Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Budaya minum jamu gepyokan / uyup uyup

Jamu tradisional dari tanah jawa asli indonesia yang biasa dijual oleh penjual
jamu gendongan. Jamu ini mungkin sudah sangatlah familiar bagi para kalangan para
ibu-ibu muda yang baru melahirkan anak pertamanya yang memerlukan asupan ASI
eksklusip minimal selama 6 bln secara rutin lebih baik lagi kalo sampai usia maksimal
2 tahun. Jamu gepyokan ini biasanya berbahan dasar dari bahan - bahan dapur yang
biasa juga disebut dengan empon - empon ini sangatlah bermanfaat untuk para ibu
menyusui karena khasiat dari jamu ini dikenal untuk meningkatkan produksi ASI.
Terkadang saat wanita baru melahirkan itu mengalami keadaan dimana ASI
yang terdapat pada payudara tidak berjalan lancar atau juga mempunyai produksi ASI
yang sedikit, sehingga mengakibatkan kegiatan menyusui pada anak terganggu.
Banyak cara alternatif yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
salah satunya adalah dengan cara tradisional dengan mengkonsumsi jamu Gepyokan
atau Uyup uyup. Cara Tradisional ini adalah cara membuat minuman herbal yang
sudah digunakan secara turun temurun sejak dari jaman dahulu, serta dipercaya
sehingga menjadi andalan para nenek untuk mewariskan ke anak cucunya. Selain
menyehatkan dan tanpa efek samping jamu gepyokan sangatlah mudah di dapatkan di
tukang jamu gendongan serta kalo mau repot sedikit akan lebih mudah lagi
membuatnya sendiri dirumah karena cara pembuatannya dan bahannya sangat mudah
dipraktekan dan didapat.
Secara umum manfaat Jamu Gepyokan / Uyup - uyup adalah mempunyai
khasiat untuk meningkatkan produksi ASI ( Air Susu Ibu ) sehingga ASI menjadi
berlimpah dan lancar untuk menyusui serta bermanfaat juga untuk menghilangkan bau
badan sang ibu ataupun bau badan anak yang disusuinya. jamu ini juga bisa dipakai
untuk mendinginkan perut sang ibu.

Cara Membuat Jamu Gepyokan atau Jamu Uyup uyup :

Bahan Untuk Membuat Jamu Gepyokan :


- Kencur Secukupnya

- Jahe Secukupnya

- Bangle Secukupnya

- Laos Secukupnya

- Kunir Secukupnya

- Temulawak Secukupnya

- Puyang Secukupnya

- Temugiring Secukupnya

- Gula secukupnya

Langkah :

Semua bahan yang biasa juga disebut empon - empon tersebut dicuci
sebelumnya sampai bahan menjadi bersih dan higienis tanpa harus mengupas
kulitnya. Gunakanlah pisau dapur yang tajam untuk mengiris - iris semua bahan
sampai menjadi tipis-tipis dengan maksut agar memudahkan untuk proses selanjutnya.
Terus langkah berikutnya tumbuk semua bahan menjadi satu menggunakan alu atau
alat tumbuk, ingat menumbuknya jangan sampai halus cukup ditumbuk kasar saja.
Lalu tambahkan sedikit air matang pada bahan yang telah ditumbuk dilanjutkan
dengan memerasnya dengan kain halus. Hasil dari perasan tersebut dimasukkan
kedalam air matang secukupnya dengan ditambahkan gula secukupnya sesuai selera.
Jadilah minuman herbal tradisional jamu gepyokan yang siap diminum rutin khusus
para ibu menyusui untuk mendapatkan hasil yang diharapkan sesuai khasiat dari jamu
gepyokan tersebut.

Penelitian yang mendukung mengenai jamu uyup – uyup sebagai pelancar ASI
juga pernah dilakukan oleh Retno Kumalasari,dkk dari Akbid Perwira Husada
Purwokerto yang berjudul “Pemberian Jamu Uyup – Uyup Terhadap Kelancaran
Pengeluaran ASI pada Ibu Nifas”. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
menunjukan dari 30 orang sampel menunjukan bahwa 15 responden yang
mengonsumsi jamu uyup – uyup 100% ASInya lancar semua, sedangkan 15
responden yang tidak mengonsumsi 2 diantaranya pengeluaran ASInya lancar
sedangkan 13 responden ASInya tidak lancar. Jadi kesimpulanya ada pengaruh
pemberian jamu uyup – uyup terhadap pengeluaran ASI pada ibu postpartum.

B. Budaya Pantang Terhadap Pantangan Makanan

Setelah melahirkan biasanya terdapat berbagai pantangan makan yang harus dilakukan oleh
ibu nifas. Mulai dari tidak boleh makan makanan yang berbau amis sampai makanan yang
hanya dibumbui dengan garam saja. Hal ini masih banyak dijumpai di beberapa masyarakat
Jawa yang menerapkan pantangan tersebut. Tentu saja jika dilihat dari segi kesehatan hal ini
sangat merugikan ibu nifas. Pasalnya ibu nifas memerlukan asupan gizi yang seimbang untuk
memenuhi kebutuhanya selama nifas. Selain itu gizi ini juga diperlukan untuk penyembuhan
luka laserasi serta untuk meningkatkan kualitas ASI yang diproduksi.

Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukanoleh Sondang Sidabutar dari Akbid
Griya Husada Surabaya yang berjudul “Usia dan Budaya Pantang Makanan yang
Mempengaruhi Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas Hari ke-7”. Berdasarkan hasil
penelitian pada 49 orang ibu nifas hari ke – 7 didapatkan mayoritas ibu nifas berusia <35
tahun luka perinium sembuh yaitu sebanyak 24 orang (66,66%)dan pada ibu nifas yang
melakukan pantangan makan mayoritas luka perineum tidak sembuh sebanyak 17 orang
(77,27%).

C. Tapel(BELUM ADA JURNALNYA)

Selama hamil, kulit perut mengalami peregangan. Akibatnya, setelah


melahirkan perut akan terlihat kendur. Selain pijat, ada ramuan yang sudah turun
temurun digunakan di daerah Jawa yaitu ramuan tapal. Ramuan ini digunakan dengan
cara mengoleskan tapal pada perut, setelah itu tutup dengan gurita atau stagen agar
tapal dapat bekerja dengan baik. Lakukan hal ini sampai 40 hari setelah melahirkan.
Tapal ini terbuat dari air jeruk nipis, minyak kayu putih, dan kapur sirih ( Injet ). Cara

1
membuat ramuan ini adalah campur 1 (satu) sendok makan kapur sirih degan
2
sendok makan kayu putih dan 1 buah air perasan jeruk nipis. Lalu oleskan pada perut
setiap habis mandi, dan lilit dengan gurita atau stagen.
Dengan racikan tradisional ini pemberian ASI ekslusif tetap bisa lancar dan
tidak terganggu, karena racikan ini pemakaiannya hanya dengan dioleskan di perut,
namun sesuai pengalaman para pemakai, resep turun temurun ini manjur, setidaknya
perut lebih cepat kencang dan lebih tidak bergelambir dibandingkan dengan yang
tidak memakai tapal, dan yang utama resep ini sangat  murah dan mudah.
Semua ibu yang baru melahirkan boleh memakai tapel, jika ibu bersalin secara
alami. Jika ibu bersalin lewat operasi, tapel tidak boleh digunakan sampai luka
operasinya dinyatakan baik oleh dokter, atau kira-kira sampai 2 minggu setelah
melahirkan. Namun pemakaian tapel ini sebaiknya tidak kena daerah yang ada luka
operasinya.
Efektivitas Tapel sendiri dapat menghangatkan perut yang membuat usus
bekerja atau berkontraksi lebih cepat sehingga angin yang berada di dalamnya bisa
keluar dengan mudah, sendawa lebih mudah dan perut terasa kempis. Air kapur sirih
dan jeruk nipis memiliki sifat anti selulit. Hanya saja, kalau kulitnya sensitif, atau
terlalu banyak kapur sirihnya, maka bisa timbul luka bakar. Tapel sifatnya membantu
proses pembakaran lemak bawah kulit. Kalau lemaknya berkurang, kulit yang tadinya
meregang juga lebih cepat bertemu.

D. Pilis(BELUM ADA JURNALNYA)

Digunakan dengan cara mengoleskannya memanjang menutupi dahi.


Manfaatnya antara lain untuk menghilangkan rasa pening, menjaga kesehatan mata,
mengobati sakit kepala, dan mencegah naiknya darah putih ke kepala.

Sebenarnya, dari segi kesehatan, manfaatnya agak meragukan. Pening yang


dirasakan ibu yang baru melahirkan, misalnya, mungkin karena ia kurang tidur.
Obatnya ya tidur. Istilah darah putih naik ke kepala juga tidak ada.

Risiko gangguan mata yang mungkin dialami oleh ibu yang baru melahirkan
seperti pandangan jadi kabur, bisa saja terjadi. Khususnya pada ibu yang mengalami
tekanan darah tinggi atau bengkak. Cara mencegahnya dengan mengurangi konsumsi
garam dan cukup tidur.

E. Bengkung/stagen. (BELUM ADA JURNALNYA)

Alat ini umumnya terbuat dari kain. Ukurannya beragam. Kini sudah ada
bentuk yang lebih praktis dan mudah digunakan. Manfaatnya untuk membantu
mengempiskan perut dan membuang angin dalam rongga perut.
Semua ibu yang baru melahirkan boleh memakai bengkung, asal cara
memakainya benar, terutama untuk ibu yang bersalin lewat operasi. Bengkung
sebaiknya dimulai dari bagian bawah luka operasi (setinggi panggul) sampai sedikit di
atas pusar. Jangan terlalu tinggi, karena di situ ada lambung dan paru-paru. Luka
operasi yang tertekan bengkung efeknya sama dengan tulang patah yang digips. Luka
jadi diam dan rapat sehingga cepat menutup. Untuk ibu yang bersalin normal, gerak
geriknya jadi perlahan, dan duduk juga tidak mengangkang. Hal ini baik untuk
pemulihan luka.
Efektivitas penggunaan bengkung dalam membantu mengempiskan perut
adalah dengan senam nifas untuk melatih otot perut, dan mengurangi konsumsi
lemak. Pemakaian bengkung bisa membuat kita tertipu karena kita merasa perut sudah
kempis. Bengkung sifatnya hanya membuat perut terasa lebih nyaman. Selain itu,
bengkung juga membantu penyerapan tapel sehingga efek pembakar lemaknya
bekerja lebih efektif. Sama seperti orang habis creambath yang kepalanya ditutup
handuk. Bengkung tidak boleh dipakai sepanjang haari karena karena kulit perlu
bernapas. Jadi, malam hari sebaiknya dibuka saja. Untuk hasil optimal, bengkung
dipakai sampai 3 bulan

Anda mungkin juga menyukai