Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN HARGA

KOMODITAS INTERNASIONAL
BULAN FEBRUARI 2019

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik


Maret 2019
DAFTAR ISI

Komoditas Energi
Minyak Mentah, Batu Bara dan Gas Alam

Komoditas Pertanian dan Perkebunan


Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kertas

Komoditas Logam dan Mineral


Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi

2
PENGANTAR

• Pertumbuhan ekonomi China atau Tiongkok dalam dua tiga dekade terakhir merupakan sebuah keajaiban besar dalam sejarah
perekonomian modern dan dikenal sebagai negara yang memberikan pengaruh paling besar bagi perekonomian dunia. Tidak
hanya tingkat pertumbuhannya, tetapi juga skalanya yang mencengangkan, dengan meningkatkan taraf hidup lebih dari 1,3 miliar
penduduknya, atau sekitar 20% dari populasi dunia. Melihat besarnya populasi China, tak dapat diragukan lagi China telah
menjadi kekuatan ekonomi utama dunia setelah Amerika Serikat. Negara arahan Xi Jinping ini mampu untuk menguasai berbagai
lini industri mulai dari komunikasi, komputer, otomotif, hingga barang elektronik.
• Ketika kinerja ekonomi Tiongkok mengalami perlambatan dan mencapai titik terburuk yang hanya mencatatkan pertumbuhan
ekonomi 6,6 persen pada 2018 atau melambat dibanding dengan 2017 yang mencapai 6,90 persen, bahkan menargetkan untuk
tumbuh dalam kisaran 6%-6,5% di 2019. Kondisi ini turut memicu kekhawatiran tentang risiko pertumbuhan ekonomi dunia.
Pasalnya, sumbangsih ekonomi Tiongkok juga mencapai sepertiga dari pertumbuhan ekonomi dunia. Maka ketika Tiongkok
menghadapi masalah, seluruh perdagangan dunia akan terpengaruh, termasuk Indonesia. Negara dengan ekonomi terbesar kedua
di dunia ini merasakan efek dari prospek perdagangan yang semakin gelap dan upaya pemerintah untuk mengendalikan pinjaman
berisiko setelah kenaikan tingkat utang yang pesat.
• Narasi tentang perlambatan ekonomi China kemungkinan memiliki dampak pada permintaan komoditas dan sejumlah barang
konsumen. Sebab, aktivitas ekonomi yang melambat akan menyusutkan permintaan impor. Artinya akan berdampak pada kinerja
ekspor Indonesia, kalau ekspor memburuk, andil dari ekspor pada pertumbuhan juga jadi berkurang, sehingga pertumbuhan
ekonomi Indonesia juga jadi cukup berdampak. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 menunjukkan, ekspor non-migas ke
Tiongkok tercatat $24,39 miliar AS atau setara 15 persen dari total pangsa pasar ekspor Indonesia. Namun demikian, ekonomi
Indonesia masih bisa tumbuh mengingat kontribusi pertumbuhan ekonomi terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga. Dan
didukung konsumsi pemerintah yang diarahkan pada belanja operasional dan penguatan belanja produktif. Sementara untuk
mendorong penguatan ekspor perlu dilakukan diversifikasi produk ekspor, dan ekspansi negara tujuan ekspor*.
3
Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl)
Ferbruari 2019
Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl)
Februari 2019
90,0
80,0
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb
2018 2019
Crude oil, average 63,5 64,2 68,8 73,4 72,0 72,7 71,1 75,4 76,7 62,3 54,0 56,6 61,1
Crude oil, Brent 65,4 66,5 71,6 76,7 75,2 74,4 73,1 78,9 80,5 65,2 56,5 59,3 64,1
Crude oil, Dubai 62,8 63,3 68,4 73,7 73,2 72,7 72,1 77,0 79,0 65,1 56,5 59,0 64,3
Crude oil, WTI 62,2 62,8 66,3 70,0 67,5 70,8 68,0 70,2 70,8 56,7 49,0 51,5 55,0

Sumber: Pink Sheet, Commodity Price, World Bank

Harga minyak mentah di bulan Februari terpantau bergerak positif yang ditopang oleh: (a) optimisnya kesepakatan perang dagang;
(b) pengetatan suplay oleh OPEC+; (c) faktor geopolitik dengan adanya sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela.

4
Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl)
Februari 2019

Harga minyak mentah dunia pada bulan Februari 2019 terpantau melanjutkan penguatan, yang
ditopang oleh:
• Optimisme kesepatakan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Pelaku pasar
berharap kesepakatan ini membawa impor China akan tumbuh;
• Pengetatan suplai minyak yang dilakukan oleh negara anggota Organization of the Petroleum
Exporting Countries (OPEC) dan afiliasinya yang setuju memangkas produksi sebesar 1,2 juta
barel per hari mulai Januari 2019;
• Sanksi yang dikenakan AS kepada negara produsen minyak Venzuela dan Iran. Sanksi ini sangat
berpotensi mengganggu suplai minyak. Menurut perkiraan Barclays kedua negara ini
menghasilkan pengurangan sekitar 2 juta barel per hari minyak mentah global. Sehingga
ekspetasi minyak berkurang dan permintaan meningkat, ini yang menyebabkan harga minyak
naik (kontan.co.id, 27/02/2019).

5
Perkembangan Harga Batu bara dan Gas Alam ($/mt)
Februari 2019
Perkembangan Harga Batu Bara dan Gas Alam
Februari 2019
140,0 5,0
4,5
120,0
4,0
100,0
95,4 3,5
80,0 3,0
2,7
2,5
60,0 2,0
40,0 1,5
1,0
20,0
0,5
0,0 0,0
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb
2018 2019
Coal, Australian ($/mt) 104,7 95,9 94,2 105,4 114,8 119,6 117,3 114,2 108,7 100,7 101,4 98,6 95,4
Natural gas, US ($/mmbtu) (RHS) 2,7 2,7 3,8 4,8 2,9 2,8 3,0 3,0 3,3 4,1 4,0 3,1 2,7

Sumber: Pink Sheet, Commodity Price, World Bank

 Batu bara: Pergerakan harga batu bara pada bulan Februari terpantau terus mengalami tekanan. Pemicunya antara lain pembatasan
impor China, serta produksi batu bara global yang berlebih.
 Gas alam: Harga gas alam terpantau melemah yang dipicu antara lain: (a) sentimen perang dagang; (b) perlambatan ekonomi global.

6
Batu Bara

Sentimen yang mempengaruhi turunnya harga batu bara :


• Kebijakan China membatasi impor batubara, termasuk larangan impor batubara Australia berlabuh di pelabuhan Dalian, China. Hal
ini terkait masalah Huawei, dimana Australia diduga ikut melarang jaringan 5G Huawei;
• Booming produksi batubara Glencore, yang tidak sejalan dengan permintaan. Glencore Plc merupakan perusahaan batubara milik
Murray Energy Corp di Kolombia. Perusahaan tersebut memperkirakan produksi dan ekspor batubara Kolombia akan tetap stabil
tahun ini (kontan.co.id, 24/02/2019).
• Dari dalam negeri: Kendati Kementerian ESDM telah menetapkan target produksi batu bara pada tahun ini sebanyak 490 juta ton,
realisasinya berpeluang kembali menembus angka 500 juta ton dengan didominasi oleh porsi ekspor.
• Produksi batu bara sepanjang tahun lalu mencapai 548,58 juta ton, lebih tinggi 20 juta ton dari catatatn awal Januari 2019 sebanyak
528 juta ton. Sementara itu, tidak ada perubahan pada catatan DMO atau tetap 115 juta ton (bisnis com, 18/02/2019).

7
Gas Alam

Harga gas alam terpantau mengalami pelemahan yang dipicu oleh setidaknya 2 faktor:
• Sentimen dari perang dagang AS dan China rupanya mampu melawan musim dingin
yang membuat harga natural gas tumbuh tak bergairah;

• Penurunan manufaktur China masih menjadi alasan mengapa gas alam turun. Hal ini
disebabkan pelambatan ekonomi global, khususnya China sebagai negara pengimpor
yang cukup besar selain Amerika (kontan.co.id, 21/01/2018).

8
Komoditas Pertanian dan Perkebunan

MINYAK KELAPA SAWIT (CPO) KAKAO KARET

BUBUR KERTAS KOPI KEDELAI UDANG


9
Perkembangan Harga Komoditas Pertanian dan Perkebunan:
Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu
Perkembangan Harga Kokoa, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu
Februari 2019
14,0 1000
900
12,0
800
10,0 700

8,0 600
500
6,0 400
4,0 300
200
2,0
100
0,0 0
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb
2018 2019
Cocoa ($/kg) 2,12 2,50 2,62 2,66 2,41 2,36 2,17 2,19 2,13 2,19 2,21 2,26 2,26
Coffee, robusta ($/kg) 1,97 1,94 1,95 1,96 1,90 1,86 1,78 1,69 1,88 1,84 1,71 1,72 1,73
Rubber, SGP/MYS ($/kg) 1,72 1,76 1,73 1,70 1,56 1,47 1,47 1,44 1,43 1,35 1,44 1,59 1,65
Shirmps, Mexican ($/kg) 12,73 12,79 12,83 12,90 12,90 12,24 12,02 11,53 11,46 11,66 11,79 11,79 11,79
Palm oil ($/mt) (RHS) 663 681 666 660 660 545 534 524 499 540 535 585 603
Soybean ($/mt) (RHS) 418 433 442 431 431 404 404 383 394 374 381 382 381
Woodpulp ($/mt) (RHS) 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875

Sumber: Pink Sheet, Commodity Price, World Bank

Harga komoditas pertanian dan perkebunan pada bulan Februari 2019 terpantau bergerak variaitif. Harga komoditas kakao, udang dan
bubur kertas terpantau bergerak stagnan, sementara komoditas kopi, karet dan minyak kelapa sawit mengalami penguatan, hanya
komoditas kedelai yang harganya melemah.
10
Komoditas Kakao & Kopi
Harga kakao:
• Harga kakao dunia diperkirakan naik sedikit tahun ini meskipun surplus global kecil sebesar 30.000 ton
terlihat untuk musim 2018/19, sedikit lebih tinggi dari surplus 22.000 ton yang diperkirakan;
• Dari dalam negeri pemerintah menggenjot produksi kakao, baik melalui program ekstensifikasi,
intesifikasi maupun rehabilitasi. Hal ini sejalan upaya untuk mendongkrak utilitas sektor industri
pengolahan kakao yang saat ini kapasitas produksinya mencapai 747.000 ton per tahun (bisnis.cm
11/02/2019).

Harga kopi:
• Di luar faktor permintaan, pelemahan mata uang Brasil di hadapan dolar AS diperkirakan dapat
mendorong ekspor kopi negara tersebut. Brasil merupakan produsen kopi terbesar di dunia. Kemudian,
di Vietnam, belakangan terjadi persoalan cuaca, yaitu masih minimnya curah hujan di kawasan
perkebunan kopi. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran pasokan komoditas itu akan berkurang. Jadi
kondisi-kondisi ini yang menyebabkan harga kopi di bursa ICE meningkat cukup signifikan (bisnis.com,
05/02/ 2019).

11
Minyak Kelapa Sawit & Karet
Dewan Masyarakat Sawit Indonesia (DMSI) memperkirakan harga minyak kelapa sawit tahun ini bakal
mulai merangkak naik (rebound):
 Salah satu penyebabnya turunnya stok crude palm oil (CPO) dunia;
 Kenaikan harga ini diperkirakan terjadi karena pada akhir tahun lalu pemerintah Indonesia telah
menerapkan perubahan biaya pungutan ekspor sawit menjadi nol;
Nilai kontribusi devisa minyak sawit Indonesia pada tahun 2018 diperkirakan mencapai US$ 20,54 miliar
atau menurun 11% dibandingkan tahun 2017 US$ 22,97 miliar (kontan.co.id, 06/02/2019).

Harga Karet naik:


• Didongkrak ekspektasi tercapainya perundingan perdagangan yang produktif antara Amerika Serikat
(AS) dan China;
• Keputusan oleh sejumlah negara produsen (Indonesia, Thailand, dan Malaysia) untuk memangkas
ekspor sebanyak 200.000-300.000 ton per tahun juga mendukung pasar karet bergairah (bisnis.com,
25/02/2019).

12
Komoditas Udang, Kedelai & Bubur Kertas
• Udang merupakan ekspor komoditas utama hasil perikanan Indonesia setelah rumput laut. Namun demikian
komoditas ekspor udang menduduki posisi nomor wahid dalam nilai ekspor dengan menghasilkan
USD1.462,09 juta atau 46,87% dari nilai total ekspor hasil perikanan Indonesia. Dilihat dari pasarnya, terdapat
5 negara yang menjadi tujuan utama ekspor udang Indonesia, yaitu Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, ASEAN,
dan China. Peringkat pertama diduduki Amerika Serikat yang menyerap 69,86% ekspor udang Indonesia; diikuti
Jepang 20,76%; Uni Eropa 5,09%; ASEAN 2,40%; dan China 1,89% (infoakuakultur, 20/02/2019).

• Data Bea Cukai China menunjukkan impor kedelai Negeri Panda dari Amerika Serikat merosot 99% pada
Desember 2018 menjadi hanya 69.298 ton. Pencapaian ini membuat impor sepanjang 2018 turun ke level
terendah sejak 2008 akibat faktor perang dagang antar kedua negara. Secara keseluruhan, impor kedelai China
dari AS mencapai 16,6 juta ton pada 2018. Jumlah ini hanya separuh dari realisasi tahun sebelumnya yang
mencapai 32,9 juta ton (bisnis.com, 25/01/2019).

• Tidak banyak iformasi yang bisa disajikan dari pergerakan harga bubur kertas, tetapi diyakini bahwa industri
kertas sepertinya mengalami tekanan akibat era digital yang menguasai pasar global. Kebutuhan akan kertas di
seluruh dunia menunjukkan trend penurunan baik kertas yang dipakai untuk koran, menulis atau kertas cetak
lainnya karena orang-orang sudah bisa membaca berita, buku atau majalah secara online, demikian juga untuk
kebutuhan tulis-menulis sudah digantikan oleh penggunaan email atau teknologi digital lainnya.

13
Komoditas Logam dan Mineral:
Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi

SENG TEMBAGA

TIMAH NIKEL BIJIH BESI


14
Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi
Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi
Februari 2019
25000,0 100

90

20000,0 80

70

15000,0 60

50

10000,0 40

30

5000,0 20

10

0,0 0
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb
2018 2019
Copper ($/mt) 7006,5 6799,2 6851,5 6825,3 6965,9 6250,8 6051,1 6050,8 6219,6 6195,9 6075,3 5939,1 6300,5
Nickel ($/mt) 13595,9 13392,5 13938,1 14366,5 15105,7 13793,9 13411,4 12510,4 12314,9 11239,7 10835,1 11523,1 12685,2
Tin ($/mt) 21651,6 21211,9 21291,1 20858,8 20660,5 19729,8 19228,8 18967,1 19121,5 19064,9 19259,6 20457,8 21264,0
Zinc ($/mt) 3532,9 3269,2 3188,1 3059,9 3088,6 2656,1 2512,0 2434,7 2673,7 2595,7 2616,3 2569,7 2707,2
Iron ore, cfr spot ($/dmtu) (RHS) 77 70 66 66 65 65 67 68 73 73 69 76 88

Sumber: Pink Sheet, Commodity Price, World Bank

Pergerakan harga komoditas logam industri pada bulan Februari 2019 terpantau kompak mengalami kenaikan. Tertekannya mata uang
pound sterling akibat ketidakpastian Brexit mendorong semua harga logam dasar di lantai bursa London Metal Exchange berada di zona
hijau 15
Komoditas Tembaga & Seng

Faktor utama pemicu penguatan harga tembaga:


(1) Ketatnya pasokan tembaga akan semakin memperkuat posisi komoditas itu dalam melakukan reli
penguatannya;
(2) Putusan pengadilan India yang menunda pengoperasian kembali tambang tembaga di negara taj mahal
tersebut ikut mengancam menekan pasokan tembaga global;
(3) Potensi gangguan pasokan dari Indonesia, di mana Freeport tengah menunggu keputusan ekspor
konsentrat tembaganya dari tambang Grasberg (bisnis.com, 20/02/2019).

Harga seng:
• Tertekannya mata uang pound sterling akibat ketidakpastian keluarnya Inggris dari benua biru,
mendorong semua harga logam dasar yang diperdagangkan di bursa London Metal Exchange berada
di zona hijau termasuk zinc yang juga menguat 1,54% menjadi US$2.698 per ton (bisnis.com,
21/02/2019).

16
Komoditas Logam Nikel, Timah dan Bijih Besi
Nikel
• Revolusi kendaraan listrik akan mendorong permintaan nikel sebagai salah satu bahan dasar baterai kendaraan
berlistrik. Fokus dunia otomotif yang kini tertuju pada baterai kendaraan listrik telah mengubah nikel menjadi
salah satu pemain super komoditas tahun ini. Hal tersebut juga tercermin dari nikel yang memiliki kinerja
pergerakan harga terbaik di antara logam dasar yang diperdagangkan di bursa London Metal Exchange (bisnis.
com, 26/02/2019).

Timah
• Harga timah diprediksi semakin menanjak seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pasar tentang ketatnya
pasokan di bursa London Metal Exchange (LME) akibat penangguhan salah satu produk timah asal Indonesia,
milik PT Mitra Stania Prima (MSP). Penangguhan produk MSP akan menjadi sentimen positif bagi harga timah
global. Pasalnya Indonesia memberikan kontribusi 25% dari rata-rata ekspor timah per bulan (bisnis.com,
19/02/2019).

Bijih Besi
• Harga bijih besi melanjutkan penguatannya setelah penambang Brazil, Vale SA menyatakan force majeure pada
beberapa kontrak bijih besi setelah pengadilan memutuskan untuk memberhentikan operasional
pertambangan pasca kecelakaan 25 Januari lalu yang menewaskan 130 orang (bisnis.com, 06/02/2019).

17
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik
Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai