Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada masa sekarang bangsa indonesia patut bersyukur karena diberi kekayaan
alam berupa aneka jenis tumbuhan serta warisan dari nenek moyang berupa
kemampuan untuk meramunya menjadi obat yang bermanfaat bagi kesehatan.
Tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tanaman pagar,
tanaman buah, tanaman sayur, atau tanaman liar pun dapat di tata di perkarangan
sebagai tanaman obat keluarga.
Kencenderungan untuk meninggalkan pengetahuan mengenai tanaman obat
tampaknya memang berlangsung terus. Padahal, toga amatlah penting bagi
keluarga. Selain dimanfaatkan untuk obat. Tidak perlu menghabiskan uang untuk
membeli dan hanya cukup dengan memetik tanaman diperkarangan, lalu
meraciknya, tanaman tersebut dapat menjadi obat yang mujarab.Tanaman obat
keluarga sangat berbeda dengan obat kimia yang khusus untukmengobati satu
jenis penyakit tertentu, tanaman obat memiliki khasiat yang beragam.Misalnya,
Jeruk nipis dapat digunakan untuk pengobatan demam, batuk kronis, fluringan,
penyakit kurang darah, menghentikan kebiasaan merokok, bau ketiak yangtidak
sedap dan juga mampu mempelancar keluarnya air kencing.
Tanaman obat keluarga memiliki ciri fisik tanaman, tempat tumbuh
tanaman,cara perbanyakan tanaman, khasiat tanaman dan cara meramu tanaman
menjadi obat.Untuk mempermudah dalam mencari informasi tersebut
ditawarkanpemanfaatan teknologi canggih seperti diketahui, sekarang ini telah
berkembangbidang studi sistem informasi yang mempelajari tentang informasi
tanaman obatkeluarga (Toga).Sistem informasi adalah suatu sistem yang
tujuannya menghasilkan informasiuntuk mengetahui ciri fisik tanaman, tempat
tumbuh tanaman, cara perbanyakantanaman, khasiat tanaman dan cara meramu
tanaman menjadi obat. Dengan adanyasistem informasi ini diharapakan nantinya
bisa membantu masyarakat dalam mencariinformasi mengenai tanaman obat
keluarga.
2

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa, dengan adanya perkembangan


sertakemajuan teknologi yang semakin pesat, maka berpengaruh pula pada
perkembanganmobile saat ini, sehingga penggunaan perangkat mobile semakin
memasyarakat.Perkembangan tersebut akan membantu dalam memberikan
informasi secara cepatdan efisien dengan pengaksesan internet melalui perangkat
mobile tersebut.walaupunperangkat mobile merupakan suatu mobile device
dengan layar yang sangat terbatas,tetapi penyajian informasinya tidak kalah
maksimal dengan informasi yang diaksesdari PC (personal computer).Untuk itu
diharapkan teknologi sistem informasi yang akan digunakan dalamtanaman obat
keluarga akan membantu mencari informasi dan menyelesaikanpermasalahan
tanaman obat keluarga seperti ciri fisik tanaman, tempat tumbuhtanaman, cara
perbanyakan tanaman, khasiat tanaman dan cara menglola ramuantanaman
menjadi obat.

1.2. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas tujuan utama budidaya tanaman
obat keluarga yaitu untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat serta melestarikan kekayaan alam melalui tanaman yang ada di sekitar
kita.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukkan kepada masyarakat dengan pendekatan kelompok risiko tinggi dalam
uopaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit,pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan
kesehatan masyarakat atau perkesmas yang dimulai sejak permulaan konsep
puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional
terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
komprehensif.Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan
tujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas,
mengatasi stressor melalui pencegahan primer, sekunder, tersier. Asuhan
keperawatan komunitas dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan.
Penerapan dari proses keperawatan bervariasi pada setiap situasi, tetapi prosesnya
memliki kesamaan. Elemen nya menggunakan metode pendekatan proses
keperawatan.

Proses keperawatan adalah suatu kerangka operasional dalam pelaksanaan


askep yang berupa rangkaian kegiatan secara sistematis sehingga masyarakat
mampu secara mandiri dalam menghadapi masalah kesehatannya. Adanya
kesungguhan, kesesuian, bersiklus, berfokus pada klien interaktif dan berorientasi
pada komunitas, adalah elemen-elemen penting dalam asuhan keperawatan
komunitas. Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat, seorang
perawat kesehtann komunitas harus mampu memberi perhatian terhadap elemen-
elemen tersbut akan tamapak pada rangkaian kegiatan dalam proses keperwatan
4

yang berjalan berkesinampbungan secara dinamis dalam suatu siklus melalui


tahap pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan dan evaluasi.

Keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan


esensial yang memberikan oleh perawat pada individu, keluarga, dan masyarakat
yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatatif. Dengan menggunakan proses keperawatan. Untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah suatu bentukpelayanan profesional
sebagai bagian pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, sosial,
spiritual secvara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.Lingkungan
dalam paradigma keperawatan berfokus kepada lingkungan masyarakat, dimana
lingkungan dapat memperngaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini
meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial budaya dan lingkungan spiritual.

2.2. Peran Perawat Komunitas

1. Pendidik
Perawat memliki peran untuk memberikan informasi yang memungkinkan
klien membuat pilihan dan memperthankan autonominya. Perawat selalu
mengkaji dan memotivasi belajar klien.
2. Advokat
Perawat memberikan pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara
untuk dirinya
3. Manjemen kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan mengyediakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta
meningkatkan kulaitas hidup klien.

4. Kolaborator
5

Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit


atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang
optimal.
5. Panutan (role model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjdai panutan bagi
setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan peran
yang diharapkan. Perawat dituntu berperilaku sehat jasmani dan rohani
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi
serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari
praktik keperawatan.
7. Pembaharu / Change agent
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu
terhadap individu, keluarga, kelompok, dan msyarakat terutama dalam
merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan
dan pemeliharaan kesehatan.

2.3. Model self care d.e. orem (1971)


Model ini digunakan untuk keperawatan keluarga karena tujuan akhir dari
keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam melakukan upaya
kesehatan. Menurut orem, keperawatan mandiri adalah pelaksanaan kegiatan yang
diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan
guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan seusia keadaan
sehat sakit (Orem, 1980).

2.4. Keputusan Kemenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 Tentang


Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
6

Pada buku pedoman diatas disebutkanbahwa azas penyelengaraan


puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan masyarakat. Dalam arti pusekesmas
wajib memberdyakan perorangan, keluarga, dan masyarakat agar berperan aktif
dalam penyelengaraan setiap upaya puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi
masyarakat perlu dihimpun melalaui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas
(BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat
keluarga (TOGA).

Berdasarkan konsep keperawatan yang dikemukan oleh Orem dan


keputusan kemenkes RI maka kami mengadakan program yang bertemakan
“TANAMAN OBAT KELUARGA” (TOGA).

2.5. Definis Tanaman Obat keluarga

Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya


rumahan yang berkhasiat sebagai obat.Taman obat keluarga pada hakekatnya
adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang
digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.Budidaya tanaman obat untuk keluarga
(TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal
sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan
tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud
prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.

2.6. Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA)


7

Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat


dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang,
buah, biji, bahkan pada bagian akarnya.

Daun

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat


Mengobati muntah darah dan payudara
1. Daun dewa(Gynura Segetum)
bengkak
2. Seledri Mengobati tekanan darah tinggi
3. Belimbing Mengobati tekanan darah tinggi
4. Kelor Mengobati panas dalam dan demam
5. Daun bayam duri Mengobati kurang darah
6. Kangkung Mengobati insomnia
7. Saga(Abrus precatorius) Mengobati batuk dan sariawan
Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit
8. Pacar cina(Aglaiae ordorota Lour)
kelamin)
9. Landep(Barleriae prionitis L.) Mengobati rematik
Miana(Coleus atropurpureus
10. Mengobati wasir
Bentham)
11. Pepaya(Carica papaya L.) Mengobati demam dan disentri
Jintan(Trachyspermum
12. roxburghianum syn. Carum Mengobati batuk, mules, dan sariawan
roxburghianum)
Mengobati sariawan dan bersifat
13. Pegagan(Cantella asiatica Urban)
astringensia (mampu membasmi bakteri)
14. Blustru(Luffa cylindrice Roem) Bersifat diuretik (peluruh air seni)
Kemuning(Murrayae paniculata
15. Mengobati penyakit gonorrhoe
Jack)
16. Murbei(Morus indica Rumph) Bersifat diuretik
Kumis kucing(Orthosiphon
17. Bersifat diuretik
stamineus Benth)
Mengobati batuk, antiseptika
18. Sirih(Chavica betle L.) (membunuh mikroorganisme berbahaya),
dan obat kumur
19. Randu(Ceiba pentandra Gaerth) Sebagai obat mencret dan kumur
20. Salam(Eugenia polyantha Wight) Bersifat astringensia
8

21. Jambu biji(Psidium guajava L.) Mengobati mencret


Mengobati ginjal, jantung, liver, sakit
22. Sukun(Arthocarpus communis) gigi,pencernaan, menurunkan kolesterol,
asam urat[butuh rujukan]

Batang

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat


Mengobati penyakit batuk dan sesak napas,
Kayu manis(Cinnamomum
1. nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik,
burmanii)
dan menghangatkan lambung
Dadap ayam(Erythrina
2. Mengobati asma
varigata Linn.Var.orientalis)
3. Pulasari(Alyxia stellata Roem) Obat perut kembung
Brotawali(Tonospora rumphii Mengobati demam, sakit kuning, obat
4.
Boerl) cacingan, kudis, dan diabetes
5. Kemukus(Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih
Jeruk nipis(Citrus Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai
6.
aurantifolia) sebagai obat kumur
7. Delima(Punice granatum L.) Sebagai anti cacing pita(obat antelmentika)

Buah

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat


Mengobati penyakit demam, batuk kronis,
kurang darah, menghentikan kebiasaan
1. Jeruk nipis(Citrus aurantifolia) merokok, menghilangkan bau badan,
menyegarkan tubuh, dan memperlancar
buang air kecil
Cabai merah(Capsicum Obat gosok untuk penyakit rematik dan
2.
annuum L.) masuk angin
Belimbing wuluh (Averrhoa Mengobati penyakit batuk, melegakan napas,
3.
bilimbi) dan mencairkan dahak
Mengobati penyakit radang usus, susah buang
4. Mengkudu(Morinda citrifolia) air kecil, batuk, amandel, difetri, lever,
sariawan, tekanan darah tinggi, dan sembelit
9

5. Kemukus(Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih


Kapulaga(Elettaria
cardamomum Maton) dan
6. Obat antikembung
ketumbar (Coriandrum sativum
L.)

Biji

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat


1. Kecubung(Datura metel) Mengobati penyakit asma, bisul, dan anus turun
Kapur
2. barus(Dryobalanops Mengobati gangguan pencernaan
aromatica Gaertn.)
Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat
3. Pinang(Areca catecha L.)
antelmentika, terutama terhadap cacing pita
Kedawung(Parkia Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan
4.
biglobosa Bentham) bersifat astringensia
Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia
setempat terhadap saluran pencernaan, bahan obat
5. Pala(Myristica)
pembius, menyebabkan rasa kantuk, dan
memperlambat pernapasan
Jamblang(Eugenia cumini Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan
6.
Merr) penyakit kencing manis (diabetes)

Akar

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat


1. Pepaya (Carica papaya L.) Obat cacing
2. Aren(Arenga pinnata Merril) Obat diuretik
Pule pandak(Rauwolfia Obat antihipertensi dan gangguan
3.
serpentina Benth) neuropsikhiatrik, seperti tekanan darah tinggi

Umbi atau rimpang

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat


1. Bangle(Zingiber Mengobati sakit kepala, susah buang air besar,
10

nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung,


purpureum Roxb.)
dan melangsingkan tubuh
Jahe(Zingiber officinale Menghangatkan badan, mengobati sakit
2.
Rosc.) pinggang, asma, muntah, dan nyeri otot
Kencur(Kaempferia Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan
3.
galanga L.) keringat, dan mengeluarkan dahak
Kunyit(Curcuma domestica Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan
4.
Val.) kejang-kejang
Lempuyang(Zingiber Obat pelangsing, penambah nafsu makan,
5.
zerumbet) disentri, dan diare
Lengkuas(Languas galanga Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti
6.
L.Stunzt) bakteri
Temu giring(Curcuma Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan
7.
heynaena Val.) tubuh
Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan
Temulawak(Curcuma
8. memperkuat sekresi empedu, asam urat,
xanthorrhiza Roxb.)
kolesterol, kadar gula darah, maag, mencret
Temu hitam(Curcuma obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan
9.
aeroginosa Roxb.) memperlancar peredaran darah
Alang-alang(Imperata
10. Obat untuk memperlancar air seni (diuretik
cylindrica Beav.)

Gambar Berbagai Jenis Tanaman Obat Tradisional

Daun sirih


11

Kayu manis

Buah mengkudu

Biji pinang

Akar pohon aren

Temulawak
12

Daun pepaya

Pohon delima

2.7. Faktor Peningkatan Penggunaan Tanaman Obat

Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh


beberapa faktor, yaitu:

1. Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal,


sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.
2. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil
dibandingkan dengan obat buatan pabrik.
3. Kandungan unsurkimia yang terkandung di dalam obat tradisional
sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteranmodern. Artinya,
pembuatan obat–obatan pabrik menggunakan rumus kimia yang telah
disentetis dari kandungan bahan alami ramuan tradisional.

2.8. Perawatan Tanaman Obat

Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan


perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan khusus
dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk
13

memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum. Kegiatan pemupukan dan
pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan. Kegiatan ini sangat erat
hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk
atau pestisida. Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah
maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi
dalam produk tanaman yang dihasilkan.

Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung
pada bahan-bahan kimia.Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian
organik.Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk
menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman.Pupuk organik yang
digunakan di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah
dapur, dan serasah daun.Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit
tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah,
seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun
tembakau.

2.9. Metode Pendekatan Sosial

2.9.1 Persiapan

Kegiatan Pemanfaatan Hasil Tanaman Obat Keluarga (TOGA) terkait


dengan Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Hasil Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), maka dilaksanakan perencanaan program dengan tahapan sebagai
berikut:

a. Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi dilaksanakan bersamaan dengan pertemuan rutin

b. Menyusun Rencana Kerja


14

Pembahasan rencana kerja dilaksanakan setiap awal bulan dengan pembahasan


pemanfaatan tanaman obat keluarga.

c. Menentukan Target Sasaran dan Jadwal Kegiatan

Pada kesempatan tersebut dibahas pula jadwal kegiatan terpadu antar instansi
terkait serta penentuan target dan sasaran kegiatan.

d. Merencanakan Pembinaan

Pembinaan ini diberikan kepada setiap kader tanaman obat keluarga.

e. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan rencana kerja yang telah disusun.

2.9.2. Perencanaan

Untuk meningkatkan pemanfaatan dan penanaman tanaman yang berfungsi


sebagai TOGA perlu dibentuk kader TOGA nantinya berfungsi memberikan
sosialisasi dan penyuluhan mengenai pemanfaatan TOGA di masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan TOGA dilaksanakan secara rutinoleh
para kader melalui kegiatan PKK, POSYANDU, POSBINDU, POS TOGA, Rapat
rutin Desa, Sangkepan Adat danmelalui kunjungan ke rumah-rumah. Kegiatan
sosialisasi seperti misalnyapenyuluhan kelompok, perorangan dan demo membuat
minuman berbahan dasar TOGA.

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi TOGA oleh Tim Pembina TOGA tingkat Kabupaten dan Tingkat
Kecamatan dengan sasaran Bidan Desa, tokoh masyarakat, kader TOGA, TP PKK
15

Desa, Dasa Wisma, Kepala Dusun dan Aparat Pemerintah Desa, yang bertujuan
untuk menyamakan persepsi tentang kegiatan TOGA.

2. Pelatihan Kader TOGA :

Pelatihan kader TOGA diikuti dari masing-masing RT / RW yang ada.


Narasumber pelatihan berasal dari Puskesmas setempat.

3. Penyediaan sarana dan prasarana kegiatan dalam upaya peningkatan


pengetahuan masyarakat tentang manfaat TOGA dengan menyediakan fasilitas
penyuluhan seperti lembar balik dan leaflet.Penyuluhan kelompok dilaksanakan
sebulan sekali melalui kegiatan rutin bulanan.

4. Kegiatan Pemetaan TOGA, dilaksanakan setiap setahun sekali oleh kader


TOGA dan dibantu oleh anggota Dasa Wisma.

5. Pengolahan Data dan Evaluasi

Hasil pemetaan dan hasil pemanfaatan TOGA dikompilasi oleh kader TOGA dan
dibimbing oleh Petugas Promkes Puskesmas setempat.

6. Pelaporan Hasil Kegiatan

Dari pelaksanaan hasil kegiatan TOGA, maka dibuatlah laporan hasil pemetaan
dan pemanfaatan TOGA melalui buku bantu di tingkat kader maupun laporan
tahunan TOGA yang nantinya dijadikan panduan untuk kegiatan selanjutnya.

2.9.4. Monitoring Dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pembinaan


dari petugas Puskesmas, PKK kecamatan, atau dengan lintas sektor terkait.
Evaluasi dilaksanakan dengan melihat hasil pemetaan dan pemanfaatan TOGA,
16

sehingga bisa menemukan permasalahannya dan dicarikan solusi pemecahan


masalahnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pada BAB ini penulis akan memaparkan simpulan dari hal telaah bab 1
dan bab 2, TOGA adalah tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah
tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.Taman obat
keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun
ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat
sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.

Pemberdayaan masyarakat melalui program tanaman obat keluarga ini


meliputi beberapa proses antara lain: persiapan, perencanaan/pelaksanaan dan
monitoring dan evaluasi.
17

DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 128/


Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Fallen. R dan Budi. Dwi K. 2010. Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta: Mulia Medika
3. Ekasari Fatma, Mia dkk. 2008. Keperawatan Komunitas. Jakarta:
Transinfo Media.
4. ^abcdePemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga) untuk
Kesehatan Keluarga, library.usu.ac.id. Diakses pada 24 Juli 2010.
5. ^abcdefghijklmnSejarah Tanaman Obat, Rizhosu. Diakses pada 28 Mei
2010.
6. ^abcdefgSejarah Penggunaan Tanaman Obat-Obatan , Stifar. Diakses
pada 5 Juni 2010.
7. ^abcd(Inggris)A History of Chinese Herbs and Medicine, Life123.
Diakses pada 5 Juni 2010.
8. ^ Hariana, H. Arief. (2006). Tumbuhan Obat & Khasiatnya 3.
Jakarta:Swadaya. ISBN 979-002-008-2, 9789790020085. Hal 5-9.
9. ^ab Salan,Rudy. (2009). Penelitian faktor-faktor psiko-sosio-
kultural dalam pengobatan tradisional pada tiga daerah, Palembang,
Semarang, Bali. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
18

Pusat Penelitian Kanker dan Pengembangan Radiologi, Departemen


Kesehatan RI. Hal 40.
10. ^abcdefghij Santoso, Hieronymus Budi. (2008). Ragam dan Khasiat
Tanaman Obat. Jakarta Selatan. Agromedia Pustaka.

Lampiran Soal

1. TOGA kependekan dari :


a. Tanaman Obat Segar
b. Tanaman Obat keluarga
c. Tanaman Keluarga
d. Tanaman orang sehat
e. Taman Keluarga
jawaban: B

2. Jenis Tanaman Obat keluarga adalah:


a. Jahe, kunyit, kencur
b. jahe, melati, bawang
c. bambu, ubi, jahe
d. jambu, jeruk, apel
e. Bayam, kangkung, cabai
Jawaban: A

3. Proses pemberdayaan program tanaman obat keluarga antara lain,


kecuali:
19

a. Persiapan
b. Perencanaan
c. Pelaksanaan
d. Monitoring dan evaluasi
e. Penyuluhan
jawaban: E

4. Tujuan Program tanaman obat keluarga adalah


a. menyembuhkan kanker
b. membuat tanaman hias
c. meningkatkan kesehatan masyarakat melalui tanaman obat
d. meningkatkan usia harapan hidup
e. memberdayakan lansia

Jawaban: C

5. Sasaran program tanaman obat keluarga adalah kecuali

a. individu

b. masyarakat

c. keluarga

d. komunitas

e. balita

jawaban: E
20

Anda mungkin juga menyukai