Anda di halaman 1dari 72

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

RKS
(Rencana Kerja & Syarat-Syarat)

PROGRAM :

PEMBANGUNAN GEDUNG SMK

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN RUANG PRAKTIK SISWA SMK NEGERI


4 BONTANG

TAHUN ANGGARAN 2021


BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM

1. PENGERTIAN
a. “Pemberi Tugas” adalah DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
b. “Pekerjaan” adalah Pelaksanaan Pembangunan Ruang Praktik Siswa
SMK Negeri 4 Bontang.
c. “Pelaksana Pekerjaan” adalah perusahaan yang ditugaskan oleh
Pemberi Tugas secara tertulis untuk melaksanakan pekerjaan .
d. “Rencana Kerja dan Syarat-syarat” (RKS) adalah dokumen tertulis yang
diterbitkan oleh Pemberi Tugas, terdiri dari syarat-syarat umum, syarat-
syarat administratif dan syarat-syarat teknis yang memuat penjelasan-
penjelasan dan persyaratan untuk pelaksanan pekerjaan.
e. “Dokumen Kontrak” adalah dokumen tertulis, terdiri dari:
1. Berita Acara Pembukaan Sampul Penawaran;
2. Berita Acara Klarifikasi dan atau Negoisasi
3. Surat Pernyataan;
4. Surat Penetapan Pelaksana Pekerjaan;
5. Berita Acara Penyerahan Tapak;
6. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan;
f. “Berita Susulan adalah dokumen tertulis yang diterbitkan oleh Pemberi
Tugas dalam rangka merubah atau memperjelas arti Rencana Kerja dan
Syarat-syarat, gambar-gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
g. “Tapak Proyek” adalah lokasi atau tempat kegiatan dimana pekerjaan
dilaksanakan, yang ditetapkan oleh Pemberi Tugas untuk pelaksanaan
pekerjaan.
h. “Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan” adalah perjanjian yang dibuat dan
ditandatangani bersama-sama oleh Pemberi Tugas dan Pelaksana
Pekerjaan yang mengikat selama jangka waktu pelaksanaan dan
pemeliharaan pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

i. “Kontrak Lumpsum” adalah kontrak untuk melaksanakan seluruh


pekerjaan dengan nilai kontrak pasti yang mengikat, berdasar pada
Gambar Rencana serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), kecuali
ada perubahan-perubahan (Gambar Rencana dan RKS).
j. “Material Utama” adalah material atau barang untuk keperluan
Pembangunan Ruang Praktik Siswa SMK Negeri 4 Bontang yang
meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Lantai
6. Pekerjaan Dinding
7. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Aksesoris
8. Pekerjaan Plafond
9. Pekerjaan Atap
10. Pekerjaan Instalasi Listrik
11. Pekerjaan Pengecatan
12. Pekerjaan Lain-lain

k. “Prestasi Pekerjaan” atau “Progress” adalah suatu nilai prosentase


perbandingan antara volume pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
di lapangan terhadap volume pekerjaan seluruhnya dan telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
l. “Pekerjaan Tambah” adalah pekerjaan yang terjadi pada pelaksanaan
pekerjaan, diluar ruang lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Kontrak.
m. “Pekerjaan Kurang” adalah pekerjaan atau bagian pekerjaan yang
termasuk lingkup tugas Pelaksana Pekerjaan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Kontrak namun tidak dilaksanakan pada saat
pekerjaan berlangsung.
n. ”Rekomendasi” adalah persyaratan tertulis dari Konsultan Perancang
dan atau Konsultan Pengawas yang membenarkan bahwa kepada
Pelaksana Pekerjaan dapat dibayarkan angsuran pembayaran sesuai
Prestasi Pekerjaan yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

o. “Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan” adalah Berita Acara yang dibuat


dan ditandatangani bersama-sama oleh Pelaksana Pekerjaan dan
Konsultan Pengawas yang menyatakan Prestasi Pekerjaan yang telah
dicapai oleh Pelaksana Pekerjaan di lapangan.
p. “Berita Acara Kemajuan Pekerjaan” adalah Berita Acara yang dibuat dan
ditandatangani bersama-sama oleh Pemberi Tugas dan Pelaksana
Pekerjaan yang menyatakan Prestasi Pekerjaan yang telah dicapai oleh
Pelaksana Pekerjaan pada suatu tahap tertentu sehingga Pelaksana
Pekerjaan berhak menerima pembayaran sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
q. “Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan” adalah Berita Acara
yang dibuat dan ditandatangani bersama-sama oleh Pemberi Tugas dan
Pelaksana Pekerjaan yang menyatakan bahwa pekerjaan di lapangan
telah selesai seluruhnya dan dengan demikian pekerjaan dapat
diserahterimakan untuk pertama kalinya.
r. “Masa Pemeliharaan” adalah jangka waktu antara Serah Terima
Pertama Pekerjaan dan Serah Terima Kedua Pekerjaan.
u. “Berita Acara Serah Terima Kedua Pekerjaan” adalah Berita Acara yang
dibuat dan ditandatangani bersama-sama oleh Pemberi Tugas dan
Pelaksana Pekerjaan, yang menyatakan bahwa Pelaksana Pekerjaan
telah menyelesaikan kewajibannya selama Masa Pemeliharaan dan
dengan demikian Pelaksanaan Pekerjaan dibebaskan dari tanggung
jawab atas pemeliharaan pekerjaan.
v. “Surat Perintah Perubahan” adalah perintah tertulis kepada Pelaksana
Pekerjaan yang ditandatangani oleh Pemberi Tugas mengenai
perubahan pekerjaan.
w. “Material on Site” adalah 60 % (enam puluh perseratus) dari nilai
Material utama yang telah ada di proyek dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

2. JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN.


a. Jenis dan Lingkup Pekerjaan adalah pelaksanaan pekerjaan
pembangunan Pasar Induk Keputran Baru yang meliputi pekerjaan
antara lain:
1. Pekerjaan Persiapan yang terdiri dari :
- Papan Nama Kegiatan
- Pengukuran dan Pemasangan Bouplank
- Pembersihan Lokasi
- Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Pembuatan Serobong Kerja
- Pembuatan Gudang Material
2. Pekerjaan Tanah, meliputi :
- Galian Tanah
- Urugan Tanah
- Urugan Pasir
3. Pekerjaan Pondasi, pada gedung ini meliputi :
- Pancang Ulin 10/10 – 2 m
- Pancang Ulin 10/10 – 4 m
- Drop Hammer 600 kg
- Pasangan Batu Gunung
- Pondasi Rollag Bata
- Beton Lantai Kerja
4. Pekerjaan Beton, Meliputi :
- Poer Plat 60x60x20
- Kolom Pedestal 20/20
- Sloof 15/25
- Kolom K1 (20/20)
- Kolom Praktis K2 (13/20)
- Kolom Gewel KG (13/13)
- Balok B1 (13/20)
- Ringbalk RB (13/20)
- Balok BG (13/13)
- Cor Plat Beton
5. Pekerjaan Lantai, Meliputi :
- Rabat Lantai
- Lantai Keramik 40x40 cm Polish
- Lantai Keramik 40x40 cm Unpolish
6. Pekerjaan Dinding, Meliputi :
- Pasangan Dinding ½ Bata
- Plesteran
- Acian
- Dinding Partisi
7. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu & Aksesoris, Meliputi :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

- Pekerjaan Kusen
- Daun Pintu
- Daun Jendela
- Kunci Slinder + Handle
- Engsel Pintu
- Engsel Jendela
- Hak Angin
- Spring Knipe
8. Pekerjaan Plafond, Meliputi :
- Rangka Plafond
- Plafond Gypsum
- Plafond GRC
- List Plafond
9. Pekerjaan Atap, Meliputi :
- Rangka Atap Baja Ringan
- Penutup Atap Metal
- Lisplank
10. Pekerjaan Instalasi Listrik, Meliputi :
- Instalasi Titik Listrik
- MCB
- Lampu LED
- Stop Kontak
- Saklar Tunggal dan ganda
11. Pekerjaan Pengecatan, Meliputi :
- Pekerjaan Cat Plafond
- Pekerjaan Cat Dinding Interior
- Pekerjaan Cat Dinding Eksterior
- Pekerjaan Cat Kayu
12. Pekerjaan Lain-Lain, Meliputi :
- Pekerjaan Jalur Disabilitas
- Pekerjaan Tangga
- Pekerjaan Parit Keliling
- Besi Penutup Parit
- Pekerjaan Benangan
- Relling Besi Stailess

3. LOKASI PEKERJAAN.
Lokasi pekerjaan berada di SMK Negeri 4 Bontang

4. HAK PEMBERI TUGAS

a. Pemberi Tugas berhak memerintahkan agar Pelaksana Pekerjaan


memperbaiki pekerjaan serta mengganti bahan/peralatan yang dinilai
tidak lengkap, cacat, tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

b. Dalam hal Pelaksana Pekerjaan melakukan pekerjaan yang tidak sesuai


dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak, maka Pemberi Tugas
berhak menghentikan sebagian atau seluruh pekerjaan, sampai semua
hambatan yang terdapat di lapangan dapat teratasi dan kesalahan
pelaksanaan pekerjaan dapat diperbaiki serta diterima oleh Pemberi
Tugas. Semua akibat yang timbul dari penghentian pekerjaan
dimaksud, baik berupa kerugian waktu, material maupun finansial
menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya.

c. Apabila Pelaksana Pekerjaan tidak mampu melaksanakan perbaikan


pekerjaan dan atau gagal dalam melakukan pengadaan/penggantian
bahan dan peralatan sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen
Kontrak serta kepada Pelaksana Pekerjaan telah diberikan
pemberitahuan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu
masing-masing 7 (tujuh) hari kalender, namun pekerjaan belum
diselesaikan, maka Pemberi Tugas berhak melakukan tindakan sepihak
dengan menunjuk Perusahaan lain, guna memperbaiki/melanjutkan
pekerjaan yang dinyatakan gagal dimaksud, hingga seluruh pekerjaan
dapat diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas.

d. Bagian pekerjaan yang pelaksanaan perbaikan maupun


penyempurnaannya diselesaikan oleh pihak lain yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas, maka seluruh biayanya akan dibebankan pada bagian
biaya yang seharusnya diterima oleh Pelaksana Pekerjaan.

e. Apabila Pelaksana Pekerjaan dalam melaksanakan Pekerjaan bertindak


tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak maupun petunjuk Pemberi
Tugas dan atau Pengawas Lapangan, maka Pemberi Tugas dapat
memberikan peringatan tertulis kepada Pelaksana Pekerjaan. Apabila
setelah diberi peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dengan selang
waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kalender, ternyata Pelaksana
Pekerjaan tidak mengindahkannya, maka Pemberi Tugas dapat
memutuskan Perjanjian secara sepihak dan menunjuk pihak lain
sebagai Pelaksana Pekerjaan Baru tanpa ganti rugi kepada Pelaksana
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Pekerjaan dan Pemberi Tugas akan mencairkan Jaminan Pelaksanaan


dan Jaminan Uang Muka serta memperhitungkannya dengan prestasi
pekerjaan yang telah diselesaikan Pelaksana Pekerjaan. Segala kerugian
yang diderita Pemberi Tugas, baik material maupun finansial akan
diperhitungkan oleh Pemberi Tugas kepada Pelaksana Pekerjaan dan
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya. Dan hal
biaya penyelesaian sisa pekerjaan lebih besar daripada biaya yang
sedianya dibayarkan kepada Pelaksana Pekerjaan, maka Pelaksana
Pekerjaan wajib membayar selisih biaya yang terjadi untuk
menyelesaikan sisa pekerjaan dimaksud.

5. TANGGUNG JAWAB PELAKSANA PEKERJAAN


a. Apabila pihak lain yang merasa terganggu oleh atau dirugikan yang
disebabkan oleh kelalaian Pelaksana Pekerjaan dalam melakukan
pekerjaannya, maka segala tuntutan dan akibat hukum yang timbul
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
b. Pelaksana Pekerjaan membebaskan Pemberi Tugas dari segala Klaim
atau tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hak-hak patent, desain
(design), merk dagang (trade mark), nama atau hak-hak lain yang
dilindungi oleh undang-undang negara penghasil maupun negara
dimana peralatan-peralatan, mesin-mesin atau material-material
digunakan sehubungan dengan pekerjaan.
c. Pelaksana Pekerjaan harus membersihkan Tapak Proyek dari segala
macam bahan yang tidak terpakai serta sampah sehingga tampak rapi
dan bersih.
d. Pada saat akan dilakukan Serah Terima Pertama Pekerjaan, seluruh
bangunan dan halaman harus sudah bersih dan siap pakai.
e. Apabila terjadi kerusakan pada bagian lain selama pelaksanaan
pekerjaan, maka Pelaksana Pekerjaan harus memperbaiki seperti
semula dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

f. Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab terhadap kepatuhan


serta dilaksanakan segala ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
RKS ini, baik keluar maupun kedalam termasuk kepatuhan Sub
Pelaksana Pekerjaan.
g. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan bekerja sama dengan Pelaksana
Pekerjaan Paket lainnya di bawah Koordinasi Konsultan Pengawas.

6. LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN


a. Pelaksana Pekerjaan harus membuat laporan harian dalam buku harian
setiap hari, rangkap 3 ( tiga ) masing-masing disampaikan kepada :
- Pemberi Tugas
- Konsultan Pengawas dan
- Pelaksana Pekerjaan
b. Dalam laporan harian dicatat:
- Jumlah tenaga kerja,
- Bahan-bahan yang masuk, yang diterima maupun ditolak,
- Jumlah pemakaian bahan,
- Aktivitas serta keterlibatan tenaga kerja pada hari yang
bersangkutan dan volume yang dihasilkan,
- Keadaan cuaca,
- Pekerjaan Tambah, Pekerjaan Kurang dan perubahan pekerjaan,
- Hal-hal lain yang berhubungan dengan Pelaksana Pekerjaan.
c. Laporan harian tersebut akan diteliti dan dicatat oleh Konsultan
Pengawas sebagai data kemajuan fisik di lapangan dan merupakan
bahan masukan untuk Pemberi Tugas
d. Selain laporan-laporan harian tersebut diatas, Pelaksana Pekerjaan
harus membuat laporan mingguan yang ditandatangani oleh Pelaksana
Pekerjaan dan Konsultan Pengawas. Laporan ini memuat kejadian-
kejadian, Prestasi Pekerjaan yang dicapai dan lain sebagainya dalam 1
(satu) minggu.

7. LAPORAN VISUAL/DOKUMENTASI
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

a. Disamping laporan sebagaimana dimaksud pada butir 15 BAB ini, maka


Pelaksana Pekerjaan wajib membuat:
- laporan visual (dokumentasi foto)
b. Foto-foto tersebut di atas disusun dalam 1 (satu) album dan diserahkan
kepada Konsultan Pengawas setiap bulan berikut negatifnya.

8. RAPAT LAPANGAN
Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, secara berkala seminggu
sekali diadakan rapat lapangan, kecuali ditentukan lain.
a. Rapat lapangan ini dihadiri oleh :
i. Pemberi Tugas ( apabila dianggap perlu)
ii. Konsultan Perancang ( apabila dianggap perlu )
iii. Konsultan Pengawas
iv. Pihak-pihak lain yang ada sangkut pautnya
v. Pelaksanaan pekerjaan ini
Dalam rapat ini dibahas berbagai masalah yang timbul selama
pelaksanaan pekerjaan, yang dipimpin oleh Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.
b. Keputusan–keputusan dalam rapat lapangan dituangkan/ dicatat dalam
berita acara/risalah rapat lapangan yang disusun oleh Konsultan
Pengawas. Keputusan-keputusan ini sifatnya mengikat, dan dalam
waktu 2 (dua) hari setelah rapat lapangan dimaksud risalah rapat harus
sudah disampaikan ke semua pihak yang terkait dengan pekerjaan :
i. Pemberi Tugas.
ii. Konsultan Perancang
iii. Konsultan Pengawas
iv. Pelaksana Pekerjaan
v. Pihak-pihak lain yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan
pekerjaan ini (apabila dianggap perlu)
c. Dalam rapat lapangan berikutnya selalu dipantau sampai sejauh mana
keputusan-keputusan tersebut di atas telah dilaksanakan. Biaya rapat
sepenuhnya ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

9. PENJELASAN / PERUBAHAN GAMBAR


a. Pemberi Tugas melimpahkan wewenang kepada Konsultan Pengawas
untuk dari waktu ke waktu memberikan kepada Pelaksana Pekerjaan
gambar-gambar dan instruksi tertulis yang diperlukan dalam
pelaksanaan maupun pemeliharaan pekerjaan.
b. Gambar-gambar pelaksanaan, antara lain gambar, diagram, ilustrasi,
jadual, brosur atau data yang disiapkan oleh Pelaksana Pekerjaan,
suplier, produsen yang menjelaskan bahwa atau bagian dari pekerjaan,
terlebih dahulu harus diteliti oleh Konsultan Pengawas dan
mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
c. Pelaksana Pekerjaan harus melakukan perbaikan-perbaikan gambar
pelaksanaan dan setelah ditandatangani segera diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk diteliti dan disetujui.
d. Biaya pengadaan dan pengiriman gambar pelaksanaan, contoh, katalog
kepada Konsultan Pengawas menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

10. LAIN-LAIN
Persyaratan-persyaratan lainnya yang belum tercantum dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat ini akan diatur dan dituangkan dalam Surat
Perjanjian/Kontrak.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

BAB II
SYARAT–SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN, TANAH & PONDASI

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pemborong harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri
sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa Kantor
Administrasi Lapangan, los kerja dan gudang.
b. Pemborong harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa
mengganggu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran
untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan
bagian-bagian yang lain.
c. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar
pelaksanan (“Bouwplank”) yang harus dibuat dari bahan kayu Kamper
tebal minimum 3 cm dengan permukaan atasnya diserut sipat datar
(‘Waterpass’) dan dikoordinasikan dengan Pemborong Struktur.
d. Pemborong harus menyediakan dan memperhatikan Kesehatan dan
Keselamatan Pekerja serta tamu yang hadir di lokasi pekerjaan dengan
menyediakan peralatan APD standar.
e. Pemborong harus melaksanakan protokol kesehatan sesuai dengan
peraturan daerah setempat.
f. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa
pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali
apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
g. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan
mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

h. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan


lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
i. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat
waterpass atau theodolith yang ketepatannya dapat
dipertanggungjawabkan.
j. Pengukuran sudut siku prisma atau benang secara asas segi tiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
disetujui oleh Direksi Pengawas atau Manajamen Konstruksi.
Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan
Pemborong.

B. PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk didalam kegiatan ini adalah penggalian pondasi, saluran dan
lain sebagainya, sesuai dengan gambar rencana, penggalian material
bahan pengisi dan pengangkutnya kedalam lapangan serta
menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup
seperti dicantumkan dalam syarat-syaratnya. Termasuk minimal seperti
yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembongkaran dan pemindahan seluruh hal-hal yang mungkin
merintangi pekerjaan-pekerjaan.
b. Melindungi benda-benda yang berharga yang berada di lapangan dan
benda-benda yang berfaedah lainnya.
c. Pengeringan dan pengontrolan drainase.
d. Penggalian dan penimbunan.
e. Pemadatan.
f. Pemindahan material-material yang tak berguna atau puing-puing.
g. Penyediaan material-material pengisi yang baik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

II. Syarat-Syarat Pelaksanaan :


a. Pemeriksaan Lapangan : Pemborong harus mengadakan pemeriksaan
dan pengecekan langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti
kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya dan
keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi
jalannya pekerjaan.
b. Pemeriksaan Pekerjaan Tanah : Pekerjaan tanah dimana termasuk pula
pekerjaan pemadatan harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas meliputi
hal-hal yang dicantumkan di bawah ini :
1). Pengawasan penimbunan.
2). Test pemadatan untuk seluruh penimbunan.
3). Pemberian laporan Test kepada Konsultan Pengawas
Dalam hal dimana Test gagal mendapatkan syarat-syarat pemadatan
yang diinginkan, Pemborong harus menanggung segala biaya
perongkosan pekerjaan laboratorium tersebut, dan menggali kembali
timbunan yang telah ditimbun tersebut seperti keadaan semula dan
mendapatkan kembali seperti yang diharuskan atau yang diisyaratkan.
c. Penggalian dan Pembersihan
1). Seluruh perintang yang ada dalam lapangan yang akan merintangi
pekerjaan harus disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan kecuali
hal-hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan
tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal yang seperti itu.
2). Pelaksanaan penggalian pondasi baru bisa dimulai setelah as-as
pondasi ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
3). Penggalian tanah harus dilaksanakan dengan alat mekanis hingga
mencapai kedalaman lapisan tanah keras.
4). Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing,
Pemborong harus mencegahnya, misalnya dengan casing dan lain-
lain sehingga pekerjaan tetap lancar.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

5). Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, sloof, haruslah


sedemikian rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang
mungkin berada di lapangan dari kerusakan.
6). Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum di
dalam atau di luar lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh
Pemborong.
7). Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua
benda-benda yang merintangi pekerjaan, harus menuruti petunjuk
Konsultan Pengawas.
8). Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput dan seluruh
tumbuh-tumbuhan yang berada diatas lokasi pekerjaan harus
dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun ke luar site.
d. Perlindungan Terhadap Benda-Benda Berfaedah
1). Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang yang
berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari
kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi
atau diganti oleh Pemborong dengan tanggung jawab biayanya
sendiri.
2). Bila suatu alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di
lapangan dan hal tersebut tak dijumpai pada gambar, atau dengan
cara lain yang dapat diketahui oleh Pemborong dan ternyata
diperlukan perlindungan atau pemindahan, Pemborong harus
bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk
menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak
terganggu.
3). Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
Pemborong, maka Pemborong harus segera mengganti kerugian-
kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang
rusak akibat pekerjaan Pemborong.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

4). Sarana atau utilitas yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin
ditemukan di bawah tanah dan terletak didalam lapangan pekerjaan
harus dipindahkan ke luar lapangan ke tempat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas atas tanggungan Pemborong.
e. Pemeriksaan permukaan tanah dan air tanah
1). Daerah di sekitar bangunan yang lebih rendah dari lapisan di
sekelilingnya harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya
erosi. Untuk itu Pemborong harus mempersiapkan saluran
pembuangan yang cukup untuk menghindari terjadinya bahaya erosi
tersebut.
2). Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti yang tercantum
di bawah ini :
 Tidak diperkenankan air tergenang di dalam atau di luar atau
sekitar lapangan pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan
kontrak ini.
 Melindungi semua penggalian dari seepage, overflow, dan
genangan air.
f. Lapisan tanah teratas atau topsoil : Dalam daerah lapangan pekerjaan ,
topsoil atau lapisan tanah paling atas harus dikupas sampai kedalaman
minimum 20 cm dan digunakan sebagai bahan pengisi untuk daerah yang
lain seperti yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Setelah
topsoil dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai daerah setebal
15 cm sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan.
g. Bahan pengisi :
1). Bahan pengisi harus cukup baik, dan adalah bahan yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas yang di ambil dari daerah
lapangan atau bahan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
yang di ambil dari daerah di luar lapangan pekerjaan, dan
merupakan bahan yang kaya dengan tanah berbatu kerikil (Granular
soil)
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

2). Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis,


barang-barang bekas/sampah, dan batu-batu yang besarnya lebih
dari 10 cm.
h. Syarat-syarat penimbunan dan Backfill
1). Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan Konsultan
Pengawas yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu
digunakan. Konsultan Pengawas juga akan mempersiapkan tes-tes
yang diperlukan dan penyelidikan-penyelidikan yang dibutuhkan oleh
Pemborong. Pemborong tidak diperkenankan melakukan
penimbunan tanpa kehadiran Konsultan Pengawas.
2). Pemborong harus menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan
tanah yang akan di timbun, dibasahi seperti yang diharuskan,
kemudian digilas atau dipadatkan sampai tercapai kepadatan yang
diinginkan.
3). Penggilasan atau pemadatan sampai seluruh daerah lapangan harus
dapat mencapai 90% dari derajat kepadatan maksimum Mod
Proctor. Bila ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai
bahan pemadatan, maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir.
4). Pemborong harus menggunakan peralatan dengan mesin untuk
seluruh pemadatan, atau mempergunakan stamper. Pemadatan
tangan atau dengan menggunakan timbris, sama sekali tidak
diperkenankan.
5). Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap lapisan
tidak lebih tebal dari 15 cm dibasahi dan dipadatkan merata hingga
mencapai kepadatan yang disyaratkan.
6). Pembersihan seluruh sisi penggalian yang tidak terpakai untuk
penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-
puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan
dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung
jawab Pemborong.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

C. PEKERJAAN PASIR
a. Urugan pasir dibawah lantai 10 cm.
b. Dibawah bagian-bagian pondasi bagian beton yang dicor diatas tanah
sebagai balok sloof sebelum dipasang lantai kerja harus diurug 10 cm.
c. Semua urugan pasir harus disiram dengan air dan kemudian dipadatkan.

D. PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk didalam kegiatan ini adalah semua pekerjaan pancang dan
pemancangan, pasangan batu gunung dan pondasi rollag bata.
2. Bahan Material
- Pancang yang digunakan adalah Kayu Ulin 10/10 panjang 2 meter dan
4 meter.
- Batu Gunung
- Batu bata lokal
- Pasir lokal
- Semen PCC
3. Peralatan Kerja
- Drop Hammer 600 Kg
4. Pelaksanaan Pekerjaan
- Pekerjaan pasangan batu dilakukan sesuai dengan ukuran dan bentuk-
bentuk yang ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang
penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu
sama lain dengan sempurna.
- Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ke
tempatnya hingga teguh.
- Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar batu untuk
mendapatkan massa yang kuat dan integral di beberapa sisi luar dan
dalam.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

- Pasangan Rollag menggunakan pasangan bata yang di tata sejajar


dengan dimensi 1 bata dengan Campuran 1:4. Pasangan Rollag
dipasang sesuai gambar rencana atau sesuai arahan yang disetujui
oleh direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

2. PEKERJAAN BETON
2. 1. PEKERJAAN BETON
Seluruh Pekerjaan Beton, terutama untuk Beton Struktural.
1. Jenis Bahan dan Penggunaan
a. Jenis pekerjaan beton adalah pekerjaan beton konvensional.
b. Digunakan pada pekerjaan konstruksi kolom penguat pada dinding serta
kegiatan lainnya sesuai dengan yang ditetapkan pada gambar rancangan.
Pekerjaan beton yang dimaksud di sini, didalam kegiatan pekerjaan.
2. Syarat Kualitas
Kecuali ditentukan lain dalam ketentuan-ketentuan berikut ini, maka sebagai
dasar code P. B. I. 1971 tetap digunakan.
a. Portland Cement
Digunakan Portland cement jenis II menurut N. I. 8 type I menurut ASTM
memenuhi S 400 menurut standar cement Portland yang digariskan oleh
Assosiasi Cement Indonesia.
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan
persetujuan tertulis Konsultan Pengawas. Pertimbangan hanya dapat dilakukan
dalam keadaan :
1). Tidak adanya stock dipasaran dari brand yang tersebut diatas.
2). Kontraktor memberikan jaminan data-data teknis bahwa mutu cement
penggantiannya adalah dengan kualitas yang setaraf dengan mutu cement
yang tersebut diatas.
3). Batas-batas pembetonan dari penggunaan cement berlainan merk harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Aggregat
1). Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat P. B. I. 1971.
Aggregat kasar berupa koral atau chushed stones yang mempunyai
susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak
porous). Kadar Lumpur dari pasir beton (aggregates halus ) tidak boleh
melebihi dari 4 % berat.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

2). Dimensi max dari aggregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm dan tidak lebih
dari ¼ dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan
khusus untuk pile caps, diluar lapis pembesian yang berat, batas max
tersebut 0,3 cm dari gradasi baik.
3). Untuk bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet) dapat
digunakan koral gundu.
c. Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kecuali besi beton dari jenis BJTD 40
untuk D13 keatas dan untuk diameter 8 dan 10 digunakan besi polos dari U-
24. untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya certificate dari pabrik (melalui supplier), juga harus
ada/dimintakan certificate dari laboratorium baik pada saat pemesanan
maupun secara periodic min 2 contoh percobaan (stressstrain) dan
perlengkungan untuk setiap 20 ton besi.
d. Admixture (bahan-bahan Tambahan) dalam adukan beton
1). Untuk pembetonan pada umumnya harus digunakan Tricosal VZ (3gr. Per kg
cement) atau Corn plast – R (3,5 cc per kg cement).
2).Cara penggunaan additive harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
produsen bahan-bahan tersebut.
3). Penyimpangan dari ketentuan diatas harus dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
3. Syarat Pemasangan
Pemborong harus mengadakan semua tenaga, equipment dan bahan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar dan
ketentuan syarat-syarat pelaksanaan.
a. Penyimpanan
1). Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
2). Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak, segera
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

setelah diturunkan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari


pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah.
Semen harus harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas, dan jumlahnya tidak boleh melebihi
5 % berat, dan kepada campuran tersebut diberi tambahan cement baik
dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan, kualitas beton sesuai
dengan gambar rancangan.
3). Penyimpanan besi beton harus bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari Lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya : minyak dan lain-lain).
4). Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang terpisah satu dan lain
gradasinya dan diatas lantai kerja ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
b. Bekisting
1). Type : Bekisting yang digunakan dalam bentuk beton, baja, pasangan batu
kali diplester. Khusus untuk bagian-bagian yang terlihat harus digunakan
type bekisting yang menghasilkan permukaan yang mulus/exposed (sesuai
spec. arsitek).
2). Perencanaan :
 Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup dapat menampung beban-
beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.
 Semua bekisting harus diberi penguat datar dan slingan sehingga
bergeraknya bekisting selama pelaksanaan dapat ditiadakan, juga harus
cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan. Susunan bekisting
dan penunjangnya harus teartur, sehingga memudahkan pemeriksaan.
 Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi dan pembersihan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

 Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum


pengecoran. Adakan tindakan untuk menghindarkan mengumpulkan air
pada sisi bawah.
 Pembongkaran bekisting
 Bekisting/cetakan beton harus dipertahankan hingga beton berumur 28
hari dan mencapai kekuatan karakteristik 275 kg/cm2.
c. Perancah
 Perancah harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemeriksaan.
 Perancah harus dibuat diatas podasi yang kuat dan kokoh terhindar dari
bahaya penggerusan dan penurunan.
 Konstruksinya harus kokh terhadap pembebanan yang akan dipikulnya.
 Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu, sehubungan dengan pelendutan perancah.
 Permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan
(peil) dan bentuk yang seharusnya (menurut gambar rancangan).
 Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
nerlangsung menunjukkan tanda-tanda adanya penurunan sehingga
menurut pendapat Konsultan Pengawas hal itu akan menyebabkan
kedudukan (peil) akhir tidak akan dapat dicapai sesuai dengan gambar
rencana atau penurunan tersebut akan sangat membahayakan dari segi
konstruksi, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk
memborong pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan
mengharuskna Kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut
sehingga dianggap cukup kuat. Akibat dari semua ini menjadi tanggung
jawab Pemborong.
 Gambar rencana perancah dan system pondasinya, secara detail harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui
 Pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar
rencana tersebut disetujui serta perancah telah dianggap cukup kuat
dan kokoh untuk dapat dipergunakan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

 Setelah mutu beton memenuhi dan umum beton tercapai (persetujuan


dari Konsultan Pengawas) perancah harus dibongkar.
 Kegagalan pelaksanaan konstruksi perancah, seluruhnya tanggung
jawab Kontraktor.
d. Pemasangan Pipa-pipa
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh sampai merugikan kekuatan
konstruksi.
e. Kualitas Beton
1). Untuk beton konvensional/beton bertulang biasa digunakan beton K-225
(kekuatan tekan karakteristik pada umur 28 hari untuk kubus 15 x 15 x 15
adalah 225 kg/cm2, dengan derajat konvidensi 0,95).
Evaluasi penentuan karakteristik ini didalam ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam P. B. I. 1971.
2). Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain
tempat atau dengan mengadakan trial-mixes.
Dalam hal ini digunakan beton ready – mix, maka kontraktor harus
mengajukan kepada Konsultan Pengawas komposisi campuran beton yang
akan digunakan selambat-lambatnya dua minggu sebelum pekerjaan beton
dimulai.
Dalam kaitan ini jumlah semen minimum menurut ketentuan.
3). Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas. Laporan tersebut
harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
4). Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, min 5 cm, max 12 cm.
Cara pengujian slump adalah sebaga berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton
(bekisting), cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang
rata atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kuang lebih 1/3 nya. Kemudian adukan tersebut
ditusuk-tusuk 25 kali dengan diameter 16 mm panjang 30 cm dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

ujungnya yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara


serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan
setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang dibawahnya. Setelah
atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan diukur
penurunannya (slumpnya).
6). Pengujian kudus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
7). Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
8). Jika perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur
7 hari dengan ketentuan hasilnya tidak boleh kurang 65 % kekuatan yang
diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak
memberikan angka kekuatan yang dimnta, maka harus dilakukan
pengujian beton ditempat dengan cara-cara seperti ditetapkan dalam PBI
1971 dengan tidak menambah beban biaya bagi pemilik bangunan (beban
kontraktor).
9). Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen adukan masuk kedalam mixer.
10). Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya redegradasi
komponen-komponen beton.
11). Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton. Ukuran dan jumlah
vibrator harus disesuaikan dengan kondisi bagian yang dicor dan
kecepatan pembetonan.
f. Siar-siar Konstruksi dan Pembokaran Bekisting.
Pembokaran bekisting dan penempatan siar-siar pelaksanaan , sepanjang
tidak ditentukan lain dalam gambar, harus mengikuti PBI 1971. Siar-siar
tersebut harus dibasahi lebih dulu dengan air cement tepat sebelm
pengecoran lanjutan dimulai.
Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
g. Penggantian Besi
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

1). Kontraktor harus mengusahakan agar besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar.
2). Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetakan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan Konsultan Pengawas.
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera pada gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas).
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.
h. Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi Variasi berat yang Toleransi diameter


(atau jarak antara dua diperbolehkan
permukaan yang
berlawanan)

Dibawah 10 mm Max. 7 % Max. 0,4 mm


10 mm – 16 mm Max. 5 % Max. 0,4 mm
16 mm – 28 mm Max. 5 % Max. 0,5 mm
28 mm – 32 mm Max. 4 % Max. 0,5 mm

Dalam hal Kontraktor tidak berhasil memperoleh kualitas besi yang


dipersyaratkan dalam gambar dan spesifikasi ini, maka Kontraktor harus
mengusulkan perubahan kualitas besi tersebut secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan.
Segala konsekuensi perubahan kualitas tersebut tidak boleh diperhitungkan
sebagai kerja tambahan.
4. Syarat Pemeliharaan & Tanggung Jawab
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

a). Beton harus dilindungi dari perubahan panas, sehingga tidak terjadi
penguapan cepat.
b). Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
Siapkan tenda-tenda untuk keperluan tersebut.
c). Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit 10 hari setelah
pengecoran.
d). kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai
dengan ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai denagn gambar-gambar
konstruksi yang diberikan.
Adanya atau kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil bowheer atau
perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi menegur atau
memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab tersebut diatas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

3. PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR

A. PEKERJAAN LANTAI
A.1. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

1. Jenis Bahan dan Penggunaan


a. Jenis Keramik
Penggunannya:
1). Jenis Incisive/tekstur/kasar/unpolish dipasang untuk daerah Toilet atau
daerah yang selalu basah, sesuai gambar rancangan.
2). Jenis polish dipasang untuk Ruang kelas sesuai dengan gambar rancangan.
3). Ruang Tangga darurat di FL 1 – 15 (diberi tambahan step nosing dengan
lebar 5 cm pada bagian tepinya).
a. Ukuran dan Motif Keramik
Ukuran dan Motif beserta pola pemasangan sesuai gambar rancangan.
Jika belum tercantum, akan ditentukan kemudian.

2. Syarat Kualitas
a. Kualitas Bahan :
1). Tebal minimal 8 mm, permukaan yang rata dan seragam.
Kekuatan lentur minimal 250 kg/cm2 dengan mutu/kualitas I
(satu). Untuk keramik permukaan kasar menggunakan tipe Rock
Tile, kondisi permukaan keramik dan ketebalannya disesuaikan
dengan standar produksi dimana keramik itu dihasilkan.
2). Kualitas produksi yang digunakan jenis keramik buatan dalam
negeri yang bermutu baik produk Asia/Setara, standar Kualitas
nomor satu.
b) Bahan pengisi siar : grout semen berwarna (sesuai warna keramik terpasang :
produksi IBAGROUT, LATICRETE Ex USA).
c) Bahan perekat : Menggunakan Tile Adhesive, dan untuk daerah basah/ter-
rendam air menggunakan jenis Tile Adhesive Water Repellent. Merk Bahan
yang digunakan : Dry Mix / setara.

3. Syarat Pemasangan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

a. Contoh bahan :
1). Sebelum memulai pemasangan ubin keramik, Pemborong terlebih dahulu
harus menyerahkan contoh-contoh ubin yang akan dipasang lengkap
dengan sertifikat/surat pernyataan dari produsennya yang menjelaskan
bahwa kualitas ubin tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan
diatas.
Selain ubin keramik yang akan dipasang, Pemborong juga harus
menyerahkan contoh Perekat dan Pengisi Nat (grouting) sesuai ketentuan.
2). Contoh-contoh tersebut harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Apabila diperlukan oleh Konsultan Pengawas, harus ditest di laboratorium,
maka Pemborong wajib melaksanakannya. Biaya pengujian di laboratorium
ini menjadi tanggungan Pemborong.
3). Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
Keputusan pilihan keramik (warna, tekstur, ukuran dan merek) akan
ditentukan Konsultan Pengawas selambatnya 7 (tujuh) hari kalender
terhadap contoh yang diserahkan Pemborong.
b). Tenaga dan Peralatan :
1). Pemasangan ubin keramik harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan terampil dalam pekerjaan ini, dengan menunjukan
Surat Keterangan mengenai proyek sejenis yang pernah dikerjakan.
2). Pemborong wajib mengadakan peralatan dan alat bantu yang diperlukan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sehingga dihasilkan pekerjaan bermutu
baik.
c). Persiapan :
1). Pemborong wajib membuat Shopdrawing untuk pelaksanaan, tiap ruang,
lengkap dengan penentuan Bench Mark : titik mulai pasang, arah
pemasangan dan level ketinggian tiap lantai yang bersangkutan, dan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2). Keramik yang dipersiapkan untuk pemasangan harus memenuhi kualitas
yang ditentukan, dan warna yang seragam, serta jenis, ukuran, nomor seri
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

dan motif yang harus sesuai dan sama dengan contoh bahan dari
Pemborong yang telah disetujui Pengawas.
Minimal per ruang / dalam ruang yang sinambung (yang dibatasi dinding
atau border / finishing lantai lain), warna yang seragam, serta mutu, jenis,
ukuran, nomor seri dan motif yang harus benar-benar sama persis dengan
contoh bahan dari Pemborong yang telah disetujui Pengawas.
3). Sebelum memulai pemasangan ubin keramik, Pemborong terlebih dahulu
harus memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh
pasangan ubin keramik ini. Pekerjaan yang harus diperiksa (untuk
dikoordinasikan) diantaranya adalah:
 Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi dibawah lantai misalnya pipa-
pipa, sparing listrik dan sebagainya.
 Pekerjaan water proofing.
 Dan lain-lain yang dianggap perlu.
4). Sebelum pemasangan keramik, dasar permukaan lantai kerja harus dibuat
rata dan rapi terlebih dahulu.
5). Keramik yang akan dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam
dalam air sampai kondisi jenuh.
d. Pelaksanaan :
1). Bahan perekat menggunakan Tile Adhesive, dengan merk Bahan yang
digunakan : Dry Mix / setara. Ketebalan rata seauai dengan ketentuan
yang digariskan Pabrik yang bersangkuutan.
2). Untuk daerah basah/ter-rendam air menggunakan jenis Tile Adhesive
Water Repellent, sesuai ketentuan di atas.
3). Keramik yang terpasang harus dalam kondisi baik, utuh tidak cacat, retak
dan tidak bernoda, serta sesuai ketentuan yang telah digariskan di atas.
4). Pemotongan unit-unit keramik mempergunakan alat pemotong keramik
khusus (sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan) yang masih baik.
5). Setiap sambungan atau nat (lebar siar) ubin keramik harus dibuat selebar
maksimum 3 mm kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai ketentuan
Pabrik produsen; masing-masing membentuk garis lurus yang seragam :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

lebarnya sama dan sama dalamnya. Untuk siar-siar yang berpotongan


harus membentuk sudut siku dan berpotongan tegak lurus serta segaris
dengan sesamanya.
Untuk itu digunakan Tile Spacer pada tiap pertemuan perempatan / sudut
tile Keramik, agar didapatkan lebar nat yang seragam dan lurus.
Pengguaan Tile Spacer harus diiringi pengukuran, arah dan siku (dari
Bench Mark) yang akurat (miimum menggunakan teodholith).
Setiap sambungan/siar ubin keramik harus diisi dengan bahan pengisi
(grouting) mendekati warna keramik terpasang. Sebelum dilaksanakan
pemasangan Grouting nat-nat harus dalam keadaan bersih hingga dasar,
dan pasangan keramik telah mencapai kondisi benar-benar kering (minimal
3 x 24 jam).
6). Pingulan/Bevel/Verstek pasangan keramik harus dilakukan dengan alat
gurinda, agar diperoleh hasil pekerjaan yang rapi, siku dan pengakhiran
yang sempurna.
7). Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda pada
permukaan keramik sehingga dihasilkan permukaan yang bersih tidak
cacat.

4. Syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan :

1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan lantai keramik yang rusak.


Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan lainnya, dan tetap memenuhi ketentuan yang telah digariskan di
atas.

2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik pada waktu


pekerjaan dilaksanakan, maka Pemborong wajib memperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Pemborong.

b. Pengamanan :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang


telah dilaksanakan terhadap kerusakan-kerusakan selama 3 x 24 jam
sesudah pekerjaan lantai keramik selesai terpasang, permukaannya
dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap
kemungkinan cacat pada permukannya.

2. Untuk pemeliharaan Pemborong harus menyediakan bahan keramik yang


sama 0,1 % dari jumlah terpasang untuk diserahkan kepada Pemberi
Tugas. Biaya pengadaan sudah termasuk dalam penawaran.

5. Syarat Penerimaan

a. Pemborong memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan


sesuai dengan pengarahan dan persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Pelaksanaan pekerjaan lantai keramik harus dipasang rata (waterpass) pada


permukaan peilnya datar tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak
cacat atau tidak bernoda. Toleransi kemiringan untuk permukaan yang dapat
diterima adalah 1 mm/m2 ; kecuali kemiringan lantai pada toilet (sesuai
gambar rancangan).

c. Pemborong wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1 % dari jumlah yang
terpasang kepada Pemberi Tugas, dinyatakan dengan surat penyerahan
material.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

4. PEKERJAAN DINDING
4. 1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN
1. Jenis Bahan dan Penggunaan

a. Jenis Dinding:

Pasangan dinding bata merah.

Bata merah yang digunakan, adalah bata buatan dari tanah liat yang dibakar
dengan kayu (bukan sekam).
Dipergunakan pada pekerjaan dinding sekeliling bangunan sesuai dengan
gambar rancangan.

b. Jenis Adukan

1). Adukan menggunakan Drymix Plester.


Digunakan untuk seluruh pasangan bata merah.
2). Pasangan Bata interior dilaksanakan hingga mencapai ketinggian balok dan
atau bawah dek, sehingga memisahkan ruang menjadi dua, dan tidak ada
celah / lobang pada permukaan pasangan dinding bata.
3). Pasangan Bata eksterior dilaksanakan hingga balok / dek, sehingga rapat,
tidak ada celah pada permukaan dinding bata.

c. Jenis Plesteran
1). Plesteran menggunakan Drymix Plester.
2). Acian menggunakan Drymix Skimcoat, terutama untuk dinding eksterior.
3). Plesteran interior dilaksanakan hingga setinggi plafon dan atau dek.
2. Syarat Kualitas
a. Dinding
Dinding bata merah biasa
b. Adukan :
Bahan campuran jadi ex Drymix yang digunakan harus memenuhi ketentuan
seperti untuk bahan campuran beton dalam PBI-1971, PB-1988, NI-2, NI-3,
dan ASTM.
c. Plesteran :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Bahan campuran campuran jadi ex Drymix yang digunakan harus memenuhi


ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam PBI-1971, PB-1988, NI-
2, NI-3 dan ASTM.
3. Syarat Pemasangan
a. Contoh bahan :
1). Sebelum memulai pekerjaan pemasangan, Pemborong terlebih dahulu
harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas dilengkapi dengan Sertifikat atau
Surat Pernyataan dari produksi yang menjelaskan bahwa kualitas bahan-
bahan tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan diatas.
2). Apabila hasil pertimbangan dan pengamatan Konsultan Pengawas bahwa
contoh-contoh tersebut harus dilaksanakan Test Laboratorium, maka
Pemborong wajib melaksanakannya. Biaya pengujian Laboratorium
menjadi tanggung jawab Pemborong.
3). Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
4). Untuk pekerjaan dinding panel, Pemborong wajib mengadakan Mock Up
dan biayanya menjadi tanggungan Pemborong. Mock up yang telah
dipasang, dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan
hasil pekerjaan ini.
5). Keputusan pilihan contoh bahan akan diterbitkan selambatnya 7 hari
kalender setelah contoh bahan diserahkan.
b. Tenaga dan Peralatan
1). Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman dalam pekerjaan ini.
2). Pemborong wajib mengadakan peralatan dan alat bantu yang diperlukan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sehingga dihasilkan pekerjaan bermutu
baik.
c. Persiapan Pemasangan
1). Sebelum memulai pemasangan Pemborong harus mengadakan pengukuran
sesuai kondisi lapangan pada ruang atau permukaan-permukaan yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

akan dilaksanakan pekerjaan ini dan membuat Shop Drawing untuk


mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
2). Pemborong terlebih dahulu harus memeriksa (untuk dikoordinasikan)
diantaranya adalah :
 Pekerjaan instalasi pada dinding.
 Pekerjaan Water Proofing.
 Pekerjaan Kusen.
 Dan lain-lain yang terkait dalam terlaksananya pekerjaan ini.
3). Pemborong harus mempersiapkan angkur-angkur pengikat dan kolom-
kolom praktis (bahan besi beton) ; ukuran dan diameter disesuaikan
dengan kebutuhan. Biaya pekerjaan persiapan ini sudah termasuk dalam
penawaran Pemborong.
d. Pelaksanaan :
1). Pasangan dinding bata
 Dinding harus dipasang / didirikan dengan ketebalan dan ketinggian
sesuai dengan gambar rancangan.
 Masing-masing bata dipasang dengan jarak maksimal 1 Cm, diberi
dasar adukan dan adukan pengikat dengan baik.
 Setiap tahapan pemasangan dinding bata diperkenankan maksimal
ketinggian 1 meter.
 Pemasangan tidak diperbolehkan memakai potongan bata, kecuali
untuk bagian dinding yang harus menggunakan potongan bata.
Potongan yang boleh digunakan untuk maksud tersebut minimal ½
bagian.
 Setiap hubungan antara dinding dengan permukaan beton harus diberi
angkur yang dibuat dari besi beton, diameter 8 mm.
 Kolom beton 1 pc : 2 ps : 3 Split diisi tulangan praktis diameter 10 mm
dan sengkang 8mm sebagai penguat harus dipasang pada setiap luas
dinding maksimal 10 m2 dan disesuaikan dengan kondisi lapangan
dengan pengarahan atau persetujuan Konsultan Pengawas.
2). Pasangan Plesteran :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

 Tebal plesteran maksimal 1.5 Cm dan ketebalan dinding finishing


maksimal 15 Cm atau sesuai dengan ketebalan dinding yang
ditunjukkan pada gambar.
 Ketebalan plesteran yang melebihi 2 Cm harus diberi kawat ayam untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
 Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain (kusen dan lain
sebagainya) diselesaikan dengan pengadaan nat atau alur lebar 5 mm,
dalamnya 5 mm atau sesuai dengan gambar rancangan.
 Sebelum di aci, plesteran harus dibasahi secukupnya.
 Untuk acian plesteran harus dipergunakan campuran pc + air yang
homogen, pelaksanaanya setelah dinding dan plesteran dalam kondisi
berumur  7 hari setelah didirikan. Permukaan dinding yang dihasilkan
pada pekerjaan plesteran dan acian harus benar-benar vertikal, rata
permukaan, tidak melengkung atau bergelombang.
4. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan :
1). Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak atau cacat. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan
lainnya.
2). Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu
pelaksanaan, maka Pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Pemborong.
b. Pengamanan :
Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan. Biaya yang diadakan
untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggungan Pemborong.
5. Syarat Penerimaan
a. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan
pelaksanaan ; sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan
Pengawas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

b. Hasil pemasangan pasangan dinding, plesteran dan acian harus lurus tepat
pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya,
permukaan rata tidak bergelombang. Toleransi kemiringan untuk penerimaan
pasangan dinding : 1 mm/m2 luas permukaan bidang kerja.
c. Pelaksanaan dinding panel harus rata, sambungan satu dengan lainnya harus
rapi. Hasil akhir harus tanpa cacat dan merupakan satu kesatuan konstruktif
yang kokoh. Penyelesaian hubungan dinding panel dengan pekerjaan lainnya
harus rapi.

4. 2. PEKERJAAN PASANGAN DINDING PARTISI


1. Jenis Bahan & Penggunaan
a. Partisi GRC Board; bahan yang digunakan terdiri dari :
1). Double Panel GRC Board
2). Rangka Kayu
Penggunaan partisi dipasang sebagai dinding pemisah Stand dengan Koridor
dan ruangan lain sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rancangan.
2. Syarat Kualitas
a. GRC Board harus memenuhi kualitas sebagai berikut :
1). Ukuran sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rancangan.
2). Ketebalan : 6 mm/panel.
3). Bahan : Plaster Board Tipe Fire Stop berfungsi sebagai bahan Sound
Proof, Memenuhi Standard American Standard Specification untuk Gypsum
Wall board ASTM C-36.
Fire resistance : 3 jam
4). Merk : GRC/Setara
b. Rangka Kayu
1). Ukuran : 30 x 30 mm
2). Bahan : Kayu.
Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi sesuai ketentuan-ketentuan dari
manufacturer.
3). Merk : Kelas II/Setara
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

3. Syarat Pemasangan
a. Contoh bahan :
1). Sebelum mulai pelaksanaan, Pemborong terlebih dahulu harus mengajukan
contoh-contoh bahan yang akan dipergunakan untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas disertai Surat Sertifikat dari produsen
menyatakan bahwa kualitas bahan yang dipergunakan sesuai dengan
persyaratan. Contoh-contoh yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
2). Apabila oleh Konsultan Pengawas dianggap perlu, untuk melaksanakan test
laboratorium terhadap contoh-contoh tersebut (test lapisan, staining,
berat, korosi) maka Pemborong harus melakukan Test Laboratorium. Mock
up yang telah disetujui Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai bahan
patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan ini.
b. Tenaga & Peralatan
1). Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman khusus dalam pekerjaan ini.
2). Pemborong wajib mengadakan peralatan dan alat bantu yang diperlukan
untyuk terlaksananya pekerjaan ini sehingga dihasilkan pekerjaan bermutu
baik.
c. Persiapan Pemasangan
1). Pemborong wajib membuat Shop Drawing untuk pelaksanaan yang dibuat
berdasarkan gambar rencana ; ukuran-ukuran berdasarkan dengan kondisi
lapangan. Gambar ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Gambar harus menunjukkan hasil koordinasi dengan disiplin pekerjaan
lainnya dan menunjukkan detail hubungan-hubungan dan sambungan-
sambungan, pengukuran konstruksi dan pemasangan semua komponen.
Gambar Kerja harus menunjukkan ukuran, ketebalan, kekuatan, finish dan
sebagainya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

2). Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan


dengan dinding partisi dan segera memperbaiki seandainya permukaan
tersebut dalam keadaan rusak atau tidak rata.
3). Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini harus disimpan di
ruangan beratap bersih dan kering serta jauh dari tempat pembakaran.
Harus dijaga agar dalam penyimpanan tersebut tidak terjadi abrasi atau
kerusakan lain.
4). Biaya-biaya yang diperlukan untuk pekerjaan persiapan ini sudah termasuk
dalam penawaran Pemborong.
d. Pelaksanaan :
1). Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan
Shop Drawing yang sudah disetujui Konsultan Pengawas. Semua pekerjaan
harus dilaksanakan oleh tenaga yang berpengalaman dalam jenis
pekerjaan ini.
2). Ukuran-ukuran yang ada dalam gambar, harus disesuaikan dengan kondisi
yang ada di lapangan. Penyesuaian ukuran ini harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
3). Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Pemborong harus berkoordinasi
dengan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang berhubungan.
4). Partisi harus dipasang pada rangka yang kaku sesuai dengan petunjuk
pemasangan / oleh pabrik pembuatnya. Pekerjaan dinding partisi yang
dilaksanakan harus terjamin tegak lurus terhadap pekerjaan yang ada di
sekitarnya (lantai, dinding & plafond)
5). Pada dinding partisi yang selesai terpasang, tidak boleh terlihat sekrup-
sekrup penguat ataupun komponen pengikat lainnya (harus tertutup oleh
lis karet yang khusus dibuat untuk keperluan itu).
6). Hasil akhir pekerjaan dinding partisi, pemborong harus menjamin tidak
terjadinya kebocoran suara (sound proof) antara ruang satu dengan yang
lainnya. Biaya yang dikeluarkan untuk terlaksananya sound proof ini sudah
termasuk dalam penawaran Pemborong.
4. Syarat Pemeliharaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

a. Perbaikan :
1). Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan dinding partisi yang
rusak/cacat/kena noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan
Konsultan Pengawas dan tidak mengganggu pekerjaan lainnya.
2). Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan
tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya
ditimbulkan oleh pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan Pemborong.
b. Pengamanan :
Pemborong wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap
pemasangan dinding partisi yang telah dilaksanakan. Biaya yang ditimbulkan
untuk melindungi/pengamanan pekerjaan sudah termasuk didalam penawaran
Pemborong.
5. Syarat Penerimaan
a. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan
pelaksanaan ; sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Hasil pemasangan pasangan dinding partisi harus lurus tepat pada sudut
sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan
rata tidak bergelombang. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan
dinding : 1 mm/m2 luas permukaan bidang kerja.
c. Pelaksanaan dinding partisi harus rata, sambungan satu dengan lainnya harus
rapi. Hasil akhir harus tanpa cacat dan merupakan satu kesatuan konstruktif
yang kokoh. Penyelesaian hubungan dinding partisi dengan pekerjaan lainnya
harus rapi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

5. PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA


5.1. PEKERJAAN KUSEN
1. Jenis Bahan dan Penggunaan
1) Jenis : kusen Kayu setara Kelas I
2) Penggunaan meliputi seluruh kusen pintu atau jendela.
2. Syarat Kualitas
a. Bahan :
Jenis bahan yang digunakan adalah kayu kelas I.
b. Profil :
Ukuran kusen 5 x 15 cm
c. Sifat-sifat Teknis Bahan :
 Bebas dari cat dan mata kayu
 Lurus dan tidak lapuk
 Kering dan kuat
 Tidak bergetah
 Alur atau urat kayu rapih
3. Syarat Pemasangan
a. Contoh Bahan :
1). Sebelum memulai pekerjaan kusen, pintu dan jendela, Pemborong terlebih
dahulu menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan untuk
pekerjaan ini kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
Contoh-contoh bahan tersebut harus disertai brosur-brosur dan Sertifikat
(dari produsen) yang berisi keterangan tentang kualitas bahan.

b. Tenaga dan Peralatan :


1). Pemasangan harus dilaksanakan oleh Pemborong yang mempunyai
pengalaman spesialis dibidang pekerjaan kayu dan mempunyai tenaga-
tenaga ahli berpengalaman.

c. Persiapan :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

1). Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan Pemborong terlebih dahulu wajib


membuat Shop Drawing untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas sebelum pelaksanaan dimulai. Shop Drawing dilengkapi antara
lain :
 Type dari tampak untuk masing-masing jenis kusen.
 Detail-detail sambungan, detail-detail angkur.
 Pemasangan Sealant, gasket dan kaca.
 Detail pertemuan kusen dengan komponen-komponen pada pekerjaan
finishing lainnya.
 Ukuran-ukuran dan lain sebagainya.
2). Pemborong agar membuat tabel daftar kegiatan tahapan pemasangan
pemasangan kusen. Pada tabel tersebut diterakan : tipe kusen, lokasi
perletakan, jumlah yang dipasang, jadual pemasangan atau pelaksanaan
dan lain sebagainya. Tabel tersebut berfungsi untuk kemudahan koordinasi
pengawasan, pelaksanaan di lapangan dan dibuat dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
d. Pelaksanaan :
1). Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang Nampak harus
diserut dan diamplas halus.

4. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan :
1). Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan kosen aluminium yang
rusak/cacat/kena noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan
Konsultan Pengawas dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2). Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan Pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan
tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya
yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan
Pemborong.
b. Pengamanan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

1). Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan


aluminium, kaca dan asesoris yang terpasang. Biaya yang diperlukan untuk
pengamanan ini menjadi tanggung jawab Pemborong sampai hasil
pekerjaan diterima dengan baik.
2). Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan pada persyaratan lain sesuai ketentuan pabrik.
5. Syarat Penerimaan
Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a. Hasil test teknis dan bahan
Pemborong harus memberikan sertifikat hasil uji test teknis sebagai berikut :
 Test Anodizing
 Test Billet
Hasil uji test teknis ini harus disaksikan Pemilik/Pemberi Tugas dan Perencana
/ KP. Biaya pelaksanaan sudah termasuk penawaran.
b). Jaminan pekerjaan dan kualitas bahan
Pemborong wajib memberikan sertifikat jaminan pemasangan hasil pekerjaan
dan mutu bahan untuk waktu : 10 tahun dan jaminan untuk Anodizing : waktu
20 tahun, disertai Sertifikat dari manufakturer.
c). Hasil Pelaksanaan memenuhi persyaratan standard toleransi pabrikasi
1). Bergesernya pemasangan kunci atau engsel dan hard ware lain dari tempat
yang ditentukan, toleransi  1 mm.
2). Gap (celah) antar sambungan rangka aluminium (vertical dan horizontal)
toleransi : < 0.5 mm.
3). Gap (celah) antar sambungan bahan tahan air (Gasket) toleransi : < 2 mm.
4). Perbedaan ukuran dalam dari rangka aluminium dan daun jendela
aluminium baik untuk tinggi maupun lebar.
5). Toleransi perbedaan ukuran dalam jendela yang bersebelahan < 2 mm.
6). Toleransi Sambungan las : tidak terlihat mata langsung.
7). Toleransi Caulking: tidak terlihat pada bagian yang terlihat mata langsung.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

8). Asesoris : Skrup dari galvanised steel mutu Hot Deep kepala tertanam,
Weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan
dengan aluminium harus ditutup Caulking dan sealant. Angkur-angkur
untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal minimal 2 mm,
dengan lapisan Zinc tidak kurang dari (13) micron sehingga tidak dapat
bergeser.
d. Hasil pekerjaan kusen yang dipasang harus tepat pada posisi yang rapat satu
sama lainnya, terjamin kerapiannya dan tidak cacat.
e. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar
perancangan, shop drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh Konsultan
Pengawas.

5.2. PEKERJAAN KAYU


1. Jenis Bahan dan Penggunaan
Kayu yang digunakan adalah kayu jati
Penggunaan : Pilar partisi pada Stand terbuka
2. Syarat Kualitas
1) Ukuran : sesuai dengan gambar rancangan
2) Bahan : Kayu jati yang diawetkan
3) Kwalitas : Satu (mata tertutup alami)
4) Fishing : Melamic
5) Warna : Ditentukan kemudian
6) Merk : Siestem Melamic ex Impra
3. Syarat Pemasangan
a. Contoh bahan :
1). Sebelum memulai pekerjaan ini, Pemborong terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan dipasang lengkap dengan
sertifikat/surat pernyataan dari produsennya yang menjelaskan bahwa
kualitas kayu tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan diatas.
2). Contoh-contoh tersebut harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Apabila diperlukan oleh Konsultan Pengawas, harus ditest di laboratorium,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

maka Pemborong wajib melaksanakannya. Biaya pengujian di laboratorium


ini menjadi tanggungan Pemborong.
3). Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
Keputusan pilihan kayu akan dilaksanakan Konsultan Pengawas
selambatnya 7 (tujuh) hari kalender kepada Pemborong.
b. Tenaga dan Peralatan :
1). Pekerjaan kayu harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman
dan terampil dalam pekerjaan ini, dan dengan menunjukan Surat
Keterangan mengenai proyek sejenis yang pernah dikerjakan.
2). Pemborong wajib mengadakan peralatan dan alat bantu yang diperlukan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sehingga dihasilkan pekerjaan bermutu
baik.
c. Persiapan :
1). Pemborong wajib membuat shop drawing dari pola kayu untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2). Kayu yang dipersiapkan untuk pemasangan harus memenuhi kualitas baik
dan motif yang sesuai dengan gambar rancangan.
d. Pelaksanaan :
1). Setiap kayu yang dipasang sesuai dengan peruntukan pada lokasi yang
telah ditentukan harus dalam kondisi mutu yang baik.
2). Tahapan pelaksanaan pemasangan dan peralatan yang dipergunakan
untuk berhasilnya pekerjaan in dengan baik harus dilaksanakan Pemborong
sesuai ketentuan.
Hubungan kayu yang terpasang pada jalur-jalur vertical harus terlihat
dalam “visual yang utuh” (tidak terlihat sambungan) dan rata dengan
toleransi 0.1mm antar kayu yang disambung.
3). Sedapat mungkin pemakuan, skrup dan pemasakan/pen tidak pada
permukaan yang terlihat, tapi tersembunyi/tertutup.
4). Kebersihan dan ketelitian pemasangan harus menjadikan jaminan bagi
Pemborong untuk terlaksananya pekerjaan ini. Untuk itu pemborong harus
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

melaksanakan pengawasan ketat terhadap tenaga kerja dan sarana


peralatan yang dipergunakan.
Hasil pelaksanaan yang kurang baik/cacat, agar segera diperbaiki oleh
Pemborong.
5). Setelah penyelesaian pekerjaan, kayu harus dilindungi dan dihindari dari
benturan benda-benda yang dapat merusak permukaannya ataupun
kegiatan pelaksanaan pekerjaan finishing lainnya yang dapat
mengakibatkan kerusakan.

4. Syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan :
1). Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan kayu yang rusak. Perbaikan
harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan lainnya.
2). Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan, maka Pemborong wajib memperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Pemborong.

b. Pengamanan :
Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan terhadap kerusakan-kerusakan selama 3 x 24 jam sesudah
pekerjaan kayu selesai terpasang, permukaannya dihindarkan dari pengaruh
pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada permukannya.

5. Syarat Penerimaan
Hasil pemasangan pekerjaan ini harus tepat pada posisinya dan terjamin
kekuatnnya serta kerapiannya, tanpa cacat, dan sesuai dengan persyaratan
yang disebutkan di atas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

6. PEKERJAAN PLAFON
6.1. PEKERJAAN PLAFON GYPSUM BOARD
1. Jenis Bahan dan Penggunaan
a. Jenis : Plafon Gypsum Board
b. Penggunaan : plafon Gypsum Board pada seluruh plafon bangunan dan
penggunaan profil Gypsum disesuaikan dengan gambar detail rancangan.
2. Syarat Kualitas
a. Gypsum Board :
 Ukuran sesuai dengan yang ditunjukan pada gambar rancangan
 Ketebalan : 9 mm per panel
 Bahan : Plaster Board Tipe Fire Stop berfungsi sebagai bahan Sound
Proof, memenuhi Standard American Standard Specification untuk
Gypsum Wall board ASTM C-36.
Fire resistance : 3 jam
 Merk : lokal
b. Bahan rangka :
bahan rangka plafond adalah kayu kelas II

3. Syarat Pemasangan
a. Contoh bahan
1) Sebelum memulai pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengajukan
contoh-contoh dari semua bahan yang digunakan dan membuat
perencanaan master key yang disesuaikan dengan gambar rencana.
Contoh-contoh bahan tersebut harus disertai brosur-brosur dan sertifikat-
sertifikat (dari produsen) yang berisi keterangan-keterangan tentang
kualitas bahan.
b. Tenaga.
1) Pemasangan harus dilaksanakan oleh pemborong yang mempunyai
pengalaman spesialis dibidang pekerjaan ini dan mempunyai tenaga-
tenaga ahli berpengalaman khusus pekerjaan tersebut disertai Surat
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Referensi pengalaman untuk pekerjaan sejenis pada proyek-proyek yang


telah dilaksanakan.
c. Persiapan :
1). Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Pemborong terlebih dahulu
wajib membuat shop drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum pelaksanaan dimulai.
Shop drawing dilengkapi :
 Ukuran dan layout peletakan arah lembaran gypsum board serta
penyesuaian gambar rancangan terhadap kondisi lapangan.
 Detail-detail penjelasan pekerjaan plafon
 Detail manhole/access panel
 Detail penjelas hubungan pekerjaan plafon terhadap pekerjaan M & E
dan pekerjaan finishing lainnya yang terkait baik dan permukaan plafon
maupun yang berada didalam ruangan didalam plafo
2).Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memperhatikan/mengamati
kondisi ruangan yang akan dilakukan untuk pekerjaan plafon ini.
Pekerjaan persiapan (ketepatan peil permukaan plafon, pemasangan
rangka ) dilakukan dengan pengarahan dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
3). Sebelum dilaksanakan pemasangan lembaran gypsum board, pekerjaan
lain yang terletak diatas plafon harus sudah terpasang dengan sempurna.
d. Pelaksanaan
1) Seluruh material yang dipasang pada pekerjaan ini sesuai dengan contoh-
contoh bahan yang telah ditetapkan pada persyaratan bahan dan telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Pelaksanaan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga terampil/ahli dan dapat
selalu menjaga kebersihan dan kerapian terhadap mutu hasil pekerjaan.
3) Bila diperlukan material tambahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik, maka pemborong wajib mengadakan peralatan/material
tambahan itu dan melaksanakannya sesuai kebutuhan dilapangan. Biaya
yang diperlukan menjadi tanggung jawab pemborong.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

4) Tipe lembaran gypsum board yang dipasang pada penutup plafond adalah
lembaran gypsum board dalam bentuk utuh dengan jalur sambungan harus
rapat dan membentuk garis lurus.
 Celah yang terjadi pada pertemuan lembaran gypsum board ditutp
dengan “tape” yang khusus dibuat untuk pekerjaan ini dari bahan yang
mengandung serat diber.
 Untuk melaksanakan rata permukaan dipergunakan pasta semen sesuai
dengan standard pabrik untuk pelaksanaan gypsum board.
 Hasil visual permukaan merupakan satu kesatuan, dan tidak terlihat
rangka sambungan dari luar.
5) Rangka plafon digantungkan pada plat beton menggunakan Metal furring
channel tebal 0,4mm. Modul perletakan rangka dan penggantung
dilaksanakan sesuai standard manufacturer.
6) Ukuran dari material/bahan yang dipasang sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar dan dari produk yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
7) Setelah seluruh rangka plafon dipasang, seluruh permukaan rangka harus
rata, lurus dan waterpass (tidak bergelombang).
8) Lembaran gypsum board adalah gypsum board yang telah dipilih dan
dilaksanakan pemasangannya dengan syarat bentuk serta ukuran setiap
lembaran harus sama; tidak ada bagian yang cacat atau gompal.
 Pelaksanaan pemasangan gypsum board sesuai dengan cara/instruksi
yang diterbitkan oleh pabrik.
 Penggunaan screw sebagai bahan pemasangan gypsum board
diusahakan srcew tersebut tidak terlihat (terbenam dalam bahan
plafond).
9) Pada tempat tertentu dibuat manhole/access panel pada plafond; dapat
dibuka tanpa merusak lembaran gypsum board disekelilingnya.
Ukuran disesuaikan dilapangan
10)Penyelesaian plafond dengan pasangan dinding tegak diselesaikan dengan
detail gambar rancangan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

11)Finishing plafond : dilaksanakan dengan pengecatan, cat acrylic emulsion,


ex ICI.
4. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan :
1) Pemasangan plafon yang tidak rapi dan mengalami cacat atau terkena
noda pada permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan kembali.
2) Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya, apabila ada pekerjaan finishing yang rusak
akibat perbaikan pekerjaan ini maka pekerjaan finishing tersebut harus
segera diperbaiki atas biaya Pemborong.
b. Pengamanan :
Pemborong harus menjaga pekerjaan plafon yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.
5. Syarat Penerimaan
1) Hasil pelaksanaan memenuhi persyaratan standard toleransi pemasangan
permukaan : penurunan 1 mm untuk luasan 1 m x 2 m pada titik tengah.
2) Hasil pekerjaan plafond yang dipasang harus rapi, rata untuk seluruh
permukaan tidak terdapat flek/kotor/gompal. Profil yang terpasang dalam
kondisi baik dan mulus, tanpa cacat.
3) Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar
rancangan, shop drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh Konsultan
Pengawas.

6.2. PEKERJAAN PLAFON GRC BOARD


1. Jenis Bahan dan Penggunaan
a. Jenis : Plafon GRC Board
b. Penggunaan : plafon GRC Board pada seluruh plafon bangunan dan
penggunaan profil GRC disesuaikan dengan gambar detail rancangan.
2. Syarat Kualitas
a. GRC Board :
 Ukuran sesuai dengan yang ditunjukan pada gambar rancangan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

 Ketebalan : 3 mm per panel


 Bahan : Plaster Board Tipe Fire Stop berfungsi sebagai bahan Sound
Proof
 Fire resistance : 3 jam
 Merk : lokal
b. Bahan rangka :
bahan rangka plafond adalah kayu kelas II

3. Syarat Pemasangan
a. Contoh bahan
2) Sebelum memulai pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengajukan
contoh-contoh dari semua bahan yang digunakan dan membuat
perencanaan master key yang disesuaikan dengan gambar rencana.
Contoh-contoh bahan tersebut harus disertai brosur-brosur dan sertifikat-
sertifikat (dari produsen) yang berisi keterangan-keterangan tentang
kualitas bahan.
b. Tenaga.
2) Pemasangan harus dilaksanakan oleh pemborong yang mempunyai
pengalaman spesialis dibidang pekerjaan ini dan mempunyai tenaga-
tenaga ahli berpengalaman khusus pekerjaan tersebut disertai Surat
Referensi pengalaman untuk pekerjaan sejenis pada proyek-proyek yang
telah dilaksanakan.
c. Persiapan :
1). Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Pemborong terlebih dahulu
wajib membuat shop drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum pelaksanaan dimulai.
Shop drawing dilengkapi :
 Ukuran dan layout peletakan arah lembaran GRC board serta
penyesuaian gambar rancangan terhadap kondisi lapangan.
 Detail-detail penjelasan pekerjaan plafon
 Detail manhole/access panel
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

 Detail penjelas hubungan pekerjaan plafon terhadap pekerjaan M & E


dan pekerjaan finishing lainnya yang terkait baik dan permukaan plafon
maupun yang berada didalam ruangan didalam plafo
2).Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memperhatikan/mengamati
kondisi ruangan yang akan dilakukan untuk pekerjaan plafon ini.
Pekerjaan persiapan (ketepatan peil permukaan plafon, pemasangan
rangka ) dilakukan dengan pengarahan dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
3). Sebelum dilaksanakan pemasangan lembaran GRC board, pekerjaan lain
yang terletak diatas plafon harus sudah terpasang dengan sempurna.
d. Pelaksanaan
1) Seluruh material yang dipasang pada pekerjaan ini sesuai dengan contoh-
contoh bahan yang telah ditetapkan pada persyaratan bahan dan telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Pelaksanaan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga terampil/ahli dan dapat
selalu menjaga kebersihan dan kerapian terhadap mutu hasil pekerjaan.
3) Bila diperlukan material tambahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik, maka pemborong wajib mengadakan peralatan/material
tambahan itu dan melaksanakannya sesuai kebutuhan dilapangan. Biaya
yang diperlukan menjadi tanggung jawab pemborong.
4) Tipe lembaran gypsum board yang dipasang pada penutup plafond adalah
lembaran gypsum board dalam bentuk utuh dengan jalur sambungan harus
rapat dan membentuk garis lurus.
 Celah yang terjadi pada pertemuan lembaran gypsum board ditutp
dengan “tape” yang khusus dibuat untuk pekerjaan ini dari bahan yang
mengandung serat diber.
 Untuk melaksanakan rata permukaan dipergunakan pasta semen sesuai
dengan standard pabrik untuk pelaksanaan gypsum board.
 Hasil visual permukaan merupakan satu kesatuan, dan tidak terlihat
rangka sambungan dari luar.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

5) Rangka plafon digantungkan pada plat beton menggunakan Metal furring


channel tebal 0,4mm. Modul perletakan rangka dan penggantung
dilaksanakan sesuai standard manufacturer.
6) Ukuran dari material/bahan yang dipasang sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar dan dari produk yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
7) Setelah seluruh rangka plafon dipasang, seluruh permukaan rangka harus
rata, lurus dan waterpass (tidak bergelombang).
8) Lembaran GRC board adalah GRC board yang telah dipilih dan
dilaksanakan pemasangannya dengan syarat bentuk serta ukuran setiap
lembaran harus sama; tidak ada bagian yang cacat atau gompal.
 Pelaksanaan pemasangan GRC board sesuai dengan cara/instruksi yang
diterbitkan oleh pabrik.
 Penggunaan screw sebagai bahan pemasangan GRC board diusahakan
srcew tersebut tidak terlihat (terbenam dalam bahan plafond).
9) Pada tempat tertentu dibuat manhole/access panel pada plafond; dapat
dibuka tanpa merusak lembaran gypsum board disekelilingnya.
Ukuran disesuaikan dilapangan
10)Penyelesaian plafond dengan pasangan dinding tegak diselesaikan dengan
detail gambar rancangan.
11)Finishing plafond : dilaksanakan dengan pengecatan, cat acrylic emulsion,
ex ICI.
4. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan :
3) Pemasangan plafon yang tidak rapi dan mengalami cacat atau terkena
noda pada permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan kembali.
4) Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya, apabila ada pekerjaan finishing yang rusak
akibat perbaikan pekerjaan ini maka pekerjaan finishing tersebut harus
segera diperbaiki atas biaya Pemborong.
b. Pengamanan :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Pemborong harus menjaga pekerjaan plafon yang sudah selesai dilaksanakan,


sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.
5. Syarat Penerimaan
4) Hasil pelaksanaan memenuhi persyaratan standard toleransi pemasangan
permukaan : penurunan 1 mm untuk luasan 1 m x 2 m pada titik tengah.
5) Hasil pekerjaan plafond yang dipasang harus rapi, rata untuk seluruh
permukaan tidak terdapat flek/kotor/gompal. Profil yang terpasang dalam
kondisi baik dan mulus, tanpa cacat.
6) Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar
rancangan, shop drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh Konsultan
Pengawas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

7. PEKERJAAN ATAP

7.1. PEKERJAAN RANGKA ATAP


1. Jenis bahan dan Penggunaan
Bahan rangka atap adalah baja ringan merk TASO/Setara
2. Syarat Kualitas
1) Ukuran : C 75.75 & R.40.45
2) Ketebalan : 0,75 mm & 45 mm
3) Bahan : Alumunium zinc
4) Merk : Taso/Setara

II. Syarat Pemasangan


a. Contoh bahan :
1) Sebelum memulai pekerjaan rangka penutup atap, Pemborong harus
menyerahkan kepada contoh-contoh bahan dan warna yang akan
digunakan lengkap dengan sertifikat/surat pernyataan dari produsennya
yang menjelaskan bahwa kualitas bahan tersebut benar-benar sesuai
dengan persyaratan diatas.
2) Contoh-contoh bahan tersebut apabila oleh Konsultan Pengawas dianggap
perlu, harus ditest di Laboraturium yang sudah disetujui Konsultan
Pengawas, biaya pengujian di Laboratorium ini menjadi tanggungan
Pemborong.
b. Tenaga
Pemasangannya harus dikerjakan oleh tenaga yang khusus dan terampil atau
cakap dalam pekerjaannya serta mempunyai peralatan lengkap.
c. Persiapan
1). Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong terlebih dahulu harus
mempelajari gambar-gambar rancangan untuk pekerjaan rangka penutup
atap dan pemeriksaan keadaan lapangan yang akan dipasang pekerjaan
ini.
d. Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

1). Pengerjaan harus menggunakan mesin-mesin yang memenuhi syarat untuk


pekerjaan ini. Bila diperlukan work shop dapat ditinjau oleh Konsultan
Pengawas.
2). Pengelasan sambungan-sambungan horisontal, vertikal atau siku dan
lengkung harus dikerjakan dengan rapi, rata dan halus, tidak terlihat dari
luar dan tidak menyebabkan deformasi material.
3). Pada kegunaan pemasangan harus dijamin penempatan rangka penutup
atap pada posisi yang dengan asas yang ditentukan dan harus dijamin
vertikal dan horisontal.
3. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan
1) Apabila pemasangan tidak rapi harus segera diperbaiki atas biaya
Pemborong.
2) Perbaikan harus dilasanakan sedemikian rupa hingga tidak merusak
pekerjaan finishing lainnya.
3) Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan ini
maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki, biaya
atas tanggungan pemborong.
b. Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan rangka penutup atap yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian yang menimbulkan kerusakan
dan tanpa cacat.
4. Syarat Penerimaan
1) Hasil pemasangan penutup atap galvalume harus merupakan suatu hasil
pekerjaan yang kuat, kokoh dan sempurna.
2) Hasil pemasangan pekerjaan rangka penutup atap harus dijamin tidak
bocor, tanpa cacat, dan tidak menimbulkan flek pada permukaan akibat
pemasangan sealant, gasket, dan lain sebagainya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

7.2. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Jenis bahan dan Penggunaan
Bahan penutup atap merupakan genteng metal yang terbuat dari bahan
zincalume.
2. Syarat Kualitas
1) Ukuran : 800 mm x 770 mm
2) Ketebalan : 0,22 – 0,35 mm
3) Bahan : Zincalume

II. Syarat Pemasangan


a. Contoh bahan :
1) Sebelum memulai pekerjaan Penutup atap, Pemborong
harus menyerahkan kepada contoh-contoh bahan dan
warna yang akan digunakan lengkap dengan sertifikat/surat
pernyataan dari produsennya yang menjelaskan bahwa
kualitas bahan tersebut benar-benar sesuai dengan
persyaratan diatas.
2) Contoh-contoh bahan tersebut apabila oleh Konsultan
Pengawas dianggap perlu, harus ditest di Laboraturium
yang sudah disetujui Konsultan Pengawas, biaya pengujian
di Laboratorium ini menjadi tanggungan Pemborong.
b. Tenaga
Pemasangannya harus dikerjakan oleh tenaga yang khusus dan terampil atau
cakap dalam pekerjaannya serta mempunyai peralatan lengkap.
c. Persiapan
1). Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong terlebih dahulu harus
mempelajari gambar-gambar rancangan untuk pekerjaan Penutup atap dan
pemeriksaan keadaan lapangan yang akan dipasang pekerjaan ini.

d. Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

1). Pengerjaan harus menggunakan mesin-mesin yang memenuhi syarat untuk


pekerjaan ini. Bila diperlukan work shop dapat ditinjau oleh Konsultan
Pengawas.
2). Peletakan posisi atap harus sesuai sehingga tidak menimbulkan kebocoran.
Atap harus dikunci dengan menggunakan paku/mour yang sesuai dan di
kerjakan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kebocoran.
3). Pada kegunaan pemasangan harus dijamin penempatan Penutup atap
pada posisi yang dengan asas yang ditentukan dan harus dijamin vertikal
dan horisontal.
3. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan
1) Apabila pemasangan tidak rapi harus segera diperbaiki atas
biaya Pemborong.
2) Perbaikan harus dilasanakan sedemikian rupa hingga tidak
merusak pekerjaan finishing lainnya.
3) Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan
pekerjaan ini maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut
harus segera diperbaiki, biaya atas tanggungan pemborong.
b. Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan Penutup atap yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian yang menimbulkan kerusakan
dan tanpa cacat.
4. Syarat Penerimaan
1) Hasil pemasangan penutup atap galvalume harus
merupakan suatu hasil pekerjaan yang kuat, kokoh dan
sempurna.
2) Hasil pemasangan pekerjaan Penutup atap harus dijamin
tidak bocor, tanpa cacat, dan tidak menimbulkan flek pada
permukaan akibat pemasangan sealant, gasket, dan lain
sebagainya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

7.3. PEKERJAAN LISPLANK


1. Jenis bahan dan Penggunaan
Bahan Listplank adalah kayu Kelas II atau Kelas I
2. Syarat Kualitas
1) Ketebalan : 1,8 mm
2) Bahan : kayu kelas I / Kelas II

II. Syarat Pemasangan


a. Contoh bahan :
1) Sebelum memulai pekerjaan Listplank, Pemborong harus
menyerahkan kepada contoh-contoh bahan dan warna yang
akan digunakan lengkap dengan sertifikat/surat pernyataan
dari produsennya yang menjelaskan bahwa kualitas bahan
tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan diatas.
2) Contoh-contoh bahan tersebut apabila oleh Konsultan
Pengawas dianggap perlu, harus ditest di Laboraturium
yang sudah disetujui Konsultan Pengawas, biaya pengujian
di Laboratorium ini menjadi tanggungan Pemborong.
b. Tenaga
Pemasangannya harus dikerjakan oleh tenaga yang khusus dan terampil atau
cakap dalam pekerjaannya serta mempunyai peralatan lengkap.
c. Persiapan
1). Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong terlebih dahulu harus
mempelajari gambar-gambar rancangan untuk pekerjaan Listplank dan
pemeriksaan keadaan lapangan yang akan dipasang pekerjaan ini.

d. Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

1). Pengerjaan harus menggunakan mesin-mesin yang memenuhi syarat untuk


pekerjaan ini. Bila diperlukan work shop dapat ditinjau oleh Konsultan
Pengawas.
2). Peletakan posisi listplank harus sesuai dan dikunci dengan menggunakan
paku yang sesuai.
3). Pada kegunaan pemasangan harus dijamin penempatan Listplank pada
posisi yang dengan asas yang ditentukan dan harus dijamin vertikal dan
horisontal.
3. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan
1) Apabila pemasangan tidak rapi harus segera diperbaiki atas biaya
Pemborong.
2) Perbaikan harus dilasanakan sedemikian rupa hingga tidak merusak
pekerjaan finishing lainnya.
3) Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan ini
maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki, biaya
atas tanggungan pemborong.
b. Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan Listplank yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian yang menimbulkan kerusakan
dan tanpa cacat.
4. Syarat Penerimaan
1) Hasil pemasangan Listplank galvalume harus merupakan suatu hasil
pekerjaan yang kuat, kokoh dan sempurna.
2) Hasil pemasangan pekerjaan Listplank harus dijamin tidak bocor, tanpa
cacat, dan tidak menimbulkan flek pada permukaan akibat pemasangan
sealant, gasket, dan lain sebagainya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

8. PEKERJAAN PENGECATAN & FINISHING MELAMIC


8.1. PEKERJAAN PENGECATAN
I. Jenis Bahan dan Penggunaan
a. Jenis : Cat Acrilic Emulsion
Penggunaan :
1) Untuk Interior (permukaan dinding, kolom-kolom, dinding Pos Jaga, sesuai
dengan gambar rancangan)
2) Untuk Eksterior (permukaan dinding, kolom-kolom, dinding Pos Jaga,
sesuai dengan gambar rancangan)
3) Untuk plafon gypsum
b. Cat Minyak
Penggunaan :
1) Untuk Pintu dan Jendela Kayu

2. Syarat Kualitas
1) Untuk Exterior :
 Bahan : Resin Acrilic
 Base Coat : Plamuur ex ICI (jika perlu)
 Warna : Ditentukan kemudian
 Type & Merk : Mowilex /setara
2) Untuk Interior (Dinding dan Plafon) :
 Bahan : Resin Acrilic
 Base Coat : Plamuur ex ICI
 Warna : Ditentukan kemudian
 Type & Merk : Mowilex /setara
3) Jenis Cat Minyak :
 Bahan : OXID Merah dan Synthetic Resins
 Dempul : Synthetic Resin dan Cat Dasar ex ICI
 Warna : Ditentukan kemudian
 Type dan Merk : Mowilex /setara
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

3. Syarat Pemasangan
a. Cat Acrilic Emulsion
1) Contoh Bahan : Sebelum memulai pengecatan, Pemborong terlebih dahulu
harus mengajukan usulan bahan yang akan dipergunakan untuk
pengecatan dinding kepada Konsultan Pengawas. Semua bahan
pengecatan yang digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas.
2) Tenaga : Pengecatan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terampil
dalam bidang pekerjaan ini dan dipimpin oleh seorang Mandor yang betul-
betul ahli dan berpengalaman.
3) Persiapan :
 Sebelum memulai pengecatan, permukaan lantai harus dibersihkan
dengan air terlebih dahulu agar tidak ada debu-debu beterbangan.
 Permukaan dinding yang akan dicat harus benar-benar sudah kering &
rata.
 Semua pekerjaan plesteran atau acian yang cacat harus dipotong dan
diperbaiki dengan plesteran atau acian dari jenis yang sama hingga
diperoleh permukaan yang benar-benar rata.
 Debu-debu yang menempel pada permukaan yang akan dicat, harus
dibersihkan dengan lap kering dan kasar, lalu diseka dengan lap basah,
kemudian dibiarkan hingga kering.
 Lubang-lubang atau retak-retak kecil harus ditutup dengan dempul
yang khusus dibuat untuk itu dan dihasilkan oleh produksi yang sama
dengan produsen cat.
4) Pelaksanaan : Semua cat, plamir dan cat dasar yang digunakan, harus
dipoleskan dengan kuas/roll yang benar-benar sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuatnya.
b. Jenis : Cat Minyak
1) Contoh Bahan : Sebelum memulai pengecatan, Pemborong terlebih dahulu
harus mengajukan usulan bahan yang akan dipergunakan untuk
pengecatan dinding kepada Konsultan Pengawas. Semua bahan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

pengecatan yang digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu


dari Konsultan Pengawas.
2) Sebelum memulai pengecatan logam, Pemborong terlebih dahulu harus
mengajukan usulan bahan yang akan dipergunakan untuk pengecatan
logam kepada Konsultan Pengawas. Semua bahan pengecatan logam yang
digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.
3) Tenaga : Pengecatan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terampil
dalam bidang pekerjaan ini dan dipimpin oleh seorang Mandor yang betul-
betul ahli dan berpengalaman.
4) Pengecatan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terampil dalam
bidang pekerjaan ini dan dipimpin oleh seorang Mandor yang betul-betul
ahli dan berpengalaman.
5) Persiapan :
 Sebelum memulai pengecatan logam, permukaan logam harus
dibersihkan dahulu dengan menggunakan amplas dan sikat kawat
sehingga diperoleh permukaan logam yang bersih, kering, bebas dari
karat, minyak, dan debu-debu halus. Permukaan harus dalam keadaan
rata.
 Cat dipakai untuk pengecatan logam harus mengandung bahan-bahan
OXID Merah dan Synthetic RESINS khusus logam
4) Pelaksanaan
 Semua plamir dan cat dasar yang digunakan, harus sesuai dengan type
dan cara penggunaannya menurut petunjuk pabrik.
 Segera setelah permukaan logam dibersihkan, permukaan logam
tersebut harus diberi meni (primer) besi (red OXIDE) yang tebalnya
sampai dengan 35 Mikron, kemudian di cat dasar dan terakhir cat finish
sebanyak 3 lapis dengan rata dengan menggunakan sprayer.
4. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

1) Apabila pada permukaan dinding atau logam yang telah dicat terkena
noda/kotoran, maka harus segera dibersihkan.
2) Pekerjaan logam yang telah dicat sebelum dikirim ke tempat pekerjaan
harus diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas, dan kalau tidak
memenuhi syarat pekerjaan tersebut harus diperbaiki dengan cara seluruh
catnya dibuang dengan digosok, semua karat-karat yang terdapat
dipermukaan logam harus dibersihkan dengan sikat kawat hingga terlihat
permukaan logam yang berseih lalu segera permukaan luarnya diberi cat
dasar dengan cara seperti tersebut diatas.
b. Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan dinding ataupun logam yang
sudah selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang
bias menimbulkan pengotoran pada dinding dan logam.
5. Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan
rata (tidak belang-belang).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

9. PEKERJAAN LISTRIK
A. LINGKUP PEKERJAAN
Pemborong harus melaksanakan pengadaan, pemasangan, pengujian dan serah
terima di lapangan instalasi listrik seperti yang disebutkan di bawah ini dan/atau
diperlihatkan dalam gambar. Sebelum serah terima dilakukan seluruh sistim
beserta komponen komponennya harus lengkap, bekerja dengan balk sesual
dengan unjuk kerja yang diinginkan, dan lulus dalam pengujiannya.

Sistim distribusl daya terdiri dari :

• Panel panel tegangan rendah


• Instalasi tegangan rendah
• Sistem pentanahan (Grounding)
• Semua material Bantu yang diperlukan supaya peralatan di atas terpasang dan
bekerja dengan baik

Sistim penerangan

Sistim penerangan terdiri dari lampu lampu beserta fixturenya, sakelar, kabel
kabel dan conduit, serta material bantuannya.

B. PERATURAN DAN STANDARD

1. Semua bahan bahan, komponen dan peralatan harus diproduksi memenuhi


standar negeri asal dan/atau standar internasional yang telah dikenal dan berlaku
di Indonesia. Pemborong harus membuat daftar barang barang yang diadakan
beserta dengan standar produksinya

2. Pada umumnya dan Jika tidak disebutkan lain dalam spesifikasi ini, instalasi
listrik harus dilaksanakan sesuai dan memenuhi Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) Indonesia edisi terakhlr (1987).

3. Peraturan lain, pedoman dan panduan yang dikeluarkan oleh Departemen


Pekerjaan Umum, Departemen Perhubungan , Departemen Tenaga Kerja, dan
Perum Listrik Negara harus ditaati selama ada hubungannya dengan pekerjaan ini

C. DOKUMEN DAN INFORMASI

Pemborong harus menyerahkan dokumen dan informasi yang disebutkan di


bawah ini kepada pengawas sebagal bahan pemeriksaan dan persetujuan, masing
masing sebanyak 3 (tiga) set.

• Shop Drawings
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Gambar gambar ini menunjukkan dimensi, diagram, uraian dan data


peralatan,material, komponen dan sistim secara lengkap dan terperinci, serta
sudah disesuaikan dengan kondisi lapangan dan slap untuk dilaksanakan

• Brosur brosur Teknis


Dokumen ini dicetak oleh pabrik pembuat komponen, peralatan dan material,yang
memperlihatkan dengan tepat mengenal jenis dan kapasitas barang¬-barang
yang akan diadakan dan dipasang. Dokumen harus asli, bukan fotocopy

• Metoda Pelaksanaan dan Pengujian


Uraian lengkap dan terperinci mengenai tata cara perakitan, pemasangan dan
pengujian yang akan dilaksanakan, dan disertai cara perlindungan dari
kecelakaan, baik terhadap peralatan maupun personil

• As Built Drawing
Garnbar gambar ini memperlihatkan keseluruhan sistim, peralatan, komponen dan
material sesuai dengan yang terpasang di lapangan

• Buku Petunjuk Operasi dan Perawatan


Uraian dan instruksi mengenai cara mengoperasikan dan merawat sistim dan
peralatan, termasuk jadwal pemeliharaan dan daftar suku cadang yang diperlukan
dalam perawatan

D. BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA

1. Semua bahan/material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan
baik, 100 % baru, dan lulus pengujian di pabrik dan/atau di lapangan

2. Pemborong harus menyerahkan contoh (sample) bahan/material sesuai dengan


yang disyaratkan dalam spesifikasi ini kepada pengawas sebelum pengadaannya.
Pengawas berhak menolak pengadaan bahan/matenial yang tidak sesual dengan
spesifikasi atau yang sudah disetujui (approved sample)

3. Pemborong harus mengerahkan teknisi dan/atau tenaga pelaksana yang


berpengalaman dalam bidang pekerjaan ini. Mereka harus berada. di tempat pada
saat pekerjaan berlangsung, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan
tersebut.

E. SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN LISTRIK

1. Kabel Daya Tegangan Rendah.

a. Kabel daya. tegangan rendah yang dipakal adalah berdasarkan ukuran dan
type yang sesuai dengan gambar. Kabel daya tegangan rendah ini harus sesual
standar SIl atau standar PLN.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

b. Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus ditest dengan pengujian¬-


penguiian sebagai berikut:

1). Test insulasi


2). Test kontinuitas
3). Test tahanan pentanahan

2. Panel Tegangan Rendah.


a. Umum
Type panel adalah tertutup (metal enclosed), wall mounting, lengkap dengan
semua komponen komponen pasangan dalam panel sesuai gambar rencana.
b. Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus sesuai
SNI dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang
bergetar.

3. Penerangan dan Stop Kontak


 Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan dimaksudkan, seperti pada
gambar.
 Semua armature lampu vang terbuat dari metal harus mempunval terminal
pentanahan (grounding).
 Pasang titik lampu NYM 3 x 2.5 mm2
 Pasang titik stop kontak NYM 3 x 2.5 mm2
 Titik stop kontak NYM 3 x 4
 Lampu TL 2 x 36 watt lengkap dengan box & grill stainless
 Lampu TL 1 x 18 watt lengkap dengan box besar & grill stainless
 Lampu down light PL 18 watt
 Lampu baret.
 Panel lengkap
 Pasang kemball panel dan meteran lengkap

4. Saklar Dinding
Saklar seri merk Broker/setara

5. Kabel Instalasi
Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan standar
PLN, kabel inti dari tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA/NYM).

Kode warna insulasi kabel harus menglkuti ketentuan PUIL sebagai berikut:

• Fasa 1 merah
• Fasa 2 kuning
• Fasa. 3 hitam
• Netral biru
• Tanah (ground) hijau kuning
• Merek kabel Kabelindo, Kabel metal, Supreme / standar PLN
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

6. Pipa Instalasi Pelindung Kabel


Adalah pipa PVC kelas AW, elbow, socket, Junction box, clamp dan accessories
lainnya harus sesual yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾”. Pipa
fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (Junction
box) dan amature lampu. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan. stop
kontak menggunakan pipa PVC.

7. Lain lain

Pengetesan

a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua. testing dan


pengukuran pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi telah dapat berfungsi
dengan balk dan memenuhl semua persyaratan.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. Termasuk peralatan
khusus yang perlu untuk testing dari seluruh sistim ini, seperti dianjurkan
oleb pabrik, harus disediakan Pemborong.
c. Semua pengetesan dan atau. pengukuran tersebut harus disaksikan oleh
team pelaksana. pembangunan.

8. Komponen komponen pengaman yang dapat dipakai adalah:

a. MCCB
b. Miniatur Circuit Breaker

 Rated sesuai gambar


 Operating Voltage 200 V, 380 V
 Frequency 50 Hz
 Breaking capacity 5 KA
 Permitted ambient temp. 550 C
 Overload release sesual gambar

9. Komponen komponen pengukuran yang dapat dipakal

a. Current Transformator
b. Ampermeter
c. Voltmeter
d. Frequency meter
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

10. PEKERJAAN LAIN-LAIN


10. 1. PEKERJAAN JALUR DISABILITAS
1. Jenis Bahan dan Penggunaan
a. Pekerjaan diluar bangunan terbuat dari pasangan batu bata
2. Syarat Kualitas
a. Syarat Kualitas :
1). Ukuran : Sesuai dengan gambar rancangan

3. Syarat Pemasangan
a. Contoh Bahan :
1). Sebelum memulai pekerjaan pemasangan saluran, Pemborong terlebih
dahulu menyerahkan kepada Konsultan Pengawas contoh-contoh bahan
yang akan digunakan.
2). Bahan-bahan pembuatan saluran yang akan digunakan untuk pekerjaan ini
harus sudah disetujui Konsultan Pengawas.
b. Tenaga :
Dikerjakan oleh tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam jenis
pekerjaan ini.
c. Persiapan :
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan saluran ini, Pemborong diwajibkan
membuat gambar kerja berdasarkan gambar rancanagan dengan ukuran
sesuai dengan keadaan lapangan.
d. Pelaksanaan :
1). Pembuatan jalur disabilitas harus sesuai dengan gambar rancangan.
2). Saluran dibuat dengan garis lurus dengan gradasi/ kemiringan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
3). Finishing pasangan batu pada saluran adalah dengan menggunakan plester
dan acian serta rabat beton untuk lantai saluran.
4). Pemasangan grill/besi kisi-kisi diatas saluran dengan modul-modul sesuai
dengan ukuran gambar rancangan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

5). Saluran air hujan ini harus berhubungan dengan saluran induk
pembuangan air hujan.

4. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan :
1). Pekerjaan saluran yang kurang memenuhi persyaratan harus segera
diperbaiki.
2). Perbaikan harus dilaksanakan sedemikan rupa hingga tidak merusak
pekerjaan lainnya.
3). Apabila ada pekerjaan yang rusak akibat perbaikan pekerjaan saluran
tersebut maka kerusakan pekerjaan tersebut harus segera diperbaiki.
b. Pengamanan :
Setelah pekerjaan saluran selesai, harus dijaga terhadap kemungkinan-
kemungkinan terjadi kerusakan dan dihindarkan terhadap mampetnya saluran
atas biaya Pemborong.
5. Syarat Penerimaan
a. Pengujian :
Pekerjaan saluran ini harus diuji kemiringan permukaannya, supaya aliran air
berjalan dengan lancar.
b. Standard Penerimaan :
1). Hasil pekerjaan pemasangan saluran ini harus bebas dari timbunan tanah,
puing-puing dan rintangan lainnya (dalam keadaan bersih). Sehingga dapat
berfungsi dengan sempurna.
2). Hasil pekerjaan pemasangan saluran grill penutup saluran harus dalam
keadaan tidak cacat, penyok-penyok, gompal atau keropos-keropos.

10. 2. PEKERJAAN PARIT KELILING


1. Jenis Bahan dan Penggunaan
b. Pekerjaan diluar bangunan terbuat dari pasangan batu bata
2. Syarat Kualitas
a. Saluran :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

1). Ukuran : Sesuai dengan gambar rancangan


2). Bahan : Pasangan batu bata

3. Syarat Pemasangan
a. Contoh Bahan :
1). Sebelum memulai pekerjaan pemasangan saluran, Pemborong terlebih
dahulu menyerahkan kepada Konsultan Pengawas contoh-contoh bahan
yang akan digunakan.
2). Bahan-bahan pembuatan saluran yang akan digunakan untuk pekerjaan ini
harus sudah disetujui Konsultan Pengawas.
b. Tenaga :
Dikerjakan oleh tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam jenis
pekerjaan ini.
c. Persiapan :
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan saluran ini, Pemborong diwajibkan
membuat gambar kerja berdasarkan gambar rancanagan dengan ukuran
sesuai dengan keadaan lapangan.
d. Pelaksanaan :
1). Pembuatan parit keliling untuk saluran air hujan sepanjang bangunan
harus sesuai dengan gambar rancangan.
2). Saluran dibuat dengan garis lurus dengan gradasi/ kemiringan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
3). Finishing pasangan batu pada saluran adalah dengan menggunakan plester
dan acian serta rabat beton untuk lantai saluran.
4). Pemasangan grill/besi kisi-kisi diatas saluran dengan modul-modul sesuai
dengan ukuran gambar rancangan.
5). Saluran air hujan ini harus berhubungan dengan saluran induk
pembuangan air hujan.
6). Saluran yang langsung berhubungan dengan plat beton lantai harus
dipasang water proofing jenis cementitious ex. BRUSH CRETE atau
VANDEX.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

4. Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan :
1). Pekerjaan saluran yang kurang memenuhi persyaratan harus segera
diperbaiki.
2). Perbaikan harus dilaksanakan sedemikan rupa hingga tidak merusak
pekerjaan lainnya.
3). Apabila ada pekerjaan yang rusak akibat perbaikan pekerjaan saluran
tersebut maka kerusakan pekerjaan tersebut harus segera diperbaiki.
b. Pengamanan :
Setelah pekerjaan saluran selesai, harus dijaga terhadap kemungkinan-
kemungkinan terjadi kerusakan dan dihindarkan terhadap mampetnya saluran
atas biaya Pemborong.
5. Syarat Penerimaan
a. Pengujian :
Pekerjaan saluran ini harus diuji kemiringan permukaannya, supaya aliran air
berjalan dengan lancar.
b. Standard Penerimaan :
1). Hasil pekerjaan pemasangan saluran ini harus bebas dari timbunan tanah,
puing-puing dan rintangan lainnya (dalam keadaan bersih). Sehingga dapat
berfungsi dengan sempurna.
2). Hasil pekerjaan pemasangan saluran grill penutup saluran harus dalam
keadaan tidak cacat, penyok-penyok, gompal atau keropos-keropos.

Anda mungkin juga menyukai