Presiden pertama kita, Ir. Soekarno pernah berkata, “Jangan melupakan sejarah!” Pernyataan
itu harus terus menggema selama NKRI masih ada. Seringkali kita lupa, bahkan tidak
mengetahui sama sekali tentang sejarah Indonesia. Hal ini bisa dikatakan sebagai akibat
westernisasi (pemujaan terhadap barat yang berlebihan) yang melanda negeri terutama anak
mudanya.
Sebagai orang yang masih mengaumkan semangat Soekarno, maka kali ini saya akan
membagikan kisah-kisah yang mampu membangkitkan jiwa nasionalisme anda. Kisah-kisah
ini barangkali pernah anda baca, tetapi sudah terlupakan karena penyajiannya kurang menarik
dan membosankan.
Kali ini apa yang anda baca akan melekat di kepala dan jiwa kebangsaan akan meningkat.
Pada pembahasan kali ini, hal yang akan dibagikan seputar peristiwa-peristiwa penting
sebelum, saat, dan setelah Indonesia merdeka.
DAFTAR ISI
Enam Negara Penjajah selama Tiga Setengah Abad
Detik-Detik Mencekam Menjelang Proklamasi Dan Kelicikan Jepang
Keresahan Rakyat Indonesia dan Perang Mempertahankan Kemerdekaan
Pemberontakan Paling Membahayakan Kedaulatan NKRI
1. Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948
2. Pemberontakan DI/TII
3. Pemberontakan Pemertintahan Revolusioner Revublik Indonesia (PRRI)
4. Pemberontakan Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta)
5. Pemberontakan Lainnya
6. Gerakan Mahasiswa Untuk Menumpas Krisis Orde Baru
Enam Negara Penjajah selama Tiga Setengah Abad
Setidaknya anda pasti tahu Negara kita tercinta ini pernah dijajah selama kurang lebih tiga
setengah abad. Itu bisa dikatakan waktu yang sangat lama, para leluhur menderita, kelaparan,
haus dan dahaga menyelimuti mereka. Kekayaan alam yang seharusnya bisa dinikmati, justru
direnggut oleh para penjajah.
Mulai dari Portugis, Spanyol, Belanda, Francis, hingga Inggris pernah singgah dan
berkelakuan seenaknya di Negara kita. Bahkan, Jepang yang berlagak sebagai ‘teman’ justru
melakukan hal yang tidak kalah kejam dari bangsa eropa lainnya. Ini menjadi sejarah
Indonesia yang pahit.
Kisah sejarah Indonesia yang juga harus diketahui anak Bangsa terutama mas kini ialah
detik-detik mencekam menjelang proklamasi dan kelicikan Jepang.
Jika anda serius dalam mengikuti pelajaran sejarah di kelas, maka pasti tahu tentang Pantia
Sembilan, BPUPKI, PPKI, serta lembaga lainnya bukan? Namun, tahukah anda kalau
sebenarnya kebanyakan dari lembaga tersebut dibuat Jepang hanya sekadar menjadi
penenang bagi para pejuang kita.
Mereka memberikan ‘janji palsu’ terkait kemerdekaan. Hingga pada akhirnya mereka
terpojok oleh Amerika dan sekutu yang membuat mereka menyerah tanpa syarat.
Untunglah para pemuda mengetahui tentang menyerahnya Jepang dan berusaha meyakinkan
para golongan tua terutama Soekarno dan Hatta agar segera memproklamirkan kemerdekaan.
Akhirnya pada tanggal 17 Agustus kita resmi merdeka tanpa sedikitpun campur tangan
Jepang.
Selama ini anda mungkin mengira kalau sejak 17 Agustus 1945, kita benar-benar aman dan
dapat memulai sejarah Indonesia yang baru. Namun, kenyataannya tidaklah demikian.
Bangsa Belanda masih tidak ikhlas melihat kita memproklamasikan kemerdekaan. Mereka
kembali ke Indonesia dan menciptakan keresahan di masyarakat.
Orang-orang Belanda itu bahkan tidak sekadar memberikan gertakan cemen, tetapi mereka
benar-benar menyerang Negara kita! Peristiwa tersebut disebut “Agresi Militer Belanda.”
Sikap kurang ajar Belanda ini sempat menjadi sorotan dunia pada saat itu karena mereka
menyerang Negara berdaulat.
Di sisi lain mereka bersikap bodo amat hingga akhirnya muncullah banyak perundingan,
seperti Linggarjati, Renvile, Roem Royen, hingga KMB. Perundingan-perundingan tersebut
menghasilkan banyak kesepakatan antarkedua Negara.
Setelah kemerdekaan dan kedaulatan berhasil kita dapatkan, muncullah masalah baru yang
bisa dikatakan lebih berbahaya dibandingkan penjajahan. Masalah tersebut ialah
pemberontakan. Pemberontakan ini bermunculan begitu kita hendak merumuskan bentuk
Negara dan karena beberapa wilayah merasakan ketidak adilan pemerintah pusat. Terdapat
beberapa pemberontakkan yang paling membahayakan kedaulatan NKRI, antara lain :
Tujuannya tentu saja untuk mengubah ideologi pancasila menjadi komunis. Namun, melihat
kondisi ini, tentu TNI tidak tinggal diam. Pasukan dari divisi Siliwangi serta Jendral
Soedirman mengerahkan pasukan untuk memberantas kelompok ini. Akhirnya pada 30
September 1948, Kota Madiun berhasil direbut kembali oleh para tentara.
2. Pemberontakan DI/TII
Gerakan ini dibentuk seiring dengan kekecewaan banyak pihak terkait kebijakan yang
dibentuk Presiden Soekarno. Pembrontakan ini dipimpin oleh Kartosuwiryo yang ingin
membentuk Negara Islam Indonesia.
Dukungan datang dari berbagai pihak, terutama Aceh. Seiring berjalannya waktu, kelompok
DI/TII semakin banyak dan dikhawatirkan mengancam integritas bangsa. Akhirnya
pemerintah memerintahkan penumpasan gerakan ini.
Kelompok ini muncul karena merasa kalau pemerintah pusat berlaku tidak adil dalam alokasi
dana pembangunan. Akibatnya, muncullah dewan-dewan daerah yang berada di Sumatera
dan Sulawesi.
Sesuai dengan namanya, tentara revolusioner ini ingin membentuk ideologi yang baru
ditambah pengikut dan pendukung gerakan ini semakin banyak.
Oleh karena itu pemerintah pusat menganggap PRRI sebagai kelompok yang membahayakan
kedaulatan Negara. PRRI pun berhasil ditumpas dan NKRI masih tetap utuh.
Permesta diproklamirkan oleh pemimpin sipil dan militer Indonesia bagian Timur pada 2
Maret 1957. Gerakan ini tidak berbeda jauh dengan PRRI. Bedanya adalah gerakan ini
mendapat dukungan asing.
Chiang Kai Shek berencana mengirim bantuan untuk merebut Moratai dengan membantu
Permesta dan memang sudah berhasil mengirimkan persenjataan.
Namun, begitu hal itu diketahui pemerintahan pusat, mereka langsun menindak gerakan ini
dan akhirnya dikalahkan pada Agustus 1958
5. Pemberontakan Lainnya
Pemberontakan serupa lainnya adalah Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Gerakan Separatis
Tragedi G 30 S/PKI 1965, Organisasi Papua Merdeka, dan Republik Maluku Selatan (RMS).
Semua tragedi yang disebutkan di atas bertujuan ingin membentuk ideologi baru atau justru
mau memisahkan diri dari Negara Kesatuan Revublik Indonesia.
Namun, kita patut bersyukur karena semua gerakan pemberontakan berhasil ditumpas oleh
pemerintah sehingga kita masih bisa merasakan Indonesia dari Sabang sampai Merauke
sekarang ini.
6. Gerakan Mahasiswa indonesia Untuk Menumpas Krisis Orde Baru pada tahun 1998
Orde Baru adalah rezim yang berkuasa paling lama semenjak Indonesia merdeka. Presiden
yang memimpin adalah Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun dan berakhir pada Mei
1998.
Soeharto dinilai tidak becus lagi memimpin Negara hingga membiarkan inflasi besar –
besaran di Indonesia rupiah melemah, keadaan Indonesia kacau balau, harga bahan pokok
naik drastis dsb.
Akhirnya muncullah golongan pemuda yang menuntut Soeharto dari jabatannya. Mereka
adalah para mahasiswa yang berdemo untuk pembentukan rezim baru, reformasi. Desakan
para mahasiswa itu akhirnya membuat Soeharto melepas jabatan presidennya dan era baru
pun dimulai era yang kita rasakan saat ini.
Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat
pro-demokrasi pada akhir dasawarsa1990-an. Gerakan ini menjadi monumental karena
dianggap berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia pada
tangal 21 Mei 1998, setelah 32 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia sejak dikeluarkannya
Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret 1966 hingga tahun 1998.
Pada April 1998, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Republik Indonesia untuk ketujuh
kalinya (tanpa wakil presiden), setelah didampingi Try Soetrisno (1993-1997) danBaharuddin
Jusuf Habibie (Oktober 1997-Maret 1998). Namun, mereka tidak mengakui Soeharto dan
melaksanakan pemilu kembali. Pada saat itu, hingga 1999, dan selama 29 tahun, Partai
Golkar merupakan partai yang menguasai Indonesia selama hampir 30 tahun, melebihi
rezim PNI yang menguasai Indonesia selama 25 tahun. Namun, terpilihnya Soeharto untuk
terakhir kalinya ini ternyata mendapatkan kecaman dari mahasiswa karena krisis ekonomi yang
membuat hampir setengah dari seluruh penduduk Indonesia mengalami kemiskinan.
Meski salah satu agenda perjuangan mahasiswa yaitu menuntut lengsernya sang Presiden
tercapai, namun banyak yang menilai agenda reformasi belum tercapai atau malah
gagal. Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 juga mencuatkan tragedi Trisakti yang menewaskan
empat orang Pahlawan Reformasi. Pasca Soeharto mundur, nyatanya masih terjadi kekerasan
terhadap rakyat dan mahasiswa, yang antara lain mengakibatkan tragedi Semanggi yang
berlangsung hingga dua kali. Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998juga memulai babak baru
dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu era Reformasi.
Sampai saat ini, masih ada unjuk rasa untuk menuntut keadilan akibat pelanggaran HAM berupa
pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh aparat terhadap keempat orang mahasiswa.
Setelah membaca kisah sejarah Indonesia di atas, kita patut bersyukur bisa hidup di zaman
sekarang ini yang sudah tidak ada penjajahan, pembrontakan, pertumpahan darah yang
memakan banyak korban jiwa.
Sejarah tidak bisa diulang, tetapi ia bisa menjadi pembelajaran untuk memperbaiki masa
depan. Oleh karena itu, marilah kita sebagai generasi penerus bangsa, mengharumkan nama
bangsa ini dengan menorehkan prestasi-prestasi yang membuat dunia berdecak kagum.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan tropik Indonesia terdapat tumbuh-tumbuhan yang peranannya dalam era teknologi
tidak kalah pentingnya dengan sumber daya alam lainnya seperti gas, batu bara, mineral, dan
lain-lain. Dari segi kimia, sumber daya alam hayati ini merupakan sumber-sumber senyawa
kimia yang tak terbatas jenis maupun jumlahnya. Dengan demikian keanekaragaman hayati
dapat diartikan sebagai keanekaragaman kimiawi yang mampu menghasilkan bahan-bahan
kimia baik untuk kebutuhan manusia maupun organisme lain seperti untuk obat-obatan,
insektisida, kosmetika, dan sebagai bahan dasar sintesa senyawa organik yang lebih
bermanfaat.
Keanekaragaman sumber daya alam hayati di Indonesia ini merupakan sumber senyawa
kimia, baik berupa senyawa metabolit primer seperti protein, karbohidrat, lemak yang
digunakan sendiri oleh tumbuhan untuk pertumbuhannya maupun senyawa metabolit
sekunderseperti terpenoid, steroid, kurmarin, flavonoid dan alkaloidyang umumnya
mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari
gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya.
Secara evolusi, tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia yang merupakan produk
metabolit sekunder sebagai alat pertahanan terhadap serangan organisme
pengganggu.Tumbuhan sebenarnya kaya akan bahan bioaktif. Walaupun hanya sekitar
10.000 jenis produksi metabolit sekunder yang telah teridentifikasi, tetapi sesungguhnya
jumlah bahan kimia pada tumbuhan dapat melampui 400.000 jenis senyawa.
Akhir-akhir ini senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder pada berbagai jenis
tumbuhan telah banyak dimanfaatkan sebagai zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan
dan lain sebagainya.Oleh karena itu, mengingat betapa bermanfaatnya senyawa-senyawa
hasil metabolit sekunder tersebut bagi umat manusia untuk memenuhiberbagai kebutuhan
hidupnya, maka dirasa perlu untuk mempelajari lebih lanjut mengenai senyawa-senyawa
metabolit sekunder seperti steroid, alkaloid, terpenoid, fenolik, flavoinoid, saponin, dan
sebagainya. Di mana pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai senyawa fenolik
khususnya golongan poliketida.
BAB II
PEMBAHASAN
Senyawa Poliketida
Poliketida berasal dari kata “poli” yang berarti banyak dan “ketida” yang menunjukkan
adanya ketida (-CH2COCOOH). Hal ini dikarenakan suatu poliketida ditandai dengan
dimilikinya pola berulang suatu ketida –[CH2CO]n dalam rangkaian strukturnya. Poliketida
alami digolongkan berdasarkan pada biosintesisnya, yang membedakannya adalah urutan
rantai poli-β-keto, yang terbentuk oleh coupling unit-unit asam asetat (C2) melalui reaksi
kondensasi, yaitu:
nCH3CO2H [CH2CO]n
Poliketida termasuk dalam kelas produk alami yang diisolasi dari mikroba, tanaman dan
invertebrata yang mencakup jumlah yang mengesankan klinis obat yang efektif dengan
kegiatan beragam. Beberapa contoh
diantaranya: erythromycin (antibiotik), rapamycin (imunosupresif), amfoterycin (antijamur),
avermectin (antiparasit), dan doxorubycin (antikanker). Seperti pada produk alam lainnya,
poliketida memainkan peran yang berbeda dalam memproduksi organisme, dari pertahanan
diri (menghambat pertumbuhan dan melawan organisme yang merugikan) sampai
mengsignal molekul (sebagai pembawa pesan antar organisme).
Poliketida diproduksi melalui kondensasi bertahap yang sederhana dari prekursor asam
karboksilat, menyerupai biosintesis asam lemak. Biosintesis tersebut dilakukan oleh enzim
yang dikenal sebagai synthases poliketida (PKSs). Ada beberapa jenis PKSs, mulai dari
protein yang relatif sederhana sampai kompleks multienzimatik besar yang memiliki puluhan
situs katalitik. Protein tersebut menggunakan salah satu dari dua mekanisme umum, yaitu :
Modular – di mana setiap rangkaian situs katalitik ini hanya digunakan sekali selama proses
biosintesis, danIteratif – di mana set yang sama dari situs aktif digunakan berulang kali.
Poliketida terdiri dari beberapa senyawa antara lain aflatoxin, diskodermolida, antibiotik
poliena, makrolida, tetrasiklin, dan masih banyak yang lainnya. Akan tetapi dalam
kesempatan ini kami akan menguraikan penjelasan mengenai diskodermolida
Struktur dan Tata NamaStruktur, Ciri Umum Dan Tata NamaStruktur senyawa poliketida
Turunan asilfloroglusinolFLOROASETOFENON
Turunan kromonPUCENIN
Turunan benzokuinonSPINULOSINFUMIGATIN
Turunan naftakuinonJAVANISINPLUMBAGIN
AntrakuinonEMODINENDOKROSIN
Ciri umum
Strukturnya tersusun dari rantai karbon dengan kelipatan 2 sehingga disebut C2, karena
berasal dari starting material asetat: nCH3COOH , -[CH2CO]n.Kadang membentuk cincin
benzene aromatisJika cincin benzene biasanya mengandung lebih dari satu gugus hidroksil
atau alkoksi maka gugus-gugus tersebut akan berposisi meta satu sama lainRantai panjangnya
kadang mengalami siklisasi
Ciri sekunder:
Semakin panjang rantai karbon maka semakin larut dalam pelarut nonpolar, namum semakin
banyak gugus hidroksil maka kelarutan makin tinggi pada pelarut polar.Diproduksi oleh
hampir semua makhluk hidup dari makhluk tingkat rendah bakteri, alga, jamur, tumbuhan,
dan mamalia hingga manusia.Tata nama senyawa poliketida
Menurut Richard B herbert (1981) Hal yang umum untuk poliketida, adalah n=4 sampai 10
dalam formulasi umum [CH2-CO]n akan tetapi dapat sampai 19 atau 20 dalam antibiotic
makrolida. Telah diketahui adanya banyak contoh dimana n= 4, 5, 7 dan 8 sedangkan yang
n= 3, 6, 9, dan 10 kurang umum atau jarang ada. Berikut digambarkan struktur polketida
beserta penamaannya:
Reaksi-reaksinya
Reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa poliketida merupakan reaksi pembentukan suatu
metabolit sekunder. Sebagian besar reaksi dari poliketida menunjukkan reaksi keseluruhan
dalam proses biosintesis poliketida. Secara umum, reaksi yang dialami oleh berbagai
senyawa poliketida mencakup:
Kondensasi intramolekuler
Kondensasi intramolekuler dapat terjadi baik dari jenis aldol maupun dari jenis Claisen
menghasilkan kerangka polifenol, hal ini dijelaskan melalui gambar berikut:
(a)
(a)
(b)
R= CH3(COOCH2)n, n=0, 1, 2…
Dari mekanisme reaksi diatas, asam poli -ketokarboksilat apabila bereaksi kondensasi aldol
(a) maka menghasilkan asam orselinat dan apabila asam poli -ketokarboksilat melakukan
kondensasi Claisen (b) dihasilkan turunan asilfloroglusinol, seperti asetilfloroglusinol.
Kondensasi aldol (a) seringpula terjadi antara gugus metilen dan gugus karbonil yang terletak
dibagian tengah dari rantai poliasetil menghasilkan senyawa-senyawa polisiklik seperti
emodin dan endokrosin. Dijelaskan dalam gambar dibawah ini:
Siklisasi intramolekuler
Siklisasi intramolekuler menghasilkan jembatan oksigen. Siklisasi ini terjadi melalui reaksi
antara gugus hidroksil dan gugus karboksilat (laktonisasi) menghasilkan turunan α-piron dam
reaksi antara 2 gugus hidroksil (esterifikasi) menghasilkan turunan γ-piron. Reaksi tersebut
dijelaskan dalam mekanisme reaksi dibawah ini:
Reaksi sekunder
Struktur dari senyawa poliketida seringkali menunjukkan adanya modifikasi terhadap rantai
poliasetil. Modifikasi ini disebabkan karena reaksi-reaksi sekunder seperti oksidasi, reduksi,
dan alkilasi yang terjadi sebelum atau sesudah berlangsungnya siklisasi dari rantai poliasetil.
Terjadinya modifikasi ini belum dapat ditetapkan namun, modifikasi ini biasanya terjadi
sebelum stabilisasi terakhir dari senyawa yang dihasilkan yang dapat diketahui dengan
percobaan dari senyawa bertanda.
Jadi, dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa alkilasi pada cincin benzene dari klavatol
terjadi sebelum terbentuknya cincin aromatic. Dengan kata lain, metilasi terjadi sebelum
poliasetil bersiklisasi dan bukannya terjadi setelah cincin tersebut terbentuk. Adapun reaksi
sekunder yang dapat menyebabkan reaksi modifikasi terhadap struktur poliketida ditunjukkan
secara umum sbb:
Reduksi :
Oksidasi :
Metilasi :
Isoprenilasi :
Biosintesis
Penelitian bidang biosintesis dimulai pada tahun 1953, ketika Birch dan Donovan
menyarankan jalur biosintesis baru untuk poliketida yang menunjukkanmekanismenya mirip
dengan mekanisme biosintesis asam lemak. Hipotesis inidikenal sebagai hipotesis poliasetat
yang menyatakan bahwa, “Poliketida dibentuk oleh hubungan kepala-ke-ekor unit asetat,
diikuti oleh siklisasi dengan reaksi aldol atau dengan asilasi fenol” (Birch & Donovan, 1953).
Pembentukan rantai poli-β-keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen.
Langkah (2) dan (4) tidak selalu berlangsungLangkah (2) dapat terjadi bersa-ma langkah
(1)Langkah (1), setelah terjadi lang-kah (3) dan (4) atau langkah (3) berlangsung
Poliketida tersebut diproduksi melalui kondensasi bertahap yang sederhana dari prekursor
asam karboksilat yang menyerupai biosintesis asam lemak.Biosintesis tersebut dilakukan oleh
enzim yang dikenal sebagai polyketidesynthases (PKSs). Selain senyawa diatas contoh
poliketida lainnya antara lain aflatoxin, diskodermolida, antibiotik poliena, makrolida,
tetrasiklin, dan masih banyak yang lainnya. Proses perpanjangan biosintesis poliketida terjadi
pada C2 poliketida danberlangsung secara kondensasi Claisen. Bentuk aktif dari unit C2 ini
adalah AsetilKoA dan Malonil KoA (dari karboksilasi asetil KoA). Jadi, 2 molekul asetil-
KoA dapat ikut serta dalam reaksi Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian reaksi
dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai poli-β-keto.
Derivat PoliketidaSENYAWA KUINON
Sebagai produk akhir proses oksidasi mono dan polisiklik dengan struktur akhir 1,4 kuinon
Atom karbon bersumber dari asetat dan mevalonat atau jalur shikimat asam amino
aromatikInterkonversi kuinon (Q) dengan air (H2O) membantu membawa elektron
Bersifat nukleofilTerbentuk dalam jumlah besar dari m.o tanah atau oksidasi turunan
pirogalolBenzokuinonFumigatin dan hidroksimetil p-benzo-kuinin (juga p-benzokuimon lain)
telah banyak diisolasi dari fungiShanorelin, pigmen kuning Shanorella
spirotricha (Ascpmycetes)Sitrinin metabolit jamur berkhasiat anti biotik, juga dapat diisolasi
dari tumbuh an tinggi Crotolaria uripataFuscin diisolasi Oidiodendron fuscum, atom c5 dari
asam mevalonatp-Benzokuinon dan turunannya terda-pat arthropoda, milliapoda dan insekta
Antrakuinon dan AntronAntrasen (utama tingkat oksidasi kuinon) terda-pat dalam m.o,
tumbuhan dan binatang rendahKerangka trisiklik kehilangan gugus 3-karboksi-lat,
menghasilkan turunan antrasena (15 atom C), dikenal dan ditemukan banyak dalam fungi
bersa-ma antron dan antron dimer Penicillium islandi-cumRutilantinon (glikosida antibiotik)
merupakan antrakuinon dari Strptomyces sp.Emodin banyak dalam fungi imperfektif dan
tum-buhan tinggi sebagai glikosida (Rhamnus frangu-la)BENZOFENON –
XANTONDEPSIDA – DEPSIDONAFLATOKSINTETRASIKLINANTIBIOTIKA
MAKROLIDAIsolasi suatu poliketida dari suatu spesies
Salah satu contoh proses isolasi suatu poliketida dari suatu sampel atau spesies adalah isolasi
dari elusidasi dari satosporin A dan B dari bakteri kitasatospora griseola.
Persiapan sampel
Sampel yang digunakan adalah bakteri, maka untuk mendapatkan hasil ekstrak yang cukup
dibutuhkan bakteri dengan jumlah yang cukup banyak. Sebelum mengekstraksi sampel
terlebih dahulu dilakukan kultur jaringan, agar mendapatkan bakteri dengan jumlah yang
cukup banyak sehingga hasil ekstraksi yang dihasilkan juga banyak. Kultur jaringan dari
bakteri dilakukan pada medium yang sempit dengan volume 12 liter.
Proses pemurnian
Pemurnian sampel dilakukan menggunakan alat HPLC dengan eluen asetonitril dan silica gel
orthogonal. Dan akan diperoleh satosporin A dan satosporin B.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran