BAB 2
Universitas Indonesia
9
Direktur
Manager
Supervisor
Senior Auditor
Junior Auditor
Universitas Indonesia
10
1. Direktur
Universitas Indonesia
11
laporan audit.
QWERTY:
1. Accounting Service
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
PT. Y mempunyai misi jangka pendek dan jangka panjang, misi jangka
pendeknya yaitu:
Universitas Indonesia
14
Berdasarkan Gambar 2.2, berikut ini adalah deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-
masing jabatan di PT. Y:
a) Direktur
Direktur merupakan jabatan tertinggi yang ada di PT. Y, memiliki wewenang dan
otorisasi tertinggi dalam pengambilan keputusan di PT. Y. Direktur bertanggung
jawab atas seluruh aktivitas, manajer, dan karyawan PT. Y.
b) Wakil Direktur
Wakil Direktur adalah jabatan tertinggi kedua di PT. Y, wakil direktur bertugas
membantu direktur dalam mengkoordinasikan manajer. Selain itu, wakil direktur juga
dapat menggantikan posisi direktur saat direktur tidak ada.
c) Manajer Produksi
Manajer produksi bertugas memastikan seluruh proses produksi berjalan dengan
lancar, mulai dari pencampuran bahan baku menjadi bahan setengah jadi, hingga
menjadi bahan jadi siap dijual.
c) Manajer Keuangan
Manajer keuangan bertugas mengatur dan memantau staf keuangan dalam melakukan
pembukuan PT. Y.
d) Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran berperan mengkoordinasikan staf pemasaran untuk menawarkan
produk PT. Y kepada para pelanggan, dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
e) Manajer Operasional
Manajer operasional bertanggung jawab untuk memastikan seluruh tugas dan
tanggung jawab seluruh divisi telah dijalankan sesuai dengan SOP yang berlaku di PT.
Y.
Universitas Indonesia
15
f) Staf Produksi
Staf produksi bertugas langsung dalam proses pembelian, pembuatan, serta pengujian
bahan baku di laboratorium agar sesuai standar sebelum diedarkan ke pasar.
g) Staf Keuangan
Staf keuangan bertugas mencatat seluruh transaksi pendapatan, pengeluaran,
persediaan, serta melaporkan SPT PT. Y ke kantor pelayanan pajak.
h) Staf Pemasaran
Staf pemasaran memiliki peranan untuk mencari pelanggan, menerima pesanan, serta
memastikan pesanan sampai ke tangan pelanggan.
i) Staf Operasional
Staf operasional bertugas membantu manajer operasional dalam melaksanakan
tugasnya, mulai dari survey ke divisi lain hingga melakukan survey kepuasan
pelanggan.
Universitas Indonesia
16
1. Petro Flexia
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
Mayoritas saham PT. X (50,7 %) dimiliki oleh EE Pte. Ltd. (terdiri dari 60,6%
EE International yang dimiliki pendiri dan 39,4% oleh M), sebagian lagi
sahamnya (49,3%) dijual ke publik melalui bursa saham.
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
22
President Director
Director & Chief Operating Director & Chief Senior VP Business Controller
Director & CFO Officer
Human Capital International Manager
Sr. Manager Corp. Sr. VP Sr. Manager Talent Tunisia Country Sr. Manager
Finance Development Management Manager Corporate Portofolio
Management
Sr. Manager Corp. Sr. Manager HR
Sr. VP Production
Treasury Operations Head Legal
Business
Manager Development &
Sr. Manager Corp.
VP Exploration International HR International Asset
Tax
Sr. VP
Development
Sr. Manager Sr. VP Business Lead Board Adm.
Investor Relation Support Ofiice
PT. X Gas
Sr. Manager Indonesia President
Relations Director
PT. X Power
Sr. Manager Internal Indonesia President
Audit Director
AMG President
Chairman BID
Director
Committee
Gambar 2.4
23
1. Komisaris Utama
2. Komisaris Independen
Mengawasi dan memberikan masukan kepada BOD berkaitan dengan kegiatan
operasi dan perkembangan usaha Perseroan dan anak perusahaan, penerapan
kebijakan Tata Kelola Perusahaan.
3. Komisaris
Mengawasi dan memberikan masukan kepada BOD berkaitan dengan kebijakan
nominasi dan remunerasi Direksi serta mengembangkan dan mengevaluasi kebijakan
nominasi Direksi Perseroan dan entitas anak. Juga merupakan anggota Komite
Manajemen Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi serta Komite GCG.
Universitas Indonesia
24
BAB 3
LANDASAN TEORI
Universitas Indonesia
25
3. Aset tetap memiliki wujud fisik. Hal inilah yang membedakan aset tetap dengan
aset tidak berwujud seperti hak paten atau goodwill.
Universitas Indonesia
26
yang dibayar oleh pembeli .
5. Inventaris, perlengkapan, yang melengkapi isi kantor misalnya. Termasuk
perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam
perusahaan. Contoh: inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris
laboratorium, serta inventaris gudang.
Untuk aset tetap dengan jenis tanah dan bangunan, merupakan aset yang dapat
dipisahkan dan harus dicatat secara terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut
diperoleh secara bersamaan (SAK ETAP Bab 15 Paragraf 5).
Menurut Mustaqim (2013), manfaat ekonomi masa depan yang terwujud
dalam aset tetap adalah potensi dari aset tetap memberikan sumbangan kepada
perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan
merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan, atau berbentuk suatu yang
dapat diubah menjadi kas atau setara kas, atau berbentuk kemampuan untuk
mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses
produksi alternatif.
Universitas Indonesia
27
Kriteria kedua untuk pengakuan dapat dilihat pada bukti transaksi
pembelian aset. Dalam keadaan aset tetap yang dikonstruksi sendiri, pengukuran
dapat diandalkan atas biaya yang dibuat dari transaksi dengan pihak eksternal dan
perusahaan untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja, dan input lain yang
digunakan dalam proses konstruksi.
Universitas Indonesia
28
Dalam bukunya, Kieso et al (2014) menjelaskan dengan rinci mengenai
biaya perolehan dari tanah, bangunan, dan peralatan. Biaya perolehan aset tetap
berupa tanah adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah
sehingga tanah tersebut siap untuk digunakan dimasukan ke dalam biaya perolehan
tanah. Biaya perolehan tersebut meliputi biaya pembelian, closing costs (seperti
biaya notaris), biaya yang dikeluarkan untuk membuat tanah siap digunakan (seperti
biaya pembersihan dan pembongkaran bangunan di atasnya), biaya terkait asumsi
adanya hak gadai atau hipotek atas tanah, dan biaya lainnya yang terkait dengan
peningkatan nilai tanah.
Untuk aset tetap berupa bangunan, biaya perolehannya adalah semua biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian/pembangunan bangunan tersebut dimasukan ke dalam biaya
perolehan gedung. Biaya tersebut terdiri dari biaya pembelian bahan baku, tenaga kerja,
dan biaya overhead yang dikeluarkan selama pembangunan, biaya perizinan gedung dan
komisi jasa profesional. Sedangkan untuk aset tetap dengan jenis peralatan, biaya
perolehannya meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, asuransi selama dalam
perjalanan, biaya pemasangan, dan biaya lain yang dikeluarkan selama percobaan
peralatan.
Berikut adalah contoh pengukuran biaya perolehan awal atas aset tetap jenis
Tanah:
Hanya saja PSAK 16 secara tegas tidak mengakui biaya perawatan sehari-hari
Universitas Indonesia
29
aset tetap sebagai bagian dari aset tetap tersebut. Biaya tersebut diakui dalam laba
rugi saat terjadinya.
Biaya perawatan sehari-hari terdiri atas biaya tenaga kerja dan bahan habis
pakai termasuk suku cadang kecil. Tujuan pengeluaran ini sering disebut “biaya
pemeliharaan dan perbaikan” aset tetap. Sedangkan dalam SAK ETAP tidak
dibahas secara kusus terkait perawatan sehari- hari. Beberapa cara untuk
memperoleh aset tetap, diantaranya:
1. Pembelian Tunai
Seperti yang tercantum dalam PSAK No 16 paragraf 23 Aset tetap yang
diperoleh dengan pembelian tunai dicatat sebesar jumlah uang yang
dikeluarkan. Yang termasuk didalamnya adalah harga faktur ditambah dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian aset seperti biaya
angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan
dan biaya percobaan. Menurut SAK ETAP Bab 15 paragraf 7 aset tetap dinilai
atau diukur dengan biaya perolehan aset tetap yang meliputi:
a. Harga beli, termasuk biaya hukum dan broker, bea impor dan pajak
pembelian yang tidak dapat dikreditkan, setelah dikurangkan dengan
potongan pembelian dan potongan lainnya;
b. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
suatu aset ke lokasi dan kondisi yang diharapkan agar aset siap dipakai
sesuai tujuan manajemen. Biaya-biaya ini termasuk biaya penyiapan lahan
untuk pabrik, biaya penanganan dan penyerahan awal, biaya pemasangan
dan perakitan, dan biaya uji fungsionalitas;
c. Estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya
restorasi lokasi. Kewajiban atas biaya tersebut timbul saat aset diperoleh
atau karena perusahaan menggunakan aset tersebut selama periode tertentu
bukan untuk menghasilkan persediaan.
Berikut ini adalah contoh pengukuran biaya perolehan awal aset tetap jenis
peralatan yang dibeli secara tunai:
Harga Perolehan Rp125.000.000
Biaya Pengiriman Rp1.000.000
Biaya Pemasangan Rp1.000.000
Biaya Percobaan Rp500.000 (+)
JUMLAH Rp127.500.000
Universitas Indonesia
30
Universitas Indonesia
31
Menurut Kieso et al (2014), dalam menentukan biaya perolehan dari Aset
yang dibangun sendiri, suatu entitas harus mengalokasikan biaya yang telah
dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut. Biaya pembelian bahan baku dan
tenaga kerja tentu dapat dengan mudah ditentukan. Namun yang menjadi
masalahnya adalah untuk menentukan biaya overhead. Ada dua cara entitas
dalam memperlakukan biaya overhead, yaitu:
1. Tidak menambahkan biaya overhead yang bersifat tetap ke dalam biaya
pembangunan aset. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa biaya overhead
yang bersifat tetap tidak mempengaruhi jumlah biaya pembangunan aset,
karena biaya overhead tersebut akan tetap ada baik ketika entitas melakukan
pembangunan aset maupun tidak. Apabila entitas tetap menambahkan biaya
tersebut, maka beban kini akan berkurang sehingga pendapatan akan
kelebihan saji (overstated). Namun, untuk biaya overhead yang bersifat
variabel, perusahaan akan tetap menambahkan pada biaya pembangunan
aset.
Universitas Indonesia
32
lain.
c. Biaya pinjaman apabila pembangunan tersebut dibiayai dengan biaya
pinjaman.
d. Biaya lain yang secara kusus dibayarkan sehubungan konstruksi yang
bersangkutan.
Nilai yang dapat diakui sebagai konstruksi dalam pengerjaan apabila
dikerjakan oleh pihak ketiga adalah :
a. Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor terkait tingkat
penyelesaian pekerjaan.
b. Kewajiban yang masih harus dibayarkan kepada kontraktor terkait
pekerjaan yang sudah diterima namun belum dilakukan pembayaran pada
tanggal pelaporan
c. Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga terkait pelaksanaan
kontrak konstruksi
Universitas Indonesia
33
3.1.4 Komponen Biaya Aset Tetap PSAK 16 dan SAK ETAP
1. Tanah : biaya perolehan meliputi harga pembelian atau biaya pembebasan
tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya
pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan
sampai tanah tersebut siap dipakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua
yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tesebut
dimaksudkan untuk dimusnahkan.
2. Peralatan dan mesin : biaya perolehan meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh
dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siapa digunakan.
3. Gedung dan bangunan : biaya perolehan meliputi biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini termasuk
diantaranya adalah harga pembelian atau biaya konstruksi, biaya pengurusan
IMB, notaris dan pajak.
4. Konstruksi dalam pengerjaan: biaya perolehan meliputi biaya pembayaran per
termin atau pengeluaran dana sesuai dengan kemajuan (progress)
pembangunan. Setelah konstruksi tersebut selesai, nilai yang tercantm di
konstruksi dalam pengerjaan akan dimasukkan sebagai aset tetap.
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
Tarif = 1 – n √
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Keterangan rumus:
Tarif : Besarnya beban penyusutan
n : masa manfaat
Nilai Residu : estimasi nilai sisa
Harga Perolehan : harga perolehan awal
Universitas Indonesia
37
Declining balance method
Beban penyusutan dihitung dengan cara mengalikan book value aset di akhir
tahun dengan tingkat rate yang merupakan dua kali dari tingkat rate metode
penyusutan garis lurus.
2. Penurunan Nilai
PSAK 16 menyatakan bahwa penurunan nilai aset tetap harus
diperhitungkan sesuai dengan ketentuan PSAK 48 tentang penurunan nilai aset
(paragraf 63). Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami
penurunan nilai, hilang, atau dihentikan harus dimasukkan dalam penentuan laba
atau rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang (paragraf 65). Misalnya bila
perusahaan mendapatkan penggantian asuransi atau dari pihak lainnya ketika aset
tersebut turun nilainya.
PSAK 16 menyatakan bahwa penurunan nilai atau kerugian aset tetap, klaim
atas atau pembayaran kompensasi dari pihak ketiga, dan pembelian atau konstruksi
selanjutnya atas penggantian aset adalah peristiwa ekonomi yang terpisah sehingga
harus diperhitungkan secara terpisah pula. Sehingga entitas tidak bisa misalnya
tidak mencatat rugi penurunan nilai karena menganggap sudah ada pnggantian dari
pihak ketiga.
Pernyataan khusus tentang penurunan nilai terdapat dalam PSAK No 16
paragraf 66 yakni mensyaratkan bahwa:
a. Penurunan nilai aset tetap harus diakui sesuai dangan PSAK No 48
b. Penghentian aset tetap ditentukan sesuai dengan PSAK 16.
c. Kompensasi dari pihak ketiga harus dimasukkan dalam laporan laba rugi
komprehensif pada saat menjadi piutang
Sedangkan dalam SAK ETAP Bab 15 paragraf 24 perusahaan harus
menerapkan Bab 22 tentang Penurunan Nilai Aset untuk menentukan apakah aset
tetap telah mengalami penurunan nilai dan jika terdapat penurunan nilai bagaimana
pengakuan dan pengukuran kerugian penurunan nilai tersebut.
1. Neraca,
Pada akhir periode pelaporan, entitas menyajikan nilai aset tetap dalam laporan
posisi keuangan. Aset tetap tersebut dapat disajikan dalam format yang berbeda-beda.
PSAK 16 maupun SAK ETAP tidak secara khusus mengatur mengenai penyajian aset
tetap dalam laporan keuangan. Namun, entitas dapat menyajikan nilai aset tetap
tersebut sebesar total nilai bersih aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi penurunan nilai atau entitas juga bisa menyajikan aset tetap
berdasarkan kelompok aset tetapnya.
Di samping itu, entitas juga harus menyajikan beban penyusutan dalam
laporan laba rugi periode berjalan entitas. Beban penyusutan tersebut disajikan pada
bagian beban operasi. Namun, apabila beban penyusutan tersebut berkaitan langsung
dengan proses produksi, biasanya entitas memasukkan nilai beban penyusutan
tersebut ke dalam biaya produksi sebagai biaya tetap (fixed cost) jika metode
penyusutan yang digunakan bukan metode satuan unit produksi maupun satuan jam
kerja.
Untuk penyusutan aset tetap menurut kartikahadi (2016) mensyaratkan
pengungkapan informasi untuk setiap kelompok aset sesuai PSAK dan SAK ETAP
yang dapat disusutkan adalah sebagai berikut:
1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto
2. Metode penyusutan, umur manfaat dan tarif penyusustan yang digunakan
3. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusustan (dijumlahkan dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode, dan rekonsiliasi
jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.
4. Penurunan nilai aset.
5. Nilai pertanggungan asuransi atas aset tetap, jika asuransi dilakukan dan
pendapat manajemen apakah nilai tersebut memadai untuk itu.
Untuk aset tetap yang dicatat pada jumlah nilai wajar atau revaluasi PSAK
Universitas Indonesia
40
16 paragraf 78 mensyaratkan pengungkapan:
1. Tanggal efektif revaluasi
2. Apakah penilai independen dilibatkan
3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimmasi nilai
wajar aset.
4. Penjelasan mengenai nilai wajar aset aset yang ditentukan secara langsung
berdasar harga yang dapat diobservasi dalam suatu pasar aktif atau transaksi
pasar terakhir yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian
lainnya
5. Jumlah tercatat setiap kelompok aset tetap jika aset tersebut dicatat dengan
model biaya, bukan model penilaian
6. Surplus revaluasi, yang menunjukan perubahan selama periode dan
pembatasan distribusi kepada pemegang saham.
PSAK 16 (paragraf 75) Dalam cacatan atas laporan keuangan juga perlu
diungkapkan :
1. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset yang dijaminkan
untuk untuk utang.
2. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang
dalam pembangunan.
3. Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap
4. Jumlah konsensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami
penurunan nilai, hilang, atau di hentikan jika tidak diungkapkan secara terpisah
dalam laporan laba rugi komprehensif.
Jika selama periode pelaporan terdapat perubahan estimasi akuntansi yang
berdampak material baik pada periode sekarang maupun pada periode yang akan
datang, maka sifat dampak perubahan tersebut harus diungkapkan sehingga
pembaca laporan keuangan mendapatkan informasi yang memadai sebagai bahan
pertimbangan dalam menilai laporan keuangan. Perubahan estimasi dapat terjadi
karena adanya perubahan pada estimasi nilai residu, estimasi nilai pembongkaaran,
pemindahan atau restorasi suatu aset tetap umur manfaat dan metode penyusutan
(Kartikahadi, 2016).
Dalam SAK ETAP Bab 15 paragraf 31 laporan keuangan harus
mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai berikut:
1. Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto.
Universitas Indonesia
41
2. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
a. Penambahan;
b. Pelepasan;
a. Nilai penyusutan;
d. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode
Universitas Indonesia
42
Gambar 2.1
Universitas Indonesia
43
BAB 4
PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
44
4.2.Pembagian Aset Tetap
Untuk lebih jelasnya, perbandingan pembagian aset tetap antara PT. X dan
PT. Y dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1
Perbandingan Pembagian Aset Tetap
PT. X dan PT. Y
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, PT. X membagi aset tetapnya menjadi tanah,
bangunan dan prasarana, mesin, peralatan dan perlengkapan pengeboran, kendaraan
bermotor, peralatan kantor dan lainnya, leasehold improvement, pesawat terbang,
aset sewa guna usaha, dan aset tetap dala pembangunan. Pembagian yang dilakukan
oleh PT. X terhadap aset tetapnya sudah sesuai atau tidak ada perbedaan dengan
PSAK 16, sedangkan pembagian aset tetap yang dilakukan oleh PT. Y masih belum
sesuai dengan SAK ETAP, karena PT. Y tidak memisahkan Tanah dan Bangunan.
Padahal Tanah dan Bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan, dan harus
dicatat secara terpisah berdasarkan SAK ETAP Bab 15 paragraf 5.
Universitas Indonesia
45
Berdasarkan PSAK 16, pada saat pengakuan awal, suatu aset tetap yang
memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap diukur sebesar biaya
perolehannya. Suatu biaya perolehan aset tetap dapat diakui sebagai aset jika
kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik di masa yang akan
datang dari aset tersebut dan biaya perolehan dapat diukur secara andal.
PT. X mengakui adanya biaya perolehan aset tetap termasuk biaya
penggantian bagian dari aset tetap pada saat terjadinya biaya, jika kriteria
pengakuannya terpenuhi. Demikian pula, ketika pemeriksaan utama dilakukan,
biaya pemeriksaan diakui sebagai nilai tercatat aset sebagai penggantian jika kriteria
pengakuan terpenuhi. Semua biaya perbaikan dan perawatan yang tidak memenuhi
kriteria pengakuan diakui pada laporan laba rugi pada saat terjadinya.
PT. X yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan gas
mengklasifikasikan aset tetapnya kedalam 10 kategori, yaitu:
Tabel 4.2
Daftar Aset Tetap PT. X
Aset Tetap
No. Jenis Aset Nilai (US$)
1. Tanah 102.427
2. Bangunan dan prasarana 4.822.553
3. Mesin 79.906
4. Peralatan dan perlengkapan -
pengeboran
5. Kendaraan bermotor 3.404.819
6. Peralatan kantor dan lainnya 7.702.617
7. Leasehold improvements 1.109.262
8. Pesawat terbang 15.865.596
9. Aset sewa guna usaha -
10. Aset tetap dalam pembangunan -
Total Aset Tetap 33.087.180
Rincian daftar aset tetap yang diperoleh dari catatan atas laporan
Universitas Indonesia
46
keuangan PT. X terdiri atas:
1. Tanah
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan
(“HGB”) yang dikeluarkan ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai
bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” PT. X dan tidak
diamortisasi. Sementara biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal
hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang
umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Total
nilai asset tetap tanah milik PT. X US$ 102.427 yang terdiri dari:
a. Saldo awal tanah sebesar US$ 406.118.
b. Tanah yang direklasifikasi US$ 29.170.
c. Tanah yang milik entitas anak yang dimiliki untuk dijual sebesar US$
332.861.
2. Bangunan dan Prasarana
Jumlah bangunan dan prasarana yang dimiliki oleh PT. X adalah sebesar
US$ 4.822.553, yang dengan rincian:
a. Saldo awal tahun 2016 sebesar US$ 10.570.005.
b. Penambahan di 2016 sebesar US$ 9.732.
c. Pengurangan sebesar US$ 1.933.080.
d. Aset entitas anak yang dimiliki untuk dijual sebesar US$ 3.824.104.
3. Mesin
Jumlah mesin yang digunakan untuk kegiatan operasi adalah sebesar US$ 52.045
yang nilainya terdiri atas:
a. Saldo awal sebesar US$ 29.689.630 yang diperoleh tahun 2015 dan tahun-
tahun sebelumnya.
b. Pembelian mesin di tahun 2016 sebesar US$ 3.769.658.
c. Penghentian pemakaian mesin sebesar US$ 15.871.765.
d. Reklasifikasi yang dilakukan terhadap mesin sebesar US$ 6.711.657.
e. Mesin pada entitas anak yang dimiliki untuk dijual sebesar US$ 10.823.821.
Universitas Indonesia
47
4. Peralatan dan Perlengkapan Pengeboran
Peralatan dan perlengkapan pengeboran merupakan aset tetap yang digunakan
PT. X, dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya minyak dan gas.
5. Kendaraan Bermotor
PT. X mengakui biaya perolehan awal kendaraan bermotor yang terdiri dari biaya
pembelian, maupun biaya-biaya lain sehingga kendaraan siap digunakan oleh
PT. X maupun entitas anak. Adapun kendaraan bermotor yang dimiliki PT. X
adalah sebesar US$ 3.404.819 yang terbagi atas:
a. Saldo awal sebesar US$ 21.984.352 yang diperoleh tahun 2015 dan tahun-
tahun sebelumnya.
b. Pembelian kendaraan bermotor di tahun 2016 sebesar US$ 121.796.
c. Penghentian pemakaian kendaraan bermotor sebesar US$ 338.579.
d. Reklasifikasi yang dilakukan terhadap kendaraan bermotor sebesar US$
1.189.289.
e. Kendaraan bermotor pada entitas anak yang dimiliki untuk dijual sebesar
US$ 19.552.039.
7. Leasehold Improvements
Leasehold improvements merupakan perbaikan maupun pengembangan yang
menambah nilai aset sewa guna usaha PT. X. Jumlah leasehold improvements
yang dimiliki PT. X adalah sebesar US$ 1.109.262.
8. Pesawat Terbang
Biaya perolehan pesawat terbang milik PT. X diukur berdasarkan biaya nilai
wajar pada saat pengakuan awal, adapun nilainya adalah sebesar US$
15.865.596.
Universitas Indonesia
48
9. Aset Sewa Guna Usaha
Aset sewa guna usaha yang dimiliki oleh PT. X merupakan aset yang disewa
dari lessor untuk kegiatan operasional, aset sewa guna usaha yang
diklasifikasikan sebagai bagian dari aset tetap merupakan aset dengan perjanjian
sewa pembiayaan (finance lease).
Dalam sewa pembiayaan, PT. X mengakui aset dan liabilitas dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini
lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang
merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas
sewa. Beban keuangan dialokasikan setiap periode selama masa sewa, sehingga
menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas.
Aset Tetap
No. Jenis Aset Nilai (Rp)
1. Gedung 46.679.180.734
2. Kendaraan 3.782.186.000
3. Peralatan 5.094.159.728
4. Inventaris kantor 1.653.985.272
Total Aset Tetap 57.209.511.734
Universitas Indonesia
49
Adapun rincian aset tetap yang dimiliki PT. X adalah sebagai berikut:
1) Gedung
Gedung yang dimiliki oleh PT. Y berupa 3 Gudang yang terletak di kawasan
industri, 1 unit gudang senilai Rp11.158.796.000 diperoleh pada 15 Februari
2015. Sedangkan 2 unit gudang lainnya dengan nilai masing-masing
Rp23.120.384.734 dan Rp12.400.000.000 diperoleh pada tahun 2017. Biaya
perolehan tersebut diukur berdasarkan harga beli ditambah biaya penyerahan
awal dan balik nama.
2) Kendaraan
Kendaraan di PT. Y terdiri dari kendaraan untuk operasional pabrik,
kendaraan untuk pengangkutan oli, dan kendaraan untuk operasional kantor.
Jumlah kendaraan yang dimiliki PT. Y adalah sebesar Rp3.782.186.000.
Jumlah tersebut diukur berdasarkan nilai tunai pada tanggal pengakuan aset
untuk kendaraan yang dibeli tunai, atau nilai tunai semua pembayaran masa
akan datang untuk kendaraan yang dibeli secara kredit ditambah biaya
pengurusan STNK. Sedangkan biaya perawatan dan penggantian oli
dibebankan pada periode berjalan.
3) Peralatan
Biaya yang dicatat sebagai biaya perolehan peralatan adalah biaya pembelian
peralatan tersebut, ditambah biaya angkut, biaya pemasangan, serta pajak
terkait pembelian.
4) Inventaris kantor
Biaya yang dicatat sebagai biaya perolehan inventaris kantor adalah biaya
pembelian aset tersebut, biaya angkut dan biaya pemasangannya.
Setelah melakukan pengakuan awal atas perolehan aset tetap, entitas harus
melakukan pengukuran, yaitu dengan memilih model biaya atau model revaluasi
sebagai kebijakan akuntansi aset tetapnya dan menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.
PT. X memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi aset tetapnya,
dimana aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Jadi setelah mengukur biaya
Universitas Indonesia
50
perolehan awal, PT. X harus melakukan penghitungan terkait beban penyusutan
dan penurunan nilai atas seluruh aset tetap yang dimiliki.
Sama seperti PT. X, PT. Y juga menerapkan model biaya sebagai kebijakan
akuntansi aset tetapnya, dikarenakan SAK ETAP tidak memperkenankan
menggunakan model revaluasi.
Universitas Indonesia
51
Perhitungan penyusutan mesin per tahun:
Biaya perolehan mesin $ 3.253.824
÷
Masa manfaat 8 tahun
Penyusutan per tahun 406.728
Penyusutan selama tahun 2016 406.728
( x ) umur aset di tahun 2016 9 bulan
( : ) jumlah bulan di tahun 2016 12 bulan
Universitas Indonesia
52
Nilai buku per 31 Desember 2014 $ 2.542.050
Sama seperti PT. X, PT. Y pun menggunakan metode garis lurus untuk
menyusutkan semua jenis aset tetapnya. Berikut adalah pengelompokkan masa
manfaat aset tetap pada PT. Y:
Tabel 4.5
Pembagian masa manfaat aset tetap PT. Y
Masa
JENIS ASET TETAP Manfaat
(tahun)
Gedung 20
Kendaraan 5-8
Peralatan 3-8
Inventaris kantor 3-8
Universitas Indonesia
53
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang
lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK (unit penghasil kas), dikurangi dengan
biaya untuk menjual dan nilai pakainya, serta ditentukan untuk aset individual
kecuali, aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen dari aset lain atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar
daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut mengalami penurunan nilai dan
nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan
nilai dari operasi yang dilanjutkan diakui pada laporan laba rugi sebagai “kerugian
Universitas Indonesia
54
atas penurunan nilai aset”.
Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto
didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak
yang menggambarkan penilaian pasar terkini atas nilai waktu dari uang dan risiko
spesifik dari aset. Jika tidak terdapat transaksi yang dapat teridentifikasi, PT. X
menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset.
Perhitungan-perhitungan ini dihitung dengan metode multiple valuation atau
indikasi nilai wajar yang tersedia lainnya.
Penilaian dilakukan oleh PT. X pada akhir setiap periode pelaporan, untuk
melihat apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam
periode sebelumnya untuk aset selain goodwill, mungkin tidak ada lagi atau mungkin
telah menurun. Jika terdapat indikasi tersebut, maka PT. X mengestimasi jumlah
terpulihkan aset tersebut.
Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya oleh
PT. X untuk aset selain goodwill, dipulihkan hanya jika terdapat perubahan asumsi-
asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak
rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke
jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset
tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, setelah dikurangi
penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset
tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam
laporan laba rugi. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan
di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi,
dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
Universitas Indonesia
55
Pada akhir tahun 2016, aset tetap PT. X mengalami penurunan nilai sebesar
US$ 9.431.662, maka jurnal yang dibuat oleh PT. X adalah:
Kerugian penurunan nilai aset US$ 9.431.662
Akumulasi penurunan nilai US$ 9.431.662
Kerugian penurunan nilai aset disajikan dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian PT. X dan entitas anaknya sebagai
beban operasi yang dilanjutkan, sedangkan akumulasi penurunan nilai diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan. Sehingga, aset tetap PT. X yang disajikan di
laporan posisi keuangan konsolidasian disajikan neto setelah dikurangi akumulasi
penyusutan dan penurunan nilainya.
Berdasarkan keterangan di atas, kebijakan akuntansi penurunan nilai PT. X
sudah sesuai PSAK 16, yaitu melakukan pengujian penurunan nilai setiap akhir
tahun dengan membandingkan nilai tercatat aset dengan nilai terpulihkannya.
Universitas Indonesia
56
bermotor US$ 335.928, serta peralatan kantor dan lainnya US$ 10.719. Berdasarkan
keterangan tersebut, jurnal yang dibuat PT. X adalah:
Hal ini sudah sesuai dengan paragraf 67 PSAK 16, yaitu jumlah tercatat atau
nilai buku aset dihentikan pengakuannya apabila aset tersebut dilepaskan atau ketika
tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan
ataupun pelepasannya.
Selanjutnya, berdasarkan CaLK PT. X 2016, terdapat aset entitas anak PT. X
yang dimiliki untuk dijual dan operasinya dihentikan sebesar US$ 124.658.327
dengan total akumulasi penyusutan US$ 59.139.178. Adapun rinciannya seperti
tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Daftar rincian aset dimiliki untuk dijual PT. X 2016
Universitas Indonesia
57
Berdasarkan CaLK, aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah
dikurangi biaya untuk menjual.
Sebagai ilustrasi, nilai wajar dikurang biaya untuk menjual lebih tinggi daripada
nilai tercatat aset. Maka jurnal yang dibuat PT. X untuk mereklasifikasikan aset
tetapnya menjadi aset yang dimiliki untuk dijual adalah:
PT. X telah menjual seluruh aset tersedia untuk dijual tersebut seharga US$
99.000.000, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
Bank 99.000.000
Aset dimiliki untuk dijual 65.519.149
Rugi (laba) tahun berjalan dari operasi yang dihentikan 33.480.851
Universitas Indonesia
58
penulis melakukan cek fisik aset tetap ke PT. Y, semua aset tetap yang telah dilakukan
sampling ada di PT. Y. Sehingga penulis meyakini bahwa tidak terdapat pelepasan
aset tetap di tahun 2017.
Paragraf 27 bab 15 SAK ETAP menegaskan entitas harus menghentikan
pengakuan aset tetap pada saat aset tersebut dilepaskan, atau saat tidak terdapat
manfaat ekonomi masa depan diekspektasikan dari penggunaan maupun
pelepasannya. PT. Y tidak melanggar ketentuan tersebut, karena memang tidak ada
pelepasan maupun asaet tetap yang mengalami kerusakan di tahun 2017.
Universitas Indonesia
59
Nilai bersih aset tetap PT. X per 31 Desember 2016 adalah US$ 5.170.315,
kemudian PT. X juga menyajikan beban penyusutan dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian. Beban penyusutan tersebut juga merupakan beban
peyusutan yang telah dikonsolidasi dengan anak perusahaan. PT. X melakukan
pembebanan penyusutan tersebut ke dalam beban pokok penjualan dan beban usaha.
Sehingga pada saat penyajian, beban penyusutan tersebut disajikan dalam beban
pokok penjualan sebesar US$ 10.554.238 dan US$ 1.221.188 dalam beban usaha.
PT. Y menyajikan aset tetapnya dalam bentuk bruto, dimana aset tetap
disajikan sebesar biaya perolehannya, kemudian akumulasi penyusutan disajikan
dibawahnya. Adapun penyajian aset tetap PT. Y dapat dilihat seperti tabel berikut:
Tabel 4.9
Penyajian aset etetap PT. Y
Universitas Indonesia
60
dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Hanya saja PT. Y tidak melakukan uji penurunan nilai aset tetapnya.
Sesuai dengan PSAK 16 (Penyesuaian 2015), Grup telah memilih model biaya untuk
pengukuran aset tetapnya. Aset tetap diakui sebesar biaya perolehannya termasuk
pajak yang berlaku, bea masuk, biaya pengangkutan, biaya penanganan, biaya
penyimpanan, biaya penyediaan lokasi, biaya pemasangan, biaya upah tenaga kerja
internal, estimasi awal biaya pembongkaran, pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset tetap.
Universitas Indonesia
61
Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, nilai perolehan dan akumulasi
penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan
keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian periode bersangkutan. Nilai sisa aset, estimasi umur
ekonomis dan metode penyusutan ditelaah dan disesuaikan secara prospektif setiap
tanggal pelaporan keuangan, jika memadai. Aset dalam penyelesaian dinyatakan
sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan direklasifikasi ke akun aset tetap
yang bersangkutan pada saat pembangunan selesai dan aset tersebut telah siap untuk
digunakan.
Universitas Indonesia
62
Gambar 4.1
Rekonsiliasi jumlah tercatat aset tetap PT. X
(Sumber: CaLK PT. X 2016)
Universitas Indonesia
63
Gambar 4.2
Rekonsiliasi jumlah tercatat aset tetap PT. Y
(Sumber: LK PT. Y diolah kembali)
Universitas Indonesia
4.8. Perbandingan Kebijakan Akuntansi Aset Tetap PSAK 16 (PT. X) dengan SAK SAK ETAP (PT. Y)
Tabel 4.10
Perbandingan Kebijakan Akuntansi Aset Tetap PSAK 16 (PT. X) dengan SAK SAK ETAP (PT. Y)
Kesesuaian
Pengukuran a. Biaya perolehan suatu aset a. Aset tetap dinilai dengan biayaa. a. Biaya perolehan aset a. Biaya perolehan
meliputi harga belinya dan perolehan. Biaya perolehan suatu tetap termasuk biaya asset tetap meliputi
termasuk bea impor dan aset tetap terdiri dari harga penggantian bagian dari harga beli aset tetap
pajak pembelian yang tidak belinya , termasuk bea impor dan aset tetap pada saat serta biaya-biaya
dapat dikreditkan setelah setiap biaya yang dapat terjadinya biaya, jika yang dikeluarkan
dikurangi dengan diskon diatribusikan secara langsung kriteria pengakuannya sampai aset yang
pembelian dan potongan dapat membawa asset tersebut ke terpenuhi. bersangkutan siap
lain. kondisi siap pakai. untuk digunakan.
b. Satu atau lebih asset tetap b. Jika aset tetap diperoleh melalui b. Aset tetap yang b. Aset tetap yang
mungkin diperoleh dalam pertukaran dengan aset diperoleh melalui diperoleh melalui
transaksi nonmoneter, biaya nonmoneter, maka biaya transaksi non-moneter transaksi non-
perolehannya diukur pada nilai perolehannya diukur pada nilai pencatatannya moneter
wajar dari aset tersebut. wajar. didasarkan atas nilai pencatatannya
wajar. didasarkan atas nilai
wajar dari aset yang
diserahkan.
c. Biaya Perolehan suatu aset c. SAK ETAP tidak mengatur c. Biaya perolehan suatu c. Aset tetap yang
yang dibangun sendiri mengenai aset yang dibangun aset yang dibangun dibangun sendiri,
ditentukan dengan sendiri. sendiri ditentukan pencatatannya
menggunakan prinsip yang dengan menggunakan didasarkan atas
sama sebagaimana perolehan prinsip yang sama seluruh biaya yang
aset dengan pembelian. sebagaimana perolehan terjadi berkenaan
aset dengan pembelian, dengan pembangunan
ditambah bunga yang aset yang
yang dapat dikapitalisasi bersangkutan hingga
jika terdapat pinjaman aset siap digunakan.
yang ditujukan untuk
konstruksi aset.
lanjutan…
Pengelua- a. Pengeluaran setelah perolehan a. Pengeluaran setelah perolehan Pengeluaran setelah a. Pengeluaran untuk
ran setelah aset tetap yang memperpanjang aset tetap yang memperpanjang perolehan aset tetap yang pemeliharaan dan
pengakuan masa manfaat di masa yang akan masa manfaat di masa yang akan memperpanjang masa perbaikan aset tetap
awal datang dalam bentuk datang dalam bentuk peningkatan manfaat di masa yang yang menambah masa
peningkatan kapasitas, standar kapasitas, mutu produksi, atau akan datang dalam bentuk manfaat, kapasitas dan
kinerja, atau mutu produksi harus peningkatan standar kinerja harus peningkatan kapasitas, mutu pelayanan aset
ditambahkan pada jumlah ditambahkan pada jumlah standar kinerja, atau mutu tetap yang
tercatat pada aset bersangkutan. tercatat aset. produksi harus bersangkutan untuk
ditambahkan pada jumlah beberapa tahun dikapi-
tercatat pada aset talisasi dengan
bersangkutan. mendebet aset yang
bersangkutan ataupun
mendebet akumulasi
penyusutannya.
b. Pengeluaran untuk perbaikan b. Biaya pemeliharaan dan reparasi b.Semua biaya perbaikan b. Pengeluaran untuk
atau perawatan aset tetap untuk sehari-hari diakui sebagai beban dan perawatan yang tidak pemeliharaan dan
menjaga manfaat ekonomi masa dalam laporan laba rugi pada memenuhi kriteria perbaikan aset tetap
yang akan datang yang periode terjadinya. pengakuan diakui pada diakui sebagai beban
diharapkan perusahaan untuk laporan laba rugi pada saat pada periode berjalan.
mempertahankan standar kinerja terjadinya.
semula atas suatu aset, diakui
dalam laba rugi saat terjadinya.
Penyusutan a. Jumlah tersusutkan dari a. Beban penyusutan harus a. Penyusutan dihitung a. Beban penyusutan
suatu aset dialokasikan diakui dalam laporan laba rugi dengan menggunakan dialokasikan secara
secara sistematis sepanjang periode berjalan, dan metode garis lurus sistematis selama
umur manfaatnya. Beban mengalokasikan jumlah aset berdasarkan estimasi masa manfaatnya dan
penyusustan untuk setiap yang dapat disusutkan secara masa manfaat ekonomis diakui dalam laporan
periode harus dikui dalam sistematis selama umur aset tetap. Nilai sisa aset, laba rugi setiap akhir
laba rugi kecuali jika beban manfaatnya. estimasi umur ekonomis periode pembukuan,
tersebut dimasukkan dalam dan metode penyusutan serta mengurangi nilai
jumlah tercatat aset lain. ditelaah dan disesuaikan tercatat aset.
secara prospektif setiap
tanggal pelaporan
keuangan, jika memadai.
b. Setiap bagian dari aset tetap b. Setiap bagian dari aset b.Perusahaan SAK ETAP
yang memiliki biaya perolehan tetap yang memiliki biaya memisahkan beban - - tidak
cukup signifikan terhadap total perolehan cukup signifikan penyusutan dari setiap mengatur
biaya perolehan seluruh aset terhadap total biaya kelompok aset tetap. mengenai
harus disusutkan secara terpisah. perolehan seluruh aset pemisahan
disusutkan secara terpisah. beban
penyusutan
setiap
kelompok
aset tetap.
c. Mengalokasikan jumlah yang c. Mengalokasikan jumlah yang c. Mengalokasikan jumlah c.Perusahaan
disusutkan secara sistematis dari disusutkan secara sistematis yang disusutkan secara menggunakan metode
suatu aset selama umur dari suatu aset selama umur sistematis dari suatu aset garis lurus untuk
manfaatnya antara lain, metode manfaatnya antara lain, metode selama umur manfaatnya menyusutkan semua
garis lurus, metode saldo garis lurus, metode saldo menu- dengan metode garis lurus. jenis aset tetapnya.
menurun, metode jumlah unit run, metode jumlah unit
produksi. produksi.
Penghentian a. Jumlah tercatat aset tetap a. aset tetap dihentikan a. Jumlah tercatat aset tetap a. Aset tetap dihentikan
dihentikan pengakuannya pada pengakuannya saat dilepaskan dihentikan pengakuannya pengakuannya saat
saat dilepas atau ketika tidak atau ketika tidak terdapat lagi pada saat dilepas atau tidak digunakan lagi
terdapat lagi manfaat ekonomi manfaat ekonomi masa depan ketika tidak terdapat lagi atau saat aset tersebut
masa depan yang diharapkan yang diharapkan dari penggunaan manfaat ekonomi masa dijual.
dari penggunaan maupun maupun pelepasannya. depan yang diharapkan
pelepasannya. dari penggunaan maupun
pelepasannya.
b. Keuntungan atau kerugian b. Keuntungan atau kerugian b. Aset tetap dihentikanb. Perusahaan mengakui
yang timbul dari penghentian yang timbul dari penghentian pengakuannya dari adanya keuntungan
pengakuan aset tetap ditentukan pengakuan aset tetap ditentukan laporan posisi keuangan atau kerugian yang
sebesar selisih antara jumlah sebesar perbedaan antara jumlah konsolidasian pada saat timbul dalam laporan
hasil pelepasan neto, jika ada, hasil pelepasan neto, jika ada, dan penjualan atau saat tidak laba rugi berkaitan
dan jumlah tercatat dari aset jumlah tercatat dari aset tersebut. ada manfaat masa depan dengan pelepasan aset
tersebut. dari penggunaan atau tetap yang
penjualan aset tersebut. bersangkutan.
Segala keuntungan dan
kerugian yang timbul dari
penghentian pengakuan
aset (dihitung sebagai
perbedaan hasil penjualan
neto dan nilai tercatat dari
aset) diakui dalam laporan
laba rugi pada saat aset
dihentikan pengakuannya.
c. Pelepasan aset tetap dapat c. Pelepasan aset tetap c. Aset yang sudah SAK ETAP tidak
dilakukan dengan berbagai cara umumnya dilakukan melewati masa manfaat memberikan
(misalnya: dijual, disewakan dengan dijual, dan tidak lagi contoh pelepasan
berdasarkan sewa pembiayaan, direklasifikasi sebagai digunakan oleh aset tetap.
atau disumbangkan). properti investasi yang perusahaan bisa
disewakan berdasarkan dilepaskan perusahaan.
sewa pembiayaan, atau Adapun cara pelepasan
disumbangkan). aset tetap yang
dilakukan oleh
perusahaan, yaitu
dengan cara dijual,
dibesi-tuakan, maupun
disumbangkan.
71
Lanjutan Tabel 4.10 Perlakuan Akuntansi Aset Tetap
Penyajian a. Aset Tetap disajikan dalam a. Aset Tetap disajikan dalam a. Aset Tetap disajikan a. Penyajian aset
dan laporan posisi keuangan sebesar neraca sebesar nilai perolehan secara neto dalam tetap dinyataan
pengungka- nilai perolehan dikurangi dengan dikurangi dengan akumulasi laporan posisi sebesar biaya
pan akumulasi penyusutan dan penyusutan dan akumulasi keuangan, dimana nilai perolehan aset yang
akumulasi rugi penurunan nilainya. rugi penurunan nilai perolehan dikurangi bersangkutan,
dengan akumulasi akumulasi
penyusutan dan penyusutan
akumulasi rugi disajikan
penurunan nilainya. dibawahnya sebagai
akun kontra.
b. setiap jenis aset seperti tanah, b. tanah dan bangunan b. setiap jenis aset b. setiap jenis aset PT. Y tidak memisahkan
bangunan, mesin, perabotan, merupakan aset yang dapat seperti tanah, tetap dinyatakan tanah dan bangunan,
peralatan kantor dan lain dipisahkan dan harus disajikan bangunan, mesin, dalam neraca secara sehingga tidak sesuai
sebagainya harus dinyatakan dalam secara terpisah. perabotan, peralatan terpisah dengan PSAK 16 maupun
laporan posisi keuangan secara kantor dan lain berdasarkan kelas SAK ETAP.
terpisah dan diungkapkan dalam sebagainya telah aset, kecuali tanah
catatan atas laporan keuangan. dinyatakan dalam yang nilainya
laporan posisi digabungkan
keuangan dengan bangunan.
secara terpisah dan
diungkapkan dalam
catatan atas laporan
keuangan.
c. umur manfaat atau tariff c. umur manfaat atau tarif c. Perusahaan c.perusahaan
penyusutan yang digunakan. penyusutan yang digunakan. menggunakan metode menggunakan
penyusutan garis lurus metode penyusutan
untuk semua jenis aset garis
72
tetapnya, dengan masa lurus untuk semua
manfaat 3 – 20 tahun. jenis aset tetapnya,
dengan masa
manfaat 3 – 20
tahun.
d. Suatu rekonsiliasi jumlah tercatat d. Rekonsiliasi jumlah tercatat d. Rekonsiliasi jumlah d. laporan keuangan
pada awal dan akhir periode pada awal dan akhir periode tercatat aset yang perusahaan
(penambahan, aset yang (penambahan, pelepasan, diungkapkan terdiri mengungkapkan
diklasifikasikan dimiliki untuk kerugian penurunan nilai yang atas saldo awal, rekonsiliasi jumlah
dijual, perolehan melalui diakui atau dipulihkan, penambahan, tercatat yang
kombinasi bisnis, peningkatan atau penyusutan, ataupun pengurangan, menunjukkan
penurunan akibat revaluasi, rugi perubahan lainnya. reklasifikasi, dampak mutasi penambahan
penurunan nilai dan ekuisisi entitas anak, dan pengurangan
pembalikannya, dan perubahan aset entitas anak yang asset tetap.
lain). dimiliki untuk dijual,
serta saldo akhir aset
tetap.
e. Jumlah pengeluaran yang diakui d. Aset dalam e.tidak terdapat aset SAK ETAP tidak
dalam jumlah tercatat aset tetap penyelesaian tetap yang dibangun - - - mengatur pengungkapan
yang sedang dalam proses dinyatakan sebesar sendiri. atas aset yang dibangun
konstruksi. biaya perolehan. sendiri, dan PT. Y sendiri
Akumulasi biaya tidak memiliki aset tetap
perolehan yang dalam proses
direklasifikasi ke akun konstruksi maupun
aset tetap yang dibangun sendiri.
bersangkutan pada saat
pembangunan selesai
dan aset tersebut telah
siap untuk digunakan.
73
Kapitalisasi dari biaya
pinjaman dihentikan
pada saat konstruksi
atau instalasi sebagian
besar telah selesai dan
aset sudah siap
digunakan sesuai
tujuannya.
74
Tabel 4.10
Perbandingan Beban Penyusutan PT. X
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dilihat perbandingan beban penyusutan PT. X
jika menggunakan metode garis lurus dibandingkan dengan metode saldo menurun ganda.
Beban penyusutan metode saldo menurun ganda dua kali lebih besar dibanding garis lurus,
sehingga dapat menambah beban fiskal PT. X yang mengurangi penghasilan kena pajak.
Sehingga pajak kini yang dibayar lebih kecil dibandingkan jika menggunakan metode garis
lurus. Namun jika menggunakan metode saldo menurun ganda, beban penyusutan hanya
besar di awal-awal periode dan semakin mengecil di periode berikutnya. Sehingga pajak
kini yang dibayar di tahun berikutnya kemungkinan membesar.
Universitas Indonesia
75
4.9.2. Pengaruh Metode Penyusutan yang Digunakan Terhadap Pajak PT. Y
Berikut perbandingan besarnya beban penyusutan jika PT. Y menggunakan
metode garis lurus atau saldo menurun ganda:
Tabel 4.11
Perbandingan Beban Penyusutan PT. Y
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat dilihat perbandingan beban penyusutan PT. Y jika
menggunakan metode garis lurus dibandingkan dengan metode saldo menurun ganda. Laba
bersih sebelum pajak dan beban penyusutan PT. Y untuk tahun yang berakhir sampai dengan
31 Desember 2017 adalah sebesar Rp12.576.340.366. Jika PT. Y menggunakan metode garis
lurus dan dianggapn tidak terdapat perbedaan temporer, maka penghasilan kena pajak PT. Y
adalah sebesar Rp9.746.911.375. Sehingga pajak penghasilan yang terhutang adalah:
Peredaran usaha PT. Y di tahun 2017 adalah sebesar Rp99.101.068.553, sehingga yang
mendapat fasilitas diskon tarif pajak 50% adalah sebesar Rp472.095.561. Adapun penghasilan
kena pajak PT. Y menjadi sebesar Rp2.377.715.899 jika menggunakan metode penyusutan
garis lurus.
Sedangkan jika PT. Y menggunakan metode saldo menurun ganda, maka pajak penghasilannya
akan menjadi:
Universitas Indonesia
76
Berdasarkan perbandingan di atas, dapat dilihat pajak penghasilan PT. Y lebih kecil jika
menggunakan metode saldo menurun ganda, hal ini karena beban penyusutannya besar di awal
periode namun semakin mengecil di tahun- tahun berikutnya.
Universitas Indonesia
77
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbandingan yang dilakukan oleh penulis, maka kesimpulan
yang adalah dapat ditarik sebagai berikut:
1. Kebijakan akuntansi aset tetap yang dilakukan oleh PT. X sudah sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Sedangkan kebijakan akuntansi PT. Y
masih terdapat beberapa ketidaksesuaian atau penyimpangan dari SAK ETAP.
2. Pengakuan aset tetap PT. X telah sesuai dengan PSAK 16, namun pengakuan aset
tetap PT. Y masih ada ketidaksesuaian dengan SAK ETAP. PT. Y tidak
memisahkan nilai tanah dan bangunan yang dimilikinya.
3. PT. X maupun PT. Y menyusutkan seluruh aset tetapnya kecuali tanah
menggunakan metode garis lurus. Dalam melakukan penncatatan penyusutan atas
aset tetap PT. X telah sesuai dengan PSAK 16 dan PT. Y telah sesuai SAK ETAP.
Kedua perusahaan tersebut telah memisahkan beban penyusutan setiap aset yang
nilai perolehannya cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset.
4. Di PT. X, aset tetap umumnya dilepaskan untuk dijual, sehingga akan
direklasifikasikan sebagai aset tersedia untuk dijual. Sedangkan pada PT. Y tidak
terdapat pelepasan aset di tahun 2017.
5. PT. X dalam menyajikan dan mengungkapkan aset tetapnya, secara umum telah
sesuai dengan yang disyaratkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan,
Sedangkan PT. Y yang belum sesuai SAK ETAP yaitu tidak adanya pengungkapan
mengenai aset yang mengalami penurunan nilai.
78
5.2 Saran
5.2.1. Saran Kepada PT. X dan PT. Y
1. PT. Y hendaknya memisahkan akun tanah dan bangunan agar sesuai dengan
pengakuan yang disyaratkan SAK ETAP.
2. Manajemen PT. Y seharusnya melakukan uji penurunan nilai aset tetap setiap akhir
tahun, agar laporan keuangan yang dibuat menyajikan secara wajar dan akurat.
3. Pengujian atas penurunan nilai aset yang dilakukan PT. X setiap akhir tahun lebih
baik jika terus dipertahankan.
4. PT. X hendaknya menerapkan model revaluasi untuk aset tetapnya agar jika terdapat
kenaikan nilai aset dapat memulihkan dan membalik penurunan nilai.