Makalah BP
Makalah BP
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan, dalam hal ini guru bimbingan dan konseling yang menjadi
adalah hal yang penting dalam bimbingan dan konseling. Maka individu akan
bimbingan dan konseling. Hal ini menjadi fokus utama layanan bimbingan dan
Kurikulum yang dimuat memudahkan peserta didik untuk memilih jurusan atau
kompetensi keahlian sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki peserta
didik. Peminatan tersebut didasarkan atas bakat dan serta potensi dalam diri.
1
2
guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU
No.20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli
untuk mengetahui kebutuhan konseli atau peserta didik. Komalasari, Eka, dan
Karsih (2011: 17) menerangkan Secara garis besar guru Bimbingan dan
Konseling harus memahami konsep dan praktis asesmen baik itu tes dan non
tes karena need asesmen pada konseli adalah segala kebutuhan atau masalah
yang ada pada konseli yang meliputi aspek fisik yaitu (kesehatan dan
serta sosial yang antara lain berkaitan dengan hubungan sosial dalam keluarga
dan teman-teman.
memberikan layanan pada konseli yang didasarkan atas kebutuhan konseli. Hal
Republik Indonesia No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling
Kerja setara dengan 2 jam pelajaran serta harus juga melaporkan hasil need
assesment. Hal ini sesuai dengan pendapat Yusuf (2009: 70) yang mengatakan
dilapangan dari apa yang sudah terlihat (tingkah laku dari peserta didik).
kehadiran dan ketidakhadiran siswa, mengenakan sanksi disiplin pada siswa yang
terlambat dan dianggap nakal. Dengan demikian, wajar apabila dalam masyarakat
dan bagi siswa-siswa sendiri guru bimbingan dan konseling distigmakan sebagai
kapasitas diri dan profesionalitas guru bimbingan dan konseling di sekolah, tidak
melekat pada dirinya melainkan pada keprofesionalan yang ada. Semua aktivitas
bimbingan dan konseling tidak hanya dari asesmen non tes berupa ITP,
melainkan asesmen lingkungan yang menjadi lokasi atau tempat peserta didik
itu berinteraksi satu sama lain. Kedua hal tersebut menjadi bagian yang penting
yang ada. Semua saling melengkapi satu sama lain guna mendapatkan program
Bimbingan dan Konseling, menjelaskan ada satu indikator pada sub variabel
50%
5
tentang Analisis tugas perkembangan siswa SLTA dan pemeteaan kinerja guru
dan kualitas program bimbingan dan konseling dapat dikatakan masih relatif
komprehensif, 2). tidak berbasis pada asesmen kebutuhan dan permasalahan, 3).
Desain yang kurang logis dan terstruktur, dan 4). minim pelibatan dukungan
masyarakat. Bisa kita lihat bahwa program tahunan bimbingan dan konseling yang
mengganti tahun yang sudah ada namun program yang ada di dalamnya masih
tahun tersebut dan tidak bisa digunakan di kelas dan tahun selanjutnya.
terkait aspek kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling yaitu pada
SMK tersebut tidak memahami apa yang dimaksud dengan Inventori Tugas
Guru BK menyatakan bahwa di sekolah ini ada program kerja bimbingan dan
konseling yang tersusun namun seadanya, hal ini dikarenakan banyak faktor,
Bimbingan dan Konseling di Sekolah ini berjalan dengan apa adanya tanpa
menyebarkan asesmen kepada peserta didik, sehingga program yang ada tidak
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman
Guru Bimbingan dan Konseling belum mendalam tentang asesmen non tes, hal
ini terlihat dengan hasil wawancara yang berkaitan dengan program kerja yang
ada di SMK tersebut. Apalagi dengan adanya update informasi yang terbaru
SMK Negeri 3 Kasihan diperlukan sarana dan prasanan yang memadai guna
7
merupakan privasi bagi peserta didik dan guru BK. Peserta didik dan guru BK
akan berinteraksi dalam ruangan yang nyaman dan akan mencurahkan semua
keluh kesah yang ada sehingga memerlukan kenyamanan dan rasa aman bagi
penyelenggaraan yang jelas di sekolah. Hal ini bisa terjadi dikarenakan tidak
lapangan sekarang ini hanya mengkopi dari program kerja tahun sebelumnya
dan hanya mengganti tahun pelajaran saja, sementara untuk kebutuhan konseli
dan berdasarkan masalah yang sering diharapi oleh konseli. Analisis yang
dilakukan dengan cara menginput data hasil isian yang dilakukan oleh peserta
didik ke dalam aplikasi yang sudah disediakan, kemudian setelah data selesai
diinput maka analisis akurat perlu dilakukan. Analisis yang akurat dilakukan
di awal tahun pelajaran baru dan dibuatlah program untuk satu tahun pelajaran
peserta didik. Setelah data didapatkan kemudian membuat program yang akan
genap.
9
dalam bidang human services. Bantuan psikologis diberikan oleh konselor atau
didik untuk menangani masalah yang sama agar peserta didik bisa mandiri.
layanan klasikal kepada kelas yang diampu dengan jumlah jam minimal 1 jam
pelajaran atau dua jam pelajaran. Namun di SMK tida ada jam untuk
ampuanya. Hal ini bukan menjadi satu satunya cara untuk melaksanakan
layanan bimbingan dan konseling, namun guru bimbingan dan konseling bisa
Rasio antar guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik juga
3 orang guru Bimbingan dan Konseling dengan jumlah murid sebagai 860
didik masih terlalu banyak. Hal ini bisa menjadi hambatan bagi guru BK dan
konseling di sekolah.
hubungan kolaborasi antar profesi dalam satuan pendidikan dan kurang adanya
respon yang positif dari peserta didik terhadap layanan bimbingan dan
dirumuskan sebagai standar yang harus dicapai oleh peserta didik, sehingga
dengan need assessment. Gibson dan Mitchell (2011) menuliskan bahwa Need
melayani para peserta didik. Briggs (2005) mengemukakan bahwa akibat jika
konseling diperlukan sebagai salah satu penunjang tercapainya visi/ misi yang
ada di sekolah secara khusus dan tujuan pendidikan nasional pada umumnya.
konseling di SMK.
B. Identifikasi Masalah
4. Tidak ada jam masuk kelas untuk layanan bimbingan dan konseling di
klasikal.
5. Rasio perbandingan antara guru BK dengan peserta didik yang masih tidak
seimbang.
C. Batasan Masalah
atas dan agar penelitian ini lebih terfokus, maka masalah penelitian membatasi
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Pengembangan
dan Konseling yang layak di SMK Negeri 3 Kasihan yang tervalidasi oleh ahli.
13
Pemberian instrumen tersebut pada peserta didik dengan lembar jawaban yang
sesuai dengan pilihan yang mereka butuhkan. Hasil instrumen yang peserta
diselaraskan dengan visi dan misi sekolah agar selaras dan tidak bersebrangan.
berbeda dengan kebutuhan sekolah yang lain, maka dari itu program tahunan
G. Manfaat pengembangan
dapat memberikan manfaat dari segi teoritis maupun praktis. Adapun manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
H. Asumsi Pengembangan
menengah kejuruan.