DISUSUN OLEH:
Desi Mujiastuti (200070600011002)
Nashinta Lakmi Putri (200070600011012)
Eki Mayuka T (200070600011021)
Inas Okti Anggita Sari (200070600011026)
Rizcha Anastasia Widodo (200070600011010)
7 Glimepiride 2 mg Glimepiride 2 mg
8 Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
12 Peptovell Ranivel
22 Borraginol S Borraginol S
23 Ondansetron 4mg/2ml Ondansetron 8mg/4ml
25 ODR 4 ODR 8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Obat-obatan high alert merupakan obat-obatan yang perlu diwaspadai karena
penggunaan yang salah dapat menyebabkan cedera yang serius. Sedangkan obat-obatan
LASA penyimpanannya perlu diperhatikan karena memiliki penampakan dan bunyi yang
mirip sehingga rentan untuk terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Terdapat berbagai
macam obat-obatan High Alert dan LASA yang terdapat di RSU UMM. Pada Gudang
Farmasi RSU UMM, obat-obatan high alert disimpan dalam rak yang berbeda dan
diberikan label high alert double check pada kemasan sekunder untuk meningkatkan
kewaspadaan petugas, sedangkan obat-obatan LASA disimpan dengan diberikan jarak
antar obat dengan bunyi yang mirip serta diberikan stiker LASA pada kemasan sekunder
dan kotak penyimpanan.
4.2 Saran
Obat dengan dengan bunyi yang mirip selain diberi jarak pada penyimpanannya
sebaiknya diberi label dengan metode Tallman lettering
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Permenkes RI. Nomor 1691 Tahun 2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Permenkes, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah sakit. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.