihak
pemberi tugas.

A. TAHAP PERENCANAAN

Tahapan ini adalah tahapan perencanaan dalam melaksanakan suatu proyek yang akan dibagi
menjadi berapa pekerjaan diantaranya :

1. Menyusun Bagan Organisasi Proyek


Bagan organisasi proyek yang direncanakan untuk melaksanakan pekerjaan, disesuaikan dengan
syarat–syarat yang tercantum dalam RKS, di mana semua personil yang terlibat telah mempunyai jam
terbang yang cukup dan kompeten dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Pengaturan Proyek
Sebelum Pelaksanaan proyek dimulai maka diadakan pengaturan awal proyek antara pimpinan
proyek dan staf pelaksana proyek yang terkait untuk melakukan koordinasi dengan
Pemberi Tugas (Owner) dan juga dengan Pengawas Lapangan.

STAP LAPANGAN

PENGAWAS KEPALA PROYEK PEMBERI TUGAS


LAPANGAN

INSTANSI TERKAIT

Pengaturan awal proyek yang dilakukan adalah sebagai berikut :


a. Penentuan lokasi kerja dan penempatan sarana / prasarana awal seperti:
- Kantor proyek
- Gudang
- Listrik Kerja
- Air Kerja, dll.
- Penempatan material.
b. Penentuan peil banjir.
c. Penentuan jalan keluar / masuk material dan peralatan proyek.
d. Format administrasi yang akan dipakai.

3. Managemen Site

Management site disini meliputi pengukuran (site), pembersihan lahan, pengaturan tata letak baik
papan nama proyek, direksi keet, gudang, barak kerja, wc sementara untuk pekerja, air buangan
penempatan material, alur sirkulasi kendaraan proyek dikondisikan agar mobil yang masuk/keluar
dapat manuver sampai 180º, tenaga kerja dan sebagainya, agar dalam Pelaksanaan Pembangunan
Laboratorium Lapang Sekolah Vokasi Kampus Sukabumi ini dapat berjalan sesuai waktu/jadwal
yang telah direncanakan. Untuk penempatan direksi keet dibuat se–strategis mungkin, agar dari direksi
keet tersebut dapat memantau kegiatan pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung. Untuk
penempatan material pendukung pembangunan tersebut diatur sedemikian rupa baik dari segi
pengiriman material kelokasi kerja, sehingga tidak terjadi penumpukan material yang berlebihan.

4. Pencegahan Dampak Lingkungan

Mensosialisasikan serta berkoordinasi dengan pihak Owner, untuk memberitahukan bahwasanya


akan diadakan Pekerjan Pembangunan Laboratorium Lapang Sekolah Vokasi Kampus Sukabumi.
Pada pelaksanaan pekerjaan tersebut diprediksi akan menimbulkan terjadinya kebisingan
ataupun getaran akibat pekerjaan proyek (khususnya pada tahap pemancangan pondasi) serta adanya
lalulintas kendaraan material proyek dan aktifitas tenaga kerja yang mungkin akan menimbulkan
dampak lingkungan di sekitarnya. Untuk itu, kami dari pihak kontraktor akan berusaha semaksimal
mungkin dapat memproteksi pekerjaan tersebut dan meminimalisir/mengurangi getaran ke daerah
lingkungan sekitar dengan cara menggunakan alat-alat yang sesuai spesifikasi untuk mengurangi
kebisingan dan getaran pada proses pekerjaan serta membuat, bedeng pekerja beserta sanitasinya,
serta mengatur sirkulasi lalulintas material.

5. Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pembuatan Rencana Kerja (Kurva ‘S”)


Penjadualan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan dalam suatu proyek dan
penyusunan kegiatan tersebut hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan.

b. Pembuatan Network Planning


Dari network planning ini akan diketahui lintasan kritis pekerjaan, sehingga kontraktor dapat lebih
mengetahui pekerjaan yang harus didahulukan dan mempersiapkan lebih awal hal-hal yang
mendukung pekerjaan.

Kami sebagai kontraktor juga memperkirakan kapan bahan dan peralatan yang akan digunakan
didatangkan ke lokasi proyek sehingga dapat mengatur dan memprediksikan lebih awal pengaturan
dan penempatan bahan dan peralatan secara tepat waktu dan efisien.

c. Jadwal Pengadaan Alat- alat dan Bahan/Material


- Bahan/Material yang diperlukan untuk tiap item pekerjaan
- Jenis dan kapasitas alat yang dipakai
- Volume pekerjaan yang menggunakan alat dan bahan tersebut
- Durasi waktu pelaksanaan

6. Pengajuan Perijinan

a. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja


Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan sistem
mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan tahapan pekerjaan,
agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari terjadinya
pekerjaan bongkar pasang yang berakibat pada keterlambatan dan penambahan biaya.

b. Gambar Kerja (Shop Drawing), As Built Drawing dan Dokumentasi


- Pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan diawali dengan pembuatan usulan shop drawing untuk
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
- Shop Drawing dibuat oleh Site Engineer (masing-masing bidang) dan
ditandatangani oleh Project Manager sebelum diserahkan ke Konsultan Pengawas.
- Shop Drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas di-distribusikan ke masing-
masing Pelaksana Proyek untuk dijadikan acuan pelaksanaan tiap jenis pekerjaan.
- Hasil pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan dituangkan dalam As Built Drawing.
- Setiap tahapan suatu jenis pekerjaan dibuat dokumentasinya untuk keperluan laporan
pelaksanaan proyek.
- Kegiatan pembuatan shop drawing, as built drawing, dokumentasi berlangsung sejak
proyek dimulai hingga berakhirnya masa pelaksanaan proyek.

c. Material / Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material/bahan yang akan dipergunakan diajukan contoh untuk
mendapat persetujuan dari MK/Pengawas. Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan
ini dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada
persyaratan/RKS dan ketentuan teknik. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji
yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.

B. TAHAPAN PELAKSANAAN

Tahapan ini dimulai pada saat tanda tangan kontrak dan berakhir pada saat penandatangan Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan.

Adapaun Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dijelaskan pada Bab III yang menguraikan tahapan
pekerjaan utama, alat yang dipakai, bahan yang dipakai beserta metode pelaksanann pekerjaannya
Tahapan Pelaksanaan di laksanakan dalam waktu 180 (seratus delapan puluh hari kalender) yang
dimulai dari pekerjaan persiapan dan di akhiri dengan pekerjaan finishing.

Dalam melaksanaan pekerjaan Pembangunan Laboratorium Lapang Sekolah Vokasi Kampus


Sukabumi banyak faktor yang mempengaruhi akan ketepatan waktu untuk penyelesaian pekerjaan hal
ini akan dibahas di BAB IV.

C. TAHAPAN PEMELIHARAAN

Tahapan Pemeliharaan adalah Tahapan yang dilaksanakan sesudah Tahapan Pelaksanaan dengan
jangka waktu 6 (enam) bulan setelah BAST di tanda tangani, selain itu kontraktor menyiapkan Jaminan
Pemeliharaan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan di cover dengan Bank garansi yang di pegang
oleh PPK dari pekerjaan tersebut.
BAB III
URAIAN PEKERJAAN UTAMA

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan disini meliputi Dokumentasi Proyek, Direksi Keet, Gudang dan Los Kerja, Air
untuk MCK dan Pekerja, Papan Nama Proyek, Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat, Penyediaan
Listrik, Pekerjaan Pembersihan, Dll. Dalam pekerjaan persiapan dilaksanakan pembuatan direksi keet
dibuat se strategis mungkin, agar dari direksi keet tersebut dapat memantau kegiatan pelaksanaan
proyek yang sedang berlangsung, gudang, papan nama, kemudian demobilisasi peralatan berat,
sehingga dalam pekerjaan Pembangunan Laboratorium Lapang Sekolah Vokasi Kampus
Sukabumi tersebut dapat menunjang pelaksanaannya serta dapat berjalan sesuai rencana.
Gambar Site Plan

A. Dokumentasi Proyek
Administrasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan untuk
mengetahui, mendata, mengusulkan dan merekam hasil pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
sehingga dapat mengevaluasi kegiatan pekerjaan secara nyata. Kegiatan proses administrasi
harus mengikuti prosedur manajemen yang telah disepakati dan disetujui secara bersama oleh
direksi, pengawas dan kontraktor. Proses administrasi dimulai dari penyusunan dokumen kontrak
(berisikan berkas pelelangan, penunjukan/penetapan pemenang tender, penandatangan kontrak),
pelaksanaan pekerjaan, sampai pada PHO dan FHO. Selama proses pelaksanaan kerja,
administrasi terus berjalan antara lain:
 Kegiatan rapat (agenda), Notulen dan Berita Acara rapat teknis dan rapat pimpinan,
 Pembuatan shop drawing/gambar rencana pelaksanaan, metoda pelaksanaan, jadwal
pekerjaan (personil dan peralatan/bahan) dan as built drawing/gambar pelaksanaan.

Request pekerjaan, quality dan quantity bahan yang digunakan, keadaan cuaca, kendala yang
dihadapi dan volume hasil pekerjaan (laporan Harian).
 Laporan Mingguan dan Bulanan oleh Konsultan Pengawas/supervisi,
 Addendum (jika ada),
 Pengajuan termijn pekerjaan,
 Menyiapkan 1 (satu) berkas dokumen (gambar kerja. RKS pekerjaan) dalam
pelaksanaan di lapangan.

Foto proyek dibuat 4 tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi eksisting), saat pelaksanaan
pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan. Pemotretan dilakukan dengan latar belakang yang
sama yang dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting), 30%, 60% dan 100% (selesai
pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn, kemudian disusun/dimasukkan ke dalam laporan
pengajuan termijn/progress dan ke dalam album sebagai dokumentasi. Pengambilan foto proyek
dilakukan secara terus menerus sampai proyek selesai, terutama apabila ada momen-momen
tertentu yang dianggap penting.

B. Kantor Direksi Keet


Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor ukuran 12,96 m2,
Ruang rapat Ukuran 5x4m, serta Toilet.

Konstruksi Direksi Keet sesuai dengan RKS dengan Rangka Kayu Borneo, Lantai Plesteran,
Dinding Double Plywood dan atap asbes gelombang. Memiliki fasilitas air dan penerangan listrik
serta 2 Meja Kerja ½ Biro dan 2 Kursi, 1 Meja Rapat uk. 120 x 240 cm dan 10 Kursi, 1 White
Board ukuran 120 x 80 cm dan 1 Rak Arsip gambar.

Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara oleh Konsultan Pengawas dan dipakai sewaktu-
waktu perlu dilakukannya rapat kerja
C. Gudang dan Kantor Kontraktor
Gudang dan Kantor Kontraktor dibuat dengan ukuran 4 x 8 m, Untuk Gudang penyimpanan bahan
ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan
tersebut.
Untuk gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban
atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30
cm dari permukaan tanah

Untuk Ruang kantor didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule, struktur
organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran dan laporan harian proyek. Ruang ini
digunakan sebagai kantor sementara kontraktor

Semua Fasilitas Bangunan Fasilitas Pendukung adalah bangunan sementara dan tidak
Permanen, berlantai semen dinding Triplek, atap Asbes Gelombang dan dilengkapi, Penyejuk
Udara dengan Daya Listik

D. Los Kerja
Fasilitas ini dibangun masing masing untuk pelaksanaan Pekerjaan Fabrikasi Pekerjaan Besi,
Kayu, Aluminium dan Lainnya. Los Kerja Besi merupakan tempat untuk pemotongan maupun
pembengkokan besi sesuai dengan petunjuk pada gambar kerja (shop drawing), sementara Los
Kerja Kayu digunakan untuk tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya, dan Los
Kerja Alumunium adalah untuk pembuatan Kusen alumunium.

Pekerjaan Persiapan Lapangan ini direncanakan selesai pada Minggu Ke 2 (dua)


Kebutuhan Tenaga untuk Pekerjaan Direksi Keet , Loos Kerja dan Gudang .
Volume Luasan = 50 m2
Produktivitas Tenaga Pekerja = 2 m2 / org / hari
Jumlah Tenaga yang dibutuhkan = 25 orang
Pekerjaan dilaksanakan Pada Minggu ke 1
Maka Jumlah Tenaga / minggu = 25 Orang atau 4 orang / hari
Perlengkapan K3 :
APD : Rompi, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Helm.

E. Air Kerja
Air kerja sangat diperlukan selama pekerjaan berlangsung, antara lain:
• penyiraman tanah ketika saat melakukan pemadatan,
• kebutuhan air untuk beton,
• kebutuhan air untuk perawatan beton yang telah selesai pengecoran,
• pembersihan alat dan bekesting,
• kebutuhan air untuk pekerja (toilet, mandi dsb).

Air untuk pekerjaan ini disediakan dengan cara membuat sumur pantek dengan memakai pompa
kerja. Air disalurkan melalui selang ke tong-tong air untuk cucian dan juga ke bak mandian dsb. Air
melalui selang dipakai untuk langsung disemprotkan ke bagian pekerjaan yang membutuhkan
penyiraman.

F. Listrik Kerja
Listrik untuk keperluan kerja disediakan/diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat
atau dengan menggunakan alat Generator/Genset, selama masa pembangunan dengan daya
yang cukup.

Pembuatan sumur pantek untuk mendapatkan air dan penggunaan listrik PLN selama
pelaksanaan kerja dengan terlebih dahulu mendapat ijin dan sepengetahuan Pengawas
Lapangan.

G. Papan Nama Proyek


Papan nama ini berisi nama pemilik proyek, nama proyek, nama konsultan, pengawas, nama
kontraktor, nilai kontrak dan waktu pelaksanaan. Papan nama ini berfungsi memberi informasi
secara tertulis kepada masyarakat sekitar bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah
bangunan. Papan nama ditempatkan di depan lokasi proyek menghadap jalan utama agar
dapat terlihat dan terbaca dengan jelas dari luar lokasi proyek. Papan nama proyek dibuat pada
masing – masing lokasi proyek.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
1. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
2. Multipleks dipotong sesuai ukuran.
3. Pasang kayu vertikal di belakang multiplesk dan dipaku.
4. Cat dasar multipleks dengan warna putih dan dengan tulisan cat warna hitam.
5. Setelah tulisan jadi, tegakkan papan nama dengan menancapkan pada tanah.

H. Mobilisasi dan Demobilisasi


1. Mobilisasi Personil/Tenaga Kerja.
Selain tenaga personil inti yang telah ditentukan proyek juga dibutuhkan tenaga kerja lainnya,
seperti: pekerja bangunan, surveyor dan mandor yang disesuaikan dengan kebutuhan item
kerja yang berjalan. Khusus untuk petugas keamanan dibutuhkan 6 orang, yang bertugas
secara bergantian (tugas siang dan malam).

2. Mobilisasi & Demobilisasi Peralatan


Mobilisasi/pengiriman peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi keterangan tentang
lokasi peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan.
Setiap pengiriman alat harus dilengkapi dengan surat pengiriman (surat jalan dsb) dan alat
benar-benar telah diperiksa kelayakannya. Selanjutnya alat akan ditempatkan pada lokasi yang
aman/dalam base camp dan dekat dengan lokasi proyek agar mudah digunakan dalam
pekerjaan nantinya.

Peralatan yang wajib didatangkan pada pekerjaan proyek ini antara lain:
- Peralatan pengangkut material urugan dan hasil galian: Alat/mesin pancang, dump truck,
menara crane Crane, Truk Ready Mix, Concrete Pump,Dumpt Truk
- Peralat pemadatan perkerasan: stamper.
- Peralatan ukur tanah: theodolith/waterpass, kaki tiga (three-pod), unting, bak ukur,
meteran.
- Alat bantu : cangkul, plongki, linggis, ATK/komputer, printer dsb.
Kami akan mengadakan perlengkapan-perlengkapan lain untuk menunjang kelancaran
dalam pelaksanaan pekerjaan, seperti :
 Pengadaan alat komunikasi lapangan yang lengkap
 Pembuatan dan pengadaan shop drawing dan as built drawing
 Perlengkapan lainnya yang diminta dalam dokumen pelelangan.

I. Pekerjaan Pembersihan
Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya
pepohonan, tunggul dan akar – akar pohon, batu – batuan atau puing – puing bekas bangunan
harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang – barang
yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

J. Pembuatan Pagar Pengaman Proyek


a. Pihak Kami akan membuat pagar sementara di sekeliling areal proyek guna mencegah
gangguan aktivitas konstruksi. Pagar terbuat dari seng gelombang/banner dengan tiang kayu
dan gelagar kayu dan dicat. Pondasi tiang terbuat dari beton dan berjarak sekitar 2m’ antar
tiang. Pintu depan harus dibuat gerbang yang mudah dibuka – tutup.

b. Menjadi tanggung jawab kami untuk melaksanakan pemeliharaan pagar sementara selama
pelaksanaan konstruksi. Pagar sementara harus diperbaiki apabila terjadi kerusakan

K. Pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing)


Shop drawing (Gambar Kerja) adalah merupakan Acuan bagi pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
Gambar kerja yang kami buat akan kami ajukan ke Konsultan Pengawas, gambar kerja dibuat
berdasarkan acuan dari gambar perencanaan, gambar kerja yang sudah disetujui akan diserahkan
ke pelaksana di lapangan untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan pekerjaan.

L. Pengajuan Ijin Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan (Work Request)


- Untuk Setiap Tahapan Pekerjaan Kontaktor akan mengajukan Ijin Pelaksanaan Pekerjaan
kepasa Konsultan Pengawas sesuai format yang ditentukan oleh Pengawas
- Setelah Konsultan melakukan pemeriksaan dan menyetujui pekerjaan boleh dilaksanakan
maka Kontraktor akan segera melaksanakan pekrjaan tersebut
- Untuk Pekerjaan yang bersifat khusus Kontaktor akan mengajukan Metode Kerja dan
mempresentasikannya dihadapan PPK dan Konsultan,

START

PEMBUATAN

GAMBAR KERJA

CEK
TIDAK
TIM

YA

PENGAJUAN KE KONSULTAN
PENGAWAS

CEK
KONSULTAN
KONSULTAN TIDAK
PERENCANA

PENGAWAS

YA

PELAKSANAAN

GAMBAR DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SHOP DRAWING


M. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Pekerjaan ini dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan. Pemasangan
Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak owner, Perencana, Pengawas,
Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm
yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara
rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan
untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran
ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar
mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 2 m dari As
sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam

GAMBAR CONTOH SKETSA BOUWPLANK

tanah.

Pengukuran dilakukan dengan 2 (dua) org tim survei yaitu surveyor dan pembantu surveyor. Hasil
pengukuran akan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan
comment atau persetujuan.
Peralatan :
- Waterpass dan/atau Theodolite;
- Bak Ukur dan Payung;
- Meteran (uk. 100 m);
- Patok – Patok;
- Alat Tulis dan Form Isian Data Bacaan;
- Software.

Perlengkapan K3 :
- Rompi;
- Sepatu Safety;
- Helm;
- Sarung Tangan.
Pelaksanaan Pekerjaan Pengukuran Lapangan.
Teknis Pelaksanaan :
- Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
- Buat request pekerjaan serta diajukan kepada Konsultan Pengawas.
- Perhatikan lay out Shop Drawing dan as bangunan yang akan dikerjakan.
- Koordinasi dengan dinas terkait agar posisi bangunan tidak melewati batas Garis Sepadan
Banguna yang telah ditentukan Pemerintah setempat.
- Tentukan posisi penempatan bouwplank dimana bouwplank didirikan dengan jarak minimum
2 m dari garis terluar bangunan.
- Tentukan elevasi existing sebagai dasar untuk penentuan elevasi +0.00 dan as
bangunan bersama Konsultan Pengawas dan Direksi.
- Tanam tiang dari kayu dilanjutkan dengan pemasangan papan bouwplank mengelilingi
bangunan.
- Cek elevasi top papan bouwplank dengan waterpass ( pastikan top papan bouwplank
dalam satu elevasi ).
- Cek elevasi +0.00 bangunan dan diberi tanda dengan cat minyak warna
merah/warna yang mencolok pada papan bouwplank.
- Beri paku pada papan dan dipasang benang ukur dalam 2 arah bersilangan untuk
menentukan as bangunan.
- Papan bouwplank harus dijaga agar tidak berubah posisinya sampai penentuan as pondasi
selesai dikerjakan.

Untuk selanjutnya data hasil pengukuran/survei lapangan tersebut dapat dipakai sebagai
bahan untuk menyiapkan shop drawing (gambar kerja), rekayasa engineering, dan perhitungan
volume MC0, serta sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan fisik nantinya.

II. PEKERJAAN CUT AND FILL


Dalam hal ini pelaksanaan pekerjaan cut and fill terdiri dari 4 Zona, yaitu :
1. Zona Pertanian
2. Zona Peternakan
3. Zona Perikanan
4. Zona Pengembangan bangunan
a. Setelah pemasangan patok-Patok selesai dilanjutkan dengan Gridding/Land Cleaning
dengan Menggunakan Bouldozer, kupasan di kumpulkan di beberapa titik untuk
memudahkan excavator untuk menaikan DT untuk dibuang keluar lahan.
b. Setelah pekerjaan Gridding/Land Cleaning kemudian dilakukan pengggalian pada lokasi
yang di CUT dengan menggunakan Excavator PC 200 dan dinaikkan Dump truk. Galian
akan di buang di lokasi FILL yang telah di ketahui dari pengukuran kontur.
c. Perataan tanah galian dilakukan dengan menggunakan Bouldozer, dengan cara delayer
kurang lebih 30 cm.
d. Setelah penggelaran tanah urugan yang di gelar perlayer +/-30 cm kemudian dipadatkan
dengan Vibro Compaktor kapasitas 25 ton. Jika kondisi tanah terlalu kering dilakukan
penyiraman mengunakan Water tank dengan menggalirkan pada pipa dan di buatkan aliran
kecil-kecil untuk agar supaya tidak terjadi lumpur akibat terlalu banyak air.
e. Setelah pemadatan tanah selesai dilakukan Finishing dengan Bouldozer sambil melakukan
pengontrolan apakan urugan dan sesuai dengan yang di tentukan dan sesuai dengan
ketingginnya.
f. Pengetesan kepadatan tanah dilaksanakan setelah seluruh penggurugan tanah selesai
dengan menggunkan Test CBR.

Ilustrasi Pemadatan Menggunakan Alat Berat.


Drainase
1. Galian Tanah untuk Drainase Selokan 2. Pengangkutan Material Hasil Galian dengan
dan Saluran Air. dump truck ke tempat area disposal

3. Perapihan galian secara manual.

III. PEKERJAAN TANAH


1. PEKERJAAN GALIAN TANAH
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan awal (persiapan) ada yang telah selesai
dilaksanakan, atau sudah ada lokasi yang telah siap. Banyak resiko yang akan dihadapi jika
terjadi kesalahan galian tanah pondasi misalnya:
 galian tanah yang tidak sesuai dengan posisi dan ukurannya akan mempengaruhi
proses konstruksi berikutnya, dimana penempatan/ titik titik pondasi yang salah
akan mempengaruhi posisi kolom.
 bila elevasi galian tidak sesuai, misalnya terlampau dalam atau terlampau rendah
berpengaruh terhadap kekuatan daya dukung berdasarkan hasil pengujian tanah.
 bila posisi terlalu jauh dari rencana, bisa mengakibatkan pengulangan galian yang
menimbulkan kerugian waktu dan biaya.
 pekerjaan galian tanah mengandung resiko longsoran dan reruntuhan.
Berikut hal hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan pekerjaan galian pondasi :
 Pelaksana harus memperhatikan faktor keamanan bagi masyarakat di sekitar galian
pada saat pelaksanaan pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan petunjuk
agar setiap orang berhati-hati disekitar galian. Hanya pekerja dan yang berkepentingan
yang diijinkan memasuki area galian pondasi.
 Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-masing agar
pekerjaan dapat efektif dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digunakan secara
manual, maka pelaksana harus memperhatikan kondisi si pekerja dan juga harus
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan misalnya cangkul, sekop, tambang, ember/ karung
pembuang tanah.
 Sebelum dilakukan penggalian pelaksana dan pengawas perlu memeriksa batas
tanah pemilik. Jika tanah berbatasan dengan pemilik lain maka terlebih dahulu dilakukan
pembicaraan apakah galian tanah dapat dibuang sementara ke lokasi tanahnya, jika tidak
bisa dilakukan maka harus dilakukan pengaturan posisi pembuangan supaya dapat
dihindari terjadinya longsoran tanah.
 Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan tanah supaya tetap
tersedia lokasi penempatan material dan peralatan pengecoran. Pengawas dan
pelaksana memeriksa sistim penumpukan tanah galian pondasi dan memastikan
sistem penumpukan tersebut tidak menghambat proses pengecoran.
 Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya memeriksa
dimensi dan elevasi kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar ). Pelaksana harus
membuat papan bowplank yang kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas tanah
yang akan digali. Pemberian benang harus mudah dibuka dan dipasangkan kembali supaya
tidak menganggu pekerjaan galian.
 Pelaksana harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah.
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
runtuhan tanah masuk kembali ke dalam galian pondasi .
 Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
 Type galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
 Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan
tanah cukup besar. Karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar dari
ukuran dimensi tapak. Lakukan penambahan cerucuk sebagai turap. Tujuannya supaya
tekanan lumpur akan berkurang ke bekisting.
 Untuk galian pondasi kedalaman lebih dari 1 m dimana jenis tanah adalah tanah runtuhan,
pengawas memerintahkan pelaksana segera melakukan pemasangan struktur penahan
tanah (turap).
 Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka subkontraktor harus
menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga apabila
galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya maka air
harus dibuang terlebih dahulu.
 Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus memperhatikan
keselamatan pekerja yang ada di dalam galian. Pelaksana harus memastikan tersedia
orang yang membuang tumpukan tanah di pinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk. Hal
ini untuk menghindari longsoran dimana tanah galian masuk kembali ke dalam.
 Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus melakukan pengecekan
kembali ukuran dan elevasi kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gambar
rencana.
 Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya pekerjaan
siap dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.
Teknis pelaksanaan
 Siapkan bahan, peralatan dan tenaga kerja
 Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada pengawas
 Tentukan dimensi dan kedalaman galian
 Marking As galian
 Pasang papan patok sebagai acuan penggalian
 Tarik benang diantara patok
 Cek sudut siku galian
 Gali bagian pinggir terlebih dahulu Penggalian dilanjutkan sampai selesai

Peralatan Yang Digunakan :


 Cangkul
 Gerobak dorong
 Papan
 Paku
 Benang
 Bandul pemberat

Keselamatan kerja :
 Pakai sarung tangan
 Pakai helem pelindung kepala
 Pakai sepatu boat
Bagan Alur Pekerjaan Galian Tanah

2. PEKERJAAN PASIR URUG


Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
2. Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas.
3. Pasir diratakan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal setiap lapis 5 cm atau sesuai
dengan yang disyaratkan. Lalu disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum
untuk pemadatan
4. Jika diperlukan direncanakan. ulangi langkah 3 dan 4 sehingga didapat tebal pasir
seperti yang
Bahan Alat Tenaga Kerja / Hari
Pasir Urug Sendok Spesi Pekerja
Sekop mandor
Pengki

Keselamatan kerja :
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm pelindung kepala

3. PEKERJAAN URUGAN SIRTU


Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Siapkan tenaga kerja
2. Tentukan titik awal sampai akhir pekerjaan yang sudah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas, dan beri batas per segmen pengerjaan tiap 3 m menggunakan pasak
kayu
3. Pembersihan lokasi pekerjaan
4. Datangkan material sirtu yang telah mendapatkan persetujuan pengawas dari quary,
letakkan material secara zigzag per jarak ± 3 m pada area penggelaran agar pada saat
penggelaran tidak terjadi penumpukan material segregasi
5. Atur ketinggian sesuai dengan hasil pengukuran dan telah disetujui oleh konsultan
pengawas dengan menggunakan tali
6. Hampar material menggunakan motor grader dari titik yang telah ditentukan

4. PEKERJAAN MENGURUG TANAH KEMBALI


Teknis pelaksanaan pekerjaan urugan tanah :
1. Siapkan tenaga kerja dan peralatan.
2. Beri patok pada lokasi yang akan diurug dan apabila ada genangan air, maka
dilakukan pengeringan lebih dulu.
3. Bersihkan lokasi dari segala macam kotoran baik organik maupun non organik.
4. Hamparkan tanah secara rata ke tempat yang akan diurug dengan tanah ex. galian / tanah
dari luar lokasi.
Bahan Alat Tenaga Kerja / Hari
Tanah Bekas Galian Stamper Pekerja
Ember Tukang Batu
Cangkul Kepala Tukang Batu
Kereta Dorong Mandor

IV. PEKERJAAN STRUKTUR BETON


1. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu kali sesuai dengan
gambar dan persyaratan pada RKS.
Bahan
 Batu
Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak. dan cara
pengerjaannya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan di RKS.
 Pasir
Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan dengan alat
timbris tangan terbuat dari logam atau stamper.
 Adukan Mortar
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran mortar.

Teknis Pelaksanaan :
Batu Kosong
 Batu tanpa adukan (aanstamping) setinggi 15 cm, harus dipasang tegak lurus, rapat
dan diisi pada rongga – rongga batu.

Pondasi Batu Kali


 Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk
yang ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan
adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
 Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya
hingga teguh.
 Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar batu untuk mendapatkan massa
yang kuat dan integral di beberapa sisi luar dan dalam.
 Batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu dibentuk menjadi bidang luar yang
harus sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Ahli. Anker/stek dipasang
dengan cara dibungkus campuran batu kali dengan adukan 10 cm sekelilingnya,
sedalam 20 cm tiap 1 m' dengan diameter anker/stek minimum 10 mm.
2. PONDASI PANCANG MINI PILE
a. Pekerjaan Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pondasi tiang
pancang.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : tiang pancang massif dia. 30 cm cm.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : alat pancang hidrolik, mesin las,
theodolith, waterpass, meteran, benaang ukuran, dll.

b. Penentuan Titik Pondasi Tiang Pancang


- Penentuan titik awal pondasi tiang pancang berdasarkan titik tetap (Bench
Mark) yang telah ditentukan oleh direksi lapangan.
- Pada lokasi titik pondasi tiang pancang diberi kayu yang ujungnya dicat dengan
warna terang, supaya tidak terganggu oleh pergeseran mesin pancang pada
waktu pindah titik.
- Setelah semua titik pancang ditentukan baru dilakukan pemancangan, karena bila
pemancangan dilakukan pada saat pengukuran dapat mengakibatkan kurang
tepatnya hasil pengukuran.

c. Pelaksanaan Pekerjaan Pemancangan


- Pemancangan pondasi tiang pancang menggunakan mesin pancang hidrolik
- Pemancangan dilanjutkan sampai tiang pancang mengenai tanah keras (sesuai
rencana)
- Ukuran panjang pondasi tiang pancang biasanya antara 3.00 – 9.00 m, bila
ternyata harus dilakukan penyambungan tiang pancang (dolly), penyambungan
dilakukan dengan mengelas kepala tiang pancang yang sudah terpancang
dengan ujung potongan tiang pancang yang baru dengan sistem “full butt weld”,
dan setelah selesai disambung bagian yang dilas diberi perlindungan.
d. Pemotongan Kepala Tiang Pancang
- Tidak semua tiang pondasi yang dipancang masuk kedalam tanah, pasti ada
yang menonjol dari permukaan tanah yang tingginya bervariasi. Oleh karena itu
tiang pancang dipotong sampai batas sekitar 10 cm diatas dasar pile cap dan besi
betonnya disisakan sepanjang yang di isyaratkan pada gambar kerja.
- Besi beton tersebut ditekuk seperti pada gambar dan diikat menjadi satu
dengan besi tulangan pile cap

e. Test PDA
Tujuan dasar dari PDA test yaitu untuk mengevaluasi daya dukung tiang,
integritas/keutuhan tiang dan penurunan tiang.
Tahapan pengujian sebagai berikut :
- Pengujian test PDA pada 2 titik tiang pancang yang akan ditentukan oleh
Pengawas pada saat pelaksanaan.
- Pengujian dilaksanakan dengan memasang dua buah sensor yaitu strain
transduser dan accelerometer transduser pada sisi tiang dengan posisi saling
berhadapan, dekat dengan kepala tiang.
- Kedua sensor tersebut mempunyai fungsi ganda, masing-masing menerima
perubahan percepatan dan regangan. Gelombang tekan akan merambat dari
kepala tiang ke ujung bawah tiang (toe) setelah itu gelombang tersebut akan
dipantulkan kembali menuju kepala tiang dan ditangkap oleh sensor.
- Gelombang yang diterima sensor secara otomatis akan disimpan oleh computer

- Rekaman hasil gelombang ini akan menjadi dasar bagi analisa dengan
menggunakan program TNOWAVE-TNODLT, di mana gelombang pantulyang
diberikan oleh reaksi tanah akibat kapasitas dukung ujung dan gerak akan
memberikan kapasitas dukung termobilisasi (mobilized capacity).
- Hasil Pengujian Angka penurunan yang diambil sebagai immediate
displacement (perpindahan sesaat) saat beban mencapai kapasitas dukung
dengan faktor keamanan (FK) = 2, dan tidak menyatakan penurunan konsolidasi.

Dari hasil uji pembebanan dinamis meliputi kapasitas dukung termobilisasi, yang
besarnya ditentukan oleh beban dan energi, maka kapasitas dukung termobilisasi
dengan FK=2 yang dihasilkan dinilai memenuhi target beban rencana dengan penurunan
(displacement) dan masih dalam batas yang aman

f. Quallity Controll
- Periksa apakah sepatu tiang pancang rapih dan kuat.
- Arah tegak lurus tiang pancang, supaya tetap tegak lurus, karena akan
mempengaruhi posisi gaya yang bekerja pada tiang pondasi.
- Pastikan bahwa tiang pancang sudah mencapai tanah keras dengan membuat
grafik final setting.
- Buat laporan hasil pemancangan berupa grafik, 50 cm sejak pemancangan
dimulai. Bila ada peningkatan tajam pada jumlah pemukulan secara tiba-tiba,
berarti tiang pancang sudah mencapai tanah keras dan segera dilakukan
kalendering untuk memastikan apakah pemancangan dapat dihentikan atau tidak.
- Tiang pancang dinyatakan memenuhi syarat secara teknis bila final set sudah
tercapai dan toleransi horizontal dan vertical tidak melebihi ketentuan.

TIANG PANCANG PEKERJAAN


PEMANCANGAN

PENYAMBUNGAN TIANG PANCANG POTONG KEPALA TIANG


PANCANG

3. PEKERJAAN LANTAI KERJA


Teknis pelaksanaan pekerjaan :
a. Siapkan tenaga kerja dan peralatan.
b. Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas.
c. Siapkan adukan dan setelah selesai hamparkan pada lokasi lantai kerja secara rata.
Bahan Alat Tenaga Kerja / Hari
Semen Portland Concrete Mixer / Molen Pekerja
Pasir Beton Sekop Tukang Batu
Batu Pecah Pacul Kepala Tukang Batu
Air Ember Cor & Sendok Mandor

Keselamatan kerja :
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm pelindung kepala

4. PEKERJAAN PEMBESIAN PILE CAP DAN TIE BEAM


Teknis pelaksanaan pekerjaan pembesian :
- Siapkan Bahan, peralatan dan tenaga kerja.
- Perhatikan detail pembesian pada gambar perencanaan.
- Buat Bar Bending Schedulle (BBS) dan ajukan ke pada konsultan pengawas.
- Lakukan pemotongan dan perangkaian besi berdasarkan BBS diatas.
- Besi tersebut dirangkai sebelum dimasukan ke dalam lubang galian yg telah dipasang
bekisting batu bata.
- Besi bagian atas dilepas beberapa potong, untuk memudahkan memasukkan
besi kolom nantinya.
- Rangkai besi memanjang dan besi sengkang kolom.
- Pasang beton decking diatas lantai kerja.
- Stel besi pile cap, kemudian masukkan besi kolom (lengkap dengan besi
sengkangnya) kedalam besi pile cap dengan cara melewati bagian atas besi pile cap
(pada tempat yang tidak dipasang besi di sebelah atas pile cap). Setelah besi kolom
distel, pasang kembali besi bagian atas pile cap untuk memperkuat besi kolom.
Dilanjutkan dengan pemasangan beton decking dengan cara mengikatkan pada besi
kolom dengan kawat beton.
- Pasang skor penyangga besi kolom, agar kedudukan besi tidak berubah selama
proses pengecoran.
- Check kembali as pile cap dan as kolom.
- Siram dengan air, untuk membersihkan pile cap sebelum dicor.
Bahan Alat Tenaga Kerja / Hari
Besi Beton Bar Cutter Pekerja
Kawat Beton Bar Bender Tukang Besi
Tang Besi Kepala Tukang Besi
Meteran Mandor
Keselamatan kerja :
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm pelindung kepala
- Pakai Sarung Tangan

5. PEKERJAAN TIE BEAM


Pekerjaan sloof/tie beam dengan Pekerjaan Pile Cap adalah sekaligus, hal ini dilakukan
agar antara beton Pile Cap dan Tie Beam bisa homogen.
a. Pekerjaan Pembesian
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
- Pilih tulangan sesuai dengan kebutuhan.
- Potong tulangan sesuai ukuran dan bengkokkan.
- Rangkai tulangan dan jarak sengkang dipasang sesuia dengan gambar kerja.
- Pasang beton decing pada dasar dan sisi kiri kanan tulangan.
Keselamatan kerja :
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm pelindung kepala
- Pakai Sarung Tangan

b. Pekerjaan Bekisting
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :
- Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
- Potong multipleks sesuai ukuran sloof dan pasang di kanan kirinya.
- Potong kayu sebagai penjepit, skor dan tiang penyangga.
- Rangkai potongan kayu tersebut sesuai dengan gambar.
- Sebelum dipasang multiplesk diolesi dengan minyak bekisting supaya
mempermudah dalam pembongkaran bekisting.

Bahan Alat Tenaga Kerja / Hari


Kayu Papan Kelas IV Bar Cutter Pekerja
Paku Bar Bender Tukang Besi
Minyak Bekisting Tang Besi Kepala Tukang Besi
Besi Beton Meteran Tukang Kayu
Kawat Beton Palu Kepala Tukang Kayu
Circular Saw Mandor

6. PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PLAT LANTAI


a. Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap
bagian.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : readymix mutu sesuai yg dipersyaratkan,
besi beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek, paku, minyak bekesting,
balok, kaso, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor,
cutting well, theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar,
benang, selang air, dll.
b. PENGUKURAN
- Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran
dan marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari
poer, sloof, kolom, balok, plat lantai dan dinding penahan tanah .
- Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti
alur pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.

c. PABRIKASI BESI TULANGAN


- Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan
gambar yang telah disetujui.
- Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi)
disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
- Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
- Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
- Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya,
supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
- Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu
dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.
- Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru
setelah itu dilanjutan dengan pembesian tulangan.

d. PABRIKASI BEKISTING
- Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran
dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
- Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka
bekesting dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :
- Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith
untuk kesikuan dan leveling pondasi.
- Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat baik.
- Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu
pengecoran pasangan dinding batako tidak ambruk/runtuh.
- Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti :
kolom, balok, plat lantai menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan
menggunakan balok/kaso dan alat perancah schafolding:
- Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
- Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor
dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
- Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran
- Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran
beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
- Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi
plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
- Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
- Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting

e. PEKERJAAN PENGECORAN
Pekerjaan ini meliputi pengecoran :
- Pile Cap
- Tea Beam
- Balok,Kolom dan Plat Lantai
- Jalan Rigid

Persiapan :
- Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job
Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehin gga
didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula
yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas
lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur
menggunakan beton readymix dengan mutu sesuai dengan yang
dipersyaratkan.
- Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk
pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
- Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan
perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk
pekerjaan selanjutnya.
- Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area
pengecoran.
- Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
- Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran
adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton
dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
- Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

Curring Beton :
- Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot
air lalu dicure dengan curing compound.
- Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu
dicure dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
- Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
- Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.

Pemadatan Beton :
- Pemadatan beton bertujuan untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara
dalam beton maupun diantara dinding bekisting dan beton segar. Adanya
gelembung udara ini akan menyebabkan keropos. Dengan pemadatan yang
baik, maka akan dihasilkan beton yang masif dan kekuatan serta
ketahanan seperti yang direncanakan.

Teknik pelaksanaan pemadatan adalah sebagai berikut :


- Setelah beton dituang dalam bekisting, jarum vibrator dimasukkan ke dalam
beton dengan arah vertikal.
- Pemadatan dilakukan dari bawah ke atas kemudian ke samping. Jarum
vibrator terutama diarahkan ke dalam bekisting dimana terdapat banyak
tulangan ( celah sempit antar besi ).
- Apabila gelembung udara yang keluar dari beton sudah menjadi kecil-kecil dan
permukaan berkilat berarti pemadatan sudah cukup.
- Untuk tempat-tempat dimana terdapat banyak tulangan, pemadatan dilakukan
dengan waktu penggetaran yang pendek.
- Untuk pemadatan yang dalam, misalnya pada kolom, vibrator dimasukkan
dalam beton, mula-mula suaranya akan rendah kemudian meninggi dan
mencapai frekuensi yang tetap, jika hal ini terjadi berarti pemadatan sudah
cukup.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggetaran adalah :


- Jarum vibrator harus dalam posisi tegak lurus ke dalam beton. Kemiringan
maksimum yang diijinkan 45º.
- Selama penggetaran, jarum vibrator tidak boleh digerakan ke arah horizontal
karena hal ini akan mengakibatkan pemisahan bahan.
- Pada saat penggetaran, jarum vibrator tidak boleh mengenai tulangan
maupun bekisting karena hal ini dapat mengakibatkan bergesernya tulangan
dan bekisting dari posisi semula.
- Letak kerja jarum vibrator pada saat pemadatan harus sedemikian rupa
sehingga jarak penggetarannya tidak saling berlewatan.
- Jarum vibrator dimasukkan dalam arah vertikal dengan beratnya sendiri (tidak
dipaksakan ).

Pengambilan Sample
Setiap 5 (lima) m3 beton diambil minimal 3 buah benda uji berupa silinder atau kubus
beton untuk dibawa ke laboratorium untuk mengetahui strength capacity pada umur 28
hari. Silinder atau kubus beton diberi tanda berupa tanggal dan lokasi pengecoran.
Bahan Alat Tenaga Kerja / Hari
Beton Ready Mix Concrete Mixer Pekerja
Vibrator Tukang Batu
Ember Cor Kepala Tukang Batu
Ruskam Mandor
Keselamatan kerja :
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm pelindung kepala
- Pakai Sarung Tangan

Pekerjaan Perawatan Beton :


Untuk melindungi beton baru dari pengeringan dini/penguapan karena temperature
yang terlalu panas, angin, hujan serta aliran air dan gangguan mekanis. Beton yang
telah selesai dicor perlu diberi kesempatan mengeras dengan system curing yang
sama selama 7 ( tujuh ) hari berturut- turut setelah pengecoran dengan kondisi
bekisting dibuka, permukaan beton ditutupi dengan plastik/karung goni tidak terkena
langsung sinar matahari atau disiram secara kontinyu dengan air selanjutnya perlu
diadakan pembersihan.
7. PEKERJAAN PLAT LANTAI
a. Persiapan
- Menentukan lokasi dan menghitung volume area pengecoran.
- Menentukan elevasi dan batas pengecoran.
- Pengurugan dan pemadatan tanah.
- Pembersihan lahan dari material yang akan mengganggu pekerjaan.

b. Pembesian
- Wiremesh/besi beton diletakkan di stockyard tidak jauh dari area
pengecoran.
- Fabrikasi wiremesh/besi beton , dilakukan cutting list sesuai shop drawing
di lokasi yang ditentukan dan diangkut untuk dipasang pada pembesian
plat lantai.
- Pembesian plat dilakukan setelah pembesian balok/tie beam.
- Pemasangan separator yang diletakkan diatas lantai kerja dengan jarak
1,5 m.
- Pemasangan wiremesh/besi beton yang menumpu pada separator, pada
sambungan antar wiremesh/besi beton terdapat overlapping (panjang
penyaluran) sepanjang 40D.
- Dipasang relat yang dilas pada wiremesh/besi beton bertujuan agar hasil
pengecoran rata, tidak bergelombang.
- Cek elevasi pemasangan wiremesh/besi beton.
- Memasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam,
pengecoran dihentikan pada ¼ bentang dari tumpuan.

c. Pengecoran
- Lahan dibersihkan dari sampah-sampah kemudian disemprot dengan
mesin compressor untuk menghilangkan debu.
- Melakukan inspeksi sebelum pengecoran dilakukan.
- Sebelum dilakukan pengecoran diambil sample benda uji slump dan test
kuat desak. Beri identifikasi yang jelas (nomor, tanggal cor, mutu beton,
jenis struktur, slump, nama suplier beton).
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump., kemudian
beton readymix diratakan dengan penggaruk dan cangkul serta
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator secara merata.
- Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran, kemudian diratakan
dengan kayu perata diatas relat agar tinggi peil merata.
- Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan
menggunakan ruskam.
- Untuk perawatan beton lantai, tebarkan karung goni basah dan di siram
air selama 7 hari berturut - turut atau dengan cara spraying
menggunakan curing compound.

Keselamatan kerja :
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm pelindung kepala
- Pakai Sarung Tangan

8. KOLOM BETON
Penentuan As Kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-
alat seperti: theodolit, meteran, dll.
Proses Pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing
dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama
- Buat as kolom dari garis pinjaman.
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
- Pembesian Kolom
Pembesian Kolom
Proses pembesian dalam pekerjaan ini adalah :
- Pembesian atau perakitan tulangan kolom dikerjakan di tempat lain yang lebih aman
- Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja
- Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
- Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang
- Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan diangkut dengan menggunakan
alat bantu ke lokasi yang akan dipasang.
- Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
- Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom
- Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100 cm dari masing-masing as
kolom.
- Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan
bekisting kolom.
- Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting.
- Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
- Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
- Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
- Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
Pengecoran Kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
Persiapan Pengecoran
- Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.

Pelaksanaan Pengecoran
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan beton ready mix yang dikirim dari
batching plant terdekat lokasi proyek kemudian dihubungkan dengan pompa beton,
kemudian pompa beton menuangkan beton dengan bantuan pekerja kedalam bekisting
kolom yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
- Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasiyaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan concrete
vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran Bekisting Kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
- Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
- Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
- Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
- Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
- Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan
alat bantu ke lokasi pabrikasi awal.

9. KOLOM PRAKTIS
Sebelum melakukan pekerjaan ini langkah pertama adalah mempelajari denah keseluruhan
lokasi pemasangan kolom praktis beserta pelengkap (jika diperlukan), dalam skala 1:200,
1:50 dan 1:20 yang menggambarkan :
a. Posisi kolom praktis dan dimensinya
b. Letak pasangan batu bata
c. Detail Pembesian beserta diameter, ukuran dan jumlah besi.
d. Jarak kolom praktis As ke As.

Keperluan Alat
a. Meteran
b. Kawat bendrat
c. Gegep/kakatua
d. Palu & tang
e. Bor beton
f. Helm pengaman
g. Bar cutter
h. Bar bender
i. Gunting besi manual
j. Profil kayu kaso

Langkah Kerja :
a. Bersihkan area dimana akan dilakukan pemasangan kolom praktis dan sekitarnya.
b. Rangkailah besi tulangan kolom praktis dengan jarak yang sesuai dengan shop
drawing, ikatlah dengan sistem ikat satu arah dengan kuat, antara tulangan utama
dan sengkang/beugel dengan menggunakan kawat bendrat. Jarak setiap
sengkangnya dibuat seragam.
c. Persiapkan potongan besi d 10 sebanyak 8 buah, 4 buah untuk sisi atas pelat dan 4
buah untuk sisi bawah pelat.
d. Buat marking posisi 8 stek penguat, 4 stek pada pelat atas dan 4 stek pada bawah.
e. Bor pelat lantai atas dan bawah sampai kedalaman 5 cm pada sudutnya, kemudian
bersihkan lubang tersebut dan pasanglah stek menggunakan epoxy, pastikan stek
tidak goyang.
f. Ikat antara besi kolom praktis dengan stek penguat atas dan bawah menggunakan
kawat bendrat dan posisikan sehingga besi kolom praktis berdiri tegak.
g. Bekisting 1 dipasang sesuai ketinggian pasangan bata dan bekisting 2 dipasang lebih
rendah dari pasangan bata. Kedua bekisting dilebihkan jarak 5cm pada sisi kanan
dan kiri untuk menutupi pasangan bata.
h. Membuat jendela dari papan kayu pada bekisting 2 dengan kemiringan yang cukup,
kemudianlah diikat antara kedua sisi bekisting dengan kawat bendrat pada atas,
tengah dan bawah bekisting. Pastikan kawat bendrat terikat dengan baik.
i. Mengukur dan Mengecek vertikalitas bekisting kolom praktis tersebut dengan dilot.
j. Mencampur adukan beton sesuai spesifikasinya sampai adonannya rata dan
homogen.
k. Memasang alas untuk menampung adonan yang jatuh, kemudian cor kolom praktis
dengan menuangkan adonan kedalam lubang bekisting, pada saat pengecoran ke
dua sisi bekisting dipukul-pukul dengan palu agar beton nantinya tidak keropos.

10. BALOK BETON


Lingkup pekejaan
Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Semua
perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

Tahap Persiapan
o Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.

o Pembuatan bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan plat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan
langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu
6/12, papan multipleks 9 mm.

o Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

Tahap pekerjaan Balok dan Plat Lantai


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan.
Pemasangan Bekisting Balok
Tahap pemasangan bekiting balok adalah sebagai berikut :
- Scaffolding dengan masing - masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
- Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-
head jack nya.
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace
dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
- Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang
di atas suri-suri.
Pemasangan Bekisting Plat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-head
jack nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace
dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang multipleks 9 mm sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk
tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku. multiplek dipasang serapat mungkin,
sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat
pengecoran.
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.

Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

Pembesian Balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan alat bantu ke lokasi yang akan dipasang.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat

11. STRUKTUR TANGGA


Pekerjaan pengecoran tangga beton bersamaan dengan pekerjaan balok dan plat.

Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah mempersiapkan
bahan & alat tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai berikut untuk mendapatkan
hasil yang memuaskan.

Pelat Badan Tangga


Tidak diperlukan pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat penyetelan
langsung Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga serta pipa
galvanis (panjang disesuaikan bentang badan tangga) yang disusun sesuai kemiringan
badan tangga.

Anak Tangga
Multipleks 9 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga, kemudian
diberi rangka.

Penyetelan Bordes Tangga


Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari
lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah
menggunakan pipe support.

Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara penyetelannya
sama seperti balok biasa Kemudian antar dinding balok dipasang kayu 5/7 (jarak
maksimum 25 cm). Kayu ini berlungsi sebagai pengganti pipa (karena bentang pendek).
Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti pemasangan plywood yang ukurannya
disesuaikan dengan panjang dan lebar bordes.

Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur 12
jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau setelah
mendapat ijin dari pihak direksi.

Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran balok
biasa Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari pengendoran jack base
dan U-head, kemudian diikuti pembongkaran lader/pipe sipport dan kayu 6/12. Setelah itu
dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah pembongkaran plywood. Setelah semua dibongkar
kemudian dirapikan dan ditumpuk pada tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.

12. STRUKTUR BAJA


Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan struktur baja, maka yang perlu dilakukan setelah
mempersiapkan bahan & alat tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai berikut untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan.

Pabrikasi
- Pabrikasi dilakukan di los kerja dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan
oleh pelaksana.

Pemasangan Angkur
- Buat bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal.
- Tarik benang / as 2 arah sesuai mal berbentuk 2 arah siku
- Angkus di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Pasang bekisting kolom
- Pengecoran kolom
- Setelah pengecoran selesai tahap selanjutnya adalah melepaskan mal angkur.

Pengelasan
- Siapkan peralatan pengelasan : Genset, Trafo Las, Kabel Las, Stang Las, Topeng las
dan Kawat las.
- Perhatikan keserbasamaan (keseragaman) dan rupa las, serta kematangan
pengelasan.
- Bersihkan kerak – kerak yang biasanya timbul setelah pengelas dengan cara di ketok-
ketok dengan palu.

Erection
- Erection dilakukan dengan manual / tenaga orang.
- Kuda – kuda dirangkai di bawah.
- Kuda – kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan liyer.
- Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar tidak
terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
- Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai di cek bentangannya = bentang kolom.
- Setelah 2 kuda-kuda terpasang segera dipasang gording untuk membantu
kekakuannya.
- Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dilakukan dengan langkah yang sama.

V. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Merah
Tidak hanya memilih batu bata yang sesuai, memasang bata yang baik pun juga menjadi
salah satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan lakukan pemasangan dengan langkah-
langkah berikut ini:
Alat Kerja:
- Water Pass - Sendok spesi (cetok)
- Benang - Pensil
- Siku rangka - Line Bobbins
- Meteran - Pemotong bata
- Tongkat duga (profil) - Bak spesi
- Palu - Ember
- Sekop - Cangkul

Bahan :
- Bata merah
- Air
- Portland Cement
Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC, sejenis (NI-8) dan masih dalam
kantong yang utuh atau baru serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PBI-71/NI-2., contoh Semen Tiga Roda, Holcim, Gresik.

- Pasir Pasang
Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak melebihi dari 5 %.
Pasir terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam.
Bila diayak dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm, minimal 2% dari berat
sisa butiran di atas ayakan 1 mm minimal 10 %. Dari berat sisa butiran di atas ayakan
0,25 mm. berkisar antara 80 % sampai dengan 90 % dari berat.
Saringan No. Persentase satuan timbangan tertinggal
disaring
4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7

Persiapan:
- Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata.
- Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pasangan bata.
- Bersihkan tempat yang akan dipasang dari kotoran, minyak, karat, maupun lumut
yang dapat mengurangi rekatan adukan, kemudian basahi dengan air.
- Bata yang akan dipasang sebaiknya dibasahi terlebih dahulu dengan air untuk
menghilangkan debu/kotoran.

Pelaksanaan :
- Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
- Ukur panjang dan tebal 10 biji batu bata, dari panjang dan tebal rata-rata untuk
dipergunakan sebagai ukuran standar pasangan.
- Garis tongkat penduga dengan ukuran tebal rata-rata bata ditambah tebal spesi 1
cm.
- Buat garis pada alas ( lantai ) , ukurkan panjang rata –rata bata ditambah spesi 1
cm. Sejumlah 7 bata.
- Pasang bata kepala di sisi samping pasangan, cek tebal spesi dengan tongkat
ukur dan pula kedatarannya dengan water pass.
- Pasang line bobbins dengan rentangan benang tegang , hamparkan adukan pada
alas lantai dengan rata kemudian pasang bata lurus benang kepala.
- Cek setiap lapis dengan water pass sisi tegaknya dan sisi datarnya
- Pasang kembali bata kepala di atas pasangan yang telah selesai , cek tebal spesi
dan datarnya dengan water pass.
- Letakkan kembali line bobbins untuk membuat lapisan selanjutnya,
- Cek setiap lapis tegak, datar dan tebal spesinya hingga diperoleh lapis yang baik.
- Ulangi langkah 8 sampai dengan 10 sampai lapis terakhir.
- Bersihkan pasangan dan tempat sekelilingnya.
- Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering
dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/ acian.

Stek angkur penguat pas. bata

2. Pekerjaan Pasangan Dinding Hebel


Langkah kerja :
Menyiapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
- Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata hebel, meteran, sendok semen/roskam,
palu karet, waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
- Cek/sortir bata hebel agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang
akan mendapat permukaan yang rata.
- Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata hebel.
- Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding
(marking).
- Pasang Profil dengan memakai hollow besi.
- Pasang starterbar lantai atas dan bawah, termasuk pasang besi kolom praktis
- Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
- Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat
bekerja dengan baik.
- Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak
adukan / ember plastic
- Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand
mixer.
- Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan
tebal speci yang dianjurkan ± 3mm dengan roskam gerigi.
- Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang
telah disetujui.
- Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan
hollow alumunium/jidar Uk. 50/100 sebagai alat control kerataan.
- Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering
dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/ acian

Ilustrasi pemasangan bata ringan / hebel.

3. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


 Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan
 Pekerjaan plesteran ini meliputi semua plesteran permukaan pasangan bata dan
beton yang diperlukan untuk di finish.
 Koordinasi dengan sub pekerjaan lain dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah
Pekerjaan instalasi listrik dan pemipaan dalam hal ini untuk pemasangan sparing

Jenis plesteran yang dilaksanakan terdiri dari :


a. Plesteran biasa
b. Plesteran kedap air
c. Plesteran halus (Acian)

Bahan:
 Pasir Pasang : Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam
bersih dan bebas dari tanah liat/Lumpur
 Semen : Jenis Semen Portland
 Air : Air yang digunakan adalah air bersih yang bebas dari
unsur minyak.
Peralatan :
Alat yang digunakan : Concrete mixer, Mistar alumunium, alat bantu pertukangan.

Metode Pengerjaan :
- Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu dibuat titik acuan bidang lurus vertical dan
koordinat siku dengan bidang lain, sebagai pengecekan kembali saat ditentukan
pada pekerjaan pasangan.
- Sebelum diplester Pasangan dibasahi terlebih dahulu dan jika belum dikerjakan
pada saat pasangan bata siarnya dikerok ½ cm.
- Jenis campuran adukan yang digunakan dan metode pencampurannya sama
dengan campuran yang digunakan untuk spesi pasangan bata.
- Untuk pekerjaan plesteran pada bidang beton, bidang tersebut sebelumnya
dibersihkan dari sisa bekisting dan kemudian diketrek (scrath).
- Ketebalan plesteran mengacu pada ketebalan finishing bidang diplester minimal
ketebalan plesteran adalah 1.5 cm. Dan jika ketebalan melebihi 3 cm, maka
pengerjaan diberi kawat kasa ayam untuk memperkuat daya rekat dari plesteran itu.

Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan plesteran dilaksanakan melalui 3


tahapan/lapisan:
 Lapisan Kasar
Lapisan Kasar dimaksudkan sebagai proses menutup seluruh permukaan dinding,
pengerjaan lapisan ini dikerjakan secara berlapis juga agar lapisan tidak turun/betul
betul melekat.
 Lapisan sedang
Lapisan sedang dimaksudkan sebagai finishing kasar tadi agar betul rata dan
permukaannya lembut, campuran yang digunakan lebih lembut dan encer.
 Lapisan Halus
Yang dimaksud dengan lapisan halus disini adalah pekerjaan acian, lapisan halus
dilaksanakan setelah plesteran benar-benar kering dalam arti proses
pengerutannya maksimal (biasanya kurang lebih dalam waktu 7 hari).
Sebelum dilaksanakan pekerjaan acian, lapisan dibasahi terlebih dahulu. Hal ini
dimaksudkan agar acian betul-betul melekat dan mempermudah pengerjaannya.

Lapisan ini harus benar-benar halus dan rata, karena lapisan ini menjadi akhir dari
permukaan dinding sebelum di cat..

Lapisan plesteran, sebelum dilaksanakannya tahapan lapisan halus dijaga


kelembabannya agar proses pengeringan berlangsung wajar dan tidak secara tiba-tiba
yaitu dengan cara membasahi lapisan itu setiap kali terlihat kering sampai selama 7 hari.

4. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK


a. Keramik Lantai
Bahan :
- Keramik Lantai Uk. 40 x 40 cm
- Keramik Lantai untuk WC Uk. 25 x 25 cm
- Keramik Dinding Uk. 25 x 40 cm
- Portland Cement
- Pasir Pasang

Peralatan :
- Jidar Alm
- Palu Karet
- Waterpass, Benang
- Sendok Semen

Tenaga Kerja :
- Pekerja
- Tukang Batu
- Kepala Tukang Batu
- Mandor

Keselamatan Kerja :
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm pelindung kepala
- Pakai Sarung Tangan

Lapisan
Adukan Keramik
Keramik 3 cm

Rabat beton
bertulang Lapisan Pasir Urug
5 cm
Metode Pelaksanaan :
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja : keramik, semen PC, pasir, semen grouting nat, air,
dll..
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran,
waterpass, benang, selang dan air.
Pengukuran
 Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi
untuk star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
 Pelaksanaan pekerjaan pasang keramik lantai
 Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
 Buat adukan untuk pasang keramik.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik
yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat kepalaan adukan dengan jarak 1-1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
 Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
 Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan
yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan
keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah
dibuat.
 Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
 Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
 Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik.
Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.

b. Pek. Pasangan Keramik Dinding


Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding keramik.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : keramik dinding, semen PC, pasir,
semen grouting nat, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet,
waterpass, benang, selang dan air.

Pengukuran
 Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area
untuk kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star pemasangan dinding
keramik.

Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding keramik


 Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME sudah
terpasang.
 Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24
jam.
 Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
 Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata
dan garis siar/nat yang lurus.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
 Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan
dengan perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan
dinding keramik lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah
dibuat.
 Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan yang rata.
 Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan
pasangan keramik mudah pecah.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.
 Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu
baru dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

5. PEKERJAAN PASANGAN PLAFOND


Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan
GRC.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum,
hollow 2/4 & 4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,
schafolding, gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang
dan air.

Pengukuran
 Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu
menggunakan selang air.
 Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding
atau kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.

Pasang rangka hollow


 Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka
hollow pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plafond.
 Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton
dengan menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow
dengan menggunakan sekrup gypsum.
 Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
 Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan
menggunakan tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.

Pemasangan plafond gypsum dan GRC


 Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME
sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
 Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
 Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga
kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan
GRC.
 Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC
sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
 Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
 Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan
plafond.

Finishing plafond gypsum dan GRC


 Untuk gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan di
compound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan permukaan
yang rata/flat.
 Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas halus.
 Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond
gypsum. Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara dinding dan
plafond dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.

List Gypsum
 Pastikan ukurannya tepat dan benar karena jika berbeda beberapa centimeter saja
bisa berpengaruh pada saat pemasangan list yang lain (terutama bagian
sambungan pojok).
 Setelah itu, potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran dengan
menggunakan cutter atau gergaji besi.
 Selanjutnya buatlah "perekat" dari compound untuk menempelkan list pada dinding
yang akan dipasang. Sediakan air, bubuk compound, wadah, dan kape. Bubuk
compound diletakkan di suatu wadah (biasanya potongan papan gypsum atau
potongan tripleks). Dikarenakan compound setelah terkena air cepat mengeras
(kurang lebih 10 menit), maka saat pencampuran usahakan agar air yang dicampur
sedikit demi sedikit sambil diaduk pelan-pelan.
 Perekat yang sudah jadi selanjutnya dioleskan ke list yang telah dipotong tadi.
Oleskan perekat tersebut secara merata agar semua bagian list dapat menempel
pada dinding dan plafond secara merata.
 Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi perekat tersebut ke dinding dan
plafond yang akan dipasang. Ratakan list tersebut sesuai dengan ukuran
(usahakan diberi tanda tempat yang akan ditempel list).
 Setelah list tertempel pada dinding dan plafond, selanjutnya rapikan bagian atas
dan bawah list dengan kape karena biasanya pada saat penempelan, ada bekas
perekat yang keluar. Perapihan dapat dilakukan dengan amplas atau kape.
6. PEKERJAAN PASANGAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA LENGKAP DENGAN
AKSESORIES
Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada
proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga
pelaksanan pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode pelaksanaan yang tepat.
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai berikut:

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan
jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame,
hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor,gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.

Pengukuran
 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan
dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.

Fabrikasi kusen alumunium


 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan
apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
Plafond Gypsum/GRC di
 Alumunium yang sudah
cat di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection
tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
Pemasangan kusen alumunium dan frame
 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap
yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di
screw fisher menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan
kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus
maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di
isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen
dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan
tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.

Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi
pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak aluminium tersebut.

7. PEKERJAAN PASANGAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMUNIUM


Pemasangan pintu dan kaca tidak terlepas dari yang namanya Floor hinge atau engsel
tanam, yang merupakan salah satu aksesories atau perlengkapan yang sangat penting
dalam pemasangan pintu kaca. Floor hinge itu sendiri adalah sebuah komponen yang
kegunaan nya adalah sebagai pegangan dari pintu itu sendiri yang bertujuan agar pintu
dapat membuka dan menutup dengan baik dan sempurna.

Kita dapat melihat komponen ini dalam pintu kaca, posisi dari floor hinge itu sendiri berada
pada bagian bawah pintu dan tertanam di lantai. Dalam satu set floor hinge atau engsel
tanam terdapat 2 komponen yang memegang pintu itu sendiri, satu berada di bawah atau
di tanam dilantai dan satu lagi di bagian atas sebagai penyeimbang yang di tanam pada
pasangan bata diatas pintu.

Langkah pemasangan floor hinge :


- Langkah pertama dalam memasang floor hinge ini adalah membobok lantai sesuai
dengan ukuran floor hing dan bentuknya harus sejajar dengan permukaan lantai.
- Untuk jarak yang disarankan dari floor hinge menuju tiang dinding adalah kira – kira
1 cm hingga 1,5 cm. hal ini bertujuan agar pintu dapat dibuka dan ditutup dengan
sempurna
- Langkah selanjutnya adalah memasang dudukan engsel pada bagian engsel atas
yang ukuran serta posisinya mengikuti ukuran floor hinge serta posisinya tegak
lurus dengan floor hinge bawah.
- Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka posisi floorhinge harus tegak lurus
dengan engsel bagian atas sehingga dalam menciptakan gerakan membuka dan
menutup menjadi lebih lancar.
- Setelah floor hinge terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang kaca
tempered kepada floor hinge tersebut.

8. PEKERJAAN KACA
Pemeriksaan/Persiapan
- Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran lapangan yang sebenarnya
dari frame / bingkai untuk menerima bidang kaca.
- Berilah peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakan serta tambahkan
bantalan dan jepitan yang baik. Identifikasi tipe kaca pada saat dikirim ke site dan
saat pemasangan.
- Periksa seluruh permukaan untuk menerima bagian-bagian yang telah disebutkan
sesuai spesifikasi.
- Review schedule dari prosedur pemasangan kaca. termasuk metade pengangkatan
kaca, pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan removable stops.

Pemasangan
- Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki pengalaman dalam
bahan dan sistem pemasangan kaca. Pergunakan alat dan per lengkapan yang di
rekomendasikan oleh pabrik kaca.
- Ukurlah semua bukaan dan potonglah kaca dengan tepat agar cocok dengan setiap
bukaan dengan kelonggaran pada tepi-tepi yang disyaratkan.
- Berilah primer pada permukaan bingkai untuk menerima panel kaca sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik, dengan memakai primer yang direkomen-dasikan.
- Pasanglah setting blocks pada posisi kira-kira seperempat dari sill. Gunakanlah
block dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik.
- Berilah ruang / spasi untuk kaca ter hadap pengakhiran kecuali terdapat gasket dan
tape yang kontinyu, dengan minimum 2 (dua) perenggang / pem batas pada setiap
sisi dari kaca. Berikan sealant dengan ketebalan yang sama dengan kaca atau
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Berikan ju mlah yang dibutuhkan untuk
jepitan minimum 9 mm pada kaca pada ke 4 sisi-sisinya.
- Pada keadaan terpasang bila ditutup dan dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar
yang menandakan kurang sempumanya pemasangan seal disekeliling kaca.
- Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus dapat menjamin bahwa tidak
akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan dan udara luar.
- Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan, untuk
memudahkan penggantian.

9. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


Metode Pelaksanaan :
- Setelah Daun pintu siap untuk dipasangkan pada dudukannya dalam kondisi belum
dilapisi cat ataupun plitur dipasangkan engsel pintu 3 (tiga) pasang dengan
ketinggian dan jarak sedemikian rupa kemudian dipasangkan kunci sesuai
dengan peruntukannya pada posisi yang ditunjukkan pada gambar ketinggian
pemasangan lubang kunci.
- Pemasangan kunci menggunakan sekrup dengan ukuran sesuai dengan lubang
sekrup tidak menggunakan paku untuk memperkuat dudukan kuncinya.
- Untuk daun pintu yang terpasang double atau dua buah daun dipasangkan
espagnolet di salah satu sisi.
- Untuk tiap jendela dan bouvenlict dipasangkan hak penahan dan grendel
pengunci.

10. PEKERJAAN PENGECATAN


a. Pengecatan Dinding
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
- Siapkan tenaga kerja, bahan dan alat.
- Buat request pekerjaan dan ajukan kepada Konsultan Pengawas.
- Bersihkan permukaan dinding dari debu dan kotoran dengan kain lap.
- Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang
akan dicat dengan kertas semen, koran dan lakban.
- Gunakan sekrap untuk memperbaiki bagian dinding yang retak dan kurang
rata dengan plamir, tunggu sampai kering. Untuk dinding bagian luar tidak
digunakan plamir tapi digunakan sealer.
- Haluskan plamur/sealer yang telah kering dengan amplas.
- Cek apakah permukaan dinding sudah rata.
- Aduk cat sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
- Lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas dan dengan
kuas untuk bidang yang sempit.
- Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan ulang tahap selanjutnya
sampai finish dan hasilnya benar-benar rata.

b. Pengecatan Plafond
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
- Siapkan tenaga kerja, bahan dan alat.
- Buat requset pekerjaan dan ajukan kepada Konsultan Pengawas.
- Bersihkan permukaan dari debu dan kotoran dengan kain lap.
- Lindungi bahan-bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan plafon yang
akan dicat dengan kertas semen, koran dan lakban.
- Aduk cat sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
- Lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas dan dengan
kuas untuk bidang yang sempit.
- Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan tahap selanjutnya sampai
finish dan hasilnya benar-benar rata.

c. Pengecatan Besi
- Proses Pengecatan dilaksanakan 3x Lapisan
- 1x Lapis Cat Dasar Jenis cat Zink Chromate Primer
- 2x lapis cat jenis Syntetic Enamel
- sebelum pengecatan permukaan besi dibersihkan dari karat dan kotoran
dengan cara diamplas.
- Setelah diperoleh permukaan yang bersih selanjutnya di cat dasar dengan
menggunakan jenis Zink Chromate Primer
- Setelah kering proses selanjunya memberikan lapisan cat jenis Syntetic
Enamel 2x lapisan sampai merata

11. PEKERJAAN WATERPROOFING


Sebelum pekerjaan lapisan waterproofing dilakukan, harus mengajukan contoh bahan
dan brosur. Lantai atau dinding yang akan diberi lapisan waterproofing tidak akan dibobok
akibat adanya pekerjaan lain terutama pekerjaan M&E.
a. Bahan
Sesuai dengan yang disyaratkan

b. Pelaksanaan
- Permukaan beton lantai yang akan dilapis waterproofing dibersihkan dari kotoran
puing-puing dan sampah lainnya.
- Pekerjaan waterproofing dilakukan oleh pekerja yang ditunjuk oleh pabrik
pembuatnya.
- Sparing-sparing pipa air kotor, roof drain/floor drain di grouting memakai bahan
yang sama.
- Pertemuan dengan dinding dinaikkan setinggi 20 cm dan lantai untuk di KM/WC
dan plat dak atap dinaikkan setinggi 40 cm.
- Setelah waterproofing dikerjakan, lalu diadakan pengetesan dimana permukaan
plat beton yang telah dilapis waterproofing direndam air selama 14 hari setinggi 5 –
10 cm.
- Bila ternyata hasil test rendam menunjukkan tidak ada kebocoran, maka membuat
Berita Acara Pemeriksaan dengan Manajemen Konstruksi , bahwa pemasangan
waterproofing tersebut telah di test dan telah dilaksanakan dengan baik tanpa ada
kebocoran.
- Melakukan proteksi/perlindungan dengan lapisan plesteran (discreed) memakai
adukan 1pc:3pasir + lapisan kawat ayam dan dihaluskan, kecuali untuk lantai
KM/WC, balkon, selesai diplester kasar. Kemiringan screed dibuat kearah roof
drain/floor drain.
- Pihak Kami melakukan perlindungan terhadap pekerjaan waterproofing yang telah
dikerjakan terhadap kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh pekerjaan yang
dilakukan oleh lainnya.

12. PEKERJAAN KUDA – KUDA BAJA RINGAN


Pekerjaan dilakukan oleh tenaga ahli dengan membuat rencana kerja seperti bagan
berikut:

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
1. Dipasang langsung di atas ringbalk.
2. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena
tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika
ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang
tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di
dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.

Gambar 1. Tumpuan dengan Wall-plate

Gambar 2. Langsung ringbalk

Gambar 1. Tumpuan dengan Wall-plate

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut:

Langkah 1: Persiapan kerja

 Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda, dan tidak


diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
 Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian
(lihat bagian keselamatan kerja).
 Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan
hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong,
gergaji besi, palu, dan sebagainya.

Langkah 2: Leveling dan marking

 Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.

Gambar 3. Kontrol siku dan leveling ring balok

 Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
 Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana
atap.
 Mengukur jarak antar kuda-kuda

Gambar 4. Pemberian tanda posisi perletakan kuda-kuda dan


pengukuran jarak antar kuda- kuda
Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

 Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan pada


rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.

Gambar 5. Pengangkat kuda-kuda secara manual

 Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-plate,
berdasarkan gambar kerja.
Gambar 6. Pemasangan kuda-kuda di atas ring balok

 Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri
kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda,
dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut
sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
 Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan unting-unting.

Gambar 7. Kontrol posisi kuda-kuda tegak lurus terhadap ring balok

 Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah


screw 12 – 14 x 20 HEX.

Gambar 8. Pengecangan kuda-kuda di atas ring balok

 Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan


menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
 Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai
dengan posisinya dalam gambar kerja.
 Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
 Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan
garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar).

Gambar 11. Kontrol ketinggian kuda-kuda (Apex)

 Memasang balok nok.


 Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.

Gambar 13. Pemasangan bracing pada reng (Roof Battens)

 Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,
jurai dan rafter.
 Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang
digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran
10-16x16 sebanyak 2 (dua) buah.
Gambar 12. Pemasangan screw pada reng (Roof Battens)

 Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu


ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan
panjang maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm.
outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.

Gambar 14. Pemasangan outrigger overhang pada kuda-kuda


pelana terakhir

 Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah
120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-
kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri
bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens
adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan
memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan
harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw.
Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya.
Gambar 16. Pemasangan ceiling battens

13. PEKERJAAN KUDA – KUDA BAJA KONVENSIONAL


Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan Kuda – kuda baja konvensional, bahan dan alat
yang dipakai dalam pekerjaan ini sesuai dengan rks dan BoQ serta gambar rencana.
Pemasangan Kuda-kuda atap menggunakan Baja Konvensional.
Bahan – bahan :
- Besi Gording Profil Baja Lip Light Channel 125.50.20.3,2
- Plat Baja 6 mm
- Baut Hitam dia. 10 mm
- Trackstang Dia. 10 mm
- Ikatan angina + turn buckle Dia. 16mm
- Bracing
- Pengecatan besi

Metode Erection Rangka Atap


- Dalam proyek ini memakai rangka atap dari Baja WF yang dikerjakan setelah
pekerjaan cor kolom, balok dan plat lantai selesai dikerjakan
- Bentuk dan ukuran pemotongan baja disesuaikan dengan gambar rencana
- Sambungan konstruksi menggunakan sistem las dan baut
- Selanjutnya setelah profil-profil baja terbentuk maka dilanjutkan pada tahap perakitan
- Jika pada tahap perakitan semua sambungan, dudukan telah sesuai dengan yang
diharapkan dilanjutkan pada tahap erection
- Pada tahap erction pertama kolom didirikan, kemudian rafter disambung lalu
dinaikan, setelah kolom dan rafter berdiri pasang Gordeng, ikatan gempa dan regel
- Setelah kontruksi baja berdiri semua, maka kami akan mengecek kembali baut-baut,
las- lasan pada joint konstruksi.
- Setelah konstruksi dirasa kuat maka rangka atap dipasang seluruhnya.
- Tahap berikutnya, pasang ikatan gordeng sampai semuanya terpasang.

14. PEMASANGAN PENUTUP ATAP

Penutup atap yang akan digunakan pada Proyek ini adalah Genteng Keramik dan
Genteng Membrane.

 Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok


maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
 Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
jurai dan rafter,

Gambar 16. Pemasangan alumunium foil

 Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
 Perletakan genteng untuk lembaran yang pertama akan dimulai dari sebelah kiri atap,
kemudian dilanjutkan kelembaran berikutnya.
 Apabila dalam 1 (roof batten) terdapat dua lembaran genteng atau lebih, maka
perletakannya akan disusun dari lajur bawah, kemudaian dilanjutkan jalur atas.
 Melubangi genteng dengan bor listrik, genteng kemudian dipaku dengan paku ulir
warna dan pada reng dipakai hexagon head self drilling screw dan dipaku pada
puncak gelombang genteng.
 Untuk mengikat rabung, kaki rabung dan flashing genteng metal dipakai paku rivet.
Inspeksi akhir

 Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan-serpihan akibat proses


pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja
ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak
standar, atau karena goresan benda tajam. Jika terjadi korosi pada suatu logam yang
menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat besar.
 Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran
maupun logam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur
baja ringan.
- Pasang waterproofing secara merata mulai daridinding terjauh dengan overlap
±10 cm.
- Cek pemasangan waterproofing membrane
- Test penggenangan selama 1 x 24 jam (1 hari).
- Screed penutup waterproofing :
Untuk gutter, sebelum penutupan screed dipasang kawat ayam mengikuti
alur pemasangan, ketebalan screed 2-3 cm dan difinish acian halus.

VI. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


VI. I PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.

Pemasangan sparing kabel


- Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
Pemasangan instalasi kabel
- Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
- Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.

Pemasangan panel
- Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
- Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas
dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus
diberi sepatu kabel dalam panel.
- Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk
daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila
ada perbaikan instalasi.

Testing dan Commissioning


- Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature
selama ± 1 x 24 jam

Pemasangan Kabel Feeders


Teknis Pelaksanaan Kabel Feeder Diatas Tanah :
Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja. Mengajukan ijin pelaksanaan
pekerjaan kepada konsultan pengawas. Kabel dipasang dengan menggunakan rak kabel
(cable tray) dengan diikat kabel ties. kabel digelar diurutkan sesuai dari dan tujuan kabel
akan digunakan sehingga terlihat rapi.

Teknis Pelaksanaan Kabel Feeder Didalam Tanah :


- Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
- Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas.
- Pemasangan kabel feeder dalam tanah, dipilih kabel yang khusus.
- Dalamnya penanaman kabel antara 50 cm s/d 100 cm dengan dilaoisi pelindung
seperti pasir , bata merah ditempatkan diatas pasir sebelum pengurugkan
dilakukan.
- Untuk daerah yang diatas pemukaannya dilalui alat berat seperti mobil dan
lainnya,kabel feeder dimasukan kedalam pipa sepanjag area yang dilalui alat
berat. Agar tidak terjadi kerusakan atau robek pada pelindung kabel feeder.

Pengetesan
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga mencapai hasil baik
dan bekerja sempurna sesuai persyaratan LMK/PLN.

Tahap pengujian
Pengujian instalasi kabel feeder, Sebelum dan sesudah pemasangan semua kabel
feeder dan instalasi listrik penerangan harus diuji terhadap tahanan isolasi yang
hasilnya harus memenuhi persyaratan dari PLN minimal 100 Mega Ohm. Alat ukur :
merger 0,6 / 1 Kv

Bahan yang Digunakan :


a. Kabel Fedder
b. Pipa
c. Kabel Ties

Peralatan yang Digunakan :


a. Tang
b. Obeng
c. Alat untuk Gali
d. Palu
e. Selang air
f. Meteran

Keselamatan kerja :
a. Pakai sarung tangan
b. Perhatikan ketinggian box panel
c. Pakai Sepatu

Pemasangan Kabel Tray


Pada dasarnya pemasangan kabel tray listrik dan elektronik adalah sama. Namun jenis
kabel traynya berbeda. Kabel tray listrik biasanya menggunakan jenis kabel tray
berlubang (perforated tray ) sedangkan kabeltray elektronik mengunakan wiremesh
tray.Kabel tray atau ladder adalah tempat dudukan kabel instalasi listrik yang dipasang
pada bangunan gedung sehingga tertata rapi dan mudah dalam pemeliharaan dan
perbaikan, gambar ladder ini dapat dilihat dibawah seperti sebuah rak rell dengan
sekumpulan kabel tertata rapi. bahan yang digunakan bisa terbuat dari alumunimum,
besi , baja dan material lainya.
Cara pemasangan kabel tray atau ladder adalah sebagai berikut:
- Pembuatan shop drawing penempatan jalur kabel dengan mempertimbangkan
bagian komponen bangunan lainya seperti titik lampu,instalasi pipa dll, agar tidak
yang biasa disebut juga dengan shop drawing komposit.
- Marking jalur tray atau ladder sesuai shop drawing
- Tandai lokasi pengeboran untuk gantungan
- Bor lokasi gantungan atau support
- Pasang gantungan atau support ladder
- Pasang kabel ladder Pada setiap sambungan
- Pasang penghubung grounding
- Agar dapat bertahan lama maka kabel tray dapat di zincromate atau finish cat
untuk mencegah karat.

Pekerjaan Penangkal Petir


Yang dimaksud pekerjaan penangkal petir adalah pekerjaan pengadaan unit air terminal
type electrostatic beserta down konduktornya berikut supporiting dan pembuatan system
grounding sampai dengan pengetesan, berikut sertifikat dari Depnaker.
Pekerjaan tersebut perlu dikoordinasikan dengan pihak sipil khususnya untuk kesiapan
lahan dimana titik air terminal berada.
1. Material
- Konduit pvc
- Tiang penangkal petir
- Kabel coaxial/kc/nyy
- Copper rod
- Head penangkal petir
2. Peralatan
- Grounding test
- Tang, obeng, gergaji besi
- Bending conduit
3. Urutan Pelaksanaan
- Tentukan lokasi grounding
- Pantek grounding dengan copper rod
- Buat bak control
- Rangkai penangkal petir danLampu pada tiang penangkal petir
- Pasang penangkal petir padaLokasi sesuai gambar
- Tarik kabel & sambung dengan pantekan
- Finish arsitektur

Pekerjaan Instalasi Lampu dan Stop Kontak


Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan, pengujian,
perbaikan selama pemeliharaan sehingga seluruh system elektrikal dapat beroperasi
dengan sempurna antara lain meliputi :
Peralatan :
Bor tangan, Tang, obeng, Water pass
Urutan Pelaksanaan :
- Marking jalur conduit pada dinding
- Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
- Pasang conduit dan in bow dos
- Tunggu sampai dinding di finish arsitek
- Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya
- Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

P ip a c o n d u it P V C 2 0 m m d ita n a m d a la m d in d in g

S a k e la r d ip a s a n g 1 5 0 c m d a r i la n ta i

S to p k o n ta k d ip a s a n g 3 0 c m d a r i la n ta i

P E M A S A N G A N S A K E L A R D A N S T O P K O N T A K

P ip a f le x ib le 2 0 m m d it a n a m d a l a m d in d in g
P ip a c o n d u it P V C 2 0 m m d i k le m k e d a k / p l a f o n P ip a fle x ib le 2 0 m m d it a n a m d a la m d in d in g
K le m p v c t ia p ja r a k 1 0 0 c m P ip a c o n d u it P V C 2 0 m m d ik le m k e d a k / p la f o n
K le m p v c t ia p ja r a k 1 0 0 c m

P ip a c o n d u it P V C 2 0 m m d ita n a m d a la m d i n d i n g
P ip a c o n d u it P V C 2 0 m m d ita n a m d a la m d in d in g
K a b e l N Y Y 3 x 2 ,5 m m
K a b e l N Y Y 3 x 2 , 5 m m / 2 x 2 ,5 m m
S a k e la r 1 5 0 c m d a r i la n ta i

S t o p k o n t a k 3 0 c m d a r i la n t a i

Pemasangan fitting dan armature


Material :
Armature, Kawat gantungan

Peralatan :
Tang , obeng, dll

Urutan Pelaksanaan :
Down Light
- Marking plafon dengan kapur / spidol
- Lubangi plafon sesuai marking, untuk akustik koordinasikan dengan rangka
plafond
- Pasang kawat gantungan
- Pasang lampu dengan melepas kap lampu
- Kencangkat kawat gantungan
- Sambung ke instalasi
- Pemasangan lampu Down Light setelah kondisi proyek aman dari pencurian.
- Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.

T dus
Pipa conduit PVC 20 mm diklem rangka atap
Kabel NYY 2x2,5 mm

Kawat penggantung
Armature TL 2x36 wtt inbow

Plafon gypsum

PEMASANGAN TL INBOW (RESSECCED MOUNTED)

TL ceilling mounted
- Marking plafon dengan kapur / spidol &pasang kawat gantungan
- Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
- Pasang lampu jika plafon telah finish
- Gunakan skrup untuk pengikat lampu
- Sambung ke instalasi

T dus
Pipa conduit PVC 20 mm diklem rangka atap
Kabel NYY 2x2,5 m m

Armature TL 1x36 wtt outbow


fisher
Plafon gypsum
Pemasangan Konduit Inbow
Material :
Conduit PVC / steel, Tee dos , sock, Kawat bendrat, Paku

Peralatan :
Palu, Tang, obeng, Bending conduit, Benang, Cat , kapur dan spidol

Urutan Pelaksanaan :
Pemasangan Konduit pada gantungan plafon
- Marking pada rangka plafond
- Tandai lokasi tee dos
- Pasang conduit
- Ikat conduit pada layer 2

Instalasi Listrik
- Pekerjaan persiapan pengadaan material dan alat bantu ke lapangan setelah
pembuatan direksi keet.
- Sparing awal bawah tanah untuk kabel utama dan SDP (Sub Distribution Panel)
ke LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) / Power Suply .
- Jaringan instalasi grouping yang akan dilaksanakan setelah kabel utama
terpasang.
- Jaringan instalasi titik lampu, dan titik stop kontak yang akan dilaksanakan setelah
rangka plafond terpasang dan sebelum plafond terpasang.
- Pembuatan lubang armature lampu di plafond pada masing-masing titik lampu
etelah plafond terpasang namun belum di finising.
- Pemasangan armature lampu, saklar dan stop kontak yang akan dilaksanakan
setelah plafond dan dinding di finishing.
- Pengetesan Insulating (merger) pada masing-masing jaringan kabel group titik
lampu dan stop kontak.
- Pemasangan panel LP (Lighting Panel)
- Connecting jaringan kabel dan SDP (Sub Distribution Panel) ke masing-masing
LP (Lighting Panel) maupun PP (Power Panel).
- Pengetesan Insulating (merger) pada masing-masing jaringan kabel SDP - LP,
SDP - PP, masing-masing LP ke jaringan kabel group titik lampu dan PP ke
jarinan kabel group peralatan.
- Pemasangan komponen lampu dan peralatan setelah hasil pengetesan insulating
(merger) semua jaringan listrik sesuai dengan ketentuan PUlL (Peraturan Umum
Instalasi Listrik).
- Testing dan Commissioning Lokal dengan menggunakan tegangan kerja dan
power supply sementara.

Pada pekerjaan Elektrikal spesifikasi dan bahan mengacu pada RKS yang terdapat pada
dokumen lelang.

Pekerjaan Fire Alarm


A. Gambar Kerja
Gambar Kerja yang sudah disetujui oleh Konsulta Pengawas akan menjadi Acuan
dalam pemasangan / instalasi Fire Alarm
B. Material
- Peralatan Utama Fire Alarm
- Detector Speaker
- Kabel Instalasi dan Konduit
- Terminal Box
- Material Bantu
C. Peralatan
- Tang , Obeng , Bor dan lain-lain
- Peralatan Utama Fire Alarm
D. Pemaasangan
- Instalasi Semua Kabel untuk Sistem Fire Alarm
- Pasang detctor dan sambungkan Kabelnya dengan Sepmpurna
- Detector harus terlindung dari Kotoran dan Debu
- Pasang Instalasi Pada rak Kabel dan sambungkan
- Pasang terminal Box
- Pasang Peralatan Utama dan sambungkan dengan sistem sesuai dengan Gambar
Kerja
Gambar 38 FLOW CHART PEMASANGAN FIRE ALARM
VI. II PEKERJAAN MEKANIKAL
a. Pekerjaan Pompa
Pompa distribusi utama yang digunakan untuk pekerjaan ini akan dipilih sesuai dengan
ketentuan RKS dan/atau spesifikasi teknis yang ada pada gambar kerja atau BQ
pekerjaan, terutama dalam perihal kapasitas pompa dan ukuran head. Perlengkapan
pompa tersebut juga akan diambil dari pabrik atau agen distributor setempat sehingga
tidak akan ada kendala dalam maintenance atau keperluan penggantian suku cadang
selama penggunaan bangunan nantinya.

Untuk pengadaan setiap pompa nantinya akan kami lengkapi dengan katup searah
pada sisi tekan, katup penutup dan flexible connection pada sisi hisap maupun sisi
tekannya, dan dilengkapi strainer pada sisi hisap pompa. Teknik pelaksanaan
pemasangan pompa dimulai dengan marking lokasi penempatan pompa distribusi
sesuai dengan gambar perencanaan, dibuat pondasi untuk pompa dengan
memperhatikan kerataan pondasi menggunakan waterpass, melakukan test tekan,
menyambungkan sistem pemipaan untuk distribusi air bersih dan penyambungan
instalasi daya pada pompa.

b. Pekerjaan Plumbing
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemipaan Instalasi Air Bersih, Air Kotor, Air Bekas
dan Air Hujan adalah sebagai berikut:
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan instalasi
air bersih dan air kotor.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.

c. Pekerjaan instalasi air bersih


Yang dimaksud dengan instalasi air bersih di sini adalah :
1. Sarana pipa untuk menyalurkan air bersih dari sumur pompa/deep well/ke
pemakaian langsung atau ke bak penampung (reservoir) melalui pompa distribusi.
2. Sarana pipa dari reservor ke tiap-tiap titik pemakaian (kran, sanitary) dengan
sistem gravitasi atau dilengkapi dengan pompa boster bila diperlukan tekanan air
lebih besar dari tekanan gravitasi.

Urutan pelaksanaan pipa indoor :


1. Marking jalur pipa sesuai dengan shop drawing dan koordinasikan dengan jalur
pekerjaan lain seperti jalur air kotor, fire figthing dll
2. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan
3. Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
4. Pasang pipa sesuai dengan ukuran
5. Lakukan tes pipa dengan tekanan air untuk mengecek ada tidaknya kebocoran.
6. Tutup hasil bobokan jika tidak ada kebocoran.
d. Pekerjaan instalasi air kotor
Untuk instalasi air kotor, biasanya langsung melalui buangan dari closet dan terminal,
sedangkan untuk air buangan adalah sisa air buangan dari wastafel, bak cuci dan floor
drain (pembuangan pada lantai) yang mengalir secara gravitasi dari masing-masing
genitor menuju bak penampungan (septic tank).

Yang perlu diperhatikan dalam pemasangannya adalah


 Untuk air kotor dibuat kemiringan (± 10)
 Untuk air buangan dibuat kemiringan (± 1,50) masing-masing pipa air kotor dan
air buangan harus dilengkapi pettrap (saluran leher angsa) untuk mencegah
bau.

Urutan pelaksanaan :
 Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan
10 bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak
mudah bocor.
 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve,
fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
 Pasangan clean out dan accessories lainnya.
 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi
siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban
air.
 Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum
diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak
saat menerima beban air.
 Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman
pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagianujungnya harus dibersihkan dengan
ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.

e. Pekerjaan Septic Tank


1. Menentukan lokasi penggalian untuk menanam tanki biotech, septic tank
bio. Dianjurkan meletakkan tanki bio septic berdekatan dengan parit
pembuangan air kotor.
2. Lakukan penggalian tanah dengan ukuran lebih besar sekitar 50 cm dari
ukuran tanki. Hal ini berguna untuk memudahkan kita saat memasukkan
tanki ke dalam lubang. Kedalaman galian disesuaikan dengan saluran pipa
WC/kloset. Jika pemasangan tanki dan kloset termasuk pekerjaan baru
(bersamaan), maka usahakan posisi kloset harus lebih tinggi dari septic
tank sehingga kotoran dapat mengalir lancar ke tanki. Dasar penggalian
harus rata dan padat, jika mengandung air, usahakan buang terlebih dahulu
sebelum memasang pondasi.
3. Pasang pondasi pada dasar galian sebagai penopang tanki bio. Tinggi
pasangan bata untuk pondasi antara 1 hingga 2 lapis. Sebagai perekatnya
gunakan adonan pasir dan semen.
4. Setelah pondasi kering, turunkan tanki ke dalam lubang galian dan atur
posisi pipa inlet mengarah ke kloset/WC, sedangkan pipa outlet mengarah
ke parit saluran pembuangan air kotor.
5. Sebelum melakukan pengisian tanah pada sekeliling dinding tanki, isi
dahulu tanki bio septic dengan air hingga separuh dahulu. Lakukan
penimbunan pada bagian samping tanki dengan tanah, padatkan.
6. Isi lagi tanki hingga penuh dan lakukan penimbunan hingga batas tutup
tanki, dengan syarat pipa inlet dan outlet telah disambungkan dengan pipa
sesuai bagiannya.
7. Lakukan pengecekan pada setiap sambungan, usahakan tidak bocor pada
masing-masing sambungan.
8. Tutup tanki dengan penutupnya, putar dengan kencang sehingga tidak
bocor.
9. Jika bagian atas tanki hendak dibebani dengan beban yang berat, maka
lakukan pengecoran dengan beton bertulang dengan ketebalan 10 cm.
10. Lakukan pengetesan dengan menyiram air dari kloset/WC, dan bio septic
tank siap digunakan.

f. Pekerjaan instalasi air hujan


1. Memeriksa gambar untuk lantai yang akan dikerjakan untuk mengetahui dimana
pipa akan dipasang berikut elevasinya.
2. Persiapan material pipa, fitting, sambungan da alat kerja yang dibutuhkan,
jumlah dan ukuran yang sesuai RKS
3. Pipa tegak dipasang dengan dudukan dan klem dari baja, jarak antara klem
adalah 300 cm atau sejauh jarak lantai ke lantai.
4. Pipa datar dipasang dengan penggantung baja seperti penggantung pada
pipa air bersih, jarak antara penggantung dia. 50 mm atau lebih kecil setiap
200 cm, di. 65 mm tau lebih besar setiap 300 cm, dengan kemiringan minimum
1 persen
5. Pipa yang ditanam di dalam tanah, pada sisi bawah dari pipa tegak yang
dihubungkan dengan pipa datar harus diberi dudukan dari blok beton.
6. Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 50 mm menggunakan
solvent cement, sedangkan yang lebih besar dari 50 mm menggunakan rubber-
ring.
7. Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar
sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan
kebocoran.
8. Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
9. Buat sumur resapan dan bak kontrol.

Testing dan commissioning


 Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan
menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada
saat itu tidak boleh ada penurunan tanah.
 Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu
(flushing) dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa
dapat melalui lubang clean out.
 Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang
dimaksudkan apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang
terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.
 Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.

g. Pekerjaan Sanitary
Pekerjaan Pemasangan Sanitair dilakukan setelah Pekerjaaan Pemasangan Keramik
Dinding dan Lantai atau dapat juga dilakukan secara bersamaan , pada bagian ini kami
sampaikan beberapa cara pemasangan kelengkapan Sanitair
Pemasangan Closet

 Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk


Toto Dalam negeri, warna standar akan ditentukan kemudian
 Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan
disetujui oleh Direksi lapangan.
 Kloset disekrupkan pada lantai dengan menggunakan Dyna bolt

Pemasangan Washtafel
 Washtafel yang digunakan adalah merk Toto lengkap dengan segala
accessorisnya seperti tercantum dalam brosurnya, warna putih, kecuali
ditentukan lain.
 Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya.
 Ketinggian dan konstruksi harus disesuaikan dengan gambar untuk itu, serta
petunjuk-petunjuk dari produsen dalam brosur.
 Pemasangan harus baik, rapi, waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran
dan noda serta penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada
kebocoran- kebocoran.

Pemasangan Urinoir
 Urinoir berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk Toto, warna
standar putih, kecuali ditentukan lain.
 Urinoir yang dipasang adalah urinoir yang telah diseleksi dengan baik, tidak
ada bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat-cacat lainnya.
 Pemasangan urinoir pada tembok menggunakan baut ficher atau ramset
dengan baut kuningan atau stainless steeldengan ukuran yang cukup untuk
menahan beban seberat 15 kg tiap baut.
 Setelah urinoir dipasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai
dengan gambar untuk itu, baik waterpassnya
 Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding dengan urinal ditutup
dengan semen yang berwarna sama dengan urinal.
 Semua noda-noda semen dan lain-lainnya dibersihkan dengan sempurna.
 Sambungan instalasi pumblingnya harus baik, tidak ada kebocorankebocoran
air.

Kran Air
 Semua keran yang dipakai adalah semutu merk Dalam negeri atau setaraf
dengan chormed finish Ukuran disesuaikan dengan keperluan masing-masing
sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
 Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding.
 Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir untuk
sambungan
selang. Selang-selang untuk metal sink diruang saji dan dapur disambung
dengan pipa leher angsa (extension).
 Stop keran yang dapat digunakan semutu merk Kitazawa, bahan kuningan
dengan putiran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai dengan
gambar untuk itu.
 Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
Floor Drain
 Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk Dalam negeri, metal
verchroom, lubang diameter 2 inchi dilengkapi dengan siphon dan penutup
berengsel.
 Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar untuk itu.
 Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan telah
disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
 Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
 Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton
kedap air.
 Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan dari
noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

h. Pekerjaan Instalasi Hydrant


Lingkup Pekerjaan
 Pemasangan jalur instalasi pipa hydrant sesuai Gambar
 Pernasangan pipa penyambungannya dengan sistim las
 Selesai pengelasan dan pengetesan dan pengecetan pipa lalu di Flinkcoat
 Pemasangan pipa kemudian di balut dengan goni untuk pipa yang tertanam

Pelaksanaan
 Sambungan pipa digunakan sambungan las (welded Joint) dengan
menggunakan elektroda las yang berkualitas baik
 Pada penyambungan Pipa dengan menggunakan flens perlu dilengkapi
dengan ring type gasket untuk menjamin sambungan terhadap kebocoran
 Pelaksanaan water proofing terhadap kebocoran sebelum pemasangan dan
pada pelaksanaan pekerjaan penyambungan
 Pipa-pipa diharuskan ditest terhadap kebocoran, pengetesan harus diketahui
dan disetujui pengawas/Direksi
 Apabila pada waktu pengetesan diketahui ada kegagalan pada salah satu
sistim, maka biaya penggantian peralatan dan biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab kontraktor
 Sebelum pekerjaaan dimulal kontraktor harus menyerahkan daftar dan brosur-
brosur material/peralatan yang akan dipasang
 Instalasi pipa harus dilengkapi dengan penggantung pipa, penyangga dengan
jarak tertentu dan memenuhi syarat
 Commissioning dan testing dari peralatan yang terpasang wajib dilaksanakan
untuk mengetahui bahwa pekerjaan pemasangan peralatan sudah baik dan
benar
Pengujian Pada Sistim Pemadam Kebakaran
Untuk melakukan pengujian sistim pemadarn kebakaran kontraktor harus
berkoordinasi terlebih dahulu dengan pengawas/Direksi.

a) Prosedur pengujian
 Pipa instalasi sistim hidran siap terpasang seluruhnya
 Siapkan alat penekan tekanan, pompa sistim mekanik atau pompa motor dan
alat ukur tekanan (pressure Gauge).
 Hubungan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input instalasi
bangunan. Pengujian dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maksimal 50
 Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa
penekan, Kran yang berhubungan ke instalasi seluruh posisi ditutup dengan
plug sesual dimensi kran
 Pipa instalasi siap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure gauge
menunjukkan angka 10 kg/cm2, atau atas petunjuk pengawas/Direksi
 Angka 10 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus menerus
(atau atas petunjuk pengawas/Direksi) dan tidak ada penurunan, kecuali
karena perubahan cuaca
 Untuk pemeriksaan tekanan dibuatkan daftar, dalam daftar itu tercantum
tekanan per-jam maupun keadaan temperatur pada saat test pipa dilakukan
 Pemasangan jalur instalasi pipa hydrant dibawah tanah Ø 150 mm, Ø 100
mm, dan Ø 65 mm
 Pernasangan pipa penyambungannya dengan sistim las
 Selesai pengelasan dan pengetesan dan pengecetan pipa lalu di Flinkcoat
 Pemasangan pipa kemudian di balut dengan goni untuk pipa yang tertanam
i. Pekerjaan IPAL
Instalasi Pembuangan Air Limbah Diluar Bangunan
 Pipa 4” ukuran air limbah
 Pipa 6” ukuran air limbah
 Pipa 8” ukuran air limbah
Pemasangan instalasi di luar khususnya Instalasi Pembuangan Air Limbah
dalam
konenting untuk sumber yang akan keluar bangunan. Instalasi Pembuangan Air
Limbah adalah konekting dari dalam bangunan yang akan dibuang ke
pembuangan akhir berupa septic tank atau sumur resapan.

Dalam penyambungan pipa-pipa dan kemiringan perlu diperhatikan, jangan


sampai ada bagian pipa yang tidak teratanam karena kedalaman septic tank
tidak tercapai. Perlu dilakukan pengukuran kedalaman septic tank sehingga
dicapai optimal kemiringan dari pipa pembuang tersebut.

j. Pekerjaan Sumur Dalam (Deep Weel)


1. TAHAP PERSIAPAN
2. TAHAP PEMBORAN AWAL (PILOT HOLE)
3. TAHAP ELECTRICAL LOGING
4. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)
5. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)
6. AHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT (GRAVEL PACK)
7. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)
8. TAHAP PENGECORAN
9. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)
10. TAHAP FINISHING

1. TAHAP PERSIAPAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :

1. Pekerjaan Mobilisasi
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan
peralatan dan bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran.
Tahap mobilisasi ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
lapangan.

2. Pekerjaan Persiapan Lokasi


Pada tahap pekerjaan ini meliputi :
a) Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin
bor.
b) Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur
bor.
c) Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila
formasi lapisan tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan
formasi yang mudah runtu.
d) Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting)
pompa Lumpur beserta selang-selangnya.
e) Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.

2. TAHAP PEMBORAN AWAL


Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor
putar (rotary drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi
dengan sirkulasi Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor.

Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter
lobang kecil sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya
antara 4 sampai dengan 8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan
atau spesifikasi mesin bor yang digunakan.
Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :
- Kekentalan (viskositas) Lumpur bor
- Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap
meternya (penetrasi waktu permeter)
- Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
- Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan
dalam plastik kecil atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor
sesuai dengan kedalamanya. Adapun maksud pengambilan sample cutting
adalah sebagai data pendukung hasil electrical logging untuk menentukan
posisi kedalaman sumber air (akuifer).

3. TAHAPAN ELECTRICAL LOGING


Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air,
tahap
pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen). Electrical Loging
dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut menggunakan
konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor
dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam
lubang elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor.
Sebagian arus kembali ke elektroda di permukaan dengan arus yang telah
mengalami penurunan. Penurunan inilah yang diukur.

4. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)


Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai
dengan diameter konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang
direncanakan. Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama
seperti pada tahap pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting
(formasi lapisan tanah) tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor
dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
masuknya konstruksi pipa casing dan saringan (sreen) serta masuknya
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

5. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)


Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai
dengan gambar konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan
konstruksi saringan (screen) harus didasarkan atas hasil electrical logging dan
analisa cutting. Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah
pemboran. Dari pemahaman aspek-aspekhydrogeology diharapkan
perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu memberikan sumur
pemanfatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran.
6. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT (GRAVE PACK)
Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk
menyaring masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen)
dan mencegah masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan
(screen). Adapun cara penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah
dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air yang encer supaya kerikil pembalut
(gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada rongga antara konstruksi
pipa casing dengan dinding lubang bor.

7. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)


Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan
maksud untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer serta kerikil
pembalut dari partikel halus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat
terbuka penuh sehinga air tanah dapat mengalir kedalam lubang saringan
(screen) dengan sempurna.

Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :


- Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada
dinding lobang bor.
- Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.
- Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga
pemompaan bebas dari kandungan pasir.

Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara :


7.1. Water Jetting
Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang
mempunyai 4 lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada
tiap-tiap interval saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan
penghantar pipa bor yang dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan
dengan pompa tekan yang memompakan air bersih kedalam sumur dalam.
Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan
memutar-mutar pipa penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan
(screen).

7.2. Air Lift


Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur
dalam dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift
ini dilakukan mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan
hingga ke dasar sumur dalam.

8. TAHAP PENGECORAN (GROUTING)


Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :
 Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing.
 Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam
pipa casing melalui saringan (screen).

9. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)


Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui
kondisi akuifer dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih
jenis serta kapasitas pompa yang sesuai yang akan dipasang disumur dalam
tersebut.
Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :
a. Muka air tanah awal (pizometrikawal)
b. Debit pemompaan
c. Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)
d. Waktu sejak dimulai pemompaan
e. Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan
f. Waktu setelah pompa dimatikan

Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :


1. Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test) Uji pemompaan yang
dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi debit yang
berbeda.
2. Uji pemompaan panjang Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x
24 jam dengan debit tetap. Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali,
yaitu pada awal pemompaan, pertengahan dan akhir pemompaan. Maksud
dan tujuan pengambilan sample air adalah untuk pemeriksaan (analisa)
kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam tersebut memenuhi
standar air minum yang diizinkan.

Kualitas air yang dianalisa adalah : - PH (keasaman atau kebasaan) air


tersebut. – Kadar unsur-unsur kimia terkandung dalam air tersebut. - Jumlah
zat pada terlarut (TDS).

10. TAHAP FINISHING


Untuk pengadaan pekerjaan reservoir pada utilitas, dilakukan pengadaan
Reservoir Fibre type panel dengan spesifikasi sesuai RKS dan BoQ dengan
menggunakan pompa air bersih jenis Centrifugal Multi Stage. Pengadaan
ground reservoir untuk utilitas pengadaan air bangunan ini juga dilengkapi
dengan system filter yang terdiri dari SAND filter dan CARBON filter untuk
menjaga kebersihan supply air ke dalam.

Air sumber dari reservoir di tarik mnggunakan pompa dan di transfer ke sand
filter melalui pipa. Setelah itu air bersih hasil filterisasi ditampung di roof
tank/tanki air dan didistribusi dengan pompa pendorong.

VII. PEKERJAAN LAIN – LAIN


1. PENYIAPAN BADAN JALAN
Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan pembersihan,
pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang ditunjukkan gambar rencana
atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah
dasar.
Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:
- Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat mengganggu pekerjaan seperti
semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
- Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat seperti
excavator maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar
atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
- Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roller atau
menggunakan COMBINATION VIBRATORY ROLLER pada daerah pelebaran yg tidak
terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibratory roller.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:

- Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.


- Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan alat yang memadai agar kepadatan
yang diinginkan dapat tercapai
- Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk mencapai
kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.
- Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan
eksisting.

2. PEKERJAAN LEVELING LAPIS PONDASI AGREGAT KLAS B


LPB adalah lapis pondasi agregat yang berada di atas tanah dasar /subgrade. Tanah dasar
di bawah LPB bisa berupa tanah asli maupun tanah timbunan dan galian. Lapis pondasi
agregat kelas B ini merupakan campuran dari berbagai fraksi agregat dengan ketentuan
gradasi sesuai dengan Tabel SNI berikut.

Prosedur pelaksanaan Agregat Kelas B sebagai berikut :

a) Pekerjaan persiapan subgrade. Apabila sudah siap maka dilakukan pengukuran


menggunakan alat ukur seperti TS, theodolit maupun waterpass.
b) Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan Stone Crusher.
c) Blending material mulai dari fraksi 1, 2 dan 3 sesuai komposisi JMF. Blending bisa
menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia, blending bisa menggunakan
excavtor maupun wheel loader.
d) Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan menggunakan dump
truck.
e) Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader. Tebal hamparan agregat
maksimum 20 cm.
f) Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat pemadatan perlu
menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck
water tank.
g) Pengujian ketebalan LPB atau tes spit.
h) Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat kepadatan
sampai 100%.
i) Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 60%

3. PEKERJAAN PERKERASAN BETON


a. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus (Lantai Kerja)
Proses pelaksanaan diawali denganmelakukan penentuan/penyesuaian elevasi
rencana ketinggian lantai kerja berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan. Setelah
itu, permukaan badan jalan dibersihkan dan dibasahi/disiram dengan air terlebih
dahulu agar tidak terjadi penyerapan air semen dari beton B0 yang akan digelar. Lalu
pemasangan bekesting melintang dengan ukuran selebar jalur lalu-lintas dilakukan
serta memperhatikan panjang lahan pengecoran yang disesuaikan dengan
kemampuan kerja per hari berdasarkan kapasitas concrete mixer. Bentuk akhir atau
bagian atas lantai kerja (B0) harus rata karena diperuntukkan sebagai landasan untuk
meletakkan pelat beton.

Setelah pengecoran lantai kerja selesai dikerjakan maka dilakukanlah proses curing
dengan menebarkan karung goni yang dibasahi selama seminggu (tiga kali sehari
disiram air) guna mencegah terjadinya retakan-retakan sebagai akibat proses
pengerasan/pengeringan beton.

Pekerjaan lantai kerja / Lapis Pondasi bawah Beton Kurus ini dilaksanakan untuk
seluruh badan jalan dengan ketebalan lantai kerja pada pekerjaan ini 5 cm secara
merata.

b. Pekerjaan Pemasangan Lapis Plastik


(Bond Breaker)
 Menyiapkan peralatan dan bahan
yang akan digunakan dalam
pekerjaan.
 Plastik dipasang pada area yang telah dipasang bekistin, fungsi plastik ini agar
adukan semen yang akan dicor nantinya tidak keluar dari acuan/bekisting.
 Pemasangan plastik dilakukan secara merata dan penuh, tidak ada bagian yang
tidak ditutupi plastik ini
 Agar plastik alas tidak bergerak dan kaku, pada bagian permukaan digunakan
pemberat berupa batu atau pemberat yang lainnya, untuk sisi samping digunakan
paku yang ditempelkan ke dinding bekisting.
 Plastik alas dipasang hingga mengeluarkan sisa pada ujung bekisting.

Tenaga Kerja yang dibutuhkan


 Pekerja = 4 Orang

c. Pekerjaan Bekisting
1. Peralatan dan bahan yang digunakan
 Peralatan
1. Meteran
2. Palu
3. Gergaji Kayu
4. Peralatan tukang lainnya

 Bahan
1. Kayu Kaso 5/7
2. Multiplek 12 mm
3. Paku
4. Minyak Bekisting

2. Kuantitas pekerjaan
Pekerjaan ini menggunakan satuan volume luasan area (m2). Luasan area yang
harus dikerjakan adalah 597 m2.

3. Pelaksanaan pekerjaan
 Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan.
 Pemasangan bekisting dikerjakan sesuai gambar rencana.
 Bekisting digunakan untuk 3 kali penggunaan.
 Bekisting akan dipasang kokoh dan tidak melendut.
 Bekisting dipasang per segmen dengan panjang maksimal per segmen
adalah 5 meter.
 Permukaan bekisting yang akan bersentuhan langsung dengan beton
diberikan minyak bekisting agar tidak lengket pada saat pembongkaran
bekisting.
 Pembongkaran bekisting ketika umur beton minimal 3 hari.
 Pembongkaran akan kami lakukan dengan teliti agar tidak merusak beton
yang telah dicor.

4. Tenaga Kerja yang dibutuhkan


 Mandor = 1 Orang
 Tukang Kayu = 4 Orang
 Pekerja = 6 Orang

d. Pekerjaan Pembesian
Pasang Tulangan untuk dudukan :
Bila Polytene (plastic cor) telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan
pekerjaan pemasangan tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar. Pemasangan ini
akan dilakukan sesuai dengan bentuk dan jarak yang tertera dalam gambar kerja.
Dimana tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar tersebut telah dipabrikasi
sebelumnya sesuai dengan bentuk dan diameter tulangan yang tertera dalam gambar
kerja.

Pasang Dowel :
Bila tulangan dowel tersebut telah dimeni kemudian akan dipasang dengan cara
terlebih dahulu memasukkan batang besi / tulangan dowel tersebut kedalam
selongsong pipa PVC yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian tulangan dowel
tersebut akan dirakit dan diikat pada besi dudukan tulangan dowel dengan
menggunakan kawat beton sesuai dengan jarak yang tertera dalam gambar kerja.
Kemudian ujung pipa PVC akan dipasang dop penutup lubang untuk menjaga agar
adukan beton tidak akan masuk kedalam selongsong pipa PVC. Jika dowel tersebut
telah terpasang kemudian akan diangkut kelokasi pekerjaan untuk dipasang pada titik-
titik lokasi pemasangan.

e. Pekerjaan Beton K-400


Setelah tulangan dudukan, tie bar dan dowel telah terpasang kemudian akan
dilanjutkan dengan pengececoran. Sebelum melakukan pengecoran akan diajukan
Surat Pemberitahuan Pengececoran / membuat Request Pekerjaan kepada
pengawas/direksi untuk mendapatkan izin untuk melakukan pengecoran. Bila telah
mendapat izin pengecoran dari pengawas/direksi maka dengan segera akan dilakukan
pengecoran, dengan beton readymix yang akan didatangkan dari supplier. Sebelum
melakukan pengecoran terlebih dahulu akan dipersiapkan segala peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pengecoran antara lain genenator set,
concrete vibrator, garukan, jidar dan kabel-kabel serta lampu-lampu penerangan.
Beton ready mix yang berasal dari truk mixer dituang ke dalam kotak (mal) yang telah
disiapkan lalu diratakan secara manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan
dengan menggunakan vibrating screed yang sistem operasinya bergerak di atas mal
memanjang (sepanjang mal memanjang) yang ditarik dengan tenaga manusia bolak
balik sebanyak 4 lintasan. Proses perataan dan pemadatan terjadi karena alat vibrating
screed tersebut selain meratakan juga bergetar sehingga terjadi pemadatan
sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu dengan menggunakan
vibrator beton. Pada saat pengecoran truk mixer akan dipandu untuk mundur hingga
mencapai awal dari pengecoran/opritan dan jika telah mencapai lokasi pengecoran
kemudian adukan beton tersebut dituang dari truk mixer secara berlahan-lahan
kemudian bahan adukan coran tersebut akan diambil sebagian untuk melakukan
pengujian slump beton kemudian dan sampel benda uji silinder/kubus beton.
Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran dimana adukan beton tersebut akan dituang
dari truk mixer dan kemudian ditarik dengan mengunakan alat bantu sambil dipadatkan
dengan menggunakan concrete vibrator kemudian diratakan dengan menggunakan
jidar hingga mendapatkan permukaan yang rata.

f. Pekerjaan Cutter Joint Beton + Joint Sealent


Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek,
bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, ditempa,
dikonsolidasi dan di finishing lagi.Daerah yang menonjol / berlebih harus dipotong dan
di-finishing lagi. Sambungan harus diperiksa kerataannya. Permukaan harus terus
diperiksa dan dibetuikan sampai tak ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan
perkerasan beton sesuai dengan kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan.
Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straight edge) tidak boleh
melebihi toleransi yang ditentukan.

g. Finishing
Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan
(curing)dilakukan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang garis
sumbu (centre line) jalan, atau dengan cara pembuatan alur (grooving) pada arah
melintang atau memanjang jalan. Pengkasaran yang dilakukan dengan menggunakan
sikat kawat selebar tidak kurang dari 45 cm, dan panjang kawat sikat dalam keadaan
baru adalah 10 cm dengan masing-masing untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat hams
terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang-seling sehingga jarak masing-
masing pusat untaian maksimum 1 cm. Sikat harus diganti bila bulu terpendek
panjangnya sampai 9 cm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 0,75
mm.

h. Perawatan dan Perlindungan Beton


- Perawatan
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau
segera setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton
harus segera ditutup dan dirawat sesuai dengan metode yang disetujui. Dalam semua
hal, dimana perawatan memerlukan penggunaan air, maka operasi perawatan harus
dititik beratkan pada penyediaan air. Biasanya masa perawatan dilakukan selama 7
hari, tetapi waktu tersebut dapat diperpendek bila 70 % kekuatan tekan atau lentur
beton dapat dicapai lebih awal.

- Perawatan dengan Lembar Goni atau Terpal


Permukaan dan bidang tegak beton harus seluruhnya ditutup dengan lembar goni /
terpal. Sebelum ditutup, lembar penutup harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak
boleh diletakkan sebelum beton cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Selama
masa perawatan, lembar penutup harus tetap dalam keadaan basah dan tetap pada
tempatnya.

- Perawatan Celah Gergajian


Selama perawatan celah gergajian perkerasan harus dilindungi dari pengeringan yang
cepat.Hal ini seringkali dilakukan dengan kertas pilihan atau bahan lainnya yang
sesuai.

- Perlindungan Perkerasan Yang Sudah Selesai


Perkerasan yang sudah selesai dan perlengkapannya harus dilindungi dari lalu-lintas
umum dan lalu-lintas pelaksanaan. Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas
untuk mengatur lalu-lintas, memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-
lampu, rintangan, dan jembatan penyeberangan. Setiap kerusakan yang terjadi pada
perkerasan sebelum dibuka untuk lalu-lintas umum harus diperbaiki atau diganti.

- Perlindungan terhadap hujan


Untuk melindungi beton yang belum cukup keras terhadap pengaruh hujan, maka
setiap saat harus tersedia bahan untuk melindungi beton tersebut, seperti lembar goni,
terpal, kertas perawat atau lembar plastik. Disamping itu apabila digunakan metoda
acuan gelincir maka harus direncanakan penanggulangan darurat untuk melindungi
permukaan dan tepi. Apabila diperkirakan akan segera turun hujan maka semua
petugas harus mengambil tindakan yang perlu guna memberikan perlindungan
menyeluruh kepada beton yang belum keras.

- Toleransi Tebal
Semua lapisan permukaan dan lapis pondasi harus dibuat dengan tebal sesuai dengan
Gambar Rencana.Pemeriksaan yang teliti terhadap elevasi acuan dan pengukuran
ketebalan terhadap permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah dengan
menggunakan benang dipandang cukup memadai. Apabila dipandang perlu
memeriksa tebal perkerasan setelah penghamparan, maka tebal perkerasan dapat
ditentukan dengan cara pemboran (core drill). Pemboran harus dilakukan pada interval
yang disyaratkan.

- Pembukaan dan Pembatarasan Lali-lintas


Perkerasan yang sudah jadi harus dilindungi terhadap kerusakan akibat operasi dan
lalu-lintas pelaksanaan sampai saat penyerahan hasil pekerjaan. Perkerasan yang
dilewati peralatan pelaksanaan harus tetap bersih, dan ceceran beton atau bahan
lainnya harus segera disingkirkan. Lalu-lintas umum harus dicegah masuk dengan
memasang rintangan dan rambu-rambu sampai beton berumur paling sedikit 14 hari
atau lebih lama bila diperlukan untuk memperoleh kekuatan cukup. Lalu-lintas tidak
diijinkan masuk selama sambungan belum ditutup.

4. PEKERJAAN SALURAN
a. Saluran U-Ditch
Sebelum melakukan pemasangan u-ditch perlu dilaksanakan pekerjaan persiapan
terdiri dari :

1. Survey lokasi dan pengukuran awal.


2. Koordinasi dengan pihak terkait.
3. Pembuatan direksi keet, barak pekerja dan gudang.
4. Pembuatan rambu lalu-lintas.
5. Pengaturan access masuk lokasi pekerjaan.
6. Pengaturan tata letak material dan peralatan.
7. Mobilisasi peralatan.
8. Pembuatan shop drawing

PEMASANGAN BETON PRACETAK U-DITCH

Beton pracetak yang paling banyak volumenya dipasang paling awal. Tahapan
pelaksanaan pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran

Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera
pada shop drawing diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan
bouwplank untuk menyimpan elevasi.

pengukuran

2. Galian tanah
Setelah patok dipasang, pekerjaan galian bisa dimulai. Elevasi galian dikontrol
berdasarkan elevasi yang sudah disimpan pada patok.

galian tanah

Penggalian tanah menggunakan excavator. Dalam waktu 1 hari target panjang galian
minimal adalah 7,2 m untuk memenuhi kemampuan alat berat dalam memasang beton
pracetak yaitu 6 unit.
3. Pembuangan tanah bekas galian

Selama excavator mengerjakan galian, 1 unit dump truck siap di sisi galian untuk
menampung tanah bekas galian. Tanah bekas galian tersebut langsung dibuang ke
luar proyek dan di sisi rencana saluran disiapkan sebagian material bekas galian untuk
digunakan pengurugan kembali. Dengan demikian area di sisi galian relatif bersih dan
setiap saat siap ditempati stock beton pracetak u-dtich.

4. Urug sirtu

pembuangan bekas galian

Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1 hari
sebelum pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen selanjutnya sirtu
didatangkan bertahap berdasarkan kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan
sirtu adalah 250 mm. Pengurugan menggunakan excavator dengan bantuan tenaga
manusia untuk meratakannya.

urug sirtu
5. Lantai kerja

lantai keja dudukan beton pracetak u-ditch

Pada umumnya ketebalan lantai kerja adalah 50 mm dengan mutu beton K125 atau
B0. Permukaan lantai kerja dibuat serata mungkin dan dikontrol elevasinya
berdasarkan elevasi yang sudah disimpan pada patok-paton bantuan. Kerataan lantai
kerja sangat menentukan kerapian elevasi beton pracetak u-ditch yang dipasang di
atasnya.

6. Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH

 Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi dikirim
ke lokasi dan di stok di lokasi dekat pemasangan.
 Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat
pemasangan menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material.
Biasanya kapasitan forklift yang harus disediakan adalah 2 x berat material.

stock yard beton pracetak u-ditch


 Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau crane
tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau
excavator = 5 x berat material yang diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor
lantai kerja berumur minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6
unit.

pemasangan beton pracetak u-ditch

pemasangan beton pracetak u-ditch dengan crane


beton pracetak u-ditch terpasang

 Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari


beton cor di tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar
tidak bergeser ke kiri atau ke kanan oleh desakan tanah setelah pengurugan
kembali.
 Pengelasan plat penyambung antar beton pracetak u-dtich
 Pekerjaan nat
Spasi antar BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan spesi.

pengelasang joint sebelum pekerjaan nat

b. Saluran Box Culvert


Metode Pelaksanaan Box Culvert Cast In situ
1. Persiapan pekerjaan seperti pembersihan lokasi, Perataan tanah, menyiapkan
kebutuhan material yang akan digunakan (Fabrikasi besi)
2. Membuat lean concrete atau Lantai kerja dengan beton K-125. LC merupakan
beton tanpa tulangan yang digunakan sebagai lantai kerja struktur box culvert.
3. Pembesian atau pemasangan besi tulangan yang telah difabrikasi untuk struktur
pelat bawah box culvert. Pada proses pembesian ini harus dilakukan dengan
pengawasan agar jarak dan ukuran besi yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi. Metode pembesian pelat bawah dimulai dengan memasang beton
decking minimal tebal 7 cm. Kemudian pembesian lapis bawah dan dilanjutkan
pemasangan besi lapis atas.
4. Sebelum dilakukan pengecoran pelat bawah, dipasang besi tulangan dinding
yang arah vertikal terlebih dahulu atau alternatif lain dipasang stek stek besi
dinding agar tulangan dinding box culvert mempunyai panjang penyaluran
dengan tulangan pelat bawah.
5. Pengecoran pelat bawah dengan menggunakan beton ready mix, dilontarkan
dengan concrete pump dan didistribusikan dengan truck mixer. Diusahakan
untuk mengambil beton di batching plant terdekat agar kualitas tidak berkurang.
6. Saat proses pengecoran pelat bawah box culvert, harus ada pekerja yang
mengoperasikan mesin vibrator agar tidak terjadi rongga dalam beton. Antisipasi
kendala- kendala pengecoran yang mungkin terjadi.
7. Pemasangan tulangan horizontal dinding box culvert
8. Pemasangan bekisting dinding box culvert yang telah difabrikasi. Bahan yang
digunakan untuk bekisting adalah multiplek tego film atau jenis sesuai
kebutuhan.
9. Dilakukan pengecoran dinding menggunakan concrete pump dan truck mixer.
Pengecoran dinding biasanya tidak bisa dilakukan langsung sampai atas
melainkan dibagi menjadi beberapa tahap pengecoran untuk menghindari
ketidakmampuan bekisting dalam menahan beban.
10. Setelah 24 jam, bekisting bisa dibuka kembali.
11. Persiapan perancah dan bekisting pelat atas. Perancah yang digunakan bisa
menggunakan scaffolding atau kayu jika ukuran box tidak terlalu besar.
12. Setelah bekisting sudah jadi, Pembesian mulai dipasang di atas bekisting dan
jangan lupa beton decking juga diletakkan dibawah tulangan besi.
13. Metode atau langkah berikutnya adalah pengecoran beton dengan ready mix.

Metode Pelaksanaan Box Culvert Precast


Metode pelaksanaan untuk struktur precast memang berbeda dengan cor di tempat.
Biasanya yang menggunakan box culvert precast adalah saluran- saluran drainase
yang ukurannya kecil.
Metode Pelaksanaan Box Culvert Precast
Metode pelaksanaan untuk struktur precast memang berbeda dengan cor di tempat.
Biasanya yang menggunakan box culvert precast adalah saluran- saluran drainase
yang ukurannya kecil.
1. Material datang dari batching plant ke lokasi proyek di letakkan di tempat
penyimpanan yang sudah disediakan (stock pile)
2. Penyimpanan harus diatur dengan baik agar saat pengambilan precast tidak sulit
3. Pengangkutan dari stock pile menuju lokasi proyek menggunakan flat bed truck
atau trailer. Sedangkan untuk pangangkatan precast ke atas truck menggunakan
alat berat Mobile crane.
4. Di lokasi proyek sudah terdapat mobile crane yang siap mengangkat precast
diletakkan ke galian saluran. Alternatif lain jika box culvert precast tidak terlalu
berat bisa menggunakan excavator yang diberi tali seling.

5. PEKERJAAN PAVING BLOCK


Cara Pemasangan :
 Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base.
Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam
dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan
base.
 Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving
terpasang dengan tebal screeding.
 Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas
lapisan abu batu/pasir alas (laying course).
 Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita
arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B,
kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.
 Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu
batu/pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat
jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.
 Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang sudah
terpasang.
 Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan
paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi cross fall 10 mm
untuk setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan
maksimum kerataaan antaar block tidak boleh melebihi 3 mm.
 Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan
segera dilanjutkan dengan pemadatan paving.
 Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang
mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20
kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya
dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal
akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan.
 Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal
tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat
adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.
 Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan
untuk memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (tergantung
abu batu/pasir yang dipakai).
 Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu abu batu/pasir pengisi
celah/naat block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

6. PEKERJAAN KANSTEEN
Langkah-langkah pemasangan sebagai berikut :
a. Pastikan lokasi yang akan dipasang sudah memiliki permukaan tanah yang padat dan
rata.
b. Setelah area bersih dan siap untuk dilakukan pemasangan selanjutnya adalah
membuat alas untuk melapisi kanstin.
c. Alas kanstin dibuat dengan menggunakan rabat beton yang memiliki ketebalan minimal
150 mm.
d. Setelah pelapis kanstin sudah siap, selanjutnya kanstin sudah bisa mulai diletakkan
dan dipasang pada area tersebut.
e. Agar menjaga proses pemasangan kanstin tetap konsisten dan teliti, dapat dipasang
benang pembantu setiap 4 – 5 meter.
f. Selanjutnya membuat pengunci atau hauncing begitu kanstin telah diletakkan semua
dengan baik.
g. Terakhir lakukan finishing dengan melapisi kanstin dengan mortar, mortar terdiri dari
campuran material semen, kapur, pasir dan air yang kemudian digunakan untuk
perekat kanstin.

VIII. PENUTUP
Metoda pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti. Tentu saja
didalam pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide atau inspirasi baru, yang disesuaikan dengan
dokumen dan gambar-gambar dalam tender. Hal-hal yang lebih rinci lagi akan dibuat lebih lanjut
sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan nanti.Mudah-mudahan uraian ini dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan proyek ini.

Demikian metoda pelaksanaan secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan
tentang pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam pekerjaan ini.

Bekasi, 16 September 2019


Penawar,
PT. MUTIARA INDAH PURNAMA

H. ENJANG KARYANA PURNAMA


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai