Anda di halaman 1dari 18

4/7/2018

Kebijakan Kementerian Kesehatan


dalam
Pencegahan dan Pengendalian
HEPATITIS

Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes


Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit – Kemenkes RI
SEMINAR PATELKI, JAKARTA 7 APRIL 2018
1

SISTIMATIKA

1. Analisis Situasi
2. Kebijakan Operasional
3. Kegiatan, Hasil, dan Langkah Selanjutnya
4. Penutup

1
4/7/2018

Analisis Situasi

• Hepatitis virus merupakan penyakit menular berupa peradangan hati yang


disebabkan oleh virus. Terdapat 5 jenis virus : Hepatitis A,B,C, D , E
• Berdasarkan cara penularan , dibagi 2 :
a. Fecal Oral : Hepatitis A dan E
b. Parenteral : Hepatitis B,C, D
• Hepatitis B seratus kali lebih infeksius dibandingkan dengan HIV dan
Hepatitis C sepuluh kali lebih infeksius dibandingkan dengan HIV
• Riskesdas Balitbangkes 2013: Prevalensi Hepatitis B 7,1% atau
sekitar 18 juta penduduk terinfeksi Hepatitis B dan Proporsi positif
Anti HCV 1,01 % atau sekitar 2,5 juta penduduk terinfeksi Hepatitis C

2
4/7/2018

KLB HEPATITIS A DI INDONESIA TAHUN 2014

Kalimantan Timur
Kab. Paser
 Kec. Batu Kajang
: 179/0/0

Bengkulu
Kota Bengkulu
 Kec. Teluk Sagara : 19/0/0

SUMBAR
Kab Sijunjung
 Kec. Kamang : 130/0/0

Kab. Pesisir Selatan


 Kec. Balai Selasa
: 30/0/0

4 KLB, total kasus 358, CFR 0


(di 3 Provinsi, 4 Kabupaten)

Proporsi Hepatitis B dan C, Riskesdas Balitbangkes 2013

3
4/7/2018

KEBIJAKAN OPERASIONAL

STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
( Permenkes No.64 Tahun 2015)
DIREKTORAT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR LANGSUNG

SUBBAGIAN
TATA USAHA

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT HIV AIDS DAN PENYAKIT HEPATITIS DAN PENYAKIT
INFEKSI SALURAN PENYAKIT TROPIS
TUBERKULOSIS INFEKSI MENULAR INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT MENULAR LANGSUNG
SEKSUAL PENCERNAAN

SEKSI SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI
TUBERKULOSIS INFEKSI SALURAN
HIV AIDS HEPATITIS KUSTA
SENSITIF OBAT PERNAPASAN ATAS

SEKSI
SEKSI
SEKSI TUBERKULOSIS SEKSI PENYAKIT INFEKSI SEKSI
PENYAKIT INFEKSI
RESISTENSI OBAT PNEUMONIA SALURAN FRAMBUSIA
MENULAR SEKSUAL
PENCERNAAN

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

4
4/7/2018

Subdit Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan

 Seksi HEPATITIS:
untuk Hepatitis virus yang ditularkan secara parenteral (tidak melalui
saluran cerna) meliputi Hepatitis B dan C

 Seksi Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan (PISP) :


untuk kelompok penyakit saluran cerna yang ditularkan secara orofecal
(mulut/makanan-minuman yang tercemar tinja) antara lain Hepatitis A, E,
Diare, Tifoid, dll sesuai perkembangan situasi penyakit menimbulkan
dampak kesmas secara luas

Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian


Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan

TUJUAN UMUM
Melaksanakan Kegiatan Pengendalian Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran
Pencernaan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal
 TUJUAN KHUSUS
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang hepatitis dan
penyakit infeksi saluran pencernaan
 Mencegah terjadinya penularan hepatitis dan penyakit infeksi saluran pencernaan
secara meluas di masyarakat khususnya kelompok masyarakat yang rentan (bayi,
balita dan orang usia lanjut)
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat hepatiis dan dan penyakit infeksi
saluran pencernaan
 Meningkatkan kualitas hidup orang dengan Hepatitis

5
4/7/2018

UPAYA 2018
Kegiatan Penanggulangan Hepatitis Virus
Permenkes No 53 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Hepatitis Virus
CEGAH TEMUKAN TATALAKSANA

1. Promosi Kesehatan Deteksi Dini dan Penanganan Kasus :


- Penggerakan Dan Peningkatan Penemuan Kasus: 1.Konseling
Pengetahuan Dan Kesadaran
Masyarakat Melalui Hari Hepatitis
1. Deteksi Dini Hepatitis 2.Merujuk Ibu Hamil
Sedunia (HHS) Dan Gerakan B pada Ibu Hamil , dengan HBsAg reaktif
Masyarakat (Germas) Tenaga Kesehatan untuk tatalaksana
Hepatitis B
- Peningkatan Kapasitas Pengelola
Program Hepatitis
2. Perlindungan Khusus:
P 2. Deteksi Dini Hepatitis
C Pada populasi
beresiko (penasun,
3.Pemberian HBIg Pada
bayi yang lahir dari Ibu
Sosialisasi Kewaspadaan Univesal
3. Pemberian Imunisasi: WPS, WPS, Pasien HBsAg reaktif <24 Jam
Pemberian Vaksin Hepatitis Pada Bayi Hemodialisis, LSL) Kelahiran
Baru Lahir Dan Tenaga Kesehatan 4.Pengobatan Hepatitis B
dan C

11

INDIKATOR KEGIATAN HEPATITIS


2015 - 2019

NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019


ELIMINASI PENULARAN HEPATITIS B DARI IBU KE ANAK TAHUN 2022,
ELIMINASI HEPATITIS PADA TAHUN 2030
1 % Kab/kota yang melakukan sosialisasi dan atau 3 10 20 40 80 80
advokasi ttg hepatitis.
2 Jumlah Propinsi yang melakukan kegiatan surveilans 7 14 21 28 34 34
Sentinel Hepatitis pada populasi berisiko

3 % Kab/kota yang melakukan deteksi dini hep B 3 10 20 30 60 80


pada bumil
4 % Kab/kota yang melakukan deteksi dini hep B dan C NA 10 20 30 60 80
pada populasi beresiko
5 % orang yang terdeteksi dg HBsAg positif yang NA 2,5 5 10 20 30
mendapatkan akses perawatan/upaya lanjutan

6 % Orang Dengan Hep C mendapatkan akses NA 5 10 20 40 60


perawatan/layanan lanjutan

6
4/7/2018

Roadmap Pengendalian Hepatitis


ROADMAPdiELIMINASI
Indonesia HEPATITIS

2019 2030
80% Kab/Kota Eliminasi
( 411 Kab/Kota) Hepatitis
melakukan DDHBC B dan C
2022
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hep B
dari Ibu ke Anak (PPIA)
Permenkes No.52 Th.2017
2018
60% Kab/Kota =
2017
30%Kab/kota (154
308 Kab/kota Kab/kota yang melaksanakan DDHB
Kab/Kota) melakukan DDHBC pada > 90% Bumil
melakukan DDHBC

Target Sasaran PPIA


5,3 Jt Bumil Dideteksi

Roadmap Eliminasi Hepatitis


(2015-2030)
2005-2009 2010-2014 2015-2019
2015-2020 2020-2030

Universal
Coverage
Upaya Kuratif
Eliminasi
Hepatitis
(2030)

Pendukung/penunjang

SA Populasi Risti 5. LGBT 1. 90% kelompok Risti melakukan Deteksi Dini


SA 2. 90% bayi baru lahir mendapatkan Imun Hep B <24 jam, dan HBIG dari ibu reaktif hep

RA
1.Bumil 6. ODHA B
3. 80% orang yang ditemukan mendapat layanan lanjutan
N 2.Nakes 7. Pasien IMS
3.Penasun 8.Hemodialisis
4.Pekerja seks 9.Warga Binaan

EMTCT  95% bayi baru lahir HBO<24 jam; 90% bumil lakukan DDHB; 90% bayi yg lahir dari
bumil HBsAg pos diberikan HBO dan HBIG

7
4/7/2018

KEGIATAN, HASIL DAN LANGKAH


SELANJUTNYA

PRIORITAS PROGRAM P2 HEPATITIS

• Melakukan upaya pemutusan penularan Hep B dan C


- Hep B fokus pada penularan dari ibu ke anak dan
pengendalian Faktor Risiko
- Hepatits C fokus pemutusan penularan, tatalaksana & mencegah relaps
terutama pd kelompok risti

• Melakukan Screening Hepatitis B&C pada populasi berisiko :


o Pengguna Narkoba Suntik
o Hemodialisa
o Keluarga Pengidap Hepatitis C
o Kontak Darah dengan Penderita Hepatitis C
o Tranfusi Darah
o Tato/Tindik
o Tenaga Kesehatan, dll

8
4/7/2018

Upaya yang telah dilakukan


1. Memasukkan DAA (Sofosbuvir, Simeprevir, Ribavirin) ke dalam Formularium
Nasional
2. Proses agar Layanan Pengobatan Hepatitis C termasuk pemeriksaan
diagnostik dan evaluasi terapi dapat diakses melalui BPJS
3. Peningkatan Kapasitas Dokter Sp.PD dari 34 provinsi (APBN)
4. Penetapan Provinsi dan RS Layanan Hep C  Kepmenkes RI
No.HK.01.07/Menkes/528/2017 ttg Penunjukan RS Pelaksana Layanan
Hepatitis C berdasarkan :
a. Data Estimasi jumlah penasun terbesar Subdit HIV AIDS :
(1) Jawa Timur (5.067)
(2) DKI Jakarta (4.585)
(3) Jawa Barat ( 4.532)
(4) Sumatera Utara (1.471)
(5) Sulawesi Selatan (1.464)
(6) Jawa Tengah (1.453)

Upaya yang telah dilakukan ...(2)


(b) Komitmen dari Dinas Kesehatan Provinsi dalam Program P2
Hepatitis : mempertimbangkan ketersediaan KGEH atau
dr.SpPD terlatih  menunjuk RS Layanan Hep C

(c) Peningkatan Kapasitas Tim RS Layanan Hepatitis C termasuk


Pencatatan dan Pelaporan  Dukungan CHAI, PKNI

(d) Ketersediaan Alat TCM dan Peningkatan Kapasitas Petugas


Laboratorium  Termasuk TCM dengan dukungan CHAI

5. Ketersediaan dan Pendistribusian Obat Hepatitis C DAA :


- Pengusulan Pengadaan DAA berdasarkan Rekomendasi
PPHI dan DAA yang sudah memiliki NIE BPOM
- Donasi Obat Daclatasvir

9
4/7/2018

Upaya yang telah dilakukan ...(3)

6. Integrasi program : Pemeriksaan HCV RNA terintegrasi dengan


program P2TB dan HIV menggunakan alat Test Cepat Molekular
(GeneXpert)

7. Dukungan dan Fasilitasi berbagai pihak terkait (PPHI, WHO, PKNI,


CHAI, KPH, dll) :
- Media KIE
- Lembar SOP Tatalaksana Kasus Hep C
- Pedoman Singkat Tatalaksana Hep.C
- SOP Pemeriksaan HCV RNA dengan TCM

8. Rencana pengembangan provinsi untuk layanan Hepatitis C dengan dukungan


berbagai pihak : PPHI, Dinkes Provinsi, PKNI, CHAI

Pengembangan Layanan Hepatitis C

1. Provinsi Bali :
- RS Sanglah siap menjadi layanan Hepatitis C
- Peningkatan kapasitas SDM termasuk SDM di Lab
utk TCM
2. Provinsi lainnya : Sulawesi Utara, Lampung, NTB
 perlu koordinasi dan perencanaan yang matang
terkait kesiapan SDM dan ketersediaan logistik

10
4/7/2018

Persediaan Obat Hepatitis C


Tahun 2016-2017

No Lokasi Nama Obat Satuan Persediaan


2016 2017
1 Sofosbufir 400 mg Tablet/kapsul 504.000 168.000
Buffer Stok Pusat

2 Simeprevir 150 mg Tablet/kapsul 28.812 117.600

3 Ribavirin 200 mg Tablet/kapsul 1.512.000 201.600

PENYEDIAAN OBAT HEPATITIS


TAHUN 2018

NO. USULAN PROGRAM USULAN KETERANGAN

1 Daclatasvir 60 mg 12.600 Botol

2 Daclatasvir 30 mg 6.480 Botol Usulan utk 3000


pasien dan 500
pasien HD
Kombinasi Elbasvir 50
3 mg + Grazoprevir 100 1.500 Botol
mg

11
4/7/2018

DISTRIBUSI HCV VIRAL LOAD


UNTUK PENGOBATAN HEPATITIS C
TAHUN 2018

Distribusi
No Provinsi HCV Viral Load
HCV Viral Load Tahap II HCV Viral Load Tahap III
Tahap I

1 Sumatera Utara 100 0 0


2 DKI Jakarta 1.300 1.000 100
3 Jawa Barat 250 200 1.000

4 Jawa Tengah 200 200 200


5 Jawa Timur 200 200 200
Sulawesi
150
6 Selatan 150 200
7 Bali 100 50 200
8 Sulawesi Utara 100 50 100
9 Lampung 30 30 0
10 NTB 30 30 0
11 Stok Pusat 40 90 170
Jumlah 2.500 2.000 2.000

40
33,66% (173kab/kota)
35

30
30% 154
kab/kota)
25
Persentase (%)

20 Ket:
17,12% (88 kab/kota)
Target
Target
15 Capaian
Capaian

10
10% (51 kab/kota)
5,8 %(30 kab/kota)
5
5% (26 kab/kota)

0
2015 2016 2017
Tahun

12
4/7/2018

Persentase Kabupaten/Kota
Melaksanakan Deteksi Dini Hepatitis B Pada Bumil
Di Indonesia Tahun 2017
120.00
100.00

100.00
90.00

87.50

73.33

80.00
70.00

66.67

66.67

63.16

60.00

52.17
60.00
45.71

45.45

41.67

41.18

40.00

33.66
33.33

30.77
40.00

28.57

27.59

25.00

23.68

21.43

20.00

16.67

15.38

14.81

14.29

11.76
20.00

10.00

9.09

7.69

7.14

6.06

4.55
0.00

Persentase Kab/Kota Melaksanakan DDHB (%) Target Nasional (30%)

13
4/7/2018

Persentase Ibu Hamil Melaksanakan DDHB dan


Bumil Reaktif HBsAg di Indonesia
Tahun 2017
70.00
59.89

58.12

56.24

60.00
51.31

50.00
42.65

41.73

40.04

36.62

40.00
32.32

32.15

30.20

29.76

29.54

24.91

24.34
30.00

23.95

23.20

22.77

22.26

21.75

19.15

17.25

16.35
20.00

13.13

13.04

12.68

11.94

11.94

11.32

9.77

7.01
10.00
6.15

5.26

3.42
3.92

2.58
3.79
3.65
3.64

3.34
3.20
3.01

2.96

2.95
2.77

1.40
2.64

2.63

2.62
2.49
2.42

2.08
1.72
1.70
1.62

1.59
1.43

1.40
1.38

1.36

1.34
1.31
1.17

1.14

1.08

0.84
0.74

0.00
0.00

Persentase Bumil Diperiksa DDHB-Provinsi (%) Persentase Bumil Positif HBsAg - Provinsi (%) Persentase Nasional Bumil Diperiksa DDHB (28,35%) Persentase Nasional Bumil Positif HBsAg (2,21%)

14
4/7/2018

DETEKSI DINI HEPATITIS B


PADA IBU HAMIL
TAHUN 2017
∑ sasaran ibu
hamil di 173
kab/kota:
2.065.321

∑ bayi
∑ Ibu hamil mendapatkan
yang dideteksi HBIg <24 jam:
dini Hepatitis 6.103
B: 585.664
(28,36%)

Cascade Pengobatan Hepatitis C


dengan Direct Acting Antiviral (DAA)
di 7 provinsi ( Mei 2017 s.d 4 April 2018)

15
4/7/2018

Data Layanan Hepatitis C dengan DAA


( Mei 2017 – 4 April 2018
Mulai Ko-
Nama Tes Anti Anti Tes VL VL HCV Sembuh Non Mono-
Pengobata Sirosis infeksi
Provinsi HCV HCV + HCV Terdeteksi (SVR12) Sirosis infeksi
n HIV
DKI
14229 1559 1559 1054 1054 20 639 382 498 523
JAKARTA
JABAR 236 236 236 236 236 0 136 97 81 153

JATENG 130 130 130 130 130 0 31 99 7 123

JATIM 2081 711 711 341 161 0 79 76 20 141

SULSEL 1374 151 147 94 75 0 33 42 4 71

SUMUT 364 126 126 84 36 0 0 1 0 1

BALI 396 63 63 60 60 0 33 34 31 36

NASIONAL 18810 2976 2972 1999 1752 20 951 731 641 1048

STATUS PASIEN PENGOBATAN DAA HEPATITIS


C

Status Sirosis Status Koinfeksi

731; Non Sirosis Koinfeksi HIV


43% 641; 38%
Sirosis Monoinfeksi
951; 1048; 62%
57%

16
4/7/2018

AKSELERASI
PENCAPAIAAN SASARAN 2018
PROGRAM P2 HEPATITIS
 Deteksi dini Hepatitis B minimal 60% Ibu Hamil diperiksa
terintegrasi dengan HIV dan Sifilis ( Triple Eliminasi )

 Deteksi dini hepatitis C pada populasi beresiko (Penasun, Pasien


Hemodialisis)

 Peningkatan layanan hepatitis C di 12 provinsi (DKI, Sumatra


Utara, Jawa tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Sulawesi
Selatan, Lampung, NTB, Sulawesi Utara, Kalimantan
Barat, Jambi)

PENUTUP

1. Hepatitis B dan C di Indonesia mempunyai beban masalah besar


di Indonesia, diperkirakan terdapat 18 juta penduduk terinfeksi
Hepatitis B dan 2,5 juta penduduk terinfeksi Hepatitis C

2. Perlu upaya percepatan dalam mencapai Eliminasi Penularan


HIV, Sifilis dan HepatitisB dari Ibu Ke Anak tahun 2022 dan
Eliminasi Hepatitis di tahun 2030

3. Perlunya dukungan berbagai pihak terintegrasi dalam upaya


pencegahan dan pengendalian Hepatitis

17
4/7/2018

TERIMA KASIH

18

Anda mungkin juga menyukai