Anda di halaman 1dari 164

KRONOLOGIS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

(SEBELUM DAN SESUDAH MERDEKA)


SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SEBELUM KEMERDEKAAN

MASA BANGSA PORTUGIS

Sebelum negara ini


merdeka, Indonesia harus mencicipi
kejamnya penjajahan oleh beberapa
negara asing. Diawali dari Portugis
yang pertama kali datang ke Malaka
pada 1509. dipimpin oleh Alfonso de
Albuquerque Portugis dapat
menguasai Malaka pada 10 Agustus
1511. Setelah mendapatkan Malaka,
portugis mulai bergerak dari Madura
sampai ke Ternate.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SEBELUM KEMERDEKAAN

MASA BANGSA SPANYOL

Keberhasilan Portugis
mendorong bangsa Eropa yang lain
untuk ikut mencari untung. Kalau
Portugis lebih memusatkan perhatian
di Ternate, Spanyol lebih tertarik
bersekutu dengan Tidore. Terjadilah
persaingan antara Portugis dan
Spanyol di kawasan Maluku.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SEBELUM KEMERDEKAAN
MASA PEMERINTAHAN
PENJAJAHAN BELANDA
Masuknya Belanda ke
Indonesia juga sebagai akhir dari
masa penjajahan bangsa Portugis
(Penjajahan Portugis Berakhir pada
1602). Cornelius de Houtman
memimpin Belanda masuk ke
Indonesia melalui Banten. Pada tahun
1602 Belanda mendirikan Verenigde
Oostindische Compagnie (VOC) di
Banten karena ingin menguasai pasar
rempah-rempah di Indonesia.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SEBELUM KEMERDEKAAN
MASA PEMERINTAHAN
PENJAJAHAN JEPANG
Masa penjajahan
Jepang di Indonesia dimulai
pada tahun 1942. Secara
resmi Jepang telah menguasai
Indonesia sejak 8 Maret 1942
ketika Panglima Tertinggi
Pemerintah kolonial Hindia
Belanda menyerah tanpa
syarat di Kalijati, Bandung.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SETELAH KEMERDEKAAN
GERAKAN 30 SEPTEMBER
1965 (G.30 S/PKI)
Gerakan 30
September (dahulu juga disingkat G
30 S PKI, G-30S/PKI), Gestapu
(Gerakan September Tiga Puluh),
Gestok (Gerakan Satu Oktober)
adalah sebuah peristiwa yang
terjadi selewat malam tanggal 30
September sampai di awal 1
Oktober 1965 di saat tujuh perwira
tinggi militer Indonesia beserta
beberapa orang lainnya dibunuh
dalam suatu usaha percobaan
kudeta.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SETELAH KEMERDEKAAN

PERTEMBURAN AMBARAWA
Palagan Ambarawa
adalah sebuah peristiwa perlawanan
rakyat terhadap Sekutu yang terjadi
di Ambarawa, sebelah selatan
Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa ini
dilatarbelakangi oleh mendaratnya
pasukan Sekutu dari Divisi India ke-
23 di Semarang pada tanggal 20
oktober 1945. Pemerintah Indonesia
memperkenankan mereka untuk
mengurus tawanan perang yang
berada di penjara Ambarawa dan
Magelang.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SETELAH KEMERDEKAAN

BANDUNG LAUTAN API


Istilah Bandung Lautan Api
menunjukkan terbakarnya kota Bandung
sebelah selatan akibat politik bumi hangus
yang diterapkan TKR. Peristiwa itu terjadi
tanggal 23 Maret 1946 setelah ada
ultimatum perintah pengosongan Bandung
oleh Sekutu. Seperti di kota-kota lainnya, di
Bandung juga terjadi pelucutan senjata
terhadap Jepang. Di pihak lain, tentara
Serikat menghendaki agar persenjataan yang
telah dikuasai rakyat Indonesia diserahkan
kepada mereka. Para pejuang akhirnya
meninggalkan Bandung, tetapi terlebih
dahulu membumi hanguskan kota Bandung.
KRONOLOGIS PROKLAMASI KEMERDEKAAN

Kronologis Proklamasi kemerdekaan Indonseia dimulai dari peristiwa Rengasdengklok


sebagai akibat perspektif anatara golongan tua dan muda. Kekalahan Jepang terhadap
sekutu belum diumumkan. Namun, Telah diketahui pemimpin dalam radio BBC. Mereka
sangat antusias memperjuangkan Indonesia. Walaupun golongan muda berketetapan hati
untuk melaksanakan proklamasi, namun mereka sadar bahwa kemerdekaan tanpa Soekarno
dan Hatta adalah pekerjaan yang sia sia.
PERISTIWA RENGAS DENGKLOK

Dalam sebuah rapat di Jl. Pegangsaan Timur No. 13, Para pemuda mendesak agar
Soekarno-Hatta bekerja sama dengan Jepang. Golongan tua juga diharapkan bergabung
dengan para pemuda untuk memperoklamasikan kemerdekaan. Keputusan tersebut
disampaikan oleh Soekarno–Hatta, Darwis dan Wikana.
Setelah Wikana dan Darwis gagal membujuk Soekarno–Hatta, para pemuda segera
mengadakan rapat lagi di Jl. Cikini (Asrama Baperpi), rapat tersebut menghasilkan
keputusan Mengamankan Soekarno–Hatta dari pengaruh jepang dan membawanya ke
Rengasdengklok, Kararawang, Jawa barat.
PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI

Dalam peristiwa perumusan teks proklmasi Drs. Moh. Hatta dan Achmad Soebardyo
memberikan ide idenya secara lisan yang berbunyi “ Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaan indonesia “lalu di sambung dengan idenya Moh. Hatta yang
berbunyi “Hal–Hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain diselenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya”, lalu teks proklamasi di
ketik oleh Syuti Melik dan segera di tanda tangani oleh Soekarno–Hatta .
PEMBACAAN TEKS PROKLAMASI

Hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Pada pukul 10.00 WIB proklamasi kemerdekaan Indonesia di kumandangkan.
Setelah pembacaan Teks Proklamasi dilanjutkan dengan pengibaran bendera
Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat. Di susul diplomasi
mengumandangkan lagu Indonesia Raya oleh hadirin.
 Pada tanggal 8 maret 1942, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda secara resmi menyerah
tanpa syarat kepada Jepang. Setelah Belanda menyerah, Jepang pun resmi mengambil
alih Nusantara untuk menjadi wilayah jajahannya.
 Pada tanggal 9 maret belanda menanda tangani pernyataan menyerah tanpa syarat.
 Berbagai propaganda dilakukan Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia.
Kepercayaan yang telah berhasil dibangun oleh Jepang menjadi modal utama untuk
menggalang kekuatan dalam membantu Jepang dalam memenangkan peperangan Asia
Timur Raya.
 Dalam kenyataannya pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia ternyata jauh lebih
kejam daripada penjajahan Belanda, Rakyat Indonesia sangat kecewa akibat tipu muslihat
Jepang.

SEJARAH KRONOLOGIS PERUMUSAN PANCASILA DASAR FILSAFAT NEGARA


 Untuk mendapatkan kembali simpati bangsa indonesia kepada jepang dalam
menghadapi tentara sekutu, maka tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengemukakan akan
membentuk “Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia”(BPUPKI).
 BPUPKI terbentuk tanggal 29 april 1945 dan dilantik tanggal 28 mei 1945. Dr.
Radjiman Widiodiningrat terpilih sebagai ketua.
 Hal yang pertama kali dibahas dalam sidang BPUPKI adalah permasalahan “Perumusan
Dasar Negara”.
 Sidang BPUPKI dibagi menjadi dua bagian, yaitu: sidang pertama berlangsung tanggal
29 Mei sampai 1 Juni 1945, hasil sidang pertama ini akan dibahas dalam sidang kedua
yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 16 Juli 1945.

SEJARAH KRONOLOGIS PERUMUSAN PANCASILA DASAR FILSAFAT NEGARA


TOKOH YANG MENYAMPAIKAN USULANNYA : 14 01 21

Muhammad Yamin Ir. Soekarno

Mr. Soepomo
ISI USULAN MASING-MASING TOKOH : 07 01 21

MUHAMMAD YAMIN : MR. SOEPOMO IR. SOEKARNO


1. Nasionalisme
(kebangsaan Indonesia)
1. Peri kebangsaan 1. Nasionalisme/internasionalisme 2. Internasionalisme (peri
2. Peri kemanusiaan 2. Takluk kepada Tuhan kemanusiaan)
3. Peri ketuhanan 3. Kerakyatan 3. Mufakat (demokrasi)
4. Peri kerakyatan 4. Kesejahteraan sosial
4. Kekeluargaan
5. Ketuhanan Yang Maha
5. Kesejahteraan rakyat 5. Keadilan rakyat.
Esa (Ketuhanan yang
(keadilan sosial) berkebudayaan).
MENURUT IR. SOEKARNO, KELIMA SILA ITU MASIH BISA DIPERAS MENJADI “TRI SILA”

Selanjutnya Ir. Soekarno juga


mengusulkan bahwa “Tri Sila”
Sosio Demokratis yang dapat diperas lagi menjadi
merupakan sintesa dari “Eka Sila”, yang intinya
“Mufakat” adalah gotong royong

Sosio Nasionalisme yang Ketuhanan


merupakan sintesa dari
“Kebangsaan”
(nasionalisme) dengan peri
kemanusiaan
(internasionalisme)
SIDANG BPUKI KE-2 11 01 21

Sidang ini diselenggarakan pada tanggal


Panitia kecil BPUPKI menyetujui hasil
10-16 Juli yang membahas tentang
rancangan yang dibuat oleh panitia sembilan
rancangan hukum dasar terdiri atas
dan pidato usulan calon asas dasar negara
pembukaan (Preambule) dan batang tubuh
yang telah disampaikan oleh Muh. Yamin, Mr.
(Pasal-pasal), rancangan pembukaan UUD
Soepomo dan Ir. Soekarno.
ini di susun berdasarkan hasil dari panitia
Sembilan.
SIDANG BPUKI KE-2 11 01 21

Panitia sembilan yang dipercaya untuk


Melalui rapat-rapat yang dilakukan (14 – 16
meneruskan rancangan tersebut ialah Ir.
Juli 1945), akhirnya Panitia Sembilan telah
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. A.A.
mencapai suatu hasil yaitu suatu perumusan
Maramis, Abikoesno Tjokro soejoso,
Pancasila, yang dikenal sebagai “Piagam
Abdoel Kahar Muzakir, Haji Agus Salim,
Jakarta” atau “Piagam Charter”.
Mr. Ahmad Soebardjo, K.H. Wachid Hasym
dan Mr. Muh. Yamin.
SUSUNAN “PIAGAM JAKARTA” ATAU “PIAGAM CHARTER” :

1. Ketuhanan dengan
2. Kemanusiaan yang adil
kewajiban menjalankan 3. Persatuan Indonesia.
dan beradab.
syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.

4. Kerakyatan yang dipimpin


5. Keadilan sosial bagi
oleh hikmat kebijaksanaan
seluruh rakyat Indonesia.
dalam permusyawatan
perwakilan.
SIDANG BPUPKI KE-2 :
Perumusan sistematika Pancasila yang tertuang dalam Piagam Jakarta dapat diterima
oleh BPUPKI, Oleh karena BPUPKI adalah sebuah badan hasil bentukan Jepang, sehingga
dipandang belum mencerminkan perwakilan orang Indonesia. Maka dibentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 7 Agustus.
Pada tanggal 9 Agustus PPKI mulai bekerja yang dipimpin oleh Ir.soekarno sebagai ketua
dan Drs. Moh Hatta sebagai wakil ketua. Anggota dari PPKI terdiri dari orang-orang indonesia.
Sebelum disahkan perumusan pancasila dalam piagam jakarta dilakukannya perubahan
dalam sidang PPKI. Perubahan itu di dasarkan pada laporan utusan Kaigun (Angkatan Laut Jepang)
kepada Drs.Mohammad Hatta bahwa daerahIndonesia bagian timur yang tidak beragama Islam
merasa keberatan terhadap sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Akhirnya terjadi perubahan pada sila pertama Piagam Jakarta yang semula berbunyi
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menjadi
Ketuhanan Yang Maha Esa.
SIDANG BPUPKI KE-2 :

Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang bertekuk lutut kepada sekutu. Kekalahan Jepang
atas sekutu dan kekosongan kekuasaan membuat tokoh-tokoh pemuda pergerakan nasional
Indonesia mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk sesegera mungkin memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia.
Pada akhirnya tepat pukul 10.00 pagi waktu Jakarta bertempat di Jl. Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia” diumumkan oleh dwitunggal (Soekarno-Hatta)
tanggal 17–8–1945 dengan mengatasnamakan bangsa Indonesia. Pengakuan Indonesia sebagai
negara merdeka secara internal (De Facto) belum cukup. Karena wajib mendapat pengakuan dunia
internasional (De Jure).
15 01 21

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI


LANDASAN DASAR NEGARA
INDONESIA
15 01 21

Aktualisasi berarti pelaksanaan hingga benar-benar ada (terwujud),


pewujudnyataan atau pengejawantahan yang dalam konteks aktualisasi
Pancasila disini berarti bersamasama kita mewujudkan Pancasila sbg landasan
dalam pembuatan hukum (Peraturan Perundang-Undangang) baru maupun
dengan penggantian hukum lama (Politik Hukum). Indonesia lahir dengan
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara yang sudah lahir terlebih dahulu
pada sidang Dokuritsu Junbi Cosakai pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila adalah
sebuah sistem filsafat yang merupakan rumusan ideal dalam bangun
keindonesiaan yang dicita-citakan bangsa. Berbagai komponen bangsa
seharusnya menggunakan dan mengembangkan implementasi sistem filsafat
Pancasila dalam berbagai bidang. Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila
bahkan ditempatkan sebagai paradigma politik hukum.
HASIL SEMINAR DAN KONVENSI NASIONAL, ANTARA LAIN : 31 02 21

Seminar Hukum Nasional ke-II : Seminar Hukum Nasional ke-IV : Seminar Hukum Nasional ke-V
Menyatakan bahwa pelaksanaan Menyatakan bahwa Pancasila (Tahun 1990) :
UUD 1945 yang berlawanan merupakan nilai-nilai kejiwaan Menyatakan bahwa pada akhir
dengan semangat dan jiwa bangsa, dasar tertib hokum Repelita VI sudah harus tersusun
Pancasila berarti manipulasi Indonesia, pedoman dan penunjuk pola pikir dan kerangka sistem
konstitusi dan penghianatan arah, dan batu ujian mengenai hukum nasional berdasarkan
terhadap Pancasila . kepatutan dan Pancasila dan UUD 1945.
perundangundangan.

Seminar Hukum Nasional ke-VI Rekomendasi Konvensi Hukum


(Tahun 1994) : Nasional (Thn 2008) :
Menyatakan bahwa sistem hukum Perlu disusun Grand Design
nasional yang juga merupakan Sistem & Politik Hukum Nasional
sistem hukum Pancasila, harus dengan landasan UUD NRI 1945
merupakan penjabaran dari sebagai landasan konstitusional &
seluruh sila-sila Pancasila secara Pancasila sbg landasan
keseluruhan. filosofisnya.
15 01 21

Disamping hasil seminar dan konvensi tersebut, kedudukan penting Pancasila dalam sistem
hukum nasional juga telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan, seperti
dalam Pasal 2 UU No. 10 Tahun 2004, tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
menyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum Negara,
maksudnya adalah sesuai dengan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis
bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Jadi jelas, bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu melandasi setiap politik hukum bangsa
Indonesia. Selain itu agar dapat mengaktualisasikan Pancasila dalam politik hukum Nasional,
maka sila-sila Pancasila harus dipandang sebagai suatu sistem nilai, sehingga pada hakikatnya
Pancasila merupakan satu kesatuan.
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM SETIAP SILA :

01 02 03

Ketuhanan Yang Maha Esa : Kemanusiaan yang Adil dan Persatuan dan Kesatuan :
Segala hal yang berkaitan dengan
Beradab : Negara Indonesia merupakan
pelaksanaan dan penyelenggaraan Perwujudan nilai kemanusiaan persekutuan diantara keberagaman
negara bahkan moral negara, moral sebagai makhluk yang berbudaya, yang dilukiskan dalam Bhinneka
penyelenggara negara, politik negara, Tunggal Ika. Nilai-nilai
bermoral dan beragama, serta adil
pemerintahan negara, hukum &
dalam hubungan diri sendiri, nasionalisme harus tercermin
peraturan perundang-undangan
sesama dan lingkungannya. dalam segala aspek
negara, kebebasan dan hak asasi
warga negara harus dijiwai nilai-nilai penyelenggaraan negara.
Ketuhanan Yang Maha Esa.
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM SETIAP SILA :

04 05

Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Kebijaksanaan dalam Indonesia
Permusyawaratan/Perwakilan :
Negara adalah dari, oleh dan untuk Tujuan negara sebagai tujuan
rakyat. Nilai demokrasi mutlak bersama.
diterapkan dalam kehidupan
bernegara, baik menyangkut aspek
moralitas kenegaraan, aspek politik,
maupun aspek hukum dan perundang-
undangan.
15 01 21

Nilai keadilan harus terwujud dalam kehidupan bersama (Keadilan sosial) yang
bertujuan untuk kesejahteraan seluruh warga negara. Barda Nawawi
menyatakan bahwa Sistem Hukum Nasional (SHN) pada hakikatnya adalah
Sistem Hukum Pancasila.

Apabila dijabarkan lebih lanjut, sistem hukum Pancasila adalah SHN yang
berlandaskan/berorientasi pada tiga pilar/nilai keseimbangan Pancasila, yaitu :

1. Berorientasi pada nilai-nilai “Ketuhanan” (Bermoral religius)


2. Berorientasi pada nilai-nilai “Kemanusiaan” (Humanistik)
3. Berorientasi pada nilai-nilai “Kemasyarakatan” (Nasionalistik, demokratik,
berkeadilan sosial).
Mochtar Kusumaatmadja yang menyatakan bahwa dalam negara hukum 15
(Rule
01
of Law)
21
untuk Republik Indonesia harus menganut asas dan konsep Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945, yakni :
1. Asas Ketuhanan (Mengamanatkan bahwa tidak boleh ada produk hukum nasional yang anti
agama).
2. Asas Kemanusiaan (Mengamanatkan bahwa hukum nasional harus menjamin, melindungi hak
asasi manusia).
3. Asas Kesatuan dan Persatuan (Mengamanatkan bahwa hukum Indonesia harus merupakan
hukum nasional yang berlaku bagi seluruh bangsa Indonesia, berfungsi sebagai pemersatu bangsa).
4. Asas Demokrasi (Mengamanatkan bahwa kekuasaan harus tunduk pada hukum yang adil
demokratis).
5. Asas Keadilan Sosial (Mengamanatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama
bahwa semua orang sama dihadapan hukum).
Hukum harus berdasarkan pada Pancasila, produk hukum boleh dirubah
sesuai dengan perkembangan zaman dan pergaulan masyarakat, tentunya Pancasila
harus menjadi kerangka berfikir. Pancasila dapat memandu politik hukum nasional
dalam berbagai bidang, yaitu :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa : Menjadi landasan politik hukum yang berbasis
moral agama.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Esa : Menjadi landasan politik hukum
yang menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia yang nondiskriminatif.
3. Sila Persatuan Indonesia : Menjadi landasan politik hukum yang mempersatukan
seluruh unsur bangsa dengan berbagai ikatan primordialnya masing-masing.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan : Menjadi landasan politik hukum yang
meletakkan kekuasaan di bawah kekuasaan rakyat (demokratis)
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia : Menjadi landasan politik
hukum dalam hidup bermasyarakat yang berkeadilan sosial sehinga mereka yang
lemah secara sosial dan ekonomis tidak ditindas oleh mereka yang kuat secara
sewenang-wenang.
15 01 21

DINAMIKA PELAKSANAAN
UUD 1945
Pengertian Dinamika

• Dinamika menurut bahasa dan istilah adalah


keselarasan dan keserasian

• Dinamika secara umum adalah sesuatu yang tidak


konstan atau pergerakan di dalam suatu hal entah
itu naik atau turun.
Pelaksanaan UUD 1945 Pada Masa Orde Lama (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)

• Pada tanggal 5 Juli 1959


Penyimpangan-penyimpangan
dikeluarkannya Dekrit Presiden yang pada masa orde lama :
menyatakan UUD 1945 berlaku
kembali di Negara Republik • Demokrasi di Indonesia diarahkan
Indonesia. Sejak itu mulai berkuasa menjadi demokrasi terpimpin
kekuasaan Orde Lama yang secara • Presiden sebagai pemimpin besar
ideologis banyak dipengaruhi oleh revolusi maka memiliki wewenang
paham komunisme. Hal ini nampak yang melebihi sebagaimana yang
adanya berbagai macam sudah di tentukan oleh Undang-
penyimpangan ideologis yang Undang Dasar 1945
dituangkan dalam berbagai bidang • Pimpinan lembaga tertinggi dan
kebijaksanaan dalam negara. tinggi negara dijadikan menteri
negara
Pelaksanaan UUD 1945 Pada Masa Orde Baru (11 Maret 1966 – 22 Mei 1998)

Masa orde baru berada dibawah kepemimpinan Soeharto dalam misi mengembalikan
keadaan setelah pemberontakan PKI, masa orde baru juga mempelopori
pembangunan nasional sehingga sering dikenal sebagai orde pembangunan. MPRS
mengeluarkan berbagai macam keputusan penting, antara lain :

1. Tap MPRS No. XVIII/MPRS/1966

2. Tap MPRS No. XVII/MPRS/1966

3. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966

4. Tap MPRS No. XXII/MPRS/1966

5. Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966


Pada masa awal kekuasaan Orde Baru berupaya untuk memperbaiki
nasib bangsa dalam berbagai bidang antara lain dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. Namun demikian lambat
laun program-program negara buakannya diperuntukan kepada rakyat
melainkan demi kekuasaan. Mulailah ambisi kekuasaan orde baru
menjalar keseluruh sandi-sandi kehidupan ketatanegaraan Indonesia.
Penafsiran dan penuangan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 tidak
dilaksanakan sesuai dengan amanat sebagaimana tertuang dan
terkandung dalam Undang-Undang Dasar tersebut melainkan
dimanipulasikan demi kekuasaan.
Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 Pada Masa Reformasi (22 Mei 1998 – Sekarang)

• Pertengahan 1997 gelombang krisis Kelebihan masa reformasi :


moneter melanda diikuti krisis
ekonomi, politik, sosial dan HAM. • Munculnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya reformasi bagi
• Tuntutannya tidak lain dari supremasi bangsa Indonesia.
hukum, pemberantasan KKN, • Kebebasan berpendapat kembali
pengusutan pelanggaran HAM berat, ditegakkan.
pelucutan peran dwifungsi ABRI dan • Pengurangan masalah Dwi Fungsi
desentralisasi (otonomi daerah). ABRI dalam pemerintahan.
• Melakukan reformasi hukum dan
• Puncaknya rezim pemerintahan perundang-undangan di Indonesia.
orde baru yang otoriter dan korup • Adanya jaminan terhadap Hak
yang jatuh pada 22 Mei 1998 Asasi Manusia.
Keberhasilan reformasi tersebut ditandai dengan turunnya presiden Soeharto
dari jabatannya sebagai presiden dan diganti oleh Prof. B.J Habibie pada tanggal
21 mei 1998. Kemudian bangsa Indonesia menyadari bahwa UUD 1945 yang
berlaku pada zaman orde baru masih memiliki banyak kekurangan, sehingga
perlu diadakan amandemen lagi.

Berdasarkan reformasi tersebut bangsa Indonesia sudah mampu melaksanakan


pemilu pada tahun 1999 dan menghasilkan MPR, DPR dan DPRD hasil aspirasi
rakyat secara demokratis.
TERIMAKASIH
PENDIDIKAN
PANCASILA

FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
MATA KULIAH: PENDIDIKAN
PANCASILA
DOSEN PENGAMPU: OCVITA
ARDHIANI S.I.KOM., M.SI
Anggota
kelompok

● Alfin Fadillah
● Annisa Rizky
● Aurellia Thusyarifah I.
● Azra Rara Tazkia
● Fera Dwiyanti
● Ghina Aisyi A.
● Karina Annastasya
● M. Rizqi Evan P.
● Reinhart Arnold
● Siti Nur Lathifah
1. DASAR-DASAR
ILMIAH PANCASILA
SEBAGAI SUATU
KESATUAN SISTEMATIS
DAN LOGIS

1.1Filsafat Pancasila sebagai Genevitus


Objectivus dan Genetivus
Subjectivus

 Pancasila sebagai genetivus-


objektivus adalah nilai-nilai
Pancasila dijadikan sebagai objek
yang dicari landasan filosofisnya
berdasarkan sistem-sistem dan
cabang-cabang filsafat yang
berkembang di Barat.
Pancasila sebagai
genetivus-subjectivus
adalah nilai-nilai Pancasila
dipergunakan untuk
mengkritisi berbagai aliran
filsafat yang berkembang,
baik untuk menemukan hal-
hal yang sesuai maupun
nilai-nilai yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
1.2 Landasan
Ontologis Filsafat
Pancasila

Ontologi membahas tentang hakikat yang paling


dalam dari sesuatu yang ada, yaitu unsur yang
paling umum dan bersifat abstrak, disebut juga
dengan istilah substansi.

Bakker 149 mengaitkan dimensi ontologi ke dalam


Pancasila dalam uraian berikut.
Kelima sila Pancasila menurut Bakker
menunjukkan dan mengandaikan
kemandirian masing-masing, tetapi
dengan menekankan kesatuannya yang
mendasar dan keterikatan dalam relasi-
relasi.

Dalam kebersamaan itu, sila-sila


Pancasila merupakan suatu hirarki
teratur yang berhubungan satu sama
lain, tanpa dikompromikankan
otonominya, khususnya pada Tuhan.
1.3 Landasan
Epistemologis Filsafat
Pancasila
Epistemologi adalah cabang
filsafat pengetahuan yang
membahas tentang sifat dasar
pengetahuan, kemungkinan,
lingkup, dan dasar umum
pengetahuan.

Landasan epistemologis Pancasila


artinya nilai-nilai Pancasila digali dari
pengalaman (empiris) bangsa
Indonesia.

Alinea pertama Pembukaan Undang-


Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan
bahwa penjajahan itu tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan digali dari
budaya bangsa Indonesia yang sudah
mengenal secara turun temurun pengambilan
keputusan berdasarkan semangat
musyawarah untuk mufakat.
1.4 Landasan Aksiologis
Pancasila
Yaitu nilai atau kualitas yang
terkandung dalam sila-sila
pancasila.
1. Sila ke-1mengandung
kualitas monoteis,spiritual,
dan sakral
2. Sila ke-2 : nilai nilai
martabat,harga diri dan
tanggung jawab.
3. Sila ke-3 : nilai solidaritas
dan kesetiakawanan.
4. Sila ke-4 : nilai demokrasi
dan musyawarah.
5. Sila ke-5 : nilai kepedulian
dan gotong royong.
2. Pengetahuan Sistem Filsafat,
Perbandingan dengan Sistem
Filsafat Lainnya di Dunia.
2.1 Dinamika Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat

 Pada era pemerintahan Soekarno,


Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal
dengan istilah ‘Philosofiche Grondslag’

 Pada era pemerintahan Soeharto,


Pancasila sebagai sistem filsafat ini
dikenal dengan istilah
‘Weltanschauung’

 Pada era reformasi menurut habibie


pancasila seolah-olah tenggelam yang
tidak lagi relevan untuk disertakan
dalam dialektika reformasi.
2.2 Ciri-ciri Berpikir Kefilsafatan

1. Sistem filsafat harus bersifat koheren


2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif

2.3 Perbandingan Sistem Filsafat


Lainnya Didunia dan Tantangan
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

1. Kapitalisme
2. Komunisme
3. PENGERTIAN SISTEM DAN
UNSUR-UNSUR SISTEM.
3.1 Pengertian Sistem.
1. Dalam suatu sistem termuat adanya
sejumlah unsur atau bagian. Dalam
suatu sistem abstrak unsur ini berwujud
pandangan dan ajaran tentang suatu
hal.
2. Unsur-unsur yang termuat dalam sistem
saling berhubungan sehingga merupakan
kesatuan yang menyeluruh.

3. Hubungan diantara unsur-unsur


tersebut bersifat tetap.

4. Dalam suatu sistem


termuat adanya maksud
atau tujuan yang ingin
dicapai.
3.2 Unsur-Unsur Pancasila
sebagai Sistem Filsafat

1. Sila ketuhanan terletak pada keyakinan


bangsa Indonesia bahwa Tuhan sebagai
prinsip utama dalam kehidupan semua
makhluk.
2. Sila kemanusiaan adalah manusia
monopluralis, yang terdiri atas 3
monodualis, yaitu susunan kodrat, sifat
kodrat, dan kedudukan kodrat.
3. Sila persatuan terkait dengan semangat
kebangsaan. Rasa kebangsaan terwujud
dalam bentuk cinta tanah air, yang
dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu tanah air
real, tanah air formal, dan tanah air mental.
4. Sila kerakyatan terletak pada prinsip
musyawarah. Artinya, keputusan yang diambil
lebih didasarkan atas semangat musyawarah
untuk mufakat, bukan membenarkan begitu
saja pendapat mayoritas tanpa peduli pendapat
minoritas.

5. Sila keadilan terwujud dalam 3 aspek,


yaitu keadilan distributif, legal, dan
komutatif.
FILSAFAT PANCASILA
& INTI PANCASILA
KELOMPOK 1
PENGERTIAN FILSAFAT
PANCASILA

Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai Pancasila sebagai


pedoman atau pandangan hidup bernegara. Mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap dan tingkah laku
dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pengertian Filsafat Pancasila
menurut para ahli
1. Ir. Soekarno 2. Ruslan Abdulghani
Filsafat Pancasila merupakan filsafat asli dari Memiliki pendapat bahwa Pancasila itu adalah
Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi filsafat dari negara yang terlahir sebagai ideologi
Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu- kolektif (cita-cita bersama) seluruh rakyat
Buddha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam). Indonesia.
3. Notonagoro
Filsafat Pancasila memberikan pengetahuan dan pengertian
ilmiah mengenai hakikat Pancasila. Menurutnya, secara ontologi
kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan untuk mengetahui
hakikat dasar sila-sila yang terkandung didalam Pancasila.
FUNGSI FILSAFAT
PANCASILA
Terdapat 4 Fungsi Filsafat Pancasila

1. Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia itu


sendiri.
2. Sebagai Sumber dari semua Hukum itu
sendiri.
3. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia.
4. Sebagai Cita-cita & tujuan Bangsa
Indonesia
TUJUAN
FILSAFAT
PANCASILA
• Untuk menciptakan Bangsa yang Religius

• Menjadi Bangsa yang menjaga keadilan sosial dan ekonomi

• Menjadi Bangsa yang melindungi Hak Asasi Manusia

• Menciptakan Bangsa yang Demokratis

• Menjadi Negara Nasionalis


SISTEM FILSAFAT PANCASILA

Unsur identitas dan modernitas bangsa Pancasila sebagai suatu sistem


filsafat yang sebagaimana Pancasila merupakan sebuah identitas bagi
bangsa dan sekaligus landasan dalam menuju modernitasnya. Identitas
Indonesia bukan sekedar dipertahankan tetapi harus digali, harus
mampu memadukan dua unsur yang kontradiktif yaitu tradisional dan
modern. Dalam modernitas harus dijelaskan sejauh mana unsur modern
yang dapat dipribumikan dan sejauh mana unsur tradisional yang dapat
dimodernkan. Identitas harus mampu mengintegrasikan berbagai
warisan tradisional sekaligus mampu mendorong kearah kemajuan dan
modernisasi (Darmaputera, 1997).
PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA
DENGAN FILSAFAT LAINNYA

• Pancasila : Demokrasi Pancasila, Hukum untuk


01 menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan individu dan
Politik & masyarakat.
Hukum
• Sosialisme : Demokrasi untuk kolektivitas, diutamakan
kebersamaan, masyarakat sama dengan Negara.

• Komunisme : Demokrasi rakyat, berkuasa mutlak satu


parpol, hukum untuk melanggengkan komunis.

• Liberalisme : Demokrasi Liberal, Hukum untuk melindungi


individu,dalam politik mementingkan individu.
PERBANDINGAN PANCASILA DENGAN
FILSAFAT LAIN

• Pancasila : Peran Negara untuk tidak terjadi monopoli dan lain-lain yang
merugikan rakyat.

02
• Sosialisme : Peran Negara kecil, kapitalisme, monopolisme.
Ekonomi
• Komunisme : Peran Negara dominan, demi kolektivitas berarti demi Negara,
monopoli Negara.

• Liberalisme : Peran Negara kecil, swasta mendominasi, kapitalisme,


monopolisme, persaingan bebas.
Pancasila : Bebas memilih agama, Agama harus
menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

Sosialisme : Agama harus mendorong berkembangnya


03 Agama
kebersamaan, diutamakan kebersamaan.

Komunisme : Agama harus dijauhkan dari


masyarakat, atheis.

Liberalisme : Agama urusan pribadi, bebas beragama


( memilih agama/atheis).
RUMUSAN PANCASILA SEBAGAI SUATU
SISTEM
Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Pengertian sistem yaitu suatu kesatuan bagian-bagian yaitu saling berhubungan, saling
bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan. Adapun Sistem lazimnya
memiliki ciri-ciri berikut:

•Suatu kesatuan bagian-bagian.

•Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.

•Saling berhubungan dan saling ketergantungan.

•Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.• Terjadi di dalam suatu
lingkungan yang kompleks.
INTISARI SILA-SILA
PANCASILA

1. 2.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.Terkandung Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
nilai bahwa negara yang didirikan sebagai Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental
tujuan manusia serta sebagai makhluk Tuhan dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan,
Yang Maha Esa. dan kemasyarakatan.

3.
Sila Persatuan Indonesia. Terkandung nilai bahwa
negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat
manusia monodualitas yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
INTISARI SILA-SILA
PANCASILA

4. 5.
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Hikmat Kebijaksaan dalam IndonesiaTerkandung nilai keadilan yang harus
Permusyawaratan/perwakilanTerdap terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan
at nilai demokratis yang secara mutlak sosial) yaitu keadilan dalam hubungan manusia
harus dilaksanakan dalam hidup dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia
negara. yang lain, manusia dengan masyarakat, bangsa
dan negaranya serta hubungan dengan
Tuhannya.
ESENSI PANCASILA
SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
 Pertama; hakikat sila ketuhanan yang maha esa terletak pada keyakinan bangsa Indonesia
bahwa Tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk.
 Kedua; hakikat sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah manusia monopluralis,
yang terdiri atas 3 monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk
individu, sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan)
 Ketiga; hakikat sila persatuan Indonesia terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa
kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanah air yang dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu
tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental
ESENSI PANCASILA
SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
 Keempat; hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah.
Artinya keputusan yang diambil lebih didasarkan atas semangat
musyawarah untuk mufakat, bukan membenarkan begitu saja pendapat
mayoritas tanpa peduli pendapat minoritas.
 Kelima; hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
terwujud dalam 3 aspek, yaitu keadilan distributive, legal, dan komutatif.
URGENSI PANCASILA
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Dalam pengembangan pancasila sebagai sistem filsafat, terdapat hal hal yang
urgen seperti :
•Dengan meletakkan pancasila sebagai sistem filsafat, dapat memulihkan harga diri
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka
•Dapat membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai nilai budaya bangsa
Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi ideology dunia
•Pancasila juga dapat menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjaga
keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan pemikiran
THANKS

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
Nama Kelompok
1. Adinda Syifa Adilah (10520017)
2. Asri Yuliana Astuti (10520177)
3. Bima Caesar Maladi (10520219)
4. Elza Oktahira (10520335)
5. Fedelia Friscalaura D. E. F (10520392)
6. Hadi Eka Pramudya (10520437)
7. Lia Liana (10520562)
8. Muhammad Baiq Ikram (10520634)
9. Muhammad Rifat H. (10520676)
10. Noni Nadzarita Minanti (10520752)

Kelas: 1PA29
Pembahasan
Pengertian
Etika

Teori-Teori
Pengertian Etika
Filsafat

Etika sebagai Nilai Pancasila


salah sebagai Sistem
satu cabang Etika
filsafat praktis
Pengertian Etika
 Yaitu filsafat moral yang membicarakan tentang baik
buruk manusia terutama ditinjau dari perilaku/tingkah lakunya
 Definisi nomalis istilah „Etika‟ berasal dari Bahasa Yunani „ethos‟ yang berarti
kebiasaan,perilaku,kelakuan
 Etika adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. dari definisi realis,
etika adalah filsafat tentang perbuatan manusia menuju ke Tuhan sebagai
tujuan terakhir
Pengertian Filsafat
Philo sophia
philo,philos,philein,yang mempunyai Sophia yang berarti kebijakan,
arti cinta/pencinta/mencintai kearifan,hikmah,hakikat kebenaran.

Berfilsafat berarti berpikir sedalam dalamnya atau merenung


terhadap sesuatu secara metodik, sistematik, menyeluruh
dan universal untuk mencari hakikat sesuatu.
Pengertian Etika sebagai salah
satu cabang filsafat praktis
Dikatakan sebagai filsafat praktis karena cabang filsafat ini
mengkaji bukan hanya teori tapi juga penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Etika sebagai salah satu bagian dari filsafat mempelajari tingkah


laku manusia secara kritis,metodis dan sistematis.

Etika menganalisa berbagai aspek selain peralu manusia misalnya , kebebasan,


tanggung jawab , nilai, norma dan lain-lain.
Teori-Teori Etika
1. Teori Teleologi (Teleological Theory)
Teori ini menyatakan bahwa baik atau buruknya suatu perbuatan
itu tergantung pada tujuan yang dicapainya.

Teori ini mementingkan dampak dari suatu perbuatan.


Dan menekankan pada individu untuk mempertimbangkan
konsekuensi dari perilakunya (Baumane-Vitolina, Cals,
Sumilo 2016: 110)
Teori Deontologi
(Deontological Theory)
“Deon” “kewajiban” atau “sesuatu yang diwajibkan”.

Tokoh teori deontologi adalah Immanuel Kant (1724-1804).


Dalam teori ini yang menjadi dasar baik dan buruknya suatu
perilaku itu adalah kewajiban.

Prinsip deontologi menyatakan, konsekuensi


Yang lahir setelah perbuatan itu dilakukan,
adalah persoalan lain dan tidak boleh
menjadi pertimbangan.
Teori Moralitas Sosial
(Sosial Morality Theory)
Teori ini menyatakan bahwa manusia itu hidup bermasyarakat,
karena itu moralitas sosial menjadi landasan dalam kehidupan.
Moralitas sosial perlu untuk menjamin manusia sebagai
anggota masyarakat untuk hidup dalam keadaan aman dan damai.

Thomas Hobbes Emile Durkheim


Max Weber
(1588- 1679), (1858-1917)
(1864-1920)
Teori Kepribadian Mulia
(Personality Virtue Theory)
Teori ini bersumber dari pemikiran Aristoteles (384-322 SM). Etika dikaitkan
pada kepribadian, sifat, perangai atau ciri-ciri perwatakan. Usaha pengembangan
moral seharusnya mengarah pada pembentukan watak mulia dan terbaik, bukan
kepatuhan kepada peraturan masyarakat. Melalui pengembangan watak mulia,
nilai-nilai etis secara intrinsik lebih mudah tertanam.

masalah yang lebih ditekankan adalah dimensi individu atau


manusianya, dan bukan perbuatan yang dihasilkannya. Dalam
pandangan Aristoteles, manusia perlu fokus kepada usaha
membina kepribadian mulia, seperti yang dikatakannya sebagai
etika virtue (Bailey 2010: 2).
Nilai-Nilai Pancasila sebagai
Sistem Etika
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Negara kita adalah negara yang monoteisme = bangsa Indonesia harus memeluk
salah satu agama/aliran kepercayaan yang diyakininya dan dapat menjalankan
ibadahnya dengan baik.
2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Manusia adalah makhluk monopluralitas yaitu
memiliki susunan kodrat, sifat kodrat dan
kedudukan kodrat.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Indonesia menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan
dengan mengutamakan kepentingan bersama dbandingkan dengan k
epentingan pribadi atau golongan.

4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai kerakyatan ini diwujudkan dalam berbagai segi kehidupan,
terutama dalam kehidupan politik.

5. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


seluruh masyarakat Indonesia memiliki hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan.
Daftar Pustaka
Maiwan, M. (2018). MEMAHAMI TEORI-TEORI ETIKA: CAKRAWALA
DAN PANDANGAN. Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi, 193.

Muchji, A., Subiyakto, G., Mugimin, H., & Raharja, M. (2007).


Pendidikan Pancasila. Jakarta: Penerbit Gunadarma.

Widisuseno, I., Irhandayaningsih, A., Wilujeng, S. R., & Nugroho, E.


C. (2007). Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Semarang: BP UNDIP.
Soal-soal
1. Teori yang menyatakan bahwa baik atau 3. Yang merupakan tokoh teori deontologi adalah…
buruknya suatu perbuatan itu tergantung pada a) Aristoteles
tujuan yang dicapainya adalah… b) Max Weber
a) Teleological Theory c) Thomas Hobbes
b) Personality Virtue Theory d) Immanuel Kant
c) Deontological Theory 4.Mengapa harus Pancasila yang digunakan sebagai sumb
d) Sosial Morality Theory er etika....
a) Karena nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila secara
2. Berikut merupakan arti ethos, kecuali… keseluruhan merupakan satu kesatuan.
a) Kebiasaan a) Nilai yang satu merupakan bagian mutlak dari yang
b) Kelakuan lain.
c) Cinta a) Masing-masing nilai yang terkandung di dalam.
d) Perilaku Pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda akan
tetapi saling menjiwai dan dijiwai.
a) Pancasila memiliki peran sebagain pedoman tingkah
laku bangsa Indonesia.
5. Dibawah ini yang termasuk pengertian etika adalah… 7. Teori Moralitas Sosial (Sosial Morality Theory)
a)Refleksi ilmiah tentang perilaku manusia dari sudut dikembangkan oleh…
pandang baik dan buruk. a) Thomes hobbes
b)Ukuran atau patokan bagi seseorang untuk berperilaku b) Emile Durkheim
di masyarakat. c) Jawaban A, B, dan D benar
c)Semangat atau dorongan batin untuk melakukan d) Max Weber
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
d)Peraturan berupa norma dan sanksi yang dibuat 8. Nilai etika dalam Pancasila bila dijabarkan
dengan tujuan mengatur tingkah laku manusia sebagai berikut, kecuali…
a) Nilai ketuhanan yang maha esa.
6.Istilah Teori Teleologi "Telos" yang artinya tujuan, b) Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
berasal dari bahasa.. c) Nilai persatuan Indonesia.
a) Indonesia d) Nilai kedudukan Pancasila.
b) Jepang
c) Yunani
d) Belanda
9. Teori yang menjelaskan bahwa memiliki pribadi mulia bukanlah sesuatu yang bersifat alamiah, maksudnya
manusia tidak dilahirkan dengan sifat baik atau jahat. Kepribadian yang ada pada manusia itu perlu diasuh,
dipelajari dan dipraktekkan, baik itu melalui latihan serta pengamalan sehingga menjadi kebiasaan, tabiat, cara
hidup dan menyenangkan diri sendiri adalah teori etika...
a) Teori Kepribadian Mulia (Personality Virtue Theory)
b) Teori Moralitas Sosial (Sosial Morality Theory)
c) Teori Deontologi (Deontological Theory)
d) Teori Teleologi (Teleological Theory)
10. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang monopluralis yaitu manusia yang memiliki susunan kodrat,
sifat kodrat dan kedudukan kodrat. Manusia sebagai makhluk jiwa-raga, sosial-individu dan pribadi - Tuhan
Yang Maha Esa, Perpaduan tersebut harus berjalur harmonis untuk mewujudkan suatu kehidupan yang baik.
Konsekuensi dari nilai kemanusiaan ini seluruh bangsa Indonesia haruslah menjunjung tinggi nilai tersebut
tanpa meninggalkan sila-sila yang lain. Merupakan makna dari sila Pancasila yang berbunyi....
a) Ketuhanan yang maha esa
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
ETIKA
POLITIK
Oleh: kel.2 (1PA28)

Adilla Putri Indryasari (10520013)

Agbelia Ramadhanty (10520032)

Alifa Nabila Rahmah (10520066)

Alya Shafwah Fakhira (10520085)

Fadhila Nada Nisrina (10520349)

Gimnastiar (10520429)

Ilma Aulia Adzani (10520467)

Jarot Zaky Hanif Falah (11520206)

Resti Nabila I.S.C.W (10520867)

Siti Amini Farhah (10520995)

Wulan Nur Cahyani (11520101)


APA ITU ETIKA
POLITIK??
Ø berasal dari bahasa Yunani
-etika yaitu, “ethos” -> watak, adat,
ataupun kesusilaan,
-politik yaitu, "politikos" -> kepunyaan
negara (hubungan antara manusia yang
hidup bersama, dalam hubungan tersebut
timbul aturan kewenangan dan kekuasaan
bagi pelaku)
TUJUAN ETIKA POLITIK
menciptakan suasana harmonis

antar pelaku dan kekuatan sosial

politik serta antar kelompok

kepentingan lainnya untuk

mencapai sebesar-besar kemajuan

bangsa dan negara dengan

mendahulukan kepentingan

bersama dari pada kepentingan

pribadi dan golongan.


1/17
pendidikan kewarganegaraan

NILAI-NILAI ETIKA YANG


TERKANDUNG DALAM
PANCASILA YANG
DITERAPKAN PADA
KEHIDUPAN POLITIK
sila I 'Ketuhanan Yang Maha Esa'

Things to note before you jump in

negara Indonesia yang berdasarkan sila I


bukanlah negara teokrasi (negara
berpedoman pada prinsip keagamaan),
namun secara moralitas kehidupan negara
harus sesuai dengan nilai2 yang berasal
dari tuhan
sila II 'Kemanusiaan yang adil
dan beradab'

Things to note before you jump in


memberikan legitimasi moral kemanusiaan dalam
penyelenggaraan negara. Manusia merupakan dasar
kehidupan serta pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.
Oleh karena itu, asas-asas kemanusiaan mempunyai
kedudukan mutlak dalam kehidupan negara dan hukum,
sehingga jaminan hak asasi manusia harus diberikan kepada
setiap warga negara.
Sila III 'Persatuan Indonesia'

Things to note before you jump in

memberikan suatu penegasan bahwa negara Indonesia


merupakan suatu kesatuan dalam hal ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan keamanan. Proses penyelenggaraan negara
harus selalu didasari oleh asas persatuan, dimana setiap
kebijakan yang ditetapkan oleh penguasa tidak ditujukan untuk
memecah belah bangsa, tetapi untuk memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa.
Sila IV 'Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan'

Things to note before you jump in

menegaskan bahwa negara berasal dari rakyat dan segala


kebijakan dan kekuasaan diarahkan senantiasa untuk rakyat.
Dengan demikian, aktivitas politik praktis yang menyangkut
kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif serta konsep
pengambilan keputusan, pengawasan dan partisipasi harus
berdasarkan legitimasi dari rakyat.
Sila V 'Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia'
Things to note before you jump in

Indonesia merupakan negara hukum yang selalu menjunjung tinggi


aspek keadilan sosial yang menjadi tujuan dalam kehidupan negara,
yang menunjukkan setiap warga negara Indonesia mendapatkan
perlakuan adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan. Oleh karena itu, untuk mencapai aspek keadilan
tersebut, kehidupan dan penyelenggaraan negara harus senantiasa
berdasarkan hukum yang berlaku.
ETIKA DALAM KEHIDUPAN KEKARYAAN,
KEMASYARAKATAN, KENEGARAAN

Pokok-pokok etika dalam kehidupan

berbangsa mengedepankan kejujuran,

amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin,

etoskerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa

malu, tanggungjawab dan menjaga

kehormatan diri sebagai warga bangsa.


Beberapa pokok etika kehidupan berbangsa, meliputi
hal-hal berikut:

01 Etika Sosial dan 02 Etika Politik dan


Pemerintahan
Budaya mewujudkan pemerintahan yang
menampilkan kembali sikap jujur, bersih, efisien, dan efektif serta
peduli, saling memahami, saling menumbuhkan suasana politik yang
menghargai, saling mencintai, dan demokratis yang bercirikan
saling menolong di antara sesama keterbukaan, rasa tanggung jawab,
manusia dan warga bangsa tanggap akan aspirasi rakyat,
menghargai perbedaan, jujur dalam
persaingan, kesediaan untuk menerima
pendapat yang lebih benar, serta
menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan keseimbangan hak dan kewajiban
dalam kehidupan berbangsa.
03 Etika Ekonomis dan Bisnis 04 Etika Penegakan Hukum
yang Berkeadilan
melahirkan kondisi dan realitas
ekonomi yang bercirikan Etika inidimaksudkan untuk
persaingan yang jujur, berkeadilan, menumbuhkankesadaran bahwa
mendorong berkembang etos kerja tertib sosial, ketenangan dan
ekonomi, daya tahan ekonomi dan
keteraturan hidup bersama
kemampuan saing, dan terciptanya
suasana kondusif untuk
hanya dapat diwujudkan dalam
pemberdayaan ekonomi yang ketaatanterhadap hukum
berpihak kepada rakyat kecil danseluruh peraturan yang
melalui kebijakan secara berpihak kepada keadilan.
berkesinambungan.
05 Etika Keilmuan
menjunjung tinggi nilai-nilai
06 Etika Lingkungan
menegaskan pentingnya
kemanusiaan, ilmu kesadaran menghargai
pengetahuan dan teknologi dan melestarikan
agar warga bangsa mampu
lingkungan hidup serta
menjaga harkat dan
martabatnya, berpihak penataan tata ruang
kepada kebenaran untuk secara berkelanjutan dan
mencapai kemaslahatan dan bertanggungjawab.
kemajuan sesuai dengan nilai-
nilai agama dan budaya
Etika dalam kehidupan kenegaraan
merupakan suatu sistem nilai dan norma yang menjadi pegangan
dalam mengatur tingkah laku yang berkaitan dengan
penyelenggaraan sebuah negara.
Contoh :
1. Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945
2. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dalam negara
3. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam NKRI
4.Menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam melaksanakan tugas
5. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan
pemerintah yang bersih dan berwibawa
6. Tanggap, terbuka, jujur, akurat, tepat waktu dalam melaksanakan
setiap kebijakan dan program pemerintah
EVALUASI KRITIK TERHADAP
PENERAPAN ETIKA
Pelanggaran etika yang sudah menjadi budaya di Indonesia yaitu praktek KKN atau
korupsi, kolusi, dan nepotisme yang sering dilakukan dikalangan pejabat pemerintahan
dari lembaga legislatif hingga yudikatif.
Korupsi, kolusi, dan nepotisme melanggar asas legalitasnya termuat didalam
ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa dan tidak
sesuai teori etika. Adapun teori 4 pemikirin etika yang mana
1.Teori Empiris yaitu etika diambil dari pengalaman dan rumus sebagai kesepakatan.
2.Teori Rasional yaitu manusia menentukan apa yang baik dan buruk berdasarkan
penalaran atau etika.
3.Teori Intuitif yaitu manusia secara naluriah atau otomatis mampu membedakan hal
yang baik dan buruk
4.Teori Wahyu yaitu kentetuan baik dan buruk datang dari yang Maha Kuasa.
P ANCASI LA
SEB AGAI
I D EOLOGI
NASI ONAL
1PA29
Kelompok 1

DHIYA AZKA A. (10520283) SALSABILA ARIANI A. P. (10520933)


EGI INDRIYANI (10520324) SALSABILA NUR A. (10520935)
GHAITSA GHANIATSANI (10520420) SEPTINA DWI L. (10520968)
RATU SHAFA A. (10520851) SITI HAFIZHAH A. (10520998)
REGHINA CHAIRUNNISA (10520855) SITI UMAYAH (11520006)

2
CONTENT
Perbandingan Ideologi
Pengertian dan Makna Peranan Ideologi Bagi Pancasila dengan
Ideologi Bagi Negara Bangsa dan Negara Ideologi Lain

1 3

Jenis-Jenis Pancasila Sebagai Ideologi


Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
yang Memiliki Ciri Terbuka

3
1.
PENGERTIAN DAN
MAKNA IDEOLOGI
BAGI NEGARA
 Pengertian Ideologi
 Makna Ideologi bagi Negara
PENGERTIAN IDEOLOGI

Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas


pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan
tujuan untuk kelangsungan hidup (KBBI).

TUJUAN

5
MAKNA IDEOLOGI BAGI NEGARA

• Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa


maupun negara.
• Ideologi membentuk masyarakat menuju cita-citanya.

Penentu arah dalam berbangsa dan bernegara


Fungsi
Kekuatan untuk mencapai tujuan dan cita-cita
negara

6
2.
JENIS-JENIS
IDEOLOGI
 Ideologi Terbuka
 Ideologi Tertutup
 Ideologi Partikular
 Ideologi Komprehensif
IDEOLOGI TERBUKA IDEOLOGI TERTUTUP

PENGERTIAN PENGERTIAN
Ideologi yang tidak dimutlakkan. Ideologi yang mutlak.

KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK
 Digali dari kebudayaan.  Berasal dari kelompok penguasa.
 Fleksibel; Tidak kaku.  Kaku; Tidak menerima perubahan.
RELASI ⇅ RELASI ⇅
Penguasa adalah pengembang Penguasa bertindak otoriter dan
rakyat yang bertanggung jawab. masyarakat harus tunduk.

8
IDEOLOGI PARTIKULAR
RELASI ⇅
PENGERTIAN Negara mengakomodasi ber-
Ideologi yang berkaitan dengan kepen- bagai idealisme dalam masyarakat.
tingan suatu kelas sosial tertentu.
KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK Tidak berpihak pada kelas sosial tertentu.
Tersusun secara sistematis.
PENGERTIAN
RELASI ⇅ Ideologi yang menyeluruh dan
Negara melindungi dan mengenai semua aspek kehidupan sosial.
menjalankan idealisme
tertentu. IDEOLOGI KOMPREHENSIF

9
3.
PERANAN IDEOLOGI
BAGI BANGSA DAN
NEGARA
 Ideologi bagi Bangsa
 Ideologi bagi Negara
PERANAN IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA

IDEOLOGI BAGI IDEOLOGI BAGI


NEGARA BANGSA

11
4.
PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI BANGSA DAN
NEGARA INDONESIA
YANG MEMILIKI CIRI
TERBUKA
 Karakteristik Kebudayaan Global
 Unsur-Unsur Pengaruh Ideologi
 Ancaman dari Terorisme
Ateisme Individualisme Rasa Takut

KARAKTERISTIK UNSUR-UNSUR ANCAMAN


KEBUDAYAAN PENGARUH DARI
GLOBAL IDEOLOGI TERORISME

5 Kapitalisme Disintegrasi

13
5.
PERBANDINGAN
IDEOLOGI PANCASILA
DENGAN IDEOLOGI
LAIN
 Liberalisme  Komunisme
 Keagamaan  Sekularisme
KEAGAMAAN

Kebebasan
penuh bagi
rakyat, asal Teokrasi;
tidak Tuhan
melanggar langsung
hukum. memerintah
negara.

LIBERALISME
AGAMA

KOMUNISME SEKULARISME

Agama adalah Agama adalah hal


candu. yang individual.

16
TERIMA KASIH
Sekian

17
CREDITS

Special thanks to all the people who made and


released these awesome resources for free:
▫ Presentation template by SlidesCarnival
▫ Photographs by Unsplash

18
PERAN PENTING LANDASAN
HUKUM DALAM SEBUAH
NEGARA
1PA28
Dea Amanda (10520264)
Devi Yuliana Nurhaliza (10520274)
Elisabet Dwi Arsati (10520330)
Febi Tri Andani (10520386)
Firda Resti Maulina (10520403)
Nabillah Nadyatul Anawiyah (10520693)
Rahma Tita Afifah (10520829)
Ratu Gadis Leonny Anissastera (10520849)
Salma Nailya Azighah (11520161)
Salwa Kamelya Nafisa (10520943)
Kedudukan Pancasila sebagai
Dasar Negara dan sebagai Sumber
dari Segala Sumber
Pancasila Sebagai Philosopische Grondslag
01 Hari Pancasila diperingati pada 1 Juni
02 Ir. Soekarno menyebut Pancasila sebagai philosopische grondslag atau pandangan
hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu:
Menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian hidup masyarakat
Sebagai dasar negara.
03 Pancasila sebagi sumber hukum dasar nasional.
04 Pancasila tidak dapat diubah dan ditiadakan, karena merupakan kaidah pokok
yang fundamental.
05 Bung Karno menyebut Pancasila sebagai philosofische grondslag (fundamen filsafat).
06 Secara yuridis formal berdasarkan Pasal 37 UUD 1945, konstitusi sebagai hukum dasar
memungkinkan adanya perubahan. namun Pancasila dalam kedudukannya sebagai
kaidah pokok negara (staats fundamental norm)
Kedudukan
Pancasila Dikaitkan
Dengan Theorie Von
Stafenufbau Der
Rechtsordnung
Kelsen
01 Menurut Hans Kelsen (1881 – 1973), yang dikenal sebagai pencetus Teori
Hukum Murni, memiliki gagasan yang dikenal dengan stufenbau theorie.
02 Tatanan hukum tertinggi dalam pandangan Kelsen adalah berpuncak pada basic
norm atau grundnorm (norma dasar), yaitu berupa konstitusi.
03 Norma yang validitasnya tidak dapat diperoleh dari norma lain yang lebih tinggi
disebut sebagai norma dasar.
04 Ia juga menjelaskan pola hubungan antar norma melalui teori stufenbau atau
hirarkis norma. Hubungan antara norma yang mengatur pembentukan norma
lain dengan dengan norma yang lainnya dapat digambarkan sebagai hubungan
antara “superordinasi” dan “subordinasi”.
05 Menurut Achmad Ali, stufenbau theorie Kelsen merupakan peraturan hukum
keseluruhannya dari norma dasar yang berada di puncak piramida, dan semakin ke bawah
semakin beragam dan menyebar.
Konsep norma dasar Kelsen, kemudian diafirmasi oleh Nawiasky dengan sebutan lain
Nawiasky
01
yaitu staats fundamental norm atau norma fundamental negara (norma dasar) yang
bersifat pre-supposed (ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat dan menjadi tempat
bergantungnya norma-norma hukum di bawahnya).

02 Isi norma fundamental negara merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi atau
undang-undang dasar.

Teori Kelsen yang dikembangkan oleh Nawiasky dalam bukunya yang berjudul
03 Allgemeine Rechtslehere, menegaskan bahwa sistem norma hukum di negara
manapun selalu berlapis-lapis dan berjenjangjenjang. Norma yang di bawah
berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi.

Gagasan baru tentang sistem norma tersebut dengan pengelompokan norma yang terdiri atas empat
04
kelompok besar yaitu: kelompok pertama, Staats fundamental norm atau norma fundamental negara.
Kelompok kedua, Staatgrundgesetz (aturan dasar/pokok negara). Kelompok ketiga, Formell
Gesetz (Undang-Undang). Kelompok keempat, Verordnung & Autonome Satzung (aturan pelaksana &
aturan otonom).
lanjutan..
01 Berdasarkan gagasan Kelsen dan Nawiasky apabila dikaitkan dengan
Pancasila, maka dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai norma dasar berada
pada puncak piramida norma.Yang kemudian dikenal sebagai sumber dari
segala sumber hukum.

02 Yang telah dikukuhkan oleh memorandum DPR-Gotong Royong kemudian diberi


landasan yuridis melalui Ketetapan MPR No. XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan
MPR No. V/MPR/1973 jo Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978.

03 Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan. Pada Pasal 2 Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 ini
disebutkan “Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara”. Kemudian
diganti dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 (sebagaimana terakhir diubah
sebagian dengan Undang-Undang No. 15 Tahun 2019) yang mengatur tentang hal
yang serupa.
MPR No. III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan Peraturan Perundang-
Undangan. Pasal 1 TAP MPR itu memuat tiga ayat:
1. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan;

2. Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis;

3. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Menurut Roeslan Saleh, fungsi Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum
mengandung arti bahwa Pancasila berkedudukan sebagai:

1. Ideologi hukum Indonesia;

2. Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan hukum Indonesia;

3. Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan pilihan hukum di
Indonesia;

4. Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa Indonesia, juga dalam
hukumnya,
Pembukaan UUD 1945
sebagai Staats Fundamental
Form

Notonagoro (1982:24-26) menegaskan bahwa Undang-Undang Dasar


tidak merupakan peraturan hukum yang tertinggi. Di atasnya, masih ada
dasar-dasar pokok bagi Undang-Undang Dasar, yang dinamakan pokok
kaidah negara yang fundamental (staatsfundamentalnorm).
Pandangan Notonagoro tentang unsur mutlak tersebut secara skematik dapat
digambarkan sebagai berikut:

1. Unsur Mutlak Staats/Fundamental


a. Dari segi terjadinya
1. Ditentukan oleh pembentuk negara
2. Terjelema dalam bentuk pernyataan lahir sebagai kehendak pembentuk negara
mengenai dasar-dasar Negara yang dibentuk

b. Dari segi isinya memuat dasar-dasar Negara yang dibentuk


1. Asas keberanian negara
2. Asas politik negara
3. Tujuan negara
4. Memuat ketentuan ditiadakannnya UUD negara
Berdasarkan pradigma berpikir tersebut, maka pembukaan Uud 1945 memenuhi syarat unsur
mutlak staats fundamental norm, yang tergambar dalam skema berikut:

Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai Staats Fundamental Norm


a. Dari Segi Terjadinya
1. Ditentukan oleh PPKI sbg bentuk negara
2. Dalam alinea 3, dinyatakan “... maka rakyat Indonesia menyatakan dengan
ini menyatakan kemerdekaannya ...”

b. Dari segi isinya memuat dasar-dasar Negara yang dibentuk Asas kerohanian
yaitu Pancasila pada alinea 4 “... dengan berdasar kepada ketuhanan ”
1. Asas politik Negara, yaitu kedaulatan rakya, alinea 2 dan 4
2. Tujuan Negara pada alinea 4
3. Ketentuan diadakannya UUD, alinea 4 ”... dalam suatu UUD Negara
Indonesia,
Hubungan Pancasila
dengan Pembukaan UUD
1945
Pembukaan UUD 1945 merupakan peraturan hukum tertinggi di atas
Undang-Undang Dasar. Karena semua peraturan perundang-undangan
dimulai dari pasal-pasal dalam UUD 1945. Pancasila merupakan asas
kerohanian dari Pembukaan UUD1945 sebagai staatsfundamentalnorm.

Secara ilmiah-akademis, Pembukaan UUD 1945 sebagai


staatsfundamentalnorm mempunyai hakikat kedudukan yang tetap, kuat,
dan tak berubah bagi negara yang dibentuk, dengan perkataan lain,
jalan hukum tidak lagi dapat diubah (Notonagoro, 1982: 25).
Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945 sebagai staats
fundamental norm. Apabila disederhanakan, maka pola pemikiran tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:

1. Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD


1945 sebagai staats fundamental norm.

2. Pembukaan UUD 1945 dikristalisasikan dalam wujud Pokok-


pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar.

3. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD


1945 terjelma dalam pasal-pasal UUD 1945.
Beberapa contoh pejabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD
1945 dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
No. Nilai dasar Nilai Instrumental (Pasal-Pasal dalam UUD 1945)
(Pancasila)

1. Nilai Sila 1 Pasal 28E ayat (1), Pasal 29, dan pasal lain

2. Nilai Sila 2 Pasal 1 ayat (3), Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 27 ayat
(1) dan ayat (2), Pasal 28A, 28B, 28C, 28D, 28F, 28J, dan
pasal lain

3. Nilai Sila 3 Pasal 25A, Pasal 27 ayat (3), Pasal 30 ayat (1) sampai
dengan ayat (5), dan pasal lain

4. Nilai Sila 4 Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal
7, Pasal 19, Pasal 22C, Pasal 22E, dan pasal lain

5. Nilai Sila 5 Pasal 23, Pasal 28H, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34,
dan pasal lainnya.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen

• MPR

1. kewenangan MPR sebelum perubahan UUD 1945:


a. Membuat putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain,
termasuk penetapan GBHN
b. Meminta pertanggungjawaban Presiden mengenai pelaksanaan GBHN dan
menilai pertanggungjawabannya
c. Mencabut kekuasaan dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya
apabila presiden sungguh-sungguh melanggar GBHN dan/UUD
d. Mengubah UUD
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
Lanjutan..

2. Pasca perubahan UUD 1945, kewenangan MPR ada lima, yaitu:

a. Mengubah dan menetapkan UUD


b. Melantik presiden dan/wakil presiden
c. Memberhentikan presiden dan atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD
d. Memilih wakil presiden dari dua calon yang diusulkan oleh presiden apabila terjadi kekosongan jabatan wakil
presiden dalam masa jabatannya
e. Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari
dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik
yang pasangan capres dan cawapresnya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pemilu sebelumnya
sampai berakhir masa jabatannya.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen

• DPR

1. Penambahan kekuasaan DPR meliputi:


a. Presiden harus memperhatikan pertimbangan dari DPR mengangkat
dan menerima Duta, serta dalam pemberian amnesti dan abolisi
b. Presiden harus mendapat persetujuan DPR mengangkat kepala
kepolisian negara, Panglima TNI dan Gubernur Bank Indonesia
c. DPR memilih anggota dan calon pimpinan lembaga tinggi negara
yang akan diangkat oleh presiden.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
Lanjutan..

2. Selain kekuasaan di atas, DPR mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan. Secara umum
tugas dan wewenang DPR adalah:

a. Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan bersama
b. Menerima dan membahas usulan RUU yang disampaikan DPD
c. Menetapkan APBN bersama dengan presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN serta kebijakan pemerintah
e. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang
disampaikan oleh BPK
f. Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain
g. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
• DPD

• DPD (Dewan Perwakilan Daerah) merupakan lembaga baru dalam sistem


ketatanegaraan RI

Menurut Pasal 22 D UUD 1945, DPD memiliki tugas dan wewenang:

a. Dapat mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan dengan Otonomi Daerah,
hubungan pusat dan daerah, penggabungan, pembentukan dan pemekaran daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan juga
perimbangan keuangan pusat dengan daerah.
b. Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan dan agama
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan hal-hal di atas serta menyampaikan
hasil pengawasannya kepada DPR. DPD bersidang sedikitnya sekali dalam satu
tahun.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
• PRESIDEN

a. Dalam Pasal 5 Ayat (1) UUD yang belum diamandemen, Presiden memegang kekuasaan membentuk
undang-undang dengan persetujuan DPR.

b. Pasal 6 Ayat (1) menetapkan „Presiden ialah orang indonesia asli‟. Kemudian mengalami perubahan ketiga
UUD 1945 dan diubah menjadi „Presiden dan Wakil Presiden Indonesia harus seorang warga negara Indonesia
sejak kelahiranya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah
menghianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
presiden dan wakil presiden.

c. Masa jabatan Presiden menurut Pasal 7 UUD yang belum diamandemen adalah lima tahun dan sesudahnya
dapat dipilih kembali lalu diubah menjadi „ Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun
dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam masa jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan‟.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
• Lanjutan..

d. Pasal 11 hanya berubah penomoran ayatnya. ketentuan mengenai kekuasaan presiden membuat perjanjian
internasional tercantum dalam Pasal 11 tanpa ayat.Setelah amandemen, Pasal 11 ditambahi 3 ayat

e. Presiden juga mempunyai kewenangan untuk mengangkat duta dan konsul dan menerima duta dari negar lain (Pasal
13). Pasal ini mengalami perubahan pada saat amandemen yang pertama sehingga dalam mengangkat duta dan
menerima duta negara lain, presiden memperhatikan pertimbangan DPR. Pertimbangan DPR tidak mengikat secara
yuridis formal tetapi perlu diperhatikan secara sosial politis.

f. Dalam Pasal 14, presiden mempunyai kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti dan abolisi dan rehabilitasi. Setelah
amandemen, dalam hal memberikan grasi dan rehabilitasi, presiden memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
Sedangkan dalam memberikan amnesti dan abolisi, presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
• DEWAN PERTIMBANGAN
Pasal 16 sebelum amandemen, mengatur tentang Dewan Pertimbangan Agung (DPA).Tugas dari
DPA adalah memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden. Karena pertimbangan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas, maka dalam perubahan pertama UUD 52 1945, DPA
dihapus. Sebagai gantinya presiden mempunyai kekuasaan untuk membentuk Dewan Pertimbangan
yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden dan berkedudukan di bawah
presiden.

• BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Bab tentang Badan Pemeriksa Keuangan adalah bab baru dalam UUD 1945 yang sudah diamandemen.
Sebelumnya, BPK diatur dalam satu ayat yakni dalam Ayat (5) Pasal 23 UUD 1945.Sesudah amandemen,
BPK diatur dalam tiga pasal yaitu Pasal 23E, Pasal 23 F dan Pasal 23G. Dipisahkannya BPK dalam bab
tersendiri berujuan agar memberikan dasar hukum yang kuat serta memberikan kedudukan yang mandiri
serta sebagai lembaga negara yang berfungsi memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen

• KEKUASAAN KEHAKIMAN

Sebelum perubahan UUD 1945, Bab tentang kekuasaan kehakiman diatur dalam dua pasal yaitu Pasal 24 dan
Pasal 25. Sesudah amandemen, Kekuasaan kehakiman diatur dalam lima pasal yaitu; Paasal 24, 24A, 24B,
24CC, dan Pasal 25. Perubahan ini melahirkan dua lembaga baru dalam kekuasaan kehakiman (kekuasaan
yudikatif) yaitu Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.

• MAHKAMAH AGUNG

o Sesuai dengan ketentuan Pasal 24A ayat (1), wewenang MA adalah :

a. Mengadili pada tingkat kasasi


b. Menguji peraturan perundangundangn di bawah undangundang terhadap undangundang
c. Pengusulan calon hakim agung dilakukan oleh Komisi Yudisial (KY) dengan persetujuan DPR
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dalam UUD 1994
Sebelum dan Sesudah dilakukan Amandemen
Lanjutan..
• KOMISI YUDISIAL
o Kewenangan komisi Yudisial (KY) tercantum dalam Pasal 24B ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).
Kewenangan tersebut adalah :

a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung


b. Menjaga kehormatan dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku
hakim.

• MAHKAMAH KONSTITUSI
Perubahan UUD 1945 mengatur tentang kewenangan Mahkamah Konsitusi di pasal 24C ayat (1), (2),
(3), (4), ayat (5) dan ayat (6). Adapun kewenangan itu adalah :
Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang dasar
Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
Memutus pembubaran partai Politik
Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau
wakil presiden menurut UUD
Realisasi Hak-Hak Asasi Manusia dalam Negara
Republik Indonesia

• Hak asasi manusia juga terletak dalam Sila Pancasila, yaitu:

1. Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama, melaksanakan
ibadah dan menghormati perbedaan agama
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan
yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan
perlindungan undang-undang.
3. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara dengan
semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi
atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM Pasal 1 bahwa Semua orang dilahirkan merdeka dan
mempunyai martabat dan hak-hak yang sama .
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan dilindungi
pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.
REFORMASI HUKUM TATA
NEGARA INDONESIA
Sebelum dilakukan perubahan, jumlah butir ketentuan yang tercakup dalam
naskah Undang-Undang Dasar 1945 hanya terdiri dari 71 butir ketentuan.
Setelah dilakukan perubahan sebanyak empat kali dalam satu rangkaian proses
perubahan dari tahun 1999 hingga tahun 2002, butir ketentuan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi 199 butir. Dari
199 butir ketentuan tersebut, hanya 25 butir yang berasal dari naskah asli yang
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus
1945.
Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, jika naskah asli UUD 1945 berisi 71 butir
ketentuan, maka setelah empat kali mengalami perubahan, materi muatan UUD
1945 mencakup 199 butir ketentuan. Bahkan hasil perubahan tersebut dapat
dikatakan sebagai sebuah konstitusi baru sama sekali dengan nama resmi “Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. engere zin (dalam arti
sempit).

Hukum Tata Negara dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah


staatsrecht atau hukum negara (state law) yang meliputi 2 pengertian,
yaitu staatsrecht in ruimere zin (dalam arti luas), dan staatsrecht in
engere zin (dalam arti sempit).
Lanjutan..

10 Perubahan UUD 1945 yang dilakukan dalam empat kali perubahan mengakibatkan perubahan
yang mendasar dalam Hukum Tata Negara Indonesia. Perubahan tersebut diantaranya meliputi:

Perubahan norma-norma dasar dalam kehidupan bernegara, seperti penegasan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum dan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar;

Perubahan kelembagaan negara dengan adanya lembaga-lembaga baru dan hilangnya beberapa
lembaga yang pernah ada;

Perubahan hubungan antar lembaga negara;

Masalah Hak Asasi Manusia. Perubahan-perubahan hasil constitutional reform tersebut belum
sepenuhnya dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan maupun praktek ketatanegaraan
sehingga berbagai kerangka teoritis masih sangat diperlukan untuk mengembangkan dasar-dasar
konstitusional tersebut.
Sumber

1. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-banten/baca-artikel/13152/Pancasila-Sebagai-
Philosopische-Grondslag-Dan-Kedudukan-Pancasila-Dikaitkan-Dengan-Theorie-Von-Stafenufbau-
Der-Rechtsordnung.html
2. https://jurnal.polines.ac.id/index.php/bangun_rekaprima/article/download/702/617
3. https://drive.google.com/file/d/0B7445iemftkMVlF5dlFjNE9ickk/view
4. https://www.viva.co.id/berita/nasional/1348908-cara-kapolri-agar-rakyat-kecil-tak-lagi-susah-
cari-keadilan?page=all&utm_medium=all-page
5. https://www.merdeka.com/foto/peristiwa/1284675/20210314170749-khidmat-perayaan-
nyepi-di-kampung-bali-bekasi-002-debby-restu-utomo.html
https://business-law.binus.ac.id/2016/04/29/pancasila-sebagai-landasarn-pengaturan-ham-di-
indoensia/
6. https://fh.umkendari.ac.id/course/hukum-tata-negara/
7. http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/PERKEMBANGAN-TEORI-HUKUM-TATA-
NEGARA-DAN-PENERAPANNYA-DI-INDONESIA.pdf
Anggota kelompok :
Adysti Shafira H. Putri (10520026)
Alin Taqiya (10520071)
Brenda Nebula Supernova (10520224)
Deffy Maharani (10520265)
Farah Indriyani (10520366)
Fiana Ariani A (10520396)
Jingga Sekar Ayunda (10520511)
Melly Dwiyanti (10520606)
Nabila Nurul Alifa (10520688)
Nada Lutfia Zahra (10520695)
Risna Asri Nur Afifah (10520894)
Pengertian paradigma secara umum

Paradigma adalah cara orang


melihat diri mereka sendiri dan
lingkungan yang akan mempengaruhi
pemikiran (kognitif), sikap (afektif),
dan perilaku (konatif). Paradigma
juga dapat berarti seperangkat
asumsi, konsep, nilai-nilai, dan praktik
yang diterapkan dalam memandang
realitas dalam sebuah komunitas yang
sama, khususnya, disiplin intelektual.
HTTPS:// WWW. W E S C H O O L . I D/ WP - C O N T E N T / U P L O A D S / 2 0 2 0 / 06 / P A R A D I G M A - 1- 6 3 0 X 3 8 0 . J P G
Secara etimologis istilah paradigma ini pada dasarnya
berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata Para yang artinya di
sebelah atau di samping. Serta kata diegma yang artinya
teladan, ideal, model, atau pun arketif. Sedangkan secara
terminologisnya istilah paradigma ini diartikan sebagai
sebuah pandangan atau cara pandang yang digunakan untuk
menilai dunia serta alam sekitarnya. Yang menjadi gambaran
atau perspektif secara umum, yang berupa beberapa cara
untuk menjabarkan segala macam permasalahan dunia yang
nyata yang sangat kompleks.
Pancasila Sebagai Paradigma Bidang
Pembangunan

HTTPS:// I M A G E S . APP. G O O . G L / 8 K 2 4 KAQT 6 S S Y U Y W 37

Paradigma pembangunan adalah cara berpikir, acuan


berpikir, pola berpikir,atau kerangka berpikir dalam melakukan
suatu proses pembangunan yang meliputi aspek sosial, aspek
politik, aspek ekonomi, aspek pertahanan, aspek infrastruktur,
aspek pendidikan, aspek teknologi, aspek budaya dan lain
sebagainya.
1.Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang
Ekonomi

Pada aspek ekonomi, pembangunan


ekonomi nasional harus juga berarti
pembangunan sistem ekonomi yang
dianggap paling cocok bagi bangsa
Indonesia. Dalam penyusunan sistem
ekonomi nasional yang tangguh untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur adalah dengan
berlandaskan Pancasila. Itulah yang
disebut Sistem Ekonomi Pancasila.
HTTPS:// I M A G E S . APP. G O O . G L / 6 N J C 2 Y G 9 G 1Z 7 N X A S 7
2. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang
Politik

Pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan politik


adalah peran dan fungsi Pancasila sebagai landasan
dan sekaligus tujuan dalam kehidupan politik bangsa
Indonesia. Sehingga Pancasila harus dijadikan
paradigma (kerangka berpikir, sumber nilai, dan orientasi
arah) dalam pembangunan politik hukum Indonesia yang
akan menjadi cikal bakal sistem hukum nasional Bangsa
Indonesia
Secara Yuridis terdapat
beberapa alasan bahwa
Pancasila menjadi Paradigma
dalam pembangunan Politik
hukum di Indonesia diantaranya :
1.Undang-undang Dasar 1945
2. Tap MPRS No. XX/MPRS/ 1966
3. Norma Fundamental Negara

H TTP S :/ / IM A G E S . A P P . G O O . G L/ KE Y H F W 2 A M D R LQ 7 8 C A
3. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang
Sosial Budaya

Pancasila sebagai paradigma dalam


pembangunan sosial budaya adalah
pembangunan sosial budaya berdasarkan
nilai-nilai yang telah ada dalam masyarakat.
Nilai-nilai yang ada pada masyarakat pada
hakikatnya merupakan dasar dari nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Dalam
rangka pembangunan sosial budaya,
Pancasila merupakan sumber normatif yang
bertujuan untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Menjadikan warga
HTTPS:// I M A G E S . APP. G O O . G L / Z N U F F 7 V S J V G R V F 4 F 9 negara menjadi masyarakat yang beradab
dan berbudaya.
4. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hukum

Kedudukan Pancasila sebagai paradigma


pembangunan hukum mengandung suatu
konsekuensi bahwa segala aspek
pembangunan hukum dalam kerangka
pembangunan nasional harus mendasarkan
kepada hakikat nilai-nilai Pancasila. Sebagai
suatu paradigma pembangunan hukum,
Pancasila menghendaki bahwa
perkembangan dalam masyarakat menjadi
titik tolak dari keberadaan suatu produk HTTPS:// I M A G E S . APP. G O O . G L / M P L Y L P M 6 TN 9 S M V V 39

hukum.
5. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Kehidupan
Antar Umat Beragama

Pancasila sebagai paradigma dalam


kehidupan antar umat beragama adalah
muatan yang terkandung dalam butir-
burtir dan nilai-nilai ajar Pancasila
menghendaki agar warga negara
senantiasa hidup dalam kerukunan dan
saling menghargai antar penganut
agama, sehingga akan dapat terwujud
masyarakat Indonesia meskipun berbeda
agama dan kepercayaan.
H TTP S :/ / IM A G E S . A P P . G O O . G L/ D Z N E H R G C U P D Q 5 R F A 9
6. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang IPTEK

Pancasila sebagai paradigma


bidang IPTEK memberikan
dasar-dasar nilai bagi
pengembangan IPTEK sebagai
hasil kebudayaan manusia
yaitu harus didasarkan pada
moral ketuhanan dan
kemanusiaan yang adil dan
beradab.
HTTPS:// I M A G E S . APP. G O O . G L / Y D O B D A H O X A B Y Q Z G E 9
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Reformasi adalah menata


kehidupan bangsa dan negara
dalam suatu sistem negara di
bawah nilai-nilai Pancasila, serta
memelihara segala yang sudah baik
dari kinerja bangsa dan negara
dimasa lampau, mengoreksi segala
kekurangannya, sambil merintis
S U M B E R : WA LH IS U LS E L. O R G . ID
pembaharuan untuk menjawab
tantangan masa depan.
Bangsa Indonesia ingin mengadakan suatu
perubahan, yaitu menata kembali kehidupan
berbangsa dan bernegara demi terwujudnya
masyarakat madani yang sejahtera,
masyarakat yang bermartabat kemanusiaan,
yang menghargai hak-hak asas manusia,
masyarakat yang demokratis yang bermoral
religius serta masyarakat yang bermoral
kemanusiaan dan beradab. S U M B E R : WA LH IS U LS E L. O R G . ID
Peranan Pancasila dalam era reformasi
harus nampak sebagai paradigma
ketatanegaraan, artinya Pancasila
menjadi kerangka pikir atau pola pikir
bangsa Indonesia, khususnya sebagai
Dasar Negara.
Sebagai negara hukum, setiap perbuatan
baik dari warga masyarakat, maupun dari
pejabat dan jabatan harus berdasarkan
hukum yang jelas. Jadi hukum yang
S U M B E R : WA LH IS U LS E L. O R G . ID
dibentuk tidak boleh bertentangan
dengan nilai nilai Pancasila.
Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Kampus

Pancasila sebagai paradigma kehidupan


kampus adalah seperti paradigma pancasila
kehidupan kampus tidak jauh berbeda dengan
kehidupan tatanan Negara. Jadi kampus juga
harus memerlukan tatanan pembangunan
seperti tatanan Negara yaitu politik, ekonomi,
budaya, hukum dan antar umat beragama.

H T T P S : // R I K I Y U D H A . WEB. U G M . A C . I D / 2016 / 0 4 / 21 / I M P L E M E N T A S I - P A N C A S I L A -
DALAM- KEHIDUPAN- KAM P U S/

Untuk mencapai tujuan dalam hidup


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka
sebagai makhluk pribadi sendiri dan sebagai
makhluk Tuhan Yang MahaEsa. IlmuPengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) pada hakikatnya
merupakan suatu hasil kreativitas rohani
manusia. HTTPS:// WWW. P A L I N G B R I L I AN . C O M / H AR I - K E S A K T I A N - K E S A K I T A N - P A N C A S I L A /
Unsur jiwa manusia meliputi aspek akal,
rasa,dan kehendak. Sebagai mahasiswa
yang mempunyai rasa intelektual yang
besar kita dapat memanfaatkan fasilitas
kampus untuk mencapai tujuan
bersama.

Pembangunan yang merupakan realisasi


praksis dalam Kampus untuk mencapai
tujuan seluruh mahsiswa harus
mendasarkan pada hakikat manusia
sebagai subyek pelaksana sekaligus
tujuan pembangunan. Oleh karena itu
hakikat manusia merupakan sumber nilai
bagi pembangunan pengembangan
H T T P S : / / WWW. S K E T S A O N L I N E . C O M / P O L A - P I K I R - Y A N G - H A R U S -
DIUBAH/ kampus itu sendiri.
Kegiatan pengabdiaan kepada masyarakat demi
kesjahteraan umat manusia, demi
pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan, maka harus dijiwai nilai-nilai
Ketuhanan dan Kemanusiaan sesuai yang
terkandung dalam Pancasila. Warga Perguruan
Tinggi adalah insan-insan yang memiliki
wawasan dan integrasi ilmiah, maka masyarakat
akademik harus selalu mengembangkan buadaya
akademik atau budaya ilmiah yang berupa esensi
dari aktivitas perguruan tinggi.
Ciri-ciri mayarakat ilmiah sebagai budaya
akademik menurut S uhadi,(1998:2 14 ) adalah
kritis, kreatif, analitis, obyaktif, kontruktif,
dinamik, dialogis, menghargai prestasi
ilmiah/akademik, bebas dari prasangka,
menghargai waktu, menghargai dan menjunjung HTTPS:// I M A G E S . APP. G O O . G L / K S N U 99 FZB 4 V D N J Y B 7

tinggi tradisi ilmiah, berorientasi ke masa depan,


menerima kritik dan kemitraan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai