Anda di halaman 1dari 107

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG

RKS
(RENCANA KERJA DAN SYARAT)

PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA
SDN PONDOK JAGUNG 4
KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN ANGGARAN 2023

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
DAFTAR ISI

1. BAB I : KETENTUAN UMUM


Pasal 1. Situasi
Pasal 2. Lingkup Pekerjaan
Pasal 3. Pekerjaan Pelaksanaan
Pasal 4. Ukuran
Pasal 5. Pekerjaan Persiapan
Pasal 6. Pekerjaan Galian
Pasal 7. Pekerjaan urugan

2. BAB II : KETENTUAN TEKNIS DAN BAHAN


Pasal 1. Rencana Kerja Pelaksanaan Pekerjaan
Pasal 2. Organisasi Pelaksana Lapangan
Pasal 3. Tenaga Kerja Lapangan
Pasal 4. Tenaga Ahli Pelaksana Dilapangan
Pasal 5. Kebersihan Dan Keselamatan Kerja
Pasal 6. Bahan dan Peralatan
Pasal 7. Peralatan Pelaksana Dilapangan
Pasal 8. Mobilisasi
Pasal 9. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Pasal 10. Laporan Hasil Pekerjaan
Pasal 11. Foto Proyek
Pasal 12. Perbedaan Ukuran
Pasal 13. Sarana Penunjang Proyek
Pasal 14. Papan Nama Proyek

3. BAB III : KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR


Pasal 1. Pekerjaan Galian dan Urugan
Pasal 2. Pembebanan Gempa
Pasal 3. Pekerjaan Pondasi Bored Pile
Pasal 4. Pekerjaan Pondasi Batu Kali
Pasal 5. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Pasal 6. Pekerjaan Beton
Pasal 7. Pekerjaan Beton Bertulang
Pasal 8. Pekerjaan Beton Tidak Bertulang
Pasal 9. Pekerjaan Logam
Pasal 10. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
4. BAB IV : KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1. Pekerjaan Penutup dan RangkaAtap
Pasal 2. Pekerjaan Listplang Grc Motif Tangerang Selatan
Pasal 3. Pekerjaan Dinding Bata Hebel Dan Plesteran
Pasal 4. Pekerjaan Kusen Kayu Kamper Oven
Pasal 5. Pekerjaan Kusen Pintu Dan Jendela Bahan Alumunium
Pasal6. Pekerjaan Daun Pintu Kayu
Pasal7. Pekerjaan Jendela Kaca Rangka Aluminium
Pasal8. Pekerjaan Kaca
Pasal9. Pekerjaan Penggantung Dan Pengunci
Pasal10. Pekerjaan Langit-langit
Pasal 11. Pekerjaan Water Proofing Membrane
Pasal 12. Pekerjaan Keramik Lantai & Dinding
Pasal 13. Pekerjaan Cat, Dan Finishing Lainnya

5. BAB V : KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


Pasal 1. Pekerjaan Instalasi Listrik & Spesifikasi Teknis
Pasal 2. Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir & Spesifikasi Teknis
Pasal 3. Pekerjaan Intalasi Air Conditioner Dan Ventilasi Udara
TABEL SPESIFIKASI PEK. ELEKTIKAL

6. BAB VI : KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING


Pasal 1. Pekerjaan
1. Ketentuan Umum
2. Sistem
3. Persyaratan Teknis Khusus Pemipaan
4. Syarat-Syarat Pemsangan
5. Pengujian Dan Disinfeksi
6. Pengecatan
7. Spesifikasi Teknis Peralatan
8. Pekerjaan Elektrikal Untuk Plumbing
9. Tabel Spesifikasi Pek. Plumbing

7. BAB VII : KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN HALAMAN


Pasal 1. Pekerjaan Saluran Buis Beton
Pasal 2. Pekerjaan Sumur Resapan
Pasal 3. Pekerjaan Pasangan Kanstin
Pasal 4. Pekerjaan Pasangan Paving Block
Pasal 5. Pekerjaan Pagar Keliling Area
Pasal 6. Pekerjaan Pintu Gerbang
Pasal7. Pekerjaan Tiang Bendera

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
8. BAB VIII : PENUTUP
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
(RKS)

BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
SITUASI

1. Pembangunan Sarana dan Prasarana SDN PONDOK JAGUNG 4, akan dilaksanakan pada lokasi
yang telah ditetapkan di Kota Tangerang Selatan.
2. Calon pemborong wajib meneliti situasi medan, terutama kondisi tanah, sifat dan luasnya pekerjaan dan
hal-hal lain yang berpengaruh terhadap penawarannya, disamping ketentuan-ketentuan dalam RKS.
3. Kelalaian dan kurang ketelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan claim
dikemudian hari.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan pada setiap lokasi tersebut di atas meliputi :
1. Pekerjaan persiapan dan pembersihan lokasi.
2. Pembangunan gedung utama sekolah :
a. pekerjaan saluran keliling bangunan
b. pekerjaan pagar
c. pekerjaan halaman
3. Pekerjaan struktur beton bertulang dan rangka penutup atap baja ringan dengan kaso dan reng
menggunakan baja ringan.
4. Pembuatan tangga beton bertulang dengan railling tangga sesuai gambar perencanaan.
5. Pekerjaan arsitektur dan finishingnya.
6. Pembuatan sumur resapan dan septictank sesuai gambar perencanaan.
7. Pekerjaan drainase / instalasi plumbing / pemipaan sesuai gambar perencanaan.
8. Pekerjaan instalasi listrik dan instalasi petir sesuai gambar perencanaan.
9. Unsur penunjang lainnya dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
PASAL 3
PEKERJAAN PELAKSANAAN

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, Pemborong harus menyediakan :


1. Pelaksana ahli yang mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaan serta mampu membuat gambar-
gambar pelaksanaan (soft drawing)
2. Pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaan.
3. Pompa air, mesin pemadat tanah, standart alat-alat pengukur seperti waterpas / theodolit, penyekat
tegak dan alat-alat bantu lainnya, diperlukan untuk ketelitian, kerapihan ketepatan pekerjaan.
4. Bahan atau material dan alat yang akan digunakan harus sudah tersedia dilokasi menjelang waktu
pekerjaan agar tidak menghambat pada saat mau memulai pelaksanaan.
5. Ketersediaan tenaga harus diperhitungkan dan dipersiapkan sesuai dengan volume pekerjaan dan
ketersedian waktu sehingga tidak akan terjadi keterlambatan pekerjaan pelaksanaan dari jadwal yang
telah ditentukan.

PASAL 4
UKURAN

1. Satuan Ukur
Semua ukuran tersebut dalam gambar kerja dinyatakan dalam ukuran matrik, kecuali untuk baut-baut
dan sejenisnya dalam inch.
2. Ukuran Penduga
Ukuran penduga adalah induk ukuran darimana semua ketinggian dan kedalaman diambil, berupa balok
sepanjang 200 cm berpenampang 5 x 5 cm dengan semua sisi diketam rata dimeni 2 kali sepanjang
tegak lurus pada tanah bangunan sedalam 100 cm.
Ukuran Penduga ini dinyatakan dengan huruf (P) dibuat oleh Pemborong dibawah pengawasan Direksi
dan dipelihara selama pelaksanaan.
3. Ukuran pokok lebih kurang + 0.00 adalah tinggi lantai bangunan induk dalam hal ini peil ruang masuk
yang ditentukan + 50 cm dari muka tanah yang telah dimatangkan.
Selanjutnya semua ukuran tinggi dalam gambar diambil dari tinggi lanta ± 0.00 ini. Penentuan awal peil
peil bangunan dari as-as bangunan harus disaksikan bersama oleh instansi-instansi terkait, dalam hal
ini terdiri dari Kuasa Pengguna Anggaran, (Konsultan) Perencana, (Konsultan) Pengawas, Team
monitoring Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang untuk kemudian dibuatkan berita acaranya dan
ditandatangani bersama.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Papan Nama Proyek


a. Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek dengan ukuran 60x90 cm (finish
digital printing) dari papan multiplek 9 mm, dilengkapi dengan tulisan sesuai petunjuk Direksi
dengan warna standart yang telah ditetapkan.
2. Papan Bangunan (Bouwplank)
a. Setelah Permukaan tanah yang akan dibangun, bangunan dibersihkan dari kotoran sampah
maupun pohon, baru diizinkan membuat papan bangunan.
b. Papan bangunan dari kayu borneo tebal 2 cm dengan tiang kaso 5/10 jarak tiang 1 meter.
c. Papan bangunan permukaan atasnya ditempatkan setinggi lantai bangunan induk (peil + 0.00) dan
minimal 2 m dari As Bangunan kearah luar.
d. Papan Bangunan boleh dibongkar sesudah mulai pekerjaan dinding bata.
e. Patok peil beton dibuat dari beton 15 x 15 dengan tinggi minimal 1 m atau lebih tinggi 30 cm dari
peil rencana + 0.00.
3. Penyediaan Air Kerja
a. Air kerja diadakan dengan membuat sumur pantek yang dilengkapi dengan pompa tangan exlokal
( bila mana tidak ditentukan dengan cara lain ).
b. Pompa tangan ini diperkuat dengan landasan cor beton adukan 1 pc : 2 pc : 3 kr.
b. Sekeliling dipasang lantai beton adukan 1 pc : 2 pc : 3 kr seluas 1 m tebal 10 cm.
c. Peletakan pompa ditentukan oleh pengawas lapangan.
d. Pompa ini tidak boleh dibongkar dan menjadi milik proyek, pada penyerahan kedua diserahkan
dalam keadaan baik dan berfungsi.
e. Apabila air dilokasi tidak memenuhi persyaratan, maka kontraktor harus mendapatkannya dengan
membeli air yang memenuhi persyaratan.

PASAL 6
PEKERJAAN GALIAN

1. Galian Pondasi
a. Galian pondasi dibuat sesuai dengan gambar.
b. Tanah bekas galian ditumpuk diluar papan bangunan.
2. Galian Saluran Air Hujan
a. Galian jalur ini dibuat sesuai dengan gambar.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
b. Tanah bekas galian dapat dipergunakan menimbun ruangan bangunan setelah dibersihkan dari
sampah yang mengotorinya.
c. Galian semuanya dibuat sesuai elevasi dengan arah kemiringan sesuai gambar.
3. Pemotongan Tanah
a. Pemotongan tanah dilakukan untuk lokasi yang keadaan permukaan tanahnya lebih tinggi dari peil
lantai yang telah ditentukan.
b. Tanah bekas pemotongan ini dibuat dan diratakan dihalaman bangunan yang rendah. Bila tidak
ada halaman yang rendah ditimbun disuatu tempat yang akan ditentukan kemudian pada waktu
pelaksanaan oleh Direksi.
c. Muka Tanah dimana akan didirikan bangunan di atasnya, harus dibentuk dengan rata menurut
garis-garis dan ketinggian yang sudah ditentukan dalam gambar rencana.

PASAL 7
PEKERJAAN URUGAN

1. Urugan Kembali
a. Tanah bekas galian yang sifatnya berbutir dapat dijadikan tanah urugan pada lobang bekas galian
maupun urugan bangunan.
b. Tanah-tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampah-sampah maupun
batu-batuan.
2. Urugan Tanah Merah Baru
a. Untuk urugan ruangan bangunan, digunakan tanah merah baru.
b. Pengurugan dengan tanah baru harus dilaksanakan selapis demi selapis, tiap-tiap lapisan tebalnya
20 cm dan dipadatkan dengan mesin pemadat (Compactor) sampai rata dan dilakukan penyiraman
sebelum ditambahkan lapisan berikutnya.
3. Pengurugan Tanah Baru Untuk Lokasi Bangunan
a. Bangunan ditinggikan dari tanah asli atau kondisi sekarang sesuai gambar dengan mengurug
dipadatkan lapis demi lapis setiap 20 cm sampai rencana peil sesuai dengan gambar.
b. Tanah yang diijinkan untuk dijadikan lokasi pengurugan adalah tanah merah butir bersih dari
sampah maupun puing.
c. Pengurugan ini dilaksanakan sebelum pekerjaan pemasangan dinding bangunan dimulai.
d. Untuk pengurugan dan pemadatan pada lokasi yang cukup luas diluar bangunan harus
menggunakan mesin gilas (baby troller)
4. Urugan Pasir Dibawah Lantai Dasar
a. Urugan pasir bawah lantai boleh dilaksanakan setelah urugan tanah merah didalam ruangan
selesai dikerjakan dalam keadaan rata dan padat.
b. Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah ubin setebal 10 cm padat.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
c. Sebelum ubin dipasang lapisan pasir harus disirami, diratakan dan dipadatkan dengan mesin
pemadat (Compactor). Pasir harus dibersihkan dari akar-akaran dan kotoran
BAB II
KETENTUAN TEKNIS DAN BAHAN
PASAL 1
RENCANA KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-sama dengan penyedia barang/jasa,
perencana, pengawas teknis, suku dinas teknis dan instansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun
rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian/kontrak.
b. Pengguna barang/jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK.
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan, adalah :
1) Organisasi kerja.
2) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
4) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil.
5) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan.
6) Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja.
7) Penyusunan program mutu proyek.
2. Penggunaan Program Mutu
a. Program mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh penyedia barang/jasa dan disepakati
pengguna barang/jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai
dengan kondisi lapangan.
b. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi :
1) Informasi pengadaan barang/jasa.
2) Organisasi Proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia barang.jasa.
3) Jadwal pelaksanaan.
4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan.
5) Prosedur instruksi kerja.
6) Pelaksana kerja.
3. Pemeriksaan Bersama
a. Pada tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-sama dengan
penyedia barang/jasa melakukan pemeriksaan bersama.
b. Untuk pemeriksaan bersama ini, pengguna barang/jasa dapat membentuk panitia peneliti pelaksanaan
kontrak.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
PASAL 2
ORGANISASI PELAKSANA LAPANGAN

1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat perjanjian/ kontrak, penyedia
barang/jasa harus membuat organisasi pelaksana lapangan, dengan pemberian tugas, fungsi, dan
wewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-masing.
2. Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya masing-masing,
sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi perusahaan penyedia barang/jasa yang
bersangkutan.
3. Untuk Pelaksanaan Pekerjaan/Proyek penyedia barang/jasa menunjuk penanggung jawab lapangan
(Kepala Proyek), yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna
Anggaran.
4. Penyedia barang/jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para
penanggung jawab lapangan, di luar pekerjaan/proyek yang bersangkutan.
5. Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggung jawab lapangan harus berada di
lapangan pekerjaan kecuali berhalangan/sakit dan Penyedia barang/jasa harus menunjuk/menempatkan
penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan.
6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, maka
Pengguna Anggaran berhak memerintahkan kepada Penyedia barang/jasa supaya segera mengganti
dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman.

PASAL 3
TENAGA KERJA LAPANGAN

1. Penyedia barang/jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja trampil dan berpengalaman, sesuai keahliannya
dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
2. Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan
lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana memadai.
3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak mengganggu lingkungan,
untuk para tenaga kerja yang tinggal sesmentara di lokasi pekerjaan/proyek.
4. Penyediaan tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa, dalam bentuk daftar tenaga kerja
yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
PASAL 4
TENAGA AHLI PELAKSANA DILAPANGAN

1. Daftar Personil
Pesonil Inti untuk Pekerjaan Tersebut Diatas disesuaikan dengan dokumen KAK

PASAL 5
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Latar Belakang
1. Selama masa pekerjaan,kontraktor/ pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan di lokasi
pekerjaan,setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan disuatu tempat yang
sudah ditentukan.
2. Kontraktor/pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,sehat dan cukup
ditempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
3. Kontraktor/pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.
4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
kontraktor/pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,bahan dan peralatan
teknis serta konstruksi yang diserahkan kepada pemberi tugas.
5. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan,maka kontraktor/ pemborong harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
6. Selama pembangunan berlangsung,kontraktor/ pemborong wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)
atau alat keselamatan kerja (Peralatan K3) bagi para pekerja,guna mengurangi resiko kecelakaan pada
saat kerja.
7. Apabila terjadi kecelakaan, kontraktor/ pemborong secepat mungkin memberitahukan kepada
konsultan pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
8. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor/pemborong wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (Fire Extinguiser) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang- kurangnya 4
(empat) buah tabung.Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.
9. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja Nomor
30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men 1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 33 tahun 1977 bagi tenaga kerja borongan Harian Lepas pada kontraktor maupun
induk maupun sub kontraktor yang melaksanakan proyek, pihak kontraktor/ pemborong yang sedang
melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan
secara tertulis kepada PEMBERI TUGAS
10. Pekerjaan kontruksi bangunan merupakan pekerjaan yang mengandung potensi bahaya, sehingga dalam
memberi perlindungan keselamatan kerja kepad pekerja diperlukan syarat-syarat keslamatan

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
dan kesehatan kerja yang sangat tinggi. Tahapan dalam konstruksi bangunan berhubungan dengan
seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Diantara tahapan yang ada yakitu pekerjaan penggalian,
pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan baja, dan pembongkaran.
Pekerjaan Baja. Bahaya yang timbul dari pekerjan pemasangan baja pekerja dapat jatuh dari
ketinggian tertentu dari permukaan tanah, terperosok, tertimpa material bangunan.
Pembongkaran. Bahaya yang di timbulkan dari pembongkaran bangunan adalah pekerja dapat
tertimpa atau runtuhnya bangunan, terperosok dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah.
2. Dasar Hukum
a. Undang-undang Dasar 1945
b. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan
d. Surat keputusan besama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No
Kep174/Men/1986 dan No 104/Kpts/1986 tentang K3 Tempat Kegiatan Kontruksi
Bangunan
3. Pengertian/Istilah
Istilah-istilah tentang K3 kontruksi dan sarana bangunan:
a. Kontruksi bangunan
b. Tempat kerja kegiatan kontruksi bangunan
c. Sarana bangunan
d. Perancah bangunan
e. Kontraktor
f. Sub Kontraktor
g. Pekerja Kontruksi beton
h. Tahapan pekerjaan kontruksi bangunan, yang mengunakan bahan bangunan
i. Pekerjaan konstruksi baja
j. Pekerja penggali
k. Pekerja Pondasi
l. Wajib lapor pekerja konstruksi bangunan
m. Kepala proyek
n. Scaffolder adalah pekerja pemasang, penguna dan pembongkar perancah
o. Safety officer adalah pekerja yang melaksanakan K3 di bidang konstrusi bangunan
p. Ahli K3 kontruksi
q. Instalasi: lift orang, lift barang, listrik, penyalur petir, plambing, tata udara Penanganan
bahan

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan Sarana Bangunan

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
Dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja pada tempat proyek atau konstruksi, para pelaksana
konstruksi wajib melaksanakan syarat-syarat teknis keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi
1. Pekerjaan penggalian
Ketentuan Umum:
• Stabilitas tanah harus diuji dahulu sebelum dilakukan penggalian
• Melakukan pemeriksaan atas segala instalansi bawah tanah
• Prasarana umum harus dimatikan atau diputuskan alirannya, apabila tidak bisa maka
prasarana tersebut harus dipagari, ditarik ke atas atau dilindungi
• Tanah harus dibersihkan dari pohon, batu besar dan rintangan lain
• Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti setelah pekerjaan terputus melebihi
1 hari, setelah setiap peledakan, ada longsoran, ada kerusakan pada konstruksi
penyangga dan hujan lebat.
• Jalan keluar masuk yang aman
• Dilarang bekerja di tanah lepas yang kemiringannya terlalu terjal
• Harus ada konstruksi penyangga yang cukup
• Ada penerangan yang cukup
• Galian bebas dari air
• Ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri
• Tidak ada yang diizinkan masuk ruang bawah tanah yang belum diuji bebas gas
• Pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, tali penyelamat dan alat- alat
pernapasan
• Ventilasi mekanis harus disediakan
• Tindakan penceghan harus diambil untuk melindungi runtuhnya bangunan
Persyaratan K3 pada pekerjaan penggalian :
• Tepi penggalian atau saluran harus dibuat dengan kemiringan tertentu, biasanya 45 derajat
• Penggalian diatas 1,2 m harus dipasang perancah bai yang terbuat dari kayu
• Penggalian tidak boleh dilakuakn pada batas bangunan atau suatu struktur.
• Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari pinggir galian
• Tanah hasil galian atau sampah galian tidak diletakkan di tepi galian
• Meletakkan Stopblock di lokasi tempat kendaraan menurunkan material ke dalam galian
• Tersedia penerangan yang cukup
• Pekerja harus diinformasikan secara jelas tentang prosedur penggalian
• Menggunakan pelindung kepala dan kaki saat penggalian berlangsung

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
• Melakukan koordinasi dengan instansi lain mengenai instalansi llistrik, gas, air dsb
• Tidak menggunakan alat penggalian mesin (excavator) pada jarak 50 cm dari pipa gas
2. Pekerjaan Pondasi
Persyaratan Umum:
• Mesin Bored Pile harus ditumpu oleh dasar yang kuat, diberi tali atau rantai penguat
secukupnya dan tidak boleh digunakan di dekat jaringan listrik
• Lantai kerja dan tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca
• Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja atau semacamnya
3. Pengerjaan Beton
Persyaratan Umum
• Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan kerangka atas lainnya
harus didasarkan pada gambar rencana
• Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari mengenai kemajuan
pembangunan, termasuk data yang mempengaruhi kekuatan beton menurut waktunya.
4. Pekerjaan Konstruksi Baja
Persyaratan umum
• Penjaminan keselamatan pekerja dengan penyediaan dan pemakaian tangga, gang,
peralatan kerja tetap, pelataran kerja, tali pengaman dan sabuk pengaman serta jaring
pengaman
• Kerangka baja yang sedang dipasang harus disangga dan dikopel secukupnya
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana Bangunan
1. Perancah
Peraturan umum
• Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang tidak bias dikerjakan secara
aman dalam ketinggian
• Perancah hanya dapat dibuat dan dirubah oleh pengawas yang ahli.
2. Pelataran Tempat Kerja
Peraturan umum
• Semua perancah harus dilengkapi dengan platform untuk bekerja
• Pelataran paling sedikit dari tepi luarnya berjarak 60 cm dari sisi dinding bangunan
• Penyediaan tempat yang bebas dari rintangan dan timbunan
• Pelataran bekerja harus menggunakan papan pengaman kakai berukuran tebal min
2,5 cm dan lebar min 15 cm
• Harus benar-benar berkonstruksi kuat

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
5. Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan
a. Wajib Lapor Pekerjaan/Proyek Konstruksi Bangunan
Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada
direktur atau pejabat yang ditunjuk
b. Akte Pengawasan Ketenagakerjaan Proyek Konstruksi Bangunan
1. Pengertian
Terdiri dari: data pelaksana konstruksi/pengawas-perencana konstruksi, data teknis proyek,
berita acara pemeriksaan, kartu pemeriksaan dan lembaran pemeriksaan.
2. Batasan
Tempat kerja/pekerjaan konstruksi bangunan dengan waktu proyek 6 bulan atau lebih harus
diterbitkan akte ini dan akte harus diserahkan Pelaksana Konstruksi kepada Pemberi
Tugas/Pemilik setelah proyek selesai
3. Pengesahan Akte
1. Setelah meneliti wajib lapor pekerjaan proyek/konstruksi bangunan
2. Melakukan pemeriksaan K3 proyek oleh pengawas spesialis K3 konstruksi
3. Menerbitkan akte pengawasan
4. Melakukan pemeriksaan berkala, sampai proyek selesai.
6. Perancah
Perancah adalah pelataran kerja atau platform yang dibuat sementara dan digunakan sebagai
penyangga tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan kerja.
Jenis-jenis perancah:
1. Perancah frame
2. Perancah kayu bulat
3. Perancah pipa
4. Perancah tiang tunggal dengan lantai kerja menggunakan plat
5. Perancah tiang tunggal dengan bracket
6. Perancah bergerak
7. Perancah kuda-kuda
8. Perancah persegi
9. Perancah gantung
10. Perancah tupang sudut
11. Perancah mekanik
Yang harus diperhatikan dalam keselamatan kerja perancah:
a. Pemeriksaan dan pengujian
Merupakan proses riksa dan uji secara sistematis terhadap keadaan fisik dari suatu objek
konstruksi bangunan perancah, yang bertujuan untuk menilai kelayakan kondisi perancah.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
b. Pengesahan
Setiap perancah yang digunakan harus memiliki pengesahan penggunaan perancah dari Kantor
Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota/Kabupaten setempat, tetapi sebelumnya harus
dilakukan pemeriksaan dan pengujian:
1. Pemeriksaan pertama
Terdiri dari pemeriksaan dokumen teknik dan pemeriksaan lapangan
2. Pemeriksaan berkala
7. Plambing/Pemipaan
a. Fungsi instalansi plambing:
1. penyediaan air bersih
2. membuang air kotor
b. Jenis-jenis plambing
1. Instalansi plambing air bersih
2. Instalansi plambing air kotor
3. Instalansi plambing air hujan
c. Pemeriksaan dan pengujian
Objek pemeriksaan dan pengujian adalah instalansi pipa penyalur, tangki, hydrostos, alat- alat
perlengkapan dan pengaman
d. Pengesahan
Sebelum instalansi plambing dipakai, pemilik mengajukan permohonan pengesahan penggunaan
kepada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota. Sebelum dikeluarkan pengesahan, harus
dilakukan pemeriksaan dan pengujian pertama.
8. Penanganan Bahan
Ada beberapa jenis untuk menangani bahan baik dalam mengangkut, mengangkat, memindahkan
maupun menyimpan bahan. Penanganan bahan dapat berjalan dengan aman dan selamat jika
dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku, termasuk juga cara penyimpanannya.
Cara menyimpan atau menempatkan material tersebut harus disesuaikan dengan jenis material
dan tanda-tanda khusus yang diperlukan harus dipasang.
9. Peralatan Bangunan
1. Instalansi listrik
2. Instalansi penyalur petir
3. Instalansi tata udara

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
PASAL 6
BAHAN DAN PERALATAN

1. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat
perjanjian/kontrak, adalah harus disediakan oleh penyedia barang/jasa.
2. Bahan/Material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :
a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, RKS, gambar dan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan peralatan tersebut
untuk mendapatkan persetujuan dari pengguna barang/jasa.
d. Pengguna barang/jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan peralatan yang
akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang ditetapkan.
3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera disingkirkan dari lokasi/lapangan
proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang belum atau telah mendapat persetujuan,
ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan, maka penyedia barang/jasa
wajib mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat lagi di pasaran, maka penyedia
barang/jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan
tertulis dari pengguna barang/jasa. Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (5) di atas tidak dapat dijadikan alasan untuk
keterlambatan pekerjaan.
7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapangan proyek, adalah menjadi tanggung
jawab penyedia barang/jasa termasuk tempat dan cara penyimpanannya harus tertib dan tidak
mengganggu mobilisasi kerja di lapangan.

PASAL 7
PERALATAN PELAKSANA DILAPANGAN

1. Daftar Peralatan
Peralatan Utama Yang harus Disediakan Untuk Pekerjaan yang disesuaikan dengan dokumen KAK

PASAL 8

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
MOBILISASI
1. Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
d. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.
2. Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
diterbitkan SPMK.

PASAL 9
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Penyedia barang/jasa wajib membuat jadual pelaksanaan pekerjaan secara rinci,yang terdiridari:
a. Time schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan kemajuan bobot untuk setiap
minggunya.
b. Pada time schedule dilengkapi pula dengan kurva “S”.
c. Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek yang memiliki kompleksitas tinggi harus dilengkapi dengan
network planning.
2. Jangka waktu jadual pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat perjanjian/kontrak.
3. Jadual pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup seluruh jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara rencana dan realisasinya.
4. Jadual pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah
penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk dapat diperiksa/disetujui oleh pengawas teknis dan
disahkan oleh pengguna barang/jasa.
5. Jadual pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan
dan salah satunya ditempel di ruangan rapat proyek.

PASAL 10
LAPORAN HASIL PEKERJAAN

1. Laporan Harian
a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktifitas kegiatan
pekerjaan di lapangan dicatat di dalam buku harian lapangan (BHL) sebagai laporan harian pekerjaan
berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
b. Buku Harian Lapangan (BHL) berisi :
1) Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan.
2) Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya.
3) Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan.
4) Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
5) Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan.
6) Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
c. Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan disi oleh penyedia barang/jasa, dan diperiksa oleh
pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap
perlu dan disetujui oleh pengguna barang/jasa.
d. Penyedia barang/jasa harus mentaati dan melaksanakan selaku pelaksana proyek, terhadap instruksi,
arahan dan petunjuk yang diberikan Pengawas Teknis dalam Buku Harian Lapangan (BHL).
e. Jika Penyedia barang/jasa tidak dapat menerima / menyetujui pendapat / perintah pengawas harus
mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
f. Penyedia barang/jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan yang tidak
memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya atas kemauan inisiatif sendiri atau yang
diperintahkan oleh pengawas teknis maupun Pemimpin Proyek.
2. Laporan minggguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hal
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan.
3. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hal kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan.

PASAL 11
FOTO PROYEK

1. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, pengguna barang/jasa dengan menugaskan kepada
penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
2. Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk Pengawas Teknis, disusun dalam 4 (empat)
tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan,
yaitu sebagai berikut :

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
Bobot Papan nama proyek, keadaan lokasi, galian pondasi
Tahap I
0% - 25% dan pasangan pondasi
Bobot
Tahap II Pekerjaan Struktur/Konstruksi
25% - 50%
Bobot
Tahap III Pekerjaan Atap/Finishing
50% - 75%
Bobot
Tahap IV Pekerjaan Finishing/Detail/Seluruh Pekerjaan Selesai
75% - 100%

3. Foto proyek tiap tahapan tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan pada saat pengambilan angsuran
sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing adalah untuk :
a. Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh konsultan :
1) Satu set untuk Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan.
2) Satu set untuk Pengguna Anggaran.
3) Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
4) Satu set untuk Konsultan selaku Pengawas Teknis.
b. Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Daerah
Kota Administrasi yang bersangkutan :
1) Satu set untuk Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan.
2) Satu set untuk Pengguna Anggaran.
3) Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
4) Satu set untuk Kepala Unit/Satuan Kerja yang bersangkutan.

4. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan petunjuk Pengawas
Teknis atau Pengguna Anggaran.
5. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan penempatan dalam
album disahkan oleh Pengguna Anggaran, untuk teknis penempelan/penempatan dalam album ditentukan
oleh Pengawas Teknis.
6. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure diambil 3 (tiga) kali.

PASAL 12
PERBEDAAN UKURAN

1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan skala, maka
ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.
2. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis atau Perencana.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
PASAL 13
SARANA PENUNJANG PROYEK

1. Kepada penyedia barang/jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan sementara seperti, los kerja
bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-lain yang diperlukan. Penyedia barang/jasa juga harus
menyediakan perlengkapan ruang kerja Pengguna Anggaran dan Pengawas Teknis, dengan jumlah sesuai
kebutuhan.
2. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya oleh penyedia barang/jasa,
serta terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
3. Sarana penunjang Direksi keet/gudang/bedeng sementara pagar pengaman dan perlengkapannya serta
pompa kerja, adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang
dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.
4. Pada prinsipnya penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan kerja pembantu yaitu : air, aliran listrik,
pompa air, beton molen, vibrator, alat-alat pemadam kebakaran, dll.
5. Untuk segala kebutuhan/keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak disebut dan
dinyatakan dalam peraturan dan syarat-syarat (RKS) maupun dalam gambar tetap menjadi tanggung jawab
penyedia barang/jasa.
6. Untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, tanah dan halaman akan diserahkan kepada penyedia barang/jasa
dalam keadaan sedemikian rupa, dengan ketentuan jika pelaksanaan pekerjaan telah selesai, segala
kerusakan yang terjadi di atas tanah/halaman akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran/got, tanaman
dan lain sebagainya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggungan penyedia
barang/jasa yang bersangkutan.
7. Setelah penyedia barang/jasa mendapat batas-batas daerah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
pasal ini, maka penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di
daerahnya meliputi :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja maupun tidak
disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah/keliru.
c. Kehilangan-kehilangan.
8. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas penyedia barang/jasa diizinkan untuk mengadakan
pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam
hari dan sebagainya.
9. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas-bekas
bongkaran dan alat-alat lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis/Pengguna
Anggaran.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
PASAL 14
PAPAN NAMA PROYEK

1. Pemasangan papan nama proyek sebagaimana diatur pada pasal ini dipancangkan di lokasi proyek pada
tempat yang mudah dilihat umum.
2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan dan dicabut
kembali setelah mendapat persetujuan Pengguna Anggaran.
3. Petunjuk bentuk papan nama proyek, ukuran, isi dan warnanya diatur dalam peraturan pemerintah daerah
yang berlaku.
4. Bentuk dan ukuran papan nama proyek fisik ditetapkan sebagai berikut :
a. Papan nama proyek dibuat multiplek tbl. 9 mm dengan ukuran 60x90 cm (finish digital printing).
b. Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan kondisi
lapangan.
c. Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.

60 cm

90 cm

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
BAB III
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL - 1
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan galian dan urugan tanah yang sesuai dengan Gambar
Kerja dan Spesifikasi.
b. Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan penggalian dan pembuangan tanah, penggalian batu-
batuan atau material lain, pengupasan lapisan tanah atas atau humus, pembuangan bekas longsoran,
yang kesemuanya disesuaikan dengan Spesifikasi dan gambar kerja.
c. Pekerjaan pengurugan kembali sesuai ruang lingkup pekerjaan sampai pada elevasi yang telah
ditentukan didalam Gambar Kerja

2. Syarat - Syarat Pelaksanaan


a. Tata Letak
Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat persetujuan
dari Direksi. Bench Mark yang bersifat tetap maupun sementara harus dijaga dari kemungkinan
gangguan atau pemindahan.
b. Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus menempatkan seorang tenaga ahli yang
sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan penggalian/pengurugan, yang mengetahui semua
aspek pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak.
c. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
1) Benda dipermukaan seperti humus, pohon, akar dan tonjolan, serta rintangan yang berada
didalam batas daerah pembangunan yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan
dan/atau dibongkar kecuali untuk hal dibawah ini :
a. Sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah
rusak, yang letaknya minimal 1 meter dibawah dasar pondasi.
b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang
diperlukan dalam penggalian ditempat tersebut.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas pepohonan dan
lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
2) Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ke

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
tempat yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
3) Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap berada pada
tempatnya.
4) Obstacle.
• Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan batu kali, pasangan dinding
tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas konstruksi bangunan lama, yang cara
pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan menggunakan peralatan yang
lebih khusus pula (misalnya beton breaker, compressor, mesin potong) atau semua
dengan peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.
• Semua brangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran, konstruksi existing, galian dan
lain-lain, harus segera dikeluarkan dari lokasi dan dibuang ketempat yang ditentukan oleh
Direksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini, harus tersedia di
lapangan dalam keadaan siap pakai.
• Pemborong harus tetap menjaga kebersihan di area pekerjaan dan sekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini, serta menjaga keutuhan material/barang
yang sudah terpasang (eksisting).
5) Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
• Pada daerah titik pondasi setempat sampai mencapai kedalaman yang masih
memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar/digali sesuai dengan kondisi dan sifat
tanah pada daerah tersebut.
• Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof mulai dari permukaan tanah existing sampai
dengan dibawah permukaan dasar urugan pasir dari konstruksi beton pondasi dan sloof.
d. Pembuangan Humus
a. Sebelum mulai pekerjaan seluruh tapak pekerjaan, lapisan humus harus dikupas sedalam 30
cm atau apabila lapisan humus tersebut dalamnya lebih dari 30 cm maka pembuangan humus
maksimalnya dalamnya 1 meter sehingga bebas dari sisa tanah bawah (subsoil), bekas pohon,
akar, batuan, semak-semak atau bahan lain.
b. Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ketempat yang sudah ditentukan
oleh Direksi.
e. Pekerjaan Galian
a. Selama proses penggalian, lapangan harus dijaga agar selalu mendapatkan sistem drainase
yang baik.
b. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempat dimana
penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda-benda yang berada didekatnya,
bangunan ataupun pekerjaan yang telah selesai. Dalam hal ini metode pekerjaan
menggunakan tenaga manusia (manual).

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
c. Kontraktor harus membuat turap sementara yang cukup kuat untuk menahan lereng galian
tanah agar lereng galian tersebut tidak longsor, sehingga tidak menggangu pekerjaan
d. Apabila terjadi kerusakan bangunan/konstruksi yang diakibatkan oleh pekerjaan galian, maka
Konraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus
menggantinya atas biaya Kontraktor.
e. Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk bagian-bagian
pekerjaan diatas maupun dibawah tanah, drainase, saluran-saluran pembuangan dan
rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang
ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Kemiringan galian harus dibuat minimal dengan perbandingan 1 horisontal dengan 1 vertikal,
kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
f. Pekerjaan Urugan
1) Bahan Urugan
i. Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat yang memenuhi
persyaratan sebagai bahan urugan, dan harus didatangkan dari luar proyek. Lokasi sumber
jenis bahan urugan tersebut diatas, harus mendapat persetujuan dari Direksi. Tanah bekas
galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan, kecuali apabila tanah
tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan mendapat persetujuan dari
Direksi.
ii. Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin penyediaan
bahan urugan untuk mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
iii. Semua bahan urugan, harus mendapat persetujuan dari Direksi, baik menganai kualitas
bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau digunakan didalam lokasi
pekerjaan.
iv. Urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-lain, tidak boleh
dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan dan ditempatkan
pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh Direksi.
v. Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan dilokasi pengurugan tetapi tidak memenuhi
standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri.
2) Pengurugan
i. Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping setebal 80
cm.
ii. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum
pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus
dikeringkan.
iii. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang bersangkutan
dalam bab ini selanjutnya.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
iv. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika permukaan
lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus membuat alur-alur pada
bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan
dipadatkan kembali.Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi
sesuai yang tercantum didalam gambar kerja.
3) Pemadatan
i. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan bahan urugan dan
memperbaiki kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.
ii. Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai untuk
pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas.
iii. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90 % (modified proctor)
dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan dalam AASHTO T99.
iv. Kontraktor harus mengadakan test/pengujian terhadap bahan urugan dan hasil
pemadatan apabila dikehendaki oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Biaya pengujian
ini menjadi tanggung jawab Kontraktor
v. Kontraktor harus mengadakan test kepadatan tanah dengan cara CBR dan SAND CONE.
Biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
PASAL 2
PEMBEBANAN GEMPA

Pembanan lateral diambil dengan menganggap Plat Lantai sebagai diafragma yang kaku untuk masing-
masing taraf lantai hal ini di ambil sebagai salah satu pendekatan dalam perhitungan. DED SDN PONDOK
JAGUNG 4 KOTA TANGERANG SELATAN ini berada di Zona 4 tanah lunak dengan percepatan 0.75 G.

Faktor keutamaan (1) gedung ini di tentukan berdasrkan SNI 03-1726-2002 yang besarnya 1=1.
Daktilitas penuh (R) untuk gedung ini ditentukan berdasarkan SNI 03-1726-2002 yang besarnya R - 8.5
Untuk perencanaan elemen-elemen balok dan kolom mengikuti ketentuan standar tata cara
perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-2002, mengenai kuat perlu, Sesuai SNI
03-2847-2002 tersebut, pengaruh gempa dianggap bekerja dalam dua arah sumbu utama secara serempak
yaitu 100% gempa arah utama dikombinasikan dengan 30% gempa arah tegak lurusnya.

PASAL 3
PEKERJAAN PONDASI TIANG BORED PILE

1. Permukaan Lapangan
Pemborong supaya mempertimbangkan apapun yang diperlukan untuk meratakan tanah untuk jalan
masuk untuk dapat bekerjanya alat pondasi Bored Pile (pilling rig)

2. As – as kolom dan pondasi Tiang Bored Pile


Kontraktor supaya menentukan as-as kolom maupun pondasi tiang bored pile (pile) dengan teliti dan
dibawah pengawasan seorang ahli ukur.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
3. Penyelidikan lapangan
Sebelum mengajukan penawaran, kontraktor dianggap telah mengunjungi dan mempelajari keadaan
sebaik – baiknya termasuk yang disebutkan secara khusus dalam gambar – gambar struktur. Jika
kontraktor ingin melakukan penyelidikan tambahan yang menyangkut galian, sondir, boring dan
sebagainya sebelum mengajukan penawaran hal ini dapat dilakukan atas tanggungan biaya kontraktor
tersebut.

4. Peralatan dan tenaga kerja


Semua Kerangka, peralatan, pengangkutan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang
tiangpancang pada posisinya yang permanen menjadi tanggung jawab kontraktor.
Sebelum mulai pekerjaan dilapangan dengan pekerjaan pondasi bore pile yang sesungguhnya, kontraktor
supaya memberikan detail lengkap mengenai program kerja jumlah dan type peralatan, organisasi dan
personalia dilapangan dan sebaiknya kepada Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas akan minta penggantian peralatan dan personalia bilamana hal ini dianggap tidak
cocok.

5. Spesifikasi Pondasi
a. Tiang pancang yang digunakan adalah tiang bored pile beton dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Ukuran : Ø 30 cm (Segi Lingkaran)
- Panjang : 12 m
- Mutu beton minimal : K – 300 Ready Mix slump 12 cm
- Mutu besi beton begel : U-30
- Curing : STEAM Curing
- Daya dukung : 35 Ton
- Umur beton : Min- 28 Hari (fabrikasi)

b. Pembuatan bored pile.


1. Tiang bored pile digali mengunakan mesin bor, mencapai ke dalaman min 12 m.
2. Dalam persyaratan teknis (spesifikasi) ini, daya dukung berarti beban pondasi tiang bore pile yang
disebabkan oleh berat sendiri bangunan dan beban hidup yang sesuai dengan yang dirancangkan.

3. Untuk campuran beton site mix K-300 mengunakan bahan-bahan yaitu :


a) Cement Portland : 413,00 Kg
b) Aggregate halus / pasir ukuran 0,1 - 4 mm dan bergradasi baik : 681,00 Kg
c) Aggregate kasar dari batu pecah / crushed stone ukuran 1 - 2 cm dan 2 - 3 cm : 1021,00 Kg
d) Air : 215,00 Kg

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
6. Pengeboran
a. Persiapan lahan untuk merakit dan mendirikan mesin bor pada titik yang akan di bor
b. Pembuatan sumur air bila di dekat lokasi tersebut tidak terdapat air (untuk pengeboran dengan
sistem wash boring).
c. Pengadaan bak sirkulasi (untuk pengeboran dengan sistem wash boring).
d. Pengadaan material
e. Perakitan baja tulangan.
f. Pengeboran dengan sistem dry drilling : tanah dibor dengan menggunakan mata bor spiral dan diangkat
setiap interval kedalaman 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman
yang ditentukan.
g. Pengeboran dengan sistem wash boring : tanah dikikis dengan menggunakan mata bor cross bit yang
mempunyai kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Pengikisan tanah dibantu dengan tiupan air
lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa sentrifugal 3″. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis
terdorong keluar dari lubang bor.

Setelah mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar
tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap berlangsung terus sampai cutting atau serpihan
tanah betul-betul terangkat seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa
tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor.
Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang bor diharapkan
hasil pengecoran akan baik hasilnya.
7. Instalasi Pondasi Tiang.
Pondasi tiang bored pile harus diinstall tepat pada posisi maupun permukaannya. Tiang bored pile
yang tidak tepat pada tempatnya tidak boleh secara paksa diperbaiki pada posisi yang seharusnya.
8. Roller / Perakit Baja Tulangan
a) Roller adalah alat untuk menggulung tulangan spiral jarak / sengkang spiral. Biasanya yang digunakan
untuk spiral adalah tulangan polos karena baja tulangan ini memiliki sifat elastis. Diameter roller dibuat
lebih kecil dari diameter bored pile sehingga didapat selimut / penutup beton yang tebalnya sekitar 5 – 7,5
cm. Untuk pemotongan dan pembengkok baja tulangan biasa digunakan mesin potong atau gunting
tulangan konvensional. Untuk mengikat baja tulangan digunakan kawat beton dengan memakai alat
gegep atau tang.
b) Untuk tulangan pokok biasanya digunakan besi ulir BJTD 30 – 40
c) Untuk spiral / sengkang biasanya digunakan besi polos BJTD 24 atau tergantung kebutuhan struktur
bangunan diatasnya.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
9. Posisi Pondasi Tiang Bored Pile & Pemasangan Kerangka Baja Tulangan
Pondasi tiang harus dibor tepat pada posisinya maupun permukaannya. Tiang yang tidak tepat pada
tempatnya tidak boleh secara paksa diperbaiki pada posisi yang seharusnya.
a. Posisi tiang bored pile adalah pada lokasi seperti yang ditunjukkan pada gambar struktur. Kontraktor
bertanggung jawab untuk posisi tiang bored pile yang tepat, permukaan dan keseluruhannya dan
untuk semua peralatan yang diperlukan untuk ini. Pengukuran- pengukuran dilapangan harus
dilakukan oleh serveyor sebelum dan sesudah pekerjaan bored pile.
b. Kerangka baja tulangan yang telah dirakit diangkat dengan bantuan diesel winch dalam posisi tegak
lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan
dengan lubang bor, Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan
tulangan melintang lubang bor, Apabila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan
penyambungan dengan diikat kawat beton dengan panjang overlap 30 - 40 D atau dengan cara
las.Pada saat pembersihan dilakukan, pengadukan beton bisa mulai dilakukan.
10. Rintangan – rintangan
a. Bila terdapat rintangan-rintangan dibawah tanah yang tidak diharapkan seperti pondasi lama, dinding
basemen dan sebagainya yang sangat mengganggu kemajuan pekerjaan pilling, maka Pemborong
supaya segera memberitahukan kepada konsultan Pengawas.
b. Bilamana lokasi semua tidak mungkin diinstalasi pondasi tiang, maka lokasi tiang perlu direvisi oleh
konsultan Perencana dan kontraktor akan dibayar terhadap kemungkinan adanya pekerjaan tambah.
c. Rintangan-rintangan permukaan, yaitu yang ada pada kedalam yang tidak lebih dari 300mm dari
permukaan tanah, harus dibersihkan dan dibongkar oleh Pemborong atas tanggungannya.
d. Lubang yang ditinggalkan karena rintangan- rintangan sebagai mana yang disebutkan dalam butir b
diatas tidak merupakan kerja tambah atau kurang dan harus diisi kembali dengan tanah, pasir atau
puing-puing seperti yang diinstruksikan. Penambahan tiang akibat lubang yang ditinggalkan akan
merupakan pekerjaan tambahan

11. Tiang Bored Pile Rusak.


Bila mana Konsultan Pengawas berpendapat sebuah tiang bored pile cacat pada waktu pengecoran,
pemancangan ataupun uji coba sehingga nilai struktur diragukan, maka tiang ini harus dikeluarkan
ataupun diganti dengan beberapa pile yang mempunyai affek struktur yang minimum sama dengan yang
digantikan atas biaya kontraktor.

12. Tiang Bored Pile Cacat


a. Tiang cacat ataupun keluar dari posisi yang dirancangkan harus diganti oleh 2 atau lebih tiang seperti
yang diinstruksikan oleh konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor.
b. Ongkos-ongkos untuk perencanaan dan penggambaran ulang atau penambahan ukuran penulangan
Pile Cap atau Balok Sloof karena ketidak tepatan posisi pile adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
13. Kepala Pondasi Tiang Bored Pile
a. Pembobokan kepala pondasi tiang cut-off level dan pengecoran Pile Cap akan dilaksanakan oleh
Kontraktor Utama.
b. Kelebihan panjang tiang harus dibuang atau dimanfaatkan sebagaimana yang diinstruksikan oleh
Konsultan Pengawas.

14. Posisi Pondasi Tiang Bored Pile


Setelah selesainya pekerjaan pondasi tiang, Kontraktor harus mensurvey kembali tiang dan mencatat
seberapa jauh devisi baik horizontal maupun vertical terhadap level posisi yang sesungguhnya. Survey
kembali ini dilakukan bersama-sama dengan Kontraktor Utama dan dihadiri oleh Konsultan pengawas
ataupun wakilnya.

15. Instalasi M & E Bawah Tanah


a. Kontraktor bertanggungjawab untuk semua kleim yang mungkin timbul karena kerusakan – kerusakan
instalasi ME bawah tanah, bilamana instalasi tersebut sudah tertera dalam gambar.
b. Kontraktor supaya melaksanakan pekerjaannya begitu rupa sehingga bangunan dan pondasi
bangunan tetangga tidak terganggu atau rusak.
c. Selang beberapa waktu selama dan sesudah selesainya pekerjaan pondasi semua peralatan,
kelebihan tanah-tanah, sisa-sisa cut-off dan sebagainya perlu dibersihkan.

16. Data-data Pondasi Pondasi Tiang Bored Pile


Data-data lengkap dari tiap-tiap pondasi tiang meliputi instalasi tiang, set, contoh-contoh tanah dan
sebagainya diminta oleh Konsultan Pengawas supaya dilengkapi dalam waktu 48 jam setelah instalasi
pondasi tiang yang bersangkutan selesai.

17. Naik Muka Tanah


Begitu sebuah tiang selesai diinstalasi, maka data-data untuk penurunan permukaan kepala tiang supaya
dimonitor. Bilamana seluruh tiang dari sebuah kelompok tiang selesai, maka kepala tiang yang naik
keatas supaya diperbaiki sesuai instruksi Konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor.

18. Permukaan Tanah.


Sudah termasuk harga pemborong adalah semua bahan-bahan yang diperlukan untuk meratakan tanah
seperlunya sehingga peralatan dapat bergerak dengan lancar selama masa pelaksanaan pondasi tiang.

19. Persetujuan Posisi Pondasi Tiang Bored Pile


Posisi pondasi tiang bored pile akan diperiksa oleh konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung
dan persetujuan akhir akan diberikan dalam waktu 3 (tiga) hari setelah data-data tiang akhir diberikan
oleh Kontraktor. Peralatan mesin-mesin tidak boleh dikeluarkan dari Lapangan tanpa persetujuan tertulis

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
darikonsultan Pengawas.

20. Pengetesan Tiang Bored Pile.


Setelah selesai pemancangan secara keseluruhan maka harus segera diadakan pengetesan tiang
pancang yang titik titiknya di tentukan oleh Konsultan Perencana.

21. Percobaan Beban Pada Tiang Bored Pile dengan PDA


1) Untuk mengetahui daya dukung bored pile biasa dilaksanakan test beban secara langsungbeban
(Loading Test) dengan beban minimal 2 kali beban rencana atau test beban secara simulasi (Pile
Driving Analysis) dilakukan untuk mengetahui daya dukung sesungguhnya dari tiang yang di test.

PASAL 4
PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan dalam spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan bagian-bagian lain yang dianggap
perlu.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-belah
menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
b. Portland harus memenuhi NI - 18.
c. Pasir harus memenuhi NI - 3
d. Air harus memenuhi PBVI - 1982

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 5 pasir.
b. Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang terbaik yang dikenal disini ,
batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak .
c. Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan melakukan
pekerjaan lanjutan.
d. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk -bentuk yang di
tunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua
hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan sempurna, semua batu harus di
pasang diatas lapisan adukan dan di cetak di tempatnya sehingga tegak.adukan harus mengisi
penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan integral.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
PASAL 5
PEKERJAAN ACUAN / BEKISTING

1. Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan peralatan, pengangkutan dan dan pelaksanaan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan syarat-syarat
pelaksanaannya.

2. Persyaratan bahan.
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : beton, baja, pasangan bata yang di plester,
pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain bahan yang akan dipergunakan harus mendapat
persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis terlebih dahulu, acuan yang terbuat dari kayu harus
menggunakan kayu jenis meranti atau setara, ukuran kayu yang dipergunakan tergantung dari
perencanaan struktur dengan tebal multiplek minimum 12 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. perencanaan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan beban-beban, tekanan lateral
dan tekanan yang di izinkan seperti tercantum pada “ Renommended Pratice For Concrete
Formwork “ ( ACI.347-68 ) dan peninjauan terhadap beban angin dll, peraturan harus dikontrol
terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur beton yang tercantum dalam gambar struktur adalah
ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran / finishing.
c. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memberikan gambar-gambar dan perhitungan
acuan serta sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui oleh Pengawas Teknis. Pada
dasarnya tiap-tiap bagian bekisting harus endapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis,
sebelum bekisting di buat pada bagian itu.
d. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan cukup kuat
menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
e. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Pengawas Teknis. Penyusunan harus
sedemikian rupa sehingga pada pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian
beton yang bersangkutan.
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti potongan-potongan kayu,
kawat, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
g. Acuan harus menghasilkan sebagian konstruksi yang ukuran, kerataan/kelurusan, elevasi dan
posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
h. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran, harus dihindarkan dari
kumpulnya air pada sisi bawah.
i. Cetakkan beton harus dibikin supaya tidak terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama
pengecoran, tetap lurus dan tidak bergoyang
j. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis baut-baut dan tie rod
yang dpergunakan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur sedemikian rupa sehingga bila
bekisting di bongkar kembali, maka semua besi tulangan harus berada dalam permukaan beton.
k. Pada bagian terendah dari bekisting kolom atau dinding harus ada bagian yang di buka untuk
inspeksi dan pembersihan.

4. Pembongkaran.
a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan peraturan beton Indonesia, dimana bagian konstruksi yang
di bongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
b. Cetakan bagian konstruksi di bawah in boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut:
1) sisi-sisi balok dan kolom yang tidak dibebani minimal 7 hari .
2) sisi-sisi balok dan kolom yang dibebani minimal 21 hari.
c. Setiap rencana pembongkaran bekisting harus diajukan terlebih dahulu secara tertulis untuk
disetujui oleh Pengawas Teknis.
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan di buka, tidak bergelombang, berlubang atau
retak-retak dan tidak menunjukan gejala keropos.
e. Apabila setelah cetakan di bongkar ternyata terdapat bagian beton yang keropos atau cacat,
mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka pemborong harus segera memberitahukan
kepada Pengawas Teknis meminta persetujuan tertulis cara perbaikan pengisian atau
pembongkarannya, pemborong tidak diperbolehkan menutupi atau mengisi bagian beton yang
keropos tanpa mendapat persetujuan secara tertulis dai Pengawas Teknis. Semua resiko yang
terjadi akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau
penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
f. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas Teknis mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi yang cacat seperti berikut :
1) konstruksi yang keropos dapat mengurangi kekuatan konstruksi.
2) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan ukuran dan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar rencana.
3) Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau tidak rata seperti yang telah direncanakan
4) Dan cacat-cacat lainnya yang menurut pendapat Perencana/Pengawas Teknis dapat
mengurangi kekuatan konstruksi.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
5. Alternatif acuan / bekisting
Pemborong dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang akan di pakai, dengan melampirkan
brosur/gambar beserta perhitungannya untuk mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis.
Dengan catatan alternaif tersebut tidak merupakan kerja tambah dan tidak menyebabkan kelambatan
dalam pekerjaan.

PASAL 6
PEKERJAAN BETON
1. Syarat - Syarat Umum.
a. Ketentuan
Menunjuk pada persyaratan :
1) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 2002, NI-2
2) PUBB NI-3, 2002
b. Mutu Beton
Beton memakai mutu K- 300 dan K-250 dengan mutu baja BJTP 24 dan BJTS 40. Masing-masing
penggunaan disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar dan diuraikan dalam pasal 8.1.3.
Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat.
c. Campuran/adukan beton
1) Macam Adukan.
Macam adukan dengan campuran agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 50 kg
portland cement dan ukuran nominal agregat kasar / halus menurut tabel sebagai berikut di
bawah ini adalah sebagai pedoman.

Jenis beton Campuran Agregat halus Agregat kasar Ukuran nominal


B1 1:1,5:2,5 0,060 m3 0,100 m3 10 mm
B2 1:2:3 0,080 m3 0,120 m3 20 mm
B3 1:3:6 0,120 m3 0,240 m3 38 mm

Pemborong harus membuat percobaan komposisi campuran ( mix disgn ) guna memenuhi
karakteristik.
2) Pemakaian jenis adukan beton.
- Jenis beton B1 :
Seluruh sloof, balok, kolom yang terbuat dari beton bertulang dengan mutu beton K 250, mutu
baja BJTD 40.
- Jenis beton B2 :
Kolom praktis. Mutu beton K 175 kedap air dan mutu baja BJTD 24.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
- Jenis beton B3 :
Untuk lantai kerja, tebal 5 cm (tidak dicor ke dalam cetakan).
- Mutu besi beton BJTS 24 kurang dari diameter 12, sedangkan BJTS 40 lebih dari diameter 13
3) Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture).
Bilamana dianggap perlu, dapat dipergunakan concrete admixture.
4) Pengadukan.
Semua jenis pengadukan jenis beton dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak
kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan
kentalnya sama.
5) Takaran
perbandingan campuran. Semua bahan harus ditakar menurut volume / beratnya.
6) Temperatur adukan yang diizinkan 28 - 30 derajat Celcius.

d. Pengawasan campuran adukan


1) Komposisi.
Semua agregat, semen, air, volume / beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi
semen yang ditentukan dalam 5.1.3. adalah minimal. Sebagai pedoman, Pemborong harus tetap
mengusahakan mutu / kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam pasal 5.1.2.
2) Pengujian Slump test. Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 2002 termasuk
pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan.
Nilai slump untuk pekerjaan:
- Sloof : 8 - 10
- Kolom, balok, pelat : 10 - 12
Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak
boleh dipakai.
Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai dengan prosedur-
prosedur dalam PBI - 2002

2. Bahan - Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan yang dalam segala hal
memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia" untuk beton
kelas I - z 475 atau British Standard No. 12-1965. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung
dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan
di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling
sedikit 10 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui
2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
b. Agregat (butiran, pasir).
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak boleh mengandung bahan-bahan yang
merusak umpamanya yang bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan
besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan -
ketentuan) PBI-2002 untuk dilakukan pengujian butiran.
c. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
d. Baja tulangan
1) Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton harus terdiri dari baja lunak dan baja sedang dengan tegangan
leleh 3900 kg/cm2. Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan
PBI - 2002. Standard Jepang klas SR-24 atau British Standard No. 785 - 1938. Grade yang
dipergunakan adalah ST-37 dengan katagori U-39 yang sesuai dengan tabel 3.7.1. PBI -
2002.
2) Penyambungan tulangan.
Panjang penyambungan harus dilakukan sebagai berikut :
• Kolom struktur : Batang polos minimal 40 D
Batang ulir minimal 40 D
• Balok struktur : Tulangan tarik batang polos minimal 180 cm.
Tulangan tarik batang ulir minimal 90 cm.
Tulangan tekan batang polos minimal 120 cm.
Tulangan tekan batang ulir minimal 60 cm.
Kecuali yang tidak ditentukan di atas dan yang tercantum di dalam gambar, dalam segala hal
tidak boleh kurang dari 60 cm.
3) Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
4) Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat lepas,
kulit giling, adukan beton yang melekat atau bahan-bahan lain yang merusak harus
dihilangkan dan dibersihkan dengan kompressor sebelum pengecoran. Semua tulangan
harus dipasang dengan posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah atau bergeser pada
waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
tingginya harus tepat.
5) Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton harus sesuai dengan PBI – 2002 yaitu
yang mempunyai kekuatan leleh minimal 2400 kg/cm2. Jika besi beton tersebut tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan Syarat-syarat Pengujian,
maka kelompok yang tidak memenuhi syarat- syarat itu tidak boleh dipakai, dan Pemborong
harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.
6) Selimut beton.
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk plesteran),
adalah sebagai berikut :
• Sloof atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah = 3,5 cm
• Kolom dan balok beton = 2,5 cm
• Plat beton = 2,0 cm
e. Cetakan (bekisting).
1) B a h a n.
Bekisting harus dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing yang
diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar. Bekisting harus cukup mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan
kejutan gaya lain yang diterima tanpa berubah bentuk.
Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik, dipakai kayu terentang tebal
minimum 3 cm.
2) Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran yang
merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan
harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk
memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi.
3) Alat untuk membersihkan.
Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk
menyingkirkan kotoran- kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-
lain.
4) U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat untuk
bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
5) Steiger.
"Steiger" penyangga dibuat dari kayu dolken dengan diameter minimum 7 cm. Pemakaian
bahan lain harus seijin Pengawas Lapangan.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
6) Pelapis cetakan.
Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui
dapat dipergunakan Minyak pelumas, yang sudah / belum dipakai, tidak boleh digunakan.

3. Lingkup dan macam pekerjaan


a. Pekerjaan meliputi tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan.
b. Pekerjaan meliputi :
1) Pekerjaan Sloof.
2) Pekerjaan struktur pelat, kolom, dan balok beton.

4. Syarat-syarat pelaksanaan.
a. Lubang dan blok keos
Pemborong harus menentukan tempat dan membuat lobang- lobang, memasang kayu keras untuk
paku atau klos-klos, angker dan sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan
kayu halus. Alat yang salah penempatannya harus dipindahkan jika memang diperintahkan oleh
Pemberi Tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus dibuat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
b. Toleransi
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1cm, toleransi ini tidak boleh
bertambah (cumulative). Ukuran masing-masing bagian harus seksama dalam -0,50 dan +0,50 cm.
c. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari pekerjaan,
Pemborongharus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan yang sebelumnya telah mengecek
penulangan pembesian. Jika tidak mendapat persetujuan, maka pengecoran tidak disetujui, sehingga
Pemborong dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang telah dicor atas perongkosan sendiri.
d. Pengangkutan adukan.
Adukan beton harus diangkut, dapat dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan.
Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter.
e. Pembersihan cetakan dan alat-alat
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan
cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sebelum dicor.
f. Pengecoran.
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan
normal 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti.
Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika Pemborong mengambil tindakan-tindakan
mencegah kerusakan.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
g. Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan
paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit. Penggetaran harus dimulai waktu adukan ditaruh,
dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus dekat ke cetakan
tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasillkan permukaan beton yang baik. Tidak menggetarkan suatu
bagian adukan lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan ke
bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
h. Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan hujan, sampai beton itu
mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan-
tindakan sebagai berikut :
1) Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai
cetakan dibongkar.
2) Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi dengan cara di tutup karung goni
yang dibasahi air / di siram selama 14 hari berturut-turut.
i. Pembongkaran cetakan.
Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah waktu minimal yang dicantumkan di bawah ini :
1) Sloof minimum 2 hari
2) Kolom dan balok (cetakan tepi) minimum 3 hari
3) Pelat / balok minimum 21 hari beban maksimal tetap ditahan
Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang
lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap
berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya
terletak pada Pemborong dan perhatian Pemborong mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke
PBI - 1971 dalam pasal yang bersangkutan.
Pemborong harus memberitahu Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuannya, tapi
dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Pemborong lepas dari tag jawabnya.
j. Pembulatan pinggiran.
Pinggiran dari plat beton pada jalan corridor / pavement dan lain-lain harus dibulatkan dengan alat-
alat yang cocok dengan lingkaran perbulatan kira-kira 0,5 cm.
k. Perubahan konstruksi beton
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
1) Konstruksi beton yang sangat keropos.
2) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
3) Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
4) Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
l. Campuran dan pengambilan contoh (sampling).
1) Untuk mencapai mutu beton sesuai dengan PBI 2002, Pemborong harus melakukan
percobaan-percobaan membuat mix disgn campuran-campuran sedemikian rupa sehingga
untuk kubus beton berukuran : 15 x 15 x 15 cm pada umur 28 hari, harus mempunyai
kekuatan hancur karakteristik minimal yang direfensikan PBI 2002, bahan-bahan yang
dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton
struktur. Kubus percobaan harus dibuat sejumlah 20 buah dan dibuat paling sedikit dalam
3 proses pengadukan yang tidak bersamaan waktunya.Referensi PBI 2002.
2) Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit tiga buah kubus
percobaan. Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan di Lembaga-
Lembaga Penelitian Bahan Bangunan resmi yang disetujui oleh Pengawas Lapangan Analisa
kekuatan berdasarkan pada rumus statistik sebagaimana tertera dalam PBI – 2002.

PASAL 7
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Seluruh pekerjaan strukur beton bertulang harus berpedoman pada peraturan konstruksi beton yang
berlaku yaitu :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk bangunan gedung (SNI 03-2847-2002).
b. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung (SNI 03-1726-2002).
c. American Concrete Institute ( A.C.I 318 m) 2005.
d. Peraturan perencanaan tahun gempa untuk Indonesia untuk gedung 2003
e. Pedoman perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang biasa dan struktur tembok bertulang untuk
gedung 1983
f. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1972 ( PUBI-1982)-NI-3
g. Peraturan porteland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
h. Mutu dan cara uji semen Portland (SII 0013-81).
i. Mutu dan cara uji Agregat Beton (SII 005-80).
j. ASTM C-33 Standard Specification for Cocrete Aggregates.
k. Baja tulang beton (SII 0136-84).
l. Jaringan kawat baja las untuk tulang beton (SII 0784-83).
m. American Socity For Testing and Material (ASTM).
n. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
o. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Rumah dan Gedung (SKBI- 2.3.5.3 1987 VDC :699.81:624.04). Peraturan – peraturan yang diperlukan
tersebut di atas harus di sediakan Pemborong di “Site” Sehingga memudahkan apa bila hendakdi

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
gunakan
2. Keahlian dan Pertukangan.
a. Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan –
ketentuan yang disyahkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaian.
b. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang yang terletak langsung di atas tanah, harus dibuatkan
lantai kerja dari beton tak bertulang dengan campuran semen : pasir : kerikil = 1:3:5 setebal minimal
5 cm atau seperti tercantum pada gambar pelaksana .
c. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh Ahli – ahli atau tukang-tukang yang berpengalaman dan
mengerti benar akan pekerjaan.
d. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan gambar dan
Spesifikasi Struktur.
e. Apabila pengawas Teknis memandang perlu, Pemborong dapat meminta nasihat

3. Persyaratan Bahan
a. Semen
1) Semen yang digunakan adalah semen Portland Lokal yang memenuhi Syarat-Syarat dari :
• Peraturan–Peraturan Relevan yang tercantum pada Pasal ini ayat1.
• Mempunyai Sertifikasi uji (Test Sertificate) dari Laboratorium yang disetujui secara tertulis
dari Pengawas Teknis .
2) Semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang sama ( tidak diperkenankan
menggunakan bermacam – macam jenis/merek semen untuk suatu Konstruksi / struktur yang
sama ), dalam keadaa baru dan asli , dikirim dari kantong – kantong semen yang masih disegel
dan tidak pecah.
3) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan, semen diterimakan dalam zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang
yangcukup Ventilasinya dan diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai , zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 meter atau
maksimum 10 zak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
4) Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah penyimpanan,
dianggap sudah rusak, membatu dan dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi.
Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2
x 24 jam atas biaya pemborong .
b. Agregat ( Aggregates )
1) semua pemakaian batu pecah ( Agregat kasar ) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-
syarat:

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
a. Peraturan–peraturan relevan yang tercantum dalam pasal ini ( 1 ).
b. Bebas dari tanah liat (tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran – kotoran lainnya).
2) kerikil dan batu pecah ( Agregat Kasar ) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38mm, untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawasan Teknis, Gradasi dan
Agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang
diisyaratkan, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam
Proporsi campuran yang akan dipakai. Pengawas Teknis harus meminta kepada pemborong
untuk mengadakan test Kuailitas dari Agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang
ditunjuk oleh Pengawas Teknis, setiap saat di laborotarium yang disetujui Pengawas Teknis
atas biaya Pemborong.
3) Dalam hal ini adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplay, maka
pemborong diwajibkan untuk memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas Teknis.
4) Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya
tidak terjadi pencampuran dengan tanah dan terkotori.
c. Air
1) Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung bahan-bahn kimia ( asam alkali ), tidak mengandung organisme
yang dapat memberikan efekmerusak beton / tulangan, minyak atau lemak dan memenuhi
syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia serta diuji terlebih dahulu oleh Laboratorium yang
disetujui oleh Pengawas Teknis.
2) Air yang mengandung garam ( air laut ) sama sekali tidak diperkenankan untuk dipakai.
d. Besi Beton
1) Semua beton yang digunakan harus memenuhi Syarat – Syarat :
• Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada Pasal ini ( ayat 1)
• Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak / karat dan tidak cacat ( retak-retak ),
mengelupas, luka dan sebagainya.
• Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan tersebut
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan Beton Indonesia.
• Mempunyai penampang yang sama rata.
2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan – ketentuan diatas, harus
mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur, besi beton harus disuplay dari sumber
(Manufacture) dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam sumber besi beton
tersebut untuk pekerjaan Konstruksi.

3) Sebelum mengadakan pemesanan pemborong harus mengadakan pengujian mutu besi beton
yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Pengawas Teknis, berjumlah minimal

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
3 ( tiga ) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan, yang diameternya sama dan panjangnya
kurang lebih 100 cm. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Pengawas Teknis.
4) Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian Pengawas Teknis tidak
diperkenankan sama sekali dan hasil test yang bersangkutan tidak syah .
5) Semua biaya – biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti Steel Wiremesh atau yang semacam itu.
Harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur.
6) Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran dan tanggal
pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai untuk besi tersebut.
7) Besi beton yang tidak memenuhi syarat – syarat karena kualitasnya tidak sesuai dengan
spesifikasi Struktur harus dikeluarkan dari site setelah menerima Instruksi tertulis dari
Pengawas Teknis, dalam waktu 2X24 jam atas biaya Pemborong.
e. Kualitas Beton
1) Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-250 ( Tegangan tekan
hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm3 pada usia 28 hari ), atau F’c =
29,05 Mpa ( Tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton ukuran diameter 15 cm
dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari ).Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia.
Mutu beton K-175 digunakan pada umumnya untuk kolom-kolom praktis, pagar, regol dan
bagian – bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain.
2) Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data-data pengalaman pelaksanaan di lain tempat dan dengan
mengadakan trial-mix di Laboratorium.
3) Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa silinder beton dan kubus beton,
menurut ketentuan-ketentuan yang di sebut dalam Peraturan Beton Indonesia mengingat
bahwa W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar 0,25-0,55 maka – pemasukan adukan ke
dalam cetakan benda uji dilakukan menurut peraturan beton Indonesia tanpa menggunakan
penggetar.
Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat min 1 benda uji per 1,5 m3 beton
hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama, pengambilan benda uji harus
dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
4) Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan
disahkan oleh Pengawas Teknis dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan
tekanan beton.
5) Laporan tertulis tersebut harus disertai setifikat dari Laboratorium.
6) setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, selama pelaksanaan harus ada pengujian

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
slump, dengan syarat minimum 5 cmdan maksimum 12 cm. Cara pengujian slump sebagai
berikut :
contoh beton diambil tepat sebelum di tuangkan kedalam cetakan beton ( bekisting ) cetakan
slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi
diameter 16 mm panjang 30 cmdengan ujung yang bulat ( seperti peluru ).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-
tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang bawahnya. Setelah atas
nya diratakan, segera cetakan di angkat perlahan-lahan dan di ukur penurunannya ( nilai
slump-nya )
f. Syarat –syarat pelaksanaan :
1) beton yang digunakan pada proyek ini adalah beton Ready mix K-250 untuk beton Struktur
utama .khusus untuk beton kolom praktis, ring balk, pagar dan regol boleh digunakan Site
Maxing dengan mutu K-175 atau menggunakan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.
2) Syarat khusus untuk Beton Ready Mix.
• Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk yang di buat di lapangan berlaku
juga untuk beton Ready Mix, baik mengenai persyaratan material semen, agregat, air
ataupun admixture, testing beton, slump dan sebagainya.
• Diisyaratkan untuk pemesanan beton Ready mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas
mutunya.kontinuitas penyediaannya dan mempunyai / mengambil material-material dari
tempat tertentu yang tetap dan bermutu baik.jika mutu beton yang relatif sangat besar maka
selain mutu beton mak harus diperhatikan betul-betul tentang kontinuitas pengadaan agar
tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.
• Pengawas Teknis akan menolak setiap beton Ready Mix yang sudah mengeras atau
menggumpal atau tidak digunakan dalam pengecoran. Usaha- usaha untuk menghaluskan /
menghancurkan beton Ready Mix yang sudah mengeras atau menggumpal sama sekali
tidak diperbolehkan.
• Pemborong harus meminta jaminan tertulis kapada Supplier Beton Ready Mix jaminan
tentang mutu beton yang digunakan walaupun demikian, untuk mengecek mutu beton yang
dipakai maka baik Pemborong maupun Supplier Beton Ready Mix masing-masing harus
membuat kubus Beton percobaan untuk ditest di Laboratorium yang ditunjuk / disetujui oleh
Pengawas Teknis dan jumlah Silinder atau khusus beton di buat sesuai dengan Peraturan
Beton Indonesia.
• Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun di suplay oleh
perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab sepenuhya Pemborong.
• Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 ( tiga ) jam, yaitu terhitung sejak dituangkan

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
air kecampur beton ke dalam truk Ready Mix dari plant/pabrik sampai selesainya beton
Ready Imx tersebut dituangkan dicor, tidak dapat digunakan atau dengan perkataan lain
akan ditolak, segala akibat biaya yang ditimbulkan menjadi beban dan resiko Pemborong.
• Adukan beton yang di buat di tempat ( site mixing )
adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
- semen diukur menurut berat
- Agregat diukur menurut berat
- Pasir diukur menurut berat
- Adukan beton di buat dengan menggunakan alat pengaduk mesin ( concrete batching
plant ).
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebuhi kapasitas mesin pengaduk.
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk .
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari30 menit harus dibersihkan lebih dahulu,
sebelum adukan beton yang baru dimulai.
g. Test Kubus Beton ( Pengujian Mutu Beton ).
1) Pengawas Teknis berhak meminta setiap saat kepada Pemborong untuk membuat benda uji
silinder atau kubus dari adukan beton yang di buat dua sample untuk tiap 5m3).
2) Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder dengan ukuran diameter
15 cm dan tinggi 30 cm dam memenuhi syarat dalam Peraturan Beton Indonesia. Untuk benda
uji berbentuk kubus. Cetakan harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dengan ukuran
15 x 15 x 15 cm dan memenuhi syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
3) Pengambilan adukan beton, pencetakan beda uji kubus dan curingnya harus dibawah
Pengawasan Teknis. Prosedurnya harus memenuhi syarat – syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia.
4) Pengujian pada umumnya dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia, termasuk juga
pengujian – pengujian kekentalan adukan (slump) dan pengujian tekan (Crushing Test). Jika
beton tidak memenuhi syarat – syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak
memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai dan Pemborong harus menyingkirkan dari tempat
pekerjaan. Jika pengujian tekan gagal maka perbaikan – perbaikan atau langkah – langkah
yang diambil harus dilakukan dengan mengikuti prosedur – prosedur Peraturan Beton
Indonesia atas biaya Pemborong.
5) Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi tanggung jawab
Pemborong.
6) Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukan tanggal pengecoran,
bagian struktur yang bersangkutan dan lain – lain data yang perlu dicatat.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
7) Benda uji kubus harus ditest di Laboratorium Beton yang disetujui oleh Pengawas Teknis.
8) Laporan Asli (bukan foto copy) hasil Percobaan harus diserahkan kepada Pengawas Teknis
dan Perencana Struktur segera sesudah selesai percobaan, dengan mencantumkan besarnya
kekuatan karakteristik, devisi standard Percobaan / Test kubus beton dilakukan untuk umur –
umur beton 3,7 dan 14 hari dan juga untuk umur beton 28 hari.
9) Apabila dalam pelaksanaan nanti kepadatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti yang
ditunjukan oleh benda uji kubusnya gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka Pengawas
Teknis berhak meminta Pemborong supaya mengadakan percobaan – percobaan non
destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan loading atas biaya Pemborong.
Percobaan – percobaan ini harus memenuhi syarat – syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai
dengan petunjuk Pengawas Teknis. Semua biaya – biaya untuk percobaan dan akibat – akibat
gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
h. Pengecoran Beton.
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian – bagian struktur dari
pekerjaan beton, Pemborong harus mengajukan permohonan izin pengecoran tertulis kepada
Pengawas Teknis minimum 3 (tiga) hari sebelum tanggal / hari pengecoran.
2) Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan apabila bagian pekerjaan
yang akan dicor tersebut sudah “siap” artinya Pemborong sudah mempersiapkan bagian
pekerjaan tersebut sebaik mungkin sehingga sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
3) Atas pertimbangan khusus Pengawas Teknis dan pada keadaan – keadaan khusus misalnya
untuk volume pekerjaan yang akan dicor relatif sedikit / kecil dan sederhana maka izin
pengecoran dapat dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga) hari tersebut.
4) Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal apabila terjadi salah satu
keadaan seperti tersebut.
• Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal rencana pengecoran
yang disebutkan dalam izin tersebut.
• Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi syarat lagi musalnya
tulangan, pembersih bekisting atau hal – hal lain yang tidak sesuai dengan gambar –
gambar dan spesifikasi.
Jika tidak ada persetujuan dari Pengawas Teknis, maka Pemborong dapat diperintahkan
untuk menyingkir / membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan tertulis dari
Pengawas Teknis atas biaya Pemborong sendiri.
5) Adukan beton harus secepatnya di bawah ketempat pengecoran dengan menggunakan cara (
metode ) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan
aggregrat dan tercampurnya kotoran – kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat –

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis, sebelum
alat – alat didatangkan ketempat pekerjaan.
6) Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai
diperiksa dan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis.
7) Sebelum pengecoran dimaulai, maka tempat – tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran – kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain – lain). Dan
basahi dengan air semen.
8) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari 1,5 m yang akanmenyebabkab pengendapan /
pemisahan aggregat. Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue / tanpa
berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggikan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar
dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenan untuk dipakai lagi.
i. Pemadatan Beton
1) Beton Harus dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran yang sesuai selama
pengecoran berlangsung dan tidak merusak acuan maupun posisi / rangkaian tulangan.
2) Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (huney comb), yaitu memperlihatkan
permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
3) Pemborong harus menyiapkan vibrator – vibrator untuk menjamin pemadatan yang baik.
Vibrator yang dipakai harus dengan frekuensi tidak kurang dari 6000 cyrcles permenit dan
kemampuan memberikan percepatan 6 g pada beton setelah kontak dengan beton. Pada
umumnya jarum pengetar dimasukan kedalam adukan kira – kira vertical, tetapi dalam
keadaan – keadaan khusus boleh miring sampai 45º.
Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakan kearah horizontal karena hal ini akan
menyebabkan pemisahan bahan – bahan. Harus dijaga jarum tidak mengenai cetakan atau
bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat
dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar
tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran –
gataran tidak merambat kebagian – bagian lain dimana betonnya sudah mulai mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh tebal dari panjang jarum dan pada umumnya tidak boleh
lebih tebal dari 30-50 cm. Berhubung dengan itu maka pengecoran bagian – bagian konstruksi
yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap – tiap lapis dapat dipadatkan
dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai sampai mengkilap sekitar
jarum ( air semen mulai memisahkan diri dari aggregat ) yang pada umumnya tercapai setelah
maksimum 30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas
jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
4) Pemborong harus menyediakan paling sedikit 2 vibrator extra / cadangan untuk masing -
masing ukuran yang digunakan, untuk digunakan pada saat yang lain rusak, sehingga
kontinuitas pengecoran beton tetap terjamin.
5) Admixture pada umumnya dengan pemilih bahan – bahan yang seksama, cara mencampur
dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan
suatu admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Pemborong diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis mengenai hal tersebut.
Untuk itu Pemborong diharap memberitahukan nama perdagangan Admixture tersebut dengan
keterangan mengenai tujuan, data – data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah
utamanya, cara – cara pemakaiannya resiko – resiko / efek samping dan keterangan –
keterangan lain yang dianggap perlu. Sebelum pekerjaan dimulai Pemborong harus
menyerahkan contoh beton dengan ukuran 10 x 10 x20 cm3 yang telah menggunakan
campuran kedap air tersebut, contoh tersebut oleh Pengawas Teknis akan direndam dalam
cairan berwarna selama 2 x 24 jam dan setelah itu contoh diangkat dan dikeringkan.
Kemungkinan contoh tersebut dipatahkan menjadi dua dan dilihat berapa tebal meresapnya
cairan berwarna tersebut kedalam beton.
j. Siar Pelaksanaan
1) Posisi dan pengaturan siar pelaksanaan harus sesuai dengan peraturan beton yang berlaku
mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis.
Umumnya posisi siar pelaksanaan terletak pada 1/3 bentang tengah dari suatu konstruksi.
Bentuk siar pelaksanaan harus vertical dan tidak siar pelaksanaan yang menahan gaya besar
harus diberikan besi tambahan / dowel yang sesuai untuk menahan gaya geser tersebut.
2) Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya dibersihkan dengan
seksama dan dikasarkan. Kotoran – kotoran disingkirkan dengan air dan menyikat sampai
aggregate kasar tampak. Setelah permukaan siar tersebut bersih “ Calbond ” harus dilapiskan
merata seluruh permukaan.

k. Curing dan Perlindungan Tes Beton.


1) Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap metahari selama berlangsungnya proses
pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
2) Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 hari. Khusus
untuk kolom, maka curig beton dapat dilakukan dengan cara menutupi dengan karung basah
sedangkan untuk lantai selama 7 hari atau menggenangi dengan air pada permukaan beton
tersebut.
3) Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curig dan perlindungan atas beton
harus lebih diperhatikan. Pemborong bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
akibat kelalaian ini.
l. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton
1) Pembengkokan besi beton harus dilakukan dengan hati – hati dan teliti / tepat pada posisi
pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan Beton Indonesia.
Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga ahli, dengan menggunakan alat–alat (bar
bender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah, retak–retak dan
sebagainya. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan
pemotongan harus dengan bar Cutter, tidak boleh dangan api.
2) Sebelum penyetelan dan pemasangan besi beton dimulai Pemborong diwajibkan membuat
gambar kerja (Shop Drawing) berupa penjabaran gambar rencana Pembesian Struktur,
rencana kerja pemotongan dan Pembengkokan besi beton (ending schedule) yang diserahkan
kepada Pengawas Teknis untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
3) Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil – peil, sesuai dengan gambar dan harus sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
4) Pasangan selimut beton (beton deeking) harus sesuai dengan gambar detail standart.
Sebagai catatan, pemasangan tulangan utama tarik – tekan penampang, sehingga pemakaian
selimut beton yang melebihi ketentuan tersebut diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pengawasan Teknis dan Perencana.
5) Sebelum besi beton dipasang besi beton harus bebas dari kulit besi karat, lemak, kotoran serta
bahan – bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
6) Pemasangan Rangkain Tulangan yaitu kait – kait, panjang penjangkaran, overlap, letak
sambungan dan lain – lain harus sesuai dengan gambar. Apabila ada keraguan tentang
rangkaian tulangan maka pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas
Teknis/Perencana Struktur untuk klasifikasi. Untuk hal itu sebelumnya Pemborong membuat
gambar pembengkokan baja tulangan (bending schedule), diajukan kepada Pengawas Teknis
untuk mendapat persetujuannya.

7) Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang teguh
untuk menghindari pemindahan tempat dengan menggunakan kawat yang berukuran tidak
kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus
ditunjang dengan beton atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang
ditunjuk pada gambar atau dicantumkan pada spesifikasi ini. Penunjang – penunjang metal
tidak boleh diletakkan berhubungan dengan bekisting.
8) Ikatan kawat harus dimasukan dalam penampungan beton, sehingga tidak menonjol
kepermukaan beton.
9) Sengkang – sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan
gambar.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
10) Precast Mortal Spacing Block harus digunakan untuk menahan jarak dan yang tapat pada
tulangan dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang dicor.
11) Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul – betul bersih dari semua kotoran –
kotoran.
m. Pengganti Besi.
1) Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang
tertera pada gambar.
2) Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka.
• Pemborongan dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tersedia
dalam gambar. Usulan pengganti tersebut harus segera dikonfirmasikan pada perencana.
• Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lehih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari perencanaan
Konstruksi.
• Jika disusulkan perubahan dari rangkaian pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana Konstruksi.
• Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga keharusan dari
Pemborong.
3) Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan yang
terdekat dengan catatan :
• Harus ada persetujuan tertulis dari Pengawasan Teknis.
• Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Khusus
untuk belok induk, jumlah luas penampung besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih
besar jauh dari pembesian aslinya.
• Pengganti tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut
atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian
penggetar.
• Tidak ada pekerjaan tambahan dan tambahan waktu pelaksanaan.
4) Pemasangan Alat – alat di Dalam Beton.
• Pemborong tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong
konstruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan ijin tertulis dari Perencana
Struktur.
• Ukuran dan pembuatan lubang, pemasangan alat di dalam beton, pemasangan sparing
dan sebagainya, harus sesuai gambar atau menurut petunjuk – petunjuk Pengawas

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
Teknis.
• Perkuatan pada lubang beton untuk keperluan pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal yang
akan dibuat kemudian oleh Perencana Struktur tetap menjadi beban Pemborong.
n. Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding.
1) Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diadakan penjangkaran dengan jarak antara
60 cm, panjang jankar minimum 60 cm dibagian dimana yang tertanam dalam bata 30 cm dan
diameter 8 cm.
2) Tiap luas dinding yang lebih besar dari kolom – kolom praktis / ring balok, dengan ukuran 13 x
13 cm.
Tulangan kolom praktis / ring balok adalah 4 diameter 10 mm dengan sengkang diameter 6
mm jarak 20 cm.
3) Untuk lisplank bata dan dinding – dinding lainnya yang tingginya > 3 m harus diberi kolom
praktis setiap jarak 3 m dan bagian atasnya diberikan ring balok. Ukuran dan tulangan kolom
praktis dan ring balok seperti pada butir 2.
o. Tanggungjawab kontraktor.
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan di atas, sesuai
dengan gambar konstruksi yang diberikan. Hadir atau tidaknya Pengawas Teknis selaku wakil
Perencana, yang sejauh mungkin tidak melihat / mengawas / menegur, maka kontraktor tetap
bertanggung jawab penuh terhadap hasil kualitas pekerjaan.

PASAL 8
PEKERJAAN BETON TIDAK BERTULANG

1. Spesifikasi bahan.
a. Air
air yang digunakan harus air bersih yang memenuhi syarat untuk diminum (air mimum), dan semua
biaya untuk mendapatkan air bersih sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
b. Batu Split / koral
Batu split / koral yang digunakan harus yang bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi serta
kekerasan sesuai dengan syarat – syarat yang tercantum dalam PBI 2002.
c. Pasir
Pasir beton harus bersih dan bebas dari bahan – bahan organis, Lumpur dan sejenis- jenisnya dan juga
memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat – syarat yang tercantum dalam PBI
1971. Pasir laut tidak diperbolehkan untuk dipakai.
d. Semen
Semen yang digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 1965 atau type 1 menurut ASTM.C.150
dan memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
Indonesia (N.C.8-172). Semen yang rusak tidak diperbolehkan dipakai.
2. Syarat – syarat pelaksanaan
a. Pemukaan tanah yang akan dilapisi beton tumbuk harus rata dan diperkeras.
b. Setelah permukaan rata dan keras kemudian digelar pasir urug dengan ketebalan 5-10 cm.
c. Beton tumbuk digelar dengan ketebalan minimal 5 cm.

PASAL 9
PEKERJAAN LOGAM.
1. B a h a n.
Bahan Logam Untuk Pekerjaan Bukan Struktur.
a. Pelat seng datar, dan yang dipakai harus BWG 28 / BJLS 30.
b. Pelat baja, dengan mutu St-37.
2. Macam Pekerjaan
a. Menyediakan batang angker, beugel, plat penjepit, dan penyambung beserta baut dan ringnya.
b. Talang atap beserta corongnya, dan perlengkapan lainnya.
c. Membuat grill-grill untuk dipasang di atas saluran selokan, kecuali bila ditentukan lain.
d. Pada hubungan-hubungan tertentu, misalnya hubungan batas atap dengan tembok, bagian-bagian
lain yang memungkinkan kebocoran air hujan, harus ditutup dengan lembaran timah hitam/Black
Lood, sehingga kemungkinan bocor dapat dihindarkan.
e. Pekerjaan logam bukan untuk Struktur
f. Ini meliputi pengadaan semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan serta pemasangan dari
semua pekerjaan baja yang bersifat non struktural.
g. Pekerjaan logam lainnya meliputi :
1) Perlengkapan untuk drainage
2) Pekerjaan yang berhubungan dengan listrik.
3) Pekerjaan yang berhubungan dengan plumbing.
4) Angker-angker, baut-baut, dan lain-lain yang lazim diperlukan untuk melengkapi pekerjaan
kontruksi pada umumnya.
3. Syarat-syarat umum.
a. Pekerjaan logam harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera
dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangganya, alat untuk memasang dan
menyambungnya, plat-plat siku.
b. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan dari puntiran,
tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat,
sehingga dalam pemasangannya tidak akan memerlukan pengisi kecuali kalau gambar
detail menunjukkan hal tersebut.
c. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang hati-hati untuk

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
menghasilkan tampak yang rapi sekali. Semua perlengkapan atau barang-barang/pekerjaan
lain yang perlu demi kesempurnaan pemasangannya, walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar atau persyaratan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika
dipersyaratkan lain.
d. Pemborong harus mengambil ukuran ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan dan tidak
hanya dari gambar-gambar kerja, untuk memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada
bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
e. Bahan lain.
Kecuali bila dinyatakan lain, maka semua logam-logam lain dalam pasal ini yang berada di
luar bangunan harus baja yang digalvanisir celup panas atau logam bukan besi yang disetujui
Pengawas.
f. Pemasangan dan penyambungan.
Pekerjaan las harus dilakukan oleh yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Semua profil-
profil harus benar-benar tepat, lurus sesuai dengan detail gambar. Pengerjaan ini meliputi
pengadaan dan pemasangan semua alat-alat/ perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan
untuk memperoleh sambungan / hubungan yang baik, benar dan kaku. Kecuali bilamana
dinyatakan lain didalam gambar, maka untuk kepala sekrup dan baut supaya dipergunakan
yang berkepala datar, khususnya untuk permukaan terbuka. Untuk pekerjaan mematri, solder
pematri harus yang mutunya paling baik, dan terdiri dari 0,5 timah hitam dan 0,5 timah.
"Nuriatic Acid" harus dipergunakan untuk zat peleburnya.

PASAL 10
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

1. Bahan Baku
a. Baja mutu tinggi (High Tension Steel)
1) Baja mutu tinggi dengan grade minimum G550, memiliki criteria :
• Mutu Baja (Steel Grade) : G550
• Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa
• Tegangan Tarik Ultimate (Ultimate Tensile Strength) : 550 Mpa
• Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa
• Modulus Geser : 80.000 Mpa
2) Pengujian G550 di lapangan dapat dilakukan dengan memotong dengan gunting seng; bila baja
mutu tinggi G550 akan mengalami kesulitan jika dipotong dengan alat gunting seng. Tetapi
dapat dilakukan dengan alat potong gurinda.
3) Fabrikator dan aplikator baja ringan dapat menyertakan setifikat bahan baku baja mutu tinggi
G550.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
4) Apabila mutu baja di bawah 550 MPa atau grade di bawah G550; maka tidak dapat dipergunakan
sebagai bahan baku pekerjaan rangka atap baja ringan.
b. Lapisan anti karat Galvanized (Hot Deep Zinc – Z 220)
1) Lapisan anti karat galvanis harus memiliki ketebalan minimum lapisan 220 gr/m 2
2) Kadar lapisan galvanis mengandung 95% Zn dan 5% campuran lainnya, memiliki sifat yakni tidak
korosif akibat adukan semen.
3) Pemilihan lapisan anti karat sangat memegang peranan sesuai dengan karakteristik kontraktor di
Indonesia, yang perlu diperhatikan.
4) Bila kontraktor tidak dapat membuat ring balok rata air (waterpass level) dan perlu penambahan
adukan semen, maka disarankan untuk menggunakan lapisan anti karat Galvanis.
5) Bila kontraktor tidak menggunakan karpet karpus khusus agar baja tidak terkena adukan semen,
maka disarankan menggunakan lapisan anti karat Galvanis.
6) Lapisan anti karat sesuai standar ASTM untuk bahan struktural (menanggung beban) : Ketebalan
lapisan AZ (Zinc Alumn) ≥ 150 gr/m2 , kode AZ 150 setara dengan Ketebalan lapisan Z
(Galvanis) ≥ 150 gr/m2 , kode Z 180.
c. Profil Baja
1) Profil Tebal
95 Z 10 1.05
95 Z 08 0.85
74 Z 08 0.85
75 W 10 1.05
75 W 08 0.85
65 C 08 0.85
45 B 50 0.55
2) Jenis profil dan ketebalan yang dipergunakan harus sesuai dengan standar desain Software
perhitungan yang mengikuti standar yang berlaku untuk konstruksi baja ringan / tipis (Light
Steel); contoh standar : Australian Building Code.
3) Profil Z dipergunakan sebagai Top Chord, Bottom Chord dan Rafter.
4) Profil W dipergunakan sebagai Top Plate, Walling Plate, dan Webs.
5) Profil C dipergunakan sebagai Webs.
6) Profil B50 (Ώ) dipergunakan sebagai reng/Top Chord Bracing, Bottom Chord Bracing, Diagonal
Webs Bracing dan Lateral Tie.

d. Alat Sambung
1) Screw – alat sambung untuk baja ringan menggunakan Self Drilling Screw (SDS) atau sekrup
dengan ujung penembus tanpa mur. Baut merupakan jantung kekuatan rangka atap baja ringan,
untuk itu pemilihan baut pun memegang peran penting. Kriteria yang dipergunakan :

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
2) Self drilling screw yang dipakai harus memiliki alur yang kasar, dan terdapat ruang di bawah
kepala baut.
3) Alur yang kasar akan membuat baja tipis tersusun diantara alur, bukan dirusak oleh alur,
sehingga Self Drilling Screw mampu memikul beban yang besar di sambungan.
4) Baut yang dipergunakan harus memiliki kekuatan torsi sebesar 6.9 kN.Baut dengan lapisan anti
karat galvanis (class 2–Zinc plated).
5) Connector MGN
Connector MGN merupakan alat sambung antara Top Plate / Walling Plate dengan rangka atap /
kuda-kuda utama.
6) Connector ini harus dapat memperhitungkan gaya uplift (gaya hisap) yang berlaku sesuai
dengan desain.
7) Connector Strap Brace
Connector Strap Brace dipergunakan utnuk tipe kuda-kuda standar yang dipergunakan sesuai
dengan standar desain software Pyda Roof.
8) Connector Strap Brace diletakkan di bawah reng dan diatas Top Chord.

2. Desain
a. Desain rangka atap baja ringan harus memiliki kriteria desain atau software khusus yang dapat
memperhitungkan :
1) Ketebalan bahan baja yang dipergunakan, dimana Software yang dipergunakan mengikuti
dtandar khusus untuk desain rangka atap baja tipis (Light Steel) yang memiliki ketebalan
dibawah 1 mm. Salah satu standar khusus adalah Australian Building Code.
2) Perhitungan terhadap jarak webs
3) Perhitungan terhadap jumlah baut yang dipergunakan di masing-masing sambungan.
4) Perhitungan terhadap lendutan batang tarik kuda-kuda yang diijinkan (chamber).Perhitungan
terhadap jarak bottom chord bracing
5) erhitungan terhadap jarak top chord bracing / reng.
6) Perhitungan terhadap webs yang menggunakan lateral tie, sehingga batang webs tersebut tahan
terhadap gaya vertical.
7) Perhitungan terhadap gaya yang terjadi di setiap tumpuan (baik gaya tekan dan gaya hisap/uplift)
8) Perhitungan terhadap beban mati.
9) Perhitungan terhadap beban hidup. Beban hidup terbesar yang terjadi khusus diteritorial Jakarta
adalah beban air hujan.
10) Perhitungan terhadap beban tambahan seperti ducting AC, lampu gantung, water heater dan
lainnya, sehingga menyebabkan perlunya perkuatan di masing-masing kuda.
b. Desain tersebut memiliki kredibilitas sesuai dengan existing atau pengalaman produk itu sendiri.
c. Jarak maksimum trusses / kuda-kuda 1400 mm dan diperlakukan dengan menggunakan bracing,

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
dimana baja yang memiliki ketebalan di bawah 1 mm memiliki kekuatan bahan yang tinggi tetapi
memiliki kekakuan yang lemah terutama terhadap gaya horizontal, maka penggunaan bracing
menjadi standar minimum yang ada dalam desain dan pekerjaan rangka atap baja ringan (Light
Steel).
d. Kriteria desain atap perisai dengan beban penutup atap genteng keramik atau beton dijabarkan
sebagai berikut :
1) Untuk bentang maksimum dua tumpuan : 10 meter, maka menggunakan system rafter dan hip
rafter. Bila lebih dari 10 m dan menggunakan system rafter maka harus menggunakan tumpuan
lebih dari 2 (dua) terutama untuk kuda-kuda tipe TG.
2) Untuk bentang maksimum 2 tumpuan : 10 – 12 meter, maka menggunakan system kuda-kuda
jack dan kuda-kuda hip sebagai pengganti rafter dan hip rafter.
3) Jarak maksimum rafter adalah 90 cm.
4) Walling Plate, Top Plate, atau box bahan baja ringan tidak dapat menggantikan peranan gording
cnp atau canal “C” sebagai tumpuan yang memiliki jarak lebih dari 120 cm, terutama untuk yang
diposisikan tidak lot dengan tanah, maka akan terjadi bahaya puntir.
5) Terutama untuk desain bangunan yang menggunakan atap konsol beton berjarak 3 – 4 meter
terhadap konsol beton berikutnya, maka tidak dapat menggunakan system box baja ringan yang
menggantikan peranan cnp atau canal “C” sebagai gording. Untuk itu desain harus
dikombinasikan dengan system konvensional, dimana peranan gording tersebut tetap
menggunakan gording cnp atau canal c dan peran dari kaso atau usuk yang diletakan di atas
gording dapat menggunakan system rafter dimana jarak maksimum rafter 90 cm.
e. Standar minimum bracing yang harus dipergunakan adalah :
1) Top plate/walling plate; dipergunakan sebagai pengaku dasar terhadap gaya horizontal,
dipergunakan sebagai pengukur rata air pada ring balk dan siku bangunan.
2) Bottom chord bracing dipergunakan sebagai pengaku gaya horizontal yang terjadi pada batang
bawah (bottom chord bracing) setiap kuda-kuda.
3) Lateral tie dipergunakan sebagai pengaku gaya vertical yang terjadi pada batang pengisi kuda-
kuda (webs) sehingga menghindari gaya tekuk yang terjadi.
4) Diagonal web bracing, dipergunakan sebagai gaya horizontal terhadap keseluruhan rangkaian
kuda-kuda.
5) Top chord bracing, dipergunakan sebagai pengaku batang atas kuda-kuda (top chord), biasanya
kita sebut dengan reng.
f. Safety factor akan menurun apabila aplikator atau fabricator rangka atap baja ringan tidak
menggunakan standar minimum bracing tersebut, sehingga dapat mengakibatkan suatu kegagalan
struktur.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
3. Pekerjaan/Pemasangan
a. Perakitan di proyek mempunyai resiko kuda-kuda yang dibuat tidak rapih, tidak seragam, atau tidak
sesuai gambar desain. Kontrol pemasangan alat sambung juga merupakan hal yang penting, untuk
itu tahapan pekerjaan perakitan dan pemasangan sesuai standar adalah:
1) Ring balok yang sudah jadi diukur oleh engineer masing-masing fabricator untuk didisain ulang
dengan menggunakan software pryda roof. Adapun hasil disain tersebut adalah berupa input ke
pabrik.
2) Untuk daerah yang mengalami hambatan dalam masalah transportasi, maka pengerjaan
perakitan kuda-kuda dilakukan di lokasi proyek dengan quality control yang tinggi dan di bawah
pengawasan engineer yang berpengalaman.
3) Adapun output/hasil perakitan tersebut adalah kuda-kuda berbentuk segitiga lengkap dengan
batang pengisi/webs dan dipasang sesuai dengan standar pemasangan rangka atap baja ringan
sebagai berikut:
• Pekerjaan pemasangan top plate di atas ring balok
• Pekerjaan pemasangan kuda-kuda terpancung/TG
• Pekerjaan pemasangan hip rafter atau rafter
• Pekerjaan pemasangan kuda-kuda standar/S
• Pekerjaan pemasangan bottom chord bracing, lateral tie, diagonal webs bracing
• Pekerjaan pemasangan kuda-kuda valley (bila ada atap anak)
• Pekerjaan pemasangan sekur (bila over hang lebih dari 1 meter)Pekerjaan pemasangan top
chord bracing/reng
• Pengalaman daripada fabricator atau aplikator menjadikan tolak ukur dari pada kualitas
pekerjaan. Dimana hasil akhir sebuah pekerjaan harus dimonitor ulang dengan system yang
jelas sehingga dapat dikeluarkan suatu garansi pekerjaan yang baik.

BAB IV
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan atap
Bitumen dengan alat-alat bantu dari pabrik yang bersangkutan.
b. Penyediaan bahan penutup atap persediaan 2% untuk persediaan pemeliharaan.
2. Spesifikasi Bahan / Material.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
a. Rangka Atap
Bahan Kaso dan Reng menggunakan Baja Ringan dari kualiatas Setara Produksi Pryda, Smart truss,
blue scope.
b. Genteng
Bahan penutup atap Bitumen dari kualitas Setara Produksi onduline, onduvilla, gutapral, GAF, Archi,
IKO, CTI, Indo Bitumen. tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bentuk genteng harus mulus,
bentuknya terarur, tidak bengkok, melengkung, kaitannya cocok satu sama lain. Bubungan atap
harus khusus dari produksi yang sama dengan daun gentengnya, begitupun warnanya.
Dipasang pada kedudukannya dengan adukan M1.
3. Syarat - Syarat Pelaksanaan.
a. Bitumen Roof
Atap Bitumen harus dipasang menurut keahlian dan sedemikian rupa sehingga betul-betul
tersusun rapi dalam segala arah, kaitan dan saling menutupnya harus cocok dan rapat. Kaitan dan
kedudukan genteng pada reng dan kaso baja ringan masing-masing bejarak 30 cm dan 50 cm, atau
sesuai ketentuan pabrik.
b. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar, harus diikuti
ketentuan dari pabrik genteng tersebut. Tidak boleh memotong genteng kearah pinggir atau
ujungnya untuk disesuaikan dengan ukuran atap, tapi ukuran atap dan bagian-bagian atap harus
diatur supaya cocok dengan ukuran-ukuran genteng. Genteng-genteng hanya boleh dipotong
pada pinggul-pinggul atau lembah atap tapi harus sedemikian rupa, sehingga bagian untuk
menempatkan kedudukannya tidak boleh dibuang. Bubungan atap dan genteng pinggul harus
mempunyai bentuk yang teratur menurut fungsi penempatannya, dan dipasang pada kedudukannya
harus memakai adukan tembok jenis M2 dengan tambah campuran pewarna khusus yang
dikeluarkan pabrik agar sesuai dengan warna gentengnya.
c. Pemborong jauh sebelum waktu pemasangan harus menyerahkan contoh dari bahan genteng
tersebut, untuk mendapatkan ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
4. Hasil Yang Di Harapkan.
Memasang penutup atap Bitumen betul-betul tersusun rapi dalam segala arah, kaitan dan saling
menutupnya harus cocok dan rapat. Kaitan dan kedudukan Bitumen pada reng dan kaso baja ringan
masing-masing bejarak 30 cm dan 50 cm, atau sesuai ketentuan pabrik. yang di terangkan Di gambar
detail agar Pekerjaan Tersebut sesuai gambar, speksikasi dan Pekerjaan tersebut dapat di terima oleh
konsultan pengawas.
PASAL 2
PEKERJAAN LISTPLANG GRC MOTIF TANGERANG SELATAN

1. Lingkup Pekerjaan.
Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan Lisplang

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
GRC Motif Tangerang Selatan dengan alat-alat bantu dari pabrik yang bersangkutan.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
Bahan Lisplang GRC Motif Tangerang Selatandengan ketebalan 3 cm, bentuk dan ukuran listplank harus
sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar dengan kualitas yang baik dan mempunyai kaitan besi.
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.
a. Pemasangan listplank harus sesuai dengan gambar serta harus rapi.
b. Penyambungan Listplang harus dikerjakan dengan lurus, rapi tidak boleh bergelombang dan
listplang GRC harus utuh dengan sambungan menggunakan polyuterun.
c. Finishing listplang GRC disesuaikan dengan yang ditentukan dalam gambar.
d. Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk
mendapatkan ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
4. Hasil Yang Di Harapkan.
Memasang Lisplank GRC Motif Tangerang Selatan betul-betul Lurus rapi Dalam Setiap Sambungan, atau
sesuai ketentuan pabrik. yang di terangkan Di gambar detail agar Pekerjaan Tersebut sesuai gambar,
Spesifikasi dan Pekerjaan tersebut dapat di terima oleh konsultan pengawas

PASAL 3
PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Memasang Dinding Dan Plesteran Pada ruangan-ruangan yang sudah dinyatakan dalam gambar.
c. Memasang Plesteran Sebagai Pengikat Dan Perapih Dari Pasangan Dinding tersebut.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
i. MORTAR
Mortar yang digunakan untuk pemasangan bata hebel adalah MU- 380 atau Mortar Monats 138 Thin
Bed
ii. MORTAR
Mortar yang digunakan untuk plesteran bata hebel adalah MU- 301 atau Monas 238 Plester Max
iii. A i r
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di pekerjaan beton (lihat pasal
sebelumnya ).
iv. Batu Bata Ringan / Hebel
Batu bata ringan / Hebel yang dipakai adalah batu bata dengan standard mutu setaraf HEBEL.
Bata R tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI – 10 dan PUBB 1970 (NI-3).
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.
a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam- macam ukuran perbandingan

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
campuran tersebut di bawah ini:
Macam Perbandingan Penggunaan
M1 1 Pc : 2 Ps 1. Untuk pemasangan batu belah, dinding batu bata yang kedap air.
2. Untuk pekerjaan pasangan ubin plint, Ubin keramik, ubin Porselen.
M2 1 Pc : 3 Ps 1. Untuk plesteran beton bertulang yang tidak kedap air.
2. Untuk rollag pasangan batu bata.
3. Untuk Pemasangan dinding secara keseluruhan
M3 1 Pc : 4 Ps 1. Untuk pasangan pondasi dari batu gunung belah.
2. Untuk adukan tegel di bawah lantai.
3. Untuk plesteran lingir (skonengan).
4. Untuk pasangan tegel yang menempel pada pasangan batu beton.

b. Pasangan batu bata ringan / hebel.


Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh dan sebelum dipasang harus
bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak
boleh melebihi 10%. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk. Tempat
adukan tidak boleh langsung di atas tanah tapi harus menggunakan alas (kayu dan lain-lain).
c. Plesteran dinding dan skonengan / plester sudut
Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Sebelumnya
dibuat kepala plesteran dengan ketebalan plester yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit
1,5cm dan paling tebal 2cm, plesteran yang baru saja selesai didiamkan beberapa hari sebelum
proses pengacian dan pegecatan. boleh langsung diselesaikan.Penyelesaian plesteran
menggunakan pasta semen yang sejenis / acian. Selama proses pengeringan plesteran harus
disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu
cepat. Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk. Pengadukan harus
dilakukan diatas alas seperti papan dan lain-lain. Dinding yang akan dicat tembok harus digosok
dengan amplas bekas pakai atau kertas semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat
kasar dulu agar plesteran dapat merekat. Untuk semen skonengan harus digunakan campuran
M3, rata, siku dan tajam pada sudutnya.
d. Mengorek sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar penyelesaian dinding dapat melekat
dengan baik.
e. Perlindungan
Pada waktu hujan dinding yang tidak terlindung harus diberi perlindungan dengan menutupi
bagian atas temboknya dengan menggunakan terpal plastik yg tahan air supaya pasangan yang
belum kering tidak rusak kena air.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
4. Hasil Yang Diharapkan.
a. Memasang Dinding diperhatikan siku setiap sudut ruangan, tegak dan lurus Waterpas agar
mendapat kan hasil yang maksimal sebagai mana fungsinya Dan Pekerjaan tersebut dapat di terima
oleh konsultan pengawas.
b. Memasang Dinding diperhatikan jarak setiap 3 meter di seling dengan kolom praktis.
c. Memasang Plesteran diperhatikan siku setiap sudut ruangan dan rata tidak bergelombang.

PASAL 4
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA BAHAN ALUMUNIUM

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Pemasang kusen pintu dan jendela pada ruangan-ruangan yang sudah dinyatakan pada gambar.
c. Memasang kusen pintu dan jendela bahan almunium dinyatakan pada gambar detail.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Bahan dasar aluminium B 6063 T5 murni tanpa campuran bahan – bahan scrap yang dilebur
kembali.
b. Ukuran shopfront / kosen : 40 x 100
c. Tebal shopfront / kosen : 1,50 mm

d. Standard kwalitas : Setara ALEXINDO, YKK


dan SII Jendela 0695 – 82 atau setara.( Bersetifikat)
e. Kedap suara : 40DB.
f. Ketahanan terhadap kebakaran 60 menit.
g. Ketahanan terhadap air untuk setiap tipe harus disertai hasi test, aluminium yaitu100 kg/m².
h. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m³/hr dan terhadap tekanan air 15 kg/m² yang harus
disertai hasil test.
i. Pewarnaan : Serat Kayu.
j. Tebal Anodizet : 18 micron.
k. Acssesories
l. Rangka penguat profil : Steel tube 40 x 40 .
m. Glassing bead : Neoprane.
n. Weather strip : Fabricat.
o. Screw assembled : Stainless steel.
p. Bahan pengikat lain : Dipakai bahan baja lapis zinc 20 micron.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
q. Kaca : Float grey glass tebal 5 mm, produksi ASAHIMAS,
MULIA, TENS.
r. Sealant :DOW CORNING, DEKSON, IKA, Super Sealant, exceed.
s. Sekrup – sekrup, engsel – engsel dan karet yang digunakan adalah sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuat aluminium dengan model pembukaan jendela dan bouvenlight adalah projected system (
dengan menggunakan tuas fabric ).
t. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu membuat shop drawing yang menggambarkan detail
hubungan – hubungan dan sambungan – sambungan, pengangkeran konstrusi dan pemasangan
semua komponen, lengkap dengan ukuran – ukurannya.

3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.


a. Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan aluminium profil beserta kaca harus
dilaksanakan oleh ahlinya.
b. Kontraktor harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan pekerjaan tembok,
dan memberitahukan Pengawas seandainya permukaan – permukaan yang bersangkutan dalam
keadaan tidak memungkinkan untuk mendapatkan pemasangan kusen dan harus diperbaiki.
c. Kontraktor harus mengukur setempat semua dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya. Ukuran
lapangan yang berbeda dengan shop drawing, untuk demikian/ diselesaikan bersama dengan
Pengawas untuk mendapatkan kepastian.
d. Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat – syarat yang ditentukan.
e. Diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran ketebalan yang dipersyaratan, kesikuan
kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan kemudian dikerjakan secara maximal dengan
mesin potong, mesin, punc, drill, sehingga hasil yang telah dirangkai mempunyai ukuran yang
presisi.
f. Hubungan antara aluminium pada sambungan – sambungannya harus diberi lapisan mastic dan
pada bagian – bagian dalam sambungannya harus ditutup dengan coulking.
g. Pemasangan kosen aluminium ke bangunan harus dengan angker yang kuat.
h. Antara tembok / kolom / beton dan kosen aluminium harus diisi dengan “ seal “ yang elastis, pd
seluruh jendela luar dan dalam.
i. Pemasangan kaca – kaca terhadap kosen aluminium juga harus menggunakan “ seal “ yang berupa
alur karet.
j. Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus disetel tengah – tengah dengan hati – hati
sampai kerenggangan ( fabricato ) yang sama.
k. Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan sehingga tidak
menggangu pekerjaan perekatan.
l. Metal / aluminium harus dilindungi dari kemungkinan cacat misalnya dengan clear vinyl protective
coating.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
m. Kaca di identifisir dengan tanda – tanda peringatan dengan tape atau cara lain yang tidak
membekas pada kaca setelah dibersihkan.
n. Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh – pengaruh pekerjaan lain seperti
cipratan cat, plesteran, noda teraso waktu memoles atau percikan las.
o. Sambungan – sambungan fabricat maupun fabricator, sambungan sudut maupun silang, demikian
juga pengkombinasian profil – profil aluminium harus dipasang sempurna, bila perlu dengan sekrup
– sekrup pemaku Sekrup – sekrup tidak boleh kelihatan.
p. Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca – kaca tidak boleh bergetar, yang menandakan kurang
sempurnanya pemasangan seal keliling.
q. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran
yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.
r. Pemasangan kaca / panel kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan, untuk memudahkan
penggantian.
s. Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan – pembersihan semua alat – alat
pelindung, tanda – tanda, label – label di bersihkan dan kaca – kaca dicuci dengan larutan acid (
acid solution ) ringan atau sesuai yang dianjurkan oleh manufactuter kaca.
t. Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda / cacat dan kerusakan baik pada bahan maupun
cara pengerjaannya dan adalah watertight, dan perlu jaminan pemeliharaan.
u. Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk
mendapatkan ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
4. Hasil Yang Di Harapkan.
a. Memasang Kusen Pintu Dan Jendela Bahan Alumunium diperhatikan Ukuran Setiap Kusen Di gambar
detail agar Pekerjaan Tersebut sesuai gambar dan Pekerjaan tersebut dapat di terima oleh konsultan
pengawas.

PASAL 5
PEKERJAAN DAUN PINTU

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu seperti yang ditunjukkan dalam gambar detail.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Spesifikasi bahan daun pintu panel dengan ukuran disesuaikan dengan yang telah tercantum dalam
gambar perencanaan.
b. Bahan daun pintu rangka Kayu Kamper dengan kualitas baik,
c. Bahan daun pintu Multiplex lapis HPL merk TACO, dan Kaca

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
d. Kaca mati pada daun pintu harus digunakan kaca dengan ketebalan minimal 5 mm.
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.
a. Pemasangan daun pintu harus presisi dengan bentuk dan ukuran yang tertera dalam gambar
perencanaan.
b. Pemasangan daun pintu minimal menggunakan 3 ( tiga ) engsel sedangkan daun jendela minimal 2 (
dua ) engsel, Pemasangan engsel pada pintu di perkuat dengan kloss kayu kamper.
c. Setiap daun pintu harus dilengkapi dengan kunci tanam double slag setara logo warna silver dengan
spesifikasi sesuai dengan gambar perencanaan dan sebelum dipasang harus mendapat persetujuan
perencana.
d. Pemasangan kusen dan daun pintu dari bahan PVC komplit harus disesuaikan dengan persyaratan
dan ketentuan teknis dari pabrik dan sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari perencana.
e. Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk
mendapatkan ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
4. Hasil Yang Di Harapkan.
Memasang Daun Pintu Kayu diperhatikan Ukuran, kualitas kayu yang di pakai untuk daun pintu, yang di
terangkan Di gambar detail agar Pekerjaan Tersebut sesuai gambar, speksikasi dan Pekerjaan tersebut
dapat di terima oleh konsultan pengawas.

PASAL 6
PEKERJAAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM
1. Lingkup Pekerjaan .
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela bouvenlight kaca seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Bahan Rangka
• Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam negeri setara Setara ALEXINDO, YKK.
• Bentuk dan ukuran profil disesuaikan dengan terhadap shop drawing yang telah disetujui
Perencana.
• Pewarnaan Black anodized 18 micron, tebal bahan minimal 1,8 mm.
• Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai dengan
bentuk toleransi, ukuran ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan oleh
perencana / Pegawas.
• Peryaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat – syarat dari pekerjaan
aluminium serta memenuhi ketentuan - ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
• Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang ditunjukkan dalam
gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.
b. Penjepit Kaca
Digunakan penjepit kaca dari bahan sealent yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan dari pabrik, pemasangan di syaratkan hanya 1 ( satu ) sambungan serta harus kedap air.
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuik meneliti gambar – gambar yang
ada dan kondisi di lapangan ( ukuran dan lubang – lubang ), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay
out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail – detail sesuai gambar dan Pemborong
diwajibkan mengajukan contoh-contoh material terlebih dahulu, untuk mendapatkan ACC Ke
Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan – bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapian terutama untuk
bidang – bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
d. Semua ukuran harus sesuai dengan gambar dan merupakan ukuran jadi.
e. Daun Jendela :
▪ Jika diperlukan harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Perencana /
Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
4. Hasil Yang Di Harapkan.
a. Memasang Jendela Kaca Rangka Aluminium diperhatikan Ukuran, yang di terangkan Di gambar
detail agar Pekerjaan Tersebut sesuai gambar, speksikasi dan Pekerjaan tersebut dapat di terima
oleh konsultan pengawas.
PASAL 7
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih, pengosok tepi dan tenaga
kerja untuk jendela pemasangan kaca.
b. Pemasangan kaca pada jendela kaca mati.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening kualitas baik dengan kekuatan dapat menahan
beban angin sebesar 122 kg/m2 Dari Kualitas Setara produksi ASAHIMAS, MULIA, TENS.
b. Tebal kaca yang dipakai adalah 5 mm.
c. Karet/Sealent yang digunakan untuk memasang kaca pada kosen, daun jendela, dan pintu, agar

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran, harus dari kualitas terbaik, produksi dari
pabrik yang disetujui Pengawas.
d. Karet/Sealent untuk memasang kaca, pada waktu diterima dikaleng, tidak boleh kering, atau sudah
mengeras.
e. Bahan untuk membersihkan kaca
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
a. Kaca harus dipotong menurut ukuran kosen dengan kelonggaran cukup, sehingga pada
waktu kaca berkembang tidak pecah.
b. Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapih dan kokoh pada rangka terutama pada
sudut-sudutnya.
c. Kaca yang dipasang pada kosen dan kaca daun naco semua sudutnya harus ditumpulkan dan
sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
d. Pemasangan kaca pada kosen, daun pintu, daun jendela, dan lain-lain harus mengikuti petunjuk
pabrik.
e. Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak / pecah atau tergores
harus diganti.
f. Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk mendapatkan ACC Ke
Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
4. Hasil Yang Di Harapkan.
Memasang Kaca diperhatikan Ukuran, kualitas Kaca yang di pakai tidak ada cacat untuk daun Jendela,
Seperti yang di terangkan Di gambar detail agar Pekerjaan Tersebut sesuai gambar, speksikasi dan
Pekerjaan tersebut dapat di terima oleh konsultan pengawas

PASAL 8
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Memasang kunci pada semua pintu sesuai rencana pada gambar.
c. Memasang 3 (tiga) buah engsel pada setiap daun pintu, dan 2 (dua) buah engsel pada setiap daun
jendela.
d. Memasang grendel pada daun pintu, grendel dan hak angin pada daun jendela.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Kunci Dan Hak Angin Jendela Dari Kualitas Setara Produksi Logo, Dekson, Belleza, Solid.
b. Engsel Yang Digunakan Dari Kualitas Setara Produksi Logo, Dekson, Belleza, Solid, Untuk Engsel
Pintu Dan Engsel Jendela.
c. Grendel Dari Kualitas Setara Produksi Logo, Dekson, Belleza, Solid.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
d. Besi Neut Dan Angker Dari Besi Beton ø 3/8".
e. Untuk Alat-Alat Penggantung Dan Kunci Khusus.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan .
a. Semua pemasangan harus rapih, sehingga pintu-pintu dan jendela dapat ditutup dan dibuka
dengan mudah, lancar dan ringan.
b. Sebelum penyerahan pekerjaan semua kunci-kunci diminyaki sehingga dapat bekerja dengan baik.
c. Pastikan pemasangan sudah sesuai dengan persyaratan.
d. Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk
mendapatkan ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).

4. Hasil Yang Di Harapkan.


a. Memasang Penggantung Dan Pengunci diperhatikan Kerapihan dalam Pemasangnya, kualitas
Penggantung Dan Pengunci yang di pakai, Jumlah perkuatan yang di terangkan Di gambar detail
agar Pekerjaan Tersebut sesuai gambar, speksikasi dan Pekerjaan tersebut dapat di terima oleh
konsultan pengawas.

PASAL 9
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan .
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Memasang langit-langit pada ruangan-ruangan yang sudah dinyatakan dalam gambar.
c. Memasang kerangka langit-langit dengan menggunakan rangka Metal Furing 40 x 40 x 0.3 mm
dengan dimensi sesuai dengan gambar bestek sehingga membentuk bidang datar.
d. Memasang kerangka langit-langit dengan menggunakan Rangka Plafond BMSYS MAIN RUNNER
PN-400, BMSYS SUSPENSION CLIP PN-410, BMSYS CROSS TEEPN-401/402 dan ROD PN-
409,dengan dimensi sesuai dengan gambar bestek sehingga membentuk bidang datar.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Rangka Langit-langit Untuk luar ruangan dan Kamar mandiGalvanis 40 x 40 x 0.75 mm, sesuai dengan
Keterangan Gambar Kerja.
b. Langit-langit yang digunakan dari bahan Gyptile 60x120 t = 4,5 mm dari kualitas Setara Produksi Jaya
Board dengan menggunakan rangka Metal Furing, untuk bagian dalam ruangan, luar ruangan dan
Kamar mandi, sesuai dengan Keterangan Gambar Kerja.
c. Langit-langit yang digunakan dari bahan Gypsum 9mm, GRC dan PVC
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
a. Pemasangan Kerangka.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
1) Modul rangka Galvanis
2) Langit-langit Gypsum 9mm, GRC dan PVC kecuali bila dalam gambar dinyatakan lain dan
digantung dengan besi ke plat diatasnya
3) Kerangka-kerangka tersebut harus sesuai dengan tinggi permukaan, corak-corak sesuai dengan
yang dinyatakan pada gambar.
4) Semua bagian-bagiannya harus saling bersambungan secara seksama dan struktur
keseluruhannya harus merupakan penopang yang baik dari rangka atap yang dikokohkan pada
tembok.

5) Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk


mendapatkan ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
b. Pemasangan langit-langit.
Seluruh permukaan langit-langit ini harus datar air (water pass). Celah-celah harus benar-benar
lurus dengan polanya sesuai dengan petunjuk gambar, pada pertemuan dengan dinding dibuat
sesuai dengan gambar. Langit-langit tersebut harus dipaku dengan paku sekrup, pada kerangka-
kerangka hollow dengan mempergunakan sekrup yang cukup jumlahnya. Letak sekrup tersebut
harus diatur agar rapih dan beraturan jaraknya.
4. Hasil Yang Di Harapkan.
a. Memasang Langit-Langit diperhatikan Kerapihan dalam Pemasangnya tidak bergelombang, rata,
datar, di perhatikan Jarak antara Grid, perkuatan gantungan yang di terangkan Di gambar detail
agar Pekerjaan Tersebut sesuai gambar, speksikasi dan Pekerjaan tersebut dapat di terima oleh
konsultan pengawas

PASAL 10
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Pekerjaan Lantai dan Dinding meliputi pemasangan Keramik lantai, Plint Step Nozing dan Keramik
Dinding, Pada ruangan-ruangan yang sudah dinyatakan dalam gambar.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Lantai Keramik ukuran 40X40 cm Polis untuk area yang di terangkan dalam gambar kerja Sesuai
Gambar, Dari Kualiatas Setara Produksi Roman, Mulia, Sandimas, IKAD (Gol B) dan warna
ditentukan kemudian.
b. Lantai Keramik ukuran 40X40 cm Unpolis untuk yang di terangkan dalam gambar kerja Sesuai
Gambar, (Gol A), setara Produksi Roman, Mulia, Sandimas, IKAD dan warna ditentukan kemudian.
c. Plint Keramik ukuran 10X 40 cm Polis untuk area yang di terangkan dalam gambar kerja Sesuai

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
Gambar, Dari Kualiatas Setara Produksi Roman, Mulia, Sandimas, IKAD (Gol B)dan warna
ditentukan kemudian.
d. Plint Keramik ukuran 10X 25 cm Polis untuk area yang di terangkan dalam gambar kerja Sesuai
Gambar, Dari Kualiatas Setara Produksi Roman, Mulia, Sandimas, IKAD (Gol A), dan warna
ditentukan kemudian.
e. Step Nozing ukuran 10X40 cm Unpolis untuk area yang di terangkan dalam gambar kerja Sesuai
Gambar, Dari Kualiatas Setara Produksi Roman, Mulia, Sandimas, IKAD (Gol B), dan warna
ditentukan kemudian.
f. Lantai Keramik ukuran 20X40 cm Unpolis untuk Anak Tanga, Sesuai Gambar, Dari Kualiatas Setara
Produksi Roman, Mulia, Sandimas, IKAD (Gol B), dan warna ditentukan kemudian.
g. Border Keramik ukuran 10X30 cm Artistik untuk kamar mandi Sesuai Gambar, Dari Kualiatas Setara
Produksi Roman, Mulia, Sandimas, IKAD (Gol D), dan warna ditentukan kemudian
h. Dinding Keramik ukuran 30X60 cm Wall Tile untuk kamar mandi Sesuai Gambar, Dari Kualiatas
Setara Produksi Roman, Mulia, Sandimas, IKAD (Gol B), dan warna ditentukan kemudian.
i. Rabat Beton
Dibuat dari beton dgn Campuran 1 : 3 : 5
j. Adukan
Harus mempunyai bahan dasar PC, pasir dan air sesuai dengan syarat-syarat pada pasal di
muka dengan perbandingan adukan 1 : 2
k. Pasir.
Dasar untuk lantai (termasuk juga lantai beton) harus terdiri dari pasir urug yang dipadatkan
merata dan pasir yang digunakan sesuai standard PUBB atau NI-3
3. Syara - Syarat Pelaksanaan .
a. Keramik
• Lantai keramik dipasang di atas pasangan semen M1 (Untuk pekerjaan pasangan ubin plint, Ubin
keramik, ubin Porselen, floor). Bila pemasangan keramik dilakukan di atas dinding, maka
dinding tersebut harus diplester dahulu dengan plesteran kasar, agar diperoleh dinding yang
lurus dan vertikal.
• Pemasangan keramik harus dengan adukan M1 (Untuk pekerjaan pasangan ubin plint, Ubin
keramik, ubin Porselen, floor). setebal minimum 1,5 cm, Dalam pemasangan bagian bawah dari
Keramik harus terisi padat dengan semen.
• Pola pemasangan harus disesuaikan dengan pola yang dibuat pada gambar.
• Jarak antara keramik (naat) Maksimal 2 mm atau bila ditentukan lain pada gambar. Untuk
mengisi naat Keramik digunakan pasta semen (semen campur dengan air sampai diperoleh
bahan plastis). Untuk keperluan khusus dapat dipergunakan bahan kimia tertentu sebagai isian
naat, misalnya agar naat tahan asam, tahan air dan sebagainya.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
• Pengisian/pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah Keramik dipasang, sewaktu
mengecor naat, Keramik sudah benar-benar melekat dengan kuat pada dinding/lantai,
celah-celah antara Keramik yang satu dengan yang lain harus bersih dari debu dan kotoran
lain sebelum dicor.
• Kotoran semen dan lainnya yang menempel pada permukaan Keramik, khusus pada waktu
pengecoran naat harus dibersihkan sebelum menjadi keras / kering.
• Bila pada keseluruhannya pemasangan Keramik telah selesai, maka dinding / lantai tersebut
harus dilap / disapu bersih, kemudian dilakukan penelitian, apakah seluruh Keramik tersebut
telah terpasang dengan rapih dan baik (tidak miring , tidak lepas dan lain-lain).
• Bila pekerjaan pemasangan rapih dan teliti , begitu selesai saat pemasangan tidak perlu lagi
dibersihkan, tetapi bila masih diperlukan Keramik dapat dibersihkan dengan lap basah atau
bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran. ( misalnya : air dicampur dengan 15 % cuka).
Bila sangat terpaksa, untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat
baja (untuk menyikatnya ) atau bahan pembersih spesial disesuaikan dengan jenis kotorannya.
• Pasangan keramik diberi kemiringan untuk daerah service ( kamar mandi ) dan selasar.
• Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk
mendapatkan ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
4. Hasil Yang Diharapkan.
a. Memasang Lantai keramik dan Dinding keramik agar di perhatikan pengisian adukan agar tidak ada
rongga kosong dan perhatikan pegisian nat untuk kerapihan sambung antara keramik.
b. Memasang Lantai keramik dan Dinding keramik dengan hasil rapih, setiap sudut siku, tidak
bergelombang, dan rata.
c. Memasang Lantai keramik dan Dinding keramik agar di perhatikan kualitas dari keramik tersebut
supaya terjaga kualitas warnanya, dapat menahan beban dari benda yang ada di ruangan, sebagai
mana fungsinya Dan Pekerjaan tersebut dapat di terima oleh konsultan pengawas.

PASAL 11
PEKERJAAN CAT, DAN FINISHING LAINNYA
1. Lingkup pekerjaan.
a. Area Pengecatan pada seluruh bidang dengan cat tembok pada bidang dinding exterior dan interior
seperti dinyatakan pada gambar.
b. Finishing dengan cat minyak untuk bidang permukaan kayu seperti panel-panel daun pintu, kosen,
papan lisplang, usuk dan sebagainya seperti tertera di gambar.Mengecat semua tembok bidang
langit-langit .
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Pengertian cat disini meliputi emulsi, sealer sement- emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
b. Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng dimana tertera nama perusahaan pembuat, petunjuk
pemakaian, formula, warna nomor seri dan tanggal pembuatannya.
c. Untuk cat tembok luar Ruangan produk setara ICI Dulux, Jotun, Propan warna disesuaikan Dan
Untuk cat tembok Dalam Ruangan produk setara ICI Dulux, Jotun, Propan warna disesuaikan.
d. Plamur dan dempul ( Bagian Dalam) untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan merk
yang sama dengan merk cat Jadi yang dipilih matex, glotex, altis, ftalit.
e. Bahan pengencer digunakan dari produksi produk setara ICI Dulux, Jotun, Propan warna
disesuaikan.
f. Untuk pengecatan semua komponen berbahan Baja Terutama Rangka Atap Kuda- kuda Baja Siku
Mengunakan Zinkromat 2 Lapis (+ 125 micron) Dan 2 Lapis (+ 150 micron) cat Penutup), Dengan
Produk yang Digunakan Dapat Melindungi komponen tersebut dari korosif dengan jangka waktu
selama 10 tahun.

3. Syarat - Syarat Pelaksanaan.


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana.
a. Cat tembok
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain
yang dibasahi air, setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya
rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 3 kali dengan roller 20 cm sampai baik atau
dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik
b. Rencana pengecatan
INTERIOR EXTERIOR
1. Dinding, Beton Expose, 1 Lapis Cat dasar alkali 1 Lapis Cat dasar alkali
Dan GRC +1 Lapis cat emulsi + 1 Lapis cat emulsi
2 Langit - Langit 2 Lapis cat emulsi 2 Lapis cat emulsi
3 Kayu Dempul kayu Dempul kayu
1 Lapis Cat Meni dasar 1 Lapis Cat Meni dasar
+ 2 kali cat dasar + 3 kali cat dasar

c. Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk


mendapatkan ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
4. Hasil Yang Di Harapkan.
Pengecatan, Dan Finishing Lainnya diperhatikan kerapihannya, warna timbul terang, tidak luntur, tidak
terkelupas, dan tidak ada bercak Pekerjaan Tersebut sesuai Spesifikasi dan Pekerjaan tersebut dapat di
terima oleh konsultan pengawas

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
BAB V
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PASAL 1
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK & SPESIFIKASI TEKNIS

1. Pekerjaan Sistem Listrik


A. Penjelasan Umum :
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian pekerjaan sistem Elektrikal ini, meliputi :
Penyediaan seluruh pekerjaan sistem listrik (sesuai gambar) sehingga dapat beroperasi secara baik dan
sempurna;
a. Gambar-gambar, Spesifikasi teknis dan Bill of Quantity (BQ) adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum didalam gambar dan spesifikasi teknis ini bersifat mengikat;
b. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan dan dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
maupun Instalatur haruslah oleh Badan atau Institusi yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi kerja
baik dan memiliki pekerja-pekerja yang cakap, berpengalaman dalam bidangnya serta perusahaan
tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi PLN, memegang Sertifikasi Penanggung Jawab Teknik (SPJT)
golongan (D) dari AKLI dan Surat Ijin Usaha Penunjang Tenaga Listrik (SIUPTL) dari Departemen
Pertambangan dan Energi golongan (D) bidang pemasangan konstruksi yang masih berlaku untuk tahun
terakhir berjalan dan Penyedia Jasa/Pemborong dapat bekerja sama dengan kepemilikan sertifikasi
tersebut.
c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan sesuai SNI 04-0225-2000 "Persyaratan Umum Instalasi
Listrik” di Indonesia edisi terakhir tahun 2000 (PUIL tahun 2000), SNI 04-7019-2004 ”Sistem pasokan
daya listrik darurat menggunakan energi tersimpan” dan Peraturan PLN (SPLN)" sebagai petunjuk dan
juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui
(VDE, DIN);
d. Penyedia Jasa/Pemborong harus menempatkan Pengawas yaitu seorang atau lebih sarjana teknik yang
dianggap ahli sebagai wakil dari perusahaan yang dapat memberikan keputusan-keputusan perihal
kegiatan proyek ini, apabila sewaktu-waktu diperlukan;
B. Gambar-gambar
a. Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik dalam Dokumen Tender ini
adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar EE;
b. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ketidak cocokan,
baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain. Jika ditemukan hal-hal yang

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
kurang berkenan perihal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan
tender/aanwijzing.
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia Jasa/Pemborong wajib
menyerahkan kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar yang disebut "As Built Drawings" yaitu gambar
dari semua material, peralatan dan instalasi sistem listrik yang terpasang, (1 set kalkir, 3 set blueprint dan
1 set shop copy dalam bentuk Compact Disk);
c. Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persyaratan dari keperluan
instalasi sesuai kondisinya atau pelaksanaan di lapangan;
d. Gambar-gambar Arsitektur dan Struktur berkaitan dengan kontruksi dan detail akhir dari proyek menjadi
acuan, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan kontruksi dan detail yang
berhubungan dengan masing-masing pekerjaan. Penyedia Jasa/Pemborong harus melengkapi seluruh
keperluan lebih lanjut seperti"Shop Drawings"dan gambar-gambar detail lainnya setiap akan memulai
pekerjaannya;
C. Klausal yang disebutkan kembali
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain maka hal ini harus
diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar dan spesifikasi teknis maupun Bill Of Quantity
(BQ), maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai
bobot biaya yang paling tinggi;
D. Koordinasi pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini Penyedia Jasa/Pemborong harus mengadakan koordinasi dengan seluruh
bagian seperti; Arsitek, Struktur dan yang terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktivitas yang menyangkut bagian pekerjaan instalasi listrik di dalam proyek ini harus
dikoordinasikan terlebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan,
termasuk melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat persetujuan
ACS, MK dan Perencana;
E. Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, Penyedia Jasa/Pemborong harus menyertakan, melampirkan "Daftar
Material" yang lebih dahulu diperinci dari seluruh bahan yang akan dipasangkan pada proyek ini, dan harus
disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/katalog;
Daftar pengajuan material ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian-sebagian
untuk diperiksa dan disetujui Pemilik, MK dan Perencana;
F. Nama Pabrik / Merk yang ditentukan :
Apabila dalam spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen tertentu
maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib menawarkan dan memasangkan sesuai dengan yang ditentukan;
Jadi tidak ada alasan bagi Penyedia Jasa/Pemborong pada waktu pemasangan menyatakan barang
tersebut sudah tidak diproduksi lagi ataupun sukar didapat dipasaran. Untuk barang-barang yang harus

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
diimport, Penyedia Jasa/Pemborong setelah ditunjuk sebagai pemenang harus segera memesannya pada
keagenan di Indonesia;

G. Shop Drawings :
Setelah persetujuan dan penetapan pemenang lelang, Penyedia Jasa/Pemborong diharuskan
menyerahkan ”Shop Drawings” untuk disetujui Owner, MK dan Perencana. Shop drawings harus diberi
catatan yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi
ruangan yang disediakan untuk penempatan peralatan;
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh koordinasi juga
komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-
sebagian dari penggambaran tidak akan diperhatikan;
H. Gambar terlaksana yang sebenarnya (As Built Drawings) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan 1 (satu) set “As Built Drawings” yang terdiri dari; 1 (satu)
set gambar transparant / kalkir, 4 (empat) set gambar cetak biru serta 1 (satu) set dalam bentuk elektronik
file (CD);
As built drawings adalah gambar terlaksana, lengkap untuk seluruh instalasi terpasang pada proyek ini,
berikut gambar-gambar potongan, gambar detail dan diserahkan 2 (dua) minggu setelah Serah Terima
Pertama.
As built drawings harus dapat menunjukkan lokasi dan posisi yang tepat dari seluruh bagian-bagian
referensi dari instalasi yang digunakan seperti; as kolom, dinding, struktur, panel-panel, branch mark, jalan,
jalur-jalur listrik, pipa-pipa air dengan ukuran letak instalasi dan lain-lain sebagainya yang diperlukan;
Penyedia Jasa/Pemborong harus menunjukkan 1 (satu) set gambar cetak biru dari gambar kontrak
terhadap dimensi-dimensi, pengembangan dan revisi-revisi yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan;
Pada setiap lembar gambar ”As Built Drawings” harus dicantumkan :
a. Nama Proyek,
b. Nama Pemilik,
c. Nama Konsultan Perencana,
d. Nama Konsultan Pengawas,
e. Nama Penyedia Jasa/Pemborong,
f. Judul gambar,
g. Nama gambar,
h. Nomor lembar dan jumlah lembar gambar,
i. Tanggal, bulan, tahun pembuatan.
I. S u b s t i t u s i :
- Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, accessories yang disebutkan nama pabriknya harus menjelaskan produk,

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
teknis, kondisi penggunaan sesuai spesifikasi teknis atau Penyedia Jasa/Pemborong dapat mengajukan
produk pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Owner,
MK dan Perencana sebelum pemesanan jika disetujui;
- Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya
dalam spesifikasi teknis, adalah merupakan kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong untuk mengajukan
secara tertulis nama Negara dari Pabrik asal peralatan, katalog yang menguraikan data secara benar,
lengkap bahwa produk-produk yang dipergunakan dalam proyek ini adalah sesuai dengan spesifikasi
teknis serta kondisi proyek;
Produk/material yang diusulkan oleh Penyedia Jasa/Pemborong adalah produk/material sesuai
spesifikasi teknis dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi;
J. Contoh Material :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk mendapatkan
persetujuan dari Owner, MK dan Perencana sebelumnya;
Seluruh biaya pengadaan contoh material ditanggung atau atas biaya Penyedia Jasa/Pemborong. Contoh-
contoh tersebut (mock-up) harus dimasukkan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah
dikeluarkannya SPK;
K. P r o t e k s i :
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya diproteksi secara memadai oleh Penyedia
Jasa/Pemborong, sebelum atau selama pengerjaan dan sesudah selesainya pekerjaan instalasi (dalam
masa garansi);
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan
sistem proteksi yang kurang memadai tidak dapat diterima untuk instalasi proyek ini;
L. Akses dan bukaan :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyediakan akses dan bukaan untuk instalasi dan pemeliharaan dari
instalasi listrik,
Akses dan bukaan yang terdapat pada konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, langit-langit dan
seterusnya harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi permukaan peralatan.
Penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang
berdekatan;
M. P e n g e c a t a n
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di lapangan tidak di
spesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki atau dilakukan pengecatan kembali
untuk memperoleh hasil pengecatan yang sempurna.
Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas hasil
pengecatan tersebut. Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik harus diberi cat dasar
atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini dengan warna sementara

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
ditentukan "crem"
Khusus pengecatan yang dikerjakan dengan cara atau proses "stove ennameled" untuk lampu dan untuk
panel listrik harus dibuat tahan karat dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc
chromatic primer"harus dicat dengan cat bakar dan dikerjakan dipabrik;
N. P e n g e t e s a n :
Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan dan melakukan percobaan seperti
operasional sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem. Peralatan, material dan cara bekerjanya
peralatan yang mengalami kerusakan/cacat/salah dan harus diganti/dibetulkan dan percobaan diulangi;
Seluruh pekerjaan pengkabelan, instalasi "keur" harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong dan
pelaksana bertanggung jawab untuk memperoleh persetujuan dari PT.PLN (Persero) untuk pemasangan
sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini;
O. K e b e r s i h a n :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material yang tidak
terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus diselesaikan tiap bagian dari instalasi secara teratur
serta rapih dan dikoordinasikan bersama Penyedia Jasa/Pemborong lain atas persetujuan MK;
P. Built in Insert, Sleeves dan Perlengkapannya :
Penyedia Jasa/pemborong harus melengkapi built in insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi
keperluan pekerjaan instalasi dalam beton atau pekerjaan konstruksi;
Q. Manual book, Instruksi, dukungan pabrik, suku cadang dan garansi :
Penyedia Jasa/Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual instruction) tentang cara-cara
mengoperasikannya, cara-cara pemeliharaan peralatan, dan cara penanggulangan peralatan jika
mengalami gangguan, serta bahasa instruksi untuk seluruh bagian peralatan yang dibuat dalam bahasa
Inggris dan Indonesia.
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat surat pernyataan tentang ketersediaan suku cadang seluruh
peralatan-peralatan yang digunakan serta jaminan peralatan yang mudah diperoleh minimal selama 10
(satu) tahun.
Seluruh peralatan harus disiapkan kartu garansinya dimana garansi tersebut berlaku untuk seluruh
peralatan dan seluruh sistem selama 1 (satu ) tahun;
R. Kelengkapan Instalasi
Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem atau suatu perangkat
peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai suatu sistem yang dapat beroperasi dengan baik sedemikian
rupa sehingga apabila ada bagian atau komponen dari sistem instalasi yang tidak disebutkan di dalam
spesifikasi teknis ini maupun pada gambar, maka ini berarti Penyedia Jasa/Pemborong harus mengadakan
dan menjamin bahwa sistem dan instalasi yang merupakan bagian pekerjaannya bekerja dengan baik;

S. Training di Lokasi
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mendidik operator di lokasi atau orang -orang yang ditunjuk

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
User untuk menjalankan, mengoperasikan, melakukan pengujian dan maintenance
seperlunya terhadap instalasi, dan segala biaya yang timbul adalah menjadi tanggungan
Penyedia Jasa/Pemborong dan sudah termasuk dalam penawarannya;
T. Testing and Commissioning
Pengujian dan pengetesan diikuti oleh minimal 2 (dua) Staff, Tim Teknis dan Perencana. Penyedia
Jasa/Pemborong diwajibkan membuat dan mengajukan secara rinci perihal kegiatan Testing and
Commisioning (termasuk didalamnya materi pengetesan) yang sesuai dengan rekomendasi Pabrik/Agen
Tunggal dan yang dipersyaratkan ACS, MK dan Perencana serta dilengkapi dengan schedule pelaksanaan.
Program dan waktu pengujian diajukan 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan pengujian untuk mendapat
persetujuan pengawas
Hasil pengujian dituangkan dalam Berita Acara Testing dan Commisioning untuk menjadi lampiran dalam
proses Serah Terima pekerjaan;
2. Lingkup Pekerjaan :
Dari data lisan yang kami dapatkan dari pemberi tugas,bahwa persediaan daya listrik (sesuai dengan standard
PLN).
Lingkup pekerjaan system dan instalasi listrik ini meliputi dan tidak terbatas seperti yang disebutkan namun
merupakan satu kesatuan dari bagian instalasi listrik secara keseluruhan hingga berfungsi dengan baik, antara
lain disebutkan :
A. Pengadaan dan pemasangan Panel Utama dan Panel Penerangan (PP), dan Panel Ac ( P- AC )
B. Pengadaan dan pemasangan kabel Power distribusi (NYFGbY, NYY);
C. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dalam dan luar bangunan serta general purpose outlet / stop
kontak;
D. Pengadaan dan pemasangan Fixtures dan Armatures penerangan lengkap dengan komponen dan accessoriesnya;
E. Pengadaan dan pemasangan kabel rack (rack cables) lengkap penggantung, bracket/support dan lain-lain;
F. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan (grounding system) sesuai gambar rencana;
G. Membuat as built drawings, dokumentasi/foto-foto selama pelaksanaan proyek, melakukan masa pemeliharaan,
memberikan garansi/jaminan terhadap seluruh peralatan dan instalasi listrik
H. Testing and commissioning seluruh peralatan dan instalasi listrik;
I. Menyiapkan dan membuat Standard Operational and Procedure (SOP).

A. Fixtures, Armatures Dan Instalasi


a. Fixtures dan Armatures
• Armatures LampuLampu IRM 2 x 18 Watt
a. Armatures Lampu IRM 2 x 18 Watt.
b. Housing : bahan plat besi tebal 0,6mm (cat powder coating) cara pembuatan harus dengan mesin,
peralatan lampu built in;

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
c. Semua komponen listrik, berada didalam rumahan/housing (built in), konstruksi rumahan harus kuat,
kokoh dan rigid serta dibuat sedemikian rupa agar mudah dapat dibuka atau dilepas untuk
perbaikan/penggantian komponen yang berada didalamnya;
d. Seluruh rumahan harus dilapisi dengan cat dasar dikeringkan pada suhu tertentu serta diberi lapisan
cat akhir warna putih;
e. Pengecatan dengan cara "stove enamelled/bake enamelled"(cat bakar) dan seluruh armatures harus
lengkap dengan rangka, dudukan serta gantungannya;
• Armatures lampu Baret TL Ring 20 Watt
Armature merupakan jenis baret kotak dengan tutup acrilyc yang memiliki Ingress Protection memenuhi
standar IEC-598;
Untuk control quality seluruh kelengkapan surat keaslian barang dari pabrikan
• Komponen Lampu Lampu IRM 2 x 18 Watt
Untuk Armature lampu type Lampu IRM 2 x 18 Wattlampu baret 20 Watt ,tertutup acrilic, menggunakan
ballast leak proof, mempunyai temperature kerja rendah, noise-less, low loss dan untuk lampu TL
dengan 2 (dua) lampu menggunakan "twin lamp ballast" 2 (dua) ballast (anti stroboscopic).
Rated tegangan 220 Volt, rugi-rugi/losses ballast tidak lebih besar dari
- IRM 20 Watt, losses maximum 7,0 Watt
- IRM28 Watt, losses maximum 8,5 Watt dan
Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal.
Lamp Holder dan Starter Holder (Sochets)
Lamp holder dan starter holder dari material white plastic, unobtrusive dan touchproof, anti vibration
contact, rating lock lamp holder type dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan dengan rumahan
lampu,
Starter
Starter untuk lamp fluorescent mempunyai reliability, terbuat dari high quality white polycarbonate, rating
starter disesuaikan dengan rating lampu TL yang digunakan,
Capacitor
Sebagai kompensasi rugi-rugi pada lampu dan mendapatkan cos φ 0.95.
• Lampu Down Light
Housing allumunium cylinder, reflector sand blasting brown dengan ketebalan 0,5mm dibagian dalam,
dilengkapi dengan fitting diaphram
B. Penjelasan Umum
Seluruh kabel yang dipergunakan untuk pekerjaan instalasi listrik ini harus memenuhi persyaratan PUIL-
2000/LMK, kabel/wiring harus baru (brand new) dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Kabel dengan penampang 6mm² ke atas haruslah terbuat secara dipilin (stranded), dan untuk pekerjaan
Instalasi penerangan tidak boleh menggunakan kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5mm² kecuali

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
untuk pemakaian remote control;
Kecuali dipersyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
• Untuk instalasi penerangan menggunakan kabel jenis NYY, dan semua instalasi penerangan dan stop kontak
menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan, dan sistem pentanahan
disatukan di dalam panel;
• Semua kabel instalasi dalam bangunan harus berada di dalam konduit PVC super high impact yang disesuaikan
dengan ukurannya, dan konduit yang diletakkan diatas cable tray, cable trench, kabel rack harus diklem/diikatkan
menggunakan cable ties;
• Flexible conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan instalasi ke masing-masing fixture lampu;
• "Splice"/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun
cabang-cabang kecuali pada kabel instalasi penerangan dan stop kontak;
Sambungan pada kabel dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electris dengan cara-cara
"solderless connector". Jenis kabel tegangan, jenis "compression atau soldered".
Pada saat membuat "splice", konektor harus dihubungkan pada konduktor dengan baik, sedemikian rupa
sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak
dapat lepas hanya karena getaran. Seluruh sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun
tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselein atau bakelite ataupun PVC yang diameternya sesuai diameter kabel;
• Bahan Isolasi
Seluruh bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis,
resin, splice case, compostion dan lain-lain bahan tertentu harus dipasang memakai cara yang disetujui
menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau Manufacturer;
• Saluran penghantar dalam bangunan
• Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang
diatas rak kabel dan digantung tersendiri diatas ceiling;
• Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan saluran beton atau konduit ø 2” Galvanized
Steel Pipe (GSP) medium class BS.1387-67 atau sesuai dimensi kabel namun wajib dipertimbangkan adanya
penghawaan untuk kabel sebesar 20%;
• Untuk saluran beton harus dilengkapi dengan ’hand-hole’ untuk belokan-belokan (pekerjaan beton sesuai dengan
PBI NI.2-1971).
• Setiap saluran kabel dalam bangunan dinding menggunakan pipa konduit,
• Konduit PVC minimum ø 25mm untuk instalasi penerangan dan stop kontak, dimana setiap pencabangan ataupun
pengambilan saluran ke luar harus menggunakan junction box yang sesuai, dan sambungan yang lebih dari satu
harus menggunakan terminal strip di dalam junction box;
• Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan "Socket/ lock nut", sehingga
pipa tidak mudah tercabut dari panel.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
• Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2000mm
harus dimasukkan kedalam pipa dan pipa (konduit) harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 500mm;
C. Instalasi Sakelar Dan Stop Kontak (Power Outlet)
a. Sakelar-sakelar
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/ 250 V, sakelar pada umumnya
dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut
bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai
kecuali ditentukan lain oleh MK. Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring,
(standar). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan;
b. Stop Kontak (Power Outlet)
Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan rating 10 A, 16 A, 25 A, 250 V
AC; Semua pemasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah
(grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm dari
atas lantai yang sudah selesai atau wall duct outlet sesuai gambar rencana atau petunjuk MK;
c. Instalasi Fixtures Penerangan
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar, dibuat dari bahan yang sesuai dan
bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk
housing fixture minimum 0,6 mm (termasuk cat powder coating). Penyedia Jasa/Pemborong harus
menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang akan dipasang kepada Perencana/MK untuk
disetujui;
• Kabel - kabel untuk Fixture
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup asbestos dan tahan panas.
Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat-kawat harus dilindungi dengan "tape" atau
"tubing" disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Safety untuk pengkabelan didalam rumah lampu pada
product yang disampaikan oleh pemborong harus mengacu kepada peraturan international mengenai ”safety
regulation” IEC 598, Insulation Class, IP dan hal tersebut termaktub dalam surat ”factory compliance”);
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan
penggantungan rantai atau kalau pemasangan/ perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada
sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus menerus utuh mulai dari kotak
sambung ke terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak
tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel;
• Lampu-lampu penerangan
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan dan gambar.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor daya harus dilengkapi
dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya "microfarad" (mf) dari kapasitor untuk setiap lampu tidak
terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi sekurang-kurangnya
0,95; Untuk memastikan keaslian merk pada sistem yang ada didalam fixture penerangan (rumah lampu),

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
lampu dan komponen (termasuk instalasi wiring didalam fixture) dalam satu-kesatuan merek;
Penyedia Jasa/Pemborong wajib melampirkan surat garansi keaslian keseluruhan sistem dalam satu surat
garansi pabrikan dan surat jaminan mutu dari supplier pembuat produk;
• Kualitas dari Fixture Penerangan
Untuk memastikan kehandalan suatu fixture penerangan, setiap Penyedia Jasa/Pemborong (supplier)
diwajibkan untuk menyediakan contoh perhitungan, pada contoh area (sampling area) yang mampu
menampilkan “isolie contour” dari penyebaran / distribusi cahaya, Kurva fotomtrik dengan informasi L.O.R
(Light Output Ratio). Berupa DLOR, ULOR & TLOR;
Fixture-fixture indoor (general lightings), tingkat kesilauan system akan di indikasikan oleh nilai UGR–Unified
Glare Rating (mereferensi terhadap ketentuan CIE baik dalam hal standar dan formula rumusannya);
Supplier yang akan memasukkan fixtures harus mampu memperlihatkan derajat kesilauan yang terjadi dalam
suatu system pencahayaan, Skala dimulai dari 10 (unnoticeable) ke 30 (unbearable);
4. Sistem Pentanahan
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan sistem pentanahan pada bangunan dan proteksi terhadap
peralatan gedung, meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh) terhadap seluruh peralatan
listrik yang terbuat dari metal, yaitu : LVMDP, SDP, PP, Panel Penerangan dan lain-lain.
b. Sistem pentanahan (grounding system) maksimal 2 Ohm (Ω).
B. Standar dan Kode-kode yang diberlakukan
Sistem pentanahan yang dilaksanakan pada proyek ini harus berdasarkan standar-standar dan kode-kode
yang berlaku, antara lain :
a. British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan,
b. Underwriters Laboratories Standard UL.467, standar untuk Safety On Grounding dan Bounding
Equipment,
c. Dan lain-lain standar yang berlaku di Indonesia,
C. P e n t a n a h a n
a. Penyedia Jasa/Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan sesuai gambar rencana.
b. Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu sama lain saling
dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash.
c. Penyedia Jasa/Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan, jenis tanah yang ada agar didapatkan
satu sistem pentanahan yang baik.
d. Pekerjaan dan alat bantu setiap penyambungan/pencabangan dari konduktor harus menggunakan
"Cadweld Connection" atau dapat menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi banyak dan
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Bahan klem harus dari bahan yang telah di Galvanized atau di Treatment dengan bahan tertentu sehingga
tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain,

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned". Tempat penyambungan setelah selesai disambung,
dibungkus dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya,
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai minimum 2 (dua) lubang baut, terbuat dari bahan anti karat
dan telah di treatment agar tidak akan berproses bila kontak dengan jenis metal lainnya,
5. Daftar Material / Standar / Merk yang direkomendasikan :

Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Setara

PANEL UTAMA:
• Type Schneider/MG,Inti
muara,simetri
• Plate Tebal minimal 2mm, dilapisi
bahan anti karat/korosi.

• Cat / W a r n a Epoxy resin paint, standar MG, ABB,


Komponen Panel : Pabrik. GE, AEG,
Ditentukan kemudian
CB, MCCB, MCB dan .
Contactor, Alat ukur, Relay,
Busbar, CT dan lain-lain.
RACK KABEL
• Material Plate baja; Type Ladder or Tray, Interack, AIS,
processing Hot Rolled Steel Sheet Elpro,
JIS.G 3131

• Tebal plate
Minimum 2mm, proses pabrikan
Electro Galvanized Mild Steel,
Hot dip galvanized
ASTM A.386 – BS.No.729
(BS.729) or Powder Coating

• Finishing Oven baked Painting.


KONDUIT PVC High Impact included EGA, Ginde,
T-Does, Elbow dan accessories Clipsal.
FIXTURES / ARMATURES
Housing Lamp :
• Type lampu TL Open type, Down Light, Interlite, Philips
Baret persegi, Dust proof, Artolite

• Plate minimum 0,6mm, finishing


0,7mm
• Cat
Powder coating, anti corrosive
(karat), buatan pabrik tanpa las/
solder.
Komponen lampu :

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
a. T u b e Lampu Fluorescent gas Philips,
Discharge tube type/standar
warna putih type TLD 84.

b. Ballast
Electronic Ballast Philips,
c. F i t t i n g s
Polycarbonite putih Philips, Sace
d. Starter
Polycarbonite putih Philips,
STOP KONTAK, SAKLAR Type Standard, Rating 10 A/ MK, Hager,
DAN GRID SWITCH 16 A, 220 Volt AC, Legrand, Berker,
Type Deluxe, Back plate Panasonic
Polycarbonite, Colour.
Grid Switch bahan Back plate
Stainless Steel (SS) atau
ditetapkan kemudian.

PASAL 2
PEKERJAAN INSTALASI PENANGKALPETIR & SPESIFIKASI TEKNIK.

1. Instalasi Penangkal Petir :


A. Penjelasan Umum :
Pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian pekerjaan sistem dan Instalasi Penangkal Petir meliputi :
Penyediaan seluruh pekerjaan sistem dan Instalasi Penangkal Petir jenis Confensional ,sehingga dapat
memproteksi bangunan dari kemungkinan samberan petir.
B. Gambar-gambar :
a. Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan Instalasi Penangkal Petir dalam Dokumen Tender ini
adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar EP.
b. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ketidak cocokan, baik dari
segi cara pemasangan maupun kemungkinan yang perlu ditambahkan. Jika ditemukan hal-hal yang kurang
berkenan perihal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing.
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia Jasa/Pemborong wajib
menyerahkan kepada MK gambar yang disebut "As Built Drawings" yaitu gambar dari semua material,
peralatan dan instalasi sistem listrik yang terpasang sesuai lingkup pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong.
c. Gambar-gambar Arsitektur dan Struktur berkaitan dengan kontruksi dan detail akhir dari proyek menjadi acuan,
sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan kontruksi dan detail yang berhubungan dengan masing-
masing pekerjaan. Penyedia Jasa/Pemborong harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut seperti"Shop
Drawings"dan gambar-gambar detail lainnya setiap akan memulai pekerjaannya.
C. Klausal yang disebutkan kembali :
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain maka hal ini harus diartikan
bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar dan spesifikasi teknis maupun Bill Of Quantity (BQ),
maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot
biaya yang paling tinggi.
D. Koordinasi pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan ini Penyedia Jasa/Pemborong harus mengadakan koordinasi dengan seluruh
bagian seperti; Arsitek, Struktur dan yang terlibat didalam kegiatan proyek ini.
E. Material dan "Workmanship" :
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus dalam kondisi baru (brand new)
dan material sesuai untuk digunakan pada iklim tropis.
Seluruh pekerjaan dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai keterampilan
dibidangnya. Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong,
melengkapi sertifikat yang SAH untuk setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut telah
mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang
keahlian masing-masing.
F. Daftar Material :
Pada waktu mengajukan penawaran, Penyedia Jasa/Pemborong harus menyertakan, melampirkan "Daftar
Material" yang lebih dahulu diperinci dari seluruh bahan yang akan dipasangkan pada proyek ini, dan harus
disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/katalog.
Daftar pengajuan material ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian-sebagian
untuk diperiksa dan disetujui oleh MK dan Perencana.
G. Nama Pabrik / Merk yang ditentukan :
Apabila dalam spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen tertentu
maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib menawarkan dan memasangkan sesuai dengan yang ditentukan.
H. Shop Drawings :
Setelah persetujuan dan penetapan pemenang lelang, Penyedia Jasa/Pemborong diharuskan menyerahkan
”Shop Drawings” untuk disetujui , MK dan Perencana. Shop drawings harus diberi catatan yang menyatakan
bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi ruangan yang disediakan
untuk penempatan peralatan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh koordinasi juga
komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-
sebagian dari penggambaran tidak akan diperhatikan.
I. Gambar terlaksana yang sebenarnya (As Built Drawings) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan 1 (satu) set “As Built Drawings” yang terdiri dari; 1 (satu) set
gambar transfarant / kalkir, 4 (empat) set gambar cetak biru serta 1 (satu) set dalam bentuk elektronik file
(CD).
As built drawings adalah gambar terlaksana, lengkap untuk seluruh instalasi terpasang pada proyek ini,
berikut gambar-gambar potongan, gambar detail dan diserahkan 2 (dua) minggu setelah Serah Terima

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
Pertama.
As Built Drawings harus dapat menunjukkan lokasi dan posisi yang tepat dari seluruh bagian-bagian referensi
dari instalasi yang digunakan seperti; As Kolom, dinding, struktur, panel-panel, branch mark, jalan, jalur-jalur
listrik, pipa-pipa air dengan ukuran letak instalasi dan lain-lain sebagainya yang diperlukan.
Penyedia Jasa/Pemborong harus menunjukkan 1 (satu) Set gambar cetak biru dari gambar kontrak terhadap
dimensi-dimensi, pengembangan dan revisi-revisi yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.
Pada setiap lembar gambar ”As Built Drawings” harus dicantumkan :
- Nama Proyek,
- Nama Pemilik,
- Nama Konsultan Perencana,
- Nama Konsultan Pengawas,
- Nama Penyedia Jasa/Pemborong,
- Judul gambar,
- Nama gambar,
- Nomor lembar dan jumlah lembar gambar, dan
- Tanggal, bulan, tahun pembuatan.
J. Contoh Material :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk mendapatkan
persetujuan dari MK dan Perencana sebelumnya.
Seluruh biaya pengadaan contoh material ditanggung atau atas biaya Penyedia Jasa/Pemborong. Contoh-
contoh tersebut (mock-up) harus dimasukkan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah
dikeluarkannya SPK.
K. P r o t e k s i :
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya diproteksi secara memadai oleh Penyedia
Jasa/Pemborong, sebelum atau selama pengerjaan dan sesudah selesainya pekerjaan instalasi (dalam masa
garansi).
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan
sistem proteksi yang kurang memadai tidak dapat diterima untuk instalasi proyek ini.

L. Pengetesan:
Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan seluruh pekerjaan pengetesan dan pengujian untuk grounding
system dan dibuat laporannya setelah dilakukan test dilapangan.
M. K e b e r s i h a n :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material yang tidak
terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus diselesaikan tiap bagian dari instalasi secara teratur
serta rapih dan dikoordinasikan bersama Penyedia Jasa/Pemborong lain atas persetujuan MK.
N. Built in Insert, Sleeves dan Perlengkapannya :

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
Penyedia Jasa/pemborong harus melengkapi built in insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keperluan
pekerjaan instalasi dalam beton atau pekerjaan konstruksi.
O. Kelengkapan Instalasi :
Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem atau suatu perangkat
peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai suatu sistem yang dapat beroperasi dengan baik sedemikian
rupa sehingga apabila ada bagian atau komponen dari sistem Instalasi Penangkal Petir yang tidak
disebutkan di dalam spesifikasi teknis ini maupun pada gambar, maka ini berarti Penyedia Jasa/Pemborong
harus mengadakan dan menjamin bahwa sistem dan instalasi yang merupakan bagian pekerjaannya yang
dapat bekerja dengan baik.
P. Testing and Commissioning :
Pengujian dan pengetesan yang dilaksanakan di-ikuti oleh tim engineering Aerowisata, Perencana dan MK.
Hasil pengujian dituangkan dalam Berita Acara Testing dan Commisioning untuk menjadi lampiran dalam
proses Serah Terima pekerjaan.
2. Spesifikasi Teknis Khusus Instalasi Penangkal Petir
A. Penjelasan lingkup pekerjaan :
Lingkup pekerjaan sistem dan instalasi Penangkal Petir meliputi dan tidak terbatas seperti yang disebutkan,
namun merupakan bagian dari sistem dan instalasi serta sistem proteksi ( External) terhadap adanya
kemungkinan terjadinya samberan petir pada peralatan Listrik, Elektronika dan bangunan, antara lain diuraikan
:
a. Pengadaan, penyediaan dan pemasangan terminal sistem dan instalasi penangkal Petir
b. Pengadaan, penyediaan dan pemasangan konduktor lengkap dengan bracket / support dan peralatan bantu yang
diperlukan.
c. Pengadaan, penyediaan serta pemasangan sistem pentanahan dan atau grounding system maksimal 2 Ohm (Ω).
B. Ketentuan teknis pekerjaan :
Pekerjaan penangkal petir yang dimaksudkan dalam spesifikasi teknis ini adalah system convensional yang
dapat melindungi bangunan dari kemungkinan samberan petir. System dan instalasi penangkal petir yang
digunakan sebagai penerima (air terminal), termasuk down conductor, system pentanahan atau grounding
system, lengkap bak kontrol serta proteksi internal peralatan dari kemungkinan impuls petir dapat masuk seperti
pada saluran power supply listrik, saluran dari antenna pemancar, saluran komunikasi/telepon atau pada seluruh
daerah yang memungkinkan rambatan impuls petir dapat masuk.
C. Peralatan, system dan instalasi Penangkal Petir :
a. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frequensi radio (High Frequency RFI), kecuali
pada saat proses terjadinya leader atau pada saat terjadinya samberan balik (main return strike).
• Bentuk dari air terminal dianjurkan dengan ujung tumpul sehungga dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya pelepasan ion korona pada ujung tumpulnya pada saat kondisi medan statis guruh.
• Air terminal tidak korosi pada atmosfir normal dan harus terisolasikan dari bangunan yang di lindungi
pada seluruh kondisi.
• Air terminal harus telah lulus uji sesuai standar IEC dan PLN Litbang serta dibuktikan dengan

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
melampirkan foto copy hasil Test.
b. Protector Head memiliki perijinan dari Depnaker-RI dan sertifikat uji sesuai IEC dan PLN Litbang.
c. Memiliki hasil pengujian Diagnostic Electric Test tahunan.
d. Garansi unit minimal selama 3 (tiga) tahun.
D. Down Conductor :
a. Penghantar Down Conductor menggunakan High Voltage Shielded Cable (HVSC).
b. Bentuk High Voltage Shielded Cable (HVSC) terdiri dari 5 (lima) bagian yaitu; plastik filter, penghantar
stranded copper sehingga didapat ø 50mm², material isolator dari bahan X2PE, outer copper screen
conductor dan PVC outer sheat dengan penampang kabel total ± 37 mm.
c. Electrical characteristic; DC Resistance of conductor 0,387 Ohm/km, DC Resistance of sreen 0,448
Ohm/km, Insulation resistance minimum adalah 7,5 Ohm/km.
E. Grounding / Elektroda Tanah :
a. Electroda tanah tipe Rod masip minimal ø 5/8” steel core copper clod earth rod atau bahan tembaga
murni berlapis timah, panjang satu batang minimal 3000mm.
b. Coupling dan driven mempergunakan bahan yang sama dengan elektroda tanah atau galvanized steel.
c. Panjang elektroda tanah yang ditanam/dipendam minimal 12 meter dengan tahanan pentanahan
maximum 2 Ohm (Ω).
F. Persyaratan pemasangan Instalasi Penangkal Petir :
Pemasangan Protector Head harus mengikuti persyaratan yang ditentukan oleh produsen pembuat
(pabrikan), PUIL-2000/LMK, PUIPP, kondisi bangunan, perhitungan tinggi tiang penyangga disesuaikan
dengan area (luas) cakupan perlindungan yang direncanakan (coverage area).
Protector head (terminal) harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat, kaku/rigid dan dapat dilepas
dari batang peninggi bila diperlukan untuk pemeriksaan dan perbaikan.
Protector head harus disanggah pipa Galvanized Steel Pipe (GSP) medium class BS.1387-1985 minimum
dia.65mm, yang cukup kuat dan dapat berdiri dengan kokoh, tegak lurus pada ketinggian tertentu sesuai
gambar rencana.
a. Bak kontrol :
Bak kontrol terbuat dari bahan beton mutu K.225-U.24 atau perbandingan 1 M³ beton = 175 kg baja
(PBI.NI-2, tahun 1971), ukuran 400mm x 400mm x 400mm dan diberi tutup dari bahan beton yang dapat
dibuka/tutup, didalamnya diberi lapisan kerikil setinggi 200mm, diameter kerikil 3cm sesuai gambar
rencana.
G. Persyaratan pengujian Instalasi :
Pengujian dan atau pengetesan Instalasi harus dilakukan untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem
pentanahan agar dapat dipakai sebagai jaminan.
Pengujian dilakukan dengan metode yang dikeluarkan oleh PLN/LMK, PUIL 2000 atau Peraturan Umum
Instalasi Penangkal Petir ( PUIPP ).
Pengujian harus dilakukan dengan cara : ”Grounding resistent test”, dimana tahanan pentanahan diukur

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
dengan menggunakan ”metode standar dan Continuity test”.
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat laporan teknis dan tertulis perihal pengujian ini untuk pengurusan
sertifikasi dari instansi terkait, DepNaker - RI.
H. Persyaratan Bahan dan Peralatan :
a. Bahan dan Peralatan :
Untuk material-material dan peralatan yang disebutkan di bawah ini, menjadi kewajiban Penyedia
Jasa/Pemborong untuk menjamin bahwa barang-barang tersebut adalah mutu terbaik dan baru (brand new)
dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
Minimal material dan peralatan yang harus diadakan dan termasuk dalam lingkup pekerjaan ini serta
merupakan kelengkapan dari suatu bagian pekerjaan Instalasi Penangkal Petir,

b. Daftar Material / Standar / Merk yang direkomendasikan :

No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Setara

1. PENANGKAL PETIR Convensional , Prevection, Zeuz,


▪ Air terminal High Voltage Shielded Cable Gentkurn, Thomas
▪ Conductor (HVSC)
Cooper rod, Spitzen, minimal
pada kedalaman 12 meter,

Tahanan pentanahan maksimal


▪ Grounding system 2 Ohm (Ω).

PASAL 3
PEKERJAAN INTALASI AIR CONDITIONER DAN VENTILASI UDARA

1. Umum
Pekerjaan mekenikal intalasi AC ini harusd dilaksanakan oleh intalatir AC yang telah berpengalaman dalam
pemasangan intalasi AC dan mempunyai tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya.
Semua ini harus di buktikan dengan surat-surat/referensi.
Pelaksanaan pekerjaan intalasi AC ini di samping rencana kerja dan syarat-syarat berlaku ketentuan-
ketentuan sebagai berikut.
a. Dalam pemakaian bahan, baik kapasitas, kualitas dan cara-cara pemasangan harus sesuai : SMACNA, ASHRAE, ARI ,
NFPA, ASTM, ASME, dan lain-lain.
b. Peraturan-peraturan dan persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik yang membuat peralatan-peralatan
yang akan dipakai.
c. Peratuaran persyaratan yang dikerluarkan oleh Dinas /Pemerintah Setempat.
Semua gambar-gambar kerja atau shop Drawing yang di buat oleh kontraktor instalatir, sebelum

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
dilaksanakan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan konsultan Pengawas.
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini hanya meliputi dari pemasangan instalasi AC itu saja sendiri, sedangkan pengadaan
merupakan item pekerjaan diluar lingkup dari pekerjaan saat ini.
Lingkup pekerjaan yang di laksanakan:
a. Pekerjaan instalasi AC
3. Persyaratan bahan dan speksipikasi teknis.
a. Semua pengawatan Control maupun motor stater adalah pegawatan pabrik (factory wiring) didalam motor
panel yang weather proof dan terdiri dari control fuse, positin (on-off, pump down) selector swit, hing and low
pressure cut out, low chille water temperature safety, low oil pressure protection untuk masing-masing
compressor dan fan motor circuit bereaker, on-off switch,thermostat untuk supply retrun chilled water dari
type multi stage dan solid stage yang mudah di atur.
4. Cara pelaksanaan
a. System
1) System Instalasi AC untuk bangunan merupakan system Pararel, dengan mengunakan unit rencana
penempatan AC yang satu dengan lainnya.
2) Dengan mengunakan system AC tersebut maka pengoprasian unit AC dapat dilakukan secara tersendiri,
tanpa harus menghidupkan peralatan lain yang tidak berhubungan dengan ruangan yang bersangkutan.
3) Udara dingin yang dihasilkan setiap unit AC akan ditribusikan setiap unit AC akan didistribusikan melealui
saluran udara (ducting) yang di bentuk dari lembaran baja lapis seng (galvanized iron sheet) dengan
lapisan isolasi panas dan vapour barrier disisi luarnya.
4) Udara dingin tersebut akan disebarkan secara merata keseluruh ruangan menggunakan suplai air grille
yang terpasang pada plafond.
5) Udara segar dari luar bangunan akan di berikan kae dalam system AC dengan cara mengambil lansung
dari luar udara.
6) Toilet dan pantry/dapur akan dilengkapi dengan system ventilasi dengan cara membuang udara (exhaust)
dari dalam runagan langsung keluar gedung.
7) Udara pengganti akan di ambil dari udara dingin yang ada diruang di dekatnya, melalui grille pada pintu
menuju ruangan Pantry/dapur dan toilet. Dengan demikian, udara didalam Pantry dan toilet akan
disirkilasi dengan baik.
b. Ducting
1) Kontraktor AC harus menyediakan semua material untuk pekerjaan ducting dan membuat serta memasang
ducting sesuai dengan gambar rencana, lengkap dengan pengantung dan penyangga.
2) Material untuk pekerjaan ducting adalah galvanized steel lembar baja lapis seng, mempunyai S II dan di
buat secara proses lock-foming ducting udara di bentuk dari bahan tersebut di atas sesuai dengan setandar
SMACNA (USA).
3) Setiap percabangan harus diberi tambahan penggantung dan setiap ujung ducting harus mempunyai

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
penggantung sendiri.
4) Penggantung harus di cat akhir dengan cat besi warna putih dengan cat dasar meni.
c. Garansi Intalasi
a. Kontraktor AC harus menjamin penyuplaian dari peralatan (part) bilamana diperlukan.
b. Selama masa garansi alat-alat yang rusak yang disebabkan dari mutu barang/mesin, Kontraktor AC.
c. Lamanya masa garansi untuk peralatan/mesin adalah 12 bulan.
d. Intalasi ducting, pipa dan lain-lain adalah 12 bulan.

TABEL SPESIFIKASI

NO DESKRIPSI/MATERIAL SETARA
I ELEKTRIKAL
1 Lampu/Armature Interlite,Artolite atau Setara
2 Komponen lampu
- Ballast Phillips atau Setara,Osram,May &Christe
- Tubee Phillips atau Setara,Osram,May &Christe
- Fitting Phillips atau Setara,Osram,May &Christe
- Capasitor Phillips atau Setara,Osram,May &Christe
- Stater Phillips atau Setara,Osram,May &Christe

3 Saklar,Stop Kontak MK,National/Panasonic,Merten


4 Kabel Power NYY,NYFGBY Supreme,Kabelindo,Kabel metal,Tranka
5 Kabel Instalasi NYA,NYM Supreme,Kabelindo,Kabel metal,Tranka
6 Panel Daya & Panel Penerangan
- Housing EGA,DUTA,TRIAS,INDUSTIRA
- MCCB,MCB MG,ABB,Moeller
- Kontaktor TELEMEKANIK atau Setara

7 Telepon (PABX) Siemens,Phillips


8 Pipa Konduit EGA.Clipsal
9 Rak kabel Interack,METOSU

oOo

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
BAB VI
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING
PASAL 1
PEKERJAAN PLUMBING

1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini mencakup kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plumbing, sebagaimana yang ditunjukkan
pada gambar rencana yang terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
1) Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa air bersih.
2) Pengadaan dan Pemasangan peralatan Tanki Septik.
3) Pengadaan dan pemasangan Tandon Air Bersih. (Roof Tank)
4) Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor, air bekas ;Vent dan air hujan.
Sesuai dengan gambar rencana dan buku spesifikasi ini.
5) Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan carbon dan sand filter air.
6) Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang.
7) Pengadaan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas (3 bulan).
8) Pembuatan soft drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan As built drawing bagi
instalasi yang telah terpasang.
b. Koordinasi
1) Gambar-gambar rencana melingkupi tata letak tersebut umum dari peralatan, pemipaan, gambar-
gambar detail dan lain-lain.
Pemborong harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan
pemasangan yang sempurna dari peralatan tersebut.
2) Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan dalam gambar atau
sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang sebagaimana layaknya, tanpa adanya biaya tambah .
• Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada sehubungan dengan pekerjaan plumbing baik
untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan merupakan tanggung jawab Pemborong
Plambing.
• Semua pekerjaan pembuatan dudukan / pondasi untuk pompa / mesin dilakukan oleh Pemborong
Plambing, termasuk pembuatan tali air disekitar pondasi pompa.
• Semua penarikan pipa air bersih yang tidak tercantum dalam gambar-gambar dan spesifikasi
dilakukan oleh pihak lain, Pemborong plambing harus berkoordinasi dan memberikan data-data,
ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lainnya yang mengerjakannya.
• Dalam hal dimana ada lebih dari satu Pemborong dengan tingkat prioritas tanggung jawab yang
sama dan bagian pekerjaannya terletak berdampingan, maka masing-masing pemborong wajib

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
melakukan perapihan pada bagian pekerjaannya serta melindungi bagian pekerjaan Pemborong
lain, sedemikian rupa sehingga tidak cacat akibat pelaksanaan pekerjaan menurut bagiannya.
c. Pengajuan-pengajuan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengajukan :
1) Daftar Material dari seluruh komponen peralatan yang akan dipasang.
2) Shop drawing yang menunjukkan secara terinci pekerjaan-pekerjaan / pemasangan peralatan dan
pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan yang sulit
dilaksanakan. Ataupun perubahan/modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
3) Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-peralatan yang akan
dipasang.
4) Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari material / peralatan
yang akan dipasang.
d. Review
Direksi Pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari Pemborong dan memberi
komentar atas hal tersebut.
Pemborong harus memofifikasi / merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar Direksi Pengawas,
sampai didapat persetujuan dari Direksi.
e. Standard dan Kode
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku peraturan-peraturan
sebagai berikut :
1) Standard Normalisasi Indonesia (SNI)
2) Peraturan Badan Pemadam Kebakaran setempat.
3) Ketentuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung – Departemen PU.
4) National Fire Protection Association (NFPA) 13 dan 14.
5) Pedoman Plambing Indonesia.
f. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi
1) Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan telah serah terima pertama. Pemborong wajib
menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak biru dan 1 set transparan.
2) Pemborong juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan
perawatan/maintenance dari sistem yang dipasang.
2. Sistem
a. Air Bersih
Sumber air untuk proyek ini adalah dari air sumur/tanah yang langsung dipompa menuju roof tank.
Sebelum didistribusikan air dari roof tank di filter melalui carbon dan sand filter.
Selanjutnya dengan menggunakan pompa booster package, air bersih salurkan ke jaringan unit fixture.
Suatu keadaan dimana Pemborong tidak mungkin menghasilkan kualitas pengerjaan yang terbaik,
Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas dan mengajukan saran-saran

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
perbaikan / perubahan.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin
ditimbulkan.
b. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Air Buangan
1) Air Kotor dan Buangan.
Diadakan pemisahan antara air kotor, buangan dari klosed / WC dan air buangan dari urinoir dengan air
bekas dari Wastafel atau floor drain. Pengumpulan digunakan sistem bercabang yang berupa pipa-pipa
horizontal kemudian disalurkan ke tanki septic dan drainase.
2) Pipa Ventilasi.
Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding. Pada ujung pipa ventilasi dipasang vent cup.
Instalasi harus rapi tidak bocor dan untuk sistem maupun layoutnya bisa dilihat pada gambar
perencanaan.
3. Persyaratan Teknis Khusus Pemipaan
a. Pemipaan
1) Untuk Pipa – pipa jaringan/Instalasi sistem air bersih digunakan pipa-pipa besi tergalvanisir (Galvanized
Iron Pipe / GIP) kelas B dengan serie 150 dan harus memenuhi persyaratan BS 1387 – 1967 atau
standard-standard lainnya yang disetujui oleh Pemilik Proyek / Perencana / MK.
2) Khusus pipa cabang air Kotor, dan air buangan pada digunakan uPVC class AW type plain End / TS
End.
3) Untuk Pipa cabang jaringan air kotor / air bekas, pipa ventilasi, pencabangan digunakan pipa uPVC type
AW, sesuai standard SNI, JIS.
Pemborong harus dapat memberikan jaminan produk (Guarante of Product) terhadap pemakaian pipa,
tenaga supervisor pabrik (product) dan sistem pemasangannya yang dilakukan oleh pengawasan
pabrik.
4) Pipa air hujan termasuk elbow, dari instalasi vertikal sampai belokan di lantai dasar menggunakan pipa
PVC-AW.
b. Peralatan Pemipaan
KATUP-KATUP
1) Gate Valve
• Digunakan tipe bronze body non rising stem screwed bonnet solid wedge disk screwed end untuk
valve sampai dengan Diameter 50 mm dan bisa digunakan tipe Butterfly untuk diameter 12 s/d 25
mm.
• Digunakan tipe flanged atau lugged body stainless steel disk stainless steel shaft hand wheel
operated with position indicator untuk valve lebih besar dari 50 mm dengan body material cast iron
untuk tekanan 150 psi.
2) Check Valve :

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
• Digunakan material bronze body swing type Y Pattern screwed cup metal disk
screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
• Digunakan material swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron
untuk tekanan 150 psi dan carbon steel untuk tekanan 300 psi.
3) Strainer :
• Digunakan tipe bronze body screwed cap stainless steel mess end untuk strainer sampai dengan
diameter 50 mm.
• Digunakan Y Pattern stainless steel perforated screen bolted bonnet flanged end untuk strainer
lebih besar dari diameter 50 mm.
4) Flexible Connection / Joint :
• Digunakan flexible connection / Joint model double sphere dengan material Neoprene Rubber
yang dapat menahan tekanan sampai 10 kg / cm2.
• Tekanan kerja katup untuk peralatan pompa distribusi adalah minimal 80 psi.
• Tekanan kerja valve-valve untuk pipa-pipa distribusi selain tersebut diatas bisa dipakai katup
dengan tekanan kerja 80 psi.
4. Syarat-Syarat Pemasangan
a. Umum
1) Penetapan lokasi dari peralatan sanitair, fixture-fixture floor drain dan roof drain, pipa-pipa cabang
harus diperiksa sesuai dengan gambar-gambar perencanaan mekanikal dan arsitektur, dan disesuaikan
dengan dimensi yang diberikan oleh pabrik pembuatnya.
2) Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan semua pembongkaran bagian-bagian
bangunan yang lainnya hanya boleh dilakukan setelah ada izin tertulis dari Pengawas. Pemborong
bertanggung jawab atas Pembobokan / penambalan tanpa tambahan biaya.
3) Pada setiap cabang utama pipa air bersih yang disambungkan ke pipa tegak pada shaft untuk setiap
lantai, harus dilengkapi dengan katup-katup untuk mengisolir setiap cabang dari keseluruhan sistem
agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang perlu untuk fixture pada lantai tersebut tanpa
mengganggu pelayanan air pada lantai-lantai yang lain.
4) Pemborong bertanggung jawab atas penyediaan data lokasi pemasangan yang tepat. Pemasangan
pada konstruksi bangunan yang dicor dengan beton dilaksanakan oleh Pemborong struktur atas
petunjuk Pemborong plambing.
5) Insert (tempat penyekrupan) harus ditanam dengan baik dalam dinding atau lantai dan rata dengan
permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut dan setelah alat-alat tersebut terpasang insert
harus tidak tampak.
6) Apabila digunakan baut tembus (though bolt) harus dipasang plat penahan pada sisi yang lain dari
dinding atau lantai tersebut.
7) Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
8) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak / tertumpu
dengan baik.
9) Untuk pipa-pipa air bersih dan air baku yang terlihat (expose) harus diberi lapisan (cat) finish dengan
warna yang ditentukan kemudian oleh Direksi.
10) Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm disekelilingnya. Jenis
pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
11) Selama pemasangan berkala, Pemborong harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untuk
mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
12) Semua sambungan/cabang pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan cabang Y, pipa
mendatar untuk air kotor & air hujan memiliki kemiringan minimal 1 %.
13) Pipa-pipa pembuangan air hujan dari bangunan disambungkan ke saluran utama diluar bangunan
dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
14) “Roughing in” untuk pipa dan fixtures harus dibuat bersama-sama dengan pelaksanaan konstruksi
bangunannnya.
Pemborong harus memberikan informasi kepada Pemborong Struktur tentang posisi lubang pipa pada
dinding dan lantai, dan apabila diperlukan semua pipa dan fitting yang harus ditanam dalam beton
harus dibersihkan benar-benar dan bebas dari karat dan cat.
15) Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang berbeda harus
menggunakan “Reducing Fitting”. Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dari jensi “Long
Radius”, “Short Radius” hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkan
digunakan belokan jenis long radius dan Pemborong harus memberitahukan hal ini kepada Pengawas.
Fitting dan alat-alat lain yang akan menimbulkan tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
16) Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun balok, tanpa pendapatkan
izin tertulis dari Pemberi Tugas atau Pengawas.
17) Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi
beton.
18) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2 cm dan memberikan
kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi diluar pipa ataupun isolasinya.
19) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.
20) Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water
proofing) harus dari jenis “Flashing Sleeves”. Flens dari sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi
klem yang akan mengikat “Flashing Sleeves”.
21) Rongga antara pipa dan sleeves harus kedap air, karena akan diisi dengan gasket atau media lain yang
secara umum dipakai.
22) Semua pia harus diikat / ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau angker yang harus cukup
kokoh (rigid).
Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya harus

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkah
konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur.
23) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan jarak
antara penggantung tidak lebih dari 3 meter.
24) Pemborong harus mengajukan konstruksi dari penggantung untuk disetujui oleh Pengawas.
Penggantung yang terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip tidak boleh digunakan.
25) Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan dengan insert
yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau pembobokan, atau dengan baut tembok (Ramset
Bolt).
26) Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar), paling jauh dengan jarak antara dua
lantai (tingkat).
27) Penggantung / penumpu pipa dan peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian
bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat, jenis Zinc
Chromate yang dilaksanakan dalam 2 bagian (2 lapis).
b. Pemasangan Peralatan Utama
1) Sebelum unit-unit pompa dipasang pada lokasi yang telah ditentukan, Pemborong diwajibkan untuk
membuat gambar shop drawing yang menunjukkan dalam penempatan, rincian pemasangan,
potongan-potongan gambar, shop drawing tersebut harus dimintakan persetujuannya kepada
Pengawas dan Perencana.
2) Seluruh unit pompa harus dipasang pada dudukan / pondasi dan diberi peredam getaran pada bagian
baseplate pompa.
3) Penempatan antara motor dan pompa harus dijaga agar betul-betul segaris sehingga dapat
memperkecil proses keausan dan getaran yang ditimbulkan akibat dari perputaran motor pompa.
4) Pada masing-masing fondasi pondasi pompa harus dibuatkan tali air untuk menampung drainase dari
tetesan-tetesan yang mungkin timbul dari pompa.
5) Pemasangan pengkabelan dari Panel Pompa ke tiap-tiap unit pompa harus menggunakan konduit jenis
high impact.
6) Pemborong harus membuat pemipaan dari pompa penguras sampai ke saluran pembuangan.
c. Instalasi Pemipaan
1) Sistem Penyambungan Pipa
• Pipa Air Bersih :
− Digunakan sambungan ulir / screwed atau las untuk pipa berdiameter 65 mm kebawah dan
menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa 75 mm keatas dari bahan yang sesuai
dengan jenis bahan pipanya.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
− Pembuatan ulir harus dengan peralatan tap dan dilas berpresisi tinggi (bermesin) pada
sambungan ulir yang sering kali dibuka harus dipasang water mour. Sambungan flanged
dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua batang pipa pada pipa lurus.
− Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus terlebih dulu
diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes.
− Untuk sambungan flanged harus dilengkapi rubbber set / ring, seal dari karet secara homogen.
• Pipa Air Kotor / Buangan, Ventilasi dan Air Hujan :
− Digunakan sistem lem / solvent cement untuk pengikatnya terutama untuk pipa-pipa cabang
atau pipa yang berdiameter kecil, khusus instalasi air kotor/buangan dan pipa ventilasi.
− Sistem Penyambungan uPVC harus memenuhi standard JWWA S 101–1967, dimana untuk
ukuran nominal pipa 50 mm kebawah menggunakan solvent cement dan untuk pipa 65 mm
keatas menggunakan solvent cement joint.
− Khususnya untuk pemakaian di lapangan (site) jumlah maupun takaran solvent cement harus
memenuhi standard.
2) Penggantung / Penumpu Pipa
• Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibaut dengan kuat lengkap dengan penggantung atau
angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran. Standard
yang dipersyaratkan harus buatan pabrik (lokal standard) dengan ketelitian tinggi sesuai gambar
rencana.
• Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak maksimum
tidak lebih dari 250 cm.
• Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan rongga  1 mm. Rongga pipa
karena adanya sleeve harus diberi bahan khusus rubber seal yang elastis.
• Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan terbuat dari karet getas.
• Pemasangan pipa harus rata dan rapih, serta rigid baik untuk pipa horizontal maupun untuk sistem
pemipaan vertikal.
• Penggantung atau penumpu pipa adalah standard product dan harus disekrup / terikat pada
konstruksi bangunan dengan angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan
ramset.
• Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan bahan kayu jati serta klem (Clamp) dan dibuat dengan
jarak tidak lebih dari 250 cm untuk setiap klem.
3) Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
• Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya
dengan tumpuan yang mantap.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
• Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu pemasangan
– pemasangan/dinding porselent dan sebagainya dan Pemborong dari Main Kontraktor dan Sub
Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut didalam kelengkapan jaringan
instalasi plumbing.
• Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton dengan
campuran yang kuat (K.225) dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan
sebagainya.
5. Pengujian Dan Disinfeksi
a. Pengujian Sistem Pembuangan
1) Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (plugged) agar
seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang “Vent” tertinggi.
2) Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal selama 1 (satu)
jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
3) Apabila Pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Pemborong harus
melakukannya tanpa tambahan biaya dan menjadi tanggungan Pemborong.
b. Pengujian Instalasi Sistem Distribusi Air Bersih
1) Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan distribusi air bersih, Pemborong
diwajibkan untuk melakukan pengujian secara parsial terhadap peralatan utama (pompa-pompa, panel
listrik dan panel kontrol, pressure tank dll), Pengujian yang harus dilakukan minimum antara lain :
• Debit aliran air
• Putaran pompa
• Tekanan pompa
• Arus kerja motor
• Cut in / cut off Pressure Tank.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas / MK untuk diminta persetujuannya.
2) Bersama-sama Pengawas / MK, Pemilik Proyek dan Perencana, Pemborong diwajibkan untuk
melakukan pengujian terhadap performasi peralatan utama dengan sistem yang telah difungsikan
secara penuh. Pengujian ini meliputi :
• Kapasitas pompa
• Arus Kerja Motor
• Kerja Pressure Tank.
• Tekanan air pada fixture terjauh dan lain-lain.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas / MK untuk dimintakan
persetujuannya.
3) Setelah Bidang Ruangan Dalam menjadi Tidak Rata (Roughing In) selesai dipasang dan sebelum
memasang fixture-fixture, seluruh sistem distribusi air bersih dan air kotor harus diuji dengan tekanan

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
hidrostatik sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya (working pressure) dengan tekanan 12 kg / cm2
atau 12 atm untuk seluruh sistem distribusi air bersih sedangkan untuk seluruh sistem distribusi air kotor
dengan tekanan 8 kg / cm2 atau 8 atm dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 12 (dua
belas) jam tanpa mengalami kebocoran pada distribusi pipa dan tekanan tersebut tidak berubah.
4) Sebelum dilakukan pengujian maka dilakukan Pengglontoran air pada seluruh sistem distribusi air
bersih dan air kotor atau yang disebut dengan sistem Flushing.
c. Kerusakan dan Kegagalan Uji
Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari suatu
bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka Pemborong harus mengganti bagian atau bahan
yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan / pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan
Pengawas.
d. Disinfeksi
1) Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air sebelum
diserahkan kepada Pemberi Tugas.
2) Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “Chlorine” ke dalam sistem pipa, dengan cara /
metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50 ppm (Parts per Million).
3) Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih, sehingga kadar chlorine
menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm.
4) Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut harus dibuka dan
ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam.
6. Pengecatan
a. Semua pipa dilapisi tahan isolasi anti karat bahan sintetik (densil tape).
b. Untuk pipa-pipa dalam plafon agar mudah dikenali diberikan tanda / warna cat pada setiap jarak  4 m
dengan arah aliran pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan
standark merek cat yang digunakan minimal product ICI atau Dana Paint.
c. Sebagai Patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
1) Untuk Jaringan pipa air bersih dipakai warna biru tua.
2) Untuk Pipa air Kotor dipakai warna hijau.
3) Pipa air buangan atau drain dipakai warna abu - abu
4) Untuk pipa-pipa exposed tanda-tanda berupa arah panah, arah aliran diluar pipa dipakai warna arah
panah putih Atau ditentukan lain oleh Pemilik Proyek / MK.
7. Pekerjaan Elektrikal Untuk Plambing
a. Lingkup Pekerjaan
Secara Umum pekerjaan ini adalah Starter Motor dan sistem kontrol yang meliputi pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut
1) Pengadaan dan pemasangan panel starter tegangan rendah.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
2) Pengadaan dan pemasangan kabel sistem pengindera muka air yang (water level control)
dihubungkan dengan starter pompa.
3) Pengadaan dan pemasangan kabel daya dari starter motor ke box terminal motor.
4) Pengadaan dan pemasangan kabel kontrol :
• Dari pusat kontrol detector permukaan air ke panel starter motor.
• Dari remote starter ke panel starter motor.
5) Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas.

b. Standard dan Peraturan


Seluruh pekerjaan listrik harus dilaksanakan mengikuti standard dalam PUIL terbitan terakhir

c. Bahan dan Tenaga Pelaksana


Semua bahan yang akan dipasang harus baru, dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud
dalam spesifikasi. Pemborong harus menempatkan di lapangan secara full time seorang koordinator
yang ahli dalam bidang listrik. Berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili
Pemborong dengan predikat baik. Tenaga Pelaksana lainnya harus sudah berpengalaman dan sudah
biasa menangani pekerjaan instalasi listrik dengan baik, aman dan rapih.

TABEL SPESIFIKASI

NO DESKRIPSI/MATERIAL SETARA

II MEKANIKAL

1 Pipa GIP PPI, BAKRIE

2 Pipa PVC Wavin,Rucika,Pralon

3 Kloset duduk TOTO, American Standart, Oulu, Alko atau setara

4 Washtafel TOTO, American Standart, Oulu, Alko

5 Urinoir TOTO, American Standart, Oulu, Alko

6 Kaca Cermin ASAHI atau setara

7 Floor Drain SAN-EI, Huafa, Sanipro

8 Clean Out SAN-EI, Huafa, Sanipro

9 Kran SAN-EI, Huafa, Sanipro

10 Water Torn Fiber Glass Pinguin, Tirta, Excel

11 Valve Kitz, Toyo

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
12 Air Conditioning General,Panasonic atau setara

13 Exhaust Fan KDK,National, sanyo, Panasonic atau setara

14 Pompa-pompa SANYO, SHIMITZU, GRUNDFOS

15 STP(Sewage Treatmen Plant) Bio Master, BioRICH, Pinguin, BioFive

BAB VII
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN HALAMAN
PASAL 1
PEKERJAAN SALURAN BUIS BETON

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan Saluran
buis beton keliling bangunan dengan alat-alat yang bersangkutan.
b. Pembuatan saluran buis beton keliling bangunan sarana mengalirkan air hujan maupun air bekas dari
toilet menuju kesaluran utama roil kota dan di beri bak kontrol.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Pasangan ½ bata merah ad 1 : 2 sebagai dinding penahan buis beton
b. Pasangan 1 bata merah ad 1 : 2 di setiap sambungan buis beton
c. Pasir urug darat kering
d. Bentuk dan ukuran buis beton diameter 30 cm serta jenis bahan harus yang berkualitas yang baik.
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Saluran dari bahan buis beton harus diletakkan pada dudukan / pondasi dari adukan beton tak
bertulang / rabat beton setebal 15 – 20 cm dan sebelumnya dibuatkan dudukan dari urugan pasir
setebal 5 – 10 cm padat.
b. Galian untuk menentukan level / ketinggian dari seluruh ini harus telah diukur sesuai dengan yang
direncanakan dan dibuat dengan suatu kemiringan yang baik atau kemiringan 1 %.
c. Saluran buis beton yang tertutup harus mengikut gambar rencana yang dibuat baik kontrol sesuai
dengan petunjuk teknis.
d. Pembuatan saluran buis beton keliling bangunan harus di kerjakan dengan teliti dan di perhatiakan
kemiringannya, supaya air benar-benar mengalir dengan lancar dan tidak ada penyumbatan pada
saluran tersebut.
e. Buis Beton yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus segera diganti dengan mutu
yang sama tanpa adanya tambahan biaya
4. Metode Pelaksanaan.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
a. Ukur dan tentukan jalur -jalur saluran keliling banguna liat pada gambar site development (sesuai
gambar)
f. Kemudian gali untuk penentuan elevasi Kemiringan 1 %saluran dengan teliti sesuai detail pada gambar.
b. Kedua sisi di beri Pasang ½ bata merah ad 1 : 2 sebagai dinding penahan saluran buis beton finising
plester + aci
c. Untuk kedua sisi sudut di bawah buis beton di isi dengan pasir urug darat dan setiap sambungan buis
beton di beri pasangan satu bata ad 1 : 2, kemudian untuk sambungan buis beton/naat di finising acia
5. Hasil Yang Diharapkan.
Memasang Saluran buis beton sesuai gambar dan mengikuti arahan dari pengawas, agar air bisa mengalir
denganlancar dengan tidak terhambat apa pun dan dapat di terima pekerjaan tersebut.

PASAL 2
PEKERJAAN SUMUR RESAPAN

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan sumur
resapan dengan alat-alat yang bersangkutan.
b. Pembuatan sumur resapan sarana penyerapan air bekas dari banguna dan sebagai penampung air
hujan berlebihan.

2. Spesifikasi Bahan / Material.


a. Ijuk, Pasir Urug Darat Kering, Batu belah, Split/kerikil 2/3 cm, Buis Beton Ø 1 m Pipa PVC 100 mm Dan
Elbow PVC Ø100 mm, Penutup plat beton Ad 1 : 2 :3.
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.
Sumur resapan di buat sesuai Penempatan Pada gambar begitu juga jumlahnya Dan ukurannya.
4. Hasil Yang Diharapkan.
Membuat Sumur resapansesuai gambar dan mengikuti arahan dari pengawas agar hasilnya dapat
berpungsi sebagai mestinya pekerjaan tersebut rapih dan dapat diterima.

PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN KANSTIN

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan
pasangan kanstindengan alat-alat yang bersangkutan.
b. Pembuatan pasangan kanstin halaman pembatas antara area taman dengan area parkir.
2. Spesifikasi Bahan / Material.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
Kanstin berukuran sesuai dengan gambar dengan mutu baik dan tidak retak/gompal& Cat minyak
3. Syarat – Syarat Pekerjaan.
a. Alas pemasangan kanstin adalah adukan dengan campuran 1 pc : 3 ps, dengan ketebalan sesuai
dengan detail gambar.
b. Pekerjaan pemasangan kanstin harus sesuai dengan detail gambar.
c. Kanstin yang retak-retak/gompal pinggir dan sudut tidak diperkenankan untuk dipasang.
d. Permukaan pasangan kanstin harus rata, lurus, pertemuan antara satu dengan yang lainnya harus pas
tanpa ada pergeseran. Bagian-bagian tertentu yang tidak dikehendaki bahan utuh, harus dibuat sesuai
ukuran yang diperlukan dengan mutu yang sama.
e. Jarak pemasangan kanstin (naat/siar-siar) dibuat sesuai yang ditunjukkan dalam gambar detail atau
petunjuk MK/Pengawas.
f. Naat/siar-siar diisi adukan dengan campuran 1 pc : 3 ps dan dirapihkan, dihaluskan/diaci dibuat cekung.
g. Kanstin yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus segera diganti dengan mutu
yang sama tanpa adanya tambahan biaya.
h. Kemudian kanstin di cat minyak warna sesuai yang ditunjukkan dalam gambar detail atau petunjuk
MK/Pengawas.
i. Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk mendapatkan
ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
5. Hasil Yang Diharapkan.
Memasang Kanstin agar di perhatikan pengisian adukan agar tidak Mudah Copot, kerapihan sambung
antara Kanstin, di perhatikan kelurusannya, supaya pekerjaan tesebut dapat di terima.

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN PAVING BLOCK

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan
pasangan paving blockdengan alat-alat yang bersangkutan dari pabrik.
b. Pembuatan pasangan paving block halaman untuk area parkir.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
Bentuk dan ukuran paving block persegi panjang P = 20 x L = 10 x T = 8 cm K. 350 setara Cisangkan,
Masterblok, Internusa, Indonusa dan bersertifikasi dari pabrik serta jenis bahan harus yang berkualitas yang
baik.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.
a. Pemasangan paving blok harus diatur sesuai gambar dan pola yang sudah ditentukan.
b. Area yang akan di pasang paving block tanah harus keras dan padat supaya tidak terjadi penurunan.
c. Lapisan abu batu 5 mm tebal = 10 cm
d. naat harus diisi pasir dan diratakan sampai besih.
e. Paving yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus segera diganti dengan mutu
yang sama tanpa adanya tambahan biaya.
f. Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk mendapatkan
ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
4. Hasil Yang Diharapka.
Memasang Paving Block agar di perhatikan pengisian Abu Batu supaya penyerapan air cepat disaat hujan
dan rata tidak bergelombang sehingga dapat di terima oleh konsultan pengawas.

PASAL 5
PEKERJAAN PAGAR KELILING AREA

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan pagar
keliling areadengan alat-alat yang bersangkutan dari pabrik.
b. Pembuatan pagar kekliling areabagian depan, belakang, samping kiri & kananuntuk pengamanan aset.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Pondasi strauspal, kolom pagar, sloof dan balok praktis dari beton betulang,
b. Pondasi bata batu kali.
c. Pasangan bata di plester aci
d. Pagar besi hollow
- Rangka hollow 40 x 40 x 2 mm di cat zincromat
- Rangka hollow 40 x 20 x 2 mm di cat zincromat
e. Finising keramik terakota dan dicat.
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.
a. Tiang kolom pagar di perkuat pondasi strauspal ø = 30 cm, l = 2 m,
b. Pondasi pasangan bata dibuat dari batu kali berikut sloof, balok praktis sesuai gambar.
c. Pada pagar depan, &samping kiri, pagar type 1 dibuat dari pasangan bata diplester +aci, besi hollow
diberi lubang (liat gambar detail).
d. Pada pagar samping kanan dan belakang pagar type 2, dibuat dari pasangan bata diplester + aci besi
hollow (liat gambar detail).
e. Setiap bertemu dengan kolom/tiang diberi angkur 10-15 cm.
f. Pagar finising mengunakan keramik terakota uk. 10 x 20 cm dan bagian yang tidak di keramik dicat

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
produk ICI Weathershiled Dulux, Cathylac, Mowilex atau setara, warna disesuaikan
4. Hasil Yang Diharapkan.
Memasang Pagar Keliling sesuai gambar Dan arahan dari pengawas agar hasil pekerjaan tersebut rapih
dan dapat diterima.

PASAL 6
PEKERJAAN PINTU GERBANG

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan pintu
gerbang dengan alat-alat yang bersangkutan dari pabrik.
b. Pembuatan pintu gerbang type 1 depan pojok kiri, & pintu gerbang type 2 samping kiri belakang
c. Pembutan pintu gerbang berfungsi sebagai akses keluar masuk ke area sekolah.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
a. Pondasi strauspal, Tiang kolom, balok dan lantai kerja rell dari Beton betulang.
b. Bahan pintu Gerbang Rangka Besi Hollow uk. 40 x 40 x 3.2 mm sesuai gambar.
c. Ram tengah besi Ø = 10 mm di profil sesuai gambar.
d. Ram bawah plat hitam t = 4 mm di profil sesuai gambar.
e. Bidang pintu besi gerbang dilapisi Zincromat dan di finis cat minyak.
f. Aksesoris engsel 10”, kunci gembok, slot besi dan roda besi &rellnya besi siku 50 x 50 x 5 mm.
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.
a. Tiang kolom gerbang di perkuat pondasi strauspal ø = 30 cm, l = 2 m.
b. Untuk pembuatan balok dalam pembesian agar di perhatikan lihat dalam gambar struktur di system
pembesian.
c. Pada bagian Lantai kerja rell pintu gerbang agar di perhatikan mutu betonnya agar tidak mudah hancur.
d. Setiap bertemu dengan kolom/tiang diberi angkur 10-15 cm.
e. Finising Gerbag Mengunakan Keramik Terakota Uk. 10 x 20 cm, bagian Yang tidak di keramik dicat
produk ICI Weathershiled Dulux, Cathylac, Mowilex atau setara, warna disesuaikan
f. Finising pintu besi gerbang semua bidang dilapisi Zincromat agar tidak terjadi korosi dan di finis cat
minyak.
4. Hasil Yang Diharapkan.
Memasang Pintu Gerbang sesuai gambar Dan arahan dari pengawas agar hasil pekerjaan tersebut rapih
dan dapat diterima.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
PASAL 7
PEKERJAAN TIANG BENDERA

1. Lingkup Pekerjaan.
Pemasangan tiang bendera, Pemasangan pelengkap tiang bendera ( topi Stainles, rool tali bendera,
penambat tali serta tali nilon Warna Putih) bentuk dan ukuran serta pemasangan (penempatan/posisi)
dilakukan sesuai kebutuhan/gambar.
2. Spesifikasi Bahan / Material.
Tiang bendera dari bahan pipa Stainless Steel Ø 4”, 3”, 2.5”, & 2” bentuk dan pola pemasangan sesuai
petunjuk dalam gambar.
3. Syarat – Syarat Pekerjaan.
a. Tiang bendera di cor kedalam tanah dengan campuran adukan beton.
b. Pada tiang yang didalam coran diberi angkur minimal 3 buah.
c. Tiang yang tertanam minimal 75 cm atau sesuai gambar.
d. Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk mendapatkan
ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
4. Hasil Yang Diharapkan.
Memasang Tiang Benderarapih desain sesuai gambar, Mengikuti arahan dari pengawas suapaya
Pekerjaan Tersebut rapih dan dapat di terima.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis
BAB VIII
PENUTUP

1. Pelaksana harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada Dokumen perencanaan
Pembangunan Sarana dan Prasarana SDN PONDOK JAGUNG 4, yaitu rencana kerja dan syarat syarat
ketentuan teknis, rencana anggaran biaya dan gambar perencanaan yang saling mendukung dan
melengkapi. Kekurangan dan permasalahan-permasalahan pada dokumen tersebut, baik yang terjadi
didalamnya maupun ketidak cocokan antar dokumen atau dengan peraturan-peraturan yang terkait, harus
diselesaikan pada rapat monitoring yang dihadiri oleh Pemberi tugas, Perencana, Pengawas teknis dan
Pelaksana (Pemborong fisik) yang bertempat di Direksi Keet dengan saling mendukung untuk mendapatkan
hasil yang terbaik sesuai.
2. Pengesahan Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Tangerang Selatan adalah hanya sebatas control
terhadap kesuaian dengan regulasi perizinan dan pemenuhan terhadap standar - standar teknis prencanaan
serta pemenuhan terhadap kebutuhan fungsi bangunan.
3. Pengesahan Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Tangerang Selatan tidak memindahkan tanggung
jawab profesi sebagai Konsultan Perencana, Sehingga tanggung jawab profesi dan resiko sangsi apabila
terjadi kegagalan bangunan masih tetap melekat pada tenaga ahli dan badan usaha konsultan perencana
yang membuat produk perencana.

(RKS) SyaratdanKetentuanTeknis

Anda mungkin juga menyukai