Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

(Studi Kasus di BRT TRANS JATENG)

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada

Program Studi Akuntansi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

Elizabeth Vania Handoko

232016085

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2020
ANALISIS PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
(Studi Kasus di BRT TRANS JATENG)

Oleh:

Elizabeth Vania Handoko


232016085

RANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada
Program Studi Akuntansi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Disetujui untuk diuji oleh:

Ika Kristianti, SE., M.Ak


Pembimbing

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

ii
2020

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Kerja : ANALISIS PENERAPAN TATA KELOLA


PERUSAHAAN (Studi Kasus di BRT TRANS JATENG)
Nama Mahasiswa : Elizabeth Vania Handoko
NIM : 232016085
Program Studi : Akuntansi

Menyetujui

Ika Kristianti, SE., M.Ak


Pembimbing

Mengesahkan

Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, SE., M.Si., Akt., CA

Ketua Program Studi Akuntansi

Dinyatakan Lulus Ujian Tanggal:

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Halaman Persetujuan ii
Halaman Pengesahan iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Pendahuluan 1
Kajian Pustaka

Tata Kelola Perusahaan 5

Akuntabilitas 6

Transparansi 7

Pertanggungjawaban 8

Independensi 9

Kesetaraan dan Kewajaran 9

Metode Penelitian 10

Daftar Pustaka11

Lampiran 13

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor Tata Kelola di Asia tahun 2010 – 2020 .........................................................2

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Pertanyaan..........................................................................................13

vi
ANALISIS PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

(Studi Kasus di BRT TRANS JATENG)

PENDAHULUAN

Beberapa peneliti berpendapat bahwa dengan adanya tata kelola


perusahaan yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan (Cristine et al.,
2014; Desmawardani & Syafruddin, 2020; Ozyana, Salmiah, & Roem, 2013).
Para ahli juga menemukan bahwa ada beberapa proses yang harus diperhatikan
dalam tata kelola perusahaan untuk meningkatkan kinerja pPerusahaan. Proses
yang pertama yaitu pentingnya suatu hak pemangku kepentingan agar dapat
memperoleh informasi secara benar dan tepat pada waktu yang sudah ditentukan.
Kemudian proses yang selanjutnya adalah adanya kewajiban perusahaan dalam
memberikan pengungkapan data secara benar, tepat waktu dan adanya
transparansi terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan dan
pemangku kepentingan [ CITATION GUN10 \l 1057 ] . Kinerja karyawan merupakan
hasil kerja secara kuantitas untuk mencapai target dalam operasional perusahaan
dan juga secara kualitas untuk dinilai bagaimana cara kinerja karyawan tersebut
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya
(Mangkunegara, 2015). Kinerja merupakan perilaku yang ditampilkan setiap
orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannyadalam perusahaan (Veizal Rivai, 2004)

Menurut survey yang dilakukan oleh Ernst & Young, 39% dari investor
akan mengesampingkan investasi segera jika ada rumor bahwa tata kelola
perusahaan yang buruk. Peningkatan efisiensi perusahaan sebaiknya
diimplementasikan pada tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance). Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan oleh Asian Corporate
Governance Association (ACGA) memperlihatkan bahwa masih ada kesenjangan
antara corporate governance yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia dengan
negara lain di Asia. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya usaha yang
konsisten untuk meningkatkan tata kelola perusahaan menjadi lebih baik.

1
Tabel 1. Skor Tata Kelola di Asia tahun 2010 – 2020

(%) 2010 2012 2014 2016

1. Singapura 67 69 64 67
2. Hongkong 65 66 65 65
3. Jepang 57 55 60 63
4. Taiwan 55 53 56 60
5. Thailand 55 58 58 58
6. Malaysia 52 55 58 56
7. India 49 51 54 55
8. Korea 45 49 49 52
9. China 49 45 45 43
10. Filipina 37 41 40 38
11. Indonesia 40 37 39 36
Sumber: “CG Watch” surveys, Asian Corporate
Governance Association& CLSA Asia-Pacific Markets

Dari seluruh kategori yang dinilai, akuntansi dan audit mendapatkan nilai
tertinggi karena standar akuntansi dan audit telah sama di seluruh Negara.
Penilaian terendah ada pada budaya organisasi. Budaya organisasi yang cukup
berbeda dibandingkan dengan Negara lain, dikarenakan perbedaan budaya bisnis.
The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) (2015)
versi G20/OECD Principles of Corporate Governance memberikan pernyataan
tentang tata kelola perusahaan bahwa ada hubungan yang berkaitan antara bagian
internal perusahaan dengan manajemen perusahan, pemegang saham dan
pemangku kepentingan dalam perusahaan. Yang membahas tentang tujuan dari
tata kelola perusahaan tersebut agar dapat mengawasi kinerja atau tindakan
perusahaan dalam mencapai tujuan dari perusahaan.

Tema dari tata kelola perusahaan (corporate governance) memiliki kaitan


dengan prinsip akuntabilitas. Tema ini timbul karena sudah sering terjadinya
berbagai macam kasus diperusahaan sebagian besar tentang penipuan akuntansi
yang mengakibatkan turunnya tingkat keuntungan perusahaan besar seperti

2
contohnya yang terjadi pada Enron Corporation dan MCI Inc (sebelumnya
WorldCom) yang terjadi pada tahun 2001-2002.

Kasus-kasus tersebut telah memberikan pelajaran bagi semua pihak yang


berkaitan dalam akuntansi untuk teliti dalam menjaga tata kelola bagi perusahaan
agar tidak mengulang kejadian yang menimpa pada perusahaan-perusahaan
tersebut dan dapat memikirkan cara mencegah kasus yang merugikan bagi
perusahaan dapat ditangani sebelum terulang kembali, hal tersebut tidak akan
mempengaruhi pada menurunnya tingkat keuntungan perusahaan melainkan akan
memengaruhi tingkat kepercayaan para pemegang saham kepada perusahaan
tersebut.

Tata kKelola pPerusahaan berhubungan dengan bagaimana perusahaan


tersebut dijalankan, apakah perusahaan berjalan sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan atau tidak, bagiamana perusahaan dapat mengendalikan kegiatan yang
ada di perusahaan dengan baik. Tata kelola perusahaan juga dapat meningkatkan
kinerja perusahaan dengan melakukan pengawasan terhadap kinerja para
karyawan. Hal tersebut juga pasti sudah dirancang oleh pemangku kepentingan
dengan cara menetapkan peraturan yang harus dipatuhi karyawan agar operasional
perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan SOP yang sudah
ditetapkan. Tata kelola perusahaan yang baik juga bisa menghasilkan kepercayaan
kepada investor, seperti yang dikatakan oleh seorang peneliti bahwa penerapan
yang baik terhadap tata kelola Perusahaan dapat meningkatkan penilaian dan
dukungan dari investor [ CITATION Des20 \l 1057 ].

Tata kelola perusahaan yang juga disebut GCG (Good Corporate


Governance) adalah suatu prinsip yang dapat mendasari suatu proses dan
mekanisme dalam hal pengelolaan perusahaan berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Dalam BRT Trans Jateng juga menerapkan tata kelola yang lebih baik
untuk kedepannya, dengan mewujudkan hal tersebut BRT Trans Jateng
memberlakukan pPedoman tata kelola perusahaan yang bertujuan agar setiap
kebijakan yang sudah ditetapkan dapat berjalan dengan baik dan semua karyawan
dapat menerapkan kebijakan tersebut dengan baik. Tata kelola perusahaan ini
untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang ada di Perusahaan akan memiliki

3
kaitan dengan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance) yang bersifat
universal, yaitu akuntabilitas, transparansi, pertanggungjawaban, independensi,
dan kewajaran.

Bus Rapid Transit (BRT) atau biasa disebut Trans Jateng menghubungkan
antar kota Kabupaten di Jawa Tengah dengan kota Semarang sehingga dapat
memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas di Kota Semarang. BRT
Trans Jateng ini merupakan jasa angkutan massal berbasis semi BRT. Semi BRT
yaitu jasa angkutan massal yang memiliki tempat perhentian khusus, memiliki bus
khusus, sistem tiket khusus yaitu E-ticketing,. Ada beberapa faktor yaitu banyak
pembangunan perkotaan dan pemukiman yang terlalu dekat dengan ruas jalan dan
ruas jalannya masih terlalu sempit [ CITATION Seb17 \l 1057 ] . BRT Trans Jateng
saat ini memiliki 5 koridor yaitu: Koridor 1 melayani rute Terminal Bawen –
Stasiun Tawang, Koridor 2 melayani rute Terminal Bulupitu (Purwokerto) –
Terminal Bukateja (Purbalingga), Koridor 3 melayani rute Terminal Mangkang
(Semarang) – Terminal Bahurekso (Kendal), Koridor 4 melayani rute Terminal
Kutoarjo – Terminal Borobudur, Koridor 5 melayani rute Terminal Tirtonadi –
Terminal Sangiran – Terminal Sumberlawang.

Tata kelola BRT Trans Jateng sebelum menghadapi pandemi covid-19


menerapkan kebijakan agar dapat berjalan secara efektif. Kebijakan yang
diterapkan yaitu memberikan pembatasan sebanyak 45 penumpang dalam 1 bus,
petugas eticketing atau pramujasa BRT Trans Jateng bertugas di dalam armada
atau bus. Jam operasional BRT Trans Jateng mulai pukul 05.00 pemberangkatan
awal sampai pukul 21.00 sampai pool pemberhentian akhir. BRT Trans Jateng
masih bisa menaikkan penumpang di setiap halte yang tersedia. Pada tiap halte
belum diberlakukan social distancing. Belum dilakukan pengecekan kesehatan
pada karyawan BRT Trans Jateng secara rutin.

Dalam tata kelola BRT Trans Jateng disaat menghadapi pandemi covid-19
menerapkan kebijakan yang diatur pemerintah guna untuk mencegah penyebaran
virus covid-19. Mengingat beberapa perubahan kebijakan terdahulu sehingga
harus menyesuaikan keadaan yang sekarang. Kebijakan awal yang diterapkan saat
pandemi yaitu dengan adanya pembatasan hubungan sosial (Social Distancing)

4
diberi jarak antar penumpang yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi saat
pandemi ini masih banyak pengguna jasa BRT Trans Jateng yang belum
menyadari akan bahaya virus corona dan masih melanggar kebijakan yang sudah
diterapkan. Contohnya, masih ada pengguna jasa yang didapati tidak memakai
masker padahal sudah ada kebijakan yang ditetapkan pemerintah saat pandemi ini.
Selanjutnya dengan mengubah jam operasional pada jam awal pemberangkatan
dan jam akhir pemberangkatan. Adanya hal tersebut pihak BRT Trans Jateng juga
menghimbau agar masyarakat untuk tetap dirumah dan dapat mengurangi aktivitas
ekonomi diluar rumah. Selama pandemi ini penumpang yang akan menggunakan
moda transportasi BRT Trans Jateng akan diperiksa suhu tubuhnya dan diberi
handsanitizer terlebih dahulu. Pembelian tiket dilakukan sebelum penumpang
menggunakan fasilitas, BRT Trans Jateng juga memberikan kebijakan dengan
cara mengurangi jumlah penumpang yang akan menggunakan jasa transportasi
tersebut. Saat pandemi ini kesehatan para karyawan BRT Trans Jateng juga
diutamakan maka setelah adanya pandemi ini diadakan pemeriksaan kesehatan
pada karyawan secara rutin. Dalam fenomena ini prinsip yang berkaitan yaitu
dengan prinsip pertanggungjawaban karena dalam fenomena tersebut karyawan
mengupayakan bagaimana caranya agar dapat bertahan dan tetap melanjutkan
operasional dengan keadaan pandemi saat ini. Pihak BRT Trans Jateng
mengupayakan agar masalah atau kendala saat pandemi dapat teratasi dan
operasional dapat berjalan sesuai kegiatan atau jadwal yang ada. Setiap ada
kendala atau masalah akan dibahas ketika evaluasi rapat.

Transparansi yaitu salah satu prinsip tata kelola yang memiliki sifat
terbuka dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan sedangkan
akuntabilitas adalah suatu bentuk pertanggungjawaban oleh seseorang atau sebuah
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan yang terkait untuk
meminta data yang terkait dengan kinerja atau tindakan dalam melaksanakan misi
dan tujuan dari organisasi tersebut dalam bentuk pelaporan yang telah ditetapkan.

Dengan adanya fenomena tersebut, rumusan masalah yang digunakan


dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan tata kelola perusahaan BRT?
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan tata kelola pada BRT

5
Trans Jateng. Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah informasi tentang
tata kelola perusahaan tersebut serta menambah pengetahuan bagi peneliti
terhadap pengembangan ilmu akuntansi bagaimana tata kelola perusahaan yang
baik dalam mengahadapi pandemi covid-19 saat ini.

KAJIAN PUSTAKA

Tata Kelola Perusahaan

Tata kelola perusahaan merupakan kebijakan atau peraturan yang memiliki


pengaruh dalam pengelolaan perusahaan agar perusahaan tersebut dapat
memberikan atau mewujudkan suatu nilaia tambah bagi pemangku kepentingan
[CITATION Suw18 \l 1057 ] . Beberapa proses yang terjadi dalam tata kelola ini,
proses awal yaitu pentingnya peran pemegang saham untuk mendapatkan sebuah
informasi yang relevan agar dapat mengambil keputusan dengan tepat, sedangkan
proses yang selanjutnya yaitu tugas perusahaan untuk memberikan
pengungkapkan informasi secara relevan, tepat waktu, dan transparansi yang
berkaitan dengan informasi perusahaan.

Tata Kelola Perusahaan harus jelas dalam memberikan atau menerapkan


rincian tugas dan masing-masing tanggung jawab pada masing-masing organ
perusahaan dan semua karyawan secara jelas agar kegiatan operasional
perusahaan dapat dijalankan dengan baik, dapat diatur dan sesuai dengan
ketentuan SOP yang ada. Pihak-pihak yang terkait dalam tata kelola perusahaan
yaitu manajer, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya. Jadi, tata kelola
perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan pengawasan terhadap
bagaimana kinerja atau tindakan dari para pemangku kepentingan, berdasarkan
peraturan yang berlaku. [CITATION Des20 \l 1057 ]

Tata kelola perusahaan yang baik juga sangat berpengaruh terkait


keberlangsungan suatu perusahaan maka dari itu perusahaan harus menerapkan
beberapa prinsip dalam tata kelola agar memudahkan bagi kegiatan operasional
dalam perusahaan tersebut dengan cara memperhatikan beberapa prinsip yang
ada. Prinsip yang digunakan yaitu akuntabilitas dan transparansi dalam
mendukung dalam berjalannya kegiatan operasional sehari-hari dalam perusahaan

6
tersebut. Tata kelola perusahaan juga diterapkan oleh pihak-pihak yang berkaitan
pada setiap divisi contohnya koorlay, admin kantor, timer, pramujasa, dan CS.
Mereka memiliki tanggung jawab masing-masing untuk menerapkan tata kelola
tersebut.

Akuntabilitas

Akuntabilitas (accountability), merupakan suatu kewajiban untuk


mempertanggungjawabkan kinerja dari suatu organisasi tersebut. Artinya
akuntabilitas itu memiliki kejelasan fungsi, wewenang, pertanggungjawaban
kinerja dalam masing-masing divisi, serta pencapaian target dari dalam kinerja
keuangan secara transparansi masyarakat dan pemegang kepentingan dapat
mengetahui. Bila prinsip akuntabilitas ini dijalankan dan diterapkan secara efektif
maka akan ada kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab.
Penerapan akuntabilitas dimunculkan oleh yudikatif (MA dan sistem peradilan)
dan legislatif (MPR dan DPR) [CITATION Isw \l 1057 ]. Hal tersebut dapat
menjelaskan bahwa akuntabilitas dapat meningkatkan tata kelola perusahaan yang
baik, karena adanya pertanggungjawaban dari pihak yang diberikan wewenang
kepada pemberi wewenang.

Dalam perusahaan ada sistem pengendalian internal seperti halnya struktur


organisasi dalam perusahaan, rincian tugas dan tanggung jawab dalam melakukan
tugas yang sesuai dengan divisinya masing-masing. Hal itu berjalan karena
perusahaan sudah ada rincian tugas dan mengikuti SOP yang berlaku. Dalam
mengukur kinerja karyawan apakah sudah menjalankan atau menerapkan SOP
tersebut dengan baik dan tanggung jawab dengan cara melakukan evaluasi yang
dilakukan setiap bulan yang bertujuan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik
untuk kedepannya.

Transparansi

Transparansi merupakan sifat keterbukaan dalam suatu perusahaan yang


mengharuskan perusahaan agar terbuka pada saat pengambilan keputusan dan
pengungkapan informasi yang relevan. Prinsip transparansi dapat dikatakan telah

7
dilakukan oleh suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut telah menyediakan
pengungkapan yang tepat waktu, memiliki informasi yang jelas dan dapat
dibandingkan. Hak-hak dari pemegang saham juga harus diberikan secara jelas
sesuai dengan kondisi perusahaan yang ada.

Informasi di perusahaan harus diperlihatkan kepada karyawan secara


terbuka. Sehingga karyawan dapat mengetahui informasi mengenai visi dan misi
perusahaan, peraturan, target dan laporan keuangan. Akan tetapi, pada laporan
keuangan yang ada diperusahaan tidak langsung diberikan kepada seluruh
pemangku kepentingan melainkan hanya diberikan kepada pihak-pihak yang
bersangkutan saja yang berhubungan dengan keuangan seperti misalnya
diperlihatkan kepada bendahara yang berguna untuk melakukan proses
perhitungan keuangan pada perusahaan. Pada setiap informasi keuangan harus
disampaikan langsung kepada karyawan yang bersangkutan. Selain penyampaian
oleh perusahaan yang dilakukan secara langsung, perusahaan juga dapat
memanfaatkan media online untuk menyampaikan informasi kepada karyawannya
yang memudahkan atasan karyawan dapat tetap melakukan komunikasi dengan
karyawan ketika berada pada tempat yang berbeda. Berdasarkan observasi dari
peneliti, perusahaan memberikan informasi mengenai hal seperti adanya
perubahan jadwal terkait pemberangkatan BRT Trans Jateng. Biasanya informasi
itu dibagikan ke berbagai media sosial milik BRT Trans Jateng dan juga
memberikan informasi yang ditempelkan di papan informasi yang tersedia di
setiap halte.

Dalam setiap perusahaan pasti sudah ada SOP yang berlaku agar dapat
berjalan dengan baik. SOP yang ada dalam perusahaan pun berbentuk secara
tertulis maupun lisan. Setiap kebijakan yang diambil, manajemen melakukan rapat
rutin dengan semua crew karyawan guna mengevaluasi kinerja yang sudah
dilaksanakan. Dalam rapat terdapat penyampaian masalah yang menjadi kendala
operasional. Kemudian masalah itu akan dievaluasi sehingga menghasilkan solusi
agar masalah yang terjadi dapat diatasi dengan tepat. Namun setelah adanya
pandemi covid-19 evaluasi setiap bulan dilakukan melalui daring dengan aplikasi
zoom.

8
Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan


peraturan pada sebuah perusaahaan agar perusahaan tersebut berjalan atau
melakukan kegiatan operasional dengan sesuai peraturan yang diterapkan atau
dijalankan. Hal ini juga berperan dalam menciptakan tata kelola perusahaan yang
baik. Menurut Pedoman Umum KNKG, prinsip dasar dari suatu
pertanggungjawaban yaitu pada sebuah perusahaan tersebut mematuhi peraturan
perundang-undangan yang sudah ditetapkan serta melakukan tanggungjawab
terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga menciptakan kelangsungan bisnis
berlangsung secara jangka panjang serta mendapat pengakuan sebagai tata kelola
perusahaan yang baik.

Independensi

Independensi merupakan suatu keadaan pada sebuah perusahaan ketika


perusahaan tersebut diatur dan dikelola tanpa mendapat tekanan maupun tidak
berbenturan dengan pihak yang terkait manapun. Sehingga, pelaksana pada
sebuah perusahaan harus mampu menghindari adanya ancaman-ancaman maupun
tekanan yang diberikan oleh pihak lain agar tidak membelokkan arah pada
kebijakan yang dapat mengganggu tujuan perusahaan.

Dalam menciptakan dan menjalankan prinsip-prinsip tata kelola


perusaahan yang baik, perusahaan mengupayakan untuk mengelola secara
independensi agar prinsip tersebut dapat berjalan dengan tepat dan perusahaan
tidak didominasi oleh pihak yang mengganggu jalannya kegiatan pada
perusahaan. Prinsip ini dapat membuktikan bahwa masing-masing bagian dalam
perusahaan dapat melakukan tugasnya dengan tanggung jawab dan tanpa ada
tekanan dari pihak lain. Sehingga sistem yang pengendalian internal yang
digunakan dapat terwujud dan berjalan dengan baik.

Kesetaraan dan kewajaran

Kesetaraan dan kewajaran merupakan sesuatu hak-hak pemangku


kepentingan yang datang berdasarkan perjanjian serta peraturan perundang-

9
undangan. Apabila diartikan secara sederhana, kesetaraan dan kewajaran
merupakan sifat perlakuan yang adil pada saat pemenuhan hak-hak pemangku
kepentingan. Kesetaraan dan kewajaran dapat diartikan pula sebagai kesamaan
perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-pihak yang terkait sesuai dengan
proporsi yang seharusnya.

Pedoman umum GCG KNKG pada tahun 2006, prinsip dasar dari
kesetaraan dan kewaajaran yaitu dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya,
perusahaan perlu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan sesuai dengan asas kesetaraan dan kewajaran. Dalam hal ini,
perusahaan diharuskan untuk memberikan kepada seluruh pemangku kepentingan
untuk memberikan masukan serta memberikanide-ide atau pendapatnya demi
tercapainya tujuan perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa kesetaraan dan kewajaran adalah suatu


perlakuan adil dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan
dalam sebuah perusahaan yang berdasarkan dengan peraturan perundang-
undangan yang sudah ditetapkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Obyek dari


penelitian ini yaitu tata kelola perusahaan studi kasus di BRT Trans Jateng. Data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber
data yang diperoleh secara langsung yaitu berupa wawancara dan dapat dilihat
dari kejadian yang ada. Data sekunder adalah data yang sudah tercatat dalam suatu
laporan. Sumber tersebut diperoleh dari data yang berkaitan dengan informasi
perusahaan. Data yang digunakan oleh peneliti berupa data wawancara kepada
pihak yang terkait serta laporan dari hasil observasi. Wawancara akan dilakukan
kepada karyawan di bidang keuangan yaitu koorlay, admin kantor, pramujasa dan
melakukan observasi dengan cara peneliti mengamati di lokasi secara langsung.

Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah langkah pertama memulai
proses analisis data dimulai dengan:

10
Langkah Penelitian

Triangulasi Data Teknik

Melakukan pengkajian seluruh


data yang didapatkan dari Penyajian data
berbagai sumber

Adanya pemeriksaan
kebenaran atau keabsahan data Reduksi data

Penarikan kesimpulan dan


Melakukan penafsiran data
Verifikasi

PEMBAHASAN

Diawali dengan gambaran umum objek penelitian. Isinya mengenai


penjelasan tentang objek, struktur organisasi, tugas dan wewenang, dst.

BRT Trans Jateng dioperasikan oleh Dinas Perhubungan Jawa Tengah yang
beroperasi mencakup wilayah Jawa Tengah. Saat ini BRT Trans Jateng memiliki
5 koridor. Kantor pusat berada di Jalan Siliwangi no.355-357, Kota Semarang.
Layanan ini diluncurkan oleh Gubernur Ganjar Pranowo di Terminal Bawen
dengan koridor pertamanya yaitu Stasiun Tawang hingga Terminal Bawen dan
didirikan pada 7 Juli 2017.

Prinsip Akuntabilitas yang dilakukan dalam BRT Trans Jateng.

11
Apakah karyawan sudah memahami secara jelas tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya sebagai karyawan di BRT Trans Jateng? ˝Dari awal sebelum
ditugaskan ke divisi masing-masing karyawan mengikuti pelatihan mutu SDM. ˝
Apakah laporan pertanggungjawaban BRT Trans Jateng disusun sesuai dengan
format laporan pemerintah? ˝Iya, sesuai dengan peraturan pemerintah provinsi
jadi di BRT Trans Jateng pendapatan hari ini akan disetor ke KUD pada keesokan
harinya. Setelah menghitung uang pendapatan dibuat slip setoran dengan format
STS (Surat Tanda Setoran) dengan mengikuti SOP dari dinas perhubungan. ˝
Bagaimana cara pimpinan melakukan pengawasan kepada kinerja karyawannya?
˝Di BRT Trans Jateng memiliki grup WA yang tujuannya untuk memantau
kinerja para karyawan. Absensi belum menggunakan absensi finger melainkan
menggunakan absensi dengan mengirimkan foto melalui aplikasi. Pada divisi
timer setiap bis jalan akan melakukan validasi seperti sudah sesuai dengan time
table atau belum. Time table berisi jam pemberangkatan dari Bawen atau Tawang,
jam sampai di pengawas. Jika ada bisa penumpangnya melebihi kapasitas bisa
diturunkan di area pengawas. Validasi tersebut meliputi dalam bis jumlah
penumpang ada berapa, jam keberangkatan, kondisi dalam bis bagaimana, selain
itu timer yang melaporkan kondisi bis contohnya spion ada yg patah atau tidak,
bis AC berfungsi dengan baik atau tidak, bis tersebut bocor waktu hujan atau
tidak. ˝ Cara yang dilakukan perusahaan agar laporan keuangan yang disajikan
terhindar dari manipulasi? ˝Menggunakan sistem E-ticketing. E-ticketing berbeda
dari tiket manual, kalau e-ticketing pada saat sudah tercetak sistem sudah merekap
tiket yang akan dijual sedangkan tiket manual menggunakan kertas yang sudah
dicetak pembelian biasa dilakukan ketika sebelum penumpang naik dalam bis.
Pada saat uang yang disetor beda sama uang yang terekap di sistem harus ditagih
sesuai dengan rekapan sistem. Jika antar sistem dan excel belum balance maka
uang belum disetorkan di bank, kalau ada selisih dicari dulu sampai balance lalu
setelah itu baru disetor ke bank. ˝ Selama ini apakah ada proses audit laporan
keuangan pada BRT Trans Jateng? ˝Sekarang sedang diaudit oleh inspektorat
propinsi jateng (seperti istilah pihak internal kalau di perusahaan), audit dari BPK,
audit dari pihak eksternal. ˝

12
TRANSPARANSI

Apakah BRT Trans Jateng sudah melakukan sosialisasi program dan


kebijakan kepada masyarakat? ˝Sudah, pernah dilakukan sosialisasi secara
langsung bertemu dengan penumpang. Dan saat ini ada aplikasi yang digunakan
BRT Trans Jateng yaitu si Anteng. Jika ada perubahan rute, jam operasional akan
ada selebaran pengumuman yang akan ditempel di papan pengumuman tiap halte,
lalu akan disebar di sosial media yang BRT Trans Jateng miliki seperti Instagram,
Twitter, Facebook.˝ Bagaimana dengan evaluasi kerja yang ada di Trans Jateng?
VEvaluasi kerja ada namanya SKP (Sasaran Kerja Pegawai) dibuat setiap bulan
untuk laporan gaji, SKP berisi kegiatan yg dilakukan apa, target dari realisasi
tercapai berapa persen, absensi kalau telat mengurangi berapa poin. Dulu sebelum
ada pandemi setiap bulan ada agenda rapat evaluasi operasional, setiap bulan
kumpul yang dibahas ada kendala apa, ada masalah apa. Sekarang kondisinya
covid diganti lewat online pertemuannya.˝

KEWAJARAN

Apakah penempatan posisi kerja sesuai dengan latar belakang pendidikan


dan keahlian? ˝Setiap posisi ada syarat dan ketentuan kalau ada lowongan
harus dipenuhi syaratnya. Masih ada yang belum sesuai tetapi jangan
dipukul rata. Yang tidak sesuai ada lulusan sarjana memilih jadi pramujasa
karena tidak percaya diri dengan kemampuan diri sendiri, masalah seperti
ini bisa dipikir sambil jalan. Kalo sarjana seharusnya bisa mendaftar
bagian koorlay, admin. Tetapi dilihat presentase sesuai dengan yang tidak
masih lebih banyak yg sesuai. ˝ Apakah setiap karyawan mendapatkan
jaminan untuk memberikan pendapatnya tanpa adanya sanksi setelah
pemberian pendapat? ˝Pendapat terbuka untuk semua karyawan, bebas
berpendapat. Ada sopan santun dan unggah ungguh dalam memberikan
kebebasan. Kalo sanksi jika karyawan tersebut memberikan pedapat yang
tidak sesuai, profokatif, anarkis yang menuju ke hal yang negatif.. Sampai
saat ini para karyawan memberikan pendapat yang masih wajar. ˝

13
DAFTAR PUSTAKA

Ariska, K., Diatmika, I. P., & Kurniawan, P. S. (2017). ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TATA
KELOLA PERUSAHAAN MELALUI PELAKSANAAN AKUNTANSI SOSIAL
LINGKUNGAN DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP REPUTASI
PERUSAHAAN (Studi Kasus pada POP Hotel Singaraja). e-Journal S1 Ak, 8(2).

Effendi. (2009). Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada PT.
Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Jurnal Manajemen Pelayanan Publik, 02(1),
48.

Gompers. (2003). PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN DI INDONESIA


DAN PENGARUHNNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN. DIPONEGORO JOURNAL
OF ACCOUNTING, 9(2), 1-12.

Iswahyudi, A., Triyuwono, I., & Achsin, M. (2016). HUBUNGAN PEMAHAMAN


AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, PARTISIPASI, VALUE FOR MONEY DAN GOOD
GOVERNANCE. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 1(2), 151-166.

Labesi, T. M. (2013). ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE


GOVERNANCE DI PT BANK SULUT KANTOR PUSAT MANADO. Jurnal EMBA, 1(4),
1274-1283.

Mutairi, M. A., Tian, G., Hasan, H., & Tan, A. (2012). Corporate governance and
corporate finance practices in a Kuwait Stock Exchange market listed firm: a
survey to confront theory with practice. Corporate Governance, 12(5), 505-615.

Nurdin. (t.thn.). ANALISIS PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK TERHADAP
KEUNGGULAN BERSAING PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT. 122-135.

Perusahaan UmumLembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia


(PERUM LPPNPI). (2014). KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN (CORPORATE
GOVERNANCE POLICY) . Pedoman GCG Airnav Indonesia, 1.

Pratolo, S. (2008). TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TATA KELOLA PEMERINTAHAN


DAERAH DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERWUJUDAN KEADILAN DAN
KINERJA PEMERINTAH DAERAH: SUDUT PANDANG APARATUR DAN
MASYARAKAT DI ERA OTONOMI DAERAH. Jurnal Akuntansi dan Investasi, 9(2),
108-124.

Rahantoknam, M. C., & Indriyani, R. (2014). ANALISIS PENERAPAN PRINSIP- PRINSIP


GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT. X. AGORA, 2(1), 1-6.

Sari, O. M., Salmiah, & S, M. R. (t.thn.). DAMPAK TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
(GOOD COORPORATE GOVERNANCE) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

14
KARYAWAN PELAKSANA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PTPN-III) UNIT
KEBUN SEI MANGKEI.

Sebayang, D. R. (2017). ANALISA KINERJA OPERASIONAL BUS RAPID TRANSIT TRANS


SEMARANG KORIDOR III PELABUHAN TANJUNG EMAS. Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, 26-33.

Solikhah, B., & Winarsih, A. M. (2016). PENGARUH LIPUTAN MEDIA, KEPEKAAN


INDUSTRI, DAN STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS
PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
13(1), 1-22.

Sonu, S. S., Kalangi, L., & Warongan, J. D. (t.thn.). Analisis Pelaksanaan Good Corporate
Governance (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air Minum Duasudara Kota
Bitung). 149-158.

Sulistyanto, & Wibisono. (2003). PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE


GOVERNANCE, INDEPENDENSI AUDITOR, KUALITAS AUDIT DAN FAKTOR
LAINNYA TERHADAP MANAJEMEN LABA. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, 12(1),
56.

Syah, D. N., Hasbullah, R., & Solehudin. (2018). PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK.
Jurnal Bisnis, Manajemen & Perbankan, 4(1), 1-94.

Syah, D. N., Hasbullah, R., & Solehudin. (2018). PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK.
JURNAL BISNIS, MANAJEMEN & PERBANKAN, 24.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Pertanyaan

Prinsip GCG Pertanyaan

1. Akuntabilitas Apakah telah memahami secara jelas tugas, wewenang dan


tanggung jawab sebagai pegawai BRT Trans Jateng?
Apakah semua karyawan melaporkan pelaksanaan

15
wewenang kerja setiap waktu yang ditentukan atau sesuai
dengan permintaan dari atasan dalam bentuk lisan maupun
tertulis?
Apakah laporan pertanggungjawaban BRT Trans Jateng
disusun sesuai dengan format laporan pemerintah?
Bagaimana cara pimpinan unit kerja melakukan pengawasan
kepada kinerja karyawannya?
Bagaimana cara yang dilakukan perusahaan agar laporan
keuangan yang disajikan terhindar dari manipulasi?
Selama ini apakah ada proses audit laporan keuangan pada
BRT Trans Jateng?
2. Transparansi Bagaimana sistem komunikasi BRT Trans Jateng dengan
masyarakat seperti dalam hal pelayanan?
Menurut Anda apakah BRT Trans Jateng sudah melakukan
sosialisasi program dan kebijakan kepada masyarakat?
Apakah pengambilan keputusan dilakukan melalui rapat
dengan crew karyawan?
Apakah struktur organisasi tersaji secara jelas di BRT Trans
Jateng?
3. Pertanggungjawaban Dalam BRT Trans Jateng bagaimana cara menyikapi dalam
menyelesaikan masalah atau kendala yang terjadi?
4. Independensi Apakah pelaporan yang dilakukan bebas dari usaha tertentu
untuk mengesampingkan pertimbangan oleh pemeriksa
akuntan terhadap isi laporan pemeriksaaan, baik fakta
maupun pendapatnya?
5. Kesetaraan dan Apakah penempatan posisi kerja sesuai dengan latar
Kewajaran belakang pendidikan dan keahlian?
Apakah setiap karyawan mendapatkan jaminan untuk
memberikan pendapatnya tanpa adanya sanksi setelah
pemberian pendapat?

16

Anda mungkin juga menyukai