Anda di halaman 1dari 34

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT/

SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)

REHABILITASI DAN RENOVASI SARANA DAN


PRASARANA SEKOLAH KABUPATEN MANGGARAI
BARAT
LOKASI

KECAMATAN LEMBOR SELATAN


SD INPRES SOKNAR

Page 1
SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
SDI SOKNAR

A. UMUM
1. Jenis Pekerjaan
- Pasal 1 : jenis pekerjaan, syarat-syarat dan peraturan – peraturan
- Pasal 2 : pekerjaan persiapan
- Pasal 3 : persiapan lokasi, pematokan dan pembongkaran
- Pasal 4 : pekerjaan galian tanah
- Pasal 5 : pekerjaan urugan
- Pasal 6 : pekerjaan pondasi
- Pasal 7 : pekerjaan beton
- Pasal 8 : pekerjaan tembok dan plesteran
- Pasal 9 : pekerjaan kusen pintu dan jendela
- Pasal 10 : pekerjaan atap dan listplank
- Pasal 11 : pekerjaan plafond
- Pasal 12 : pekerjaan lantai
- Pasal 13 : pekerjaan cat dan laburan
- Pasal 14 : pekerjaan pengunci
- Pasal 15 : pekerjaan instalasi listrik
- Pasal 16 : pekerjaan instalasi air bersih dan sanitasi
- Pasal 17 : pekerjaan Sarpras

Page 2
2. Lingkup Pekerjaan
a. Rekonsruksi Pekerjaan Gegung D (3 Ruan Kelas), Gapura dan Pagar,
lapangan upacara dan podium, dinding penahan dan tangga elevasi,
paving block, drainase, tower air.
- Pasal 1 : jenis pekerjaan, syarat-syarat dan peraturan – peraturan
- Pasal 2 : pekerjaan persiapan
- Pasal 3 : persiapan lokasi, pematokan dan pembongkaran
- Pasal 4 : pekerjaan galian tanah
- Pasal 5 : pekerjaan urugan
- Pasal 6 : pekerjaan pondasi
- Pasal 7 : pekerjaan beton
- Pasal 8 : pekerjaan tembok dan plesteran
- Pasal 9 : pekerjaan kusen pintu dan jendela
- Pasal 10 : pekerjaan atap dan listplank
- Pasal 11 : pekerjaan plafond
- Pasal 12 : pekerjaan lantai
- Pasal 13 : pekerjaan cat dan laburan
- Pasal 14 : pekerjaan pengunci
- Pasal 15 : pekerjaan instalasi listrik
- Pasal 16 : pekerjaan instalasi air bersih dan sanitasi
- Pasal 17 : pekerjaan Sarpras

b. Rehabilitasi pekerjaan Gedung A, 1 Ruang kelas


- Pasal 3 : persiapan lokasi, pematokan dan pembongkaran
- Pasal 7 : pekerjaan beton
- Pasal 8 : pekerjaan tembok dan plesteran
- Pasal 9 : pekerjaan kusen pintu dan jendela
- Pasal 11 : pekerjaan plafond
- Pasal 12 : pekerjaan lantai
- Pasal 13 : pekerjaan cat dan laburan
- Pasal 15 : pekerjaan instalasi listrik

Page 3
c. Rehabilitasi pekerjaan Gedung C, 1 Ruang Kelas
- Pasal 3 : persiapan lokasi, pematokan dan pembongkaran
- Pasal 7 : pekerjaan beton
- Pasal 11 : pekerjaan plafond
- Pasal 12 : pekerjaan lantai
- Pasal 13 : pekerjaan cat dan laburan
- Pasal 15 : pekerjaan instalasi listrik

d. Rehabilitasi pekerjaan Gedung E, 2 Ruang Kelas


- Pasal 3 : persiapan lokasi, pematokan dan pembongkaran
- Pasal 5 : pekerjaan urugan
- Pasal 7 : pekerjaan beton
- Pasal 8 : pekerjaan tembok dan plesteran
- Pasal 9 : pekerjaan kusen pintu dan jendela
- Pasal 10 : pekerjaan atap dan listplank
- Pasal 12 : pekerjaan lantai
- Pasal 13 : pekerjaan cat dan laburan
- Pasal 14 : pekerjaan pengunci
- Pasal 15 : pekerjaan instalasi listrik

e. Rencana Toilet Gedung B


- Pasal 3 : persiapan lokasi, pematokan dan pembongkaran
- Pasal 4 : pekerjaan galian tanah
- Pasal 5 : pekerjaan urugan
- Pasal 6 : pekerjaan pondasi
- Pasal 7 : pekerjaan beton
- Pasal 8 : pekerjaan tembok dan plesteran
- Pasal 9 : pekerjaan kusen pintu dan jendela
- Pasal 10 : pekerjaan atap dan listplank
- Pasal 11 : pekerjaan plafond
- Pasal 12 : pekerjaan lantai
- Pasal 13 : pekerjaan cat dan laburan
- Pasal 14 : pekerjaan pengunci
- Pasal 15 : pekerjaan instalasi listrik
- Pasal 16 : pekerjaan instalasi air bersih dan sanitasi

Page 4
f. Rencana Mess Guru
- Pasal 3 : persiapan lokasi, pematokan dan pembongkaran
- Pasal 4 : pekerjaan galian tanah
- Pasal 5 : pekerjaan urugan
- Pasal 6 : pekerjaan pondasi
- Pasal 7 : pekerjaan beton
- Pasal 8 : pekerjaan tembok dan plesteran
- Pasal 9 : pekerjaan kusen pintu dan jendela
- Pasal 10 : pekerjaan atap dan listplank
- Pasal 11 : pekerjaan plafond
- Pasal 12 : pekerjaan lantai
- Pasal 13 : pekerjaan cat dan laburan
- Pasal 14 : pekerjaan pengunci
- Pasal 15 : pekerjaan instalasi listrik
- Pasal 16 : pekerjaan instalasi air bersih dan sanitasi

g. Rencana 1 Unit Ruang Guru


- Pasal 3 : persiapan lokasi, pematokan dan pembongkaran
- Pasal 4 : pekerjaan galian tanah
- Pasal 5 : pekerjaan urugan
- Pasal 6 : pekerjaan pondasi
- Pasal 7 : pekerjaan beton
- Pasal 8 : pekerjaan tembok dan plesteran
- Pasal 9 : pekerjaan kusen pintu dan jendela
- Pasal 10 : pekerjaan atap dan listplank
- Pasal 11 : pekerjaan plafond
- Pasal 12 : pekerjaan lantai
- Pasal 13 : pekerjaan cat dan laburan
- Pasal 14 : pekerjaan pengunci
- Pasal 15 : pekerjaan instalasi listrik
- Pasal 16 : pekerjaan instalasi air bersih dan sanitasi

Page 5
Pasal 1 : JENIS PEKERJAAN, SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN – PERATURAN
1.1. Pelaksanaan konstruksi merupakan penyelenggaraan kegiatan untuk mewujudkan
suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya, yang
dilakukan oleh penyedia jasa pelaksana konstruksi (kontraktor), dengan tugas:
● mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan;
● mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek;
● melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat;
● menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai
dengan surat perjanjian kontrak;
● mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung
jawab pelaksana;
● menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang
diperlukan pada saat pelaksana pekerjaan; dan
● bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan.
1.2. Sebelum pekerjaan dimulai,Kontraktor pelaksana memberitahukan kepada
Pengawas, mengenai jadwal pematokan dan pekerjaan persiapan
1.3. Kontraktor pelaksana wajib menyiapkan rencana jadwal pelaksanaan, buku tamu dan
buku Catatan harian dilapangan.
1.4. Demi kelancaran dan baiknya pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor Pelaksana
yang , harus memilliki kualifikasi dan pengalaman yang cukup dibidangnya.
Dalam hal ini pihak Kontraktor harus segera menyediakan personil yang lebih
cakap/berkualitas cukup baik, dan diterima oleh Konsultsn Pengawas.
1.5. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Kontrak, Gambar Rencana, RKS dan
Risalah Aanwijzing serta ketentuan-ketentuan yang dibuat selama pelaksanaan, yang
telah disetujui oleh Direksi (Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, dan Konsultan
Pengawas).
1.6. Segala penyimpangan yang dilakukan, tanpa seijin Direksi, harus dibongkar dan
disesuaikan dengan rencana semula. Segala biaya akibat kelalaian tersebut adalah
menjadi tanggungan pihak kontraktor pelaksana.
1.7. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan, ternyata ada item pekerjaan yang harus
diadakan pekerjaan tambah kurang (CCO), maka Konsultan Pengawas dan pihak
Kontraktor Pelaksana dapat menghitung kembali sesuai kondisi lapangan dan hal
ini harus dengan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.

Page 6
1.8. Selama tidak bertentangan dengan RKS ini, peraturan-peraturan lain yang juga
berlaku adalah sebagai berikut.
a. Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan pada
penyelenggaraan bangunan di Indonesia atau disingkat :PUBB 1956 NI.3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961 NI.5)
c. Standar Nasional Indonesia (SNI).
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL NI.6)
e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
f. Peraturan-peraturan lain yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan
ini.
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis dari Direksi/
Pengawas selama pelaksanaan pekerjaan.

Page 7
Pasal 2 : PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Kerja ditanda
tangani/dikeluarkan, maka Pihak Pelaksana Swakelola Sekolah harus sudah mulai
dengan kegiatan nyata dilapangan.
2.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat papan nama proyek dan dipasang pada
lokasi pekerjaan, dilengkapi dengan tulisan warna hitam diatas dasar warna putih
dan cukup
jelas untuk dibaca, dengan tulisan dan kalimat minimal seperti contoh dibawah ini :
KEGIATAN : ………………………………..
TAHUN ANGGARAN : ………………………………
PEKERJAAN : ………………………………..
WAKTU PELAKSANAAN : ……………………………….
BIAYA :…………………………………..
SUMBER DANA : …………………………………
PELAKSANA : …………………………………
KONSULTAN PENGAWAS : …………………………………
2.3. Los kerja dan Direksi Keet
2.3.1. Pemborong wajib membangun los kerja termasuk Direksi Keet sebagai
berikut:
- Satu ruang Direksi ukuran 3,5 x 4,50 M
- Satu ruang untuk tempat penyimpanan bahan-bahan bangunan/alat
(gudang)
- Sebuah wc darurat untuk para pekerjan
2.3.2. Bangunan los kerja dibangun dengan bahan-bahan :
- Dinding bebak/tripleks
- Rangka kayu kelas II
- Atap seng BJLS 0.20
2.3.3. Diruang Direksi Keet dilengkapi dengan :
- Satu meja tulis berlaci dapat dikunci
- Empat buah kursi kerja dan kursi tamu
- Panil untuk menyimpan gambar-gambar kerja
2.3.4. Biaya pembuatan Direksi Keet/los kerja ini tidak boleh dimasukkan dalam
penawaran

Page 8
2.3.5. Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak
(RK3K)
1. Penyiapan (RK3K)
- Pembuatan Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi
- Pembuatan Prosedur Dan Instruksi Kerja
- Penyiapan Formulir
2. Sosialisasi keselamatan konstruksi
- Spanduk (Banner)
- Papan Informasi K3
3. Alat pelindung diri
- Topi Pelindung (Safety Helmet)
- Sarung Tangan (Safety Gloves)
- Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
- Kotak P3K
4. Asuransi
- Asuransi
2.3.6. Bangunan yang dibuat harus dijaga sedemikian rupa agar bahan-bahan
bangunan tersebut dapat dipakai dengan baik, serta keamanannya terjamin
dan selalu terhindar dari hujan, angin dan panas matahari secara langsung.
2.3.7. Tempat/letak dari bangunan los kerja dan Direksi Keet tersebut akan
ditetapkan oleh Direksi/Pengawas lapangan.

Page 9
Pasal 3 : PERSIAPAN LOKASI, PEMATOKAN DAN PEMBONGKARAN
3.1. Pembersihan lokasi dan Pemotongan Lahan :
3.1.1. Pembersihan lokasi termasuk pembersihan tanaman/pemotongan rumput,
menutup lubang dan membuang tanah humus dan tanah yang mengandung
bahan organis (top soil).
3.1.2. Pohon-pohon dilokasi pekerjaan yang tidak terkena bangunan atau tidak
mengganggu bangunan nantinya tidak perlu dipotong.
3.2. Pemagaran sementara :
3.2.1. Pemagaran sementara untuk sekeliling daerah kerja proyek apabila
dianggap perlu untuk menghindari segala gangguan terhadap aktifitas
pelaksanaan pekerjaan bagi para pekerja yang terlibat dalam pekerjaan ini.
3.2.2. Segala biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pagar sementara ini tidak
termasuk dalam anggaran pekerjaan ini.
3.3. Pengukuran :
3.3.1. Pengukuran titik duga (peil ± 0,00) adalah ditentukan bersama-sama
antara Direksi,Konsultan pengawas dan Pelaksana Swakelola dengan
penyesuaian terhadap gambar kerja.
3.3.2. Apabila tidak dinyatakan lain (peil ± 0,00) adalah 50 cm diatas permukaan
tanah tertinggi dan merupakan titik patokan sementara.
3.4. Pematokan dan Pemasangan Papan Bouwplank :
3.4.1. Patok-patok dibuat cukup kokoh dari kayu/balok ukuran 5/7 cm sedangkan
papan bouwplank dibuat dari papan kayu klas II ukuran 2/20 cm pada
bagian atas papan tersebut harus diserut dan waterpass.
3.4.2. Jarak patok dengan galian pada asnya adalah 1,50 m sedangkan jarak dari as
ke as patok maximal 2,00 m.
3.4.3. Semua titik-titik sumbu bangunan harus diabadikan dengan cat menie dan
paku ukuran 7 cm pada papan bouwplank
3.4.4. Pelaksana Swakelola Sekolah berkewajiban menjaga semua patok, tanda-
tanda yang penting dan harus selalu dalam keadaan baik seperti pada
keadaan semula
3.5. Jalan Sementara (Temporary Road)
Pembuatan jalan sementara untuk keluar masuk ke lokasi pekerjaan dan untuk
keluar masuknya kendaraan pengangkut bahan-bahan, alat-alat ke lokasi pekerjaan
disiapkan oleh Kontraktor, biaya pembuatan jalan sementara ini tidak termasuk
dalam anggaran proyek ini.

Page
10
3.6. Penyaluran air hujan :
Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan saluran penyalur air hujan sementara
sehingga air hujan tidak mengganggu aktifitas pelaksanaan pekerjaan. Biaya
pembuatan saluran air hujan ini tidak termasuk dalam anggaran proyek ini.
3.7. Pekerjaan Pembongkaran :
Yang termasuk dalam pekerjaan pembongkaran ini adalah :
a. Bangunan Gedung Sekolah yang sesuai usulan dan secara teknis layak untuk
direhab.
b. Sebelum dilaksanakan pembongkaran, Kontraktor pelaksana wajib
berkoordiansi dengan pihak PPTK atau dengan pihak Pejabat pembuat
Komitmen dan konsultan pengawas
c. Material hasil bongkaran yang apabila masih dalam keaadaan baik harus
diinventarisir dan jika dimungkinkan untuk dipakai kembali makaKontraktor
pelaksana dan Konsultan Pengawas menghitung volumenya untuk
dilakukan Perhitungan Tambah Kurang/CCO,dengan persetujuan PPK.
d. Sebelum dibongkar / direhab terlebih dahulu dilakukan Foto awal (0%)
untuk mengetahui kondisi eksisting.
e. Semua Material hasil bongkaran harus dibuat dalam Berita Acara dan
diketahui oleh Konsultan pengawas dan Direksi pekerjaan.
f. Apa bila dalam pelaksanaan terdapat hal-hal yang kurang jelas dan untuk
menghindari terjadi kesalahan dalam melakukan pembongkaran maka
kontraktor pelaksana Harus koordinasikan dengan konsultan perencana.
3.8. Pekerjaan Pembongkaran Atap :
a. Pembongkaran atap dilakukan seperti yang ditunjukkan di dalam gambar kerja.
b. Sebelum melakukan pembongkaran atap pihak Kontraktor Pelaksana wajib
berkoordinasi dengan pihak madrasah, pemberi tugas, dan konsultan pengawas
untuk memberikan pengamanan terhadap barang – barang penting yang terdapat
di dalam bangunan yang akan dibongkar untuk menghindari terjadinya
kerusakan.
c. Pembongkaran atap dilakukan karena terjadi kerusakan kerangka atap sehingga
membahayakan bagi keselamatan penghuni, kebocoran yang diakibatkan
kerusakan penutup atap sehingga merusak rangka dan elemen bangunan lainnya,
karena itu untuk pembongkaran ini diperlukan peralatan yang lengkap dan
dikerjakan oleh tenaga yang cukup ahli.
d. Dalam melaksanakan pembongkaran atap, kontraktor harus menyediakan terpal
untuk menutup bidang atap sementara atap dibongkar sehingga terhindar
curahan hujan yang besar sehingga masuk atau merembes ke lantai di bawah.

Page
11
3.9. Pekerjaan Pembongkaran Plafon:
a. Pembongkaran ini dilakukan terhadap plafond yang rusak dan harus diganti di
ruang kelas ataupun ruang lainnya yang ditunjukkan di dalam BQ dan gambar
kerja.
b. Pembongkaran plafond dilakukan terhadap plafond eksisting yang kondisinya
sudah tidak layak baik dari segi kelayakan konstruksinya maupun materialnya.
c. Pembongkaran ini dilakukan dengan menggunakan peralatan yang memadai.
d. Hasil bongkaran harus segera dikelaurkan dari lokasi pekerjaan dan agar
ditempatkan pada lokasi yang tepat dan aman agar memudahkan dalam
melakukan aktifitas pekerjaan yang dilakukan, juga tidak mengganggu aktifitas
kegiatan belajar mengajar di area sekolah.
e. Sebelum melakukan pembongkaran terlebih dahulu dipastikan armature lampu
sudah dilepas semua, dan harus memperhatikan keberadaan instalasi listrik
eksisting yang harus difungsikan lagi
3.10. Pekerjaan Pembongkaran Lisplank:
a. Pembongkaran listplank dilakukan untuk listplank yang sudah lapuk, lepas, dan
sudah tidak layak lagi.
b. Pembongkaran juga dilakukan untuk listplank yang kondisinya mungkin masih
bagus yang kerangka atapnya dibongkar, kemudian litsplank akan diganti dengan
yang baru sesuai dengan material yang ditentukan di BQ dan gambar kerja.
c. Pembongkaran harus dilakukan secara baik dan teliti dengan menggunakan
peralatan yang memadai serta dilakukan oleh tenaga yang cukup ahli.
3.11. Pekerjaan Pembongkaran Lantai:
a. Pembongkaran penutup Lantai dilakukan di lantai ruang kelas atau ruang lainnya
yang rusak dan tidak layak sperti ditunjukkan di gambar kerja.
b. Pembongkaran dilakukan terhadap seluruh penutup lantai ruang, lantai yang
tingkat kerusakan, pecah, dan tidak layak lagi seperti yang ditunjukkan di gambar
kerja dan BQ.
c. Untuk penutup di lantai atas, pembongkaran penutup lantai harus sampai pada
permukaan lantai beton, sehingga seluruh lapisan perekat penutup lantai eksisting
terkupas semua, dengan begitu penggantian penutup lantai nantinya tidak
mengakibatkan perubahan peil ketinggian lantai dari semula. Pembongkaran
dengan cara ini juga berlaku untuk pelapis dinding.
d. Untuk pembongkaran penutup lantai di lantai bawah, pembongkaran harus
dilakukan sampai lapisan pasir atau lapisan seperti yang ditunjukkan di gambar
kerja, sehingga setelah pembongkaran ini lapisan lantai kerja baru dapat dibuat,
dan peil ketinggian lantai masih tetap seperti semula.

Page
12
e. Pembongkaran ini dilakukan dengan menggunakan peralatan yang memadai.
f. Pembongkaran harus memperhatikan kebersihan dan kerapihan lingkungan
tempat pekerjaan dilakukan, serta juga harus memperhatikan ketertiban sehingga
tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.

3.12. Pekerjaan Pembongkaran beton:


a. Pembongkaran beton agar hati - hati jangan sampai merusak bagian lain yang
tidak termasuk dalam item pekerjaan.
b. Pelaksaan pembongkaran beton harus dikerjakan secara bertahap dengan
menggunakan alat jack hammer atau sejenisnya, jangan menggunakan palu besar
(bodem) yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian yang lain
c. Bekas bongkaran beton (besi dan puing - puing) tidak diperkenankan
dipergunakan kembali.
3.13. Pekerjaan Pembongkaran kusen / pintu / jendela:
a. Pelaksanaan pembongkaran kusen / pintu / jendela dilakukan dengan melepas
angkur lama yang terpasang dalam pasangan.
b. Pasangan di sekeliling kusen / pintu / jendela supaya dibongkar dan diganti
dengan pasangan baru untuk penguat kusen.
c. Pembongkaran daun pintu harus dilaksanakan dengan hati - hati karena ada
beberapa daun pintu eksisting yang akan dipergunakan kembali, sesuaikan
dengan gambar rencana yang ditunjukkan dalam gambar denah kusen.
3.14. Pekerjaan Pengupasan Plesteran:
d. Jika menggunakan bahan perekat yang tidak sejenis, misalnya eksisting
menggunakan kapur dan akan diplester lagi menggunakan semen, maka
pengupasan dilakukan terhadap bidang tembok yang sambungan antara plesteran
lama dengan yang baru bertemu di sudut, dilatasi, dan atau memang terpisah.
e. Jika bagian plesteran yang akan dikupas tidak sampai satu bidang permukaan
dinding, maka bentuk kupasan harus berbentuk persegi empat.
f. Pengupasan plesteran dillakukan sampai pasangan bata terlihat sempurna.
g. Pekerjaan ini dilakukan secara hati-hati dan teliti dengan menggunakan peralatan
yang memadai dan tenaga yang cukup ahli sehingga dapat menghindari kerusakan
pada bidang dindingnya ataupun elemen lain yang menempel pada dinding.
h. Plesteran yang telah dibongkar dikumpulkan dan dibersihkan dari
kotorankotoran, untuk kemudian ditumbuk dan diayak untuk dapat dipergunakan
kembali sebagai campuran spesi.

Page
13
Pasal 4 : PEKERJAAN GALIAN TANAH
4.1. Apabila ada lapisan tanah humus atau hambatan-hambatan lainnya harus
dikeluarkan dari permukaan tanah yang terkena bangunan
4.2. Galian tanah :
4.2.1. Yang termasuk dalam pekerjaan galian tanah ini adalah :
 Semua kebutuhan yang ada hubungannya dengan pekerjaan membuat
lubang ditanah untuk pondasi, septictank, peresapan dll.
4.2.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan galian :
 Sebelum galian tanah dimulai, tanah harus dibersihkan dulu dari akar-
akar pohon atau semak belukar pada permukaan tanah tersebut.
 Galian tanah untuk semua lubang pondasi baru boleh dimulai setelah
papan bouwplank dengan tanda as ke as selesai diperiksa dan disetujui
oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
 Lubang dasar galian minimal 20 cm lebih besar dari dasar pasangan
pondasi dan tanah galian dibuang keluar bouwplank.
 Kedalaman galian dilakukan sesuai dengan gambar, dan minimal sampai
pada lapisan tanah yang keras.
 Bila lubang galian didalamnya terdapat banyak air genangan karena
hujan, maka sebelum pasangan pondasi dimulai terlebih dahulu air
tersebut harus disedot/dikuras/dikeringkan
 Bila Pelaksana Swakelola melakukan penggalian yang melebihi dari
ukuran yang telah ditetapkan, pemborong harus menutupi kelebihan
dengan urug pasir yang dipadatkan dengan disiram air setiap ketinggian
15 cm sampai padat dan keras

Page
14
Pasal 5 : PEKERJAAN URUGAN
5.1. Yang termasuk dalam pekerjaan urugan ini adalah :
Semua kebutuhan pekerjaan penimbunan/urugan, pemadatan dan pemerataan
kembali, baik dengan sirtu maupun dengan pasir atau tanah putih sampai mencapai
suatu permukaan baru yang diinginkan
5.2. Persyaratan pekerjaan urugan adalah sebagai berikut :
- Urugan tanah peninggian lantai menggunakan sirtu yang baik dan tidak
mengandung bahan organis, dan dipadatkan lapis demi lapis setiap 20 cm atau
batu karang dicampur pasir sampai mencapai ketinggian yang diinginkan.
- Urugan pasir dilakukan lapis demi lapis setiap 20 cm, disiram dengan air
sampai padat dan rata
- Dibawah pondasi harus diurug dengan pasir urug dengan ketebalan setelah
padat minimal 5cm atau sesuai dengan gambar kerja.
- Urug pasir dibawah lantai disiram dengan air sampai padat supaya tidak ada
lagi rongga-rongga yang terbuka.
- Pasir untuk urugan dipakai pasir yang berkualitas baik dan bebas dari zat-zat
organic.

Page
15
Pasal 6 : PEKERJAAN PONDASI
6.1. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Pondasi menerus dari batu kali.
6.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan pondasi :
6.2.1. Semua pekerjaan pasangan pondasi baru boleh dikerjakan bila galian tanah
sudah diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
6.2.2. Sebelum pekerjaan pondasi dimulai lubang-lubang galian harus kering dan
bersih.
6.2.3. Pondasi menerus
 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diurug dengan pasir
kemudian dengan batu kosong/anstamping dari batu karang setebal 20
cm lebar disesuaikan dengan gambar detail.
 Batu belah/kali yang dipakai keras (tidak keropos), tidak berpori yang
dipecahkan bersudut runcing dan sebelum dipasang harus dibersihkan
dari kotoran dan tanah yang mengandung bahan organis.
 Pasangan pondasi batu belah/kali ini dibuat dengan adukan spesies 1 pc :
5 psr
 Semua bidang permukaan pondasi bagian luar diatas tanah yang
kelihatan harus diplester/diberaben dengan adukan 1 pc : 5 psr
kemudian diaci dengan saus semen sampai kedalaman minimal 15 cm
dibawah permukaan tanah asli.
 Pasir yang dipakai adalah pasir yang berkualitas baik dan bebas dari zat-
zat organic atau kimia.
 Pada pasangan pondasi terdapat angkur diameter 10 yang ditanam
dengan jarak tiap angkur 1m

Page
16
Pasal 7 : PEKERJAAN BETON
7.1 Pekerjaan beton untuk pekerjaan ini menggunakan beton bertulang dengan f’c tidak
boleh kurang dari 21,7 untuk beton struktural sesuai dengan (SNI 2847:2019) dan
campuran 1pc : 3psr : 5krl untuk pekerjaan beton rabat dan beton neut.
- Portland Semen :
Digunakan Porland Semen jenis II menurut BI – 82 atau type I menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standar Portland Semen yang digariskan oleh Assosiasi
Semen Indonesia yaitu Semen : Tiga Roda , Semen Padang, Semen Gresik atau yang
kualitas setara. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan
kecuali dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
- Agregat :
Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971. Agregat kasar harus
berupa batu pecah-pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
bersudud,cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak keropos) kadar lumpur dari
agregat beton tidak boleh melebihi dari 5 % berat kering.
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3,0 dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
- Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.
- Besi Beton
Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi
lekatnya pada beton. Tulangan yang digunakan mengikuti SNI 2847:2019 yaitu
tulangan ulir (ukuran dan jarak sesuai gambar). dan sengkang tulangan polos
(ukuran dan jarak disesuaikan gambar) Penggunaan beton bertulang, disesuaikan
dengan masing – masing item pekerjaan pada BOQ dan gambar kerja.
7.2 Bentuk dan dimensi dari masing – masing pekerjaan harus sesuai dengan gambar
kerja.
7.3 Pekerjaan beton pada pembangunan gedung :
Pelaksanaan :
1. Mutu Beton :
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam SNI 2847:2019. Mutu beton bertulang f’c
21,7 MPa, sedangkan untuk pekerjaan beton tak bertulang menggunakan mutu
beton K-100.

Page
17
2. Pembesian :
- Pembuatan tulang-tulang untuk batang yang lurus atau yang dibengkokan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya
harus sesuai dengan dengan SNI 2847:2019.
- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan
gambar kontruksi.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas tidak berubah tempat selama
pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SNI 2847:2019.
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
pengawas.
- Bentuk dan dimensi dari masing – masing pekerjaan harus sesuai dengan
gambar kerja.
- Pada hubungan antara kolom dan ring balok tulangan pada kolom
dilewatkan ke balok ring dengan panjang lewatan minimal 40x diameter
(40 cm).
3. Cara Pengadukan :
- Cara Pengadukan harus menggunakan beton molen
- Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh konsultan pengawas.
- Selama pengaduan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan teliti
dan cermat.
4. Pengecoran Beton :
- Kontraktor Pelaksana diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan
dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian. Pemeriksaaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Pengawasan.
- Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split
yang dapat memperlemah konstruksi.

Page
18
- Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Konsultan Pengawasan.
5. Pekerjaan Acuan/Bekisting :
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengecoran dilakukan.
- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas kotoran-kotoran
(tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan pembersihan kotoran dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
- Pelaksana Sekolah harus memberikan contoh-contoh material
(besi,koral/split, pasir dan Semen Portland) kepada Konsultan Pengawasan,
untuk mendapat persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
- Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
- Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak dispuh
seng, diameter pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam SNI 2847:2019.
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
- Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
6. Pekerjaan pembongkaran Acuan/Bekisting :
- Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
konsultan Pengawas. Pembongkaran bekesting untuk beton betulang minimal
21 hari setelah pengecoran beton.
- Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan dari konsultan Pengawas.
7. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan ;
- Beton yang telah dicor dihindari dari benturan benda keras selama 3x24 jam
setelah pengecoran.

Page
19
- Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
- Bila terjadi kerusakan, Pelaksana swakelola diwajibkan untuk
memeperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya
memperbaiki menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus-menerus selama 1 minggu atau lebih (sesuai ketentuan
dalam SNI 2847:2019).

Page
20
Pasal 8 : PEKERJAAN TEMBOK DAN PLESTERAN
8.1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
Pasangan tembok menggunakan batu bata merah ukuran 5 x 10 x 20, dan
dilaksanakan seperti tertera dalam gambar
8.2. Pasangan dinding biasa dibuat dari pasangan bata merah dengan adukan 1 pc : 4 psr.
8.3. Yang termasuk pekerjaan plesteran adalah :
- Semua permukaan pasangan bata merah yang kelihatan, diplester dengan adukan
1pc : 5 psr untuk plesteran biasa dan 1 pc : 3 psr untuk kolom dan pondasi
selanjutnya diaci dengan saus semen.
8.4. Untuk permukaan pasangan dinding yang akan diplester permukaannya harus dibuat
kasar terlebih dahulu dan disiram dengan air secukupnya.
8.5. Permukaan pasangan pondasi diatas muka tanah yang kelihatan diplester/diberaben
rapi dengan tebal minimal 1,5 cm dan masuk kedalam tanah 15 cm kemudian diaci
denganadukan plesterannya 1 pc : 5 psr.
8.6. Semua permukaan pasangan yang telah diplester harus diaci dengan saus semen lalu
diplamir kecuali bagian permukaan pondasi .
8.7. Permukaan pasangan beton bertulang yang kelihatan harus diplester dengan adukan
1 pc:4 psr kemudian diaci dengan saus semen.
8.8. Semua bahan untuk pasangan tembok dan plesteran seperti bata merah yang akan
dipakai harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi/Pengawas. Sebelum dipakai
untuk pasangan dinding, batu bata merah harus direndam terlebih dahulu dalam air
bersih sampai tidak lagi mengeluarkan buih-buih. Pasir untuk pasangan tembok
harus cukup kasar, keras dan homogen butirannya dan harus pula diayak dengan
ayakan sesuai kebutuhannya serta harus bersih. Pasir yang dipakai adalah pasir
yang berkualitas baik dan bebas dari zat-zatkimiawi.
8.9. Pada pasangan tembok setiap 6 lapis bata dipasang angkur dengan diameter 10 mm
dan panjang angkur 40 cm.
8.10. Sedangkan hubungan antara kolom dan pasangan bata di pasang angkur diameter 10
mm dengan panjang angkur 40 cm pada setiap 6 lapis pasangan bata.

Page
21
Pasal 9 : PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
9.1 Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan kusen pintu & jendela, daun
jendela, jelusi pintu, jendela & boven ,penyetelan dan pemasangan
perlengkapannya.
9.2 Penyesuaian dalam pekerjaan ini adalah :
- Kayu kusen pintu dan jendela yang baru ukuran 6/12 atau sesuai desain
menggunakan kayu mutu E20 atau Modulus Elastisitas min. 10000 N/mm²
dengan kualitas baik, kuat, kering, lurus dan tidak pecah-pecah serta lepas mata
tersebut dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana.
- Sedangkan listplank kayu dengan ukuran minimal 2/20 atau sesuai dengan
gambar rencana menggunakan mutu min. E20 atau Modulus Elastisitas min.
10000 N/mm².
- Semua pekerjaan kayu yang kelihatan harus diserut rata, licin, siku serta bagian
yang tertanam ketembok,dan sambungan-sambungannya sebelum dipasang
harus dimenie sampai rata terlebih dahulu.
- Kusen pintu, jendela dan ventilasi harus dilindungi dengan profil-profil dari
belahan bambu atau kayu ukuran 4/6 cm supaya sudut-sudutnya tidak rusak
karena gesekan pada waktu pengangkutan dan pemasangannya serta tidak
bengkok kembali karena getaran.
- Pemasangan kusen harus vertikal dan siku-siku serta letaknya harus sesuai
dengan gambar kerja..
- Untuk pekerjaan daun jendela bingkai, digunakan kaca polos tebal 5 mm (sesuai
dengan gambar detail kusen), sedangkan rangka daun jendela menggunakan
kayu setara ulin.
- pintu, jendela dan boven disesuaikan dengan gambar rencana. daun pintu dibuat
dari kayu mutu E20 atau Modulus Elastisitas min. 10000 kg/cm² dengan
ketebalan sesuai gambar desain.
- Semua daun pintu harus dikerjakan dengan baik dan sempurna sehingga siap
dipakai, jarak alas pintu dengan lantai maksimal 10 cm.
- Hubungan tiang kusen dengan lantai memakai neut dengan angker dok Ø 10 mm
tinggi neut 10 cm.
- Angker kusen dipasang besi angker 10 mm, jarak maksimal 80 cm, untuk tiang
kusen yang menempel ke tembok, ujung angker memakai kait 5 cm dan panjang
besi angker adalah 15 cm.

Page
22
Pasal 10 : PEKERJAAN ATAP DAN LISTPLANK
10.1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
Kuda-kuda, gording dan balok rangka lainnya, penutup atap dan bubungan atap
10.2. Persyaratan pelaksanaan :
- Konstruksi kuda-kuda kayu dibuat dari kayu (6/12 cm menggunakan kayu
mutu E20 atau Modulus Elastisitas min. 10000 kg/cm² dengan gergajian mesin
yang rapi dan lurus, ukuran-ukuran dan cara pengerjaannya sesuai gambar kerja.
Sedangkan untuk kayu gording menggunakan kayu 6/12 cm klas.
- Konstruksi kuda-kuda kayu pada setiap pertemuan rangka menggunakan
lidah,alur dan atau baut 12 mm. Pada pertemuan tiang nok dan balok tarik
memakai plat penjepit 2 x 40 mm, dan pertemuan antara balok tarik dengan kaki
kuda-kuda memakai mur, baut, beugel, beugel u.
- Angkur atau baut di tanam dengan diameter paling kecil 10 mm untuk
menyambungkan kuda-kuda dengan ring balok.
- Pada kuda-kuda dan ring balok di tanam angkur ke dalam balok ring
mengelilingi kuda-kuda menggunakan besi diameter 10 mm. Kemudian pada ke
dua ujung angkur diikat agar bisa mengapit ring balok dan kuda-kuda
- Bagian kayu yang akan disambung terlebih dahulu harus dimenie dan seluruh
bagian kayu untuk pekerjaan rangka atap ini sebelum dinaikkan harus diredusi
2x sampai rata dan baik.
- Penutup atap memakai atap seng BJLS 0.30, Volume disesuaikan dengan RAB
pada masing-masing Sekolah
- Seng bubungan atap memakai bubungan seng BJLS 0.30, volume disesuaikan
dengan RAB pada masing-masing pekerjaan.
- Listplank menggunakan mutu min. E20 atau Modulus Elastisitas min. 10000
kg/cm²dengan ukuran jadi 30 cm (2 x 2,5 /20 cm) atau sesuai dengan
gambar kerja, siku-siku, diserut rata, dimenie, digosok, diamplas sampai rata
serut halus lalu dicat kilap minimal 3x cat sampai rata, baik serta halus.
- Untuk penutup /bidang atap yang hanya ganti pada bagian yang
rusak/setempat,hati-hati dalam melakukan pembongkaran agar tidak
berpengaruh pada bagian yang lain.
- Penutup /bidang atap yang baru diganti dicat kembali sesuai sesuai dengan
gambar desain.

Page
23
Pasal 11 : PEKERJAAN PLAFOND
11.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah : rangka plafond dan penutup plafond dari
calsiboard 4 mm.
11.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :
Rangka penggantung dibuat rangka kayu klas II (Meranti, jambu air atau setara)
berkualitas baik, lurus dan tidak banyak cacat dengan ukuran 5/7 cm untuk plafond
multiplek 6 mm.
- Balok penggantung induk dipakai ukuran 6/10 cm, dipasang pada bentang
terpendek sedangkan rangka pembagi dipasang dipakai ukuran 5/7 pada sisi
yang akan ditempel tripleks harus diserut rata dan pemasangannya harus lurus
dan waterpass
- Jarak minimum sumbu rangka plafond 60 x 120 cm atau disesuaikan dengan
gambar kerja.
- Hubungan antara multipleks dan rangka plafond diperkuat dengan paku tripleks
dengan jarak minimal 10 cm. Calsiboard yang dipakai ukuran 4 mm (60 x 120).
- List plafond yang di gunakan list gypsum dengan ukuran 10 cm.
- Semua permukaan plafond dicat dengan cat yang berkualitas baik sampai rata
minimal 3x jalan sedangkan list plafond dimenie, diplamur, diamplas baru dicat
kilap kayu minimal 3x cat sampai rata dan baik.
- Tinggi plafond min. 3,5 m atau disesuaikan dengan gambar rencana.

Page
24
Pasal 12 : PEKERJAAN LANTAI
12.1. Urugan pasir dibawah lantai setebal minimal 7 cm pengurugan dipadatkan dan
disirami air sampai tidak ada rongga/celah selanjutnya dicor dengan beton cor 1 pc :
3 psr : 5 krl setebal 5 cm. Atau disesuaikan dengan gambar kerja,(bagian ini berlaku
khusus bagi sekolah yang belum ada lantai exsisting (bangun baru).
12.2. Menginjeksi air semen atau bahan-bahan epoxy (bila ada) ke bagian spesi di bawah
penutup lantai yang rusak.
12.3. Penutup lantai menggunakan keramik ukuran 30x30, khusus penutup lantai selasar
digunakan keramik dengan permukaan emboss, doff atau kasar agar tidak licin dan
basar. Dapat digunakan alternatif keramik ukuran 40x40, dengan membuat pola lantai
yang efektif dan efisisen.
12.4. Untuk lantai toilet digunakan keramik ukuran 20x20 dengan permukaan emboss, doff
atau kasar agar tidak licin saat basah. dinding toilet menggunakan keramik ukuran
20x25

Page
25
Pasal 13 : PEKERJAAN CAT DAN LABURAN
13.1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
- Cat pintu panil, bidang tembok, atap , plafond calsiboard dan listplank.baik untuk
sekolah yang direhab maupun bangun baru.
13.2. Metoda Pengecatan
- Bidang tembok yang akan dicat terlebih dahulu diplamur supaya permukaannya
rata kemudian diamplas dan dicat dengan cat tembok sebanyak 3x jalan sampai
rata, halus dan baik
- Bidang kayu listplank yang baru, sebelum dicat harus dimenie dahulu
selanjutnya didempul, diplamir dan diamplas sampai rata, halus dan baik.
- Bidang tembok eksisting dikupas terlebih dahulu dari cat dan plamir lama
sebelum dilakukan pengecatan baru.
13.3. Material Pengecatan
- Cat tembok dan plafond memakai cat interior merk Jotun, Dulux, Nippon atau
setara.
- Sedangkan untuk cat eksterior memakai cat yang bersifat weather shiled merk
Jotun, Dulux, dan Nippon.
- Cat selasar separuh bawah menggunakan cat yang bersifat Oil Based Paint, Easy
Clean, atau Glossy.
- Penggunaan residu pada pada kayu dapat dilakukan untuk melindungi kayu dari
serangan rayap.
13.4. Penggunaan Warna Cat pada Sekolah Dasar (SD)
- Penggunaan warna cat mengikuti Petunjuk Teknis Standarisasi Sarana Prasarana
Sekolah & Madrasah.
- Dinding luar menggunakan warna “Super White” dengan kode warna :
Web Color : #F7F7EF
RGB : 247, 247, 239
CMYK : 0,0,3,3
( Dalam hal warna spesifik tidak tersedia di daerah, digunakan warna terdekat,
Krem)
- Aksen pada tonjolan kolom, akses pintu masuk, separuh kolom selasar, dinding
luar samping, dan listplank menggunakan warna “Dark Red” dengan kode warna :
Web Color: #990000
RGB : 153, 0, 0
CMYK : 0, 100, 100, 40
( Dalam hal warna spesifik tidak tersedia di daerah, digunakan warna terdekat,
yaitu Merah Tua atau Maroon)

Page
26
- Dinding dalam ruangan menggunakan warna “Seamist” dengan kode warna :
Web Color: #E6DCD0
RGB : 230, 220, 208
CMYK : 0, 4, 10, 10
(dalam hal w arna spesifik tidak tersedia di daerah, digunakan warna terdekat,
Krem)
- Atap, kusen, daun pintu, daun jendela menggunakan warna sesuai warna
material, yaitu Natural Grey, Black, Natural Brown

Page
27
Gambar 1. Ta bel Komponen dan Kode Warna untuk Sekolah Dasar

Gambar 2. Ilustrasi Penggunaan Warna Pada Sekolah Dasar

Page
28
Pasal 14 : PEKERJAAN PENGUNCI
14.1. Semua pintu ruanga n menggunakan kunci tanam dua kali putar yang berkualitas baik.
14.2. Semua pintu dan daun jendela harus dilengkapi engsel, grendel dan hak angin dan
kunci pintu.
14.3. Engsel pintu minima l 3 unit dan diletakkan pada posisi rata luar din ding agar dapat
dibuka 180 derajat dan dipa sangkan grendel bawah pintu pada posisi tertutu p
maupun pada posisi terbuka (menghindar i kecelakaan pada selasar).

Page
29
Pasal 15 : PEKERJA AN INSTALASI LISTRIK
15.1. Pemasangan instalas listrik harus dilakukan oles instalatur yang mem iliki Surat Ijin
Kerja Instalatur (SIKI) dari PLN dan dapat menunjukkan bukti pengalaman kerja
dibidangnya
15.2. Untuk pekerjaan ins talasi listrik berlaku Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
tahun1987 dengan seluru h perubahan yang ada.
15.3. Pekerjaan instalasi listrik yang menjadi kewajiban Kontraktor dalam pekerjaan ini
adalah pemasangan instalasi dalam saja dan sampai menyalah.
15.4. Semua jaringan listrik yang tertanam dalam tembok harus dimasukkan dalam
selongsong pipa conduit PVC Ø 5/8”, sedangkan jika terdapat sambungan harus
dimasukkan ke dalam
T-dus yang dipasang tertanam di dalam tembok.
15.5. Jenis lampu ruang kelas menggunakan Lampu TL 2x36W Armartur atau dengan
alternatif lampu LED
15.6. Grouping lampu dilakukan dengan zonasi berjajar membertimbangkan cahaya alami
jendela, bukan zigzag.
15.7. Penempatan saklar berada di sebelah pintu masuk supaya mudah dijangkau
15.8. Kabel yang digunakan adalah NYM (SNI) dengan ukuran 4 mm atau 2,5 mm sesuai
kebutuhan kabel, dan memenuhi ketentuan dari PLN ukuran 2,5 mm yang dipakai
untuk sambungan aliran dari saklar kesetiap titik lampu, disesuaikan dengan BOQ.
15.9. Kabel aliran penyambung arde menggunakan kabel BC 15 dimana ujung arde harus
ditanam sedikitnya 4 m dibawah tanah sampai kedalam yang selalu basah, ujung
arde tersebut dihubungkan dengan elektroda tanah yang terbuat dari batangan
tembaga ukuran Ø 1,5 dengan panjang 1,2m dan digabungkan dengan pipa galvanis
ukuran Ø 1,5”.
15.10. Jenis lampu yang digunakan untuk Ruang Kelas adalah lampu TL 2x36W Armatur,
sedangkan untuk Selasar dan Toilet menggunakan lampu Baret 22W, dan sebagai
alternatif dapat digunakan lampu LED.
15.11. Untuk setiap masa bangunan dipasang dac standar.
15.12. Panel Listrik harus dipilih dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tahan terhadap
kerusakan dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
15.13. Peralatan dalam panel harus dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan
pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikannya.

Page
30
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di dalam
bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN (Perusahaan Listrik
Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang
listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop
kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan jumlah yang tertera dalam
gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak mengandung maksud tempat mata lampu
dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus
listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.
2. Bahan-bahan yang digunakan
2.1. Kabel NYFGBY Kabel
dengan 4 inti
Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti. Lapisan metal yang
menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor.
2.2. Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk satu pass
Inti copper dibungkus dengan isolasi
PVS Isolasi 2 lapis menyelubungi inti
2.3. Kabel NYA
Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5mm 2.
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
2.4. Fiting,stop kontak dan saklar dari bahan kualitas baik./merk braco atau setara.
2.5. Bola lampu SL, dan armaturnya adalah produksi Nasional merk Philips 18
watt dengan syarat-syarat berikut :
Lampu SL :.
Merk Philips ,
3. Penggunaan
3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel digardu
induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan. Diluar bangunan
dipasangsebagai kabel tanah dengan memperhatikan peraturan-peraturan
yang berlaku.
3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan di dalam dinding.
3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.

Page
31
4. Pedoman Pelaksanaan
4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis
armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi
listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun
beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel)
diatas plafon diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau
jaringan kabel diatas plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus
untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai
dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen
komponennya harus diseuaikan dengan sistem tegangan 220 Volt.
4.2. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh
menunjuk pihak ketiga (instalator) yang telah memiliki izin usaha instalasi
listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik
Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini
sampai listrik tersebut menyala (siap dipergunakan), termasuk biaya pengujian
dengan pihak PLN
4.3. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama
1 X 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian
ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5. Pembayaran dilakukan berdasarkan volume dan harga satuan kontrak yang ditawar.
Harga ini sudah mencakup harga bahan, upah, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini. Pembayaran satu titik api dimaksudkan
selesai pengerjaan satu titik api yang sudah lengkap dengan penarikan kabel instalasi
hingga pada satu titik tersebut sudah didapat arus listrik.

Page
32
Pasal 16 : PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN SANITASI
16.1 Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan saluran pembuangan air kotor, air
bersih, air hujan.
16.2. Persyaratan Bahan yang digunakan
16.2.1. Instalasi air bersih seperti stop kran dan cuci tangan dialirkan menggunakan
pipa PVC 3/4“ dan 1/2“ dengan kelas AW (tanpa timbal).
16.2.2. Instalasi air kotor seperti floordrain dan buangan wastafel dialirkan
menggunakan pipa PVC 2“ dengan kelas AW (tanpa timbal)
16.2.3. Sedangkan instalasi kotoran dari closet dialirkan menggunakan pipa PVC 4“
dengan kelas AW (tanpa timbal)
16.3. Sanitair
16.3.1 Kloset jongkok, wastafel dan urinoir yang digunakan sesuai dengan gambar
rencana.
16.3.2 Untuk toilet siswa menggunakan kloset jongkok sedangkan untuk toilet
difabel dan toilet guru menggunakan kloset duduk.
16.3.3 Septictank menggunakan Biotech, dalam hal material utama tidak tersedia di
daerah, dapat dibuatkan tangki septic dengan sistem 2 ruang.
16.3.4 Menyediakan tempat cuci tangan setidaknya keran tuas dengan pedestal atau
wastafel kecil yang diletakkan di depan tiap-tiap ruang kelas. Posisi keran
pada diletakkan jatuh di atas saluran drainase.
16.4. Pedoman Pelaksanaan
16.4.1. Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam dinding (in
bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horisontal dan vertikal, tidak
boleh dipasang miring.
16.4.2. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan
pengetesan yang disaksikan oleh Pihak Kontraktor, Pengawas dan PPK.
Pengujian harus menghasilkan tekanan hydraulik sebesar 10 kg/cm2 selama
satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat dan kekurangan-kekurangan
yang dijumpaidari hasil pengujian harus diperbaiki dan semua biaya yang
timbul akibat kegagalanpengujian adalah tanggungan Kontraktor Pelaksana

Page
33
PASAL 17 : PEKERJAAN SARPRAS
17.1 Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan tiang bendera, tempat cuci tangan,
bak penampungan, pagar dan gapura dan lapangan upacara/bendera.
17.2 Persyaratan Bahan yang digunakan.
17.2.1 Bak penampungan yang di gunakan yaitu viber dengan kapasitas 2200 L
17.2.2 Pengunaan pada pagar dengan menggunakan pasangan bata merah.
Dengan pengunaan lubang angin dengan jarak antara lubang angin 60.
17.2.3 Ukuran lapangan 15 x 20.

Dibuat Oleh:
Konsultan Perencanaan
PT. PADMADUTA CIPTA

NURHOLIS SETIAWAN. ST. MT


LEADER

Page
34

Anda mungkin juga menyukai