Anda di halaman 1dari 18

DISTRIBUSI KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES

dr. Juli Endang Yustriang Lase


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKIK NYARING
TAHUN 2019 - 2020
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Indonesia dan semua negara di dunia masih menghadapi permasalahan
penyakit hewan yang secara alami dapat menular ke manusia atau sebaliknya
yang disebut zoonosis. Penyakit zoonosis yang masuk ke dalam daftar penyakit
hewan menular strategis di Indonesia yaitu rabies, anthrax, avian influenza,
salmonellosis dan brucellosis.
Penyakit rabies di Indonesia masih merupakan penyakit hewan yang penting
dan termasuk ke dalam penyakit hewan menular strategis prioritas karena
berdampak terhadap sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI

Rabies adalah penyakit zoonosis atau


penyakit yang ditularkan dari hewan ke
manusia yang disebabkan oleh virus
rhabdovirus.
EPIDEMIOLOGI
Secara global, rabies dapat ditemukan
hampir di berbagai belahan dunia.
Di Indonesia, penyakit rabies telah
dilaporkan sejak awal abad 19 dan masih
menjadi masalah endemik pada beberapa
pulau besar seperti Bali, Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Flores.

Distribusi Geografis Rabies Di Indonesia


ETIOLOGI
Rabies merupakan penyakit virus menular yang disebabkan oleh virus
dari Family Rhabdoviridae dan Genus Lyssavirus.
PATOGENESIS

Lamanya masa inkubasi bergantung pada


dosis virus yang masuk ke dalam tubuh, jarak
lokasi masuknya virus dengan sistem saraf
pusat, dan tingkat keparahan luka gigitan
hewan penginfeksi rabies.

Semakin dekat lokasi masuknya virus rabies


dengan sistem saraf pusat, maka semakin
singkat juga masa inkubasinya.
GAMBARAN KLINIS
PENATALAKSANAAN
Hari pertama Satu kali lengan kiri dan satu kali lengan kanan
Hari ketujuh Satu kali lengan kiri
Hari ke-21 Satu kali lengan kanan
Booster Satu kali hari ke-30 bila penderita diberi SAR

Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) Pemberian Serum Anti Rabies (SAR)
DOSIS DOSIS CARA & LOKASI
CARA & LOKASI JENIS VAKSIN WAKTU
JENIS VAKSIN WAKTU ANAK DEWASA PEMBERIAN
ANAK DEWASA PEMBERIAN
Hemolog 20 IU/ 20 IU/
Hari ke-0
4x (HIRG) KgBB KgBB Infiltrasi disekitar
DASAR 0.5 ml 0.5 ml atau
 Cara IM pemberian luka gigitan
bersamaan
 Lokasi Regio sebanyak
SAR dengan
VAR Deltoideus Heterolo 40 IU/ 40 IU/ mungkin dan
pemeberian
kanan dan Hari ke- g (ERIG) KgBB KgBB sisanya diberikan
BOOSTER 0.5 ml 0.5 ml VAR
kiri 90 secara IM
pertama
PENCEGAHAN
HASIL PENELITIAN
DISTRIBUSI KASUS BERDASARKAN TAHUN

70%

59%
60%

50%
41%
40%

30%
Dari diagram disamping dapat diketahui bahwa
20% kasus gigitan hewan penular rabies di wilayah
kerja Puskesmas Pekik Nyaring lebih banyak
10% terjadi pada tahun 2020 (59%) daripada tahun
2019 2020 2019 (41%)
0%
Tahun
DISTRIBUSI KASUS BERDASARKAN JENIS HEWAN PENULAR

60%

51%
50%

40%
32%
30%

Dari diagram disamping dapat diketahui bahwa


20% 17% kasus gigitan hewan penular rabies di wilayah
kerja Puskesmas Pekik Nyaring lebih banyak
10%
berasal dari anjing (51%) daripada kucing (32%)
Anjing Kucing Kera dan kera (17%).
0%
Hewan
DISTRIBUSI KASUS BERDASARKAN JENIS KELAMIN

53%

52%
52%

51%

50%

49%

48%
48% Dari diagram disamping dapat diketahui bahwa
kasus gigitan hewan penular rabies di wilayah
47% kerja Puskesmas Pekik Nyaring lebih banyak
Laki-laki Perempuan pada laki-laki (52%) daripada perempuan (48%).
46%
Jenis Kelamin
DISTRIBUSI KASUS BERDASARKAN USIA

70%

59%
60%

50%

40%

30%
24% Dari diagram disamping dapat diketahui bahwa
20% 17% kasus gigitan hewan penular rabies di wilayah
kerja Puskesmas Pekik Nyaring lebih banyak
10% terjadi pada usia anak-anak (59%) dari pada
Anak-anak Dewasa Lansia dewasa (24%) dan lansia (17%).
0%
Usia
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai