Materi Gabungan
Materi Gabungan
Keberhasilan Portugis
mendorong bangsa Eropa yang lain
untuk ikut mencari untung. Kalau
Portugis lebih memusatkan perhatian
di Ternate, Spanyol lebih tertarik
bersekutu dengan Tidore. Terjadilah
persaingan antara Portugis dan
Spanyol di kawasan Maluku.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SEBELUM KEMERDEKAAN
MASA PEMERINTAHAN
PENJAJAHAN BELANDA
Masuknya Belanda ke
Indonesia juga sebagai akhir dari
masa penjajahan bangsa Portugis
(Penjajahan Portugis Berakhir pada
1602). Cornelius de Houtman
memimpin Belanda masuk ke
Indonesia melalui Banten. Pada tahun
1602 Belanda mendirikan Verenigde
Oostindische Compagnie (VOC) di
Banten karena ingin menguasai pasar
rempah-rempah di Indonesia.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SEBELUM KEMERDEKAAN
MASA PEMERINTAHAN
PENJAJAHAN JEPANG
Masa penjajahan
Jepang di Indonesia dimulai
pada tahun 1942. Secara
resmi Jepang telah menguasai
Indonesia sejak 8 Maret 1942
ketika Panglima Tertinggi
Pemerintah kolonial Hindia
Belanda menyerah tanpa
syarat di Kalijati, Bandung.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SETELAH KEMERDEKAAN
GERAKAN 30 SEPTEMBER
1965 (G.30 S/PKI)
Gerakan 30
September (dahulu juga disingkat G
30 S PKI, G-30S/PKI), Gestapu
(Gerakan September Tiga Puluh),
Gestok (Gerakan Satu Oktober)
adalah sebuah peristiwa yang
terjadi selewat malam tanggal 30
September sampai di awal 1
Oktober 1965 di saat tujuh perwira
tinggi militer Indonesia beserta
beberapa orang lainnya dibunuh
dalam suatu usaha percobaan
kudeta.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SETELAH KEMERDEKAAN
PERTEMBURAN AMBARAWA
Palagan Ambarawa
adalah sebuah peristiwa perlawanan
rakyat terhadap Sekutu yang terjadi
di Ambarawa, sebelah selatan
Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa ini
dilatarbelakangi oleh mendaratnya
pasukan Sekutu dari Divisi India ke-
23 di Semarang pada tanggal 20
oktober 1945. Pemerintah Indonesia
memperkenankan mereka untuk
mengurus tawanan perang yang
berada di penjara Ambarawa dan
Magelang.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SETELAH KEMERDEKAAN
Dalam sebuah rapat di Jl. Pegangsaan Timur No. 13, Para pemuda mendesak agar
Soekarno-Hatta bekerja sama dengan Jepang. Golongan tua juga diharapkan bergabung
dengan para pemuda untuk memperoklamasikan kemerdekaan. Keputusan tersebut
disampaikan oleh Soekarno–Hatta, Darwis dan Wikana.
Setelah Wikana dan Darwis gagal membujuk Soekarno–Hatta, para pemuda segera
mengadakan rapat lagi di Jl. Cikini (Asrama Baperpi), rapat tersebut menghasilkan
keputusan Mengamankan Soekarno–Hatta dari pengaruh jepang dan membawanya ke
Rengasdengklok, Kararawang, Jawa barat.
PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
Dalam peristiwa perumusan teks proklmasi Drs. Moh. Hatta dan Achmad Soebardyo
memberikan ide idenya secara lisan yang berbunyi “ Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaan indonesia “lalu di sambung dengan idenya Moh. Hatta yang
berbunyi “Hal–Hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain diselenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya”, lalu teks proklamasi di
ketik oleh Syuti Melik dan segera di tanda tangani oleh Soekarno–Hatta .
PEMBACAAN TEKS PROKLAMASI
Hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Pada pukul 10.00 WIB proklamasi kemerdekaan Indonesia di kumandangkan.
Setelah pembacaan Teks Proklamasi dilanjutkan dengan pengibaran bendera
Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat. Di susul diplomasi
mengumandangkan lagu Indonesia Raya oleh hadirin.
Pada tanggal 8 maret 1942, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda secara resmi menyerah
tanpa syarat kepada Jepang. Setelah Belanda menyerah, Jepang pun resmi mengambil
alih Nusantara untuk menjadi wilayah jajahannya.
Pada tanggal 9 maret belanda menanda tangani pernyataan menyerah tanpa syarat.
Berbagai propaganda dilakukan Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia.
Kepercayaan yang telah berhasil dibangun oleh Jepang menjadi modal utama untuk
menggalang kekuatan dalam membantu Jepang dalam memenangkan peperangan Asia
Timur Raya.
Dalam kenyataannya pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia ternyata jauh lebih
kejam daripada penjajahan Belanda, Rakyat Indonesia sangat kecewa akibat tipu muslihat
Jepang.
Mr. Soepomo
ISI USULAN MASING-MASING TOKOH : 07 01 21
1. Ketuhanan dengan
2. Kemanusiaan yang adil
kewajiban menjalankan 3. Persatuan Indonesia.
dan beradab.
syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang bertekuk lutut kepada sekutu. Kekalahan Jepang
atas sekutu dan kekosongan kekuasaan membuat tokoh-tokoh pemuda pergerakan nasional
Indonesia mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk sesegera mungkin memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia.
Pada akhirnya tepat pukul 10.00 pagi waktu Jakarta bertempat di Jl. Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia” diumumkan oleh dwitunggal (Soekarno-Hatta)
tanggal 17–8–1945 dengan mengatasnamakan bangsa Indonesia. Pengakuan Indonesia sebagai
negara merdeka secara internal (De Facto) belum cukup. Karena wajib mendapat pengakuan dunia
internasional (De Jure).
15 01 21
Seminar Hukum Nasional ke-II : Seminar Hukum Nasional ke-IV : Seminar Hukum Nasional ke-V
Menyatakan bahwa pelaksanaan Menyatakan bahwa Pancasila (Tahun 1990) :
UUD 1945 yang berlawanan merupakan nilai-nilai kejiwaan Menyatakan bahwa pada akhir
dengan semangat dan jiwa bangsa, dasar tertib hokum Repelita VI sudah harus tersusun
Pancasila berarti manipulasi Indonesia, pedoman dan penunjuk pola pikir dan kerangka sistem
konstitusi dan penghianatan arah, dan batu ujian mengenai hukum nasional berdasarkan
terhadap Pancasila . kepatutan dan Pancasila dan UUD 1945.
perundangundangan.
Disamping hasil seminar dan konvensi tersebut, kedudukan penting Pancasila dalam sistem
hukum nasional juga telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan, seperti
dalam Pasal 2 UU No. 10 Tahun 2004, tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
menyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum Negara,
maksudnya adalah sesuai dengan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis
bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Jadi jelas, bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu melandasi setiap politik hukum bangsa
Indonesia. Selain itu agar dapat mengaktualisasikan Pancasila dalam politik hukum Nasional,
maka sila-sila Pancasila harus dipandang sebagai suatu sistem nilai, sehingga pada hakikatnya
Pancasila merupakan satu kesatuan.
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM SETIAP SILA :
01 02 03
Ketuhanan Yang Maha Esa : Kemanusiaan yang Adil dan Persatuan dan Kesatuan :
Segala hal yang berkaitan dengan
Beradab : Negara Indonesia merupakan
pelaksanaan dan penyelenggaraan Perwujudan nilai kemanusiaan persekutuan diantara keberagaman
negara bahkan moral negara, moral sebagai makhluk yang berbudaya, yang dilukiskan dalam Bhinneka
penyelenggara negara, politik negara, Tunggal Ika. Nilai-nilai
bermoral dan beragama, serta adil
pemerintahan negara, hukum &
dalam hubungan diri sendiri, nasionalisme harus tercermin
peraturan perundang-undangan
sesama dan lingkungannya. dalam segala aspek
negara, kebebasan dan hak asasi
warga negara harus dijiwai nilai-nilai penyelenggaraan negara.
Ketuhanan Yang Maha Esa.
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM SETIAP SILA :
04 05
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Kebijaksanaan dalam Indonesia
Permusyawaratan/Perwakilan :
Negara adalah dari, oleh dan untuk Tujuan negara sebagai tujuan
rakyat. Nilai demokrasi mutlak bersama.
diterapkan dalam kehidupan
bernegara, baik menyangkut aspek
moralitas kenegaraan, aspek politik,
maupun aspek hukum dan perundang-
undangan.
15 01 21
Nilai keadilan harus terwujud dalam kehidupan bersama (Keadilan sosial) yang
bertujuan untuk kesejahteraan seluruh warga negara. Barda Nawawi
menyatakan bahwa Sistem Hukum Nasional (SHN) pada hakikatnya adalah
Sistem Hukum Pancasila.
Apabila dijabarkan lebih lanjut, sistem hukum Pancasila adalah SHN yang
berlandaskan/berorientasi pada tiga pilar/nilai keseimbangan Pancasila, yaitu :
DINAMIKA PELAKSANAAN
UUD 1945
Pengertian Dinamika
Masa orde baru berada dibawah kepemimpinan Soeharto dalam misi mengembalikan
keadaan setelah pemberontakan PKI, masa orde baru juga mempelopori
pembangunan nasional sehingga sering dikenal sebagai orde pembangunan. MPRS
mengeluarkan berbagai macam keputusan penting, antara lain :
FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
MATA KULIAH: PENDIDIKAN
PANCASILA
DOSEN PENGAMPU: OCVITA
ARDHIANI S.I.KOM., M.SI
Anggota
kelompok
● Alfin Fadillah
● Annisa Rizky
● Aurellia Thusyarifah I.
● Azra Rara Tazkia
● Fera Dwiyanti
● Ghina Aisyi A.
● Karina Annastasya
● M. Rizqi Evan P.
● Reinhart Arnold
● Siti Nur Lathifah
1. DASAR-DASAR
ILMIAH PANCASILA
SEBAGAI SUATU
KESATUAN SISTEMATIS
DAN LOGIS
1. Kapitalisme
2. Komunisme
3. PENGERTIAN SISTEM DAN
UNSUR-UNSUR SISTEM.
3.1 Pengertian Sistem.
1. Dalam suatu sistem termuat adanya
sejumlah unsur atau bagian. Dalam
suatu sistem abstrak unsur ini berwujud
pandangan dan ajaran tentang suatu
hal.
2. Unsur-unsur yang termuat dalam sistem
saling berhubungan sehingga merupakan
kesatuan yang menyeluruh.
• Pancasila : Peran Negara untuk tidak terjadi monopoli dan lain-lain yang
merugikan rakyat.
02
• Sosialisme : Peran Negara kecil, kapitalisme, monopolisme.
Ekonomi
• Komunisme : Peran Negara dominan, demi kolektivitas berarti demi Negara,
monopoli Negara.
•Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.• Terjadi di dalam suatu
lingkungan yang kompleks.
INTISARI SILA-SILA
PANCASILA
1. 2.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.Terkandung Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
nilai bahwa negara yang didirikan sebagai Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental
tujuan manusia serta sebagai makhluk Tuhan dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan,
Yang Maha Esa. dan kemasyarakatan.
3.
Sila Persatuan Indonesia. Terkandung nilai bahwa
negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat
manusia monodualitas yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
INTISARI SILA-SILA
PANCASILA
4. 5.
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Hikmat Kebijaksaan dalam IndonesiaTerkandung nilai keadilan yang harus
Permusyawaratan/perwakilanTerdap terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan
at nilai demokratis yang secara mutlak sosial) yaitu keadilan dalam hubungan manusia
harus dilaksanakan dalam hidup dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia
negara. yang lain, manusia dengan masyarakat, bangsa
dan negaranya serta hubungan dengan
Tuhannya.
ESENSI PANCASILA
SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
Pertama; hakikat sila ketuhanan yang maha esa terletak pada keyakinan bangsa Indonesia
bahwa Tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk.
Kedua; hakikat sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah manusia monopluralis,
yang terdiri atas 3 monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk
individu, sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan)
Ketiga; hakikat sila persatuan Indonesia terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa
kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanah air yang dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu
tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental
ESENSI PANCASILA
SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
Keempat; hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah.
Artinya keputusan yang diambil lebih didasarkan atas semangat
musyawarah untuk mufakat, bukan membenarkan begitu saja pendapat
mayoritas tanpa peduli pendapat minoritas.
Kelima; hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
terwujud dalam 3 aspek, yaitu keadilan distributive, legal, dan komutatif.
URGENSI PANCASILA
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Dalam pengembangan pancasila sebagai sistem filsafat, terdapat hal hal yang
urgen seperti :
•Dengan meletakkan pancasila sebagai sistem filsafat, dapat memulihkan harga diri
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka
•Dapat membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai nilai budaya bangsa
Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi ideology dunia
•Pancasila juga dapat menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjaga
keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan pemikiran
THANKS
Kelas: 1PA29
Pembahasan
Pengertian
Etika
Teori-Teori
Pengertian Etika
Filsafat
Gimnastiar (10520429)
mendahulukan kepentingan
2
CONTENT
Perbandingan Ideologi
Pengertian dan Makna Peranan Ideologi Bagi Pancasila dengan
Ideologi Bagi Negara Bangsa dan Negara Ideologi Lain
1 3
3
1.
PENGERTIAN DAN
MAKNA IDEOLOGI
BAGI NEGARA
Pengertian Ideologi
Makna Ideologi bagi Negara
PENGERTIAN IDEOLOGI
TUJUAN
5
MAKNA IDEOLOGI BAGI NEGARA
6
2.
JENIS-JENIS
IDEOLOGI
Ideologi Terbuka
Ideologi Tertutup
Ideologi Partikular
Ideologi Komprehensif
IDEOLOGI TERBUKA IDEOLOGI TERTUTUP
PENGERTIAN PENGERTIAN
Ideologi yang tidak dimutlakkan. Ideologi yang mutlak.
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK
Digali dari kebudayaan. Berasal dari kelompok penguasa.
Fleksibel; Tidak kaku. Kaku; Tidak menerima perubahan.
RELASI ⇅ RELASI ⇅
Penguasa adalah pengembang Penguasa bertindak otoriter dan
rakyat yang bertanggung jawab. masyarakat harus tunduk.
8
IDEOLOGI PARTIKULAR
RELASI ⇅
PENGERTIAN Negara mengakomodasi ber-
Ideologi yang berkaitan dengan kepen- bagai idealisme dalam masyarakat.
tingan suatu kelas sosial tertentu.
KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK Tidak berpihak pada kelas sosial tertentu.
Tersusun secara sistematis.
PENGERTIAN
RELASI ⇅ Ideologi yang menyeluruh dan
Negara melindungi dan mengenai semua aspek kehidupan sosial.
menjalankan idealisme
tertentu. IDEOLOGI KOMPREHENSIF
9
3.
PERANAN IDEOLOGI
BAGI BANGSA DAN
NEGARA
Ideologi bagi Bangsa
Ideologi bagi Negara
PERANAN IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA
11
4.
PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI BANGSA DAN
NEGARA INDONESIA
YANG MEMILIKI CIRI
TERBUKA
Karakteristik Kebudayaan Global
Unsur-Unsur Pengaruh Ideologi
Ancaman dari Terorisme
Ateisme Individualisme Rasa Takut
5 Kapitalisme Disintegrasi
13
5.
PERBANDINGAN
IDEOLOGI PANCASILA
DENGAN IDEOLOGI
LAIN
Liberalisme Komunisme
Keagamaan Sekularisme
KEAGAMAAN
Kebebasan
penuh bagi
rakyat, asal Teokrasi;
tidak Tuhan
melanggar langsung
hukum. memerintah
negara.
LIBERALISME
AGAMA
KOMUNISME SEKULARISME
16
TERIMA KASIH
Sekian
17
CREDITS
18
PERAN PENTING LANDASAN
HUKUM DALAM SEBUAH
NEGARA
1PA28
Dea Amanda (10520264)
Devi Yuliana Nurhaliza (10520274)
Elisabet Dwi Arsati (10520330)
Febi Tri Andani (10520386)
Firda Resti Maulina (10520403)
Nabillah Nadyatul Anawiyah (10520693)
Rahma Tita Afifah (10520829)
Ratu Gadis Leonny Anissastera (10520849)
Salma Nailya Azighah (11520161)
Salwa Kamelya Nafisa (10520943)
Kedudukan Pancasila sebagai
Dasar Negara dan sebagai Sumber
dari Segala Sumber
Pancasila Sebagai Philosopische Grondslag
01 Hari Pancasila diperingati pada 1 Juni
02 Ir. Soekarno menyebut Pancasila sebagai philosopische grondslag atau pandangan
hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu:
Menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian hidup masyarakat
Sebagai dasar negara.
03 Pancasila sebagi sumber hukum dasar nasional.
04 Pancasila tidak dapat diubah dan ditiadakan, karena merupakan kaidah pokok
yang fundamental.
05 Bung Karno menyebut Pancasila sebagai philosofische grondslag (fundamen filsafat).
06 Secara yuridis formal berdasarkan Pasal 37 UUD 1945, konstitusi sebagai hukum dasar
memungkinkan adanya perubahan. namun Pancasila dalam kedudukannya sebagai
kaidah pokok negara (staats fundamental norm)
Kedudukan
Pancasila Dikaitkan
Dengan Theorie Von
Stafenufbau Der
Rechtsordnung
Kelsen
01 Menurut Hans Kelsen (1881 – 1973), yang dikenal sebagai pencetus Teori
Hukum Murni, memiliki gagasan yang dikenal dengan stufenbau theorie.
02 Tatanan hukum tertinggi dalam pandangan Kelsen adalah berpuncak pada basic
norm atau grundnorm (norma dasar), yaitu berupa konstitusi.
03 Norma yang validitasnya tidak dapat diperoleh dari norma lain yang lebih tinggi
disebut sebagai norma dasar.
04 Ia juga menjelaskan pola hubungan antar norma melalui teori stufenbau atau
hirarkis norma. Hubungan antara norma yang mengatur pembentukan norma
lain dengan dengan norma yang lainnya dapat digambarkan sebagai hubungan
antara “superordinasi” dan “subordinasi”.
05 Menurut Achmad Ali, stufenbau theorie Kelsen merupakan peraturan hukum
keseluruhannya dari norma dasar yang berada di puncak piramida, dan semakin ke bawah
semakin beragam dan menyebar.
Konsep norma dasar Kelsen, kemudian diafirmasi oleh Nawiasky dengan sebutan lain
Nawiasky
01
yaitu staats fundamental norm atau norma fundamental negara (norma dasar) yang
bersifat pre-supposed (ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat dan menjadi tempat
bergantungnya norma-norma hukum di bawahnya).
02 Isi norma fundamental negara merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi atau
undang-undang dasar.
Teori Kelsen yang dikembangkan oleh Nawiasky dalam bukunya yang berjudul
03 Allgemeine Rechtslehere, menegaskan bahwa sistem norma hukum di negara
manapun selalu berlapis-lapis dan berjenjangjenjang. Norma yang di bawah
berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi.
Gagasan baru tentang sistem norma tersebut dengan pengelompokan norma yang terdiri atas empat
04
kelompok besar yaitu: kelompok pertama, Staats fundamental norm atau norma fundamental negara.
Kelompok kedua, Staatgrundgesetz (aturan dasar/pokok negara). Kelompok ketiga, Formell
Gesetz (Undang-Undang). Kelompok keempat, Verordnung & Autonome Satzung (aturan pelaksana &
aturan otonom).
lanjutan..
01 Berdasarkan gagasan Kelsen dan Nawiasky apabila dikaitkan dengan
Pancasila, maka dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai norma dasar berada
pada puncak piramida norma.Yang kemudian dikenal sebagai sumber dari
segala sumber hukum.
2. Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis;
Menurut Roeslan Saleh, fungsi Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum
mengandung arti bahwa Pancasila berkedudukan sebagai:
3. Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan pilihan hukum di
Indonesia;
4. Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa Indonesia, juga dalam
hukumnya,
Pembukaan UUD 1945
sebagai Staats Fundamental
Form
b. Dari segi isinya memuat dasar-dasar Negara yang dibentuk Asas kerohanian
yaitu Pancasila pada alinea 4 “... dengan berdasar kepada ketuhanan ”
1. Asas politik Negara, yaitu kedaulatan rakya, alinea 2 dan 4
2. Tujuan Negara pada alinea 4
3. Ketentuan diadakannya UUD, alinea 4 ”... dalam suatu UUD Negara
Indonesia,
Hubungan Pancasila
dengan Pembukaan UUD
1945
Pembukaan UUD 1945 merupakan peraturan hukum tertinggi di atas
Undang-Undang Dasar. Karena semua peraturan perundang-undangan
dimulai dari pasal-pasal dalam UUD 1945. Pancasila merupakan asas
kerohanian dari Pembukaan UUD1945 sebagai staatsfundamentalnorm.
1. Nilai Sila 1 Pasal 28E ayat (1), Pasal 29, dan pasal lain
2. Nilai Sila 2 Pasal 1 ayat (3), Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 27 ayat
(1) dan ayat (2), Pasal 28A, 28B, 28C, 28D, 28F, 28J, dan
pasal lain
3. Nilai Sila 3 Pasal 25A, Pasal 27 ayat (3), Pasal 30 ayat (1) sampai
dengan ayat (5), dan pasal lain
4. Nilai Sila 4 Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal
7, Pasal 19, Pasal 22C, Pasal 22E, dan pasal lain
5. Nilai Sila 5 Pasal 23, Pasal 28H, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34,
dan pasal lainnya.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
• MPR
• DPR
2. Selain kekuasaan di atas, DPR mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan. Secara umum
tugas dan wewenang DPR adalah:
a. Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan bersama
b. Menerima dan membahas usulan RUU yang disampaikan DPD
c. Menetapkan APBN bersama dengan presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN serta kebijakan pemerintah
e. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang
disampaikan oleh BPK
f. Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain
g. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
• DPD
a. Dapat mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan dengan Otonomi Daerah,
hubungan pusat dan daerah, penggabungan, pembentukan dan pemekaran daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan juga
perimbangan keuangan pusat dengan daerah.
b. Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan dan agama
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan hal-hal di atas serta menyampaikan
hasil pengawasannya kepada DPR. DPD bersidang sedikitnya sekali dalam satu
tahun.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
• PRESIDEN
a. Dalam Pasal 5 Ayat (1) UUD yang belum diamandemen, Presiden memegang kekuasaan membentuk
undang-undang dengan persetujuan DPR.
b. Pasal 6 Ayat (1) menetapkan „Presiden ialah orang indonesia asli‟. Kemudian mengalami perubahan ketiga
UUD 1945 dan diubah menjadi „Presiden dan Wakil Presiden Indonesia harus seorang warga negara Indonesia
sejak kelahiranya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah
menghianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
presiden dan wakil presiden.
c. Masa jabatan Presiden menurut Pasal 7 UUD yang belum diamandemen adalah lima tahun dan sesudahnya
dapat dipilih kembali lalu diubah menjadi „ Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun
dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam masa jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan‟.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
• Lanjutan..
d. Pasal 11 hanya berubah penomoran ayatnya. ketentuan mengenai kekuasaan presiden membuat perjanjian
internasional tercantum dalam Pasal 11 tanpa ayat.Setelah amandemen, Pasal 11 ditambahi 3 ayat
e. Presiden juga mempunyai kewenangan untuk mengangkat duta dan konsul dan menerima duta dari negar lain (Pasal
13). Pasal ini mengalami perubahan pada saat amandemen yang pertama sehingga dalam mengangkat duta dan
menerima duta negara lain, presiden memperhatikan pertimbangan DPR. Pertimbangan DPR tidak mengikat secara
yuridis formal tetapi perlu diperhatikan secara sosial politis.
f. Dalam Pasal 14, presiden mempunyai kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti dan abolisi dan rehabilitasi. Setelah
amandemen, dalam hal memberikan grasi dan rehabilitasi, presiden memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
Sedangkan dalam memberikan amnesti dan abolisi, presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
• DEWAN PERTIMBANGAN
Pasal 16 sebelum amandemen, mengatur tentang Dewan Pertimbangan Agung (DPA).Tugas dari
DPA adalah memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden. Karena pertimbangan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas, maka dalam perubahan pertama UUD 52 1945, DPA
dihapus. Sebagai gantinya presiden mempunyai kekuasaan untuk membentuk Dewan Pertimbangan
yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden dan berkedudukan di bawah
presiden.
Bab tentang Badan Pemeriksa Keuangan adalah bab baru dalam UUD 1945 yang sudah diamandemen.
Sebelumnya, BPK diatur dalam satu ayat yakni dalam Ayat (5) Pasal 23 UUD 1945.Sesudah amandemen,
BPK diatur dalam tiga pasal yaitu Pasal 23E, Pasal 23 F dan Pasal 23G. Dipisahkannya BPK dalam bab
tersendiri berujuan agar memberikan dasar hukum yang kuat serta memberikan kedudukan yang mandiri
serta sebagai lembaga negara yang berfungsi memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
• KEKUASAAN KEHAKIMAN
Sebelum perubahan UUD 1945, Bab tentang kekuasaan kehakiman diatur dalam dua pasal yaitu Pasal 24 dan
Pasal 25. Sesudah amandemen, Kekuasaan kehakiman diatur dalam lima pasal yaitu; Paasal 24, 24A, 24B,
24CC, dan Pasal 25. Perubahan ini melahirkan dua lembaga baru dalam kekuasaan kehakiman (kekuasaan
yudikatif) yaitu Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.
• MAHKAMAH AGUNG
• MAHKAMAH KONSTITUSI
Perubahan UUD 1945 mengatur tentang kewenangan Mahkamah Konsitusi di pasal 24C ayat (1), (2),
(3), (4), ayat (5) dan ayat (6). Adapun kewenangan itu adalah :
Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang dasar
Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
Memutus pembubaran partai Politik
Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau
wakil presiden menurut UUD
Realisasi Hak-Hak Asasi Manusia dalam Negara
Republik Indonesia
1. Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama, melaksanakan
ibadah dan menghormati perbedaan agama
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan
yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan
perlindungan undang-undang.
3. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara dengan
semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi
atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM Pasal 1 bahwa Semua orang dilahirkan merdeka dan
mempunyai martabat dan hak-hak yang sama .
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan dilindungi
pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.
REFORMASI HUKUM TATA
NEGARA INDONESIA
Sebelum dilakukan perubahan, jumlah butir ketentuan yang tercakup dalam
naskah Undang-Undang Dasar 1945 hanya terdiri dari 71 butir ketentuan.
Setelah dilakukan perubahan sebanyak empat kali dalam satu rangkaian proses
perubahan dari tahun 1999 hingga tahun 2002, butir ketentuan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi 199 butir. Dari
199 butir ketentuan tersebut, hanya 25 butir yang berasal dari naskah asli yang
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus
1945.
Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, jika naskah asli UUD 1945 berisi 71 butir
ketentuan, maka setelah empat kali mengalami perubahan, materi muatan UUD
1945 mencakup 199 butir ketentuan. Bahkan hasil perubahan tersebut dapat
dikatakan sebagai sebuah konstitusi baru sama sekali dengan nama resmi “Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. engere zin (dalam arti
sempit).
10 Perubahan UUD 1945 yang dilakukan dalam empat kali perubahan mengakibatkan perubahan
yang mendasar dalam Hukum Tata Negara Indonesia. Perubahan tersebut diantaranya meliputi:
Perubahan norma-norma dasar dalam kehidupan bernegara, seperti penegasan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum dan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar;
Perubahan kelembagaan negara dengan adanya lembaga-lembaga baru dan hilangnya beberapa
lembaga yang pernah ada;
Masalah Hak Asasi Manusia. Perubahan-perubahan hasil constitutional reform tersebut belum
sepenuhnya dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan maupun praktek ketatanegaraan
sehingga berbagai kerangka teoritis masih sangat diperlukan untuk mengembangkan dasar-dasar
konstitusional tersebut.
Sumber
1. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-banten/baca-artikel/13152/Pancasila-Sebagai-
Philosopische-Grondslag-Dan-Kedudukan-Pancasila-Dikaitkan-Dengan-Theorie-Von-Stafenufbau-
Der-Rechtsordnung.html
2. https://jurnal.polines.ac.id/index.php/bangun_rekaprima/article/download/702/617
3. https://drive.google.com/file/d/0B7445iemftkMVlF5dlFjNE9ickk/view
4. https://www.viva.co.id/berita/nasional/1348908-cara-kapolri-agar-rakyat-kecil-tak-lagi-susah-
cari-keadilan?page=all&utm_medium=all-page
5. https://www.merdeka.com/foto/peristiwa/1284675/20210314170749-khidmat-perayaan-
nyepi-di-kampung-bali-bekasi-002-debby-restu-utomo.html
https://business-law.binus.ac.id/2016/04/29/pancasila-sebagai-landasarn-pengaturan-ham-di-
indoensia/
6. https://fh.umkendari.ac.id/course/hukum-tata-negara/
7. http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/PERKEMBANGAN-TEORI-HUKUM-TATA-
NEGARA-DAN-PENERAPANNYA-DI-INDONESIA.pdf
Anggota kelompok :
Adysti Shafira H. Putri (10520026)
Alin Taqiya (10520071)
Brenda Nebula Supernova (10520224)
Deffy Maharani (10520265)
Farah Indriyani (10520366)
Fiana Ariani A (10520396)
Jingga Sekar Ayunda (10520511)
Melly Dwiyanti (10520606)
Nabila Nurul Alifa (10520688)
Nada Lutfia Zahra (10520695)
Risna Asri Nur Afifah (10520894)
Pengertian paradigma secara umum
H TTP S :/ / IM A G E S . A P P . G O O . G L/ KE Y H F W 2 A M D R LQ 7 8 C A
3. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang
Sosial Budaya
hukum.
5. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Kehidupan
Antar Umat Beragama
H T T P S : // R I K I Y U D H A . WEB. U G M . A C . I D / 2016 / 0 4 / 21 / I M P L E M E N T A S I - P A N C A S I L A -
DALAM- KEHIDUPAN- KAM P U S/