Analisis Penerapan Tata Kelola Perusahaan (Studi Kasus Di BRT TRANS JATENG)
Analisis Penerapan Tata Kelola Perusahaan (Studi Kasus Di BRT TRANS JATENG)
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada
Oleh:
232016085
SALATIGA
2020
ANALISIS PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
(Studi Kasus di BRT TRANS JATENG)
Oleh:
Diajukan Kepada
Program Studi Akuntansi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
SALATIGA
ii
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Mengesahkan
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Persetujuan ii
Halaman Pengesahan iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Pendahuluan 1
Kajian Pustaka
Akuntabilitas 6
Transparansi 7
Pertanggungjawaban 8
Independensi 9
Metode Penelitian 10
Daftar Pustaka11
Lampiran 13
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
ANALISIS PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
PENDAHULUAN
Menurut survey yang dilakukan oleh Ernst & Young, 39% dari investor
akan mengesampingkan investasi segera jika ada rumor bahwa tata kelola
perusahaan yang buruk. Peningkatan efisiensi perusahaan sebaiknya
diimplementasikan pada tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance). Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan oleh Asian Corporate
Governance Association (ACGA) memperlihatkan bahwa masih ada kesenjangan
antara corporate governance yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia dengan
negara lain di Asia. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya usaha yang
konsisten untuk meningkatkan tata kelola perusahaan menjadi lebih baik.
1
Tabel 1. Skor Tata Kelola di Asia tahun 2010 – 2020
1. Singapura 67 69 64 67
2. Hongkong 65 66 65 65
3. Jepang 57 55 60 63
4. Taiwan 55 53 56 60
5. Thailand 55 58 58 58
6. Malaysia 52 55 58 56
7. India 49 51 54 55
8. Korea 45 49 49 52
9. China 49 45 45 43
10. Filipina 37 41 40 38
11. Indonesia 40 37 39 36
Sumber: “CG Watch” surveys, Asian Corporate
Governance Association& CLSA Asia-Pacific Markets
Dari seluruh kategori yang dinilai, akuntansi dan audit mendapatkan nilai
tertinggi karena standar akuntansi dan audit telah sama di seluruh Negara.
Penilaian terendah ada pada budaya organisasi. Budaya organisasi yang cukup
berbeda dibandingkan dengan Negara lain, dikarenakan perbedaan budaya bisnis.
The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) (2015)
versi G20/OECD Principles of Corporate Governance memberikan pernyataan
tentang tata kelola perusahaan bahwa ada hubungan yang berkaitan antara bagian
internal perusahaan dengan manajemen perusahan, pemegang saham dan
pemangku kepentingan dalam perusahaan. Yang membahas tentang tujuan dari
tata kelola perusahaan tersebut agar dapat mengawasi kinerja atau tindakan
perusahaan dalam mencapai tujuan dari perusahaan.
2
contohnya yang terjadi pada Enron Corporation dan MCI Inc (sebelumnya
WorldCom) yang terjadi pada tahun 2001-2002.
3
kaitan dengan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance) yang bersifat
universal, yaitu akuntabilitas, transparansi, pertanggungjawaban, independensi,
dan kewajaran.
Bus Rapid Transit (BRT) atau biasa disebut Trans Jateng menghubungkan
antar kota Kabupaten di Jawa Tengah dengan kota Semarang sehingga dapat
memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas di Kota Semarang. BRT
Trans Jateng ini merupakan jasa angkutan massal berbasis semi BRT. Semi BRT
yaitu jasa angkutan massal yang memiliki tempat perhentian khusus, memiliki bus
khusus, sistem tiket khusus yaitu E-ticketing,. Ada beberapa faktor yaitu banyak
pembangunan perkotaan dan pemukiman yang terlalu dekat dengan ruas jalan dan
ruas jalannya masih terlalu sempit [ CITATION Seb17 \l 1057 ] . BRT Trans Jateng
saat ini memiliki 5 koridor yaitu: Koridor 1 melayani rute Terminal Bawen –
Stasiun Tawang, Koridor 2 melayani rute Terminal Bulupitu (Purwokerto) –
Terminal Bukateja (Purbalingga), Koridor 3 melayani rute Terminal Mangkang
(Semarang) – Terminal Bahurekso (Kendal), Koridor 4 melayani rute Terminal
Kutoarjo – Terminal Borobudur, Koridor 5 melayani rute Terminal Tirtonadi –
Terminal Sangiran – Terminal Sumberlawang.
Dalam tata kelola BRT Trans Jateng disaat menghadapi pandemi covid-19
menerapkan kebijakan yang diatur pemerintah guna untuk mencegah penyebaran
virus covid-19. Mengingat beberapa perubahan kebijakan terdahulu sehingga
harus menyesuaikan keadaan yang sekarang. Kebijakan awal yang diterapkan saat
pandemi yaitu dengan adanya pembatasan hubungan sosial (Social Distancing)
4
diberi jarak antar penumpang yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi saat
pandemi ini masih banyak pengguna jasa BRT Trans Jateng yang belum
menyadari akan bahaya virus corona dan masih melanggar kebijakan yang sudah
diterapkan. Contohnya, masih ada pengguna jasa yang didapati tidak memakai
masker padahal sudah ada kebijakan yang ditetapkan pemerintah saat pandemi ini.
Selanjutnya dengan mengubah jam operasional pada jam awal pemberangkatan
dan jam akhir pemberangkatan. Adanya hal tersebut pihak BRT Trans Jateng juga
menghimbau agar masyarakat untuk tetap dirumah dan dapat mengurangi aktivitas
ekonomi diluar rumah. Selama pandemi ini penumpang yang akan menggunakan
moda transportasi BRT Trans Jateng akan diperiksa suhu tubuhnya dan diberi
handsanitizer terlebih dahulu. Pembelian tiket dilakukan sebelum penumpang
menggunakan fasilitas, BRT Trans Jateng juga memberikan kebijakan dengan
cara mengurangi jumlah penumpang yang akan menggunakan jasa transportasi
tersebut. Saat pandemi ini kesehatan para karyawan BRT Trans Jateng juga
diutamakan maka setelah adanya pandemi ini diadakan pemeriksaan kesehatan
pada karyawan secara rutin. Dalam fenomena ini prinsip yang berkaitan yaitu
dengan prinsip pertanggungjawaban karena dalam fenomena tersebut karyawan
mengupayakan bagaimana caranya agar dapat bertahan dan tetap melanjutkan
operasional dengan keadaan pandemi saat ini. Pihak BRT Trans Jateng
mengupayakan agar masalah atau kendala saat pandemi dapat teratasi dan
operasional dapat berjalan sesuai kegiatan atau jadwal yang ada. Setiap ada
kendala atau masalah akan dibahas ketika evaluasi rapat.
Transparansi yaitu salah satu prinsip tata kelola yang memiliki sifat
terbuka dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan sedangkan
akuntabilitas adalah suatu bentuk pertanggungjawaban oleh seseorang atau sebuah
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan yang terkait untuk
meminta data yang terkait dengan kinerja atau tindakan dalam melaksanakan misi
dan tujuan dari organisasi tersebut dalam bentuk pelaporan yang telah ditetapkan.
5
Trans Jateng. Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah informasi tentang
tata kelola perusahaan tersebut serta menambah pengetahuan bagi peneliti
terhadap pengembangan ilmu akuntansi bagaimana tata kelola perusahaan yang
baik dalam mengahadapi pandemi covid-19 saat ini.
KAJIAN PUSTAKA
6
tersebut. Tata kelola perusahaan juga diterapkan oleh pihak-pihak yang berkaitan
pada setiap divisi contohnya koorlay, admin kantor, timer, pramujasa, dan CS.
Mereka memiliki tanggung jawab masing-masing untuk menerapkan tata kelola
tersebut.
Akuntabilitas
Transparansi
7
dilakukan oleh suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut telah menyediakan
pengungkapan yang tepat waktu, memiliki informasi yang jelas dan dapat
dibandingkan. Hak-hak dari pemegang saham juga harus diberikan secara jelas
sesuai dengan kondisi perusahaan yang ada.
Dalam setiap perusahaan pasti sudah ada SOP yang berlaku agar dapat
berjalan dengan baik. SOP yang ada dalam perusahaan pun berbentuk secara
tertulis maupun lisan. Setiap kebijakan yang diambil, manajemen melakukan rapat
rutin dengan semua crew karyawan guna mengevaluasi kinerja yang sudah
dilaksanakan. Dalam rapat terdapat penyampaian masalah yang menjadi kendala
operasional. Kemudian masalah itu akan dievaluasi sehingga menghasilkan solusi
agar masalah yang terjadi dapat diatasi dengan tepat. Namun setelah adanya
pandemi covid-19 evaluasi setiap bulan dilakukan melalui daring dengan aplikasi
zoom.
8
Pertanggungjawaban
Independensi
9
undangan. Apabila diartikan secara sederhana, kesetaraan dan kewajaran
merupakan sifat perlakuan yang adil pada saat pemenuhan hak-hak pemangku
kepentingan. Kesetaraan dan kewajaran dapat diartikan pula sebagai kesamaan
perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-pihak yang terkait sesuai dengan
proporsi yang seharusnya.
Pedoman umum GCG KNKG pada tahun 2006, prinsip dasar dari
kesetaraan dan kewaajaran yaitu dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya,
perusahaan perlu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan sesuai dengan asas kesetaraan dan kewajaran. Dalam hal ini,
perusahaan diharuskan untuk memberikan kepada seluruh pemangku kepentingan
untuk memberikan masukan serta memberikanide-ide atau pendapatnya demi
tercapainya tujuan perusahaan.
METODE PENELITIAN
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah langkah pertama memulai
proses analisis data dimulai dengan:
10
Langkah Penelitian
Adanya pemeriksaan
kebenaran atau keabsahan data Reduksi data
PEMBAHASAN
BRT Trans Jateng dioperasikan oleh Dinas Perhubungan Jawa Tengah yang
beroperasi mencakup wilayah Jawa Tengah. Saat ini BRT Trans Jateng memiliki
5 koridor. Kantor pusat berada di Jalan Siliwangi no.355-357, Kota Semarang.
Layanan ini diluncurkan oleh Gubernur Ganjar Pranowo di Terminal Bawen
dengan koridor pertamanya yaitu Stasiun Tawang hingga Terminal Bawen dan
didirikan pada 7 Juli 2017.
11
Apakah karyawan sudah memahami secara jelas tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya sebagai karyawan di BRT Trans Jateng? ˝Dari awal sebelum
ditugaskan ke divisi masing-masing karyawan mengikuti pelatihan mutu SDM. ˝
Apakah laporan pertanggungjawaban BRT Trans Jateng disusun sesuai dengan
format laporan pemerintah? ˝Iya, sesuai dengan peraturan pemerintah provinsi
jadi di BRT Trans Jateng pendapatan hari ini akan disetor ke KUD pada keesokan
harinya. Setelah menghitung uang pendapatan dibuat slip setoran dengan format
STS (Surat Tanda Setoran) dengan mengikuti SOP dari dinas perhubungan. ˝
Bagaimana cara pimpinan melakukan pengawasan kepada kinerja karyawannya?
˝Di BRT Trans Jateng memiliki grup WA yang tujuannya untuk memantau
kinerja para karyawan. Absensi belum menggunakan absensi finger melainkan
menggunakan absensi dengan mengirimkan foto melalui aplikasi. Pada divisi
timer setiap bis jalan akan melakukan validasi seperti sudah sesuai dengan time
table atau belum. Time table berisi jam pemberangkatan dari Bawen atau Tawang,
jam sampai di pengawas. Jika ada bisa penumpangnya melebihi kapasitas bisa
diturunkan di area pengawas. Validasi tersebut meliputi dalam bis jumlah
penumpang ada berapa, jam keberangkatan, kondisi dalam bis bagaimana, selain
itu timer yang melaporkan kondisi bis contohnya spion ada yg patah atau tidak,
bis AC berfungsi dengan baik atau tidak, bis tersebut bocor waktu hujan atau
tidak. ˝ Cara yang dilakukan perusahaan agar laporan keuangan yang disajikan
terhindar dari manipulasi? ˝Menggunakan sistem E-ticketing. E-ticketing berbeda
dari tiket manual, kalau e-ticketing pada saat sudah tercetak sistem sudah merekap
tiket yang akan dijual sedangkan tiket manual menggunakan kertas yang sudah
dicetak pembelian biasa dilakukan ketika sebelum penumpang naik dalam bis.
Pada saat uang yang disetor beda sama uang yang terekap di sistem harus ditagih
sesuai dengan rekapan sistem. Jika antar sistem dan excel belum balance maka
uang belum disetorkan di bank, kalau ada selisih dicari dulu sampai balance lalu
setelah itu baru disetor ke bank. ˝ Selama ini apakah ada proses audit laporan
keuangan pada BRT Trans Jateng? ˝Sekarang sedang diaudit oleh inspektorat
propinsi jateng (seperti istilah pihak internal kalau di perusahaan), audit dari BPK,
audit dari pihak eksternal. ˝
12
TRANSPARANSI
KEWAJARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Ariska, K., Diatmika, I. P., & Kurniawan, P. S. (2017). ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TATA
KELOLA PERUSAHAAN MELALUI PELAKSANAAN AKUNTANSI SOSIAL
LINGKUNGAN DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP REPUTASI
PERUSAHAAN (Studi Kasus pada POP Hotel Singaraja). e-Journal S1 Ak, 8(2).
Effendi. (2009). Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada PT.
Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Jurnal Manajemen Pelayanan Publik, 02(1),
48.
Mutairi, M. A., Tian, G., Hasan, H., & Tan, A. (2012). Corporate governance and
corporate finance practices in a Kuwait Stock Exchange market listed firm: a
survey to confront theory with practice. Corporate Governance, 12(5), 505-615.
Nurdin. (t.thn.). ANALISIS PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK TERHADAP
KEUNGGULAN BERSAING PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT. 122-135.
Sari, O. M., Salmiah, & S, M. R. (t.thn.). DAMPAK TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
(GOOD COORPORATE GOVERNANCE) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN
14
KARYAWAN PELAKSANA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PTPN-III) UNIT
KEBUN SEI MANGKEI.
Sonu, S. S., Kalangi, L., & Warongan, J. D. (t.thn.). Analisis Pelaksanaan Good Corporate
Governance (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air Minum Duasudara Kota
Bitung). 149-158.
Syah, D. N., Hasbullah, R., & Solehudin. (2018). PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK.
Jurnal Bisnis, Manajemen & Perbankan, 4(1), 1-94.
Syah, D. N., Hasbullah, R., & Solehudin. (2018). PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK.
JURNAL BISNIS, MANAJEMEN & PERBANKAN, 24.
LAMPIRAN
15
wewenang kerja setiap waktu yang ditentukan atau sesuai
dengan permintaan dari atasan dalam bentuk lisan maupun
tertulis?
Apakah laporan pertanggungjawaban BRT Trans Jateng
disusun sesuai dengan format laporan pemerintah?
Bagaimana cara pimpinan unit kerja melakukan pengawasan
kepada kinerja karyawannya?
Bagaimana cara yang dilakukan perusahaan agar laporan
keuangan yang disajikan terhindar dari manipulasi?
Selama ini apakah ada proses audit laporan keuangan pada
BRT Trans Jateng?
2. Transparansi Bagaimana sistem komunikasi BRT Trans Jateng dengan
masyarakat seperti dalam hal pelayanan?
Menurut Anda apakah BRT Trans Jateng sudah melakukan
sosialisasi program dan kebijakan kepada masyarakat?
Apakah pengambilan keputusan dilakukan melalui rapat
dengan crew karyawan?
Apakah struktur organisasi tersaji secara jelas di BRT Trans
Jateng?
3. Pertanggungjawaban Dalam BRT Trans Jateng bagaimana cara menyikapi dalam
menyelesaikan masalah atau kendala yang terjadi?
4. Independensi Apakah pelaporan yang dilakukan bebas dari usaha tertentu
untuk mengesampingkan pertimbangan oleh pemeriksa
akuntan terhadap isi laporan pemeriksaaan, baik fakta
maupun pendapatnya?
5. Kesetaraan dan Apakah penempatan posisi kerja sesuai dengan latar
Kewajaran belakang pendidikan dan keahlian?
Apakah setiap karyawan mendapatkan jaminan untuk
memberikan pendapatnya tanpa adanya sanksi setelah
pemberian pendapat?
16