Anda di halaman 1dari 47

i

ANALISIS PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN


PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP
MANAJEMEN LABA
(Studi Kasus Pada Perusahaan pertambangan Yang
Terdaftar di BEI periode 2016-2020)

PROPOSAL PENELITIAN

Tujuan proposal penelitian adalah untuk Menyusun Skripsi di


Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua
Program Studi Akuntansi

Disusun oleh :
MASDAR
17-121-050

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA

i
2020

ii
Proposal Penelitian

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN


PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN
LABA

Diajukan Oleh:

Masdar

17-121-050

Telah disetujui oleh:

Jayapura, ......................................

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Sahrul Ponto, S.E., M.Si Junaedy, S.E., M.Si

Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Entar Sutisman, S.E., M.Ak.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

tuntunan-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih yang

tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada

Bapak Sahrul Pontoh, SE., M.Si Selaku pembimbing I dan Bapak Junaedy, SE.,

M.Si Selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan penuh

perhatian memberikan bimbingan, dorongan serta saran dalam proses

penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhdi B. Ibrahim, S.E., M.M, selaku Rektor Universitas Yapis

Papua atas kesempatan yang diberikan kepada penulis guna mengikuti

pendidikan di Universitas Yapis Papus.

2. Bapak Dr. Muh. Aldrin Akbar, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Yapis Papua atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis guna mengikuti pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Yapis Papua.

3. Bapak Dr. Entar Sutisman, SE., M.Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua atas kesempatan dan

fasilitas yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan sampai

dengan penyelesaian studi.

iii
4. Segenap Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Yapis Papua yang telah mendidik dan membimbing penulis

selama studi.

5. Staf Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Yapis Papua atas bantuannya kepada penulis.

6. Orang Tua yang senantiasa memberikan segala dukungan dalam bentuk

apapun kepada penulis selama menepuh studi.

7. Teman-teman seperjuangan di Universitas Yapis Papua, atas bantuan dan

kesempatan untuk berdiskusi.

Demikian skripsi ini dibuat dengan sebenar-benarnya, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Jayapura,…Mei 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................................i
Lembar Pengesahan Proposal.........................................................................................ii
Kata Pengantar...............................................................................................................iii
Daftar Isi ..........................................................................................................................v
Daftar Tabel....................................................................................................................vi
Daftar Gambar...............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian............................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS.......6
A. Kajian Teori......................................................................................................6
B. Penelitian Terdahulu.......................................................................................12
C. Model Empiris................................................................................................18
D. Hipotesis Penelitian........................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................23
A. Jenis dan Rancangan Penelitian......................................................................23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................23
C. Populasi dan Sampel.......................................................................................23
D. Variabel Penelitian.........................................................................................24
E. Metode Pengumpulan Data.............................................................................27
F. Metode Analisis Data.....................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................35

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Mapping Penelitian Terdahulu...........................................................................15


Tabel 3.2 daftar sampel perusahaan…………...…………………………………………28

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Empiris................................................................................................19

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen laba adalah salah satu cara yang ditempuh manajemen

dalam pengelolaan laporan keuangan perusahaan melalui pemilihan

kebijakan akuntansi tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan laba

bersih dan nilai perusahaan yang sesuai dengan harapan manajemen

tersebut (Nunung & Badruzaman, 2010). Beberapa pihak melihat tindakan

manajemen laba dari dua sudut yang berbeda, salah satu pihak

menganggap bahwa manajemen laba adalah tindakan kecurangan.

Sedangkan pihak yang lain menganggap manajemen laba bukan tindakan

kecurangan karena hal tersebut adalah dampak dari kebebasan manajer

untuk memilih metode - metode akuntansi yang akan digunakan dalam

melakukan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan yang dianggap

sesuai dengan perusahaan.

Beberapa fenomena manajemen laba yang terjadi adalah salah satu

perusahaaan jasa yaitu garuda Indonesia yang melakukan manipulasi

laporan keuangan tahun 2018. Masalah ini akhirnya diketahui publik pada

April 2019 karena tidak hanya mampu menutupi kerugian tahun

sebelumnya, tetapi juga menghasilkan laba bersih sebesar US$ 809,84

ribu. Untung yang didapatkan peruasahaan tersebut merupakan hasil

polesan. Kejanggalan pada laporan keuangan pada laporan keuangan ini

dimulai dengan perolehan laba bersih tahun 2018 karena adanya perjanjian

1
2

kerja sama dengan PT Mahata Aero Teknologi yang bernilai Rp.3,41

triliun. Perusahaan ini seharusnya mengalami kerugian jika tidak ada

pencatatan perolehan pemasukkan dari perjanjian tersebut.

Perusahaan selanjutnya yang melakukan manipulasi laba adalah PT

Waskita karya yang termasuk subsector kontruksi bangunan. laporan

keuangan PT waskita dimanipulasi oleh 3 direksi PT Waskita Karya dan 2

kantor akuntan publik. PT waskita diketahui memiliki kelebihan laba

bersih sebesar RP 500 miliar. Hal ini diketahui saat dilakukan audit

laporan keuangan seiring pergantian direksi pada tahun 2008. Direksi

melakukan rekayasa pada laporan keuangan dengan memasukkan

pendapatan tahun depan ke pendapatan tahun lalu. Pada akhirnya

kementrian BUMN memberhentikan dua direksi PT Waskita Karya

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi manajemen laba

diantaranya, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan leverage.

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan

laba dari pengelolaan asetnya selama periode tertentu. Kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba merupakan indikator utama dalam

menilai prestasi perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas suatu

perusahaan maka kinerja atau prestasi dan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan juga meningkat (Yatulhusna 2015). Oleh karena

itu, profitabilitas berkaitan dengan manajemen laba ketika profitabilitas

yang dihasilkan menurun pada periode tertentu akan mengakibatkan

perusahaan untuk melakukan manajemen laba dengan cara meningkatkan


3

laba yang dihasilkan sehingga akan mempertahankan pihak eksternal yang

ada. Melihat profitabilitas adalah cara yang sering dilakukan oleh pihak

manajer maupun investor dalam membandingkan dan menilai kinerja

operasional perusahaan, dalam hal ini manajer melihat profitabilitas

sebagai tujuan yang harus dicapai oleh perusahaan untuk kemudian dapat

menjadi informasi bagi investor dalam memperhitungkan keefesienan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari investasinya, yang berarti

profitabilitas menjadi ukuran kinerja bagi pihak eksternal untuk

memperhitungkan kemampuan operasional manajemen (Harris and

Prasetya 2013).

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilaukan oleh (Paramitha

and Idayati 2020), (Putri, Husna, and Ade 2020)menunjukkan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Namun

bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh (Anindya, Nur,

and Yuyetta 2020) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka

semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka

pendeknya. Jika sebaliknya, maka perusahaan tidak mampu melunasi

hutang jangka pendeknya disebabkan oleh beberapa faktor. Yang pertama,

perusahaan tidak memiliki dana sama sekali untuk melunasinya. Atau

yang kedua, sebenarnya perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan,


4

hanya saja terdapat utang yang jatuh tempo, perusahaan masih harus

menunggu untuk mencairkan beberapa aset lancar selain kas agar menjadi

kas ((Hery 2018)) dalam .

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilaukan oleh (Putri,

Husna, and Ade 2020) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh

terhadap manajemen laba. Namun bertolak belakang dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Paramitha and Idayati 2020)menunjukkan bahwa

Likuiditas berpengaruh negatif terhadap manajemen.

Ukuran perusahaan menunjukkan total aktiva, jumlah penjualan,

rata – rata total penjualan dan rata – rata total aktiva yang digambarkan

oleh besar kecilnya perusahaan. Keterlibatan ukuran perusahaan dengan

manajemen laba adalah semakin besar suatu ukuran perusahaan, maka

semakin besar pula paksaan yang dihadapi karena perusahaan tersebut

akan menjadi sorotan dan pengawasan sehingga manajer tidak bisa leluasa

melakukan penerapan manajemen laba. Jadi semakin kecil ukuran

perusahaan manajer semakin memiliki peluang dalam melakukan

manajemen laba(Paramitha and Idayati 2020).

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aissyah,

Nurlaela, and Samrotun 2020)menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba. Namun bertolak belakang dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Paramitha and Idayati 2020) menunjukkan bahwa

Likuiditas memiliki ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

manajmen laba .
5

Leverage keuangan menunjukan seberapa besar kemampuan dalam

membayar hutang dengan modal yang dimilikinya.”Dalam penelitian ini,

rasio leverage yang digunakan adalah debt to total equity ratio, Wulandari

(2013) dalam (Aissyah, Nurlaela, and Samrotun 2020) mengemukakan

bahwa "debt to total equity ratio yaitu perbandingan total kewajiban

(hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) dengan total ekuitas

yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun”. Rasio Leverage

menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan

dan menunjukkan risiko yang dihadapi perusahaan. Semakin besar risiko

yang dihadapi oleh perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan

laba di masa depan juga akan makin meningkat’’(Agustia 2013) dalam

(Aissyah, Nurlaela, and Samrotun 2020).

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aissyah,

Nurlaela, and Samrotun 2020) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh

terhadap manajemen laba namun bertolak belakang dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Anindya, Nur, and Yuyetta 2020)) leverage tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis akan

mengidentifikasi masalah tentang pengaruh profitabilitas, likuiditas,

ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka dapat

dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:


6

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba ?

2. Apakah secara parsial likuiditas berpengaruh terhadap manajemen

laba?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba?

4. Apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba?

5. Apakah Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Leverage

secara simultan berpengaruh terhadap Manajemen Laba?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba

2. Untuk menguji likuiditas berpengaruh terhadap manajemen laba

3. Untuk menguji ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen

laba

4. Untuk menguji leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Ukuran Perusahaan dan Leverage secara simultan berpengaruh

terhadap Manajemen Laba.

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, maka

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk:


7

1. Manfaat akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan ilmu

tambahan bagi akademisi dalam pendidikan terkait manajemen laba

2. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

peneliti lain dimasa yang akan datang terkait topik yang sama

3. Bagi investor

Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL

DAN HIPOTESIS

A. Kajian teori

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Menurut (Scott and R. 2009) dalam (Paramitha and Idayati 2020)

teori agensi merupakan pengembangan dari suatu teori yang

mempelajari suatu bentuk kontrak dimana para agent bekerja atau

bertugas atas nama principal ketika keinginan atau tujuan mereka

bertentangan maka akan terjadi sutau konflik. Principal memberi

mandat pada pekerja atau agent untuk memenuhi kepentingan

principal, seperti dalam pengambilan keputusan apapun dari principal

kepada agent. Teori ini dapat dipandang sebagai model kontraktual

antara dua atau lebih orang, dimana salah satu pihak disebut agen dan

pihak yang lain disebut prinsipal. Pihak prinsipal sebagai penyedia

sumber daya dan dana yang akan digunakan oleh manajmen,

sedangkan pihak manajemen harus bertanggung jawab penuh dengan

mandat yang telah diberikan agar dapat memenuhi kepentingan pihak

prinsipal. Menurut Eisenhardt (1989) dalam Sondang (2011) dalam

(Paramitha and Idayati 2020) teori agensi menggunakan tiga asumsi

sifat manusia, yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri

sendiri (self interest); (2) manusia memiliki daya pikir terbatas

mengenai persepsi masa yang akan datang (bounded rationality); dan

8
9

(3) manusia menghindari risiko (risk averse). Berdasarkan asumsi

tersebut manajer sebagai manusia akan mengutamakan

kepentingannya. Teori keagenen muncul sebagai upaya untuk

memahami dan memecahkan masalah yang ada saat

ketidakseimbangan informasi pada saat kontrak dilakukan. Kontrak

yang dimaksud adalah kontrak antara prinsipal dengan agen. Teori ini

dapat terjadi jika pihak prinsipal tidak memiliki informasi yang lebih

dari pihak agen dan terjadi perebadan kepentingan, maka akan timbul

agent problem dimana agen diuntungkan dengan melakukan tindakan

tersebut dan pihak principal dirugikan.

2. Manajemen Laba

Manajemen laba atau yang sering disebut earning management.

Menurut Santana dan Wirakusuma (2016) dalam (Paramitha and

Idayati 2020) manajemen laba adalah proses yang disengaja, dengan

batasan standar akuntansi keuangan unuk mengatur pelaporan laba

pada tingkat tertentu. Manajemen laba dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu mengubah metode akuntansi dan mengubah estimasi dan

kebijakan akuntansinya. Manajemen laba merupakan masalah yang

sering muncul dalamsetiap perusahaan. Permasalah ini sulit untuk

dihindari karena menyangkut adanya keuntungan individu semata dan

juga keuntungan perusahaan. Manajer melakukan manajemen laba

bertujuan untuk mewujudkan kepentingan pribadinya, yaitu dengan

cara mengatur besarnya laba yang akan dilaporkan ke stakeholder.


10

Manajer yang mengelolah perusahaan akan lebih menguasai tentang

informasi mengenai perusahaan dibandingkan dengan pihak lainnya.

Menurut (Scott and R. 2009) menyatakan ada beberapa bentuk dalam

manajemen laba, yaitu : (1) Taking a bath; (2) Income minimization;

(3) Income maximization; dan (4) Income smoothing. Manajemen laba

dilakukan dengan cara melaporkan besaran laba yang dimanipulasi

kepada para pemegang saham yang nantinya hasil perjanjian dapat

dipengaruhi pada angka – angka akuntansi yang dilaporkan. Menurut

(Scott and R. 2009) melakukan manajemen laba dengan beberapa

motivasi, yaitu: (1) Perencanaan Bonus; (2) Kontrak Hutang Jangka

Panjang; (3) Motivasi Politik; (4) Motivasi Pajak; (5) Pergantian CEO;

dan (6) Penawaran Saham Perdana.

3. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan salah satu tolak ukur yang

digunakan dalam penilaian yang dilakukan oleh para investor terhadap

kinerja perusahaan guna dalam pengambilan keputusan investasi yang

akan dilakukan. Rasio ini dapat digunakan untuk membandingkan

antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan,

mengutamakan pada laporan neraca dan laporan laba rugi. Dapat

melakukan pengukuran untuk beberapa periode. Yang bertujuan untuk

terlihat perkembangan perusahaan dalam rentan waktu tertentu, baik

menurun atau meningkat, sekaligus mencari penyebab perubahan

tersebut. Semakin tinggi ROA yang dihasilkan perusahaan, semakin


11

tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam

dalam total aset. Maka sebaliknya, jika semakin rendah ROA yang

dihasilkan maka semakin rendah pula laba bersih yang dihasilkan dari

setiap dana yang tertanam dalam total aset. Menurut hasil

pengukurannya dapat dijadikan evaluasi kinerja manajemen selama ini,

apakah manajemen telah berkerja secara efektif atau tidak. Menurut

(Kasmir. 2017) jenis – jenis rasio profitabilitas yang bisa digunakan

yaitu: (1) Profit Margin (Profit Margin on Sales); (2) Return On

Investment (ROI) atau Return On Asset (ROA); (3) Return On Equity

(ROE); dan (4) Laba per Lembar Saham (Earning Per Share).

4. Likuiditas

(Rumasukun, Pattiasina, and Noch 2020) Salah satu rasio yang

digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas adalah Rasio Lancar

sebagai rasio antara nilai aset lancar dan utang jangka pendek saat ini.

Dengan demikian current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa

perusahaan dapat memenuhi kewajiban atau hutang jangka pendeknya

dengan menggunakan aset yang ada sehingga dari segi pemegang

saham memiliki kepercayaan terhadap kemampuan perusahaan untuk

memiliki tingkat current ratio yang tinggi.Menurut Fred Weston

(2004) dalam (Kasmir. 2017) menyatakan bahwa rasio likuiditas

adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi utang atau kewajiban jangka pendek. Apabila perusahaan

mendapat tagihan, perusahaan mampu untuk memenuhi utangnya


12

terutama utang yang sudah jatuh tempo. Ukuran kinerja manajemen

dalam mengelolah keuangan perusahaan dapat melihat rasio likuiditas.

Rasio likuiditas sering disebut rasio modal kerja karena rasio ini

digunakan untuk mengukur besar rendahnya likuid perusahan.

Semakin rendah rasio lancar yang didapatkan berarti semakin kecil

modal yang digunakan untuk melunasi utang. Jika semakin tinggi rasio

lancar yang didapatkan belum tentu perusahaan itu dikatakan baik,

karena rasio lancar yang tinggi dapat terjadi saat kurang efektifnya

manajemen kas dan persediaan. Menurut (Kasmir. 2017) jenis – jenis

rasio likuiditas yang digunakan perusahaan untuk mengukur

kemampuannya, sebagai berikut: (1) Rasio Lancar (Current Ratio); (2)

Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio); (3) Rasio Kas (Cash

Ratio); (4) Rasio Perputaran Kas; dan (5) Inventory to Net Working

Capital.

5. Ukuran Perusahaan

Menurut (Brigham and Houston 2010) dalam (Paramitha and

Idayati 2020) ukuran perusahaan adalah ukuran besar kecilnya suatu

perusahaan yang ditunjukkan atau dinilai oleh total aset, total

penjualan, jumlah laba, beban pajak dan lain-lain. Sedangkan menurut

Hartono (2008:14) dalam (Paramitha and Idayati 2020) ukuran

perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan dapat dihitung

dengan total aktiva/ besar harta


13

6. Leverage

(Rumasukun, Pattiasina, and Noch 2020) Ada dua jenis leverage

yaitu leverage operasi dan leverage keuangan. Leverage operasi,

penggunaan aset dengan biaya tetap mengharapkan pendapatan yang

diperoleh dapat menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Sebaliknya,

dalam financial leverage, penggunaan dana dengan biaya tetap

diharapkan dapat meningkatkan laba per saham. Leverage keuangan

menunjukan seberapa besar kemampuan dalam membayar hutang

dengan modal yang dimilikinya.”Dalam penelitian ini, rasio leverage

yang digunakan adalah debt to total equity ratio, Wulandari (2013)

dalam (Aissyah, Nurlaela, and Samrotun 2020)mengemukakan bahwa

"debt to total equity ratio yaitu perbandingan total kewajiban (hutang

jangka pendek dan hutang jangka panjang) dengan total ekuitas yang

dimiliki perusahaan pada akhir tahun”. Rasio Leverage

menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan

dan menunjukkan risiko yang dihadapi perusahaan. Semakin besar

risiko yang dihadapi oleh perusahaan maka ketidakpastian untuk

menghasilkan laba di masa depan juga akan makin

meningkat”(Agustia, 2013) dalam(Aissyah, Nurlaela, and Samrotun

2020)

B. Penelitian Terdahulu

(Paramitha and Idayati 2020) dalam penelitian yang berjudul

pengaruh profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan terhadap manajemen


14

laba menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap

manajemen laba. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap manajemen.

Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajmen laba.

(Anindya, Nur, and Yuyetta 2020) dalam penelitian yang berjudul

pengaruh leverage, sales growth, ukuran perusahaan dan profitabilitas

terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa Leverage, ukuran

perusahaan dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap manajemen laba. Sales Growth memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap manajemen laba.

(Aissyah, Nurlaela, and Samrotun 2020) dalam penelitian yang

berjudul kepemilikan manajerial, leverage, profitabilitas, ukuran

perusahaan dan manajemen laba pada perusahaan properti dan real

estate menunjukkan bahwa pengaruh leverage, dan ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba. Sedangkan, kepemilikan manajerial dan

profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

(Putri, Husna, and Ade 2020) dalam penelitian yang berjudul

pengaruh profitabilitas, struktur modal, likuiditas, ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka

industri yang tercatat di bursa efek indonesia tahun 2016-2019

menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba,

struktur modal berpengaruh terhadap manajemen laba, likuiditas

berpengaruh terhadap manajemen laba. ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap manajemen laba.


15

(Puspitasari, Diana, and Mawardi 2019) dalam penelitian yang

berjudul pengaruh faktor good corporate governance, free cash flow, dan

leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan batu bara

menunjukkan bahwa secara parsial dewan komisaris independen, ukuran

komite audit, kepemilikan institusional, leverage, dan free cash flow

terhadap manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan, kepemilikan

manajerial tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba.

(Cahyani and Suryono 2020)) dalam penelitian yang berjudul

pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan hutang dan ukuran

perusahaan terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa kepemilikan

manajerial dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen

laba. sedangkan kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap

manajemen laba.

(Surya, Nuraina, and Sryaningrum 2019)dalam penelitian yang

berjudul pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba dengan

profitabilitas sebagai variabel intervening menunjukkan bahwa

profitabilitas tidak memmediasi ukuran perusahaan dengan manajemen

laba. Artinya, dengan ada atau tidaknya profitabilitas tidak mempengaruhi

hubungan ukuran perusahaan pada manajemen laba.

Agar lebih mudah dalam memahami penelitian-penelitian yang

sudah ada maka maka penelitian membuat mapping penelitian yang

disajikan dalam tebel berikut ini:

Tabel 2.1 mapping penelitian terdahulu


16

Variabel yang
NO Nama Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
digunakan

1 (Paramitha and Pengaruh profitabilitas, a. Profitabilitas (1) Profitabilitas


Idayati 2020) likuiditas, ukuran b. Likuiditas memiliki pengaruh
perusahaan terhadap c. Ukuran perusahaan positif terhadap
manajemen laba manajemen laba,(2) ,
(3)ukuran perusahaan
tidak berpengaruh
terhadap manajmen
laba

2 (Anindya, Nur, and Pengaruh leverage, sales a. Leverage (1) Leverage, ukuran
Yuyetta 2020) growth, ukuranperusahaan b. Sales growth, perusahaan dan
dan profitabilitas terhadap c.Ukuran perusahaan profitabilitas tidak
manajemen laba d. Profitabilitas memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap manajemen
laba; (2) Sales
Growth memiliki
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap manajemen
laba

Variabel yang
NO Nama Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
digunakan

3 (Aissyah, Nurlaela, Kepemilikan manajerial, a. Kepemilikan (1)kepemilikan


and Samrotun leverage,profitabilitas, manajerial manajerial
2020) ukuran perusahaan b.Leverage berpengaruh terhadap
danmanajemen laba pada c. Profitabilitas manajemen laba
perusahaan properti d.Ukuran perusahaan tidak didukung oleh
danreal estate bukti empiris.
Hipotesis (2)
leverage berpengaruh
terhadap manajemen
laba didukung oleh
bukti empiris.
Hipotesis (3)
profitabilitas
berpengaruh terhadap
17

manajemen laba
tidak didukung oleh
bukti empiris.
Hipotesis (4) bahwa
ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap
manajemen laba
didukung oleh bukti
empiris

4 (Putri, Husna, and Pengaruh profitabilitas, a.Profitabilitas, 1. Terbukti


Ade 2020) struktur modal, likuiditas, b.Struktur modal, profitabilitas
ukuran perusahaan c. Likuiditas, berpengaruh terhadap
terhadap manajemen laba d.Ukuran perusahaan manajemen laba.
pada perusahaan 2. Terbukti struktur
manufaktur sektor aneka modal berpengaruh
industri yang tercatat di terhadap manajemen
bursa efek indonesia laba.
tahun 2016-2019 3. Terbukti likuiditas
berpengaruh terhadap
manajemen laba pada
perusahaan
manufaktur sektor.
4. Terbukti ukuran
perusahaan
berpengaruh terhadap
manajemen laba pada
perusahaan
18

N Nama Variabel yang


Judul penelitian Hasil penelitian
O Peneliti digunakan

5 (Puspitasari, Pengaruh Faktor good a. Good corporate 1. UKA, DKI, KI, FCF dan
Diana, and corporate governance, free governance leverage terhadap manajemen
Mawardi cash flow, dan leverage b. Free cash flow, laba berimplikasi positif
2019) terhadap manajemen laba c. Leverage signifikan pada perusahaan batu
pada perusahaan batu bara bara yang listing di BEI.
2. Sementara kepemilikan
manajerial terhadap manajemen
laba tidak memiliki implikasi
signifikan

6 (Cahyani and Pengaruh kepemilikan (1) kepemilikan manajerial tidak


Suryono manajerial, kebijakan berpengaruh terhadap
2020) hutang dan ukuran manajemen laba. (2) kebijakan
perusahaan terhadap hutang berpengaruh positif dan
manajemen laba a.Kepemilikan signifikan terhadap manajemen
manajerial laba. (3) ukuran perusahaan
b. Kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap
c. Ukuran perusahaan manajemen laba

7 (Surya, Pengaruh ukuran a. Ukuran perusahaan ukuran perusahaan dan


Nuraina, and perusahaan terhadap b.Manajemen laba profitabilitas mempunyai
Sryaningrum manajemen laba dengan c. Profitabilitas pengaruh pada manajemen laba.
2019) profitabilitas sebagai Selain itu ukuran perusahaan
variabel intervening mempunyai hubungan positif
terhadap profitabilitas pula.
Namun ukuran perusahaan
membuktikan bahwa tidak
mempunyai pengaruh pada
manajemen laba beserta
profitabilitas sebagai variabel
intervening

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan (Paramitha

and Idayati 2020) dalam penelitian yang berjudul pengaruh profitabilitas,

likuiditas, ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Perbedaan


19

penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada variabel

penelitiannya dan objek penelitiannya pada penelitian terdahulu

menggunakan variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan,

sementara calon peneliti melakukan pembaharuan dengan menambahkan

variabel leverage sebagai variabel independen. Selain itu juga pada

penelitian terdahulu, objek penelitian perusahaan property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sementara calon peneliti

memilih objek penelitian perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI),

C. Model Empiris

Model empiris ini dirancang berdasarkan model kajian-kajian

terdahulu yang kemudian dikembangkan untuk dianalisis lebih lanjut

sesuai dengan judul penelitian yaitu “pengaruh profitabilitas, likuiditas,

ukuran perusahaan dan leverage

terhadap manajemen
Ukuran Perusahaan (X3)

Profitabilitas (X1)

laba pada perusahaan


Likuiditas (X2)
Leverage (X4)

pertambangan yang terdaftar

dibursa efek

indonesia(BEI). Maka

kerangka konseptual

disajikan sebagai berikut.

H1
Manajemen Laba
(Y)
20

H2

H3

H4

H5
Gambar 2.1 Model Empiris

D. Pengembangan Hipotesis penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini yang merupakan jawaban sementara

atas permasalahan dalam penelitiandengan uraian sebagai berikut :

1. Pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba

Profitabilitas menunjukkan kinerja yang dihasilkan oleh suatu

perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. Laba yang dihasilkan

perusahaan besar akan menarik investor karena tingkat pengembalian yang

dimiliki perusahaan juga semakin tinggi. Dengan demikian, semakin tinggi

rasio ini maka semakin baik produktivitas aset yang diperoleh dalam

keuntungan bersih. Hal tersebut akan dapat meningkatkan daya tarik

investor untuk perusahaan.

Sebaliknya jika rasio yang dihasilkan rendah maka semakin

memburuk produktivitas aset yang diperoleh dalam keuntungan bersih.

Jadi ketika rasio ini rendah, maka manajemen cenderung melakukan

manajemen laba. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilaukan oleh

(Paramitha and Idayati 2020), (Putri, Husna, and Ade 2020) menunjukkan

bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen laba.


21

H1: profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba


22

2. Pengaruh likuiditas terhadap manajemen laba

Kondisi kesehatan sutau perusahaan antara lain dicerminkan dengan

rasio likuiditas. Rasio ini juga memberikan cukup banyak manfaat bagi

berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, pihak

berkepentingan ialah manajemen dan pemilik perusahaan guna untuk

menilai kemampuan mereka sendiri dalam malunasi hutang jangka

pendek. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin tinggi pula

kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Jika

rasio likuiditas perusahaan rendah maka manajer akan melakukan

manipulasi aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Hal ini didukung

dengan penelitian yang dilaukan oleh (Putri, Husna, and Ade 2020)

menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap manajemen laba.

Namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Paramitha and Idayati 2020) menunjukkan bahwa Likuiditas berpengaruh

negatif terhadap manajemen.

H2: likuiditas berpengaruh terhadap manajemen laba

3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba

Apabila perusahaan menghadapi kebutuhan dana yang semakin

meningkat akibat pertumbuhan penjualan tetapi dana yang ada

diperusahaan sudah dipergunakan semua, maka perusahaan akan

melakukan hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru. Maka

perusahaan yang besar akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam

mamenuhi kebutuhan, sehingga manajer mempunyai motivasi untuk


23

melakukan manajemen laba agar dalam pelaporan laba yang dihasilkan

tinggi dapat menarik investor dan kreditur. Perusahaan yang besar juga

akan cenderung berupaya untuk melaporkan perolehan laba yang stabil

setiap tahunnya. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Aissyah, Nurlaela, and Samrotun 2020) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan terhadap manajemen laba. Namun bertolak belakang dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Paramitha and Idayati 2020) menunjukkan

bahwa Likuiditas memiliki ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

manajmen laba .

H3: ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen

laba

4. Pengaruh leverage terhadap manajemen laba

Leverage keuangan menunjukan seberapa besar kemampuan dalam

membayar hutang dengan modal yang dimilikinya.”Dalam penelitian ini,

rasio leverage yang digunakan adalah debt to total equity ratio, Wulandari

(2013) dalam(Aissyah, Nurlaela, and Samrotun 2020) mengemukakan

bahwa "debt to total equity ratio yaitu perbandingan total kewajiban

(hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) dengan total ekuitas

yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun”. Rasio Leverage

menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan

dan menunjukkan risiko yang dihadapi perusahaan. Semakin besar risiko

yang dihadapi oleh perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan

laba di masa depan juga akan makin meningkat”(Agustia, 2013) dalam


24

(Aissyah, Nurlaela, and Samrotun 2020). Hal ini didukung dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Aissyah, Nurlaela, and Samrotun 2020)

menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

H4: leverage berpengaruh terhadap manajemen laba

5. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan

Leverage terhadap Manajemen Laba

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi manajemen

diantaranya, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan leverage.

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba dari pengelolaan asetnya selama periode tertentu.

Kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba merupakan

indikator utama dalam menilai prestasi perusahaan. Faktor yang kedua

likuiditas Rasio ini juga memberikan cukup banyak manfaat bagi

berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, pihak

berkepentingan ialah manajemen dan pemilik perusahaan guna untuk

menilai kemampuan mereka sendiri dalam malunasi hutang jangka

pendek. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin tinggi

pula kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka

pendeknya. Faktor yang ketiga ukuran perusahaan Apabila perusahaan

menghadapi kebutuhan dana yang semakin meningkat akibat

pertumbuhan penjualan tetapi dana yang ada diperusahaan sudah

dipergunakan semua, maka perusahaan akan melakukan hutang

maupun dengan mengeluarkan saham baru. Faktor keempat Leverage


25

Rasio Leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan

oleh perusahaan dan menunjukkan risiko yang dihadapi perusahaan.

Semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan maka

ketidakpastian untuk menghasilkan laba di masa depan juga akan

makin meningkat”(Agustia, 2013) dalam (Aissyah, Nurlaela, and

Samrotun 2020).

H5: Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Leverage

berpengaruh terhadap Manajemen Laba


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan PenelitianX

Berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian ini adalah

penelitian penjelasan (exsplanatory), penelitian ini berupaya menjelaskan

hubungan antara variabel-variabel dan pengaruhnya dengan pengujian

hipotesis (Sugiyono 2017). Rancangan dalam penelitian ini termasuk

dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian

yang lebih menekan pada aspek pengukuran dengan cara obyektif terhadap

fenomena sosial yang dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah,

variable dan indikator.

Penelitian ini menguji pengaruh pengaruh profitabilitas, likuiditas,

ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba.

B. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono 2017).Populasi penelitian ini ialah seluruh Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2016-2020yang berjumlah 24 perusahaan.

2. Sampel

26
27

Menurut (Sugiyono 2017) Sampel merupakan bagian dari populasi

yang menjadi sumber data dalam penelitian, yang mana adalah merupakan

bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Pattiasina

2017)Metode purposive sampling dilakukan dengan tujuan mengambil

sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.Adapun kriteria

yang ditentukan:

1) Seluruh perusahaan pertambangan yang sudah go publik dan masih

terdaftar sebagai emiten pada Bursa Efek Indonesia.

2) Tersedianya laporan keuangan perusahaan secara lengkap dengan

tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember selama tahun 2015-

2018

3) Perusahaan Pertambangan yang menggunakan mata uang rupiah dalam

pembuatan laporan keuangannya.

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan

N
OKODE PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN
1 ADRO Adora Energi Tbk
2 ATPK Resources Tbk
3 BYAN Bayan Resources Tbk
4 BUMI Bumi Resources tbk
5 DEWA Dewa darma henwa Tbk
6 GTBO Garda tujuh buana Tbk
7 ITMG indo tambang raya megah Tbk
8 PKPK perdana karya perkasa Tbk
9 PTRO petrosea Tbk
10 KKGI resources alam indonesiaTbk
11 PTBA tambang batu bara bukit asam Tbk
12 APEX apexindo pratama duta Tbk
28

13 BIPI benakat petroleum energy Tbk


14 ELSA Elnusa Tbk
15 ENRG Energi mega persada Tbk
16 MEDC metko energy internasional Tbk
17 RUIS Radiant utama interinco Tbk
18 ARTI Ratu prabu energi Tbk
19 ANTM aneka tambang Tbk
20 CITA cita mineral investindo Tbk
21 INCO inco Tbk
22 TINS timah tbk
23 CNKO central korporindo internasional Tbk
24 CTTH citatah Tbk

C. Definisi Operasional variable penelitian

1. Variabel dependen

(Sugiyono 2017)variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian

konsumen yang diberi symbol (Y).. Variabel dependen merupakan

fokus utama peneliti, tujuan penelitian adalah untuk memahami dan

mendeskripsikan variabel dependen, atau untuk menjelaskan

variabilitasnya, atau memprediksinya. Dalam penelitian ini variabel

dependennya adalah manajemen laba.

2. Variabel independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variabel dependen(Sugiyono 2017). Dalam penelitian ini variabel


29

independennya adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan

dan leverage

3. Manajemen laba

Manajemen laba ialah tindakan manajer untuk mengendalikan

laba yang diperoleh atas suatu unit dimana manajer yang bertanggung

jawab, tanpa mempengaruhi profitabilitas ekonomi jangka panjang

unit tersebut. Menurut Desmiyawati dan Fitriana (2009) dalam

(Paramitha and Idayati 2020) menyatakan bahwa menggunakan

discretionary accruals sebagai pengukuran manajemen laba di hitung

dengan model modifikasi jones, karena model ini dianggap baik

diantara model lain untuk mengukur manajemen laba.

DAit = TAit/Ait-1 -NDAit

Keterangan:

DAit = Discretionary accruals perusahaa

TAit = Total accrual perusahaan i pada periode t

Ait-1 = Total asset perusahaan i pada tahun t-1

NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke

4. Profitabilitas

Tingkat profitabilitas perusahaan diproksikan dengan Return On

Asset (ROA) atau Return On Invesment (ROI), analisis ROA / ROI

adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan


30

(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu

(Hanafi dan Halim, 2009:84) dalam (Paramitha and Idayati 2020)

𝑅𝑂𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅𝑂𝐼= 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑥 (𝐸𝐴𝐼𝑇)


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

5. Likuiditas

Likuiditas adalah salah satu variabel rasio keuangan yang banyak

digunakan dalam melakukan penilaian kinerja perusahaan. Rasio

likuiditas diukur dengan cara rasio aktiva lancar dibagi dengan utang

lancar. Dalam penelitian ini likuiditas dihitung menggunakan rasio

lancar atau (Current Ratio),

Rasio Lancar =Aktiva Lancar


Utang Lancar

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala perhitungan di mana dapat

diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menggunakan logaritma

natural dari total aset (Marihot dan Doddy, 2007) dalam (Paramitha

and Idayati 2020), yang dirumuskan sebagai berikut:

𝑆𝐼𝑍𝐸=𝒍𝒏𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Keterangan :

SIZE : Ukuran Perusahaan

𝒍𝒏 : Logaritma

7. Leverage
31

Menurut Rodoni dan Ali (2010:123) dalam (Puspitasari, Diana,

and Mawardi 2019) bahwa “leverage adalah rasio yang

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh

kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri

yang digunakan untuk membayar hutang”.

Leverage Ratio = Aset Total


Hutang total

D. Metode pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia khususnya seluruh perusahaan

pertambangan. Data yang diambil adalah laporan keuangan Bursa Efek

Indonesia khususnya seluruh perusahaan pertambangan 2016-2020.

E. Metode analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

regresi Linier Berganda Ada beberapa uji analisis data yang yang

digunakan seperti analisis statistic deskriptif uji instrument penelitian, uji

asumsi klasik dan uji hipotesis. Penjelasan mengenai metode-metode

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah metode yang mendeskripsikan kondisi dari

data yang terkumpul dan menyajikan data sampai memberi informasi

yang berguna. Statistik deskriptif memberikan deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standarr deviasi, varian,


32

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(kemencengangan distribusi) (Ghozali, 2018:19) dalam (Paramitha and

Idayati 2020)

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk menguji apakah dalam model

regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal atau tidak. Jika variabel residual tersebut berdistribusi tidak

normal maka hasil uji akan menyimpang. Untuk menguji apakah

data berdistribusi normal atau tidak, dilakukan dengam

menggunakan non – parametik Kolmogorov-Smirnov yang dilihat

dari probabilitasnya. Kriteria uji statistik non-parametik

Kolmogorov-Smirnov yaitu jika nilai signifikansi > 0,05 maka data

berdistribusi normal dan sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05

maka data berdistribusi tidak normal.

b. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi berguna untuk menguji apakah model regresi

ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model

regresi yang baik tidak terjadi autokorelasi dengan menggunakan

uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan meliputi (Santoso,

2012:242) dalam dea(2020): (1) Angka D-W di bawah -2 berarti

terdapat autokorelasi positif, (2) Angka D-W diantara -2 sampai +2


33

berarti tidak ada autokorelasi, dan (3) Angka D-W di atas +2

berarti terdapat autokorelasi negatif.

c. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas memiliki tujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen

(bebas). Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas di dalam

model regresi adalah melihat nilai Tolerance (TOL) dan VIF

(Variance Inflation Factor). Dua ukuran ini menggambarkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolarance yang rendah sama dengan

nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikoliniearitas adalah nilai

tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2018:108) dalam

(Paramitha and Idayati 2020).

d. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas berfungsi untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Apabila varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap disebut

homokesdastisitas. Jadi model regresi yang baik yaitu

homokedastisitas dtidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali

(2018:137) dalam (Paramitha and Idayati 2020) menyatakan bahwa

cara untuk mendeteksinya dapat dilihat melalui pendekatan grafik


34

plot antara nilai prediksi variabel dependen (terikat) yaitu ZPRED

dengan residualnya yaitu SRESID. Jika dalam grafik tersebut

terdapat pola tertentu yang teratur dan data tersebar secara acak di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka menunjukkan

bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas.

3. Uji Analisis Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk menyatakan hubungan

fungsional antara variabel independen dan variabel dependen.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda karena

memiliki variabel independen lebih dari satu dan merupakan teknik uji

yang menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Data diolah dengan bantuan berupa aplikasi SPSS 25 dan

persamaan regresi adalah sebagai berikut :

ML = α + β1ROA+ β2CR + β3SIZE+ β4LEV + e


Keterangan :

ML: Manajemen Laba

ROA: profitabilitas

CR: Likuiditas

SIZE: Ukuran Perusahaan

LEV: leverage

α: konstanta

β1: Koefisien regresi Variabel Profitabilitas

β2: Koefisien regresi Variabel likuiditas


35

β3: Koefisien regresi Variabel ukuran perusahaan

β4: : Koefisien regresi Variabel leverage

e: eror

4. Uji fungsi regresi

a. Uji Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)

Koefisien Determinasi (R2) menghitung seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi merupakan antara nol dan satu (0 < x < 1).

Jika nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam mendeskripsikan variabel-variabel dependen

amat terbatas. Sedangkan sebaliknya kalau nilai R2 mendekati 1

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semau

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2018:97) dalam (Paramitha and Idayati 2020)

b. Uji simultan (uji statistik f)

Uji F menggambarkan apakah semua variabel independen (bebas)

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama – sama terhadap variabel dependen (terikat) (Ghozali,

2018:98) dalam (Paramitha and Idayati 2020). Apabila hasil uji f

menyatakan nilai signifikan sebesar < 0,05 maka model yang

digunakan dalam penelitian layak dan tidak dapat dipergunakan

pada analisis selanjutnya yang berarti variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


36

Sebaliknya, apabila hasil uji f memiliki nilai signifikan > 0,05 tabel

maka model yang digunakan tidak layak yang berarti variabel

independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

c. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji t pada dasarnya menggambarkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerapkan variasi

dependen. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan

kriteria sebagai berikut: a) apabila tingkat signifikansi < 0,05 maka

dapat dikatakan hipotesis diterima yang berarti terdapat pengaruh

yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

dependen, b) apabila tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat

dikatakan hipotesis ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

dependen.
DAFTAR PUSTAKA

Agustia, Dian. 2013. “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash
Flow, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.” Jurnal Akuntansi
dan Keuangan 15(1): 27–42.

Aissyah, Nafisa Nur Aini, Siti Nurlaela, and Yuli Chomsatu Samrotun. 2020.
“Kepemilikan Manajerial, Leverage, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan Dan Manajemen Laba Pada Perusahaan Properti Dan Real
Estate.” Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi 5(1): 49–61.

Anindya, Wina, Etna Nur, and Afri Yuyetta. 2020. “Pengaruh Leverage , Sales
Growth , Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap.”
Diponegoro Journal Of Accounting 9(3): 1–14.

Asmarini, Wilda. 2020. “Sempat Rugi, Pertamina Optimis Cetak Laba Rp 11,3 T
Di 2020.” CNBC Indonesia.

Brigham, and Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. III. jakarta:


SalembaEmpat.

Cahyani, Ayu chandra Esti, and Bambang Suryono. 2020. “Pengaruh


Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Manajemen Laba.” ilmu dan riset akuntansi 9: 1–20.

Harris, and Prasetya. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,


Financial Leverage, Klasifikasi Kap Dan Likuiditas Terhadap Praktik
Perataan Laba.” Universitas Diponegoro Semarang.

Hery. 2018. Analisis Laporan Keuangan. ed. Adipramono. jakarta: PT Grasindo.


https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1171856.

Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. 1st ed. Jakarta.: PT Raja Grafindo
Persada Pres.

Nunung, and Badruzaman. 2010. “Earnings Management.” Jurnal Manajemen,


Bisnis, dan akuntansi (MBIA) 1(2): 1–11.

Paramitha, Dhea Kania, and Farida Idayati. 2020. “Pengaruh Ukuran Perusahaan
Terhadap Manajemen Laba.” Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis 9:
1–18.

36
37

Pattiasina, Victor. 2017. “Analisis Pengaruh Kualitas Auditor , Ukuran


Perusahaan , Jumlah Komite Audit , Kompleksitas Operasi
Perusahaan Terhadap Audit Delay Dan Opini Audit Yang
Diinterveing Oleh Audit Lag.” Manajemen dan Akuntansi
5(September): 85–98.

Puspitasari, Emy Puji, Nur Diana, and M. Cholid Mawardi. 2019. “Pengaruh
Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, Dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Batu Bara.” E-Jra
08(03): 87–100.

Putri, Reasy Nanda Mustika, Asmaul Husna, and Jack Febriand Ade. 2020.
“PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL,
LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG TERCATAT DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2019.” Akuntansi, Ekonomi 1(2):
313–19.

Rumasukun, Mohamad Ridwan, Victor Pattiasina, and Muhamad Yamin Noch.


2020. “Talent Development & Excellence Structural Model of
Company Stock Return in Basic and Chemical Industries: Impact of
Profitability, Market Value, Liquidity and Leverage.” 12(June): 3118–
29.

Scott, and William R. 2009. FINANCIAL ACCOUNTING THEORY. Prentice Hall


New Delhi.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.Alfabeta,.


bandung: CV.

Surya, Fitria, Elva Nuraina, and Farida Sryaningrum. 2019. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Intervening.” Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi: 277–87.

Yatulhusna. 2015. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi “Pengaruh Profitabilitas,


Leverage, Umur Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen
Laba.” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Anda mungkin juga menyukai